PERATURAN PERUNDANG-UNDANG
Menimbang :
a.bahwa negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menjamin potensi, harkat, dan martabat setiap orang sesuai
dengan hak asasi manusia;
b.bahwa warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur
pokok dari suatu negara yang memiliki hak dan kewajiban yang
perlu dilindungi dan dijamin pelaksanaannya;
c.bahwa Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia sehingga harus
dicabut dan diganti dengan yang baru;
d.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia;
Mengingat :
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28B ayat (2), Pasal
28D ayat (1) dan ayat (4), Pasal 28E ayat (1), Pasal 28I ayat (2),
dan Pasal 28J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
UNDANG-UNDANG TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
BAB II
WARGA NEGARA INDONESIA
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
BAB III
SYARAT DAN TATA CARA MEMPEROLEH
KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia, pemohon
wajib menyerahkan dokumen atau surat-surat keimigrasian atas
namanya kepada kantor imigrasi dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau
pernyataan janji setia.
Pasal 18
Pasal 19
(1)Warga negara aging yang kawin secara sah dengan Warga Negara
Indonesia dapat memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di
hadapan Pejabat.
(2)Pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun
berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut, kecuali dengan perolehan kewarganegaraan
tersebut mengakibatkan berkewarganegaraan ganda.
(3)Dalam hal yang bersangkutan tidak memperoleh Kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan
ganda sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang bersangkutan
dapat diberi izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(4)Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan
pernyataan untuk menjadi Warga Negara Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan
Menteri.
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
BAB IV
KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 30
BAB V
SYARAT DAN TATA CARA MEMPEROLEH KEMBALI
KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
BAB VI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 39
Pasal 40
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 44
Pasal 46
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 1 Agustus 2006
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
ttd
HAMID AWALUDIN
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2006
TENTANG
KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
I.UMUM
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Yang dimaksud dengan "orang-orang bangsa Indonesia asli"
adalah orang Indonesia yang menjadi Warga Negara
Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Ditentukannya "tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari"
dengan pertimbangan bahwa tenggang waktu tersebut
merupakan tenggang waktu yang dianggap cukup untuk
meyakini bahwa anak tersebut benar-benar anak dari
ayah yang meninggal dunia.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Pengakuan terhadap anak dalam ketentuan ini dibuktikan
dengan penetapan pengadilan.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Huruf l
Cukup jelas.
Huruf m
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "pengadilan" adalah pengadilan
negeri di tempat tinggal pemohon dalam hal
permohonan diajukan dalam wilayah negara Republik
Indonesia. Bagi pemohon yang bertempat tinggal di
luar wilayah negara Republik Indonesia, yang
dimaksud dengan "pengadilan" adalah pengadilan
sesuai dengan ketentuan di negara tempat tinggal
pemohon.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Yang dimaksud dengan "dokumen atau surat-surat keimigrasian",
misalnya paspor biasa, visa, izin masuk, izin tinggal,
dan perizinan tertulis lainnya yang dikeluarkan oleh
pejabat imigrasi.
Dokumen atau surat-surat keimigrasian yang diserahkan kepada
kantor imigrasi oleh pemohon termasuk dokumen atau
surat-surat atas nama istri/suami dan anak-anaknya yang
ikut memperoleh status kewarganegaraan pemohon.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Yang dimaksud dengan "orang aging yang telah berjasa kepada
negara Republik Indonesia" adalah orang asing yang
karena prestasinya yang luar biasa di bidang
kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan,
lingkungan hidup, serta keolahragaan telah memberikan
kemajuan dan keharuman nama bangsa Indonesia.
Yang dimaksud dengan "orang asing yang diberi kewarganegaraan
karena alasan kepentingan negara" adalah orang aging
yang dinilai oleh negara telah dan dapat memberikan
sumbangan yang luar biasa untuk kepentingan memantapkan
kedaulatan negara dan untuk meningkatkan kemajuan,
khususnya di bidang perekonomian Indonesia.
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "pengadilan" adalah pengadilan
negeri di tempat tinggal pemohon bagi pemohon yang
bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia. Bagi pemohon yang bertempat tinggal di
luar wilayah negara Republik Indonesia, yang
dimaksud dengan "pengadilan" adalah Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Yang dimaksud dengan "jabatan dalam dinas semacam itu di
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga
Negara Indonesia" antara lain pegawai negeri,
pejabat negara, dan intelijen.
Apabila Warga Negara Indonesia menjabat dalam dinas
sejenis itu di negara asing, yang bersangkutan
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Dengan demikian, tidak semua jabatan dalam dinas
negara asing mengakibatkan kehilangan
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Huruf f
Yang dimaksud dengan "bagian dari negara asing" adalah
wilayah yang menjadi yurisdiksi negara asing yang
bersangkutan.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Yang dimaksud dengan "alasan yang sah" adalah alasan
yang diakibatkan oleh kondisi di luar kemampuan
yang bersangkutan sehingga ia tidak dapat
menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga
Negara Indonesia, antara lain karena terbatasnya
mobilitas yang bersangkutan akibat paspornya tidak
berada dalam penguasaan yang bersangkutan,
pemberitahuan Pejabat tidak diterima, atau
Perwakilan Republik Indonesia sulit dicapai dari
tempat tinggal yang bersangkutan.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Yang dimaksud dengan "instansi yang berwenang" adalah
instansi yang mempunyai kewenangan untuk menyatakan
bahwa dokumen atau surat-surat tersebut palsu atau
dipalsukan, misalnya akta kelahiran dinyatakan palsu
oleh kantor catatan sipil.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Ayat (1)
Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan
kepada anak dan istri atau anak dan suami yang
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam
memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik
Indonesia tanpa melalui proses peWarganegaraan
(naturalisasi) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
sampai dengan Pasal 17.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "putusnya perkawinan" adalah
putusnya perkawinan karena perceraian berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap atau karena suami atau istri meninggal
dunia.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Pewarganegaraan . . .
-2-
BAB II
PEWARGANEGARAAN
Pasal 2
Pasal 3
d. status . . .
-3-
d. status perkawinan;
e. alamat tempat tinggal;
f. pekerjaan; dan
g. kewarganegaraan asal.
k. bukti . . .
-4-
Pasal 4
Pasal 5
(3) Instansi . . .
-5-
Pasal 6
Pasal 7
(3) Dalam . . .
-6-
Pasal 8
(1) Dalam hal pemohon tidak hadir tanpa alasan yang sah
setelah dipanggil secara tertulis oleh Pejabat untuk
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia pada
waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1), Keputusan Presiden batal demi
hukum.
Pasal 9
akibat . . .
-7-
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
BAB III
Pasal 13
Pasal 14
pemberian . . .
-9-
Pasal 15
(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas
kertas bermeterai cukup yang dilampiri dengan:
a. fotokopi akte kelahiran;
b. daftar riwayat hidup;
c. surat pernyataan setia kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
d. surat pernyataan bersedia menjadi Warga Negara
Indonesia dan melepaskan kewarganegaraan asalnya;
e. fotokopi paspor atau surat yang bersifat paspor yang
masih berlaku;
f. surat keterangan dari perwakilan negara Orang Asing
yang diusulkan bahwa yang bersangkutan akan
kehilangan kewarganegaraan yang dimilikinya setelah
memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia;
g. surat . . .
- 10 -
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19 . . .
- 12 -
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
kerjanya . . .
- 13 -
Pasal 22
Pasal 23
BAB IV
Pasal 24 . . .
- 14 -
Pasal 24
Pasal 25
c. surat . . .
- 15 -
Pasal 26
Pasal 27 . . .
- 16 -
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 30
dalam . . .
- 17 -
BAB V
Bagian Pertama
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33 . . .
- 19 -
Pasal 33
Pasal 34
c. Perwakilan . . .
- 20 -
Pasal 35
d. surat . . .
- 21 -
Pasal 36
Pasal 37
(3) Dalam . . .
- 22 -
Pasal 38
Pasal 39
Bagian Kedua
Pasal 40
(2) Pernyataan . . .
- 23 -
Pasal 41
Pasal 42
Bagian . . .
- 24 -
Bagian Ketiga
Pasal 43
Pasal 44
Pasal 45
(2) Dalam . . .
- 26 -
Pasal 46
Pasal 47
(2) Pejabat . . .
- 27 -
Pasal 48
Pasal 49
Pasal 50
kelengkapan . . .
- 29 -
Pasal 51
Pasal 52
disampaikan . . .
- 30 -
Pasal 53
Pasal 54
Bagian Keempat
Pasal 55
karena . . .
- 31 -
d. surat . . .
- 32 -
Pasal 56
Pasal 57
Pasal 58 . . .
- 33 -
Pasal 58
BAB VI
KETENTUAN LAIN
Pasal 59
Pasal 60 . . .
- 34 -
Pasal 60
e. surat . . .
- 35 -
Pasal 61
Pasal 62
(3) Dalam . . .
- 36 -
Pasal 63
Pasal 64
lambat . . .
- 37 -
Pasal 65
Pasal 66
BAB VII . . .
- 38 -
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 67
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 68
Pasal 69 . . .
- 39 -
Pasal 69
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 2 Januari 2007
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 Januari 2007
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AD INTERIM,
ttd
I. UMUM
substansi . . .
-2-
Pendaftaran . . .
-3-
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Ketentuan waktu paling lama 45 (empat puluh lima) hari untuk
melakukan pemeriksaan substantif dan meneruskan
permohonan disertai dengan pertimbangan kepada Presiden oleh
Menteri mencakup waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
untuk mendapat pertimbangan dari instansi terkait.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2) . . .
-4-
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “alasan yang sah” antara lain, sakit yang
dibuktikan dengan surat dokter, sedang menunaikan ibadah
agama.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Lihat penjelasan Pasal 7 ayat (3).
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Yang dimaksud dengan “dokumen atau surat-surat keimigrasian”
adalah kartu izin tinggal terbatas, kartu izin tinggal tetap, buku
mutasi, dan perizinan tertulis lainnya yang dikeluarkan oleh pejabat
imigrasi.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17 . . .
-5-
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Ayat (1)
Lihat penjelasan Pasal 10.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Yang dimaksud dengan “pengadilan” adalah pengadilan negeri di
tempat tinggal pemohon bagi pemohon yang bertempat tinggal di
wilayah negara Republik Indonesia. Bagi pemohon yang bertempat
tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia, yang dimaksud
dengan “pengadilan” adalah Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30 . . .
-6-
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “jabatan dalam dinas semacam itu
di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga
Negara Indonesia” antara lain pegawai negeri, pejabat
negara, dan intelijen. Apabila Warga Negara Indonesia
menjabat dalam dinas sejenis itu di negara asing, yang
bersangkutan kehilangan Kewarganegaraan Republik
Indonesia. Dengan demikian, tidak semua jabatan dalam
dinas negara asing mengakibatkan kehilangan
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “bagian dari negara asing” adalah
wilayah yang menjadi yurisdiksi negara asing yang
bersangkutan.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Yang dimaksud dengan “alasan yang sah” adalah alasan
yang diakibatkan oleh kondisi di luar kemampuan yang
bersangkutan sehingga ia tidak dapat menyatakan
keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia,
antara lain karena terbatasnya mobilitas yang
bersangkutan akibat paspornya tidak berada dalam
penguasaan . . .
-7-
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46 . . .
-8-
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61 . . .
-9-
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “dilakukan berdasarkan Undang-
Undang” adalah bahwa proses penyelesaiannya tidak lagi
melalui Pengadilan tetapi melalui Pejabat.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1370 2
www.djpp.depkumham.go.id
3 2012, No.1370
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ANAK
BERKEWARGANEGARAAN GANDA DAN PERMOHONAN
FASILITAS KEIMIGRASIAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan :
1. Anak Berkewarganegaraan Ganda adalah anak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, huruf d, huruf h, dan huruf l serta
dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
2. Fasilitas Keimigrasian adalah kartu yang diberikan kepada anak
subjek berkewarganegaraaan ganda pemegang paspor kebangsaan
asing yang diberikan secara affidavit.
3. Pejabat Penerima Pendaftaran adalah pejabat imigrasi yang ditunjuk
oleh Kepala Kantor Imigrasi, Pejabat Dinas Luar Negeri yang ditunjuk
oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia, atau pejabat imigrasi pada
tempat lain yang ditunjuk oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.
4. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang hukum dan hak asasi manusia.
BAB II
TATA CARA PENDAFTARAN ANAK BERKEWARGANEGARAAN GANDA
Pasal 2
(1) Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda wajib didaftarkan oleh
orang tua atau wali.
(2) Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda dapat dilakukan :
a. di wilayah Indonesia ; dan
b. di luar wilayah Indonesia.
Pasal 3
(1) Dalam hal Pendaftaran dilakukan di Wilayah Indonesia sebagaiamana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, pendaftaran diajukan
kepada Kepala Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal Anak Berkewarganegaraan Ganda.
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1370 4
www.djpp.depkumham.go.id
5 2012, No.1370
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1370 6
BAB III
TATA CARA PERMOHONAN FASILITAS KEIMIGRASIAN
Pasal 10
(1) Setiap Anak Berkewarganegaraan Ganda yang memiliki Paspor
kebangsaan asing dapat diberikan Fasilitas Keimigrasian.
(2) Fasilitas Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. pembebasan dari kewajiban memiliki visa;
b. pembebasan dari kewajiban memiliki izin keimigrasian dan izin
masuk kembali; dan
c. pemberian tanda masuk atau tanda keluar yang diperlakukan
sebagaiamana layaknya warga negara Indonesia.
(3) Fasilitas Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan
berdasarkan permohonan.
(4) Pemohonan Fasilitas Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat dilakukan:
a. di wilayah Indonesia, atau
b. di luar wilayah Indonesia
Pasal 11
(1) Dalam hal permohonan dilakukan di Wilayah Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) huruf a, permohonan diajukan
kepada Kepala Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal Anak Berkewarganegaraan Ganda.
(2) Dalam hal permohonan dilakukan di luar Wilayah Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) huruf b, permohonan
diajukan kepada :
a. Kepala Perwakilan Republik Indonesia; atau
b. Pejabat lain yang ditunjuk oleh Menteri,
(3) Permohonan Fasilitas Keimigrasian diajukan dengan mengisi formulir
serta melampirkan dokumen asli dan fotokopi;
a. paspor kebangsaan asing Anak Berkewarganegaraan Ganda; dan
b. bukti pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda.
Pasal 13
(1) Anak Berkewarganegaraan Ganda yang memperoleh Fasilitas
Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) harus
menggunakan paspor yang sama pada saat masuk dan keluar wilayah
Indonesia.
www.djpp.depkumham.go.id
7 2012, No.1370
www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1370 8
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 Desember 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Desember 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
www.djpp.depkumham.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1697, 2014 KEMENKUMHAM. Izin Tinggal. Pemberian.
Perpanjangan. Penolakan. Pembatalan.
Prosedur Teknis. Pencabutan.
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 2
www.peraturan.go.id
3 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 4
www.peraturan.go.id
5 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 6
BAB II
IZIN TINGGAL KUNJUNGAN
Bagian Kesatu
Pemberian Izin Tinggal Kunjungan
Pasal 3
(1) Izin Tinggal Kunjungan diberikan kepada:
a. Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia dengan Visa
kunjungan; atau
b. anak yang baru lahir di Wilayah Indonesia dan pada saat lahir
ayah dan/atau ibunya pemegang Izin Tinggal Kunjungan.
(2) Izin Tinggal Kunjungan yang diberikan kepada Orang Asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga dapat diberikan kepada:
a. Orang Asing dari negara yang dibebaskan dari kewajiban memiliki
Visa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Orang Asing yang bertugas sebagai Awak Alat Angkut yang sedang
berlabuh atau berada di Wilayah Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia dalam keadaan
darurat; dan
d. Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia dengan Visa
kunjungan saat kedatangan.
Pasal 4
(1) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf a, terdiri atas:
a. Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa kunjungan 1 (satu)
kali perjalanan; dan
b. Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa kunjungan beberapa
kali perjalanan.
(2) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan untuk jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari
terhitung sejak tanggal Tanda Masuk diterakan.
(3) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
diberikan dalam rangka:
a. wisata;
b. keluarga;
c. sosial;
www.peraturan.go.id
7 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 8
www.peraturan.go.id
9 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 10
www.peraturan.go.id
11 2014, No.1697
(3) Dalam hal Alat Angkut berlabuh atau mendarat di luar Tempat
Pemeriksaan Imigrasi, Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk pada Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya
meliputi tempat berlabuh atau mendaratnya Orang Asing dengan
menerakan Tanda Masuk pada Paspor Kebangsaan atau Dokumen
Perjalanan.
Pasal 10
(1) Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa Kunjungan saat
kedatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d
diberikan dalam rangka:
a. wisata;
b. keluarga;
c. sosial;
d. seni dan budaya;
e. tugas pemerintahan;
f. melakukan pembicaraan bisnis;
g. melakukan pembelian barang;
h. mengikuti seminar;
i. mengikuti pameran internasional;
j. mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atau
perwakilan di Indonesia;
k. meneruskan perjalanan ke negara lain; dan
l. bergabung dengan Alat Angkut yang berada di Wilayah Indonesia.
(2) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi untuk
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
Tanda Masuk diterakan.
Pasal 11
(1) Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa kunjungan saat
kedatangan juga dapat diberikan kepada Orang Asing yang masuk
pada kawasan ekonomi khusus.
(2) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi untuk
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal Tanda
Masuk diterakan dan tidak dapat diperpanjang.
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 12
Bagian Kedua
Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan
Pasal 12
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan dapat diberikan kepada Orang
Asing pemegang Izin Tinggal Kunjungan yang:
a. berasal dari Visa kunjungan 1 (satu) kali perjalanan; dan
b. berasal dari Visa kunjungan saat kedatangan.
