Anda di halaman 1dari 85

METODE PENDIDIKAN ANAK LUKMAN AL-HAKIM DALAM

AL-QUR’AN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP DADDY ISSUES

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Agama (S.Ag.) Pada Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri Palopo

IAIN PALOPO

Oleh

SISKA WULANDARI
18.0101.0061

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2023

i
METODE PENDIDIKAN ANAK LUKMAN AL-HAKIM DALAM
AL-QUR’AN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP DADDY ISSUES

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Agama (S.Ag.) Pada Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri Palopo

IAIN PALOPO

Oleh

SISKA WULANDARI
18.0101.0061

Pembimbing:

1. Dr. Kaharuddin., M.Pd.I.


2. Abdul Mutakabbir, S.Q., M.Ag.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2023

ii
iii
iv
PRAKATA

‫الرِح ْي ِم‬
َّ ‫الر ْْحَ ِن‬ ِ ‫بِس ِم‬
َّ ‫هللا‬ ْ
ِ ْ ‫ُُم َّم ٍدُوعلَىُُاَلِِهُوصحبِ ِهُأ‬ ِ َّ ‫بُالْ َعلَ ِم ْْیُو‬ ُِ ُ‫اْلَ ْم ُُد‬
.‫د‬
ُُ ‫ْیُأ ََّماُب ْع‬
َ َْ ‫َْجَع‬ َْ
َ َ َ َُ ‫ُعلَىُسيِّد ََن‬
َ َ ‫السالَ ُم‬
َّ ‫الصالَةُُو‬
َ َ ِّ ‫للُر‬
ّ ْ

Puji Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah Swt yang telah

menganugrahkan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang bejudul "Metode Pendidikan Anak Lukman

ak-Hakim dalam al-Qur‘an Implikasinya Terhadap Daddy Issues” setelah melalui

proses yang sangat panjang.

Shalawat serta salam juga penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad saw

beserta para keluarga, sahabat dan para orang-orang yang senantiasa istiqamah di

jalan Islam. Skripsi ini disusun sebagai syarat yang harus diselesaikan guna

memperoleh gelar sarjana Agama dalam bidang Ilmu al-Qur'an dan Tafsir pada

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo. Peneliti skripsi ini dapat

terselesaikan berkat kemudahan dari Allah berupa kesabaran, ketekunan, serta

usaha yang disertai dengan do‘a, bantuan, bimbingan, petunjuk dan arahan dari

berbagai pihak, terkhusus kepada yang tercinta dan yang tersayang kedua orang

tua peneliti, Ayahanda Basir dan Ibunda Muhani, yang telah mengasuh, mendidik,

serta membimbing penulis mulai dari kecil hingga saat ini dengan penuh

pengorbanan dan kasih sayang. Begitupun juga kepada saudara-saudara peneliti.

Semoga Allah Swt membalas segala amal ibadah mereka. āmin yā rabbal

„ālamin. Walaupun penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, akan

tetapi sudah sewajarnya dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat

v
dan terima kasih yang sedalam-dalamnya dengan penuh ketulusan dan keikhlasan,

kepada:

1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo Dr. Abbas Langaji, M.Ag.

Wakil Rektor I Dr. Munir Yusuf, M.Pd. Wakil Rektor II Dr. Masruddin, S.S.,

M.Hum. dan Wakil Rektor III Dr. Mustaming, S.Ag., M.HI.

2. Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Istitut Agama Islam (IAIN)

Palopo Dr. Abdain, S.Ag., M.HI Wakil Dekan I Dr. Rukman Abdul Rahman

Said, Lc., M.Th.I Wakil Dekan II Wahyuni Husain, S.Sos., M.IKom. dan

Wakil Dekan III Hamdani Thaha, S.Ag., M.Pd.

3. Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Istitut Agama Islam (IAIN)

Palopo Dr. M.Ilham, Lc., M.Fil.I. beserta staf yang telah membantu dan

mengarahkan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Dr. Kaharuddin, M.Pd.I dan Abdul Mutakabbir, S.Q., M.Ag. Selaku

Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak memberi masukan dan

arahan untuk penyelesaian skripsi ini.

5. Hj. Ratna Umar, S.Ag., M.HI dan Sabaruddin, S.Sos.,M.Si. Selaku Penguji I

dan Penguji II yang telah banyak memberi masukan dan arahan untuk

penyelesaian skripsi ini.

6. Teguh Arafah Julianto, S.Ag., M.Th.I. Selaku Dosen Penasehat Akademik.

7. Seluruh dosen IAIN Palopo yang selama ini memberikan bimbingan dan Ilmu

yang sangat berharga serta dukungan moril kepada penulis.

vi
8. Segenap pegawai dan staf yang selama ini memberikan bimbingan dan

petunjuk serta pelayanan yang diberikan selama penulis menuntut ilmu di

FUAD

9. Abu Bakar, S.Pd., M.Pd Selaku Kepala Unit Perpustakaan beserta Karyawan

dan Karyawati dalam ruang lingkup IAIN Palopo, yang telah banyak

membantu, khususnya dalam mengumpulkan literatur yang berkaitan dengan

pembahasan skripsi ini.

Kepada semua pihak tersebut, semoga amal baik yang diberikan kepada

penulis mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah swt dan mendapat

limpahan rahmat dari-Nya dan semoga hasil penelitian dalam skripsi ini

membawa keberkahan serta memberi manfaat kepada para pembaca dan dapat

menjadi amal jariyah bagi peneliti.

Āmīn yā Rabb al-„Ālamīn

Palopo, 25 September 2023

Penulis,

Siska Wulandari
NIM.1801010061

vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN

A. Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat
dilihat pada tabel berikut:

1. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama


‫ا‬ Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan
‫ب‬ Ba B Be
‫ت‬ Ta T Te
‫خ‬ ṡa ṡ es (dengan titik di atas)
‫ج‬ Jim J Je
‫ح‬ ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah)
‫ر‬ Kha Kh ka dan ha
‫د‬ Dal D De
‫ذ‬ ża ż zet (dengan titik di atas)
‫ز‬ Ra R Er
‫ش‬ Zai Z Zet
‫ض‬ Sin S Es
‫غ‬ Syin Sy es dan ye
‫ؾ‬ ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)
‫ض‬ ḍad ḍ de (dengan titik di bawah)
‫ط‬ ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)
zet (dengan titik di
‫ظ‬ ẓa ẓ
bawah)
‫ع‬ ‗ain ‗ apostrof terbalik
‫غ‬ Gain G Ge
‫ف‬ Fa F Ef
‫ق‬ Qaf Q Qi
‫ن‬ Kaf K Ka
‫ي‬ Lam L El
َ Mim M Em
ْ Nun N En
ٚ Wau W We
‫٘ـ‬ Ha H Ha
‫ء‬ Hamzah ‘ Apostrof

viii
ٜ Ya Y Ye
Hamzah (‫ )ء‬yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda
apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (‘).

2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf latin Nama

َ‫ا‬ fath}ah
a a

َ‫ا‬ kasrah
i i

َ‫ا‬ d}ammah
u u

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara


harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda Nama Huruf Latin Nama


ُ‫َ ْى‬ Fath}ah danya>’
ai a dan i
‫َُْو‬
Fath}ah danwau
au a dan u

Contoh:
َ‫وـيْـف‬ : kaifa
َ‫َي‬ٛ‫٘ ْـ‬ : haula

3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat Nama Huruf dan Tanda Nama


‫ُُى‬...ُ|ُ‫ُا‬
َ ُ...
َ Fath}ah dan alif atau ya>’ ā a dan garis di atas

ix
‫ِى‬ kasrah dan ya>’ ī i dan garis di atas

‫ُو‬ d}ammah dan wau ū u dan garis di atas

Contoh:
َ ‫ِـ‬
‫ات‬ : māta
ٝ‫زِـ‬ : ramā
ًَ‫لـيْـ‬ : qīla
َ‫ت‬ْٛ ‫يـّـ‬ : yamūtu

4. Tā‟ marbūṭah
Transliterasi untuk tā‟marbūṭah ada dua, yaitu: tā‟marbūṭah yang hidup
atau mendapat harakat fatḥah, kasrah, dan ḍammah, transliterasinya adalah [t].
Sedangkan tā‟marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya
adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan tā‟marbūṭah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka tā‟
marbūṭah itu ditransliterasikan dengan ha (h).
Contoh:
َ‫طفاي‬ْ ‫ضـةََاأل‬ْٚ ‫ز‬ : rauḍah al-aṭhfāl
‫ا ٌْـّـديْـٕـةََا ٌْـفـاضــٍة‬ : al-madīnah al-fāḍilah
‫اٌَـْذـ ْىـّــة‬ : al-ḥikmah

5. Syaddah (Tasydīd)
Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan
dengan sebuah tanda tasdīd (‫)ـّـ‬, dalam transliterasi ini dilambangkan dengan
perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.
Contoh:
َ‫زبّــٕا‬ : rabbanā
َ‫ٔـ ّجـيْــٕا‬ : najjainā
َّ ‫اٌ ْــذ‬
‫ـك‬ : al-ḥaqq
َُ‫ٔ ّعــ‬ : nu„ima
َٚ‫عـد‬ : „aduwwun
Jika huruf ٜ ber-tasydid diakhir sebuah kata dan didahului oleh huruf
kasrah (َّٝ ‫)ـــــ‬, maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi ī
Contoh:

x
َ ٍ‫عـ‬
ٝ‫ـ‬ : ‗Alī (bukan ‗Aliyy atau ‗Aly)
َٝ‫عـسبــ‬ : ‗Arabī (bukan ‗Arabiyy atau ‗Araby)

6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan hurufَ ‫اي‬
(alif lam ma„arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi
seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf
qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang
mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan
dihubungkan dengan garis mendatar (-).
Contoh:
َ‫اٌ َّؽـ ّْـط‬ : al-syamsu (bukan asy-syamsu)
‫ٌصٌـْـصٌــة‬َّ ‫ا‬ : al-zalzalah (az-zalzalah)
ْ
‫اٌـْـفـٍعـفة‬ : al-falsafah
َ‫اٌـْـبـــالد‬ : al-bilādu

7. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (‘) hanya berlaku bagi
hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di
awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
َْْٚ ‫جـأِْـس‬ : ta‟murūna
َ‫ع‬ٛ‫اٌــَّٕ ْـ‬ : al-nau„
َ‫ؼـ ْيء‬ : syai‟un
‫ـست‬ ْ ِ َ‫َََََََََ ا‬:ََumirtu

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia


Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau
kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat
yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau
sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia
akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya,
kata Al-Qur'an(dari al-Qur‟ān), alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila
kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus
ditransliterasi secara utuh.
Contoh:
Syarḥ al-Arba’in al-Nawāwī
Risālah fī’āyah al-Maṣlaḥah

9. Lafż al-Jalālah (‫)هللا‬

xi
Kata ―Allah‖yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya
atau berkedudukan sebagai muḍaf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf
hamzah.
Contoh:
َ‫ ديـَْٓهللا‬dinullāh َ‫ بالل‬billāh

Adapun tā‟ marbūṭah di akhir kata yang disandarkan kepada lafż al-
jalālah, ditransliterasi dengan huruf [t].
Contoh:
َ‫ ٘ـ َُْف ْيَزدــْـّةَهللا‬hum fi raḥmatillāh

10. Huruf Kapital


Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam
transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf
kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf
kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang,
tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri
didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap
huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.Jika terletak
pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf
kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul
referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks
maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR).
Contoh:
Wa mā Muḥammadun illā rasūl
Inna awwala baitin wuḍi„a linnāsi lallażī bi Bakkata mubārakan
Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fihi al-Qur‟ān
Naṣr al-Dīn al-Ṭūsī
Naṣr Hāmid Abū Zayd
Al-Ṭūfī
Al-Maṣlaḥah fi al-Tasrīal-Islāmī
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abū
(bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus
disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.
Contoh

Abū al-Walī>d Muh}ammad ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abū al-
Walīd Muh}ammad (bukan: Rusyd, Abū al-Walīd Muh}ammad Ibnu)

Nasi}r H{āmid Abū Zaīd, ditulis menjadi: Abū Zaī>d, Nas}ir Ha>mid (bukan:
Zāi>d, Nasi}r H{amī>d Abū).

xii
B. Daftar Singkatan
Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:
swt = subḥānahū wa ta„ālā
saw. = ṣallallāhu „alaihi wa sallam
a.s. = „alaihi al-salām
Wr. = Warahmatullaahi
Wb. = Wabarakaatuh
QS …/…: 4 = QS al-Baqarah/2: 4 atau QS Āli-‗Imrān/3: 4
Dkk = dan kawan-kawan

Prodi = Program Studi

IAT = Ilmu Al-Qur'an dan tafsir

FUAD = Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah

IAIN = Institut Agama Islam Negeri

xiii
DAFTAR ISI

METODE PENDIDIKAN ANAK LUKMAN AL-HAKIM DALAM............................. i

METODE PENDIDIKAN ANAK LUKMAN AL-HAKIM DALAM............................ ii


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............... Error! Bookmark not defined.
PRAKATA ..............................................................................................................v
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN .......... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv
DAFTAR AYAT ................................................................................................. xvi
ABSTRAK ......................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................7
C. Batasan Masalah..........................................................................................7
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................8
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................8
F. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................................9
G. Metodologi Penelitian ............................................................................... 13
H. Defenisi Istilah .......................................................................................... 15
BAB II PENDIDIKAN ANAK DALAM QS. LUKMAN/31:13-19 .............18
A. Biografi Lukman al-Hakim .............................................................. 18
B. Al-Asbāb al-nuzūl QS. Lukman/31:13-19 ....................................... 21
C. Munasabah ....................................................................................... 24
D. Pendidikan Anak .............................................................................. 27
E. Perkembangan Anak ........................................................................ 29
F. Metode Lukman al-Hakim Dalam Mendidik Anak ......................... 33
BAB III DADDY ISSUES .................................................................................37
A. Daddy Issues .................................................................................... 37
B. Penyebab Daddy Issues ................................................................... 37

xiv
xv

BAB IV IMPLIKASI PENDIDIKAN ANAK LUKMAN AL-HAKIM


TERHADAP DADDY ISSUES ...........................................................45
A.Pendidikan Lukman al-Hakim Terhadap Anak Dalam Al-Qur'an.. 45
B. Dampak Daddy Issues Terhadap Lingkungan Sosial ........................5
C.Implikasi Pendidikan Lukman al-Hakim Terhadap Daddy Issues….53

BAB V PENUTUP ............................................................................................61


DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................63
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................68

xv
DAFTAR AYAT

Kutipan Ayat 1 QS al-Tahrīm/66:6 .................................................................. 5


Kutipan Ayat 2 QS al-ahzāb/33:2 .................................................................... 127
Kutipan Ayat 3 QS al-Nūr/24:30 .................................................................... 30
Kutipan Ayat 4 QS Lukman/31:16-17 ............................................................ 39
Kutipan Ayat 5 QS Lukman/31:14 ................................................................. 41
Kutipan Ayat 6 QS Lukman/31:16 .................................................................. 43
Kutipan Ayat 7 QS Lukman/31:17-19 ............................................................ 44
Kutipan Ayat 8 QS Lukman/31:18-19 ............................................................ 45
Kutipan Ayat 9 QS al-an‘am/6:82 ................................................................... 47
Kutipan Ayat 10 QS Lukman/31:15 ............................................................... 48
Kutipan Ayat 11 QS al-Isra/17:23 ................................................................... 49
Kutipan Ayat 12 QS al-anbiyā‘/21:47 ............................................................. 50

xvi
ABSTRAK

Siska Wulandari, 2023. “Metode Pendidikan Anak Lukman al-Hakim dalam Al-
Qur‟an Implikasinya Terhadap Daddy Issues.” Skrikpsi Program
Studi Ilmu Al-Qur‘an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin Adab dan
Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Palopo. Dibimbing oleh
Kaharuddin dan Abdul Mutakabbir.

Skripsi ini membahas tentang metode pendidikan anak dengan menggunakan


metode Lukman al-Hakim dalam Al-Qur‘an dan memberikan solusi kepada para
ayah dalam mendidik anak agar lahir jiwa dan akal yang sehat ketika anak mulai
tumbuh kembang yang baik dalam lingkungan sosial. Penelitian ini bertujuan
megetahui metode pendidikan Lukman al-Hakim dalam kacamata psikologis
serta dampak yang terjadi pada korban daddy issues. Jenis penelitian ini library
research dengan analisis komparatif dan pendekatan ilmu tafsir dan psikologis,
metodenya menggunakan tahlili yang bersumber pada data primer seperti Al-
Qur‘an, serta data sekunder dari tafsir, buku, jurnal dan artikel. Hasil penelitan ini
menjelaskan tentang metode pendidikan Lukman al-Hakim dalam Al-Qur‘an
yaitu metode mangajarkan beberapa nasehat yaitu dengan ketauhidan, berbakti
kepada kedua orang tua, kesabaran, larangan sombong, kesederhanaan, itulah
beberapa metode yang digunakan dan sangat mudah di implementasikan dan
sangat baik digunakan dalam mendidik anak pada usia 0-14 tahun akan tetapi
banyak ayah tidak memperdulikan hal tersebut dan akan berdampak pada usia
dewasa yang mengakibatkan anak menjadi hilangnya asertivitas, Relationship
contingent self-esteem, mudah emosional dan krisis identitas dengan begitu
implikasi yang dapat diberikan kepada daddy issues terhadap Lukman al-Hakim
yaitu pentingnya menjadi pendidik bagi keluarga mengajarkan ketauhidan kepada
keluarga, kemudian menjadi pencari nafkah sebagi tugas yang paling populer
terkenal di masyarakat, sebagai komunikator adanya komunikasi antar ayah dan
anak akan meningkatkan kepercayaan diri serta menjadi otoritatif seorang ayah
pemegang dan pemutus peraturan dalam keluarga akan tetapi memutuskan
dengan apa yang diperlukan anggota keluarga.

