Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA)

Vol. 1, No. 1, (2016) Halaman 327-340


ol.x, No.x, July xxxx, pp. 1

ANALISIS IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA PADA


PEMERINTAH DAERAH
(Studi Deskriptif Pada Dinas DPKKD Kabupaten Aceh Selatan)

Reza Nanda*1, Darwanis2


1
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
e-mail: reza.taluaxs@gmail.com*1, dws_am@yahoo.com*2

Abstract
The purpose of this research is to examine the implementation of performance-based budgeting in the
DPKKD department South Aceh District. Is the application appropriate according to Permendagri No. 13 2006. The
collection of data and information needed in the study is conducted by field research. The data used is primary data
obtained directly by interview, and secondary data through documentation
The results showed that the application of performance-based budgeting in the DPKKD department South
Aceh had been going well as mandated by Permendagri No. 13 2006. However, in the implementation of its activities
there are still some obstacles, such as the budget that has been planned can not be applied optimally, therefore this
effects on the assessment of performance. The quality of human resources is not optimal enough, though it has
already been represented and also low responsibilities of personnel departments to complete a task that becomes the
main tasks and function.

Keywords—budget, performance, performance based budgeting

1. Pendahuluan pengguna anggaran menyusun RKA (Rencana Kerja dan


Anggaran) dengan pendekatan berdasarkan prestasi
Saat ini pemerintah telah menerapkan sistem
kerja yang akan dicapai.
penganggarannya dengan sistem anggaran berbasis
Dalam membuat anggaran berbasis kinerja
kinerja.Sebelum sistem anggaran berbasis kinerja
pemerintah daerah terlebih dulu harus memiliki renstra
diberlakukan, pemerintah menggunakan sistem
(perencanaan strategis) yang disusun dengan objektif
anggaran tradisional yang mana sistem ini lebih
dan juga melibatkan seluruh komponen yang ada
menekankan pada biaya bukan pada hasil/kinerja. didalam pemerintahan. Dengan adanya sistem tersebut
Sistem anggaran tradisional ini dominan dengan
pemerintah daerah diyakini akan dapat mengkur kinerja
penyusunan anggaran yang bersifat line item budget
keuangannya yang tergambar dalam anggaran
yang mana proses penyusunan anggarannya berdasarkan
pendapatan dan belanja daerahnya. Aspek yang diukur
pada realisasi anggaran tahun sebelumnya, dengan
didalam penilaian kinerja pemerintah daerah salah
demikian tidak ada perubahan yang signifikan atas
satunya adalah aspek keuangan yang berupa ABK
anggaran tahun berikutnya.
(Anggaran Berbasis Kinerja).
Anggaran merupakan pernyataan mengenai
Anggaran berbasis kinerja merupakan anggaran
estimasi kinerja yang ingin dicapai selama periode
yang menekankan pada prestasi kerja atau hasil.
waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial
Menurut Bastian (2006: 171) anggaran berbasis kinerja
(Mardiasmo, 2009:61).Dengan demikian, anggaran
adalah sistem penganggaran yang berorientasi pada
merupakan hal yang sangat penting bagi pemerintah
output organisasi yang berkaitan sangat erat dengan visi
untuk mengestimasi kinerja yang ingin dicapai nantinya.
dan misi serta perencanaan strategis organisasi. Sistem
Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 17 penganggaran ini mengaitkan langsung antara output
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 19 ayat (1)
dengan outcome yang ingin dicapai yang disertai dengan
dan (2) yang berbunyi dalam rangka penyusunan
penekanan terhadap efektifitas dan efisiensi anggaran
RAPBD (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
yang dialokasikan (Sulistio, 2010). Anggaran berbasis
Daerah), SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) selaku

