Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SURTIA IBRAHIM

KELAS : II-A

JURUSAN: SANITASI

Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi
Depot Air Minum (DAM)
Setiap DAM wajib: a). menjamin Air Minum yang dihasilkan memenuhi standar baku
mutu atau persyaratan kualitas Air Minum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan b) memenuhi persyaratan Higiene Sanitasi dalam pengelolaan Air Minum.
Untuk menjamin Air Minum memenuhi standar baku mutu atau persyaratan kualitas Air
Minum DAM wajib melaksanakan tata laksana pengawasan kualitas Air Minum sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Di Kabupaten Gunungkidul sudah banyak usaha DAM termasuk DAMIU. Mereka wajib
melaksanakan dan mengupayakan terpenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan
tersebut. dalam definis peraturan tersebut dicantumkan sebagai berikut :

Depot Air Minum yang selanjutnya disingkat DAM adalah usaha yang melakukan proses
pengolahan air baku menjadi air minum dalam bentuk curah dan menjual langsung kepada
konsumen.

Air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Higiene Sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi
yang berasal dari tempat, peralatan dan penjamah terhadap Air Minum agar aman dikonsumsi.

Sertifikat Laik Higiene Sanitasi adalah bukti tertulis yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota atau Kantor Kesehatan Pelabuhan yang menerangkan bahwa DAM telah
memenuhi standar baku mutu atau persyaratan kualitas air minum dan persyaratan Higiene
Sanitasi.
Penjamah adalah orang yang secara langsung menangani proses pengelolaan Air Minum
pada DAM untuk melayani konsumen.

Tim Pemeriksa adalah tim yang dibentuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
atau Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan yang bertugas untuk melakukan penilaian
pemenuhan persyaratan teknis usaha DAM sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.

Inspeksi Sanitasi adalah pemeriksaan dan pengamatan secara langsung terhadap fisik
sarana dan kualitas Air Minum terkait dengan hal tersebut, dihimbau kepada semua pengusaha
DAM/DAMIU untuk menaga kualitas air minum mulai dari bahan baku sampai distribusinya. dan
pihak terkait untuk menegakkan peraturan perundang-undangan tersebut dilaksanakan oleh para
pelaku usaha dan pihak terkait. selengkapnya peraturan menteri No 43 tahun 2014 dapat dibaca
sendiri.

Kualitas Air Minum

Air minum adalah air yang digunakan manusia untuk keperluan konsumsi. Syarat-syarat
yang harus dimiliki air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat (hal ini
merupakan pernyataan menurut departemen kesehatan).

Meskipun air yang bersumber dari alam dapat diminum oleh manusia, namun memiliki
risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat dan
unsur- unsur berbahaya lainnya. Kini ada juga air minum isi ulang yang perlu diperhatikan
kesehatannya.

Bakteri yang terdapat dalam air dapat dibunuh dengan merebus air hingga suhu 100 °C,
namun banyak zat atau unsur berbahaya seperti logam tidak dapat dihilangkan menggunakan
cara seperti ini.

Belakangan ini banyak terdapat krisis air minum di dunia yang terutama banyak terjadi di
negara berkembang yang diakibatkan karena jumlah penduduk yang terlalu pesat dan
pencemaran atau polusi pada air.

Minum air putih memang diperlukan tubuh, akan tetapi jika berlebihan dapat
menimbulkan hiponatremia yaitu suatu kondisi dimana natrium dalam darah menjadi terlalu
encer.

Menurut ketentuan dari badan dunia (WHO) layak atau tidaknya suatu air untuk
kehidupan manusia ditentukan menurut persyaratan kualitas secara fisik, secara kimia dan
secara biologis yang akan dijelaskan sebagai berikut.
Persyaratan Fisik

A. Kekeruhan air
Kekeruhan merupakan efek optis yang terjadi apabila sinar membentuk material yang
tersuspensi di dalam air. Kekeruhan air dapat disebabkan karena adanya bahan – bahan organik
maupun anorganik seperti lumpur dan buangan dari permukaan tertentu yang akan
mengakibatkan air sungai berwarna keruh. Kekeruhan ini akan berakibat pada warna air yang
akan menjadi lebih tua dari semestinya.

B. Bau Air
Bau dari air dapat disebabkan karena benda atau unsur asing yang masuk ke dalam air
seperti bangkai binatang, bahan buangan, ataupun disebabkan karena proses karena bakteri
yang menguraikan senyawa organik. Pada peristiwa penguraian senyawa organik yang
disebabkan karena bakteri tersebut menghasilkan gas – gas yang berbau menyengat dan
bahkan dapat bersifat sebagai racun.

