Anda di halaman 1dari 304

DAFTAR ISI

PERATURAN PERUNDANG-UNDANG

1. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG


KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG TATA
CARA MEMPEROLEH, KEHILANGAN, PEMBATALAN, DAN MEMPEROLEH KEMBALI
KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
3. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22
TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ANAK BERKEWARGANEGARAAN GANDA
DAN PERMOHONAN FASILITAS KEIMIGRASIAN
4. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27
TAHUN 2014 TENTANG PROSEDUR TEKNIS PEMBERIAN, PERPANJANGAN, PENOLAKAN,
PEMBATALAN DAN BERAKHIRNYA IZIN TINGGAL KUNJUNGAN, IZIN TINGGAL TERBATAS, DAN
IZIN TINGGAL TETAP SERTA PENGECUALIAN DARI KEWAJIBAN MEMILIKI IZIN TINGGAL
5. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43
TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR TEKNIS ALIH STATUS IZIN TINGGAL KUNJUNGAN MENJADI
IZIN TINGGAL TERBATAS DAN ALIH STATUS IZIN TINGGAL TERBATAS MENJADI IZIN TINGGAL
TETAP
6. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41
TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN PERMOHONAN, PENYAMPAIAN
PERSETUJUAN VISA TINGGAL TERBATAS, DAN PENDAFTARAN PERMOHONAN IZIN TINGGAL
TERBATAS SECARA ELEKTRONIK, SERTA PEMBERIAN IZIN TINGGAL TERBATAS ELEKTRONIK
7. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16
TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN VISA DAN IZIN TINGGAL BAGI TENAGA KERJA
ASING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.09-1104 TANGGAL 28 MARET 2013


TENTANG PENERBITAN IZIN TINGGAL KUNJUNGAN (REV.01)
2. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.10-1105 TANGGAL 28 MARET 2013
TENTANG PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS DARI VISA TINGGAL TERBATAS (REV.01)
3. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.11-1106 TANGGAL 28 MARET 2013
TENTANG PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS DARI ALIH STATUS IZIN TINGGAL
KUNJUNGAN (REV.01)
4. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.10-1107 TANGGAL 28 MARET 2013
TENTANG PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TERBATAS (REV.01)
5. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.11-1108 TANGGAL 28 MARET 2013
TENTANG PENERBITAN IZIN TINGGAL TETAP DARI ALIH STATUS IZIN TINGGAL TERBATAS
(REV.01)
6. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.11-1109 TANGGAL 28 MARET 2013
TENTANG PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TETAP BAGI ANAK BERKEWARGANEGARAAN
GANDA TERBATAS (REV.01)
7. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.11-1110 TANGGAL 28 MARET 2013
TENTANG PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TETAP (REV.01)
8. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.14-1111 TANGGAL 28 MARET 2013
TENTANG PENERBITAN SURAT KETERANGAN KEIMIGRASIAN (REV.01)
9. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-AH.10.03-2048 TANGGAL 24 JUNI 2013
TENTANG PENERBITAN BUKTI PENDAFTARAN ANAK BERKEWARGANEGARAAN GANDA
10. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.09-2424 TANGGAL 30 JULI 2013
TENTANG PERPANJANGAN IZIN TINGGAL KUNJUNGAN
11. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR: IMI-GR.01.05-2537 TANGGAL 12 AGUSTUS
2013 TENTANG PENERBITAN KARTU FASILITAS KEIMIGRASIAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2006
TENTANG
KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :
a.bahwa negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menjamin potensi, harkat, dan martabat setiap orang sesuai
dengan hak asasi manusia;
b.bahwa warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur
pokok dari suatu negara yang memiliki hak dan kewajiban yang
perlu dilindungi dan dijamin pelaksanaannya;
c.bahwa Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ketatanegaraan Republik Indonesia sehingga harus
dicabut dan diganti dengan yang baru;
d.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia;

Mengingat :
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28B ayat (2), Pasal
28D ayat (1) dan ayat (4), Pasal 28E ayat (1), Pasal 28I ayat (2),
dan Pasal 28J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
UNDANG-UNDANG TENTANG KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:


1.Warga Negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
2.Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan
warga negara.
3.Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk
memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui
permohonan.
4.Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya
di bidang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
5.Pejabat adalah orang yang menduduki jabatan tertentu yang
ditunjuk oleh Menteri untuk menangani masalah Kewarganegaraan
Republik Indonesia.
6.Setiap orang adalah orang perseorangan, termasuk korporasi.
7.Perwakilan Republik Indonesia adalah Kedutaan Besar Republik
Indonesia, Konsulat Jenderal Republik Indonesia, Konsulat
Republik Indonesia, atau Perutusan Tetap Republik Indonesia.

Pasal 2

Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa


Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara.

Pasal 3

Kewarganegaraan Republik Indonesia hanya dapat diperoleh


berdasarkan persyaratan yang ditentukan dalam Undang-
Undang ini.

BAB II
WARGA NEGARA INDONESIA
Pasal 4

Warga Negara Indonesia adalah:


a.setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan
dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia;
b.anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan
ibu Warga Negara Indonesia;
c.anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Indonesia dan ibu warga negara asing;
d.anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia;
e.anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
f.anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari
setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan
ayahnya Warga Negara Indonesia;
g.anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
Warga Negara Indonesia;
h.anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu
warga negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara
Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum
kawin;
i.anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan
ibunya;
j.anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui;
k.anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila
ayah dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya;
l.anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia
dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;
m.anak dari seorang ayah atau ibu yang te1ah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Pasal 5

(1)Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang


sah, belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan belum kawin
diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing
tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia.
(2)Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia (lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh warga negara asing
berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai Warga
Negara Indonesia.

Pasal 6

(1)Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap


anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, huruf d,
huruf h, huruf I, dan Pasal 5 berakibat anak
berkewarganegaraan ganda, setelah berusia 18 (delapan belas)
tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan memilih
salah satu kewarganegaraannya.
(2)Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan II sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibuat secara tertulis dan disampaikan
kepada Pejabat dengan melampirkan dokumen sebagaimana
ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan.
(3)Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disampaikan dalam waktu paling lambat 3 (tiga)
tahun setelah anak berusia 18 (delapan belas) tahun atau
sudah kawin.

Pasal 7

Setiap orang yang bukan Warga Negara Indonesia diperlakukan


sebagai orang asing.

BAB III
SYARAT DAN TATA CARA MEMPEROLEH
KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
Pasal 8

Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga diperoleh melalui


pewarganegaraan.

Pasal 9

Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika


memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
b.pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di
wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima)
tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun
tidak berturut-turut;
c.sehat jasmani dan rohani;
d.dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
e.tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
f.jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda;
g.mempunyai pekerjaan dan/ atau berpenghasilan tetap; dan
h.membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.

Pasal 10

(1)Permohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon


secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas
bermeterai cukup kepada Presiden melalui Menteri.
(2)Berkas permohonan pewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan kepada Pejabat.

Pasal 11

Menteri meneruskan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10


disertai dengan pertimbangan kepada Presiden dalam waktu paling
lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal permohonan diterima.

Pasal 12

(1)Permohonan pewarganegaraan dikenai biaya.


(2)Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Pasal 13

(1)Presiden mengabulkan atau menolak permohonan pewarganegaraan.


(2)Pengabulan permohonan pewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
(3)Keputusan Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak
permohonan diterima oleh Menteri dan diberitahukan kepada
pemohon paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak
Keputusan Presiden ditetapkan.
(4)Penolakan permohonan pewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus disertai alasan dan diberitahukan oleh Menteri
kepada yang bersangkutan paling lambat 3 (tiga) bulan
terhitung sejak tanggal permohonan diterima oleh Menteri.

Pasal 14

(1)Keputusan Presiden mengenai pengabulan terhadap permohonan


pewarganegaraan berlaku efektif terhitung sejak tanggal
pemohon mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
(2)Paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak Keputusan Presiden
dikirim kepada pemohon, Pejabat memanggil pemohon untuk
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
(3)Dalam hal setelah dipanggil secara tertulis oleh Pejabat untuk
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia pada waktu
yang telah ditentukan ternyata pemohon tidak hadir tanpa
alasan yang sah, Keputusan Presiden tersebut batal demi
hukum.
(4)Dalam hal pemohon tidak dapat mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia pada waktu yang telah ditentukan
sebagai akibat kelalaian Pejabat, pemohon dapat mengucapkan
sumpah atau menyatakan janji setia di hadapan Pejabat lain
yang ditunjuk Menteri.

Pasal 15

(1)Pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) dilakukan di hadapan
Pejabat.
(2)Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membuat berita acara
pelaksanaan pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia.
(3)Paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia, Pejabat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan berita acara
pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia kepada Menteri.

Pasal 16

Sumpah atau pernyataan janji setia sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 14 ayat (1) adalah:
Yang mengucapkan sumpah, lafal sumpahnya sebagai berikut:
Demi Allah/demi Tuhan Yang Maha Esa, saya bersumpah melepaskan
seluruh kesetiaan saya kepada kekuasaan asing, mengakui, tunduk,
dan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila,
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
akan membelanya dengan sungguh-sungguh serta akan menjalankan
kewajiban yang dibebankan negara kepada saya sebagai Warga Negara
Indonesia dengan tulus dan ikhlas.
Yang menyatakan janji setia, lafal janji setianya sebagai berikut:
Saya berjanji melepaskan seluruh kesetiaan saya kepada kekuasaan
asing, mengakui, tunduk, dan setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan akan membelanya dengan sungguh-sungguh
serta akan menjalankan kewajiban yang dibebankan negara kepada
saya sebagai Warga Negara Indonesia dengan tulus dan ikhlas.

Pasal 17
Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia, pemohon
wajib menyerahkan dokumen atau surat-surat keimigrasian atas
namanya kepada kantor imigrasi dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau
pernyataan janji setia.

Pasal 18

(1)Salinan Keputusan Presiden tentang pewarganegaraan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) dan berita acara pengucapan
sumpah atau pernyataan janji setia dari Pejabat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) menjadi bukti sah
Kewarganegaraan Republik Indonesia seseorang yang memperoleh
kewarganegaraan.
(2)Menteri mengumumkan nama orang yang telah memperoleh
kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam
Berita Negara Republik Indonesia.

Pasal 19

(1)Warga negara aging yang kawin secara sah dengan Warga Negara
Indonesia dapat memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di
hadapan Pejabat.
(2)Pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila
yang bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun
berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
berturut-turut, kecuali dengan perolehan kewarganegaraan
tersebut mengakibatkan berkewarganegaraan ganda.
(3)Dalam hal yang bersangkutan tidak memperoleh Kewarganegaraan
Republik Indonesia yang diakibatkan oleh kewarganegaraan
ganda sebagaimana dimaksud pada ayat (2), yang bersangkutan
dapat diberi izin tinggal tetap sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(4)Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan
pernyataan untuk menjadi Warga Negara Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan
Menteri.

Pasal 20

Orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia


atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan
Republik Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, kecuali dengan
pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan
berkewarganegaraan ganda.

Pasal 21

(1)Anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum


kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia, dari ayah atau ibu yang memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan sendirinya
berkewarganegaraan Republik Indonesia.
(2)Anak warga negara asing yang belum berusia 5 (lima) tahun yang
diangkat secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak
oleh Warga Negara Indonesia memperoleh Kewarganegaraan
Republik Indonesia.
(3)Dalam hal anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
memperoleh kewarganegaraan ganda, anak tersebut harus
menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6.

Pasal 22

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara mengajukan dan


memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

BAB IV
KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN
REPUBLIK INDONESIA

Pasal 23

Warga Negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika yang


bersangkutan:
a.memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
b.tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain,
sedangkan orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk
itu;
c.dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di
luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan
Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan;
d.masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari
Presiden;
e.secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan
dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga
Negara Indonesia;
f.secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia
kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;
g.tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang
bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
h.mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara
asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda
kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas
namanya; atau
i.bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia
selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan dalam rangka dinas
negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak
menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara
Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir,
dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak
mengajukan pemyataan ingin tetap menjadi Warga Negara
Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal
Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan
secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

Pasal 24

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf d tidak


berlaku bagi mereka yang mengikuti program pendidikan di negara
lain yang mengharuskan mengikuti wajib militer.

Pasal 25

(1)Kehilangan "Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi seorang


ayah tidak dengan sendirinya berlaku terhadap anaknya yang
mempunyai hubungan hukum dengan ayahnya sampai dengan anak
tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.
(2)Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi seorang ibu
tidak dengan sendirinya berlaku terhadap anaknya yang tidak
mempunyai hubungan hukum dengan ayahnya sampai dengan anak
tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.
(3)Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia karena memperoleh
kewarganegaraan lain bagi seorang ibu yang putus
perkawinannya, tidak dengan sendirinya berlaku terhadap
anaknya sampai dengan anak tersebut berusia 18 (delapan
belas) tahun atau sudah kawin.
(4)Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap
anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat
(3) berakibat anak berkewarganegaraan ganda, setelah berusia
18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin anak tersebut harus
menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6.

Pasal 26

(1)Perempuan Warga Negara Indonesia yang kawin dengan laki-laki


warga negara asing kehilangan Kewarganegaraan Republik
Indonesia jika menurut hukum negara asal suaminya,
kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan suami sebagai
akibat perkawinan tersebut.
(2)Laki-laki Warga Negara Indonesia yang kawin dengan perempuan
warga negara asing kehilangan Kewarganegaraan Republik
Indonesia jika menurut hukum negara asal istrinya,
kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai
akibat perkawinan tersebut.
(3)Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau laki-laki
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) jika ingin tetap menjadi
Warga Negara Indonesia dapat mengajukan surat pernyataan
mengenai keinginannya kepada Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia yang wilayahnya meliputi tempat tinggal perempuan
atau laki-laki tersebut, kecuali pengajuan tersebut
mengakibatkan kewarganegaraan ganda.
(4)Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
diajukan oleh perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
atau laki-laki sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah 3
(tiga) tahun sejak tanggal perkawinannya berlangsung.

Pasal 27

Kehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri yang terikat


perkawinan yang sah tidak menyebabkan hilangnya status
kewarganegaraan dari istri atau suami.

Pasal 28

Setiap orang yang memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia


berdasarkan keterangan yang kemudian hari dinyatakan palsu atau
dipalsukan, tidak benar, atau terjadi kekeliruan mengenai orangnya
oleh instansi yang berwenang, dinyatakan batal kewarganegaraannya.

Pasal 29

Menteri mengumumkan nama orang yang kehilangan Kewarganegaraan


Republik Indonesia dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Pasal 30

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara


kehilangan dan pembatalan kewarganegaraan diatur dalam Peraturan
Pemerintah.

BAB V
SYARAT DAN TATA CARA MEMPEROLEH KEMBALI
KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Pasal 31

Seseorang yang kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia dapat


memperoleh kembali kewarganegaraannya melalui prosedur
pewarganegaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 sampai dengan
Pasal 18 dan Pasal 22.

Pasal 32

(1)Warga Negara Indonesia yang kehilangan Kewarganegaraan Republik


Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf i, dan
Pasal 26 ayat (1) dan ayat (2) dapat memperoleh kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan mengajukan
permohonan tertulis kepada Menteri tanpa melalui prosedur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 sampai dengan Pasal 17.
(2)Dalam hal pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertempat
tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia, permohonan
disampaikan melalui Perwakilan Republik Indonesia yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon.
(3)Permohonan untuk memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik
Indonesia dapat diajukan oleh perempuan atau laki-laki yang
kehilangan kewarganegaraannya akibat ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) dan ayat (2) sejak putusnya
perkawinan.
(4)Kepala Perwakilan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) meneruskan permohonan tersebut kepada Menteri dalam
waktu paling lama 14 (empat belas) hari setelah menerima
permohonan.

Pasal 33

Persetujuan atau penolakan permohonan memperoleh kembali


Kewarganegaraan Republik Indonesia diberikan paling lambat 3
(tiga) bulan oleh Menteri atau Pejabat terhitung sejak tanggal
diterimanya permohonan.

Pasal 34

Menteri mengumumkan nama orang yang memperoleh kembali


Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Pasal 35

Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara


memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

BAB VI
KETENTUAN PIDANA

Pasal 36

(1)Pejabat yang karena kelalaiannya melaksanakan tugas dan


kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang ini
sehingga mengakibatkan seseorang kehilangan hak untuk
memperoleh atau memperoleh kembali dan/ atau kehilangan
Kewarganegaraan Republik Indonesia dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun.
(2)Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan karena kesengajaan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun.

Pasal 37

(1)Setiap orang yang dengan sengaja memberikan keterangan palsu,


termasuk keterangan di atas sumpah, membuat surat atau
dokumen palsu, memalsukan surat atau dokumen dengan maksud
untuk memakai atau menyuruh memakai keterangan atau surat
atau dokumen yang dipalsukan untuk memperoleh Kewarganegaraan
Republik Indonesia atau memperoleh kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan
denda paling sedikit Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh
juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
(2)Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan keterangan palsu,
termasuk keterangan di atas sumpah, membuat surat atau
dokumen palsu, memalsukan surat atau dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan
denda paling sedikit Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh
juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).

Pasal 38

(1)Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37


dilakukan korporasi, pengenaan pidana dijatuhkan kepada
korporasi dan atau pengurus yang bertindak untuk dan atas
nama korporasi.
(2)Korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan
pidana denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah) dan dicabut izin usahanya.
(3)Pengurus korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan
paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling sedikit Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 39

(1)Permohonan pewarganegaraan, pernyataan untuk tetap menjadi


Warga Negara Indonesia, atau permohonan memperoleh kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang telah diajukan kepada
Menteri sebelum Undang-Undang ini berlaku dan telah diproses
tetapi belum selesai, tetap diselesaikan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia.
(2)Apabila permohonan atau pernyataan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) telah diproses tetapi belum selesai pada saat
peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini ditetapkan,
permohonan atau pemyataan tersebut diselesaikan menurut
ketentuan Undang-Undang ini.

Pasal 40

Permohonan pewarganegaraan, pernyataan untuk tetap menjadi Warga


Negara Indonesia, atau permohonan memperoleh kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia yang telah diajukan kepada
Menteri sebelum Undang-Undang ini berlaku dan belum diproses,
diselesaikan berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini.

Pasal 41

Anak yang lahir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, huruf


d, huruf h, huruf i dan anak yang diakui atau diangkat secara sah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sebelum Undang-Undang ini
diundangkan dan belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum
kawin memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan
Undang-Undang ini dengan mendaftarkan diri kepada Menteri melalui
Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia paling lambat 4 (empat)
tahun setelah Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 42

Warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal di luar wilayah


negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun atau lebih tidak
melaporkan diri kepada Perwakilan Republik Indonesia dan telah
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia sebelum Undang-
Undang ini diundangkan dapat memperoleh kembali kewarganegaraannya
dengan mendaftarkan diri di Perwakilan Republik Indonesia dalam
waktu paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Undang-Undang ini
diundangkan sepanjang tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda.

Pasal 43

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 41 dan Pasal 42 diatur dengan Peraturan
Menteri yang harus ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
Undang-Undang ini diundangkan.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 44

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:


a.Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1958 Nomor 113, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1647)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
1976 tentang Perubahan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 62 Tahun
1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3077) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku;
b.Peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perubahan
Pasal 18 Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti
berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
Pasal 45

Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus telah ditetapkan


paling lambat 6 (enam) bulan sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 46

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta
pada tanggal 1 Agustus 2006
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO


Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 Agustus 2006
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

HAMID AWALUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2006 NOMOR 63

PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2006
TENTANG
KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

I.UMUM

Warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur


pokok suatu negara. Status kewarganegaraan menimbulkan
hubungan timbal balik antara warga negara dan negaranya.
Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap
negaranya. Sebaliknya, negara mempunyai kewajiban memberikan
perlindungan terhadap warga negaranya.
Sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, ihwal
kewarganegaraan diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946
tentang Warga Negara dan Penduduk Negara. Undang-Undang
tersebut kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1947 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 dan
diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 tentang
Memperpanjang Waktu untuk Mengajukan Pernyataan Berhubung
dengan Kewargaan Negara Indonesia dan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 1948 tentang Memperpanjang Waktu Lagi untuk Mengajukan
Pernyataan Berhubung dengan Kewargaan Negara Indonesia.
Selanjutnya, ihwal kewarganegaraan terakhir diatur dengan
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tersebut secara filosofis,
yuridis, dan sosiologis sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan masyarakat dan ketatanegaraan Republik
Indonesia.
Secara filosofis, Undang-Undang tersebut masih mengandung
ketentuan-ketentuan yang belum sejalan dengan falsafah
Pancasila, antara lain, karena bersifat diskriminatif, kurang
menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan antarwarga negara,
serta kurang memberikan perlindungan torhadap perempuan dan
anak-anak.
Secara yuridis, landasan konstitusional pembentukan Undang-
Undang tersebut adalah Undang-Undang Dasar Sementara Tahun
1950 yang sudah tidak berlaku sejak Dekrit Presiden 5 Juli
1959 yang menyatakan kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam perkembangannya, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 telah mengalami perubahan yang lebih
menjamin perlindungan terhadap hak asasi manusia dan hak
warga negara.
Secara sosiologis, Undang-Undang tersebut sudah tidak sesuai
lagi dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat Indonesia
sebagai bagian dari masyarakat internasional dalam pergaulan
global, yang menghendaki adanya persamaan perlakuan dan
kedudukan warga negara di hadapan hukum serta adanya
kesetaraan dan keadilan gender.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, perlu dibentuk
undang-undang kewarganegaraan yang baru sebagai pelaksanaan
Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan agar hal-hal mengenai
warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan melaksanakan amanat
Undang-Undang Dasar sebagaimana tersebut di atas, Undang-
Undang ini memperhatikan asas-asas kewarganegaraan umum atau
universal, yaitu asas ius sanguinis, ius soli, dan campuran.
Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-Undang ini sebagai
berikut :

1.Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang


menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
2.Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas
yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi
anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang ini.
3.Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan
satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
4.Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang
menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.

Undang-Undang ini pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan


ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride).
Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam Undang-
Undang ini merupakan suatu pengecualian.
Selain asas tersebut di atas, beberapa asas khusus juga
menjadi dasar penyusunan Undang-Undang tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia,

1.Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa


peraturan kewarganegaraan mengutamakan kepentingan
nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan
kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki
cita-cita dan tujuannya sendiri.
2.Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan
bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh
kepada setiap Warga Negara Indonesia dalam keadaan
apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
3.Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas
yang menentukan bahwa setiap Warga Negara Indonesia
mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan
pemerintahan.
4.Asas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegaraan
seseorang tidak hanya bersifat administratif, tetapi
juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan
yang dapat di pertanggungjawabkan kebenarannya.
5.Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan
perlakuan dalam segala hal ikhwal yang berhubungan
dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama,
golongan, jenis kelamin dan gender.
6.Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia
adalah asas yang dalam segala hal ikhwal yang
berhubungan dengan warga negara harus menjamin,
melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada
umumnya dan hak warga negara pada khususnya.
7.Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam
segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara
harus dilakukan secara terbuka.
8.Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang
yang memperoleh atau kehilangan Kewarganegaraan Republik
Indonesia diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.

Pokok materi muatan yang diatur dalam Undang-Undang ini


meliputi:

a.siapa yang menjadi Warga Negara Indonesia;


b.syarat dan tata cara memperoleh Kewarganegaraan Republik
Indonesia;
c.kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia;
d.syarat dan tata cara memperoleh kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia;
e.ketentuan pidana.

Dalam Undang-Undang ini, pengaturan mengenai anak yang lahir


di luar perkawinan yang sah semata-mata hanya untuk
memberikan perlindungan terhadap anak tentang status
kewarganegaraannya saja.
Dengan berlakunya Undang-Undang ini, Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1976
tentang Perubahan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Selain itu, semua peraturan perundang-undangan sebelumnya
yang mengatur mengenai kewarganegaraan, dengan sendirinya
tidak berlaku karena tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Peraturan perundang-undangan tersebut
adalah:

1.Undang-Undang tanggal 10 Pebruari 1910 tentang Peraturan


tentang Kekaulanegaraan Belanda Bukan Belanda (Stb. 1910
- 296 jo. 27-458);
2.Undang-Undang Tahun 1946 Nomor 3 tentang Warga Negara dan
Penduduk Negara jo. Undang-Undang Tahun 1947 Nomor 6 jo.
Undang-Undang Tahun 1947 Nomor 8 jo. Undang-Undang Tahun
1948 Nomor 11;
3.Persetujuan Perihal Pembagian Warga Negara antara Republik
Indonesia Serikat dan Kerajaan Belanda (Lembaran Negara
Tahun 1950 Nomor 2);
4.Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1971 tentang Pernyataan
Digunakannya Ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 1946 tentang Warganegara dan Penduduk
Negara Republik Indonesia untuk Menetapkan
Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi Penduduk Irian
Barat; dan
5.Peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan
kewarganegaraan.

II.PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Yang dimaksud dengan "orang-orang bangsa Indonesia asli"
adalah orang Indonesia yang menjadi Warga Negara
Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Ditentukannya "tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari"
dengan pertimbangan bahwa tenggang waktu tersebut
merupakan tenggang waktu yang dianggap cukup untuk
meyakini bahwa anak tersebut benar-benar anak dari
ayah yang meninggal dunia.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Pengakuan terhadap anak dalam ketentuan ini dibuktikan
dengan penetapan pengadilan.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Huruf l
Cukup jelas.
Huruf m
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "pengadilan" adalah pengadilan
negeri di tempat tinggal pemohon dalam hal
permohonan diajukan dalam wilayah negara Republik
Indonesia. Bagi pemohon yang bertempat tinggal di
luar wilayah negara Republik Indonesia, yang
dimaksud dengan "pengadilan" adalah pengadilan
sesuai dengan ketentuan di negara tempat tinggal
pemohon.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Yang dimaksud dengan "dokumen atau surat-surat keimigrasian",
misalnya paspor biasa, visa, izin masuk, izin tinggal,
dan perizinan tertulis lainnya yang dikeluarkan oleh
pejabat imigrasi.
Dokumen atau surat-surat keimigrasian yang diserahkan kepada
kantor imigrasi oleh pemohon termasuk dokumen atau
surat-surat atas nama istri/suami dan anak-anaknya yang
ikut memperoleh status kewarganegaraan pemohon.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Yang dimaksud dengan "orang aging yang telah berjasa kepada
negara Republik Indonesia" adalah orang asing yang
karena prestasinya yang luar biasa di bidang
kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan,
lingkungan hidup, serta keolahragaan telah memberikan
kemajuan dan keharuman nama bangsa Indonesia.
Yang dimaksud dengan "orang asing yang diberi kewarganegaraan
karena alasan kepentingan negara" adalah orang aging
yang dinilai oleh negara telah dan dapat memberikan
sumbangan yang luar biasa untuk kepentingan memantapkan
kedaulatan negara dan untuk meningkatkan kemajuan,
khususnya di bidang perekonomian Indonesia.
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "pengadilan" adalah pengadilan
negeri di tempat tinggal pemohon bagi pemohon yang
bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia. Bagi pemohon yang bertempat tinggal di
luar wilayah negara Republik Indonesia, yang
dimaksud dengan "pengadilan" adalah Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Yang dimaksud dengan "jabatan dalam dinas semacam itu di
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga
Negara Indonesia" antara lain pegawai negeri,
pejabat negara, dan intelijen.
Apabila Warga Negara Indonesia menjabat dalam dinas
sejenis itu di negara asing, yang bersangkutan
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Dengan demikian, tidak semua jabatan dalam dinas
negara asing mengakibatkan kehilangan
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Huruf f
Yang dimaksud dengan "bagian dari negara asing" adalah
wilayah yang menjadi yurisdiksi negara asing yang
bersangkutan.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Yang dimaksud dengan "alasan yang sah" adalah alasan
yang diakibatkan oleh kondisi di luar kemampuan
yang bersangkutan sehingga ia tidak dapat
menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga
Negara Indonesia, antara lain karena terbatasnya
mobilitas yang bersangkutan akibat paspornya tidak
berada dalam penguasaan yang bersangkutan,
pemberitahuan Pejabat tidak diterima, atau
Perwakilan Republik Indonesia sulit dicapai dari
tempat tinggal yang bersangkutan.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Yang dimaksud dengan "instansi yang berwenang" adalah
instansi yang mempunyai kewenangan untuk menyatakan
bahwa dokumen atau surat-surat tersebut palsu atau
dipalsukan, misalnya akta kelahiran dinyatakan palsu
oleh kantor catatan sipil.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Ayat (1)
Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan
kepada anak dan istri atau anak dan suami yang
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam
memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik
Indonesia tanpa melalui proses peWarganegaraan
(naturalisasi) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
sampai dengan Pasal 17.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "putusnya perkawinan" adalah
putusnya perkawinan karena perceraian berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap atau karena suami atau istri meninggal
dunia.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4634


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2007
TENTANG
TATA CARA MEMPEROLEH, KEHILANGAN, PEMBATALAN,
DAN MEMPEROLEH KEMBALI KEWARGANEGARAAN
REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 22, Pasal 30,


dan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, perlu menetapkan
Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Memperoleh,
Kehilangan, Pembatalan, dan Memperoleh Kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4634);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA


MEMPEROLEH, KEHILANGAN, PEMBATALAN, DAN
MEMPEROLEH KEMBALI KEWARGANEGARAAN REPUBLIK
INDONESIA.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan :

1. Pewarganegaraan . . .
-2-

1. Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk


memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui
permohonan.
2. Orang Asing adalah orang yang bukan Warga Negara
Republik Indonesia.
3. Menteri adalah menteri yang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya di bidang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
4. Pejabat adalah orang yang menduduki jabatan tertentu
yang ditunjuk oleh Menteri untuk menangani masalah
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
5. Perwakilan Republik Indonesia adalah Kedutaan Besar
Republik Indonesia, Konsulat Jenderal Republik Indonesia,
Konsulat Republik Indonesia, atau Perutusan Tetap
Republik Indonesia.
6. Undang-Undang adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.

BAB II

PEWARGANEGARAAN

Pasal 2

Orang Asing yang memenuhi persyaratan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 9 Undang-Undang dapat mengajukan
permohonan Pewarganegaraan kepada Presiden melalui
Menteri.

Pasal 3

(1) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2


diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam
bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup dan
sekurang-kurangnya memuat:
a. nama lengkap;
b. tempat dan tanggal lahir;
c. jenis kelamin;

d. status . . .
-3-

d. status perkawinan;
e. alamat tempat tinggal;
f. pekerjaan; dan
g. kewarganegaraan asal.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus


dilampiri dengan:
a. fotokopi kutipan akte kelahiran atau surat yang
membuktikan kelahiran pemohon yang disahkan oleh
Pejabat;
b. fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah, kutipan
akte perceraian/surat talak/perceraian, atau kutipan
akte kematian isteri/suami pemohon bagi yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun yang disahkan oleh
Pejabat;
c. surat keterangan keimigrasian yang dikeluarkan oleh
kantor imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal pemohon yang menyatakan bahwa pemohon
telah bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut
atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-
turut;
d. fotokopi kartu izin tinggal tetap yang disahkan oleh
Pejabat;
e. surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari rumah
sakit;
f. surat pernyataan pemohon dapat berbahasa Indonesia;
g. surat pernyataan pemohon mengakui dasar negara
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
h. surat keterangan catatan kepolisian yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon;
i. surat keterangan dari perwakilan negara pemohon
bahwa dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik
Indonesia tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;
j. surat keterangan dari camat yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal pemohon bahwa pemohon
memiliki pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap;

k. bukti . . .
-4-

k. bukti pembayaran uang Pewarganegaraan dan biaya


permohonan ke kas negara; dan
l. pasfoto pemohon terbaru berwarna ukuran 4X6 (empat
kali enam) sentimeter sebanyak 6 (enam) lembar.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beserta


lampirannya disampaikan kepada Pejabat yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon.

Pasal 4

(1) Pejabat melakukan pemeriksaan kelengkapan persyaratan


administratif permohonan beserta lampirannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.

(2) Dalam hal persyaratan administratif permohonan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima secara
lengkap, Pejabat melakukan pemeriksaan substantif
permohonan dalam waktu paling lama 14 (empat belas)
hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima.

(3) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) tidak memenuhi persyaratan substantif, Pejabat
mengembalikannya kepada pemohon dalam waktu paling
lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pemeriksaan
substantif selesai dilakukan.

(4) Dalam hal permohonan telah dinyatakan memenuhi


persyaratan substantif, Pejabat meneruskan permohonan
kepada Menteri dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari
terhitung sejak tanggal pemeriksaan substantif selesai
dilakukan.

Pasal 5

(1) Menteri melakukan pemeriksaan substantif dan


meneruskan permohonan disertai dengan pertimbangan
kepada Presiden dalam waktu paling lama 45 (empat
puluh lima) hari terhitung sejak tanggal permohonan
diterima dari Pejabat.

(2) Dalam hal diperlukan, Menteri dapat meminta


pertimbangan dari instansi terkait.

(3) Instansi . . .
-5-

(3) Instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


memberikan pertimbangan secara tertulis kepada Menteri
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung
sejak tanggal permintaan pertimbangan diterima.

(4) Apabila pertimbangan tidak diberikan kepada Menteri


dalam waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
instansi terkait dianggap tidak berkeberatan.

Pasal 6

(1) Presiden mengabulkan atau menolak permohonan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dalam
waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari terhitung
sejak tanggal permohonan diterima dari Menteri.

(2) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dikabulkan, Presiden menetapkan Keputusan Presiden
dan memberitahukan secara tertulis kepada pemohon
dengan tembusan kepada Pejabat dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
Keputusan Presiden ditetapkan.

(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),


petikannya disampaikan kepada Pejabat untuk diteruskan
kepada pemohon dan salinannya disampaikan kepada
Menteri, Pejabat, dan perwakilan negara asal pemohon.

Pasal 7

(1) Pejabat memanggil pemohon secara tertulis untuk


mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia dalam
waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal
pemberitahuan petikan Keputusan Presiden dikirim
kepada pemohon.

(2) Dalam hal pemohon memenuhi panggilan dalam waktu


yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pemohon mengucapkan sumpah atau menyatakan janji
setia di hadapan Pejabat dan disaksikan oleh 2 (dua) orang
saksi.

(3) Dalam . . .
-6-

(3) Dalam hal pemohon tidak memenuhi panggilan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan alasan yang
sah, pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia
dapat dilakukan di hadapan Pejabat dalam batas waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) Pelaksanaan pengucapan sumpah atau pernyataan janji


setia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat berita
acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia
dalam 4 (empat) rangkap:
a. rangkap pertama untuk pemohon;
b. rangkap kedua disampaikan kepada Menteri;
c. rangkap ketiga disampaikan kepada Menteri Sekretaris
Negara; dan
d. rangkap keempat disimpan oleh Pejabat.

(5) Berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji


setia sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a
disampaikan kepada pemohon dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pengucapan
sumpah atau pernyataan janji setia.

Pasal 8

(1) Dalam hal pemohon tidak hadir tanpa alasan yang sah
setelah dipanggil secara tertulis oleh Pejabat untuk
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia pada
waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1), Keputusan Presiden batal demi
hukum.

(2) Pejabat melaporkan Keputusan Presiden yang batal demi


hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Menteri dengan melampirkan petikan Keputusan Presiden
yang bersangkutan.

Pasal 9

(1) Apabila pemohon dalam waktu 3 (tiga) bulan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) tidak dapat
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia sebagai

akibat . . .
-7-

akibat kelalaian Pejabat, pemohon dapat mengucapkan


sumpah atau menyatakan janji setia di hadapan Pejabat
lain yang ditunjuk oleh Menteri.

(2) Menteri dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari


terhitung sejak tanggal menerima laporan mengenai
kelalaian Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menunjuk pejabat lain untuk mengambil sumpah atau
pernyataan janji setia pemohon.

(3) Pejabat lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam


waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak
tanggal penunjukannya memanggil pemohon untuk
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Pasal 10

(1) Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji


setia, pemohon wajib mengembalikan dokumen atau
surat-surat keimigrasian atas namanya kepada kantor
imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
pemohon dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau
pernyataan janji setia.

(2) Dalam hal anak-anak pemohon yang belum berusia 18


(delapan belas) tahun atau belum kawin ikut memperoleh
status kewarganegaraan pemohon, dokumen atau surat-
surat keimigrasian atas nama anak-anak pemohon wajib
dikembalikan kepada kantor imigrasi yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon.

Pasal 11

(1) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 6 ayat (1) ditolak, Presiden memberitahukan kepada
Menteri.

(2) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai


dengan alasan dan diberitahukan secara tertulis oleh
Menteri kepada pemohon dengan tembusan kepada
Pejabat dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan
terhitung sejak tanggal permohonan diterima oleh
Menteri.
Pasal 12 . . .
-8-

Pasal 12

(1) Menteri mengumumkan nama orang yang telah


memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam
Berita Negara Republik Indonesia.

(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan setelah berita acara pengucapan sumpah atau
pernyataan janji setia diterima oleh Menteri.

BAB III

TATA CARA PEMBERIAN KEWARGANEGARAAN


KEPADA ORANG ASING YANG BERJASA KEPADA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA ATAU DENGAN ALASAN
KEPENTINGAN NEGARA

Pasal 13

(1) Presiden dapat memberikan Kewarganegaraan Republik


Indonesia kepada Orang Asing yang telah berjasa kepada
negara Republik Indonesia setelah memperoleh
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, kecuali dengan pemberian kewarganegaraan
tersebut mengakibatkan yang bersangkutan
berkewarganegaraan ganda.

(2) Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Orang Asing
yang karena prestasinya luar biasa di bidang
kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi,
kebudayaan, lingkungan hidup, atau keolahragaan telah
memberikan kemajuan dan keharuman nama bangsa
Indonesia.

Pasal 14

(1) Presiden dapat memberi Kewarganegaraan Republik


Indonesia kepada Orang Asing karena alasan kepentingan
negara setelah memperoleh pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, kecuali dengan

pemberian . . .
-9-

pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang


bersangkutan berkewarganegaraan ganda.

(2) Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Orang Asing
yang dinilai oleh negara telah dan dapat memberikan
sumbangan yang luar biasa untuk kepentingan
memantapkan kedaulatan negara dan meningkatkan
kemajuan khususnya di bidang perekonomian Indonesia.

Pasal 15

(1) Usul pemberian Kewarganegaraan Republik Indonesia


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 diajukan kepada
Menteri oleh pimpinan lembaga negara, lembaga
pemerintah, atau lembaga kemasyarakatan terkait.

(2) Usul pemberian Kewarganegaraan Republik Indonesia


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 diajukan kepada
Menteri oleh pimpinan lembaga negara atau lembaga
pemerintah terkait dengan tembusan kepada Pejabat yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Orang Asing yang
diusulkan.

(3) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas
kertas bermeterai cukup yang dilampiri dengan:
a. fotokopi akte kelahiran;
b. daftar riwayat hidup;
c. surat pernyataan setia kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
d. surat pernyataan bersedia menjadi Warga Negara
Indonesia dan melepaskan kewarganegaraan asalnya;
e. fotokopi paspor atau surat yang bersifat paspor yang
masih berlaku;
f. surat keterangan dari perwakilan negara Orang Asing
yang diusulkan bahwa yang bersangkutan akan
kehilangan kewarganegaraan yang dimilikinya setelah
memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia;

g. surat . . .
- 10 -

g. surat rekomendasi yang berisi pertimbangan bahwa


Orang Asing yang diusulkan layak untuk diberikan
kewarganegaraan karena jasanya atau alasan
kepentingan negara; dan
h. pas foto terbaru berwarna ukuran 4X6 (empat kali
enam) sentimeter sebanyak 6 (enam) lembar.

Pasal 16

(1) Menteri memeriksa persyaratan substantif pengusulan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.

(2) Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) Menteri meneruskan usul pemberian
Kewarganegaraan Republik Indonesia disertai dengan
pertimbangan kepada Presiden.

Pasal 17

(1) Presiden menyampaikan usul sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 16 ayat (2) kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia untuk memperoleh pertimbangan.

(2) Pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik


Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
sesuai dengan Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia.

(3) Presiden setelah memperoleh pertimbangan Dewan


Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menetapkan
Keputusan Presiden mengenai pemberian
Kewarganegaraan Republik Indonesia.

(4) Keputusan Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (3),


petikannya disampaikan kepada Menteri untuk diteruskan
kepada Orang Asing yang bersangkutan melalui Pejabat
dan salinannya disampaikan kepada:
a. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
b. lembaga pengusul;
c. Menteri;
d. perwakilan negara asal Orang Asing yang
bersangkutan; dan
e. Pejabat . . .
- 11 -

e. Pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal


Orang Asing yang bersangkutan.

Pasal 18

(1) Pejabat memanggil Orang Asing yang bersangkutan secara


tertulis untuk mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan
terhitung sejak tanggal pemberitahuan petikan Keputusan
Presiden dikirim kepada Orang Asing yang bersangkutan.

(2) Dalam hal Orang Asing yang bersangkutan memenuhi


panggilan dalam waktu yang ditentukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Orang Asing yang bersangkutan
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia di
hadapan Pejabat dan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.

(3) Dalam hal Orang Asing yang bersangkutan tidak


memenuhi panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan alasan yang sah, pengucapan sumpah atau
pernyataan janji setia dapat dilakukan di hadapan Pejabat
dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) Pelaksanaan pengucapan sumpah atau pernyataan janji


setia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam
berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji
setia dalam 4 (empat) rangkap:
a. rangkap pertama untuk Orang Asing yang
bersangkutan;
b. rangkap kedua disampaikan kepada Menteri;
c. rangkap ketiga disampaikan kepada Menteri Sekretaris
Negara; dan
d. rangkap keempat disimpan oleh Pejabat.

(5) Berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji


setia sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a
disampaikan kepada Orang Asing yang bersangkutan
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung
sejak tanggal pengucapan sumpah atau pernyataan janji
setia.

Pasal 19 . . .
- 12 -

Pasal 19

(1) Dalam hal Orang Asing yang bersangkutan tidak hadir


tanpa alasan yang sah setelah dipanggil secara tertulis
oleh Pejabat untuk mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia pada waktu yang telah ditentukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3),
Keputusan Presiden batal demi hukum.

(2) Pejabat melaporkan Keputusan Presiden yang batal demi


hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Menteri dengan melampirkan petikan Keputusan Presiden
yang bersangkutan.

Pasal 20

(1) Apabila Orang Asing yang bersangkutan dalam waktu 3


(tiga) bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(1) tidak dapat mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia sebagai akibat kelalaian Pejabat, Orang Asing
yang bersangkutan dapat mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia di hadapan Pejabat lain yang
ditunjuk oleh Menteri.

(2) Menteri dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari


terhitung sejak tanggal menerima laporan mengenai
kelalaian Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menunjuk pejabat lain untuk mengambil sumpah atau
pernyataan janji setia Orang Asing yang bersangkutan.

(3) Pejabat lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam


waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak
tanggal penunjukannya memanggil Orang Asing yang
bersangkutan untuk mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia.

Pasal 21

(1) Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji


setia, Orang Asing yang bersangkutan wajib
mengembalikan dokumen atau surat-surat keimigrasian
atas namanya kepada kantor imigrasi yang wilayah

kerjanya . . .
- 13 -

kerjanya meliputi tempat tinggal Orang Asing yang


bersangkutan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas)
hari terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau
pernyataan janji setia.

(2) Dalam hal anak-anak Orang Asing yang bersangkutan


yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum
kawin ikut memperoleh status kewarganegaraan Orang
Asing yang bersangkutan, dokumen atau surat-surat
keimigrasian atas nama anak-anak Orang Asing yang
bersangkutan wajib dikembalikan kepada kantor imigrasi
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Orang Asing
yang bersangkutan.

Pasal 22

(1) Dalam hal usulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


16 ditolak, Presiden memberitahukan secara tertulis
kepada Menteri disertai alasannya.

(2) Penolakan serta alasan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) diberitahukan secara tertulis oleh Menteri kepada
pimpinan lembaga negara, lembaga pemerintah, atau
lembaga kemasyarakatan terkait.

Pasal 23

(1) Menteri mengumumkan nama Orang Asing yang diberi


Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan setelah berita acara pengucapan sumpah atau
pernyataan janji setia diterima oleh Menteri.

BAB IV

TATA CARA MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN


REPUBLIK INDONESIA BAGI ANAK ANGKAT

Pasal 24 . . .
- 14 -

Pasal 24

Anak warga negara asing yang belum berusia 5 (lima) tahun


yang diangkat secara sah menurut penetapan pengadilan
sebagai anak oleh Warga Negara Indonesia memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia.

Pasal 25

(1) Untuk memperoleh kewarganegaraan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 24, orang tua angkat dari anak
yang diangkat mengajukan permohonan kepada Menteri
melalui Pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal pemohon.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas
kertas bermeterai cukup dan sekurang-kurangnya
memuat:
a. nama lengkap orang tua angkat;
b. tempat dan tanggal lahir;
c. alamat tempat tinggal;
d. pekerjaan;
e. status perkawinan orang tua;
f. nama lengkap anak angkat;
g. tempat dan tanggal lahir anak;
h. jenis kelamin anak; dan
i. kewarganegaraan asal anak.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus


dilampiri dengan:
a. fotokopi kutipan akte kelahiran atau surat keterangan
kelahiran anak yang diangkat yang disahkan oleh
Pejabat;
b. izin keimigrasian bagi anak yang bertempat tinggal di
luar wilayah Republik Indonesia;

c. surat . . .
- 15 -

c. surat keterangan tempat tinggal anak dari camat bagi


anak yang bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia;
d. fotokopi paspor anak yang masih berlaku;
e. penetapan pengadilan negeri tentang pengangkatan
anak;
f. surat keterangan dari perwakilan negara anak bahwa
tidak keberatan anak yang bersangkutan memperoleh
Kewarganegaraan Republik Indonesia;
g. fotokopi kutipan akte kelahiran orang tua yang
mengangkat anak yang disahkan oleh Pejabat;
h. fotokopi paspor atau kartu tanda penduduk orang tua
yang mengangkat anak yang disahkan oleh Pejabat;
i. fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah, kutipan
akte perceraian/surat talak/perceraian, atau kutipan
akte kematian salah satu orang tua yang mengangkat
anak yang disahkan oleh Pejabat; dan
j. pasfoto anak terbaru berwarna ukuran 4X6 (empat kali
enam) sentimeter sebanyak 6 (enam) lembar.

Pasal 26

(1) Pejabat memeriksa kelengkapan persyaratan permohonan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) terhitung sejak tanggal
permohonan diterima.

(2) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 25 belum lengkap, Pejabat mengembalikan
permohonan kepada pemohon dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal permohonan
diterima untuk dilengkapi.

(3) Dalam hal permohonan telah lengkap, Pejabat


menyampaikan permohonan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 kepada Menteri dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal permohonan
diterima.

Pasal 27 . . .
- 16 -

Pasal 27

(1) Menteri memeriksa kelengkapan permohonan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (3) dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak
diterima dari Pejabat.
(2) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) belum lengkap, Menteri mengembalikan permohonan
kepada Pejabat dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari terhitung sejak tanggal diterimanya
permohonan dari Pejabat untuk dilengkapi.

(3) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) telah lengkap, Menteri menetapkan keputusan
mengenai perolehan Kewarganegaraan Republik Indonesia
bagi anak angkat.

Pasal 28

(1) Keputusan Menteri mengenai perolehan kewarganegaraan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3),
disampaikan kepada Pejabat dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari sejak tanggal ditetapkan dan
salinannya disampaikan kepada Pejabat dan perwakilan
negara asal pemohon.

(2) Pejabat menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) kepada pemohon dalam waktu paling lambat
7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal Keputusan Menteri
diterima.

Pasal 29

Dalam hal perolehan Kewarganegaraan Republik Indonesia


mengakibatkan anak angkat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 berkewarganegaraan ganda, berlaku ketentuan Pasal
6 Undang-Undang.

Pasal 30

Menteri mengumumkan nama anak angkat yang memperoleh


Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam . . .
- 17 -

dalam Pasal 27 ayat (3) dalam Berita Negara Republik


Indonesia.

BAB V

TATA CARA KEHILANGAN, PEMBATALAN,


MEMPEROLEH KEMBALI KEWARGANEGARAAN REPUBLIK
INDONESIA DAN MENYAMPAIKAN PERNYATAAN
INGIN TETAP MENJADI WARGA NEGARA INDONESIA

Bagian Pertama

Tata Cara Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia

Pasal 31

(1) Warga Negara Indonesia dengan sendirinya kehilangan


kewarganegaraannya karena:
a. memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya
sendiri;
b. tidak menolak atau tidak melepaskan
kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
c. masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih
dahulu dari Presiden;
d. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang
jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia;
e. secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan
janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara
asing tersebut;
f. tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan
sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu
negara asing;
g. mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari
negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai
tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya; atau
h. bertempat . . .
- 18 -

h. bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik


Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus bukan
dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan
dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk
tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka
waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima)
tahun berikutnya yang bersangkutan tidak
mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga
Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik
Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan
Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan
secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang
yang bersangkutan tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan.

(2) Warga Negara Indonesia dinyatakan hilang


kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya
sendiri apabila yang bersangkutan sudah berusia 18
(delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal
di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang
Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan.

Pasal 32

(1) Pimpinan instansi tingkat pusat yang mengetahui adanya


Warga Negara Indonesia yang memenuhi ketentuan
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1)
mengkoordinasikan kepada Menteri.

(2) Pimpinan instansi tingkat daerah atau anggota masyarakat


yang mengetahui adanya Warga Negara Indonesia yang
memenuhi ketentuan kehilangan Kewarganegaraan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31
ayat (1) melaporkan secara tertulis kepada Pejabat.

(3) Anggota masyarakat yang bertempat tinggal di luar wilayah


negara Republik Indonesia yang mengetahui adanya Warga
Negara Indonesia yang memenuhi ketentuan kehilangan
Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) melaporkan secara
tertulis kepada Perwakilan Republik Indonesia.

