Anda di halaman 1dari 143

DAFTAR ISI

PERATURAN PERUNDANG-UNDANG

1. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA


NOMORM.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN NEGARA CALLING
VISA DAN PEMBERIAN VISA BAGI WARGA NEGARA DARI NEGARA CALLING VISA
2. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24
TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR TEKNIS PERMOHONAN DAN PEMBERIAN VISA
KUNJUNGAN DAN VISA TINGGAL TERBATAS
3. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51
TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR TEKNIS PERMOHONAN DAN
PEMBERIAN VISA KUNJUNGAN DAN VISA TINGGAL TERBATAS
4. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52
TAHUN 2016 TENTANG PENERBITAN STUDENT VISA DAN CAP STUDENT VISA
5. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16
TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN VISA DAN IZIN TINGGAL BAGI TENAGA KERJA
ASING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.09-1181 TANGGAL 28 MARET 2013


TENTANG PENERBITAN PERSETUJUAN VISA KUNJUNGAN (REV.01)
2. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.10-1182 TANGGAL 28 MARET 2013
TENTANG PENERBITAN PERSETUJUAN VISA TINGGAL TERBATAS (REV.01)
3. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.01-2535 TANGGAL 12 AGUSTUS
2013 TENTANG PENERBITAN VISA ATAS KUASA SENDIRI
4. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.01-2536 TANGGAL 12 AGUSTUS
2013 TENTANG PENERBITAN ATAS PERSETUJUAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
5. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.01-0338 TANGGAL 16 JANUARI 2015
TENTANG PENERBITAN PERSETUJUAN VISA TINGGAL TERBATAS PADA UNIT PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.301, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA. Calling Visa. Penetapan Negara.
Pemberian Visa.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMORM.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2012
TENTANG
TATA CARA PENETAPAN NEGARA CALLING VISA DAN PEMBERIAN VISA
BAGI WARGA NEGARA DARI NEGARA CALLING VISA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa arus globalisasi mempermudah orang


melintasi batas suatu negara, sehingga selain
berdampak menguntungkan juga menimbulkan
kerawanan terjadinya kejahatan internasional yang
dilakukan oleh warga negara asing khususnya warga
negara dari negara yang dianggap mempunyai tingkat
kerawanan dari aspek ideologi, aspek politik, aspek
ekonomi, aspek sosial, aspek budaya, aspek
pertahanan dan keamanan negara, serta aspek
keimigrasian;
b. bahwa untuk mengantisipasi dampak yang
merugikan kepentingan bangsa dan negara terhadap
masuk dan beradanya warga negara dari negara yang
dianggap mempunyai tingkat kerawanan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu
dilakukan penilaian dan penelitian permohonan visa;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.301 2

menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak


Asasi Manusia tentang Tata Cara Penetapan Negara
Calling Visa dan Pemberian Visa Bagi Warga Negara
dari Negara Calling Visa;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5216);
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1994 tentang
Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 55,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3563) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2005 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1994 tentang
Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 95,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4541);
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden
Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 141);
5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon
I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon
I Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 141);

www.djpp.depkumham.go.id
3 2012, No.301

6. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10


Tahun 1995 tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan,
Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin
Keimigrasian sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Nomor M.HH-01.GR.01.06 Tahun
2012 tentang Perubahan Kelima atas Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun
1995 tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa
Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian;
7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 676);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG TATA CARA PENETAPAN NEGARA CALLING
VISA DAN PEMBERIAN VISA BAGI WARGA NEGARA DARI
NEGARA CALLING VISA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Negara Calling Visa adalah negara yang kondisi atau keadaan
negaranya dinilai mempunyai tingkat kerawanan tertentu ditinjau dari
aspek ideologi, aspek politik, aspek ekonomi, aspek sosial, aspek
budaya, aspek pertahanan dan keamanan negara, dan aspek
keimigrasian.
2. Visa atas Kuasa Sendiri adalah visa yang diterbitkan secara langsung
oleh Perwakilan Republik Indonesia atau pejabat yang ditunjuk
berdasarkan persyaratan tertentu.
3. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang hukum dan hak asasi manusia.
4. Pejabat yang Ditunjuk adalah Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas
Luar Negeri pada Perwakilan Republik Indonesia.
5. Penjamin adalah orang atau korporasi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan Orang Asing selama berada di Wilayah
Indonesia.

www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.301 4

BAB II
PENETAPAN NEGARA CALLING VISA
Pasal 2
(1) Menteri menetapkan negara yang dikategorikan sebagai Negara Calling
Visa dengan Keputusan Menteri.
(2) Untuk menetapkan Negara Calling Visa, Menteri membentuk tim
koordinasi penilai visa.
(3) Keanggotaan tim koordinasi penilai visa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) terdiri atas unsur:
a. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
b. Kementerian Dalam Negeri;
c. Kementerian Luar Negeri;
d. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
e. Kepolisian Negara Republik Indonesia;
f. Kejaksaan Agung;
g. Badan Intelijen Negara;
h. Badan Intelijen Strategis Tentara Nasional Indonesia; dan
i. Badan Narkotika Nasional.
Pasal 3
Tim koordinasi penilai visa bertugas:
a. mengevaluasi negara yang kondisi atau keadaan negaranya
mempunyai tingkat kerawanan tertentu;
b. memberikan rekomendasi kepada Menteri dalam menetapkan Negara
Calling Visa; dan
c. memberikan rekomendasi kepada Direktur Jenderal Imigrasi dalam
menyetujui atau menolak permohonan visa.
Pasal 4
(1) Evaluasi Negara Calling Visa oleh tim koordinasi penilai visa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan baik secara
periodik maupun insidental.
(2) Evaluasi secara periodik dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali
dalam waktu 1 (satu) tahun.
(3) Evaluasi secara insidental dilaksanakan sewaktu-waktu sesuai
dengan kebutuhan.

www.djpp.depkumham.go.id
5 2012, No.301

BAB III
PEMBERIAN VISA
Pasal 5
(1) Pemberian visa bagi warga negara dari Negara Calling Visa merupakan
kewenangan Menteri.
(2) Pelaksanaan pemberian visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh Direktur Jenderal Imigrasi.
Pasal 6
(1) Permohonan visa diajukan kepada:
a. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di negara asal warga
negara dari Negara Calling Visa; atau
b. Direktur Jenderal Imigrasi.
(2) Permohonan visa yang diajukan kepada Kepala Perwakilan Republik
Indonesia yang bukan di negara asalnya hanya dapat dilakukan jika:
a. tidak terdapat Perwakilan Republik Indonesia di negara asalnya;
atau
b. warga negara dari Negara Calling Visa berprofesi sebagai:
1. dosen/pengajar;
2. mahasiswa;
3. tenaga ahli;
4. penanam modal/investor; atau
5. pekerja tingkat manajer termasuk suami atau isteri dan
anaknya sebagai anggota keluarga,
yang sedang berada di negara lain.
Pasal 7
Dalam mengajukan permohonan visa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 ayat (1), warga negara dari Negara Calling Visa harus memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 8
(1) Permohonan visa yang diajukan kepada Direktur Jenderal Imigrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b hanya dapat
dilakukan oleh Penjamin yang berdomisili di Indonesia.
(2) Penjamin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. orang yang berkewarganegaraan Indonesia; atau
b. korporasi yang berbadan hukum.

www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.301 6

Pasal 9
(1) Terhadap permohonan visa dilakukan pemeriksaan kelengkapan
persyaratan dan penelitian kebenaran maksud dan tujuan
permohonan visa.
(2) Dalam melakukan pemeriksaan kelengkapan persyaratan permohonan
visa pada Perwakilan Republik Indonesia, dapat dilakukan wawancara
langsung dengan warga negara dari Negara Calling Visa oleh Kepala
Perwakilan Republik Indonesia atau Pejabat yang Ditunjuk.
(3) Pemeriksaan kelengkapan persyaratan permohonan visa pada
Direktorat Jenderal Imigrasi dilakukan oleh Direktur Jenderal Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
Pasal 10
Kelengkapan persyaratan dan hasil pemeriksaan kelengkapan persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 yang dilakukan pada:
a. Perwakilan Republik Indonesia disampaikan kepada tim koordinasi
penilai visa melalui Direktur Jenderal Imigrasi; atau
b. Direktorat Jenderal Imigrasi disampaikan kepada tim koordinasi
penilai visa,
untuk mendapatkan penilaian.
Pasal 11
(1) Tim koordinasi penilai visa dalam memberikan rekomendasi kepada
Direktur Jenderal Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf c melakukan:
a. penelitian kebenaran persyaratan dan tanggung jawab Penjamin
terhadap warga negara dari Negara Calling Visa serta maksud dan
tujuan masuk ke wilayah Indonesia; dan
b. penilaian kelayakan permohonan visa.
(2) Dalam melakukan penelitian dan penilaian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), tim koordinasi penilai visa dapat:
a. melakukan wawancara langsung dengan Penjamin dalam rapat
tim; dan/atau
b. melakukan pengumpulan bahan keterangan lain terkait
Penjamin.
(3) Dalam hal Penjamin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berasal dari
korporasi yang berbadan hukum, Penjamin merupakan pimpinan
korporasi yang bersangkutan.
(4) Hasil penelitian dan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Direktur Jenderal Imigrasi sebagai rekomendasi
untuk menyetujui atau menolak permohonan visa.

www.djpp.depkumham.go.id
7 2012, No.301

Pasal 12
Kepala Perwakilan Republik Indonesia atau Pejabat yang Ditunjuk dapat
menerbitkan Visa atas Kuasa Sendiri bagi warga negara dari Negara
Calling Visa jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. tidak tercantum dalam daftar penangkalan;
b. membayar biaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
c. melakukan kunjungan ke negara Indonesia dalam rangka:
1. kegiatan konferensi atau program pelatihan yang diselenggarakan
oleh instansi pemerintah dan/atau organisasi internasional di
bawah Perserikatan Bangsa Bangsa, dengan menunjukan asli dan
melampirkan fotokopi dokumen pendukung sebagai berikut:
a) paspor kebangsaan yang sah dan masih berlaku untuk jangka
waktu paling singkat 18 (delapan belas) bulan;
b) surat undangan/pemberitahuan;
c) surat penjaminan dari pengundang; dan
d) tiket kembali atau tiket terusan untuk melanjutkan
perjalanan ke negara lain.
2. kegiatan investasi di wilayah Indonesia, dengan menunjukan asli
dan melampirkan fotokopi dokumen pendukung sebagai berikut:
a) paspor kebangsaan yang sah dan masih berlaku untuk jangka
waktu paling singkat 18 (delapan belas) bulan;
b) surat undangan dari Penjamin;
c) surat penjaminan selama berada di wilayah Indonesia;
d) tiket kembali atau tiket terusan untuk melanjutkan
perjalanan ke negara lain;
e) rekomendasi instansi terkait mengenai penanaman modal
atau investasi; dan
f) rekomendasi Badan Intelijen Strategis Tentara Nasional
Indonesia jika kegiatan dilakukan di daerah konflik yang
membahayakan keberadaan dan keamanan orang asing.
3. pembicaraan kegiatan sektor usaha yang memberikan dampak
positif langsung untuk perekonomian Indonesia, dengan
menunjukan asli dan melampirkan fotokopi dokumen pendukung
sebagai berikut:
a) paspor kebangsaan yang sah dan masih berlaku untuk jangka
waktu paling singkat 18 (delapan belas) bulan;

www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.301 8

b) surat undangan dari Penjamin;


c) surat penjaminan selama berada di wilayah Indonesia;
d) tiket kembali atau tiket terusan untuk melanjutkan
perjalanan ke negara lain; dan
e) rekomendasi Badan Intelijen Strategis Tentara Nasional
Indonesia jika kegiatan dilakukan di daerah konflik yang
membahayakan keberadaan dan keamanan orang asing.
4. kegiatan sosial budaya, dengan menunjukkan asli dan
melampirkan fotokopi dokumen pendukung sebagai berikut:
a) paspor kebangsaan yang sah dan masih berlaku untuk jangka
waktu paling singkat 18 (delapan belas) bulan;
b) tanda masuk yang diterakan dalam paspor kebangsaan yang
menunjukan bahwa yang bersangkutan telah melakukan
kunjungan ke wilayah Indonesia paling sedikit 3 (tiga) kali
dalam 12 (dua belas) bulan; dan
c) tiket kembali atau tiket terusan untuk melanjutkan
perjalanan ke negara lain.
d. memiliki kartu penduduk tetap bagi yang bertempat tinggal di luar
negara asalnya.
Pasal 13
Dalam memberikan Visa atas Kuasa Sendiri, Kepala Perwakilan Republik
Indonesia atau Pejabat yang Ditunjuk harus:
a. melakukan pemeriksaan dan penilaian atas keabsahan dokumen
perjalanan dan dokumen pendukung riwayat kunjungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 huruf c angka 4;
b. melaksanakan prinsip selektif dan kehati-hatian dengan
mempertimbangkan asas manfaat dan keamanan negara;
c. bertanggung jawab terhadap Visa atas Kuasa Sendiri yang
diterbitkannya; dan
d. melaporkan pelaksanaan pemberian Visa atas Kuasa Sendiri kepada:
1. Direktur Jenderal Imigrasi;
2. Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler, Kementerian Luar
Negeri; dan
3. Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian
Luar Negeri.

www.djpp.depkumham.go.id
9 2012, No.301

Pasal 14
(1) Pemberian visa bagi warga negara dari Negara Calling Visa dapat
diberikan untuk beberapa kali perjalanan.
(2) Visa untuk beberapa kali perjalanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan apabila warga negara dari Negara Calling Visa
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. paspor kebangsaan yang sah dan masih berlaku untuk jangka
waktu paling singkat 18 (delapan belas) bulan;
b. telah melakukan kunjungan ke wilayah Indonesia paling sedikit 3
(tiga) kali dalam 12 (dua belas )bulan;
c. tidak tercantum dalam daftar penangkalan;
d. mendapatkan persetujuan Direktur Jenderal Imigrasi
berdasarkan rekomendasi dari tim koordinasi penilai visa;
e. membayar biaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
f. memiliki kartu penduduk tetap bagi yang bertempat tinggal di
luar negara asalnya.
Pasal 15
Permohonan visa ditolak jika:
a. tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
atau Pasal 14 ayat (2); dan/atau
b. mendapatkan rekomendasi penolakan dari tim koordinasi penilai visa.
Pasal 16
(1) Permohonan visa oleh warga negara dari Negara Calling Visa yang
tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan negara Indonesia,
diajukan pada Perwakilan Republik Indonesia di Bangkok atau
Perwakilan Republik Indonesia di Singapura.
(2) Bagi warga negara dari Negara Calling Visa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yang permohonan visanya telah mendapat persetujuan,
hanya dapat masuk ke wilayah Indonesia melalui Tempat
Pemeriksaan Imigrasi Bandar Udara Soekarno Hatta, Jakarta atau
Bandar Udara Ngurah Rai, Bali.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Direktur
Jenderal Imigrasi Nomor IMI-1837.GR.01.06 Tahun 2010 tentang
Pemberian Visa Bagi Warga Negara Asing yang Memerlukan Calling Visa,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.301 10

Pasal 18
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Maret 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 14 Maret 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

www.djpp.depkumham.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1052, 2016 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal
Terbatas. Permohonan dan Pemberian.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2016
TENTANG
PROSEDUR TEKNIS PERMOHONAN DAN PEMBERIAN
VISA KUNJUNGAN DAN VISA TINGGAL TERBATAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 108 Peraturan


Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia tentang Prosedur Teknis Permohonan
dan Pemberian Visa Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang


Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5216);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5409);

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -2-

3. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang


Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 84);
4. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29
Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 186);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG PROSEDUR TEKNIS PERMOHONAN DAN
PEMBERIAN VISA KUNJUNGAN DAN VISA TINGGAL
TERBATAS.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang
masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta
pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya
kedaulatan negara.
2. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa
adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau di
tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing
untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan
menjadi dasar untuk pemberian Izin Tinggal.

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-3-

3. Paspor Kebangsaan adalah dokumen yang dikeluarkan


oleh negara asing kepada warga negaranya untuk
melakukan perjalanan antarnegara yang berlaku selama
jangka waktu tertentu.
4. Izin Tinggal adalah izin yang diberikan kepada Orang
Asing oleh Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar negeri
untuk berada di Wilayah Indonesia.
5. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Wilayah Indonesia adalah seluruh Wilayah
Indonesia serta zona tertentu yang ditetapkan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian.
6. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara
Indonesia.
7. Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah tempat
pemeriksaan di pelabuhan laut, bandar udara, pos lintas
batas, atau tempat lain sebagai tempat masuk dan keluar
Wilayah Indonesia.
8. Alat Angkut adalah kapal laut, pesawat udara, atau
sarana transportasi lain yang lazim digunakan, baik
untuk mengangkut orang maupun barang.
9. Penanggung Jawab Alat Angkut adalah pemilik,
pengurus, agen, nakhoda, kapten kapal, kapten pilot,
atau pengemudi Alat Angkut yang bersangkutan.
10. Dokumen Perjalanan adalah dokumen resmi yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu
negara, Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau organisasi
internasional lainnya untuk melakukan perjalanan antar
negara yang memuat identitas pemegangnya.
11. Penjamin adalah orang atau korporasi yang bertanggung
jawab atas keberadaan dan kegiatan Orang Asing selama
berada di Wilayah Indonesia.
12. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.
13. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Imigrasi.

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -4-

14. Pejabat Imigrasi adalah pegawai yang telah melalui


pendidikan khusus Keimigrasian dan memiliki keahlian
teknis Keimigrasian serta memiliki wewenang untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian.
15. Pejabat Dinas Luar Negeri adalah Pegawai Negeri Sipil di
lingkungan Kementerian Luar Negeri yang telah
mengikuti pendidikan dan khusus untuk bertugas di
Perwakilan Republik Indonesia.
16. Perwakilan Republik Indonesia adalah Kedutaan Besar
Republik Indonesia, Konsulat Jenderal Republik
Indonesia, dan Konsulat Republik Indonesia.
17. Surat Persetujuan Visa adalah surat yang dikeluarkan
oleh Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang memuat penguasaan kepada Perwakilan
Republik Indonesia untuk menerbitkan Visa bagi Orang
Asing.
18. Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian adalah sistem
teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan
untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan
informasi guna mendukung operasional, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam melaksanakan fungsi
Keimigrasian.
19. Indeks Visa adalah kode klasifikasi yang terdiri dari
huruf dan angka yang penggunaannya untuk
menentukan maksud dan tujuan pemberian Visa.
20. Direktorat Jenderal Imigrasi adalah unsur pelaksana
tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia di bidang Keimigrasian.
21. Kantor Imigrasi adalah kantor imigrasi yang memiliki
Tempat Pemeriksaan Imigrasi dalam penyelenggara
penerbitan Visa kunjungan saat kedatangan dan Visa
tinggal terbatas saat kedatangan.

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-5-

Pasal 2
(1) Setiap Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia
wajib memiliki Visa yang sah dan masih berlaku, kecuali
ditentukan lain berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan perjanjian internasional.
(2) Setiap Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya memiliki 1 (satu) Visa.

Pasal 3
(1) Visa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri atas:
a. Visa kunjungan; dan
b. Visa tinggal terbatas.
(2) Pemberian Visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan kewenangan Menteri.
(3) Kewenangan pemberian Visa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan oleh Direktur Jenderal.

Pasal 4
(1) Visa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus
dipergunakan dalam jangka waktu paling lama 90
(sembilan puluh) hari sejak tanggal diterbitkan.
(2) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Visa tidak digunakan, Visa dinyatakan tidak
berlaku.

BAB II
VISA KUNJUNGAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 5
Visa kunjungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf a terdiri atas:
a. Visa kunjungan 1 (satu) kali perjalanan;
b. Visa kunjungan beberapa kali perjalanan; dan
c. Visa kunjungan saat kedatangan.

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -6-

Pasal 6
(1) Visa kunjungan 1 (satu) kali perjalanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf a diberikan kepada Orang
Asing untuk tinggal di Wilayah Indonesia paling lama 60
(enam puluh) hari.
(2) Visa kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada Orang Asing dalam rangka:
a. wisata;
b. keluarga;
c. sosial;
d. seni dan budaya;
e. tugas pemerintahan;
f. olahraga yang tidak bersifat komersial;
g. studi banding, kursus singkat dan pelatihan singkat;
h. memberikan bimbingan, penyuluhan dan pelatihan
dalam penerapan dan inovasi teknologi industri
untuk meningkatkan mutu dan desain produk
industri serta kerja sama pemasaran luar negeri bagi
Indonesia;
i. melakukan pekerjaan darurat dan mendesak;
j. jurnalistik yang telah mendapat izin dari instansi
yang berwenang;
k. pembuatan film yang tidak bersifat komersial dan
telah mendapat izin dari instansi yang berwenang;
l. melakukan pembicaraan bisnis;
m. melakukan pembelian barang;
n. memberikan ceramah atau mengikuti seminar;
o. mengikuti pameran internasional;
p. mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat
atau perwakilan di Indonesia;
q. melakukan audit, kendali mutu produksi atau
inspeksi pada cabang perusahaan di Indonesia;
r. calon tenaga kerja asing dalam uji coba kemampuan
dalam bekerja;
s. meneruskan perjalanan ke negara lain; dan
t. bergabung dengan alat angkut yang berada di
Wilayah Indonesia.

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-7-

Pasal 7
(1) Visa kunjungan beberapa kali perjalanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf b diberikan kepada Orang
Asing dengan masa berlaku Visa selama 5 (lima) Tahun
untuk tinggal di Wilayah Indonesia paling lama 60 (enam
puluh) hari.
(2) Visa kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada Orang Asing dalam rangka:
a. keluarga;
b. sosial;
c. seni dan budaya;
d. tugas pemerintahan;
e. melakukan pembicaraan bisnis;
f. melakukan pembelian barang;
g. mengikuti seminar;
h. mengikuti pameran internasional;
i. mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat
atau perwakilan di Indonesia; dan
j. meneruskan perjalanan ke negara lain.