Kata Kunci: Metode Pendidikan Anak, Lukman al-Hakim, Dadddy Issues

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‘an secara bahasa menggabungkan dan menyatukan huruf-huruf

serta kata satu sama lain saat membaca, mukjizat yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad saw. Melalui malaikat jibril yang ketika dibacanya merupakan bentuk

ibadah, al-Qur‘an di turunkan selama 22 tahun 2 bulan 22 hari dilakukan secara

bertahap agar setiap manusia dapat memahami dan mengamalkannya.1 Penelitian

ini akan membahas Q.S Lukman/31:13-19 dimana berbicara tentang nasehat

Lukman kepada anaknya (Tsaran).2 Lukman dikenal sebagai orang yang saleh

senantiasa berkata bijak, juga sebagai pendidik.

Seorang ayah selayaknya mengetahui perannya dalam keluarga, salah satu

contoh dalam mendidik anak yaitu didikan Lukman al-Hakim kepada anaknya, al-

Hakim yang artinya secara bahasa terkendali dalam ayat tersebut Lukman al-

Hakim diberikan hikmah yang berupa hikmah yaitu ilmu yang mampu

membedakan antara hak dan yang batil dengan begitu Lukman al-Hakim

senantiasa bersyukur kepada Allah berupa mengajarkan atau menasehati

keluarganya antara yang hak dan batil, Lukman al-Hakim nama yang tercantum

1
Mannā‘ al-Qaṭṭān, Mabāhiṡ Fi ‗Ulūm al-Qur‘an, diterjemahkan oleh Umar Mujahid:
Dasar-dasar Ilmu Al-Qur‘an, (Jakarta Timur: Ummul Qura, 2017), hal. 32-33
2
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Izhaq Al-Syeikh, Lubabut Tafsir Min
Ibnu Katsir diterjemahkan oleh M. Abdullah Ghoffar E.M.: Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 7 (Jakarta:
Pustaka Imam asy-Syafi‘I, 2008), hal. 254.

1
2

dalam surah maka tidak diragukan lagi hal yang diberikan kepada Lukman al-

Hakim.

Nasehat yang sangat begitu lengkap diberikan kepada seorang Lukman al-

Hakim yang dimulai dengan menghindari perbuatan syirik, hal tersebut akan

membantu anak untuk mendekatkan diri kepada Allah kemudian nasehat Lukman

al-Hakim yang penting ialah adab dalam berinteraksi seperti merendahkan suara

dan larangan berbuat sombong, sepenting itu nasehat Lukman al-Hakim untuk

memberikan pelajaran bagi para ayah untuk memperhatikan keluarga nya dari

segala arah.

Berbeda halnya dengan zaman sekarang banyak para ayah yang tidak

memperdulikan pendidikan anak, semua diberikan tanggungan kepada ibu

kenyataannya bahwa dalam agama Islam ayah berperan dalam mendidik anak

dalam menasehati, serta berdiskusi.

Tercatat pada tahun 1971 Blanchard dan Biller sebagaimana dikutip oleh
Dagun, ia mulai melakukan percobaan di sekolah, hasilnya anak yang
memiliki permasalahan dengan ayah akan mengalami nilai akademis yang
menurun, aktivitas sosial terhambat, dan sifat kelaki-lakian (maskulin)
mulai memudar.3

Dari informasi di atas, hubungan antara ayah dan anak memiliki peran

penting dalam tumbuh kembang anak. Dengan demikian peran orang tua sangat

penting karena memahami perkembangan anak serta menciptakan situasi

kondisi yang dihayati oleh anak-anak agar memiliki dasar–dasar dalam

mengembangkan displin diri. Oleh karena itu keluarga dalam pengertian

3
Save M.Dagun, Psikologi Keluarga (Peranan Ayah Dalam Keluarga), ke dua (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2002), hal 13.
3

psikologi merupakan sekumpulan orang yang hidup bersama dan tinggal di

tempat yang sama dan anggotanya merasakan adanya pertautan batin sehingga

terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan

diri.4

Orang tua terdiri dari ayah dan ibu yang memiliki metode pendidikan

yang berbeda, ibu biasanya bersifat menyesuaikan dengan kemampuan yang

dimiliki anak, membiarkan anak yang memimpin permainan. Sedangkan ayah

mengarah pada kompetisi, tantangan, inisiatif, pengambilan resiko dan

independensi, yang mempengaruhi kemampuan anak dalam hal manajemen

emosi, intelgensi dan pencapaian akademis. 5

Pengasuhan orang tua harus seimbang, dikarenakan pada diri anak orang

tua mengontrol pikiran dan emosi anak melalui kasih sayang tanpa syarat.6

Ayah memiliki peran yang penting, dia yang memperkenalkan dunia luar kepada

anak dan kedisiplinan diri. Namun fakta yang terjadi mayoritas seorang ayah

hanya mengetahui dan memposisikan dirinya sekedar menafkahi dan

mendisiplinkan anak saja, tidak ada pendekatan pada anak, salah satu bentuk

yang dapat menimbulkan hubungan kurang baik antara ayah dan anak.

Banyak fenomena terjadi seperti kekerasan fisik, dan psikis terhadap

anak dan perempuan yang menjadi korban. Berikut beberapa data yang dapat

dilihat di tahun 2020 Kekerasan fisik mencapai 4.693 korban, sedangkan

4
Moh Schochib, Pola Asuh Orang Tua, hal.10-17.
5
Shinta Putri adzani, “Asertivitas Pada Wanita Fatherless", Skripsi, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim 2020, hal. 6.
6
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2016).
4

kekerasan psikis mencapai 3.495 korban, disusul kekerasan penelantaran

sebanyak 1.305 korban dan seksual sebanyal 1.183 korban. TPPO ( Tindak Pidana

Perdagangan Orang ) dan eksploitasi merupakan jenis kekerasan yang tidak

mudah untuk diidentifikasi dan sampai akhir 2020 menjadi jenis kekerasan
7
dengan jumlah terkecil (196 korban TPPO dan 30 korban eksploitasi).

Berdasarkan data yang dilampirkan pada tahun 2020 korban dengan jenis

kekerasan terhadap anak, menurut jenis kekerasan yang dialami yang

mendominasi persentasi tertinggi ialah kekerasan seksual sebanyak 46,70%

kemudian menyusul kekerasan fisik 19,40% setelah itu dari segi psikis 18,31%

penelantaran anak 5,78% TPPO ( Tindak Pidana Perdagangan Orang) 1,42% dan

eksploitasi 0,89% korban sekitar berumur dibawah 18 tahun pada usia ini

merupakan masa transisi anak.8

Dari efek tersebut akan berdampak pada psikologi anak dengan

hilangnya kepercayaan diri, mudah marah (anger), rendahnya harga diri (self-

esteem), mudah cemburu (envy), mersakan kesepian (loneliness), kehilangan

(lost) yang amat mendalam, sulit dalam berkomunikasi serta bersosialisasi,

rendahnya control diri (self-control),9 tidak dapat mengambil resiko (risk-

talking), kemudian menurunnya rasa kepercayaan diri dalam mengungkapkan

perasaan (asertivitas).

7
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Profile Anak
Indonesia, Profile Anak Indonesia, 23, 2012, 1–16.
8
Indah Lukitasari dkk, Profil Perempuan Indonesia, Kementrian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPA), hal.179-192.
9
Arie Rihardini Sundari et al., ―Dampak Fatherless Terhadapa Perkembangan Psikologis
Anak,‖ Dampak Fatherless Terhadap Perkembangan Psikologis Anak, 2011, (hal. 256).
5

Hal ini menunjukkan bahwa ada kesalahan yang dilakukan dalam

mendidik anak sehingga menyebabkan permasalahan yang sangat komplit, syariat

Islam telah memberikan pedoman bahkan dapat melihat contohnya sendiri

sebagaimana yang dilakukan Lukman al-Hakim kepada anaknya. Maka ini

menjadikan suatu renungan untuk lebih mempelajari Islam secara sempurna.

Anak yang akan meneruskan generasi yang akan datang, sehingga bisa

dikatakan bahwa generasi yang baik merupakan generasi yang lahir dari orang

tua yang baik dalam mendidik. Peran ayah bukan hanya dikatakan sebelumnya

sebagai orang menafkahi dan mendisplinkan saja tetapi seorang ayah harus

mengetahui ilmu agama yang baik untuk keluarganya.

Surah al-Tahrīm memberitahukan pentingnya mempelajari dan

mengajarkan ilmu agama kepada keluarga, agar tehindarnya dari api neraka

sebagaimana firman Allah dalam surah al-Tahrīm/66:6

َ َ َ ََ ِ َ ْ
ْ َ َ ِ َّ َ ِ ْ ِ َّ ً َ ْ ِ ْ ْ َ َ ْ ِ َ ِ ْ َ ْ ِ ْ ِ َ ٰ َ ْ َّ َ ُّ َ ٰٓ
ّ ‫يايىا ال ّذين امنيا قيْٓا انفسكم واو ّليكم نارا وقيدوا الناس و‬
‫الحجارة عليىا ملكِٕىَكث‬
َ ْ َ ِ َ ْ ِ َ َ ‫غ َلاظ ش َدادَّلا َي ْػ ِص ْي َن ه‬
٦ ‫اّٰلل َمآْ ا َم َرو ْم َو َيفػل ْين َما ِيؤ َم ِر ْون‬ ّ ّ

Terjemahnya :
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan menjalankan yang
disyariatkan kepada mereka, buatlah perisai untuk diri da keluarga kalian
dari api besar (Neraka) yang dinyalakan dengan manusia dan bebatuan.
Di atas Neraka ada malaikat yang kasar terhadap orang-orang yang
memasukinya dan keras, mereka tidak mendurhakai perintah Allah jika
diperintahkan dan melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya tanpa malas
dan enggan.10

10
Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: Jumanatul ‗Ali-Art,
2004), hal.412.
6

ِ ِ َ ِ
Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya mengenai ayat di atas ‫ق ْيْٓا ا ْنف َسك ْم‬

َ ِ َْ
‫َواو ّل ْيك ْم ن ًارا‬ ( pelihaharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka) Mujahid

mengatakan bertakwalah kepada Allah sedangkan Qatadah mengemukakan

hendaklah engkau menyuruh mereka berbuat taat kepada Allah dan mencegah

mereka durhaka kepada-Nya. Hendaklah engkau menjalankan perintah Allah dan

perintahkanlah mereka untuk menjalankan perintah Allah serta membantu dalam

menjalankannya, peringatkan mereka dan cegah dalam berbuat maksiat, yang

bahan bakarnya dari dan tubuh manusia yang dilemparkan kedalam api neraka,

penjagaannya yang berkarakter kasar dengan maksud susunan tubuh mereka

sangat keras, tebal dan penampilannya menakutkan, selalu patuh kepada Allah

dan tidak ada alasan untuk menolak perintah Allah.

َBerdasarkan ayat di atas peneliti menyimpulkan pentingnya mempelajari

ilmu agama dari diri sendiri dan keluarga yang bertujuan untuk mengarahnya

kehidupan lebih baik, setiap individu wajib mempelajari syariat Islam, sehingga

dalam memilih pasangan pun harus memperhatikan agamanya, oleh nya itu

sangat penting mengetahui peran masing-masing. Kepala keluarga memiliki

peran yang begitu penting memenuhi nafkah lahir dan batin, memperhatikan

konsep pendidikan yang diasungkan ke keluarga. Selain itu ada juga ibu yang

memiliki peran penting, serta anak juga harus mengetahui perannya sebagaimana

seorang anak patuh kepada sang pencipta, orang tua, bermasyarakat yang penuh

dengan adab.
7

Berdasarkan informasi tersebut pentingnya peneliti mengangkat judul di

atas dikarenakan anak dan perempuan yang menjadi korban hal ini menjadi

permasalahan, kebahagiaan anak dan perempuan direnggut dengan orang

yang tidak bertanggung jawab, akan menjadikan trauma pada anak dan

perempuan sehingga terbentuklah tingkah laku dan kepribadian yang buruk.

Maka untuk menyelesaikan permasalahan dan mengetahui solusinya peneliti akan

menggunakan pendekatan psikologi dimana ilmu ini membahas tentang tingkah

laku seseorang yang menjadi kepribadian kemudian dari pendekatan ini akan

mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada anak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas sehingga peneliti merumuskan beberapa

masalah yang akan dibahasa sebagai berikut:

1. Bagaimana metode pendidikan Lukman al-Hakim terhadap anak dalam al-


Qur‘an?
2. Bagaimana dampak daddy issues terhadap kehidupan sosial?
3. Bagaimana implikasi metode pendidikan Lukman al-Hakim terhadap anak
dengan daddy issues?

C. Batasan Masalah

Untuk membawa pembahasan tidak semakin jauh dari yang akan dibahas,
maka peneliti akan membatasi beberapa pembahasan sebagaimana berikut:
1. Metode pendidikan pada surah Lukman ayat 13-19.

2. Pendidikan ketauhidan, adab, akhlak dan interaksi sosial anak pada usia 0-14

tahun.

3. Masalah ayah dengan anak pada usia 0-14 tahun.


8

D. Tujuan Penelitian

Penelitian tersebut memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui metode pendidikan Lukman al-Hakim terhadap anak

dalam Al-Qur‘an.

2. Untuk mengetahui dampak daddy issues terhadap kehidupan sosial dan

solusinya.

3. Untuk mengetahui pendidikan Lukman al-Hakim terhadap anak dengan

daddy issues.

E. Manfaat Penelitian

Peneliti akan memaparkan beberapa manfaat dari telitian tersebut :


1. Manfaat Praktis
a. Bagi Pembaca

Peneliti berharap dalam peneliti ini para pembaca dapat mengenali dirinya

apakah sikap buruk yang dia alami efek dari daddy issues, trauma masa lalu

sehingga membuat kembali menyadarkan diri dan berkeinginan untuk

menyembuhkan diri agar tidak terulang kesalahan lagi dan mengurangi korban

serta pelaku.

b. Bagi Orang Tua

Menyadari dan mengetahui bahwa pentingnya dalam mendidik anak

terkhusus seorang ayah yang mampu menunaikan perannya dengan baik dan

benar.

c. Bagi Peneliti

Dalam hal ini peneliti mendapatkan banyak informasi dan tambahan

bacaan tentang metode pendidikan anak dan bahayanya trauma masa lalu serta
9

data-data korban yang semakin banyak akibat kekeliruan seorang ayah yang tidak

begitu mengetahui perannya secara keseluruhan dan tidak mengaggap dirinya

berharga kepada anaknya, dan tidak mengetahui bahwa kesalahan di masa lalu

dan trauma masa lalu akan berefek di masa depan anak, serta dari penelitian

tersebut peneliti bisa menyelesaikan studi.

2. Manfaat Teoretis

Menambahkan kontribusi dalam pendidikan anak terutama kepada peran

ayah, dan untuk mengurangi masalah perilaku buruk anak dimasa sekarang

atau masa yang akan datang.

F. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dikarenakan ini merupakan hal yang baru, peneliti hanya mendapatkan


beberapa diantaranya:
a. Tesis yang ditulis oleh Maulana Pascasarjana Institut PTIQ Jakarta, pada

tahun 2016, dengan judul Cara Luqman Mendidik Anak, pada tesis ini

membahas tentang metode Lukman al-Hakim dalam mendidik anak serta

spritualisasi yang dapat mencerdaskan anak, dalam penelitian ini penulis

menggunakan jenis pendekatan library research, dengan berisi pendidikan

anak dengan metode Lukman al-Hakim yaitu dimulai dengan pendidikan

tauhid, pendidikan akhlak, pendidikan ibadah dan pendidikan sosial

kemudian dari hal tersebut implikasi terhadap kecerdasan dan spiritual anak

akan menjadi peradaban yang baik, dalam penelitian tersebut dijelaskan


10

banyak hal tentang pentingnya metode pendidikan serta penjelasan

perkembangan anak yang sangat dijelaskan dengan detail dari segi usia,

karakter serta perkembangan agama, inti dari penelitan ini bahwa metode

terbaik yang digunakan orang tua akan berdampak baik kepada anak bukan

hanya sekedar mencerdaskan akan tetapi menjadi anak yang beriman dan

bertakwa kepada Allah.

Adapun yang membedakan dengan penelitian yang akan diteliti bahwa

peneliti melihat metode pendidikan dari segi unsur psikologis, dan bukan hanya

sekedar menjelaskan metode pendidikan akan tetapi melihat dari dampak buruk

jika metode pendidikan yang digunakan dalam keluarga tidak baik maka akan

mengakibatkan fatal kepada anak, lingkungan sosial serta masa depan anak.

b. Skripsi yang ditulis oleh Shinta Adzani Putri Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, pada tahun 2020, dengan judul

Aserivitas Pada Wanita Fatherless, hal ini membahas tentang asertivitas atau

suatu ungkapan perasaan kepada orang lain, pada penelitian ini melihat

bagimana pengaruh seorang ayah terhadap anak perempuan yang dalam hal

komunikasi, seorang pria baik dalam komunikasi berbeda dengan seorang

perempuan, seorang anak perempuan akan mandiri dan percaya diri

tergantung dari kedekatan dengan seorang ayah. Hasil penelitian akan melihat

dari 5 keterampilan yaitu keterampilan refleksi-diri, kesadaran-diri,

menenangkan diri, ekspresi diri dan pengembangan diri, pada penelitian


11

merupakan penelitian studi kasus dengan 2 responden yang bermasalah

dengan ayahnya, akan tetapi keduanya memiliki asertivitas yang cukup baik.