327
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

kinerja di anggap penting, karena dengan adanya pencapaian indikator kinerja yang dimuat didalam
anggaran berbasis kinerja diharapkan dapat renstra SKPD.Selanjutnya indikator kinerja renja SKPD
memperbaiki taraf hidup masyarakat, meningkatkan harus didukung oleh indikator kinerja yang dimuat
efektifitas pembangunan dan memperbaiki tata kelola didalam RKA-SKPD. Adanya kesesuaian indikator
keuangan dan pemerintahan yang lebih baik. kinerja ini secara logis akan dapat mengaitkan tujuan-
Melalui penerapan prinsip good governance tujuan yang ingin dicapai yang dicantumkan didalam
yang sudah dilakukan oleh pemerintah, menuntut dokumen renstra SKPD dengan kegiatan-kegiatan
adanya reformasi dibidang manajemen keuangan operasional yang dilaksanakan oleh SKPD.
daerah.Reformasi manajemen keuangan daerah tersebut Saat sekarang ini kinerja instansi pemerintah
diperlukan untuk menciptakan transparansi dan telah banyak mendapat sorotan, dikarenakan masyarakat
meningkatkan akuntabilitas guna mewujudkan mulai menanyakan manfaat yang dapat diperoleh atas
pemerintah yang amanah dan profesional. Undang- pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah.
Undang Nomor 32 dan 33 Tahun 2004 serta Undang- Kondisi ini mendorong peningkatan kebutuhan akan
Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara adanya suatu pengukuran kinerja terhadap
telah menetapkan penganggaran berbasis kinerja dalam penyelenggaraan negara. Salah satu aspek yang menjadi
proses penyusunan anggaran. Disebutkan bahwa hal tolak ukur dalam penilaian kinerja pemerintah daerah
yang terpenting dalam upaya memperbaiki proses adalah aspek keuangan yaitu berupa anggaran berbasis
penganggaran adalah dengan menerapkan anggaran kinerja.
berbasis kinerja, karena penganggaran berbasis kinerja Negara lain yang sudah berhasil menerapkan
merupakan suatu pendekatan dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja salah satunya adalah negara
anggaran yang didasarkan pada kinerja yang ingin Australia. Hal ini dapat dijadikan contoh untuk
dicapai. mengembangkan sistem anggaran berbasis kinerja di
Pada tahun 2006 pemerintah Indonesia telah negara Indonesia.Masih banyak aspek yang harus
mengeluarkan lagi peraturan mengenai ketentuan diperbaiki dalam hal anggaran kinerja khususnya di
penerapan anggaran berbasis kinerja ini melalui beberapa instansi pemerintah yang masih menerapkan
Permendagri (Peraturan Menteri Dalam Negeri) Nomor sistem anggaran tradisional.Penetapan anggaran untuk
13 tahun 2006 dan telah diubah dengan Permendagri program dan kegiatan masih didasari dengan metode
Nomor 59 tahun 2007 dan kemudian diubah lagi dengan menambah dan juga mengurangi besarnya item belanja
Permendagri Nomor 21 tahun 2011 tentang perubahan pada anggaran tahun sebelumnya. Hal ini berdampak
kedua atas Permendagri Nomor 13 tahun 2006 Tentang pada pengalokasian dana yang tidak efektif dan efisien
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Didalam karena tidak didasarkan pada pencapaian kinerja dari
peraturan ini disebutkan tentang penyusunan RKA program dan kegiatannya sehingga terkesan seperti ada
SKPD (Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja yang menyimpang dari penggunaan anggaran tersebut.
Perangkat Daerah). Penemuan dari beberapa penelitian
Dengan disusunnya RKA SKPD berarti telah menunjukkan bahwa banyak instansi pemerintah
terpenuhi kebutuhan tentang anggaran berbasis kinerja. khususnya di pemerintah kabupaten/kota belum
Anggaran berbasis kinerja menuntut adanya output yang menerapkan sistem penganggaran berbasis kinerja,
optimal atau pengeluaran yang dialokasikan sehingga meskipun pemerintah telah mengeluarkan peraturan
nantinya pada setiap pengeluaran harus berorientasi atau mengenai sistem anggaran berbasis kinerja sejak tahun
bersifat ekonomis, efektif dan efisien pada saat 2005, namun pelaksanaannya masih pada instansi
pelaksanaan dan pencapaian suatu outcome (hasil). pemerintah di lingkup kementerian dan lembaga.Hal ini
Melalui penerapan anggaran berbasis kinerja tersebut, dibuktikan dengan LAKIP (Laporan Akuntabilitas
instansi dituntut untuk membuat standar kinerja pada Kinerja Instansi Pemerintah) yang belum memberikan
setiap anggaran kegiatan sehingga jelas tindakan apa informasi tentang kinerja yang terukur dan masih
yang akan dilakukan dan berapa biaya yang dibutuhkan, banyak yang bersifat formalitas. Bahkan kepala daerah
serta hasil yang akan diperoleh kedepannya. belum memahami pentingnya sistem anggaran berbasis
Indikator kinerja SKPD yang dimuat didalam kinerja, mereka hanya memahami bahwa keberhasilan
renja (rencana kerja) SKPD haruslah mendukung pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan diukur