(2) Selain diberikan kepada Orang Asing sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan dapat juga diberikan
kepada anak yang lahir di Wilayah Indonesia dari ayah dan/atau
ibunya pemegang Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
Pasal 13
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa
kunjungan 1 (satu) kali perjalanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 huruf a diberikan paling banyak 4 (empat) kali berturut-
turut.
(2) Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan untuk setiap kali perpanjangan.
Pasal 14
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa
kunjungan saat kedatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
huruf b diberikan 1 (satu) kali perpanjangan.
(2) Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
Izin Tinggal Kunjungan berakhir.
Pasal 15
Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan yang diberikan kepada anak yang
lahir di Wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c
disesuaikan dengan jangka waktu Izin Tinggal Kunjungan ayah dan/atau
ibunya.
Pasal 16
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan paling cepat 14 (empat belas)
www.peraturan.go.id
13 2014, No.1697
hari dan paling lambat pada hari kerja sebelum jangka waktu Izin
Tinggal Kunjungan berakhir.
(3) Permohonan perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) yang telah diterima dan didaftarkan sebelum
berakhir jangka waktu Izin Tinggal Kunjungannya, tidak
diperhitungkan overstay apabila penyelesaiannya melebihi jangka
waktu Izin Tinggalnya.
(4) Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diberikan terhitung sejak tanggal Izin Tinggal Kunjungan
berakhir.
Pasal 17
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 dilaksanakan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda permohonan;
c. pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan sesuai dengan
pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
e. persetujuan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
f. wawancara, identifikasi dan verifikasi data serta pengambilan data
biometrik foto dan sidik jari;
g. peneraan perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan pada Paspor
Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan;
h. penandatanganan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk;
i. pemindaian dokumen selesai; dan
j. penyerahan dokumen.
(2) Wawancara, identifikasi dan verifikasi data serta pengambilan data
biometrik foto dan sidik jari sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f dapat dikecualikan terhadap Orang Asing tertentu
berdasarkan persetujuan dari Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk.
(3) Pengambilan data biometrik foto dan sidik jari sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf f hanya dilakukan untuk perpanjangan pertama.
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 14
www.peraturan.go.id
15 2014, No.1697
Bagian Ketiga
Penolakan Izin Tinggal Kunjungan
Pasal 19
(1) Penolakan pemberian Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a dan Pasal 3 ayat (2) dilaksanakan oleh
Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
(2) Dalam hal Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf b tidak dapat memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (3), Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk menolak pemberian Izin Tinggal Kunjungan.
(3) Dalam hal Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 tidak
dapat memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
ayat (4), Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
menolak perpanjangan jangka waktu Izin Tinggal Kunjungan.
(4) Penolakan pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3), juga
dilaksanakan dalam hal:
a. namanya tercantum dalam daftar Penangkalan;
b. Dokumen Perjalanannya diduga palsu;
c. menderita gangguan jiwa atau penyakit menular yang
membahayakan kesehatan umum atau diduga melakukan
perbuatan yang melanggar norma kesusilaan yang berlaku di
Indonesia;
d. memberi keterangan yang tidak benar dalam memperoleh Visa;
e. diduga terlibat dalam kejahatan internasional dan kejahatan
transnasional terorganisasi;
f. menunjukkan perilaku yang membahayakan keamanan dan
ketertiban umum;
g. termasuk dalam daftar pencarian orang dari suatu negara asing;
h. diduga terlibat dalam kegiatan makar terhadap pemerintahan
Republik Indonesia; atau
i. diduga terlibat kegiatan politik yang merugikan negara.
(5) Penolakan pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan
berlaku juga terhadap anak yang lahir di Wilayah Indonesia dari ayah
dan/atau ibunya yang ditolak pemberian atau perpanjangan Izin
Tinggal Kunjungannya.
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 16
Pasal 20
(1) Dalam hal terjadi penolakan pemberian atau perpanjangan Izin
Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
sampai dengan ayat (3), Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk memerintahkan Orang Asing yang bersangkutan
meninggalkan Wilayah Indonesia dalam waktu paling lama 7 (tujuh)
hari terhitung sejak tanggal cap “Exit Pass” diterakan pada Dokumen
Perjalanan Orang Asing yang bersangkutan.
(2) Dalam hal terjadi penolakan pemberian atau perpanjangan Izin
Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4),
Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memerintahkan Orang Asing yang bersangkutan meninggalkan
Wilayah Indonesia dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung
sejak tanggal cap “Deportation” diterakan pada Dokumen Perjalanan
Orang Asing yang bersangkutan.
(3) Penolakan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan setelah pemeriksaan yang dituangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Pendapat.
(4) Penolakan pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Orang
Asing yang bersangkutan secara tertulis disertai alasan.
Bagian Keempat
Pembatalan Izin Tinggal Kunjungan
Pasal 21
(1) Izin Tinggal Kunjungan dapat dibatalkan dalam hal Orang Asing:
a. terbukti melakukan tindak pidana terhadap negara sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan;
b. melakukan kegiatan yang berbahaya atau patut diduga akan
berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum;
c. melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. memberikan informasi yang tidak benar dalam pengajuan
permohonan Izin Tinggal Kunjungan; atau
e. dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian.
(2) Pembatalan Izin Tinggal Kunjungan dilaksanakan oleh Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk dengan menerakan:
a. cap pembatalan Izin Tinggal pada cap Tanda Masuk dan/atau cap
perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan; dan
b. cap “Deportation” pada Dokumen Perjalanan Orang Asing yang
bersangkutan.
www.peraturan.go.id
17 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 18
www.peraturan.go.id
19 2014, No.1697
(2) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan sesuai dengan jangka waktu yang tercantum dalam Visa
tinggal terbatas atau Keputusan Direktur Jenderal mengenai alih
status Izin Tinggal.
(3) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak boleh melampaui masa berlaku Paspor Kebangsaan Orang
Asing.
(4) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
sampai dengan huruf c diberikan dalam bentuk kartu dan teraan
pada Paspor Kebangsaan Orang Asing.
(5) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
dan huruf e diberikan dalam bentuk teraan pada Paspor Kebangsaan
Orang Asing.
Pasal 26
(1) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1)
huruf a sampai dengan huruf d diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal Orang Asing berdasarkan permohonan.
(2) Izin Tinggal Terbatas saat kedatangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 ayat (1) huruf e diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi.
Pasal 27
(1) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1)
huruf a sampai dengan huruf c dapat diberikan kepada Orang Asing
dalam hal:
a. Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia;
b. anak dari Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga
negara Indonesia;
c. repatriasi;
d. eks warga negara Indonesia;
e. wisatawan lanjut usia mancanegara; atau
f. tenaga ahli, penanam modal, rohaniawan dan pelajar/mahasiswa
yang mengikuti pendidikan.
(2) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1)
huruf d dan huruf e dapat diberikan kepada Orang Asing dalam hal:
a. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi dengan
menerima bayaran;
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 20
www.peraturan.go.id
21 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 22
www.peraturan.go.id
23 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 24
www.peraturan.go.id
25 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 26
www.peraturan.go.id
27 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 28
www.peraturan.go.id
29 2014, No.1697
(2) Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf f
diberikan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas untuk jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun atau sesuai dengan rekomendasi dari
instansi/lembaga terkait untuk setiap kali perpanjangan, dengan
ketentuan keseluruhan Izin Tinggal Terbatas tidak melebihi 6 (enam)
tahun.
(3) Izin Tinggal Terbatas dengan jangka waktu paling lama 90 (sembilan
puluh) hari dapat diperpanjang paling banyak 3 (tiga) kali berturut-
turut, untuk setiap kali perpanjangan diberikan jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari.
(4) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1)
dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun,
dengan ketentuan keseluruhan Izin Tinggal Terbatas tidak melebihi 3
(tiga) tahun.
Pasal 34
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 ayat (1) huruf a dengan jangka waktu paling lama 2 (dua)
tahun diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah mendapatkan
persetujuan Direktur Jenderal.
(2) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 ayat (1) huruf b dan huruf c diberikan oleh Kepala Kantor
Imigrasi, kecuali untuk perpanjangan keempat dan seterusnya
perpanjangan diberikan setelah mendapat persetujuan dari Kepala
Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi Kemigrasian.
(3) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas yang diberikan bagi pelajar atau
mahasiswa dalam rangka keperluan pendidikan diberikan langsung
oleh Kepala Kantor Imigrasi.
Pasal 35
(1) Permohonan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas diajukan oleh
Penjamin atau Penanggung Jawab dengan mengisi aplikasi data dan
melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
atau Pasal 30 dan kartu Izin Tinggal Terbatas yang lama serta surat
keterangan tempat tinggal.
(2) Permohonan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c
dapat diajukan paling cepat 3 (tiga) bulan dan paling lambat pada hari
kerja sebelum Izin Tinggal Terbatas berakhir.
(3) Permohonan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf d dapat diajukan paling cepat
14 (empat belas) hari dan paling lambat pada hari kerja sebelum Izin
Tinggal Terbatas berakhir.
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 30
www.peraturan.go.id
31 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 32
www.peraturan.go.id
33 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 34
(2) Izin Tinggal Terbatas Perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam rangka bekerja di atas kapal, alat apung, atau
instalasi yang beroperasi di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk yang
wilayah kerjanya membawahi tempat keberadaan Orang Asing yang
bersangkutan dapat memberikan persetujuan kepada pemegang Izin
Tinggal Terbatas Perairan untuk berada di darat paling lama 7
(tujuh) hari dalam rangka:
a. kepentingan administrasi dengan kantor Penjaminnya;
b. berobat;
c. meninggalkan Wilayah Indonesia tidak dengan kapal atau Alat
Angkutnya dan masuk ke Wilayah Indonesia dengan menggunakan
Izin Masuk Kembali;
d. meninggalkan Wilayah Indonesia tidak dengan kapal atau Alat
Angkutnya dan tidak bermaksud bergabung kembali dengan kapal
atau Alat Angkutnya; atau
e. deportasi.
(4) Persetujuan kepada Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas
Perairan untuk berada di darat diberikan dalam bentuk:
a. surat keterangan izin berada di darat, bagi Orang Asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a sampai dengan c;
b. peneraan cap “Exit Pass”, bagi orang asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf d; dan
c. peneraan cap “Deportation” bagi orang asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf e.
Pasal 42
(1) Orang Asing yang bermaksud bekerja di perairan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) dapat masuk ke Wilayah Indonesia
dengan cara:
a. datang langsung bersama kapal atau alat apungnya; atau
b. tidak dengan kapal atau alat apungnya, dalam hal penambahan
atau penggantian awak kapal atau alat apung.
(2) Nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing yang datang langsung
dengan kapal atau alat apungnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa.
www.peraturan.go.id
35 2014, No.1697
(3) Nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing yang datang tidak
dengan kapal atau alat apungnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b wajib memiliki Visa tinggal terbatas saat kedatangan.
Pasal 43
(1) Orang Asing pemegang Visa tinggal terbatas saat kedatangan dalam
rangka bergabung bekerja di kapal laut, Alat Angkut, alat apung, atau
instalasi di wilayah perairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42
ayat (3) diberikan Tanda Masuk yang berlaku sebagai Izin Tinggal
Terbatas saat kedatangan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi.
(2) Izin Tinggal Terbatas saat kedatangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), juga dapat dipergunakan dalam rangka:
a. melakukan pengawasan kualitas barang atau produksi;
b. melakukan inspeksi atau audit;
c. melayani purnajual;
d. memasang dan mereparasi mesin;
e. melakukan pekerjaan nonpermanen dalam rangka konstruksi;
atau
f. melakukan pekerjaan yang bersifat darurat dan mendesak di
wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia.
(3) Izin Tinggal Terbatas yang berasal dari Visa Tinggal terbatas saat
kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberikan Izin
Masuk Kembali.
(4) Izin Tinggal Terbatas yang berasal dari Visa Tinggal terbatas saat
kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan sekaligus
dengan Izin Masuk Kembali.
Pasal 44
(1) Izin Tinggal Terbatas Perairan diberikan untuk jangka waktu:
a. paling lama 1 (satu) tahun; atau
b. paling lama 6 (enam) bulan.
(2) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas Perairan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal.
(3) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas Perairan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tidak melebihi masa berlaku Paspor Kebangsaan atau
Dokumen Perjalanan Orang Asing.
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 36
(4) Izin Tinggal Terbatas Perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam bentuk teraan pada Paspor Kebangsaan atau
Dokumen Perjalanan Orang Asing.
Pasal 45
(1) Pemberian Izin Tinggal Terbatas Perairan dilaksanakan melalui:
a. penerbitan Keputusan Direktur Jenderal; dan
b. peneraan Izin Tinggal Terbatas Perairan oleh Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk yang membawahi
wilayah kerja yang bersangkutan.
(2) Penerbitan Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilaksanakan berdasarkan permohonan.
(3) Permohonan penerbitan Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diajukan sebelum Alat Angkut masuk ke
Wilayah Indonesia.
(4) Dalam hal terjadi penggantian dan/atau penambahan Nakhoda, awak
kapal, atau tenaga ahli asing, permohonan penerbitan Keputusan
Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
diajukan setelah Alat Angkut masuk ke Wilayah Indonesia.
(5) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan oleh
Penjamin kepada Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. surat keagenan kapal, alat apung, atau instalasi;
b. daftar awak kapal asing atau daftar tenaga ahli asing yang
dikeluarkan oleh instansi pemerintah;
c. surat penjaminan dari Penjamin;
d. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan Orang Asing yang
bersangkutan yang sah dan masih berlaku, yang memuat Izin
Tinggal Terbatas saat kedatangan dalam hal awak kapal datang
tidak dengan kapal, alat apung, atau instalasinya;
e. surat rekomendasi dari instasi terkait sesuai dengan
kewenangannya; dan
f. surat kuasa bermeterai cukup dalam hal permohonan melalui
kuasa.
(6) Penetapan Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilaksanakan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. cetak tanda permohonan;
www.peraturan.go.id
37 2014, No.1697
c. entri data;
d. pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. persetujuan Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
f. penandatanganan oleh Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk;
g. pemindaian dokumen selesai; dan
h. penyerahan dokumen kepada Penjamin.
(7) Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
disampaikan secara manual dan/atau melalui Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian kepada Kepala Kantor Imigrasi yang
membawahi wilayah kerja kapal, alat apung, atau instalasi dengan
tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah dan Direktur Pembinaan
dan Penempatan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, serta instansi terkait lainnya.
(8) Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
dapat juga disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi yang diminta
oleh Penjamin sesuai rencana operasi kapal, alat apung, atau
instalasi.
(9) Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
Paragraf 2
Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas Perairan
Pasal 46
(1) Izin Tinggal Terbatas Perairan dengan jangka waktu paling lama 1
(satu) tahun dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun.
(2) Izin Tinggal Terbatas Perairan dengan jangka waktu paling lama 6
(enam) bulan dapat diperpanjang paling banyak 3 (tiga) kali berturut-
turut untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan setiap kali
perpanjangan.
(3) Ketentuan mengenai pemberian Izin Tinggal Terbatas Perairan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dan Pasal 42 berlaku secara
mutatis mutandis terhadap perpanjangan Izin Tinggal Terbatas
Perairan.
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 38
Pasal 47
(1) Permohonan penerbitan Keputusan Direktur Jenderal mengenai Izin
Tinggal Terbatas Perairan yang telah memenuhi persyaratan diberikan
tanda terima sebagai tanda bukti permohonan.
(2) Dalam hal persyaratan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) belum lengkap, Pejabat Imigrasi yang ditunjuk mengembalikan
berkas permohonan kepada pemohon pada kesempatan pertama dan
memberikan bukti tanda pengembalian yang menyatakan
permohonan ditarik kembali.
Paragraf 3
Peneraan Izin Tinggal Terbatas Perairan
Pasal 48
(1) Penjamin yang telah menerima Keputusan Direktur Jenderal
mengenai pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Terbatas Perairan
wajib mengajukan permohonan peneraan kepada Kepala Kantor
Imigrasi dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal Keputusan Direktur Jenderal ditetapkan.
(2) Peneraan Izin Tinggal Terbatas Perairan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk.
(3) Permohonan peneraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. Keputusan Direktur Jenderal mengenai pemberian atau
perpanjangan Izin Tinggal Terbatas Perairan;
b. surat keagenan kapal, alat apung, atau instalasi;
c. daftar awak kapal asing atau daftar tenaga ahli asing yang
dikeluarkan oleh instansi pemerintah;
d. surat penjaminan dari Penjamin;
e. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan Orang Asing yang
bersangkutan yang sah dan masih berlaku, yang memuat Izin
Tinggal Terbatas saat kedatangan dalam hal awak kapal datang
tidak dengan kapal, alat apung, atau instalasi;
f. surat rekomendasi dari instasi terkait sesuai dengan
kewenangannya; dan
g. surat kuasa bermeterai cukup, dalam hal permohonan melalui
kuasa.
www.peraturan.go.id
39 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 40
www.peraturan.go.id
41 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 42
www.peraturan.go.id
43 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 44
www.peraturan.go.id
45 2014, No.1697
BAB IV
IZIN TINGGAL TETAP
Bagian Kesatu
Pemberian Izin Tinggal Tetap
Pasal 58
(1) Izin Tinggal Tetap dapat diberikan kepada:
a. Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas sebagai rohaniawan,
pekerja, investor, dan lanjut usia;
b. keluarga karena perkawinan campuran;
c. suami, istri, dan/atau anak dari Orang Asing pemegang Izin
Tinggal Tetap; dan
d. Orang Asing eks warga negara Indonesia dan eks subjek anak
berkewarganegaraan ganda Republik Indonesia.