Pasal 8
(1) Visa kunjungan saat kedatangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf c diberikan kepada Orang Asing
untuk tinggal di Wilayah Indonesia paling lama 30 (tiga
puluh) hari.
(2) Visa kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan kepada Orang Asing dalam rangka:
a. wisata;
b. keluarga;
c. sosial;
d. seni dan budaya;
e. tugas pemerintahan;
f. olahraga yang tidak bersifat komersial;
g. studi banding, kursus singkat dan pelatihan singkat;
h. melakukan pekerjaan darurat dan mendesak;
i. melakukan pembicaraan bisnis;
j. melakukan pembelian barang;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -8-

k. memberikan ceramah atau mengikuti seminar;


l. mengikuti pameran internasional;
m. mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat
atau perwakilan di Indonesia;
n. meneruskan perjalanan ke negara lain; dan
o. bergabung dengan alat angkut yang berada di
Wilayah Indonesia.

Bagian Kedua
Prosedur Teknis Permohonan Visa Kunjungan

Pasal 9
(1) Visa kunjungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
diberikan berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diajukan secara:
a. manual; atau
b. elektronik.
(3) Permohonan Visa kunjungan secara elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan
melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.

Pasal 10
(1) Permohonan Visa kunjungan 1 (satu) kali perjalanan
atau beberapa kali perjalanan diajukan oleh Orang Asing
kepada Pejabat Imigrasi pada Perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri.
(2) Dalam hal pada Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri belum ada Pejabat Imigrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), permohonan Visa kunjungan
diajukan kepada pejabat dinas luar negeri.
(3) Permohonan Visa kunjungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan mengisi aplikasi data dan
melampirkan persyaratan:
a. paspor yang sah dan masih berlaku paling singkat:
1. 6 (enam) bulan untuk 1 (satu) kali perjalanan;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-9-

2. 18 (delapan belas) bulan untuk beberapa kali


perjalanan selama 1 (satu) tahun;
3. 3 (tiga) tahun untuk beberapa kali perjalanan
selama 2 (dua) tahun;
4. 4 (empat) tahun untuk beberapa kali perjalanan
selama 3 (tiga) tahun;
5. 5 (lima) bulan untuk beberapa kali perjalanan
selama 4 (empat) tahun; dan
6. 6 (enam) tahun untuk beberapa kali perjalanan
selama 5 (lima) tahun;
b. surat penjaminan dari Penjamin kecuali untuk
kunjungan dalam rangka pariwisata;
c. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau
keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia
paling sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar
Amerika);
d. tiket kembali atau tiket terusan untuk melanjutkan
perjalanan ke negara lain kecuali bagi awak alat
angkut yang akan singgah untuk bergabung dengan
kapalnya dan melanjutkan perjalanan ke negara
lain; dan
e. pasfoto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm
(empat sentimeter kali enam sentimeter) sebanyak 2
(dua) lembar.
(4) Bagi Orang Asing yang akan melakukan kegiatan
jurnalistik dan/atau pembuatan film, selain harus
melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) juga harus melampirkan surat rekomendasi dari
instansi terkait.

Pasal 11
(1) Permohonan Visa kunjungan saat kedatangan diajukan
oleh Orang Asing dari negara tertentu kepada Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk pada saat kedatangan di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi tertentu.

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -10-

(2) Permohonan Visa kunjungan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilakukan dengan mengisi aplikasi data dan
melampirkan persyaratan:
a. paspor asli yang sah dan masih berlaku paling
singkat 6 (enam) bulan; dan
b. tiket kembali atau tiket terusan untuk melanjutkan
perjalanan ke negara lain kecuali bagi awak alat
angkut yang akan singgah untuk bergabung dengan
kapalnya dan melanjutkan perjalanan ke negara
lain.

Pasal 12
(1) Dalam hal tertentu permohonan Visa kunjungan saat
kedatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 juga
dapat diajukan oleh Orang Asing yang bukan berasal dari
negara tertentu.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan oleh pemerintah atau lembaga swasta setelah
mendapat persetujuan Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk dalam hal:
a. tidak ada Perwakilan Republik Indonesia di
negaranya; atau
b. kegiatan yang bersifat mendadak atau mendesak.
(3) Selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), untuk memperoleh
Visa kunjungan saat kedatangan bagi Orang Asing yang
bukan berasal dari negara tertentu juga harus
melampirkan persyaratan:
a. surat permintaan dari Pemerintah atau lembaga
swasta; dan
b. surat persetujuan Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk.
(4) Selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), untuk memperoleh
Visa kunjungan saat kedatangan bagi awak Alat Angkut
yang akan singgah untuk bergabung dengan kapalnya

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-11-

dan akan melanjutkan perjalan ke negara lain juga harus


melampirkan daftar awak kapal.

Pasal 13
(1) Orang Asing dari negara tertentu yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan Presiden dapat dibebaskan dari
kewajiban memiliki Visa kunjungan untuk masuk
Wilayah Indonesia.

(2) Untuk memperoleh bebas Visa kunjungan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), Orang Asing harus melampirkan
persyaratan:
a. paspor asli yang sah dan masih berlaku paling
singkat 6 (enam) bulan; dan
b. tiket kembali atau tiket terusan untuk melanjutkan
perjalanan ke negara lain kecuali bagi awak alat
angkut yang akan singgah untuk bergabung dengan
kapalnya dan melanjutkan perjalanan ke negara
lain.

Pasal 14
(1) Visa kunjungan juga dapat diberikan kepada Orang Asing
yang tidak memiliki kewarganegaraan.
(2) Permohonan Visa kunjungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diajukan kepada Menteri atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk pada Perwakilan Republik
Indonesia di negara tempat yang bersangkutan berada
dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan
persyaratan:
a. Dokumen Perjalanan yang sah dan masih berlaku
paling singkat 12 (dua belas) bulan;
b. surat penjaminan dari Penjamin;
c. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau
keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia
paling sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar
Amerika);

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -12-

d. tiket kembali atau tiket terusan untuk melanjutkan


perjalanan ke negara lain kecuali bagi awak alat
angkut yang akan singgah untuk bergabung dengan
kapalnya dan melanjutkan perjalanan ke negara
lain;
e. Izin Masuk Kembali ke negara tempat yang
bersangkutan mengajukan permohonan Visa
kunjungan; dan

f. pasfoto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm


(empat sentimeter kali enam sentimeter) dengan
latar belakang berwarna putih sebanyak 2 (dua)
lembar.

Pasal 15
(1) Permohonan Visa kunjungan bagi Orang Asing:
a. tanpa kewarganegaraan;
b. memiliki dokumen perjalanan bukan paspor
kebangsaan;
c. melakukan kunjungan jurnalistik;
d. melakukan pembuatan film;
e. memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pelatihan
dalam penerapan dan inovasi teknologi industri
untuk meningkatkan mutu dan desain produk
industri serta kerja sama pemasaran luar negeri bagi
Indonesia;
f. melakukan audit, kendali mutu produksi, atau
inspeksi pada cabang perusahaan di Indonesia; dan
g. calon tenaga kerja asing dalam uji coba kemampuan
dalam bekerja,
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis
dari Direktur Jenderal.
(2) Selain harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direktur Jenderal, bagi Permohonan Visa kunjungan
yang diajukan oleh Orang Asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c dan huruf d, juga harus mendapat

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-13-

rekomendasi dari tim penilai yang dibentuk oleh


kementerian teknis.
(3) Selain harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direktur Jenderal, bagi Permohonan Visa kunjungan
yang diajukan oleh Orang Asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e sampai dengan huruf g, juga harus
mendapat rekomendasi dari kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahaan di bidang
ketenagakerjaan.
(4) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diajukan oleh Orang Asing pada Perwakilan
Republik Indonesia dilaksanakan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda
terima permohonan;
c. pemungutan pembayaran biaya kawat persetujuan
Visa;
d. Pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan;
e. penandatanganan Surat Persetujuan Visa; dan
f. pengiriman Surat Persetujuan Visa ke Perwakilan
Republik Indonesia di luar negeri yang ditembuskan
ke Penjamin.

Bagian Ketiga
Pemberian Visa Kunjungan

Pasal 16
(1) Pemberian Visa kunjungan 1 (satu) kali perjalanan atau
beberapa kali perjalanan dilakukan oleh Pejabat Imigrasi
pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
(2) Pemberian Visa kunjungan saat kedatangan dan bebas
Visa kunjungan dilakukan oleh Pejabat Imigrasi di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 17

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -14-

(1) Pemberian Visa kunjungan yang diajukan oleh Orang


Asing pada Perwakilan Republik Indonesia dan tidak
memerlukan persetujuan Direktur Jenderal dilaksanakan
melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda
terima permohonan;
c. pemungutan pembayaran biaya Visa kunjungan;
d. pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan;
e. penelitian latar belakang Orang Asing melalui media
elektronik atau media lainnya serta arsip layanan
Keimigrasian sebagai pertimbangan risiko akan
dampak kedatangan Orang Asing ke Indonesia
terhadap keamanan, ketertiban, ekonomi, sosial,
politik, dan budaya Indonesia;
f. pengambilan data biometrik;
g. wawancara;
h. personalisasi dan pencetakan biodata pemohon pada
stiker Visa kunjungan;
i. penandatanganan Visa kunjungan; dan
j. penyerahan Visa kunjungan.
(2) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja terhitung sejak permohonan diterima.
(3) Pemberian Visa kunjungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diselesaikan dalam waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja terhitung setelah wawancara dilakukan dan
telah membayar biaya Imigrasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(4) Pemberian Visa kunjungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib dilaporkan kepada Direktur Jenderal.

Pasal 18
(1) Pemberian Visa kunjungan yang diajukan oleh Orang
Asing pada Perwakilan Republik Indonesia dan
memerlukan persetujuan Direktur Jenderal dilaksanakan
melalui mekanisme:

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-15-

a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;


b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda
terima permohonan;
c. pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan;
d. penelitian latar belakang Orang Asing melalui media
elektronik atau media lainnya serta arsip layanan
Keimigrasian sebagai pertimbangan risiko akan
dampak kedatangan Orang Asing ke Indonesia
terhadap keamanan, ketertiban, ekonomi, sosial,
politik, dan budaya Indonesia;
e. pengambilan data biometrik;
f. wawancara;
g. pemungutan biaya kawat persetujuan Visa
kunjungan;
h. Pejabat Imigrasi pada Perwakilan Republik Indonesia
meneruskan permohonan melalui kawat atau surat
elektronik ke Direktur Jenderal;
i. pemeriksaan kelengkapan persyaratan oleh Direktur
Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
j. pemeriksaan ulang daftar pencegahan dan
penangkalan;
k. penelitian ulang terhadap latar belakang Orang
Asing melalui media elektronik atau media lainnya
serta arsip layanan Keimigrasian sebagai
pertimbangan risiko akan dampak kedatangan
Orang Asing ke Indonesia terhadap keamanan,
ketertiban, ekonomi, sosial, politik, dan budaya
Indonesia;
l. penerbitan Surat Persetujuan Visa kunjungan;
m. pemungutan biaya Visa kunjungan oleh Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk pada Perwakilan Republik
Indonesia setelah menerima Surat Persetujuan Visa
kunjungan;
n. personalisasi, pencetakan biodata pemohon, dan
perekatan stiker Visa kunjungan pada Dokumen
Perjalanan;
o. penandatanganan Visa kunjungan; dan

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -16-

p. penyerahan Visa kunjungan.


(2) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu paling lama 60
(enam puluh) hari.
(3) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
(4) Pemberian Visa kunjungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diselesaikan dalam waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja terhitung setelah persetujuan diterima dan
telah membayar biaya Imigrasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 19
(1) Pemberian Visa kunjungan yang diajukan oleh Penjamin
kepada Direktur Jenderal dilaksanakan melalui
mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda
terima permohonan;
c. pemungutan biaya kawat persetujuan Visa
kunjungan;
d. pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan;
e. penelitian latar belakang Orang Asing melalui media
elektronik atau media lainnya serta arsip layanan
Keimigrasian sebagai pertimbangan risiko akan
dampak kedatangan Orang Asing ke Indonesia
terhadap keamanan, ketertiban, ekonomi, sosial,
politik, dan budaya Indonesia;
f. penerbitan Surat Persetujuan Visa kunjungan;
g. pemeriksaan kelengkapan persyaratan oleh Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk pada Perwakilan Republik
Indonesia setelah menerima Surat Persetujuan Visa
kunjungan;
h. pemungutan biaya Visa kunjungan;
i. pemeriksaan ulang daftar pencegahan dan
penangkalan;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-17-

j. penelitian ulang terhadap latar belakang Orang


Asing melalui media elektronik atau media lainnya
serta arsip layanan Keimigrasian sebagai
pertimbangan risiko akan dampak kedatangan
Orang Asing ke Indonesia terhadap keamanan,
ketertiban, ekonomi, sosial, politik, dan budaya
Indonesia;
k. pengambilan data biometrik;
l. wawancara;
m. personalisasi dan pencetakan biodata pemohon pada
stiker Visa kunjungan;
n. penandatanganan Visa kunjungan; dan
o. penyerahan Visa kunjungan.
(2) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu paling lama 60
(enam puluh) hari.
(3) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja terhitung sejak tanggal persetujuan diterima.
(4) Pemberian Visa kunjungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diselesaikan dalam waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja terhitung setelah dilakukan wawancara dan
telah membayar biaya Imigrasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 20
(1) Pemberian Visa kunjungan saat kedatangan
dilaksanakan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. pembayaran biaya Visa kunjungan saat kedatangan;
c. entri data;
d. pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan;
e. penelitian terhadap latar belakang Orang Asing
melalui media elektronik atau media lainnya serta
arsip layanan Keimigrasian sebagai pertimbangan
risiko akan dampak kedatangan Orang Asing ke

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -18-

Indonesia terhadap keamanan, ketertiban, ekonomi,


sosial, politik, dan budaya Indonesia; dan
f. perekatan stiker Visa kunjungan saat kedatangan
pada Dokumen Perjalanan.
(2) Bagi Orang Asing yang bukan berasal dari negara
tertentu, pemberian Visa kunjungan saat kedatangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda
terima permohonan;
c. pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan;
d. penelitian terhadap latar belakang Orang Asing
melalui media elektronik atau media lainnya serta
arsip layanan Keimigrasian sebagai pertimbangan
risiko akan dampak kedatangan Orang Asing ke
Indonesia terhadap keamanan, ketertiban, ekonomi,
sosial, politik, dan budaya Indonesia;
e. penerbitan Surat Persetujuan Visa kunjungan saat
kedatangan;
f. pembayaran biaya Visa kunjungan saat kedatangan
oleh Orang Asing di Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
g. pemeriksaan kelengkapan persyaratan oleh Pejabat
Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi;
h. pemeriksaan ulang daftar pencegahan dan
penangkalan;
i. penelitian ulang terhadap latar belakang Orang
Asing melalui media elektronik atau media lainnya
serta arsip layanan Keimigrasian sebagai
pertimbangan risiko akan dampak kedatangan
Orang Asing ke Indonesia terhadap keamanan,
ketertiban, ekonomi, sosial, politik, dan budaya
Indonesia; dan
j. perekatan stiker Visa kunjungan saat kedatangan
pada Dokumen Perjalanan.

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-19-

(3) Pemberian Visa kunjungan saat kedatangan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dilakukan
secara kolektif atau perorangan.
(4) Visa kunjungan saat kedatangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) diberikan dengan mempertimbangkan asas
manfaat, saling menguntungkan, dan tidak menimbulkan
gangguan keamanan.

Bagian Keempat
Indeks Visa

Pasal 21
(1) Visa kunjungan diberikan berdasarkan Indeks Visa.
(2) Indeks Visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB III
VISA TINGGAL TERBATAS

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 22
(1) Visa tinggal terbatas diberikan untuk melakukan
kegiatan:
a. dalam rangka bekerja; dan
b. tidak dalam rangka bekerja.
(2) Visa tinggal terbatas dalam rangka bekerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi:
a. sebagai tenaga ahli;
b. bergabung untuk bekerja di atas kapal, alat apung,
atau instalasi yang beroperasi di wilayah perairan
nusantara, laut teritorial, atau landas kontinen,
serta Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -20-

c. melaksanakan tugas sebagai rohaniawan;


d. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi
dengan menerima bayaran;
e. melakukan kegiatan dalam rangka pembuatan film
yang bersifat komersial dan telah mendapat izin dari
instansi yang berwenang;
f. melakukan pengawasan kualitas barang atau
produksi;
g. melakukan inspeksi atau audit pada cabang
perusahaan di Indonesia;
h. melayani purnajual;
i. memasang dan mereparasi mesin;
j. melakukan pekerjaan nonpermanen dalam rangka
konstruksi;
k. mengadakan pertunjukan kesenian, musik, dan olah
raga;
l. mengadakan kegiatan olahraga profesional;
m. melakukan kegiatan pengobatan; dan
n. calon tenaga kerja asing yang akan bekerja dalam
rangka uji coba keahlian.
(3) Visa tinggal terbatas tidak dalam rangka bekerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:
a. melakukan penanaman modal asing;
b. mengikuti pelatihan dan penelitian ilmiah;
c. mengikuti pendidikan;
d. penyatuan keluarga;
e. repatriasi; dan
f. wisatawan lanjut usia mancanegara.
(4) Orang Asing yang dapat menyatukan diri dengan
keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d,
yaitu:
a. Orang Asing yang menggabungkan diri dengan
suami atau istri yang warga negara Indonesia;
b. Orang Asing yang menggabungkan diri dengan
suami atau istri pemegang Izin Tinggal terbatas atau
Izin Tinggal Tetap;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-21-

c. anak hasil perkawinan yang sah antara Orang Asing


dengan warga negara Indonesia;
d. anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun
dan belum kawin dari Orang Asing yang kawin
secara sah dengan warga negara Indonesia; dan
e. anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun
dan belum kawin yang menggabungkan diri dengan
orang tuanya pemegang Izin Tinggal terbatas atau
Izin Tinggal Tetap.

Pasal 23
(1) Visa tinggal terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 diberikan untuk jangka waktu paling lama:
a. 2 (dua) tahun;
b. 1 (satu) tahun;
c. 6 (enam) bulan;
d. 90 (sembilan puluh) hari; atau
e. 30 (tiga puluh) hari.
(2) Visa tinggal terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a sampai dengan huruf c dapat diberikan
kepada Orang Asing dalam hal:
a. Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga
negara Indonesia;
b. anak dari Orang Asing yang kawin secara sah
dengan warga negara Indonesia;
c. repatriasi;
d. eks warga negara Indonesia;
e. wisatawan lanjut usia mancanegara; atau
f. tenaga ahli, penanam modal, rohaniawan, peneliti,
orang asing yang mengikuti pelatihan dan
pelajar/mahasiswa yang mengikuti pendidikan.
(3) Visa tinggal terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d dan huruf e dapat diberikan kepada Orang
Asing dalam hal:
a. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi
dengan menerima bayaran;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -22-

b. melakukan kegiatan dalam rangka pembuatan film


yang bersifat komersial dan telah mendapat izin dari
instansi yang berwenang;
c. melakukan pengawasan kualitas barang atau
produksi;
d. melakukan inspeksi atau audit pada cabang
perusahaan di Indonesia;
e. melayani purna jual;
f. memasang dan mereparasi mesin;
g. melakukan pekerjaan nonpermanen dalam rangka
konstruksi;
h. mengadakan pertunjukan kesenian, musik dan
olahraga;
i. mengadakan kegiatan olahraga profesional;
j. melakukan kegiatan pengobatan; atau
k. calon tenaga kerja asing yang akan bekerja dalam
rangka uji coba keahlian.

Pasal 24
(1) Visa tinggal terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 ayat (1) huruf a dapat diberikan kepada Orang Asing
pada saat kedatangan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi
tertentu yang ditetapkan oleh Menteri.
(2) Visa tinggal terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan Visa tinggal terbatas saat kedatangan
yang diberikan untuk tinggal dalam rangka bekerja
untuk waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(3) Visa Tinggal Terbatas saat kedatangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada Orang Asing
setelah mendapatkan persetujuan dari Direktur Jenderal
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.

Pasal 25
(1) Visa tinggal terbatas dalam rangka bekerja juga dapat
diberikan kepada Orang Asing yang sedang berlibur.

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-23-

(2) Visa tinggal terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) diberikan untuk masa tinggal di Wilayah Indonesia
paling lama 1 (satu) tahun.
(3) Visa tinggal terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diberikan kepada Orang Asing dari negara tertentu
yang memiliki perjanjian kerjasama dengan negara
Republik Indonesia.
(4) Visa tinggal terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan kepada Orang Asing yang akan melakukan
pekerjaan meliputi bidang pendidikan, pariwisata,
kesehatan, sosial, olah raga, dan seni budaya.

Bagian Kedua
Prosedur Teknis Permohonan
Visa Tinggal Terbatas

Pasal 26
(1) Visa tinggal terbatas diberikan berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan Visa tinggal terbatas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat diajukan secara:
a. manual; atau
b. elektronik.
(3) Permohonan Visa tinggal terbatas secara elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan
melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.

Pasal 27
Permohonan Visa tinggal terbatas dalam rangka bekerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a
diajukan oleh Orang Asing atau Penjamin kepada Menteri
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melalui Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan
persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin;
b. fotokopi Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku:

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -24-

1. paling singkat 12 (dua belas) bulan bagi yang akan


melakukan pekerjaan di Wilayah Indonesia untuk
waktu paling lama 6 (enam) bulan;
2. paling singkat 18 (delapan belas) bulan bagi yang
akan melakukan pekerjaan atau tinggal di Wilayah
Indonesia untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun;
atau
3. paling singkat 30 (tiga puluh) bulan bagi yang akan
melakukan pekerjaan atau tinggal di Wilayah
Indonesia untuk waktu paling lama 2 (dua) tahun.
c. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau
keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia paling
sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar Amerika);
d. pasfoto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm (empat
sentimeter kali enam sentimeter) dengan latar belakang
berwarna putih sebanyak 2 (dua) lembar; dan
e. surat rekomendasi dari instansi berwenang yang
membidangi Ketenagakerjaan.