328
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

dari kemampuan sebuah SKPD dalam menghabiskan kinerja pada Dinas DPKKD Kabupaten Aceh Selatan
anggaran yang dialokasikan pada RKA tanpa telah sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun
melakukan pengukuran atas pencapaian kinerja 2006.Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
(DelikNews, 30 Maret 2013). pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain: 1)Bagi
DPKKD (Dinas Pengelolaan Keuangan, dan akademisi, memberikan kontribusi pada pengembangan
Kekayaan Daerah) Kabupaten Aceh Selatan sebagai ilmu akuntansi sektor publik, khususnya mengenai
salah satu SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten anggaran berbasis kinerja, 2)Bagi praktisi, sebagai
Aceh Selatan mempunyai visi Terwujudnya Pengelolaan bahan masukan agar kinerja Dinas DPKKD dapat lebih
Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten Aceh baik lagi.
Selatan yang terarah, akuntabel dan transparan dengan
misi diantaranya menciptakan sistem penyusunan 2. Kajian Pustaka
anggaran E-Government yang terarah dan transparan,
mewujudkan pengelolaan aset daerah yang akuntabel, Anggaran
menyusun laporan keuangan SKPD dan laporan Menurut GASB (Governmental Accounting
keuangan kabupaten Aceh Selatan secara tepat waktu. Standards Board), defenisi anggaran (budget) adalah
Tata kelola keuangan yang baik harus benar-benar rencana operasi keuangan yang mencakup estimasi
dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku guna pengeluaran yang diusulkan, dan sumber pendapatan
mewujudkan visi dan misi tersebut. DPKKD kabupaten yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode
Aceh Selatan dibentuk berdasarkan Qanun Kabupaten waktu tertentu (Bastian, 2006:164), sedangkan menurut
Aceh Selatan Nomor 6 Tahun 2014 tentang Perubahan Halim (2007:164) anggaran merupakan sebuah rencana
ketiga Atas Qanun Kabupaten Aceh Selatan Nomor 5 yang disusun dalam bentuk kuantitatif dalam satuan
Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja moneter untuk satu periode dan periode anggaran
Dinas-Dinas Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah biasanya dalam jangka waktu satu tahun. Selanjutnya
satu instansi yang melaksanakan kewenangan otonomi Mardiasmo (2009:61) menyebutkan bahwa anggaran
daerah di bidang pengelolaan keuangan dan kekayaan merupakan estimasi kinerja yang ingin dicapai selama
daerah. DPKKD kabupaten Aceh Selatan merupakan periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
sebuah SKPD yang mempunyai tugas untuk finansial.Dari pengertian diatas, dapat ditarik
mengkoordinasikan program perencanaan penganggaran kesimpulan bahwa anggaran merupakan rencana
keuangan, baik jangka pendek, jangka menengah, keuangan yang disusun dan digunakan selama periode
maupun jangka panjang. Sebagai sebuah lembaga waktu tertentu.
SKPD, disamping mengkoordinasikan program
perencanaan penganggaran pembangunan daerah, Kinerja
DPKKD juga berfungsi sebagai pusat evaluasi hasil Menurut PP No. 58 Tahun 2005 Tentang
pembangunan di bidang penganggaran daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah, kinerja adalah
Dalam hal penganggaran berbasis kinerja, masih keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau
kurangnya sumber daya manusia menjadi kendala bagi telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran
dinas terkait dalam menerapkan sistem tersebut. dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. Sementara
Berdasarkan fenomena tersebut, maka penulis tertarik itu menurut Bastian (2006:274) kinerja adalah gambaran
untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis mengenai pencapaian pelaksanaan suatu
Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja Pada kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan
Pemerintah Daerah (Studi Deskriptif Pada Dinas sasaran, tujuan, serta visi dan misi organisasi.
DPKKD Kabupaten Aceh Selatan)”.Berdasarkan Mahsun (2006:65) mengungkapkan bahwa
uraian latar belakang penelitian, permasalahan yang kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
akan diteliti adalah apakah implementasi anggaran pelaksanaan suatu kegiatan/program, kebijakan dalam
berbasis kinerja pada Dinas DPKKD Kabupaten Aceh mewujudkan sasaran, tujuan, serta visi dan misi
Selatan telah sesuai dengan Permendagri Nomor 13 organisasi yang tertuang dalam rencana strategis suatu
Tahun 2006.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk organisasi. Kemudian Robertson dalam Mahsun
mengetahui apakah implementasi anggaran berbasis (2006:70) juga menyatakan bahwa pengukuran kinerja