(2) Izin Tinggal Tetap yang diberikan kepada Orang Asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), juga dapat diberikan kepada:
a. eks subyek anak berkewarganegaraan ganda Republik Indonesia
yang memilih kewarganegaraan asing;
b. anak yang lahir di Indonesia dari Orang Asing pemegang Izin
Tinggal Tetap; dan
c. warga negara Indonesia yang kehilangan kewarganegaraan
Indonesia di Wilayah Indonesia.
(3) Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan melalui alih status.
(4) Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diberikan secara langsung tanpa melalui alih status.
Pasal 59
(1) Izin Tinggal Tetap diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
kecuali untuk Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58
ayat (1) huruf c dan ayat (2) huruf b.
(2) Jangka waktu Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang dikecualikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sesuai dengan jangka
waktu Izin Tinggal Tetap:
a. suami, istri, ayah atau ibu pemegang Izin Tinggal Tetap dari Orang
Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) huruf c; dan
b. ayah atau ibu pemegang Izin Tinggal Tetap dari anak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 ayat (2) huruf b.
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 46
Pasal 60
Izin Tinggal Tetap diberikan dalam bentuk kartu dan teraan pada Paspor
Kebangsaan Orang Asing yang bersangkutan.
Pasal 61
Pemberian Izin Tinggal Tetap berdasarkan alih status dari Izin Tinggal
Terbatas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 62
(1) Pemberian Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58
ayat (2) dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
Orang Asing yang bersangkutan berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan pemberian Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diajukan oleh Penjamin atau Penanggung Jawab dengan
mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin;
b. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku;
c. surat keterangan tempat tinggal; dan
d. surat kuasa bermeterai cukup dalam hal permohonan diajukan
melalui kuasa.
(3) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), permohonan Izin Tinggal Tetap bagi anak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 ayat (2) huruf b diajukan oleh ayah
dan/atau ibunya atau Penjamin ayah dan/atau ibunya, dengan
melampirkan juga:
a. akta kelahiran yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang atau
surat keterangan kelahiran anak dari rumah sakit;
b. akta perkawinan surat kawin orang tua;
c. kartu Izin Tinggal Tetap orang tua; dan
d. surat keterangan lapor lahir yang dikeluarkan oleh Kantor
Imigrasi.
(4) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), permohonan Izin Tinggal tetap bagi eks anak
berkewarganegaraan ganda Republik Indonesia yang memilih menjadi
warga negara asing dan bertempat tinggal di Wilayah Indonesia
diajukan oleh ayah dan/atau ibunya warga negara Indonesia, dengan
melampirkan juga:
a. Pernyataan Integrasi;
www.peraturan.go.id
47 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 48
www.peraturan.go.id
49 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 50
www.peraturan.go.id
51 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 52
www.peraturan.go.id
53 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 54
www.peraturan.go.id
55 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 56
(4) Pembatalan Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disampaikan kepada Orang Asing yang bersangkutan secara tertulis
disertai alasan.
(5) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memerintahkan Orang Asing yang Izin Tinggal Tetapnya dibatalkan
untuk meninggalkan Wilayah Indonesia dalam waktu paling lama 7
(tujuh) hari sejak tanggal cap “Deportation” diterakan pada Paspor
Kebangsaan Orang Asing yang bersangkutan setelah dilakukan
pemeriksaan.
Bagian Kelima
Berakhirnya Izin Tinggal Tetap
Pasal 71
(1) Izin Tinggal Tetap berakhir karena pemegangnya:
a. meninggalkan Wilayah Indonesia lebih dari 1 (satu) tahun atau
tidak bermaksud masuk kembali ke Wilayah Indonesia;
b. tidak melakukan perpanjangan jangka waktu Izin Tinggal Tetap
setelah 5 (lima) tahun;
c. memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia;
d. izinnya dibatalkan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk;
e. dikenai tindakan Deportasi; atau
f. meninggal dunia.
(2) Izin Tinggal Tetap juga berakhir karena pemegangnya:
a. kembali ke negara asalnya dan tidak bermaksud masuk kembali ke
Wilayah Indonesia; atau
b. kembali ke negara asalnya dan tidak kembali lagi sampai melebihi
masa berlaku Izin Masuk Kembali yang dimilikinya.
Pasal 72
(1) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Tetap yang bermaksud
meninggalkan Wilayah Indonesia dan tidak ingin masuk kembali,
harus melapor untuk mengakhiri Izin Tinggalnya ke Kantor Imigrasi
yang menerbitkan dengan menyerahkan kartu Izin Tinggal Tetapnya.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Penjamin atau Penanggung Jawab dengan menyampaikan surat
pengakhiran sebelum jangka waktu Izin Tinggalnya berakhir dengan
mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. kartu Izin Tinggal Tetap; dan
b. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku.
www.peraturan.go.id
57 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 58
Pasal 74
(1) Dalam hal Penjamin atau Penanggung Jawab dari Orang Asing ingin
mengakhiri penjaminannya terhadap Orang Asing yang masih berada
di Wilayah Indonesia dan Izin Tinggal Tetapnya masih berlaku harus
melapor ke Kantor Imigrasi yang menerbitkan untuk mengakhiri Izin
Tinggal Tetap Orang Asing.
(2) Penjamin atau Penanggung Jawab wajib mengeluarkan Orang Asing
sebagaimana dimaksud ayat (1) dari Wilayah Indonesia dan
mengembalikan kartu Izin Tinggal Tetap.
Pasal 75
Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melakukan
pemutakhiran data terhadap Izin Tinggal Tetap yang telah berakhir.
Bagian Keenam
Pelaporan Izin Tinggal Tetap
Pasal 76
(1) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Tetap dengan jangka waktu tidak
terbatas wajib melapor setiap 5 (lima) tahun sekali kepada Kepala
Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Orang
Asing yang bersangkutan dan tidak dikenai biaya.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Penjamin atau Penanggung Jawab dengan mengisi aplikasi data dan
melampirkan persyaratan:
a. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku;
b. kartu Izin Tinggal Tetap; dan
c. surat keterangan tempat tinggal.
Pasal 77
(1) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 harus dilaksanakan
paling cepat 3 (tiga) bulan dan paling lambat pada hari kerja sebelum
tanggal pelaporan Izin Tinggal Tetap berakhir.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diajukan
melebihi berakhirnya tanggal pelaporan Izin Tinggal Tetap
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal.
Pasal 78
(1) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1),
diselesaikan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data dan cetak tanda permohonan;
www.peraturan.go.id
59 2014, No.1697
c. pemindaian berkas;
d. wawancara, pengambilan data biometrik berupa foto dan sidik jari;
e. persetujuan Kepala Kantor Imigrasi;
f. penerbitan nomor register dan kartu Izin Tinggal Tetap dan
peneraan pemberian Izin Tinggal Tetap yang sekaligus memuat Izin
Masuk Kembali yang masa berlakunya paling lama 2 (dua) tahun
pada Paspor Kebangsaan;
g. pemindaian dokumen selesai; dan
h. penyerahan dokumen.
(2) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak permohonan diterima.
(3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak dilakukan
wawancara.
Pasal 79
(1) Kepala Kantor Imigrasi yang menerima permohonan pelaporan Izin
Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2)
menyampaikan permohonan disertai pertimbangan dan saran kepada
Kepala Kantor Wilayah melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data dan cetak tanda permohonan;
c. pemindaian berkas;
d. identifikasi dan verifikasi data serta pembuatan berita acara
pemeriksaan dan berita acara pendapat;
e. penandatanganan surat permohonan kepada Kepala Kantor
Wilayah;
f. pemindaian dokumen selesai; dan
g. pengiriman surat permohonan secara manual dan/atau melalui
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
oleh Kepala Kantor Imigrasi kepada Kepala Kantor Wilayah dalam
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal
permohonan diterima secara manual dan/atau melalui Sistem
Informasi Manajemen Keimigrasian.
(3) Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi Keimigrasian
menyampaikan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada Direktur Jenderal disertai pertimbangan dan saran melalui
mekanisme:
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 60
www.peraturan.go.id
61 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 62
Pasal 83
(1) Dalam hal penyidikan dihentikan atau Orang Asing yang
bersangkutan dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak pidana
atau dilepaskan dari segala tuntutan berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, Orang Asing
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (2) huruf a dapat
diberikan kembali Izin Tinggal sesuai dengan Izin Tinggal sebelumnya
dengan jangka waktu sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Dalam hal Izin Tinggal tidak diberikan, Orang Asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus meninggalkan Wilayah Indonesia.
Pasal 84
(1) Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (2) huruf a
yang akan menjalani pembebasan bersyarat, cuti bersyarat, cuti
mengunjungi keluarga, cuti menjelang bebas, atau asimilasi harus
memperoleh Keputusan Direktur Jenderal mengenai pengecualian
dari kewajiban memiliki Izin Tinggal.
(2) Direktur Jenderal menetapkan keputusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berdasarkan permintaan secara tertulis dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan dengan melampirkan:
a. fotokopi Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan yang
bersangkutan yang sah dan masih berlaku;
b. fotokopi putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap;
c. fotokopi kartu tanda penduduk Penjamin;
d. fotokopi surat keterangan jaminan dari perwakilannya; dan
e. fotokopi surat jaminan dari Penjamin.
(3) Keputusan Direktur Jenderal ditetapkan dalam waktu paling lama 7
(tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal permintaan diterima secara
lengkap.
Pasal 85
(1) Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (2) huruf b
yang telah berada di Rumah Detensi Imigrasi untuk waktu 10
(sepuluh) tahun atau lebih dapat diberikan izin berada di luar Rumah
Detensi Imigrasi dan dikecualikan dari kewajiban memiliki Izin Tinggal
berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh
Deteni kepada Kepala Rumah Detensi Imigrasi dengan mengisi
aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
www.peraturan.go.id
63 2014, No.1697
a. alamat Deteni;
b. surat pernyataan yang memuat kesediaan wajib melapor kepada
Kepala Rumah Detensi Imigrasi atau Kepala Kantor Imigrasi yang
membawahi tempat tinggalnya mengenai:
1. keberadaannya secara periodik setiap 1 (satu) bulan; dan
2. perubahan status sipil, pekerjaan, atau alamat.
c. surat keterangan bertempat tinggal dari rukun tetangga.
(3) Kepala Rumah Detensi Imigrasi melakukan penelitian terhadap
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal
permohonan diterima.
(4) Kepala Rumah Detensi Imigrasi menyampaikan permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Kantor Wilayah
untuk dilakukan penelitian dan pengkajian.
(5) Dalam hal diperlukan, Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi
Keimigrasian dapat melakukan pengawasan Keimigrasian lapangan.
(6) Kepala Kantor Wilayah menyampaikan hasil penelitian dan pengkajian
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disertai dengan pertimbangan
dan saran kepada Direktur Jenderal dalam jangka waktu paling lama
7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
(7) Direktur Jenderal melakukan penelitian, pengkajian, dan penelaahan
terhadap hasil penelitian dan pengkajian untuk memberikan
persetujuan atau penolakan serta menyampaikan kepada Kepala
Rumah Detensi Imigrasi dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja
terhitung sejak tanggal hasil penelitian dan pengkajian diterima.
(8) Kepala Rumah Detensi Imigrasi memberikan izin berada di luar
Rumah Detensi Imigrasi terhadap permohonan yang telah disetujui
dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja dan melakukan
pemutakhiran data.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Bagian Kesatu
Izin Tinggal Keadaan Terpaksa
Pasal 86
(1) Dalam keadaan tertentu, Orang Asing yang jangka waktu Izin Tinggal
kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, atau Izin Tinggal Tetapnya berakhir
dapat diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa.
(2) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 64
a. alasan kemanusiaan;
b. bencana alam;
c. berada di Wilayah Indonesia dalam rangka pelaksanaan Deportasi
yang tidak ditempatkan di Rumah Detensi Imigrasi;
d. dalam proses hukum atau sedang dalam penanganan aparat
penegak hukum dan tidak dilakukan penahanan atau di penjara;
atau
e. dalam rangka melaksanakan putusan pengadilan berupa pidana
bersyarat.
(3) Pemberian Izin Tinggal keadaan terpaksa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
Orang Asing yang bersangkutan.
Pasal 87
(1) Izin Tinggal keadaan terpaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86
ayat (2) huruf a dan huruf b diberikan untuk jangka waktu paling
lama 30 (tiga puluh) hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga
puluh) hari untuk setiap kali perpanjangan.
(2) Izin Tinggal keadaan terpaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86
ayat (2) huruf c sampai dengan huruf e diberikan untuk jangka waktu
paling lama 6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang paling lama 6
(enam) bulan untuk setiap kali perpanjangan.
Pasal 88
(1) Izin Tinggal keadaan terpaksa terhadap alasan kemanusiaan
diberikan berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh
Orang Asing, Penjamin, atau Penanggung Jawab kepada Kepala
Kantor Imigrasi dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan
persyaratan:
a. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan yang bersangkutan
yang sah dan masih berlaku; dan
b. surat keterangan rawat inap dari rumah sakit, surat keterangan
dokter, rekam medis, atau surat rekomendasi dari dokter
pemerintah.
(3) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa dengan menerakan cap
Izin Tinggal keadaan terpaksa pada Dokumen Perjalanan Orang Asing.
(4) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
melakukan pemutakhiran data terhadap Orang Asing yang telah
diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa.
www.peraturan.go.id
65 2014, No.1697
Pasal 89
(1) Izin Tinggal keadaan terpaksa dalam keadaan bencana alam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (2) huruf b diberikan
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal.
(2) Kepala Kantor Imigrasi melakukan pendataan Orang Asing yang akan
diberikan Izin Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan terhadap:
a. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan yang bersangkutan
yang sah dan masih berlaku;
b. Visa; dan/atau
c. Izin Tinggal yang dimiliki.
(4) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa dengan menerakan cap
Izin Tinggal keadaan terpaksa pada Dokumen Perjalanan Orang Asing.
(5) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
melakukan pemutakhiran data terhadap Orang Asing yang telah
diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa.
Pasal 90
(1) Izin Tinggal keadaan terpaksa dalam keadaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 86 ayat (2) huruf c diberikan berdasarkan pertimbangan
Kepala Kantor Imigrasi atau Kepala Rumah Detensi Imigrasi.
(2) Kepala Kantor Imigrasi atau Kepala Rumah Detensi Imigrasi
melakukan pendataan Orang Asing yang akan diberikan Izin Tinggal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan terhadap:
a. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan yang bersangkutan
yang sah dan masih berlaku;
b. Visa; dan/atau
c. Izin Tinggal yang dimiliki.
(4) Kepala Kantor Imigrasi, Kepala Rumah Detensi Imigrasi, atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk memberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa
dengan menerakan cap Izin Tinggal keadaan terpaksa pada Paspor
Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan Orang Asing.
(5) Kepala Kantor Imigrasi, Kepala Rumah Detensi Imigrasi, atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk melakukan pemutakhiran data terhadap Orang
Asing yang telah diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa.
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 66
Pasal 91
(1) Izin Tinggal keadaan terpaksa dalam keadaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 86 ayat (2) huruf d diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk berdasarkan:
a. surat keterangan dimulainya penyidikan oleh penyidik;
b. daftar Pencegahan; atau
c. permintaan dari instansi pemerintah atau instansi penegak
hukum.
(2) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
melakukan pendataan terhadap:
a. dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
b. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
c. Visa; dan/atau
d. Izin Tinggal yang dimiliki.
(3) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa dengan menerakan cap
Izin Tinggal keadaan terpaksa pada Paspor Kebangsaan atau
Dokumen Perjalanan Orang Asing.
(4) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
melakukan pemutakhiran data terhadap Orang Asing yang telah
diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa.
Pasal 92
(1) Dalam hal Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi
melaksanakan Pencegahan terhadap Orang Asing, Paspor Kebangsaan
atau Dokumen Perjalanan yang bersangkutan diberikan surat tanda
penerimaan dokumen sesuai ketentuan perundang-undangan.
(2) Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan kepada Kantor Imigrasi yang menerbitkan
Izin Tinggalnya untuk diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa.
Pasal 93
(1) Izin Tinggal keadaan terpaksa dalam keadaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 86 ayat (2) huruf e diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk berdasarkan:
a. salinan putusan pengadilan yang disampaikan oleh instansi
penegak hukum; dan
b. surat pemberitahuan dari Balai Pemasyarakatan.
www.peraturan.go.id
67 2014, No.1697
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 68
c. pemindaian berkas;
d. peneraan cap “Exit Pass” atau cap “Deportation” pada Paspor
Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan;
e. pemindaian dokumen selesai; dan
f. penyerahan dokumen.
(4) Orang Asing yang Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanannya
telah dilakukan peneraan cap wajib meninggalkan Wilayah Indonesia
dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal
peneraan.
Pasal 95
Ketentuan mengenai pemberian Izin Tinggal keadaan terpaksa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 sampai dengan Pasal 94 berlaku
secara mutatis dan mutandis terhadap perpanjangan Izin Tinggal keadaan
terpaksa.
Bagian Kedua
Penjamin dan Penanggung Jawab
Pasal 96
(1) Penjamin terdiri atas:
a. orang perorangan warga negara Indonesia; atau
b. Korporasi yang diwakili oleh warga negara Indonesia atau Orang
Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap,
sebagai direksi atau jabatan yang setingkat yang namanya
tercantum dalam struktur organisasi atau akte pendirian
perusahaan, badan, atau lembaga.
