Anda di halaman 1dari 3

Sexual Harassment ( pelecehan seksual )

Sexual harassment segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual


yang dilakukan secara sepihak dan tidak dikehendaki oleh korbannya.
Bentuknya dapat berupa ucapan, tulisan, simbol, isyarat dan tindakan yang
berkonotasi seksual.

Dengan kata lain pelecehan seksual adalah

 Penyalahgunaan perilaku seksual,


 Permintaan untuk melakukan perbuatan seksual (undangan untuk
melakukan perbuatan seksual, permintaan untuk berkencan).
 Pernyataan lisan atau fisik melakukan atau gerakan menggambarkan
perbuatan seksual, (pesan yang menampilkan konten seksual eksplisit
dalam bentuk cetak atau bentuk elektronik (SMS, Email, Layar, Poster,
CD, dll)
 Tindakan kearah seksual yang tidak diinginkan

1. penerima telah menyatakan bahwa perilaku itu tidak diinginkan;


2. penerima merasa dihina, tersinggung dan/atau tertekan oleh perbuatan
itu; atau
3. pelaku seharusnya sudah dapat merasakan bahwa yang menjadi
sasarannya (korban) akan tersinggung, merasa terhina dan/atau
tertekan oleh perbuatan itu.

 Perilaku fisik (seperti menyentuh, mencium, menepuk, mencubit, atau


kekerasan fisik seperti perkosaan dll)
 Sikap seksual yang merendahkan (seperti melirik atau menatap bagian
tubuh seseorang).

Pencegahan Pelecehan Seksual


Pelecehan seksual dapat dicegah dengan beberapa cara, misalnya.
1. Memilih lingkaran pergaulan yang sehat
2. Segera menyingkir jika merasakan tanda-tanda adanya kebiasaan hal-hal
berbau seks menjadi lelucon dan dianggap biasa oleh suatu lingkungan,
misalnya kantor.
3. Jangan menunjukkan respon kepada seorang yang melakukan pelecehan
seksual dengan cara yang sama. Lebih baik dilaporkan ke pihak berwajib
segera setelah mendapatkan bukti.
4. Carilah dan mintalah perlindungan dari orang lain yang dapat mengatasi
pelaku pelecehan seksual.

Bagaimana cara mengukur tingkat kewajaran dalam pelecehan seksual ?

Pengukuran kewajaran dalam pelecehan seksual dapat dilihat apabila perilaku


tersebut mengarah kepada tindakan pelecehan seksual sehingga
mengakibatkan timbul rasa tersinggung, malu atau takut.
Unsur utama dalam pelecehan seksual adalah adanya rasa tidak diinginkan
oleh korban. Selain unsur “tidak diinginkan” tersebut, masih terdapat tindakan
yang tidak sopan yang mengarah pada pelecehan seksual dan menurut
kebiasaan di tempat kerja merupakan sesuatu yang dapat dikatakan sebagai
tindakan pelecehan seksual.

Sedangkan tindakan atau interaksi yang berlangsung atas dasar suka sama
suka bukan sesuatu yang tidak diinginkan bukan merupakan pelecehan
seksual.

Hukuman pidana tentang pelecehan seksual

Soesilo menerangkan istilah “perbuatab cabul” untuk merujuk Pasal 289 KUHP, “
Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang
melakukan atau membiarkan dilakukannya perbuatan cabul, dihukum karena
melakukan perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan dengan pidana
selama-selamanya sembilan tahun.”

Perbuatan “cabul” dalam KUHP diatur pada Pasal 289 sampai dengan Pasal 296.

Pasal 290 KUHP misalnya menyatakan: Dihukum penjara selama-lamanya tujuh


tahun

1. Barangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan seseorang, padahal


diketahuinya bahwa orang itu pingsan atau tidak berdaya.
2. Barangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan seseorang padahal
diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya, bahwa umurnya
belum lima belas tahun atau kalau umurnya tidak jelas, yang
bersangkutan belum waktunya untuk dikawin.
3. Barangsiapa membujuk seseorang yang diketahuinya atau
sepatutnya harus diduganya bahwa umurnya belum lima belas tahun
atau kalau umurnya tidak jelas yang bersangkutan belum waktunya
untuk dikawin, untuk melakukan atau membiarkan dilakukannya
perbuatan cabul atau bersetubuh di luar perkawinan dengan orang
lain.

Apa yang harus kita lakukan untuk mencegah terjadinya pelecehan


seksual?

 Berani katakan TIDAK untuk setiap ajakan yang berkonotasi seksual.


 Ada kalanya laki – laki tergugah untuk melakukan pelecehan seksual
karena perempuan. Jadi pastikan anda memakai pakaian yang sopan
dan tertutup, gunakan bahasa yang santun dalam berbicara, jangan
melakukan kegiatan yang mengundang para lelaki untuk melakukan
pelecehan seksual.
 Bila pelecehan telah terjadi catat semua bukti komunikasi (sms,surat,log
handphone), waktu,tempat,saksi. Laporkan pada pihak yang berwenang
di perusahaan. Bila tidak mendapat jawaban/reaksi, laporkan ke pihak
yang berwajib/kepolisian.

Anda mungkin juga menyukai