329
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan untuk mengetahui proses penganggaran
terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan karena menyangkut aspirasi dan kepentingan
sebelumnya termasuk informasi atas efisiensi masyarakat, terutama terkait kebutuhan
penggunaan sumber daya dalam menghasilkan hidup masyarakat. Masyarakat juga
barang/jasa, kualitas barang/jasa, hasil kegiatan mempunyai hak untuk menuntut
dibandingkan dengan maksud yang diinginkan. Dari pertanggungjawaban atas perencanaan
pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa maupun pelaksanaan anggaran tersebut.
kinerja merupakan prestasi kerja yang dicapai dalam 2. Disiplin Anggaran
melaksanakan suatu kegiatan. Pendapatan yang direncanakan
merupakan perkiraan yang terukur secara
Anggaran Berbasis Kinerja masuk akal yang nantinya dapat dicapai
Anggaran berbasis kinerja pada dasarnya untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan
merupakan sebuah sistem penganggaran yang berfokus belanja yang dianggarkan pada setiap pos
pada hasil yang akan dicapai. Bastian (2006:171) anggaran merupakan batas tertinggi
menyebutkan bahwa anggaran berbasis kinerja pengeluaran belanja. Penggunaan dana pada
merupakan sistem penganggaran yang berorientasi pada setiap pos anggaran harus sesuai dengan
output organisasi yang berkaitan erat dengan visi dan kegiatan yang direncanakan.
misi serta perencanaan strategis organisasi. Selanjutnya 3. Keadilan Anggaran
menurut Mardiasmo (2002:105) anggaran kinerja Pemda wajib mengalokasikan
merupakan sistem penyusunan dan pengelolaan penggunaan anggarannya dengan adil agar
anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian dapat dinikmati oleh seluruh komponen
hasil atau kinerja.Kinerja tersebut mencerminkan masyarakat tanpa adanya diskriminasi
efektifitas dan efisiensi pelayanan publik yang berarti didalam pemberian pelayanan.
berorientasi pada kepentingan publik. 4. Efektifitas dan Efisiensi Anggaran
Menurut Halim (2007:177) anggaran berbasis Penyusunan anggaran harus dilakukan
kinerja adalah sistem penganggaran bagi manajemen dengan azas efisiensi, tepat waktu dan tepat
untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan guna serta dapat
dalam kegiatan-kegiatan dengan ouput dan outcome dipertanggungjawabkan.Dana yang telah
yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapain disediakan harus dapat dimanfaatkan dengan
outcome dari output tersebut. Output dan outcome sebaik-baiknya agar menghasilkan
tersebut dituangkan didalam target kinerja yang telah peningkatan dan kesejahteraan yang optimal
dibuat pada setiap unit kinerja. Dalam Undang-Undang untuk kepentingan stakeholders.
Nomor 17 Tahun 2003, anggaran berbasis kinerja adalah 5. Disusun dengan Pendekatan Kinerja
sistem penyusunan anggaran berdasarkan pada kinerja Penyusunan anggaran dengan pendekatan
atau prestasi kerja yang akan dicapai. kinerja mengutamakan pada pencapaian hasil
kerja dari perencanaan alokasi biaya yang
Prinsip Anggaran Berbasis Kinerja telah ditetapkan. Pencapaian hasil kerja
Dalam penganggaran berbasis kinerja perlu tersebut harus sama atau lebih besar daripada
diperhatikan prinsip angaran berbasis kinerja. Prinsip biaya yang telah ditetapkan sebelumnya.
anggaran berbasis menurut Halim (2007:178) adalah
sebagai berikut: Tujuan Anggaran Berbasis Kinerja
1. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran Robinson dan Last (2009:2) mengemukakan
Anggaran harus menyajikan informasi bahwa anggaran berbasis kinerja bertujuan untuk
yang jelas mengenai tujuan, sasaran, hasil meningkatkan keefektifan dan keefisienan pengeluaran
dan juga manfaat yang dapat diperoleh publik dengan cara mengaitkan pendanaan organisasi
masyarakat dari suatu program/kegiatan yang sektor publik dengan hasil yang akan dicapai melalui
dianggarkan. Masyarakat memiliki hak dan penggunaan informasi kinerja secara sistematis.
juga akses yang sama seperti pemerintah Menurut Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan

330
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

Keuangan Daerah (2005) tujuan dari anggaran berbasis menggunakan pendekatan kerangka
kinerja adalah untuk: pengeluaran jangka menengah daerah,
1. Mengaitkan antara pendanaan dan kinerja penganggaran terpadu dan penganggaran
yang akan dicapai. berdasarkan prestasi kerja.
2. Meningkatkan efisiensi dan transparansi 5. Pendekatan penganggaran berdasarkan
dalam hal pelaksanaan pengelolaan prestasi kerja dilakukan dengan
anggaran. memperhatikan keterkaitan antara pendanaan
3. Meningkatkan akuntabilitas dan fleksibilitas dengan keluaran yang diharapkan dari
dalam hal pelaksanakan pengelolaan kegiatan dan hasil serta manfaat yang
anggaran. diharapkan termasuk efisiensi dalam
pencapaian hasil dan keluaran tersebut.
Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja 6. Untuk terlaksananya penyusunan RKA-
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor SKPD berdasarkan pendekatan prestasi kerja
13 Tahun 2006, tahapan penyusunan RKA-SKPD dan terciptanya kesinambungan RKA-SKPD,
adalah sebagai berikut : kepala SKPD mengevaluasi hasil
1. TAPD menyiapkan rancangan surat edaran pelaksanaan program dan kegiatan dua tahun
kepala daerah tentang pedoman penyusunan anggaran sebelumnya sampai dengan
RKA-SKPD sebagai acuan kepala SKPD semester pertama tahun anggaran berjalan.
dalam menyusun RKA-SKPD. Evaluasi bertujuan menilai program dan
2. Rancangan surat edaran kepala daerah kegiatan yang belum dapat dilaksanakan
tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD dan/atau belum diselesaikan pada tahun-
mencakup : tahun sebelumnya untuk dilaksanakan
a) PPA yang dialokasikan untuk setiap dan/atau diselesaikan pada tahun yang
program SKPD berikut rencana direncanakan atau satu tahun berikutnya dari
pendapatan dan pembiayaan. tahun yang direncanakan.
b) Sinkronisasi program dan kegiatan antar 7. Dalam hal suatu program dan kegiatan
SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan merupakan tahun terakhir untuk pencapaian
sesuai dengan standar pelayanan prestasi kerja yang ditetapkan, kebutuhan
minimum yang ditetapkan. dananya harus dianggarkan pada tahun yang
c) Batas waktu penyampaian RKA-SKPD direncanakan.
kepada PPKD. 8. Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan
d) Hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan prestasi kerja didasarkan pada indikator
perhatian dari SKPD terkait dengan kinerja, capaian atau target kinerja, analisis
prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, standar belanja, standar satuan harga, dan
efektifitas, tranparansi dan akuntabilitas standar pelayanan minimal.
penyusunan anggaran dalam rangka 9. RKA-SKPD memuat rencana pendapatan,
pencapaian prestasi kerja. rencana belanja untuk masing-masing
e) Dokumen sebagai lampiran meliputi program dan kegiatan, serta rencana
KUA, PPA, kode rekening APBD, format pembiayaan untuk tahun yang direncanakan
RKA-SKPD, analisis standar belanja dan dirinci sampai dengan rincian objek
standar satuan harga. pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta
3. Surat edaran kepala daerah perihal pedoman prakiraan maju untuk tahun berikutnya.
penyusunan RKA-SKPD sebagaimana RKA-SKPD juga memuat informasi tentang
dimaksud diterbitkan paling lambat awal urusan pemerintahan daerah, organisasi,
bulan Agustus tahun anggaran berjalan. standar biaya, prestasi kerja yang akan
4. Berdasarkan pedoman penyusunan RKA- dicapai dari program dan kegiatan.
SKPD, kepala SKPD menyusun RKA- Menurut Nordiawan (2006:79), proses
SKPD. RKA-SKPD disusun dengan penyusunan anggaran berbasis kinerja meliputi:

331
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

1. Penetapan Strategi Organisasi ditetapkan. konsekuensi anggaran berbasis


Penetapan strategi organisasi merupakan kinerja tersebut menghubungkan antara
cara pandang jauh kedepan yang renstra dengan penganggaran.
memberikan gambaran tentang suatu kondisi a. Menentukan Program dan Kegiatan
yang akan dicapai oleh sebuah organisasi Dengan Jelas
dari sudut pandang lain, karena visi dan misi Untuk mencapai tujuan strategis harus
harus dapat mencerminkan apa yang hendak menentukan program dan kegiatan secara
dicapai oleh organisasi serta memberikan jelas. Pembiayaan dari masing-masing
arah dan strategi yang jelas kedepannya. program dan kegiatan juga harus
2. Pembuatan Tujuan tergambar secara jelas. Struktur
Pembuatan tujuan adalah sesuatu yang pembiayaan yang jelas akan muncul
akan dicapai dalam periode waktu satu tahun. apabila sistem akuntansi yang dipakai
Tujuan juga sering disebutkan sebagai adalah sistem akuntansi berbasis akrual.
turunan visi dan misi sari suatu organisasi. b. Sistem Informasi Yang Memadai
3. Penetapan Aktifitas Dalam mengukur kinerja yang baik
Penetapan aktifitas merupakan hal yang diperlukan sistem informasi yang mampu
mendasar dalam penyusunan anggaran, menghasilkan informasi yang memadai
karena penetapan aktifitas dipilih untuk menilai pencapaian hasil kerja dari
berdasarkan strategi organisasi dan tujuan masing-masing unit kerja yang
yang telah ditetapkan. bertanggung jawab atas suatu kegiatan.
4. Evaluasi dan Pengambilan Keputusan Tingkat informasi dasar yang harus
Evaluasi dan pengambilan keputusan dikembangkan yaitu ekonomis, efektif
dapat dilakukan dengan menggunakan dan efisien. Informasi yang dihasilkan
standar buku yang telah ditetapkan oleh harus dapat membandingkan antara
suatu organisasi atau dengan memberikan kinerja yang direncanakan dengan kinerja
kebebasan pada masing-masing unit kerja yang akan dicapai. Pengukuran kinerja
untuk membuat kriteria-kriteria dalam tersebut dilakukan oleh setiap unit kerja
menentukan peringkatnya. yang kemudian dikontrol serta
diverifikasi oleh instansi pusat maupun
Unsur-Unsur Pokok Anggaran Berbasis Kinerja lembaga audit.
Dalam penerapan anggaran berbasis kinerja, c. Pihak Eksternal
terdapat unsur-unsur yang harus betul-betul dipahami Agar tercapai penilaian yang adil
dengan baik oleh semua pihak terkait pelaksanaan diperlukan peran dari pihak eksternal
anggaran berbasis kinerja.Unsur-unsur tersebut adalah dalam mengukur kinerja secara
pengeluaran pemerintah yang dikelompokkan menurut independen. Pendekatan dalam mengukur
program dan kegiatan, pengukuran hasil kinerja, dan kinerja akan beragam antar unit kerja,
pelaporan program (Bastian, 2006:176). tergantung bentuk keluaran yang akan
Menurut Badan Pendidikan dan Pelatihan dihasilkan.
Keuangan (2008:14), unsur-unsur dari anggaran d. Mengukur Kinerja Yang Strategis
berbasis kinerja yaitu : Suatu sistem pengukuran kinerja
1. Pengukuran Kinerja sebaiknya hanya mengukur kinerja yang
Pengukuran kinerja merupakan proses bersifat strategis, bukan menekankan
yang objektif dan sistematis dalam pada tingkat yang menyeluruh dan
mengumpulkan, menganalisis dan juga bersifat birokratis.
menggunakan informasi untuk menentukan 2. Penghargaan dan Hukuman (Reward and
keefektifan dan keefisienan pelayanan yang Punishment)
dilaksanakan oleh pemerintah dalam Pelaksanaan sistem anggaran berbasis
mencapai tujuan dan sasaran yang telah kinerja sulit dicapai dengan maksimal tanpa