Pasal 33 . . .
- 19 -

Pasal 33

(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2)


dan ayat (3) sekurang-kurangnya memuat:
a. nama lengkap, alamat pelapor dan terlapor; dan
b. alasan kehilangan Kewarganegaraan Republik
Indonesia terlapor.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat


dilampiri antara lain:
a. fotokopi Surat Perjalanan Republik Indonesia atas
nama yang bersangkutan; dan
b. fotokopi paspor atau surat yang bersifat paspor dari
negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai
tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari
negara lain atas namanya.

Pasal 34

(1) Sebagai tindak lanjut hasil koordinasi dan laporan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Menteri
memeriksa kebenaran laporan tentang kehilangan
Kewarganegaraan Republik Indonesia.

(2) Untuk keperluan pemeriksaan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), Menteri melakukan klarifikasi kepada
pelapor, terlapor, dan instansi terkait.

(3) Dalam hal hasil pemeriksaan dan klarifikasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) telah memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Menteri
menetapkan Keputusan Menteri tentang nama orang yang
kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia.

(4) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (3)


tembusannya disampaikan kepada:
a. Presiden;
b. Pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
orang yang kehilangan kewarganegaraan;

c. Perwakilan . . .
- 20 -

c. Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya


meliputi tempat tinggal orang yang kehilangan
kewarganegaraan; dan
d. instansi terkait.

Pasal 35

(1) Permohonan kehilangan Kewarganegaraan Republik


Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2)
diajukan secara tertulis oleh yang bersangkutan kepada
Presiden melalui Menteri.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat


dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup
dan sekurang-kurangnya memuat:
a. nama lengkap;
b. tempat dan tanggal lahir;
c. alamat tempat tinggal;
d. pekerjaan;
e. jenis kelamin;
f. status perkawinan pemohon; dan
g. alasan permohonan.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


dilampiri dengan:
a. fotokopi kutipan akte kelahiran atau surat yang
membuktikan kelahiran pemohon yang disahkan oleh
Kepala Perwakilan Republik Indonesia;
b. fotokopi akte perkawinan/buku nikah, kutipan akte
perceraian/surat talak/perceraian, atau kutipan akte
kematian isteri/suami pemohon bagi yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun dan sudah kawin
yang disahkan oleh Kepala Perwakilan Republik
Indonesia;
c. fotokopi Surat Perjalanan Republik Indonesia atau
Kartu Tanda Penduduk yang disahkan oleh Kepala
Perwakilan Republik Indonesia;

d. surat . . .
- 21 -

d. surat keterangan dari perwakilan negara asing bahwa


dengan kehilangan Kewarganegaraan Republik
Indonesia pemohon akan menjadi warga negara asing;
dan
e. pasfoto pemohon terbaru berwarna ukuran 4X6 (empat
kali enam) sentimeter sebanyak 6 (enam) lembar.

(4) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beserta


lampirannya disampaikan kepada Perwakilan Republik
Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
pemohon.

Pasal 36

(1) Perwakilan Republik Indonesia memeriksa kelengkapan


persyaratan permohonan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35 dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari
terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan.

(2) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 35 belum lengkap, Perwakilan Republik Indonesia
mengembalikan kepada pemohon dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
permohonan diterima.

(3) Dalam hal permohonan telah lengkap, Perwakilan


Republik Indonesia menyampaikan permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Menteri
dalam waktu paling lama 2 (dua) bulan terhitung sejak
tanggal permohonan diterima secara lengkap.

Pasal 37

(1) Menteri setelah menerima permohonan dari Perwakilan


Republik Indonesia dalam waktu paling lama 14 (empat
belas) hari memeriksa permohonan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (3).

(2) Dalam hal permohonan belum lengkap, Menteri


mengembalikan permohonan kepada Perwakilan Republik
Indonesia dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
terhitung sejak tanggal permohonan diterima untuk
dilengkapi.

(3) Dalam . . .
- 22 -

(3) Dalam hal permohonan telah lengkap, Menteri


meneruskan permohonan kepada Presiden dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
permohonan diterima.

Pasal 38

(1) Presiden menetapkan keputusan mengenai kehilangan


Kewarganegaraan Republik Indonesia.

(2) Keputusan Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


petikannya disampaikan kepada Perwakilan Republik
Indonesia dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
terhitung sejak tanggal Keputusan Presiden ditetapkan
dan salinannya disampaikan kepada Menteri dan
Perwakilan Republik Indonesia.

(3) Perwakilan Republik Indonesia menyampaikan keputusan


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada pemohon
dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak
tanggal Keputusan Presiden diterima.

Pasal 39

Menteri mengumumkan nama orang yang kehilangan


Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 34 dan Pasal 38 dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Bagian Kedua

Tata Cara Pembatalan Kewarganegaraan Republik Indonesia

Pasal 40

(1) Setiap orang yang memperoleh Kewarganegaraan Republik


Indonesia berdasarkan keterangan yang kemudian hari
dinyatakan palsu atau dipalsukan, tidak benar, atau
terjadi kekeliruan mengenai orangnya oleh instansi yang
berwenang, dinyatakan batal kewarganegaraannya.

(2) Pernyataan . . .
- 23 -

(2) Pernyataan palsu atau dipalsukan, tidak benar, atau


terjadi kekeliruan mengenai orangnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(3) Berdasarkan putusan pengadilan sebagaimana dimaksud


pada ayat (2), Menteri menyampaikan kepada Presiden
untuk membatalkan Kewarganegaraan Republik Indonesia
dalam hal perolehan Kewarganegaraan Republik Indonesia
ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden.

(4) Dalam hal perolehan Kewarganegaraan Republik Indonesia


berdasarkan Keputusan Menteri, pembatalannya
ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

(5) Keputusan Presiden mengenai pembatalan sebagaimana


dimaksud pada ayat (3), petikannya disampaikan kepada
yang bersangkutan dan salinannya disampaikan kepada
instansi terkait.

(6) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


tembusannya disampaikan kepada:
a. Presiden;
b. Pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
orang yang kehilangan kewarganegaraan;
c. Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal orang yang kehilangan
kewarganegaraan; dan
d. instansi terkait.

Pasal 41

Bagi Warga Negara Indonesia yang kewarganegaraannya


dibatalkan, berlaku ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai orang asing.

Pasal 42

Menteri mengumumkan nama orang yang


kewarganegaraannya dibatalkan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40 dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Bagian . . .
- 24 -

Bagian Ketiga

Tata Cara Memperoleh Kembali


Kewarganegaraan Republik Indonesia

Pasal 43

(1) Warga Negara yang kehilangan Kewarganegaraan Republik


Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf a
sampai dengan huruf h Undang-Undang, dapat
memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia
dengan mengajukan permohonan kepada Presiden melalui
Menteri.

(2) Tata cara pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan
pewarganegaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
sampai dengan Pasal 12.

Pasal 44

(1) Warga Negara Indonesia yang kehilangan


kewarganegaraannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
23 huruf i Undang-Undang, dapat memperoleh kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan mengajukan
permohonan kepada Menteri melalui Pejabat atau
Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal pemohon.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas
kertas bermeterai cukup dan sekurang-kurangnya
memuat:
a. nama lengkap;
b. alamat tempat tinggal;
c. tempat dan tanggal lahir;
d. pekerjaan;
e. jenis kelamin;
f. status perkawinan; dan
g. alasan kehilangan Kewarganegaraan Republik
Indonesia.
(3) Permohonan . . .
- 25 -

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus


dilampiri dengan:
a. fotokopi kutipan akte kelahiran atau surat lain yang
membuktikan tentang kelahiran pemohon yang
disahkan oleh Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia;
b. fotokopi paspor Republik Indonesia, surat yang bersifat
paspor, atau surat lain yang dapat membuktikan
bahwa pemohon pernah menjadi Warga Negara
Indonesia yang disahkan oleh Pejabat atau Perwakilan
Republik Indonesia;
c. fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah, kutipan
akte perceraian/surat talak/perceraian, atau kutipan
akte kematian isteri/suami pemohon yang disahkan
oleh Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia bagi
pemohon yang telah kawin atau cerai;
d. fotokopi kutipan akte kelahiran anak pemohon yang
belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan belum
kawin yang disahkan oleh Pejabat atau Perwakilan
Republik Indonesia bagi yang mempunyai anak;
e. pernyataan tertulis bahwa pemohon setia kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan akan membelanya dengan sungguh-
sungguh serta akan menjalankan kewajiban yang
dibebankan negara sebagai Warga Negara Indonesia
dengan tulus dan ikhlas;
f. daftar riwayat hidup pemohon; dan
g. pasfoto pemohon terbaru berwarna ukuran 4X6 (empat
kali enam) sentimeter sebanyak 6 (enam) lembar.

Pasal 45

(1) Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah


kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon memeriksa
kelengkapan permohonan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 44 dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
terhitung sejak tanggal permohonan diterima.

(2) Dalam . . .
- 26 -

(2) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) belum lengkap, Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia mengembalikan permohonan kepada pemohon
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung
sejak tanggal permohonan diterima untuk dilengkapi.

(3) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) telah lengkap, Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia menyampaikan permohonan kepada Menteri
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung
sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.

Pasal 46

(1) Menteri memeriksa kelengkapan permohonan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3) dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak
tanggal permohonan diterima dari Pejabat atau Perwakilan
Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal pemohon.

(2) Dalam hal permohonan belum lengkap, Menteri


mengembalikan permohonan kepada Pejabat atau
Perwakilan Republik Indonesia dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal permohonan
diterima untuk dilengkapi.

(3) Dalam hal permohonan telah lengkap, Menteri


menetapkan keputusan memperoleh kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam waktu paling
lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal permohonan
diterima.

Pasal 47

(1) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46


ayat (3), disampaikan kepada Pejabat atau Perwakilan
Republik Indonesia dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari sejak tanggal ditetapkan dan salinannya
disampaikan kepada Presiden dan Pejabat atau
Perwakilan Republik Indonesia.

(2) Pejabat . . .
- 27 -

(2) Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia


menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada pemohon dalam waktu paling lambat 7
(tujuh) hari terhitung sejak tanggal Keputusan Menteri
diterima.

Pasal 48

(1) Anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau


belum kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia, dari ayah atau ibu yang
memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia
berdasarkan keputusan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (3), dengan sendirinya berkewarganegaraan
Republik Indonesia.

(2) Apabila dengan perolehan Kewarganegaraan Republik


Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan anak berkewarganegaraan ganda, setelah
berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin
berlaku ketentuan Pasal 6 Undang-Undang.

Pasal 49

(1) Warga Negara Indonesia yang kehilangan


kewarganegaraannya akibat ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
Undang sejak putusnya perkawinan dapat memperoleh
kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia dengan
mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Pejabat
atau Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal pemohon.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas
kertas bermeterai cukup dan sekurang-kurangnya
memuat:
a. nama lengkap;
b. alamat tempat tinggal;
c. tempat dan tanggal lahir;
d. pekerjaan;
e. jenis kelamin;
f. status . . .
- 28 -

f. status perkawinan; dan


g. alasan kehilangan Kewarganegaraan Republik
Indonesia.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus


dilampiri dengan:
a. fotokopi kutipan akte kelahiran atau surat lain yang
membuktikan tentang kelahiran pemohon yang
disahkan oleh Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia;
b. fotokopi paspor Republik Indonesia, surat yang bersifat
paspor, atau surat lain yang dapat membuktikan
bahwa pemohon pernah menjadi Warga Negara
Indonesia yang disahkan oleh Pejabat atau Perwakilan
Republik Indonesia;
c. fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah, kutipan
akte perceraian/surat talak/perceraian, atau kutipan
akte kematian isteri/suami pemohon yang disahkan
oleh Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia bagi
pemohon yang telah kawin atau cerai;
d. fotokopi kutipan akte kelahiran anak pemohon yang
belum berusia 18 (delapan belas) tahun dan belum
kawin yang disahkan oleh Pejabat atau Perwakilan
Republik Indonesia bagi yang mempunyai anak;
e. pernyataan tertulis bahwa pemohon setia kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan akan membelanya dengan sungguh-
sungguh serta akan menjalankan kewajiban yang
dibebankan negara sebagai Warga Negara Indonesia
dengan tulus dan ikhlas;
f. daftar riwayat hidup pemohon; dan
g. pasfoto pemohon terbaru berwarna ukuran 4X6 (empat
kali enam) sentimeter sebanyak 6 (enam) lembar.

Pasal 50

(1) Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah


kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon memeriksa

kelengkapan . . .
- 29 -

kelengkapan permohonan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 49 dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
terhitung sejak tanggal permohonan diterima.

(2) Dalam hal permohonan belum lengkap, Pejabat atau


Perwakilan Republik Indonesia mengembalikan
permohonan kepada pemohon dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal permohonan
diterima untuk dilengkapi.

(3) Dalam hal permohonan telah lengkap, Pejabat atau


Perwakilan Republik Indonesia menyampaikan
permohonan kepada Menteri dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal permohonan
diterima secara lengkap.

Pasal 51

(1) Menteri memeriksa kelengkapan permohonan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (3) dalam
waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak
tanggal permohonan diterima dari Pejabat atau Perwakilan
Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal pemohon.

(2) Dalam hal permohonan belum lengkap, Menteri


mengembalikan permohonan kepada Pejabat atau
Perwakilan Republik Indonesia dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal permohonan
diterima untuk dilengkapi.

(3) Dalam hal permohonan telah lengkap, Menteri


menetapkan keputusan memperoleh kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam waktu paling
lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal permohonan
diterima.

Pasal 52

(1) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51


ayat (3), disampaikan kepada Pejabat atau Perwakilan
Republik Indonesia dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari sejak tanggal ditetapkan dan salinannya

disampaikan . . .
- 30 -

disampaikan kepada Presiden, Pejabat atau Perwakilan


Republik Indonesia.

(2) Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia


menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada pemohon dalam waktu paling lambat 7
(tujuh) hari terhitung sejak tanggal Keputusan Menteri
diterima.

Pasal 53

(1) Anak yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau


belum kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia, dari ayah atau ibu yang
memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia
berdasarkan keputusan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 51 ayat (3), dengan sendirinya berkewarganegaraan
Republik Indonesia.

(2) Apabila dengan perolehan Kewarganegaraan Republik


Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan anak berkewarganegaraan ganda, setelah
berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin
berlaku ketentuan Pasal 6 Undang-Undang.

Pasal 54

Menteri mengumumkan nama orang yang memperoleh


kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 51 ayat (3) dan Pasal 53 ayat (1) dalam
Berita Negara Republik Indonesia.

Bagian Keempat

Pernyataan Ingin Tetap Menjadi Warga Negara Indonesia

Pasal 55

(1) Perempuan atau laki-laki Warga Negara Indonesia yang


kawin dengan laki-laki atau perempuan warga negara
asing kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia

karena . . .
- 31 -

karena menurut hukum negara asal suami atau istri,


kewarganegaraan istri atau suami mengikuti
kewarganegaraan suami atau istri sebagai akibat
perkawinan tersebut.

(2) Jika perempuan atau laki-laki sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia
dapat mengajukan surat pernyataan mengenai
keinginannya kepada Menteri melalui Pejabat atau
Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal orang yang mengajukan
pernyataan.

(3) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


diajukan setelah 3 (tiga) tahun sejak tanggal perkawinan
berlangsung, dibuat dalam bahasa Indonesia di atas kertas
bermeterai cukup dan sekurang-kurangnya memuat:
a. nama lengkap orang yang mengajukan pernyataan;
b. tempat dan tanggal lahir;
c. jenis kelamin;
d. alamat tempat tinggal;
e. pekerjaan;
f. kewarganegaraan suami atau istri;
g. status perkawinan; dan
h. nama lengkap suami atau istri.

(4) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


harus dilampiri dengan:
a. fotokopi kutipan akte kelahiran orang yang
mengajukan pernyataan yang disahkan oleh Pejabat
atau Perwakilan Republik Indonesia;
b. fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah orang
yang mengajukan surat pernyataan yang disahkan oleh
Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia;
c. fotokopi paspor Republik Indonesia, surat yang bersifat
paspor, atau surat lain yang dapat membuktikan
bahwa orang yang mengajukan surat pernyataan
pernah menjadi Warga Negara Indonesia yang disahkan
oleh Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia;

d. surat . . .
- 32 -

d. surat pernyataan menolak menjadi warga negara asing


dari orang yang mengajukan surat pernyataan di atas
kertas bermeterai cukup yang disetujui oleh pejabat
negara asing yang berwenang atau kantor perwakilan
negara asing; dan
e. pasfoto berwarna terbaru dari orang yang mengajukan
surat pernyataan berukuran 4X6 (empat kali enam)
sentimeter sebanyak 6 (enam) lembar.

Pasal 56

(1) Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia setelah


menerima pernyataan memeriksa kelengkapan persyaratan
pernyataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 dalam
jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
permohonan diterima.

(2) Dalam hal pernyataan belum lengkap, Pejabat atau


Perwakilan Republik Indonesia mengembalikan kepada
orang yang mengajukan pernyataan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
pernyataan diterima untuk dilengkapi.

(3) Dalam hal pernyataan telah dinyatakan lengkap, Pejabat


atau Perwakilan Republik Indonesia menyampaikan
kepada Menteri dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari terhitung sejak tanggal pernyataan diterima
secara lengkap.

Pasal 57

(1) Menteri memeriksa pernyataan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 56 ayat (3) dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari terhitung sejak tanggal pernyataan
diterima dari Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia.

(2) Dalam hal pernyataan belum lengkap, Menteri


mengembalikan pernyataan kepada Pejabat atau
Perwakilan Republik Indonesia dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pernyataan
diterima dari Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
untuk dilengkapi.

Pasal 58 . . .
- 33 -

Pasal 58

(1) Dalam hal pernyataan telah lengkap, dalam waktu paling


lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
pernyataan diterima dari Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia, Menteri menetapkan keputusan bahwa orang
yang mengajukan pernyataan, tetap sebagai Warga Negara
Indonesia.

(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


disampaikan kepada Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia untuk diteruskan kepada orang yang
mengajukan pernyataan dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari terhitung sejak tanggal Keputusan
Menteri diterima dan tembusannya disampaikan kepada
Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia.

BAB VI

KETENTUAN LAIN

Pasal 59

(1) Anak yang berkewarganegaraan ganda sebagaimana


dimaksud dalam Undang-Undang, wajib didaftarkan oleh
orang tua atau walinya pada kantor imigrasi atau
Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal anak.

(2) Kantor imigrasi atau Perwakilan Republik Indonesia


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencatat dalam
register dan mengeluarkan bukti pendaftaran untuk
memperoleh fasilitas sebagai Warga Negara Indonesia yang
berkewarganegaraan ganda.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran dan


pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta
pemberian fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 60 . . .
- 34 -

Pasal 60

(1) Anak yang berkewarganegaraan ganda sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1), paling lambat 3 (tiga)
tahun setelah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah
kawin harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraannya.

(2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


memilih Kewarganegaraan Republik Indonesia, pernyataan
disampaikan kepada Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
anak.

(3) Pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan


secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas
bermeterai cukup dan sekurang-kurangnya memuat:
a. nama lengkap anak yang menyampaikan pernyataan;
b. tempat dan tanggal lahir;
c. jenis kelamin;
d. alamat tempat tinggal;
e. nama lengkap orang tua;
f. status perkawinan orang tua; dan
g. kewarganegaraan orang tua.

(4) Pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus


dilampiri dengan:
a. fotokopi kutipan akte kelahiran anak yang disahkan
oleh Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia;
b. fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah orang
tua yang disahkan oleh Pejabat atau Perwakilan
Republik Indonesia;
c. fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah anak
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun tetapi
sudah kawin yang disahkan oleh Pejabat atau
Perwakilan Republik Indonesia;
d. fotokopi paspor Republik Indonesia dan/atau paspor
asing atau surat lainnya yang disahkan oleh Pejabat
atau Perwakilan Republik Indonesia;

e. surat . . .
- 35 -

e. surat pernyataan melepaskan kewarganegaraan asing


dari anak yang mengajukan surat pernyataan di atas
kertas bermeterai cukup yang disetujui oleh pejabat
negara asing yang berwenang atau kantor perwakilan
negara asing; dan
f. pasfoto berwarna terbaru dari anak yang
menyampaikan pernyataan berukuran 4X6 (empat kali
enam) sentimeter sebanyak 6 (enam) lembar.

Pasal 61

(1) Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia memeriksa


kelengkapan pernyataan memilih Kewarganegaraan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
ayat (4) dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
terhitung sejak tanggal pernyataan diterima.

(2) Dalam hal pernyataan belum lengkap, Pejabat atau


Perwakilan Republik Indonesia mengembalikan pernyataan
kepada anak yang menyampaikan pernyataan memilih
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung
sejak tanggal pernyataan diterima untuk dilengkapi.

(3) Dalam hal pernyataan telah lengkap, Pejabat atau


Perwakilan Republik Indonesia menyampaikan kepada
Menteri dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
terhitung sejak tanggal pernyataan diterima secara
lengkap.

Pasal 62

(1) Menteri memeriksa pernyataan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 61 ayat (3) dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari terhitung sejak tanggal diterimanya
pernyataan dari Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia.

(2) Dalam hal pernyataan belum lengkap, Menteri


mengembalikan pernyataan kepada Pejabat atau
Perwakilan Republik Indonesia dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pernyataan
diterima untuk dilengkapi.

(3) Dalam . . .
- 36 -

(3) Dalam hal pernyataan telah lengkap, Menteri menetapkan


keputusan bahwa anak yang bersangkutan Warga Negara
Indonesia.

Pasal 63

(1) Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62


ayat (3) disampaikan kepada pemohon melalui Pejabat
atau Perwakilan Republik Indonesia dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal
ditetapkan dan salinannya disampaikan kepada Presiden
dan Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia.

(2) Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia


memberitahukan keputusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada anak yang mengajukan pernyataan
memilih dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari
terhitung sejak tanggal Keputusan Menteri diterima.

Pasal 64

(1) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63


ayat (2) juga memuat kewajiban anak untuk menyerahkan
kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia tanda
terima pengembalian dokumen atau surat-surat
keimigrasian negara asing dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari terhitung sejak tanggal pemberitahuan
diterima oleh anak yang menyampaikan pernyataan
memilih.

(2) Keputusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1)


disampaikan oleh Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia kepada anak yang menyampaikan pernyataan
memilih setelah anak tersebut menyerahkan tanda terima
pengembalian dokumen atau surat-surat keimigrasian
negara asing kepada Pejabat atau Perwakilan Republik
Indonesia.

(3) Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia melaporkan


kepada Menteri tentang penyerahan Keputusan Menteri
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam waktu paling

lambat . . .
- 37 -

lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal


penyerahan Keputusan Menteri kepada anak yang
menyampaikan pernyataan memilih.

Pasal 65

(1) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60


ayat (1) memilih kewarganegaraan asing atau tidak
memilih salah satu kewarganegaraan, berlaku ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai orang asing.

(2) Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


mengembalikan keputusan, dokumen, atau surat lain yang
membuktikan identitas anak sebagai Warga Negara
Indonesia dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
terhitung sejak tanggal batas waktu yang ditentukan oleh
Undang-Undang untuk memilih berakhir.

Pasal 66

Formulir yang digunakan untuk:


a. pewarganegaraan;
b. memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi
anak angkat;
c. kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia;
d. memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik
Indonesia;
e. menyampaikan pernyataan ingin tetap menjadi Warga
Negara Indonesia;
f. pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda; dan
g. memilih kewarganegaraan bagi anak yang
berkewarganegaraan ganda,
diatur dengan Peraturan Menteri.

BAB VII . . .
- 38 -

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 67

(1) Perempuan asing yang kawin dengan laki-laki Warga


Negara Indonesia dalam waktu 1 (satu) tahun sebelum
Undang-Undang berlaku, diberi kesempatan untuk
menyatakan keterangan memperoleh Kewarganegaraan
Republik Indonesia.

(2) Kesempatan untuk menyatakan keterangan memperoleh


Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam waktu paling
lambat 1 (satu) tahun setelah perkawinan.

(3) Proses penyelesaian perolehan Kewarganegaraan Republik


Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan
kepada Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang
menyampaikan pernyataan dan dilakukan berdasarkan
Undang-Undang.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 68

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:


a. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1958 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
tanggal 23 Desember 1958 dan peraturan pelaksanaannya;
dan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1976 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1976
tentang Perubahan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 tanggal 13 April 1976 dan peraturan
pelaksanaannya,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 69 . . .
- 39 -

Pasal 69

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta
pada tanggal 2 Januari 2007
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 2 Januari 2007
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AD INTERIM,

ttd

YUSRIL IHZA MAHENDRA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2007 NOMOR 2


PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2007
TENTANG
TATA CARA MEMPEROLEH, KEHILANGAN, PEMBATALAN,
DAN MEMPEROLEH KEMBALI KEWARGANEGARAAN
REPUBLIK INDONESIA

I. UMUM

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan


Republik Indonesia diundangkan dan mulai berlaku pada tanggal 1
Agustus Tahun 2006. Undang-Undang tersebut memerintahkan
pelaksanaan beberapa ketentuan untuk diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah, yaitu Pasal 22 mengenai tata cara mengajukan dan
memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, Pasal 30 mengenai
persyaratan dan tata cara kehilangan dan pembatalan Kewarganegaraan
Republik Indonesia, dan Pasal 35 mengenai persyaratan dan tata cara
memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia. Sedangkan
khusus ketentuan lebih lanjut mengenai biaya permohonan
pewarganegaraan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 12 Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia akan diatur dengan Peraturan Pemerintah tersendiri.

Penyusunan beberapa ketentuan yang merupakan peraturan


pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam satu Peraturan Pemerintah
dimaksudkan agar lebih efisien dan terintegrasi serta untuk memberikan
kemudahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan di bidang
kewarganegaraan.

Asas khusus yang menjadi dasar penyusunan Peraturan Pemerintah


ini merupakan asas yang juga terdapat dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yaitu:
1. Asas perlindungan maksimum, yaitu asas yang menentukan bahwa
pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap
Warga Negara Indonesia dalam keadaan apapun baik di dalam
maupun di luar negeri;
2. Asas kebenaran substantif, yaitu prosedur pewarganegaraan
seseorang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai

substansi . . .
-2-

substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat


dipertanggungjawabkan kebenarannya;
3. Asas keterbukaan, yaitu asas yang menentukan bahwa dalam segala
ihwal yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan
secara terbuka termasuk batasan waktu penyelesaian permohonan
pada setiap tingkatan proses; dan
4. Asas publisitas, yaitu asas yang menentukan bahwa seseorang yang
memperoleh, kehilangan, memperoleh kembali kewarganegaraan
Indonesia, atau ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar
masyarakat mengetahuinya.

Adapun pokok materi muatan yang diatur dalam Peraturan


Pemerintah ini meliputi tata cara pengajuan permohonan dan/atau
penyampaian pernyataan untuk:
1. memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui
pewarganegaraan, pengangkatan anak, karena pemberian oleh
negara terhadap orang yang berjasa, atau karena alasan kepentingan
negara;
2. kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia, baik kehilangan
dengan sendirinya maupun atas permohonan yang bersangkutan;
3. pembatalan perolehan Kewarganegaraan Republik Indonesia;
4. memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia karena
kehilangan dengan sendirinya, kehilangan karena permohonan, dan
karena putusnya perkawinan;
5. tetap menjadi Warga Negara Indonesia bagi Warga Negara Indonesia
yang kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia karena
perkawinan; dan
6. memilih Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi anak yang
berkewarganegaraan ganda.
yang disampaikan melalui Pejabat atau Perwakilan Republik Indonesia
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon atau orang yang
menyampaikan pernyataan.

Selain itu, dalam Peraturan Pemerintah ini juga diatur mengenai


anak yang berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum
kawin. Anak yang berkewarganegaraan ganda tersebut wajib didaftarkan
oleh orang tua atau walinya pada kantor imigrasi atau Perwakilan
Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal anak.

Pendaftaran . . .
-3-

Pendaftaran tersebut dimaksudkan untuk memperoleh fasilitas sebagai


Warga Negara Indonesia yang berkewarganegaraan ganda. Jika anak yang
berkewarganegaraan ganda tersebut telah berusia 18 (delapan belas)
tahun atau sudah kawin harus mengajukan pernyataan memilih salah
satu kewarganegaraannya.

Dalam Peraturan Pemerintah ini ditentukan adanya persyaratan


berupa foto kopi kutipan akte atau surat/surat keterangan yang harus
disahkan oleh Pejabat. Yang dimaksud dengan disahkan oleh Pejabat
adalah Pejabat mencocokkan foto kopi kutipan akte atau surat/surat
keterangan dengan aslinya. Ketentuan tersebut dimaksudkan untuk
memberi kemudahan pelayanan kepada masyarakat dengan tetap
memperhatikan kebenaran substantif dari kutipan akte atau surat/surat
keterangan yang diperlukan.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.

Pasal 2
Cukup jelas.

Pasal 3
Cukup jelas.

Pasal 4
Cukup jelas.

Pasal 5
Ayat (1)
Ketentuan waktu paling lama 45 (empat puluh lima) hari untuk
melakukan pemeriksaan substantif dan meneruskan
permohonan disertai dengan pertimbangan kepada Presiden oleh
Menteri mencakup waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
untuk mendapat pertimbangan dari instansi terkait.

Pasal 6
Cukup jelas.

Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2) . . .
-4-

Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “alasan yang sah” antara lain, sakit yang
dibuktikan dengan surat dokter, sedang menunaikan ibadah
agama.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.

Pasal 8
Ayat (1)
Lihat penjelasan Pasal 7 ayat (3).
Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 9
Cukup jelas.

Pasal 10
Yang dimaksud dengan “dokumen atau surat-surat keimigrasian”
adalah kartu izin tinggal terbatas, kartu izin tinggal tetap, buku
mutasi, dan perizinan tertulis lainnya yang dikeluarkan oleh pejabat
imigrasi.

Pasal 11
Cukup jelas.

Pasal 12
Cukup jelas.

Pasal 13
Cukup jelas.

Pasal 14
Cukup jelas.

Pasal 15
Cukup jelas.

Pasal 16
Cukup jelas.

Pasal 17 . . .
-5-

Pasal 17
Cukup jelas.

Pasal 18
Cukup jelas.

Pasal 19
Cukup jelas.

Pasal 20
Cukup jelas.

Pasal 21
Ayat (1)
Lihat penjelasan Pasal 10.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 22
Cukup jelas.

Pasal 23
Cukup jelas.

Pasal 24
Yang dimaksud dengan “pengadilan” adalah pengadilan negeri di
tempat tinggal pemohon bagi pemohon yang bertempat tinggal di
wilayah negara Republik Indonesia. Bagi pemohon yang bertempat
tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia, yang dimaksud
dengan “pengadilan” adalah Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Pasal 25
Cukup jelas.

Pasal 26
Cukup jelas.

Pasal 27
Cukup jelas.

Pasal 28
Cukup jelas.

Pasal 29
Cukup jelas.

Pasal 30 . . .
-6-

Pasal 30
Cukup jelas.

Pasal 31
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “jabatan dalam dinas semacam itu
di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga
Negara Indonesia” antara lain pegawai negeri, pejabat
negara, dan intelijen. Apabila Warga Negara Indonesia
menjabat dalam dinas sejenis itu di negara asing, yang
bersangkutan kehilangan Kewarganegaraan Republik
Indonesia. Dengan demikian, tidak semua jabatan dalam
dinas negara asing mengakibatkan kehilangan
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “bagian dari negara asing” adalah
wilayah yang menjadi yurisdiksi negara asing yang
bersangkutan.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Yang dimaksud dengan “alasan yang sah” adalah alasan
yang diakibatkan oleh kondisi di luar kemampuan yang
bersangkutan sehingga ia tidak dapat menyatakan
keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia,
antara lain karena terbatasnya mobilitas yang
bersangkutan akibat paspornya tidak berada dalam

penguasaan . . .
-7-

penguasaan yang bersangkutan, pemberitahuan Pejabat


tidak diterima, atau Perwakilan Republik Indonesia sulit
dicapai dari tempat tinggal yang bersangkutan.

Pasal 32
Cukup jelas.

Pasal 33
Cukup jelas.

Pasal 34
Cukup jelas.

Pasal 35
Cukup jelas.

Pasal 36
Cukup jelas.

Pasal 37
Cukup jelas.

Pasal 38
Cukup jelas.

Pasal 39
Cukup jelas.

Pasal 40
Cukup jelas.

Pasal 41
Cukup jelas.

Pasal 42
Cukup jelas.

Pasal 43
Cukup jelas.

Pasal 44
Cukup jelas.

Pasal 45
Cukup jelas.

Pasal 46 . . .
-8-

Pasal 46
Cukup jelas.

Pasal 47
Cukup jelas.

Pasal 48
Cukup jelas.

Pasal 49
Cukup jelas.

Pasal 50
Cukup jelas.

Pasal 51
Cukup jelas.

Pasal 52
Cukup jelas.

Pasal 53
Cukup jelas.

Pasal 54
Cukup jelas.

Pasal 55
Cukup jelas.

Pasal 56
Cukup jelas.

Pasal 57
Cukup jelas.

Pasal 58
Cukup jelas.

Pasal 59
Cukup jelas.

Pasal 60
Cukup jelas.

Pasal 61 . . .
-9-

Pasal 61
Cukup jelas.

Pasal 62
Cukup jelas.

Pasal 63
Cukup jelas.

Pasal 64
Cukup jelas.

Pasal 65
Cukup jelas.

Pasal 66
Cukup jelas.

Pasal 67
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “dilakukan berdasarkan Undang-
Undang” adalah bahwa proses penyelesaiannya tidak lagi
melalui Pengadilan tetapi melalui Pejabat.

Pasal 68
Cukup jelas.

Pasal 69
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4676


BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1370, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA. Pendaftaran. Anak Kewarganegaraan
Ganda. Tata Cara.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2012
TENTANG
TATA CARA PENDAFTARAN ANAK BERKEWARGANEGARAAN GANDA
DAN PERMOHONAN FASILITAS KEIMIGRASIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa ketentuan mengenai pendaftaran bagi anak


berkewarganegaraan ganda yang diatur dalam
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor M.80-HL.04.10 Tahun 2007 tentang Tata
Cara Pendaftaran, Pencatatan, dan Pemberian
Fasilitas Keimigrasian sebagai Warga Negara
indonesia yang Berkewarganegaraan Ganda, sudah
tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
hukum di masyarakat, sehingga perlu diganti;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiamana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
tentang Tata Cara Pendaftaran Anak
Berkewarganegaraaan Ganda dan Pemohonan
Fasilitas Keimigrasian;

www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1370 2

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor Tahun 2006 tentang


Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4634);
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5216);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang
Tata Cara , Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan,
dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan
Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4676);
5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden
Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 141);
6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon
I Kementerian Negara sebagaiamana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010
tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian
Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia ( Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 676);

www.djpp.depkumham.go.id
3 2012, No.1370

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ANAK
BERKEWARGANEGARAAN GANDA DAN PERMOHONAN
FASILITAS KEIMIGRASIAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan :
1. Anak Berkewarganegaraan Ganda adalah anak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, huruf d, huruf h, dan huruf l serta
dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
2. Fasilitas Keimigrasian adalah kartu yang diberikan kepada anak
subjek berkewarganegaraaan ganda pemegang paspor kebangsaan
asing yang diberikan secara affidavit.
3. Pejabat Penerima Pendaftaran adalah pejabat imigrasi yang ditunjuk
oleh Kepala Kantor Imigrasi, Pejabat Dinas Luar Negeri yang ditunjuk
oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia, atau pejabat imigrasi pada
tempat lain yang ditunjuk oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.
4. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang hukum dan hak asasi manusia.
BAB II
TATA CARA PENDAFTARAN ANAK BERKEWARGANEGARAAN GANDA
Pasal 2
(1) Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda wajib didaftarkan oleh
orang tua atau wali.
(2) Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda dapat dilakukan :
a. di wilayah Indonesia ; dan
b. di luar wilayah Indonesia.
Pasal 3
(1) Dalam hal Pendaftaran dilakukan di Wilayah Indonesia sebagaiamana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, pendaftaran diajukan
kepada Kepala Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal Anak Berkewarganegaraan Ganda.

www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1370 4

(2) Dalam hal Pendaftaran dilakukan di luar Wilayah Indonesia


sebagaiamana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b, pendaftaran
diajukan kepada :
a. Kepala Perwakilan Republik Indonesia; atau
b. Pejabat imigrasi yang ditunjuk oleh Menteri,
Yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Anak
Berkewarganegaraan Ganda.
Pasal 4
(1) Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia yang
memuat paling sedikit;
a. nama lengkap Anak Berkewarganegaraan Ganda;
b. tempat/tanggal lahir;
c. jenis kelamin;
d. alamat
e. nama orang tua;
f. kewarganegaraan orang tua; dan
g. status perkawinan orang tua.
(2) Pendaftaran sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) dengan mengisi
formulir serta melampirkan dokumen asli dan fotokopi:
a. akta kelahiran anak;
b. akta perkawinan, buku nikah, atau akta perceraian orang tua;
c. paspor kebangsaan asing anak bagi yang memiliki;
d. paspor kebangsaan asing ayah atau ibu bagi anak yang tidak
memiliki paspor kebangsaaan asing; dan
e. pasfoto Anak Berkewarganegaraan Ganda terbaru berwarna dan
berukuran 4 x 6 cm (empat kali enam centi meter) sebanyak 4
(empat) lembar.
Pasal 5
(1) Pejabat Penerima Pendaftaran menerima serta memeriksa formulir dan
kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2).
(2) Dalam hal dokumen sebagaiman dimaskud pada ayat (1) tidak
lengkap, Pejabat Penerima Pendaftaran mengembalikan berkas
pendaftaran kepada orang tua atau wali anak pada saat diajukan
pemohonan pendaftaran.

www.djpp.depkumham.go.id
5 2012, No.1370

(3) Dalam hal pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dinyatakan lengkap, Pejabat Penerima Pendaftaran memberikan tanda
penerimaan berkas pendaftaran dan mengembalikan dokumen asli
kepada orang tua atau wali Anak Berkewarganegaraan Ganda.
Pasal 6
(1) Pejabat Penerima Pendaftaran melakukan verifikasi berkas
pendaftaran yang telah dinyatakan lengkap untuk diterliti kebenaran
dan keabsahannya.
(2) Dalam hal hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dinyatakan benar dan sah, Pejabat Penerima Pendaftaran mencatat
dalam buku register dengan kode identitas pelayanan, kode unit
pelayanan, nomor urut pelayanan, dan kode tahun pelayanan.
(3) Kepala Kantor Imigrasi, Kepala Perwakilan Republik Indonesia, atau
Pejabat Imigrasi pada tempat lain yang ditentukan oleh Menteri
menerbitkan bukti pendaftaran dalam waktu paling lama (3) hari kerja
sejak diberikannya tanda penerimaan berkas.
Pasal 7
(1) Dalam hal hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
(1) diregukan kebenaran dan keabsahannya, Kepala Kantor Imigrasi,
Kepala Perwakilan Republik Indonesia, atau Pejabat Imigrasi pada
tempat lain yang ditentukan oleh Menteri menolak permohonan
pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda.
(2) Penolakan pemohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disampaikan secara tertulis kepada orang tua atau wali paling lama
3 (tiga) hari kerja sejak diberikannya tanda penerimaan berkas.
Pasal 8
(1) Bukti pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3)
diberikan dalam bentuk lembaran.
(2) Dalam hal Anak Berkewarganegaraan Ganda memiliki paspor biasa,
selain diberikan bukti pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), juga dibubuhkan cap pada halaman pengesahan atau endorsment
paspor biasa.
Pasal 9
Format formulir permohonan pendaftaran, tanda penerimaan atau
pengembalian berkas pendaftaran, dan bukti pendaftaran Anak
Berkewarganegaraan Ganda tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1370 6

BAB III
TATA CARA PERMOHONAN FASILITAS KEIMIGRASIAN
Pasal 10
(1) Setiap Anak Berkewarganegaraan Ganda yang memiliki Paspor
kebangsaan asing dapat diberikan Fasilitas Keimigrasian.
(2) Fasilitas Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. pembebasan dari kewajiban memiliki visa;
b. pembebasan dari kewajiban memiliki izin keimigrasian dan izin
masuk kembali; dan
c. pemberian tanda masuk atau tanda keluar yang diperlakukan
sebagaiamana layaknya warga negara Indonesia.
(3) Fasilitas Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan
berdasarkan permohonan.
(4) Pemohonan Fasilitas Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat dilakukan:
a. di wilayah Indonesia, atau
b. di luar wilayah Indonesia
Pasal 11
(1) Dalam hal permohonan dilakukan di Wilayah Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) huruf a, permohonan diajukan
kepada Kepala Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal Anak Berkewarganegaraan Ganda.
(2) Dalam hal permohonan dilakukan di luar Wilayah Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) huruf b, permohonan
diajukan kepada :
a. Kepala Perwakilan Republik Indonesia; atau
b. Pejabat lain yang ditunjuk oleh Menteri,
(3) Permohonan Fasilitas Keimigrasian diajukan dengan mengisi formulir
serta melampirkan dokumen asli dan fotokopi;
a. paspor kebangsaan asing Anak Berkewarganegaraan Ganda; dan
b. bukti pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda.
Pasal 13
(1) Anak Berkewarganegaraan Ganda yang memperoleh Fasilitas
Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) harus
menggunakan paspor yang sama pada saat masuk dan keluar wilayah
Indonesia.

www.djpp.depkumham.go.id
7 2012, No.1370

(2) Dalam hal Anak Berkewarganegaraan Ganda masuk dan keluar


wilayah Indonesia menggunakan paspor kebangsaan asing, pejabat
imigrasi selain memberikan tanda masuk atau tanda keluar juga
membubuhkan cap keimigrasian sebagai Anak Berkewarganegaraan
Ganda pada kartu embarkasi atau debasrkasi.
PASAL IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
(1) Anak Berkewarganegaraan Ganda yang belum menentukan pililhan
kewarganegaraan dan belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun dapat
diberikan paspor biasa.
(2) Paspor biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku sampai
Anak Berkewarganegaraan Ganda berusia 21 (dua puluh satu) tahun.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 15
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Anak Berkewarganegaraan Ganda yang telah memperoleh paspor
biasa sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini harus melakukan
pendaftaran berdasarkan Peraturan Menteri ini paling lama sebelum
Anak Berkewarganegaraan Ganda berusia 18 (delapan belas) tahun
atau belum kawin; dan
b. Anak Berkewarganegaraan Ganda yang telah memperoleh Fasilitas
Keimigrasian sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini harus
melakukan penggantian dokumen Fasilitas Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi, Kantor Perwakilan Republik Indonesia, atau tempat lain yang
ditentukan oleh Menteri paling lama sebelum Anak
Berkewarganegaraan Ganda berusia 18 (delapan belas) tahun atau
belum kawin.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor M.80-HL.04.10 Tahun 2007 tentang Tata
Cara Pendaftaran, Pencatatan, dan Pemberian Fasilitas Keimigrasian
sebagai Warga Negara Indonesia yang Berkewarganegaraan Ganda, dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 17
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

www.djpp.depkumham.go.id
2012, No.1370 8

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 Desember 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Desember 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

www.djpp.depkumham.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1697, 2014 KEMENKUMHAM. Izin Tinggal. Pemberian.
Perpanjangan. Penolakan. Pembatalan.
Prosedur Teknis. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 27 TAHUN 2014
TENTANG
PROSEDUR TEKNIS PEMBERIAN, PERPANJANGAN, PENOLAKAN,
PEMBATALAN DAN BERAKHIRNYA IZIN TINGGAL KUNJUNGAN,
IZIN TINGGAL TERBATAS, DAN IZIN TINGGAL TETAP SERTA
PENGECUALIAN DARI KEWAJIBAN MEMILIKI IZIN TINGGAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 115 ayat (2),


Pasal 147, Pasal 156 ayat (2), dan Pasal 164 Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia tentang Prosedur Teknis
Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan dan
Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas,
dan Izin Tinggal Tetap serta Pengecualian dari Kewajiban
Memiliki Izin Tinggal;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 2

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang


Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5216);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 Tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5409);
4. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG PROSEDUR TEKNIS PEMBERIAN,
PERPANJANGAN, PENOLAKAN, PEMBATALAN DAN
BERAKHIRNYA IZIN TINGGAL KUNJUNGAN, IZIN TINGGAL
TERBATAS, DAN IZIN TINGGAL TETAP SERTA
PENGECUALIAN DARI KEWAJIBAN MEMILIKI IZIN
TINGGAL.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau
keluar Wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga
tegaknya kedaulatan negara.
2. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Wilayah
Indonesia adalah seluruh Wilayah Indonesia serta zona tertentu yang
ditetapkan berdasarkan Undang-Undang.
3. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara Indonesia.

www.peraturan.go.id
3 2014, No.1697

4. Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah tempat pemeriksaan di pelabuhan


laut, bandar udara, pos lintas batas atau tempat lain sebagai tempat
masuk dan keluar Wilayah Indonesia.
5. Kantor Imigrasi adalah unit pelaksana teknis yang menjalankan Fungsi
Keimigrasian di daerah kabupaten, kota atau kecamatan.
6. Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian adalah sistem teknologi
informasi dan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan,
mengolah dan menyajikan informasi guna mendukung operasional,
manajemen, dan pengambilan keputusan dalam melaksanakan Fungsi
Keimigrasian.
7. Alat Angkut adalah kapal laut, pesawat udara, atau sarana
transportasi lain yang lazim digunakan, baik untuk mengangkut orang
maupun barang.
8. Penanggung Jawab Alat Angkut adalah pemilik, pengurus, agen,
nakhoda, kapten kapal, kapten pilot atau pengemudi Alat Angkut yang
bersangkutan.
9. Tanda Masuk adalah tanda tertentu berupa cap yang dibubuhkan pada
dokumen perjalanan warga negara Indonesia dan Orang Asing, baik
manual maupun elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi
sebagai tanda bahwa yang bersangkutan masuk Wilayah Indonesia.
10. Tanda Keluar adalah tanda tertentu berupa cap yang dibubuhkan pada
dokumen perjalanan warga negara Indonesia dan Orang Asing, baik
manual maupun elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi
sebagai tanda bahwa yang bersangkutan keluar Wilayah Indonesia.
11. Izin Masuk Kembali adalah izin tertulis yang diberikan oleh Pejabat
Imigrasi kepada Orang Asing pemegang izin tinggal terbatas dan izin
tinggal tetap untuk masuk kembali ke Wilayah Indonesia.
12. Dokumen Perjalanan adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang dari suatu negara, Perserikatan Bangsa-
Bangsa atau organisasi internasional lainnya untuk melakukan
perjalanan antarnegara yang memuat identitas pemegangnya.
13. Dokumen Keimigrasian adalah Dokumen Perjalanan Republik
Indonesia dan izin tinggal yang dikeluarkan oleh Pejabat Imigrasi atau
Pejabat Dinas Luar Negeri.
14. Paspor Kebangsaan adalah dokumen yang dikeluarkan oleh negara
asing kepada warga negaranya untuk melakukan perjalanan
antarnegara yang berlaku selama jangka waktu tertentu.
15. Paspor Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Paspor adalah
dokumen yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 4

kepada warga negara Indonesia untuk melakukan perjalanan


antarnegara yang berlaku selama jangka waktu tertentu.
16. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa adalah
keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang di
Perwakilan Republik Indonesia atau di tempat lain yang ditetapkan
oleh Pemerintah Republik Indonesia yang memuat persetujuan bagi
Orang Asing untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan
menjadi dasar untuk pemberian izin tinggal.
17. Izin Tinggal adalah izin yang diberikan kepada Orang Asing oleh
Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar negeri untuk berada di
Wilayah Indonesia.
18. Izin Tinggal Kunjungan adalah izin yang diberikan kepada Orang Asing
untuk tinggal dan berada di Wilayah Indonesia untuk waktu singkat
dalam rangka kunjungan.
19. Izin Tinggal Terbatas adalah izin yang diberikan kepada Orang Asing
untuk tinggal dan berada di Wilayah Indonesia untuk jangka yang
terbatas.
20. Izin Tinggal Tetap adalah izin yang diberikan kepada Orang Asing
tertentu untuk bertempat tinggal dan menetap di Wilayah Indonesia
sebagai penduduk Indonesia.
21. Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang bekerja di perairan wilayah
Indonesia yang selanjutnya disebut Izin Tinggal Terbatas Perairan
adalah Izin Tinggal Terbatas yang diberikan kepada nakhoda, awak
kapal, atau tenaga ahli asing yang bekerja di atas kapal laut atau alat
apung, instalasi yang beroperasi di wilayah perairan dan wilayah
yurisdiksi Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
22. Pernyataan Integrasi adalah pernyataan Orang Asing kepada
Pemerintah Republik Indonesia sebagai salah satu syarat memperoleh
Izin Tinggal Tetap.
23. Penjamin adalah orang atau korporasi yang bertanggungjawab atas
keberadaan dan kegiatan Orang Asing selama berada di Wilayah
Indonesia.
24. Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang
terorganisasi, baik merupakan badan hukum maupun bukan badan
hukum.
25. Penanggung Jawab adalah suami/istri atau orang tua warga negara
Indonesia.
26. Awak Alat Angkut adalah nahkoda, pilot, pengemudi Alat Angkut dan
kru yang bertugas pada Alat Angkut.