Pasal 28
Permohonan Visa tinggal terbatas tidak dalam rangka bekerja
bagi Orang Asing yang melakukan penanaman modal asing
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) huruf a
diajukan oleh Orang Asing atau Penjamin kepada Menteri
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melalui Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan
persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin;
b. fotokopi Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku:
1. paling singkat 12 (dua belas) bulan bagi yang akan
melakukan pekerjaan di Wilayah Indonesia untuk
waktu paling lama 6 (enam) bulan;
2. paling singkat 18 (delapan belas) bulan bagi yang
akan melakukan pekerjaan atau tinggal di Wilayah
Indonesia untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun;
atau

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-25-

3. paling singkat 30 (tiga puluh) bulan bagi yang akan


melakukan pekerjaan atau tinggal di Wilayah
Indonesia untuk waktu paling lama 2 (dua) tahun.
c. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau
keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia paling
sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar Amerika);
d. pasfoto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm (empat
sentimeter kali enam sentimeter) dengan latar belakang
berwarna putih sebanyak 2 (dua) lembar; dan
e. surat rekomendasi dari instansi berwenang di bidang
penanaman modal.

Pasal 29
Permohonan Visa tinggal terbatas tidak dalam rangka bekerja
bagi Orang Asing yang mengikuti pelatihan dan penelitian
ilmiah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) huruf b
diajukan oleh Orang Asing atau Penjamin kepada Menteri
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melalui Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan
persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin;
b. fotokopi Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku:
1. paling singkat 12 (dua belas) bulan bagi yang akan
melakukan pekerjaan di Wilayah Indonesia untuk
waktu paling lama 6 (enam) bulan;
2. paling singkat 18 (delapan belas) bulan bagi yang
akan melakukan pekerjaan atau tinggal di Wilayah
Indonesia untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun;
atau
3. paling singkat 30 (tiga puluh) bulan bagi yang akan
melakukan pekerjaan atau tinggal di Wilayah
Indonesia untuk waktu paling lama 2 (dua) tahun.
c. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau
keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia paling
sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar Amerika);

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -26-

d. pasfoto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm (empat


sentimeter kali enam sentimeter) dengan latar belakang
berwarna putih sebanyak 2 (dua) lembar; dan
e. surat rekomendasi dari instansi yang berwenang di
bidang pelatihan atau penelitian.

Pasal 30
Permohonan Visa tinggal terbatas tidak dalam rangka bekerja
bagi Orang Asing yang mengikuti pendidikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) huruf c diajukan oleh
Orang Asing atau Penjamin kepada Menteri atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk melalui Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dengan
mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin;
b. fotokopi Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku:
1. paling singkat 30 (tiga puluh) bulan bagi yang akan
belajar dan tinggal di Wilayah Indonesia untuk
waktu paling lama 2 (dua) tahun; atau
2. paling singkat 18 (delapan belas) bulan bagi yang
akan belajar dan tinggal di Wilayah Indonesia untuk
waktu paling lama 1 (satu) tahun.
c. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau
keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia paling
sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar Amerika);
d. pasfoto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm (empat
sentimeter kali enam sentimeter) dengan latar belakang
berwarna putih sebanyak 2 (dua) lembar; dan
e. surat rekomendasi belajar dari instansi pemerintah yang
menyelenggarkan urusan di bidang pendidikan.

Pasal 31
Permohonan Visa tinggal terbatas tidak dalam rangka bekerja
bagi Orang Asing yang menggabungkan diri dengan suami
atau istri yang warga negara Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) huruf d diajukan oleh
Orang Asing atau Penjamin kepada Menteri atau Pejabat

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-27-

Imigrasi yang ditunjuk melalui Pejabat Imigrasi yang ditunjuk


pada Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dengan
mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. surat permohonan dari suami atau istri warga negara
Indonesia;
b. fotokopi Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku
paling singkat 18 (delapan belas) bulan;
c. fotokopi akta perkawinan atau buku nikah;
d. surat tanda bukti pelaporan perkawinan dari Perwakilan
Republik Indonesia dan fotokopi akta perkawinan atau
buku nikah yang telah diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia oleh penerjemah tersumpah, kecuali bahasa
Inggris, jika perkawinan dilakukan di luar wilayah
Republik Indonesia;
e. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau
keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia paling
sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar Amerika); dan
f. pas foto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm (empat
sentimeter kali enam sentimeter) dengan latar belakang
berwarna putih sebanyak 2 (dua) lembar.

Pasal 32
Permohonan Visa tinggal terbatas tidak dalam rangka bekerja
bagi Orang Asing yang menggabungkan diri dengan suami
atau istri pemegang Izin Tinggal terbatas atau Izin Tinggal
Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) huruf d
diajukan oleh Penjamin kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk melalui Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada
Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dengan mengisi
aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin;
b. fotokopi Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku
paling singkat 18 (delapan belas) bulan bagi Orang Asing
yang mengikuti suami atau isteri pemegang Izin Tinggal
terbatas atau Izin Tinggal tetap untuk waktu kurang dari
1 (satu) tahun;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -28-

c. fotokopi akta perkawinan atau buku nikah yang telah


diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah
tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
d. fotokopi Izin Tinggal terbatas atau Izin Tinggal tetap atau
Surat Persetujuan Visa tinggal terbatas suami atau isteri
yang sah dan masih berlaku;
e. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau
keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia paling
sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar Amerika); dan
f. pas foto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm (empat
sentimeter kali enam sentimeter) dengan latar belakang
berwarna putih sebanyak 2 (dua) lembar.

Pasal 33
Permohonan Visa tinggal terbatas tidak dalam rangka bekerja
bagi anak hasil perkawinan yang sah antara Orang Asing
dengan warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 ayat (3) huruf d diajukan oleh Penjamin kepada
Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melalui Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia
di luar negeri dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan
persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin;
b. surat permohonan dari ayah atau ibu warga negara
Indonesia;
c. fotokopi Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku
paling singkat 18 (delapan belas) bulan;
d. fotokopi akta kelahiran yang telah diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah, kecuali
bahasa Inggris;
e. fotokopi akta perkawinan atau buku nikah orang tua
yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
f. fotokopi kartu tanda penduduk ayah atau ibu warga
negara Indonesia yang masih berlaku;
g. fotokopi kartu keluarga ayah atau ibu warga negara
Indonesia;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-29-

h. surat tanda bukti pelaporan perkawinan orang tua, bagi


yang melakukan perkawinan di luar Wilayah Indonesia;
i. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau
keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia paling
sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar Amerika); dan
j. pasfoto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm (empat
sentimeter kali enam sentimeter) dengan latar belakang
berwarna putih sebanyak 2 (dua) lembar.

Pasal 34
Permohonan Visa tinggal terbatas tidak dalam rangka bekerja
bagi anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan
belum kawin dari Orang Asing yang kawin secara sah dengan
warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 ayat (3) huruf d diajukan oleh Penjamin kepada Menteri
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melalui Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan
persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin;
b. surat permohonan dari ayah atau ibu warga negara
Indonesia;
c. fotokopi Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku
paling singkat 18 (delapan belas) bulan;
d. fotokopi akta kelahiran yang telah diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah, kecuali
bahasa Inggris;
e. fotokopi akta perkawinan atau buku nikah orang tua
yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
f. fotokopi kartu tanda penduduk ayah atau ibu warga
negara Indonesia yang masih berlaku;
g. fotokopi kartu keluarga ayah atau ibu warga negara
Indonesia.
h. surat tanda bukti pelaporan perkawinan orang tua, bagi
yang melakukan perkawinan di luar Wilayah Indonesia;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -30-

i. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau


keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia paling
sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar Amerika); dan
j. pasfoto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm (empat
sentimeter kali enam sentimeter) dengan latar belakang
berwarna putih sebanyak 2 (dua) lembar.

Pasal 35
Permohonan Visa tinggal terbatas tidak dalam rangka bekerja
bagi anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan
belum kawin yang menggabungkan diri dengan orang tuanya
pemegang Izin Tinggal terbatas atau Izin Tinggal Tetap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) huruf d
diajukan oleh Penjamin kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk melalui Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada
Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dengan mengisi
aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin;
b. fotokopi Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku:
1. paling singkat 30 (tiga puluh) bulan bagi anak asing
yang mengikuti orang tua pemegang Izin Tinggal
terbatas atau Izin Tinggal tetap dengan waktu masa
berlakunya lebih dari 1 (satu) tahun; atau
2. paling singkat 18 (delapan belas) bulan bagi anak
asing yang mengikuti orang tua pemegang Izin
Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap dengan
waktu masa berlakunya kurang dari 1 (satu) tahun.
c. fotokopi akta kelahiran yang telah diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah, kecuali
bahasa Inggris;
d. fotokopi akta perkawinan atau buku nikah orang tua
yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
e. fotokopi kartu Izin Tinggal terbatas atau kartu Izin
Tinggal tetap orang tua yang masih berlaku;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-31-

f. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau


keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia paling
sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar Amerika); dan
g. pasfoto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm (empat
sentimeter kali enam sentimeter) dengan latar belakang
berwarna putih sebanyak 2 (dua) lembar.

Pasal 36
Permohonan Visa tinggal terbatas tidak dalam rangka bekerja
bagi Orang Asing dalam rangka repatriasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) huruf e diajukan oleh
Orang Asing kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk melalui Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada
Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dengan mengisi
aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin;
b. fotokopi Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku
paling singkat 18 (delapan belas) bulan;
c. bukti pernah menjadi warga negara Indonesia yang dapat
dibuktikan dengan dokumen yang dikeluarkan oleh
pemerintah Republik Indonesia seperti akta kelahiran,
akta perkawinan, kartu tanda penduduk, ijazah, Paspor,
atau surat kepemilikan tanah;
d. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau
keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia paling
sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar Amerika); dan
e. pas foto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm (empat
sentimeter kali enam sentimeter) dengan latar belakang
berwarna putih sebanyak 2 (dua) lembar.

Pasal 37
Permohonan Visa tinggal terbatas tidak dalam rangka bekerja
bagi Orang Asing wisatawan lanjut usia manca negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) huruf f
diajukan oleh Penjamin kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk melalui Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -32-

Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dengan mengisi


aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin yang merupakan Biro
Wisata;
b. fotokopi Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku
paling singkat 18 (delapan belas) bulan;
c. surat izin usaha perusahaan dan nomor pokok wajib
pajak biro perjalanan wisata;
d. daftar riwayat hidup, riwayat pekerjaan dan pendidikan
Orang Asing bersangkutan;
e. bukti dari lembaga dana pensiun atau bank dari negara
asal atau di Indonesia yang membuktikan tersedianya
dana paling sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar
Amerika) per bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup
selama di Indonesia;
f. asuransi kesehatan, kematian, dan tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga di bidang perdata baik di
negara asalnya atau di Indonesia;
g. bukti tinggal di sarana akomodasi yang tersedia di
Indonesia berdasarkan pembelian sarana akomodasi
paling sedikit US$35.000 (tiga puluh lima ribu dollar
Amerika) atau sewa per bulan paling sedikit:
1. US$500 (lima ratus dollar Amerika) untuk daerah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Bandung dan Bali;
2. US$300 (tiga ratus dollar Amerika) untuk daerah
lainnya di pulau Jawa, Batam, dan Medan; atau
3. US$200 (dua ratus dollar Amerika) selain daerah
sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2;
dan
h. pernyataan akan mempekerjakan paling sedikit 2 (dua)
orang warga negara Indonesia.

Pasal 38
(1) Permohonan Visa tinggal terbatas saat kedatangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 diajukan oleh
Penjamin dengan melampirkan persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-33-

b. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku


paling singkat 6 (enam) bulan;
b. surat persetujuan Menteri atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk;
c. surat rekomendasi dari instansi dan/atau lembaga
pemerintahan terkait;
d. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau
keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia
paling sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar
Amerika); dan
e. pas foto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm
(empat sentimeter kali enam sentimeter) dengan
latar belakang berwarna putih sebanyak 2 (dua)
lembar.
(2) Visa tinggal terbatas saat kedatangan dapat diberikan
setelah permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disetujui oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.

Pasal 39
Permohonan Visa tinggal terbatas kemudahan bekerja saat
berlibur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 diajukan oleh
Orang Asing kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk melalui Pejabat Imigrasi pada Perwakilan Republik
Indonesia di negara yang mengadakan kerjasama dengan
mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin;
b. surat rekomendasi dari instansi Keimigrasian di negara
setempat yang mengadakan kerjasama;
c. sertifikat pendidikan dari perguruan tinggi atau lembaga
pendidikan yang setara dengan bagi yang sudah lulus
atau surat keterangan sebagai mahasiswa aktif paling
singkat 2 (dua) tahun yang dilengkapi dengan kartu
tanda mahasiswa dari perguruan tinggi di negara yang
bersangkutan;
d. tiket perjalanan pergi dan pulang atau bukti kepemilikan
uang yang senilai dengan harga tiket tersebut;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -34-

e. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku paling


singkat 18 (delapan belas) bulan;
f. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau
keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia paling
sedikit setara dengan AUS$5000 (lima ribu dollar
Australia); dan
g. pas foto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm (empat
sentimeter kali enam sentimeter) dengan latar belakang
berwarna putih sebanyak 2 (dua) lembar.

Pasal 40
(1) Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memeriksa persyaratan
permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
sampai dengan Pasal 39 dan menyampaikan hasil
pemeriksaan kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk untuk memperoleh persetujuan.
(2) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerbitkan
dan menyampaikan surat persetujuan pemberian Visa
tinggal terbatas kepada Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
pada Perwakilan Republik Indonesia.
(3) Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada Perwakilan Republik
Indonesia menerbitkan Visa tinggal terbatas dalam waktu
paling lama 4 (empat) hari kerja sejak diterimanya surat
persetujuan pemberian Visa tinggal terbatas dan
dilakukan pembayaran sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga
Pemberian Visa Tinggal Terbatas

Pasal 41
(1) Pemberian Visa tinggal terbatas yang permohonannya
diajukan oleh Penjamin kepada Direktur Jenderal
dilaksanakan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda
terima permohonan;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-35-

c. pemungutan biaya kawat persetujuan Visa tinggal


terbatas;
d. pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan;
e. penelitian latar belakang Orang Asing melalui media
elektronik atau media lainnya serta arsip layanan
Keimigrasian sebagai pertimbangan risiko akan
dampak kedatangan Orang Asing ke Indonesia
terhadap keamanan, ketertiban, ekonomi, sosial,
politik, dan budaya Indonesia;
f. penerbitan Surat Persetujuan Visa tinggal terbatas
kepada Perwakilan Republik Indonesia untuk
memberikan Visa tinggal terbatas;
g. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
menerima Surat Persetujuan Visa tinggal terbatas
dari Direktur Jenderal;
h. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan entri data, pemindaian berkas, dan cetak
tanda permohonan;
i. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
memungut pembayaran biaya Visa tinggal terbatas;
j. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan pengecekan ulang pada daftar
pencegahan dan penangkalan;
k. penelitian ulang terhadap latar belakang Orang
Asing melalui media elektronik atau media lainnya
serta arsip layanan Keimigrasian sebagai
pertimbangan risiko akan dampak kedatangan
Orang Asing ke Indonesia terhadap keamanan,
ketertiban, ekonomi, sosial, politik, dan budaya
Indonesia;
l. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan pengambilan data biometrik foto dan
sidik jari;
m. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan wawancara dengan melakukan
pertimbangan atas data hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf j;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -36-

n. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia


melakukan personalisasi dan pencetakan biodata
pemohon pada stiker Visa tinggal terbatas;
o. penandatanganan Visa tinggal terbatas oleh Pejabat
berwenang pada Perwakilan Republik Indonesia; dan
p. penyerahan Visa tinggal terbatas.
(2) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu paling lama 60
(enam puluh) hari.
(3) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
m dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja terhitung sejak persetujuan diterima.
(4) Penyelesaian pemberian Visa tinggal terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak tanggal dilakukan wawancara.

Pasal 42
(1) Pemberian Visa tinggal terbatas yang permohonannya
diajukan oleh Orang Asing kepada Direktur Jenderal
melalui Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada Perwakilan
Republik Indonesia dilaksanakan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. pemungutan biaya kawat persetujuan Visa tinggal
terbatas;
c. Perwakilan Republik Indonesia meneruskan
permohonan melalui kawat atau surat elektronik ke
Direktur Jenderal;
d. pemeriksaan kelengkapan persyaratan oleh Direktur
Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
e. pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan
oleh Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuk;
f. penelitian terhadap latar belakang Orang Asing
melalui media elektronik atau media lainnya serta
arsip layanan Keimigrasian sebagai pertimbangan
risiko akan dampak kedatangan Orang Asing ke

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-37-

Indonesia terhadap keamanan, ketertiban, ekonomi,


sosial, politik, dan budaya Indonesia;
g. penerbitan Surat Persetujuan Visa tinggal terbatas
kepada Perwakilan Republik Indonesia untuk
memberikan Visa tinggal terbatas;
h. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
menerima Surat Persetujuan Visa tinggal terbatas
dari Direktur Jenderal;
i. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan entri data, pemindaian berkas, dan cetak
tanda permohonan;
j. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
memungut pembayaran biaya Visa tinggal terbatas;
k. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan pengecekan ulang pada daftar
pencegahan dan penangkalan;
l. penelitian ulang terhadap latar belakang Orang
Asing melalui media elektronik atau media lainnya
serta arsip layanan Keimigrasian sebagai
pertimbangan risiko akan dampak kedatangan
Orang Asing ke Indonesia terhadap keamanan,
ketertiban, ekonomi, sosial, politik, dan budaya
Indonesia;
m. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan pengambilan data biometrik foto dan
sidik jari;
n. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan wawancara dengan melakukan
pertimbangan atas data hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf l;
o. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan personalisasi dan pencetakan biodata
pemohon pada stiker Visa tinggal terbatas;
p. penandatanganan Visa tinggal terbatas oleh Pejabat
berwenang pada Perwakilan Republik Indonesia; dan
q. penyerahan Visa tinggal terbatas.

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -38-

(2) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu paling lama 60
(enam puluh) hari.
(3) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf n dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3
(tiga) hari kerja terhitung sejak permohonan diterima.
(4) Penyelesaian permohonan pemberian Visa tinggal
terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja terhitung sejak tanggal dilakukan wawancara.

Pasal 43
(1) Pemberian Visa terbatas saat kedatangan yang
permohonannya diajukan kepada Direktur Jenderal
dilaksanakan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. petugas pada Direktorat Jenderal Imigrasi
memungut pembayaran biaya Visa tinggal terbatas
saat kedatangan, izin masuk kembali, dan Izin
Tinggal terbatas saat kedatangan;
c. pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan;
d. penelitian terhadap latar belakang Orang Asing
melalui media elektronik atau media lainnya serta
arsip layanan Keimigrasian sebagai pertimbangan
risiko akan dampak kedatangan Orang Asing ke
Indonesia terhadap keamanan, ketertiban, ekonomi,
sosial, politik, dan budaya Indonesia; dan
e. penerbitan Surat Persetujuan Visa tinggal terbatas
saat kedatangan kepada Kepala Kantor Imigrasi
yang membawahi Tempat Pemeriksaan Imigrasi
tertentu untuk memberikan Izin Tinggal terbatas
saat kedatangan.
(2) Berdasarkan surat persetujuan Visa tinggal terbatas saat
kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
e, kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk melaksanakan mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-39-

b. entri data, pemindaian paspor;


c. pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan;
d. penelitian terhadap latar belakang Orang Asing
melalui media elektronik atau media lainnya serta
arsip layanan Keimigrasian sebagai pertimbangan
risiko akan dampak kedatangan Orang Asing ke
Indonesia terhadap keamanan, ketertiban, ekonomi,
sosial, politik, dan budaya Indonesia;
e. pengambilan data biometrik foto dan sidik jari;
f. melakukan wawancara; dan
g. peneraan Visa tinggal terbatas saat kedatangan.
Pasal 44
(1) Pemberian Visa tinggal terbatas kemudahan bekerja saat
berlibur dilaksanakan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. pemungutan biaya kawat persetujuan Visa tinggal
terbatas kemudahan bekerja saat berlibur;
c. Perwakilan Republik Indonesia meneruskan
permohonan melalui kawat atau surat elektronik ke
Direktur Jenderal;
d. pemeriksaan kelengkapan persyaratan oleh
Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
e. pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan
oleh Direktur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuk;
f. penelitian terhadap latar belakang Orang Asing
melalui media elektronik atau media lainnya serta
arsip layanan Keimigrasian sebagai pertimbangan
risiko akan dampak kedatangan Orang Asing ke
Indonesia terhadap keamanan, ketertiban,
ekonomi, sosial, politik, dan budaya Indonesia;
g. penerbitan Surat Persetujuan Visa tinggal terbatas
kepada Perwakilan Republik Indonesia untuk
memberikan Visa tinggal terbatas kemudahan
bekerja saat berlibur;
h. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
menerima Surat Persetujuan Visa tinggal terbatas

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -40-

kemudahan bekerja saat berlibur dari Direktur


Jenderal;
i. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan entri data, pemindaian berkas, dan
cetak tanda permohonan;
j. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
memungut pembayaran biaya Visa tinggal terbatas
kemudahan bekerja saat berlibur;
k. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan pengecekan ulang pada daftar
pencegahan dan penangkalan;
l. penelitian ulang terhadap latar belakang Orang
Asing melalui media elektronik atau media lainnya
serta arsip layanan Keimigrasian sebagai
pertimbangan risiko akan dampak kedatangan
Orang Asing ke Indonesia terhadap keamanan,
ketertiban, ekonomi, sosial, politik, dan budaya
Indonesia;
m. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan pengambilan data biometrik foto dan
sidik jari;
n. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan wawancara dengan melakukan
pertimbangan atas data hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf l;
o. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan personalisasi dan pencetakan biodata
pemohon pada stiker Visa tinggal terbatas
kemudahan bekerja saat berlibur;
p. penandatanganan Visa tinggal terbatas
kemudahan bekerja saat berlibur oleh Pejabat
berwenang pada Perwakilan Republik Indonesia;
dan
q. penyerahan Visa tinggal terbatas kemudahan
bekerja saat berlibur.

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-41-

(2) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf n dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3
(tiga) hari kerja terhitung sejak persetujuan diterima.
(3) Penyelesaian pemberian Visa tinggal terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak tanggal dilakukan wawancara.