Hal yang menjadi pembeda dalam penelitian ini ialah, pada penelitian

terfokuskan pada asertivitas seorang anak perempuan dampak dari fatherless akan

tetapi dalam penelitian tersebut tidak memberikan solusi dari cara mendidik anak

dengan baik, pembahasan dari asertivitas yaitu tidak dapat mengungkapkan

perasaan yang telah dirasakan merupakan salah satu efek dimana kurangnya

komunikasi kepada seorang ayah, dikarenakan penelitian tersebut mengarah ke

psikologis maka dalam penelitian tersebut menggunakan metode non eksperimental

untuk mengetahui dampak yang sebenarnya terjadi.

c. Skripsi yang ditulis oleh Indah Kartika Sari Program studi ilmu Al-

Qur‟an Dan Tafsir Fakultas ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam

Negeri Sunan Ampel Surabaya, pada tahun 2020, dengan judul Ibrah Kisah

Lukman al- Hakim. Dalam Pendidikan Karakter Pada Anak (Telaah

Penafsiran Wahbah al-Zuhailī Atas Surah Lukman Ayat 12-19 Dalam Tafsir

Al-Munir), dalam hal ini menjelaskan bagaimana kisah Lukman Al-Hakim

dalam mendidik anaknya dan bagaimana melihat dari tafsir wahbah al-

Zuhailī yang kisah dapat membentuk karakter anak yang sejalan dengan

syariat Islam.

Hal yang membedakan, dalam penelitian ini bahwa metode yang

digunakan metode perbandingan tafsir dengan begitu bahwa menjelaskan

pendapat dan membandingkan dari tafsiran tersebut sehingga melihat pelajaran

dari surah Lukman dengan demikian dalam penelitian tersebut tidak menjelaskan
12

secara rinci pendidikan anak kemudian tidak melihat dari sudut pandang

psikologis dan mempelajari secara historis tokoh Lukman al-Hakim.

d. Skripsi yang ditulis oleh Indah Puspita Sari Program Studi Bimbingan Dan

Konseling Islam Jurusan Dakwah Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, pada tahun 2020, dengan judul

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Pada Kisah Luqman Al-Hakim (Qs.

Luqman Ayat 13-19), penelitian ini membahas bagaimana ajaran Luqman Al-

Hakim pengaruh terhadap anak dari segi konseling metode penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dengan jenis kepustakaan (library

research) dengan analisis isi (content analysis). Dengan penjelasan pola asuh

yaitu otoriter, demokratis dan lain sebagainya kemudian dijelaskan surah

Lukman dengan menggunakan beberapa kitab tafsir seperti tafsir Buya Hamka

serta melihat yang terkandung dalam surah Lukman dalam sudut pandang

psikologis.

Hal yang membedakan dari penelitian sebelumnya, bahwa yang dijelaskan

secara umum yaitu orang tua sedangkan penelitian ini membahas tentang

seorang ayah dan metode pendidikan yang digunakan kemudian dalam penelitian

ini tidak menggunakan content analysis.

e. Skripsi yang ditulis oleh Febriani Luthfiati Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang, pada tahun 2018, dengan judul

Pengaruh Keterlibatan Ayah Terhadap Relationship Contingent Self-Esteem

Pada Perempuan Usia Dewasa Awal, ialah suatu bentuk harga diri yang

bergantung pada kepemilikan atau keadaan hubungan asmara yang dimilki


13

oleh seorang individu. Hal ini bagaimana seorang perempuan dalam

hubungan asmara dan ada kaitannya kepada seorang ayah dikarenakan

seorang ayah yang berpengaruh terhadap perasaan anak perempuannya, maka

dari itu penelitian yang digunakan ialah kuantitatif non-eksperimental

dengan desain asosiatif kausal dengan pendekatan cross-section.

Penelitian tersebut hanya melihat dari segi psikologi adapun

metodologi yang digunakan ialah kuantitatif non eksperimental penelitian ini

meneliti salah satu efek dari daddy issues. Penelitian ini tidak melihat dari sudut

pandang surah Lukman akan tetapi menjelaskan keterlibatan seorang ayah kepada

anak perempuan.

Secara keseluruhan, yang membedakan dengan penelitian-penelitian

terdahulu bahwa sangat jarang yang membahas pendidikan anak Lukman al-

Hakim dengan melihat implikasi terhadap keterlibatan seorang ayah, serta jarang

menggunakan pendekatan psikologis dalam melihat metode pendidikan Lukman

al-Hakim.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis penelitan

Jenis penelitian yang digunakan ialah library research atau penelitian

kepustakaaan dengan menggunakan literatur sebagai referensi seperti kitab

tafsir, buku, artikel, jurnal, naskah, dokumen dan foto kemudian

dimasukkan dalam bentuk catatan. 11 dan bersifat kualitatif hal ini terlihat

11
Nashruddin Baidan, Metodologi Khusus Penelitian Tafsir (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2016), hal. 27.
14

dari permasalahan yang di angkat atau penelitian merujuk pada sumber data

yang berasal dari informasi-informasi bersifat verbal, yang dihimpun melalui

bahan-bahan tertulis, seperti al-Qur‘an dan tafsir-tafsir.

2. Pendekatan dan Metode yang digunakan

Pendekatan merupakan cara atau jalan yang digunakan dalam memahami

suatu objek yang akan diteliti.12

a. Pendekatan Ilmu Tafsir

Pendekatan ilmu tafsir yang dimana menggunakan beberapa cara:

1) Menentukan ayat yang digunakan

2) Menemukan aspek pada ayat tersebut kemudian menelusuri asababun nuzul

ayat tersebut.

3) Menentukan corak tafsir yang akan digunakan.13

4) Mengetahui uslub bahasa Arab yaitu ilmu urai dan retorika.

b. Pendekatan Psikologis

Pendekatan psikologis merupakan pendekatan menggunakan pandang

ilmu psikologis yaitu pendekatan melihat kajian keadaan jiwa manusia yang

melalui tingkah laku, sikap dan cara beripikir manusia.14

3. Metode Tahlili

Merupakan metode yang sangat banyak digunakan para mufassir pada

masa lalu,15 menerangkan metode tahlili ayat-ayat dengan cara:

12
Achmad Abd, Muin Salim dkk, Metodologi Penelitian Tafsir Maudhui ( Makassar:
Pustaka al-Zikra, 2017) hal.98
13
Achmad Abd, Muin Salim dkk, Metodologi Penelitian Tafsir Maudhui , hal.50.
14
Khairul dkk, Metode Pendekatan Psikologis dalam Studi Islam, Al Mahyra Vol.2 No.1
April 2021 hal. 24.
15

a. Menjelaskan munasabah ayat atau hubungan satu dengan yang lainnya.

b. Menjelaskan sebab-sebab diturunkan ayat tersebut.

c. Menganalisis kosa kata

d. Memaparkan kandungan ayat.

e. Menerangkan makna dan maksud syarah dari ayat yang bersangkutan.

4. Teknik analisis data

Analisis yang digunakan ialah analisis komparatif, analisis ini digunakan

dalam hal membandingkan teori yang satu dengan yang lainnya sehingga melihat

perbandingan serta kesamaan yang berawal dari sebab akibat yang menghasilkan

informasi yang benar.16

H. Defenisi Istilah

1. Pendidikan

Pendidikan dalam bahasa arab al-Tarbiyah dengan begitu metode

pendidikan ialah upaya seseorang yang tersistematis dengan penuh harap ada

perubahan dalam diri tersebut yang dibina sejak kecil agar tumbuh menjadi

dewasa dan bertanggung jawab.

2. Daddy issues

Daddy yang artinya ayah atau laki-laki yang tua sedangkan issues yang

diartikan dengan masalah, yang sebuah istilah dalam ilmu psikologis suatu

masalah yang tejadi hilangnya kedekatan antara ayah dan anak. Ayah merupakan

15
Achmad Abd, Muin Salim dkk, Metodologi Penelitian Tafsir Maudhui hal.38.
16
Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur‟an, hal.65.
16

seseorang yang berkaitan dengan anak yang mempunyai komitmen dalam

keluarga, bertanggung jawab dari segi finansial, keterlibatan ayah dalam mendidik

anak akan menimbulkan dampak positif seperti: fisik, sosial, spritual, dan

intelektual.17

3. Anak

Anak merupakan anugerah dari Allah swt untuk para orang tua dan

sebagai tantangan untuk melihat kerjasama antara kedua orangtua serta pola

pendidikan yang telah dipilih. Anak terlahir tidak mengetahui apapun orang tua

yang mengajarkan semuanaya, dalam perkembangan anak dengan begitu dapat

dilihat melalui usia anak pada pembahasan ini peneliti membatasi usia anak

dikarenakan hanya melihat pendidikan anak pada uisa dini, usia tersebut orang tua

memiliki waktu untuk memperkenalkan, memperhatikan serta mengajarkan

tentang banyak hal kemudian akan menjadi bekal dimasa dewasa anak, berikut

penggunaan kata anak dalam al-Qur‘an diantaranya ibn, berasal dari banā-yabnī

yang berarti membangun, menyusun, membuat pondasi, berasal dari akar kata

banawa atau banawan yang artinya seorang anak yang dilahirkan dari sesuatu,

kata ibn juga berarti abna dalam bentuk tashgir bunayya mengandung arti

mengacu pada status anak tahpan ini masuk pada puncak kedewasaan, gulam

artinya anak laki-laki dalam usia remaja menjelang dewasa sekitar 15-20

tahun,ṡabī yang memiliki rentang waktu 0-2 tahun atau biasa disebut dengan al-

17
Yuni Aryanti, ―Peran ayah dalam pengasuhan anak usia dini,‖ Jurnal Pendidikan
Dompet Dhuafa, Vol.7.No.1 (2017), Hal.22.
17

radā‟ ah, tifl diartikan dengan bayi atau anak kecil sekitar lebih kurang 2 tahun

setelah menyesui penuh dan hingga menjelang baligh. 18

18
Hermi Faisal, Term Anak Menurut Hadis Nabi dalam Kitab Adabul Mufrad Karya
Imam Bukhari, Tesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2023, hal. 24-29.
BAB II

PENDIDIKAN ANAK DALAM QS. LUKMAN/31:13-19

A. Biografi Lukman al-Hakim

Tafsir Ibnu katsir Lukman al-Hakim memiliki nama asli Lukman

bin‗anqa‘bin sadun, yang berasal dari Ethiopia seorang budak Bani al Has-has

yang kehitamannya sangat nampak, dan memiliki perkerjaan sebagai tukang kayu

dan pengembala kambing.1 Berbeda dengan pendapat al-Nuhas dan Muhammad

bin Ishaq yang menyebutkan bahwa Lukman yang dimaksud dalam surah Lukman

ialah Ibnu Bair Ba‘ura Ibnu Nahur Ibnu Tarik Ibnu Azar, dimana pendapat dari

Wahab dan Muqatil Lukman ialah anak laki-laki dari saudara perempuan Nabi

Ayyub, dan Sa‘id bin al-Musayyab berpendapat Lukman ialah Lukman Aswad. 2

Lukman nama yang mahsyur dengan Lukman al-Hakim.

Al-hikmah berasal dari kata ُ‫ دى‬yang berarti kendali, diartikan dengan

menghindarkan diri dari keburukan, sedangkan menurut Imam al-Ghazali yang

artinya segala sesuatu yang paling utama, sedangkan menurut al-Biqa‘i ia adalah

ilmu dimana penggabungan antara ilmu dan amal, pelaku disebut dengan al

hakim yang diartikan dengan bijaksana dalam penetapan ilmu dan amal.

Mengenai asal Lukman banyak perbedaan pendapat salah satunya ada yang

mengatakan bahwa ia berasal dari Nuba, dari penduduk Ailah ada juga yang

1
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Izhaq Al-Syeikh, Lubabut Tafsir Min
Ibnu Katsir diterjemahkan oleh M. Abdullah Ghoffar E.M.: Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 7 (Jakarta:
Pustaka Imam asy-Syafi‘I, 2008), hal. 254.
2
Maulana, “Cara Luqman Mendidik Anak,”Tesis, Pasca Sarjana Institut PTIQ Jakarta
2016, hal. 63.

18
19

menyebutnya Etiopia dan ada yang mengatakan dari Mesir Selatan yang berkulit

hitam, serta yang mengatakan bahwa ia seorang Ibrani. 3

Adapun profesi dari Lukman Ibn Zaid mengatakan bahwa seorang

pengembala, Ibnu Musayyad mengatakan sebagai penjahit baju, pendapat Khalid

al-Rabi sebagai tukang kayu, sedangkan menurut al-Wahidi sebagai seorang

hakim di Bani Izrail. Lukman hidup dimasa Nabi Daud as.4

Penilaian ulama terhadap Lukman al-Hakim, berkata Ibnu Hatim dari Abu

Darda menceritakan tentang Lukman al-Hakim bahwa tidak ada kenikmatan dunia

yang ingin dikejar, akan tetapi Lukman merupakan orang yang sangat pendiam,

pemikir, tidak ada pengulangan kata baginya kecuali jika diminta.

Penilaian kitab asbāb al-nuzūl Jalalain dengan menjelaskan bahwa

Lukman lahir dimasa Nabi Daud as. Dan sebelum diangkat Nabi Daud menjadi

Rasul, maka Lukman memiliki tugas sebagai pemberi fatwa.5 Lukman al-Hakim

merupakan seorang ayah dari anak yang bernama tsaran6 yang nasehat diberikan

kepadanya dalam surah Lukman.

Kehidupan Lukman al-Hakim, Setiap orang memiliki tempat tinggal untuk

menunjang kehidupannya sama halnya dengan Lukman al-Hakim sebagaimana

Ibnu Abbas dan Mujahid berpendapat bahwa Lukman tinggal di Ethiopia, Hasan

3
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Pesan dan Kesan Keserasian Al-Qur‟an)
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 125.
4
Maulana,:“Cara Luqman Mendidik Anak,” Tesis Pasca Sarjana Institut PTIQ Jakarta
2016, hal. 64.
5
Bahrum Imam Jalaluddin Al-Mahally dan Imam Jalaluddin As-Syuthui Penerjemah:
Abubakar, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut al-asbab al-nuzul (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995), hal. 1745.
6
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Izhaq Al-Syeikh, Lubabut Tafsir Min
Ibnu Katsir diterjemahkan oleh M. Abdullah Ghoffar E.M.: Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 7, hal. 254.
20

al-Basri berkata, Lukman bertinggal dengan pasir negeri Syam. 7 Kemudian hidup

dengan kesederhanaan bersama keluarga dengan menghidupkan dan menafkahi

keluarga dengan beberapa pekerjaan diantara menurut Imam Ahmad

mengeluarkan dari Mujahid bahwa Lukman al-Hakim merupakan hakim terhadap

Bani Israil pada masa Nabi Dawud a.s.

Sufyan al-Tsauri, al-Asy‘ats dari Ikrimah dari Ibnu Abbas Lukman al-

Hakim seorang hamba sahaya Ethiopia dan pedagang kayu, dan sebagian

pendapat lain mengatakan dari Ibnu al-Musayyib Lukman al-Hakim merupakan

penjahit, ada juga yang mengatakan seorang pengembala yang setiap harinya

mencari sekat kayu bakar.

Dengan demikian juga menjadi seorang ayah bagi anak-anaknya dan

menjadi suami bagi istrinya, zuhud terhadap dunia sehingga terdapat beberapa

keterangan mengenai rumah Lukman al-Hakim lebih buruk dari rumah laba-laba.

Dikenal dengan Lukman al-Hakim dikarenakan selalu memberikan nasehat

dengan penuh hikmah yang mencegah manusia dari kemungkaran serta kehinaan,

dijelaskan sifat dari Lukman al-Hakim bahwa sifat yang pemikir serta pendiam

yang sangat mendalam.

Lukman al-Hakim salah satu yang dipanjangkan umurnya oleh Allah swt.

Dengan keterangan bahwa merupakan anak Azar dan hidup selama 1000 tahun

7
Syaikh Muhammad Khair Ramadhan Yusuf, Luqman al-Hakim wa Hikamuhu
diterjemahkan oleh Nahbani Idris: Luqmanul Hakim (Kisah Hidup, akhlak dan Hikmah),
(Jakarta:Pustaka al-Kautsar, 2021), hal.84.
21

dan hidup di masa Nabi Dawud as. dengan begitu Lukman al-Hakim juga manusia

biasa yang dapat meninggal dan dikuburkan berada antara Masjid Ar-Ramlah.8

Pendidikan Lukman al-Hakim, Pendidikan yang ditempuh Lukman al-

Hakim bukanlah pendidikan formal akan tetapi melalui metode duduk di majelis

dengan berguru pada Nabi Daud as.9

Dakwah Lukman al-Hakim, Dalam penyebaran Islam beliau menggunakan

metode keteladanan serta berkata dengan hikmah sehingga orang-orang yang

didekatnya merasakan kepeduliaan sesama makhluk hidup. Perkataan hikmah

tersebut dapat menjadikan orang disekitar mudah menerima, serta kezuhudan

yang ada pada diri Lukman al-Hakim mengajarkan bahwa hidup bukan untuk

mencari kekayaan akan tetapi bekerja semampunya dan ingat tujuan hidup untuk

akhirat.

B. Al-Asbāb al-nuzūl QS. Lukman/31:13-19

Al-Asbāb al-nuzūl terdiri dari dua kata yaitu asbāb dan nuzūl, yang dimana

memiliki arti secara umum sebab-sebab turunnya ayat, turun yang dimaksud ialah

dari atas kebawah, dengan demikian memahami dari sebab-sebab turunnya ayat

akan mengetahui makna yang terkandung didalamnya serta dapat mengambil

pelajaran dan diamalkan.10 al-Asbāb al-nuzūl hanya sebagian didalam al-Qur‘an

didalam surah Lukman hanya sebagian yang terdapat al-Asbāb al-nuzūl,

8
Syaikh Muhammad Khair Ramadhan Yusuf, Luqman al-Hakim wa Hikamuhu
diterjemahkan oleh Nahbani Idris: Luqmanul Hakim (Kisah Hidup,akhlak dan Hikmah), hal. 69–
100.
9
Syaikh Muhammad Khair Ramadhan Yusuf, Luqman al-Hakim wa Hikamuhu
diterjemahkan oleh Nahbani Idris: Luqmanul Hakim (Kisah Hidup, akhlak dan Hikmah), hal.84.
10
Ahmad Rofi‘i Ahmad Syadali, Ulumul Qur‟an I (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hal.
31.
22

dikarenakan ada beberapa bentuk menyebabkan ayat al-Qur‘an diturunkan yaitu

dalam bentuk peristiwa berupa pertengkaran atau perselisihan serta cita-cita dan

keinginan kemudian bentuk pertanyaan munculnya pertanyaan dengan masa yaitu

pertanyaan dengan masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. 11

Surah Lukman merupakan surah ke 31 didalam al-Qur‘an dan termaksud

kelompok makkiyah kecuali pada ayat 27, 28 dan 29 termasuk surah madaniyah,

surah ini turun sesudah surah al-shaffat.12 Nasehat Lukman yang begitu indah

kepada anaknya sangat bermakna bagi seluruh manusia terutama bagi ayah dapat

memberikan nasehat tersebut kepada keluarga. Salah satu rasa perhatian dan

sayang kepada keluarga yaitu menghindari anggota keluarga dalam kemaksiatan

besar maupun kecil. Kesyirikan merupakan dosa besar mempersekutukan Allah

swt, menyembah selain Allah swt serta menyamakan kedudukan Allah swt dengan

apa yang ia yakini.

