Nama : Cut Rafika Firdaus Sekolah : SDN 104204 Sambirejo Timur
Ridha Jihan Resty Kelas : 1A
Mata : Pemahaman Peserta Didik dan Modul : Matematika Kuliah Pembelajarannya PGSD 1 Ajar
Menganalisis Rencana Pembelajaran
Ketidaksesuaian Rencana Pembelajaran dengan DAP/CRT/dan TaRL
1. DAP (Developmentally Appropriate Practice) Pembelajaran yang Berdiferensiasi • Berdasarkan analisis terhadap modul ajar, rencana pembelajaran tersebut belum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam rencana pembelajaran, gaya belajarnya berfokus pada gaya belajar visual saja karena hanya menggunakan media gambar sehingga tidak mengakomodasi peserta didik yang memiliki gaya belajar auditif dan kinestetik. • Materi yang diajarkan belum disesuaikan dengan minat, kesiapan, dan kemampuan awal peserta didik. Dalam rencana pembelajaran, kegiatan pembelajarannya meminta peserta didik untuk membuat operasi hitung dari proses menelaah kata, sedangkan masih ada peserta didik yang belum mengenal huruf sehingga mereka tidak bisa mempresentasikan cara menghitung berdasarkan kata dari kalimat soal.
2. CRT (Culturally Responsive Teaching) Pembelajaran yang Tanggap Budaya
• Berdasarkan analisis, pada tahap kegiatan pembelajaran tidak ditemukannya hal-hal yang mengarah dan menyinggung ke budaya yang dimiliki masing-masing peserta didik, seharusnya berdasarkan tujuan pembelajaran yakni peserta didik mengetahui dan menyatakan situasi soal yang menggunakan pengurangan atau penjumlahan dalam operasi hitung, kemudian mendiskusikannya. Dalam rencana pembelajaran guru menggambarkan operasi hitung dengan soal cerita hewan gajah, harimau, dan singa yang tidak relevan dengan budaya disekitar peserta didik. Guru bisa mencoba menggunakan alat bantu seperti kelereng, ataupun soal cerita yang relevan dengan lingkungan sekitar peserta didik.
3. TaRL (Teaching at the Right Level) Pembelajaran yang Sesuai Level
• Pada modul ajar, guru melakukan proses pembelajaran belum sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik. Guru masih berfokus pada gambar dan belum menciptakan aktivitas yang bersifat interaktif. Karena jika dilihat dari kelas satu, seharusnya guru bisa menggunakan pendekatan visual, seperti gambar dan objek yang menarik untuk membantu peserta didik memahami konsep secara konkrit. • Pada modul ajar, rencana pembelajarannya hanya menggunakan model pembelajaran tatap muka, guru semestinya bisa berinovasi menciptakan pembelajaran dengan menggunakan model yang lebih melibatkan peserta didik untuk berpartisipasi aktif, seperti model pembelajaran PBL. Dengan menggunakan model pembelajaran PBL guru bisa membuat proyek sederhana “Penelitian Lingkungan Sekitar” dimana peserta didik diminta untuk melihat pohon-pohon dan menghitung jumlah dari pohon tersebut.