Bagian Keempat
Indeks Visa

Pasal 45
(1) Visa tinggal terbatas diberikan berdasarkan Indeks Visa.
(2) Indeks Visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB IV
PENOLAKAN VISA

Pasal 46
Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar Negeri dapat
menolak permohonan pemberian Visa kepada Orang Asing,
dalam hal:
a. namanya tercantum dalam daftar Penangkalan;
b. tidak memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
c. tidak cukup memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau
keluarganya selama berada di Indonesia;
d. tidak memiliki tiket kembali atau tiket terusan untuk
melanjutkan perjalanan ke negara lain;
e. tidak memiliki izin masuk kembali ke negara asal atau
tidak memiliki Visa ke negara lain;
f. menderita penyakit menular, gangguan jiwa, atau hal
lain yang dapat membahayakan kesehatan atau
ketertiban umum;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -42-

g. terlibat tindak pidana transnasional yang terorganisasi


atau membahayakan keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia; dan/atau
h. termasuk dalam jaringan praktik atau kegiatan
prostitusi, perdagangan orang, dan penyelundupan
manusia.

Pasal 47
(1) Penolakan permohonan Visa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi pada
Perwakilan Republik Indonesia dengan menerbitkan
surat pemberitahuan penolakan Visa yang disampaikan
kepada Orang Asing dan/atau Penjaminnya.
(2) Alasan penolakan pemberian Visa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak disampaikan kepada Orang
Asing yang bersangkutan.
(3) Penolakan Visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dicatatkan pada Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian.

Pasal 48
Penolakan pemberian Visa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47 harus disampaikan kepada Direktur Jenderal.

BAB V
PEMBATALAN VISA

Pasal 49
Visa dapat dibatalkan dalam hal:
a. terbukti melakukan tindak pidana terhadap negara
sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. melakukan kegiatan yang berbahaya atau patut diduga
akan berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-43-

c. adanya permintaan dari Penjamin, bahwa Penjamin


membatalkan penjaminan Orang Asing tersebut;
d. adanya permintaan dari Pejabat Imigrasi pada Perwakilan
Republik Indonesia;
e. nama Orang Asing yang bersangkutan tercantum dalam
daftar Penangkalan;
f. terlibat tindak pidana transnasional yang terorganisasi
atau membahayakan keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
g. termasuk dalam jaringan praktik atau kegiatan
prostitusi, perdagangan orang, dan Penyelundupan
Manusia; dan/atau
h. melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan di
Wilayah Indonesia.

Pasal 50
(1) Pembatalan Visa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49
dilaksanakan oleh Direktur Jenderal atau Pejabat
Imigrasi pada Perwakilan Republik Indonesia dengan
menerbitkan surat pemberitahuan pembatalan Visa yang
disampaikan kepada Orang Asing dan/atau Penjaminnya.
(2) Pembatalan Visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dicatatkan pada Sistem Informasi Manajemen
Keimigrasian.
(3) Alasan pembatalan visa sebagaimana ayat (1) tidak
disampaikan kepada Orang Asing atau Penjamin.
(4) Terhadap Visa yang telah dibatalkan, Pejabat Imigrasi di
Tempat Pemeriksaan Imigrasi menolak Orang Asing
untuk masuk Wilayah Indonesia dan memberikan
catatan yang memuat frasa “VISA CANCELLED” pada
Visa.
(5) Terhadap orang asing yang Visanya dibatalkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diberikan
Visa kunjungan saat kedatangan atau bebas Visa
kunjungan apabila termasuk orang asing subjek Visa
kunjungan saat kedatangan atau bebas Visa kunjungan.

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -44-

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 51
Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 90 (sembilan
puluh) hari sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Juni 2016

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 19 Juli 2016

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-45-

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2016
TENTANG
PROSEDUR TEKNIS PERMOHONAN DAN PEMBERIAN
VISA KUNJUNGAN DAN VISA TINGGAL TERBATAS

INDEKS VISA KUNJUNGAN DAN VISA TINGGAL TERBATAS

A. VISA KUNJUNGAN
No Jenis Visa Indeks Kegiatan
1. Visa Kunjungan 1 (satu) B211A Kegiatan wisata, keluarga, sosial
kali perjalanan budaya, tugas pemerintahan,
bisnis meliputi antara lain:
a. wisata;
b. keluarga;
c. sosial;
d. seni dan budaya;
e. tugas pemerintahan;
f. olahraga yang tidak bersifat
komersial;
g. studi banding, kursus singkat
dan pelatihan singkat;
h. melakukan pembicaraan
bisnis;
i. melakukan pembelian barang;
j. memberikan ceramah atau
mengikuti seminar;
k. mengikuti pameran
internasional;
l. mengikuti rapat yang diadakan
dengan kantor pusat atau
perwakilan di Indonesia;
m. meneruskan perjalanan ke

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -46-

negara lain; dan


n. bergabung dengan alat angkut
yang berada di Wilayah
Indonesia.
o. Untuk melakukan pekerjaan
darurat dan mendesak;
2. Visa Kunjungan 1 (satu) B211B Kegiatan kunjungan industri
kali perjalanan meliputi antara lain:
(memerlukan a. memberikan bimbingan,
persetujuan Direktur penyuluhan dan pelatihan
Jenderal) dalam penerapan dan inovasi
teknologi industri untuk
meningkatkan mutu dan
desain produk industri serta
kerja sama pemasaran luar
negeri bagi Indonesia;
b. melakukan audit, kendali
mutu produksi atau inspeksi
pada cabang perusahaan di
Indonesia;
c. calon tenaga kerja asing dalam
uji coba kemampuan dalam
bekerja;
d. ditambah dengan kegiatan
sebagaimana tertera dalam
indeks B211A
B211C Kegiatan jurnalistik dan perfilman
non komersial meliputi antara
lain:
a. jurnalistik yang telah
mendapat izin dari instansi
yang berwenang;
b. pembuatan film yang tidak
bersifat komersial dan telah
mendapat izin dari instansi
yang berwenang;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-47-

c. ditambah dengan kegiatan


sebagaimana tertera dalam
indeks B211A
3. Visa Kunjungan Saat B213 a. wisata;
Kedatangan b. keluarga;
c. sosial;
d. seni dan budaya;
e. tugas pemerintahan;
f. olahraga yang tidak bersifat
komersial;
g. studi banding, kursus singkat
dan pelatihan singkat;
h. melakukan pekerjaan darurat
dan mendesak;
i. melakukan pembicaraan
bisnis;
j. melakukan pembelian barang;
k. memberikan ceramah atau
mengikuti seminar;
l. mengikuti pameran
internasional;
m. mengikuti rapat yang diadakan
dengan kantor pusat atau
perwakilan di Indonesia;
n. meneruskan perjalanan ke
negara lain; dan
o. bergabung dengan alat angkut
yang berada di Wilayah
Indonesia.
4. Visa Kunjungan D212 Kegiatan keluarga, bisnis, dan
Beberapa Kali Perjalanan tugas pemerintahan bisnis
meliputi antara lain:
a. keluarga;
b. sosial;
c. seni dan budaya;
d. tugas pemerintahan;

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -48-

e. melakukan pembicaraan
bisnis;
f. melakukan pembelian barang;
g. mengikuti seminar;
h. mengikuti pameran
internasional;
i. mengikuti rapat yang diadakan
dengan kantor pusat atau
perwakilan di Indonesia; dan
j. meneruskan perjalanan ke
negara lain.

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-49-

B. VISA TINGGAL TERBATAS


No Jenis Visa Indeks Kegiatan
1. Visa Tinggal Terbatas C311 Dengan maksud bekerja sebagai
untuk bekerja sebagai Tenaga Ahli pada World Trade
Tenaga Ahli pada World Organization
Trade Organization
2. Visa Tinggal Terbatas C312 Dengan maksud bekerja, meliputi:
untuk bekerja a. sebagai tenaga ahli;
b. bergabung untuk bekerja di
atas kapal, alat apung, atau
instalasi yang beroperasi di
wilayah perairan nusantara,
laut teritorial, atau landas
kontinen, serta Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia;
c. melaksanakan tugas sebagai
rohaniawan;
d. melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan profesi
dengan menerima bayaran;
e. melakukan kegiatan dalam
rangka pembuatan film yang
bersifat komersial dan telah
mendapat izin dari instansi
yang berwenang;
f. melakukan pengawasan
kualitas barang atau produksi;
g. melakukan inspeksi atau audit
pada cabang perusahaan di
Indonesia;
h. melayani purnajual;
i. memasang dan mereparasi
mesin;
j. melakukan pekerjaan
nonpermanen dalam rangka

www.peraturan.go.id
2016, No.1052 -50-

konstruksi;
k. mengadakan pertunjukan
kesenian, musik, dan olah
raga;
l. mengadakan kegiatan olahraga
profesional;
m. melakukan kegiatan
pengobatan; dan
n. calon tenaga kerja asing yang
akan bekerja dalam rangka uji
coba keahlian.
3. Visa Tinggal Terbatas C313 Dengan maksud tidak bekerja
untuk melakukan untuk melakukan penanaman
penanaman modal asing modal asing paling lama 1 (satu)
paling lama 1 (satu) tahun
tahun
4. Visa Tinggal Terbatas C314 Dengan maksud tidak bekerja
untuk melakukan untuk melakukan penanaman
penanaman modal asing modal asing paling lama 2 (dua)
paling lama 2 (dua) tahun
tahun
5. Visa Tinggal Terbatas C315 Dengan maksud tidak bekerja
untuk mengikuti untuk mengikuti pelatihan dan
pelatihan dan penelitian penelitian
ilmiah
6. Visa Tinggal Terbatas C316 Dengan maksud tidak bekerja
untuk mengikuti untuk mengikuti Pendidikan
Pendidikan
7. Visa Tinggal Terbatas C317 Dengan maksud tidak bekerja
untuk penyatuan untuk penyatuan keluarga
keluarga
8. Visa Tinggal Terbatas C318 Dengan maksud tidak bekerja
untuk repatriasi untuk repatriasi
9. Visa Tinggal Terbatas C319 Dengan maksud tidak bekerja
untuk wisatawan lanjut sebagai wisatawan lanjut usia
usia mancanegara mancanegara

www.peraturan.go.id
2016, No.1052
-51-

10. Visa Tinggal Terbatas C320 Kemudahan bekerja sambil


Kemudahan bekerja berlibur
sambil berlibur

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.2061, 2016 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal
Terbatas. Permohonan dan Pemberian.
Perubahan.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 51 TAHUN 2016
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR TEKNIS PERMOHONAN DAN
PEMBERIAN VISA KUNJUNGAN DAN VISA TINGGAL TERBATAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk meningkatkan pengamanan dan prinsip kehati-


hatian serta untuk melakukan penyederhanaan persyaratan
dalam penerbitan visa kunjungan beberapa kali perjalanan,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Prosedur Teknis Permohonan dan Pemberian Visa Kunjungan
dan Visa Tinggal Terbatas;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5216);

www.peraturan.go.id
2016, No.2061 -2-

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 84);
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 186);
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
24 Tahun 2016 tentang Prosedur Teknis Permohonan
dan Pemberian Visa Kunjungan dan Visa Tinggal
Terbatas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1052);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM
DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR 24 TAHUN 2016
TENTANG PROSEDUR TEKNIS PERMOHONAN DAN
PEMBERIAN VISA KUNJUNGAN DAN VISA TINGGAL
TERBATAS.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Prosedur
Teknis Permohonan dan Pemberian Visa Kunjungan dan Visa

www.peraturan.go.id
2016, No.2061
-3-

Tinggal Terbatas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun


2016 Nomor 1052) diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan ayat (3) Pasal 10 diubah, sehingga Pasal 10


berbunyi sebagai berikut:

Pasal 10
(1) Permohonan Visa kunjungan 1 (satu) kali perjalanan
atau beberapa kali perjalanan diajukan oleh Orang
Asing kepada Pejabat Imigrasi pada Perwakilan
Republik Indonesia di luar negeri.
(2) Dalam hal pada Perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri belum ada Pejabat Imigrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), permohonan Visa
kunjungan diajukan kepada pejabat dinas luar
negeri.
(3) Permohonan Visa kunjungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengisi
aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. paspor yang sah dan masih berlaku paling
singkat:
1. 6 (enam) bulan untuk 1 (satu) kali
perjalanan; dan
2. 6 (enam) Tahun untuk beberapa kali
perjalanan.
b. dokumen perjalanan yang sah dan masih
berlaku paling singkat 12 (dua belas) bulan,
bagi Orang Asing tanpa kewarganegaraan;
c. surat penjaminan dari Penjamin kecuali untuk
kunjungan dalam rangka pariwisata;
d. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya
dan/atau keluarganya selama berada di
Wilayah Indonesia paling sedikit US$1500
(seribu lima ratus dollar Amerika);
e. tiket kembali atau tiket terusan untuk
melanjutkan perjalanan ke negara lain kecuali
bagi awak alat angkut yang akan singgah untuk

www.peraturan.go.id
2016, No.2061 -4-

bergabung dengan kapalnya dan melanjutkan


perjalanan ke negara lain; dan
f. pasfoto berwarna dengan ukuran 4 cm x 6 cm
(empat sentimeter kali enam sentimeter)
sebanyak 2 (dua) lembar.
(4) Bagi Orang Asing yang akan melakukan kegiatan
jurnalistik dan/atau pembuatan film, selain harus
melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) juga harus melampirkan surat
rekomendasi dari instansi terkait.

2. Ketentuan Pasal 15 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 15
(1) Permohonan Visa kunjungan bagi Orang Asing:
a. tanpa kewarganegaraan;
b. memiliki dokumen perjalanan bukan paspor
kebangsaan;
c. melakukan kunjungan jurnalistik;
d. melakukan pembuatan film;
e. memberikan bimbingan, penyuluhan, dan
pelatihan dalam penerapan dan inovasi
teknologi industri untuk meningkatkan mutu
dan desain produk industri serta kerja sama
pemasaran luar negeri bagi Indonesia;
f. melakukan audit, kendali mutu produksi, atau
inspeksi pada cabang perusahaan di Indonesia;
g. calon tenaga kerja asing dalam uji coba
kemampuan dalam bekerja; dan
h. yang akan melakukan perjalanan ke wilayah
Indonesia dengan visa kunjungan beberapa kali
perjalanan,
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
tertulis dari Direktur Jenderal.
(2) Permohonan persetujuan tertulis dari Direktur
Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

www.peraturan.go.id
2016, No.2061
-5-

diajukan oleh Orang Asing pada Perwakilan


Republik Indonesia atau oleh Penjamin pada
Direktorat Jenderal Imigrasi.

3. Ketentuan ayat (3) Pasal 17 diubah, sehingga Pasal 17


berbunyi sebagai berikut:

Pasal 17
(1) Pemberian Visa kunjungan yang diajukan oleh
Orang Asing pada Perwakilan Republik Indonesia
dan tidak memerlukan persetujuan Direktur
Jenderal dilaksanakan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda
terima permohonan;
c. pemungutan pembayaran biaya Visa
kunjungan;
d. pemeriksaan daftar pencegahan dan
penangkalan;
e. penelitian latar belakang Orang Asing melalui
media elektronik atau media lainnya serta arsip
layanan Keimigrasian sebagai pertimbangan
risiko akan dampak kedatangan Orang Asing ke
Indonesia terhadap keamanan, ketertiban,
ekonomi, sosial, politik, dan budaya Indonesia;
f. pengambilan data biometrik;
g. wawancara;
h. personalisasi dan pencetakan biodata pemohon
pada stiker Visa kunjungan;
i. penandatanganan Visa kunjungan; dan
j. penyerahan Visa kunjungan.
(2) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf g dilaksanakan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak permohonan
diterima.
(3) Pemberian Visa kunjungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselesaikan dalam waktu paling lama

www.peraturan.go.id
2016, No.2061 -6-

4 (empat) hari kerja terhitung setelah wawancara


dilakukan dan telah membayar biaya Imigrasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Pemberian Visa kunjungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib dilaporkan kepada Direktur
Jenderal.

4. Ketentuan Pasal 18 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 18
(1) Pemberian Visa kunjungan yang diajukan oleh
Orang Asing pada Perwakilan Republik Indonesia
dan memerlukan persetujuan Direktur Jenderal
dilaksanakan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda
terima permohonan;
c. pemeriksaan daftar pencegahan dan
penangkalan;
d. penelitian latar belakang Orang Asing melalui
media elektronik atau media lainnya serta arsip
layanan Keimigrasian sebagai pertimbangan
risiko akan dampak kedatangan Orang Asing ke
Indonesia terhadap keamanan, ketertiban,
ekonomi, sosial, politik, dan budaya Indonesia;
e. pengambilan data biometrik;
f. wawancara;
g. pemungutan biaya kawat persetujuan Visa
kunjungan;
h. Pejabat Imigrasi pada Perwakilan Republik
Indonesia meneruskan permohonan melalui
kawat atau surat elektronik ke Direktur
Jenderal;
i. pemeriksaan kelengkapan persyaratan oleh
Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;

www.peraturan.go.id
2016, No.2061
-7-

j. pemeriksaan ulang daftar pencegahan dan


penangkalan;
k. penelitian ulang terhadap latar belakang Orang
Asing melalui media elektronik atau media
lainnya serta arsip layanan Keimigrasian
sebagai pertimbangan risiko akan dampak
kedatangan Orang Asing ke Indonesia terhadap
keamanan, ketertiban, ekonomi, sosial, politik,
dan budaya Indonesia;
l. penerbitan Surat Persetujuan Visa kunjungan;
m. pemungutan biaya Visa kunjungan oleh Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk pada Perwakilan
Republik Indonesia setelah menerima Surat
Persetujuan Visa kunjungan;
n. personalisasi, pencetakan biodata pemohon,
dan perekatan stiker Visa kunjungan pada
Dokumen Perjalanan;
o. penandatanganan Visa kunjungan; dan
p. penyerahan Visa kunjungan.
(2) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu
paling lama 60 (enam puluh) hari.
(3) Pemberian Visa kunjungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselesaikan dalam waktu paling lama
4 (empat) hari kerja terhitung setelah wawancara
dan telah membayar biaya Imigrasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Ketentuan Pasal 22 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 22
(1) Visa tinggal terbatas diberikan untuk melakukan
kegiatan:
a. dalam rangka bekerja; dan
b. tidak dalam rangka bekerja.

www.peraturan.go.id
2016, No.2061 -8-

(2) Visa tinggal terbatas dalam rangka bekerja


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
meliputi:
a. sebagai tenaga ahli;
b. bergabung untuk bekerja di atas kapal, alat
apung, atau instalasi yang beroperasi di wilayah
perairan nusantara, laut teritorial, atau landas
kontinen, serta Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia;
c. melaksanakan tugas sebagai rohaniawan;
d. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
profesi dengan menerima bayaran;
e. melakukan kegiatan dalam rangka pembuatan
film yang bersifat komersial dan telah mendapat
izin dari instansi yang berwenang;
f. melakukan pengawasan kualitas barang atau
produksi;
g. melakukan inspeksi atau audit pada cabang
perusahaan di Indonesia;
h. melayani purnajual;
i. memasang dan mereparasi mesin;
j. melakukan pekerjaan nonpermanen dalam
rangka konstruksi;
k. mengadakan pertunjukan kesenian, musik, dan
olah raga;
l. mengadakan kegiatan olahraga profesional;
m. melakukan kegiatan pengobatan; dan
n. calon tenaga kerja asing yang akan bekerja
dalam rangka uji coba keahlian.
(3) Visa tinggal terbatas tidak dalam rangka bekerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
meliputi:
a. melakukan penanaman modal asing;
b. mengikuti pelatihan dan penelitian ilmiah;
c. mengikuti pendidikan;
d. penyatuan keluarga;
e. repatriasi; dan

www.peraturan.go.id
2016, No.2061
-9-

f. wisatawan lanjut usia mancanegara.


(4) Orang Asing yang dapat menyatukan diri dengan
keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
d, yaitu:
a. Orang Asing yang menggabungkan diri dengan
suami atau istri yang warga negara Indonesia;
b. Orang Asing yang menggabungkan diri dengan
suami atau istri pemegang Izin Tinggal terbatas
atau Izin Tinggal Tetap;
c. anak hasil perkawinan yang sah antara Orang
Asing dengan warga negara Indonesia;
d. anak yang belum berusia 18 (delapan belas)
tahun dan belum kawin dari Orang Asing yang
kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia; dan
e. anak yang belum berusia 18 (delapan belas)
tahun dan belum kawin yang menggabungkan
diri dengan orang tuanya pemegang Izin Tinggal
terbatas atau Izin Tinggal Tetap.
(5) Visa Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan kepada Orang Asing setelah
mendapatkan persetujuan dari Direktur Jenderal
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(6) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) diajukan oleh Orang Asing
pada Perwakilan Republik Indonesia atau oleh
Penjamin pada Direktorat Jenderal Imigrasi.

6. Ketentuan Pasal 23 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 23
(1) Visa tinggal terbatas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 diberikan untuk jangka waktu paling lama:
a. 2 (dua) tahun;
b. 1 (satu) tahun;
c. 6 (enam) bulan;

www.peraturan.go.id
2016, No.2061 -10-

d. 90 (sembilan puluh) hari; atau


e. 30 (tiga puluh) hari.
(2) Visa tinggal terbatas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dapat diberikan kepada Orang Asing
dalam hal:
a. penanam modal;
b. pelajar/mahasiswa yang mengikuti pendidikan;
dan
c. tenaga ahli pada organisasi internasional di
bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
(3) Visa tinggal terbatas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b sampai dengan huruf e dapat
diberikan kepada Orang Asing dalam hal:
a. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
profesi dengan menerima bayaran;
b. melakukan kegiatan dalam rangka pembuatan
film yang bersifat komersial dan telah mendapat
izin dari instansi yang berwenang;
c. melakukan pengawasan kualitas barang atau
produksi;
d. melakukan inspeksi atau audit pada cabang
perusahaan di Indonesia;
e. melayani purna jual;
f. memasang dan mereparasi mesin;
g. melakukan pekerjaan nonpermanen dalam
rangka konstruksi;
h. mengadakan pertunjukan kesenian, musik dan
olahraga;
i. mengadakan kegiatan olahraga profesional;
j. melakukan kegiatan pengobatan;
k. calon tenaga kerja asing yang akan bekerja
dalam rangka uji coba keahlian;
l. Orang Asing yang kawin secara sah dengan
warga negara Indonesia;
m. anak dari Orang Asing yang kawin secara sah
dengan warga negara Indonesia;
n. repatriasi;

www.peraturan.go.id
2016, No.2061
-11-

o. eks warga negara Indonesia;


p. wisatawan lanjut usia mancanegara; atau
q. tenaga ahli, penanam modal, pelatihan dan
penelitian, rohaniawan dan pelajar/mahasiswa
yang mengikuti pendidikan.