Sebagaimana firman Allah swt pada surah Lukman/31:13

ْ َ ْ َِ َ ْ َّ ‫َ ْ َ َ ِ ْ ٰ ِ ْ َ ِ َ َ ِ ٗ ٰ ِ َ َّ َ ِ ْ ْ ه‬
١٣ ‫الشرك لظلم غ ّظيم‬
ّ ‫ۗان‬
ّ ‫اّٰلل‬
ّ ‫واّ ذ قال لقمن ّلاة ّن ٖه ووي ي ّػظه يتني لا تش ّرك ّة‬

Terjemahnya:
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya, ‖Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar. 13

Ayat di atas berhubungan dengan surah al-An‘am/6:82

11
Ahmad Rofi‘i Ahmad Syadali, Ulumul Qur‟an I .hal. 91–92.
12
Imam Jalaluddin Al-Mahally dan Imam Jalaluddin As-Syuthui Penerjemah: Abubakar,
Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul hal. 1741.
13
Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, hal.412.
23

َ ِ َ ِ َْ َ َ ِ ْ ِ َِ َ ْ َ ِ ٰ َ ْ ََّ
٨٢ ࣖ ‫ال ّذين ا َمن ْيا َول ْم َيل ّب ِس ْيْٓا ّا ْيمانه ْم ّةظل ٍم اول َىك ل ِى ِم الا ْم ِن َوو ْم ُّم ْىخد ْون‬

Terjemahnya:
Hanya orang-orang yang beriman kepada Allah dan nmengikuti syariat-Nya,
serta tidak mencampur iman mereka dengan syirik sajalah yang akan
mendapatkan kedamaian dan keselamatan, bukan golongan yang lain. Mereka
adalah orang-orang yang mendapatkan bimbingan. Mereka dibimbing oleh
Rabb mereka ke jalan yang benar.14

Dalam tafsir Al-Maraghi dijelaskan bahwa dari hadis Imam Bukhari telah

meriwayatkan sebuah hadis yang bersumber dari Ibnu Mas‘ud ketika ayat ini

diturunkan maka muncul pertanyaan dari para sahabat, siapakah diantara kita

dapat bebas dari mencampur adukkan iman dengan perbuatan maksiat? Maka

Rasulullah saw menjawab pengertian zalim bukan seperti kalian pikirkan,

bukankah kalian mendengar perkataan Lukman kepada anaknya.15 Pada Q.S

Lukman/31:13

َ ْ َ َ َّ ‫ه‬
ْ ْ ِ َ
١٣ ‫الش ْرك ل ِظلم غ ّظ ْيم‬
ّ ‫ۗان‬
َ
ّ ‫ٰي ِتنَّي لا تش ّرك ّة‬
ّ ‫اّٰلل‬
Terjemahnya:
Wahai Anakku! Janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.16

Ayat berikutnya tentang kesyirikan dilanjutkan dengan ayat berbakti

kepada orang tua, menjelaskan secara penuh makna alasan anak wajib berbakti

kepada orang tua hal tersebut menandakan bahwa ayat pentingnya berbakti

kepada orang tua dimana posisi pada ayat ini didekatkan dengan ayat ketauhidan,

akan tetapi ayat setelahnya menjelaskan bahwa berbakti kepada kedua orang tua

14
Kementrian Agama RI, Al-Qur‘an dan Terjemahnya, hal. 138.
15
Ahmad Mustofa Al-Maraghi diterjemahkan oleh: Bahrun Abu Bakar, Tafsir Al-
Maraghi (Semarang: CV Toha Putra Semarang, 1992), hal. 155.
16
Kementrian Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, hal.412.
24

tidak sama dengan taat kepada Allah swt, pada ayat 16 memberikan pelajaran

untuk berbakti kepada orang tua hanya sekedar batas dunia jika dalam syariat

Islam harusnya lebih mengutamakan perintah Allah swt. Berfirman dalam surah

Lukman/31:15

َ ْ ِ َ َ ْ َ َ َْ َ ْ ِ ْ َ ٰٓ َ َ ٰ َ َ ْ
‫َواّ ن جاودك على ان تش ّرك ّب ْي َما لي َس لك ّة ٖه ّعلم فلا ح ّطػ ِىما‬
Terjemahnya:
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu
yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau
menaati keduanya.17

Ayat ini turun ketika seorang pemuda yang bernama Sa‘ad masuk Islam

dan orang tuanya tidak menyetujuinya, ketakutan orang tua tersebut

mengakibatkan menyakiti dirinya sendiri agar anaknya dapat keluar dari

keyakinan baru dipercayainya, akan tetapi anak tersebut dengan begitu kokohnya

dengan keimanannya, tidak akan meninggalkan Islam walaupun ibunya telah

dzolim terhadap dirinya, namun anak tersebut masih berbakti dalam hal dunia.

Dijelaskan oleh Al-Thabrani dalam kitab al-„Asyrah.18 Setelah mengetahui al-

asbāb al-nuzul maka perlu mengetahui keterhubungan dengan ayat yang lain

demikian penjelasannya.

C. Munasabah

Munasabah dalam kata lain yaitu korelasi dengan arti menghubungkan

ayat yang satu dengan ayat yang lain walaupun berbeda surah ini menandakan

kesamaan pada ayat tersebut atau biasa digunakan pada pembahasan tematik,

17
Kementrian Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, hal.412.
18
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Izhaq Al-Syeikh, Lubabut Tafsir Min
Ibnu Katsir diterjemahkan oleh M. Abdullah Ghoffar E.M.: Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 7, hal. 256.
25

dikarenakan penting ilmu ini digunakan dalam memahami ayat dengan jelas

sehingga penting mengumpulkan ayat yang sama dan menyelesaikan masalah

yang ada.19

1. Hubungan Ayat Dengan Ayat

Semakna dengan diturunkannya ayat 12 ialah dimulai dengan pertanyaan

para orang-orang yang mengenal Lukman di masa jahiliyah kemudian

diperkenalkan Lukman, seperti pada kasus pertanyaan tentang ruh pada surah

al-Isra/17:85, Allah swt berfirman:

ً ْ َ َّ ْ ْ َ ْ ِ ْ ْ ِ َ َ َ ْ َ ْ ِ ْ ِ ْ ُّ َ َ َ ِْ َْ َ
ْ ُّ
٨٥ ‫ويس َٔـلينك غ ّن الرو ّحۗ ق ّل الروح ّمن ام ّر ر ّبي ومآْ او ّحيخم ّمن ال ّػل ّم ّالا ق ّليلا‬

Terjemahnya:
Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, Ruh
itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya
sedikit.20

Ayat yang semakna dengan Lukman/31:13


َ ْ َِ َ َّ ‫َ ِ ْ ْ ه‬
١٣ ‫الش ْرك لظلم غ ّظ ْيم‬
ّ ‫ن‬ ‫ۗا‬
ّ ‫اّٰلل‬
ّ ‫لا تش ّرك ّة‬
Terjemahnya:
Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.21

Dengan begitu semakna dengan nasehat Nabi Ibrahim dan Nabi Ya‘kub

as. Dalam firman Allah swt QS. Al-Baqarah/2:132

19
Ahmad Rofi‘i Ahmad Syadali, Ulumul Qur‟an I (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hal.
168.
20
Kementrian Agama RI, al-Qur‟ an dan Terjemahnya, hal.290.
21
Kementrian Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, hal.412.
26

َّ ِ َ َ َ َ ْ ِ َ ْ َ ‫َ ْ ٰ ِ َ ْ َ َ ْ ِ ْ ِ ٰ َ َّ َّ ه‬
‫الدين فلا ح ِم ْيحَّن ّالا‬ ِ ‫اص َط ٰفى لك‬
‫م‬ ‫َو َوصى ّةىآْ ّاةر ٖوم ة ّني ّه ويػقيبۗ يت ّني ّان اّٰلل‬
‫ه‬
ّ
َ ِ َْ
١٣٢ ۗ‫َوانخ ْم ُّم ْس ّل ِم ْين‬

Terjemahnya:
Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Yakub. ―Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini
untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. 22

Dari kedua ayat tersebut memberikan nasehat yang berupa menjaga

keimanan seseorang pada surah Lukman larangan berbuat kesyirikan seorang

yang masuk dalam kesyirikan termaksud dalam dosa besar yang mengakibatkan

kekufuran dan keluar dari Islam semakna dengan surah al-Baqarah ayat 132

yang para Nabi memperingati anaknya untuk menjaga keimanan dan tidak

keluar dari agama Islam seperti menghindari perbuatan kesyirikan.

2. Hubungan Surah Dengan Surah Berikutnya

Di dalam al-Qur‘an surah setelah surah Lukman ialah surah al-Sajdah

surah ini semakna dengan nasehat Lukman yang pertama yaitu larangan

melakukan kesyirikan sebagaimana pada surah Lukman/31:2

ْ َْ ٰ ْ ِ ٰٰ َ ْ
٢ ِۙ‫ّحلك ايج ال ّكت ّب الح ّكي ّم‬
Terjemahnya:
Inilah ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung hikmah.23

Sama halnya dengan ayat kedua dari surah al-sajadah.QS. al-Sajdah/32:2


َْ َ ْٰ َّ ْ ْ َ ْ َ َ ٰ ْ ِْ َْ
‫ف‬
٢ ۗ‫حن ّذيل ال ّكت ّب لا ريب ّ ي ّه ّمن ر ّب الػل ّمين‬

Terjemahnya:

22
Kementrian Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, hal.20.
23
Kementrian Agama RI, al-Qur‟ an dan Terjemahnya, hal.411.
27

Turunnya Al-Qur'an itu tidak ada keraguan padanya, (yaitu) dari Tuhan
seluruh alam.24

Dengan demikian yang semakna dengan ayat kedua pada surah al-sajdah

membahas tentang al-Qur‘an sebagai petunjuk, sama halnya pada ayat terakhir

surah Lukman dan surah al-sajdah yang membahas tentang hari kiamat, adapun

kesamaan berikutnya bahwa surah ke duanya termaksud pada surah makkiyah.

D. Pendidikan Anak

Secara bahasa anak merupakan manusia yang masih kecil, dan merupakan

generasi penerus bagi suatu keluarga yang berasal dari ayah dan ibu. 25 Sedangkan

dalam pengertian istilah dapat didefenisikan dengan beberapa pengertian

diantaranya sebagai berikut:

Sebagaimana dikutip oleh Dina Aulia sebagaimana Al-Ghazali

menjelaskan dalam kitab Ihya‟Ulumuddīn anak anugerah bagi kedua orang

tuanya, yang terlahir bersih bagaikan mutiara, anak akan menerima dan mengingat

apa yang telah diberikan kepada orang tua dan akan terarah sesuai yang

dibiasakan di waktu kecil dan baik buruknya anak di masa yang akan datang

mempengaruhi pendidikan serta pengalaman yang dirasakan masa kecil dulu.26

Dikutip oleh Menurut Sigment Freud, anak merupakan suatu proses pengalaman

dimasa kecil dan akan menentukan pola perilaku seseorang pada masa dewasa. 27

24
Kementrian Agama RI, al-Qur‟ an dan Terjemahnya, hal.416.
25
Fransiska Novita Eleanora dkk, Hukum Perlindungan Anak dan Perempuan (Malang:
Madza Media, 2021), hal. 23.
26
Dina Auliah dkk., ―Pendidikan Anak Dalam Islam,‖ Pendidikan, VI (2019), 193.
27
Lusi Nuryanti, Psikologi Anak (Bogor: PT Indeks, 2008), hal. 4.
28

Kemudian pengertian anak dari segi hukum undang-undang Nomor 23

Tahun 2002 dan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014, menyatakan bahwa anak

adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, dan termasuk anak dalam

kandungan.28

Dari penjelasan tentang anak tersebut sehingga pengertian anak merupakan

karunia yang diberikan kepada orang tua maka dari itu sepatutnya para orang tua

menjalankan amanat yang telah diberikan Allah swt yaitu mendidik dan merawat

serta melindungi dalam kemampuan orang tua, dengan begitu anak akan tumbuh

menjadi generasi yang akan mendatang, dengan kata lain bahwa masa depan

zaman tergantung bagaimana para orang tua mendidik anak, dikutip oleh Syaiful

Bahri Djamarah dengan penjelasan Abdullāh Naṣhīh Ulwah mendidik anak

merupakan tanggung jawab yang sangat besar mendidik anak bukan hanya pada

memberikan fasilitas sekolah akan tetapi inti dari pendidikan keluarga yakni

bertanggung jawab atas aspek pendidikan keimanan, pendidikan fisik, pendidikan

rasio, pendidikan kejiwaan, pendidikan sosial dan pendidikan seksual.29

Anak merupakan hal yang terpenting dalam keluarga, masyarakat serta

Negara menunjang baiknya akan dilihat bagaimana perkembangan tersebut, akan

tetapi pada zaman sekarang kasus kekerasan pada anak merupakan masalah pada

Negara ini dan belum pula dapat diselesaikan kasus tersebut menyebabkan

beberapa faktor diantaranya keluarga yang tidak dapat memberikan pendidikan

yang terbaik mengakibatkan anak putus sekolah hal tersebut dilihat pada jumlah

28
Fransiska Novita Eleanora dkk, Hukum Perlindungan Anak dan Perempuan, hal.9.
29
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi Dalam Keluarga
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), hal. 46.
29

anak bekerja relative lebih tinggi dengan sebanyak 2.6 juta anak aau sekitar 7.05%

anak berusia 10-17 tahun dimana status tersebut masih bersekolah30

keterbelakangannya ekonomi keluarga membuat anak terpakasa membiayai

sekolah dan merasakan dunia kerja di usia masih muda.

E. Perkembangan Anak

Perkembangan dapat diartikan dengan perubahan yang progresif serta

berkelanjutan dalam diri setiap manusia, perkembangan itu memiliki beberapa

aspek yaitu perkembangan individu, fisik, emosi, intelegensi dan sosial satu sama

lainnya, perkembangan juga dilihat dari berlangsungan dari melihat hanya

seorang anak dan akan mengenal dengan siapa akan bergaul perkembangan itu

juga suatu proses kemandirian pada anak tersebut.31

Berdasarkan ilmu psikologi yang dimaksud perkembangan ialah

membangun dan memfokuskan kajian atau pembahasannya mengenai perubahan

tingkah laku dimulai dari dalam kandungan hingga mengalami kematian. 32 Salah

satu yang mempengaruhi masa perkembangan anak ialah orang tua, berikut

beberapa tahap perkembangan anak:

Secara ilmu Psikologi dalam memahami perkembangan manusia maka

dibutuhkan perkembangan kognitif diantaranya membahas tentang perkembangan

bahasa, sosisal emosional, moral dan agama, dengan itu melihat beberapa tahap

yang harus namun setiap emosi yang dirasakan bukan dikarenakan suatu peristiwa

30
Fransiska Novita Eleanora dkk, Hukum Perlindungan Anak dan Perempuan, hal 23.
31
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), hal. 18.
32
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, hal. 18.
30

akan tetapi bagaimana cara untuk memaknai peristiwa tersebut. Pada dasarnya

proses belajar anak dapat melalui beberapa cara diantaranya: pembiasaan,

mengamati dan meniru serta belajar dari hadiah dan hukuman sebagai

konsekuensi dari perilaku.33 Dalam perkembangan anak diliputi beberapa jenis

diantaranya:

a. Tahap Kognitif

1) Masa Sensorimotor ( 0-2 Tahun )

Disebutnya sensori-motor dikarenakan belum dapat membantu dirinya

sendiri dalam hal makan dan tidak dapat berbahasa olehnya itu masa ini sangat

membutuhkan orang tua dalam perkembangan anak sehingga Piaget membagi

dengan 6 tahap yaitu ketika usia dalam Rahim sampai 2 tahun tahap pertama

tahapan refleks dimana bayi mulai yang belum dapat panca indera dengan baik

selanjutnya tahap kebiasaan awal, tahap ini merupakan pengenalan dengan

lingkungan sehingga yang dilakukan oleh anak merupakan kebiasaan atau panca

indra mulai berfungsi dengan baik, selanjutnya pada tahap ke tiga mulai ada

mengalami transisi di usia 4-5 bulan anak mulai menggenggam dan memanipulasi

apa saja yang didekatnya, dan tahap ke empat dan kelima pada usia 11-12 bulan

anak dapat merespon yang dilakukan oleh orang tua salah contohnya yaitu ketika

diajak berbicara dan terakhir pada tahap 6 merupakan tahap terkahir di masa

perkembangan ini anak mulai berkembang dengan baik dapat mengkombinasikan

33
Lusi Nuryanti, Psikologi Anak (Bogor: PT Indeks,2008), hal.16.
31

apa yang pada panca indra kemudian dapat merespon yang dilakukan pihak luar

atau tahap ini dapat bermain sendiri bisa mengambil benda yag dijatuhkan. 34

Dengan demikian tidak kalah penting dalam perkembangan agama yang

mempengaruhi agama ialah orang tua pada dasarnya anak akan lahir dalam

keadaan tidak mengetahui segala sesuatu yang menjelaskan agama dengan rinci

ialah orang tua itu sendiri, sebab perkembangan pada tahap ini sangat

mengandalkan orang tua.35

2) Tahap Pra-operasional (2-7 Tahun )

Ketika anak telah melewati masa sensori motorik maka anak akan masuk

tahap pra-operasional tahap ini dapat dikatakan sebagai transisi anak yang mulai

mengetahui penilaian sederhana atau objek yang ada di sekitarnya sehingga dapat

berbahasa yang dapat dimengerti oleh orang didekatnya anak dapat bermain

sendiri, tahap ini juga merupakan tahap meniru apa yang dilakaukan orang dewasa

disekitarnya.