www.peraturan.go.id
5 2014, No.1697

27. Tindakan Administratif Keimigrasian adalah sanksi administratif yang


ditetapkan Pejabat Imigrasi terhadap Orang Asing di luar proses
peradilan.
28. Rumah Detensi Imigrasi adalah unit pelaksana teknis yang
menjalankan Fungsi Keimigrasian sebagai tempat penampungan
sementara bagi Orang Asing yang dikenai Tindakan Administratif
Keimigrasian.
29. Ruang Detensi Imigrasi adalah tempat penampungan sementara bagi
Orang Asing yang dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian yang
berada di Direktorat Jenderal Imigrasi dan Kantor Imigrasi.
30. Deteni adalah Orang Asing penghuni Rumah Detensi Imigrasi atau
Ruang Detensi Imigrasi yang telah mendapatkan keputusan
pendetensian dari Pejabat Imigrasi.
31. Pencegahan adalah larangan sementara terhadap orang untuk keluar
dari Wilayah Indonesia berdasarkan alasan Keimigrasian atau alasan
lain yang ditentukan oleh Undang-Undang.
32. Penangkalan adalah larangan terhadap Orang Asing untuk masuk
Wilayah Indonesia berdasarkan alasan Keimigrasian.
33. Deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan Orang Asing dari
Wilayah Indonesia.
34. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang hukum dan hak asasi manusia.
35. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Imigrasi.
36. Kepala Kantor Wilayah adalah Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
37. Pejabat Imigrasi adalah pegawai yang telah melalui pendidikan khusus
Keimigrasian dan memiliki keahlian teknis Keimigrasian serta memiliki
wewenang untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.
38. Perwakilan Republik Indonesia adalah Kedutaan Besar Republik
Indonesia, Konsulat Jenderal Republik Indonesia, dan Konsulat
Republik Indonesia.
Pasal 2
(1) Setiap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia wajib memiliki
Izin Tinggal.
(2) Dalam keadaan tertentu, Orang Asing sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dikecualikan dari kewajiban memiliki Izin Tinggal.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 6

BAB II
IZIN TINGGAL KUNJUNGAN
Bagian Kesatu
Pemberian Izin Tinggal Kunjungan
Pasal 3
(1) Izin Tinggal Kunjungan diberikan kepada:
a. Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia dengan Visa
kunjungan; atau
b. anak yang baru lahir di Wilayah Indonesia dan pada saat lahir
ayah dan/atau ibunya pemegang Izin Tinggal Kunjungan.
(2) Izin Tinggal Kunjungan yang diberikan kepada Orang Asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga dapat diberikan kepada:
a. Orang Asing dari negara yang dibebaskan dari kewajiban memiliki
Visa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Orang Asing yang bertugas sebagai Awak Alat Angkut yang sedang
berlabuh atau berada di Wilayah Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia dalam keadaan
darurat; dan
d. Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia dengan Visa
kunjungan saat kedatangan.
Pasal 4
(1) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf a, terdiri atas:
a. Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa kunjungan 1 (satu)
kali perjalanan; dan
b. Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa kunjungan beberapa
kali perjalanan.
(2) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan untuk jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari
terhitung sejak tanggal Tanda Masuk diterakan.
(3) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
diberikan dalam rangka:
a. wisata;
b. keluarga;
c. sosial;

www.peraturan.go.id
7 2014, No.1697

d. seni dan budaya;


e. tugas pemerintahan;
f. olahraga yang tidak bersifat komersial;
g. studi banding, kursus singkat dan pelatihan singkat;
h. memberikan bimbingan, penyuluhan dan pelatihan dalam
penerapan dan inovasi teknologi industri untuk meningkatkan
mutu dan desain produk industri serta kerja sama pemasaran luar
negeri bagi Indonesia;
i. melakukan pekerjaan darurat dan mendesak;
j. jurnalistik yang telah mendapat izin dari instansi yang berwenang;
k. pembuatan film yang tidak bersifat komersial dan telah mendapat
izin dari instansi yang berwenang;
l. melakukan pembicaraan bisnis;
m. melakukan pembelian barang;
n. memberikan ceramah atau mengikuti seminar;
o. mengikuti pameran internasional;
p. mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atau
perwakilan di Indonesia;
q. melakukan audit, kendali mutu produksi atau inspeksi pada
cabang perusahaan di Indonesia;
r. calon tenaga kerja asing dalam uji coba kemampuan dalam
bekerja;
s. meneruskan perjalanan ke negara lain; dan
t. bergabung dengan Alat Angkut yang berada di Wilayah Indonesia.
(4) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
diberikan dalam rangka:
a. keluarga;
b. sosial;
c. seni dan budaya;
d. tugas pemerintahan;
e. melakukan pembicaraan bisnis;
f. melakukan pembelian barang;
g. mengikuti seminar;
h. mengikuti pameran internasional;

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 8

i. mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atau


perwakilan di Indonesia; dan
j. meneruskan perjalanan ke negara lain.
(5) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
Pasal 5
(1) Izin Tinggal Kunjungan bagi anak yang baru lahir di Wilayah
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b,
diberikan sesuai jangka waktu Izin Tinggal Kunjungan ayah dan/atau
ibunya.
(2) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan berdasarkan permohonan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda permohonan;
c. pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan sesuai dengan
pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
e. persetujuan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
f. wawancara ayah dan/atau ibunya, identifikasi dan verifikasi data
serta pengambilan data biometrik berupa foto anak;
g. peneraan pemberian Izin Tinggal Kunjungan pada Paspor
Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan;
h. penandatanganan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk;
i. pemindaian dokumen selesai; dan
j. penyerahan dokumen.
(3) Permohonan pemberian Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diajukan oleh ayah dan/atau ibunya kepada
Kepala Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
Orang Asing dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan
persyaratan:
a. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan anak yang sah dan
masih berlaku;

www.peraturan.go.id
9 2014, No.1697

b. surat keterangan kelahiran anak dari rumah sakit atau akta


kelahiran dari pejabat yang berwenang;
c. fotokopi Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan ayah
dan/atau ibunya yang sah dan masih berlaku;
d. fotokopi Izin Tinggal Kunjungan ayah dan/atau ibunya;
e. kutipan akta perkawinan atau buku nikah orang tua bagi yang
menikah;
f. surat keterangan lapor lahir yang dikeluarkan oleh Kantor
Imigrasi; dan
g. surat kuasa bermeterai cukup dalam hal pengurusan melalui
kuasa.
(4) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak permohonan diterima.
(5) Pemberian Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diselesaikan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung
setelah dilakukan wawancara dan telah membayar biaya Imigrasi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 6
(1) Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari bebas Visa kunjungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a, diberikan
dalam rangka:
a. wisata;
b. keluarga;
c. sosial;
d. seni dan budaya;
e. tugas pemerintahan;
f. melakukan pembicaraan bisnis;
g. melakukan pembelian barang;
h. mengikuti seminar;
i. mengikuti pameran internasional;
j. mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atau
perwakilan di Indonesia;
k. meneruskan perjalanan ke negara lain; dan
l. bergabung dengan Alat Angkut yang berada di Wilayah Indonesia.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 10

(2) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi untuk
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
Tanda Masuk diterakan dan tidak dapat diperpanjang.
Pasal 7
Izin Tinggal Kunjungan bagi Orang Asing yang bertugas sebagai Awak
Alat Angkut yang sedang berlabuh atau berada di Wilayah Indonesia
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b diberikan oleh
Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi untuk jangka waktu
paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal Tanda
Masuk diterakan dan tidak dapat diperpanjang.
Pasal 8
(1) Izin Tinggal Kunjungan bagi Orang Asing yang masuk Wilayah
Indonesia dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 ayat (2) huruf c diberikan dalam hal:
a. Orang Asing pada Alat Angkut yang berlabuh atau mendarat di
Wilayah Indonesia dalam rangka bantuan kemanusiaan pada
daerah bencana alam di Wilayah Indonesia; atau
b. Orang Asing pada Alat Angkut yang berlabuh atau mendarat di
Wilayah Indonesia, karena Alat Angkutnya mengalami kerusakan
mesin atau cuaca buruk, sedang Alat Angkutnya tidak bermaksud
untuk berlabuh atau mendarat di Wilayah Indonesia.
(2) Izin tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
diberikan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal.
(3) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
diberikan berdasarkan permohonan dari Penanggung Jawab Alat
Angkut dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan Orang Asing yang
sah dan masih berlaku; dan
b. surat keterangan kejadian darurat dari instansi yang berwenang.
Pasal 9
(1) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
diberikan untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari dan
tidak dapat diperpanjang.
(2) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi
dengan menerakan Tanda Masuk pada Paspor Kebangsaan atau
Dokumen Perjalanan.

www.peraturan.go.id
11 2014, No.1697

(3) Dalam hal Alat Angkut berlabuh atau mendarat di luar Tempat
Pemeriksaan Imigrasi, Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk pada Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya
meliputi tempat berlabuh atau mendaratnya Orang Asing dengan
menerakan Tanda Masuk pada Paspor Kebangsaan atau Dokumen
Perjalanan.
Pasal 10
(1) Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa Kunjungan saat
kedatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d
diberikan dalam rangka:
a. wisata;
b. keluarga;
c. sosial;
d. seni dan budaya;
e. tugas pemerintahan;
f. melakukan pembicaraan bisnis;
g. melakukan pembelian barang;
h. mengikuti seminar;
i. mengikuti pameran internasional;
j. mengikuti rapat yang diadakan dengan kantor pusat atau
perwakilan di Indonesia;
k. meneruskan perjalanan ke negara lain; dan
l. bergabung dengan Alat Angkut yang berada di Wilayah Indonesia.
(2) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi untuk
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
Tanda Masuk diterakan.
Pasal 11
(1) Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa kunjungan saat
kedatangan juga dapat diberikan kepada Orang Asing yang masuk
pada kawasan ekonomi khusus.
(2) Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi untuk
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal Tanda
Masuk diterakan dan tidak dapat diperpanjang.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 12

Bagian Kedua
Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan
Pasal 12
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan dapat diberikan kepada Orang
Asing pemegang Izin Tinggal Kunjungan yang:
a. berasal dari Visa kunjungan 1 (satu) kali perjalanan; dan
b. berasal dari Visa kunjungan saat kedatangan.
(2) Selain diberikan kepada Orang Asing sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan dapat juga diberikan
kepada anak yang lahir di Wilayah Indonesia dari ayah dan/atau
ibunya pemegang Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
Pasal 13
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa
kunjungan 1 (satu) kali perjalanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 huruf a diberikan paling banyak 4 (empat) kali berturut-
turut.
(2) Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan untuk setiap kali perpanjangan.
Pasal 14
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa
kunjungan saat kedatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
huruf b diberikan 1 (satu) kali perpanjangan.
(2) Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
Izin Tinggal Kunjungan berakhir.
Pasal 15
Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan yang diberikan kepada anak yang
lahir di Wilayah Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c
disesuaikan dengan jangka waktu Izin Tinggal Kunjungan ayah dan/atau
ibunya.
Pasal 16
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan paling cepat 14 (empat belas)

www.peraturan.go.id
13 2014, No.1697

hari dan paling lambat pada hari kerja sebelum jangka waktu Izin
Tinggal Kunjungan berakhir.
(3) Permohonan perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) yang telah diterima dan didaftarkan sebelum
berakhir jangka waktu Izin Tinggal Kunjungannya, tidak
diperhitungkan overstay apabila penyelesaiannya melebihi jangka
waktu Izin Tinggalnya.
(4) Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diberikan terhitung sejak tanggal Izin Tinggal Kunjungan
berakhir.
Pasal 17
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 dilaksanakan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda permohonan;
c. pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan sesuai dengan
pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
e. persetujuan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
f. wawancara, identifikasi dan verifikasi data serta pengambilan data
biometrik foto dan sidik jari;
g. peneraan perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan pada Paspor
Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan;
h. penandatanganan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk;
i. pemindaian dokumen selesai; dan
j. penyerahan dokumen.
(2) Wawancara, identifikasi dan verifikasi data serta pengambilan data
biometrik foto dan sidik jari sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f dapat dikecualikan terhadap Orang Asing tertentu
berdasarkan persetujuan dari Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk.
(3) Pengambilan data biometrik foto dan sidik jari sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf f hanya dilakukan untuk perpanjangan pertama.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 14

(4) Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) diajukan oleh Orang Asing yang bersangkutan atau ayah
dan/atau ibunya kepada Kepala Kantor Imigrasi yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal Orang Asing yang bersangkutan
dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin pada saat mengajukan
permohonan Visa, kecuali bagi permohonan terhadap anak yang
lahir di Wilayah Indonesia;
b. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
c. tiket untuk kembali ke negara asal atau meneruskan ke negara
lain; dan
d. surat kuasa bermeterai cukup dalam hal pengurusan melalui
kuasa.
(5) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak permohonan diterima.
(6) Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak dilakukan wawancara dan telah dilakukan
pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(7) Dalam hal perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan memerlukan
pengawasan Keimigrasian lapangan, jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) diperpanjang untuk waktu paling lama 4
(empat) hari kerja.
Pasal 18
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memberikan tanda terima permohonan sebagai bukti permohonan
pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan dalam hal
permohonan pemberian atau perpanjangan beserta persyaratannya
telah diterima secara lengkap.
(2) Dalam hal persyaratan permohonan pemberian atau perpanjangan
Izin Tinggal Kunjungan belum lengkap, Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk mengembalikan berkas permohonan
kepada Penjamin atau Penanggung Jawab pada kesempatan pertama
dengan bukti tanda pengembalian yang memuat alasan sebagai suatu
pernyataan bahwa permohonan ditarik kembali.

www.peraturan.go.id
15 2014, No.1697

Bagian Ketiga
Penolakan Izin Tinggal Kunjungan
Pasal 19
(1) Penolakan pemberian Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a dan Pasal 3 ayat (2) dilaksanakan oleh
Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
(2) Dalam hal Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf b tidak dapat memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (3), Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk menolak pemberian Izin Tinggal Kunjungan.
(3) Dalam hal Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 tidak
dapat memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
ayat (4), Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
menolak perpanjangan jangka waktu Izin Tinggal Kunjungan.
(4) Penolakan pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3), juga
dilaksanakan dalam hal:
a. namanya tercantum dalam daftar Penangkalan;
b. Dokumen Perjalanannya diduga palsu;
c. menderita gangguan jiwa atau penyakit menular yang
membahayakan kesehatan umum atau diduga melakukan
perbuatan yang melanggar norma kesusilaan yang berlaku di
Indonesia;
d. memberi keterangan yang tidak benar dalam memperoleh Visa;
e. diduga terlibat dalam kejahatan internasional dan kejahatan
transnasional terorganisasi;
f. menunjukkan perilaku yang membahayakan keamanan dan
ketertiban umum;
g. termasuk dalam daftar pencarian orang dari suatu negara asing;
h. diduga terlibat dalam kegiatan makar terhadap pemerintahan
Republik Indonesia; atau
i. diduga terlibat kegiatan politik yang merugikan negara.
(5) Penolakan pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan
berlaku juga terhadap anak yang lahir di Wilayah Indonesia dari ayah
dan/atau ibunya yang ditolak pemberian atau perpanjangan Izin
Tinggal Kunjungannya.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 16

Pasal 20
(1) Dalam hal terjadi penolakan pemberian atau perpanjangan Izin
Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1)
sampai dengan ayat (3), Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk memerintahkan Orang Asing yang bersangkutan
meninggalkan Wilayah Indonesia dalam waktu paling lama 7 (tujuh)
hari terhitung sejak tanggal cap “Exit Pass” diterakan pada Dokumen
Perjalanan Orang Asing yang bersangkutan.
(2) Dalam hal terjadi penolakan pemberian atau perpanjangan Izin
Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4),
Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memerintahkan Orang Asing yang bersangkutan meninggalkan
Wilayah Indonesia dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung
sejak tanggal cap “Deportation” diterakan pada Dokumen Perjalanan
Orang Asing yang bersangkutan.
(3) Penolakan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan setelah pemeriksaan yang dituangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Pendapat.
(4) Penolakan pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Orang
Asing yang bersangkutan secara tertulis disertai alasan.
Bagian Keempat
Pembatalan Izin Tinggal Kunjungan
Pasal 21
(1) Izin Tinggal Kunjungan dapat dibatalkan dalam hal Orang Asing:
a. terbukti melakukan tindak pidana terhadap negara sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan;
b. melakukan kegiatan yang berbahaya atau patut diduga akan
berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum;
c. melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. memberikan informasi yang tidak benar dalam pengajuan
permohonan Izin Tinggal Kunjungan; atau
e. dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian.
(2) Pembatalan Izin Tinggal Kunjungan dilaksanakan oleh Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk dengan menerakan:
a. cap pembatalan Izin Tinggal pada cap Tanda Masuk dan/atau cap
perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan; dan
b. cap “Deportation” pada Dokumen Perjalanan Orang Asing yang
bersangkutan.

www.peraturan.go.id
17 2014, No.1697

(3) Pembatalan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) dilakukan setelah pemeriksaan yang dituangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Pendapat.
(4) Pembatalan Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) disampaikan kepada Orang Asing yang bersangkutan secara
tertulis disertai alasan.
(5) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memerintahkan Orang Asing yang bersangkutan meninggalkan
Wilayah Indonesia dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung
sejak tanggal cap “Deportation” diterakan.
Bagian Kelima
Berakhirnya Izin Tinggal Kunjungan
Pasal 22
Izin Tinggal Kunjungan berakhir karena pemegang Izin Tinggal Kunjungan:
a. kembali ke negara asalnya;
b. izinnya telah habis masa berlaku;
c. izinnya beralih status menjadi Izin Tinggal Terbatas;
d. izinnya dibatalkan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk;
e. dikenai deportasi; atau
f. meninggal dunia.
BAB III
IZIN TINGGAL TERBATAS
Bagian Kesatu
Pemberian Izin Tinggal Terbatas
Pasal 23
(1) Izin Tinggal Terbatas dapat diberikan kepada:
a. Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan Visa tinggal
terbatas;
b. anak yang lahir di Wilayah Indonesia pada saat lahir ayah
dan/atau ibunya pemegang Izin Tinggal Terbatas;
c. Orang Asing yang diberikan alih status dari Izin Tinggal
Kunjungan;
d. nahkoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing di atas kapal laut,
alat apung, atau instalasi yang beroperasi di wilayah perairan dan

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 18

wilayah yurisdiksi Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan;
e. Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia; atau
f. anak dari Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga
negara Indonesia.
(2) Selain diberikan kepada Orang Asing sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Izin Tinggal Terbatas juga diberikan kepada Orang Asing yang
masuk ke Wilayah Indonesia dengan menggunakan Visa tinggal
terbatas pada saat kedatangan.
Pasal 24
(1) Orang Asing yang masuk ke Wilayah Indonesia dengan Visa tinggal
terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a
diberikan Tanda Masuk oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan
Imigrasi.
(2) Tanda Masuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku sebagai
Izin Tinggal Terbatas yang bersifat sementara untuk jangka waktu 30
(tiga puluh) hari.
(3) Dalam hal pemegang Izin Tinggal Terbatas yang bersifat sementara
bermaksud meninggalkan Wilayah Indonesia sebelum Izin Tinggal
Terbatas diterbitkan, Penjamin wajib melapor ke Kantor Imigrasi yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Orang Asing untuk
mengakhiri Izin Tinggal Orang Asing.
(4) Kepala Kantor Imigrasi yang menerima laporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) mengakhiri Izin Tinggal Orang Asing melalui
mekanisme pemutakhiran data dan memerintahkan Orang Asing yang
bersangkutan meninggalkan Wilayah Indonesia dalam waktu paling
lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal cap “Exit Pass” diterakan
pada Paspor Kebangsaan Orang Asing.
(5) Jangka waktu yang diberikan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
tidak melebihi masa berlaku Izin Tinggal Terbatas yang bersifat
sementara.
Pasal 25
(1) Izin Tinggal Terbatas diberikan untuk jangka waktu:
a. paling lama 2 (dua) tahun;
b. paling lama 1 (satu) tahun;
c. paling lama 6 (enam) bulan;
d. paling lama 90 (sembilan puluh) hari; atau
e. paling lama 30 (tiga puluh) hari.

www.peraturan.go.id
19 2014, No.1697

(2) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan sesuai dengan jangka waktu yang tercantum dalam Visa
tinggal terbatas atau Keputusan Direktur Jenderal mengenai alih
status Izin Tinggal.
(3) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak boleh melampaui masa berlaku Paspor Kebangsaan Orang
Asing.
(4) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
sampai dengan huruf c diberikan dalam bentuk kartu dan teraan
pada Paspor Kebangsaan Orang Asing.
(5) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
dan huruf e diberikan dalam bentuk teraan pada Paspor Kebangsaan
Orang Asing.
Pasal 26
(1) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1)
huruf a sampai dengan huruf d diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal Orang Asing berdasarkan permohonan.
(2) Izin Tinggal Terbatas saat kedatangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 ayat (1) huruf e diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi.
Pasal 27
(1) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1)
huruf a sampai dengan huruf c dapat diberikan kepada Orang Asing
dalam hal:
a. Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia;
b. anak dari Orang Asing yang kawin secara sah dengan warga
negara Indonesia;
c. repatriasi;
d. eks warga negara Indonesia;
e. wisatawan lanjut usia mancanegara; atau
f. tenaga ahli, penanam modal, rohaniawan dan pelajar/mahasiswa
yang mengikuti pendidikan.
(2) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1)
huruf d dan huruf e dapat diberikan kepada Orang Asing dalam hal:
a. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi dengan
menerima bayaran;

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 20

b. melakukan kegiatan dalam rangka pembuatan film yang bersifat


komersial dan telah mendapat izin dari instansi yang berwenang;
c. melakukan pengawasan kualitas barang atau produksi;
d. melakukan inspeksi atau audit pada cabang perusahaan di
Indonesia;
e. melayani purnajual;
f. memasang dan mereparasi mesin;
g. melakukan pekerjaan nonpermanen dalam rangka konstruksi;
h. mengadakan pertunjukan kesenian, musik dan olahraga;
i. mengadakan kegiatan olahraga profesional;
j. melakukan kegiatan pengobatan; atau
k. calon tenaga kerja asing yang akan bekerja dalam rangka uji coba
keahlian.
Pasal 28
(1) Permohonan pemberian Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26 ayat (1) harus diajukan paling lambat 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak tanggal Tanda Masuk diberikan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh
Penjamin atau Penanggung Jawab dengan mengisi aplikasi data dan
melampirkan persyaratan:
a. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku dan memuat
Tanda Masuk;
b. surat penjaminan dari Penjamin; dan
c. surat kuasa bermeterai cukup dalam hal pengurusan melalui
kuasa.
(3) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi penanam modal, permohonan diajukan oleh Penjamin
dengan melampirkan juga:
a. akte pendirian perusahaan yang memuat kepemilikan modal
dan/atau saham dari Orang Asing yang ditanam di Indonesia;
b. surat persetujuan penanaman modal dari lembaga negara yang
membidangi penanaman modal;
c. izin usaha tetap;
d. surat izin usaha perdagangan;
e. tanda daftar perusahaan; dan
f. nomor pokok wajib pajak perusahaan;

www.peraturan.go.id
21 2014, No.1697

(4) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada


ayat (2), bagi yang bekerja sebagai tenaga ahli, permohonan diajukan
oleh Penjamin dengan melampirkan juga:
a. rekomendasi rencana penggunaan tenaga kerja asing yang masih
berlaku dan TA.01 dari kementerian yang membidangi
ketenagakerjaan;
b. izin usaha tetap;
c. surat izin usaha perdagangan;
d. tanda daftar perusahaan;
e. nomor pokok wajib pajak perusahaan; dan
f. akta pendirian perusahaan.
(5) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi tenaga ahli di atas kapal laut, Alat Angkut alat apung
atau instalasi yang beroperasi di perairan nusantara, laut teritorial,
landas kontinen, dan/atau Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia,
permohonan diajukan oleh Penjamin dengan melampirkan juga:
a. rekomendasi rencana penggunaan tenaga kerja asing yang masih
berlaku dan TA.01 dari kementerian yang membidangi
ketenagakerjaan;
b. rekomendasi dari kementerian atau instansi terkait;
c. izin usaha tetap;
d. surat izin usaha perdagangan;
e. tanda daftar perusahaan;
f. nomor pokok wajib pajak perusahaan; dan
g. akta pendirian perusahaan.
(6) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi yang melaksanakan tugas sebagai rohaniawan,
permohonan diajukan oleh Penjamin dengan melampirkan juga:
a. rekomendasi dari kementerian yang membidangi keagamaan;
b. rekomendasi rencana penggunaan tenaga kerja asing yang masih
berlaku dan TA.01 dari kementerian yang membidangi
ketenagakerjaan; dan
c. akta pendirian yayasan atau lembaga kerohanian.
(7) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi yang mengikuti pendidikan dan pelatihan, permohonan
diajukan oleh Penjamin dengan melampirkan juga:

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 22

a. surat rekomendasi dari kementerian yang membidangi pendidikan


atau keagamaan atau lembaga pemerintah yang terkait sesuai
dengan bidang kegiatannya;
b. surat rekomendasi dari Sekretariat Negara bagi Orang Asing
penerima beasiswa dari pemerintah Republik Indonesia.
(8) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi yang mengadakan penelitian ilmiah, permohonan
diajukan oleh Penjamin dengan melampirkan juga rekomendasi dari
kementerian atau lembaga pemerintah yang membidangi penelitian
atau lembaga pemerintah terkait sesuai dengan bidang kegiatannya.
(9) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi pelaku perkawinan campuran yang menggabungkan diri
dengan suami atau istri warga negara Indonesia, permohonan
diajukan oleh suami atau istri Orang Asing yang bersangkutan
sebagai Penanggung Jawab dengan melampirkan juga:
a. akta perkawinan atau buku nikah yang telah diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah, kecuali
bahasa Inggris;
b. surat bukti lapor perkawinan dari kantor pencatatan sipil, dalam
hal perkawinan dilangsungkan di luar negeri; dan
c. rencana penggunaan tenaga kerja asing dari kementerian yang
membidangi ketenagakerjaan, dalam hal orang asing yang
bersangkutan sebagai tenaga kerja asing.
(10) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi yang menggabungkan diri dengan suami atau istri
pemegang Izin Tinggal Terbatas, permohonan diajukan oleh Penjamin
dengan melampirkan juga:
a. akta perkawinan atau buku nikah yang telah diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah, kecuali
bahasa Inggris; dan
b. kartu Izin Tinggal Terbatas atau kartu Izin Tinggal Tetap suami
atau istri.
(11) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi anak berkewarganegaraan asing yang menggabungkan
diri dengan orang tua yang mempunyai hubungan hukum
kekeluargaan dengan orang tua warga negara Indonesia, permohonan
diajukan oleh ayah dan/atau ibunya warga negara Indonesia sebagai
Penanggung Jawab dengan melampirkan juga:

www.peraturan.go.id
23 2014, No.1697

a. akta kelahiran yang bersangkutan yang telah diterjemahkan dalam


bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah, kecuali bahasa
Inggris;
b. akta perkawinan orang tua yang telah diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah, kecuali bahasa
Inggris; dan
c. surat bukti lapor perkawinan dari kantor pencatatan sipil, dalam
hal perkawinan dilangsungkan di luar negeri.
(12) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi anak yang belum berusia di bawah 18 (delapan belas)
tahun dan belum kawin yang menggabungkan diri dengan orang tua
pemegang Izin Tinggal Terbatas, permohonan diajukan oleh Penjamin
dengan melampirkan, juga:
a. akta kelahiran yang bersangkutan yang telah diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah, kecuali bahasa
Inggris;
b. akta perkawinan orang tua yang telah diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah kecuali bahasa
Inggris; dan
c. kartu Izin Tinggal Terbatas atau kartu Izin Tinggal Tetap ayah
dan/atau ibunya.
(13) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi eks warga negara Indonesia dalam rangka memperoleh
kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan, permohonan diajukan oleh Penjamin
dengan melampirkan juga:
a. bukti keterangan dari kepala perwakilan Republik Indonesia
tentang kehilangan kewarganegaraan Indonesia;
b. bukti berupa dokumen resmi yang dikeluarkan oleh instansi
pemerintah Republik Indonesia atau oleh lembaga yang diakui oleh
pemerintah Republik Indonesia yang sah yang dapat membuktikan
bahwa yang bersangkutan adalah eks warga negara Indonesia
antara lain akta kelahiran, kartu tanda penduduk, Paspor
Republik Indonesia atau ijazah.
(14) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi eks warga negara Indonesia bukan dalam rangka
memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesia, permohonan
diajukan oleh Penjamin dengan melampirkan juga dokumen resmi
yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah Republik Indonesia atau
oleh lembaga yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia yang

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 24

sah yang dapat membuktikan bahwa yang bersangkutan adalah eks


warga negara Indonesia antara lain akta kelahiran, kartu tanda
penduduk, Paspor Republik Indonesia atau ijazah.
(15) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi eks anak berkewarganegaraan ganda Republik Indonesia
permohonan diajukan oleh ayah dan/atau ibunya warga negara
Indonesia atau Penjamin dengan melampirkan juga:
a. akta kelahiran yang bersangkutan yang telah diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah, kecuali bahasa
Inggris;
b. akta perkawinan orang tua yang telah diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah, kecuali bahasa
Inggris; dan
c. bukti fasilitas Keimigrasian berupa kartu fasilitas Keimigrasian
atau pengembalian Dokumen Keimigrasian.
(16) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi wisatawan lanjut usia mancanegara, permohonan
diajukan oleh Penjamin dengan melampirkan juga:
a. surat izin usaha perdagangan biro perjalanan wisata yang ditunjuk
oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kepariwisataan;
b. bukti mengenai tersedianya dana untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya selama di Indonesia dari lembaga dana pensiun atau
bank di negara asalnya ataupun di Wilayah Indonesia;
c. bukti polis asuransi kesehatan, asuransi kematian;
d. bukti tinggal di sarana akomodasi yang tersedia selama di
Indonesia baik yang diperoleh dengan cara sewa, sewa beli, atau
pembelian; dan
e. bukti telah memperkerjakan tenaga informal warga negara
Indonesia sebagai pramuwisma, supir, penjaga keamanan, atau
tukang kebun.
(17) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi anak dari Orang Asing yang kawin secara sah dengan
warga negara Indonesia yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun
dan belum kawin dan menggabungkan dengan ayah atau ibu warga
negara Indonesia, permohonan diajukan oleh ayah atau ibunya warga
negara Indonesia sebagai Penanggung Jawab dengan melampirkan
juga:

www.peraturan.go.id
25 2014, No.1697

a. akta kelahiran yang bersangkutan yang telah diterjemahkan dalam


bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah, kecuali bahasa
Inggris; dan
b. akta perkawinan orang tua yang telah diterjemakan dalam bahasa
Indonesia oleh penerjemah tersumpah kecuali, bahasa Inggris; dan
c. surat bukti lapor perkawinan dari kantor pencatatan sipil, dalam
hal perkawinan dilangsungkan di luar negeri.
(18) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi yang bekerja pada instansi pemerintah, badan
internasional, atau perwakilan negara asing, permohonan diajukan
oleh Penjamin dengan melampirkan juga:
a. rekomendasi dari Kementerian Sekretariat Negara; dan
b. rekomendasi dari kementerian terkait atau lembaga pemerintah
terkait.
(19) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi yang bekerja sebagai tenaga ahli dalam rangka kerja
sama teknik pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah asing,
permohonan diajukan oleh Penjamin dengan melampirkan juga:
a. surat rekomendasi dari Kementerian Sekretariat Negara; dan
b. rekomendasi dari kementerian atau lembaga pemerintah terkait.
(20) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kecuali Tanda
Masuk pada Paspor Kebangsaan, bagi anak yang lahir di Wilayah
Indonesia yang mengikuti status Izin Tinggal orang tuanya pemegang
Izin Tinggal Terbatas, permohonan diajukan ayah dan/atau ibunya
dengan melampirkan juga:
a. surat keterangan kelahiran anak dari rumah sakit atau akta
kelahiran dari pejabat yang berwenang;
b. Paspor Kebangsaan ayah dan/atau ibunya;
c. Kartu Izin Tinggal Terbatas ayah dan/atau ibunya;
d. surat kawin orang tua bagi yang menikah; dan
e. surat keterangan lapor lahir yang dikeluarkan oleh Kantor
Imigrasi.
Pasal 29
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
menyelesaikan permohonan pemberian Izin Tinggal Terbatas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 26

b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda permohonan;


c. pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. persetujuan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
e. wawancara, identifikasi dan verifikasi data serta pengambilan data
biometrik foto dan sidik jari;
f. penerbitan kartu Izin Tinggal Terbatas yang sekaligus memuat Izin
Masuk Kembali pada Paspor Kebangsaan;
g. penandatanganan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk;
h. pemindaian dokumen selesai; dan
i. penyerahan dokumen.
(2) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak permohonan diterima.
(3) Penyelesaian permohonan pemberian Izin Tinggal Terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal dilakukan
wawancara.
Pasal 30
(1) Izin Tinggal Terbatas juga dapat diberikan bagi warga negara Taiwan
pemegang paspor diplomatik atau paspor dinas yang bekerja pada
Kamar Dagang dan Industri Taiwan yang berkedudukan di Wilayah
Indonesia termasuk keluarganya.
(2) Permohonan pemberian Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diajukan dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan
persyaratan:
a. paspor diplomatik atau paspor dinas yang sah dan masih berlaku;
b. rekomendasi dari Badan Intelijen Negara;
c. surat penjaminan dari pejabat yang berwenang pada Kamar
Dagang dan Industri Taiwan di Wilayah Indonesia; dan
d. identitas Penjamin berupa Kartu Izin Tinggal Terbatas.
(3) Selain melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), bagi warga negara Taiwan yang menggabungkan diri dengan
suami atau istri pemegang Izin Tinggal Terbatas melampirkan juga:

www.peraturan.go.id
27 2014, No.1697

a. akta perkawinan yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa


Indonesia; dan
b. Kartu Izin Tinggal Terbatas suami dan/atau istri.
(4) Selain melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), bagi anak dari warga negara Taiwan pemegang Izin Tinggal
Terbatas yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum
kawin yang menggabungkan diri dengan ayah dan/atau ibu pemegang
Izin Tinggal Terbatas melampirkan juga:
a. akta perkawinan orang tua yang telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia;
b. akta kelahiran yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia; dan
c. kartu Izin Tinggal Terbatas ayah dan/atau ibu.
(5) Selain melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), bagi anak yang lahir di Wilayah Indonesia yang mengikuti status
Izin Tinggal ayah dan/atau ibu warga negara Taiwan pemegang Izin
Tinggal Terbatas, permohonan diajukan oleh Penjamin dengan
melampirkan juga:
a. surat keterangan kelahiran anak dari rumah sakit atau akta
kelahiran dari pejabat yang berwenang;
b. paspor diplomatik atau dinas orang tua;
c. Izin Tinggal Terbatas orang tua;
d. akta perkawinan orang tua bagi yang menikah; dan
e. surat keterangan lapor lahir yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal.
(6) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan
berdasarkan asas timbal balik.
(7) Pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Direktur Jenderal atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(8) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan paling lama 1 (satu) tahun.
Pasal 31
(1) Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menyelesaikan
permohonan pemberian Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 30 melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 28

b. entri data, identifikasi, verifikasi data, pemindaian berkas dan


cetak tanda permohonan;
c. wawancara, identifikasi dan verifikasi data serta pengambilan data
biometrik foto dan sidik jari;
d. persetujuan Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
e. penerbitan kartu Izin Tinggal Terbatas yang sekaligus memuat Izin
Masuk Kembali pada Paspor Kebangsaan;
f. penandatanganan oleh Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk;
g. pemindaian dokumen selesai; dan
h. penyerahan dokumen.
(2) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak permohonan diterima.
(3) Penyelesaian permohonan pemberian Izin Tinggal Terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal dilakukan
wawancara.
Bagian kedua
Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas
Pasal 32
(1) Izin Tinggal Terbatas dapat diperpanjang, kecuali Izin Tinggal Terbatas
yang berasal dari Visa Tinggal terbatas saat kedatangan.
(2) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas terhadap Orang Asing
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dilaksanakan oleh Kepala
Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal Orang Asing berdasarkan
permohonan.
(3) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas terhadap Orang Asing
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dilaksanakan oleh Direktur
Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
Pasal 33
(1) Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf a
sampai dengan huruf e diberikan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas
untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun untuk setiap kali
perpanjangan, dengan ketentuan keseluruhan Izin Tinggal Terbatas
tidak melebihi 6 (enam) tahun.

www.peraturan.go.id
29 2014, No.1697

(2) Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf f
diberikan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas untuk jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun atau sesuai dengan rekomendasi dari
instansi/lembaga terkait untuk setiap kali perpanjangan, dengan
ketentuan keseluruhan Izin Tinggal Terbatas tidak melebihi 6 (enam)
tahun.
(3) Izin Tinggal Terbatas dengan jangka waktu paling lama 90 (sembilan
puluh) hari dapat diperpanjang paling banyak 3 (tiga) kali berturut-
turut, untuk setiap kali perpanjangan diberikan jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari.
(4) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1)
dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun,
dengan ketentuan keseluruhan Izin Tinggal Terbatas tidak melebihi 3
(tiga) tahun.
Pasal 34
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 ayat (1) huruf a dengan jangka waktu paling lama 2 (dua)
tahun diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah mendapatkan
persetujuan Direktur Jenderal.
(2) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 ayat (1) huruf b dan huruf c diberikan oleh Kepala Kantor
Imigrasi, kecuali untuk perpanjangan keempat dan seterusnya
perpanjangan diberikan setelah mendapat persetujuan dari Kepala
Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi Kemigrasian.
(3) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas yang diberikan bagi pelajar atau
mahasiswa dalam rangka keperluan pendidikan diberikan langsung
oleh Kepala Kantor Imigrasi.
Pasal 35
(1) Permohonan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas diajukan oleh
Penjamin atau Penanggung Jawab dengan mengisi aplikasi data dan
melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
atau Pasal 30 dan kartu Izin Tinggal Terbatas yang lama serta surat
keterangan tempat tinggal.
(2) Permohonan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c
dapat diajukan paling cepat 3 (tiga) bulan dan paling lambat pada hari
kerja sebelum Izin Tinggal Terbatas berakhir.
(3) Permohonan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf d dapat diajukan paling cepat
14 (empat belas) hari dan paling lambat pada hari kerja sebelum Izin
Tinggal Terbatas berakhir.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 30

(4) Permohonan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) yang telah didaftarkan sebelum
Izin Tinggal Terbatas berakhir, tidak diperhitungkan sebagai overstay
apabila penyelesaian permohonan melewati jangka waktu Izin
Tinggalnya.
(5) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf d diberikan terhitung
sejak tanggal Izin Tinggal Terbatas berakhir.
Pasal 36
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
melaksanakan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas yang tidak
membutuhkan persetujuan Kepala Kantor Wilayah atau Direktur
Jenderal, melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda permohonan;
c. pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan sesuai dengan
pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
e. persetujuan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
f. wawancara, identifikasi dan verifikasi data serta pengambilan data
biometrik foto dan sidik jari;
g. penerbitan kartu Izin Tinggal Terbatas, peneraan cap Izin Tinggal
Terbatas yang sekaligus memuat Izin Masuk Kembali pada Paspor
Kebangsaan;
h. penandatanganan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk;
i. pemindaian dokumen selesai; dan
j. penyerahan dokumen.
(2) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f dilaksanakan
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak
permohonan diterima.
(3) Penyelesaian permohonan pemberian Izin Tinggal Terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal dilakukan
wawancara dan telah dilakukan pembayaran biaya Imigrasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

www.peraturan.go.id
31 2014, No.1697

(4) Dalam hal perpanjangan Izin Tinggal Terbatas memerlukan


pengawasan Keimigrasian lapangan, jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diperpanjang untuk waktu paling lama 4
(empat) hari kerja.
Pasal 37
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
menindaklanjuti permohonan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas yang
membutuhkan persetujuan Kepala Kantor Wilayah melalui
mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda permohonan;
c. pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan sesuai dengan
pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
e. penandatangan surat permohonan persetujuan; dan
f. pemindaian dan pengiriman surat permohonan secara manual
dan/atau Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
(2) Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi Keimigrasian
memberikan persetujuan atau penolakan permohonan perpanjangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan, pengkajian, dan penelaahan
persyaratan;
b. pembuatan dan penandatanganan surat Kepala Kantor Wilayah
melalui Kepala Divisi Keimigrasian atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk mengenai persetujuan atau penolakan perpanjangan Izin
Tinggal;
c. pemindaian dokkumen selesai; dan
d. pengiriman surat ke Kantor Imigrasi secara manual dan/atau
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
(3) Persetujuan atau penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan
persetujuan atau penolakan diterima secara manual dan/atau melalui
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
(4) Dalam hal perpanjangan Izin Tinggal Terbatas memerlukan
pengawasan Keimigrasian lapangan, jangka waktu sebagaimana

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 32

dimaksud pada ayat (3) diperpanjang untuk waktu paling lama 4


(empat) hari kerja.
Pasal 38
(1) Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi Keimigrasian
menindaklanjuti permohonan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas yang
membutuhkan persetujuan Direktur Jenderal melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan dan pengkajian persyaratan;
b. pembuatan dan penandatanganan surat permohonan kepada
Direktur Jenderal;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
d. pengiriman surat permohonan persetujuan kepada Direktur
Jenderal secara manual dan/atau melalui Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian.
(2) Penyelesaian pembuatan surat permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama
3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara
manual dan/atau melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
(3) Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menyelesaikan
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui
mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan, pengkajian, dan penelaahan
persyaratan;
b. pembuatan dan penandatanganan surat Direktur Jenderal atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk mengenai persetujuan atau
penolakan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
d. pengiriman surat ke Kantor Imigrasi secara manual dan/atau
melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
(4) Persetujuan atau penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi melalui Kepala Kantor
Wilayah dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung
sejak tanggal permohonan diterima secara manual dan/atau melalui
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
Pasal 39
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
menindaklanjuti persetujuan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas dari
Kepala Kantor Wilayah atau dari Direktur Jenderal melalui
mekanisme:

www.peraturan.go.id
33 2014, No.1697

a. wawancara, identifikasi dan verifikasi data, serta pengambilan data


biometrik foto dan sidik jari;
b. penerbitan kartu Izin Tinggal Terbatas yang sekaligus memuat Izin
Masuk Kembali pada Paspor Kebangsaan;
c. penandatanganan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk;
d. pemindaian dokumen selesai; dan
e. penyerahan dokumen.
(2) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak surat persetujuan perpanjangan dari Kepala Kantor
Wilayah atau dari Direktur Jenderal diterima.
(3) Penyelesaian permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak dilakukan wawancara dan setelah dilakukan
pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 40
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memberikan tanda terima permohonan sebagai bukti permohonan
pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Terbatas dalam hal
permohonan pemberian atau perpanjangan beserta persyaratannya
telah diterima secara lengkap.
(2) Dalam hal persyaratan permohonan pemberian atau perpanjangan
Izin Tinggal Terbatas belum lengkap, Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
mengembalikan berkas permohonan kepada Penjamin atau
Penanggung Jawab pada kesempatan pertama dengan bukti tanda
pengembalian yang memuat alasan sebagai suatu pernyataan bahwa
permohonan ditarik kembali.
Bagian Ketiga
Izin Tinggal Terbatas Perairan
Paragraf 1
Pemberian Izin Tinggal Terbatas Perairan
Pasal 41
(1) Izin Tinggal Terbatas Perairan diberikan kepada Orang Asing yang
bekerja sebagai:
a. nakhoda;
b. awak kapal; atau
c. tenaga ahli.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 34

(2) Izin Tinggal Terbatas Perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam rangka bekerja di atas kapal, alat apung, atau
instalasi yang beroperasi di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk yang
wilayah kerjanya membawahi tempat keberadaan Orang Asing yang
bersangkutan dapat memberikan persetujuan kepada pemegang Izin
Tinggal Terbatas Perairan untuk berada di darat paling lama 7
(tujuh) hari dalam rangka:
a. kepentingan administrasi dengan kantor Penjaminnya;
b. berobat;
c. meninggalkan Wilayah Indonesia tidak dengan kapal atau Alat
Angkutnya dan masuk ke Wilayah Indonesia dengan menggunakan
Izin Masuk Kembali;
d. meninggalkan Wilayah Indonesia tidak dengan kapal atau Alat
Angkutnya dan tidak bermaksud bergabung kembali dengan kapal
atau Alat Angkutnya; atau
e. deportasi.
(4) Persetujuan kepada Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas
Perairan untuk berada di darat diberikan dalam bentuk:
a. surat keterangan izin berada di darat, bagi Orang Asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a sampai dengan c;
b. peneraan cap “Exit Pass”, bagi orang asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf d; dan
c. peneraan cap “Deportation” bagi orang asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf e.
Pasal 42
(1) Orang Asing yang bermaksud bekerja di perairan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) dapat masuk ke Wilayah Indonesia
dengan cara:
a. datang langsung bersama kapal atau alat apungnya; atau
b. tidak dengan kapal atau alat apungnya, dalam hal penambahan
atau penggantian awak kapal atau alat apung.
(2) Nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing yang datang langsung
dengan kapal atau alat apungnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa.

www.peraturan.go.id
35 2014, No.1697

(3) Nakhoda, awak kapal, atau tenaga ahli asing yang datang tidak
dengan kapal atau alat apungnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b wajib memiliki Visa tinggal terbatas saat kedatangan.
Pasal 43
(1) Orang Asing pemegang Visa tinggal terbatas saat kedatangan dalam
rangka bergabung bekerja di kapal laut, Alat Angkut, alat apung, atau
instalasi di wilayah perairan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42
ayat (3) diberikan Tanda Masuk yang berlaku sebagai Izin Tinggal
Terbatas saat kedatangan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi.
(2) Izin Tinggal Terbatas saat kedatangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), juga dapat dipergunakan dalam rangka:
a. melakukan pengawasan kualitas barang atau produksi;
b. melakukan inspeksi atau audit;
c. melayani purnajual;
d. memasang dan mereparasi mesin;
e. melakukan pekerjaan nonpermanen dalam rangka konstruksi;
atau
f. melakukan pekerjaan yang bersifat darurat dan mendesak di
wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia.
(3) Izin Tinggal Terbatas yang berasal dari Visa Tinggal terbatas saat
kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberikan Izin
Masuk Kembali.
(4) Izin Tinggal Terbatas yang berasal dari Visa Tinggal terbatas saat
kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan sekaligus
dengan Izin Masuk Kembali.
Pasal 44
(1) Izin Tinggal Terbatas Perairan diberikan untuk jangka waktu:
a. paling lama 1 (satu) tahun; atau
b. paling lama 6 (enam) bulan.
(2) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas Perairan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal.
(3) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas Perairan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tidak melebihi masa berlaku Paspor Kebangsaan atau
Dokumen Perjalanan Orang Asing.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 36

(4) Izin Tinggal Terbatas Perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam bentuk teraan pada Paspor Kebangsaan atau
Dokumen Perjalanan Orang Asing.
Pasal 45
(1) Pemberian Izin Tinggal Terbatas Perairan dilaksanakan melalui:
a. penerbitan Keputusan Direktur Jenderal; dan
b. peneraan Izin Tinggal Terbatas Perairan oleh Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk yang membawahi
wilayah kerja yang bersangkutan.
(2) Penerbitan Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilaksanakan berdasarkan permohonan.
(3) Permohonan penerbitan Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diajukan sebelum Alat Angkut masuk ke
Wilayah Indonesia.
(4) Dalam hal terjadi penggantian dan/atau penambahan Nakhoda, awak
kapal, atau tenaga ahli asing, permohonan penerbitan Keputusan
Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
diajukan setelah Alat Angkut masuk ke Wilayah Indonesia.
(5) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan oleh
Penjamin kepada Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. surat keagenan kapal, alat apung, atau instalasi;
b. daftar awak kapal asing atau daftar tenaga ahli asing yang
dikeluarkan oleh instansi pemerintah;
c. surat penjaminan dari Penjamin;
d. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan Orang Asing yang
bersangkutan yang sah dan masih berlaku, yang memuat Izin
Tinggal Terbatas saat kedatangan dalam hal awak kapal datang
tidak dengan kapal, alat apung, atau instalasinya;
e. surat rekomendasi dari instasi terkait sesuai dengan
kewenangannya; dan
f. surat kuasa bermeterai cukup dalam hal permohonan melalui
kuasa.
(6) Penetapan Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilaksanakan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. cetak tanda permohonan;

www.peraturan.go.id
37 2014, No.1697

c. entri data;
d. pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. persetujuan Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
f. penandatanganan oleh Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk;
g. pemindaian dokumen selesai; dan
h. penyerahan dokumen kepada Penjamin.
(7) Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
disampaikan secara manual dan/atau melalui Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian kepada Kepala Kantor Imigrasi yang
membawahi wilayah kerja kapal, alat apung, atau instalasi dengan
tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah dan Direktur Pembinaan
dan Penempatan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, serta instansi terkait lainnya.
(8) Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
dapat juga disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi yang diminta
oleh Penjamin sesuai rencana operasi kapal, alat apung, atau
instalasi.
(9) Keputusan Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
Paragraf 2
Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas Perairan
Pasal 46
(1) Izin Tinggal Terbatas Perairan dengan jangka waktu paling lama 1
(satu) tahun dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun.
(2) Izin Tinggal Terbatas Perairan dengan jangka waktu paling lama 6
(enam) bulan dapat diperpanjang paling banyak 3 (tiga) kali berturut-
turut untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan setiap kali
perpanjangan.
(3) Ketentuan mengenai pemberian Izin Tinggal Terbatas Perairan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dan Pasal 42 berlaku secara
mutatis mutandis terhadap perpanjangan Izin Tinggal Terbatas
Perairan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 38

Pasal 47
(1) Permohonan penerbitan Keputusan Direktur Jenderal mengenai Izin
Tinggal Terbatas Perairan yang telah memenuhi persyaratan diberikan
tanda terima sebagai tanda bukti permohonan.
(2) Dalam hal persyaratan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) belum lengkap, Pejabat Imigrasi yang ditunjuk mengembalikan
berkas permohonan kepada pemohon pada kesempatan pertama dan
memberikan bukti tanda pengembalian yang menyatakan
permohonan ditarik kembali.
Paragraf 3
Peneraan Izin Tinggal Terbatas Perairan
Pasal 48
(1) Penjamin yang telah menerima Keputusan Direktur Jenderal
mengenai pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Terbatas Perairan
wajib mengajukan permohonan peneraan kepada Kepala Kantor
Imigrasi dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal Keputusan Direktur Jenderal ditetapkan.
(2) Peneraan Izin Tinggal Terbatas Perairan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk.
(3) Permohonan peneraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. Keputusan Direktur Jenderal mengenai pemberian atau
perpanjangan Izin Tinggal Terbatas Perairan;
b. surat keagenan kapal, alat apung, atau instalasi;
c. daftar awak kapal asing atau daftar tenaga ahli asing yang
dikeluarkan oleh instansi pemerintah;
d. surat penjaminan dari Penjamin;
e. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan Orang Asing yang
bersangkutan yang sah dan masih berlaku, yang memuat Izin
Tinggal Terbatas saat kedatangan dalam hal awak kapal datang
tidak dengan kapal, alat apung, atau instalasi;
f. surat rekomendasi dari instasi terkait sesuai dengan
kewenangannya; dan
g. surat kuasa bermeterai cukup, dalam hal permohonan melalui
kuasa.

www.peraturan.go.id
39 2014, No.1697

(4) Permohonan peneraan Izin Tinggal Terbatas Perairan sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. cetak tanda permohonan;
c. entri data;
d. pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. persetujuan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
f. peneraan Izin Tinggal Terbatas Perairan yang sekaligus memuat
Izin Masuk Kembali pada Paspor Kebangsaan atau Dokumen
Perjalanan;
g. penandatanganan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk;
h. pemindaian dokumen selesai; dan
i. penyerahan dokumen.
(5) Peneraan Izin Tinggal Terbatas Perairan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari
kerja terhitung sejak tanggal permohonan diterima dan setelah
dilakukan pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 49
Permohonan peneraan Izin Tinggal Terbatas Perairan yang telah memenuhi
persyaratan diberikan tanda terima sebagai bukti permohonan peneraan
Izin Tinggal Terbatas Perairan oleh Pejabat Imigrasi.
Bagian Keempat
Penolakan Izin Tinggal Terbatas
Pasal 50
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menolak
pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf d
yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 dan Pasal 35 ayat (1).
(2) Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menolak
pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1), yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) sampai dengan
ayat (5) atau Pasal 35 ayat (1).