7. Ketentuan ayat (1) Pasal 24 diubah, sehingga Pasal 24


berbunyi sebagai berikut:

Pasal 24
(1) Visa tinggal terbatas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (1) huruf e dapat diberikan kepada
Orang Asing pada saat kedatangan di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi tertentu yang ditetapkan oleh
Menteri.
(2) Visa tinggal terbatas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan Visa tinggal terbatas saat
kedatangan yang diberikan untuk tinggal dalam
rangka bekerja untuk waktu paling lama 1 (satu)
bulan.
(3) Visa Tinggal Terbatas saat kedatangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diberikan kepada Orang
Asing setelah mendapatkan persetujuan dari
Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.

8. Ketentuan Pasal 41 diubah, sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 41
(1) Pemberian Visa tinggal terbatas yang
permohonannya diajukan oleh Penjamin kepada
Direktur Jenderal dilaksanakan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda
terima permohonan;

www.peraturan.go.id
2016, No.2061 -12-

c. pemungutan biaya kawat persetujuan Visa


tinggal terbatas;
d. pemeriksaan daftar pencegahan dan
penangkalan;
e. penelitian latar belakang Orang Asing melalui
media elektronik atau media lainnya serta arsip
layanan Keimigrasian sebagai pertimbangan
risiko akan dampak kedatangan Orang Asing ke
Indonesia terhadap keamanan, ketertiban,
ekonomi, sosial, politik, dan budaya Indonesia;
f. penerbitan Surat Persetujuan Visa tinggal
terbatas kepada Perwakilan Republik Indonesia
untuk memberikan Visa tinggal terbatas;
g. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
menerima Surat Persetujuan Visa tinggal
terbatas dari Direktur Jenderal;
h. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan entri data, pemindaian berkas, dan
cetak tanda permohonan;
i. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
memungut pembayaran biaya Visa tinggal
terbatas;
j. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan pengecekan ulang pada daftar
pencegahan dan penangkalan;
k. penelitian ulang terhadap latar belakang Orang
Asing melalui media elektronik atau media
lainnya serta arsip layanan Keimigrasian
sebagai pertimbangan risiko akan dampak
kedatangan Orang Asing ke Indonesia terhadap
keamanan, ketertiban, ekonomi, sosial, politik,
dan budaya Indonesia;
l. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan pengambilan data biometrik foto
dan sidik jari;
m. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan wawancara dengan melakukan

www.peraturan.go.id
2016, No.2061
-13-

pertimbangan atas data hasil pemeriksaan


sebagaimana dimaksud dalam huruf j;
n. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan personalisasi dan pencetakan
biodata pemohon pada stiker Visa tinggal
terbatas;
o. penandatanganan Visa tinggal terbatas oleh
Pejabat berwenang pada Perwakilan Republik
Indonesia; dan
p. penyerahan Visa tinggal terbatas.
(2) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu
paling lama 60 (enam puluh) hari.
(3) Penyelesaian pemberian Visa tinggal terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dalam waktu paling lama 4 (empat) hari kerja
terhitung setelah wawancara dan telah membayar
biaya Imigrasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

9. Ketentuan ayat (4) Pasal 42 diubah, sehingga Pasal 42


berbunyi sebagai berikut:

Pasal 42
(1) Pemberian Visa tinggal terbatas yang
permohonannya diajukan oleh Orang Asing kepada
Direktur Jenderal melalui Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia
dilaksanakan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. pemungutan biaya kawat persetujuan Visa
tinggal terbatas;
c. Perwakilan Republik Indonesia meneruskan
permohonan melalui kawat atau surat
elektronik ke Direktur Jenderal;
d. pemeriksaan kelengkapan persyaratan oleh
Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang

www.peraturan.go.id
2016, No.2061 -14-

ditunjuk;
e. pemeriksaan daftar pencegahan dan
penangkalan oleh Direktur Jenderal atau
Pejabat yang ditunjuk;
f. penelitian terhadap latar belakang Orang Asing
melalui media elektronik atau media lainnya
serta arsip layanan Keimigrasian sebagai
pertimbangan risiko akan dampak kedatangan
Orang Asing ke Indonesia terhadap keamanan,
ketertiban, ekonomi, sosial, politik, dan budaya
Indonesia;
g. penerbitan Surat Persetujuan Visa tinggal
terbatas kepada Perwakilan Republik Indonesia
untuk memberikan Visa tinggal terbatas;
h. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
menerima Surat Persetujuan Visa tinggal
terbatas dari Direktur Jenderal;
i. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan entri data, pemindaian berkas, dan
cetak tanda permohonan;
j. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
memungut pembayaran biaya Visa tinggal
terbatas;
k. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan pengecekan ulang pada daftar
pencegahan dan penangkalan;
l. penelitian ulang terhadap latar belakang Orang
Asing melalui media elektronik atau media
lainnya serta arsip layanan Keimigrasian
sebagai pertimbangan risiko akan dampak
kedatangan Orang Asing ke Indonesia terhadap
keamanan, ketertiban, ekonomi, sosial, politik,
dan budaya Indonesia;
m. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan pengambilan data biometrik foto
dan sidik jari;

www.peraturan.go.id
2016, No.2061
-15-

n. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia


melakukan wawancara dengan melakukan
pertimbangan atas data hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam huruf l;
o. petugas pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan personalisasi dan pencetakan
biodata pemohon pada stiker Visa tinggal
terbatas;
p. penandatanganan Visa tinggal terbatas oleh
Pejabat berwenang pada Perwakilan Republik
Indonesia; dan
q. penyerahan Visa tinggal terbatas.
(2) Persetujuan Direktur Jenderal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktu
paling lama 60 (enam puluh) hari.
(3) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf n dilaksanakan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak permohonan
diterima.
(4) Penyelesaian permohonan pemberian Visa tinggal
terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 4
(empat) hari kerja terhitung sejak tanggal dilakukan
wawancara.

10. Ketentuan dalam huruf A angka 4 dan huruf B angka 1


sampai dengan 10 Lampiran diubah sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal II
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

www.peraturan.go.id
2016, No.2061 -16-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Desember 2016

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 29 Desember 2016

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id
2016, No.2061
-17-

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 51 TAHUN 2016
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN
HAK ASASI MANUSIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG
PROSEDUR TEKNIS PERMOHONAN DAN PEMBERIAN
VISA KUNJUNGAN DAN VISA TINGGAL TERBATAS

INDEKS VISA KUNJUNGAN DAN VISA TINGGAL TERBATAS

A. VISA KUNJUNGAN
No Jenis Visa Indeks Kegiatan
1. Visa Kunjungan 1 (satu) B211A Kegiatan wisata, keluarga, sosial
kali perjalanan budaya, tugas pemerintahan,
bisnis meliputi antara lain:
a. wisata;
b. keluarga;
c. sosial;
d. seni dan budaya;
e. tugas pemerintahan;
f. olahraga yang tidak bersifat
komersial;
g. studi banding, kursus singkat
dan pelatihan singkat;
h. melakukan pembicaraan
bisnis;
i. melakukan pembelian barang;
j. memberikan ceramah atau
mengikuti seminar;
k. mengikuti pameran
internasional;
l. mengikuti rapat yang diadakan
dengan kantor pusat atau
perwakilan di Indonesia;

www.peraturan.go.id
2016, No.2061 -18-

m. meneruskan perjalanan ke
negara lain; dan
n. bergabung dengan alat angkut
yang berada di Wilayah
Indonesia.
o. Untuk melakukan pekerjaan
darurat dan mendesak;
2. Visa Kunjungan 1 (satu) B211B Kegiatan kunjungan industri
kali perjalanan meliputi antara lain:
(memerlukan a. memberikan bimbingan,
persetujuan Direktur penyuluhan dan pelatihan
Jenderal) dalam penerapan dan inovasi
teknologi industri untuk
meningkatkan mutu dan
desain produk industri serta
kerja sama pemasaran luar
negeri bagi Indonesia;
b. melakukan audit, kendali
mutu produksi atau inspeksi
pada cabang perusahaan di
Indonesia;
c. calon tenaga kerja asing dalam
uji coba kemampuan dalam
bekerja;
d. ditambah dengan kegiatan
sebagaimana tertera dalam
indeks B211A
B211C Kegiatan jurnalistik dan perfilman
non komersial meliputi antara
lain:
a. jurnalistik yang telah
mendapat izin dari instansi
yang berwenang;
b. pembuatan film yang tidak
bersifat komersial dan telah
mendapat izin dari instansi

www.peraturan.go.id
2016, No.2061
-19-

yang berwenang;

c. ditambah dengan kegiatan


sebagaimana tertera dalam
indeks B211A
3. Visa Kunjungan Saat B213 a. wisata;
Kedatangan b. keluarga;
c. sosial;
d. seni dan budaya;
e. tugas pemerintahan;
f. olahraga yang tidak bersifat
komersial;
g. studi banding, kursus singkat
dan pelatihan singkat;
h. melakukan pekerjaan darurat
dan mendesak;
i. melakukan pembicaraan
bisnis;
j. melakukan pembelian barang;
k. memberikan ceramah atau
mengikuti seminar;
l. mengikuti pameran
internasional;
m. mengikuti rapat yang diadakan
dengan kantor pusat atau
perwakilan di Indonesia;
n. meneruskan perjalanan ke
negara lain; dan
o. bergabung dengan alat angkut
yang berada di Wilayah
Indonesia.
4. Visa Kunjungan D212 Kegiatan keluarga, bisnis, dan
Beberapa Kali Perjalanan tugas pemerintahan bisnis
(memerlukan meliputi antara lain:
persetujuan Direktur a. keluarga;
Jenderal) b. sosial;

www.peraturan.go.id
2016, No.2061 -20-

c. seni dan budaya;


d. tugas pemerintahan;
e. melakukan pembicaraan
bisnis;
f. melakukan pembelian barang;
g. mengikuti seminar;
h. mengikuti pameran
internasional;
i. mengikuti rapat yang diadakan
dengan kantor pusat atau
perwakilan di Indonesia; dan
j. meneruskan perjalanan ke
negara lain.

B. VISA TINGGAL TERBATAS


No Jenis Visa Indeks Kegiatan
1. Visa Tinggal Terbatas C311 Dengan maksud bekerja sebagai
untuk bekerja sebagai Tenaga Ahli Pada Organisasi
Tenaga Ahli Pada Internasional di bawah
Organisasi Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa
di bawah Perserikatan
Bangsa-Bangsa
(memerlukan
persetujuan Direktur
Jenderal)
2. Visa Tinggal Terbatas C312 Dengan maksud bekerja, meliputi:
untuk bekerja a. sebagai tenaga ahli;
(memerlukan b. bergabung untuk bekerja di
persetujuan Direktur atas kapal, alat apung, atau
Jenderal) instalasi yang beroperasi di
wilayah perairan nusantara,
laut teritorial, atau landas
kontinen, serta Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia;
c. melaksanakan tugas sebagai
rohaniawan;

www.peraturan.go.id
2016, No.2061
-21-

d. melakukan kegiatan yang


berkaitan dengan profesi
dengan menerima bayaran;
e. melakukan kegiatan dalam
rangka pembuatan film yang
bersifat komersial dan telah
mendapat izin dari instansi
yang berwenang;
f. melakukan pengawasan
kualitas barang atau produksi;
g. melakukan inspeksi atau audit
pada cabang perusahaan di
Indonesia;
h. melayani purnajual;
i. memasang dan mereparasi
mesin;
j. melakukan pekerjaan
nonpermanen dalam rangka
konstruksi;
k. mengadakan pertunjukan
kesenian, musik, dan olah
raga;
l. mengadakan kegiatan olahraga
profesional;
m. melakukan kegiatan
pengobatan; dan
n. calon tenaga kerja asing yang
akan bekerja dalam rangka uji
coba keahlian.
3. Visa Tinggal Terbatas C313 Dengan maksud tidak bekerja
untuk melakukan untuk melakukan penanaman
penanaman modal asing modal asing paling lama 1 (satu)
paling lama 1 (satu) tahun
tahun (memerlukan
persetujuan Direktur

www.peraturan.go.id
2016, No.2061 -22-

Jenderal)
4. Visa Tinggal Terbatas C314 Dengan maksud tidak bekerja
untuk melakukan untuk melakukan penanaman
penanaman modal asing modal asing paling lama 2 (dua)
paling lama 2 (dua) tahun
tahun (memerlukan
persetujuan Direktur
Jenderal)
5. Visa Tinggal Terbatas C315 Dengan maksud tidak bekerja
untuk mengikuti untuk mengikuti pelatihan dan
pelatihan dan penelitian penelitian
ilmiah (memerlukan
persetujuan Direktur
Jenderal)
6. Visa Tinggal Terbatas C316 Dengan maksud tidak bekerja
untuk mengikuti untuk mengikuti Pendidikan
Pendidikan (memerlukan
persetujuan Direktur
Jenderal)
7. Visa Tinggal Terbatas C317 Dengan maksud tidak bekerja
untuk penyatuan untuk penyatuan keluarga
keluarga (memerlukan
persetujuan Direktur
Jenderal)
8. Visa Tinggal Terbatas C318 Dengan maksud tidak bekerja
untuk repatriasi untuk repatriasi
(memerlukan
persetujuan Direktur
Jenderal)
9. Visa Tinggal Terbatas C319 Dengan maksud tidak bekerja
untuk wisatawan lanjut sebagai wisatawan lanjut usia
usia mancanegara mancanegara
(memerlukan
persetujuan Direktur
Jenderal)
10. Visa Tinggal Terbatas C320 Kemudahan bekerja sambil

www.peraturan.go.id
2016, No.2061
-23-

Kemudahan bekerja berlibur


sambil berlibur
(memerlukan
persetujuan Direktur
Jenderal)

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.2062, 2016 KEMENKUMHAM. STUDENT VISA. CAP STUDENT VISA.
Penerbitan.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 52 TAHUN 2016
TENTANG
PENERBITAN STUDENT VISA DAN
CAP STUDENT VISA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk meningkatkan pelayanan yang efektif dan efisien


dalam pemberian visa bagi orang asing yang akan mengikuti
pendidikan tinggi di wilayah Indonesia, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang
Penerbitan Student Visa dan Cap Student Visa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5216);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 tentang Keimigrasian sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2016
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 31

www.peraturan.go.id
2016, No. 2062 -2-

Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-


Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5894);
4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 84);
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
16 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
186);
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
24 Tahun 2016 tentang Prosedur Teknis Visa Kunjungan
dan Visa Tinggal Terbatas (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1052);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG PENERBITAN STUDENT VISA DAN CAP STUDENT
VISA.

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara
Indonesia.
2. Paspor Kebangsaan adalah dokumen yang dikeluarkan
oleh negara asing kepada warga negaranya untuk
melakukan perjalanan antarnegara yang berlaku selama

www.peraturan.go.id
2016, No. 2062
-3-

jangka waktu tertentu.


3. Penjamin adalah pimpinan atau penanggung jawab
lembaga pendidikan tinggi yang bertanggung jawab atas
keberadaan dan kegiatan mahasiswa selama berada di
wilayah Indonesia.
4. Student Visa adalah visa tinggal terbatas yang diberikan
kepada Orang Asing yang akan mengikuti program
pendidikan di lembaga pendidikan tinggi di Indonesia
yang diterbitkan berdasarkan rekomendasi dari
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
5. Clearing House adalah forum evaluasi berkas
permohonan izin belajar dan pengawasan mahasiswa
asing yang beranggotakan instansi terkait.
6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Imigrasi.
7. Pemohon adalah Orang Asing yang akan mengikuti
pendidikan tinggi di Wilayah Indonesia.

Pasal 2
(1) Permohonan rekomendasi izin belajar diajukan oleh
Penjamin kepada Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
(2) Permohonan rekomendasi izin belajar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara elektronik.

Pasal 3
(1) Penerbitan rekomendasi izin belajar bagi Pemohon
dikeluarkan oleh kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dibidang pendidikan tinggi
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Penerbitan rekomendasi izin belajar bagi Pemohon
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dengan mekanisme sebagai berikut:
a. pemeriksaan dan penelitian kelengkapan dan
keabsahan persyaratan;
b. pemeriksaan seluruh persyaratan melalui Clearing

www.peraturan.go.id
2016, No. 2062 -4-

House;
c. penerbitan rekomendasi izin belajar; dan
d. pengiriman rekomendasi izin belajar.

Pasal 4
Rekomendasi izin belajar Pemohon yang telah disetujui, dapat
disampaikan kepada Direktur Jenderal secara elektronik.

Pasal 5
Permohonan Student Visa diajukan oleh Pemohon dengan
mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan sebagai
berikut:
a. surat penjaminan dari Penjamin;
b. surat rekomendasi izin belajar yang diperoleh dari
kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dibidang pendidikan tinggi dengan
melengkapi persyaratan sebagai berikut:
1. surat permohonan izin belajar dari perguruan tinggi
terkait;
2. hasil pindaian Paspor Kebangsaan yang sah dan
masih berlaku;
3. hasil pindaian ijazah terakhir;
4. daftar riwayat hidup;
5. surat pernyataan jaminan keuangan;
6. surat keterangan telah diterima sebagai mahasiswa
di perguruan tinggi terkait;
7. surat keterangan berbadan sehat;
8. surat pernyataan dari Pemohon mengenai:
a) tidak bekerja selama menempuh studi;
b) tidak melakukan perbuatan melawan hukum;
c) tidak terlibat dalam kegiatan politik selama
menempuh studi; dan
d) mematuhi peraturan yang berlaku di Indonesia;
c. fotokopi Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku:
1. paling singkat 30 (tiga puluh) bulan bagi yang akan
mengikuti pendidikan paling lama 2 (dua) tahun;
atau

www.peraturan.go.id
2016, No. 2062
-5-

2. paling singkat 18 (delapan belas) bulan bagi yang


akan mengikuti pendidikan paling lama 1 (satu)
tahun.
d. bukti memiliki biaya hidup bagi dirinya dan/atau
keluarganya selama berada di Wilayah Indonesia paling
sedikit US$1500 (seribu lima ratus dollar Amerika) setiap
orang dalam bentuk tabungan kecuali untuk program
beasiswa pendidikan yang dibiayai oleh Pemerintah
Indonesia.

Pasal 6
Penerbitan persetujuan Student Visa dilaksanakan melalui
mekanisme sebagai berikut:
a. pemeriksaan permohonan yang diterima secara
elektronik oleh pejabat imigrasi yang ditunjuk pada
Direktorat Jenderal;
b. verifikasi permohonan dan persyaratan yang
disampaikan oleh Direktur Jenderal Kelembagaan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;
c. penerbitan Perintah Bayar Penerimaan Negara Bukan
Pajak persetujuan Student Visa;
d. pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak
persetujuan Student Visa oleh Penjamin;
e. penerbitan Persetujuan Student Visa; dan
f. pengiriman kawat persetujuan Student Visa kepada
Perwakilan Republik Indonesia yang telah ditentukan
dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
Kelembagaan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi.

Pasal 7
(1) Cap Student Visa terdiri atas:
a. cap Student Visa yang diterakan pada persetujuan
visa; dan
b. cap Student Visa yang diterakan pada visa.
(2) Cap Student Visa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a paling sedikit memuat:

www.peraturan.go.id
2016, No. 2062 -6-

a. frasa “Student Visa”;


b. kode register perwakilan; dan
c. dasar hukum pemberian cap.
(3) Cap Student Visa yang diterakan pada persetujuan visa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berbentuk
persegi panjang dengan ukuran 7cm X 2cm (tujuh
sentimeter kali dua sentimeter) dan menggunakan jenis
huruf arial dengan ukuran 11.
(4) Cap Student Visa yang diterakan pada visa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b berbentuk persegi
panjang dengan ukuran 3 cm X 0,7cm (tiga sentimeter
kali nol koma tujuh sentimeter) dan menggunakan jenis
huruf arial dengan ukuran 8.
(5) Format cap Student Visa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 8
Cap Student Visa diterakan pada:
a. surat persetujuan visa diletakkan di bagian bawah
sebelah kiri sejajar dengan nama jabatan pejabat yang
menandatangani surat persetujuan; dan
b. stiker visa yang diletakan di bagian bawah tulisan indeks
visa.

Pasal 9
Dalam hal terjadi gangguan yang menyebabkan sistem
elektronik tidak berfungsi, pengajuan permohonan penerbitan
Student Visa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat
dilakukan secara manual.