(2) Penanggung Jawab terdiri atas:
a. suami atau istri warga negara Indonesia; atau
b. ayah atau ibu warga negara Indonesia.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 97
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Izin Tinggal tetap yang telah dikeluarkan sebelum berlakunya
Peraturan Menteri ini, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan
jangka waktunya berakhir;
b. Izin Tinggal yang sudah diajukan dan telah diproses tetapi belum
selesai, tetap diselesaikan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang lama; atau
www.peraturan.go.id
69 2014, No.1697
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 98
Pasal 99
www.peraturan.go.id
2014, No.1697 70
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Oktober 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 Oktober 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1833, 2015 KEMENKUMHAM. Izin Tinggal Tetap. Alih Status.
Pencabutan.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG PROSEDUR TEKNIS ALIH STATUS IZIN TINGGAL
KUNJUNGAN MENJADI IZIN TINGGAL TERBATAS DAN ALIH
STATUS IZIN TINGGAL TERBATAS MENJADI IZIN TINGGAL
TETAP.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang
masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta
pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya
kedaulatan negara.
2. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Wilayah Indonesia adalah seluruh Wilayah
Indonesia serta zona tertentu yang ditetapkan
berdasarkan Undang-Undang.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-3-
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -4-
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-5-
Pasal 2
(1) Izin Tinggal yang telah diberikan kepada Orang Asing
dapat dialihstatuskan.
(2) Izin Tinggal yang dapat dialihstatuskan meliputi:
a. Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal
Terbatas; dan
b. Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap.
(3) Pemberian alih status Izin Tinggal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan kewenangan Menteri.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -6-
BAB II
ALIH STATUS IZIN TINGGAL KUNJUNGAN MENJADI
IZIN TINGGAL TERBATAS
Bagian Kesatu
Persyaratan Alih Status Izin Tinggal Kunjungan
Menjadi Izin Tinggal Terbatas
Pasal 3
(1) Alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal
Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf a dapat diberikan kepada Orang Asing yang
memenuhi syarat:
a. pemegang Izin Tinggal Kunjungan; dan
b. anak yang baru lahir di Wilayah Indonesia dari ayah
dan/atau ibu pemegang Izin Tinggal Kunjungan
berdasarkan Visa kunjungan satu kali perjalanan
atau Visa kunjungan beberapa kali perjalanan yang
dikeluarkan berdasarkan persetujuan Direktur
Jenderal.
(2) Pemegang Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan pemegang
Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa kunjungan
satu kali perjalanan atau beberapa kali perjalanan yang
dikeluarkan berdasarkan persetujuan Direktur Jenderal.
(3) Terhadap Orang Asing pemegang Izin Tinggal Kunjungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang didasarkan
pada:
a. Visa kunjungan saat kedatangan atau bebas Visa
kunjungan; atau
b. Awak Alat angkut,
tidak dapat diberikan alih status Izin Tinggal.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-7-
Pasal 4
Orang Asing pemegang Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a meliputi Orang
Asing:
a. yang menanamkan modal;
b. yang bekerja sebagai tenaga ahli;
c. yang melaksanakan tugas sebagai rohaniawan;
d. yang mengikuti pendidikan dan pelatihan;
e. yang mengadakan penelitian ilmiah;
f. yang menggabungkan diri dengan suami atau istri warga
negara Indonesia;
g. yang menggabungkan diri dengan suami atau istri
pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap;
h. yang menggabungkan diri dengan orang tua bagi anak
berkewarganegaraan asing yang mempunyai hubungan
hukum kekeluargaan dengan orang tua warga negara
Indonesia;
i. yang menggabungkan diri dengan orang tua pemegang
Izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap bagi anak
yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan
belum kawin;
j. berdasarkan alasan kemanfaatan untuk kesejahteraan
masyarakat dan/atau kemanusiaan setelah
mendapatkan pertimbangan Menteri;
k. dalam rangka memperoleh kembali kewarganegaraan
Republik Indonesia berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
l. wisatawan lanjut usia mancanegara;
m. eks warga negara Indonesia yang bermaksud tinggal
terbatas di Wilayah Indonesia;
n. yang memiliki anak yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun dan belum kawin, berasal dari Orang Asing
yang telah kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dan bermaksud menggabungkan diri dengan
orang tuanya; dan
o. eks subyek anak berkewarganegaraan ganda Republik
Indonesia.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -8-
Bagia Kedua
Tata Cara Alih Status Izin Tinggal Kunjungan
Menjadi Izin Tinggal Terbatas
Paragraf 1
Permohonan
Pasal 5
(1) Orang Asing yang telah memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 dapat
diberikan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin
Tinggal Terbatas berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum jangka waktu Izin Tinggal Kunjungan berakhir.
Pasal 6
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas diajukan dengan cara mengisi
aplikasi data.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
melampirkan dokumen:
a. surat keterangan domisili;
b. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku
yang memuat:
1. Visa dan Tanda Masuk kecuali bagi anak
pemegang Izin Tinggal Kunjungan yang
diberikan karena lahir di Wilayah Indonesia dari
ayah dan/atau ibunya pemegang Izin Tinggal
Kunjungan; atau
2. Izin Tinggal Kunjungan.
c. surat jaminan dari Penjamin;
d. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga Penjamin
atau Penanggung jawab;
e. kartu Izin Tinggal Terbatas atau kartu Izin Tinggal
Tetap, dalam hal Penjamin atau Penanggung jawab
berkebangsaan asing; dan
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-9-
Pasal 7
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang
menanamkan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 huruf a dan berkedudukan sebagai pengurus
perusahaan, permohonannya diajukan oleh Penjamin
kepada Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. surat rekomendasi dari instansi pemerintah yang
menyelenggarakan urusan dibidang penanaman
modal; atau
b. izin mempekerjakan tenaga kerja asingyang
berlakudari instansi pemerintah yang
menyelenggarakan urusan di bidang
ketenagakerjaan.
Pasal 8
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang
menanamkan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 huruf a tetapi tidak berkedudukan sebagai pengurus
perusahaandiajukan oleh Penjamin kepada Kepala
Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumensurat
rekomendasi dari instansi pemerintah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang
penanaman modal.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -10-
Pasal 9
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang bekerja
sebagai tenaga ahlisebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf bdiajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumenizin
mempekerjakan tenaga kerja asingyang berlakudari
instansi pemerintah yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang ketenagakerjaan.
Pasal 10
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang bekerja
sebagai tenaga ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf b dan bekerja pada instansi pemerintah, diajukan
oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. rekomendasi dari kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesekretariatan negara; dan/atau
b. rekomendasi dari kementerian atau lembaga
pemerintah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Pasal 11
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang
melaksanakan tugas sebagai rohaniawansebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf cdiajukan oleh Penjamin
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-11-
Pasal 12
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang mengikuti
pendidikan dan pelatihansebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf d diajukan oleh Penjamin kepada Kepala
Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. rekomendasi dari kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesekretariatan negara, jika Orang Asing menerima
beasiswa dari Pemerintah Republik Indonesia; dan
b. rekomendasi dari kementerian atau lembaga
pemerintah yang menyelenggarakan urusan di
bidang pendidikan dan pelatihan.
Pasal 13
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang mengadakan
penelitian ilmiahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf ediajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -12-
Pasal 14
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang
menggabungkan diri dengan suami atau istri warga
negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf fdiajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta perkawinan atau buku nikah yang
telah disahkan oleh Perwakilan Republik Indonesia
atau Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
bagi perkawinan yang dilangsungkan di luar negeri;
b. kutipan akta perkawinan atau buku nikah yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
c. surat bukti lapor perkawinan dari kantor pencatatan
sipil, dalam hal perkawinan dilangsungkan di luar
negeri; dan
d. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga ayah atau
ibu, suami atau istri yang berkewarganegaraan
Indonesia.
Pasal 15
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang
menggabungkan diri dengan suami atau istri pemegang
Izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf gdiajukan oleh Penjamin
kepada Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-13-
Pasal 16
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatasbagi Orang Asing yang didasarkan
anak berkewarganegaraan asing yang menggabungkan
diri dengan orang tua yang mempunyai hubungan
hukum kekeluargaan dengan orang tua warga negara
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf
hdiajukan oleh Penanggungjawab kepada Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta kelahiran yang bersangkutan yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
b. kutipan akta perkawinan orang tua yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
c. surat bukti lapor perkawinan dari kantor pencatatan
sipil, jika perkawinan dilangsungkan di luar negeri;
dan
d. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga ayah atau
ibu yang berkewarganegaraan Indonesia.
Pasal 17
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang didasarkan
anak yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -14-
Pasal 18
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang berdasarkan
alasan kemanfaatan untuk kesejahteraan masyarakat
dan/atau kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf jdiajukan oleh Penjamin kepada Kepala
Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. surat keterangan dari instansi pemerintah, lembaga
swadaya masyarakat yang diakui oleh pemerintah,
atau kantor perwakilan yang menjelaskan alasan
Orang Asing yang bersangkutan bermanfaat bagi
kesejahteraan masyarakat serta surat persetujuan
Menteri; dan
b. surat keterangan dari Penjamin atau
Penanggungjawab yang menjelaskan bahwa
keberadaan Orang Asing bersangkutan berdasarkan
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-15-
Pasal 19
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing eks warga negara
Indonesia dalam rangka memperoleh kembali
kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf kdiajukan oleh Penjamin
kepada Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. keterangan dari Kepala Perwakilan Republik
Indonesia tentang kehilangan kewarganegaraan
Indonesia; dan
b. keterangan yang dikeluarkan oleh instansi
Pemerintah Republik Indonesia atau oleh lembaga
yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia
yang sah yang dapat membuktikan bahwa yang
bersangkutan adalah eks warga negara Indonesia
berupa:
1. kutipan akta kelahiran;
2. kartu tanda penduduk;
3. Paspor;
4. buku nikah/kutipan akta perkawinan; atau
5. ijazah.
Pasal 20
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing wisatawan lanjut
usia mancanegarasebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf ldiajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -16-
Pasal 21
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing eks warga negara
Indonesia yang bermaksud tinggal terbatas di Wilayah
Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf
mdiajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen resmi
yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah Republik
Indonesia atau oleh lembaga yang diakui oleh pemerintah
Republik Indonesia yang sah yang dapat membuktikan
bahwa yang bersangkutan adalah eks warga negara
Indonesia berupa:
a. kutipan akta kelahiran;
b. kartu tanda penduduk;
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-17-
c. Paspor;
d. buku nikah/kutipan akta perkawinan; atau
e. ijazah.
Pasal 22
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing anak
bawaanberdasarkan anak yang belum berusia 18
(delapan belas) tahundan belum kawin dari Orang Asing
yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia
yang akan menggabungkan diri dengan ayah atau ibu
warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf ndiajukan oleh Penanggung Jawab kepada
Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta kelahiran yang bersangkutan yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
b. kutipan akta perkawinan orang tua yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah kecuali bahasa inggris;
c. surat bukti lapor perkawinan dari kantor pencatatan
sipil, dalam hal perkawinan dilangsungkan di luar
negeri; dan
d. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga ayah atau
ibu yang berkewarganegaraan Indonesia.
Pasal 23
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing eks subyek anak
berkewarganegaraan ganda Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf odiajukan
oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -18-
Pasal 24
Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin
Tinggal Terbatas bagi anak yang baru lahir di Wilayah
Indonesia dari ayah dan/atau ibu pemegang Izin Tinggal
Kunjungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf bdiajukan bersamaan dengan permohonan alih status
Izin Tinggal ayah dan/atau ibunya.
Pasal 25
Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin
Tinggal Terbatas yang telah diterima dan didaftarkan sebelum
berakhir jangka waktu Izin Tinggal Terbatasnya, tidak
diperhitungkan overstayjika penyelesaiannya melebihi jangka
waktu Izin Tinggalnya.
Paragraf 2
Penerimaan dan Penolakan Permohonan
Pasal 26
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk memberikan tanda terima atas permohonan alih
status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal
Terbatas yang telah diterima secara lengkap.
(2) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk menyampaikan permohonan yang telah diterima
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-19-
Pasal 27
(1) Terhadap permohonan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26diberlakukanketentuan sebagai berikut:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. memasukkan data, pemindaian berkas, dan cetak
tanda permohonan;
c. pembayaran biaya keimigrasian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. identifikasi dan verifikasi data;
e. pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan
sesuai dengan pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
f. pembuatan dan penandatanganan surat
permohonan Kepala Kantor Imigrasi kepada Kepala
Divisi Keimigrasian disertai pertimbangan dan
saran;
g. pemindaian dokumen selesai; dan
h. penyampaian surat Kepala Kantor Imigrasi secara
manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala
Divisi Keimigrasian.
(2) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak memerlukan pengawasan Keimigrasian
lapangan, penyampaian permohonan dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak tanggal diterima permohonan secara lengkap.
(3) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memerlukan pengawasan Keimigrasian lapangan,
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -20-
Pasal 28
(1) Kepala Divisi Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 menyampaikan permohonan kepada Direktur
Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak tanggal diterima permohonan.
(2) Terhadap permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberlakukan ketentuan sebagai berikut:
a. pemeriksaan dan pengkajian kelengkapan
persyaratan;
b. penyusunan pertimbangan dan saran;
c. pembuatan dan penandatanganan surat Kepala
Divisi Keimigrasian kepada Direktur Jenderal;
d. pemindaian dokumen selesai; dan
e. penyampaian surat Kepala Divisi Keimigrasian
secara manual dan/atau melalui Simkim kepada
Direktur Jenderal.
Pasal 29
(1) Dalam hal berdasarkan pengkajian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28ayat (2) huruf apermohonan
tidak dapat dipertimbangkan, Kepala Divisi Keimigrasian
mengeluarkan surat penolakan permohonan.
(2) Surat penolakan sebagaimana dimkasud pada ayat (1)
disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi disertai
dengan alasan penolakan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal
permohonan diterima.
(3) Penyampaian surat penolakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-21-
Pasal 30
(1) Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja
terhitung sejak tanggal permohonan diterima harus
menetapkan keputusan alih status Izin Tinggal
Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas.
(2) Penetapan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. pemeriksaan kelengkapan, pengkajian, dan
penelaahan persyaratan;
b. penandatanganan Keputusan Direktur Jenderal
mengenai persetujuan alih status Izin Tinggal
Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
d. penyampaian Keputusan Direktur Jenderal secara
manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala
Kantor Imigrasi.
Pasal 31
(1) Dalam hal berdasarkan pengkajian dan penelaahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) huruf a
permohonan tidak dapat dipertimbangkan, Direktur
Jenderal mengeluarkan surat penolakan permohonan.
(2) Surat penolakan permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi
dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja
terhitung sejak tanggal diterima permohonan.
(3) Penyampaian surat penolakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -22-
Pasal 32
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk harus memberitahukan kepada pemohon
mengenai putusan persetujuan permohonan dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak tanggal putusan diterima.
(2) Orang Asing selaku pemohon yang telah menerima
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib datang ke Kantor Imigrasi dalam jangka waktu
paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal
pemberitahuan diterima, untuk kepentingan sebagai
berikut:
a. wawancara, identifikasi dan verifikasi data, serta
pengambilan Data Biometrik foto, dan sidik jari;
b. penerbitan kartu Izin Tinggal Terbatas dan peneraan
cap Izin Tinggal Terbatas sekaligus memuat Izin
Masuk Kembali pada Paspor Kebangsaan;
c. penandatanganan kartu Izin Tinggal Terbatas dan
teraan Cap Izin Tinggal Terbatas oleh Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
d. pemindaian dokumen selesai; dan
e. penyerahan dokumen.
(3) Alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal
Terbatas diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 3
(tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal wawancara
dilakukan.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-23-
Pasal 33
(1) Dalam hal surat Kepala Divisi Keimigrasian atau Direktur
Jenderal berupa penolakan, Kepala Kantor Imigrasi
menindaklanjuti surat penolakan sesuai arahan surat
Kepala Divisi Keimigrasian atau Direktur Jenderal atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Dalam hal surat penolakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat perintah pemulangan, Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerakan
cap “Exit Pass“ dan mewajibkan Orang Asing yang
bersangkutan meninggalkan Wilayah Indonesia dalam
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari.
Paragraf 3
Penentuan Jangka Waktu Izin Tinggal Terbatas
Pasal 34
(1) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas diberikan sesuai
dengan Keputusan Direktur Jenderal.
(2) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditentukan dengan
mempertimbangkan:
a. rekomendasi instansi yang berwenang;
b. permohonan pemohon; dan
c. masa berlaku Paspor Kebangsaan.
(3) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas diberikan tidak dapat
melampaui masa berlaku Paspor Kebangsaannya.
Pasal 35
(1) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas berdasarkan
pemenuhan kriteria sebagai anak yang baru lahir
diWilayah Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal24 diberikan sesuai dengan jangka waktu Izin
Tinggal Terbatas ayah dan/atau ibunya namun tidak
boleh melebihi batas usia 18 (delapan belas) tahun,
kecuali bagi anak berkewarganegaraan asing yang
menggabungkan diri dengan orang tua yang mempunyai
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -24-
BAB III
ALIH STATUS IZIN TINGGAL TERBATAS MENJADI IZIN
TINGGAL TETAP
Bagian Kesatu
Syarat Alih Status Izin Tinggal Terbatas
Menjadi Izin Tinggal Tetap
Pasal 36
(1) Alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal
Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf b dapat diberikan kepada Orang Asing yang
memenuhi syarat:
a. pemegang Izin Tinggal Terbatas;
b. anak yang baru lahir di Wilayah Indonesia dari ayah
dan/atau ibu pemegang Izin Tinggal Terbatas.