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 40

(3) Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi menolak pemberian


Izin Tinggal Terbatas saat kedatangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 ayat (1) huruf e.
(4) Direktur Jenderal, Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk menolak pemberian, perpanjangan atau peneraan Izin
Tinggal Terbatas Perairan yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (5) dan Pasal 46 ayat (3)
atau Pasal 48 ayat (3).
(5) Penolakan pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) juga
dilaksanakan dalam hal:
a. namanya tercantum dalam daftar Penangkalan;
b. Dokumen Perjalanannya diduga palsu;
c. menderita gangguan jiwa atau penyakit menular yang
membahayakan kesehatan umum atau diduga melakukan
perbuatan yang melanggar norma kesusilaan yang berlaku di
Indonesia;
d. memberi keterangan yang tidak benar dalam memperoleh Visa;
e. diduga terlibat dalam kejahatan internasional dan kejahatan
transnasional terorganisasi;
f. menunjukan perilaku yang membahayakan keamanan dan
ketertiban umum;
g. termasuk dalam daftar pencarian orang dari suatu negara asing;
h. diduga terlibat dalam kegiatan makar terhadap pemerintahan
Republik Indonesia;
i. diduga terlibat kegiatan politik yang merugikan negara; atau
j. tidak membayar biaya beban dan/atau biaya Keimigrasian, kecuali
yang dibebaskan dari kewajiban dari biaya beban dan/atau biaya
Keimigrasian berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(6) Penolakan pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berlaku juga terhadap anak
yang ayah dan/atau ibunya ditolak pemberian atau perpanjangan.
(7) Dalam hal terjadi penolakan pemberian atau perpanjangan Izin
Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan
ayat (4), Direktur Jenderal, Kepala Kantor Imigrasi, atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk memerintahkan Orang Asing yang
bersangkutan meninggalkan Wilayah Indonesia dalam waktu paling
lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal cap “Exit Pass” diterakan
pada Paspor Kebangsaan Orang Asing.

www.peraturan.go.id
41 2014, No.1697

(8) Dalam hal terjadi penolakan pemberian atau perpanjangan Izin


Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Direktur
Jenderal, Kepala Kantor Imigrasi, atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memerintahkan Orang Asing yang bersangkutan meninggalkan
Wilayah Indonesia dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung
sejak tanggal cap “Deportation” diterakan pada Paspor Kebangsaan
Orang Asing yang bersangkutan setelah dilakukan pemeriksaan yang
dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara
Pendapat.
Bagian Kelima
Pembatalan Izin Tinggal Terbatas
Pasal 51
(1) Izin Tinggal Terbatas dapat dibatalkan dalam hal Orang Asing:
a. terbukti melakukan tindak pidana terhadap negara sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan;
b. melakukan kegiatan yang berbahaya atau patut diduga akan
berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum;
c. melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. memberikan informasi yang tidak benar dalam pengajuan
permohonan Izin Tinggal Terbatas;
e. dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian; atau
f. putus hubungan perkawinan karena perceraian dan/atau atas
putusan pengadilan bagi Orang Asing yang memperoleh Izin
Tinggal Terbatas karena kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia.
(2) Pembatalan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
25 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c dilaksanakan oleh Kepala
Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk setelah mendapat
persetujuan dari Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi
Keimigrasian.
(3) Pembatalan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
30 dilaksanakan oleh Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
(4) Pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3),
dilaksanakan dengan menerakan cap pembatalan Izin Tinggal
Terbatas pada Paspor Kebangsaan dan/atau mencabut kartu Izin
Tinggal Terbatasnya.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 42

(5) Pembatalan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) dan ayat (3) disampaikan kepada Orang Asing yang bersangkutan
secara tertulis disertai alasan.
(6) Dalam hal terjadi pembatalan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), Kepala Kantor Imigrasi atau
Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memerintahkan
Orang Asing yang bersangkutan meninggalkan Wilayah Indonesia
dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal cap
“Deportation” diterakan pada Paspor Kebangsaan atau Dokumen
Perjalanan Orang Asing yang bersangkutan setelah dilakukan
pemeriksaan.
Bagian Keenam
Berakhirnya Izin Tinggal Terbatas
Pasal 52
Izin Tinggal Terbatas berakhir karena pemegangnya:
a. kembali ke negara asalnya dan tidak bermaksud masuk lagi ke
wilayah Indonesia;
b. kembali ke negara asalnya dan tidak kembali lagi sampai melebihi
masa berlaku Izin Masuk Kembali yang dimilikinya;
c. memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia;
d. izinnya telah habis masa berlaku;
e. Izinnya beralih status menjadi Izin Tinggal Tetap;
f. izinnya dibatalkan oleh Kepala Kantor Imigrasi, Direktur Jenderal
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
g. dikenai deportasi; atau
h. meninggal dunia.
Pasal 53
(1) Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a
sampai dengan huruf c, yang bermaksud meninggalkan Wilayah
Indonesia dan tidak ingin masuk kembali, harus melapor untuk
mengakhiri Izin Tinggalnya ke Kantor Imigrasi yang menerbitkan
dengan menyerahkan kartu Izin Tinggal Terbatasnya.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Penjamin atau Penanggung Jawab dengan menyampaikan surat
pengakhiran sebelum jangka waktu Izin Tinggalnya berakhir dengan
mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. kartu Izin Tinggal Terbatasnya; dan
b. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku.

www.peraturan.go.id
43 2014, No.1697

(3) Pengakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh


Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melalui
mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data dan cetak tanda permohonan;
c. pemindaian berkas;
d. penarikan kartu Izin Tinggal Terbatas dan peneraan cap
pengembalian kartu Izin Tinggal Terbatas pada Paspor
Kebangsaan.
e. pemindaian dokumen selesai; dan
f. penyerahan dokumen.
(4) Orang Asing yang telah berakhir Izin Tinggal Terbatasnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), harus meninggalkan Wilayah
Indonesia dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak
tanggal cap “Return Of Immigration Document” diterakan pada Paspor
Kebangsaan Orang Asing yang bersangkutan.
(5) Peneraan cap sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak
tanggal permohonan diterima.
Pasal 54
(1) Dalam hal Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c,
berada di luar Wilayah Indonesia atau kembali ke negara asalnya dan
tidak bermaksud masuk lagi ke Wilayah Indonesia sedangkan Izin
Tinggalnya masih berlaku, Penjamin atau Penanggung Jawab wajib
melapor ke Kantor Imigrasi yang menerbitkan untuk mengakhiri Izin
Tinggalnya.
(2) Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang Izin
Tinggalnya sudah berakhir dan bermaksud masuk kembali ke Wilayah
Indonesia dapat mengembalikan kartu Izin Tinggal Terbatasnya
kepada Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
Pasal 55
(1) Dalam hal Penjamin atau Penanggung Jawab dari Orang Asing ingin
mengakhiri penjaminannya terhadap Orang Asing yang masih berada
di Wilayah Indonesia dan Izin Tinggal Terbatasnya masih berlaku,
harus melapor ke Kantor Imigrasi yang menerbitkan untuk
mengakhiri Izin Tinggal Terbatas Orang Asing yang bersangkutan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 44

(2) Penjamin atau Penanggung Jawab wajib mengeluarkan Orang Asing


sebagaimana dimaksud ayat (1) dari Wilayah Indonesia dan
mengembalikan kartu Izin Tinggal Terbatas.
Pasal 56
Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melakukan
pemutakhiran data terhadap Izin Tinggal Terbatas yang telah berakhir.
Pasal 57
(1) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas Perairan yang bermaksud
meninggalkan Wilayah Indonesia dan tidak ingin masuk kembali
harus melapor ke Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya membawahi
tempat Alat Angkut, alat apung, atau instalasi untuk mengakhiri Izin
Tinggalnya.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Penjamin dengan menyampaikan surat pengakhiran sebelum jangka
waktu Izin Tinggalnya berakhir, dengan mengisi aplikasi data dan
melampirkan persyaratan berupa Paspor Kebangsaan atau Dokumen
Perjalanan.
(3) Pengakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melalui
mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data dan cetak tanda permohonan;
c. pemindaian berkas;
d. peneraan cap “Exit Pass” pada Paspor Kebangsaan atau Dokumen
Perjalanan;
e. pemindaian akhir; dan
f. penyerahan.
(4) Peneraan cap pengakhiran Izin Tinggal Terbatas Perairan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf d dilaksanakan dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan
diterima.
(5) Orang Asing yang Izin Tinggal Terbatas Perairannya telah berakhir
wajib meninggalkan Wilayah Indonesia dalam waktu paling lama 7
(tujuh) hari terhitung sejak tanggal cap “Exit Pass” diterakan pada
Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan Orang Asing yang
bersangkutan.

www.peraturan.go.id
45 2014, No.1697

BAB IV
IZIN TINGGAL TETAP
Bagian Kesatu
Pemberian Izin Tinggal Tetap
Pasal 58
(1) Izin Tinggal Tetap dapat diberikan kepada:
a. Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas sebagai rohaniawan,
pekerja, investor, dan lanjut usia;
b. keluarga karena perkawinan campuran;
c. suami, istri, dan/atau anak dari Orang Asing pemegang Izin
Tinggal Tetap; dan
d. Orang Asing eks warga negara Indonesia dan eks subjek anak
berkewarganegaraan ganda Republik Indonesia.
(2) Izin Tinggal Tetap yang diberikan kepada Orang Asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), juga dapat diberikan kepada:
a. eks subyek anak berkewarganegaraan ganda Republik Indonesia
yang memilih kewarganegaraan asing;
b. anak yang lahir di Indonesia dari Orang Asing pemegang Izin
Tinggal Tetap; dan
c. warga negara Indonesia yang kehilangan kewarganegaraan
Indonesia di Wilayah Indonesia.
(3) Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberikan melalui alih status.
(4) Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diberikan secara langsung tanpa melalui alih status.
Pasal 59
(1) Izin Tinggal Tetap diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
kecuali untuk Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58
ayat (1) huruf c dan ayat (2) huruf b.
(2) Jangka waktu Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang dikecualikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan sesuai dengan jangka
waktu Izin Tinggal Tetap:
a. suami, istri, ayah atau ibu pemegang Izin Tinggal Tetap dari Orang
Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) huruf c; dan
b. ayah atau ibu pemegang Izin Tinggal Tetap dari anak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 ayat (2) huruf b.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 46

Pasal 60
Izin Tinggal Tetap diberikan dalam bentuk kartu dan teraan pada Paspor
Kebangsaan Orang Asing yang bersangkutan.
Pasal 61
Pemberian Izin Tinggal Tetap berdasarkan alih status dari Izin Tinggal
Terbatas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 62
(1) Pemberian Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58
ayat (2) dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
Orang Asing yang bersangkutan berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan pemberian Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diajukan oleh Penjamin atau Penanggung Jawab dengan
mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. surat penjaminan dari Penjamin;
b. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku;
c. surat keterangan tempat tinggal; dan
d. surat kuasa bermeterai cukup dalam hal permohonan diajukan
melalui kuasa.
(3) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), permohonan Izin Tinggal Tetap bagi anak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 ayat (2) huruf b diajukan oleh ayah
dan/atau ibunya atau Penjamin ayah dan/atau ibunya, dengan
melampirkan juga:
a. akta kelahiran yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang atau
surat keterangan kelahiran anak dari rumah sakit;
b. akta perkawinan surat kawin orang tua;
c. kartu Izin Tinggal Tetap orang tua; dan
d. surat keterangan lapor lahir yang dikeluarkan oleh Kantor
Imigrasi.
(4) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), permohonan Izin Tinggal tetap bagi eks anak
berkewarganegaraan ganda Republik Indonesia yang memilih menjadi
warga negara asing dan bertempat tinggal di Wilayah Indonesia
diajukan oleh ayah dan/atau ibunya warga negara Indonesia, dengan
melampirkan juga:
a. Pernyataan Integrasi;

www.peraturan.go.id
47 2014, No.1697

b. bukti pengembalian Paspor bagi yang memiliki;


c. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengenai
pencabutan kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan
Pasal 41 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, bagi yang memiliki; dan
d. bukti pencabutan kartu fasilitas Keimigrasian.
(5) Selain harus melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), permohonan Izin Tinggal Tetap bagi eks anak
berkewarganegaraan ganda Republik Indonesia yang tidak memilih
salah satu kewarganegaraan yang bertempat tinggal di Wilayah
Indonesia diajukan oleh ayah dan/atau ibu warga negara Indonesia
dengan melampirkan juga:
a. Pernyataan Integrasi;
b. surat keterangan tempat tinggal Orang Asing yang bersangkutan;
c. bukti pencabutan Paspor bagi yang memiliki;
d. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengenai
pencabutan kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan
Pasal 41 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, bagi yang memiliki;
e. bukti pencabutan kartu fasilitas Keimigrasian; dan
f. surat persetujuan Direktur Jenderal.
(6) Selain melampirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
permohonan Izin Tinggal Tetap bagi eks warga negara Indonesia yang
kehilangan kewarganegaraan Indonesia di Wilayah Indonesia dan
tinggal di Wilayah Indonesia diajukan oleh Penjamin dengan
melampirkan juga:
a. Pernyataan Integrasi;
b. surat penjaminan dari Penjamin;
c. surat keterangan tempat tinggal Orang Asing yang bersangkutan;
d. bukti yang menunjukkan pernah menjadi warga negara Indonesia,
berupa akta kelahiran, ijazah, kartu tanda penduduk warga negara
Indonesia, atau Dokumen Perjalanan Republik Indonesia; dan
e. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku.
Pasal 63
(1) Permohonan pemberian Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 58 ayat (2) harus diajukan dalam waktu paling lama 14
(empat belas) hari terhitung sejak:

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 48

a. tanggal kelahiran, bagi anak berkewarganegaraan asing yang baru


lahir di Wilayah Indonesia dan pada saat lahir ayah dan/atau
ibunya pemegang Izin Tinggal Tetap serta tidak dalam perkawinan
campuran;
b. pengembalian Paspor, bagi eks anak berkewarganegaraan ganda
Republik Indonesia yang memilih menjadi warga negara asing
yang bertempat tinggal di Wilayah Indonesia;
c. berusia 21 (dua puluh satu) tahun, bagi eks anak
berkewarganegaraan ganda Republik Indonesia yang tidak memilih
salah satu kewarganegaraan dan bertempat tinggal di Wilayah
Indonesia; atau
d. terjadinya peristiwa hukum yang mengakibatkan kehilangan
kewarganegaraan Indonesia, bagi warga negara Indonesia yang
tinggal di Wilayah Indonesia.
(2) Dalam hal permohonan pemberian Izin Tinggal Tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diajukan dalam waktu lebih dari 14 (empat
belas) hari, pemberian Izin Tinggal Tetap dilaksanakan setelah
dilakukan pemeriksaan dan mendapatkan persetujuan Direktur
Jenderal, yang dituangkan dalam berita acara pemeriksaan dan berita
acara pendapat.
(3) Permohonan pemberian Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disampaikan oleh Kepala Kantor Imigrasi melalui
mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data dan cetak tanda permohonan;
c. pemindaian berkas;
d. identifikasi dan verifikasi data, pembuatan Berita Acara
Pemeriksaan dan Berita Acara Pendapat;
e. penandatanganan surat permohonan kepada Kepala Kantor
Wilayah;
f. pemindaian dokumen selesai; dan
g. pengiriman surat permohonan secara manual dan/atau melalui
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
(4) Kepala Kantor Imigrasi menyampaikan surat permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Kepala Kantor Wilayah
dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
tanggal permohonan diterima secara manual dan/atau melalui Sistem
Informasi Manajemen Keimigrasian.

www.peraturan.go.id
49 2014, No.1697

(5) Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi Keimigrasian


menyampaikan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
kepada Direktur Jenderal disertai pertimbangan dan saran melalui
mekanisme:
a. pemeriksaan dan pengkajian kelengkapan persyaratan;
b. pembuatan dan penandatanganan surat Kepala Kantor Wilayah
melalui Kepala Divisi Keimigrasian;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
d. penyampaian surat kepada Direktur Jenderal secara manual
dan/atau melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
(6) Penyampaian surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak tanggal surat permohonan Kepala Kantor Imigrasi
diterima secara manual dan/atau melalui Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian.
(7) Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memberikan
persetujuan atau penolakan pemberian Izin Tinggal Tetap melalui
mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan, pengkajian, dan penelaahan
persyaratan;
b. penandatanganan surat Direktur Jenderal mengenai persetujuan
atau penolakan pemberian Izin Tinggal Tetap;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
d. penyampaian surat Direktur Jenderal secara manual dan/atau
melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian kepada Kepala
Kantor Imigrasi.
(8) Penyampaian surat Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari
kerja terhitung sejak tanggal surat permohonan diterima secara
manual dan/atau melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
Pasal 64
(1) Permohonan Izin Tinggal Tetap yang tidak memerlukan persetujuan
diselesaikan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas dan cetak tanda permohonan;
c. pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 50

d. pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan sesuai dengan


pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
e. persetujuan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
f. wawancara, identifikasi dan verifikasi data serta pengambilan data
biometrik foto dan sidik jari;
g. penerbitan kartu Izin Tinggal Tetap dan peneraan cap Izin Tinggal
Tetap yang sekaligus memuat Izin Masuk Kembali dengan masa
berlaku 2 (dua) tahun pada Paspor Kebangsaan;
h. penandatanganan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk;
i. pemindaian dokumen selesai; dan
j. penyerahan dokumen.
(2) Kepala Kantor Imigrasi menindaklanjuti surat Direktur Jenderal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (8) melalui mekanisme:
a. pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. persetujuan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
c. wawancara, identifikasi dan verifikasi data serta pengambilan data
biometrik foto dan sidik jari;
d. penerbitan kartu Izin Tinggal Tetap dan peneraan cap pemberian
Izin Tinggal Tetap yang sekaligus memuat Izin Masuk Kembali
dengan masa berlaku 2 (dua) tahun pada Paspor Kebangsaan;
e. penandatanganan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk;
f. pemindaian dokumen selesai; dan
g. penyerahan dokumen.
(3) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak permohonan diterima.
(4) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak surat persetujuan Direktur Jenderal diterima.
(5) Penyelesaian permohonan pemberian Izin Tinggal Tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal dilakukan

www.peraturan.go.id
51 2014, No.1697

wawancara dan telah dilakukan pembayaran biaya Imigrasi sesuai


ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Dalam hal perpanjangan Izin Tinggal Tetap memerlukan pengawasan
Keimigrasian lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diperpanjang
untuk waktu paling lama 4 (empat) hari kerja.
Bagian Kedua
Perpanjangan Izin Tinggal Tetap
Pasal 65
(1) Izin Tinggal Tetap dapat diperpanjang untuk jangka waktu tidak
terbatas.
(2) Perpanjangan jangka waktu Izin Tinggal Tetap dilaksanakan
berdasarkan permohonan.
(3) Permohonan perpanjangan jangka waktu Izin Tinggal Tetap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan paling cepat 3
(tiga) bulan dan paling lambat pada hari kerja sebelum tanggal jangka
waktu Izin Tinggal Tetap berakhir kepada Kepala Kantor Imigrasi yang
wilayah kerjanya membawahi tempat tinggal Orang Asing.
(4) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang didaftarkan
sebelum jangka waktu Izin Tinggal Tetap berakhir, tidak
diperhitungkan sebagai overstay apabila penyelesaiannya melewati
jangka waktu Izin Tinggalnya.
(5) Perpanjangan jangka waktu Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) diberikan terhitung sejak tanggal Izin Tinggal Tetap
berakhir.
Pasal 66
(1) Permohonan perpanjangan Izin Tinggal Tetap diajukan oleh Penjamin
atau Penanggung Jawab dengan mengisi aplikasi data dan
melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 dan
kartu Izin Tinggal Tetap yang lama.
(2) Kepala Kantor Imigrasi yang menerima permohonan perpanjangan Izin
Tinggal Tetap meneruskan permohonan disertai pertimbangan dan
saran kepada Kepala Kantor Wilayah melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas, dan cetak tanda permohonan;
c. identifikasi dan verifikasi data;

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 52

d. pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan sesuai dengan


pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
e. penandatanganan surat permohonan kepada Kepala Kantor
Wilayah;
f. pemindaian dokumen selesai; dan
g. penyampaian surat Kepala Kantor Imigrasi secara manual
dan/atau melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian
kepada Kepala Kantor Wilayah.
(3) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan
kepada Kepala Kantor Wilayah dalam jangka waktu paling lama 7
(tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
(4) Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi Keimigrasian
meneruskan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
kepada Direktur Jenderal disertai pertimbangan dan saran melalui
mekanisme:
a. pemeriksaan dan pengkajian kelengkapan persyaratan;
b. penandatanganan surat Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala
Divisi Keimigrasian;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
d. penyampaian surat kepada Direktur Jenderal secara manual
dan/atau melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
(5) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), disampaikan
kepada Direktur Jenderal dalam waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja terhitung sejak tanggal surat Kepala Kantor Imigrasi
diterima secara manual dan/atau melalui Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian.
(6) Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memberikan
persetujuan atau penolakan perpanjangan Izin Tinggal Tetap melalui
mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan, pengkajian, dan penelaahan
persyaratan;
b. penandatanganan surat Direktur Jenderal mengenai persetujuan
atau penolakan perpanjangan Izin Tinggal Tetap;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
d. penyampaian surat Direktur Jenderal kepada Kepala Kantor
Imigrasi secara manual dan/atau melalui Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian.

www.peraturan.go.id
53 2014, No.1697

(7) Surat persetujuan atau penolakan perpanjangan Izin Tinggal Tetap


sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disampaikan kepada Kepala
Kantor Imigrasi dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung
sejak tanggal surat Kepala Kantor Wilayah diterima secara manual
dan/atau melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
Pasal 67
(1) Kepala Kantor Imigrasi menindaklanjuti surat persetujuan atau
penolakan perpanjangan Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (6) melalui mekanisme:
a. pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. persetujuan Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk;
c. wawancara, identifikasi dan verifikasi data serta pengambilan data
biometrik foto dan sidik jari;
d. penerbitan kartu Izin Tinggal Tetap dan peneraan cap pemberian
Izin Tinggal Tetap yang sekaligus memuat Izin Masuk Kembali
dengan masa berlaku 2 (dua) tahun pada Paspor Kebangsaan;
e. penandatanganan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk;
f. pemindaian dokumen selesai; dan
g. penyerahan dokumen.
(2) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak surat persetujuan Direktur Jenderal diterima.
(3) Perpanjangan Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak dilakukan wawancara dan telah dilakukan
pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 68
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memberikan tanda terima Permohonan sebagai bukti permohonan
pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Tetap dalam hal
permohonan pemberian atau perpanjangan beserta persyaratannya
telah diterima secara lengkap.
(2) Dalam hal persyaratan permohonan pemberian atau perpanjangan
Izin Tinggal Tetap belum lengkap, Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk mengembalikan berkas permohonan kepada

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 54

Penjamin atau Penanggung Jawab pada kesempatan pertama dengan


tanda pengembalian yang memuat pernyataan permohonan ditarik
kembali.
Bagian Ketiga
Penolakan Izin Tinggal Tetap
Pasal 69
(1) Penolakan pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Tetap
dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
(2) Penolakan pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Tetap dilakukan
terhadap permohonan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 62 atau Pasal 66.
(3) Penolakan pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Tetap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga dilaksanakan dalam hal
Orang Asing yang:
a. namanya tercantum dalam daftar Penangkalan;
b. Dokumen Perjalanannya diduga palsu;
c. menderita gangguan jiwa atau penyakit menular yang
membahayakan kesehatan umum atau diduga melakukan
perbuatan yang melanggar norma kesusilaan yang berlaku di
Indonesia;
d. memberi keterangan yang tidak benar dalam memperoleh Visa;
e. diduga terlibat dalam kejahatan internasional dan kejahatan
transnasional terorganisasi;
f. menunjukan perilaku yang membahayakan keamanan dan
ketertiban umum;
g. termasuk dalam daftar pencarian orang dari suatu negara asing;
h. diduga terlibat dalam kegiatan makar terhadap pemerintahan
Republik Indonesia;
i. diduga terlibat kegiatan politik yang merugikan negara; atau
j. tidak membayar biaya beban dan/atau biaya Keimigrasian, kecuali
yang dibebaskan dari kewajiban dari biaya beban dan/atau biaya
Keimigrasian berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(4) Penolakan pemberian atau perpanjangan Izin Tinggal Tetap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Orang
Asing yang bersangkutan secara tertulis disertai alasan.

www.peraturan.go.id
55 2014, No.1697

(5) Dalam hal terjadi penolakan pemberian atau perpanjangan Izin


Tinggal Tetap, Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk memerintahkan Orang Asing yang bersangkutan
meninggalkan Wilayah Indonesia dalam waktu paling lama 7 (tujuh)
hari terhitung sejak tanggal cap “Exit Pass” diterakan pada Paspor
Kebangsaan Orang Asing.
(6) Dalam hal terjadi penolakan pemberian atau perpanjangan Izin
Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memerintahkan Orang
Asing yang bersangkutan meninggalkan Wilayah Indonesia dalam
waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal cap
“Deportation” diterakan pada Paspor Kebangsaan atau Dokumen
Perjalanan Orang Asing yang bersangkutan setelah dilakukan
pemeriksaan yang dituangkan dalam berita acara pemeriksaan dan
berita acara pendapat.
Bagian Keempat
Pembatalan Izin Tinggal Tetap
Pasal 70
(1) Izin Tinggal Tetap dapat dibatalkan dalam hal Orang Asing:
a. terbukti melakukan tindak pidana terhadap negara sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan;
b. melakukan kegiatan yang berbahaya atau patut diduga akan
berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum;
c. melanggar Pernyataan Integrasi;
d. mempekerjakan tenaga kerja asing tanpa izin kerja;
e. memberikan informasi yang tidak benar dalam pengajuan
permohonan Izin Tinggal Tetap;
f. dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian; atau
g. putus hubungan perkawinan Orang Asing yang kawin secara sah
dengan warga negara Indonesia karena perceraian dan/atau atas
putusan pengadilan kecuali perkawinan yang telah berusia 10
(sepuluh) tahun atau lebih.
(2) Pembatalan Izin Tinggal Tetap dilaksanakan oleh Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk setelah mendapat
persetujuan dari Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
(3) Pembatalan Izin Tinggal Tetap dilaksanakan dengan menerakan cap
pembatalan Izin Tinggal Tetap pada Paspor Kebangsaan dan/atau
mencabut kartu Izin Tinggal Tetap.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 56

(4) Pembatalan Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disampaikan kepada Orang Asing yang bersangkutan secara tertulis
disertai alasan.
(5) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memerintahkan Orang Asing yang Izin Tinggal Tetapnya dibatalkan
untuk meninggalkan Wilayah Indonesia dalam waktu paling lama 7
(tujuh) hari sejak tanggal cap “Deportation” diterakan pada Paspor
Kebangsaan Orang Asing yang bersangkutan setelah dilakukan
pemeriksaan.
Bagian Kelima
Berakhirnya Izin Tinggal Tetap
Pasal 71
(1) Izin Tinggal Tetap berakhir karena pemegangnya:
a. meninggalkan Wilayah Indonesia lebih dari 1 (satu) tahun atau
tidak bermaksud masuk kembali ke Wilayah Indonesia;
b. tidak melakukan perpanjangan jangka waktu Izin Tinggal Tetap
setelah 5 (lima) tahun;
c. memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia;
d. izinnya dibatalkan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk;
e. dikenai tindakan Deportasi; atau
f. meninggal dunia.
(2) Izin Tinggal Tetap juga berakhir karena pemegangnya:
a. kembali ke negara asalnya dan tidak bermaksud masuk kembali ke
Wilayah Indonesia; atau
b. kembali ke negara asalnya dan tidak kembali lagi sampai melebihi
masa berlaku Izin Masuk Kembali yang dimilikinya.
Pasal 72
(1) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Tetap yang bermaksud
meninggalkan Wilayah Indonesia dan tidak ingin masuk kembali,
harus melapor untuk mengakhiri Izin Tinggalnya ke Kantor Imigrasi
yang menerbitkan dengan menyerahkan kartu Izin Tinggal Tetapnya.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
Penjamin atau Penanggung Jawab dengan menyampaikan surat
pengakhiran sebelum jangka waktu Izin Tinggalnya berakhir dengan
mengisi aplikasi data dan melampirkan persyaratan:
a. kartu Izin Tinggal Tetap; dan
b. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku.

www.peraturan.go.id
57 2014, No.1697

(3) Pengakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh


Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melalui
mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data dan cetak tanda permohonan;
c. pemindaian berkas;
d. penarikan kartu Izin Tinggal Tetap dan peneraan cap
pengembalian kartu Izin Tinggal Tetap pada Paspor Kebangsaan.
e. pemindaian dokumen selesai; dan
f. penyerahan dokumen.
(4) Orang Asing yang telah berakhir Izin Tinggal Tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) harus meninggalkan Wilayah Indonesia dalam
waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal cap “Return
Of Immigration Document” diterakan pada Paspor Kebangsaan Orang
Asing yang bersangkutan.
(5) Peneraan cap sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak
tanggal permohonan diterima.
Pasal 73
(1) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Tetap yang berada di luar Wilayah
Indonesia dan tidak bermaksud masuk kembali ke Wilayah Indonesia
sedangkan Izin Tinggalnya masih berlaku, Penjamin atau Penanggung
Jawab wajib melapor ke Kantor Imigrasi yang menerbitkannya untuk
mengakhiri Izin Tinggal.
(2) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Tetap yang berada di luar Wilayah
Indonesia yang Izin Tinggalnya sudah berakhir dan masuk kembali ke
Wilayah Indonesia dapat mengembalikan kartu Izin Tinggal Tetapnya
kepada Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi.
(3) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Tetap yang berada di luar Wilayah
Indonesia lebih dari 1 (satu) tahun dan masuk kembali ke Wilayah
Indonesia, kartu Izin Tinggal Tetap Orang Asing yang bersangkutan
harus ditarik dan dibatalkan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat
Pemeriksaan Imigrasi serta dikembalikan kepada Kantor Imigrasi yang
menerbitkan.
(4) Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi dapat memberikan
Tanda Masuk sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan kepada Orang Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 58

Pasal 74
(1) Dalam hal Penjamin atau Penanggung Jawab dari Orang Asing ingin
mengakhiri penjaminannya terhadap Orang Asing yang masih berada
di Wilayah Indonesia dan Izin Tinggal Tetapnya masih berlaku harus
melapor ke Kantor Imigrasi yang menerbitkan untuk mengakhiri Izin
Tinggal Tetap Orang Asing.
(2) Penjamin atau Penanggung Jawab wajib mengeluarkan Orang Asing
sebagaimana dimaksud ayat (1) dari Wilayah Indonesia dan
mengembalikan kartu Izin Tinggal Tetap.
Pasal 75
Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melakukan
pemutakhiran data terhadap Izin Tinggal Tetap yang telah berakhir.
Bagian Keenam
Pelaporan Izin Tinggal Tetap
Pasal 76
(1) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Tetap dengan jangka waktu tidak
terbatas wajib melapor setiap 5 (lima) tahun sekali kepada Kepala
Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Orang
Asing yang bersangkutan dan tidak dikenai biaya.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Penjamin atau Penanggung Jawab dengan mengisi aplikasi data dan
melampirkan persyaratan:
a. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku;
b. kartu Izin Tinggal Tetap; dan
c. surat keterangan tempat tinggal.
Pasal 77
(1) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 harus dilaksanakan
paling cepat 3 (tiga) bulan dan paling lambat pada hari kerja sebelum
tanggal pelaporan Izin Tinggal Tetap berakhir.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diajukan
melebihi berakhirnya tanggal pelaporan Izin Tinggal Tetap
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal.
Pasal 78
(1) Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1),
diselesaikan melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data dan cetak tanda permohonan;

www.peraturan.go.id
59 2014, No.1697

c. pemindaian berkas;
d. wawancara, pengambilan data biometrik berupa foto dan sidik jari;
e. persetujuan Kepala Kantor Imigrasi;
f. penerbitan nomor register dan kartu Izin Tinggal Tetap dan
peneraan pemberian Izin Tinggal Tetap yang sekaligus memuat Izin
Masuk Kembali yang masa berlakunya paling lama 2 (dua) tahun
pada Paspor Kebangsaan;
g. pemindaian dokumen selesai; dan
h. penyerahan dokumen.
(2) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak permohonan diterima.
(3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak dilakukan
wawancara.
Pasal 79
(1) Kepala Kantor Imigrasi yang menerima permohonan pelaporan Izin
Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat (2)
menyampaikan permohonan disertai pertimbangan dan saran kepada
Kepala Kantor Wilayah melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data dan cetak tanda permohonan;
c. pemindaian berkas;
d. identifikasi dan verifikasi data serta pembuatan berita acara
pemeriksaan dan berita acara pendapat;
e. penandatanganan surat permohonan kepada Kepala Kantor
Wilayah;
f. pemindaian dokumen selesai; dan
g. pengiriman surat permohonan secara manual dan/atau melalui
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
oleh Kepala Kantor Imigrasi kepada Kepala Kantor Wilayah dalam
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal
permohonan diterima secara manual dan/atau melalui Sistem
Informasi Manajemen Keimigrasian.
(3) Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi Keimigrasian
menyampaikan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
kepada Direktur Jenderal disertai pertimbangan dan saran melalui
mekanisme:

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 60

a. pemeriksaan kelengkapan dan pengkajian persyaratan;


b. pembuatan dan penandatanganan surat Kepala Kantor Wilayah
melalui Kepala Divisi Keimigrasian;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
d. penyampaian surat kepada Direktur Jenderal secara manual
dan/atau melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian.
(4) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan
oleh Kepala Kantor Wilayah kepada Direktur Jenderal dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal surat
permohonan diterima secara manual dan/atau melalui Sistem
Informasi Manajemen Keimigrasian.
(5) Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk memberikan
persetujuan atau penolakan pemberian Izin Tinggal Tetap melalui
mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan, pengkajian, dan penelaahan
persyaratan;
b. penandatanganan surat Direktur Jenderal mengenai persetujuan
atau penolakan pemberian Izin Tinggal Tetap;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
d. penyampaian surat Direktur Jenderal secara manual dan/atau
melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian kepada Kepala
Kantor Imigrasi.
(6) Surat Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi dalam jangka waktu
paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal surat
permohonan diterima secara manual dan/atau melalui Sistem
Informasi Manajemen Keimigrasian.
(7) Kepala Kantor Imigrasi menyelesaikan laporan yang telah disetujui
oleh Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (6) melalui
mekanisme:
a. wawancara dan pengambilan data biometrik berupa foto dan sidik
jari;
b. penerbitan nomor register dan kartu Izin Tinggal Tetap dan
peneraan pemberian Izin Tinggal Tetap pada Paspor Kebangsaan
dan Izin Masuk Kembali yang masa berlakunya paling lama
2 (dua) tahun;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
d. penyerahan dokumen.

www.peraturan.go.id
61 2014, No.1697

(8) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (7) huruf a


dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak surat persetujuan Direktur Jenderal diterima.
(9) Penyelesaian pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak tanggal surat Direktur Jenderal diterima.
Pasal 80
Dalam hal pelaporan ditolak oleh Direktur Jenderal, Izin Tinggal Tetap
Orang Asing dibatalkan.
Pasal 81
(1) Berkas pelaporan Izin Tinggal Tetap yang telah lengkap diberikan
tanda terima permohonan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasiyang ditunjuk.
(2) Dalam hal dokumen pelaporan belum lengkap, Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasiyang ditunjuk mengembalikan berkas
pelaporan pada kesempatan pertama kepada Orang Asing pemegang
Izin Tinggal Tetap untuk dilengkapi disertai bukti tanda pengembalian
yang disertai alasan.
BAB V
ORANG ASING YANG DIKECUALIKAN DARI
KEWAJIBAN MEMILIKI IZIN TINGGAL
Pasal 82
(1) Dalam keadaan tertentu, Orang Asing dapat dikecualikan dari
kewajiban memiliki Izin Tinggal.
(2) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
keadaan yang dialami oleh Orang Asing yang:
a. menjalani penahanan untuk kepentingan proses penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan atau menjalani
pidana kurungan atau pidana penjara di lembaga pemasyarakatan,
sedangkan Izin Tinggalnya telah habis masa berlaku;
b. mendapatkan izin berada di luar Rumah Detensi Imigrasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. berada di Wilayah Indonesia karena menjadi korban Tindak Pidana
Perdagangan Orang;
d. korban penyelundupan manusia; dan
e. ditempatkan di Rumah Detensi Imigrasi atau Ruang Detensi
Imigrasi oleh Pejabat Imigrasi berdasarkan surat perintah
pendetensian.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 62

Pasal 83
(1) Dalam hal penyidikan dihentikan atau Orang Asing yang
bersangkutan dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak pidana
atau dilepaskan dari segala tuntutan berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, Orang Asing
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (2) huruf a dapat
diberikan kembali Izin Tinggal sesuai dengan Izin Tinggal sebelumnya
dengan jangka waktu sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Dalam hal Izin Tinggal tidak diberikan, Orang Asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus meninggalkan Wilayah Indonesia.
Pasal 84
(1) Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (2) huruf a
yang akan menjalani pembebasan bersyarat, cuti bersyarat, cuti
mengunjungi keluarga, cuti menjelang bebas, atau asimilasi harus
memperoleh Keputusan Direktur Jenderal mengenai pengecualian
dari kewajiban memiliki Izin Tinggal.
(2) Direktur Jenderal menetapkan keputusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berdasarkan permintaan secara tertulis dari Direktur
Jenderal Pemasyarakatan dengan melampirkan:
a. fotokopi Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan yang
bersangkutan yang sah dan masih berlaku;
b. fotokopi putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap;
c. fotokopi kartu tanda penduduk Penjamin;
d. fotokopi surat keterangan jaminan dari perwakilannya; dan
e. fotokopi surat jaminan dari Penjamin.
(3) Keputusan Direktur Jenderal ditetapkan dalam waktu paling lama 7
(tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal permintaan diterima secara
lengkap.
Pasal 85
(1) Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 ayat (2) huruf b
yang telah berada di Rumah Detensi Imigrasi untuk waktu 10
(sepuluh) tahun atau lebih dapat diberikan izin berada di luar Rumah
Detensi Imigrasi dan dikecualikan dari kewajiban memiliki Izin Tinggal
berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh
Deteni kepada Kepala Rumah Detensi Imigrasi dengan mengisi
aplikasi data dan melampirkan persyaratan:

www.peraturan.go.id
63 2014, No.1697

a. alamat Deteni;
b. surat pernyataan yang memuat kesediaan wajib melapor kepada
Kepala Rumah Detensi Imigrasi atau Kepala Kantor Imigrasi yang
membawahi tempat tinggalnya mengenai:
1. keberadaannya secara periodik setiap 1 (satu) bulan; dan
2. perubahan status sipil, pekerjaan, atau alamat.
c. surat keterangan bertempat tinggal dari rukun tetangga.
(3) Kepala Rumah Detensi Imigrasi melakukan penelitian terhadap
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam jangka
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal
permohonan diterima.
(4) Kepala Rumah Detensi Imigrasi menyampaikan permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Kantor Wilayah
untuk dilakukan penelitian dan pengkajian.
(5) Dalam hal diperlukan, Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi
Keimigrasian dapat melakukan pengawasan Keimigrasian lapangan.
(6) Kepala Kantor Wilayah menyampaikan hasil penelitian dan pengkajian
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disertai dengan pertimbangan
dan saran kepada Direktur Jenderal dalam jangka waktu paling lama
7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
(7) Direktur Jenderal melakukan penelitian, pengkajian, dan penelaahan
terhadap hasil penelitian dan pengkajian untuk memberikan
persetujuan atau penolakan serta menyampaikan kepada Kepala
Rumah Detensi Imigrasi dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja
terhitung sejak tanggal hasil penelitian dan pengkajian diterima.
(8) Kepala Rumah Detensi Imigrasi memberikan izin berada di luar
Rumah Detensi Imigrasi terhadap permohonan yang telah disetujui
dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja dan melakukan
pemutakhiran data.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Bagian Kesatu
Izin Tinggal Keadaan Terpaksa
Pasal 86
(1) Dalam keadaan tertentu, Orang Asing yang jangka waktu Izin Tinggal
kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, atau Izin Tinggal Tetapnya berakhir
dapat diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa.
(2) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 64

a. alasan kemanusiaan;
b. bencana alam;
c. berada di Wilayah Indonesia dalam rangka pelaksanaan Deportasi
yang tidak ditempatkan di Rumah Detensi Imigrasi;
d. dalam proses hukum atau sedang dalam penanganan aparat
penegak hukum dan tidak dilakukan penahanan atau di penjara;
atau
e. dalam rangka melaksanakan putusan pengadilan berupa pidana
bersyarat.
(3) Pemberian Izin Tinggal keadaan terpaksa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
Orang Asing yang bersangkutan.
Pasal 87
(1) Izin Tinggal keadaan terpaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86
ayat (2) huruf a dan huruf b diberikan untuk jangka waktu paling
lama 30 (tiga puluh) hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga
puluh) hari untuk setiap kali perpanjangan.
(2) Izin Tinggal keadaan terpaksa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86
ayat (2) huruf c sampai dengan huruf e diberikan untuk jangka waktu
paling lama 6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang paling lama 6
(enam) bulan untuk setiap kali perpanjangan.
Pasal 88
(1) Izin Tinggal keadaan terpaksa terhadap alasan kemanusiaan
diberikan berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh
Orang Asing, Penjamin, atau Penanggung Jawab kepada Kepala
Kantor Imigrasi dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan
persyaratan:
a. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan yang bersangkutan
yang sah dan masih berlaku; dan
b. surat keterangan rawat inap dari rumah sakit, surat keterangan
dokter, rekam medis, atau surat rekomendasi dari dokter
pemerintah.
(3) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa dengan menerakan cap
Izin Tinggal keadaan terpaksa pada Dokumen Perjalanan Orang Asing.
(4) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
melakukan pemutakhiran data terhadap Orang Asing yang telah
diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa.

www.peraturan.go.id
65 2014, No.1697

Pasal 89
(1) Izin Tinggal keadaan terpaksa dalam keadaan bencana alam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (2) huruf b diberikan
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal.
(2) Kepala Kantor Imigrasi melakukan pendataan Orang Asing yang akan
diberikan Izin Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan terhadap:
a. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan yang bersangkutan
yang sah dan masih berlaku;
b. Visa; dan/atau
c. Izin Tinggal yang dimiliki.
(4) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa dengan menerakan cap
Izin Tinggal keadaan terpaksa pada Dokumen Perjalanan Orang Asing.
(5) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
melakukan pemutakhiran data terhadap Orang Asing yang telah
diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa.
Pasal 90
(1) Izin Tinggal keadaan terpaksa dalam keadaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 86 ayat (2) huruf c diberikan berdasarkan pertimbangan
Kepala Kantor Imigrasi atau Kepala Rumah Detensi Imigrasi.
(2) Kepala Kantor Imigrasi atau Kepala Rumah Detensi Imigrasi
melakukan pendataan Orang Asing yang akan diberikan Izin Tinggal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan terhadap:
a. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan yang bersangkutan
yang sah dan masih berlaku;
b. Visa; dan/atau
c. Izin Tinggal yang dimiliki.
(4) Kepala Kantor Imigrasi, Kepala Rumah Detensi Imigrasi, atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk memberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa
dengan menerakan cap Izin Tinggal keadaan terpaksa pada Paspor
Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan Orang Asing.
(5) Kepala Kantor Imigrasi, Kepala Rumah Detensi Imigrasi, atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk melakukan pemutakhiran data terhadap Orang
Asing yang telah diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 66

Pasal 91
(1) Izin Tinggal keadaan terpaksa dalam keadaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 86 ayat (2) huruf d diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk berdasarkan:
a. surat keterangan dimulainya penyidikan oleh penyidik;
b. daftar Pencegahan; atau
c. permintaan dari instansi pemerintah atau instansi penegak
hukum.
(2) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
melakukan pendataan terhadap:
a. dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
b. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan yang sah dan masih
berlaku;
c. Visa; dan/atau
d. Izin Tinggal yang dimiliki.
(3) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa dengan menerakan cap
Izin Tinggal keadaan terpaksa pada Paspor Kebangsaan atau
Dokumen Perjalanan Orang Asing.
(4) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
melakukan pemutakhiran data terhadap Orang Asing yang telah
diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa.
Pasal 92
(1) Dalam hal Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi
melaksanakan Pencegahan terhadap Orang Asing, Paspor Kebangsaan
atau Dokumen Perjalanan yang bersangkutan diberikan surat tanda
penerimaan dokumen sesuai ketentuan perundang-undangan.
(2) Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan kepada Kantor Imigrasi yang menerbitkan
Izin Tinggalnya untuk diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa.
Pasal 93
(1) Izin Tinggal keadaan terpaksa dalam keadaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 86 ayat (2) huruf e diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk berdasarkan:
a. salinan putusan pengadilan yang disampaikan oleh instansi
penegak hukum; dan
b. surat pemberitahuan dari Balai Pemasyarakatan.

www.peraturan.go.id
67 2014, No.1697

(2) Selain berdasarkan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


Izin Tinggal keadaan terpaksa juga dapat diberikan berdasarkan
permohonan yang diajukan oleh advokat dari Orang Asing yang
bersangkutan dengan mengisi aplikasi data dan melampirkan
persyaratan:
a. surat kuasa; dan
b. salinan putusan pengadilan.
(3) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
melakukan pendataan terhadap:
a. dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/atau ayat
(2);
b. Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan yang bersangkutan
yang sah dan masih berlaku;
c. Visa; dan/atau
d. Izin Tinggal yang dimiliki.
(4) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
memberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa dengan menerakan cap
Izin Tinggal keadaan terpaksa pada Paspor Kebangsaan atau
Dokumen Perjalanan Orang Asing.
(5) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
melakukan pemutakhiran data terhadap Orang Asing yang telah
diberikan Izin Tinggal keadaan terpaksa melalui Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian.
Pasal 94
(1) Orang Asing pemegang Izin Tinggal keadaan terpaksa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 86 ayat (2) huruf a dan huruf b yang akan
meninggalkan Wilayah Indonesia wajib mendapatkan peneraan cap
“Exit Pass” pada Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan Orang
Asing.
(2) Orang Asing pemegang Izin Tinggal keadaan terpaksa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 86 ayat (2) huruf c sampai dengan huruf e,
yang akan meninggalkan Wilayah Indonesia wajib mendapatkan
peneraan cap “Deportation” pada Paspor Kebangsaan atau Dokumen
Perjalanan Orang Asing.
(3) Peneraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk melalui mekanisme :
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data dan cetak tanda permohonan;

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 68

c. pemindaian berkas;
d. peneraan cap “Exit Pass” atau cap “Deportation” pada Paspor
Kebangsaan atau Dokumen Perjalanan;
e. pemindaian dokumen selesai; dan
f. penyerahan dokumen.
(4) Orang Asing yang Paspor Kebangsaan atau Dokumen Perjalanannya
telah dilakukan peneraan cap wajib meninggalkan Wilayah Indonesia
dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal
peneraan.
Pasal 95
Ketentuan mengenai pemberian Izin Tinggal keadaan terpaksa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 sampai dengan Pasal 94 berlaku
secara mutatis dan mutandis terhadap perpanjangan Izin Tinggal keadaan
terpaksa.
Bagian Kedua
Penjamin dan Penanggung Jawab
Pasal 96
(1) Penjamin terdiri atas:
a. orang perorangan warga negara Indonesia; atau
b. Korporasi yang diwakili oleh warga negara Indonesia atau Orang
Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap,
sebagai direksi atau jabatan yang setingkat yang namanya
tercantum dalam struktur organisasi atau akte pendirian
perusahaan, badan, atau lembaga.
(2) Penanggung Jawab terdiri atas:
a. suami atau istri warga negara Indonesia; atau
b. ayah atau ibu warga negara Indonesia.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 97
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Izin Tinggal tetap yang telah dikeluarkan sebelum berlakunya
Peraturan Menteri ini, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan
jangka waktunya berakhir;
b. Izin Tinggal yang sudah diajukan dan telah diproses tetapi belum
selesai, tetap diselesaikan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang lama; atau

www.peraturan.go.id
69 2014, No.1697

c. Kantor Imigrasi, Tempat Pemeriksaan Imigrasi, atau tempat yang


dianggap sebagai Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang belum
menyediakan pelayanan Izin Tinggal melalui Sistem Informasi
Manajemen Keimigrasian, pelayanan dilaksanakan secara manual.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 98

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:

a. Keputusan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-658.IZ.01.10 Tahun


2003 tentang Kemudahan Khusus Keimigrasian;

b. Keputusan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-659.IZ.01.10 Tahun


2003 tentang Bentuk Peneraan Izin Tinggal Terbatas Kemudahan
Khusus Keimigrasian;

c. Keputusan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-0611.IZ.01.10 Tahun


2004 tentang Perubahan Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal
Imigrasi Nomor F.658.IZ.01.10 Tahun 2003 Tentang Izin Tinggal
Terbatas Kemudahan Khusus Keimigrasian;

d. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI.329.GR.01.06 Tahun


2009 tentang Perubahan atas Petunjuk Pelaksanaan Direktur
Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10 Tahun 1995 Tentang Tata
Cara Pemberian, Perpanjangan, Penolakan, dan Gugurnya Izin
Keimigrasian,

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 99

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

www.peraturan.go.id
2014, No.1697 70

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Oktober 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 Oktober 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1833, 2015 KEMENKUMHAM. Izin Tinggal Tetap. Alih Status.
Pencabutan.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 43 TAHUN 2015
TENTANG
PROSEDUR TEKNIS ALIH STATUS IZIN TINGGAL KUNJUNGAN
MENJADI IZIN TINGGAL TERBATAS DAN ALIH STATUS
IZIN TINGGAL TERBATAS MENJADI IZIN TINGGAL TETAP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 169 Peraturan


Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia tentang Prosedur Teknis Alih Status Izin Tinggal
Kunjungan Menjadi Izin Tinggal Terbatas dan Alih Status Izin
Tinggal Terbatas Menjadi Izin Tinggal Tetap;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -2-

Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 5216);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 Tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5409);
4. Peraturan Presiden Nomor 44Tahun 2015 tentang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor 84);
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaNomor
29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1473);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG PROSEDUR TEKNIS ALIH STATUS IZIN TINGGAL
KUNJUNGAN MENJADI IZIN TINGGAL TERBATAS DAN ALIH
STATUS IZIN TINGGAL TERBATAS MENJADI IZIN TINGGAL
TETAP.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang
masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta
pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya
kedaulatan negara.
2. Wilayah Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Wilayah Indonesia adalah seluruh Wilayah
Indonesia serta zona tertentu yang ditetapkan
berdasarkan Undang-Undang.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-3-

3. Orang Asing adalah orang yang bukan Warga Negara


Indonesia.
4. Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang selanjutnya disingkat
TPI adalah tempat pemeriksaan di pelabuhan laut,
bandar udara, pos lintas batas atau tempat lain sebagai
tempat masuk dan keluar Wilayah Indonesia.
5. Kantor Imigrasi adalah unit pelaksana teknis yang
menjalankan fungsi Keimigrasian di daerah kabupaten,
kota atau kecamatan.
6. Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian yang
selanjutnya disebut Simkim adalah sistem teknologi
informasi dan komunikasi yang digunakan untuk
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi
guna mendukung operasional, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam melaksanakan fungsi
Keimigrasian.
7. Tanda Masuk adalah tanda tertentu berupa cap yang
dibubuhkan pada dokumen perjalanan warga negara
Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun
elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi sebagai
tanda bahwa yang bersangkutan masuk Wilayah
Indonesia.
8. Izin Masuk Kembali adalah izin tertulis yang diberikan
oleh Pejabat Imigrasi kepada Orang Asing pemegang izin
tinggal terbatas dan izin tinggal tetap untuk masuk
kembali ke Wilayah Indonesia.
9. Dokumen Perjalanan adalah dokumen resmi yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu
negara, Perserikatan Bangsa-Bangsa atau organisasi
internasional lainnya untuk melakukan perjalanan
antarnegara yang memuat identitas pemegangnya.
10. Dokumen Keimigrasian adalah Dokumen Perjalanan
Republik Indonesia dan izin tinggal yang dikeluarkan
oleh Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar Negeri.
11. Paspor Kebangsaan adalah dokumen yang dikeluarkan
oleh negara asing kepada warga negaranya untuk

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -4-

melakukan perjalanan antarnegara yang berlaku selama


jangka waktu tertentu.
12. Paspor Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Paspor adalah dokumen yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Republik Indonesia kepada warga negara
Indonesia untuk melakukan perjalanan antarnegara yang
berlaku selama jangka waktu tertentu.
13. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa
adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau di
tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing
untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan
menjadi dasar untuk pemberian izin tinggal.
14. Izin Tinggal adalah izin yang diberikan kepada Orang
Asing oleh Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar
Negeri untuk berada di Wilayah Indonesia.
15. Izin Tinggal Kunjungan adalah izin yang diberikan
kepada Orang Asing untuk tinggal dan berada di Wilayah
Indonesia untuk waktu singkat dalam rangka kunjungan.
16. Izin Tinggal Terbatas adalah izin yang diberikan kepada
Orang Asing untuk tinggal dan berada di Wilayah
Indonesia untuk jangka yang terbatas.
17. Izin Tinggal Tetap adalah izin yang diberikan kepada
Orang Asing tertentu untuk bertempat tinggal dan
menetap di Wilayah Indonesia sebagai penduduk
Indonesia.
18. Pernyataan Integrasi adalah pernyataan Orang Asing
kepada Pemerintah Republik Indonesia sebagai salah
satu syarat memperoleh Izin Tinggal Tetap.
19. Penjamin adalah orang atau korporasi yang bertanggung
jawab atas keberadaan dan kegiatan Orang Asing selama
berada di Wilayah Indonesia.
20. Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan
yang terorganisasi, baik merupakan badan hukum
maupun bukan badan hukum.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-5-

21. Penanggung Jawab adalah suami/istri atau orang tua


warga negara Indonesia.
22. Tindakan Administratif Keimigrasian adalah sanksi
administratif yang ditetapkan Pejabat Imigrasi terhadap
Orang Asing di luar proses peradilan.
23. Deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan Orang
Asing dari Wilayah Indonesia.
24. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.
25. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Imigrasi.
26. Kepala Kantor Wilayah adalah Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
27. Pejabat Imigrasi adalah pegawai yang telah melalui
pendidikan khusus Keimigrasian dan memiliki keahlian
teknis Keimigrasian serta memiliki wewenang untuk
melaksanakan tugas dan tanggungjawab berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian.
28. Perwakilan Republik Indonesia adalah Kedutaan Besar
Republik Indonesia, Konsulat Jenderal Republik
Indonesia, dan Konsulat Republik Indonesia.
29. Surat Keterangan Domisili adalah surat yang dikeluarkan
oleh aparat pemerintah daerah yang memuat keterangan
tentang tempat tinggal Orang Asing berupa surat
keterangan bertempat tinggal yang dikeluarkan oleh
pejabat kelurahan, desa, kecamatan, atau dinas
kependudukandan pencatatan sipil.