Pasal 10
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

www.peraturan.go.id
2016, No. 2062
-7-

dalam Berita Negara Republik Indonesia

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Desember 2016

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 29 Desember 2016

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id
2016, No. 2062 -8-

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 52 TAHUN 2016
TENTANG PENERBITAN STUDENT VISA DAN CAP STUDENT
VISA

FORMAT CAP STUDENT VISA

1. Bentuk cap Student Visa

STUDENT VISA 000


2 cm

nomenklatur cap
7 cm
kode register

2. Bentuk cap STUDENT VISA untuk stiker visa

STUDENT VISA 000 0,7 cm

3 cm nomenklatur cap
kode register

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.988, 2018 KEMENKUMHAM. Pemberian Visa dan Izin
Tinggal bagi TKA.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2018
TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN VISA DAN IZIN TINGGAL
BAGI TENAGA KERJA ASING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan perekonomian nasional


melalui peningkatan investasi, perlu dilakukan
penyederhanaan dalam proses penerbitan Visa dan Izin
Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing di Indonesia;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Tata
Cara Pemberian Visa dan Izin Tinggal bagi Tenaga Kerja
Asing;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5216);
2018, No. 988 -2-

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5409) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 123 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5894);
4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 84);
5. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Penggunaan Tenaga Kerja Asing (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 39);
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 186);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG TATA CARA PEMBERIAN VISA DAN IZIN TINGGAL
BAGI TENAGA KERJA ASING.
2018, No. 988
-3-

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara
Indonesia.
2. Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah tempat
pemeriksaan di pelabuhan laut, bandar udara, pos lintas
batas atau tempat lain sebagai tempat masuk dan keluar
Wilayah Indonesia.
3. Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian yang
selanjutnya disingkat SIMKIM adalah sistem teknologi
informasi dan komunikasi yang digunakan untuk
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi
guna mendukung operasional, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam melaksanakan Fungsi
Keimigrasian.
4. Tanda Masuk adalah tanda tertentu berupa cap yang
dibubuhkan pada dokumen perjalanan warga negara
Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun
elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi sebagai
tanda bahwa yang bersangkutan masuk Wilayah
Indonesia.
5. Izin Masuk Kembali adalah izin tertulis yang diberikan
oleh Pejabat Imigrasi kepada Orang Asing pemegang Izin
Tinggal terbatas dan Izin Tinggal Tetap untuk masuk
kembali ke Wilayah Indonesia.
6. Paspor Kebangsaan adalah dokumen yang dikeluarkan
oleh negara asing kepada warga negaranya untuk
melakukan perjalanan antarnegara yang berlaku selama
jangka waktu tertentu.
7. Surat Persetujuan Visa adalah surat yang dikeluarkan
oleh Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang memuat penguasaan kepada Perwakilan
Republik Indonesia untuk menerbitkan Visa bagi Orang
Asing.
2018, No. 988 -4-

8. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya Visa adalah


keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang
berwenang di perwakilan Republik Indonesia atau di
tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing
untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan
menjadi dasar untuk pemberian izin tinggal.
9. Visa Tinggal Terbatas yang selanjutnya disingkat Vitas
adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau di
tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing
untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan
menjadi dasar untuk pemberian Izin Tinggal terbatas
dalam rangka bekerja.
10. Izin Tinggal adalah izin yang diberikan kepada Orang
Asing oleh Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar
Negeri untuk berada di Wilayah Indonesia.
11. Izin Tinggal Terbatas yang selanjutnya disingkat Itas
adalah izin yang diberikan kepada Orang Asing untuk
tinggal dan berada di Wilayah Indonesia untuk jangka
waktu tertentu untuk bekerja.
12. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.
13. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Imigrasi.
14. Pejabat Imigrasi adalah pegawai yang telah melalui
pendidikan khusus Keimigrasian dan memiliki keahlian
teknis Keimigrasian serta memiliki wewenang untuk
melaksanakan tugas dan tanggungjawab berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian.
15. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Imigrasi.
16. Perwakilan Republik Indonesia adalah Kedutaan Besar
Republik Indonesia, Konsulat Jenderal Republik
Indonesia, dan Konsulat Republik Indonesia.
2018, No. 988
-5-

17. Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat TKA


adalah warga negara asing pemegang visa dengan
maksud bekerja di wilayah Indonesia.
18. Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya
disebut Pemberi Kerja TKA adalah badan hukum atau
badan-badan lainnya yang mempekerjakan TKA dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
19. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang
selanjutnya disingkat RPTKA adalah rencana penggunaan
TKA pada jabatan tertentu yang dibuat oleh Pemberi
Kerja TKA untuk jangka waktu tertentu yang disahkan
oleh menteri yang membidangi urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan atau pejabat yang ditunjuk.
20. Dana Kompensasi Penggunaan TKA yang selanjutnya
disingkat DKP-TKA adalah kompensasi yang harus
dibayar oleh Pemberi Kerja TKA atas penggunaan TKA
sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak atau
Penerimaan Daerah.
21. Aplikasi Visa Online adalah program yang berbasis
teknologi informasi untuk menerima, memproses dan
menerbitkan persetujuan Vitas bagi penggunaan TKA
yang dimiliki oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
22. Sistem Online Pelayanan TKA yang selanjutnya disebut
TKA Online adalah aplikasi teknologi informasi berbasis
web untuk memberikan pelayanan kepada Pemberi
Kerja TKA.
23. Notifikasi adalah pemberitahuan secara elektronik atas
penggunaan TKA yang telah memenuhi persyaratan
secara lengkap dan benar.
24. Pekerjaan Bersifat Darurat dan Mendesak adalah
pekerjaan yang tidak terencana yang memerlukan
penanggulangan segera disebabkan antara lain bencana
alam, kerusakan mesin utama, huru-hara/unjuk
rasa/kerusuhan yang perlu segera ditangani untuk
menghindari kerugian fatal bagi perusahaan dan/atau
masyarakat umum.
2018, No. 988 -6-

Pasal 2
Setiap TKA yang bekerja di Indonesia wajib mempunyai Vitas
untuk bekerja.

BAB II
PEMBERIAN VITAS

Pasal 3
(1) Vitas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 diajukan
oleh Pemberi Kerja TKA atau calon TKA melalui
permohonan kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mengisi data secara elektronik melalui
TKA Online.
(3) Permohonan Vitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sekaligus dijadikan sebagai permohonan Itas.

Pasal 4
(1) Pemberian Vitas bagi calon TKA dilaksanakan oleh
Pejabat Imigrasi pada Perwakilan Republik Indonesia.
(2) Dalam hal Perwakilan Republik Indonesia belum ada
Pejabat Imigrasi, pemberian Vitas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh pejabat dinas luar negeri.

Pasal 5
(1) Pemberian Vitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
dilaksanakan melalui mekanisme:
a. Pejabat Imigrasi pada Direktorat Jenderal menerima
notifikasi secara online dari Kementerian
Ketenagakerjaan untuk dapat memproses Surat
Persetujuan Visa;
b. Dalam hal permohonan Vitas bagi calon TKA yang
berasal dari negara calling visa ditindaklanjuti
melalui penelitian dan penilaian tim koordinasi
penilai pemberian Visa;
2018, No. 988
-7-

c. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk mengirimkan


perintah pembayaran biaya Surat Persetujuan Visa,
Vitas, Itas, Izin Masuk Kembali dan Jasa
Penggunaan Teknologi SIMKIM kepada Pemberi
Kerja TKA atau calon TKA melalui surat elektronik;
d. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melakukan
pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan
setelah dilakukan pembayaran;
e. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melakukan penelitian
latar belakang calon TKA dan/atau Pemberi Kerja
TKA melalui media elektronik atau media lainnya
serta arsip layanan Keimigrasian sebagai
pertimbangan kemanfaatan atau resiko akan
dampak kedatangan Orang Asing ke Indonesia
terhadap keamanan, ketertiban, ekonomi, sosial,
politik, dan budaya Indonesia;
f. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerbitkan Surat
Persetujuan Visa;
g. Surat Persetujuan Visa sebagaimana dimaksud pada
huruf f, diteruskan melalui surat elektronik atau
aplikasi Visa online ke Perwakilan Republik
Indonesia yang ditembuskan ke Pemberi Kerja TKA
dan/atau calon TKA yang berada di luar negeri
dengan memerintahkan calon TKA datang ke
Perwakilan Republik Indonesia paling lama 60 (enam
puluh) hari setelah menerima Surat Persetujuan
Visa;
h. Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar negeri yang
ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia
menerima Surat Persetujuan Visa;
i. Calon TKA datang ke Perwakilan Republik Indonesia
dengan membawa Paspor Kebangsaan;
j. Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar negeri yang
ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan wawancara dan melakukan pemeriksaan
ulang daftar pencegahan dan penangkalan;
2018, No. 988 -8-

k. Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar negeri yang


ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan penelitian ulang terhadap latar belakang
calon TKA dan/atau Pemberi Kerja TKA melalui
media elektronik atau media lainnya serta arsip
layanan Keimigrasian sebagai pertimbangan
kemanfaatan atau risiko akan dampak kedatangan
calon TKA ke Indonesia terhadap keamanan,
ketertiban, ekonomi, sosial, politik, dan budaya
Indonesia;
l. Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar negeri yang
ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia
menandatangani Vitas; dan
m. penyerahan Vitas oleh Pejabat Imigrasi atau pejabat
dinas luar negeri yang ditunjuk pada Perwakilan
Republik Indonesia.
(2) Penyelesaian pemberian Vitas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan dalam jangka waktu paling
lama 2 (dua) hari kerja sejak Paspor Kebangsaan TKA
diterima oleh Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar
negeri yang ditunjuk pada Perwakilan Republik
Indonesia.
(3) Penentuan lama tinggal (length of stay) pada Vitas
didasarkan pada jangka waktu yang tercantum pada
notifikasi namun tidak melebihi jangka waktu 2 (dua)
tahun.

Pasal 6
(1) Calon TKA dapat diberikan Vitas Saat Kedatangan.
(2) Vitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
dengan lama tinggal paling lama 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 7
(1) Vitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
diajukan oleh Pemberi Kerja TKA atau calon TKA melalui
permohonan kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
2018, No. 988
-9-

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan dengan mengisi data secara elektronik melalui
TKA Online.
(3) Permohonan Vitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sekaligus dijadikan sebagai permohonan Itas pada saat
kedatangan.
(4) Pemberian Vitas saat kedatangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1) dilaksanakan melalui mekanisme:
a. Pemberi Kerja TKA atau calon TKA mengajukan
permohonan kepada Direktur Jenderal melalui TKA
Online;
b. Pejabat Imigrasi pada Direktorat Jenderal menerima
notifikasi secara online dari Kementerian
Ketenagakerjaan untuk dapat memproses Surat
Persetujuan Visa;
c. Dalam hal permohonan Vitas saat kedatangan bagi
calon TKA yang berasal dari negara calling visa
ditindaklanjuti melalui penelitian dan penilaian tim
koordinasi penilai pemberian Visa;
d. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk mengirimkan
perintah pembayaran Vitas saat kedatangan, Itas
saat kedatangan, Izin Masuk Kembali, dan biaya
jasa penggunaan teknologi SIMKIM kepada Pemberi
Kerja TKA atau calon TKA melalui surat elektronik;
e. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melakukan
pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan
setelah dilakukan pembayaran;
f. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melakukan penelitian
latar belakang Pemberi Kerja TKA dan/atau calon
TKA melalui media elektronik atau media lainnya
serta arsip layanan Keimigrasian sebagai
pertimbangan kemanfaatan atau risiko akan
dampak kedatangan Orang Asing ke Indonesia
terhadap keamanan, ketertiban, ekonomi, sosial,
politik, dan budaya Indonesia;
2018, No. 988 -10-

g. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerbitkan surat


persetujuan Vitas saat kedatangan dan meneruskan
melalui surat elektronik atau aplikasi Visa online ke
Pemberi Kerja TKA dan/atau calon TKA yang
ditembuskan ke kantor imigrasi yang membawahi
Tempat Pemeriksaan Imigrasi tujuan kedatangan
calon TKA;
h. Calon TKA masuk wilayah Indonesia melalui Tempat
Pemeriksaan Imigrasi yang telah ditentukan dengan
membawa Paspor yang sah dan masih berlaku dan
surat persetujuan Vitas saat kedatangan.

BAB III
PEMBERIAN ITAS

Pasal 8
(1) Pemberian Itas dilaksanakan pada Tempat Pemeriksaan
Imigrasi tertentu.
(2) Tempat Pemeriksaan Imigrasi tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
(3) Pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disediakan konter pemeriksaan
khusus.

Pasal 9
(1) Pejabat Imigrasi yang bertugas pada Tempat Pemeriksaan
Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,
menyelesaikan pemberian Itas calon TKA melalui
mekanisme:
a. memberikan Tanda Masuk berbentuk stiker yang
memuat data TKA sekaligus Itas dan Izin Masuk
Kembali; dan
b. memberikan Itas elektronik melalui mekanisme
pengambilan data biometrik.
(2) Data Itas elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, dikirimkan secara elektronik melalui SIMKIM
kepada Pemberi Kerja TKA, calon TKA, Divisi
2018, No. 988
-11-

Keimigrasian, dan kantor imigrasi yang wilayah kerjanya


meliputi tempat tinggal TKA.

BAB IV
PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TERBATAS

Pasal 10
(1) Itas yang berasal dari Vitas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 dapat diperpanjang.
(2) Perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan sebelum masa berlaku Itas berakhir.
(3) Jangka waktu lama tinggal perpanjangan Itas diberikan
berdasarkan jangka waktu kerja sebagaimana tercantum
dalam notifikasi dan paling lama 2 (dua) tahun untuk
setiap kali perpanjangan dengan keseluruhan lama
tinggal tidak melebihi 6 (enam) tahun.

Pasal 11
(1) Permohonan perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 diajukan oleh Pemberi Kerja TKA atau
TKA melalui permohonan kepada Menteri atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mengisi data secara elektronik melalui
TKA Online yang terintegrasi dengan SIMKIM.
(3) Perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 dilaksanakan melalui mekanisme:
a. Pejabat Imigrasi pada Direktorat Jenderal menerima
notifikasi secara online dari Kementerian
Ketenagakerjaan untuk dapat memproses
perpanjangan Itas;
b. Pejabat Imigrasi pada Direktorat Jenderal
meneruskan notifikasi sebagaimana dimaksud pada
huruf a kepada Kepala Kantor Wilayah melalui
Kepala Divisi Keimigrasian dan Kepala Kantor
Imigrasi yang menerbitkan Itas TKA sekaligus
mengirimkan informasi secara elektronik kepada
2018, No. 988 -12-

Pemberi Kerja TKA dan TKA melalui SIMKIM, untuk


datang ke kantor imigrasi dengan membawa Paspor
Kebangsaan yang masih berlaku;
c. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada kantor imigrasi
menerima Paspor Kebangsaan TKA dan
menyerahkan tanda terima permohonan sekaligus
kode billing Penerimaan Negara Bukan Pajak atas
perpanjangan Itas, Izin Masuk Kembali dan biaya
jasa penggunaan teknologi SIMKIM kepada Pemberi
Kerja TKA atau TKA;
d. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada kantor imigrasi
melaksanakan pemeriksaan daftar pencegahan dan
penangkalan, wawancara dan pengambilan data
biometrik;
e. kantor imigrasi menerbitkan Itas elektronik
sekaligus dengan Izin Masuk Kembali sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan setelah
dilakukan pembayaran;
f. Perpanjangan keempat dan seterusnya sebagaimana
dimaksud dalam huruf e diberikan oleh Kepala
Kantor Imigrasi berdasarkan persetujuan Kepala
Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi Keimigrasian
yang dikirimkan secara elektronik melalui SIMKIM;
dan
g. Perpanjangan Itas dalam jangka waktu lebih dari 1
(satu) tahun dan paling lama 2 (dua) tahun atau Itas
TKA dari negara calling visa sebagaimana dimaksud
dalam huruf e diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi
berdasarkan persetujuan Kepala Kantor Wilayah
melalui Kepala Divisi Keimigrasian dan Direktur
Jenderal yang dikirimkan secara elektronik melalui
SIMKIM.

Pasal 12
(1) Penyelesaian perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (3) huruf e dilaksanakan dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja sejak
2018, No. 988
-13-

dilakukan pengambilan biometrik dan pembayaran


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf c.
(2) Penyelesaian perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (3) huruf f dilaksanakan dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja sejak kantor
imigrasi menerima persetujuan Kepala Kantor Wilayah
melalui Kepala Divisi Keimigrasian dan pembayaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf c.
(3) Penyelesaian perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (3) huruf g dilaksanakan dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja sejak kantor
imigrasi menerima persetujuan Direktur Jenderal dan
pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat
(3) huruf c.

BAB V
PELAPORAN

Pasal 13
Pemberi Kerja TKA lain yang mempekerjakan TKA secara
rangkap jabatan wajib melaporkan kepada Menteri atau
pejabat imigrasi yang ditunjuk.

Pasal 14
(1) Pelaporan rangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 dilakukan dengan mengisi data secara
elektronik melalui TKA Online yang terintegrasi dengan
SIMKIM.
(2) Pelaporan rangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 dilaksanakan melalui mekanisme:
a. Pejabat Imigrasi pada Direktorat Jenderal menerima
notifikasi secara online dari Kementerian
Ketenagakerjaan untuk dapat memproses rangkap
jabatan;
b. Direktorat Jenderal meneruskan notifikasi
sebagaimana dimaksud dalam huruf a kepada
Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi
2018, No. 988 -14-

Keimigrasian dan kantor imigrasi yang menerbitkan


Itas TKA sekaligus mengirimkan informasi secara
elektronik kepada Pemberi Kerja TKA dan TKA
melalui SIMKIM untuk datang ke kantor imigrasi
dengan membawa Paspor Kebangsaan yang masih
berlaku;
c. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada kantor imigrasi
menerima Paspor Kebangsaan TKA dan
menyerahkan tanda terima permohonan kepada
Pemberi Kerja TKA atau TKA;
d. Pejabat Imigrasi pada kantor imigrasi
mencantumkan perubahan pekerjaan dalam hal
rangkap jabatan berupa tambahan catatan pada Itas
elektronik, meliputi data Pemberi Kerja TKA lain dan
jabatan baru TKA;
(3) Rangkap jabatan dilaksanakan melalui mekanisme
pengiriman Itas elektronik dengan catatan Pemberi Kerja
TKA lain dan jabatan baru TKA tanpa merubah register
Itas.

Pasal 15
Jangka waktu rangkap jabatan tidak dapat melebihi jangka
waktu berlaku Itas.

Pasal 16
(1) Dalam hal TKA dengan rangkap jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 dicabut jaminannya oleh
Pemberi Kerja TKA pertama maka jaminan dapat
dialihkan kepada Pemberi Kerja TKA lainnya.
(2) Pengalihan jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa perawatan data yang dilaksanakan melalui
mekanisme:
a. Pemberi Kerja TKA/TKA melampirkan surat
pencabutan jaminan dari Pemberi Kerja TKA
pertama;
b. Pemberi Kerja TKA/TKA melampirkan surat
pernyataan jaminan dari Pemberi Kerja TKA lainnya;
2018, No. 988
-15-

c. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada kantor imigrasi


menerima Paspor Kebangsaan TKA dan
menyerahkan tanda terima permohonan sekaligus
kode billing Penerimaan Negara Bukan Pajak atas
pelaporan rangkap jabatan kepada Pemberi Kerja
TKA atau TKA;
d. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada kantor imigrasi
melakukan pemindaian dokumen persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b;
e. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada kantor imigrasi
menyampaikan perubahan data jaminan kepada
Pemberi Kerja TKA/TKA melalui pengiriman ulang
Itas elektronik; dan
f. Pemberi Kerja TKA/TKA dapat mencetak Itas
elektronik yang baru tanpa mengubah register Itas.

Pasal 17
Penyelesaian pelaporan rangkap jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 dilaksanakan paling lama 2 (dua)
hari kerja sejak Kepala Kantor Imigrasi menerima persetujuan
Direktur Jenderal dan pembayaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (2) huruf c.

Pasal 18
Pemberi Kerja TKA yang mengajukan Vitas bertanggung jawab
atas keberadaan dan kegiatan TKA yang dijaminkan.

BAB VI
PEKERJAAN BERSIFAT DARURAT DAN MENDESAK

Pasal 19
Dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat darurat dan
mendesak, TKA dapat menggunakan jenis Visa dan Izin
Tinggal yang diperuntukan bagi kegiatan yang dimaksud
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
2018, No. 988 -16-

Pasal 20
Pemberi Kerja TKA wajib mengajukan permohonan
pengesahan RPTKA kepada Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dibidang Ketenagakerjaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII
PENGAWASAN KEIMIGRASIAN PADA TKA

Pasal 21
(1) Pejabat Imigrasi melakukan pengawasan keimigrasian
pada TKA sejak diajukannya permohonan Visa di
Perwakilan Republik Indonesia, masuk wilayah Indonesia
melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi, dan pada saat
berada di wilayah Indonesia.
(2) Pengawasan keimigrasian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui pengawasan administratif dan
pengawasan lapangan.
(3) Pengawasan keimigrasian bagi TKA pada saat berada di
wilayah Indonesia dapat dilakukan melalui koordinasi
dengan instansi yang terkait dalam Tim Pengawasan
Orang Asing.
(4) Dalam hal ditemukannya pelanggaran penggunaan TKA
oleh Pejabat Imigrasi yang melakukan pengawasan
keimigrasian, ditindaklanjuti oleh instansi terkait sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukan dalam penggunaan
TKA berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(5) Dalam hal pemberian perpanjangan Itas, pemberian
rangkap jabatan, dan ganti Pemberi Kerja TKA, Direktur
Jenderal, Kepala Divisi Keimigrasian, dan Kepala Kantor
Imigrasi dapat melakukan pengawasan keimigrasian
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2018, No. 988
-17-

BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 22
Pada Itas elektronik terdapat kode khusus yang bisa diakses
oleh aplikasi yang dimiliki Direktorat Jenderal Imigrasi untuk
menampilkan seluruh data pemegang Itas dalam rangka
pengawasan.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
1. Itas dan Izin Tinggal Tetap bagi TKA yang telah
diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini,
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berakhirnya
jangka waktu Itas dan Izin Tinggal Tetap.
2. Terhadap pengajuan permohonan Itas dan Izin Tinggal
Tetap bagi TKA yang telah diajukan sebelum berlakunya
Peraturan Menteri ini, diproses berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 27 Tahun
2014 tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan,
Penolakan, Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal
Kunjungan, Itas, dan Izin Tinggal Tetap serta
Pengecualian dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal.