Perkembangan dari segi spiritual pada usia ini sudah mulai melihat,

memerhatikan serta meniru apa yang telah dilakukan orang disekitarnya kemudian

merasakan sentuhan, apabila anak sering mendapatkan kasih sayang , perhatian

anak merasa senang dan bersemangat apa yang diperintahkan orang tua terutama

dalam memerintahkan berbuat baik.36

3) Masa Sekolah ( 7-12 Tahun )

34
Jean Piaget dan Barbel Inhelder diterjemahkan: Miftahul Jannah, Psikologi Anak ( The
Psychology of the Child ) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018), hal. 5–16.
35
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), hal. 127.
36
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, hal.128.
32

Setelah melewati tahap di atas maka anak akan mengalami tahap transisi

dimana bermain anak di rumah kemudian bermain di sekolah kosakata yang

didapatkan anak mulai bertambah, dapat mengingat apa yang telah dilakukan pada

masa itu, akalnya mulai berpikir logis dan terbatas.37

4) Periode Operasional Formal ( 13-14 Tahun)

Ketika berumur di atas 12 tahun maka yang akan nampak adalah

pertumbuhan fisik pada anak atau biasa juga disebut masa puber yang dimana

periode ini anak sudah bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, mulai berpikir

kemudian dapat merasakan perasaan orang lain.

b. Tahap Biologis

Berdasarkan pada tahap ini akan membahas tentang yang dilakukan beberapa

fase, Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu: fase pranatal ( saat dalam

kandungan ), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir, dan fase remaja.

1) Fase Pranatal ( saat dalam kandungan )

Masa ini merupakan masa pembuahan dan masa kelahiran, pada saat ini

terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang

lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu lebih

kurang sembilan bulan.

2) Fase Bayi

Dimulai pada sejak lahirnya hingga 18 atau 24 bulan masa merupakan

masa ketergantungan anak kepada orang tua.

37
Penny Upton diterjemahkan: Noermalasari Fajar Widuri, Psychology Express:
Development Psychology (Psikologi Perkembangan) (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), hal. 160.
33

3) Fase kanak-kanak Awal, Perkembangan yang berlangsung 5 sampai 6 tahun

atau masa prasekolah.

4) Fase kanak tengah dan akhir merupakan perkembangan sejak usia 6 sampai

11 tahun.

5) Fase Remaja merupakan masa transisi anak-anak ke masa dewasa awal pada

usia 10-12 tahun dan berakhir pada umur 18 sampai 22 tahun.38

c. Tahap Sosial

Pada tahap ini akan mengalami beberapa perubahan sesuai perkembangan

usia pada anak, pada tahap awal anak merasakan kepercayaan dikarenakan

kedekatan kepada orang tua, kemudian akan laju tahap awal adanya reaksi pada

anak seperti berjalan ketika sudah mulai bergerak akan mampu berpikir kemudian

kematangan mental mempunyai perasaan dan keinginan baru, kemudian ketika

mulai dewasa akan memperhatikan perasaan orang disekitarnya, sera memikirkan

orang lain.39

F. Lukman al-Hakim Dalam Mendidik Anak

Lukman merupakan seorang yang bijaksana, ia mendidik anaknya dan

memberi pengajaran.

38
Mulyani Sumantri, Perkembangan Peserta Didik, (Tangerang Selatan:Universitas
Terbuka,2019).hal 11.
39
Mulyani Sumantri, Perkembangan Peserta Didik,hal 12-15.
34

a) Metode Perumpamaan

Metode ini biasa disebut dengan metode permisalahan, sangat penting

untuk menggunakan banyak memperlihatkan perempumaan agar yang dididik

mudah memahami, seperti pada QS. Lukman/31:15

َ ْ ُّ َ َ َ َ ِ ْ ِ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ِ ْ َ ٰٓ َ َ ٰ َ َ ْ َ
‫اح ْت ِىما ّفى الدنيا‬ّ ‫ص‬ ‫و‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ى‬‫ػ‬‫ط‬ّ ‫ح‬ ‫ا‬ ‫ل‬‫ف‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬ّ ّ ‫واّ ن جاودك على ان تش ّرك ّبي ما ليس ل‬
‫ه‬
ٖ ‫ة‬ ‫ك‬
َ ْ ِ َ ْ َ ْ ِ ْ ِ َ ْ ِ ِ َ ِ َ ْ ِ ِ ْ َ َ َِّ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َّ َّ ً ْ ِ ْ َ
١٥ ‫مػروفاۖواح ّتع س ّبيل من اناب ّالَّيَّۚ ثم ّالَّي مر ّجػكم فان ّبئكم ّةما كنخم حػملين‬
Terjemahnya:

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu


yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau
menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah
jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat
kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan. 40

Perumpamaan seorang anak yang bernama Saad telah masuk Islam sedang

orang tua nya tidak menginginkan tersebut, ayat ini mengumpamakan tentang

berbakti kepada orang tua walaupun berbeda agama tetap menjadi anak yang

patuh dan berinteraksi dengan orang tua.

b) Metode Dialog

Metode ini merupakan percakapan antara satu orang dengan orang yang

lain, dengan memiliki tujuan dalam berdialog dan dapat dilakukan dalam satu

arah, yang mendengarkan dialog, seperti pada Lukman al-Hakim berdialog

dengan anaknya.

Sebagaimana kisah Lukman al-Hakim dengan anaknya:

40
Kementrian Agama RI, al-Qur‘an dan Terjemahnya,hal.412.
35

Anaknya bertanya, ―Ayah apa yang harus saya lakukan agar memahami
hikmah dibalik ucapanmu ini? Lukman menjawa‘Jika engkau ingin mengetahui
penjelasannya ayo bangunlah menuju Rasululllah minta penafsirannya.‘maka
keduanya bangun dan berangkat setekah menyiapkan air dan bekal lainnya untuk
menempuh perjalanan padang sahara luas. Perjalanan tersebut begitu panjang
dalam keadaan sangat panas. Ketika lelah dan telah menempuh jarak panjang
sementara bekal sudah habis, mereka turun dari kendaraannya lalu jalan kaki,
Lukman memandang lurus kedepan. Ia melihat bayangan hitam dan awan, maka
ia mengira yang hitan itu pohon dan awan datang dari bangunan sana. Tentu
disana ada orang, keduanya teruse berjalan dalam keadaan begitu letih, tiba-tiba
anaknya menginjak tulang dan sampai pada menembus kakinya. Maka anaknya
jatuh pingsan, Lukman berpikir tentang cara mengeluarkan tulang dari kaki
anaknya, maka ia mendapat cara yaitu menarik dengan giginya, kemudian ia
membungkus dengan serbannya. terhenyulah hatinya melihat anaknya kesakitan.
Ia menangis lalu bercucuranlah air mata hangat dan menimpa wajah anaknya
hingga siuman. Lalu ia mengangkat kepala kepada anaknya seraya berkata, wahai
ayah, saya masih terus berpikir tentang ucapan engkau kepada saya:
sesungguhnya kebaikan itu ada pada yang menimpa diri. Mana kebaikan itu? Air
dan bekal lain sudah habis, berada di padang luas dalam keadaan seperti ini,
engkau tidak tahu apa yang engkau perbuat. Engkau pun tidak bisa pergi
meninggalkan saya sendiri begini, kalau engkau tetap disini saya dan engkau akan
meninggal disini, mana kebaikan itu?
Lukman al-Hakim menjawab, Hai Nak, apa yang saya katakana itu benar.
Engkau tidak tahu bahwa ada bencana lebih besar. Allah telah melindungi Kita
darinya dengan apa yang tengah kita alami.
Ditengah mereka berdialog Lukman meliihat jauh tetapi ia tidak melihat
awan dan warna hitam. Maka ia bertanya-tanya, manakah warna hitan dan wan
itu? Tiba-tiba seseorang berkendaraan kuda berhenti di hadapannya dan berseru,
Engkaukah Lukman? ―yah, jawabnya. Engkau pemilik hikmah? ―ia ditanya,
begitulah orang-orang menyebutnya, jawabnya.
Ucap orang itu. Anak ini tidak punya akal. Apa yang ia ucapkan? Jika
kalian tidak mengalami yang tengah kalian alami, kamu akan berada di bawah
bumi seperti yang dialami orang sebelum kamu.
Maka Lukman berkata kepada anaknya, ―Tahulah kamu sekarang bahwa
ucapan saya benar bahwa sesuatu yang menimpa sihamba yang dia sukai maupun
yang dia bencimengandung kebaikan dan kemaslahatan.41
c) Metode Nasehat

Metode ini merupakan metode yang berkmakna berwasiat jika wasiat

dinisbatkan kepada Allah swt maka artinya akan menjadi mewajibkan atau

41
Nahbani Idris, Luqmanul Hakim (Kisah Hidup, Akhlak, dan Hikmah), hal.161-163.
36

memerintahkan.42 Metode ini merupakan juga salah satu bentuk kasih sayang

kepada anak dikarenakan tidak semua orang ingin memberikan nasehat kepada

orang yang ditemuinya hanya orang dicintai dan menginginkan kebaikan padanya.

Sebagimana wasiat yang diberikan Lukman al-Hakim kepada anaknya

yang mengandung beberapa unsur diantaranya, ketauhidan, berbakti kepada

orang tua, kesabaran, dan cara berinteraksi dengan orang lain. Terlihat pada QS.

Lukman/31:13-19.

42
Sabriati Aziz, Peliharalah Dirimu dan Keluargamu , hal. 147.
BAB III

DADDY ISSUES

A. Daddy Issues

Daddy yang artinya ayah sedangkan issues artinya masalah yang artinya

permasalahan tentang ayah dengan anak, masyarakat terdahulu beranggapan

bahwa ayah tidak memiliki peran dalam keluarga, sehingga menempatkan tokoh

ibu terpenting dalam mendidik anak, akan tetapi para ahli psikologi mengalihkan

perhatian dengan obeservasi langsung dan meninggalkan teoretis.

Berikut hasil penelitian Blanchard dan Biller dikutip dari buku Save M.
Dagun dengan meneliti keadaan masa pra remaja membandingkan dengan empat
kelompok dalam kemampuan akademiknya kelompok pertama, anak ditinggalkan
sebelum usia 5 tahun; kelompok kedua, anak yang ditinggalkan ayahnya setelah
usia 5 tahun; kelompok ketiga anak yang tidak dekat dengan ayahnya kurang dari
6 jam per minggu, kelompok terakhir ayah terlibat penuh dengan anak dari hasil
tersebut tidak adanya keterlibatan seorang ayah mempengaruhi akademik seorang
anak keterlibatan disini bukan sekedar banyknya waktu akan tetapi keterikatan
atau kedekatan secara emosional.1
Dikutip dari klikdokter menurut Ichsan Bella Persada M.Psi., ―daddy issues
bukan sebuah istilah medis tapi untuk menggambarkan berjaraknya atau jauhnya
hubungan dengan figur ayah yang membuat hubungan ayah dan anak menjadi
tidak ideal.‖ Bahwa bukan istilah atau kelainan yang tercantum dan Diagnostic
and Statistical Manaual of Mental Disorders (DSM-5) olehnya itu hal tersebut
bukan termaksud dalam gangguan mental.
Penyebab Daddy Issues diantara lain:

B. Penyebab Daddy Issues

1. Penyebab Daddy Issues Kekerasan pada Anak

1
Save M. Dagun, Psiklogi Keluarga (Peranan Ayah dala Keluarga), hal. 13-14.

37
38

Menurut Yetty Zem bahwa kekerasan yang dilakukan oleh orang tua dari

segi tindakan yang menyakiti dari segi fisik maupun psikis yang bersifat traumatic

yang dirasakan anak secara langsung maupun tidak langsung, sedangkan menurut

teori PAR, kekerasan terhadap anak salah satu tindakan yang agresif orang tua,

baik verbal maupun fisik yang mengakibatkan penderitaan bagi anak secara fisik

maupun psikis.2

Orang tua semestinya menjadi pelindung dan pendidik bagi anak, akan

tetapi dalam permasalahan ini sangat banyak anak dijadikan korban atau bisa

disebut dengan Chilid abuse (Kekerasan pada anak) tindakan demikian akan

mengakibatkan gangguan fisik dan mental bagi anak. Kemudian dari kekerasan itu

anak telah mengalami salah didikan secara tidak langsung akan membentuk

kepribadian moral dan spiritual yang tidak diinginkan Islam maupun Negara.3

Dengan didikan tersebut pada pada usia anak telah dapat merekam seperti

pada umur 6 tahun ke atas situasi pada ini kemungkinan kelak jika anak telah

tumbuh dewasa perilaku buruk demikian akan diberikan kepada istri dan anaknya

dikarenakan orang tua terdahulu telah memberikan contoh, tidak semestinya para

orang tua dalam hal ini terkhusus ayah yang banyak berperan dalam keluarga

dikarenakan anak merupakan suatu anugerah yang terindah dari Allah swt yang

dapat menjadikan hidup lebih baik dan berwarna ketika hadirnya seorang anak.

2
Nur‘aeni, Kekerasan Orang Tua Pada Anak, Vol.2, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
2017, hal, 98.
3
Terhadap Kondisi, Psikologis Anak, dan Dalam Keluarga, ―Equalita, Vol. 1 Issue 2,
Desember2019 Avaliable online at
http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/equalita/article/view/5548 Diterbitkan oleh Pusat Studi
Gender dan Anak LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia,‖ 1.2 (2019), hal. 172.
39

Dengan begitu berikut jenis-jenis kekerasan yang dijelaskan antara lain:

a. Kekerasan Fisik

Suatu pukulan yang menyerang bagian fisik anak seperti penyiksaan,

pemukulan, penganiyayaan terhadap anak baik menggunakan benda maupun

secara langsung oleh tangannya, mengakibatkan luka-luka dengan bentuk luka

lecet atau memar, cubitan bekas pukulan ikat pinggang atau rotan biasa juga

menggunakan air keras, adapun lokasi biasanya ditemukan pada daerah paha,

lengan, mulut, pipi, dada, perut, punggung atau daerah bokong, kekerasan

dilakukan biasanya anak rewel tidak patuh pada orang tua,4 memukul anak pada

ajaran Islam diperbolehkan ketika usia 10 tahun dengan atas mengajarkan anak

untuk disiplin akan tetapi memukulnya tidak sampai meninggalkan bekas yang

lama. Demikian pembahasan fisik diantara kekerasan selanjutnya yaitu kekerasan

psikis yaitu:

b. Kekerasan Psikis

Kekerasan psikis merupakan bentuk kekerasan yang menyerang pada

mental seseorang dari kekerasan tersebut seseorang bisa jadi berubah menjadi

pembentukan karakter dengan demikian kekerasan ini secara tidak langsung akan

membawa perlakuan tersebut hingga dewasa. Olehnya itu, psikiater internasional

yaitu Terry Lawso merumuskan defenisi tentang kekerasan psikis menjadi empat5

4
Terhadap Kondisi, Psikologis Anak, dan Dalam Keluarga, “Equalita, Vol. 1 Issue
2,Desember2019Avaliableonlineathttp://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/equalita/article/view/5
548 Diterbitkan oleh Pusat Studi Gender dan Anak LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon,
Indonesia,‖ 1.2 (2019), hal. 172.
5
Terhadap Kondisi, Psikologis Anak, dan Dalam Keluarga, ―Equalita, Vol. 1 Issue 2,
Desember2019 Avaliable online at
40

Kekerasan Fisik (Physical abuse), Kekerasan Emosional (Emotional abuse),

Kekerasan secara Verbal (Verbal abuse) dan Kekerasan Seksual (Sexual abuse).

Beda halnya dengan Azervedo & Viviane mengklasifikasan menjadi lima 6 akan

dijelaskan sebagaimana berikut:

1) Tidak Peduli (Indiffernce)

Tidak berbicara kepada anak jika tidak diperlukan, mengabaikan

kebutuhana anak, tidak merawat, tidak memberi perlindungan dan

kurangnya interkasi terhadap anak.7 Ketidak pedulian bagian dari

pengabaian atau neglect yang dilakukan secara sengaja maupun tidak

sengaja, pengabaian bisa berupa fisik, pendidikan, kesehatan dan

psikologis.8

2) Penghinaan (Humiliation)

Menghina, mengejek, menyebut nama-nama yang tidak pantas membuat

mereka merasa kekanak-kanak, menentang identitas anak, maratabat dan

harga diri anak sehingga dapat mempermalukan diri anak. melakukan

komunikasi yang tidak menyenangkan bagi anak biasa disebut dengan

verbal abuse.

http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/equalita/article/view/5548 Diterbitkan oleh Pusat Studi


Gender dan Anak LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia,‖ 1.2 (2019), hal. 174.
6
Lulu‘il Maknun , Kekerasan Terhadap Anak Oleh Orang Tua Yang Setress,
Harkat:Media Komunikasi Islam Tentang Gender dan Anak, Vol. 12, 2016. Hal.119-124.
7
Lulu‘il Maknun , Kekerasan Terhadap Anak Oleh Orang Tua Yang Setress,
Harkat:Media Komunikasi Islam Tentang Gender dan Anak, Vol. 12, 2016. Hal.119-124.
8
Jaja Suteja, Dampak Kekerasan Orang Tua Terhadap Kondisi Psikologis Anak Dalam
Keluarga, Equalita, Vol. 1 Issues 2, Desember 2019 diterbitkan oleh Pusat Studi Gender dan Anak
LP2MIAINSyekhNurjatiCirebon,Indonesia,http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/equalita/artic
le/view/5548. hal.175.
41

3) Mengisolasi (Isolation)

Terisolir merrupakan bentuk keterbatasan bagi anak-anak dikarenakan

menjauhkan anak dari teman-teman, memutuskan kontak anak dengan orang

lain mengurung anak sendiri.