(2) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yang
diberikan:
a. untuk kegiatan di bidang perairan;
b. untuk jangka waktu paling lama 90 (sembilan
puluh) hari; dan/atau
c. saat kedatangan untuk jangka waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari,
tidak dapat dialihstatuskan menjadi Izin Tinggal Tetap.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-25-
Pasal 37
Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 meliputi Orang Asing:
a. rohaniawan;
b. pekerja;
c. investor;
d. wisatawan lanjut usia mancanegara;
e. suami atau istri yang menggabungkan diri dengan istri
atau suami pemegang Izin Tinggal Tetap;
f. anak yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan
belum kawin yang menggabungkan diri dengan orang tua
pemegang Izin Tinggal Tetap;
g. eks warga negara Indonesia;
h. yang menggabungkan diri dengan suami atau istri warga
negara Indonesia;
i. yang menggabungkan diri dengan ayah dan/atau ibu
bagi anak berkewarganegaraan asing yang mempunyai
hubungan hukum kekeluargaan dengan ayah dan/atau
ibu warga negara Indonesia;
j. eks anak berkewarganegaraan ganda;
k. anak berkewarganegaraan asing yang berusia di bawah
18 (delapan belas) tahun dan belum kawin dari Orang
Asing yang kawin sah dengan warga negara Indonesia.
Bagia Kedua
Tata Cara Alih Status Izin Tinggal Terbatas
Menjadi Izin Tinggal Tetap
Paragraf 1
Permohonan
Pasal 38
(1) Orang Asing yang telah memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 dan Pasal 37 dapat diberikan
alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal
Tetap.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -26-
Pasal 39
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap dajukan dengan cara mengisi aplikasi
data.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
melampirkan dokumen:
a. surat keterangantempat tinggal yang dikeluarkan
oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
b. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku
yang memuat teraan Izin Tinggal Terbatas;
c. kartu Izin Tinggal Terbatas;
d. surat penjaminan dari Penjamin;
e. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga Penjamin
atau Penanggung Jawab;
f. kartu Izin Tinggal Terbatas atau kartu Izin Tinggal
Tetap dalam hal Penjamin atau Penanggung Jawab
berkewarganegaraan asing;
g. Pernyataan Integrasi kecuali bagi anak yang belum
berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan
belum kawin; dan
h. surat kuasa bermeterai cukup, dalam hal
permohonan diajukan melalui kuasa.
Pasal 40
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang melaksanakan
tugas rohaniawan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
37 huruf a diajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-27-
Pasal 41
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing sebagai pekerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf b diajukan
oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. izin mempekerjakan tenaga kerja asingdari instansi
pemerintah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan;
b. kartu Izin Tinggal Terbatas yang menunjukkan
bahwa yang bersangkutan telah tinggal lebih dari 3
(tiga) tahun berturut-turut di wilayah Indonesia; dan
c. jabatan yang bersangkutan sebagai pimpinan
tertinggi perusahaan atau kepala perwakilan
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah
Indonesia.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -28-
Pasal 42
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing sebagai investor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf cdan
berkedudukan sebagai pengurus perusahaan diajukan
oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. surat rekomendasi dari instansi pemerintah yang
membidangi penanaman modal yang memuat
keikutsertaan penanaman modal paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau yang
setaranya dengan mata uang US dollar;
b. kartu Izin Tinggal Terbatas yang menunjukkan
bahwa yang bersangkutan telah tinggal lebih dari 3
(tiga) tahun berturut-turut di Wilayah Indonesia; dan
c. izin mempekerjakan tenaga kerja asingyang berlaku
dari instansi pemerintah yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Pasal 43
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing sebagai investor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf c tetapi
tidak berkedudukan sebagai pengurus perusahaan
diajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. surat rekomendasi dari instansi pemerintah yang
membidangi penanaman modal yang memuat
keikutsertaan penanaman modal paling sedikit
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) atau
yang setaranya dengan mata uang US dollar; dan
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-29-
Pasal 44
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing sebagai wisatawan
lanjut usia mancanegara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 huruf d diajukan oleh Penjamin kepada Kepala
Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. surat penjaminan dan surat biro perjalanan wisata
dari biro perjalanan wisata yang mempunyai izin
operasional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. bukti mengenai tersedianya dana untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya selama di Indonesia dari
lembaga dana pensiun atau bank di negara asalnya
ataupun di Wilayah Indonesia;
c. kartu Izin Tinggal Terbatas yang menunjukkan
bahwa yang bersangkutan telah tinggal lebih dari 3
(tiga) tahun berturut-turut di Wilayah Indonesia;
d. identitas diri yang menunjukkan yang bersangkutan
telah berusia paling rendah 55 (limapuluh lima)
tahun
e. bukti polis asuransi kesehatan atau asuransi
kematian;
f. bukti tinggal pada sarana akomodasi yang tersedia
selama di Indonesia baik yang diperoleh dengan cara
sewa, sewa beli, atau pembelian; dan
g. bukti telah memperkerjakan tenaga informal warga
negara Indonesia sebagai pramuwisma, supir,
penjaga keamanan, atau tukang kebun.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -30-
Pasal 45
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang menggabungkan
diri dengan suami atau istri pemegang Izin Tinggal Tetap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf e diajukan
oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta perkawinan atau buku nikah yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris; dan
b. kartu kartu Izin Tinggal Tetap suami atau istri yang
sah dan masih berlaku.
Pasal 46
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang merupakan
anak berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan
belum kawin yang menggabungkan diri dengan orang tua
pemegang Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 37 huruf f diajukan oleh Penjamin kepada
Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta kelahiran yang bersangkutan yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
b. kutipan akta perkawinan orang tua yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris; dan
c. kartu Izin Tinggal Tetap ayah dan/atau ibunya yang
sah dan masih berlaku.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-31-
Pasal 47
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang merupakan eks
warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 huruf g dan dalam rangka memperoleh kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan diajukan oleh
Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. bukti keterangan dari Kepala Perwakilan Republik
Indonesia tentang kehilangan kewarganegaraan
Indonesia; dan
b. bukti berupa dokumen resmi yang dikeluarkan oleh
instansi pemerintah Republik Indonesia atau oleh
lembaga yang diakui oleh pemerintah Republik
Indonesia yang sah yang dapat membuktikan bahwa
yang bersangkutan adalah eks warga negara
Indonesia berupa:
1. kutipan akta kelahiran;
2. kartu tanda penduduk;
3. Paspor;
4. buku nikah/kutipan akta perkawinan; atau
5. ijazah.
Pasal 48
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang merupakan eks
warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 huruf g tetapi tidak dalam rangka memperoleh
kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
diajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -32-
Pasal 49
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang menggabungkan
diri dengan suami atau istri warga negara Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf h diajukan
oleh Penanggung Jawab kepada Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta perkawinan atau buku nikah yang
telah disahkan oleh perwakilan Republik Indonesia
atau Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
bagi perkawinan yang telah dilangsungkan di luar
negeri;
b. kutipan akta perkawinan yang telah diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah
tersumpah, kecuali bahasa Inggris dengan usia
perkawinan paling singkat 2 (dua) tahun terhitung
sejak tanggal perkawinan dilangsungkan secara sah
di dalam atau luar negeri;
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-33-
Pasal 50
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang merupakan
anak berkewarganegaraan asing yang menggabungkan
diri dengan orang tua yang mempunyai hubungan
hukum kekeluargaan dengan orang tua warga negara
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf i
diajukan oleh Penanggung Jawab kepada Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta kelahiran yang bersangkutan yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
b. kutipan akta perkawinan orang tua yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
c. surat bukti lapor perkawinan dari kantor pencatatan
sipil, jika perkawinan dilangsungkan di luar negeri;
dan
d. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga ayah atau
ibu yang berkewarganegaraan Indonesia.
Pasal 51
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang merupakan eks
subyek anak berkewarganegaraan ganda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 huruf j diajukan oleh
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -34-
Pasal 52
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing anak bawaanyang
merupakan anak yang belum berusia 18 (delapan belas)
tahun dan belum kawin dari Orang Asing yang kawin
secara sah dengan warga negara Indonesia yang akan
menggabungkan diri dengan ayah atau ibu warga negara
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf
k diajukan oleh Penanggung Jawab kepada Kepala
Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta kelahiran yang bersangkutan yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
b. kutipan akta perkawinan orang tua yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah kecuali, bahasa Inggris;
c. surat bukti lapor perkawinan dari Kantor Pencatatan
Sipil, dalam hal perkawinan dilangsungkan di luar
negeri; dan
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-35-
Pasal 53
(1) Alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal
Tetap bagi Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf d
diberikan dengan ketentuan Orang Asing yang
bersangkutan telah berada di Wilayah Indonesia paling
singkat 3 (tiga) tahun berturut-turut sejak tanggal
diberikannya Izin Tinggal Terbatas.
(2) Alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal
Tetap bagi Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37ayat (1) huruf e diberikan dengan ketentuan
perkawinannya telah mencapai usia paling singkat 2
(dua) tahun.
(3) Alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal
Tetap bagi Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (1) huruf f sampai dengan huruf k dapat
dilaksanakan sejak Orang Asing yang bersangkutan
diberikan Izin Tinggal Terbatas.
Pasal 54
Dalam hal permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas
menjadi Izin Tinggal Tetapbagi anak yang lahir di Wilayah
Indonesia dari ayah dan/atau ibunya pemegang Izin Tinggal
Terbatas diajukan bersamaan dengan permohonan alih status
orang tuanya.
Pasal 55
Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin
Tinggal Tetap yang telah diterima dan didaftarkan sebelum
berakhir jangka waktu Izin Tinggal Terbatasnya, tidak
diperhitungkan overstay apabila penyelesaiannya melebihi
jangka waktu Izin Tinggalnya.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -36-
Paragraf 2
Penerimaan dan Penolakan Permohonan
Pasal 56
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk memberikan tanda terima permohonan sebagai
bukti permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas
menjadi Izin Tinggal Tetap dalam hal permohonan beserta
persyaratannya telah diterima secara lengkap.
(2) Dalam hal persyaratan permohonan alih status Izin
Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap belum
lengkap, Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk mengembalikan berkas permohonan
kepadaPenjamin atau Penanggung Jawab pada
kesempatan pertama dengan bukti tanda pengembalian
yang memuat alasan pengembalian dan surat pernyataan
yang menyatakan bahwa permohonan ditarik kembali.
Pasal 57
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menerima permohonan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1) meneruskan
permohonan disertai pertimbangan kepada Kepala Divisi
Keimigrasian melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas, dan cetak tanda
permohonan;
c. pembayaran biaya imigrasi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. identifikasi dan verifikasi data;
e. pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan
sesuai dengan pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
f. pembuatan dan penandatanganan surat
permohonan Kepala Kantor Imigrasi kepada Kepala
Divisi Keimigrasian disertai pertimbangan dan
saran;
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-37-
Pasal 58
(1) Kepala Divisi Keimigrasian yang menerima permohonan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1) harus
menindaklanjutinya dalam waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
memenuhi syarat ditindaklanjuti dengan meneruskan
permohonan disertai pertimbangan dan saran kepada
Direktur Jenderal melalui mekanisme:
a. pemeriksaan dan pengkajian kelengkapan
persyaratan;
b. pembuatan dan penandatanganan surat Kepala
Divisi Keimigrasian kepada Direktur Jenderal;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -38-
Pasal 59
Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
58 berdasarkan pengkajian tidak dapat dipertimbangkan,
ditindaklanjuti dengan mengeluarkan surat penolakan yang
memuat alasan penolakannya dari Kepala Divisi Keimigrasian
kepada Kepala Kantor Imigrasi melalui mekanisme:
a. pembuatan dan penandatanganan surat penolakan dari
Kepala Divisi Keimigrasian kepada Kepala Kantor
Imigrasi;
b. pemindaian dokumen selesai; dan
c. penyampaian surat Kepala Divisi Keimigrasian secara
manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala Kantor
Imigrasi.
Pasal 60
(1) Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
yang menerima permohonan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 58 harus sudah menindaklanjutinya dalam
waktu paling lama 5 (lima) hari kerja terhitng sejak
diterimanya permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
memenuhi syarat ditindaklanjuti dengan menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal mengenai persetujuan alih
status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap
melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan, pengkajian, dan
penelaahan persyaratan;
b. penandatanganan Keputusan Direktur Jenderal
mengenai persetujuan alih status Izin Tinggal
Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-39-
Pasal 61
Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
60berdasarkan pengkajian dan penelaahan tidak dapat
dipertimbangkan, ditindaklanjuti dengan mengeluarkan surat
penolakan yang memuat alasan penolakannya dari Direktur
Jenderal kepada Kepala Kantor Imigrasi melalui mekanisme:
a. pembuatan dan penandatanganan surat Direktur
Jenderal mengenai penolakan alih status Izin Tinggal
Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap kepada Kepala
Kantor Imigrasi;
b. pemindaian dokumen selesai; dan
c. penyampaian surat Direktur Jenderal secara manual
dan/atau melalui Simkim kepada Kepala Kantor Imigrasi
dengan tembusan kepada pemohon.
Pasal 62
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk harus memberitahukan kepada pemohon dalam
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal
Keputusan diterima.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -40-
Pasal 63
(1) Dalam hal surat Kepala Divisi Keimigrasian atau Direktur
Jenderal berupa penolakan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 59 dan Pasal 60, Kepala Kantor Imigrasi
menindaklanjuti surat penolakan sesuai arahan surat
Kepala Divisi Keimigrasian atau Direktur Jenderal.
(2) Dalam hal surat penolakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat perintah pemulangan, Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerakan
cap “Exit Pass“ dan mewajibkan Orang Asing yang
bersangkutan meninggalkan Wilayah Indonesia dalam
waktu paling lama 7 (tujuh) hari.
Paragraf 3
Penentuan Jangka Waktu Izin Tinggal Tetap
Pasal 64
(1) Izin Tinggal Tetap diberikan untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun.
(2) Izin Tinggal Tetap bagi suami, istri, dan/atau anak dari
Orang Asing pemegang Izin Tinggal Tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan sesuai dengan jangka
waktu Izin Tinggal Tetap dari suami, istri, ayah atau ibu
pemegang Izin Tinggal Tetap dari Orang Asing.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-41-
Pasal 65
(1) Jangka waktu Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 64 ayat (2) diberikan sesuai dengan jangka
waktu Izin Tinggal Tetap ayah dan/atau ibunya namun
tidak boleh melebihi batas usia 18 (delapan belas) tahun
kecuali bagi anak berkewarganegaraan asing yang
menggabungkan diri dengan orang tua yang mempunyai
hubungan hukum kekeluargaan dengan orang tua warga
negara Indonesia.
(2) Anak berkewarganegaraan asing pemegang Izin Tinggal
Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila
sebelum berusia 18 (delapan belas) tahun telah kawin,
Izin Tinggal Tetapnya dibatalkan kecuali bagi anak
berkewarganegaraan asing yang menggabungkan diri
dengan orang tua yang mempunyai hubungan hukum
kekeluargaan dengan orang tua warga negara Indonesia.
BAB IV
PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TETAP
YANG BERASAL DARI ALIH STATUS
Pasal 66
(1) Izin Tinggal Tetap dapat diperpanjang untuk jangka
waktu tidak terbatas.
(2) Pemegang Izin Tinggal Tetap untuk jangka waktu tidak
terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
melapor ke Kantor Imigrasi setiap 5 (lima) tahun dan
tidak dikenai biaya.
Pasal 67
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Tetap untuk jangka waktu
tidak terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66
diberikan berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukanoleh Penjamin atau Penanggung Jawab kepada
Kepala Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal Orang Asing.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -42-
Pasal 68
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Tetap untuk jangka waktu tidak
terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67ayat (1)
diberikan oleh Direktur Jenderal.
(2) pemberian Izin Tinggal Tetapuntuk jangka waktu tidak
terbatas dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
Pasal 69
(1) Permohonan perpanjangan jangka waktu Izin Tinggal
Tetapuntuk jangka waktu tidak terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 67ayat (1) dapat diajukan paling
cepat 90 (sembilan puluh) hari dan paling lambat 1 (satu)
hari kerja sebelum tanggal jangka waktu Izin Tinggal
Tetap berakhir.
(2) Permohonan perpanjangan jangka waktu Izin Tinggal
Tetapuntuk jangka waktu tidak terbatas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang telah diterima dan
didaftarkan sebelum berakhir jangka waktu Izin Tinggal
Tetapnya, tidak diperhitungkan overstayjika
penyelesaiannya melebihi jangka waktu Izin Tinggalnya.
(3) Perpanjangan jangka waktu Izin Tinggal Tetap
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan terhitung
sejak tanggal Izin Tinggal Tetap berakhir.
Pasal 70
Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu Izin
Tinggal Tetapuntuk jangka waktu tidak terbatas bagi anak
yang lahir di Wilayah Indonesia dari ayah dan/atau ibunya
pemegang Izin Tinggal Tetap diajukan bersamaan dengan
permohonan perpanjangan jangka waktuIzin Tinggal
Tetapuntuk jangka waktu tidak terbatasorang tuanya.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-43-
Pasal 71
Permohonan perpanjanganIzin Tinggal Tetap untuk jangka
waktu tidak terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67
diajukan dengan melampirkan persyaratan dan kartu Izin
Tinggal Tetap yang lama.
Pasal 72
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk memberikan tanda terima permohonan sebagai
bukti permohonan perpanjangan Izin Tinggal Tetap untuk
jangka waktu tidak terbatas dalam hal permohonan
beserta persyaratannya telah diterima secara lengkap.
(2) Dalam hal persyaratan permohonan perpanjangan Izin
Tinggal Tetap untuk jangka waktu tidak terbatasbelum
lengkap,Pejabat Imigrasi yang ditunjuk mengembalikan
berkas permohonan kepadaPenjamin atau Penanggung
Jawab pada kesempatan pertama dengan bukti tanda
pengembalian yang memuat alasan sebagai suatu
pernyataan bahwa permohonan ditarik kembali.
