Anda di halaman 1dari 4

‫ َو َع َلى آِلِه‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى ُمَح َّم ٍد َسِّي ِد َو َلِد َع ْد َن اَن‬، ‫َاْلَح ْم ُد ِهّٰلِل اْلَم

ِلِك الَّد َّي اِن‬


‫ َو َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْي َك َلُه‬، ‫َو َصْح ِبِه َو َت اِبِع ْي ِه َع َلى َمِّر الَّز َم اِن‬
‫ َو َأْش َه ُد َأَّن َسِّي َد َن ا ُمَح َّم ًدا َع ْب ُد ُه‬، ‫اْلُم َن ـَّز ُه َع ِن اْلِج ْس ِم َّي ِة َو اْلِجَه ِة َو الَّز َم اِن َو اْلَم َك اِن‬
‫ َفإِّن ي ُأْو ِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ي‬، ‫ ِع َب اَد الَّر ْح ٰم ِن‬،‫َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذ ْي َك اَن ُخ ُلَق ُه اْلُقْر آُن َأَّم ا َبْع ُد‬
‫ َو َلَق ْد َاْر َس ْلَن ا ُمْو ٰس ى ِبٰا ٰي ِتَن ٓا َاْن َاْخ ِر ْج‬: ‫ اْلَقاِئِل ِفي ِك َت اِبِه اْلُقْر آِن‬، ‫ِبَت ْق َو ى ِهللا الَم َّن اِن‬
‫ٰذ‬ ‫ّٰي‬
‫َقْو َم َك ِمَن الُّظ ُلٰم ِت ِاَلى الُّن ْو ِر ۙە َو َذ ِّك ْر ُه ْم ِبَا ىِم ِهّٰللا ِۗاَّن ِفْي ِلَك ٰاَل ٰي ٍت ِّلُك ِّل َص َّب اٍر‬
‫َشُك ْو ٍر‬
(٥ :‫)إبراهيم‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah pada siang
hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua
untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala,
dengan senantiasa berupaya melakukan semua kewajiban dan
meninggalkan semua larangan.

Kaum Muslimin yang berbahagia, kita telah memasuki bulan


muharram , bulan pertama di tahun baru 1443 H. Hadirin Jamaah
Shalat Jumat rahimakumullah,

Muharram adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan (al-
Asyhur al-Hurum). Empat bulan yang dimuliakan itu adalah
Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Di antara amalan
bulan Muharram adalah: Pertama, memperbanyak puasa
sebagaimana disabdakan oleh Baginda Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam:

‫ َو َأْف َض ُل الَّص َالِة َبْع َد اْلَف ِر يَض ِة‬،‫َأْف َض ُل الَّصَي اِم َبْع َد َر َمَض اَن َش ْهُر ِهللا اْلُمَح َّر ُم‬
‫َص َالُة الَّلْي ِل‬
(‫)رواه مسلم‬
Maknanya: “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah
puasa bulan Muharram dan shalat yang paling utama setelah shalat
fardhu adalah shalat malam” (HR Muslim)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Hadits di atas secara jelas


menyatakan bahwa kita disunnahkan berpuasa di bulan Muharram,
terutama pada hari kesepuluh Muharram yang disebut dengan
puasa ‘Asyura’. Begitu juga hari kesembilan yang disebut puasa
tasu’a’. Bahkan Imam Syafi’i menyatakan dalam kitab al-Umm bahwa
disunnahkan puasa tiga hari sekaligus, yaitu 9, 10 dan 11 Muharram.

Ketika ditanya mengenai puasa ‘Asyura’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wasallam menjawab:

‫ُيَك ِّفُر الَّس َن َة اْلَم اِض َي َة‬

(‫)َر َو اُه ُمْس ِلٌم‬


Maknanya: “Menghapus dosa setahun yang telah berlalu” (HR
Muslim)

Kedua, kita disunnahkan untuk meluaskan belanja kepada keluarga


pada hari kesepuluh Muharram. Hal itu berdasarkan sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

‫َم ْن َو َّسَع َع َلى ِع َي اِلِه َيْو َم َع اُشوَر اَء َو َّسَع ُهللا َع َلْي ِه َس اِئَر َس َن ِتِه (َر َو اُه‬
)‫الَّط َبَر اِنُّي َو اْلَبْيَه ِقُّي َو َغ ْيُر ُه َم ا‬
Maknanya: “Barang siapa melapangkan nafkah belanja kepada
keluarganya (istri, anak dan orang-orang yang ia tanggung
nafkahnya) pada hari ‘Asyura’, maka Allah akan melapangkan rezeki
baginya sepanjang tahun” (HR ath Thabarani, al-Baihaqi dan lainnya).