C. Rasa Air
Rasa dapat dipengaruhi karena adanya organisme seperti mikroalgae dan bakteri, adanya
limbah padat dan limbah cair seperti hasil dari pembuangan rumah tangga dan kemungkinan
adanya klor atau sisa – sisa bahan yang digunakan untuk disinfeksi.

D. Warna Air
Warna air hanya terdiri dari warna asli dan warna tampak. Warna asli atau true color
merupakan warna yang diakibatkan karena adanya substansi yang terlarut. Sedangkan warna
yang tampak atau apprent color adalah mencakup warna substansi yang terlarut beserta
dengan zat yang tersuspensi pada air tersebut.

E. Temperatur atau suhu air


Kenaikan temperatur atau suhu yang dialami air, dapat mengakibatkan penurunan kadar
oksigen terlarut (DO = Disvolved Oxygen), kadar DO yang terlalu rendah akan mengakibatkan
bau yang tidak sedap karena adanya penguraian bahan – bahan organik maupun anorganik di
dalam air secara anaerobik atau yang biasa disebut dengan degradasi.

Standar kualitas air minum menurut WHO ini berkaitan dengan kualitas air yang akan
digunakan atau dikonsumsi, agar lebih mengetahui kualitas air minum Anda bisa
menggunakan alat uji kualitas air yang multiparameter. Karena akan mengukur berbagai
parameter kualitas air seperti pH dan TDS.
Kualitas Air Bersih –

Air adalah satu-satunya zat yang ada di bumi ini yang dapat berwujud dalam 3
macam wujud yaitu padat, cair dan gas. Secara kualitas dan kuantitas air harus mampu
untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, pada sebagian besar wilayah tanah air kita
memiliki curah hujan yang tinggi.

Oleh karena itu dari segi kuantitas maka di negara kita seharusnya tidak ada
masalah dengan ketersediannya, apalagi bila kita mampu mengelolanya dengan baik.
Namun dari sisi kualitas maka di negara kita kualitas air bersihnya cukup memprihatinkan.

Lalu air bersih itu sebenarnya apa? Secara sederhana air bersih adalah air yang
dapat digunakan untuk pengairan sawah, untuk treatment air minum dan untuk treatmen
air sanitasi. Air bersih ini memiliki persyaratan yang harus ditinjau dari segi kandungan
kimia, fisika dan biologis atau memenuhi syarat berikut ini :

Secara Umum : Air ini harus aman dan sehat untuk diminum atau dikonsumsi manusia

Secara Fisik : Air yang bersih dan baik harus memiliki ciri tidak berbau, berwarna dan

berasa

Secara Kimia :
– Kadar PH-nya netral (tidak asam/basa)
– Tidak terdapat kandungan racun dan logam berat atau berbahaya
– faktor atau parameter seperti BOD, COD, DO, TS, TSS dan konduktivitas memenuhi
aturan pemerintah setempat

Adapun parameter air dapat dikatakan bersih adalah sebagai berikut :

Kesadahan (Hardness)
Kesadahan adalah parameter kemampuan air untuk menghasilkan busa apabila
dicampurkan dengan sabun. Apabila air memiliki tingkat kesadahan yang rendah apabila
dicampur dengan sabun maka akan dapat menghasilkan busa, sebaliknya bila tingkat
kesadahnnya tinggi maka air ini tidak akan menghasilkan busa bila dicampur dengan
sabun.

Alkalinitas
Alkalinitas merupakan faktor yang menunjukkan konsentrasi basa atau bahan
yang dapat menetralisir kemasaman yang terkandung dalam air. Untuk lebih terperinci
alkalinitas merupakan nilai atau besaran pada kapasitas pem-bufffer-an dari ion
bikarbonat yang pada tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida terdapat dalam air.
Ketiga ion tersebut di dalam air apabila bereaksi dengan ion hidrogen akan
mengakibatkan tingkat kemasaman turun dan menaikkan nilai pH air dimana hal ini
dinyatakan dengan satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3).

Alkalin adalah sebutan untuk air yang memiliki kandungan kalsium karbonat lebih
dari 100 ppm, sedangkan yang kandungannya kurang dari 100 ppm biasa disebut dengan air
lunak yang tingkat alkalinitasnya sedang. Secara umum kondisi yang baik untuk kehidupan
ikan adalah air dengan nilai alkalinitas di atas 20 ppm.

Anda mungkin juga menyukai