Pasal 73
(1) Kepala Kantor Imigrasi yang menerima permohonan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 meneruskan
permohonan disertai pertimbangan kepada Kepala Divisi
Keimigrasian melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas, dan cetak tanda
permohonan;
c. pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. identifikasi dan verifikasi data;
e. pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan
sesuai dengan pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
f. pembuatan dan penandatanganan surat
permohonan Kepala Kantor Imigrasi kepada Kepala
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -44-
Pasal 74
(1) Kepala Divisi Keimigrasian yang menerima permohonan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1) harus
sudah menindaklanjutinya dalam waktu paling lama 3
(tiga) hari kerja sejak diterimanya permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
memenuhi syarat ditindaklanjuti dengan meneruskan
permohonan disertai pertimbangan dan saran kepada
Direktur Jenderal melalui mekanisme:
a. pemeriksaan dan pengkajian kelengkapan
persyaratan;
b. pembuatan dan penandatanganan surat Kepala
Divisi Keimigrasian kepada Direktur Jenderal;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-45-
Pasal 75
Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
74 ayat (1), berdasarkan pengkajian tidak dapat
dipertimbangkan, ditindaklanjuti dengan mengeluarkan surat
penolakan yang memuat alasan penolakannya dari Kepala
Divisi Keimigrasian kepada Kepala Kantor Imigrasi melalui
mekanisme:
a. pembuatan dan penandatanganan surat penolakan dari
Kepala Divisi Keimigrasian kepada Kepala Kantor
Imigrasi;
b. pemindaian dokumen selesai; dan
c. penyampaian surat Kepala Divisi Keimigrasian secara
manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala Kantor
Imigrasi.
Pasal 76
(1) Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
yang menerima permohonan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 74 ayat (2) harus sudah menindaklanjutinya
dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
diterimanya permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
memenuhi syarat ditindaklanjuti dengan menerbitkan
persetujuan Direktur Jenderal mengenai perpanjangan
Izin Tinggal Tetap untuk jangka waktu tidak terbatas
melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan, pengkajian, dan
penelaahan persyaratan;
b. penandatanganan persetujuan Direktur Jenderal
mengenai perpanjangan Izin Tinggal Tetap untuk
jangka waktu tidak terbatas;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -46-
Pasal 77
Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
74 ayat (2) berdasarkan pengkajian dan penelaahan tidak
dapat dipertimbangkan, ditindaklanjuti dengan mengeluarkan
surat penolakan yang memuat alasan penolakannya dari
Direktur Jenderal kepada Kepala Kantor Imigrasi melalui
mekanisme:
a. pembuatan dan penandatanganan surat Direktur
Jenderal mengenai penolakan persetujuan Direktur
Jenderal mengenai perpanjangan Izin Tinggal Tetap
untuk jangka waktu tidak terbatas kepada Kepala Kantor
Imigrasi;
b. pemindaian dokumen selesai; dan
c. penyampaian surat Direktur Jenderal secara manual
dan/atau melalui Simkim kepada Kepala Kantor Imigrasi.
Pasal 78
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk harus memberitahukan kepada pemohon dalam
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal
persetujuanditerima.
(2) Pemohon yang telah menerima pemberitahuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib datang ke
Kantor Imigrasi dalam waktu paling lama 5 (lima) hari
kerja terhitung sejak tanggal pemberitahuan diterima.
(3) Dalam hal permohonan disetujui sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 76 ayat (2), Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melaksanakan pemberian
perpanjangan Izin Tinggal Tetap untuk jangka tidak
terbatas melalui mekanisme:
a. wawancara, identifikasi dan verifikasi data serta
pengambilan Data Biometrik foto dan sidik jari;
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-47-
Pasal 79
(1) Dalam hal surat Kepala Divisi Keimigrasian atau Direktur
Jenderal berupa penolakan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 75 dan Pasal 77, Kepala Kantor Imigrasi
menindaklanjuti surat penolakan sesuai arahan surat
Kepala Divisi Keimigrasian atau Direktur Jenderal.
(2) Dalam hal surat penolakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat perintah pemulangan, Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerakan
cap “Exit Pass“ dan mewajibkan Orang Asing yang
bersangkutan meninggalkan Wilayah Indonesia dalam
waktu paling lama 7 (tujuh) hari.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 80
Alih status Izin Tinggal yang telah diajukan dan diproses
sebelum Peraturan Menteri ini mulai berlaku, diselesaikan
berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi
www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -48-
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 81
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. seluruh ketentuan Peraturan Menteri yang berkaitan
dengan Alih Status Izin Tinggal yang bertentangan atau
tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini; dan
b. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor
F-310.IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Tata Cara Alih
Status Izin Keimigrasian,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 82
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-49-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Desember 2015
ttd
YASONNA H. LAOLY
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 7 Desember 2015
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1789, 2016 KEMENKUMHAM. ITAS Elektronik. Pendaftaran
Permohonan. Penyampaian Persetujuan.
Pemberian. Tata Cara.
www.peraturan.go.id
2016, No. 1789 -2-
www.peraturan.go.id
2016, No. 1789
-3-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN PERMOHONAN,
PENYAMPAIAN PERSETUJUAN VISA TINGGAL TERBATAS,
DAN PENDAFTARAN PERMOHONAN IZIN TINGGAL
TERBATAS SECARA ELEKTRONIK, SERTA PEMBERIAN IZIN
TINGGAL TERBATAS ELEKTRONIK.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara
Indonesia.
2. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa
adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau di
tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing
untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan
menjadi dasar pemberian izin tinggal.
3. Izin Tinggal Terbatas adalah izin yang diberikan kepada
Orang Asing untuk tinggal dan berada di wilayah
Indonesia untuk jangka yang terbatas.
4. Izin Tinggal Terbatas Elektronik yang selanjutnya disebut
Itas Elektronik adalah izin yang diberikan kepada Orang
Asing untuk tinggal dan berada di wilayah Indonesia
untuk jangka yang terbatas yang diterbitkan melalui
surat elektronik yang dilengkapi dengan quick response
code.
www.peraturan.go.id
2016, No. 1789 -4-
BAB II
PENDAFTARAN PERMOHONAN DAN PENYAMPAIAN
PERSETUJUAN VISA TINGGAL TERBATAS
Pasal 2
(1) Pendaftaran permohonan persetujuan Visa tinggal
terbatas dilakukan dengan mengisi aplikasi data secara
elektronik melalui laman resmi Direktorat Jenderal
Imigrasi.
(2) Pendaftaran permohonan persetujuan Visa tinggal
terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pemohon memilih layanan permohonan Visa online;
dan
b. pemohon memilih sub menu apply for visa approval.
(3) Pendaftaran permohonan persetujuan Visa tinggal
terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
melalui tahapan:
a. registrasi username, pasword, alamat surat
elektronik, dan nomor pokok wajib pajak;
b. mengunggah dokumen persyaratan; dan
c. aktivasi kode melalui surat elektronik.
www.peraturan.go.id
2016, No. 1789
-5-
Pasal 3
Persetujuan permohonan Visa tinggal terbatas dilaksanakan
oleh Pejabat Imigrasi yang ditunjuk setelah persyaratan dan
penelitian latar belakang Orang Asing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan telah dinyatakan
lengkap.
Pasal 4
Penyampaian persetujuan Visa tinggal terbatas kepada
pemohon disampaikan melalui alamat surat elektronik yang
telah dicantumkan pada saat proses registrasi pendaftaran
permohonan persetujuan Visa tinggal terbatas.
Pasal 5
Penyampaian telex persetujuan Visa tinggal terbatas kepada
Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri disampaikan
melalui surat elektronik dinas.
Pasal 6
(1) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian terdapat
kekurangan kelengkapan dokumen persyaratan,
pemohon masuk dalam daftar pencegahan dan
penangkalan, atau dokumen persyaratan tidak terbaca
secara kesisteman maka permohonan dinyatakan ditolak.
(2) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan melalui alamat surat elektronik yang telah
dicantumkan pada saat proses registrasi pendaftaran
permohonan persetujuan Visa tinggal terbatas.
BAB III
PENDAFTARAN PERMOHONAN
IZIN TINGGAL TERBATAS SECARA ELEKTRONIK DAN
PEMBERIAN IZIN TINGGAL TERBATAS ELEKTRONIK
Pasal 7
(1) Pendaftaran permohonan Izin Tinggal Terbatas dilakukan
dengan mengisi aplikasi data secara elektronik melalui
www.peraturan.go.id
2016, No. 1789 -6-
Pasal 8
(1) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 diterbitkan dalam bentuk Itas Elektronik.
(2) Orang Asing mencetak secara mandiri Itas Elektronik
yang diterima sebagai lampiran dari surat elektronik yang
berbunyi “Itas anda telah disetujui, silakan cetak Itas
Elektronik yang terdapat pada lampiran surat elektronik”
(your limited stay permit application has ben
approved.please print your electronic limited stay permit in
attachment file) dikirimkan secara otomatis oleh aplikasi
kesisteman.
www.peraturan.go.id
2016, No. 1789
-7-
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 9
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Izin Tinggal Terbatas dalam bentuk kartu yang
dikeluarkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini,
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan jangka
waktunya berakhir; dan
b. Izin Tinggal Terbatas dalam bentuk kartu tidak
dikeluarkan lagi.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
www.peraturan.go.id
2016, No. 1789 -8-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 November 2016
ttd
YASONNA H. LAOLY
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 24 November 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
www.peraturan.go.id
2016, No. 1789
-9-
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 41 TAHUN
TENTANG
TATA CARA PENDAFTARAN PERMOHONAN, PENYAMPAIAN
PERSETUJUAN VISA TINGGAL TERBATAS, DAN
PENDAFTARAN PERMOHONAN IZIN TINGGAL TERBATAS
SECARA ELEKTRONIK, SERTA PEMBERIAN IZIN TINGGAL
TERBATAS ELEKTRONIK
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
YASONNA H. LAOLY
www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.988, 2018 KEMENKUMHAM. Pemberian Visa dan Izin
Tinggal bagi TKA.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG TATA CARA PEMBERIAN VISA DAN IZIN TINGGAL
BAGI TENAGA KERJA ASING.
2018, No. 988
-3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara
Indonesia.
2. Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah tempat
pemeriksaan di pelabuhan laut, bandar udara, pos lintas
batas atau tempat lain sebagai tempat masuk dan keluar
Wilayah Indonesia.
3. Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian yang
selanjutnya disingkat SIMKIM adalah sistem teknologi
informasi dan komunikasi yang digunakan untuk
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi
guna mendukung operasional, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam melaksanakan Fungsi
Keimigrasian.
4. Tanda Masuk adalah tanda tertentu berupa cap yang
dibubuhkan pada dokumen perjalanan warga negara
Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun
elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi sebagai
tanda bahwa yang bersangkutan masuk Wilayah
Indonesia.
5. Izin Masuk Kembali adalah izin tertulis yang diberikan
oleh Pejabat Imigrasi kepada Orang Asing pemegang Izin
Tinggal terbatas dan Izin Tinggal Tetap untuk masuk
kembali ke Wilayah Indonesia.
6. Paspor Kebangsaan adalah dokumen yang dikeluarkan
oleh negara asing kepada warga negaranya untuk
melakukan perjalanan antarnegara yang berlaku selama
jangka waktu tertentu.
7. Surat Persetujuan Visa adalah surat yang dikeluarkan
oleh Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang memuat penguasaan kepada Perwakilan
Republik Indonesia untuk menerbitkan Visa bagi Orang
Asing.
2018, No. 988 -4-
Pasal 2
Setiap TKA yang bekerja di Indonesia wajib mempunyai Vitas
untuk bekerja.
BAB II
PEMBERIAN VITAS
Pasal 3
(1) Vitas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 diajukan
oleh Pemberi Kerja TKA atau calon TKA melalui
permohonan kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mengisi data secara elektronik melalui
TKA Online.
(3) Permohonan Vitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sekaligus dijadikan sebagai permohonan Itas.
Pasal 4
(1) Pemberian Vitas bagi calon TKA dilaksanakan oleh
Pejabat Imigrasi pada Perwakilan Republik Indonesia.
(2) Dalam hal Perwakilan Republik Indonesia belum ada
Pejabat Imigrasi, pemberian Vitas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh pejabat dinas luar negeri.
Pasal 5
(1) Pemberian Vitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
dilaksanakan melalui mekanisme:
a. Pejabat Imigrasi pada Direktorat Jenderal menerima
notifikasi secara online dari Kementerian
Ketenagakerjaan untuk dapat memproses Surat
Persetujuan Visa;
b. Dalam hal permohonan Vitas bagi calon TKA yang
berasal dari negara calling visa ditindaklanjuti
melalui penelitian dan penilaian tim koordinasi
penilai pemberian Visa;
2018, No. 988
-7-
Pasal 6
(1) Calon TKA dapat diberikan Vitas Saat Kedatangan.
(2) Vitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
dengan lama tinggal paling lama 30 (tiga puluh) hari.
Pasal 7
(1) Vitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
diajukan oleh Pemberi Kerja TKA atau calon TKA melalui
permohonan kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
2018, No. 988
-9-
BAB III
PEMBERIAN ITAS
Pasal 8
(1) Pemberian Itas dilaksanakan pada Tempat Pemeriksaan
Imigrasi tertentu.
(2) Tempat Pemeriksaan Imigrasi tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
(3) Pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disediakan konter pemeriksaan
khusus.
Pasal 9
(1) Pejabat Imigrasi yang bertugas pada Tempat Pemeriksaan
Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,
menyelesaikan pemberian Itas calon TKA melalui
mekanisme:
a. memberikan Tanda Masuk berbentuk stiker yang
memuat data TKA sekaligus Itas dan Izin Masuk
Kembali; dan
b. memberikan Itas elektronik melalui mekanisme
pengambilan data biometrik.
(2) Data Itas elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, dikirimkan secara elektronik melalui SIMKIM
kepada Pemberi Kerja TKA, calon TKA, Divisi
2018, No. 988
-11-
BAB IV
PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TERBATAS
Pasal 10
(1) Itas yang berasal dari Vitas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 dapat diperpanjang.
(2) Perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan sebelum masa berlaku Itas berakhir.
(3) Jangka waktu lama tinggal perpanjangan Itas diberikan
berdasarkan jangka waktu kerja sebagaimana tercantum
dalam notifikasi dan paling lama 2 (dua) tahun untuk
setiap kali perpanjangan dengan keseluruhan lama
tinggal tidak melebihi 6 (enam) tahun.
Pasal 11
(1) Permohonan perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 diajukan oleh Pemberi Kerja TKA atau
TKA melalui permohonan kepada Menteri atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mengisi data secara elektronik melalui
TKA Online yang terintegrasi dengan SIMKIM.
(3) Perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 dilaksanakan melalui mekanisme:
a. Pejabat Imigrasi pada Direktorat Jenderal menerima
notifikasi secara online dari Kementerian
Ketenagakerjaan untuk dapat memproses
perpanjangan Itas;
b. Pejabat Imigrasi pada Direktorat Jenderal
meneruskan notifikasi sebagaimana dimaksud pada
huruf a kepada Kepala Kantor Wilayah melalui
Kepala Divisi Keimigrasian dan Kepala Kantor
Imigrasi yang menerbitkan Itas TKA sekaligus
mengirimkan informasi secara elektronik kepada
2018, No. 988 -12-
Pasal 12
(1) Penyelesaian perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (3) huruf e dilaksanakan dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja sejak
2018, No. 988
-13-
BAB V
PELAPORAN
Pasal 13
Pemberi Kerja TKA lain yang mempekerjakan TKA secara
rangkap jabatan wajib melaporkan kepada Menteri atau
pejabat imigrasi yang ditunjuk.
Pasal 14
(1) Pelaporan rangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 dilakukan dengan mengisi data secara
elektronik melalui TKA Online yang terintegrasi dengan
SIMKIM.
(2) Pelaporan rangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 dilaksanakan melalui mekanisme:
a. Pejabat Imigrasi pada Direktorat Jenderal menerima
notifikasi secara online dari Kementerian
Ketenagakerjaan untuk dapat memproses rangkap
jabatan;
b. Direktorat Jenderal meneruskan notifikasi
sebagaimana dimaksud dalam huruf a kepada
Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi
2018, No. 988 -14-
Pasal 15
Jangka waktu rangkap jabatan tidak dapat melebihi jangka
waktu berlaku Itas.
Pasal 16
(1) Dalam hal TKA dengan rangkap jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 dicabut jaminannya oleh
Pemberi Kerja TKA pertama maka jaminan dapat
dialihkan kepada Pemberi Kerja TKA lainnya.
(2) Pengalihan jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa perawatan data yang dilaksanakan melalui
mekanisme:
a. Pemberi Kerja TKA/TKA melampirkan surat
pencabutan jaminan dari Pemberi Kerja TKA
pertama;
b. Pemberi Kerja TKA/TKA melampirkan surat
pernyataan jaminan dari Pemberi Kerja TKA lainnya;
2018, No. 988
-15-
Pasal 17
Penyelesaian pelaporan rangkap jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 dilaksanakan paling lama 2 (dua)
hari kerja sejak Kepala Kantor Imigrasi menerima persetujuan
Direktur Jenderal dan pembayaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (2) huruf c.
Pasal 18
Pemberi Kerja TKA yang mengajukan Vitas bertanggung jawab
atas keberadaan dan kegiatan TKA yang dijaminkan.