Pasal 2
(1) Izin Tinggal yang telah diberikan kepada Orang Asing
dapat dialihstatuskan.
(2) Izin Tinggal yang dapat dialihstatuskan meliputi:
a. Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal
Terbatas; dan
b. Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap.
(3) Pemberian alih status Izin Tinggal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan kewenangan Menteri.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -6-

(4) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


dilaksanakan oleh Direktur Jenderal.

BAB II
ALIH STATUS IZIN TINGGAL KUNJUNGAN MENJADI
IZIN TINGGAL TERBATAS

Bagian Kesatu
Persyaratan Alih Status Izin Tinggal Kunjungan
Menjadi Izin Tinggal Terbatas

Pasal 3
(1) Alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal
Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf a dapat diberikan kepada Orang Asing yang
memenuhi syarat:
a. pemegang Izin Tinggal Kunjungan; dan
b. anak yang baru lahir di Wilayah Indonesia dari ayah
dan/atau ibu pemegang Izin Tinggal Kunjungan
berdasarkan Visa kunjungan satu kali perjalanan
atau Visa kunjungan beberapa kali perjalanan yang
dikeluarkan berdasarkan persetujuan Direktur
Jenderal.
(2) Pemegang Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan pemegang
Izin Tinggal Kunjungan yang berasal dari Visa kunjungan
satu kali perjalanan atau beberapa kali perjalanan yang
dikeluarkan berdasarkan persetujuan Direktur Jenderal.
(3) Terhadap Orang Asing pemegang Izin Tinggal Kunjungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang didasarkan
pada:
a. Visa kunjungan saat kedatangan atau bebas Visa
kunjungan; atau
b. Awak Alat angkut,
tidak dapat diberikan alih status Izin Tinggal.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-7-

Pasal 4
Orang Asing pemegang Izin Tinggal Kunjungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a meliputi Orang
Asing:
a. yang menanamkan modal;
b. yang bekerja sebagai tenaga ahli;
c. yang melaksanakan tugas sebagai rohaniawan;
d. yang mengikuti pendidikan dan pelatihan;
e. yang mengadakan penelitian ilmiah;
f. yang menggabungkan diri dengan suami atau istri warga
negara Indonesia;
g. yang menggabungkan diri dengan suami atau istri
pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap;
h. yang menggabungkan diri dengan orang tua bagi anak
berkewarganegaraan asing yang mempunyai hubungan
hukum kekeluargaan dengan orang tua warga negara
Indonesia;
i. yang menggabungkan diri dengan orang tua pemegang
Izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap bagi anak
yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan
belum kawin;
j. berdasarkan alasan kemanfaatan untuk kesejahteraan
masyarakat dan/atau kemanusiaan setelah
mendapatkan pertimbangan Menteri;
k. dalam rangka memperoleh kembali kewarganegaraan
Republik Indonesia berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
l. wisatawan lanjut usia mancanegara;
m. eks warga negara Indonesia yang bermaksud tinggal
terbatas di Wilayah Indonesia;
n. yang memiliki anak yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun dan belum kawin, berasal dari Orang Asing
yang telah kawin secara sah dengan warga negara
Indonesia dan bermaksud menggabungkan diri dengan
orang tuanya; dan
o. eks subyek anak berkewarganegaraan ganda Republik
Indonesia.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -8-

Bagia Kedua
Tata Cara Alih Status Izin Tinggal Kunjungan
Menjadi Izin Tinggal Terbatas

Paragraf 1
Permohonan

Pasal 5
(1) Orang Asing yang telah memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 dapat
diberikan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin
Tinggal Terbatas berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum jangka waktu Izin Tinggal Kunjungan berakhir.

Pasal 6
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas diajukan dengan cara mengisi
aplikasi data.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
melampirkan dokumen:
a. surat keterangan domisili;
b. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku
yang memuat:
1. Visa dan Tanda Masuk kecuali bagi anak
pemegang Izin Tinggal Kunjungan yang
diberikan karena lahir di Wilayah Indonesia dari
ayah dan/atau ibunya pemegang Izin Tinggal
Kunjungan; atau
2. Izin Tinggal Kunjungan.
c. surat jaminan dari Penjamin;
d. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga Penjamin
atau Penanggung jawab;
e. kartu Izin Tinggal Terbatas atau kartu Izin Tinggal
Tetap, dalam hal Penjamin atau Penanggung jawab
berkebangsaan asing; dan

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-9-

f. surat kuasa bermeterai cukup dalam hal


pengurusan melalui kuasa.

Pasal 7
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang
menanamkan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 huruf a dan berkedudukan sebagai pengurus
perusahaan, permohonannya diajukan oleh Penjamin
kepada Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. surat rekomendasi dari instansi pemerintah yang
menyelenggarakan urusan dibidang penanaman
modal; atau
b. izin mempekerjakan tenaga kerja asingyang
berlakudari instansi pemerintah yang
menyelenggarakan urusan di bidang
ketenagakerjaan.

Pasal 8
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang
menanamkan modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 huruf a tetapi tidak berkedudukan sebagai pengurus
perusahaandiajukan oleh Penjamin kepada Kepala
Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumensurat
rekomendasi dari instansi pemerintah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang
penanaman modal.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -10-

Pasal 9
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang bekerja
sebagai tenaga ahlisebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf bdiajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumenizin
mempekerjakan tenaga kerja asingyang berlakudari
instansi pemerintah yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang ketenagakerjaan.

Pasal 10
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang bekerja
sebagai tenaga ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf b dan bekerja pada instansi pemerintah, diajukan
oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. rekomendasi dari kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesekretariatan negara; dan/atau
b. rekomendasi dari kementerian atau lembaga
pemerintah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan sesuai dengan jenis pekerjaannya.

Pasal 11
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang
melaksanakan tugas sebagai rohaniawansebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf cdiajukan oleh Penjamin

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-11-

kepada Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang


ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. izin mempekerjakan tenaga kerja asing yang berlaku
dari instansi pemerintah yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan; dan
b. rekomendasi dari instansi pemerintah yang
menyelenggarakan urusan di bidang keagamaan.

Pasal 12
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang mengikuti
pendidikan dan pelatihansebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf d diajukan oleh Penjamin kepada Kepala
Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. rekomendasi dari kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesekretariatan negara, jika Orang Asing menerima
beasiswa dari Pemerintah Republik Indonesia; dan
b. rekomendasi dari kementerian atau lembaga
pemerintah yang menyelenggarakan urusan di
bidang pendidikan dan pelatihan.

Pasal 13
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang mengadakan
penelitian ilmiahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf ediajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -12-

berupa rekomendasi dari kementerian atau lembaga


pemerintah yang menyelenggarakan urusan di bidang
penelitian atau lembaga pemerintah terkait sesuai
dengan bidang kegiatannya.

Pasal 14
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang
menggabungkan diri dengan suami atau istri warga
negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf fdiajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta perkawinan atau buku nikah yang
telah disahkan oleh Perwakilan Republik Indonesia
atau Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
bagi perkawinan yang dilangsungkan di luar negeri;
b. kutipan akta perkawinan atau buku nikah yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
c. surat bukti lapor perkawinan dari kantor pencatatan
sipil, dalam hal perkawinan dilangsungkan di luar
negeri; dan
d. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga ayah atau
ibu, suami atau istri yang berkewarganegaraan
Indonesia.

Pasal 15
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang
menggabungkan diri dengan suami atau istri pemegang
Izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf gdiajukan oleh Penjamin
kepada Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-13-

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain


melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta perkawinan atau buku nikah yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris; dan
b. kartu Izin Tinggal Terbatas atau kartu Izin Tinggal
Tetap suami atau istri yang sah dan masih berlaku.

Pasal 16
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatasbagi Orang Asing yang didasarkan
anak berkewarganegaraan asing yang menggabungkan
diri dengan orang tua yang mempunyai hubungan
hukum kekeluargaan dengan orang tua warga negara
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf
hdiajukan oleh Penanggungjawab kepada Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta kelahiran yang bersangkutan yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
b. kutipan akta perkawinan orang tua yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
c. surat bukti lapor perkawinan dari kantor pencatatan
sipil, jika perkawinan dilangsungkan di luar negeri;
dan
d. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga ayah atau
ibu yang berkewarganegaraan Indonesia.

Pasal 17
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang didasarkan
anak yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -14-

belum kawin yang menggabungkan diri dengan orang tua


pemegang Izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf idiajukan
oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta kelahiran yang bersangkutan yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
b. kutipan akta perkawinan orang tua yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris; dan
c. kartu Izin Tinggal Terbatas atau kartu Izin Tinggal
Tetap ayah dan/atau ibunya yang sah dan masih
berlaku.

Pasal 18
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing yang berdasarkan
alasan kemanfaatan untuk kesejahteraan masyarakat
dan/atau kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf jdiajukan oleh Penjamin kepada Kepala
Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. surat keterangan dari instansi pemerintah, lembaga
swadaya masyarakat yang diakui oleh pemerintah,
atau kantor perwakilan yang menjelaskan alasan
Orang Asing yang bersangkutan bermanfaat bagi
kesejahteraan masyarakat serta surat persetujuan
Menteri; dan
b. surat keterangan dari Penjamin atau
Penanggungjawab yang menjelaskan bahwa
keberadaan Orang Asing bersangkutan berdasarkan

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-15-

alasan kemanusiaan serta surat persetujuan


Direktur Jenderal.

Pasal 19
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing eks warga negara
Indonesia dalam rangka memperoleh kembali
kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf kdiajukan oleh Penjamin
kepada Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. keterangan dari Kepala Perwakilan Republik
Indonesia tentang kehilangan kewarganegaraan
Indonesia; dan
b. keterangan yang dikeluarkan oleh instansi
Pemerintah Republik Indonesia atau oleh lembaga
yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia
yang sah yang dapat membuktikan bahwa yang
bersangkutan adalah eks warga negara Indonesia
berupa:
1. kutipan akta kelahiran;
2. kartu tanda penduduk;
3. Paspor;
4. buku nikah/kutipan akta perkawinan; atau
5. ijazah.

Pasal 20
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing wisatawan lanjut
usia mancanegarasebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf ldiajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -16-

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain


melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. surat penjaminan dan surat biro perjalanan wisata
dari biro perjalanan wisata yang mempunyai izin
operasional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. bukti mengenai tersedianya dana untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya selama di Indonesia dari
lembaga dana pensiun atau bank di negara asalnya
ataupun di Wilayah Indonesia;
c. bukti polis asuransi kesehatan atau asuransi
kematian;
d. bukti tinggal di sarana akomodasi yang tersedia
selama di Indonesia baik yang diperoleh dengan cara
sewa, sewa beli, atau pembelian; dan
e. bukti telah mempekerjakan tenaga informal warga
negara Indonesia sebagai pramuwisma, supir,
penjaga keamanan, atau tukang kebun.

Pasal 21
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing eks warga negara
Indonesia yang bermaksud tinggal terbatas di Wilayah
Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf
mdiajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen resmi
yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah Republik
Indonesia atau oleh lembaga yang diakui oleh pemerintah
Republik Indonesia yang sah yang dapat membuktikan
bahwa yang bersangkutan adalah eks warga negara
Indonesia berupa:
a. kutipan akta kelahiran;
b. kartu tanda penduduk;

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-17-

c. Paspor;
d. buku nikah/kutipan akta perkawinan; atau
e. ijazah.

Pasal 22
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing anak
bawaanberdasarkan anak yang belum berusia 18
(delapan belas) tahundan belum kawin dari Orang Asing
yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia
yang akan menggabungkan diri dengan ayah atau ibu
warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf ndiajukan oleh Penanggung Jawab kepada
Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta kelahiran yang bersangkutan yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
b. kutipan akta perkawinan orang tua yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah kecuali bahasa inggris;
c. surat bukti lapor perkawinan dari kantor pencatatan
sipil, dalam hal perkawinan dilangsungkan di luar
negeri; dan
d. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga ayah atau
ibu yang berkewarganegaraan Indonesia.

Pasal 23
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi
Izin Tinggal Terbatas bagi Orang Asing eks subyek anak
berkewarganegaraan ganda Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf odiajukan
oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -18-

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain


melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta kelahiran yang bersangkutan yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
b. kutipan akta perkawinan orang tua yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris; dan
c. bukti fasilitas Keimigrasian atau pengembalian
Dokumen Keimigrasian.

Pasal 24
Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin
Tinggal Terbatas bagi anak yang baru lahir di Wilayah
Indonesia dari ayah dan/atau ibu pemegang Izin Tinggal
Kunjungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf bdiajukan bersamaan dengan permohonan alih status
Izin Tinggal ayah dan/atau ibunya.

Pasal 25
Permohonan alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin
Tinggal Terbatas yang telah diterima dan didaftarkan sebelum
berakhir jangka waktu Izin Tinggal Terbatasnya, tidak
diperhitungkan overstayjika penyelesaiannya melebihi jangka
waktu Izin Tinggalnya.

Paragraf 2
Penerimaan dan Penolakan Permohonan

Pasal 26
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk memberikan tanda terima atas permohonan alih
status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal
Terbatas yang telah diterima secara lengkap.
(2) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk menyampaikan permohonan yang telah diterima

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-19-

secara lengkap sebagaimana dimaksud pada ayat


(1)kepada Kepala Divisi Keimigrasian.
(3) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) belum lengkap, Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk mengembalikan
permohonan kepada pemohon disertai dengan bukti
tanda pengembalian yang memuat alasan pengembalian
dan pernyataan yang menyatakan bahwa permohonan
ditarik kembali.

Pasal 27
(1) Terhadap permohonan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26diberlakukanketentuan sebagai berikut:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. memasukkan data, pemindaian berkas, dan cetak
tanda permohonan;
c. pembayaran biaya keimigrasian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. identifikasi dan verifikasi data;
e. pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan
sesuai dengan pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
f. pembuatan dan penandatanganan surat
permohonan Kepala Kantor Imigrasi kepada Kepala
Divisi Keimigrasian disertai pertimbangan dan
saran;
g. pemindaian dokumen selesai; dan
h. penyampaian surat Kepala Kantor Imigrasi secara
manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala
Divisi Keimigrasian.
(2) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak memerlukan pengawasan Keimigrasian
lapangan, penyampaian permohonan dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak tanggal diterima permohonan secara lengkap.
(3) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memerlukan pengawasan Keimigrasian lapangan,

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -20-

penyampaian permohonan dilakukan dalam jangka


waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak
tanggal diterima permohonan secara lengkap.
(4) Pengawasan Keimigrasian lapangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) wajib dilaksanakan jika
permohonan berdasarkan atas perkawinan campuran.

Pasal 28
(1) Kepala Divisi Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 menyampaikan permohonan kepada Direktur
Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak tanggal diterima permohonan.
(2) Terhadap permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diberlakukan ketentuan sebagai berikut:
a. pemeriksaan dan pengkajian kelengkapan
persyaratan;
b. penyusunan pertimbangan dan saran;
c. pembuatan dan penandatanganan surat Kepala
Divisi Keimigrasian kepada Direktur Jenderal;
d. pemindaian dokumen selesai; dan
e. penyampaian surat Kepala Divisi Keimigrasian
secara manual dan/atau melalui Simkim kepada
Direktur Jenderal.

Pasal 29
(1) Dalam hal berdasarkan pengkajian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28ayat (2) huruf apermohonan
tidak dapat dipertimbangkan, Kepala Divisi Keimigrasian
mengeluarkan surat penolakan permohonan.
(2) Surat penolakan sebagaimana dimkasud pada ayat (1)
disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi disertai
dengan alasan penolakan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal
permohonan diterima.
(3) Penyampaian surat penolakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-21-

a. pembuatan dan penandatanganan surat penolakan


dari Kepala Divisi Keimigrasian kepada Kepala
Kantor Imigrasi;
b. pemindaian dokumen selesai; dan
c. penyampaian surat Kepala Divisi Keimigrasian
kepada Kepala Kantor Imigrasi secara manual
dan/atau melalui Simkim.

Pasal 30
(1) Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja
terhitung sejak tanggal permohonan diterima harus
menetapkan keputusan alih status Izin Tinggal
Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas.
(2) Penetapan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. pemeriksaan kelengkapan, pengkajian, dan
penelaahan persyaratan;
b. penandatanganan Keputusan Direktur Jenderal
mengenai persetujuan alih status Izin Tinggal
Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas;
c. pemindaian dokumen selesai; dan
d. penyampaian Keputusan Direktur Jenderal secara
manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala
Kantor Imigrasi.

Pasal 31
(1) Dalam hal berdasarkan pengkajian dan penelaahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) huruf a
permohonan tidak dapat dipertimbangkan, Direktur
Jenderal mengeluarkan surat penolakan permohonan.
(2) Surat penolakan permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala Kantor Imigrasi
dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja
terhitung sejak tanggal diterima permohonan.
(3) Penyampaian surat penolakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -22-

a. pembuatan dan penandatanganan surat Direktur


Jenderal mengenai penolakan alih status Izin
Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal Terbatas
kepada Kepala Kantor Imigrasi;
b. pemindaian dokumen selesai; dan
c. penyampaian surat penolakan permohonan kepada
Kepala Kantor Imigrasi secara manual dan/atau
melalui Simkim.

Pasal 32
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk harus memberitahukan kepada pemohon
mengenai putusan persetujuan permohonan dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak tanggal putusan diterima.
(2) Orang Asing selaku pemohon yang telah menerima
pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib datang ke Kantor Imigrasi dalam jangka waktu
paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal
pemberitahuan diterima, untuk kepentingan sebagai
berikut:
a. wawancara, identifikasi dan verifikasi data, serta
pengambilan Data Biometrik foto, dan sidik jari;
b. penerbitan kartu Izin Tinggal Terbatas dan peneraan
cap Izin Tinggal Terbatas sekaligus memuat Izin
Masuk Kembali pada Paspor Kebangsaan;
c. penandatanganan kartu Izin Tinggal Terbatas dan
teraan Cap Izin Tinggal Terbatas oleh Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
d. pemindaian dokumen selesai; dan
e. penyerahan dokumen.
(3) Alih status Izin Tinggal Kunjungan menjadi Izin Tinggal
Terbatas diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 3
(tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal wawancara
dilakukan.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-23-

Pasal 33
(1) Dalam hal surat Kepala Divisi Keimigrasian atau Direktur
Jenderal berupa penolakan, Kepala Kantor Imigrasi
menindaklanjuti surat penolakan sesuai arahan surat
Kepala Divisi Keimigrasian atau Direktur Jenderal atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Dalam hal surat penolakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat perintah pemulangan, Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerakan
cap “Exit Pass“ dan mewajibkan Orang Asing yang
bersangkutan meninggalkan Wilayah Indonesia dalam
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari.

Paragraf 3
Penentuan Jangka Waktu Izin Tinggal Terbatas

Pasal 34
(1) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas diberikan sesuai
dengan Keputusan Direktur Jenderal.
(2) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditentukan dengan
mempertimbangkan:
a. rekomendasi instansi yang berwenang;
b. permohonan pemohon; dan
c. masa berlaku Paspor Kebangsaan.
(3) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas diberikan tidak dapat
melampaui masa berlaku Paspor Kebangsaannya.

Pasal 35
(1) Jangka waktu Izin Tinggal Terbatas berdasarkan
pemenuhan kriteria sebagai anak yang baru lahir
diWilayah Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal24 diberikan sesuai dengan jangka waktu Izin
Tinggal Terbatas ayah dan/atau ibunya namun tidak
boleh melebihi batas usia 18 (delapan belas) tahun,
kecuali bagi anak berkewarganegaraan asing yang
menggabungkan diri dengan orang tua yang mempunyai

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -24-

hubungan hukum kekeluargaan dengan orang tua warga


negara Indonesia.
(2) Anak berkewarganegaraan asing pemegang Izin Tinggal
Terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), jika
sebelum berusia 18 (delapan belas) tahun telah kawin,
Izin Tinggal Terbatasnya dibatalkan kecuali bagi anak
berkewarganegaraan asing yang menggabungkan diri
dengan orang tua yang mempunyai hubungan hukum
kekeluargaan dengan orang tua warga negara Indonesia.

BAB III
ALIH STATUS IZIN TINGGAL TERBATAS MENJADI IZIN
TINGGAL TETAP

Bagian Kesatu
Syarat Alih Status Izin Tinggal Terbatas
Menjadi Izin Tinggal Tetap

Pasal 36
(1) Alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal
Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf b dapat diberikan kepada Orang Asing yang
memenuhi syarat:
a. pemegang Izin Tinggal Terbatas;
b. anak yang baru lahir di Wilayah Indonesia dari ayah
dan/atau ibu pemegang Izin Tinggal Terbatas.
(2) Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yang
diberikan:
a. untuk kegiatan di bidang perairan;
b. untuk jangka waktu paling lama 90 (sembilan
puluh) hari; dan/atau
c. saat kedatangan untuk jangka waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari,
tidak dapat dialihstatuskan menjadi Izin Tinggal Tetap.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-25-

Pasal 37
Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 meliputi Orang Asing:
a. rohaniawan;
b. pekerja;
c. investor;
d. wisatawan lanjut usia mancanegara;
e. suami atau istri yang menggabungkan diri dengan istri
atau suami pemegang Izin Tinggal Tetap;
f. anak yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan
belum kawin yang menggabungkan diri dengan orang tua
pemegang Izin Tinggal Tetap;
g. eks warga negara Indonesia;
h. yang menggabungkan diri dengan suami atau istri warga
negara Indonesia;
i. yang menggabungkan diri dengan ayah dan/atau ibu
bagi anak berkewarganegaraan asing yang mempunyai
hubungan hukum kekeluargaan dengan ayah dan/atau
ibu warga negara Indonesia;
j. eks anak berkewarganegaraan ganda;
k. anak berkewarganegaraan asing yang berusia di bawah
18 (delapan belas) tahun dan belum kawin dari Orang
Asing yang kawin sah dengan warga negara Indonesia.

Bagia Kedua
Tata Cara Alih Status Izin Tinggal Terbatas
Menjadi Izin Tinggal Tetap

Paragraf 1
Permohonan

Pasal 38
(1) Orang Asing yang telah memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 dan Pasal 37 dapat diberikan
alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal
Tetap.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -26-

(2) Alih status Izin Tinggal sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) diberikan berdasarkan permohonan.
(3) Permohonan sebagaimana dimasud pada ayat (2)
diajukan dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum jangka waktu Izin Tinggal Terbatas berakhir.

Pasal 39
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap dajukan dengan cara mengisi aplikasi
data.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
melampirkan dokumen:
a. surat keterangantempat tinggal yang dikeluarkan
oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
b. Paspor Kebangsaan yang sah dan masih berlaku
yang memuat teraan Izin Tinggal Terbatas;
c. kartu Izin Tinggal Terbatas;
d. surat penjaminan dari Penjamin;
e. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga Penjamin
atau Penanggung Jawab;
f. kartu Izin Tinggal Terbatas atau kartu Izin Tinggal
Tetap dalam hal Penjamin atau Penanggung Jawab
berkewarganegaraan asing;
g. Pernyataan Integrasi kecuali bagi anak yang belum
berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan
belum kawin; dan
h. surat kuasa bermeterai cukup, dalam hal
permohonan diajukan melalui kuasa.

Pasal 40
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang melaksanakan
tugas rohaniawan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
37 huruf a diajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-27-

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain


melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. kartu Izin Tinggal Terbatas yang menunjukkan
bahwa yang bersangkutan telah tinggal lebih dari 3
(tiga) tahun berturut-turut di Wilayah Indonesia;
b. izin mempekerjakan tenaga kerja asingdari instansi
pemerintah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan; dan
c. rekomendasi dari instansi pemerintah yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keagamaan.

Pasal 41
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing sebagai pekerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf b diajukan
oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. izin mempekerjakan tenaga kerja asingdari instansi
pemerintah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang ketenagakerjaan;
b. kartu Izin Tinggal Terbatas yang menunjukkan
bahwa yang bersangkutan telah tinggal lebih dari 3
(tiga) tahun berturut-turut di wilayah Indonesia; dan
c. jabatan yang bersangkutan sebagai pimpinan
tertinggi perusahaan atau kepala perwakilan
perusahaan asing yang beroperasi di wilayah
Indonesia.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -28-

Pasal 42
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing sebagai investor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf cdan
berkedudukan sebagai pengurus perusahaan diajukan
oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. surat rekomendasi dari instansi pemerintah yang
membidangi penanaman modal yang memuat
keikutsertaan penanaman modal paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau yang
setaranya dengan mata uang US dollar;
b. kartu Izin Tinggal Terbatas yang menunjukkan
bahwa yang bersangkutan telah tinggal lebih dari 3
(tiga) tahun berturut-turut di Wilayah Indonesia; dan
c. izin mempekerjakan tenaga kerja asingyang berlaku
dari instansi pemerintah yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.

Pasal 43
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing sebagai investor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf c tetapi
tidak berkedudukan sebagai pengurus perusahaan
diajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. surat rekomendasi dari instansi pemerintah yang
membidangi penanaman modal yang memuat
keikutsertaan penanaman modal paling sedikit
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) atau
yang setaranya dengan mata uang US dollar; dan

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-29-

b. kartu Izin Tinggal Terbatas yang menunjukkan


bahwa yang bersangkutan telah tinggal lebih dari 3
(tiga) tahun berturut-turut di wilayah Indonesia.

Pasal 44
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing sebagai wisatawan
lanjut usia mancanegara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 huruf d diajukan oleh Penjamin kepada Kepala
Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. surat penjaminan dan surat biro perjalanan wisata
dari biro perjalanan wisata yang mempunyai izin
operasional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. bukti mengenai tersedianya dana untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya selama di Indonesia dari
lembaga dana pensiun atau bank di negara asalnya
ataupun di Wilayah Indonesia;
c. kartu Izin Tinggal Terbatas yang menunjukkan
bahwa yang bersangkutan telah tinggal lebih dari 3
(tiga) tahun berturut-turut di Wilayah Indonesia;
d. identitas diri yang menunjukkan yang bersangkutan
telah berusia paling rendah 55 (limapuluh lima)
tahun
e. bukti polis asuransi kesehatan atau asuransi
kematian;
f. bukti tinggal pada sarana akomodasi yang tersedia
selama di Indonesia baik yang diperoleh dengan cara
sewa, sewa beli, atau pembelian; dan
g. bukti telah memperkerjakan tenaga informal warga
negara Indonesia sebagai pramuwisma, supir,
penjaga keamanan, atau tukang kebun.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -30-

Pasal 45
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang menggabungkan
diri dengan suami atau istri pemegang Izin Tinggal Tetap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf e diajukan
oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta perkawinan atau buku nikah yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris; dan
b. kartu kartu Izin Tinggal Tetap suami atau istri yang
sah dan masih berlaku.

Pasal 46
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang merupakan
anak berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan
belum kawin yang menggabungkan diri dengan orang tua
pemegang Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 37 huruf f diajukan oleh Penjamin kepada
Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta kelahiran yang bersangkutan yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
b. kutipan akta perkawinan orang tua yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris; dan
c. kartu Izin Tinggal Tetap ayah dan/atau ibunya yang
sah dan masih berlaku.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-31-

Pasal 47
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang merupakan eks
warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 huruf g dan dalam rangka memperoleh kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan diajukan oleh
Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. bukti keterangan dari Kepala Perwakilan Republik
Indonesia tentang kehilangan kewarganegaraan
Indonesia; dan
b. bukti berupa dokumen resmi yang dikeluarkan oleh
instansi pemerintah Republik Indonesia atau oleh
lembaga yang diakui oleh pemerintah Republik
Indonesia yang sah yang dapat membuktikan bahwa
yang bersangkutan adalah eks warga negara
Indonesia berupa:
1. kutipan akta kelahiran;
2. kartu tanda penduduk;
3. Paspor;
4. buku nikah/kutipan akta perkawinan; atau
5. ijazah.

Pasal 48
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang merupakan eks
warga negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 huruf g tetapi tidak dalam rangka memperoleh
kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
diajukan oleh Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -32-

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain


melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen resmi yang
dikeluarkan oleh instansi pemerintah Republik Indonesia
atau oleh lembaga yang diakui oleh pemerintah Republik
Indonesia yang sah yang dapat membuktikan bahwa
yang bersangkutan adalah eks warga negara Indonesia
berupa:
a. kutipan akta kelahiran;
b. kartu tanda penduduk;
c. Paspor;
d. buku nikah/kutipan akta perkawinan; atau
e. ijazah.

Pasal 49
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang menggabungkan
diri dengan suami atau istri warga negara Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf h diajukan
oleh Penanggung Jawab kepada Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta perkawinan atau buku nikah yang
telah disahkan oleh perwakilan Republik Indonesia
atau Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
bagi perkawinan yang telah dilangsungkan di luar
negeri;
b. kutipan akta perkawinan yang telah diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah
tersumpah, kecuali bahasa Inggris dengan usia
perkawinan paling singkat 2 (dua) tahun terhitung
sejak tanggal perkawinan dilangsungkan secara sah
di dalam atau luar negeri;

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-33-

c. surat bukti lapor perkawinan dari kantor pencatatan


sipil, jika perkawinan dilangsungkan di luar negeri;
dan
d. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga ayah atau
ibu, suami atau istri yang berkewarganegaraan
Indonesia.

Pasal 50
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang merupakan
anak berkewarganegaraan asing yang menggabungkan
diri dengan orang tua yang mempunyai hubungan
hukum kekeluargaan dengan orang tua warga negara
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf i
diajukan oleh Penanggung Jawab kepada Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta kelahiran yang bersangkutan yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
b. kutipan akta perkawinan orang tua yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
c. surat bukti lapor perkawinan dari kantor pencatatan
sipil, jika perkawinan dilangsungkan di luar negeri;
dan
d. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga ayah atau
ibu yang berkewarganegaraan Indonesia.

Pasal 51
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing yang merupakan eks
subyek anak berkewarganegaraan ganda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 huruf j diajukan oleh

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -34-

Penjamin kepada Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat


Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta kelahiran yang bersangkutan yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
b. kutipan akta perkawinan orang tua yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris; dan
c. bukti fasilitas Keimigrasian atau pengembalian
Dokumen Keimigrasian.

Pasal 52
(1) Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi
Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing anak bawaanyang
merupakan anak yang belum berusia 18 (delapan belas)
tahun dan belum kawin dari Orang Asing yang kawin
secara sah dengan warga negara Indonesia yang akan
menggabungkan diri dengan ayah atau ibu warga negara
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf
k diajukan oleh Penanggung Jawab kepada Kepala
Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 juga harus melampirkan dokumen:
a. kutipan akta kelahiran yang bersangkutan yang
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah, kecuali bahasa Inggris;
b. kutipan akta perkawinan orang tua yang telah
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah tersumpah kecuali, bahasa Inggris;
c. surat bukti lapor perkawinan dari Kantor Pencatatan
Sipil, dalam hal perkawinan dilangsungkan di luar
negeri; dan

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-35-

d. kartu tanda penduduk dan kartu keluarga ayah atau


ibu yang berkewarganegaraan Indonesia.

Pasal 53
(1) Alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal
Tetap bagi Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 36 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf d
diberikan dengan ketentuan Orang Asing yang
bersangkutan telah berada di Wilayah Indonesia paling
singkat 3 (tiga) tahun berturut-turut sejak tanggal
diberikannya Izin Tinggal Terbatas.
(2) Alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal
Tetap bagi Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37ayat (1) huruf e diberikan dengan ketentuan
perkawinannya telah mencapai usia paling singkat 2
(dua) tahun.
(3) Alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal
Tetap bagi Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (1) huruf f sampai dengan huruf k dapat
dilaksanakan sejak Orang Asing yang bersangkutan
diberikan Izin Tinggal Terbatas.

Pasal 54
Dalam hal permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas
menjadi Izin Tinggal Tetapbagi anak yang lahir di Wilayah
Indonesia dari ayah dan/atau ibunya pemegang Izin Tinggal
Terbatas diajukan bersamaan dengan permohonan alih status
orang tuanya.

Pasal 55
Permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin
Tinggal Tetap yang telah diterima dan didaftarkan sebelum
berakhir jangka waktu Izin Tinggal Terbatasnya, tidak
diperhitungkan overstay apabila penyelesaiannya melebihi
jangka waktu Izin Tinggalnya.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -36-

Paragraf 2
Penerimaan dan Penolakan Permohonan

Pasal 56
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk memberikan tanda terima permohonan sebagai
bukti permohonan alih status Izin Tinggal Terbatas
menjadi Izin Tinggal Tetap dalam hal permohonan beserta
persyaratannya telah diterima secara lengkap.
(2) Dalam hal persyaratan permohonan alih status Izin
Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap belum
lengkap, Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi
yang ditunjuk mengembalikan berkas permohonan
kepadaPenjamin atau Penanggung Jawab pada
kesempatan pertama dengan bukti tanda pengembalian
yang memuat alasan pengembalian dan surat pernyataan
yang menyatakan bahwa permohonan ditarik kembali.

Pasal 57
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang menerima permohonan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56 ayat (1) meneruskan
permohonan disertai pertimbangan kepada Kepala Divisi
Keimigrasian melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas, dan cetak tanda
permohonan;
c. pembayaran biaya imigrasi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. identifikasi dan verifikasi data;
e. pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan
sesuai dengan pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
f. pembuatan dan penandatanganan surat
permohonan Kepala Kantor Imigrasi kepada Kepala
Divisi Keimigrasian disertai pertimbangan dan
saran;

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-37-

g. pemindaian dokumen selesai; dan


h. penyampaian surat Kepala Kantor Imigrasi secara
manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala
Divisi Keimigrasian.
(2) Dalam hal tidak memerlukan pengawasan Keimigrasian
lapangan, permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus sudah ditindaklanjuti oleh Kepala Kantor
Imigrasi dalam waktu 3 (tiga) hari kerja dengan
meneruskan permohonan kepada Kepala Divisi
Keimigrasian.
(3) Dalam hal memerlukan pengawasan Keimigrasian
lapangan, jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus sudah ditindaklanjuti oleh Kepala Kantor
Imigrasi dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja dengan
meneruskan permohonan kepada Kepala Divisi
Keimigrasian.
(4) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berdasarkan perkawinan campuran, pengawasan
Keimigrasian lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e wajib dilaksanakan.

Pasal 58
(1) Kepala Divisi Keimigrasian yang menerima permohonan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1) harus
menindaklanjutinya dalam waktu paling lama 3 (tiga)
hari kerja terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
memenuhi syarat ditindaklanjuti dengan meneruskan
permohonan disertai pertimbangan dan saran kepada
Direktur Jenderal melalui mekanisme:
a. pemeriksaan dan pengkajian kelengkapan
persyaratan;
b. pembuatan dan penandatanganan surat Kepala
Divisi Keimigrasian kepada Direktur Jenderal;
c. pemindaian dokumen selesai; dan

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -38-

d. penyampaian surat Kepala Divisi Keimigrasian


secara manual dan/atau melalui Simkim kepada
Direktur Jenderal.

Pasal 59
Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
58 berdasarkan pengkajian tidak dapat dipertimbangkan,
ditindaklanjuti dengan mengeluarkan surat penolakan yang
memuat alasan penolakannya dari Kepala Divisi Keimigrasian
kepada Kepala Kantor Imigrasi melalui mekanisme:
a. pembuatan dan penandatanganan surat penolakan dari
Kepala Divisi Keimigrasian kepada Kepala Kantor
Imigrasi;
b. pemindaian dokumen selesai; dan
c. penyampaian surat Kepala Divisi Keimigrasian secara
manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala Kantor
Imigrasi.

Pasal 60
(1) Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
yang menerima permohonan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 58 harus sudah menindaklanjutinya dalam
waktu paling lama 5 (lima) hari kerja terhitng sejak
diterimanya permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
memenuhi syarat ditindaklanjuti dengan menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal mengenai persetujuan alih
status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap
melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan, pengkajian, dan
penelaahan persyaratan;
b. penandatanganan Keputusan Direktur Jenderal
mengenai persetujuan alih status Izin Tinggal
Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap;
c. pemindaian dokumen selesai; dan

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-39-

d. penyampaian Keputusan Direktur Jenderal secara


manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala
Kantor Imigrasi.

Pasal 61
Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
60berdasarkan pengkajian dan penelaahan tidak dapat
dipertimbangkan, ditindaklanjuti dengan mengeluarkan surat
penolakan yang memuat alasan penolakannya dari Direktur
Jenderal kepada Kepala Kantor Imigrasi melalui mekanisme:
a. pembuatan dan penandatanganan surat Direktur
Jenderal mengenai penolakan alih status Izin Tinggal
Terbatas menjadi Izin Tinggal Tetap kepada Kepala
Kantor Imigrasi;
b. pemindaian dokumen selesai; dan
c. penyampaian surat Direktur Jenderal secara manual
dan/atau melalui Simkim kepada Kepala Kantor Imigrasi
dengan tembusan kepada pemohon.

Pasal 62
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk harus memberitahukan kepada pemohon dalam
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal
Keputusan diterima.

(2) Pemohon yang telah menerima pemberitahuan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwajibkan datang
ke Kantor Imigrasi dalam waktu paling lama 5 (lima) hari
kerja terhitung sejak tanggal diterimanya pemberitahuan.
(3) Dalam hal permohonan disetujui, Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melaksanakan
pemberian alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin
Tinggal Tetapmelalui mekanisme:
a. wawancara, identifikasi dan verifikasi data serta
pengambilan Data Biometrik foto dan sidik jari;
b. penerbitan kartu Izin Tinggal Tetap dan peneraan
cap Izin Tinggal Tetap sekaligus memuat Izin Masuk

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -40-

Kembali yang berlaku selama 2 (dua) tahun pada


Paspor Kebangsaan;
c. penandatanganan kartu Izin Tinggal Tetap dan
teraan cap Izin Tinggal Tetap oleh Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
d. pemindaian dokumen selesai; dan
e. penyerahan dokumen.
(4) Alih status Izin Tinggal Terbatas menjadi Izin Tinggal
Tetapsebagaimana dimaksud pada ayat (3) diselesaikan
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak dilakukan wawancara.

Pasal 63
(1) Dalam hal surat Kepala Divisi Keimigrasian atau Direktur
Jenderal berupa penolakan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 59 dan Pasal 60, Kepala Kantor Imigrasi
menindaklanjuti surat penolakan sesuai arahan surat
Kepala Divisi Keimigrasian atau Direktur Jenderal.
(2) Dalam hal surat penolakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat perintah pemulangan, Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerakan
cap “Exit Pass“ dan mewajibkan Orang Asing yang
bersangkutan meninggalkan Wilayah Indonesia dalam
waktu paling lama 7 (tujuh) hari.

Paragraf 3
Penentuan Jangka Waktu Izin Tinggal Tetap

Pasal 64
(1) Izin Tinggal Tetap diberikan untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun.
(2) Izin Tinggal Tetap bagi suami, istri, dan/atau anak dari
Orang Asing pemegang Izin Tinggal Tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan sesuai dengan jangka
waktu Izin Tinggal Tetap dari suami, istri, ayah atau ibu
pemegang Izin Tinggal Tetap dari Orang Asing.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-41-

Pasal 65
(1) Jangka waktu Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 64 ayat (2) diberikan sesuai dengan jangka
waktu Izin Tinggal Tetap ayah dan/atau ibunya namun
tidak boleh melebihi batas usia 18 (delapan belas) tahun
kecuali bagi anak berkewarganegaraan asing yang
menggabungkan diri dengan orang tua yang mempunyai
hubungan hukum kekeluargaan dengan orang tua warga
negara Indonesia.
(2) Anak berkewarganegaraan asing pemegang Izin Tinggal
Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila
sebelum berusia 18 (delapan belas) tahun telah kawin,
Izin Tinggal Tetapnya dibatalkan kecuali bagi anak
berkewarganegaraan asing yang menggabungkan diri
dengan orang tua yang mempunyai hubungan hukum
kekeluargaan dengan orang tua warga negara Indonesia.

BAB IV
PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TETAP
YANG BERASAL DARI ALIH STATUS

Pasal 66
(1) Izin Tinggal Tetap dapat diperpanjang untuk jangka
waktu tidak terbatas.
(2) Pemegang Izin Tinggal Tetap untuk jangka waktu tidak
terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
melapor ke Kantor Imigrasi setiap 5 (lima) tahun dan
tidak dikenai biaya.

Pasal 67
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Tetap untuk jangka waktu
tidak terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66
diberikan berdasarkan permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukanoleh Penjamin atau Penanggung Jawab kepada
Kepala Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal Orang Asing.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -42-

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


disampaikan secara manual dan/atau melalui Simkim.

Pasal 68
(1) Perpanjangan Izin Tinggal Tetap untuk jangka waktu tidak
terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67ayat (1)
diberikan oleh Direktur Jenderal.
(2) pemberian Izin Tinggal Tetapuntuk jangka waktu tidak
terbatas dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk.

Pasal 69
(1) Permohonan perpanjangan jangka waktu Izin Tinggal
Tetapuntuk jangka waktu tidak terbatas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 67ayat (1) dapat diajukan paling
cepat 90 (sembilan puluh) hari dan paling lambat 1 (satu)
hari kerja sebelum tanggal jangka waktu Izin Tinggal
Tetap berakhir.
(2) Permohonan perpanjangan jangka waktu Izin Tinggal
Tetapuntuk jangka waktu tidak terbatas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang telah diterima dan
didaftarkan sebelum berakhir jangka waktu Izin Tinggal
Tetapnya, tidak diperhitungkan overstayjika
penyelesaiannya melebihi jangka waktu Izin Tinggalnya.
(3) Perpanjangan jangka waktu Izin Tinggal Tetap
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan terhitung
sejak tanggal Izin Tinggal Tetap berakhir.

Pasal 70
Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu Izin
Tinggal Tetapuntuk jangka waktu tidak terbatas bagi anak
yang lahir di Wilayah Indonesia dari ayah dan/atau ibunya
pemegang Izin Tinggal Tetap diajukan bersamaan dengan
permohonan perpanjangan jangka waktuIzin Tinggal
Tetapuntuk jangka waktu tidak terbatasorang tuanya.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-43-

Pasal 71
Permohonan perpanjanganIzin Tinggal Tetap untuk jangka
waktu tidak terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67
diajukan dengan melampirkan persyaratan dan kartu Izin
Tinggal Tetap yang lama.

Pasal 72
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk memberikan tanda terima permohonan sebagai
bukti permohonan perpanjangan Izin Tinggal Tetap untuk
jangka waktu tidak terbatas dalam hal permohonan
beserta persyaratannya telah diterima secara lengkap.
(2) Dalam hal persyaratan permohonan perpanjangan Izin
Tinggal Tetap untuk jangka waktu tidak terbatasbelum
lengkap,Pejabat Imigrasi yang ditunjuk mengembalikan
berkas permohonan kepadaPenjamin atau Penanggung
Jawab pada kesempatan pertama dengan bukti tanda
pengembalian yang memuat alasan sebagai suatu
pernyataan bahwa permohonan ditarik kembali.