4) Penolakan (Rejection)

Tidak mnghargai serta mengapresiasi yang telah dilakukan anak karena

bentuk penolakan kehadirannya tidak menghargai serta mendiskriminasi.

5) Teror (Terror)

Memberikan rasa ancaman bagi anak dalam bentuk menakut-nakuti atau

mengancam anak.

c. Kekerasan Seksual

Salah satu kekerasan yang dilakukan secara dipaksa melalui ancaman,

intimidasi atau kekuatan fisik, memaksa perbuatan seksual yang tidak diinginkan

atau memaksa berhubungan seks dengan orang lain.9

d. Kekerasan Sosial

Kekerasan ini seperti penelantaran dan eksploitasi anak, penelantaran anak

merupakan tindakan orang tua yang tidak memberikan perhatian terhadap tumbuh

kembang anak seperti anak dikucilkan, diasingkan, serta tidak ada pendidikan dan

perwatan yang diberikan, adapun eksploitasi anak suatu tindakan sewenang-

wenang yang dilakukan keluarga atau masyarakat, misalnya memaksa untuk

9
Lulu‘il Maknun , Kekerasan Terhadap Anak Oleh Orang Tua Yang Setress,
Harkat:Media Komunikasi Islam Tentang Gender dan Anak.Vol. 12, 2016. hal.121-124
42

bekerja demi kepentingan ekonomi tanpa memberikan hak-hak anak, serta

diberikan pekerjaan diluar batas kemampuan anak tersebut.10

Dari informasi di atas, penyebab rusaknya tatananan keluarga yaitu

ketidakmampuan orang tua khususnya ayah dalam mendidik anak, tidak adanya

perhatian, kelembutan dan kasih sayang dari orang tua terhadap anak, keluarga

merupakan tempat perkembangan anak yang membentuk tingkah laku anak,

watak baik buruknya tergantung pada metode pendidikan orang tua terapkan

dalam keluarga.11

Dikutip dari jurrnal Erniawati dan Wahidah Fitriani dari penelitian Farhan
(2018) salah satu yang dapat metarbelakangi orang tua melakukan kekerasan
disebabkan pengalaman merupakan faktor utama , orang tua dulu dibesarkan
dengan cara tersebut sehingga cenderung meneruskan kepada anak,.12

2. Otoriter

Pengasuhan otoriter bersifat membatasi dan mengontrol perilaku anak,

serta orang tua menghukum anak jika tidak mengikuti arahannya. 13

3. Perceraian

Percerian adalah neraka bagi anak dikarenakan dapat memisahkan salah

satu dari orang tua hal tersebut membuat luka batin bagi sang anak dengan

10
Nur‘aeni, Kekerasan Orang Tua Pada Anak, Vol.2, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
2017, hal,102.
11
Abdul Kadir Kekerasan Anak dalam Keluarga, Wacana, Vol 12, No.2, Juli 2020
https://jurnalwacana.psikologi.fku.ns.ac.id/. hal.143
12
Erniwati dan Wahidah fitriani, Faktor-faktor Penyebab Orang Tua Melakukan
KekerasanVerbal Pada Anak Usia Dini, Yaa Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 4,
No. 1 Mei 2020 .hal.7.
13
Agnes Maria Sumargi dan Alfonza Nugrahaning Kristi, Well-Being Orang Tua,
Pengasuhan Otoritatif, dan Perilaku Bermasalah Pada Remaja, Jurnal Psikologi Vol. 44, No. 3
2017. hal.186.
43

begitu akan mencari kebahagiaan dari pergaulan dunia luar. 14 dari faktor

perceraian dipengaruhi beberapa sebab diantaranya biologis, psikologis,

ekonomi dan politik, perceraian terjadi dari kalangan mana saja. Selain itu

nafkah batin bukan hanya kebutuhan seksual akan tetapi sikap suami kepada

istri seperti menyenangkan istri memanjakan istri dan berlemah lembut serta

menghargai istri itu semua bagaian dari nafkah batin. 15

Dikutip dari jurnal Firdaus dari catatan tahunan komnas perempuan

sejak tahun (2001-20017) menunjukkan peningkatan pelaporan kasus KDRT

sebanyak lima kali lipat, sebelum UU P KDRT (2001-2004) jumlah kasus yang

dilaporkan sebanyak 9.662 kasus, setelah diberlakukan UU P KDRT (2005-

2007) terhimpun 53.704 kasus KDRT yang dilaporkan kemudian terus

meningkat pada tahun 2019 jumlah kekerasan pada perempuan sebesar 431.471

yang dilaporkan,16 angka akan semakin meningkat jika peningkatan kesadaran

pada suami atau ayah tidak memahami penjagaan hak perempuan dan

pentingnya menghidupkan ketenangan dan kenyamanan pada keluarga.

Pengaruh perceraian orang tua akan mengakibatkan berbeda pada anak

tersebut tergantung pada usia anak ketika perceraian berlangsung pada usia 4

tahun anak akan mengalami trauma dan sulit untuk menyesuaikan kembali

kehidupannya adapun usia 7-10 tahun anak sudah mulai menyesuaikan diri

14
Lulu‘il Maknun , Kekerasan Terhadap Anak Oleh Orang Tua Yang Setress,
Harkat:Media Komunikasi Islam Tentang Gender dan Anak, Vol. 12, 2016. hal.122-124.
15
Firdaus, Tindak Kekerasan Psikis dalam Rumah Tangga Menurut Undang-Undang
PKDRT dan TInjaun Surah Al Mujadalah Ayat 14, Kajian Agama Hukum dan Pendidikan Islam
(KAHPI) Vol.2 No.1 Juli 2020. hal.11.
16
Firdaus, Tindak Kekerasan Psikis dalam Rumah Tangga Menurut Undang-Undang
PKDRT dan TInjaun Surah Al Mujadalah Ayat 14, Kajian Agama Hukum dan Pendidikan Islam
(KAHPI) Vol.2 No.1 Juli 2020. hal.10.
44

dengan lingkungan. Ketika ibu yang pegang alih dalam pengasuhan setelah

perceraian maka resiko yang banyak terjadi pada anak laki-laki hilangnya

maskulin.17 Sehingga dari penyebab tersebut anak akan mengalami terbentuknya

tingkah laku pada masa dewasa berikut beberapa dampak yang akan terjadi.

17
Save M. Dagun, Psiklogi Keluarga (Peranan Ayah dala Keluarga), hal. 114-118.
BAB IV

IMPLIKASI PENDIDIKAN ANAK LUKMAN AL-HAKIM TERHADAP

DADDY ISSUES

A. Pendidikan Lukman al-Hakim Terhadap Anak Dalam al-Qur’ an

1. Ketauhidan
Dasar penting dalam beragama ialah beribadah kepada Allah dengan

sepenuh hati tidak menyekutukan Allah swt dalam bentuk apapun, sebagaimana

wasiat Lukman kepada anaknya dalam QS. Lukman/31:13

ْ َ ْ َِ َ ْ َّ ‫َ ْ َ َ ِ ْ ٰ ِ ْ َ ِ َ َ ِ ٗ ٰ ِ َ َّ َ ِ ْ ْ ه‬
١٣ ‫الشرك لظلم غ ّظيم‬
ّ ‫ۗان‬
ّ ‫اّٰلل‬
ّ ‫واّ ذ قال لقمن ّلاة ّن ٖه ووي ي ّػظه يتني لا تش ّرك ّة‬
Terjemahnya:
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya, ‖Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar.1

Ayat tersebut mengawali nasehat dengan panggilan kasih sayang ya

bunayya dengan begitu secara tidak langsung mengajarkan kepada para ayah

untuk membiasakan memanggil anaknya dengan panggilan kasih sayang,

kemudian dilanjutjan dengan nasehat yang sangat bermakna dalam hidup seperti

inti dari ayat tersebut larangan mempersekutukan Allah karena bentuk kedzoliman

yang besar, tauhid merupakan berikut sabda Nabi saw, menasehati anak muda

untuk menjaga hak Allah, sebagaimana berikut:

ۡ ٓ‫َأ ۡخبسٔاَع ۡبد َهللا َۡب‬:‫َلاي‬،ٝ‫ظ‬َِٛ ٓ‫ددَّذٕاَأ ۡدّد َۡبٓ َِذ َّّد َۡب‬
ٍَ‫َأ ۡخبسٔاٌَ ۡيد َ ۡبٓ َظعۡ د‬:‫َلاي‬،‫َاٌّبازن‬

َٛ‫ َأ ۡخبسٔا َأب‬:‫ َلاي‬،ٓ ّٰ‫َاٌس ۡد‬ ۡ ٓ‫ َع ۡٓ َل ۡيط َۡب‬،‫يعة‬ٌَٙ ٓ‫ ۡاب‬ٚ


َّ ‫ددَّذٕا َع ۡبد َهللا َۡبٓ َع ۡبد‬َٚ )‫ َ(ح‬.‫َاٌذ َّجاج‬

1
Kementrian Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, hal.412.

45
46

ۡ ‫َاٌذ َّجاج‬
َ‫ َع ۡٓ َد ٕۡ ٍػ‬،‫ادد‬َٚ ٕٝ ۡ‫َاٌّع‬ ۡ ٓ‫ َددَّذٕا َل ۡيط َ ۡب‬:‫ َلاي‬،ٍ‫ َددَّذٕا ٌَ ۡيد َۡبٓ َظعۡ د‬:‫ َلاي‬،‫ٌيد‬ٌٛ‫ۡا‬

َ‫َ(ياَغالَ َإّٔيَأعٍّّه‬:‫َفماي‬،‫ ًِا‬ٛۡ ‫ي َهللا َﷺَي‬ٛ‫َوَٕۡث َخ ٍۡف َزظ‬:‫َلاي‬،‫َّاض‬ ّ ٔ‫ص ٕۡعا‬


ۡ ٓ‫َع‬،‫ي‬
ٍ ‫َابٓ َعب‬ َّ ٌ‫ا‬

ۡ َ‫اَاظحع ٕۡث َف‬


َٓۡ ‫اظحع‬ ۡ ‫إذ‬َٚ،‫اظأي َهللا‬ ۡ ‫َادفظ َهللا َي ۡذف ۡظه‬،ٍ
ۡ ‫َإذاَظأ ٌۡث َف‬،‫َادفظ َهللا َجج ۡدٖ َججا٘ه‬، ۡ ‫وٍّات‬

َ،‫ن َإ ََّّل َبؽ ۡيءٍ َلد َوحبٗ َهللا ٌَه‬ٛ‫ن َبؽ ۡيءٍ ٌَ ُۡ َي ٕۡفع‬ٛ‫َأ ْۡ َي ٕۡفع‬ٍٝ‫َاجحّع ۡث َع‬ ۡ َّْ ‫اعٍ ُۡ َأ‬
َۡ ٌَٛ ‫َاأل َِّة‬ ۡ َٚ.‫بالل‬

ََ‫َاأل ۡلال‬
َ ۡ ‫َزفعث‬،‫ن َإ ََّّل َبؽ ۡيءٍ َل ۡد َوحبٗ َهللا َعٍ ۡيه‬ٚ‫ن َبؽ ۡيءٍ ٌَ ُۡ َيضس‬ٚ‫َأ ْۡ َيضس‬ٍٝ‫اَع‬ٛ‫َاجحّع‬
ۡ ٌٛٚ

.‫َ ٰ٘راَدديدَدعَٓصذيخ‬.)‫جفَّثَاٌصذف‬ٚ

Artinya:

Ahmad bin Muhammad bin Musa telah menceritakan kepada kami, beliau
mengatakan: ‗Abdullah bin Al-Mubarak mengabarkan kepada kami, beliau
mengatakan: Laits bin Sa‘d dan Ibnu Lahi‘ah mengabarkan kepada kami, dari
Qais bin Al-Hajjaj. (Dalam riwayat lain) ‗Abdullah bin ‗Abdurrahman telah
menceritakan kepada kami, beliau mengatakan: Abul Walid mengabarkan
kepada kami, beliau mengatakan: Laits bin Sa‘d menceritakan kepada kami,
beliau mengatakan: Qais bin Al-Hajjaj menceritakan kepada kami dengan
makna yang sama, dari Hansy Ash-Shan‘ani, dari Ibnu ‗Abbas, beliau
mengatakan: Aku pernah di belakang Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa
sallam pada suatu hari. Ketika itu beliau bersabda, ―Wahai anak muda,
sesungguhnya aku akan mengajari engkau beberapa kalimat. Jagalah Allah
niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, engkau akan dapati Allah di
hadapanmu. Apabila engkau meminta, mintalah kepada Allah. Apabila engkau
mohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, bahwa
sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan engkau suatu manfaat,
niscaya mereka tidak dapat memberimu manfaat kecuali yang telah Allah
tetapkan untuk dirimu. Dan sekiranya mereka berkumpul untuk memberikan
suatu mudarat kepadamu, niscaya mereka tidak dapat memudaratkanmu
kecuali yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena-pena telah diangkat dan
lembaran-lembaran telah kering. (Hadis Hasan Shohih) (H.R Tirmidzi).2

Ketauhidan akan meluaskan hati seseorang, karena mempercayai bahwa

Allah swt menciptakan langit dan bumi, pemberi rezeki, dan pendidik,

mengetahui tidak ada yang memberi manfaat dan mudharat kecuali Allah swt

2
Sunan Al-Tirmidzi, Al-Jami‘u shohih , Jilid 4 (Beirut Lebanon: Dar al-Kutub al
Ilmiyyah), hal.574.
47

sehingga terciptanya rasa takut dan tindak tunduk kepada makhluk

penghambaannya hanya kepada Allah swt,3 dengan demikian jika hal tersebut

tertanam dalam diri setiap manusia tidak akan ada yang menyesali setiap apa yang

menimpah dan mensyukuri kenikmatan yang telah diberikan, ini juga dapat

menyelesaikan masalah dalam trauma masa lalu yang terjadi

2. Kesabaran
Makna sabar ialah mampu bertahan dengan maksud dapat bertahan dari

segala apa yang telah menimpanya dari segi jenis kesabaran ialah sabar dalam

ketaatan, sabar dalam menjauhi larangan dan bersabar dalam menghadapi

masalah.4
ْ
ْ‫ك من‬َ ٰ َّ َ َ َ َ َ ٰ َ ْ ْ َ َ ْ ِ ْ َ َ ْ َ ْ ِ ْ َ ْ ْ ِ َ َ ٰ َّ َ َ
َّ ِ ٰ
ّ ّ ‫ل‬ ‫ذ‬ ‫ن‬ ‫ا‬ّ ۗ
‫ك‬ ‫اة‬‫ص‬‫ا‬ ‫ا‬
ْٓ ‫م‬ ‫ى‬‫ل‬ ‫ع‬ ‫د‬ ‫ب‬
ّ ‫اص‬ ‫و‬ ‫ر‬
ّ ‫ك‬‫ن‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ن‬ّ ‫غ‬ ‫ه‬ ‫ان‬ ‫و‬ ‫ف‬ّ ‫و‬ ‫ر‬ ‫ػ‬ ‫م‬ ‫ال‬‫ة‬ّ ‫ر‬ ‫م‬‫أ‬ ‫و‬ ‫ية‬ ‫ل‬ ‫الص‬ ‫م‬ّ ّ ‫يتني‬
‫ق‬ ‫ا‬

ْ ِ ِْ ْ َ
١٧ ‫غز ّم الامي ّر‬
Terjemahnya:
Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang
makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang
penting.5

Sabar yang dijelaskan pada ayat di atas mengenai senantiasa bersabar

dalam menjalankan perintah dan mencegah dari keburukan, setiap manusia akan

tertimpa musibah untuk menjalani hidup sudah seharusnya mampu menahan

seegala yang tidak di perbolehkan oleh Allah swt, senantiasa bersabar untuk

menjalani perintah Allah swt, dalam mendidik anak pun orang tua semestinya

3
Kastolani, Internalisasi Nilai-nilai Tauhid Dalam Kesehatan Mental, INJECT
(Interdisciplinary Journal Of Comunication) Vol.1. No. 1 2016. hal.5.
4
Raihanah, Kosep Sabar Dalam Al-Qur‘an, Tarbiyah Islamiyah,vol 6 Nomor 1, Januari-
Juni 2016, hal. 49.
5
Kementrian Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, hal.412.
48

menjadi orang yang penyabar bagi anak. Sebagai contoh sabar dalam

memerintahkan anak untuk shalat lima waktu.

Mendidik anak dibutuhkan namanya kesabaran, sebelum mengajarkan

tentang kesabaran sepantutnya memberikan contoh kepada anak, ketika orang tua

telah bersabar maka ada pengendalian emosi yang diberikan kepada anak, dapat

bertahan dalam keadaan sulit, juga mampu menerima kenyataan tentang keadaan

anak, dari sabar ayah akan berpikir dengan sebaik-baiknya, sikap pantang

menyerah kemudian dalam sabar orang tua dapat mudah memaafkan kesalahan

anak.6

3. Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Bakti kepada kedua orang tua merupakan hal yang sangat bermanfaat bagi

tumbuh kembang anak dikarenakan akan timbul komunikasi dengan baik dan

selalu menyayangi orang tua dan begitu sebaliknya adanya respon positif pada diri

anak, berbakti kepada kedua orang tua tidak sebanding yang telah dikorbankan

dari mengandungnya ibu hingga membesarkan menjadi anak dewasa dengan

begitu pengorbanan ayahpun tak terlupakan dalam menafkahi, sebagaimana

dijelaskan dalam firman Allah QS. Lukman/31:14

ِ ْ َ ْ َ َ ِ
ْ‫اشك ْر ّلي‬ ْ ٗ ُ َّ ْ َ ٰ َ ً ْ َ ٗ ُّ ِ ِ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ ْ َ ْ َّ َ َ
‫ووصينا ال ّانسان ّةيالّدي ّهَّۚ حملخه امه وونا على وو ٍن و ّفصاله ّفي عامي ّن ا ّن‬
ِ ْ ْ َ َ َ َ
١٤ ‫َو ّليالّد ْيكۗ ّالَّي الم ّصيد‬
َ
Terjemahnya:
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua
orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

6
Subandi, Sabar: Sebuah Konsep Psikologi, Jurnal Psikologi, Vol 38, No.2, Desember
2011. hal.220-222.
49

bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah


kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. 7

Ayat tersebut menceritakan tentang kelemahan seorang ibu dalam

mengandung, melahirkan serta membesarkan anak, bertambah-tambah sakitnya,

masa tersebut penting kerja sama antara ayah dan ibu untuk mendidik anak dan

memperkenalkan tauhid kepada anak tersebut, dikarenakan dalam mendidik akan

menimbulkan kedekatan dan saling menghargai.

4. Larangan Sombong

ْ ِ َ َ ْ ِ َِّ ُّ ِ َ َ ‫َ َ ً َّ ه‬ ْ َْ ْ َ ََ َّ َ َّ َ ْ َ ِ َ َ
َّۚ‫ال فخي ٍر‬ٍ ‫يحب كل مخخ‬ ّ ‫اس ولا حم ّش ّفى الار ّض مرحاۗ ّان اّٰلل لا‬
ّ ‫ولا حص ّػر خدك ّللن‬

١٨
Terjemahnya:
Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan
janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.8

Sifat sombong merupakan sifat yang tidak disukai banyak orang, hal

tersebut akan membuat seseorang tersinggung serta menjauh hilangnya interaksi

dengan orang lain. Sifat sombong akan membuat sedikitnya dalam pertemanan

dan tidak luas dalam berpikir.

َّ َ َّ َ َ ِ َ
‫َولا حص ّػ ْر خدك ّللن ّاس‬ (dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia)

pentingnya untuk memiliki sifat rendah diri dalam berinteraksi dengan siapa pun

apalagi dengan keluarga keangkuhan dalam keluarga akan mengakibatkan

7
Kementrian Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, hal.412.
8
Kementrian Agama RI, al-Qur‟ an dan Terjemahnya, hal.412.
50

ketidakharmonisan serta ketidak rukunan sehingga hilangnya interaksi dengan

anggota keluarga.

5. Kesederhanaan

َْ ِ َ َ َ ‫كۗ اَّن َانْ َك َر ْال َا ْص‬


َ ْ َ ْ ْ ِ ْ َ َ ْ َ ْ ْ ْ َ
١٩ ࣖ ‫ات لص ْيت الح ّم ْي ّد‬
ّ ‫ي‬ ّ ‫واق ّصد ّفي مش ّيك واغضض ّمن صي ّح‬

Terjemahnya:
Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.9

Mengajarkan anak untuk hidup sederhana tidak untuk melampaui batas,

agar dapat menerima apapun pekerjaan orang tua, tidak untuk memberikan segala

keinginan, supaya dewasa kelak anak tidak hilang kendali dalam perekonomian.

Kadangkala suara perlu dikontrol dan diposisikan pad tempatnya tidak

selamanya suara di lemah lembutkan ada juga waktunya untuk dikeraskan jika itu

diperlukan dalam mendidik anak dengan ketegasan agar anak mengetahui dan

tidak membangkang kepada kedua orang tua, jika dalam lingkungan sosial

sepatutnya melihat keadaan.

B. Dampak Daddy Issues Terhadap Lingkungan Sosial

Dikutip dari jurnal Abdul Kadir dan Anik Handayaningsih menurut YKAI (
Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia) kekerasan dapat menyebabkan anak
kehilangan dari hal-hal utama dalam kehidupan dan akan berdampak serius pada
kehidupan anak dikemudian hari.10

Kehilangan dan menjauhnya hubungan dengan ayah akan mempengaruhi

beberapa tingkah laku yang akan terjadi pada anak di masa dewasa nanti sehingga

9
Kementrian Agama RI, al-Qur‟ an dan Terjemahnya, hal.412.
10
Abdul Kadir Kekerasan Anak dalam Keluarga, Wacana, Vol 12, No.2, Juli 2020
https://jurnalwacana.psikologi.fku.ns.ac.id/. hal.140
51

dari pengalaman tersebut akan menimbulkan dampak negative sebagaimana

dijelaskan sebagai berikut:

1. Kurangnya Asertivitas

Asertivitas merupakan kemampuan seseorang untuk mengekspresikan diri,

pandangan-pandangan dirinya, dan menyatakan keinginan dan perasaan secara

langsung dan jujur, spontan tanpa merugikan diri sendiri dan melanggar hak orang

lain.11 Seorang yang dapat dikatakan sebagai asertiv jika hubungan yang

dilakukan merasa lebih percaya diri, mendapatkan rasa hormat dari orang lain

melalui komunikasi secara langsung.

Aspek hilangnya asertivitas pada anak peran orang tua tidak diterapkan

dengan baik tidak mencontohkan untuk mengungkapkan perasaan emosi , maka

kemampuan anak dalam mengungkapkan sesuatu yang sulit seperti kata

penolakan tidak akan terucap, sulitnya menyampaikan perasaan emosi seperti

penghargaan, kasih sayang, kekaguman dan rasa syukur, sulitnya untuk meminta

bantuan kepada orang lain.12

2. Relationship Contingent Self Esteem

Merupakan bentuk harga diri yang tidak sehat dikarenakan seseorang

menggantungkan harga dirinya pada hubungan romantik yang sedang

dijalaninya13 ini akan sangat berdampak pada anak perempuan masa remaja awal

11
Sriyanto dkk, Perilaku Asertif dan Kecenderungan Kenakalan Remaja Berdasarkan
Pola Asuh dan Peran Media Massa, Jurnal Psikologi, Vol.41. No.1 Juni 2014. hal.76
12
Sriyanto dkk, Perilaku Asertif dan Kecenderungan Kenakalan Remaja Berdasarkan
Pola Asuh dan Peran Media Massa, Jurnal Psikologi, Vol.41. No.1 Juni 2014. hal. 20-21
13
Febriabti Luthfisti dalam Skripsi: Pengaruh Keterlibatan Ayah Terhadap Relationship
Contingent Self-Esteem Pada Perempuan Usia Dewasa Awal, Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang,2018, hal. 4.
52

ketika kurangnya komunikasi antara ayah dan anak, ketika masa dewasa tersebut

cenderung untuk mencari kasih sayang dalam berhubungan akan memenuhi segala

yang diinginkan oleh pasangannya untuk mendapat identitas dan harga diri bentuk

dari ketergantungan untuk mendapatkan harga diri.

3. Mudah Emosional

Emosional yang dimaksud ialah emosi marah merupakan respon yang

dibawa sejak lahir yang berkaitan dengan frustasi dan kekerasan, adapun respon

alami yang disebabkan beberapa masalah seperti terluka, penghinaan,

menyinggung perasaan atau frustasi, berlebihan marah akan mengakibatkan

lumpuhnya akal sehat dan bahkan dapat menimbulkan berbagai kesusahan dan

gangguan jiwa lainnya.14

4. Krisis Identitas

Faktor yang mempengaruhi krisis identitas terbentuk dari pengalaman

anak ketika masa tumbuh kembang serta lingkungan disekitar yang buruk, pola

asuh orang tua dari sikap dan respon tersebut anak akan mendapat informasi dan

menilai siapa dirinya. 15 Hal tersebut mengakibatkan anak menjadi lemahnya

kepribadian yaitu emosional yang labil pada remaja rasa kekecewaan, mudahnya

terpengaruh oleh lingkungan luar dikarenakan tidak menemukan kebahagiaan dan

ketenangan dalam rumah, aksi melawan anak kepada orang tua akibat perilaku

orang tua yang terlalu menekan dan menjadikan seperti robot.

14
Rita Susanti dkk, Perasaan Terluka Membuat Marah, Jurnal Psikologi, Vol.10, No. 2,
Desember 2014, hal. 103.
15
Andri Harce Karundeng dkk, Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Pencapaian
Identitas Diri Remaja Di Kelurahan Tumatangtang Kecmatan Tomoh Seltan Kota Tomohon,
Jurnal Kesehatan: Anamah Prodi Ilmu Keprawatan STIKES Muhammadiyah Manado, Vol.1 No.1
Mei 2019 hal.14.
53

Demikian beberapa dampak yang ditimbulkan hilangnya kedekatan secara

fisik dan psikis antara ayah dan anak akan menjadi perilaku atau secara tidak

sadar menjadi watak dan lebih parah hilangnya moralitas pada anak, diketahui

bersama bahwa anak terlahir tidak mengetahui apa-apa yang menjadikan anak

tidak bermoral dan bermoral dipengaruhi oleh orang tua, khususnya para ayah

untuk melibatkan diri kepada anak bukan suatu yang sulit tidak dilihat dari

kuantitas lamanya bersama anak akan tetapi dilihat dari kualitas pelajaran apa

yang ayah berikan kepadanya tidak perlu hal yang sulit bercerita saja atau senyum

didepan anak merupakan suatu yang akan berdampak baik dan akan diingat.

Islam telah hadir memberikan solusi kepada setiap manusia jika

dipikirkan dengan baik, Lukman al-Hakim mengajarkan kepada setiap para ayah

untuk memperhatikan anak dan keluarganya olehnya itu demikian pemaparan

keterlibatan pendidikan anak Lukman al-Hakim untuk mengajarkan para ayah

bersikap dengan baik.

C. Implikasi Metode Pendidikan Lukman al-Hakim terhadap Daddy

Issues

Metode pendidikan merupakan suatu proses perubahan yang membentuk

anak sejak dini, serta memiliki tujuan dari metode pendidikan yang telah

ditetapkan, untuk menggapai tujuan tersebut perlu adanya penggabungan antara

spiritual yang berkaitan dengan aqidah dan iman, psikologis yang dihubungkan

dengan tingkah laku individual dalam akhlak, kemudian social, berfungsi utnuk

mengaitkan manusia lainnya serta memenuhi hak-hak dan tanggung jawab untuk
54

mewujudkan masyarkat yang harmonis dan seimbang. 16 Dalam mendidik anak

banyak hal yang harus diperhatikan penting untuk menyesuaikan usia serta

zaman apa dibutuhkan anak khususnya para ayah dengan melihat jenis anak

tersebut.

Keterlibatan ayah dalam mendidik bukan hanya sekedar mendisiplinkan

saja akan tetapi perlunya interaksi dengan baik dan memperhatikan

perkembangan anak, memberikan segala sumber daya baik afeksi, fisik, dan

kognisinya, partisipasi ayah dalam mendidik anak mempengaruhi pertumbuhan

perkembangan dan psikologis anak, hilangnya figur ayah pada anak perempuan

akan mengakibatkan ketidak stabilan dalam mengelolah emosi, harga diri rendah

sedangkan pada anak laki-laki remaja dengan mudah melakukan hubungan

seksual.17

Kehadiran ayah dalam mendidik anak bukan berarti meninggalkan

perkerjaan akan tetapi menggabungkan keduanya, sudah pasti waktu di rumah

menjadi sedikit maka diperlukan perhatian kepada anak untuk berkomunikasi

meluangkan waktu minimal 15 sampai 30 menit, menampakkan ungkapan sayang

kepada anak dengan bertanya tentang kegiatan, mengusahakan makan bersama

anak, meluangkan waktu berlibur bersama anak dengan begitu akan merasakan

kedekatan anak kepada ayah, 18 sebagaimana Lukman al-Hakim memberikan

waktu kepada anaknya dalam bentuk nasehat yang dapat menjadi pegangan sang

16
Mukodi, Nilai-nilai Pendidikan dalam Surat Luqman, Walisongo, Vol.12,Nomor 2,
November 2011, hal.432
17
Siti Iatiyati, Gambaran Peran Ayah dalam Pengasuhan, PROFESI (Profesional Islam):
Media Publikasi Penelitian Vol.17, No.2 journals,itspku.ac.id. hal. 13
18
Siti Iatiyati, Gambaran Peran Ayah dalam Pengasuhan, PROFESI (Profesional Islam):
Media Publikasi Penelitian Vol.17, No.2 journals,itspku.ac.id. hal. 17
55

anak untuk masa depan kelak, nasehat yang begitu singkat akan tetapi mencakup

banyak hal jika dikembangkan lebih luas lagi.

Diketahui bahwa peran ayah sama pentingnya dengan ibu memiliki pengaruh

penting dalam mendidik, dan tidak semua peran dapat diemban oleh ibu dan

sebaliknya jika kedua peran diterapkan dengan benar dengan begitu akan nampak

pada kondisi anak, seorang ayah penting untuk mengetahui cara mendidik anak

sebelum anak lahir ketika masa dewasanya atau ini disebut dengan pendidik bagi

keluarga kemudian dalam keluarga sangat dibutuhkan penyedia dan pemberi

fasilitas ini sudah tugas yang paling umum diketahui masyarakat luas disebut

dengan pencari nafkah, untuk merasa dekat dengan anak dibutuhkan interaksi atau

komunikasi antara ayah dan anak yang membuat anak memiliki ayah, sangat

wajar jika seorang ayah mengatur peraturan dalam keluarga akan tetapi sebelum

menerapkan aturan pentiingnya untuk mengetahui peraturan apa yang diperlukan

dan bagaimana untuk memberikan kebijakan pada anak sehingga dapat dirasakan

kenyamanan dalam rumah ini dibahas dalam otoritatif, setelah itu menjadikan

anak yang baik seharusnya para ayah memberikan contoh kepada anak dan

membiasakan dalam hal yang baik saja akan dibahas dalam pembiasaan. Adapun

yang dapat dijelaskan:

1. Pendidik

Seorang pendidik bukan hanya guru di sekolah akan tetapi pendidik yang

dimaksud pendidik dalam tulisan ini ialah orang tua terkhusus ayah, sebagaimana

yang telah diberikan contoh dalam Al-Qur‘an yaitu Lukman al-Hakim yang telah
56

diberikan hikmah berupa rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah swt

salah satu bentuk mensyukuri nikmat tersebut mendidik anak.19

Pendidik yang baik akan mengusahakan terwujudnya pola baik dalam

keluarga, ayah kepala keluarga mempunyai kewenangan dalam mengatur istri dan

anak maka untuk itu ketika ingin menjadi seorang ayah sangat wajib untuk

mempelajari hal-hal yang pokok dari keluarga seperti: masalah akidah, sosial,

serta adab karena hal itu yang ditekankan pada nasehat Lukman al-Hakim

sehingga dikatakan pendidik terbaik. Adapun nilai pendidikan yang diberikan

kepada anak Lukman al-Hakim:

a. Akidah

Nasehat yang pertama diberikan Lukman al-Hakim kepada anaknya ialah

akidah dengan defenisi akidah merupakan keyakinan keagamaan dijadikan

landasan dalam bentuk aktivitas, pola pikir serta pegangan hidup.20 Keyakinan

yang kuat akan selalu merasa diawasi oleh Allah swt Dalam firman QS.

Lukman/31:13

ْ َ ْ َِ َ ْ َّ ‫َ ْ َ َ ِ ْ ٰ ِ ْ َ ِ َ َ ِ ٗ ٰ ِ َ َّ َ ِ ْ ْ ه‬
١٣ ‫الشرك لظلم غ ّظيم‬
ّ ‫ۗان‬
ّ ‫اّٰلل‬
ّ ‫واّ ذ قال لقمن ّلاة ّن ٖه ووي ي ّػظه يتني لا تش ّرك ّة‬

Terjemahnya:
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya, ‖Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar. 21

19
Faizin Ainun Najib, Konstruksi Pesan-pesan Lukman al-Hakim dalam Qs. Lukman:
(Analisis Qur‘anic Parenting), At-Tajdidi Vol.03 No.02 Juli-Desember 2019.hal 115.
20
Mochamad Syaifuddin, Pendidikan Anak Meenurut Luqman al-Hakim, Modeling, Vol.
4 No. 2, September 2017. hal. 150.
21
Kementrian Agama Ri, al-Qur‟ an dan Terjemahnya, hal.412.
57

Perbuatan syirik merupakan dosa besar, untuk memperbaiki akidah maka

pentingnya untuk memantapkan tauhid, mempelajari bahwa Allah swt satu-

satunya yang berhak disembah dan diibadahi, kesyirikan salah satu bentuk

mempersekutukan Allah swt.

b. Beribadah Kepada Allah

Memberikan pemahaman kepada anak untuk selalu dekat dan merasa

butuh kepada Allah swt, dalam nasehat Lukman perintah untuk mendirikan shalat

didalam shalat banyak manfaat dari gerakan-gerakan yang dilakukan dan

merupakan amalan yang pertama kali dihisab hari akhir.

c. Adab kepada manusia

Berinteraksi dengan manusia merupakan hal yang hampir setiap hari

dilakukan dengan begitu untuk itu penting mencegah kejahatan yang ada

menimbulkan manusia disekitar terganggu.

2. Pencari Nafkah

Nafkah bukan sekedar uang, akan tetapi nafkah ada dua nafkah lahiriah

dan nafkah batiniyah, nafkah lahiriah berhubungan dengan perkembangan fisik

serta fasilitas yang ada hal itu dibutuhkan setiap keluarga namun tidak dipungkiri

kadangkala nafkah batin tidak dipenuhi seorang ayah kepada istri dan anak,

nafkah batin merupakan hal yang berhubungan dengan kejiwaan atau mental

seseorang, ayah diharuskan bersikap lemah lembut serta berkasih sayang kepada

anak dan istrinya hendaknya mengeluarkan kata-kata yang baik kepada orang

yang tersayang.
58

Seorang Lukman al-Hakim telah mengajarkan kepada para ayah untuk

memilih kata yang baik ketika ingin berkomunikasi dengan baik, walaupun badan

tidak fit senyuman pada ayah tidak pernah pudar anak selalu merasa bahagia.

3. Komunikator

Menyampaikan suatu pesan disebut komunikator, Lukman al-Hakim

merupakan sang komunikator yang hebat pemilihan kata yang tepat diberikan

kepada anak dengan julukan al-Hikmah menandakan bijak dalam berkata,

pentingnya ayah menguasai bahasa yang baik selain dalam rumah juga pada saat

di tempat kerja agar sosial tersebut terbangun, komunikasi adalah suatu kegiatan

yang pasti terjadi dalam keluarga dengan berdialog, bertukar pikiran komunikasi

dibedakan menjadi dua komunikasi verbal (lisan) non verbal (tindakan).22

Pada usia 3-6 tahun dimulai munculnya rasa keingintahuan pada anak

tentang segala sesuatu untuk itu komunikasi pada anak terjadi di rumah, apabila

sang ayah ahli dalam berkomunikasi dengan anak maka timbul kedekatan

kemudian dalam berkomunikasi kepada orang yang tersayang seharusnya memilih

bahasa yang baik agar terjadi hubungan yang harmonis, seperti halnya Lukman al-

Hakim memilih kata panggil kepada anaknya dengan penuh kasih sayang.

4. Otoritatif

Orang tua yang menerapkan pola otoritatif adanya komunikasi dua arah

dengan anak sehingga bersifat hangat menjadikan anak mandiri tetap ada kontrol

22
Noviyanti, Kontribusi Komunikasi Islami Dalam Konseling Keluarga, Bina‟al-Ummah
Vol.15 No,2 2020.hal 220.
59

terhadap perilaku anak,23 pola tersebut cenderung memberikan kehangatan dan

kasih sayang kepada anak, serta memberikan aturan yang dapat mengatur perilaku

dengan cara yang benar sehingga anak merasa tidak tertekan dengan pola tersebut

akan mempengaruhi kecerdasan moral dan keterbukaan diri remaja.24

sebagaimana Lukman al-Hakim mengajarakan para ayah untuk memberikan

waktu kepada anaknya walaupun sekedar memberikan nasehat hikmah kepada

anak dalam QS Lukman/31:13

ْ َ ْ َِ َ ْ َّ ‫َ ْ َ َ ِ ْ ٰ ِ ْ َ ِ َ َ ِ ٗ ٰ ِ َ َّ َ ِ ْ ْ ه‬
١٣ ‫الشرك لظلم غ ّظيم‬
ّ ‫اّٰللۗ ّان‬
ّ ‫واّ ذ قال لقمن ّلاة ّن ٖه ووي ي ّػظه يتني لا تش ّرك ّة‬
Terjemahnya:
Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi
pelajaran kepadanya, ‖Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar. 25

Diketahui bahwa anak cenderung dapat menerima nasehat ketika pada usia

remaja awal atau sekitar 12-15 tahun dikarenakan memori anak pada masa itu

dapat merekam dengan baik, namun anak tidak akan mudah menerima nasehat

tersebut jika hubungan anak dengan ayah tidak baik.

Demikianlah yang dipaparkan penjelasan mengenai hal yang dapat

implikasi kepada ayah untuk mendidik anak dengan versi Lukman al-Hakim

dengan bertujuan bahwa adanya hubungan yang baik disebabkan komunikasi yang

baik dan waktu yang diberikan ayah kepada anak dalam mendidik sebelum

menerapkan suatu peraturan yang ada dalam keluarga seharusnya orang tua

23
Agnes Maria Sumargi dan Alfonza Nugrahaning Kristi, Well-Being Orang Tua,
Pengasuhan Otoritatif, dan Perilaku Bermasalah Pada Remaja, Jurnal Psikologi Vol. 44, No. 3
2017. hal.187.
24
Nur Evira Anggrainy Bahrain, Pola Asuh Otoritatif Terhadap Remaja, JIVA: Journal
of Behaviour and Mental Health, Vol.1 No.1 Juli 2020. hal. 6-7.
25
Kementrian Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya, hal.412.
60

mengenali sikap dan sifat anak tersebut dikarenakan yang terdekat kapada anak

adalah orang tua, sangat aneh rasanya jika ada anak di luar sana takut berbicara

atau bercerita kepada orang tua, anak lebih banyak berinteraksi dengan teman,

patuh kepada orang tua bukan ditandai dengan adanya posisi penguasa yang tidak

dapat dibantah dan harus taat, patuh kepada orang tua dengan cara mengikuti

aturan yang dapat dijalankan sesuai syariat Islam.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tiba waktunya pada bab akhir dimana peneliti akan menyimpulkan informasi

panjang di atas menjadi beberapa point, sebagai berikut:

1. Metode pendidikan Lukman al-Hakim terhadap anak dalam al-Qur‘an yaitu

mengenai ketauhidan mengajarkan untuk selalu amalan ibadah seseuai

dengan tuntutan Allah dan Rasul serta dengan hati keikhlasan untuk

mendapat ridho Allah swt, berbakti kepada kedua orang tua bukti patuh

kepada Allah walaupun berbeda agama, kesabaran mengajarkan para ayah

untuk mendidik anak dengan penuh kesabaran dari mengajarkan ketaatan dan

menjauhi larangan dari Allah swt, metode selanjutnya larangan sombong sifat

tersebut termaksud dalam sifat tercela yang tidak baik digunakan dalam

berinteraksi sosial dan akan berdampak buruk kepada anak seperti temannya

akan menjauhinya, kemudian metode terakhir yaitu kesederhanaan para ayah

semestinya mengajarkan kepada anak untuk hidup sederhana, karena

kehidupan sederhana akan memudahkan untuk tidak membandingkan diri

dengan orang lain dan menghargai pendapatan serta pekerjaan ayah.

2. Beberapa dampak yang akan terjadi masa dewasa anak, hilangnya

keterlibatan seorang ayah pada masa tumbuh kembang anak akan berdampak

seperti kurangnya komunikasi asertiv, tidak percaya diri, mudah emosional

serta krisis identitas.

61
62

3. Implikasi metode pendidikan anak Lukman al-Hakim dibutuhkan ayah yang

mengerti paham agama agar dapat mengajarkan anak dan istri untk

menjauhkan dari api neraka, kemudian ayah bertanggung jawab nafkah

lahiriah dan batiniyah bagi anak, serta menjadi ayah yang komunikator untuk

dekat dengan anak dan menciptakan aturan yang disesuaikan dengan keluarga

atau otoritatif.

B. Saran

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini sangat banyak kekurangan,

olehnya itu kepada peneliti yang lain untuk meneliti hal yang hampir sama dengan

telitian tersebut dengan perlu adanya referensi maksimal kepada peneliti

selanjutnya, dan kepada pembaca untuk lebih mencari lebih luas informasi tentang

judul dengan telitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‘an dan Terjemah

Ahmad Mustofa Al-Maraghi diterjemahkan oleh: Bahrun Abu Bakar, Tafsir Al-
Maraghi Semarang: CV Toha Putra Semarang, 1992.

Ahmad Syadali, Ahmad Rofi‘i, Ulumul Qur‟an I Bandung: Pustaka Setia, 2000.

Al-Jami‘u shohih Sunan Al-Tirmidzi , Jilid 4 Beirut Lebanon: Dar al-Kutub al


Ilmiyyah Hal.574.

Aryanti, Yuni, ―Peran ayah dalam pengasuhan anak usia dini,‖ 7.1 (2017), 22

Auliah, Dina, Indah Laila, Siti Patimah, Program Sarjana Piaud, Fakultas
Pendidkan, Institut Agama, et al., ―Pendidikan Anak Dalam Islam,‖
Pendidikan, VI (2019), 193.

Aziz, Sabriati, Peliharalah Dirimu dan Keluargamu Yogyakarta: Wonderful


Publishing, 2022.

Baidan, Nashruddin, Metodologi Khusus Penelitian Tafsir Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2016.

———, Metodologi Penafsiran Al-Qur‟an Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama Jakarta: Bulan Bintang, 2003.

Djamarah, Syaiful Bahri, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi Dalam Keluarga
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014.

Fathul Bari‘ Syarah Shohih al-Bukkhori, al- Hafidz Ahmad bin Alī bin Hajar al-
Asqalānī, Jilid 12 Beirut-Lebanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah . hal. 35.

Ghoffar, Abdullah, Tafsir Ibnu Katsir, Sepuluh Jakarta: Pustaka Imam Asy-
Syafi‘i, 2008.

Imam Jalaluddin Al-Mahally dan Imam Jalaluddin As-Syuthui Penerjemah:


Abubakar, Bahrum, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul
Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995.

Jannah, Jean Piaget dan Barbel Inhelder diterjemahkan: Miftahul, Psikologi Anak
( The Psychology of the Child ) Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, ―Profile Anak

63
64

Indonesia,‖ Profile Anak Indonesia, 23, 2012, 1–16

Kondisi, Terhadap, Psikologis Anak, dan Dalam Keluarga, ―Equalita, Vol. 1 Issue
2, Desember 2019 Avaliable online at
http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/equalita/article/view/5548
Diterbitkan oleh Pusat Studi Gender dan Anak LP2M IAIN Syekh Nurjati
Cirebon, Indonesia,‖ 1.2 (2019)

Lukitasari, Indah, Ikeu Tanziha, Jamilah Arifin, Syafina Noegroho, Anita Putri
Bungsu, Sylvianti Angraini, et al., ―Profil Anak Indonesia 2021‖

M.Dagun, Save, Psikologi Keluarga (Peranan Ayah Dalam Keluarga), ke dua


Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.

Maulana, ―Cara Luqman Mendidik Anak,‖ 2016

Miri, Abdullah Nasih Ulwan Jamaluddin, Tarbiyatul Aulad Fi Islam


diterjemahkan: Pendidikan Anak dalam Islam Jakarta: Pustaka Amani, 2007.

Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Salafuddin Abu Sayyid, Manhaj At-
Tarbiyyah An-Nabawiyyah Lit-Thifl (Mendidik Anak Bersama Nabi)
Surakarta: Dar Al-Wafa Al-Manshurah, 2009.

Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al Munawwir Surabaya: Penerbit Pustaka


Progresif, 1997.

Musfah, Jejen, ―Metode Pendidikan dalam Perspektiff Islam,‖ 1975, 1–15

Novita Eleanora dkk, Fransiska, Hukum Perlindungan Anak dan Perempuan


Malang: Madza Media, 2021.

Nuryanti, Lusi, Psikologi Anak Bogor: PT Indeks, 2008.

Penny Upton diterjemahkan: Noermalasari Fajar Widuri, Psychology Express:


Development Psychology (Psikologi Perkrmbangan) Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2012.

Putri adzani, Shinta, Asertivitas Pada Wanita Fatherless, Skripsi, Universitas


Islam Negeri Maulana Malik Ibrahm 2020, hal.6.

Rahman, Abd, Sabhayati Asri Munandar, Andi Fitriani, Yuyun Karlina, dan
Yumriani, ―Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan Unsur-Unsur
Pendidikan,‖ Al Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam, 2.1 (2022)

Saleh dkk, Syarbaini, ―Metode Pendidikan Anak Dalam Islam Menurut Abdullah
Nashih Ulwan dalam Kitab Tarbiyatul Awlad Fil Islam,‖ Tazkiyah, 7.2
65

(2018), 1–15
Schochib, Moh, Pola Asuh Orang Tua Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998.

Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Mishbah (Pesan dan Kesan Keserasian Al-Qur‟an)


Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Sujana, I Wayan Cong, ―Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia,‖ Adi Widya:
Jurnal Pendidikan Dasar, 4.1 (2019)
<https://doi.org/10.25078/aw.v4i1.927>

Sundari, Arie Rihardini, S Psi, M Si, Febi Herdajani, S Psi, dan M Si, ―Dampak
Fatherless Terhadapa Perkembangan Psikologis Anak,‖ Dampak Fatherless
Terhadap Perkembangan Psikologis Anak, 2011,

Syaikh Muhammad Khair Ramadhan Yusuf diterjemahkan oleh: Nahbani Idris,


Luqman Al-Hakim wa Hikamuhu (Luqmanul Hakim ) Jakarta Timur: Pustaka
Al-Kautsar, 2021

Syaodih Sukmadinata, Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan Bandung:


PT Remaja Rosdakarya, 2016.

Turkan, Husain Mazhahiri diterjemahkan: Segaf Abdillah Assegaf & Miqdad,


Panduan Lengkap Bagi Orang Tua, Guru dan Masyarakat Berdasarkan
Ajaran Islam (Tarbiyyah ath-thifl fi ar-ru‟yah al-Islamiyyah) Jakarta: PT.
Lentera Basritama, 1992.

Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2006.

Agnes Maria Sumargi dan Alfonza Nugrahaning Kristi, Well-Being Orang Tua,
Pengasuhan Otoritatif, dan Perilaku Bermasalah Pada Remaja, Jurnal
Psikologi Vol. 44, No. 3 2017. hal.187.

Nur Evira Anggrainy Bahrain, Pola Asuh Otoritatif Terhadap Remaja, JIVA:
Journal of Behaviour and Mental Health, Vol.1 No.1 Juli 2020. hal. 6-7.

Noviyanti, Kontribusi Komunikasi Islami Dalam Konseling Keluarga, Bina‘al-


Ummah Vol.15 No,2 2020.hal 220.

Mochamad Syaifuddin, Pendidikan Anak Meenurut Luqman al-Hakim,


Modeling, Vol. 4 No. 2, September 2017. hal. 150.

Faizin Ainun Najib, Konstruksi Pesan-pesan Lukman al-Hakim dalam Qs.


Lukman: (Analisis Qur‟anic Parenting), At-Tajdidi Vol.03 No.02 Juli-
Desember 2019.hal 115.
66

Siti Iatiyati, Gambaran Peran Ayah dalam Pengasuhan, PROFESI (Profesional


Islam): Media Publikasi Penelitian Vol.17, No.2 journals,itspku.ac.id. hal.
13

Mukodi, Nilai-nilai Pendidikan dalam Surat Luqman, Walisongo, Vol.12,Nomor


2, November 2011, hal.432

Rita Susanti dkk, Perasaan Terluka Membuat Marah, Jurnal Psikologi, Vol.10,
No. 2, Desember 2014, hal. 103.

Andri Harce Karundeng dkk, Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Pencapaian Identitas Diri Remaja Di Kelurahan Tumatangtang Kecmatan
Tomoh Seltan Kota Tomohon, Jurnal Kesehatan: Anamah Prodi Ilmu
Keprawatan STIKES Muhammadiyah Manado, VOL> NO.1 Mei 2019
hal.14.

Abdul Kadir Kekerasan Anak dalam Keluarga, Wacana, Vol 12, No.2, Juli 2020
https://jurnalwacana.psikologi.fku.ns.ac.id/. hal.140
Sriyanto dkk, Perilaku Asertif dan Kecenderungan Kenakalan Remaja
Berdasarkan Pola Asuh dan Peran Media Massa, Jurnal Psikologi, Vol.41.
No.1 Juni 2014. hal.76

Lulu‘il Maknun , Kekerasan Terhadap Anak Oleh Orang Tua Yang Setress,
Harkat:Media Komunikasi Islam Tentang Gende dan Anaj, Vol. 12, 2016.
hal.122-124

Firdaus, Tindak Kekerasan Psikis dalam Rumah Tangga Menurut Undang-


Undang PKDRT dan TInjaun Surah Al Mujadalah Ayat 14, Kajian Agama
Hukum dan Pendidikan Islam (KAHPI) Vol.2 No.1 Juli 2020. hal.11

Nur‘aeni, Kekerasan Orang Tua Pada Anak, Vol.2, Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 2017, hal,102.
Erniwati dan Wahidah fitriani, Faktor-faktor Penyebab Orang Tua Melakukan
KekerasanVerbal Pada Anak Usia Dini, Yaa Bunayya: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, Vol. 4, No. 1 Mei 2020 .hal.7.

Terhadap Kondisi, Psikologis Anak, dan Dalam Keluarga, ―Equalita, Vol. 1 Issue
2, Desember2019 Avaliable online at
http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/equalita/article/view/5548
Diterbitkan oleh Pusat Studi Gender dan Anak LP2M IAIN Syekh Nurjati
Cirebon, Indonesia,‖ 1.2 (2019), hal. 174.

Jaja Suteja, Dampak Kekerasan Orang Tua Terhadap Kondisi Psikologis Anak
Dalam Keluarga, Equalita, Vul. 1 Issues 2, Desember 2019 diterbitkan oleh
Pusat Studi Gender dan Anak
67

LP2MIAINSyekhNurjatiCirebon,Indonesia,http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.p
hp/equalita/article/view/5548. hal.175

Febriabti Luthfisti dalam Skripsi: Pengaruh Keterlibatan Ayah Terhadap


Relationship Contingent Self-Esteem Pada Perempuan Usia Dewasa Awal,
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang,2018, hal. 4.

Mulyani Sumantri, Perkembangan Peserta Didik, Tangerang Selatan:Universitas


Terbuka,2019 .hal 12-15.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Siska Wulandari, lahir di Kota Palopo, pada tanggal 29 Oktober 2000,

Peneliti merupakan anak keenam dari tujuh bersaudar pasangan seorang

ayah bernama Basir dan Ibu bernama Muhani, saat ini Peneliti bertempat

tinggal di Desa Kalibamamase Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu.

Pendidikan dasar Peneliti dimulai dari SDN 92 Karetan pada Tahun 2007 hingga

tahun 2012. Kemudian di tahun yang sama melanjutkan pendidikan di MTS

Batusitanduk hingga Tahun 2014, kemudian melanjutkan pendidikan di SMKN 1

Walenrang hingga Tahun 2018, setelah itu Peneliti melanjutkan pendidikan S1 di

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo dengan memilih Jurusan Ilmu Al-

Qur‘an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin Adab da Dakwah IAIN Palopo.

Contact Person:

Email : doramisasuke@gmail.com

68

Anda mungkin juga menyukai