BAB VI
PEKERJAAN BERSIFAT DARURAT DAN MENDESAK
Pasal 19
Dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat darurat dan
mendesak, TKA dapat menggunakan jenis Visa dan Izin
Tinggal yang diperuntukan bagi kegiatan yang dimaksud
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
2018, No. 988 -16-
Pasal 20
Pemberi Kerja TKA wajib mengajukan permohonan
pengesahan RPTKA kepada Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dibidang Ketenagakerjaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VII
PENGAWASAN KEIMIGRASIAN PADA TKA
Pasal 21
(1) Pejabat Imigrasi melakukan pengawasan keimigrasian
pada TKA sejak diajukannya permohonan Visa di
Perwakilan Republik Indonesia, masuk wilayah Indonesia
melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi, dan pada saat
berada di wilayah Indonesia.
(2) Pengawasan keimigrasian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui pengawasan administratif dan
pengawasan lapangan.
(3) Pengawasan keimigrasian bagi TKA pada saat berada di
wilayah Indonesia dapat dilakukan melalui koordinasi
dengan instansi yang terkait dalam Tim Pengawasan
Orang Asing.
(4) Dalam hal ditemukannya pelanggaran penggunaan TKA
oleh Pejabat Imigrasi yang melakukan pengawasan
keimigrasian, ditindaklanjuti oleh instansi terkait sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukan dalam penggunaan
TKA berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(5) Dalam hal pemberian perpanjangan Itas, pemberian
rangkap jabatan, dan ganti Pemberi Kerja TKA, Direktur
Jenderal, Kepala Divisi Keimigrasian, dan Kepala Kantor
Imigrasi dapat melakukan pengawasan keimigrasian
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2018, No. 988
-17-
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 22
Pada Itas elektronik terdapat kode khusus yang bisa diakses
oleh aplikasi yang dimiliki Direktorat Jenderal Imigrasi untuk
menampilkan seluruh data pemegang Itas dalam rangka
pengawasan.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
1. Itas dan Izin Tinggal Tetap bagi TKA yang telah
diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini,
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berakhirnya
jangka waktu Itas dan Izin Tinggal Tetap.
2. Terhadap pengajuan permohonan Itas dan Izin Tinggal
Tetap bagi TKA yang telah diajukan sebelum berlakunya
Peraturan Menteri ini, diproses berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 27 Tahun
2014 tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan,
Penolakan, Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal
Kunjungan, Itas, dan Izin Tinggal Tetap serta
Pengecualian dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal.
Pasal 24
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
2018, No. 988 -18-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Juni 2018
ttd
YASONNA H. LAOLY
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Juli 2018
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
NOMOR SOP : IMI-GR.01.09-1104
TGL. PEMBUATAN : 28 Maret 2013
TGL. REVISI : 27 Mei 2013 / REV.01
TGL. EFEKTIF : 1 Juni 2013
DISAHKAN OLEH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian Izin Tinggal Kunjungan akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian hasil penerbitan, ketepatan waktu, dan akurasi data keimigrasian
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output
Persyaratan
Berkas
Menerima permohonan, memeriksa kelengkapan Tanda terima permohonan sesuai
1. loketloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yang
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim
berlaku
Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entriloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Kunjungan komputer
Apabila masuk dalam
Berkas Verifikasi
daftar cekal
3. Memeriksa data pemohon pada daftar cekal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 5 menit data cekal
ditindaklanjuti pada
dan dokim pemohon
alur SOP Cekal
Tanda
Dokim dan tangan pada
4. meneliti Keabsahan dokumen dan penjamin Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
Masalah? Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan
Tidak
paspor
Apabila ada
Melakukan penelitian data dan informasi serta Tanda terima Paraf ketidaksesuaian
6. Masalah? Ouput Lantaskim Insarkom
permohonan
5 menit
persetujuan dilanjutkan pada alur
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang Ya
SOP ketidaksesuaian
Tidak
Tanda bukti bayar
Slip tanda Hasil
Menerima pembayaran sesuai permohonan dan digunakan untuk
7. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 5 menit pembayaran
pengambilan dokim
memberikan tanda bukti bayar pembayaran ITK
selesai
Foto
Slip tanda
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon biometrik dan
8. Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 10 menit Ouput
sebagai data biometrik sidik jari
pembayaran
pemohon
Nomor
Memberikan nomor register dan menerakan Izin Tinggal Berkas
register
9. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 3 menit
Kunjungan pada paspor pemohon pemohon
dan dokim
dalam sistem
Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau P/2loket Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
10. Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 5 menit
pejabat yang ditunjuk paspor dokim dan Kakanim atau pejabat
paspor yang ditunjuk
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output
Pemohon
loket Paspor yang
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai Bukti menunjukkan tanda
telah
12. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom pengambilan 5 menit bukti bayar sebagai
kepada pemohon diterakan cap
dokim syarat pengambilan
ITK
dokim
Berkas selesai
selesai Arsip berkas
13. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim dan ekspedisi 5 menit
selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN IZIN TINGGAL KUNJUNGAN
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas loket menerima permohonan izin tinggal kunjungan dari Orang Asing
pemegang Visa Kunjungan dan memeriksa berkas Orang Asing tersebut.
Kemudian petugas memasukkan data kedalam aplikasi izin tinggal kunjungan
dan dilanjutkan pengecekan cekal oleh sistem cekal dan meneliti keabsahan
dokumen dan penjamin oleh seksi wasdakim serta dilanjutkan dengan memindai
seluruh berkas permohonan serta berkas diteruskan kepada pejabat yang
membidangi izin tinggal.
Langkah Utama : Pejabat yang membidangi izin tinggal memberikan keputusan pemberian izin
tinggal kunjungan. Kemudian pemohon diharuskan membayar biaya penerbitan
izin tinggal kunjungan sesuai dengan PNBP yang berlaku dan dilanjutkan
dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.
Langkah Akhir : Petugas menerakan cap dinas serta penulisan nomor register izin tinggal
kunjungan di halaman paspor. Kemudian pengesahan paspor yang terdapat
peneraan izin tinggal kunjungan dilakukan oleh kepala kantor imigrasi atau
pejabat yang ditunjuk, yang kemudian dilakukan penyerahan paspor kepada
pemohon serta memindai fotokopi halaman paspor yang terdapat peneraan izin
tinggal kunjungan sebagai arsip.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian Izin Tinggal Terbatas akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian hasil penerbitan, ketepatan waktu, dan akurasi data keimigrasian
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output
Persyaratan
Berkas
Menerima permohonan, memeriksa kelengkapan loket Tanda terima permohonan sesuai
1. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yang
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim
berlaku
Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entriloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Terbatas komputer
Apabila ada
Melakukan penelitian data dan informasi serta Tanda terima Paraf ketidaksesuaian
6. Masalah? Ouput
Ya Lantaskim Insarkom
permohonan
5 menit
persetujuan dilanjutkan pada alur
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang
SOP ketidaksesuaian
Foto
Slip tanda
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon P/2 biometrik dan
8. Ouput Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 10 menit
sidik jari
Ouput
sebagai data biometrik pembayaran
pemohon
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Ouput
Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
10. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan Kakanim atau pejabat
pejabat yang ditunjuk
paspor yang ditunjuk
Data hasil
Memindai fotokopi halaman paspor yang terdapat Dokim dan Koreksi data pada
11. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
paspor
10 menit pindai
sistem bila perlu
peneraan Izin Tinggal Terbatas sebagai arsip dokumen
Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai loket telah
12. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom pengambilan 5 menit
diterakan cap
bukti bayar sebagai
kepada pemohon dokim syarat pengambilan
ITAS
dokim
Berkas selesai
Arsip berkas
13. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai selesai
Ouput Lantaskim Wasdakim dan ekspedisi 5 menit
selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS DARI VISA TINGGAL TERBATAS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI
A. DATA KEGIATAN
1. Judul SOP : Penerbitan Izin Tinggal Terbatas Dari Visa Tinggal Terbatas
3. Penanggung Jawab
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Terbatas Dari Visa Tinggal Terbatas
Langkah Awal : Petugas Loket menerima permohonan Izin Tinggal Terbatas dari Orang Asing
pemegang Visa Tinggal terbatas dan memeriksa berkas Orang Asing tersebut.
Kemudian petugas memasukkan data kedalam aplikasi Izin Tinggal Terbatas
dan dilanjutkan pengecekan cekal oleh sistem Cekal dan meneliti Keabsahan
dokumen dan penjamin oleh Seksi Wasdakim serta dilanjutkan dengan
memindai seluruh berkas permohonan serta berkas diteruskan kepada Pejabat
yang membidangi Izin Tinggal.
Langkah Utama : Pejabat yang membidangi Izin Tinggal memberikan keputusan pemberian Izin
Tinggal Terbatas. Kemudian pemohon diharuskan membayar biaya Penerbitan
Izin Tinggal Terbatas sesuai dengan PNBP yang berlaku dan dilanjutkan
dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.
Langkah Akhir : Petugas mencetak Kartu Izin Tinggal Terbatas dan menerakan Cap Dinas serta
penulisan nomor register Itas di halaman paspor. Kemudian Paspor dan Kartu
Itas ditandatangani oleh Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk,
yang kemudian dilakukan penyerahan Paspor beserta Kartu Itas kepada
pemohon serta memindai fotocopi halaman Paspor yang terdapat peneraan Itas
dan Kartu Itas sebagai arsip.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Terbatas Dari Visa Tinggal Terbatas
Persyaratan
Berkas Tanda
Menerima permohonan, memeriksa kelengkapan permohonan sesuai
1. loketloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit Terima
peraturan yang
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim permohonan
berlaku
Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entriloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Kunjungan komputer
Apabila masuk dalam
Berkas Verifikasi
daftar cekal
3. Memeriksa data pemohon pada daftar cekal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 5 menit data cekal
ditindaklanjuti pada
dan dokim pemohon
alur SOP Cekal
Tanda
masalah? Dokim dan tangan pada
4. Meneliti keabsahan dokumen dan penjamin Ouput
Tidak
Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan
paspor
Ya
Nomor
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon P/1 Dokim dan register
11. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
3 menit
pemohon
sebagai data biometrik
dalam sistem
Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
13. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
3 menit
dokim dan Kakanim atau pejabat
pejabat yang ditunjuk
paspor yang ditunjuk
Data hasil
Memindai fotokopi halaman paspor yang terdapat Dokim dan Koreksi data pada
14. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
paspor
10 menit pindai
sistem bila perlu
peneraan Izin Tinggal Terbatas sebagai arsip dokumen
Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai loket telah
bukti bayar sebagai
15. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom pengambilan 5 menit
kepada pemohon diterakan cap
dokim syarat pengambilan
ITAS
dokim
Berkas selesai
Arsip berkas
16. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai Petugas loket
selesai Ouput Lantaskim Wasdakim dan ekspedisi 5 menit
selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS
DARI ALIH STATUS IZIN TINGGAL KUNJUNGAN
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI
A. DATA KEGIATAN
1. Judul SOP : Penerbitan Izin Tinggal Terbatas Alih Status Izin Tinggal
Kunjungan Menjadi Izin Tinggal Terbatas
3. Penanggung Jawab
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Terbatas Alih Status Izin Tinggal Kunjungan Menjadi Izin
Tinggal Terbatas
Langkah Awal : Petugas Loket menerima permohonan Izin Tinggal Terbatas Alih Status Izin
Tinggal Kunjungan Menjadi Izin Tinggal Terbatas dan memeriksa berkas Orang
Asing tersebut. . Kemudian petugas memasukkan data kedalam aplikasi Izin
Tinggal Terbatas dan dilanjutkan pengecekan cekal oleh sistem Cekal dan
meneliti Keabsahan dokumen dan penjamin oleh Seksi Wasdakim serta
dilanjutkan dengan memindai seluruh berkas permohonan serta berkas
diteruskan kepada Pejabat yang membidangi Izin Tinggal.
Langkah Utama : Pejabat yang membidangi Izin Tinggal menyiapkan Surat Permohonan Alih
Status untuk ditandatangain Kepala Kantor Imigrasi dan mengirimkannya ke
Ditjenim dan Kantor Wilayah Kemenkumham RI. Setelah Surat Keputusan Alih
Status diterima kembali oleh kantor Imigrasi, kemudian pemohon diharuskan
membayar biaya Penerbitan Izin Tinggal Tetap sesuai dengan PNBP yang
berlaku dan dilanjutkan dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.
Langkah Akhir : Petugas mencetak Kartu Izin Tinggal Tetap dan menerakan Cap Dinas serta
penulisan nomor register Itas di halaman paspor. Kemudian Paspor dan Kartu
Itas ditandatangani oleh Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk,
yang kemudian dilakukan penyerahan Paspor beserta Kartu Itas kepada
pemohon serta memindai fotocopy halaman Paspor yang terdapat peneraan
Itas dan Kartu Itas sebagai arsip.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Terbatas Alih Status Izin Tinggal Kunjungan Menjadi Izin
Tinggal Terbatas
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian Izin Tinggal Terbatas akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian hasil penerbitan, ketepatan waktu, dan akurasi data keimigrasian
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output
Persyaratan
Berkas
Menerima permohonan, memeriksa kelengkapan loket Tanda terima permohonan sesuai
1. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yang
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim
berlaku
Data
memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entryloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Terbatas komputer
Apabila ada
Melakukan penelitian data dan informasi serta Tanda terima Paraf ketidaksesuaian
6. Masalah? Ouput
Ya Lantaskim Insarkom
permohonan
5 menit
persetujuan dilanjutkan pada alur
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang
SOP ketidaksesuaian
Foto
Slip tanda
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon P/2 biometrik dan
8. Ouput Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 10 menit
sidik jari
Ouput
sebagai data biometrik pembayaran
pemohon
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output
Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
10. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan Kakanim atau pejabat
pejabat yang ditunjuk
paspor yang ditunjuk
Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai loket telah
12. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom pengambilan 5 menit
diterakan cap
bukti bayar sebagai
kepada pemohon dokim syarat pengambilan
ITAS
dokim
Berkas selesai
Arsip berkas
13. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim dan kspedisi 5 menit
selesai selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TERBATAS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas Loket menerima permohonan Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas dan
memeriksa berkas Orang Asing tersebut. Kemudian petugas memasukkan data
kedalam aplikasi Izin Tinggal Terbatas dan dilanjutkan pengecekan cekal oleh
sistem Cekal dan meneliti Keabsahan dokumen dan penjamin oleh Seksi
Wasdakim serta dilanjutkan dengan memindai seluruh berkas permohonan
serta berkas diteruskan kepada Pejabat yang membidangi Izin Tinggal.
Langkah Utama : Pejabat yang membidangi Izin Tinggal memberikan keputusan pemberian
Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas. Kemudian pemohon diharuskan membayar
biaya Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sesuai dengan PNBP yang berlaku
dan dilanjutkan dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.
Langkah Akhir : Petugas mencetak Kartu Izin Tinggal Terbatas dan menerakan Cap Dinas serta
penulisan nomor register Itas di halaman paspor. Kemudian Paspor dan Kartu
Itas ditandatangani oleh Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk,
yang kemudian dilakukan penyerahan Paspor beserta Kartu Itas kepada
pemohon serta memindai fotocopi halaman Paspor yang terdapat peneraan Itas
dan Kartu Itas sebagai arsip.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penerbitan Izin Tinggal Tetap dari Alih Status Izin Tinggal
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
Terbatas akan terhambat dan menyebabkan ketidaksesuaian hasil, ketepatan waktu, dan akurasi data
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output
Persyaratan
Berkas
Menerima permohonan, memeriksa kelengkapan Tanda terima permohonan sesuai
1. loketloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yang
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim
berlaku
Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entriloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Terbatas komputer
Apabila masuk dalam
Berkas Verifikasi
daftar cekal
3. Memeriksa data pemohon pada daftar cekal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 5 menit data cekal
ditindaklanjuti pada
dan dokim pemohon
alur SOP Cekal
Tanda
Masalah? Dokim dan tangan pada
4. Meneliti keabsahan dokumen dan penjamin Ouput
Tidak
Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan
paspor
Ya
Apabila ada
Melakukan penelitian data dan informasi serta Masalah? Tanda terima Paraf ketidaksesuaian
5. Ouput Lantaskim Insarkom 5 menit
dilanjutkan pada alur
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang Ya permohonan persetujuan
SOP ketidaksesuaian
Tidak
Membuat surat permohonan ke Direktorat Jenderal Konsep surat
6. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 20 menit
permohonan
Imigrasi
Nomor
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon P/1 Dokim dan register
11. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
3 menit
pemohon
sebagai data biometrik
dalam sistem
Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
13. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
3 menit
dokim dan Kakanim atau pejabat
pejabat yang ditunjuk
paspor yang ditunjuk
Data hasil
Memindai fotokopi halaman paspor yang terdapat Dokim dan koreksi data pada
14. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
paspor
10 menit pindai
sistem bila perlu
peneraan Izin Tinggal Tetap sebagai arsip dokumen
Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
telah
15. Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom pengambilan 5 menit bukti bayar sebagai
diterakan cap
dokim syarat pengambilan
ITAP
dokim
Bukti
Menyerahkan berkas permohonan yang telah selesai
16. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim pengambilan 5 menit
untuk dilakukan pengarsipan selesai
dokim
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN IZIN TINGGAL TETAP ALIH STATUS IZIN TINGGAL
TERBATAS MENJADI IZIN TINGGAL TETAP
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI
A. DATA KEGIATAN
1. Judul SOP : Penerbitan Izin Tinggal Tetap Alih Status Izin Tinggal Terbatas
Menjadi Izin Tinggal Tetap
3. Penanggung Jawab
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Tetap Alih Status Izin Tinggal Terbatas Menjadi Izin
Tinggal Tetap
Langkah Awal : Petugas Loket menerima permohonan Izin Tinggal Tetap Alih Status Izin
Tinggal Terbatas Menjadi Izin Tinggal Tetap dan memeriksa berkas Orang
Asing tersebut. Kemudian petugas memasukkan data kedalam aplikasi Izin
Tinggal Tetap dan dilanjutkan pengecekan cekal oleh sistem Cekal dan meneliti
Keabsahan dokumen dan penjamin oleh Seksi Wasdakim.
