Prepare Uas Apkom
Prepare Uas Apkom
1. Tahapan pertama
Dalam pengisian SPT adalah mengisi data formulir, isi tahun pajak, isi status SPT normal,
pembetulan hanya dipilih jika Anda melakukan kesalahan pada SPT yang sudah dilaporkan
sebelumnya. Lalu klik “Langkah selanjutnya”. Sistem akan mendeteksi secara otomatis
apabila ada data pembayaran pajak dari pihak ketiga. Gunakan data pembayaran tersebut
untuk pengisian data SPT dan klik “Ya”.
Bagian A:
Isikan data penghasilan final. Pastikan data ini telah sesuai dengan bukti potong yang Anda
terima. Jika ada bukti potong yang belum terinput, tinggal klik “Tambah”.
Bagian B:
Isikan daftar harta yang Anda miliki pada akhir tahun. Data harta yang telah
Anda input pada tahun sebelumnya, dapat Anda tampilkan kembali melalui “Menu” lalu
klik “Harta” pada SPT Tahun lalu dan lakukan penyesuaian. Jika Anda ingin melakukan
penambahan daftar harta lainnya, tinggal klik ‘Tambah”. Pilih “Kode Harta” sesuai dengan
jenis harta, isikan keterangan nama harta dan tahun perolehan.
Bagian C:
Isikan daftar utang sampai pada akhir tahun. Data utang yang telah Anda input pada tahun
sebelumnya, bisa Anda tampilkan kembali melalui “Menu” pada kolom utang pada SPT
tahun lalu dan lakukan penyesuaian.
Jika Anda ingin menambahkan data utang lainnya, tinggal klik ‘Tambah”. Klik “Kode
Utang” sesuai dengan jenis utang, nama pemberi pinjaman, alamat pemberi pinjaman,
tahun pinjaman dan juga jumlah utang yang tersisa sampai akhir tahun. Klik “Lanjut”.
Bagian D:
Isikan data daftar susunan anggota keluarga sesuai dengan kondisi pada awal tahun pajak
yang Anda laporkan. Klik “Langkah berikutnya”.
3. Pada lampiran 1
Bagian A:
Isikan penghasilan bersih dari dalam negeri yang bukan final, antara lain bunga, royalti,
sewa, penghargaan dan hadiah, keuntungan dari penjualan atau pengalihan harta, dan
penghasilan lainnya.
Bagian B:
Isikan penghasilan yang tidak termasuk objek pajak sesuai dengan pasal 4 ayat 3 undang-
undang pajak penghasilan.
Bagian C:
Isikan daftar pemotongan atau pemungutan PPh dari bukti pajak. Isikan jenis pajak yang
dipotong atau dipungut, NPWP pemotong atau pemungut pajak, nomor bukti pemotong
atau pemungut, tanggal bukti pemotongan, jumlah PPh yang dipotong atau dipungut. Klik
“Langkah Berikut’.
Isikan data identitas berupa status perkawinan, status kewajiban pajak suami atau istri, dan
NPWP suami atau istri jika diperlukan.
Bagian A:
• Poin 1, isikan penghasilan Neto dalam negeri sesuai bukti potong yang Anda terima. Poin 2
akan otomatis terisikan dari data yang telah Anda isikan sebelumnya.
• Poin 5, isikan jumlah zakat yang Anda bayarkan pada lembaga yang telah disahkan oleh
pemerintah.
Bagian B:
Isikan status perkawinan dan jumlah tanggungan sesuai dengan bukti potong. Maka bila
penghasilan tidak kena pajak, akan terisi secara otomatis.
Bagian C:
Hanya diperhatikan bila Anda yang memperoleh penghasilan dari luar negeri. Bacalah
ketentuan yang tertera bagian C 10.
Bagian D:
Nomor 14, hanya boleh diisi bagi Anda yang pernah mengangsur PPh Pasal 25
Bagian E:
Anda akan mengetahui apakah status SPP Anda Nihil, Kurang Bayar atau Lebih Bayar.
• Jika SPT Anda nihil, maka Anda dapat melanjutkan pengisian pada poin F.
• Jika SPT Anda Kurang Bayar, Anda akan diberikan pertanyaan lanjutan. Jika Anda Belum
Membayar, maka Anda akan diarahkan untuk membuat e-Billing terlebih dahulu.
Bila Anda telah membayar, isikan data bukti pembayaran yang memuat informasi jenis
bukti pembayaran, nomor transaksi penerimaan negara atau pemindahbukuan.
Isikan kode NTPN atau kode pemindahbukuan Anda, lalu isi tanggal dan jumlah
pembayaran.
Jika SPT Anda lebih bayar, silakan unggah dokumen pendukung berupa bukti pemotongan
pajak dari perusahaan atau bukti pembayaran lainnya.
Bagian F:
Hanya dikhususkan bagi Anda yang rutin memiliki status SPT Kurang Bayar. Lanjut ke
“Pernyataan”. Centang pernyataan setuju bila Anda yakin data yang Anda isikan sudah
benar.