Pasal 24
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
2018, No. 988 -18-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Juni 2018

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Juli 2018

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA

ttd

WIDODO EKATJAHJANA
NOMOR SOP : IMI-GR.01.09-1181
TGL. PEMBUATAN : 28 Maret 2013
TGL. REVISI : 27 Mei 2013 / REV.01
TGL. EFEKTIF : 1 Juni 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN
NAMA SOP PENERBITAN PERSETUJUAN VISA KUNJUNGAN

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data penerbitan persetujuan Visa Kunjungan
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur penerbitan persetujuan Visa Kunjungan
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-IZ.01.10 Tahun 2007 tentang
Perubahan Kedua atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang
Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang
Pedoman Umum Penerapan e-Office Keimigrasian;
7. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa singgah, Visa
Kunjungan,Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
08.GR.01.06 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor
M.02-IZ.01.10 Tahun1995 tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa tinggal Terbatas, Izin
Masuk, dan Izin Keimigrasian.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Penerbitan Persetujuan Vitas 1. Komputer/printer/scanner
2. Jaringan internet dan e-office
3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian persetujuan Visa akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian hasil penerbitan, ketepatan waktu, dan akurasi data pada keimigrasian
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Petugas Petugas Pejabat Petugas Petugas
Petugas Bendahara Kelengkapan Waktu Output
loket II Tata Usaha Imigrasi Pindai Vitas
Persyaratan Petugas I menerima
Berkas
1. Menerima permohonan secara online mulailoket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom 1 menit permohonan permohonan berkas
permohonan
lengkap secara online

Verifikasi
Tidak
2. Memeriksa data pemohon dalam daftar cekal cekal?
Petugas loket selesai
Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom Daftar cekal 30 detik data cekal
pemohon

Memeriksa kelengkapan dan keabsahan persyaratan


Tidak Jawaban Permohonan ditolak
permohonan dan memberikan jawaban persetujuan atau lengkap dan Berkas
2. Petugas loket
sah?
selesai
Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom 4 menit persetujuan apabila ada
penolakan permohonan berupa nomor notifikasi melalui permohonan
online ketidaksesuaian
online
Pemohon
Ya Persyaratan menyerahkan berkas
Menerima berkas permohonan manual dari pemohon Berkas
3. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom 1 menit permohonan permohonan secara
yang telah mendapat nomor notifikasi. permohonan
lengkap langsung kepada
petugas loket

Slip bukti
4. Menerima pembayaran biaya telex persetujuan Visa Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom 2 menit Bukti bayar
pembayaran

Tidak Hasil pilah Permohonan Visa


Berkas
5. Memilah jenis permohonan Visa Petugas loket Ouput Lantaskim VITAS?
Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom
permohonan
30 detik jenis dipilah antara Vitas
permohonan dan Visa Kunjungan
Ya
Surat
pemberitahuan
Memberikan jangka waktu keberadaan (lama tinggal) Berkas
6. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom 2 menit dan
berdasarkan Visa permohonan persetujuan
Visa
Tidak Tanda tangan Apabila ada
Melakukan penelitian data permohonan,
Ya Berkas pemberitahuan ketidaksesuaian
7. menandatangani pemberitahuan, dan memberikan Ouput Lantaskim setuju? selesai
Insarkom Insarkom
permohonan
2 menit dan maka permohonan
Persetujuan Visa persetujuan tidak disetujui

Slip tanda
Melakukan pemindaian permohonan persetujuan Visa
8. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom bukti 2 menit Hasil pindai
yang telah disetujui pembayaran

Slip tanda
Telex ke
9. Mengirimkan telex ke PWRI Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom bukti 5 menit Ouput
PWRI
pembayaran

Bukti
Menyerahkan pemberitahuan persetujuan Visa kepada Berkas penyerahan
10. Petugas loket selesai
Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom permohonan 1 menit pemberitahuan
pemohon atau penjamin persetujuan
dan dokim
Visa
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN PERSETUJUAN VISA KUNJUNGAN
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-
IZ.01.10 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa
Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin
Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Penerapan e-Office
Keimigrasian;
7. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995
tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin
Masuk, dan Izin Keimigrasian sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor M.HH-08.GR.01.06 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat
Atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995
tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin
Masuk, dan Izin Keimigrasian.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Persetujuan Visa Penerbitan Penerbitan


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Kunjungan Persetujuan Visa
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Kunjungan
lintas dan pengaturan teknis
fasilitas dan Keimigrasian
keimigrasian, pengamanan serta
izin tinggal teknis pelaksanaan
orang asing dan pelaksanaan tugas di bidang
status tugas di bidang izin tinggal
kewarganegara izin tinggal orang asing.
an sesuai orang asing
dengan dan status
peraturan kewarga
perundang- negaraan;
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penerbitan Persetujuan Visa Kunjungan

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Direktur Dokumen Perjalanan, Visa, dan Fasilitas Keimigrasian


− Sub Direktorat Visa
b. Kegiatan :

4. Scope/ruang lingkup : Direktorat Jenderal Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penerbitan Persetujuan Visa Kunjungan

Langkah Awal : Petugas menerima permohonan visa kunjungan secara online yang kemudian
memeriksa data pemohon dalam daftar cekal. Petugas melakukan pengecekan
dan meneliti keabsahan dokumen yang kemudian memberikan jawaban
persetujuan atau penolakan permohonan secara online. Pemohon menyerahkan
berkas permohonan yang telah disetujui melalui online secara manual kepada
petugas loket. Selanjutnya berkas diteruskan kepada bagian Bendahara
Penerima untuk transaksi pembayaran.

Langkah Utama : Pemohon melakukan pembayaran biaya telex permohonan persetujuan visa.
Selanjutnya petugas melakukan pemilahan antara Visa Tinggal Terbatas dan
Visa Kunjungan.

Langkah Akhir : Petugas melakukan penelitian data permohonan dan mencetak surat
pemberitahuan dan persetujuan visa. Kemudian Pejabat yang ditunjuk
melakukan pengesahan pada surat persetujuan visa kunjungan. Selanjutnya
dilakukan pemindaian surat permohonan persetujuan visa yang telah disetujui.
Petugas mengirimkan telex ke PWRI kemudian dilakukan penyerahan
pemberitahuan persetujuan visa kepada pemohon.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penerbitan Persetujuan Visa Kunjungan

Langkah Awal : 1. Pengambilan Formulir;


Pemohon mengisi formulir dan melengkapi dokumen pendukung.
2. Permohonan
a. Pemohon mengirim data permohonan secara online
b. Petugas memeriksa kelengkapan dan keabsahan persyaratan
permohonan dan memberikan jawaban persetujuan atau penolakan
secara online yang kemudian dilanjutkan dengan penyerahan
permohonan secara manual;
c. Pemohon menyerahkan formulir permohonan persetujuan visa
beserta dokumen pendukung;
d. Petugas melakukan entri data pemohon. Entri data meliputi:
(1) Kategori
(2) Produk
(3) Jenis Dokim
(4) Index Visa
(5) Tujuan
(6) Waktu
(7) NIORA
(8) Nama Pemohon
(9) Tanggal Lahir
(10) Sponsor
(11) Nama Pengurus
(12) Nama Biro Jasa
(13) Pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar CEKAL ditindaklanjuti oleh
bidang Wasdakim
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar CEKAL dapat dilanjutkan
Verifikasi;
e. Menampilkan data pemohon yaitu :
(1) Menampilkan NIORA dan melengkapi data orang asing;
(2) Nama sponsor dan melengkapi data sponsor;
(3) Data pendaratan;
(4) Data keimigrasian izin tinggal;
f. Menerakan tanggal permohonan pada berkas permohonan;
g. Membubuhkan paraf pada formulir dan berkas permohonan;
h. Berkas permohonan diserahkan kepada petugas pemindai
permohonan.
3. Pemindaian
a. Memindai berkas permohonan, pemindaian terdiri dari;
(1) Formulir;
(2) Surat Permohonan;
(3) Surat Jaminan;
(4) KTP sponsor;
(5) Dokumen lainnya.
b. Berkas diserahkan kepada Pemroses Permohonan Pemberian Visa
Kunjungan;
Langkah Utama : 1. Pembayaran
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau Fungsional Umum memanggil
pemohon;
b. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran;
c. Menyerahkan kuitansi Pembayaran kepada pemohon;
d. Kuitansi Lembar pertama untuk pemohon, Kuitansi lembar kedua untuk
pertinggal pada berkas permohonan, dan kuitansi lembar ketiga untuk
bendahara penerima.
1. Persetujuan Visa Kunjungan
Langkah Akhir :
a. Pemeriksaan lanjutan keabsahan persyaratan permohonan
b. Membubuhkan paraf persetujuan
2. Pencetakan dan Peneraan
a. Petugas melakukan pencetakan surat pemberitahuan persetujuan Visa
Kunjungan;
b. Peneraan cap dinas dan peneraan nomer register pada surat
pemberitahuan persetujuan Visa Kunjungan;
c. Surat pemberitahuan persetujuan Visa Kunjungan ditandatangani oleh
Pejabat yang ditunjuk.
3. Pemindaian dan Perawatan Data
a. Petugas memindai surat pemberitahuan persetujuan visa kunjungan;
b. Petugas mengirimkan telex surat pemberitahuan persetujuan visa
kunjungan ke PWRI;
c. Mengarsip berkas.
4. Penyerahan
Petugas menyerahkan surat pemberitahuan persetujuan visa kunjungan
kepada pemohon.
NOMOR SOP : IMI-GR.01.10-1182
TGL. PEMBUATAN : 28 Maret 2013
TGL. REVISI : 27 Mei 2013 / REV.01
TGL. EFEKTIF : 1 Juni 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN, VISA, DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN
NAMA SOP PENERBITAN PERSETUJUAN VISA TINGGAL TERBATAS

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data penerbitan persetujuan Visa Tinggal Terbatas
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur penerbitan persetujuan Visa Tinggal Terbatas
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-IZ.01.10 Tahun 2007 tentang
Perubahan Kedua atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang
Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang
Pedoman Umum Penerapan e-Office Keimigrasian;
7. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa Singgah, Visa
Kunjungan,Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
08.GR.01.06 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat Atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor
M.02-IZ.01.10 Tahun1995 tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin
Masuk, dan Izin Keimigrasian.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Penerbitan Persetujuan Visa Kunjungan 1. Komputer/printer/scanner
2. Jaringan internet dan e-office
3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian persetujuan Visa akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian hasil penerbitan, ketepatan waktu, dan akurasi data pada keimigrasian
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Bendahar Petugas Petugas Keterangan
Petugas Pejabat Petugas Kelengkapa
Petugas a Tata Visa Waktu Output
loket Imigrasi Pindai n
Penerima Usaha Kunjungan
Persyaratan Petugas I menerima
Berkas
1. Menerima permohonan secara online mulailoket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom 1 menit permohona permohonan berkas
permohonan
n lengkap secara online

Tida Verifikasi
2. Memeriksa data pemohon dalam daftar cekal cekal?
Petugas loket k selesai
Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom Daftar cekal 30 detik data cekal
pemohon
Memeriksa kelengkapan dan keabsahan Tida
Jawaban Permohonan ditolak
persyaratan permohonan dan memberikan jawaban lengkap k Berkas
2. Petugas loket
dan sah?
selesai
Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom 4 menit persetujuan apabila ada
persetujuan atau penolakan permohonan berupa permohonan
online ketidaksesuaian
nomor notifikasi melalui online
Pemohon
menyerahkan
Ya Persyaratan
Menerima berkas permohonan manual dari Berkas berkas permohonan
3. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom 1 menit permohona
pemohon yang telah mendapat nomor notifikasi. permohonan secara langsung
n lengkap
kepada petugas
loket
Slip bukti
4. Menerima pembayaran biaya telex persetujuan Visa Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom 2 menit Bukti bayar
pembayaran

Tida Hasil pilah


k Permohonan Visa
Berkas jenis
5. Memilah jenis permohonan Visa Petugas loket Ouput Lantaskim VITAS?
Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom
permohonan
30 detik
permohona
dipilah antara Vitas
dan Visa Kunjungan
n
Ya

Melakukan pengecekan TA.01 yang diperuntukkan Berkas


6. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom Berkas TA.01 5 menit
pemohon dari Dinas Tenaga Kerja TA.01
Surat
pemberitahua
Memberikan jangka waktu keberadaan (lama Berkas
7. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom 2 menit n dan
tinggal) berdasarkan Visa dan TA.01 permohonan persetujuan
Visa
Tida
Tanda tangan Apabila ada
Melakukan penelitian data permohonan, k
Ya Berkas pemberitahua ketidaksesuaian
8. menandatangani pemberitahuan, dan memberikan Ouput Lantaskim setuju? selesai
Insarkom Insarkom
permohonan
2 menit n dan maka permohonan
Persetujuan Visa persetujuan tidak disetujui

Slip tanda
Melakukan pemindaian permohonan persetujuan
9. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom bukti 2 menit Hasil pindai
Visa yang telah disetujui pembayaran

Slip tanda
Telex ke
10. Mengirimkan telex ke PWRI Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom bukti 5 menit Ouput
PWRI
pembayaran
Bukti
Menyerahkan pemberitahuan persetujuan Visa Berkas penyerahan
11. Petugas loket selesai
Ouput Lantaskim Wasdakim Wasdakim Insarkom Insarkom permohonan 1 menit pemberitahua
kepada pemohon atau penjamin n persetujuan
dan dokim
Visa
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN PERSETUJUAN VISA TINGGAL TERBATAS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-
IZ.01.10 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa
Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin
Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Penerapan e-Office
Keimigrasian;
7. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995
tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin
Masuk, dan Izin Keimigrasian sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor M.HH-08.GR.01.06 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat
Atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995
tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin
Masuk, dan Izin Keimigrasian.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Persetujuan Visa Penerbitan Penerbitan


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Tinggal Terbatas Persetujuan Visa
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Tinggal Terbatas
lintas dan pengaturan teknis
fasilitas dan Keimigrasian
keimigrasian, pengamanan serta
izin tinggal teknis pelaksanaan
orang asing dan pelaksanaan tugas di bidang
status tugas di bidang izin tinggal
kewarganegara izin tinggal orang asing.
an sesuai orang asing
dengan dan status
peraturan kewarga
perundang- negaraan;
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penerbitan Persetujuan Visa Tinggal Terbatas

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Direktur Dokumen Perjalanan, Visa, dan Fasilitas Keimigrasian


− Sub Direktorat Visa
b. Kegiatan :

4. Scope/ruang lingkup : Direktorat Jenderal Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penerbitan Persetujuan Visa Tinggal Terbatas

Langkah Awal : Petugas menerima permohonan visa tinggal terbatas secara online. Petugas
melakukan pengecekan dan meneliti keabsahan dokumen yang kemudian
memberikan jawaban persetujuan atau penolakan permohonan secara online.
Pemohon menyerahkan berkas permohonan yang telah disetujui melalui online
secara manual kepada petugas loket. Selanjutnya berkas diteruskan kepada
bagian Bendahara Penerima untuk transaksi pembayaran.

Langkah Utama : Pemohon melakukan pembayaran biaya telex persetujuan visa. Selanjutnya
petugas melakukan pemilahan antara Visa Tinggal Terbatas dan Visa
Kunjungan serta melakukan pengecekan berkas TA.01 yang diperuntukkan
pemohon dari Dinas Tenaga Kerja.

Langkah Akhir : Petugas melakukan penelitian data permohonan dan mencetak surat
pemberitahuan dan persetujuan visa. Kemudian Pejabat yang ditunjuk
melakukan pengesahan pada surat persetujuan visa tinggal terbatas.
Selanjutnya dilakukan pemindaian surat permohonan persetujuan visa yang
telah disetujui. Petugas mengirimkan telex ke PWRI kemudian dilakukan
penyerahan pemberitahuan persetujuan visa kepada pemohon.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penerbitan Persetujuan Visa Tinggal Terbatas

Langkah Awal : 1. Pengambilan Formulir;


Pemohon mengisi formulir dan melengkapi dokumen pendukung.
2. Permohonan
a. Pemohon mengirim data permohonan secara online
b. Petugas memeriksa kelengkapan dan keabsahan persyaratan
permohonan dan memberikan jawaban persetujuan atau penolakan
secara online yang kemudian dilanjutkan dengan penyerahan
permohonan secara manual;
c. Pemohon menyerahkan formulir permohonan persetujuan visa
beserta dokumen pendukung;
d. Petugas melakukan entri data pemohon. Entri data meliputi:
(1) Kategori
(2) Produk
(3) Jenis Dokim
(4) Index Visa
(5) Tujuan
(6) Waktu
(7) NIORA
(8) Nama Pemohon
(9) Tanggal Lahir
(10) Sponsor
(11) Nama Pengurus
(12) Nama Biro Jasa
(13) Pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar CEKAL ditindaklanjuti oleh
bidang Wasdakim
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar CEKAL dapat dilanjutkan
Verifikasi;
e. Menampilkan data pemohon yaitu :
(1) Menampilkan NIORA dan melengkapi data orang asing;
(2) Nama sponsor dan melengkapi data sponsor;
(3) Data pendaratan;
(4) Data keimigrasian izin tinggal;
(5) Menerakan tanggal permohonan pada berkas permohonan;
(6) Membubuhkan paraf pada formulir dan berkas permohonan;
(7) Berkas permohonan diserahkan kepada petugas pemindai
permohonan
3. Pemindaian
a. Memindai berkas permohonan, pemindaian terdiri dari;
(1) Formulir;
(2) Surat Permohonan;
(3) Surat Jaminan;
(4) KTP sponsor;
(5) Dokumen lainnya.
b. Berkas diserahkan kepada Pemroses Permohonan Pemberian Visa
Tinggal Terbatas;
Langkah Utama : 1. Pembayaran
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau Fungsional Umum memanggil
pemohon;
b. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran;
c. Menyerahkan kuitansi Pembayaran kepada pemohon;
d. Kuitansi Lembar pertama untuk pemohon, Kuitansi lembar kedua untuk
pertinggal pada berkas permohonan, dan kuitansi lembar ketiga untuk
bendahara penerima.
1. Persetujuan Visa Tinggal Terbatas
Langkah Akhir :
a. Pemeriksaan lanjutan keabsahan persyaratan permohonan
b. Membubuhkan paraf persetujuan
2. Pencetakan dan Peneraan
a. Petugas melakukan pencetakan surat pemberitahuan persetujuan Visa
Tinggal Terbatas;
b. Peneraan cap dinas dan peneraan nomer register pada surat
pemberitahuan persetujuan Visa Tinggal Terbatas;
c. Surat pemberitahuan persetujuan Visa Tinggal Terbatas ditandatangani
oleh Pejabat yang ditunjuk.
3. Pemindaian dan Perawatan Data
a. Petugas memindai surat pemberitahuan persetujuan visa tinggal
terbatas;
b. Petugas mengirimkan telex surat pemberitahuan persetujuan visa
tinggal terbatas ke PWRI;
c. Mengarsip berkas.
4. Penyerahan
Petugas menyerahkan surat pemberitahuan persetujuan visa tinggal
terbatas kepada pemohon.
NOMOR SOP : IMI-GR.01.01-2535
TGL. PEMBUATAN : 12 Agustus 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 15 Agustus 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT IZIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN PENERBITAN VISA ATAS PERSETUJUAN DIREKTORAT
NAMA SOP
JENDERAL IMIGRASI
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data penerbitan Visa kunjungan
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur penerbitan Visa kunjungan
3. Undang Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian; 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. Komputer/printer/scanner

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penerbitan Visa kunjungan terhambat dan menyebabkan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
ketidaksesuaian hasil, ketepatan waktu, dan akurasi data
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Petugas entri Petugas cetak Pejabat Imigrasi/
Petugas loket Bendahara kelengkapan waktu output
data stiker PDLN
Persyaratan
Berkas
Menerima berkas permohonan yang disertai Tanda terima permohonan
1. loket permohonan 2 menit
kelengkapan persyaratan permohonan permohonan sesuai peraturan
dan dokim
yang berlaku

Tidak
Memeriksa kelengkapan, keabsahan dan verifikasi lengkap dan Berkas
2. sah? selesai 1 menit
berkas permohonan permohonan
Ya
Berkas
Memasukkan data barcode paspor pada MRZ dan Tanda terima
3. permohonan 1 menit
mencetak tanda terima permohonan (application receipt) permohonan
dan dokim
Menerima tanda terima permohonan dan pembayaran
Tanda terima Tanda bukti
4. Visa serta menyerahkan tanda bukti pembayaran (Visa 1 menit
permohonan pembayaran
Payment Receipt)
Berkas Data
Menampilkan data teleks persetujuan Ditjenim melalui
5. permohonan 2 menit permohonan
input nomor paspor dan dokim dalam sistem

Persetujuan
Memberikan persetujuan penerbitan Visa oleh pejabat Berkas
6. 2 menit penerbitan
Imigrasi/Pejabat Dinas Luar Negeri permohonan
VIsa

Stiker Visa yang


Memberikan nomor register Visa, mencetak stiker Visa, lengkap dan Stiker Visa
7. sah? Stiker Visa 3 menit tercetak direkatkan
dan merekatkan stiker Visa pada paspor pada paspor pada paspor

Stiker Visa
Memberikan stiker Visa sebagai pengganti stiker Stiker Visa
8. dan Berita 2 menit
kesalahan dalam proses penerbitan baru
Acara

Berkas Pengesahan
Memberikan pengesahan Visa pada stiker Visa yang Pengesahan dilakukan oleh
9. permohonan 1 menit oleh pejabat Pejabat imigrasi atau
telah direkatkan di paspor dan dokim PDLN

Melakukan pemindaian paspor dan Visa yang telah Berkas


10. 5 menit Hasil pindai
selesai permohonan

Pemohon
Slip tanda menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai Paspor
11. bukti 1 menit bukti bayar sebagai
kepada pemohon pemohon syarat pengambilan
pembayaran
Visa

Arsip berkas
12. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai Petugas loket
selesai Ouput Lantaskim Wasdakim berkas selesai 5 menit
selesai
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN VISA ATAS PERSETUJUAN DIREKTORAT JENDERAL
IMIGRASI
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan


Republik Indonesia;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Visa Atas Penerbitan Penerbitan Visa


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Persetujuan Atas Persetujuan
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Direktorat Jenderal Direktorat
lintas dan pengaturan teknis Imigrasi Jenderal Imigrasi
fasilitas dan Keimigrasian
keimigrasian, pengamanan serta
izin tinggal teknis pelaksanaan
orang asing dan pelaksanaan tugas di bidang
status tugas di bidang izin tinggal
kewarganegara izin tinggal orang asing.
an sesuai orang asing
dengan dan status
peraturan kewarga
perundang- negaraan;
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penerbitan Visa Atas Persetujuan Direktorat Jenderal Imigrasi

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Direktur Dokumen Perjalanan, Visa, dan Fasilitas Keimigrasian


− Sub Direktorat Visa
b. Kegiatan :

4. Scope/ruang lingkup : Direktorat Jenderal Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penerbitan Visa Atas Persetujuan Direktorat Jenderal Imigrasi

Langkah Awal : Petugas menerima permohonan visa disertai kelengkapan persyaratan


permohonan. Petugas melakukan pengecekan dan meneliti keabsahan
dokumen. Petugas kemudian memasukkan data barcode paspor pada MRZ dan
mencetak tanda terima permohonan. Selanjutnya berkas diteruskan kepada
bagian Bendahara Penerima untuk transaksi pembayaran. Pemohon melakukan
pembayaran Visa serta menyerahkan tanda terima permohonan dan tanda bukti
pembayaran kepada Bendahara. Petugas selanjutnya menampilkan data teleks
persetujuan Direktorat Jenderal Imigrasi melalui input nomor paspor.