Setelah menyebutkan beberapa jalur periwayatan dari hadits di atas


dalam kitab Syu’abul Iman, Imam al-Baihaqi berkomentar:

‫ٰه ِذِه اَأْلَس اِنيُد َو ِإْن َك اَن ْت َض ِعيَف ًة َفِه َي ِإَذ ا ُض َّم َبْع ُضَه ا ِإَلى َبْع ٍض َأَخ َذ ْت ُقَّو ًة‬
“Sanad-sanad ini meskipun lemah, namun jika digabungkan menjadi
kuat.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dua amalan di atas-lah yang


secara eksplisit disebutkan dalam hadits, yaitu berpuasa dan
melapangkan nafkah belanja kepada keluarga.

Adapun amalan-amalan lain di hari ‘Asyura’ yang disebutkan oleh


sebagian ulama, seperti melakukan shalat tasbih, sedekah,
mengunjungi ulama, menjenguk orang sakit, mengusap kepala anak
yatim, memakai celak, bersilaturahim dan lain-lain, maka boleh-
boleh saja diamalkan pada hari ‘Asyura’ meskipun tidak ada hadits
yang secara khusus menganjurkannya. Karena itu semua adalah
amalan-amalan yang baik dan dianjurkan untuk dilakukan, baik pada
hari ‘Asyura’ ataupun lainnya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Sedangkan mengenai


peristiwa penting bulan Muharram, terutama pada hari ‘Asyura’, di
antaranya adalah:

1. Para hari ‘Asyura’, Allah menerima taubat Nabi Adam ‘alaihis


salam dari maksiat yang beliau lakukan, yang bukan kufur,
bukan dosa besar dan bukan dosa kecil yang mengandung
unsur kehinaan jiwa.

2. Pada hari ‘Asyura’, Allah menyelamatkan Nabi Nuh alaihis


salam dan kaumnya yang beriman dari air bah yang
menenggelamkan seluruh apa yang ada di atas muka bumi.

3. Pada hari ‘Asyura’, Allah menenggelamkan Fir’aun dan


menyelamatkan Nabi Musa ‘alaihis salam dan kaumnya yang
beriman

4. Pada hari ‘Asyura’, Allah menyelamatkan Nabi Yunus ‘alaihis


salam dari dalam perut ikan Hut.
5. Pada hari ‘Asyura’, Allah menganugerahkan kekuasan dan
kerajaan kepada Nabi Sulaiman alaihis salam.

6. Para hari ‘Asyura’, Allah menyembuhkan penyakit Nabi Ayyub


‘alaihis salam yang diderita selama 18 tahun. Penyakit itu
bukanlah penyakit yang menjijikkan. Tidak benar bahwa beliau
sakit sampai-sampai keluar ulat atau belatung dari tubuhnya.
7. Pada hari ‘Asyura’ tahun 4 H, terjadi perang Dzatur Riqa’.

8. Pada hari ‘Asyura’ tahun 61 H, Sayyiduna al-Husain bin ‘Ali bin


Abi Thalib radhiyallahu ‘anhuma terbunuh sebagai syahid di
tangan orang-orang yang berbuat zalim kepadanya di Karbala’,
Iraq.

Dan masih banyak lagi kejadian dan peristiwa penting lainnya yang
terjadi pada bulan Muharram yang kesemuanya menunjukkan
kemuliaan dan keutamaan bulan Muharram.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah singkat


pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan
membawa barakah bagi kita semua. Amin.

‫ ِإَّن ُه ُه َو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْي ُم‬،‫ َفاْس َت ْغ ِفُرْو ُه‬، ‫َأُقْو ُل َقْو ِلْي ٰه َذ ا َو َأْس َت ْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم‬

Anda mungkin juga menyukai