Pasal 73
(1) Kepala Kantor Imigrasi yang menerima permohonan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 meneruskan
permohonan disertai pertimbangan kepada Kepala Divisi
Keimigrasian melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan persyaratan;
b. entri data, pemindaian berkas, dan cetak tanda
permohonan;
c. pembayaran biaya Imigrasi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. identifikasi dan verifikasi data;
e. pengawasan Keimigrasian lapangan, jika diperlukan
sesuai dengan pertimbangan Kepala Kantor Imigrasi
atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
f. pembuatan dan penandatanganan surat
permohonan Kepala Kantor Imigrasi kepada Kepala

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -44-

Divisi Keimigrasian disertai pertimbangan dan


saran;
g. pemindaian dokumen selesai; dan
h. penyampaian surat Kepala Kantor Imigrasi secara
manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala
Divisi Keimigrasian.
(2) Dalam hal tidak memerlukan pengawasan Keimigrasian
lapangan, permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus sudah ditindaklanjuti oleh Kepala Kantor
Imigrasi dalam waktu 3 (tiga) hari kerja dengan
meneruskan permohonan kepada Kepala Divisi
Keimigrasian.
(3) Dalam hal memerlukan pengawasan Keimigrasian
lapangan, jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus sudah ditindaklanjuti oleh Kepala Kantor
Imigrasi dalam waktu 7 (tujuh) hari kerjadengan
meneruskan permohonan kepada Kepala Divisi
Keimigrasian.
(4) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berdasarkan perkawinan campuran, pengawasan
Keimigrasian lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e wajib dilaksanakan.

Pasal 74
(1) Kepala Divisi Keimigrasian yang menerima permohonan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1) harus
sudah menindaklanjutinya dalam waktu paling lama 3
(tiga) hari kerja sejak diterimanya permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
memenuhi syarat ditindaklanjuti dengan meneruskan
permohonan disertai pertimbangan dan saran kepada
Direktur Jenderal melalui mekanisme:
a. pemeriksaan dan pengkajian kelengkapan
persyaratan;
b. pembuatan dan penandatanganan surat Kepala
Divisi Keimigrasian kepada Direktur Jenderal;
c. pemindaian dokumen selesai; dan

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-45-

d. penyampaian surat Kepala Divisi Keimigrasian


secara manual dan/atau melalui Simkim kepada
Direktur Jenderal.

Pasal 75
Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
74 ayat (1), berdasarkan pengkajian tidak dapat
dipertimbangkan, ditindaklanjuti dengan mengeluarkan surat
penolakan yang memuat alasan penolakannya dari Kepala
Divisi Keimigrasian kepada Kepala Kantor Imigrasi melalui
mekanisme:
a. pembuatan dan penandatanganan surat penolakan dari
Kepala Divisi Keimigrasian kepada Kepala Kantor
Imigrasi;
b. pemindaian dokumen selesai; dan
c. penyampaian surat Kepala Divisi Keimigrasian secara
manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala Kantor
Imigrasi.

Pasal 76
(1) Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk
yang menerima permohonan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 74 ayat (2) harus sudah menindaklanjutinya
dalam waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak
diterimanya permohonan.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
memenuhi syarat ditindaklanjuti dengan menerbitkan
persetujuan Direktur Jenderal mengenai perpanjangan
Izin Tinggal Tetap untuk jangka waktu tidak terbatas
melalui mekanisme:
a. pemeriksaan kelengkapan, pengkajian, dan
penelaahan persyaratan;
b. penandatanganan persetujuan Direktur Jenderal
mengenai perpanjangan Izin Tinggal Tetap untuk
jangka waktu tidak terbatas;
c. pemindaian dokumen selesai; dan

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -46-

d. penyampaian persetujuan Direktur Jenderal secara


manual dan/atau melalui Simkim kepada Kepala
Kantor Imigrasi.

Pasal 77
Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
74 ayat (2) berdasarkan pengkajian dan penelaahan tidak
dapat dipertimbangkan, ditindaklanjuti dengan mengeluarkan
surat penolakan yang memuat alasan penolakannya dari
Direktur Jenderal kepada Kepala Kantor Imigrasi melalui
mekanisme:
a. pembuatan dan penandatanganan surat Direktur
Jenderal mengenai penolakan persetujuan Direktur
Jenderal mengenai perpanjangan Izin Tinggal Tetap
untuk jangka waktu tidak terbatas kepada Kepala Kantor
Imigrasi;
b. pemindaian dokumen selesai; dan
c. penyampaian surat Direktur Jenderal secara manual
dan/atau melalui Simkim kepada Kepala Kantor Imigrasi.

Pasal 78
(1) Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk harus memberitahukan kepada pemohon dalam
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal
persetujuanditerima.
(2) Pemohon yang telah menerima pemberitahuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib datang ke
Kantor Imigrasi dalam waktu paling lama 5 (lima) hari
kerja terhitung sejak tanggal pemberitahuan diterima.
(3) Dalam hal permohonan disetujui sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 76 ayat (2), Kepala Kantor Imigrasi atau
Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melaksanakan pemberian
perpanjangan Izin Tinggal Tetap untuk jangka tidak
terbatas melalui mekanisme:
a. wawancara, identifikasi dan verifikasi data serta
pengambilan Data Biometrik foto dan sidik jari;

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-47-

b. penerbitan kartu Izin Tinggal Tetap untuk jangka


tidak terbatas dan peneraan cap Izin Tinggal Tetap
untuk jangka tidak terbatas sekaligus memuat Izin
Masuk Kembali yang berlaku selama 2 (dua) tahun
pada Paspor Kebangsaan;
c. penandatanganan kartu Izin Tinggal Tetap untuk
jangka tidak terbatas dan teraan Cap Izin Tinggal
Tetap untuk jangka tidak terbatas oleh Kepala
Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk;
d. pemindaian dokumen selesai; dan
e. penyerahan dokumen.
(4) perpanjangan Izin Tinggal Tetap untuk jangka tidak
terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari
kerja terhitung sejak dilakukan wawancara.

Pasal 79
(1) Dalam hal surat Kepala Divisi Keimigrasian atau Direktur
Jenderal berupa penolakan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 75 dan Pasal 77, Kepala Kantor Imigrasi
menindaklanjuti surat penolakan sesuai arahan surat
Kepala Divisi Keimigrasian atau Direktur Jenderal.
(2) Dalam hal surat penolakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat perintah pemulangan, Kepala Kantor
Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerakan
cap “Exit Pass“ dan mewajibkan Orang Asing yang
bersangkutan meninggalkan Wilayah Indonesia dalam
waktu paling lama 7 (tujuh) hari.

BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 80
Alih status Izin Tinggal yang telah diajukan dan diproses
sebelum Peraturan Menteri ini mulai berlaku, diselesaikan
berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi

www.peraturan.go.id
2015, No.1833 -48-

Nomor F-310.IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Tata Cara Alih


Status Izin Keimigrasian.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 81
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. seluruh ketentuan Peraturan Menteri yang berkaitan
dengan Alih Status Izin Tinggal yang bertentangan atau
tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini; dan
b. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor
F-310.IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Tata Cara Alih
Status Izin Keimigrasian,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 82
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

www.peraturan.go.id
2015, No.1833
-49-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Desember 2015

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 7 Desember 2015

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1789, 2016 KEMENKUMHAM. ITAS Elektronik. Pendaftaran
Permohonan. Penyampaian Persetujuan.
Pemberian. Tata Cara.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 41 TAHUN 2016
TENTANG
TATA CARA PENDAFTARAN PERMOHONAN, PENYAMPAIAN PERSETUJUAN
VISA TINGGAL TERBATAS, DAN PENDAFTARAN PERMOHONAN IZIN TINGGAL
TERBATAS SECARA ELEKTRONIK, SERTA PEMBERIAN IZIN TINGGAL
TERBATAS ELEKTRONIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melakukan penyederhanaan birokrasi sebagai


upaya mendukung program pemerintah melakukan reformasi
hukum dalam pelayanan keimigrasian khususnya pelayanan
pemberian visa tinggal terbatas dan izin tinggal terbatas bagi
Orang Asing, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia tentang Tata Cara Pendaftaran
Permohonan, Penyampaian Persetujuan Visa Tinggal Terbatas,
dan Pendaftaran Permohonan Izin Tinggal Terbatas Secara
Elektronik, Serta Pemberian Izin Tinggal Terbatas Elektronik;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

www.peraturan.go.id
2016, No. 1789 -2-

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang


Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5216);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5049) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5894);
4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 84);
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
27 Tahun 2014 tentang Prosedur Teknis Pemberian,
Perpanjangan, Penolakan, Pembatalan, dan Berakhirnya
Izin Tinggal Kunjungan, Izin Tinggal Terbatas, dan Izin
Tinggal Tetap Serta Pengecualian dari Kewajiban Memiliki
Izin Tinggal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 1697);
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 186);

www.peraturan.go.id
2016, No. 1789
-3-

7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor


24 Tahun 2016 tentang Prosedur Teknis Pemberian Visa
Kunjungan dan Visa Tinggal Terbatas (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1052);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN PERMOHONAN,
PENYAMPAIAN PERSETUJUAN VISA TINGGAL TERBATAS,
DAN PENDAFTARAN PERMOHONAN IZIN TINGGAL
TERBATAS SECARA ELEKTRONIK, SERTA PEMBERIAN IZIN
TINGGAL TERBATAS ELEKTRONIK.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara
Indonesia.
2. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa
adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau di
tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing
untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan
menjadi dasar pemberian izin tinggal.
3. Izin Tinggal Terbatas adalah izin yang diberikan kepada
Orang Asing untuk tinggal dan berada di wilayah
Indonesia untuk jangka yang terbatas.
4. Izin Tinggal Terbatas Elektronik yang selanjutnya disebut
Itas Elektronik adalah izin yang diberikan kepada Orang
Asing untuk tinggal dan berada di wilayah Indonesia
untuk jangka yang terbatas yang diterbitkan melalui
surat elektronik yang dilengkapi dengan quick response
code.

www.peraturan.go.id
2016, No. 1789 -4-

5. Tanda Masuk adalah tanda tertentu berupa cap yang


dibubuhkan pada dokumen perjalanan warga negara
Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun
elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi sebagai
tanda bahwa yang bersangkutan masuk wilayah
Indonesia.
6. Penjamin adalah orang atau korporasi yang
bertanggungjawab atas keberadaan dan kegiatan Orang
Asing selama berada di wilayah Indonesia.
7. Penanggung Jawab adalah suami/istri atau orang tua
warga negara Indonesia.

BAB II
PENDAFTARAN PERMOHONAN DAN PENYAMPAIAN
PERSETUJUAN VISA TINGGAL TERBATAS

Pasal 2
(1) Pendaftaran permohonan persetujuan Visa tinggal
terbatas dilakukan dengan mengisi aplikasi data secara
elektronik melalui laman resmi Direktorat Jenderal
Imigrasi.
(2) Pendaftaran permohonan persetujuan Visa tinggal
terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pemohon memilih layanan permohonan Visa online;
dan
b. pemohon memilih sub menu apply for visa approval.
(3) Pendaftaran permohonan persetujuan Visa tinggal
terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
melalui tahapan:
a. registrasi username, pasword, alamat surat
elektronik, dan nomor pokok wajib pajak;
b. mengunggah dokumen persyaratan; dan
c. aktivasi kode melalui surat elektronik.

www.peraturan.go.id
2016, No. 1789
-5-

Pasal 3
Persetujuan permohonan Visa tinggal terbatas dilaksanakan
oleh Pejabat Imigrasi yang ditunjuk setelah persyaratan dan
penelitian latar belakang Orang Asing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan telah dinyatakan
lengkap.

Pasal 4
Penyampaian persetujuan Visa tinggal terbatas kepada
pemohon disampaikan melalui alamat surat elektronik yang
telah dicantumkan pada saat proses registrasi pendaftaran
permohonan persetujuan Visa tinggal terbatas.

Pasal 5
Penyampaian telex persetujuan Visa tinggal terbatas kepada
Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri disampaikan
melalui surat elektronik dinas.

Pasal 6
(1) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian terdapat
kekurangan kelengkapan dokumen persyaratan,
pemohon masuk dalam daftar pencegahan dan
penangkalan, atau dokumen persyaratan tidak terbaca
secara kesisteman maka permohonan dinyatakan ditolak.
(2) Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan melalui alamat surat elektronik yang telah
dicantumkan pada saat proses registrasi pendaftaran
permohonan persetujuan Visa tinggal terbatas.

BAB III
PENDAFTARAN PERMOHONAN
IZIN TINGGAL TERBATAS SECARA ELEKTRONIK DAN
PEMBERIAN IZIN TINGGAL TERBATAS ELEKTRONIK

Pasal 7
(1) Pendaftaran permohonan Izin Tinggal Terbatas dilakukan
dengan mengisi aplikasi data secara elektronik melalui

www.peraturan.go.id
2016, No. 1789 -6-

laman resmi www.izintinggal.imigrasi.go.id dengan


memilih menu Izin Tinggal Terbatas Online.
(2) Pendaftaran permohonan Izin Tinggal Terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. mengisi nomor paspor dan nomor penguasaan Visa
tinggal terbatas; dan
b. menunggu notifikasi melalui surat elektronik yang
berbunyi, “Pelaporan itas (online) Anda (nomor
permohonan), (nama pemohon), (nomor paspor) telah
kami terima, Selanjutnya, cetak surat elektronik ini
dan dipersilakan datang ke Kantor Imigrasi (yang
dituju saat permohonan Vitas) tidak lebih dari 30
hari sejak tanggal kedatangan untuk pembayaran
PNBP serta dilakukan wawancara, verifikasi data,
pengambilan foto biometrik dan sidik jari” dan dalam
bahasa Inggris. “Your itas (online) application (app.
number), (applicant name),(passport number) has been
submitted. Please print this email and proceed to
Immigration Office (Name of Immigration Office) not
more than 30 (thirty) days since date of arrival for
payment, data verification, biometric photograph and
fingerprint record”.

Pasal 8
(1) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 diterbitkan dalam bentuk Itas Elektronik.
(2) Orang Asing mencetak secara mandiri Itas Elektronik
yang diterima sebagai lampiran dari surat elektronik yang
berbunyi “Itas anda telah disetujui, silakan cetak Itas
Elektronik yang terdapat pada lampiran surat elektronik”
(your limited stay permit application has ben
approved.please print your electronic limited stay permit in
attachment file) dikirimkan secara otomatis oleh aplikasi
kesisteman.

www.peraturan.go.id
2016, No. 1789
-7-

(3) Pencetakan Itas Elektronik dilaksanakan oleh Orang


Asing setelah mendapatkan surat elektronik dari Kantor
Imigrasi.
(4) Format Itas Elektronik tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 9
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Izin Tinggal Terbatas dalam bentuk kartu yang
dikeluarkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini,
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan jangka
waktunya berakhir; dan
b. Izin Tinggal Terbatas dalam bentuk kartu tidak
dikeluarkan lagi.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

www.peraturan.go.id
2016, No. 1789 -8-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 November 2016

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 24 November 2016

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id
2016, No. 1789
-9-

LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 41 TAHUN
TENTANG
TATA CARA PENDAFTARAN PERMOHONAN, PENYAMPAIAN
PERSETUJUAN VISA TINGGAL TERBATAS, DAN
PENDAFTARAN PERMOHONAN IZIN TINGGAL TERBATAS
SECARA ELEKTRONIK, SERTA PEMBERIAN IZIN TINGGAL
TERBATAS ELEKTRONIK

FORMAT IZIN TINGGAL TERBATAS ELEKTRONIK

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.988, 2018 KEMENKUMHAM. Pemberian Visa dan Izin
Tinggal bagi TKA.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2018
TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN VISA DAN IZIN TINGGAL
BAGI TENAGA KERJA ASING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan perekonomian nasional


melalui peningkatan investasi, perlu dilakukan
penyederhanaan dalam proses penerbitan Visa dan Izin
Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing di Indonesia;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Tata
Cara Pemberian Visa dan Izin Tinggal bagi Tenaga Kerja
Asing;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5216);
2018, No. 988 -2-

3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5409) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 123 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5894);
4. Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 84);
5. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Penggunaan Tenaga Kerja Asing (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 39);
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 186);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG TATA CARA PEMBERIAN VISA DAN IZIN TINGGAL
BAGI TENAGA KERJA ASING.
2018, No. 988
-3-

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Orang Asing adalah orang yang bukan warga negara
Indonesia.
2. Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah tempat
pemeriksaan di pelabuhan laut, bandar udara, pos lintas
batas atau tempat lain sebagai tempat masuk dan keluar
Wilayah Indonesia.
3. Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian yang
selanjutnya disingkat SIMKIM adalah sistem teknologi
informasi dan komunikasi yang digunakan untuk
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan informasi
guna mendukung operasional, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam melaksanakan Fungsi
Keimigrasian.
4. Tanda Masuk adalah tanda tertentu berupa cap yang
dibubuhkan pada dokumen perjalanan warga negara
Indonesia dan Orang Asing, baik manual maupun
elektronik, yang diberikan oleh Pejabat Imigrasi sebagai
tanda bahwa yang bersangkutan masuk Wilayah
Indonesia.
5. Izin Masuk Kembali adalah izin tertulis yang diberikan
oleh Pejabat Imigrasi kepada Orang Asing pemegang Izin
Tinggal terbatas dan Izin Tinggal Tetap untuk masuk
kembali ke Wilayah Indonesia.
6. Paspor Kebangsaan adalah dokumen yang dikeluarkan
oleh negara asing kepada warga negaranya untuk
melakukan perjalanan antarnegara yang berlaku selama
jangka waktu tertentu.
7. Surat Persetujuan Visa adalah surat yang dikeluarkan
oleh Direktur Jenderal atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk yang memuat penguasaan kepada Perwakilan
Republik Indonesia untuk menerbitkan Visa bagi Orang
Asing.
2018, No. 988 -4-

8. Visa Republik Indonesia yang selanjutnya Visa adalah


keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang
berwenang di perwakilan Republik Indonesia atau di
tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing
untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan
menjadi dasar untuk pemberian izin tinggal.
9. Visa Tinggal Terbatas yang selanjutnya disingkat Vitas
adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat
yang berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau di
tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing
untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Indonesia dan
menjadi dasar untuk pemberian Izin Tinggal terbatas
dalam rangka bekerja.
10. Izin Tinggal adalah izin yang diberikan kepada Orang
Asing oleh Pejabat Imigrasi atau Pejabat Dinas Luar
Negeri untuk berada di Wilayah Indonesia.
11. Izin Tinggal Terbatas yang selanjutnya disingkat Itas
adalah izin yang diberikan kepada Orang Asing untuk
tinggal dan berada di Wilayah Indonesia untuk jangka
waktu tertentu untuk bekerja.
12. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia.
13. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Imigrasi.
14. Pejabat Imigrasi adalah pegawai yang telah melalui
pendidikan khusus Keimigrasian dan memiliki keahlian
teknis Keimigrasian serta memiliki wewenang untuk
melaksanakan tugas dan tanggungjawab berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian.
15. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Imigrasi.
16. Perwakilan Republik Indonesia adalah Kedutaan Besar
Republik Indonesia, Konsulat Jenderal Republik
Indonesia, dan Konsulat Republik Indonesia.
2018, No. 988
-5-

17. Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat TKA


adalah warga negara asing pemegang visa dengan
maksud bekerja di wilayah Indonesia.
18. Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya
disebut Pemberi Kerja TKA adalah badan hukum atau
badan-badan lainnya yang mempekerjakan TKA dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
19. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing yang
selanjutnya disingkat RPTKA adalah rencana penggunaan
TKA pada jabatan tertentu yang dibuat oleh Pemberi
Kerja TKA untuk jangka waktu tertentu yang disahkan
oleh menteri yang membidangi urusan pemerintahan di
bidang ketenagakerjaan atau pejabat yang ditunjuk.
20. Dana Kompensasi Penggunaan TKA yang selanjutnya
disingkat DKP-TKA adalah kompensasi yang harus
dibayar oleh Pemberi Kerja TKA atas penggunaan TKA
sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak atau
Penerimaan Daerah.
21. Aplikasi Visa Online adalah program yang berbasis
teknologi informasi untuk menerima, memproses dan
menerbitkan persetujuan Vitas bagi penggunaan TKA
yang dimiliki oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia.
22. Sistem Online Pelayanan TKA yang selanjutnya disebut
TKA Online adalah aplikasi teknologi informasi berbasis
web untuk memberikan pelayanan kepada Pemberi
Kerja TKA.
23. Notifikasi adalah pemberitahuan secara elektronik atas
penggunaan TKA yang telah memenuhi persyaratan
secara lengkap dan benar.
24. Pekerjaan Bersifat Darurat dan Mendesak adalah
pekerjaan yang tidak terencana yang memerlukan
penanggulangan segera disebabkan antara lain bencana
alam, kerusakan mesin utama, huru-hara/unjuk
rasa/kerusuhan yang perlu segera ditangani untuk
menghindari kerugian fatal bagi perusahaan dan/atau
masyarakat umum.
2018, No. 988 -6-

Pasal 2
Setiap TKA yang bekerja di Indonesia wajib mempunyai Vitas
untuk bekerja.

BAB II
PEMBERIAN VITAS

Pasal 3
(1) Vitas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 diajukan
oleh Pemberi Kerja TKA atau calon TKA melalui
permohonan kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mengisi data secara elektronik melalui
TKA Online.
(3) Permohonan Vitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sekaligus dijadikan sebagai permohonan Itas.

Pasal 4
(1) Pemberian Vitas bagi calon TKA dilaksanakan oleh
Pejabat Imigrasi pada Perwakilan Republik Indonesia.
(2) Dalam hal Perwakilan Republik Indonesia belum ada
Pejabat Imigrasi, pemberian Vitas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh pejabat dinas luar negeri.

Pasal 5
(1) Pemberian Vitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
dilaksanakan melalui mekanisme:
a. Pejabat Imigrasi pada Direktorat Jenderal menerima
notifikasi secara online dari Kementerian
Ketenagakerjaan untuk dapat memproses Surat
Persetujuan Visa;
b. Dalam hal permohonan Vitas bagi calon TKA yang
berasal dari negara calling visa ditindaklanjuti
melalui penelitian dan penilaian tim koordinasi
penilai pemberian Visa;
2018, No. 988
-7-

c. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk mengirimkan


perintah pembayaran biaya Surat Persetujuan Visa,
Vitas, Itas, Izin Masuk Kembali dan Jasa
Penggunaan Teknologi SIMKIM kepada Pemberi
Kerja TKA atau calon TKA melalui surat elektronik;
d. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melakukan
pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan
setelah dilakukan pembayaran;
e. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melakukan penelitian
latar belakang calon TKA dan/atau Pemberi Kerja
TKA melalui media elektronik atau media lainnya
serta arsip layanan Keimigrasian sebagai
pertimbangan kemanfaatan atau resiko akan
dampak kedatangan Orang Asing ke Indonesia
terhadap keamanan, ketertiban, ekonomi, sosial,
politik, dan budaya Indonesia;
f. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerbitkan Surat
Persetujuan Visa;
g. Surat Persetujuan Visa sebagaimana dimaksud pada
huruf f, diteruskan melalui surat elektronik atau
aplikasi Visa online ke Perwakilan Republik
Indonesia yang ditembuskan ke Pemberi Kerja TKA
dan/atau calon TKA yang berada di luar negeri
dengan memerintahkan calon TKA datang ke
Perwakilan Republik Indonesia paling lama 60 (enam
puluh) hari setelah menerima Surat Persetujuan
Visa;
h. Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar negeri yang
ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia
menerima Surat Persetujuan Visa;
i. Calon TKA datang ke Perwakilan Republik Indonesia
dengan membawa Paspor Kebangsaan;
j. Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar negeri yang
ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan wawancara dan melakukan pemeriksaan
ulang daftar pencegahan dan penangkalan;
2018, No. 988 -8-

k. Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar negeri yang


ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia
melakukan penelitian ulang terhadap latar belakang
calon TKA dan/atau Pemberi Kerja TKA melalui
media elektronik atau media lainnya serta arsip
layanan Keimigrasian sebagai pertimbangan
kemanfaatan atau risiko akan dampak kedatangan
calon TKA ke Indonesia terhadap keamanan,
ketertiban, ekonomi, sosial, politik, dan budaya
Indonesia;
l. Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar negeri yang
ditunjuk pada Perwakilan Republik Indonesia
menandatangani Vitas; dan
m. penyerahan Vitas oleh Pejabat Imigrasi atau pejabat
dinas luar negeri yang ditunjuk pada Perwakilan
Republik Indonesia.
(2) Penyelesaian pemberian Vitas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan dalam jangka waktu paling
lama 2 (dua) hari kerja sejak Paspor Kebangsaan TKA
diterima oleh Pejabat Imigrasi atau pejabat dinas luar
negeri yang ditunjuk pada Perwakilan Republik
Indonesia.
(3) Penentuan lama tinggal (length of stay) pada Vitas
didasarkan pada jangka waktu yang tercantum pada
notifikasi namun tidak melebihi jangka waktu 2 (dua)
tahun.

Pasal 6
(1) Calon TKA dapat diberikan Vitas Saat Kedatangan.
(2) Vitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
dengan lama tinggal paling lama 30 (tiga puluh) hari.

Pasal 7
(1) Vitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
diajukan oleh Pemberi Kerja TKA atau calon TKA melalui
permohonan kepada Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
ditunjuk.
2018, No. 988
-9-

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan dengan mengisi data secara elektronik melalui
TKA Online.
(3) Permohonan Vitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sekaligus dijadikan sebagai permohonan Itas pada saat
kedatangan.
(4) Pemberian Vitas saat kedatangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (1) dilaksanakan melalui mekanisme:
a. Pemberi Kerja TKA atau calon TKA mengajukan
permohonan kepada Direktur Jenderal melalui TKA
Online;
b. Pejabat Imigrasi pada Direktorat Jenderal menerima
notifikasi secara online dari Kementerian
Ketenagakerjaan untuk dapat memproses Surat
Persetujuan Visa;
c. Dalam hal permohonan Vitas saat kedatangan bagi
calon TKA yang berasal dari negara calling visa
ditindaklanjuti melalui penelitian dan penilaian tim
koordinasi penilai pemberian Visa;
d. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk mengirimkan
perintah pembayaran Vitas saat kedatangan, Itas
saat kedatangan, Izin Masuk Kembali, dan biaya
jasa penggunaan teknologi SIMKIM kepada Pemberi
Kerja TKA atau calon TKA melalui surat elektronik;
e. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melakukan
pemeriksaan daftar pencegahan dan penangkalan
setelah dilakukan pembayaran;
f. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk melakukan penelitian
latar belakang Pemberi Kerja TKA dan/atau calon
TKA melalui media elektronik atau media lainnya
serta arsip layanan Keimigrasian sebagai
pertimbangan kemanfaatan atau risiko akan
dampak kedatangan Orang Asing ke Indonesia
terhadap keamanan, ketertiban, ekonomi, sosial,
politik, dan budaya Indonesia;
2018, No. 988 -10-

g. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk menerbitkan surat


persetujuan Vitas saat kedatangan dan meneruskan
melalui surat elektronik atau aplikasi Visa online ke
Pemberi Kerja TKA dan/atau calon TKA yang
ditembuskan ke kantor imigrasi yang membawahi
Tempat Pemeriksaan Imigrasi tujuan kedatangan
calon TKA;
h. Calon TKA masuk wilayah Indonesia melalui Tempat
Pemeriksaan Imigrasi yang telah ditentukan dengan
membawa Paspor yang sah dan masih berlaku dan
surat persetujuan Vitas saat kedatangan.

BAB III
PEMBERIAN ITAS

Pasal 8
(1) Pemberian Itas dilaksanakan pada Tempat Pemeriksaan
Imigrasi tertentu.
(2) Tempat Pemeriksaan Imigrasi tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.
(3) Pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disediakan konter pemeriksaan
khusus.

Pasal 9
(1) Pejabat Imigrasi yang bertugas pada Tempat Pemeriksaan
Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,
menyelesaikan pemberian Itas calon TKA melalui
mekanisme:
a. memberikan Tanda Masuk berbentuk stiker yang
memuat data TKA sekaligus Itas dan Izin Masuk
Kembali; dan
b. memberikan Itas elektronik melalui mekanisme
pengambilan data biometrik.
(2) Data Itas elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, dikirimkan secara elektronik melalui SIMKIM
kepada Pemberi Kerja TKA, calon TKA, Divisi
2018, No. 988
-11-

Keimigrasian, dan kantor imigrasi yang wilayah kerjanya


meliputi tempat tinggal TKA.

BAB IV
PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TERBATAS

Pasal 10
(1) Itas yang berasal dari Vitas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 dapat diperpanjang.
(2) Perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan sebelum masa berlaku Itas berakhir.
(3) Jangka waktu lama tinggal perpanjangan Itas diberikan
berdasarkan jangka waktu kerja sebagaimana tercantum
dalam notifikasi dan paling lama 2 (dua) tahun untuk
setiap kali perpanjangan dengan keseluruhan lama
tinggal tidak melebihi 6 (enam) tahun.

Pasal 11
(1) Permohonan perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 diajukan oleh Pemberi Kerja TKA atau
TKA melalui permohonan kepada Menteri atau Pejabat
Imigrasi yang ditunjuk.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mengisi data secara elektronik melalui
TKA Online yang terintegrasi dengan SIMKIM.
(3) Perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 dilaksanakan melalui mekanisme:
a. Pejabat Imigrasi pada Direktorat Jenderal menerima
notifikasi secara online dari Kementerian
Ketenagakerjaan untuk dapat memproses
perpanjangan Itas;
b. Pejabat Imigrasi pada Direktorat Jenderal
meneruskan notifikasi sebagaimana dimaksud pada
huruf a kepada Kepala Kantor Wilayah melalui
Kepala Divisi Keimigrasian dan Kepala Kantor
Imigrasi yang menerbitkan Itas TKA sekaligus
mengirimkan informasi secara elektronik kepada
2018, No. 988 -12-

Pemberi Kerja TKA dan TKA melalui SIMKIM, untuk


datang ke kantor imigrasi dengan membawa Paspor
Kebangsaan yang masih berlaku;
c. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada kantor imigrasi
menerima Paspor Kebangsaan TKA dan
menyerahkan tanda terima permohonan sekaligus
kode billing Penerimaan Negara Bukan Pajak atas
perpanjangan Itas, Izin Masuk Kembali dan biaya
jasa penggunaan teknologi SIMKIM kepada Pemberi
Kerja TKA atau TKA;
d. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada kantor imigrasi
melaksanakan pemeriksaan daftar pencegahan dan
penangkalan, wawancara dan pengambilan data
biometrik;
e. kantor imigrasi menerbitkan Itas elektronik
sekaligus dengan Izin Masuk Kembali sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan setelah
dilakukan pembayaran;
f. Perpanjangan keempat dan seterusnya sebagaimana
dimaksud dalam huruf e diberikan oleh Kepala
Kantor Imigrasi berdasarkan persetujuan Kepala
Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi Keimigrasian
yang dikirimkan secara elektronik melalui SIMKIM;
dan
g. Perpanjangan Itas dalam jangka waktu lebih dari 1
(satu) tahun dan paling lama 2 (dua) tahun atau Itas
TKA dari negara calling visa sebagaimana dimaksud
dalam huruf e diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi
berdasarkan persetujuan Kepala Kantor Wilayah
melalui Kepala Divisi Keimigrasian dan Direktur
Jenderal yang dikirimkan secara elektronik melalui
SIMKIM.

Pasal 12
(1) Penyelesaian perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (3) huruf e dilaksanakan dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja sejak
2018, No. 988
-13-

dilakukan pengambilan biometrik dan pembayaran


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf c.
(2) Penyelesaian perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (3) huruf f dilaksanakan dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja sejak kantor
imigrasi menerima persetujuan Kepala Kantor Wilayah
melalui Kepala Divisi Keimigrasian dan pembayaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) huruf c.
(3) Penyelesaian perpanjangan Itas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (3) huruf g dilaksanakan dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja sejak kantor
imigrasi menerima persetujuan Direktur Jenderal dan
pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat
(3) huruf c.

BAB V
PELAPORAN

Pasal 13
Pemberi Kerja TKA lain yang mempekerjakan TKA secara
rangkap jabatan wajib melaporkan kepada Menteri atau
pejabat imigrasi yang ditunjuk.

Pasal 14
(1) Pelaporan rangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 dilakukan dengan mengisi data secara
elektronik melalui TKA Online yang terintegrasi dengan
SIMKIM.
(2) Pelaporan rangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 dilaksanakan melalui mekanisme:
a. Pejabat Imigrasi pada Direktorat Jenderal menerima
notifikasi secara online dari Kementerian
Ketenagakerjaan untuk dapat memproses rangkap
jabatan;
b. Direktorat Jenderal meneruskan notifikasi
sebagaimana dimaksud dalam huruf a kepada
Kepala Kantor Wilayah melalui Kepala Divisi
2018, No. 988 -14-

Keimigrasian dan kantor imigrasi yang menerbitkan


Itas TKA sekaligus mengirimkan informasi secara
elektronik kepada Pemberi Kerja TKA dan TKA
melalui SIMKIM untuk datang ke kantor imigrasi
dengan membawa Paspor Kebangsaan yang masih
berlaku;
c. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada kantor imigrasi
menerima Paspor Kebangsaan TKA dan
menyerahkan tanda terima permohonan kepada
Pemberi Kerja TKA atau TKA;
d. Pejabat Imigrasi pada kantor imigrasi
mencantumkan perubahan pekerjaan dalam hal
rangkap jabatan berupa tambahan catatan pada Itas
elektronik, meliputi data Pemberi Kerja TKA lain dan
jabatan baru TKA;
(3) Rangkap jabatan dilaksanakan melalui mekanisme
pengiriman Itas elektronik dengan catatan Pemberi Kerja
TKA lain dan jabatan baru TKA tanpa merubah register
Itas.

Pasal 15
Jangka waktu rangkap jabatan tidak dapat melebihi jangka
waktu berlaku Itas.

Pasal 16
(1) Dalam hal TKA dengan rangkap jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 dicabut jaminannya oleh
Pemberi Kerja TKA pertama maka jaminan dapat
dialihkan kepada Pemberi Kerja TKA lainnya.
(2) Pengalihan jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa perawatan data yang dilaksanakan melalui
mekanisme:
a. Pemberi Kerja TKA/TKA melampirkan surat
pencabutan jaminan dari Pemberi Kerja TKA
pertama;
b. Pemberi Kerja TKA/TKA melampirkan surat
pernyataan jaminan dari Pemberi Kerja TKA lainnya;
2018, No. 988
-15-

c. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada kantor imigrasi


menerima Paspor Kebangsaan TKA dan
menyerahkan tanda terima permohonan sekaligus
kode billing Penerimaan Negara Bukan Pajak atas
pelaporan rangkap jabatan kepada Pemberi Kerja
TKA atau TKA;
d. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada kantor imigrasi
melakukan pemindaian dokumen persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b;
e. Pejabat Imigrasi yang ditunjuk pada kantor imigrasi
menyampaikan perubahan data jaminan kepada
Pemberi Kerja TKA/TKA melalui pengiriman ulang
Itas elektronik; dan
f. Pemberi Kerja TKA/TKA dapat mencetak Itas
elektronik yang baru tanpa mengubah register Itas.

Pasal 17
Penyelesaian pelaporan rangkap jabatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 dilaksanakan paling lama 2 (dua)
hari kerja sejak Kepala Kantor Imigrasi menerima persetujuan
Direktur Jenderal dan pembayaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (2) huruf c.

Pasal 18
Pemberi Kerja TKA yang mengajukan Vitas bertanggung jawab
atas keberadaan dan kegiatan TKA yang dijaminkan.

BAB VI
PEKERJAAN BERSIFAT DARURAT DAN MENDESAK

Pasal 19
Dalam melaksanakan pekerjaan yang bersifat darurat dan
mendesak, TKA dapat menggunakan jenis Visa dan Izin
Tinggal yang diperuntukan bagi kegiatan yang dimaksud
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
2018, No. 988 -16-

Pasal 20
Pemberi Kerja TKA wajib mengajukan permohonan
pengesahan RPTKA kepada Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dibidang Ketenagakerjaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VII
PENGAWASAN KEIMIGRASIAN PADA TKA

Pasal 21
(1) Pejabat Imigrasi melakukan pengawasan keimigrasian
pada TKA sejak diajukannya permohonan Visa di
Perwakilan Republik Indonesia, masuk wilayah Indonesia
melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi, dan pada saat
berada di wilayah Indonesia.
(2) Pengawasan keimigrasian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui pengawasan administratif dan
pengawasan lapangan.
(3) Pengawasan keimigrasian bagi TKA pada saat berada di
wilayah Indonesia dapat dilakukan melalui koordinasi
dengan instansi yang terkait dalam Tim Pengawasan
Orang Asing.
(4) Dalam hal ditemukannya pelanggaran penggunaan TKA
oleh Pejabat Imigrasi yang melakukan pengawasan
keimigrasian, ditindaklanjuti oleh instansi terkait sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukan dalam penggunaan
TKA berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(5) Dalam hal pemberian perpanjangan Itas, pemberian
rangkap jabatan, dan ganti Pemberi Kerja TKA, Direktur
Jenderal, Kepala Divisi Keimigrasian, dan Kepala Kantor
Imigrasi dapat melakukan pengawasan keimigrasian
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2018, No. 988
-17-

BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 22
Pada Itas elektronik terdapat kode khusus yang bisa diakses
oleh aplikasi yang dimiliki Direktorat Jenderal Imigrasi untuk
menampilkan seluruh data pemegang Itas dalam rangka
pengawasan.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
1. Itas dan Izin Tinggal Tetap bagi TKA yang telah
diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini,
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berakhirnya
jangka waktu Itas dan Izin Tinggal Tetap.
2. Terhadap pengajuan permohonan Itas dan Izin Tinggal
Tetap bagi TKA yang telah diajukan sebelum berlakunya
Peraturan Menteri ini, diproses berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 27 Tahun
2014 tentang Prosedur Teknis Pemberian, Perpanjangan,
Penolakan, Pembatalan dan Berakhirnya Izin Tinggal
Kunjungan, Itas, dan Izin Tinggal Tetap serta
Pengecualian dari Kewajiban Memiliki Izin Tinggal.

Pasal 24
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
2018, No. 988 -18-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Juni 2018

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd

YASONNA H. LAOLY

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Juli 2018

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA

ttd

WIDODO EKATJAHJANA
NOMOR SOP : IMI-GR.01.09-1104
TGL. PEMBUATAN : 28 Maret 2013
TGL. REVISI : 27 Mei 2013 / REV.01
TGL. EFEKTIF : 1 Juni 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT IZIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN
NAMA SOP PENERBITAN IZIN TINGGAL KUNJUNGAN

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data penerbitan Izin Tinggal Kunjungan
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur penerbitan Izin Tinggal Kunjungan
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
5. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa Singgah, Visa
Kunjungan,Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
08.GR.01.06 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor
M.02-IZ.01.10 Tahun1995 tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa tinggal Terbatas, Izin
Masuk, dan Izin Keimigrasian.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Cekal 1. Komputer/printer/scanner
2. SOP Penanganan Ketidaksesuaian 2. Jaringan internet dan e-office
3. SOP Penyimpanan Berkas Permohonan Selesai 3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian Izin Tinggal Kunjungan akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian hasil penerbitan, ketepatan waktu, dan akurasi data keimigrasian
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

Persyaratan
Berkas
Menerima permohonan, memeriksa kelengkapan Tanda terima permohonan sesuai
1. loketloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yang
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim
berlaku
Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entriloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Kunjungan komputer
Apabila masuk dalam
Berkas Verifikasi
daftar cekal
3. Memeriksa data pemohon pada daftar cekal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 5 menit data cekal
ditindaklanjuti pada
dan dokim pemohon
alur SOP Cekal
Tanda
Dokim dan tangan pada
4. meneliti Keabsahan dokumen dan penjamin Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
Masalah? Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan
Tidak
paspor

Berkas Data hasil


pindailoket
5. Melakukan pemindaian dokumen permohonan Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim
Ya Insarkom permohonan 10 menit pindai
dan dokim dokumen

Apabila ada
Melakukan penelitian data dan informasi serta Tanda terima Paraf ketidaksesuaian
6. Masalah? Ouput Lantaskim Insarkom
permohonan
5 menit
persetujuan dilanjutkan pada alur
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang Ya
SOP ketidaksesuaian
Tidak
Tanda bukti bayar
Slip tanda Hasil
Menerima pembayaran sesuai permohonan dan digunakan untuk
7. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 5 menit pembayaran
pengambilan dokim
memberikan tanda bukti bayar pembayaran ITK
selesai

Foto
Slip tanda
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon biometrik dan
8. Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 10 menit Ouput
sebagai data biometrik sidik jari
pembayaran
pemohon
Nomor
Memberikan nomor register dan menerakan Izin Tinggal Berkas
register
9. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 3 menit
Kunjungan pada paspor pemohon pemohon
dan dokim
dalam sistem

Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau P/2loket Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
10. Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 5 menit
pejabat yang ditunjuk paspor dokim dan Kakanim atau pejabat
paspor yang ditunjuk
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

P/1 Data hasil


MemindI fotokopi halaman paspor yang terdapat Dokim dan koreksi data pada
11. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim 10 menit pindai
peneraan Izin Tinggal Kunjungan sebagai arsip paspor sistem bila perlu
dokumen

Pemohon
loket Paspor yang
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai Bukti menunjukkan tanda
telah
12. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom pengambilan 5 menit bukti bayar sebagai
kepada pemohon diterakan cap
dokim syarat pengambilan
ITK
dokim

Berkas selesai
selesai Arsip berkas
13. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim dan ekspedisi 5 menit
selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN IZIN TINGGAL KUNJUNGAN
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
5. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995
tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin
Masuk, dan Izin Keimigrasian sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor M.HH-08.GR.01.06 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat
atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995
tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin
Masuk, dan Izin Keimigrasian.
Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Izin Tinggal Kunjungan Penerbitan Penerbitan Izin


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Tinggal
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Kunjungan
lintas dan pengaturan dan teknis
fasilitas pengamanan Keimigrasian
keimigrasian, teknis serta
izin tinggal pelaksanaan pelaksanaan
orang asing dan tugas di bidang tugas di
status Izin Tinggal bidang Izin
kewarganegara Orang Asing Tinggal Orang
an sesuai Dan Status Asing.
dengan Kewarganegara
peraturan an;
perundang-
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penerbitan Izin Tinggal Kunjungan

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi


− Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
b. Kegiatan :
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.
4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Kunjungan

Langkah Awal : Petugas loket menerima permohonan izin tinggal kunjungan dari Orang Asing
pemegang Visa Kunjungan dan memeriksa berkas Orang Asing tersebut.
Kemudian petugas memasukkan data kedalam aplikasi izin tinggal kunjungan
dan dilanjutkan pengecekan cekal oleh sistem cekal dan meneliti keabsahan
dokumen dan penjamin oleh seksi wasdakim serta dilanjutkan dengan memindai
seluruh berkas permohonan serta berkas diteruskan kepada pejabat yang
membidangi izin tinggal.

Langkah Utama : Pejabat yang membidangi izin tinggal memberikan keputusan pemberian izin
tinggal kunjungan. Kemudian pemohon diharuskan membayar biaya penerbitan
izin tinggal kunjungan sesuai dengan PNBP yang berlaku dan dilanjutkan
dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.

Langkah Akhir : Petugas menerakan cap dinas serta penulisan nomor register izin tinggal
kunjungan di halaman paspor. Kemudian pengesahan paspor yang terdapat
peneraan izin tinggal kunjungan dilakukan oleh kepala kantor imigrasi atau
pejabat yang ditunjuk, yang kemudian dilakukan penyerahan paspor kepada
pemohon serta memindai fotokopi halaman paspor yang terdapat peneraan izin
tinggal kunjungan sebagai arsip.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Kunjungan

Langkah Awal : 1. Pemanggilan pemohon;


Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan nomor
antrian pada layar monitor atau petugas pemeriksa izin keimigrasian
memanggil pemohon .
2. Penerimaan Berkas Permohonan;
a. Menerima berkas permohonan dari pemohon atau yang diberi kuasa;
b. Melakukan pemeriksaan kebenaran isian formulir;
c. Melakukan pemeriksaan persyaratan baik asli dan/atau fotokopi;
d. Melakukan entri data untuk mencetak tanda terima nomor
permohonan entri data meliputi:
(1) kategori
(2) produk
(3) jenis dokim
(4) izin tinggal
(5) tujuan
(6) waktu
(7) niora
(8) nama pemohon
(9) tanggal lahir
(10) sponsor
(11) nama pengurus
(12) nama biro Jasa
(13) Pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar cekal ditindaklanjuti oleh bidang
wasdakim;
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar cekal dapat dilanjutkan
verifikasi;
e. Menampilkan data pemohon yaitu;
(1) menampilkan NIORA dan melengkapi data orang asing;
(2) nama sponsor dan melengkapi data sponsor;
(3) data pendaratan;
(4) data keimigrasian izin tinggal;
3. Pemindaian Berkas Permohonan
a. Memindai berkas permohonan, pemindaian terdiri dari:
(1) formulir;
(2) surat permohonan;
(3) surat jaminan;
(4) KTP sponsor;
(5) copi cap pendaratan dan visa pada paspor;
(6) dokumen lainnya;
b. Berkas diserahkan kepada Kepala Bidang Lalintuskim/Seksi
Statuskim/Lalintuskim;
Langkah Utama : 1. Persetujuan Penerbitan Izin Tinggal
a. Pemeriksaan lanjutan keabsahan persyaratan permohonan;
b. Membubuhkan paraf persetujuan;
c. Berkas diteruskan ke bendahara penerima;
2. Transaksi Pembayaran
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau fungsional umum
Lalintuskim/Statuskim memanggil pemohon;
b. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran;
c. Menyerahkan kuitansi pembayaran kepada pemohon;
d. Kuitansi lembar pertama untuk pemohon, kuitansi lembar kedua untuk
pertinggal pada berkas permohonan, dan kuitansi lembar ketiga untuk
bendahara penerima;
3. Pengambilan Data Biometrik.
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau pengadministrasian
keimigrasian memanggil pemohon;
b. Pengambilan data biometrik;
(1) Pengambilan foto pemohon;
(2) Pengambilan sidik jari pemohon;
(3) Pembubuhan tanda tangan pemohon pada signature pad;
c. Berkas permohonan diserahkan kepada pemroses permohonan
pemberian izin tinggal;
Langkah Akhir : 1. Peneraan.
a. Peneraan cap dinas dan penulisan nomor register izin tinggal
kunjungan di halaman paspor;
b. Berkas permohonan diserahkan ke kepala kantor atau petugas yang
ditunjuk;
2. Penandatanganan
a. Tanda tangan pada dokumen keimigrasian;
b. Tanda tangan pada paspor;
3. Penyerahan
a. Petugas memeriksa izin keimigrasian Orang Asing dan meminta
tanda terima permohonan kepada pemohon atau yang diberi kuasa;
b. Petugas menyerahkan paspor; dan
c. Petugas menyampaikan berkas yang telah selesai diperiksa kepada
Kepala bidang/seksi Infokim.
4. Pemindaian dan perawatan data
a. Memindai fotocopi halaman paspor yang terdapat peneraan izin
tinggal kunjungan;
b. Melakukan pemeriksaan kembali terhadap data pemohon izin tinggal
kunjungan dan menambahkan atau memperbaharui kembali apabila
ada data yang salah/berubah atau kurang lengkap;
c. Mengarsip berkas.
NOMOR SOP : IMI-GR.01.10-1105
TGL. PEMBUATAN : 28 Maret 2013
TGL. REVISI : 27 Mei 2013 / REV.01
TGL. EFEKTIF : 1 Juni 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT IZIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS DARI VISA
NAMA SOP
TINGGAL TERBATAS
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data penerbitan Izin Tinggal Terbatas Dari Visa Tinggal
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; Terbatas
3. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 2. Mengetahui prosedur penerbitan Izin Tinggal Terbatas Dari Visa Tinggal Terbatas
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-IZ.01.10 Tahun 2007 tentang
Perubahan Kedua atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang
Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang
Pedoman Umum Penerapan e-Office Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Tata
Cara Pemberian, Perpanjangan, Penolakan dan Gugurnya Izin Keimigrasian.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Cekal 1. Komputer/printer/scanner
2. SOP Penanganan Ketidaksesuaian 2. Jaringan internet dan e-office
3. SOP Penyimpanan Berkas Permohonan Selesai 3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian Izin Tinggal Terbatas akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian hasil penerbitan, ketepatan waktu, dan akurasi data keimigrasian
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

Persyaratan
Berkas
Menerima permohonan, memeriksa kelengkapan loket Tanda terima permohonan sesuai
1. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yang
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim
berlaku

Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entriloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Terbatas komputer

Apabila masuk dalam


Berkas Verifikasi
daftar cekal
3. Memeriksa data pemohon pada daftar cekal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 5 menit data cekal
ditindaklanjuti pada
dan dokim pemohon
alur SOP Cekal
Tanda
Tidak
Dokim dan tangan pada
4. Meneliti Keabsahan dokumen dan penjamin Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
Masalah? Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan
paspor

Berkas Data hasil


5. Melakukan pemindaian dokumen permohonan Petugas loket
pindai Ouput Lantaskim Wasdakim
Ya Insarkom permohonan 10 menit pindai
dan dokim dokumen

Apabila ada
Melakukan penelitian data dan informasi serta Tanda terima Paraf ketidaksesuaian
6. Masalah? Ouput
Ya Lantaskim Insarkom
permohonan
5 menit
persetujuan dilanjutkan pada alur
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang
SOP ketidaksesuaian

Tanda bukti bayar


Tidak Slip tanda Hasil
Menerima pembayaran sesuai permohonan dan digunakan untuk
7. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 5 menit pembayaran
pengambilan dokim
memberikan tanda bukti bayar pembayaran ITAS
selesai

Foto
Slip tanda
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon P/2 biometrik dan
8. Ouput Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 10 menit
sidik jari
Ouput
sebagai data biometrik pembayaran
pemohon
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Ouput

Memberikan nomor register, mencetak kartu Izin Tinggal P/1 Nomor


Berkas
register
9. Terbatas dan menerakan Izin Tinggal Terbatas pada Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 3 menit
pemohon
paspor pemohon dan dokim
dalam sistem

Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
10. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan Kakanim atau pejabat
pejabat yang ditunjuk
paspor yang ditunjuk

Data hasil
Memindai fotokopi halaman paspor yang terdapat Dokim dan Koreksi data pada
11. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
paspor
10 menit pindai
sistem bila perlu
peneraan Izin Tinggal Terbatas sebagai arsip dokumen

Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai loket telah
12. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom pengambilan 5 menit
diterakan cap
bukti bayar sebagai
kepada pemohon dokim syarat pengambilan
ITAS
dokim

Berkas selesai
Arsip berkas
13. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai selesai
Ouput Lantaskim Wasdakim dan ekspedisi 5 menit
selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS DARI VISA TINGGAL TERBATAS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian


2. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-
IZ.01.10 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa
Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Ijin Masuk dan Ijin
Keimigrasian;
3. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Penerapan e-Office
Keimigrasian;
4. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10
Tahun 1995 tentang Tata Cara pemberian, perpanjangan, penolakan
dan Gugurnya Izin Keimigrasian;
5. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-310.IZ.01.10
Tahun 1995 tentang Tata cara Alih Status Izin Keimigrasian

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Izin Tinggal Terbatas Penerbitan Penerbitan Izin


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Tinggal Terbatas
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Dari Visa Tinggal
lintas dan pengaturan teknis Terbatas
fasilitas dan Keimigrasian
keimigrasian, pengamanan serta
izin tinggal teknis pelaksanaan
orang asing dan pelaksanaan tugas di bidang
status tugas di bidang izin tinggal
kewarganegara izin tinggal orang asing.
an sesuai orang asing
dengan dan status
peraturan kewarganegar
perundang- aan;
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penerbitan Izin Tinggal Terbatas Dari Visa Tinggal Terbatas

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi


− Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
b. Kegiatan :
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.
4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Terbatas Dari Visa Tinggal Terbatas

Langkah Awal : Petugas Loket menerima permohonan Izin Tinggal Terbatas dari Orang Asing
pemegang Visa Tinggal terbatas dan memeriksa berkas Orang Asing tersebut.
Kemudian petugas memasukkan data kedalam aplikasi Izin Tinggal Terbatas
dan dilanjutkan pengecekan cekal oleh sistem Cekal dan meneliti Keabsahan
dokumen dan penjamin oleh Seksi Wasdakim serta dilanjutkan dengan
memindai seluruh berkas permohonan serta berkas diteruskan kepada Pejabat
yang membidangi Izin Tinggal.