Langkah Utama : Pejabat yang membidangi Izin Tinggal menyiapkan Surat Permohonan Alih
Status untuk ditandatangani Kepala Kantor Imigrasi, memindai seluruh berkas
permohonan, dan mengirimkannya ke Ditjenim dan Kantor Wilayah
Kemenkumham RI. Setelah Surat Keputusan Alih Status diterima kembali oleh
kantor Imigrasi, kemudian pemohon diharuskan membayar biaya Penerbitan
Izin Tinggal Tetap sesuai dengan PNBP yang berlaku dan dilanjutkan dengan
pengambilan data biometrik oleh petugas.
Langkah Akhir : Petugas mencetak Kartu Izin Tinggal Tetap dan menerakan Cap Dinas serta
penulisan nomor register Itap di halaman paspor. Kemudian Paspor dan Kartu
Itap ditandatangani oleh Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk,
yang kemudian dilakukan penyerahan Paspor beserta Kartu Itap kepada
pemohon serta memindai fotocopi halaman Paspor yang terdapat peneraan Itap
dan Kartu Itap sebagai arsip.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Tetap Alih Status Izin Tinggal Terbatas Menjadi Izin
Tinggal Tetap
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian ITAP bagi anak berkewarganegaraan ganda
Di simpan sebagai data elektronik dan/atau manual
terbatas akan terhambat dan menyebabkan ketidaksesuaian hasil, ketepatan waktu, dan akurasi data
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output
Persyaratan
Berkas
Menerima permohonan, memeriksa kelengkapan loketloket Tanda terima permohonan sesuai
1. Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yang
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim
berlaku
Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entryloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Tetap komputer
Apabila ada
Melakukan penelitian data dan informasi serta Tanda terima Paraf ketidaksesuaian
6. Masalah? Ouput Lantaskim Insarkom 5 menit
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang Ya permohonan persetujuan dilanjutkan pada alur
SOP ketidaksesuaian
Nomor
Berkas
Memberikan nomor register, menerakan pada paspor register
8. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 3 menit
pemohon, dan mencetak kartu ITAP dan dokim
pemohon
dalam sistem
Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau P/2
Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
9. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 5 menit
pejabat yang ditunjuk paspor dokim dan Kakanim atau pejabat
paspor yang ditunjuk
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output
Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai loket telah
11. Insarkom pengambilan 5 menit bukti bayar sebagai
kepada pemohon dokim
diterakan cap
syarat pengambilan
ITAP
dokim
Berkas selesai
Arsip berkas
12. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai selesai Ouput Lantaskim Wasdakim dan ekspedisi 5 menit
selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN IZIN TINGGAL TETAP BAGI ANAK
BERKEWARGANEGARAAN GANDA TERBATAS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
b. Kegiatan : − Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Tetap bagi Anak Berkewarganegaraan Ganda Terbatas
Langkah Awal : Petugas loket menerima permohonan izin tinggal tetap bagi anak
berkewarganegaraan ganda terbatas dan memeriksa berkas anak
berkewarganegaraan ganda tersebut. Kemudian petugas memasukkan data
kedalam sistem sekaligus pengecekan cekal oleh sistem dan memindai seluruh
berkas permohonan serta berkas diteruskan kepada Pejabat yang membidangi
izin tinggal.
Langkah Utama : Pejabat yang membidangi izin tinggal memberikan keputusan pemberian izin
tinggal tetap. Kemudian pemohon diharuskan membayar biaya penerbitan izin
tinggal tetap sesuai dengan PNBP yang berlaku.
Langkah Akhir : Petugas menerakan cap dinas serta penulisan nomor register izin tinggal tetap
di halaman paspor. Kemudian pengesahan paspor yang terdapat peneraan izin
tinggal tetap dilakukan oleh kepala kantor imigrasi atau pejabat yang ditunjuk,
yang kemudian dilakukan penyerahan paspor kepada pemohon serta memindai
fotokopi halaman paspor yang terdapat peneraan izin tinggal tetap sebagai
arsip.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Tetap bagi Anak Berkewarganegaraan Ganda Terbatas
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian Izin Tinggal Tetap akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian hasil penerbitan, ketepatan waktu, dan akurasi data keimigrasian
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output
Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entryloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Tetap komputer
Apabila ada
Melakukan penelitian data dan informasi serta Tanda Terima Paraf ketidaksesuaian
6. Masalah? Ouput
Ya Lantaskim Insarkom
Permohonan
5 menit
persetujuan dilanjutkan pada alur
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang
SOP ketidaksesuaian
Foto
Slip tanda
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon P/2 biometrik dan
8. Ouput Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 10 menit
sidik jari
Ouput
sebagai data biometrik pembayaran
pemohon
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output
Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
10. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan Kakanim atau pejabat
pejabat yang ditunjuk
paspor yang ditunjuk
Data hasil
Memindai fotokopi halaman Paspor yang terdapat Dokim dan koreksi data pada
11. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
paspor
10 menit pindai
sistem bila perlu
peneraan Izin Tinggal Tetap sebagai arsip dokumen
Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai telah
12. loket
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom pengambilan 5 menit
diterakan cap
bukti bayar sebagai
kepada pemohon dokim syarat pengambilan
ITAP
dokim
Berkas selesai
Arsip berkas
13. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai selesai Ouput Lantaskim Wasdakim dan ekspedisi 5 menit
selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TETAP
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
b. Kegiatan : − Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas loket menerima permohonan perpanjangan izin tinggal tetap dan
memeriksa berkas Orang Asing tersebut. Kemudian petugas memasukkan data
kedalam aplikasi izin tinggal tetap dan dilanjutkan pengecekan cekal oleh sistem
cekal dan meneliti Keabsahan dokumen dan penjamin oleh seksi wasdakim
serta dilanjutkan dengan memindai seluruh berkas permohonan serta berkas
diteruskan kepada pejabat yang membidangi izin tinggal
Langkah Utama : Pejabat yang membidangi izin tinggal memberikan keputusan pemberian
perpanjangan izin tinggal tetap. Kemudian pemohon diharuskan membayar
biaya perpanjangan izin tinggal tetap sesuai dengan PNBP yang berlaku dan
dilanjutkan dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.
Langkah Akhir : Petugas mencetak kartu izin tinggal tetap dan menerakan cap dinas serta
penulisan nomor register Izin tinggal tetap di halaman paspor. Kemudian paspor
dan kartu izin tinggal tetap ditandatangani oleh Kepala Kantor Imigrasi atau
pejabat yang ditunjuk, yang kemudian dilakukan penyerahan paspor beserta
kartu izin tinggal tetap kepada pemohon serta memindai fotocopy halaman
paspor yang terdapat peneraan izin tinggal tetap dan kartu izin tinggal tetap
sebagai arsip.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penerbitan SKIM terhambat dan menyebabkan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
ketidaksesuaian hasil, ketepatan waktu, dan akurasi data
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output
Persyaratan
Berkas
Menerima Permohonan, memeriksa kelengkapan loketloket Tanda terima permohonan se
1. Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yan
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim
berlaku
Data
memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entriloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Terbatas komputer
Apabila masuk d
Berkas Verifikasi
daftar cekal
3. memeriksa data pemohon pada daftar cekal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 5 menit data cekal
ditindaklanjuti p
dan dokim pemohon
alur SOP Cek
Tanda
Dokim dan tangan pada
4. meneliti keabsahan dokumen dan penjamin Petugas loket Ouput
Tidak
Lantaskim Masalah?
Wasdakim Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan
paspor
Apabila ada
melakukan penelitian data dan informasi serta Tanda terima Paraf ketidaksesuai
6. Masalah? Ouput Lantaskim Insarkom
permohonan
5 menit
persetujuan dilanjutkan pada
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang Ya
SOP ketidaksesu
Tanda bukti ba
Slip tanda Hasil
Menerima pembayaran sesuai permohonan dan digunakan unt
7. Tidak
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 5 menit pembayaran
pengambilan do
memberikan tanda bukti bayar pembayaran SKIM
selesai
Nomor
Berkas
memberikan nomor register, menerakan pada paspor register
8. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 3 menit
pemohon, dan mencetak kartu SKIM pemohon
dan dokim
dalam sistem
Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau P/2 Dokim dan tangan pada dilakukan ole
9. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 5 menit
pejabat yang ditunjuk paspor dokim dan Kakanim atau pe
paspor yang ditunju
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output
Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai loket telah
11. Insarkom pengambilan 5 menit bukti bayar sebagai
kepada pemohon dokim
diterakan cap
syarat pengambilan
SKIM
dokim
Berkas selesai
Arsip berkas
12. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai selesai Ouput Lantaskim Wasdakim dan ekspedisi 5 menit
selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN SURAT KETERANGAN KEIMIGRASIAN
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas Loket menerima permohonan Surat Keterangan Keimigrasian dari
Orang Asing dan memeriksa berkas Orang Asing tersebut. Kemudian petugas
memasukkan data kedalam sistem sekaligus pengecekan cekal oleh sistem dan
memindai seluruh berkas permohonan serta berkas diteruskan kepada Pejabat
yang membidangi Izin Tinggal.
Langkah Utama : Pejabat yang membidangi Izin Tinggal memberikan keputusan pemberian Surat
Keterangan Keimigrasian. Kemudian pemohon diharuskan membayar biaya
Penerbitan Surat Keterangan Keimigrasian sesuai dengan PNBP yang berlaku
dan dilanjutkan dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.
Langkah Akhir : Petugas mencetak Kartu Surat Keterangan Keimigrasian dan menerakan Cap
Dinas serta penulisan nomor register Itas di halaman paspor. Kemudian Paspor
dan Kartu Itas ditandatangani Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang
ditunjuk, yang kemudian dilakukan penyerahan Paspor beserta Kartu Itas
kepada pemohon serta memindai fotocopy halaman Paspor yang terdapat
peneraan Itas dan Kartu Itas sebagai arsip.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penerbitan Bukti Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
Ganda terhambat dan menyebabkan ketidaksesuaian hasil, ketepatan waktu, dan akurasi data
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Kakanim/
Petugas Loket Petugas Pejabat Kelengkapan Waktu Ouput
PDLN
Persyaratan
Menerima berkas permohonan dan memberikan tanda Berkas Tanda bukti permohonan sesuai
1. loketloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim
permohonan
10 menit
penerimaan peraturan yang
bukti penerimaan/ pengembalian berkas pendaftaran
berlaku
Tidak
Verifikasi
Memeriksa kelengkapan, keabsahan dan verifikasi lengkap dan Berkas
2. Petugas loket Ouput Lantaskim
sah? selesai
Wasdakim
permohonan
5 menit berkas
berkas permohonan permohonan
Ya
Verifikasi
Memasukkan data pemohon ke aplikasi registrasi
3. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Aplikasi 5 menit data cekal
pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda pemohon
Bagi pemegang
Konsep Nomor paspor biasa cap
Mencetak dan memberikan nomor register pada bukti
4. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
Tidak lembar bukti 5 menit register bukti bukti pendaftaran
pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda pendaftaran pendaftaran dibubuhkan pada
halaman paspor
Ya Pengesahan
Memberikan persetujuan dan pengesahan bukti Berkas
7. Petugas loket Ouput Lantaskim setuju?
Wasdakim
permohonan
5 menit bukti
pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda pendaftaran
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
b. Kegiatan : − Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas loket menerima permohonan berkas permohonan pendaftaran anak
berkewarganegaraan ganda dan memeriksa kelengkapan, keabsahan, dan
verifikasi berkas permohonan pendaftaran tersebut. Kemudian petugas
memasukkan data pemohon ke dalam aplikasi registrasi pendaftaran anak
berkewarganegaraan ganda serta dan memberikan nomor register bukti
pendaftaran.
Langkah Utama : Pejabat yang membidangi izin tinggal memberikan persetujuan dan pengesahan
bukti pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda.
Langkah Akhir : Petugas mencetak bukti pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda dan
kemudian ditandatangani oleh kepala kantor atau pejabat yang ditunjuk serta
melakukan pemindaian terhadap berkas pendaftaran anak berkewarganegaraan
ganda sebagai arsip. Selanjutnya petugas menyerahkan bukti pendaftaran anak
berkewarganegaraan ganda yang telah disetujui kepada pemohon.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian Izin Tinggal Kunjungan akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian hasil perpanjangan, ketepatan waktu, dan akurasi data keimigrasian
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output
Persyaratan
Berkas
Menerima permohonan, memeriksa kelengkapan Tanda terima permohonan sesuai
1. loketloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yang
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim
berlaku
Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entriloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Kunjungan komputer
Apabila masuk dalam
Berkas Verifikasi
daftar cekal
3. Memeriksa data pemohon pada daftar cekal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 5 menit data cekal
ditindaklanjuti pada
dan dokim pemohon
alur SOP Cekal
Tanda
Dokim dan tangan pada
4. Meneliti keabsahan dokumen dan penjamin Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
masalah? Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan
Tidak
paspor
Apabila ada
Ya
Melakukan penelitian data dan informasi serta Tanda terima Paraf ketidaksesuaian
6. masalah? Ouput Lantaskim Insarkom
permohonan
5 menit
persetujuan dilanjutkan pada alur
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang
SOP ketidaksesuaian
Foto
Slip tanda
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon biometrik dan
8. Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 10 menit Ouput
sebagai data biometrik pembayaran
sidik jari
pemohon
Nomor
Memberikan nomor register dan menerakan Izin Tinggal Berkas
register
9. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 3 menit
Kunjungan pada paspor pemohon pemohon
dan dokim
dalam sistem
Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau P/2 Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
10. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 5 menit
pejabat yang ditunjuk paspor dokim dan Kakanim atau pejabat
paspor yang ditunjuk
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output
Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai loket telah
12. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom pengambilan 5 menit bukti bayar sebagai
kepada pemohon dokim
diterakan cap
syarat pengambilan
ITK
dokim
Berkas selesai
Arsip berkas
13. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai selesai Ouput Lantaskim Wasdakim dan ekspedisi 5 menit
selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PERPANJANGAN IZIN TINGGAL KUNJUNGAN
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
b. Kegiatan : − Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas Loket menerima permohonan Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan
dan memeriksa berkas Orang Asing tersebut. Kemudian petugas memasukkan
data kedalam aplikasi Izin Tinggal Terbatas dan dilanjutkan pengecekan cekal
oleh sistem Cekal dan meneliti Keabsahan dokumen dan penjamin oleh Seksi
Wasdakim serta dilanjutkan dengan memindai seluruh berkas permohonan
serta berkas diteruskan kepada Pejabat yang membidangi Izin Tinggal.
Langkah Utama : Pejabat yang membidangi Izin Tinggal memberikan keputusan pemberian
Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan. Kemudian pemohon diharuskan
membayar biaya Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan sesuai dengan PNBP
yang berlaku dan dilanjutkan dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.
Langkah Akhir : Petugas mencetak Kartu Izin Kunjungan dan menerakan Cap Dinas serta
penulisan nomor register Itas di halaman paspor. Kemudian Paspor dan Kartu
Itas ditandatangani oleh Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk,
yang kemudian dilakukan penyerahan Paspor beserta Kartu Itas kepada
pemohon serta memindai fotocopy halaman Paspor yang terdapat peneraan
Itas dan Kartu Itas sebagai arsip.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH
Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penerbitan kartu Fasilitas Keimigrasian terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian hasil, ketepatan waktu, dan akurasi data
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Statuskim/ Wasdakim/ Insarkom/ Kakanim/
Bendahara kelengkapan waktu output
PDLN PDLN PDLN PDLN
Persyaratan
Berkas
Menerima berkas permohonan dan memberikan tanda Tanda terima permohonan
1. loket permohonan 10 menit
bukti penerimaan/ pengembalian berkas permohonan permohonan sesuai peraturan
dan dokim
yang berlaku
Tidak
Memeriksa kelengkapan, keabsahan dan verifikasi lengkap dan Berkas
2. sah? selesai 5 menit
berkas permohonan permohonan
Ya
Berkas Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi penerbitan
3. permohonan 5 menit pemohon di
Fasilitas Keimigrasian dan dokim komputer
Data hasil
Melakukan pemindaian dokumen keimigrasian yang Berkas Arsip berkas
11. 10 menit pindai
telah selesai selesai permohonan
dokumen
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN KARTU FASILITAS KEIMIGRASIAN
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI
A. DATA KEGIATAN
3. Penanggung Jawab
B. IDENTIFIKASI KEGIATAN
Langkah Awal : Petugas Loket menerima permohonan Kartu Fasilitas Keimigrasian dari Orang
Asing dan memeriksa berkas Orang Asing tersebut. Kemudian petugas
memasukkan data ke dalam sistem aplikasi penerbitan Fasilitas Keimigrasian
sekaligus pengecekan cekal oleh sistem dan memindai seluruh berkas
permohonan serta berkas diteruskan kepada Pejabat yang membidangi Izin
Tinggal.
Langkah Utama : Pejabat yang membidangi Izin Tinggal memberikan keputusan pemberian Kartu
Fasilitas Keimigrasian. Kemudian pemohon diharuskan membayar biaya
Penerbitan Kartu Fasilitas Keimigrasian sesuai dengan PNBP yang berlaku dan
dilanjutkan dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.
Langkah Akhir : Petugas mencetak Kartu Fasilitas Keimigrasian yang kemudian ditandatangani
Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk, yang kemudian dilakukan
penyerahan Kartu Fasilitas Keimigrasian kepada pemohon serta memindai kartu
Fasilitas Keimigrasian sebagai arsip.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH