Anda di halaman 1dari 17
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN ACARA KE-6, “METODA KUADRAT” Nama :Valeria Eka NIM :F1072201011 Kelompok —:5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SJURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA. PONTIANAK 2023 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang tO Analisis vegetasi merupakan suatu cara mempelaj komposisi jenis dalam bentuk struktur vegetasi. Tujuan analisis vegetasi yusunan atau adalah untuk mengetahui Komposisi dan struktur vegetasi pada suatu kawasan. Data vegetasi yang telah terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui kerapatan jenis (KM), kerapatan relatife (KR), dominasi jenis (D), dominasi relative (DR), frekuensi jenis (F), frekuensi relative (FR), serta indeks nilai penting (INP) (Sabaria 2020). Hasil analisis vegetasi tumbuhan dapat disajikan secara deskriptif ‘mengenai susunan spesies beserta struktur komunitasnya (Indriyanto, 2008), Komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu atau populasinya dari seluruh jenis tumbuban yang ada secara keseluruhan. sedangkan struktur suatu komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh bubungan antar spesies tetapi juga jumlah dari individu setiap spesies organisme (Maridi & Agustina, 2015). <—Tinglungan Kampus FKIP Untan Pontianak memiliki keanekaragaman tanaman tropis basah atau lembap yang dikelilingi olch vegetasi . Vegetasi tumbuhan dikawasan tersebut tumbuh secara alami yang terdiri dari pohon, perdu, serta herba. Dengan mempelajari analisis vegetasi kita dapat melihat luas minimum suatu habitat, komunitas, atau populasi dan keranekaragaman tumbuhan dengan tujuan untuk mengetahui spesies mana yang lebih banyak dan spesies yang minoritas di suatu habitat, serta dapat mengetahui spesies apa saja yang dapat tumbuh pada suatu lingkungan, schingga dapat membantu memprediksi jenis tanah, kandungan hara di dalam tanah, dan besamya daya dukung lingkungan pada suatu ekosistem. Dalam penelitian ckologi pada umumnya akan mengumpulkan informasi tentang habitat, komunitas, atau populasi, Namun, pada praktikum ini peneliti tidak akan mengumpulkan semua informasi dari keseluruhan habitat atau populasi, Maka dari itu, dalam penelitian ini menggunakan ‘metode penclitian metoda kuadrat, Menurut Pangabean, dkk, (2022) Metode kuadrat merupakan metode yang menganalisis vegetasi dengan pengamatan pada petak contoh yang luasnya di ukur dalam satuan kuadrat. Bentuk dari petak contoh dapat berupa persegi panjang, persegi empat maupun lingkaran. Lazimnya petak yang banyak dipakai olch para pencliti adalah metode kuadrat persegi empat. Penelitian menggunakan metoda kuadrat tidak akan menghitung keseluruhan dari suatu habitat yang akan di teliti, namun pada dasarnya akan mengambil sampel dengan petak yang di tentukan secara random dengan ukuran 1 meter x 1 meter dibuat untuk menganalisis tumbuhan herba, 10 meter x 20 meter dibuat untuk tumbuhan semak, dan untuk pohon tingkatan sapling yang tingginya kurang dari 3 meter dan 100 meter untuk komunitas hutan. Hal ini, dapat membantu untuk mengetahui komposisi jenis, peran, penyebaran, dan struktur dari setiap tipe vegetasi yang akan diamati. Sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan praktikan menggunakan metoda kuadrat akan mengambil sampel dengan petak contoh berukuran 50 cm x 50 cm, 50 cm x 100 cm, dan 100 cm x 100 cm. ‘Metode kuadrat sangat cocok digunakan dalam menganalisis vegetasi pada suatu campuran gulma yang rapat dan tidak jelas batasnya. Pengamatan ini dapat dilakukan dengan destruktif dan nondestruktif. Pengamatan destruktif merupakan pengamatan dengan cara mencabut, memotong gulma dan diamati jumlah serta berat biomassanya. Sedangkan pada pengamatan nondestruktif merupakan pengamatan dengan cara menghitung jumlah dari masing jenis-jenis gulma yang ada ditempat pengamatan. Data hasil pengamatan berupa parameter, frekuensi dan dominansi (Pangabean, dkk,.2022), . Tujuan 2 Untuk mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran, dan struktur dari suatu tipe vegetasi yang diamati. Mealan Copss/ sitiah fa dH deh logi Lali maja, bier dilaacr dow nda Eelevar dapesnye’ BABIT TINJAUAN PUSTAKA 14 Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan komposisi spesies dan bentuk struktur vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang Iuas, maka kegiatan analisis vegetasi erat kaitannya dengan contob, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam contoh ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan GArdhana, 2012), Dayras? ‘Tjitrosoepomo_(2002)_mengungkapkan bahwa analisis vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau masyarakat tumbuh- tumbuhan : 1) Mempelajari tegakan butan yaitu pohon dan permudaan nya, 2) Mempelajari tegakan tambuhan bawah yang dimaksud tumbuhan bawah adalah suatu Jjenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali permudaan pohon hutan, padang rumput, atau ilalang dan vegetasi semak belukar. Analisis vegetatif dapat diperoleh informasi kuntitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Analisis vegetatif yang dihitung yaitu kerapatan relatif dan mutlak, frekuensi relatif dan mutlak, serta dominansi relatif dan multak dan Indeks Nilai Penting (INP) (Sari, dlek 2018)._--y{) pu a ‘Ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh, dan teknik vegetasi yang digunakan. Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis dan untuk menentukan Iuas petak contoh yang dapat mewakili suatu komunitas vegetasi yang diamati, maka dapat menggunakan teknik metoda kuadrat. Metode kuadrat adalah metode yang ‘menganalisis vegetasi dengan pengamatan pada petak contoh yang Iuasnya di ukur dalam satuan kuadrat. Benfuk dari petak contoh dapat berupa persegi panjang, persegi empat maupun lingkaran. Lazimnya petak yang banyak dipakai oleh para poncliti adalah metode kuadrat persegi empat (Pangabean, dk, 2022). Sistem Analisis dengan menggunakan metode Kundrat yaitu Kerapatan ditentukan berdasarkan jumilsh individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan dacrah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan yang dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), hiasanya dalam persen (%) (Ufiza dikk, 2018). —~~Pangabean, dkk, (2022) mengatakan bahwa, “Metoda kuadrat sangat cocok digunakan dalam menganalisis vegetasi pada suatu canpuran gulma yang rapat dan tidak jelas batasnya, Pengamatan ini dapat dilakukan dengan destruktif dan nondestruktif. Pengamatan destruktif merupakan pengamatan dengan cara mencabut, ‘memotong gulma dan diamati jumlsh serta berat biomassanya. Sedangkan pada pengamatan nondestruktif merupakan pengamatan dengan cara menghitung jumlah dari masing jenis-jenis gulma yang ada ditempat pengamatan"(h.171). Metode kuadrat merupakan salah satu cara atau Iangkah untuk pengambilan data yang paling umum digunakan dalam analisis vegetasi. Kuadrat yang dimaksud dalam metode ini adalah suatu ukuran Iuas yang diukur dengan satuan kuadrat dengan besar ukuran dalam cm dan m. Perhitungan dalam metode kuadrat dipergunakan untuk menentukan Indeks Nilai Penting (INP) bagi tiap populasi ASupeksa, dle, 2012). Beberapa ramus yang penting diperhatikan dalam menghitung hasil analisis ‘tegrtnat mecggeratons scteda! Pole tag beiieada 1. Kerapatan Mutlak (KM) Dan Kerapatan Relatif (KR ) Kerapatan mutlak digunakan untuk mengetahui jumlah individu gulma pada tiap petak sampel pada seluruh plot. Sedangkan Kerapatan relatif digunakan untuk mengetabui persentase kemerataan distribusi individu diantara spesies dalam suatu komunitas (Budi, 2018). + (Budi, 2018 Adapaun rumus yang digunakan, yaitu : 2 » — lumlan Spestes 2 KMS ‘Jumlah Plot oo ia £KM (Jumlah KM semua Spesies Frekuensi Mutlak (FM) dan Frekuensi Relatif (FR) Frekuensi mutlak untuk mengetahui jumlah petak sampel yang memuat gulma dari semua petak sampel yang di ambil, sedangkan Frekuensi relatif digunakan untuk mengetahui persentase jumlah kehadiran suatu spesies gulma pada seluruh plot (Budi, 2018). Adapun rumus yang digunakan yaitu : Taian ak Speer IMS Jumlah seluruh Plot an = FH, "FM (umlah FM semua Spestes }. Indeks Nilai Penting (INP) INP diperoleh dari perpaduan berbagai macam rumus, mulai dari frekuensi, kerapatan jenis, dan dominansi. Jumlah dari masing-masing hasil perhitungan akan dikonversikan dalam bentuk persentase yang kemudian ditotal untuk mendapatkan INP dengan nilai valid (Supeksa, dkk, 2012). ‘Adapun rumus yang digunakan, yaitu : INP=KR +FR r BAB III METODOLOGI ‘Tempat dan Waktu Pelaksanaan 7 Praktikum “Metoda Kuadrat” dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Iimu Pendidikan, Universitas Tanjungpura Pontianak. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 16 Maret 2023 dari pukul 10.00-12.00 WIB. Alat dan Bahan ~_— 1. Meteran 5. Kaliper 2, Pancang 6. Buku identifikasi 3, Tali rafia 7. Alattulis 4, Parang 8 Gunting Cara Kerja ‘Adapun langkah kerja pada praktikum “Metoda Kuadrat” yaitu sebagai berikut : 1. Tentukan suatu areal tipe vegetasi yang menjadi objek untuk dianalisa 2. Buatlah plot dengan ukuran 50 em x 50 cm 3. Catat dan amati jenis tumbuhan yang ada di plot tersebut 4, Perbesar ukuran plot menjadi 50 cm x 100 em 5. Catat penambahan jenis tumbuhan didalam plot tersebut 6. Perbesar ukuran plot 2 kali lipat menjadi 100 cm x 100 em, dan catat penambahan jenis tumbuhannya 7. Lakukan hal yang sama untuk perbesaran plot selanjutnya yaitu 150 cm x 150cm . Hiitunglah Indeks Nilai Penting (INP) dari masing-masing jenis dengan menjumlahkan parameter masing-masing jenis tersebut. Po BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN, Pengamatan ‘Tabel 1: Hasil Pengamatan 4° yawa (Gynura procumbens) 2 | Tukut _pendul (Killing brevifolia) 3 | Rumput tela (Gperus rotundus L.) 4 | Keladi (Colocasio esculenta) 3 | Cakum air (Ludwigia octovalvis) 6 [Daun sembung >= ; Tambut (Mikania micrantha) Tabel 2 : Perhitungan KM) KR 232,8 % 254,5% Daun sambung nyawa (Gynura procumbens) 2 aa | 123 | 246 | 1921%| 1 | 27% | 238% brevifolia) 3 | Rumput teki 31 715 | 605% | 08 | 173% | 778% (Cyperus rotundus L.) 4 | Keladi (Colocasio 5 16 | 125% | 06) 13% | 25.5% esculenta) S| Lakum air a a2 | 64% | 1 | 207% | 837 (Ludwigia octovalvis) 6 | Daun sembung rambut A 5s | 39% [02] 43% | a3 (Mikania micrantha) Jumlah 128 46 Perhitungan : 1. Daun sambung nyawa (Gynura procumbens) LO KM ==298 = 298 = KR faq % 100% = 232,8 % FM FR 100% = 21,7% INP =232,8% + 21,7% = 254,5.% 2 Jukut pendul (Killingibrevifolia) KM == 246 246 KR = 54 x 100% = 192,1% FM =3 FR x 100% = 21,7% 3. INP =192,1% + 21,7% = 2138 % Rumput teki (Cyperus rotundus L.) KM =2=7,75 KR = 22 x 100% = 605% FM =2=08 FR =22 x100%=173 % INP =605 % + 17,3 %=77,8 % Keladi (Colocasio esculenta) 16 =16 = erry x 100% = 125% =06 = = =e x 100% = 13 % ZA 25 8 =125 % + 13% =255 % Lakum air (Ludwigia octovalvis) a == 82 82 = aaa x 100% = 64% =< x 100% =21,7 % 46 Z2 2 5 8 =64 % + 21,7% = 85,7 % Daun sembung rambut (Mikania micrantha) KM ™M FR 2 x 100% = 43% INP =39% + 43% =43,3 % b. Pembahasan 99 Metode_kuadrat_adalah_metode yang menganalisis vegetasi dengan esis pada peak contoh yang Iuasnya di ukur dalam satuan kuadrat. Bentuk dari petak contoh dapat berupa persegi panjang, persegi empat maupun lingkaran. (Pangabean, dkk, 2022). Fungsi digunakannya metode kuadrat dalam penelitian analisis vegetasi yaitu untuk memudahkan dan mempercepat dalam mengetabui komposisi, dominansi dan menganalisis volume dari jenis spesies vegetasi yang ditermukan dalam petak contob. Penerapan metode kuadrat dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu dengan menetukan ukuran dan bentuk suatu areal tipe vegetasi yang menjadi objek untuk dianalisis, setelah itu pasang kuadrat pada area yang diukur, selanjutnya amati dan hitung jumlah individu tanaman yang ada di dalam kuadrat tersebut serta hitung jumlsh kepadatan populasi tanaman yang ada di dalam kuadrat dengan luas kuadrat yang digunakan, _Berdasarkan hasil pengamatan yang tel dilakukan didapatkan 6 spesies yang mendiami masing-masing plot, yaitu spesies Daun sambung nyawa (Gynura procumbens), Jukut pendul (Killingi brevifolia), Rumput teki (Cyperus rotundus L.), Kéladi (Colocasio esculenta), Lakum air (Ludwigia octovalvis), dan Daun sembung rambut (Mikania micrantha). Masing-masing tanaman ada yang terdapat pada seluruh plot dan ada yang tidak ada, Pada plot 1 terdapat 5 spesies Daun sambung nyawa (Gynura procumbens), 12 spesies Jukut pendul Killingi brevifolia), 4 spesies Rumput teki (Cyperus rotundus L.), 2 spesies Lakum air (Ludwigia octovalvis), sedangkan spesies Keladi (Colocasio esculenta) dan Daun sembung rambut (Mikania micrantha) tidak ada. Pada plot 2 terdapat 24 spesies Daun sambung nyawa (Gynura procumbens), 36 spesies Jukut pendul (Killing brevifolia), 1 spesies Keladi (Colocasio esculenta), dan 2 spesies Lakum air (Ludwigia octovalvis), sedangkan Rumput teki (Cyperus rotundus 1.) dan Daun sembung rambut (Mikania micrantha) tidak ada. Pada plot 3 terdapat 15 spesies Daun sambung nyawa (Gynura procumbens), 19 Jukut pendul (Killingi brevifolia), 4 spesies Rumput teki (Cyperus rotundus L.), 2 spesies Keladi (Colocasio esculenta), 2 spesies Lakum air (Ludwigia octovalvis), sedangkan spesies Daun sembung rambut (Mikania micrantha) tidak ada, Plot 4 terdapat 45 spesies Daun sambung nyawa (Gynura procumbens), 16 spesies Jukat pendul (Killingi brevifolia) 3 spesies Rumput teki (Cyperus rotundus L.), 28 spesies Lakum ir (Ludwigia octovalvis), sedangkan spesies Keladi (Colocasio esculenta) dan Daun sembung rambut (Mikania micrantha) tidak ada. Pada plot terakhit yaitu plot 5 terdapat 60 spesies Daun sambung nyawa (Gymura procumbens), 40 spesies Jukut pendul (Killingi brevifolia), 20 spesies Rumput teki (Cyperus rotundus L.), 2 spesies Keladi (Colocasio esculenta), 8 spesies Lakum air (Ludwigia octovalvis), dan § spesies Daun sembung rambut (Mikania micrantha). Berdasarakan pengamatan ke-6 jenis tumbuhan yang ditemukan semuanya merupakan tumbuhan herba. Hal ini karena lokasi penelitian sebagian besar berada dikawasan terbuka dan spesies pohon tidak terlalu banyak, sehingga cahaya matahari cukup baik pada daerah tersebut. Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2017), pada penelitiannya setiap plot jenis tanaman yang paling banyak ditemukan adalah tumbuhan pada tingkat herba. Hal ini dikarenakan tumbuhan tingkat herba merupakan tumbuhan yang mudah tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi lingkungan yang tidak temnaungi dan memiliki cahaya matahari yang cukup. Dari pengamatan yang telah dilakukan pada masing-masing plot diketahui bahwa pada plot 1, 2 dan 3 didominasi oleh tanaman Jukut pendul (Killingi brevifolia) sebanyak 12 pada plot 1, 36 pada plot 2 dan 19 pada plot 3, latu pada plot 4 didominasi oleh Daun sambung nyawa (Gynura procumbens) sebanyak 45, dan plot 5 didominasi juga oleh Daun sambung nyawa (Gynura procumbens) sebanyak 60 spesies. Berdasarakan basil peshitungan didapatkan jumlah Indeks Nilai Penting (INP) dari masing-masing tumbuban yaitu pada tumbuban Daun sambung nyawa (Gonura procumbens) 254,5 %, Jukut pendul (Killingi brevifolia) 213,8 %, Rumput teki (Cyperus rotundus L.) 77,8 %, Keladi (Colocasio esculenta) 25,5 % Lakum air (Ludwigia octovalvis) 85,7 %, dan Daun sembung rambut (Mikania micrantha) 43,3 %. BABY PENUTUP a. Kesimputan US, Kesimpulan pada praktikum "Metoda Kuadrat”, yaitu sebagai berikut : 1. Metode kuadrat adalah metode yang menganalisis vegetasi dengan pengamatan pada petak contoh yang luasnya di ukur dalam satuan kuadrat. 2. Ditemukan 6 spesies tanaman dalam praktikum yang telah dilakukan yaitu terdapat spesies Daun sambung nyawa (Gynura procumbens), Jukut pendul (Killingi brevifolia), Rumput teki (Cyperus rotundus L,), Keladi (Colocasio 4 esculenta), Lakum air (Ludwigia octovalvis), dan Daun sembung rambut (Mikania micrantha). 3. Tanaman yang mendominasi pada plot 1, 2 dan 3 yaitu tanaman Jukut pendul (Killingi brevifolia), pada plot 4 dan 5 didominasi oleh Daun sambung nyawa (Gynura procumbens). 4. Hasil perhitungan didapatkan jumlah Indeks Nilai Penting (INP) dari masing- masing tumbuhan yaitu pada tumbuhan Daun sambung nyawa (Gynura procumbens) 254,5 %,, Jukut pendul (Killingi brevifolia) 213,8 %, Rumput teki (Cyperus rotundus L,) 77,8 %, Keladi (Colocasio esculenta) 25,5 %, Lakum air (Ludwigia octovalvis) 85,7 %, dan Daun sembung rambut (Mikania micrantha) 43.3% b. Saran 2 Saran untuk praktikan, diharapakan lebih teliti dan serius dalam melakukan praktikum, schingga didapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan. Saran untuk asisten praktikum, sangat membantu praktikan dalam melakukan pengamatan. Untuk praktikum selanjutnya, asisten lebih membimbing jalannya praktikum supaya menghindari kesalahan dalam mengamati dan mengidentifikasi jumlah populasi spesies di setiap plot. 7 vidkcon apie a: Krtigannye | 25 9 DAFTAR PUSTAKA 2 Arrijani., D. Setiadi., E., Guhardja., I. Qayyim. (2006), Analisis Vegetasi Hulu DAS Cianjur Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Biodiversitas, Vol. 7No.2 : 147-153. diunduh:https://smujo.id/biodiv/article/download/536/556/554, diakses 22 Maret 2023 Badriyah, R.S., Alikodra S., Endes N.D, & Purmomo,H. (2011). Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Distribusi Suhu Permukaan Di Kabupaten Bandung, Forum Geografi 25( i): 17-26. Diunduh:https://journals.ums.ac.id/index.php/fg/article/view/5027, diakses ° 22 Maret 2023 Budi, G. P. (2018). Analisis Vegetasi dan Penentuan Dominansi Gulma Pada Pertanaman Jagung di Beberapa Ketinggian Tempat. Jurnal AGRITECH, 20(1), 14-20. diunduh: https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/AGRITECH/article/, diakses 22 maret 2023 Febriyanti, ILA,dkk. (2014). Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadrat. Surabaya: ‘) Universitas 1 Hidayat, Muslich. (2017). Antisis Vegetasi Dan Keanekaragaman Tumbuhan Di Kawasan Manifestasi Geotermal le Suum Kecamatan Mesjid Raya “ Kabupaten Aceh Besar, Jurnal Biotik, 5(2),h.114-124 diunduh:https://ejournal.stkipbudidaya.ac.id/index.php/ja/article/view/772, diakses 22 Maret 2023 Indriyanto. (2008). Ekologi Hutan, Jakarta : Bumi Aksara “~ Maridi,S.A., & Agustina,P. (2015). Analisis Struktur Vegetasi di Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Bioedukasi,8(1), b.28-42 A diunduh: https://jurnal.uns.ac.id/bioedukasi/article/view/3258, diakses 22 Maret 2023 Odum. (1998). Ekologi Tumbuhan. Jogjakarta : Rineka Cipta | Pangabean, N. H., Khairani, M., Siteou, D. R., & Nuzalifa, Y.U. (2022). Analisis Vegetasi Tumbuhan Gulma Dengan Metode Kuadrat di Kawasan ~ Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jurnal Serunai Ilmu Pendidikan, 8(2), 171-179. diunduh:https://ejournal. stkiy diakses 22 Maret 2023 budidaya.ac.id/index.php/ja/article/view/772, Sabaria N, Tamrin S. (2020). Analisis Vegetasi Hutan Lindung Tagafura di Kota Tidore Kepulauan. Jumal IImiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Temate) 13(2):426-434, diunduh:https://vww.researchgate.net/publication/347387114, diakses 2 Maret 2023 Supeksa, K., Deviana, N. P, Dewi, N. L .G. K., Ratmini, N. M. (2012). Analisis Vegetasi Dengan Metode Kuadrat Pada Plot yang Dalam Bentuk Lingkaran Di kebun Raya Eka Karya Bali, Bali : Institute Teacher Training and Education Saraswati Tabanan, diunduh:https://supeksa. files. wordpress.com/2012/07/, diakses 22 Maret 2023 Tjitrosoepomo, G. (2002). Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta Universitas Gajah Mada Press. * fre bedense ‘Fitrosoepomo, G. (2002). Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: 2°" Universitas Gajah Mada Press. ‘ Ufiza,dkk. (2018). Analisis Vegetasi Tumbuhan Dengan Metode Kuadrat Pada Habitus Herba Di Kawasan Pegunungan Deudap Pulo/Nasi Aceh Besar. “~ Prosiding Seminar Nasional, ISSN: 978-602-60401-9-0, h.209-215 farticle/download/4258/2794 diakses 22 Maret 2023 Wirakusumah, S. (2003), Dasar-dasar Ekologi :Menopang Pengetahuan Imu-") ilmu Lingkungan, Jakarta : UL Press : LAMPIRAN 3, aporan Sementara He] Hm Teun eral pull 1 |oting Ny Ctr printer ) 2 |Suue fesPot (Kdoya Saeiittn) | ald] y | | 0 | 192 5 3 hanya 416 C Ste tea) a[-|7]3|o] a |. 4 4 ieaaf_( Clecatn ethrtes ) -['|e] [a] & 2 [Ream or (Lauda ott) 2[fa fale [at = [Sorry tbat ( Munna Picranbr) -|-]-[-[s | ¢ 1 Sint as [e[aale[os| 374 he haw Tampak Keseluruhan plot

Anda mungkin juga menyukai