Langkah Utama : Pejabat yang membidangi Izin Tinggal memberikan keputusan pemberian Izin
Tinggal Terbatas. Kemudian pemohon diharuskan membayar biaya Penerbitan
Izin Tinggal Terbatas sesuai dengan PNBP yang berlaku dan dilanjutkan
dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.

Langkah Akhir : Petugas mencetak Kartu Izin Tinggal Terbatas dan menerakan Cap Dinas serta
penulisan nomor register Itas di halaman paspor. Kemudian Paspor dan Kartu
Itas ditandatangani oleh Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk,
yang kemudian dilakukan penyerahan Paspor beserta Kartu Itas kepada
pemohon serta memindai fotocopi halaman Paspor yang terdapat peneraan Itas
dan Kartu Itas sebagai arsip.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Terbatas Dari Visa Tinggal Terbatas

Langkah Awal : 1. Pemanggilan pemohon;


Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan nomor
antrian pada layar monitor atau petugas pemeriksa izin keimigrasian
memanggil pemohon .
2. Penerimaan Berkas Permohonan;
a. Menerima berkas permohonan dari pemohon atau yang diberi kuasa;
b. Melakukan pemeriksaan kebenaran isian formulir;
c. Melakukan pemeriksaan persyaratan baik asli dan/ atau fotokopi;
d. Melakukan entry data untuk mencetak tanda terima nomor
permohonan Entry data meliputi:
(1) Kategori
(2) Produk
(3) Jenis Dokim
(4) Izin Tinggal pertama
(5) Tujuan
(6) Waktu
(7) NIORA
(8) Nama Pemohon
(9) Tanggal Lahir
(10) Sponsor
(11) Nama Pengurus
(12) Nama Biro Jasa
(13) Pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar CEKAL ditindaklanjuti oleh
bidang Wasdakim
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar CEKAL dapat dilanjutkan
Verifikasi;
e. Menampilkan data pemohon yaitu;
(1) Menampilkan NIORA dan melengkapi data orang asing
(2) Nama sponsor dan melengkapi data sponsor
(3) Data pendaratan
(4) Data keimigrasian izin tinggal
(5) Menerakan tanggal permohonan pada berkas permohonan;
(6) Membubuhkan paraf pada formulir dan berkas permohonan;
(7) Berkas permohonan diserahkan kepada petugas pemindai
permohonan;
3. Pemindaian Berkas Permohonan
a. Memindai berkas permohonan, pemindaian terdiri dari:
(1) Formulir
(2) Surat Permohonan
(3) Surat Jaminan
(4) KTP sponsor
(5) Copy Cap Pendaratan dan visa pada Paspor
(6) Dokumen lainnya
b. Berkas diserahkan kepada Kepala Bidang Lalintuskim/Seksi
Statuskim/Lalintuskim;
Langkah Utama : 1. Persetujuan Penerbitan Izin Tinggal
a. Pemeriksaan lanjutan keabsahan persyaratan permohonan
b. Membubuhkan paraf persetujuan
c. Berkas diteruskan ke Bendahara Penerima
2. Transaksi Pembayaran
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau Fungsional Umum
Lalintuskim/Statuskim memanggil pemohon;
b. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran;
c. Menyerahkan kuitansi Pembayaran kepada pemohon;
d. Kuitansi Lembar pertama untuk pemohon, Kuitansi lembar kedua
untuk pertinggal pada berkas permohonan, dan kuitansi lembar ketiga
untuk bendahara penerima;
3. Pengambilan Data Biometrik.
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau Pengadministrasian
Keimigrasian memanggil pemohon;
b. Menyiapkan Blangko Kartu Izin Tinggal Terbatas yang diterima dari
Bendahara Penerima
c. Pengambilan data biometrik;
(1) Pengambilan foto pemohon;
(2) Pengambilan Sidik Jari pemohon;
(3) Pembubuhan Tanda Tangan pemohon pada Signature Pad;
(4) Pembubuhan Tanda Tangan pada Blangko Kartu Izin Tinggal
Terbatas (dikecualikan untuk e-Kitas).
d. Berkas permohonan diserahkan kepada Pemroses Permohonan
Pemberian Izin Tinggal;
Langkah Akhir : 1. Pencetakan dan peneraan.
a. Pencetakan data pemohon pada blangko dan copi Kartu Izin Tinggal
Terbatas:
b. Peneraan Cap dinas dan penulisan nomor register Izin Tinggal
Terbatas di halaman paspor;
c. Cap dinas pada Kartu Izin Tinggal Terbatas (dikecualikan untuk e-
Kitas);
d. Berkas permohonan diserahkan ke Kepala Kantor atau petugas yang
ditunjuk;
2. Penandatanganan
a. Tanda tangan pada paspor;
b. Tanda tangan pada Kartu Izin Tinggal Terbatas;
3. Penyerahan
a. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA meminta tanda terima
permohonan kepada pemohon atau yang diberi kuasa
b. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA menyerahkan paspor dan
Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan
c. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA menyampaikan berkas
yang telah selesai kepada Kepala bidang/seksi Infokim
4. Pemindaian dan Perawatan data
a. Memindai Fotocopy halaman Paspor yang terdapat peneraan ITAS
dan Kartu Izin Tinggal Terbatas;
b. Melakukan Pemeriksaan kembali terhadap data pemegang KITAS
dan menambahkan atau memperbaharui kembali apabila ada data
yang salah / berubah atau kurang lengkap;
c. Mengarsip berkas.
NOMOR SOP : IMI-GR.01.13-1106
TGL. PEMBUATAN : 28 Maret 2013
TGL. REVISI : 27 Mei 2013 / REV.01
TGL. EFEKTIF : 1 Juni 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT IZIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS DARI ALIH
NAMA SOP
STATUS IZIN TINGGAL KUNJUNGAN
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data penerbitan Izin Tinggal Terbatas dari Alih Status Izin
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; Tinggal Kunjungan
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 2. Mengetahui prosedur Penerbitan Izin Tinggal Terbatas dari Alih Status Izin Tinggal
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Kunjungan
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-IZ.01.10 Tahun 2007 tentang 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Perubahan Kedua atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang
Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang
Pedoman Umum Penerapan e-Office Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Tata
Cara Pemberian, Perpanjangan, Penolakan dan Gugurnya Izin Keimigrasian;
8. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-310.IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Tata
Cara Alih Status Izin Keimigrasian.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Cekal 1. Komputer/printer/scanner
2. SOP Penanganan Ketidaksesuaian 2. Jaringan internet dan e-office
3. SOP Penyimpanan Berkas Permohonan Selesai 3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN


Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penerbitan Izin Tinggal Terbatas dari Alih Status Izin
Tinggal Kunjungan akan terhambat dan menyebabkan ketidaksesuaian hasil, ketepatan waktu, dan Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
akurasi data Keimigrasian
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

Persyaratan
Berkas Tanda
Menerima permohonan, memeriksa kelengkapan permohonan sesuai
1. loketloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit Terima
peraturan yang
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim permohonan
berlaku
Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entriloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Kunjungan komputer
Apabila masuk dalam
Berkas Verifikasi
daftar cekal
3. Memeriksa data pemohon pada daftar cekal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 5 menit data cekal
ditindaklanjuti pada
dan dokim pemohon
alur SOP Cekal

Tanda
masalah? Dokim dan tangan pada
4. Meneliti keabsahan dokumen dan penjamin Ouput
Tidak
Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan
paspor
Ya

Melakukan penelitian data dan informasi serta Apabila ada


masalah? Tanda Terima Paraf ketidaksesuaian
5. memberikan disposisi persetujuan oleh pejabat Ouput Lantaskim Insarkom 5 menit
dilanjutkan pada alur
Ya permohonan persetujuan
berwenang SOP ketidaksesuaian
Tidak
Disposisi
Membuat surat permohonan ke Direktorat Jenderal Konsep surat
6. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom persetujuan 20 menit
permohonan
Imigrasi permohonan
Berkas Data hasil
7. Melakukan pemindaian dokumen permohonan Petugas loket
pindai
Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit pindai
dan dokim dokumen

Buku Surat permohonan ke


Mengirim surat permohonan ke Direktorat Jenderal Surat
8. Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom ekspedisi surat 1 menit
permohonan
Kanwil ditembuskan
Imigrasi keluar ke Ditjenim
Surat Kakanim atau pejabat
Buku
Menerima persetujuan permohonan dari Direktorat persetujuan yang ditunjuk
9. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom ekspedisi surat 1 menit
Kepala memberikan disposisi
Jenderal Imigrasi masuk
Kanwil proses
Tanda bukti bayar
Slip tanda
Menerima pembayaran sesuai Tanda Terima P/2 Bukti digunakan untuk
10. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 5 menit
Pembayaran pengambilan dokim
permohonan dan memberikan tanda bukti bayar pembayaran
selesai
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

Nomor
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon P/1 Dokim dan register
11. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
3 menit
pemohon
sebagai data biometrik
dalam sistem

Mencetak kartu Izin Tinggal Terbatas, memberi nomor


Dokim dan
12. register, dan menerakan Izin Tinggal Terbatas pada Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
10 menit
paspor

Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
13. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
3 menit
dokim dan Kakanim atau pejabat
pejabat yang ditunjuk
paspor yang ditunjuk

Data hasil
Memindai fotokopi halaman paspor yang terdapat Dokim dan Koreksi data pada
14. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
paspor
10 menit pindai
sistem bila perlu
peneraan Izin Tinggal Terbatas sebagai arsip dokumen

Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai loket telah
bukti bayar sebagai
15. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom pengambilan 5 menit
kepada pemohon diterakan cap
dokim syarat pengambilan
ITAS
dokim

Berkas selesai
Arsip berkas
16. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai Petugas loket
selesai Ouput Lantaskim Wasdakim dan ekspedisi 5 menit
selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS
DARI ALIH STATUS IZIN TINGGAL KUNJUNGAN
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian


2. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-
IZ.01.10 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa
Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Ijin Masuk dan Ijin
Keimigrasian;
3. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Penerapan e-Office
Keimigrasian;
4. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10
Tahun 1995 tentang Tata Cara pemberian, perpanjangan, penolakan
dan Gugurnya Izin Keimigrasian;

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Izin Tinggal Penerbitan Penerbitan Izin


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Terbatas Tinggal Terbatas
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Alih Status Izin
lintas dan pengaturan teknis Tinggal
fasilitas dan Keimigrasian Kunjungan
keimigrasian, pengamanan serta Menjadi Izin
izin tinggal teknis pelaksanaan Tinggal Terbatas
orang asing dan pelaksanaan tugas di bidang
status tugas di bidang izin tinggal
kewarganegara izin tinggal orang asing.
an sesuai orang asing
dengan dan status
peraturan kewarganegar
perundang- aan;
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penerbitan Izin Tinggal Terbatas Alih Status Izin Tinggal
Kunjungan Menjadi Izin Tinggal Terbatas

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi


− Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
b. Kegiatan :
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.
4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Terbatas Alih Status Izin Tinggal Kunjungan Menjadi Izin
Tinggal Terbatas

Langkah Awal : Petugas Loket menerima permohonan Izin Tinggal Terbatas Alih Status Izin
Tinggal Kunjungan Menjadi Izin Tinggal Terbatas dan memeriksa berkas Orang
Asing tersebut. . Kemudian petugas memasukkan data kedalam aplikasi Izin
Tinggal Terbatas dan dilanjutkan pengecekan cekal oleh sistem Cekal dan
meneliti Keabsahan dokumen dan penjamin oleh Seksi Wasdakim serta
dilanjutkan dengan memindai seluruh berkas permohonan serta berkas
diteruskan kepada Pejabat yang membidangi Izin Tinggal.

Langkah Utama : Pejabat yang membidangi Izin Tinggal menyiapkan Surat Permohonan Alih
Status untuk ditandatangain Kepala Kantor Imigrasi dan mengirimkannya ke
Ditjenim dan Kantor Wilayah Kemenkumham RI. Setelah Surat Keputusan Alih
Status diterima kembali oleh kantor Imigrasi, kemudian pemohon diharuskan
membayar biaya Penerbitan Izin Tinggal Tetap sesuai dengan PNBP yang
berlaku dan dilanjutkan dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.

Langkah Akhir : Petugas mencetak Kartu Izin Tinggal Tetap dan menerakan Cap Dinas serta
penulisan nomor register Itas di halaman paspor. Kemudian Paspor dan Kartu
Itas ditandatangani oleh Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk,
yang kemudian dilakukan penyerahan Paspor beserta Kartu Itas kepada
pemohon serta memindai fotocopy halaman Paspor yang terdapat peneraan
Itas dan Kartu Itas sebagai arsip.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Terbatas Alih Status Izin Tinggal Kunjungan Menjadi Izin
Tinggal Terbatas

Langkah Awal : 1. Pemanggilan pemohon;


Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan nomor
antrian pada layar monitor atau pemeriksa personil izin keimigrasian
memanggil pemohon .
2. Penerimaan Berkas Permohonan;
a. Menerima berkas permohonan dari pemohon atau yang diberi kuasa;
b. Melakukan pemeriksaan kebenaran isian formulir;
c. Melakukan pemeriksaan persyaratan baik asli dan/ atau fotokopi;
d. Melakukan entry data untuk mencetak tanda terima nomor
permohonan Entry data meliputi ;
(1) Kategori
(2) Produk
(3) Jenis Dokim
(4) Izin Tinggal ke
(5) Tujuan
(6) Waktu
(7) NIORA
(8) Nama Pemohon
(9) Tanggal Lahir
(10) Sponsor
(11) Nama Pengurus
(12) Nama Biro Jasa
(13) Pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar CEKAL ditindaklanjuti oleh
bidang Wasdakim
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar CEKAL dapat dilanjutkan
Verifikasi;
e. Menampilkan data pemohon yaitu;
(1) Menampilkan NIORA dan melengkapi data orang asing
(2) Nama Sponsor dan melengkapi data sponsor
(3) Dokumen lainnya
(4) Data keimigrasian izin tinggal
f. Menerakan tanggal permohonan pada berkas permohonan;
(1) Membubuhkan paraf pada formulir dan berkas permhonan;
(2) Berkas permohonan disertakan kepada pemroses permohonan
pemberi izin tinggal;
Langkah Utama : 1. Pembuatan Surat Permohonan Alih Status
a. Pengetikan surat Permohonan Alih Status ke Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Up. Kepala Divisi Keimigrasian
dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Imigrasi Up. Direktur Izin
Tinggal dan Status Keimigrasian
b. Menyerahkan Surat Permohonan Alih Status kepada Kepala
Bidang/Seksi Lalintuskim untuk dilakukan pemeriksaan dan
Membubuhkan paraf
2. Tanda tangan surat
a. Menyerahkan berkas kepada Kepala Kantor
b. Penandatanganan surat
3. Pemberian Nomor dan Cap Dinas
a. Pemberian Nomor Surat
b. Peneraan Cap Dinas
4. Pemindaian Berkas Permohonan
a. Memindai berkas permohonan, Pemindaian terdiri dari:
(1) Formulir
(2) Surat permohonan
(3) Surat Jaminan
(4) KTP Sponsor
(5) Copy Cap Pendaratan dan Visa pada Paspor
(6) Dokumen lainnya
b. Berkas diserahkan kepada Kepala Bidang Lalintuskim/Seksi
Statuskim/Lalintuskim
5. Pengiriman Surat
a. Menggandakan Berkas Permohonan (rangkap 2) :
(1) 1 (satu) rangkap untuk Direktorat Jenderal Imigrasi
(2) 1 (satu) rangkap untuk Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM;
b. Pengiriman melalui pos
6. Penerimaan Surat Keputusan Alih Status:
a. Surat di agenda
b. Diserahkan kepada Kepala Kantor imigrasi untuk pemberian disposisi
pelaksanaan
c. Pelaksanaan Surat Keputusan
7. Transaksi Pembayaran
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau Fungsional Umum
Lalintuskim/ Statuskim memanggil pemohon
b. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran
c. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran
d. Kuitansi Lembar pertama untuk pemohon, Kuitansi lembar kedua
untuk pertinggal pada berkas permohonan, dan kuitansi lembar ketiga
untuk bendahara penerima
8. Pengambilan data biometrik
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau petugas memanggil pemohon
b. Menyiapkan Blangko Kartu Izin Tinggal Tetap yang diterima dari
Bendahara Penerima
c. Pengambilan data biometric
(1) Pengambilan foto pemohon
(2) Pengambilan Sidik Jari pemohon
(3) Pembubuhan Tanda Tangan pemohon pada Signature Pad
(4) Pembubuhan Tanda Tangan pada Blangko Kartu Izin Tinggal
Terbatas (dikecualikan untuk e-Kitas)
d. Berkas permohonan diserahkan kepada Pemroses Permohonan
Pemberian Izin Tinggal

Langkah Akhir : 1. Pencetakan dan peneraan


a. Pencetakan data pemohon pada Blangko dan copy Kartu Izin Tinggal
Terbatas
b. Peneraan Cap dinas dan penulisan nomor register, serta penulisan
nomor dan tanggal surat keputusan Alih Status Izin Tinggal Terbatas
di halaman paspor dan Kartu Izin Tinggal Terbatas (dikecualikan
untuk e-Kitas)
c. Cap dinas pada Kartu Izin Tinggal Terbatas (dikecualikan untuk e-
Kitas)
d. Berkas permohonan diserahkan ke Kepala Kantor atau pejabat yang
ditunjuk
2. Penandatanganan
a. Tanda tangan pada paspor
b. Tanda tangan pada Kartu Izin Tinggal Terbatas
3. Penyerahan
a. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA meminta tanda terima
permohonan kepada pemohon atau yang diberi kuasa
b. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA menyerahkan paspor dan
Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas) dan
c. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA menyampaikan berkas
yang telah selesai kepada Kepala bidang/seksi Infokim
4. Pemindaian & Perawatan Data
a. Memindai Fotocopy halaman Paspor yang terdapat peneraan Itas dan
Kartu Izin Tinggal Terbatas
b. Melakukan Pemeriksaan kembali terhadap data pemegang Kitap dan
menambahkan atau memperbaharui kembali apabila ada data yang
salah / berubah atau kurang lengkap.
c. Mengarsip berkas
NOMOR SOP : IMI-GR.01.10-1107
TGL. PEMBUATAN : 28 Maret 2013
TGL. REVISI : 27 Mei 2013 / REV.01
TGL. EFEKTIF : 1 Juni 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT IZIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN
NAMA SOP PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TERBATAS

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data perpanjangan Izin Tinggal Terbatas
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur perpanjangan Izin Tinggal Terbatas
3. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-IZ.01.10 Tahun 2007 tentang
Perubahan Kedua atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang
Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang
Pedoman Umum Penerapan e-Office Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Tata
Cara Pemberian, Perpanjangan, Penolakan dan Gugurnya Izin Keimigrasian.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Cekal 1. Komputer/printer/scanner
2. SOP Penanganan Ketidaksesuaian 2. Jaringan internet dan e-office
3. SOP Penyimpanan Berkas Permohonan Selesai 3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian Izin Tinggal Terbatas akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian hasil penerbitan, ketepatan waktu, dan akurasi data keimigrasian
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

Persyaratan
Berkas
Menerima permohonan, memeriksa kelengkapan loket Tanda terima permohonan sesuai
1. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yang
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim
berlaku

Data
memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entryloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Terbatas komputer

Apabila masuk dalam


Berkas Verifikasi
daftar cekal
3. Memeriksa data pemohon pada daftar cekal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 5 menit data cekal
ditindaklanjuti pada
dan dokim pemohon
alur SOP Cekal
Tanda
Dokim dan tangan pada
4. Meneliti Keabsahan dokumen dan penjamin Petugas loket Tidak
Ouput Lantaskim Wasdakim
Masalah? Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan
paspor

Berkas Data hasil


5. Melakukan pemindaian dokumen permohonan Petugas loket
pindai Ouput Lantaskim Wasdakim
Ya Insarkom permohonan 10 menit pindai
dan dokim dokumen

Apabila ada
Melakukan penelitian data dan informasi serta Tanda terima Paraf ketidaksesuaian
6. Masalah? Ouput
Ya Lantaskim Insarkom
permohonan
5 menit
persetujuan dilanjutkan pada alur
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang
SOP ketidaksesuaian

Tanda bukti bayar


Tidak Slip tanda Hasil
Menerima pembayaran sesuai permohonan dan digunakan untuk
7. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 5 menit pembayaran
pengambilan dokim
memberikan tanda bukti bayar pembayaran ITAS
selesai

Foto
Slip tanda
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon P/2 biometrik dan
8. Ouput Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 10 menit
sidik jari
Ouput
sebagai data biometrik pembayaran
pemohon
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

Memberikan nomor register, mencetak kartu Izin Tinggal P/1 Nomor


Berkas
register
9. Terbatas dan menerakan Izin Tinggal Terbatas pada Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 3 menit
pemohon
paspor pemohon dan dokim
dalam sistem

Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
10. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan Kakanim atau pejabat
pejabat yang ditunjuk
paspor yang ditunjuk

Memindai fotokopi halaman paspor yang terdapat Data hasil


Dokim dan Koreksi data pada
11. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim 10 menit pindai
peneraan Izin Tinggal Terbatas sebagai arsip paspor
dokumen
sistem bila perlu

Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai loket telah
12. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom pengambilan 5 menit
diterakan cap
bukti bayar sebagai
kepada pemohon dokim syarat pengambilan
ITAS
dokim

Berkas selesai
Arsip berkas
13. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim dan kspedisi 5 menit
selesai selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TERBATAS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian


2. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-
IZ.01.10 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa
Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Ijin Masuk dan Ijin
Keimigrasian;
3. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Penerapan e-Office
Keimigrasian;
4. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10
Tahun 1995 tentang Tata Cara pemberian, perpanjangan, penolakan
dan Gugurnya Izin Keimigrasian;

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Izin Tinggal Perpanjangan Perpanjangan Izin


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Terbatas Tinggal Terbatas
bidang lalu bimbingan, Pengaturan
lintas dan pengaturan teknis
fasilitas dan Keimigrasian
keimigrasian, pengamanan serta
izin tinggal teknis pelaksanaan
orang asing dan pelaksanaan tugas di bidang
status tugas di bidang izin tinggal
kewarganegara izin tinggal orang asing.
an sesuai orang asing
dengan dan status
peraturan kewarganegar
perundang- aan;
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi


− Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
b. Kegiatan :
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.
4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas

Langkah Awal : Petugas Loket menerima permohonan Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas dan
memeriksa berkas Orang Asing tersebut. Kemudian petugas memasukkan data
kedalam aplikasi Izin Tinggal Terbatas dan dilanjutkan pengecekan cekal oleh
sistem Cekal dan meneliti Keabsahan dokumen dan penjamin oleh Seksi
Wasdakim serta dilanjutkan dengan memindai seluruh berkas permohonan
serta berkas diteruskan kepada Pejabat yang membidangi Izin Tinggal.

Langkah Utama : Pejabat yang membidangi Izin Tinggal memberikan keputusan pemberian
Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas. Kemudian pemohon diharuskan membayar
biaya Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sesuai dengan PNBP yang berlaku
dan dilanjutkan dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.

Langkah Akhir : Petugas mencetak Kartu Izin Tinggal Terbatas dan menerakan Cap Dinas serta
penulisan nomor register Itas di halaman paspor. Kemudian Paspor dan Kartu
Itas ditandatangani oleh Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk,
yang kemudian dilakukan penyerahan Paspor beserta Kartu Itas kepada
pemohon serta memindai fotocopi halaman Paspor yang terdapat peneraan Itas
dan Kartu Itas sebagai arsip.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas

Langkah Awal : 1. Pemanggilan pemohon;


Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan nomor
antrian pada layar monitor atau pemeriksa personil izin keimigrasian
memanggil pemohon .
2. Penerimaan Berkas Permohonan;
a. Menerima berkas permohonan dari pemohon atau yang diberi kuasa;
b. Melakukan pemeriksaan kebenaran isian formulir;
c. Melakukan pemeriksaan persyaratan baik asli dan/ atau fotokopi;
d. Melakukan entry data untuk mencetak tanda terima nomor
permohonan Entry data meliputi ;
(1) Kategori
(2) Produk
(3) Jenis Dokim
(4) Izin Tinggal ke
(5) Tujuan
(6) Waktu
(7) NIORA
(8) Nama Pemohon
(9) Tanggal Lahir
(10) Sponsor
(11) Nama Pengurus
(12) Nama Biro Jasa
(13) Pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar CEKAL ditindaklanjuti oleh
bidang Wasdakim
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar CEKAL dapat dilanjutkan
Verifikasi;
e. Menampilkan data pemohon yaitu;
(1) Menampilkan NIORA dan melengkapi data orang asing
(2) Nama Sponsor dan melengkapi data sponsor
(3) Data Pendaratan
(4) Data keimigrasian izin tinggal
f. Menerakan tanggal permohonan pada berkas permohonan;
(1) Membubuhkan paraf pada formulir dan berkas permhonan;
(2) Berkas permohonan disertakan kepada pemroses permohonan
pemberi izin tinggal;
3. Pemindaian Berkas Permohonan
a. Memindai berkas permohonan, Pemindaian terdiri dari:
(1) Formulir
(2) Surat Permohonan
(3) Surat Jaminan
(4) KTP sponsor
(5) Copy Cap Pendaratan dan visa pada Paspor
(6) Dokumen lainnya
b. Berkas diserahkan kepada Kepala Bidang Lalintuskim/Seksi
Statuskim/Lalintuskim
Langkah Utama : 1. Persetujuan Penerbitan Izin Tinggal
a. Pemeriksaan lanjutan keabsahan persyaratan permohonan
b. Membubuhkan paraf persetujuan
c. Berkas diteruskan ke petugas Biometrik
2. Transaksi Pembayaran
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau Fungsional Umum
Lalintuskim/Statuskim memanggil pemohon
b. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran
c. Menyerahkan kuitansi Pembayaran kepada pemohon
d. Kuitansi Lembar pertama untuk pemohon, Kuitansi lembar kedua
untuk pertinggal pada berkas permohonan, dan kuitansi lembar ketiga
untuk bendahara penerima
3. Pengambilan data biometrik
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau Pengadministrasian
Keimigrasian memanggil pemohon
b. Menyiapkan Blangko Kartu Izin Tinggal Terbatas yang diterima dari
Bendahara Penerima
c. Pengambilan data biometrik:
(1) Pengambilan foto pemohon
(2) Pengambilan Sidik Jari pemohon
(3) Pembubuhan Tanda Tangan pemohon pada Signature Pad
(4) Pembubuhan Tanda Tangan pada Blangko Kartu Izin Tinggal
Terbatas (dikecualikan untuk e-Kitas).
d. Berkas permohonan diserahkan kepada Pemroses Permohonan
Pemberian Izin Tinggal
Langkah Akhir : 1. Pencetakan dan peneraan
a. Pencetakan data pemohon pada Blangko dan copy Kartu Izin Tinggal
Terbatas
b. Peneraan Cap dinas dan penulisan nomor register, serta penulisan
nomor dan tanggal surat keputusan Alih Status Izin Tinggal Terbatas
di halaman paspor dan Kartu Izin Tinggal Terbatas (dikecualikan
untuk e-Kitas)
c. Cap dinas pada Kartu Izin Tinggal Terbatas (dikecualikan untuk e-
Kitas)
d. Berkas permohonan diserahkan ke Kepala Kantor atau pejabat yang
ditunjuk
2. Penandatanganan
a. Tanda tangan pada paspor
b. Tanda tangan pada Kartu Izin Tinggal Terbatas
3. Penyerahan
a. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA meminta tanda terima
permohonan kepada pemohon atau yang diberi kuasa
b. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA menyerahkan paspor dan
Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan
c. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA menyampaikan berkas
yang telah selesai kepada Kepala bidang/seksi Infokim
4. Pemindaian & Perawatan Data
a. Memindai Fotocopy halaman Paspor yang terdapat peneraan ITAS
dan Kartu Izin Tinggal Terbatas
b. Melakukan Pemeriksaan kembali terhadap data pemegang KITAS
dan menambahkan atau memperbaharui kembali apabila ada data
yang salah / berubah atau kurang lengkap.
c. Mengarsip berkas
NOMOR SOP : IMI-GR.01.13-1108
TGL. PEMBUATAN : 28 Maret 2013
TGL. REVISI : 27 Mei 2013 / REV.01
TGL. EFEKTIF : 1 Juni 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT IZIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN PENERBITAN IZIN TINGGAL TETAP DARI ALIH STATUS
NAMA SOP
IZIN TINGGAL TERBATAS
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data penerbitan Izin Tinggal Tetap dari Alih Status Izin
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; Tinggal Terbatas
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 2. Mengetahui prosedur Penerbitan Izin Tinggal Tetap dari Alih Status Izin Tinggal Terbatas
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-IZ.01.10 Tahun 2007 tentang
Perubahan Kedua atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang
Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang
Pedoman Umum Penerapan e-Office Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Tata
Cara Pemberian, Perpanjangan, Penolakan dan Gugurnya Izin Keimigrasian;
8. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-310.IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Tata
Cara Alih Status Izin Keimigrasian.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Cekal 1. Komputer/printer/scanner
2. SOP Penanganan Ketidaksesuaian 2. Jaringan internet dan e-office
3. SOP Penyimpanan Berkas Permohonan Selesai 3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penerbitan Izin Tinggal Tetap dari Alih Status Izin Tinggal
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
Terbatas akan terhambat dan menyebabkan ketidaksesuaian hasil, ketepatan waktu, dan akurasi data
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

Persyaratan
Berkas
Menerima permohonan, memeriksa kelengkapan Tanda terima permohonan sesuai
1. loketloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yang
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim
berlaku
Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entriloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Terbatas komputer
Apabila masuk dalam
Berkas Verifikasi
daftar cekal
3. Memeriksa data pemohon pada daftar cekal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 5 menit data cekal
ditindaklanjuti pada
dan dokim pemohon
alur SOP Cekal

Tanda
Masalah? Dokim dan tangan pada
4. Meneliti keabsahan dokumen dan penjamin Ouput
Tidak
Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan
paspor
Ya
Apabila ada
Melakukan penelitian data dan informasi serta Masalah? Tanda terima Paraf ketidaksesuaian
5. Ouput Lantaskim Insarkom 5 menit
dilanjutkan pada alur
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang Ya permohonan persetujuan
SOP ketidaksesuaian
Tidak
Membuat surat permohonan ke Direktorat Jenderal Konsep surat
6. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 20 menit
permohonan
Imigrasi

Berkas Data hasil


7. Melakukan pemindaian dokumen permohonan Petugas loket
pindai
Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit pindai
dan dokim dokumen

Buku Surat permohonan ke


Mengirim surat permohonan ke Direktorat Jenderal Surat
8. Petugas loket Lantaskim Wasdakim Insarkom ekspedisi surat
permohonan
Kanwil ditembuskan
Imigrasi keluar ke Ditjenim
Kakanim atau pejabat
Buku Surat
Menerima persetujuan permohonan dari Direktorat yang ditunjuk
9. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom ekspedisi surat persetujuan
memberikan disposisi
Jenderal Imigrasi masuk Kanwil
proses
Tanda bukti bayar
Slip tanda
Menerima pembayaran sesuai tanda terima P/2 Bukti digunakan untuk
10. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 5 menit
Pembayaran pengambilan dokim
permohonan dan memberikan Tanda bukti bayar pembayaran
selesai
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

Nomor
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon P/1 Dokim dan register
11. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
3 menit
pemohon
sebagai data biometrik
dalam sistem

Mencetak Kartu Izin Tinggal Tetap, memberi nomor Dokim dan


12. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
10 menit
register, dan menerakan Izin Tinggal Tetap pada paspor

Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
13. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
3 menit
dokim dan Kakanim atau pejabat
pejabat yang ditunjuk
paspor yang ditunjuk

Data hasil
Memindai fotokopi halaman paspor yang terdapat Dokim dan koreksi data pada
14. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
paspor
10 menit pindai
sistem bila perlu
peneraan Izin Tinggal Tetap sebagai arsip dokumen

Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
telah
15. Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom pengambilan 5 menit bukti bayar sebagai
diterakan cap
dokim syarat pengambilan
ITAP
dokim

Bukti
Menyerahkan berkas permohonan yang telah selesai
16. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim pengambilan 5 menit
untuk dilakukan pengarsipan selesai
dokim
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN IZIN TINGGAL TETAP ALIH STATUS IZIN TINGGAL
TERBATAS MENJADI IZIN TINGGAL TETAP
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian


2. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-
IZ.01.10 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa
Singgah, Visa Terbatas, Visa Tinggal Tetap, Ijin Masuk dan Ijin
Keimigrasian;
3. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Penerapan e-Office
Keimigrasian;
4. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10
Tahun 1995 tentang Tata Cara pemberian, perpanjangan, penolakan
dan Gugurnya Izin Keimigrasian;
5. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-310.IZ.01.10
Tahun 1995 tentang Tata cara Alih Status Izin Keimigrasian

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Izin Tinggal Tetap Penerbitan Penerbitan Izin


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Tinggal Tetap Alih
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Status Izin
lintas dan pengaturan teknis Tinggal Terbatas
fasilItap dan Keimigrasian Menjadi Izin
keimigrasian, pengamanan serta Tinggal Tetap
izin tinggal teknis pelaksanaan
orang asing dan pelaksanaan tugas di bidang
status tugas di bidang izin tinggal
kewarganegara izin tinggal orang asing.
an sesuai orang asing
dengan dan status
peraturan kewarganegar
perundang- aan;
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penerbitan Izin Tinggal Tetap Alih Status Izin Tinggal Terbatas
Menjadi Izin Tinggal Tetap

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi


− Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
b. Kegiatan :
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.
4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Tetap Alih Status Izin Tinggal Terbatas Menjadi Izin
Tinggal Tetap

Langkah Awal : Petugas Loket menerima permohonan Izin Tinggal Tetap Alih Status Izin
Tinggal Terbatas Menjadi Izin Tinggal Tetap dan memeriksa berkas Orang
Asing tersebut. Kemudian petugas memasukkan data kedalam aplikasi Izin
Tinggal Tetap dan dilanjutkan pengecekan cekal oleh sistem Cekal dan meneliti
Keabsahan dokumen dan penjamin oleh Seksi Wasdakim.

Langkah Utama : Pejabat yang membidangi Izin Tinggal menyiapkan Surat Permohonan Alih
Status untuk ditandatangani Kepala Kantor Imigrasi, memindai seluruh berkas
permohonan, dan mengirimkannya ke Ditjenim dan Kantor Wilayah
Kemenkumham RI. Setelah Surat Keputusan Alih Status diterima kembali oleh
kantor Imigrasi, kemudian pemohon diharuskan membayar biaya Penerbitan
Izin Tinggal Tetap sesuai dengan PNBP yang berlaku dan dilanjutkan dengan
pengambilan data biometrik oleh petugas.

Langkah Akhir : Petugas mencetak Kartu Izin Tinggal Tetap dan menerakan Cap Dinas serta
penulisan nomor register Itap di halaman paspor. Kemudian Paspor dan Kartu
Itap ditandatangani oleh Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk,
yang kemudian dilakukan penyerahan Paspor beserta Kartu Itap kepada
pemohon serta memindai fotocopi halaman Paspor yang terdapat peneraan Itap
dan Kartu Itap sebagai arsip.
C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Tetap Alih Status Izin Tinggal Terbatas Menjadi Izin
Tinggal Tetap

Langkah Awal : 1. Pemanggilan pemohon;


Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan nomor
antrian pada layar monitor atau pemeriksa personil izin keimigrasian
memanggil pemohon .
2. Penerimaan Berkas Permohonan;
a. Menerima berkas permohonan dari pemohon atau yang diberi kuasa;
b. Melakukan pemeriksaan kebenaran isian formulir;
c. Melakukan pemeriksaan persyaratan baik asli dan/atau fotokopi;
d. Melakukan entry data untuk mencetak tanda terima nomor
permohonan Entry data meliputi ;
(1) Kategori
(2) Produk
(3) Jenis Dokim
(4) Izin Tinggal ke
(5) Tujuan
(6) Waktu
(7) NIORA
(8) Nama Pemohon
(9) Tanggal Lahir
(10) Sponsor
(11) Nama Pengurus
(12) Nama Biro Jasa
(13) Pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar CEKAL ditindaklanjuti oleh
bidang Wasdakim
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar CEKAL dapat dilanjutkan
Verifikasi;
e. Menampilkan data pemohon yaitu;
(1) Menampilkan NIORA dan melengkapi data orang asing
(2) Nama Sponsor dan melengkapi data sponsor
(3) Dokumen lainnya
(4) Data keimigrasian izin tinggal
f. Menerakan tanggal permohonan pada berkas permohonan;
g. Membubuhkan paraf pada formulir dan berkas permhonan;
h. Berkas permohonan disertakan kepada pemroses permohonan
pemberi izin tinggal;

Langkah Utama : 1. Pembuatan Surat Permohonan Alih Status


a. Pengetikan surat Permohonan Alih Status ke Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Up. Kepala Divisi Keimigrasian
dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Imigrasi Up. Direktur Izin
Tinggal dan Status Keimigrasian
b. Menyerahkan Surat Permohonan Alih Status kepada Kepala
Bidang/Seksi Lalintuskim untuk dilakukan pemeriksaan dan
Membubuhkan paraf
2. Tanda tangan surat
a. Menyerahkan berkas kepada Kepala Kantor
b. Penandatanganan surat
3. Pemberian Nomor dan Cap Dinas
a. Pemberian Nomor Surat
b. Peneraan Cap Dinas
4. Pemindaian Berkas Permohonan
a. Memindai berkas permohonan, Pemindaian terdiri dari:
(1) Formulir
(2) Surat permohonan
(3) Surat Jaminan
(4) KTP Sponsor
(5) Copy Cap Pendaratan dan Visa pada Paspor
(6) Dokumen lainnya
b. Berkas diserahkan kepada Kepala Bidang Lalintuskim/Seksi
Statuskim/Lalintuskim
5. Pengiriman Surat
a. Menggandakan Berkas Permohonan (rangkap 2) :
(1) 1 (satu) rangkap untuk Direktorat Jenderal Imigrasi
(2) 1 (satu) rangkap untuk Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM;
b. Pengiriman melalui pos
6. Penerimaan Surat Keputusan Alih Status:
a. Surat di agenda
b. Diserahkan kepada Kepala Kantor imigrasi untuk pemberian disposisi
pelaksanaan
c. Pelaksanaan Surat Keputusan
7. Transaksi Pembayaran
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau Fungsional Umum
Lalintuskim/ Statuskim memanggil pemohon
b. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran
c. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran
d. Kuitansi Lembar pertama untuk pemohon, Kuitansi lembar kedua
untuk pertinggal pada berkas permohonan, dan kuitansi lembar ketiga
untuk bendahara penerima
8. Pengambilan data biometrik
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau petugas memanggil pemohon
b. Menyiapkan Blangko Kartu Izin Tinggal Tetap yang diterima dari
Bendahara Penerima
c. Pengambilan data biometric
(1) Pengambilan foto pemohon
(2) Pengambilan Sidik Jari pemohon
(3) Pembubuhan Tanda Tangan pemohon pada Signature Pad
(4) Pembubuhan Tanda Tangan pada Blangko Kartu Izin Tinggal
Tetap (dikecualikan untuk e-KItap)
d. Berkas permohonan diserahkan kepada Pemroses Permohonan
Pemberian Izin Tinggal

Langkah Akhir : 1. Pencetakan dan peneraan


a. Pencetakan data pemohon pada Blangko dan copy Kartu Izin Tinggal
Tetap
b. Peneraan Cap dinas dan penulisan nomor register, serta penulisan
nomor dan tanggal surat keputusan Alih Status Izin Tinggal Tetap di
halaman paspor dan Kartu Izin Tinggal Tetap (dikecualikan untuk e-
Kitap)
c. Cap dinas pada Kartu Izin Tinggal Tetap (dikecualikan untuk e-KItap)
d. Berkas permohonan diserahkan ke Kepala Kantor atau pejabat yang
ditunjuk
2. Penandatanganan
a. Tanda tangan pada paspor
b. Tanda tangan pada Kartu Izin Tinggal Tetap
3. Penyerahan
a. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA meminta tanda terima
permohonan kepada pemohon atau yang diberi kuasa
b. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA menyerahkan paspor dan
Kartu Izin Tinggal Tetap (KItap) dan
c. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA menyampaikan berkas
yang telah selesai kepada Kepala bidang/seksi Infokim
4. Pemindaian & Perawatan Data
a. Memindai Fotocopy halaman Paspor yang terdapat peneraan Itap dan
Kartu Izin Tinggal Tetap
b. Melakukan Pemeriksaan kembali terhadap data pemegang Kitap dan
menambahkan atau memperbaharui kembali apabila ada data yang
salah / berubah atau kurang lengkap.
c. Mengarsip berkas
NOMOR SOP : IMI-GR.01.11-1109
TGL. PEMBUATAN : 28 Maret 2013
TGL. REVISI : 27 Mei 2013 / REV.01
TGL. EFEKTIF : 1 Juni 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT IZIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN PENERBITAN IZIN TINGGAL TETAP BAGI ANAK
NAMA SOP
BERKEWARGANEGARAAN GANDA TERBATAS
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data penerbitan Izin Tinggal Tetap bagi anak
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; berkewarganegaraan ganda
3. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 2. Mengetahui prosedur penerbitan Izin Tinggal Tetap bagi anak berkewarganegaraan ganda
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-IZ.01.10 Tahun 2007 tentang
Perubahan Kedua atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang
Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang
Pedoman Umum Penerapan e-Office Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Tata
Cara pemberian, perpanjangan, penolakan dan Gugurnya Izin Keimigrasian;
8. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-310.IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Tata
cara Alih Status Izin Keimigrasian.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Cekal 1. Komputer/printer/scanner
2. SOP Penanganan Ketidaksesuaian 2. Jaringan internet dan e-office
3. SOP Penyimpanan Berkas Permohonan Selesai 3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian ITAP bagi anak berkewarganegaraan ganda
Di simpan sebagai data elektronik dan/atau manual
terbatas akan terhambat dan menyebabkan ketidaksesuaian hasil, ketepatan waktu, dan akurasi data
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

Persyaratan
Berkas
Menerima permohonan, memeriksa kelengkapan loketloket Tanda terima permohonan sesuai
1. Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yang
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim
berlaku

Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entryloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Tetap komputer

Apabila masuk dalam


Berkas Verifikasi
daftar cekal
3. Memeriksa data pemohon pada daftar cekal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 5 menit data cekal
ditindaklanjuti pada
dan dokim pemohon
alur SOP Cekal
Tanda
Dokim dan tangan pada
4. Meneliti keabsahan dokumen dan penjamin Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
Masalah? Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan
Tidak
paspor

Berkas Data hasil


5. Melakukan pemindaian dokumen permohonan Petugas loket
pindai Ouput Lantaskim Wasdakim
Ya
Insarkom permohonan 10 menit pindai
dan dokim dokumen

Apabila ada
Melakukan penelitian data dan informasi serta Tanda terima Paraf ketidaksesuaian
6. Masalah? Ouput Lantaskim Insarkom 5 menit
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang Ya permohonan persetujuan dilanjutkan pada alur
SOP ketidaksesuaian

Tanda bukti bayar


Menerima pembayaran sesuai permohonan dan Slip tanda Hasil
Petugas loketTidak
digunakan untuk
7. Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 5 menit pembayaran
memberikan tanda bukti bayar pengambilan dokim
pembayaran ITAP
selesai

Nomor
Berkas
Memberikan nomor register, menerakan pada paspor register
8. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 3 menit
pemohon, dan mencetak kartu ITAP dan dokim
pemohon
dalam sistem

Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau P/2
Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
9. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 5 menit
pejabat yang ditunjuk paspor dokim dan Kakanim atau pejabat
paspor yang ditunjuk
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

P/1 Data hasil


Memindai fotokopi halaman paspor yang terdapat Dokim dan Koreksi data pada
10. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
paspor
10 menit pindai
sistem bila perlu
peneraan ITAP sebagai arsip dokumen

Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai loket telah
11. Insarkom pengambilan 5 menit bukti bayar sebagai
kepada pemohon dokim
diterakan cap
syarat pengambilan
ITAP
dokim
Berkas selesai
Arsip berkas
12. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai selesai Ouput Lantaskim Wasdakim dan ekspedisi 5 menit
selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN IZIN TINGGAL TETAP BAGI ANAK
BERKEWARGANEGARAAN GANDA TERBATAS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-
IZ.01.10 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa
Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin
Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Penerapan e-Office
Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10
Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemberian, Perpanjangan, Penolakan
dan Gugurnya Izin Keimigrasian;
8. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-310.IZ.01.10
Tahun 1995 tentang Tata Cara Alih Status Izin Keimigrasian.
Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Izin Tinggal Penerbitan Penerbitan Izin Tinggal


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Tetap bagi Tetap bagi Anak
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Anak Berkewarganegaraan
lintas dan pengaturan dan teknis Berkewargane Ganda Terbatas
fasilitas pengamanan Keimigrasian garaan ganda
keimigrasian, teknis serta Terbatas
izin tinggal pelaksanaan pelaksanaan
orang asing dan tugas di bidang tugas di
status Izin Tinggal bidang Izin
kewarganegara Orang Asing Tinggal Orang
an sesuai dan Status Asing.
dengan Kewarganegara
peraturan an;
perundang-
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAP

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penerbitan Izin Tinggal Tetap bagi Anak Berkewarganegaraan


Ganda Terbatas

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Tetap bagi Anak Berkewarganegaraan Ganda Terbatas

Langkah Awal : Petugas loket menerima permohonan izin tinggal tetap bagi anak
berkewarganegaraan ganda terbatas dan memeriksa berkas anak
berkewarganegaraan ganda tersebut. Kemudian petugas memasukkan data
kedalam sistem sekaligus pengecekan cekal oleh sistem dan memindai seluruh
berkas permohonan serta berkas diteruskan kepada Pejabat yang membidangi
izin tinggal.

Langkah Utama : Pejabat yang membidangi izin tinggal memberikan keputusan pemberian izin
tinggal tetap. Kemudian pemohon diharuskan membayar biaya penerbitan izin
tinggal tetap sesuai dengan PNBP yang berlaku.