5. Langkah terakhir
Adalah ambil kode verifikasi. Secara otomatis kode verifikasi akan dikirimkan melalui
email Anda.
A: PENGHASILAN NETO
D: KREDIT PAJAK
G: LAMPIRAN
Tahap I
1. Harus mengisi kode dan Nomor Seri Faktur Pajak (NSFP) yang telah didapat dari DJP
yang diminta secara online dengan jumlah nomor yang diberikan memperhitungkan 3
bulan terakhir pemakaian NSFP.
2. Masukkan Nama, Alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) perusahaan yang
menyerahkan BKP/JKP pada kolom Pengusaha Kena Pajak.
3. Masukkan Nama, Alamat, dan NPWP perusahaan yang membeli atau menerima
BKP/JKP pada kolom Penerima BKP/JKP.
Tahap II
1. Masukkan nomor urut sesuai dengan urutan jumlah barang atau jasa kena pajak yang
diserahkan.
2. Masukan nama BKP/JKP yang diserahkan.
3. Masukan nominal harga pada kolom Harga Jual/ Penggantian/ Uang Muka/ Termin
(Jika nominal bukan dalam satuan rupiah, maka harus memiliki Faktur Pajak khusus
nominal non rupiah, yakni Faktur Pajak Valas).
Tahap III
1. Total keseluruhan harga ditulis pada kolom Harga Jual/ Penggantian/ Uang Muka/
Termin.
2. Total nilai potongan harga BKP/JKP ditulis (jika ada potongan) pada kolom
“Dikurangi Potongan Harga”.
3. Jika sudah menerima uang muka setelah penyerahan BKP/JKP, maka nominal uang
tersebut dapat ditulis pada kolom “Nilai Uang Muka yang telah diterima”.
4. Jumlah Harga Jual/ Penggantian/Faktur Pajak Uang Muka atau Termin dikurangi
dengan Potongan Harga dan Uang muka yang telah diterima, kemudian ditulis pada
kolom “Dasar Pengenaan Pajak”.
5. Jumlah PPN yang terutang sebesar 11% dari DPP ditulis pada kolom “PPN = 11% x
Dasar Pengenaan Pajak”.
6. Pada kolom PPnBM, hanya diisi apabila terjadi penyerahan BKP yang Tergolong
Mewah. Dapat mengisi dengan cara berikut: Besar tarif PPnBM dikalikan dengan
DPP.
7. Masukkan Tempat dan Tanggal pada saat membuat Faktur Pajak tersebut.
8. Masukkan Nama yang telah ditunjuk oleh Perusahaan (harus sesuai dengan Nama
Pejabat pada saat Perusahaan resmi menjadi PKP).
1. Siapkan dokumen yang berisi daftar pegawai perusahaan Anda beserta perhitungan
PPh 21/26.
2. Buka Aplikasi e-SPT PPh 21/26 kemudian login database perusahaan Anda.
3. Klik “Pilih SPT” lalu “Buat SPT Baru”
4. Apabila pegawai di perusahaan Anda dapat dihitung dengan jari, maka Anda dapat
menginput secara manual pada aplikasi e-SPT.
1. Caranya yaitu pilih “Isi SPT” kemudian input SPT berdasarkan data pegawai yang
dimiliki oleh perusahaan Anda. SPT Masa PPh 21/26 yang diinput mulai dari daftar bukti
potong tidak final dan final jika ada. Namun jika perusahaan Anda tidak memiliki
pegawai tidak tetap maka Anda tidak perlu mengisi pada bagian ini. Kemudian klik
“Daftar Pemotongan Pajak (1721-I)”, pilih “Satu Masa Pajak”, input berdasarkan data
pegawai tetap yang telah Anda siapkan dengan klik “tambah”.
2. Namun apabila pegawai pada perusahaan Anda sangat banyak, maka Anda dapat
menunggunakan cara cepat dengan klik “CSV”. Kemudian klik ”ekspor”, “Bukti Potong
dan SSP”, selanjutnya pilih file yang akan diekspor yaitu “Pemotongan Pajak Bulanan”
untuk input daftar pewagai tetap pada e-SPT dan “Bukti Potong Tidak Tidak Final” untuk
input daftar pewagai tidak tetap jika ada. (baca juga : Cara Impor pada e-SPT PPh 21/26
dengan benar).
3. Buka file ekspor tersebut, kemudian input berdasarkan dokumen yang sudah Anda
siapkan. Perlu diketahui bahwa kode pajak pada pegawai tetap yaitu 21-100-01.
Kemudian kode pajak untuk pegawai tetap berbeda-beda, Anda dapat melihat jenis kode
objek pajak pada menu “Referensi”, Klik “kode” selanjutnya “Kode Objek Pajak”.
4. Setelah input file ekspor pada excel dengan benar, kemudian pilih menu “CSV”, Klik
“Impor” untuk mengupload data yang ke e-SPT. Setelah semua data berhasil diimpor,
maka Anda dapat mengecek apakah input data Anda berhasil atau tidak dengan pilih
menu “Isi SPT”. Periksa kembali satu per satu setiap lampiran dan pastikan sudah terisi
dengan benar.