Langkah Utama : Persetujuan penerbitan visa dilakukan oleh Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas
Luar Negeri. Petugas memberikan nomor register Visa, mencetak stiker Visa,
dan merekatkan stiker Visa pada paspor pemohon.

Langkah Akhir : Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar Negeri memberikan pengesahan Visa
pada stiker Visa yang telah direkatkan di paspor. Selanjutnya dilakukan
pemindaian paspor dan Visa yang telah selesai. Petugas kemudian
menyerahkan dokumen keimigrasian kepada pemohon serta melakukan
pengarsipan berkas yang telah selesai.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penerbitan Visa Atas Persetujuan Direktorat Jenderal Imigrasi

Langkah Awal : 1. Pengambilan Formulir;


Pemohon mengisi formulir dan melengkapi dokumen pendukung.
2. Permohonan
a. Pemohon menyerahkan formulir permohonan persetujuan visa
beserta dokumen pendukung;
b. Petugas memeriksa kelengkapan dan keabsahan persyaratan
permohonan;
c. Patugas memasukkan barcode paspor pada MRZ dan mencetak
tanda terima permohonan;
d. Petugas melakukan entri data pemohon. Entri data meliputi:
(1) Kategori
(2) Produk
(3) Jenis Dokim
(4) Index Visa
(5) Tujuan
(6) Waktu
(7) NIORA
(8) Nama Pemohon
(9) Tanggal Lahir
(10) Sponsor
(11) Nama Pengurus
(12) Nama Biro Jasa
(13) Pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar CEKAL ditindaklanjuti oleh
bidang Wasdakim
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar CEKAL dapat dilanjutkan
Verifikasi;
e. Menampilkan data pemohon yaitu :
(1) Menampilkan NIORA dan melengkapi data orang asing;
(2) Nama sponsor dan melengkapi data sponsor;
(3) Data pendaratan;
(4) Data keimigrasian izin tinggal;
f. Menerakan tanggal permohonan pada berkas permohonan;
g. Membubuhkan paraf pada formulir dan berkas permohonan;
h. Berkas permohonan diserahkan kepada petugas pemindai
permohonan
3. Pembayaran
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau Fungsional Umum memanggil
pemohon;
b. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran;
c. Menyerahkan kuitansi Pembayaran kepada pemohon;
d. Kuitansi Lembar pertama untuk pemohon, Kuitansi lembar kedua untuk
pertinggal pada berkas permohonan, dan kuitansi lembar ketiga untuk
bendahara penerima
1. Persetujuan
Langkah Utama :
a. Pemeriksaan lanjutan keabsahan persyaratan permohonan;
b. Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar Negeri membubuhkan paraf
persetujuan;
c. Petugas memberikan nomor register, mencetak stiker Visa, dan
merekatkan Visa pada paspor.
1. Pengesahan
Langkah Akhir :
Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar Negeri melakukan pengesahan
pada stiker Visa yang telah direkatkan pada paspor
2. Pemindaian
Petugas melakukan pemindaian paspor dan Visa yang telah selesai
3. Penyerahan
a. Petugas menyerahkan paspor dan Visa yang telah selesai diproses
kepada pemohon.
b. Petugas melakukan pengasipan berkas yang telah selesai.
NOMOR SOP : IMI-GR.01.01-2536
TGL. PEMBUATAN : 12 Agustus 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 15 Agustus 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT IZIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN
NAMA SOP PENERBITAN VISA ATAS KUASA SENDIRI

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data penerbitan Visa kunjungan
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur penerbitan Visa kunjungan
3. Undang Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian; 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. Komputer/printer/scanner

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penerbitan Visa kunjungan terhambat dan menyebabkan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
ketidaksesuaian hasil, ketepatan waktu, dan akurasi data
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Petugas entri Petugas cetak Pejabat Imigrasi/
Petugas loket Bendahara kelengkapan waktu output
data stiker PDLN
Persyaratan
Berkas
Menerima berkas permohonan yang disertai Tanda terima permohonan
1. loket permohonan 2 menit
kelengkapan persyaratan permohonan permohonan sesuai peraturan
dan dokim
yang berlaku

Tidak
Memeriksa kelengkapan, keabsahan dan verifikasi lengkap dan Berkas
2. sah? selesai 1 menit
berkas permohonan permohonan
Ya
Berkas
Memasukkan data barcode paspor pada MRZ dan Tanda terima
3. permohonan 1 menit
mencetak tanda terima permohonan (application receipt) permohonan
dan dokim
Menerima tanda terima permohonan dan pembayaran
Tanda terima Tanda bukti
4. Visa serta menyerahkan tanda bukti pembayaran (Visa 1 menit
permohonan pembayaran
Payment Receipt)
Berkas Data
5. Memasukkan data pemohon ke aplikasi Visa permohonan 5 menit permohonan
dan dokim dalam sistem

Persetujuan
Memberikan persetujuan penerbitan Visa oleh pejabat Berkas
6. 2 menit penerbitan
Imigrasi/Pejabat Dinas Luar Negeri permohonan
VIsa

Stiker Visa yang


Memberikan nomor register Visa, mencetak stiker Visa, lengkap dan Stiker Visa
7. sah? Stiker Visa 3 menit tercetak direkatkan
dan merekatkan stiker Visa pada paspor pada paspor pada paspor

Stiker Visa
Memberikan stiker Visa sebagai pengganti stiker Stiker Visa
8. dan Berita 2 menit
kesalahan dalam proses penerbitan baru
Acara

Berkas Pengesahan
Memberikan pengesahan Visa pada stiker Visa yang Pengesahan dilakukan oleh
9. permohonan 1 menit oleh pejabat Pejabat imigrasi atau
telah direkatkan di paspor dan dokim PDLN

Melakukan pemindaian paspor dan Visa yang telah Berkas


10. 5 menit Hasil pindai
selesai permohonan

Pemohon
Slip tanda menunjukkan tanda
Paspor
11. Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai bukti 1 menit bukti bayar sebagai
pemohon syarat pengambilan
pembayaran
Visa

Arsip berkas
12. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai selesai Ouput Lantaskim Wasdakim berkas selesai 5 menit
selesai
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN PERSETUJUAN VISA ATAS KUASA SENDIRI
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan


Republik Indonesia;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Persetujuan Visa Penerbitan Penerbitan


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Atas Kuasa Sendiri Persetujuan Visa
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Atas kuasa
lintas dan pengaturan teknis Sendiri
fasilitas dan Keimigrasian
keimigrasian, pengamanan serta
izin tinggal teknis pelaksanaan
orang asing dan pelaksanaan tugas di bidang
status tugas di bidang izin tinggal
kewarganegara izin tinggal orang asing.
an sesuai orang asing
dengan dan status
peraturan kewarga
perundang- negaraan;
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penerbitan Persetujuan Visa Atas Kuasa Sendiri

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Direktur Dokumen Perjalanan, Visa, dan Fasilitas Keimigrasian


− Sub Direktorat Visa
b. Kegiatan :

4. Scope/ruang lingkup : Direktorat Jenderal Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penerbitan Persetujuan Visa Atas Kuasa Sendiri

Langkah Awal : Petugas menerima permohonan visa disertai kelengkapan persyaratan


permohonan. Petugas melakukan pengecekan dan meneliti keabsahan
dokumen. Petugas kemudian memasukkan data barcode paspor pada MRZ dan
mencetak tanda terima permohonan. Selanjutnya berkas diteruskan kepada
bagian Bendahara Penerima untuk transaksi pembayaran. Pemohon melakukan
pembayaran Visa serta menyerahkan tanda terima permohonan dan tanda bukti
pembayaran kepada Bendahara. Petugas selanjutnya memasukkan data
pemohon ke aplikasi visa.

Langkah Utama : Persetujuan penerbitan visa dilakukan oleh Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas
Luar Negeri. Petugas memberikan nomor register Visa, mencetak stiker Visa,
dan merekatkan stiker Visa pada paspor pemohon.

Langkah Akhir : Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar Negeri memberikan pengesahan Visa
pada stiker Visa yang telah direkatkan di paspor. Selanjutnya dilakukan
pemindaian paspor dan Visa yang telah selesai. Petugas kemudian
menyerahkan dokumen keimigrasian kepada pemohon serta melakukan
pengarsipan berkas yang telah selesai.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penerbitan Persetujuan Visa Atas Kuasa Sendiri

Langkah Awal : 1. Pengambilan Formulir;


Pemohon mengisi formulir dan melengkapi dokumen pendukung.
2. Permohonan
a. Pemohon menyerahkan formulir permohonan persetujuan visa
beserta dokumen pendukung;
b. Petugas memeriksa kelengkapan dan keabsahan persyaratan
permohonan;
c. Patugas memasukkan barcode paspor pada MRZ dan mencetak
tanda terima permohonan;
d. Petugas melakukan entri data pemohon. Entri data meliputi:
(1) Kategori
(2) Produk
(3) Jenis Dokim
(4) Index Visa
(5) Tujuan
(6) Waktu
(7) NIORA
(8) Nama Pemohon
(9) Tanggal Lahir
(10) Sponsor
(11) Nama Pengurus
(12) Nama Biro Jasa
(13) Pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar CEKAL ditindaklanjuti oleh
bidang Wasdakim
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar CEKAL dapat dilanjutkan
Verifikasi;
e. Menampilkan data pemohon yaitu :
(1) Menampilkan NIORA dan melengkapi data orang asing;
(2) Nama sponsor dan melengkapi data sponsor;
(3) Data pendaratan;
(4) Data keimigrasian izin tinggal;
f. Menerakan tanggal permohonan pada berkas permohonan;
g. Membubuhkan paraf pada formulir dan berkas permohonan;
h. Berkas permohonan diserahkan kepada petugas pemindai
permohonan
3. Pembayaran
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau Fungsional Umum memanggil
pemohon;
b. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran;
c. Menyerahkan kuitansi Pembayaran kepada pemohon;
d. Kuitansi Lembar pertama untuk pemohon, Kuitansi lembar kedua untuk
pertinggal pada berkas permohonan, dan kuitansi lembar ketiga untuk
bendahara penerima
1. Persetujuan
Langkah Utama :
a. Pemeriksaan lanjutan keabsahan persyaratan permohonan;
b. Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar Negeri membubuhkan paraf
persetujuan;
c. Petugas memberikan nomor register, mencetak stiker Visa, dan
merekatkan Visa pada paspor.
1. Pengesahan
Langkah Akhir :
Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar Negeri melakukan pengesahan
pada stiker Visa yang telah direkatkan pada paspor
2. Pemindaian
Petugas melakukan pemindaian paspor dan Visa yang telah selesai
3. Penyerahan
a. Petugas menyerahkan paspor dan Visa yang telah selesai diproses
kepada pemohon.
b. Petugas melakukan pengasipan berkas yang telah selesai.
NOMOR SOP IMI-GR.01.01-0338
TANGGAL PEMBUATAN 16 Januari 2015
TANGGAL REVISI
TANGGAL EFEKTIF 20 Januari 2015
DISAHKAN OLEH Plt. Direktur Jenderal Imigrasi

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI Teuku Sjahrizal
NIP 19550313 198003 1 003
NAMA SOP PENERBITAN PERSETUJUAN VISA TINGGAL
DIREKTORAT DOKUMEN PERJALANAN VISA TERBATAS PADA UNIT PELAYANAN TERPADU SATU
DAN FASILITAS KEIMIGRASIAN PINTU

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran 1. Mengetahui tugas dan fungsi keimigrasian dalam rangka pemberian persetujuan visa
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran tinggal terbatas;
Negara Republik Indonesia Nomor 5216); 2. Memahami peraturan keimigrasian berkaitan dengan pengaturan tentang pemberian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan persetujuan visa tinggal terbatas;
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang 3. Memahami peraturan tentang penerapan biaya Keimigrasian;
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 4. Memahami mekanisme alur kerja atau bisnis proses pemberian persetujuan visa tinggal
68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409); terbatas;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif 5. Dapat melakukan koordinasi dengan instansi perwakilan kementerian atau lembaga
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada pemerintah lainnya.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5541);
4. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 221);
5. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995
tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin
Masuk dan Izin Keimigrasian sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-
01.GR.01.06 Tahun 2012 tentang Perubahan Kelima Atas Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa
Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin
Keimigrasian;
6. Keputusan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI.1-GR.01.01 Tahun 2015
tentang Pelaksanaan Fungsi keimigrasian Pada Unit Pelayanan Terpadu
Satu Pintu di Badan Koordinasi Penanaman Modal.
KETERKAITAN PERALATAN/PERLENGKAPAN
1. SOP tentang Izin Tinggal; 1. Peraturan keimigrasian;
2. SOP tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia; 2. Aplikasi Visa;
3. SOP tentang Tindakan Administrasi Keimigrasian; 3. Perangkat komputer;
4. Formulir permohonan;
5. Resi tanda penerimaan permohonan;
6. Kuitansi pembayaran;
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Apabila standar operasional prosedur ini tidak dilaksanakan secara baik dan Pencatatan dan pendataan baik secara manual dan elektronik merupakan materi
benar maka proses pemberian persetujuan visa tinggal terbatas yang penyimpanan data orang asing pada sistem informasi keimigrasian dan menjadi database
merupakan pengelolaan administrasi dimana pelaksanaannya tidak melalui keimigrasian pada Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian
mekanisme yang didasari atas perintah kebijakan Direktur Jenderal Imigrasi
maka kegiatan yang dilakukan dianggap sebagai pelanggaran terhadap
pedoman kerja.
PELAKSANA MUTU BAKU
KETERAN
NO URAIAN KEGIATAN Kasi
Pemohon Petugas 1 Petugas 2 Petugas3 Kelengkapan Waktu Output GAN
VITAS
1 Input Data Data identitas 5 mnt Digitalisasi Pemohon
dan data data atau
keimigrasian imigrasi penjamin
2 Pindai Dokumen Paspor dan 5 mnt Tanda
Persyaratan dokumen yang penerimaan
disyaratkan sementara
3 Pemeriksaan Daftar Antrian Daftar 2 mnt Data
permohonan layanan
4. Pemeriksaan Dokumen Paspor, akte 5 mnt Keabsahan Pindai tidak
tidak
pendirian, rekom dokumen benar
BKPM, surat ditolak
Ya sponsor
5 Pemeriksaan Cekal Identifikasi relatif Terdaftar / Terdaftar

tidak
tidak proses ke
terdaftar Ditjen
6 Verifikasi status Pemeriksaan 5 mnt Pemberian
permohonan status NIORA
7 Persetujuan Keputusan relatif Setuju /
tidak setuju
8 Pembayaran biaya imigrasi PNBP 5 mnt Kuitansi
Ya
PNBP
9 Pemberian lama tinggal Tahapan 3 mnt Jangka
persetujuan waktu izin
tinggal
10 Cetak surat persetujuan Tahapan cetak 3 mnt Surat
persetujuan persetujuan
11 Penandatanganan surat Surat persetujuan 3 mnt Legalisasi
persetujuan
12 Pengiriman surat Surat Persetujuan relatif Surat
persetujuan elektronik
13 Penyerahan surat Surat Persetujuan 2 mnt
persetujuan
IDENTIFIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENERBITAN PERSETUJUAN VISA
TINGGAL TERBATAS PADA UNIT PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Dasar Hukum : 1. Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5216);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5541);
4. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 221);
5. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995
tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin
Masuk dan Izin Keimigrasian sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-
01.GR.01.06 Tahun 2012 tentang Perubahan Kelima Atas Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa
Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin
Keimigrasian;
6. Keputusan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI.1-GR.01.01 Tahun 2015
tentang Pelaksanaan Fungsi keimigrasian Pada Unit Pelayanan Terpadu
Satu Pintu di Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana : Pelayanan Terpadu Satu Pintu BKPM

NO TUGAS FUNGSI SUB FUNGSI OUTPUT ASPEK JUDUL SOP


1 2 3 4 5 6 7
A. Melaksanakan Pelaksanaan Pelaksanaan Persetujuan Pemberian Persetujuan
kegiatan di kebijakan, tugas pejabat visa tinggal visa Visa Tinggal
bidang visa pembimbingan, imigrasi yang terbatas Terbatas
sesuai dengan pengaturan dan ditunjuk dan
peraturan dan pengamanan fungsionall
perundang– teknis di bidang umum
undangan yang visa keimigrasian
berlaku pada operasional
administrasi visa di
Unit LTSP
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penerbitan Persetujuan Visa Tinggal Terbatas pada Unit


Pelayanan Terpadu Satu Pintu

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung jawab
a. Produk : Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
b. Kegiatan : Kepala Seksi Visa Tinggal Terbatas, Pejabat Imigrasi dan
Fungsional Umum

4. Ruang Lingkup : Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu BKPM

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penerbitan Persetujuan Visa Tinggal Terbatas Pada Pelayanan Terpadu
Satu Pintu

Langkah Awal : Menerima dan memeriksa hasil input data dari pemohon, pemeriksaan
pada daftar antrian

Langkah Utama : Pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan dokumen, verifikasi data,


pemeriksaan daftar CEKAL, pemberian persetujuan, pemungutan biaya
imigrasi

Langkah Akhir : Pencetakan surat persetujuan, pengiriman surat persetujuan dan/atau


penyerahan surat persetujuan

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Pemberian Persetujuan Visa Tinggal Terbatas Pada Pelayanan Terpadu
Satu Pintu

Langkah Awal : 1. Pemohon memasukkan data identitas, data keimigrasian dan


pemindaian dokumen yang disyaratkan melalui aplikasi visa on line ;
2. Pemohon mencetak tanda penerimaan sementara melalui aplikasi
on line;
3. Petugas 2 menerima tanda penerimaan sementara dan memeriksa
data pemohon berdasarkan nomor antrian atau nama pemohon
dalam daftar antrian permohonan on line;

Langkah Utama : 1. Petugas 2


Melakukan tahapan pemeriksaan, sebagai berikut :
a. Memeriksa data pemohon dari daftar antrian;
b. Memeriksa kelengkapan dan dokumen yang dilampirkan/hasil
upload;
c. Menolak permohonan dengan memberitahukkan kepada
pemohon untuk memasukkan data ulang apabila diketemukan
data identitas dan dokumen yang disyaratkan tidak benar atau
berbeda keterangannya;
d. Melanjutkan pemeriksaan dan pencocokan data pemohonan
dengan lampiran dokumen yang telah diupload sebagai proses
verifikasi data;
e. Verfifikasi data dapat juga dilakukan pemeriksaan melalui NIORA
guna mengetahui apakah pemohon pernah mengajukan proses
permohonan sebelumnya;
f. Melanjutkan permohonan dengan melakukan pemeriksaan pada
daftar CEKAL, apabila data pemohon terdaftar maka proses
pemeriksaan mendalam diserahkan kepada petugas 1;
g. Apabila tidak terdaftar, status permohonan diserahkan kepada
petugas 1 untuk memperoleh persetujuan;
h. Dapat melakukan koordinasi administrasi dengan instansi lain
yang berada di lingkungan unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu
setelah memperoleh persetujuan dari petugas 1;
i. Dalam hal permohonan diajukan oleh Penjamin atau Kuasa
Penjamin secara manual, maka petugas 2 memasukkan data
identitas, data dokumen persyaratan serta pemindaiannya
melalui aplikasi Visa dan Izin Tinggal.

Petugas 1
a. Petugas 1 menerima dan memeriksa data permohonan yang
terdaftar pada daftar CEKAL;
b. Melakukan pemeriksaan secara lebih mendalam melalui aplikasi
Visa dan Izin Tinggal pada menu “Cekal ECS”, apabila
keputusan pemeriksaan menyatakan identik maka proses
selanjutnya diserahkan kepada Kepala Seksi Visa Tinggal
Terbatas untuk dilakukan proses administrasi lebih lanjut;
c. Petugas 1 memberitahukan kepada pemohon atas proses yang
dilakukan sebagaimana dimaksud pada huruf b dan menunggu
hasil pemeriksaan lebih lanjut;
d. Dalam hal proses pemeriksaan identifikasi CEKAL telah selesai
dan/atau memperoleh jawaban atau persetujuan untuk
dilanjutkan proses permohonan dari Kepala Seksi Visa Tinggal
Terbatas, tahapan permohonan diteruskan pada proses
persetujuan;
e. Melakukan persetujuan pemberian visa tinggal terbatas;
f. Melakukan penandatanganan surat persetujuan visa tinggal
terbatas atas nama Direktur Dokumen Perjalanan Visa dan
Fasilitas Keimigrasian;
g. Dalam hal koordinasi, petugas 1 dapat melakukan klarifikasi dan
pernyataan sesuai dengan kebijakan Direktorat Jenderal Imigrasi
dan/atau ketentuan peraturan yang berlaku.

2. Petugas 3
a. Melakukan pungutan biaya Keimigrasian sesuai dengan jenis
permohonan dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku;
b. Melakukan pencatatan elektronik jika tersedia dan teriintegrasi
dalam kesisteman atau pencatatan manual pada buku kas atau
buku penerimaan biaya imigrasi harian;
c. Memberikan tanda penerimaan biaya Keimigrasian dengan
memuat nomor permohonan, nama pemohon, besar nilai
nominal yang dibayarkan, tanggal penerimaan dan
membubuhkan paraf atau tandatangan dalam resi penerimaan
tersebut;
d. Melakukan rekonsiliasi pembukuan Penerimaan Negara Bukan
Pajak pada sistem manual atau elektronik;
e. Melakukan pemberian jangka waktu lama tinggal sesuai dengan
persetujuan petugas 1;
f. Mencetak lembar surat persetujuan melalui aplikasi kesisteman.
Langkah Akhir : Petugas 3
a. Melakukan pengiriman surat persetujuan visa tinggal terbatas
yang telah ditandatangani oleh petugas 1 kepadal Perwakilan RI
dan penjamin;
b. Menyerahkan surat persetujuan visa tinggal terbatas kepada
Pejamin atau kuasa penjamin.

Anda mungkin juga menyukai