Langkah Akhir : Petugas menerakan cap dinas serta penulisan nomor register izin tinggal tetap
di halaman paspor. Kemudian pengesahan paspor yang terdapat peneraan izin
tinggal tetap dilakukan oleh kepala kantor imigrasi atau pejabat yang ditunjuk,
yang kemudian dilakukan penyerahan paspor kepada pemohon serta memindai
fotokopi halaman paspor yang terdapat peneraan izin tinggal tetap sebagai
arsip.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penerbitan Izin Tinggal Tetap bagi Anak Berkewarganegaraan Ganda Terbatas

Langkah Awal : 1. Pemanggilan pemohon;


Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan nomor
antrian pada layar monitor atau pemeriksa personil izin keimigrasian
memanggil pemohon .
2. Penerimaan berkas permohonan;
a. Menerima berkas permohonan dari pemohon atau yang diberi kuasa;
b. Melakukan pemeriksaan kebenaran isian formulir;
c. Melakukan pemeriksaan persyaratan baik asli dan/atau fotokopi;
d. Melakukan entri data untuk mencetak tanda terima nomor
permohonan entri data meliputi ;
(1) kategori
(2) produk
(3) jenis dokim
(4) izin tinggal ke
(5) tujuan
(6) waktu
(7) NIORA
(8) nama pemohon
(9) tanggal lahir
(10) sponsor
(11) nama pengurus
(12) nama biro jasa
(13) pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar cekal ditindaklanjuti oleh bidang
Wasdakim
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar cekal dapat dilanjutkan
Verifikasi;
e. Menampilkan data pemohon yaitu;
(1) menampilkan NIORA dan melengkapi data anak
berkewarganegaraan ganda terbatas;
(2) nama sponsor dan melengkapi data sponsor;
(3) data pendaratan;
(4) data keimigrasian izin tinggal;
f. Menerakan tanggal permohonan pada berkas permohonan;
g. Membubuhkan paraf pada formulir dan berkas permhonan;
h. Berkas permohonan disertakan kepada pemroses permohonan
pemberi izin tinggal;
3. Pemindaian berkas permohonan
a. Memindai berkas permohonan, pemindaian terdiri dari:
(1) formulir
(2) surat permohonan
(3) surat jaminan
(4) KTP sponsor
(5) surat keterangan pencabutan dokumen keimigrasian
(6) dokumen lainnya
b. Berkas diserahkan kepada Kepala Bidang Lalintuskim/Seksi
Statuskim/Lalintuskim;

Langkah Utama : 1. Persetujuan penerbitan izin tinggal


a. Pemeriksaan lanjutan keabsahan persyaratan permohonan
b. Membubuhkan paraf persetujuan
c. Berkas diteruskan ke petugas biometrik
2. Transaksi pembayaran
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau fungsional umum
Lalintuskim/Statuskim memanggil pemohon;
b. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran;
c. Menyerahkan kuitansi Pembayaran kepada pemohon;
d. Kuitansi Lembar pertama untuk pemohon, Kuitansi lembar kedua
untuk pertinggal pada berkas permohonan, dan kuitansi lembar ketiga
untuk bendahara penerima
3. Pengambilan data biometrik.
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau Pengadministrasian
Keimigrasian memanggil pemohon;
b. Menyiapkan blangko kartu izin tinggal tetap yang diterima dari
bendahara penerima
c. Pengambilan data biometrik ;
(1) memasukkan nomor permohonan
(2) pengambilan foto pemohon;
(3) pengambilan sidik jari pemohon;
(4) pembubuhan tanda tangan pemohon pada signature pad;
(5) pembubuhan tanda tangan pada blangko kartu izin tinggal tetap
(dikecualikan untuk e-kitap).
d. Berkas permohonan diserahkan kepada pemroses permohonan
pemberian izin tinggal;

Langkah Akhir : 1. Pencetakan dan peneraan.


a. Pencetakan data pemohon pada blangko dan copi kartu izin tinggal
tetap:
b. Peneraan cap dinas dan penulisan nomor register izin tinggal tetap di
halaman paspor;
c. Cap dinas pada kartu izin tinggal tetap (dikecualikan untuk e-kitap);
d. berkas permohonan diserahkan ke kepala kantor atau pemroses
permohonan pemberian izin tinggal yang ditunjuk
2. Penandatanganan
a. Tanda tangan pada paspor
b. Tanda tangan pada kartu izin tinggal tetap
3. Penyerahan.
a. Pemeriksa personil izin keimigrasian Orang Asing meminta tanda
terima permohonan kepada pemohon atau yang diberi kuasa;
b. Pemeriksa personil izin keimigrasian orang asing menyerahkan
paspor dan kartu izin tinggal tetap; dan
c. Pemeriksa personil izin keimigrasian Orang Asing menyampaikan
berkas yang telah selesai kepada Kepala bidang/seksi Infokim
4. Pemindaian dan perawatan data
a. Memindai fotocopi halaman paspor yang terdapat peneraan ITAP dan
Kartu Izin Tinggal Tetap
b. Melakukan Pemeriksaan kembali terhadap data pemegang KITAP
dan menambahkan atau memperbaharui kembali apabila ada data
yang salah / berubah atau kurang lengkap.
c. Mengarsip berkas
NOMOR SOP : IMI-GR.01.11-1110
TGL. PEMBUATAN : 28 Maret 2013
TGL. REVISI : 27 Mei 2013 / REV.01
TGL. EFEKTIF : 1 Juni 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT IZIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN
NAMA SOP PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TETAP

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data perpanjangan Izin Tinggal Tetap
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur perpanjangan Izin Tinggal Tetap
3. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-IZ.01.10 Tahun 2007 tentang
Perubahan Kedua atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang
Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang
Pedoman Umum Penerapan e-Office Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Tata
Cara Pemberian, Perpanjangan, Penolakan dan Gugurnya Izin Keimigrasian.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Cekal 1. Komputer/printer/scanner
2. SOP Penanganan Ketidaksesuaian 2. Jaringan internet dan e-office
3. SOP Penyimpanan Berkas Permohonan Selesai 3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian Izin Tinggal Tetap akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian hasil penerbitan, ketepatan waktu, dan akurasi data keimigrasian
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

Menerima Permohonan, memeriksa kelengkapan Persyaratan


Berkas
loket Tanda terima permohonan sesuai
1. persyaratan, dan memberikan Tanda Terima Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yang
Permohonan dan dokim
berlaku

Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entryloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Tetap komputer

Apabila masuk dalam


Berkas Verifikasi
daftar cekal
3. Memeriksa data pemohon pada daftar cekal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 5 menit data cekal
ditindaklanjuti pada
dan dokim pemohon
alur SOP Cekal
Tanda
Dokim dan tangan pada
4. Meneliti keabsahan dokumen dan penjamin Petugas loket Tidak
Ouput Lantaskim Wasdakim
Masalah? Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan
paspor

Berkas Data hasil


5. Melakukan pemindaian dokumen permohonan Petugas loket
pindai Ouput Lantaskim Wasdakim
Ya Insarkom permohonan 10 menit pindai
dan dokim dokumen

Apabila ada
Melakukan penelitian data dan informasi serta Tanda Terima Paraf ketidaksesuaian
6. Masalah? Ouput
Ya Lantaskim Insarkom
Permohonan
5 menit
persetujuan dilanjutkan pada alur
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang
SOP ketidaksesuaian

Tanda bukti bayar


Tidak Slip tanda Hasil
Menerima pembayaran sesuai permohonan dan digunakan untuk
7. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 5 menit pembayaran
pengambilan Dokim
memberikan tanda bukti bayar pembayaran ITAP
selesai

Foto
Slip tanda
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon P/2 biometrik dan
8. Ouput Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 10 menit
sidik jari
Ouput
sebagai data biometrik pembayaran
pemohon
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

Memberikan nomor register, mencetak kartu Izin Tinggal Nomor


Berkas
P/1loket
Petugas register
9. Tetap dan menerakan Izin Tinggal Tetap pada paspor Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 3 menit
pemohon
pemohon dan dokim
dalam sistem

Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
10. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan Kakanim atau pejabat
pejabat yang ditunjuk
paspor yang ditunjuk

Data hasil
Memindai fotokopi halaman Paspor yang terdapat Dokim dan koreksi data pada
11. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
paspor
10 menit pindai
sistem bila perlu
peneraan Izin Tinggal Tetap sebagai arsip dokumen

Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai telah
12. loket
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom pengambilan 5 menit
diterakan cap
bukti bayar sebagai
kepada pemohon dokim syarat pengambilan
ITAP
dokim

Berkas selesai
Arsip berkas
13. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai selesai Ouput Lantaskim Wasdakim dan ekspedisi 5 menit
selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PERPANJANGAN IZIN TINGGAL TETAP
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian


2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
4. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-
IZ.01.10 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa
Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin
Keimigrasian;
7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Penerapan e-Office
Keimigrasian;
8. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10
Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemberian, Perpanjangan, Penolakan
dan Gugurnya Izin Keimigrasian.;

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Izin Tinggal Tetap Perpanjangan Perpanjangan Izin


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Tinggal Tetap
bidang lalu bimbingan, Pengaturan
lintas dan pengaturan teknis
fasilitas dan Keimigrasian
keimigrasian, pengamanan serta
izin tinggal teknis pelaksanaan
orang asing dan pelaksanaan tugas di bidang
status tugas di bidang Izin Tinggal
kewarganegara Izin Tinggal Orang Asing.
an sesuai Orang Asing
dengan dan Status
peraturan Kewarganegar
perundang- aan;
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Perpanjangan Izin Tinggal Tetap

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Perpanjangan Izin Tinggal Tetap

Langkah Awal : Petugas loket menerima permohonan perpanjangan izin tinggal tetap dan
memeriksa berkas Orang Asing tersebut. Kemudian petugas memasukkan data
kedalam aplikasi izin tinggal tetap dan dilanjutkan pengecekan cekal oleh sistem
cekal dan meneliti Keabsahan dokumen dan penjamin oleh seksi wasdakim
serta dilanjutkan dengan memindai seluruh berkas permohonan serta berkas
diteruskan kepada pejabat yang membidangi izin tinggal

Langkah Utama : Pejabat yang membidangi izin tinggal memberikan keputusan pemberian
perpanjangan izin tinggal tetap. Kemudian pemohon diharuskan membayar
biaya perpanjangan izin tinggal tetap sesuai dengan PNBP yang berlaku dan
dilanjutkan dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.

Langkah Akhir : Petugas mencetak kartu izin tinggal tetap dan menerakan cap dinas serta
penulisan nomor register Izin tinggal tetap di halaman paspor. Kemudian paspor
dan kartu izin tinggal tetap ditandatangani oleh Kepala Kantor Imigrasi atau
pejabat yang ditunjuk, yang kemudian dilakukan penyerahan paspor beserta
kartu izin tinggal tetap kepada pemohon serta memindai fotocopy halaman
paspor yang terdapat peneraan izin tinggal tetap dan kartu izin tinggal tetap
sebagai arsip.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Perpanjangan Izin Tinggal Tetap

Langkah Awal : 1. Pemanggilan pemohon;


Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan nomor
antrian pada layar monitor atau pemeriksa personil izin keimigrasian
memanggil pemohon .
2. Penerimaan berkas permohonan;
a. Menerima berkas permohonan dari pemohon atau yang diberi kuasa;
b. Melakukan pemeriksaan kebenaran isian formulir;
c. Melakukan pemeriksaan persyaratan baik asli dan/atau fotokopi;
d. Melakukan entri data untuk mencetak tanda terima nomor
permohonan entri data meliputi ;
(1) kategori
(2) produk
(3) jenis dokim
(4) izin tinggal ke
(5) tujuan
(6) waktu
(7) NIORA
(8) nama pemohon
(9) tanggal lahir
(10) sponsor
(11) nama pengurus
(12) nama biro jasa
(13) pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar cekal ditindaklanjuti oleh bidang
Wasdakim
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar cekal dapat dilanjutkan
Verifikasi;
e. Menampilkan data pemohon yaitu;
(1) menampilkan niora dan melengkapi data orang asing
(2) nama sponsor dan melengkapi data sponsor
(3) dokumen lainnya
(4) data keimigrasian izin tinggal
f. Menerakan tanggal permohonan pada berkas permohonan;
(1) membubuhkan paraf pada formulir dan berkas permhonan;
(2) berkas permohonan disertakan kepada pemroses permohonan
pemberi izin tinggal;
3. Pemindaian berkas permohonan
a. Memindai berkas permohonan, Pemindaian terdiri dari:
(1) formulir
(2) surat permohonan
(3) surat jaminan
(4) KTP sponsor
(5) copy cap pendaratan dan visa pada paspor
(6) dokumen lainnya
b. Berkas diserahkan kepada Kepala Bidang Lalintuskim/Seksi
Statuskim/Lalintuskim
Langkah Utama : 1. Persetujuan penerbitan izin tinggal
a. Pemeriksaan lanjutan keabsahan persyaratan permohonan
b. Membubuhkan paraf persetujuan
c. Berkas diteruskan ke petugas Biometrik
2. Transaksi pembayaran
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau fungsional umum
Lalintuskim/Statuskim memanggil pemohon
b. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran
c. Menyerahkan kuitansi pembayaran kepada pemohon
d. Kuitansi lembar pertama untuk pemohon, kuitansi lembar kedua untuk
pertinggal pada berkas permohonan, dan kuitansi lembar ketiga untuk
bendahara penerima
3. Pengambilan data biometrik
a. mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau pengadministrasian
keimigrasian memanggil pemohon
b. Menyiapkan blangko kartu izin tinggal tetap yang diterima dari
bendahara penerima
c. Pengambilan data biometrik:
(1) pengambilan foto pemohon
(2) pengambilan sidik jari pemohon
(3) pembubuhan tanda tangan pemohon pada signature pad
(4) pembubuhan tanda tangan pada blangko kartu izin tinggal tetap
(dikecualikan untuk e-Kitap).
d. Berkas permohonan diserahkan kepada pemroses permohonan
pemberian izin tinggal
Langkah Akhir : 1. Pencetakan dan peneraan
a. Pencetakan data pemohon pada blangko dan copi kartu izin tinggal
tetap
b. Peneraan cap dinas dan penulisan nomor register, serta penulisan
nomor dan tanggal surat keputusan alih status izin tinggal tetap di
halaman paspor dan kartu izin tinggal tetap (dikecualikan untuk e-
Kitap)
c. Cap dinas pada kartu izin tinggal tetap (dikecualikan untuk e-Kitap)
d. Berkas permohonan diserahkan ke kepala kantor atau pejabat yang
ditunjuk
2. Penandatanganan
a. Tanda tangan pada paspor
b. Tanda tangan pada kartu izin tinggal tetap
3. Penyerahan
a. Pemeriksa personil izin keimigrasian Orang Asing meminta tanda
terima permohonan kepada pemohon atau yang diberi kuasa
b. Pemeriksa personil izin keimigrasian Orang Asing menyerahkan
paspor dan kartu izin tinggal tetap (KITAP) dan
c. Pemeriksa personil izin keimigrasian Orang Asing menyampaikan
berkas yang telah selesai kepada Kepala bidang/seksi Infokim
4. Pemindaian & Perawatan Data
a. Memindai fotocopy halaman paspor yang terdapat peneraan ITAS
dan kartu izin tinggal tetap
b. Melakukan pemeriksaan kembali terhadap data pemegang KITAS
dan menambahkan atau memperbaharui kembali apabila ada data
yang salah / berubah atau kurang lengkap.
c. Mengarsip berkas
NOMOR SOP : IMI-GR.01.14-1111
TGL. PEMBUATAN : 28 Maret 2013
TGL. REVISI : 27 Mei 2013 / REV.01
TGL. EFEKTIF : 1 Juni 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT IZIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN
NAMA SOP PENERBITAN SURAT KETERANGAN KEIMIGRASIAN

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data penerbitan SKIM
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur penerbitan SKIM
3. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-IZ.01.10 Tahun 2007 tentang
Perubahan Kedua atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang
Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang
Pedoman Umum Penerapan e-Office Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Tata
Cara Pemberian, Perpanjangan, Penolakan dan Gugurnya Izin Keimigrasian;
8. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-310.IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Tata
cara Alih Status Izin Keimigrasian.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Cekal 1. Komputer/printer/scanner
2. SOP Penanganan Ketidaksesuaian 2. Jaringan internet dan e-office
3. SOP Penyimpanan Berkas Permohonan Selesai 3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penerbitan SKIM terhambat dan menyebabkan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
ketidaksesuaian hasil, ketepatan waktu, dan akurasi data
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

Persyaratan
Berkas
Menerima Permohonan, memeriksa kelengkapan loketloket Tanda terima permohonan se
1. Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yan
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim
berlaku

Data
memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entriloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Terbatas komputer
Apabila masuk d
Berkas Verifikasi
daftar cekal
3. memeriksa data pemohon pada daftar cekal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 5 menit data cekal
ditindaklanjuti p
dan dokim pemohon
alur SOP Cek
Tanda
Dokim dan tangan pada
4. meneliti keabsahan dokumen dan penjamin Petugas loket Ouput
Tidak
Lantaskim Masalah?
Wasdakim Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan
paspor

Berkas Data hasil


5. Melakukan pemindaian dokumen permohonan Petugas loket
pindai Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit pindai
Ya dan dokim dokumen

Apabila ada
melakukan penelitian data dan informasi serta Tanda terima Paraf ketidaksesuai
6. Masalah? Ouput Lantaskim Insarkom
permohonan
5 menit
persetujuan dilanjutkan pada
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang Ya
SOP ketidaksesu

Tanda bukti ba
Slip tanda Hasil
Menerima pembayaran sesuai permohonan dan digunakan unt
7. Tidak
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 5 menit pembayaran
pengambilan do
memberikan tanda bukti bayar pembayaran SKIM
selesai

Nomor
Berkas
memberikan nomor register, menerakan pada paspor register
8. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 3 menit
pemohon, dan mencetak kartu SKIM pemohon
dan dokim
dalam sistem

Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau P/2 Dokim dan tangan pada dilakukan ole
9. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 5 menit
pejabat yang ditunjuk paspor dokim dan Kakanim atau pe
paspor yang ditunju
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

Memindai fotokopi halaman paspor yang terdapat P/1 Data hasil


Dokim dan Koreksi data pada
10. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim 10 menit pindai
peneraan SKIM sebagai arsip paspor sistem bila perlu
dokumen

Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai loket telah
11. Insarkom pengambilan 5 menit bukti bayar sebagai
kepada pemohon dokim
diterakan cap
syarat pengambilan
SKIM
dokim

Berkas selesai
Arsip berkas
12. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai selesai Ouput Lantaskim Wasdakim dan ekspedisi 5 menit
selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN SURAT KETERANGAN KEIMIGRASIAN
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik;
2. Undang-Undang nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
5. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-
IZ.01.10 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa
Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Ijin Masuk dan Ijin
Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Penerapan e-Office
Keimigrasian;
7. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10
Tahun 1995 tentang Tata Cara pemberian, perpanjangan, penolakan
dan Gugurnya Izin Keimigrasian;
8. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-310.IZ.01.10
Tahun 1995 tentang Tata cara Alih Status Izin Keimigrasian

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Surat Keterangan Penerbitan Penerbitan Surat


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Keimigrasian Keterangan
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Keimigrasian
lintas dan pengaturan teknis
fasilitas dan Keimigrasian
keimigrasian, pengamanan serta
izin tinggal teknis pelaksanaan
orang asing dan pelaksanaan tugas di bidang
status tugas di bidang izin tinggal
kewarganegara izin tinggal orang asing.
an sesuai orang asing
dengan dan status
peraturan kewarganegar
perundang- aan;
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penerbitan Surat Keterangan Keimigrasian

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi


− Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
b. Kegiatan :
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.
4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penerbitan Surat Keterangan Keimigrasian

Langkah Awal : Petugas Loket menerima permohonan Surat Keterangan Keimigrasian dari
Orang Asing dan memeriksa berkas Orang Asing tersebut. Kemudian petugas
memasukkan data kedalam sistem sekaligus pengecekan cekal oleh sistem dan
memindai seluruh berkas permohonan serta berkas diteruskan kepada Pejabat
yang membidangi Izin Tinggal.

Langkah Utama : Pejabat yang membidangi Izin Tinggal memberikan keputusan pemberian Surat
Keterangan Keimigrasian. Kemudian pemohon diharuskan membayar biaya
Penerbitan Surat Keterangan Keimigrasian sesuai dengan PNBP yang berlaku
dan dilanjutkan dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.

Langkah Akhir : Petugas mencetak Kartu Surat Keterangan Keimigrasian dan menerakan Cap
Dinas serta penulisan nomor register Itas di halaman paspor. Kemudian Paspor
dan Kartu Itas ditandatangani Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang
ditunjuk, yang kemudian dilakukan penyerahan Paspor beserta Kartu Itas
kepada pemohon serta memindai fotocopy halaman Paspor yang terdapat
peneraan Itas dan Kartu Itas sebagai arsip.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penerbitan Surat Keterangan Keimigrasian

Langkah Awal : 1. Pemanggilan pemohon;


Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan nomor
antrian pada layar monitor atau pemeriksa personil izin keimigrasian
memanggil pemohon .
2. Penerimaan Berkas Permohonan;
a. Menerima berkas permohonan dari pemohon atau yang diberi kuasa;
b. Melakukan pemeriksaan kebenaran isian formulir;
c. Melakukan pemeriksaan persyaratan baik asli dan/ atau fotokopi;
d. Melakukan entry data untuk mencetak tanda terima nomor
permohonan Entry data meliputi ;
(1) Kategori
(2) Produk
(3) Jenis Dokim
(4) Izin Tinggal ke
(5) Tujuan
(6) Waktu
(7) NIORA
(8) Nama Pemohon
(9) Tanggal Lahir
(10) Sponsor
(11) Nama Pengurus
(12) Nama Biro Jasa
(13) Pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar CEKAL ditindaklanjuti oleh
bidang Wasdakim
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar CEKAL dapat dilanjutkan
Verifikasi;
e. Menampilkan data pemohon yaitu;
(1) Menampilkan NIORA dan melengkapi data orang asing
(2) Nama Sponsor dan melengkapi data sponsor
(3) Data pendaratan
(4) Data keimigrasian izin tinggal
f. Menerakan tanggal permohonan pada berkas permohonan;
g. Membubuhkan paraf pada formulir dan berkas permhonan;
h. Berkas permohonan disertakan kepada pemroses permohonan
pemberi izin tinggal;
3. Pemindaian Berkas Permohonan
a. Memindai berkas permohonan, pemindaian terdiri dari:
(1) Formulir
(2) Surat Permohonan
(3) Copy Izin Tinggal 5 Tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak
berturt-turut
(4) Dokumen lainnya
b. Berkas diserahkan kepada Kepala Bidang Lalintuskim/Seksi
Statuskim/Lalintuskim;
Langkah Utama : 1. Persetujuan Penerbitan Izin Tinggal
a. Penelaahan berkas permohonan
b. Persetujuan permohonan ke kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM
c. Persetujuan Permohonan Direktorat jenderalm Imigrasi
2. Transaksi Pembayaran
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau Fungsional Umum
Lalintuskim/Statuskim memanggil pemohon;
b. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran;
c. Menyerahkan kuitansi Pembayaran kepada pemohon;
d. Kuitansi Lembar pertama untuk pemohon, Kuitansi lembar kedua
untuk pertinggal pada berkas permohonan, dan kuitansi lembar ketiga
untuk bendahara penerima

Langkah Akhir : 1. Pencetakan dan peneraan.


a. Pencetakan data pemohon pada Blangko Surat Keterangan
Keimigrasian:
b. Cap dinas pada Surat Keterangan Keimigrasian;
c. Berkas permohonan diserahkan ke Kepala Kantor atau Pejabat yang
ditunjuk
2. Penandatanganan
Tanda tangan pada Surat Keterangan Keimigrasian
3. Penyerahan.
a. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA meminta tanda terima
permohonan kepada pemohon atau yang diberi kuasa
b. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA menyerahkan paspor dan
Surat Keterangan Keimigrasian (KITAS)
c. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA menyampaikan berkas
yang telah selesai kepada Kepala bidang/seksi Infokim
4. Pemindaian dan Perawatan data
a. Memindai Fotocopy halaman Surat Keterangan Keimigrasian
b. Mengarsip berkas
NOMOR SOP : IMI-AH.10.03-2048
TGL. PEMBUATAN : 24 Juni 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 26 Juni 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT IZIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN PENERBITAN BUKTI PENDAFTARAN ANAK
NAMA SOP
BERKEWARGANEGARAAN GANDA
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data penerbitan Bukti Pendaftaran Anak
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; Berkewarganegaraan Ganda
3. Undang Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian; 2. Mengetahui prosedur penerbitan Bukti Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh, Kehilangan, 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
Pembatalan, dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik Indonesaia; 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 22 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda dan Permohonan Fasilitas Keimigrasian.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. Komputer/printer/scanner

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penerbitan Bukti Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
Ganda terhambat dan menyebabkan ketidaksesuaian hasil, ketepatan waktu, dan akurasi data
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Kakanim/
Petugas Loket Petugas Pejabat Kelengkapan Waktu Ouput
PDLN
Persyaratan
Menerima berkas permohonan dan memberikan tanda Berkas Tanda bukti permohonan sesuai
1. loketloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim
permohonan
10 menit
penerimaan peraturan yang
bukti penerimaan/ pengembalian berkas pendaftaran
berlaku
Tidak
Verifikasi
Memeriksa kelengkapan, keabsahan dan verifikasi lengkap dan Berkas
2. Petugas loket Ouput Lantaskim
sah? selesai
Wasdakim
permohonan
5 menit berkas
berkas permohonan permohonan
Ya
Verifikasi
Memasukkan data pemohon ke aplikasi registrasi
3. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Aplikasi 5 menit data cekal
pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda pemohon
Bagi pemegang
Konsep Nomor paspor biasa cap
Mencetak dan memberikan nomor register pada bukti
4. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
Tidak lembar bukti 5 menit register bukti bukti pendaftaran
pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda pendaftaran pendaftaran dibubuhkan pada
halaman paspor

Ya Pengesahan
Memberikan persetujuan dan pengesahan bukti Berkas
7. Petugas loket Ouput Lantaskim setuju?
Wasdakim
permohonan
5 menit bukti
pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda pendaftaran

Melakukan pemindaian berkas pendaftaran anak Berkas


8. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim 3 menit Hasil pindai
berkewarganegaraan ganda permohonan

Tanda bukti bayar


Menyerahkan bukti pendaftaran anak Lembar bukti Berkas digunakan untuk
9. selesai
Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim 5 menit
pengambilan berkas
berkewarganegaraan ganda yang telah selesai pendaftaran selesai
selesai
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN BUKTI PENDAFTARAN
ANAK BERKEWARGANEGARAAN GANDA
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan


Republik Indonesia;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, dan Memperoleh Kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 22 Tahun
2012 tentang Tata Cara Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan
Ganda dab Permohonan Fasilitas Keimigrasian.
Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Bukti Penerbitan Penerbitan Bukti


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Pendaftaran Pendaftaran Anak
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Anak Berkewarganegaraan
lintas dan pengaturan dan teknis Berkewargane Ganda
fasilitas pengamanan Keimigrasian garaan Ganda
keimigrasian, teknis serta
izin tinggal pelaksanaan pelaksanaan
orang asing dan tugas di bidang tugas di
status Izin Tinggal bidang Izin
kewarganegara Orang Asing Tinggal Orang
an sesuai dan Status Asing.
dengan Kewarganegara
peraturan an;
perundang-
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penerbitan Bukti Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penerbitan Bukti Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda

Langkah Awal : Petugas loket menerima permohonan berkas permohonan pendaftaran anak
berkewarganegaraan ganda dan memeriksa kelengkapan, keabsahan, dan
verifikasi berkas permohonan pendaftaran tersebut. Kemudian petugas
memasukkan data pemohon ke dalam aplikasi registrasi pendaftaran anak
berkewarganegaraan ganda serta dan memberikan nomor register bukti
pendaftaran.

Langkah Utama : Pejabat yang membidangi izin tinggal memberikan persetujuan dan pengesahan
bukti pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda.

Langkah Akhir : Petugas mencetak bukti pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda dan
kemudian ditandatangani oleh kepala kantor atau pejabat yang ditunjuk serta
melakukan pemindaian terhadap berkas pendaftaran anak berkewarganegaraan
ganda sebagai arsip. Selanjutnya petugas menyerahkan bukti pendaftaran anak
berkewarganegaraan ganda yang telah disetujui kepada pemohon.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penerbitan Bukti Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda

Langkah Awal : 1. Pemanggilan pemohon;


Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan nomor
antrian pada layar monitor atau pemeriksa personil izin keimigrasian
memanggil pemohon .
2. Penerimaan berkas permohonan;
a. Menerima berkas permohonan dari pemohon atau yang diberi kuasa;
b. Melakukan pemeriksaan persyaratan baik asli dan/atau fotokopi;
c. Melakukan entri data untuk mencetak tanda terima nomor
permohonan entri data meliputi ;
(1) kategori
(2) produk
(3) NIORA
(4) nama pemohon
(5) tanggal lahir
(6) sponsor
(7) nama pengurus
(8) nama biro jasa
(9) pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar cekal ditindaklanjuti oleh bidang
Wasdakim
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar cekal dapat dilanjutkan
Verifikasi;
d. Menampilkan data pemohon yaitu;
(1) menampilkan NIORA dan melengkapi data anak
berkewarganegaraan ganda;
(2) nama sponsor dan melengkapi data sponsor;
(3) data pendaratan;
(4) data keimigrasian izin tinggal;
e. Menerakan tanggal permohonan pada berkas permohonan;
f. Membubuhkan paraf pada formulir dan berkas permohonan;
g. Berkas permohonan disertakan kepada pemroses permohonan
pemberi izin tinggal;
3. Pemindaian berkas permohonan
a. Memindai berkas permohonan, pemindaian terdiri dari:
(1) formulir
(2) surat permohonan
(3) surat jaminan
(4) KTP sponsor
(5) dokumen lainnya
b. Berkas diserahkan kepada Kepala Bidang Lalintuskim/Seksi
Statuskim/Lalintuskim;

Langkah Utama : Persetujuan penerbitan izin tinggal


a. Pemeriksaan lanjutan keabsahan persyaratan permohonan;
b. Membubuhkan paraf persetujuan;
c. Berkas permohonan diserahkan kepada pemroses permohonan
pemberian izin tinggal.

Langkah Akhir : 1. Pencetakan dan peneraan.


a. Pencetakan bukti pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda;
b. Peneraan cap dinas dan penulisan nomor register pada bukti
pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda;
c. berkas permohonan diserahkan ke kepala kantor atau pemroses
permohonan yang ditunjuk
2. Penandatanganan
Kepala kantor atau pemroses permohonan pendaftaran yang ditunjuk
menandatangani bukti pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda
3. Penyerahan.
Petugas menyerahkan bukti pendaftaran anak berkewarganegaraan
ganda kepada pemohon
4. Pemindaian dan perawatan data
a. Memindai fotocopi bukti pendaftaran anak berkewarganegaraan
ganda;
b. Melakukan Pemeriksaan kembali terhadap data anak
berkewarganegaraan ganda dan menambahkan atau memperbaharui
kembali apabila ada data yang salah / berubah atau kurang lengkap.
c. Mengarsip berkas
NOMOR SOP : IMI-GR.01.09-2424
TGL. PEMBUATAN : 30 Juli 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 31 Juli 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT IZIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN
NAMA SOP PERPANJANGAN IZIN TINGGAL KUNJUNGAN

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan
3. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
5. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa Singgah, Visa
Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
08.GR.01.06 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Menteri Kehakiman Nomor
M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin
Masuk, dan Izin Keimigrasian.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. SOP Cekal 1. Komputer/printer/scanner
2. SOP Penanganan Ketidaksesuaian 2. Jaringan internet dan e-office
3. SOP Penyimpanan Berkas Permohonan Selesai 3. Kamera/mesin finger print

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penyelesaian Izin Tinggal Kunjungan akan terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian hasil perpanjangan, ketepatan waktu, dan akurasi data keimigrasian
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

Persyaratan
Berkas
Menerima permohonan, memeriksa kelengkapan Tanda terima permohonan sesuai
1. loketloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 10 menit
permohonan peraturan yang
persyaratan, dan memberikan tanda terima permohonan dan dokim
berlaku
Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi Izin Tinggal Berkas
2. entriloket
Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom
permohonan
5 menit pemohon di
Kunjungan komputer
Apabila masuk dalam
Berkas Verifikasi
daftar cekal
3. Memeriksa data pemohon pada daftar cekal Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 5 menit data cekal
ditindaklanjuti pada
dan dokim pemohon
alur SOP Cekal
Tanda
Dokim dan tangan pada
4. Meneliti keabsahan dokumen dan penjamin Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim
masalah? Insarkom
paspor
5 menit
dokim dan
Tidak
paspor

Berkas Data hasil


pindailoket
5. Melakukan pemindaian dokumen permohonan Petugas Ouput Lantaskim Wasdakim
Ya Insarkom permohonan 10 menit pindai
dan dokim dokumen

Apabila ada
Ya
Melakukan penelitian data dan informasi serta Tanda terima Paraf ketidaksesuaian
6. masalah? Ouput Lantaskim Insarkom
permohonan
5 menit
persetujuan dilanjutkan pada alur
memberikan persetujuan oleh pejabat berwenang
SOP ketidaksesuaian

Tanda bukti bayar


Tidak Slip tanda Hasil
Menerima pembayaran sesuai permohonan dan digunakan untuk
7. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 5 menit pembayaran
pengambilan dokim
memberikan tanda bukti bayar pembayaran ITK
selesai

Foto
Slip tanda
Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon biometrik dan
8. Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom bukti 10 menit Ouput
sebagai data biometrik pembayaran
sidik jari
pemohon
Nomor
Memberikan nomor register dan menerakan Izin Tinggal Berkas
register
9. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom permohonan 3 menit
Kunjungan pada paspor pemohon pemohon
dan dokim
dalam sistem

Tanda Pengesahan
Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau P/2 Dokim dan tangan pada dilakukan oleh
10. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom 5 menit
pejabat yang ditunjuk paspor dokim dan Kakanim atau pejabat
paspor yang ditunjuk
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Lantaskim Bendahara Tata Usaha Wasdakim Insarkom Kelengkapan Waktu Output

P/1 Data hasil


Memindai fotokopi halaman paspor yang terdapat Dokim dan koreksi data pada
11. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim 10 menit pindai
peneraan Izin Tinggal Kunjungan sebagai arsip paspor sistem bila perlu
dokumen

Pemohon
Paspor yang
Bukti menunjukkan tanda
Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai loket telah
12. Petugas loket Ouput Lantaskim Wasdakim Insarkom pengambilan 5 menit bukti bayar sebagai
kepada pemohon dokim
diterakan cap
syarat pengambilan
ITK
dokim

Berkas selesai
Arsip berkas
13. Melakukan pengarsipan berkas yang telah selesai selesai Ouput Lantaskim Wasdakim dan ekspedisi 5 menit
selesai
insarkom
IDENTIFIKASI SOP PERPANJANGAN IZIN TINGGAL KUNJUNGAN
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian


2. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01-
IZ.01.10 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor M.02-IZ.01.10 Tahun 1995 tentang Visa
Singgah, Visa Kunjungan, Visa Kunjungan, Ijin Masuk dan Ijin
Keimigrasian;
3. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-
04.OT.03.01 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Penerapan e-Office
Keimigrasian;
4. Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-309.IZ.01.10
Tahun 1995 tentang Tata Cara pemberian, perpanjangan, penolakan
dan Gugurnya Izin Keimigrasian;

Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Izin Tinggal Perpanjangan Perpanjangan Izin


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Kunjungan Tinggal
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Kunjungan
lintas dan pengaturan teknis
fasilitas dan Keimigrasian
keimigrasian, pengamanan serta
izin tinggal teknis pelaksanaan
orang asing dan pelaksanaan tugas di bidang
status tugas di bidang izin tinggal
kewarganegara izin tinggal orang asing.
an sesuai orang asing
dengan dan status
peraturan kewarganegar
perundang- aan;
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi

b. Kegiatan : − Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.

4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Perpanjangan Izin Kunjungan

Langkah Awal : Petugas Loket menerima permohonan Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan
dan memeriksa berkas Orang Asing tersebut. Kemudian petugas memasukkan
data kedalam aplikasi Izin Tinggal Terbatas dan dilanjutkan pengecekan cekal
oleh sistem Cekal dan meneliti Keabsahan dokumen dan penjamin oleh Seksi
Wasdakim serta dilanjutkan dengan memindai seluruh berkas permohonan
serta berkas diteruskan kepada Pejabat yang membidangi Izin Tinggal.

Langkah Utama : Pejabat yang membidangi Izin Tinggal memberikan keputusan pemberian
Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan. Kemudian pemohon diharuskan
membayar biaya Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan sesuai dengan PNBP
yang berlaku dan dilanjutkan dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.

Langkah Akhir : Petugas mencetak Kartu Izin Kunjungan dan menerakan Cap Dinas serta
penulisan nomor register Itas di halaman paspor. Kemudian Paspor dan Kartu
Itas ditandatangani oleh Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk,
yang kemudian dilakukan penyerahan Paspor beserta Kartu Itas kepada
pemohon serta memindai fotocopy halaman Paspor yang terdapat peneraan
Itas dan Kartu Itas sebagai arsip.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan

Langkah Awal : 1. Pemanggilan pemohon;


Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan nomor
antrian pada layar monitor atau pemeriksa personil izin keimigrasian
memanggil pemohon .
2. Penerimaan Berkas Permohonan;
a. Menerima berkas permohonan dari pemohon atau yang diberi kuasa;
b. Melakukan pemeriksaan kebenaran isian formulir;
c. Melakukan pemeriksaan persyaratan baik asli dan/ atau fotokopi;
d. Melakukan entry data untuk mencetak tanda terima nomor
permohonan Entry data meliputi ;
(1) Kategori
(2) Produk
(3) Jenis Dokim
(4) Izin Tinggal ke
(5) Tujuan
(6) Waktu
(7) NIORA
(8) Nama Pemohon
(9) Tanggal Lahir
(10) Sponsor
(11) Nama Pengurus
(12) Nama Biro Jasa
(13) Pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar CEKAL ditindaklanjuti oleh
bidang Wasdakim
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar CEKAL dapat dilanjutkan
Verifikasi;
e. Menampilkan data pemohon yaitu;
(1) Menampilkan NIORA dan melengkapi data orang asing
(2) Nama Sponsor dan melengkapi data sponsor
(3) Data Pendaratan
(4) Data keimigrasian izin tinggal
f. Menerakan tanggal permohonan pada berkas permohonan;
(1) Membubuhkan paraf pada formulir dan berkas permhonan;
(2) Berkas permohonan disertakan kepada pemroses permohonan
pemberi izin tinggal;
3. Pemindaian Berkas Permohonan
a. Memindai berkas permohonan, Pemindaian terdiri dari:
(1) Formulir
(2) Halaman Identitas pemegang Paspor
(3) Cap Pendaratan dan visa pada Paspor
(4) Surat Jaminan
(5) KTP Penjamin
b. Berkas diserahkan kepada Kepala Bidang Lalintuskim/Seksi
Statuskim/Lalintuskim
Langkah Utama : 1. Persetujuan Penerbitan Izin Tinggal
a. Pemeriksaan lanjutan keabsahan persyaratan permohonan
b. Membubuhkan paraf persetujuan
c. Berkas diteruskan ke Bendahara Penerima
2. Transaksi Pembayaran
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau Fungsional Umum
Lalintuskim/Statuskim memanggil pemohon;
b. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran
c. Menyerahkan kuitansi Pembayaran kepada pemohon
d. Kuitansi Lembar pertama untuk pemohon, Kuitansi lembar kedua
untuk pertinggal pada berkas permohonan, dan kuitansi lembar ketiga
untuk bendahara penerima
3. Pengambilan data biometrik
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor
b. Pengambilan data biometrik:
(1) Pengambilan foto pemohon
(2) Pengambilan Sidik Jari pemohon
(3) Pembubuhan Tanda Tangan pemohon pada Signature Pad
c. Berkas permohonan diserahkan kepada Pemroses Permohonan
Pemberian Izin Tinggal
Langkah Akhir : 1. Peneraan
a. Peneraan Cap Perpanjangan izin tinggal kunjungan, cap dinas dan
penulisan nomor register Izin Tinggal Kunjungan di halaman paspor/
b. Berkas permohonan diserahkan ke Kepala Kantor atau pejabat yang
ditunjuk
2. Penandatanganan
a. Tanda tangan perpanjnagan izin tinggal kunjungan pada paspor
b. Berkas diteruskan ke petugas pemindai untuk dilakukan pemindaian
pada halaman penandatanganan
c. Berkas diteruskan ke petugas loket untuk diserahkan kepada
pemohon atau yangb dikuasakan
3. Penyerahan
Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan nomor
antrian pada layar monitor;
a. Petugas loket meminta tanda terima permohonan kepada pemohon
atau yang diberi kuasa
b. Petugas loket menyerahkan paspor dan pemohon menandatangani
tanda terima paspor
c. Petugas loket menyerahkan berkas yang telah selesai kepada kepala
bidang/seksi infokim untuk penyimpanan arsip
NOMOR SOP : IMI-GR.01.05-2537
TGL. PEMBUATAN : 12 Agustus 2013
TGL. REVISI :
TGL. EFEKTIF : 15 Agustus 2013
DISAHKAN OLEH

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI
DIREKTORAT IZIN TINGGAL DAN STATUS KEIMIGRASIAN
NAMA SOP PENERBITAN KARTU FASILITAS KEIMIGRASIAN

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia; 1. Memiliki kemampuan pengolahan data penerbitan kartu Fasilitas Keimigrasian
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Mengetahui prosedur penerbitan kartu Fasilitas Keimigrasian
3. Undang Undang No. 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian; 3. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan keputusan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang 4. Mengetahui tugas dan fungsi mekanisme pembuatan laporan
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh, Kehilangan,
Pembatalan, dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik Indonesaia;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 22 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda dan Permohonan Fasilitas Keimigrasian.

KETERKAITAN PERALATAN PERLENGKAPAN


1. Komputer/printer/scanner

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN

Apabila SOP tidak dilaksanakan maka proses penerbitan kartu Fasilitas Keimigrasian terhambat dan
Disimpan sebagai data elektronik dan/atau manual
menyebabkan ketidaksesuaian hasil, ketepatan waktu, dan akurasi data
Pelaksana Mutu Baku
alur Kegiatan Keterangan
Statuskim/ Wasdakim/ Insarkom/ Kakanim/
Bendahara kelengkapan waktu output
PDLN PDLN PDLN PDLN
Persyaratan
Berkas
Menerima berkas permohonan dan memberikan tanda Tanda terima permohonan
1. loket permohonan 10 menit
bukti penerimaan/ pengembalian berkas permohonan permohonan sesuai peraturan
dan dokim
yang berlaku

Tidak
Memeriksa kelengkapan, keabsahan dan verifikasi lengkap dan Berkas
2. sah? selesai 5 menit
berkas permohonan permohonan
Ya
Berkas Data
Memasukkan data pemohon ke aplikasi penerbitan
3. permohonan 5 menit pemohon di
Fasilitas Keimigrasian dan dokim komputer

Berkas Verifikasi data Apabila masuk dalam


daftar cekal
4. Memeriksa data pemohon pada daftar cekal permohonan 5 menit cekal ditindaklanjuti pada
dan dokim pemohon alur SOP Cekal
Tidak Berkas Apabila ada
lengkap dan Paraf ketidaksesuaian
5. Memberikan Persetujuan oleh pejabat sah? permohonan 5 menit dilanjutkan pada alur
persetujuan
dan dokim SOP ketidaksesuaian
Ya
Slip tanda Tanda bukti bayar
Menerima pembayaran sesuai permohonan dan bukti digunakan untuk
6. bukti 5 menit pengambilan dokim
memberikan tanda bukti bayar pembayaran
pembayaran
selesai

Slip tanda Foto biometrik


Melakukan pengambilan foto dan sidik jari pemohon
7. bukti 10 menit dan sidik jari
sebagai data biometrik pembayaran pemohon

Berkas Nomor register


Memberikan nomor register penerbitan Fasilitas
8. permohonan 3 menit pemohon dalam
Keimigrasian dan dokim sistem

Tanda tangan Pengesahan


Memberikan pengesahan oleh Kepala Kantor atau Kartu Faskim dilakukan oleh
9. 5 menit pada dokim Kakanim atau pejabat
pejabat yang ditunjuk dan Dokim
dan paspor yang ditunjuk
Pemohon
Slip tanda menunjukkan tanda
selesai
10. Menyerahkan dokumen keimigrasian yang telah selesai bukti 5 menit Kartu Faskim bukti bayar sebagai
pembayaran syarat pengambilan
dokim

Data hasil
Melakukan pemindaian dokumen keimigrasian yang Berkas Arsip berkas
11. 10 menit pindai
telah selesai selesai permohonan
dokumen
IDENTIFIKASI SOP PENERBITAN KARTU FASILITAS KEIMIGRASIAN
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR IMIGRASI

Dasar Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan


Republik Indonesia;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Memperoleh, Kehilangan, Pembatalan, dan Memperoleh Kembali
Kewarganegaraan Republik Indonesia;
6. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 22 Tahun
2012 tentang Tata Cara Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan
Ganda dan Permohonan Fasilitas Keimigrasian.
Instansi : Direktorat Jenderal Imigrasi

Unit Pelaksana Teknis : Kantor Imigrasi

No Tugas Fungsi Sub-Fungsi Output Aspek Judul SOP


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A. melaksanakan pelaksanaan Pelaksanaan Kartu Fasilitas Penerbitan Penerbitan Kartu


kegiatan di kebijakan, Kebijakan dan Keimigrasian Fasilitas
bidang lalu bimbingan, Pengaturan Keimigrasian
lintas dan pengaturan teknis
fasilitas dan Keimigrasian
keimigrasian, pengamanan serta
izin tinggal teknis pelaksanaan
orang asing dan pelaksanaan tugas di bidang
status tugas di bidang izin tinggal
kewarganegara izin tinggal orang asing.
an sesuai orang asing
dengan dan status
peraturan kewarganegar
perundang- aan;
undangan yang
berlaku
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KEGIATAN/AKTIVITAS

A. DATA KEGIATAN

1. Judul SOP : Penerbitan Kartu Fasilitas Keimigrasian

2. Jenis Kegiatan : Rutin

3. Penanggung Jawab

a. Produk : Kepala Kantor Imigrasi


− Kepala Bidang Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
b. Kegiatan :
Imigrasi Kelas I Khusus;
− Kepala Seksi Status Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I;
− Kepala Seksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada Kantor
Imigrasi Kelas II; atau
− Kepala Subseksi Lalu Lintas dan Status Keimigrasian pada
Kantor Imigrasi Kelas III.
4. Scope/ruang lingkup : Kantor Imigrasi

B. IDENTIFIKASI KEGIATAN

Judul Kegiatan : Penerbitan Kartu Fasilitas Keimigrasian

Langkah Awal : Petugas Loket menerima permohonan Kartu Fasilitas Keimigrasian dari Orang
Asing dan memeriksa berkas Orang Asing tersebut. Kemudian petugas
memasukkan data ke dalam sistem aplikasi penerbitan Fasilitas Keimigrasian
sekaligus pengecekan cekal oleh sistem dan memindai seluruh berkas
permohonan serta berkas diteruskan kepada Pejabat yang membidangi Izin
Tinggal.

Langkah Utama : Pejabat yang membidangi Izin Tinggal memberikan keputusan pemberian Kartu
Fasilitas Keimigrasian. Kemudian pemohon diharuskan membayar biaya
Penerbitan Kartu Fasilitas Keimigrasian sesuai dengan PNBP yang berlaku dan
dilanjutkan dengan pengambilan data biometrik oleh petugas.

Langkah Akhir : Petugas mencetak Kartu Fasilitas Keimigrasian yang kemudian ditandatangani
Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang ditunjuk, yang kemudian dilakukan
penyerahan Kartu Fasilitas Keimigrasian kepada pemohon serta memindai kartu
Fasilitas Keimigrasian sebagai arsip.

C. IDENTIFIKASI LANGKAH

Judul Kegiatan : Penerbitan Kartu Fasilitas Keimigrasian

Langkah Awal : 1. Pemanggilan pemohon;


Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan nomor
antrian pada layar monitor atau pemeriksa personil izin keimigrasian
memanggil pemohon .
2. Penerimaan Berkas Permohonan;
a. Menerima berkas permohonan dari pemohon atau yang diberi kuasa;
b. Melakukan pemeriksaan kebenaran isian formulir;
c. Melakukan pemeriksaan persyaratan baik asli dan/ atau fotokopi;
d. Melakukan entry data untuk mencetak tanda terima nomor
permohonan Entry data meliputi ;
(1) Kategori
(2) Produk
(3) Jenis Dokim
(4) Izin Tinggal ke
(5) Tujuan
(6) Waktu
(7) NIORA
(8) Nama Pemohon
(9) Tanggal Lahir
(10) Sponsor
(11) Nama Pengurus
(12) Nama Biro Jasa
(13) Pemeriksaan cekal secara otomatis
(a) Jika Terdapat dalam daftar CEKAL ditindaklanjuti oleh
bidang Wasdakim
(b) Jika tidak terdapat dalam daftar CEKAL dapat dilanjutkan
Verifikasi;
e. Menampilkan data pemohon yaitu;
(1) Menampilkan NIORA dan melengkapi data orang asing
(2) Nama Sponsor dan melengkapi data sponsor
(3) Data pendaratan
(4) Data keimigrasian izin tinggal
f. Menerakan tanggal permohonan pada berkas permohonan;
g. Membubuhkan paraf pada formulir dan berkas permhonan;
h. Berkas permohonan disertakan kepada pemroses permohonan
pemberi izin tinggal;
3. Pemindaian Berkas Permohonan
a. Memindai berkas permohonan, pemindaian terdiri dari:
(1) Formulir
(2) Surat Permohonan
(3) Dokumen lainnya
b. Berkas diserahkan kepada Kepala Bidang Lalintuskim/Seksi
Statuskim/Lalintuskim;
Langkah Utama : 1. Persetujuan Penerbitan Kartu Fasilitas Keimigrasian
a. Pemeriksaan keabsahan persyaratan permohonan
b. Pemberian paraf persetujuan
c. Berkas diteruskan ke Bendahara
2. Transaksi Pembayaran
a. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan
nomor antrian pada layar monitor, atau Fungsional Umum
Lalintuskim/Statuskim memanggil pemohon;
b. Bendahara penerima menerima pembayaran dan mencetak kuitansi
pembayaran;
c. Menyerahkan kuitansi Pembayaran kepada pemohon;
d. Kuitansi Lembar pertama untuk pemohon, Kuitansi lembar kedua
untuk pertinggal pada berkas permohonan, dan kuitansi lembar ketiga
untuk bendahara penerima
Langkah Akhir : 1. Pencetakan dan peneraan.
a. Pencetakan data pemohon pada Blangko Kartu Fasilitas
Keimigrasian:
b. Peneraan Cap dinas dan nomor register pada Kartu Fasilitas
Keimigrasian;
c. Berkas permohonan diserahkan ke Kepala Kantor atau Pejabat yang
ditunjuk
2. Penandatanganan
Tanda tangan pada Kartu Fasilitas Keimigrasian oleh Kepala Kantor atau
Pejabat yang ditunjuk
3. Penyerahan.
a. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA meminta tanda terima
permohonan kepada pemohon atau yang diberi kuasa
b. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA menyerahkan paspor dan
Kartu Fasilitas Keimigrasian
c. Pemeriksa Personil Izin Keimigrasian WNA menyampaikan berkas
yang telah selesai kepada Kepala bidang/seksi Infokim
4. Pemindaian dan Perawatan data
a. Memindai Fotocopy halaman Kartu Fasilitas Keimigrasian
b. Mengarsip berkas

Anda mungkin juga menyukai