332
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

ditunjang dengan faktor-faktor yang dapat kinerja dapat diterapkan. Atas nama
menunjang pelaksanaan anggaran berbasis pemerintah, Departemen Keuangan dapat
kinerja yaitu berupa penghargaan dan melaksanakan kontrak atas pencapaian suatu
hukuman bagi para pelaksana anggaran. kinerja dengan kementerian/lembaga lainnya
Penghargaan dan hukuman tersebut yaitu : dan juga antara menteri dengan unit
a. Penerapan insentif atas kinerja yang organisasi yang ada di bawahnya.
dicapai dan hukuman atas kegagalannya. 4. Kontrol Eksternal dan Internal
Penerapan sistem insentif di organisasi Kontrol eksternal terhadap penggunaan
sektor publik bukan hal yang mudah anggaran harus dilakukan oleh lembaga yang
untuk dilaksanakan karena penerapan berada di luar pengguna anggaran. Pengguna
sistem insentif perlu didukung oleh anggaran harus mendapat persetujuan
mekanisme bukan keuangan, terutama terlebih dahulu sebelum mereka
keinginan dan kebutuhan atas pencapaian menggunakan anggarannya.
kinerja. Hal ini dapat dijalankan jika ada 5. Pertanggungjawaban Manajemen
aturan bahwa unit kerja yang mencapai Jika sistem penganggaran tradisional
kinerja dengan baik dapat memperoleh menekankan pada kontrol input, maka sistem
prioritas atas anggaran berikutnya anggaran berbasis kinerja ditekankan pada
walaupun alokasi anggaran telah output. Didalam sistem ini pengguna
ditentukan oleh program prioritas dan anggaran mendapat wewenang penuh dalam
kebijakannya. Hal lain yang bisa merencanakan dan mengelola anggarannya.
dilakukan dalam pemberian insentif Negara yang telah mengaplikasikan sistem
adalah berdasarkan kapasitas yang ini adalah Australia, Inggris, New Zeland
dimiliki oleh suatu lembaga dalam dan Swedia.
mencapai suatu target kerja yang
ditetapkan. Apabila suatu lembaga dapat Elemen-Elemen Anggaran Berbasis Kinerja
mencapai target kerja yang telah Menurut Ismail dan Idris (2009:102), elemen-
ditetapkan, maka mereka dapat diberikan elemen yang perlu diperhatikan dalam sistem
keleluasaan yang lebih dalam mengelola penganggaran berbasis kinerja adalah:
anggaran yang dialokasikan. a) Tujuan yang disepakati dan ukuran
b. Penerapan efisiensi pencapaiannya.
Penerapan efisiensi bisa dilakukan b) Pengumpulan informasi yang sistematis atas
untuk program dan kegiatan yang bersifat realisasi pencapaian kinerja dapat diandalkan
pelayanan publik. pengalokasian dan konsisten sehingga dapat dibandingkan
anggaran untuk setiap program dan antara biaya dengan prestasinya. Implementasi
kegiatan dikurangi dengan jumlah tertentu tentang anggaran berbasis kinerja adalah
untuk saving dalam rangka meningkatkan menyangkut dokumen anggaran, seperti RKA,
efisiensi atas pelayanan yang diberikan pagu anggaran sementara, dan DPA (Daftar
kepada publik. Pelaksanaan Anggaran).
c. Penahanan atas penerimaan yang Menurut Badan Pendidikan dan Pelatihan
diperoleh oleh suatu lembaga Keuangan (2008:10), elemen-elemen utama anggaran
Hal ini dapat dilakukan dengan berbasis kinerja adalah:
membuat suatu bentuk perjanjian antara 1. Visi dan Misi. Visi merupakan hal yang
lembaga pusat dengan lembaga ingin dicapai oleh pemerintah dalam waktu
bersangkutan dalam pembagian atas hasil jangka panjang. Sedangkan misi merupakan
yang diterima. gambaran bagaimana visi tersebut akan
3. Kontrak Kinerja dicapai.
Apabila sistem anggaran berbasis kinerja 2. Tujuan. Tujuan merupakan penjabaran dari
telah berkembang dengan baik, maka kontrak visi dan misi. Tujuan digambarkan dalam

333
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

RPJM nasional yang menunjukkan tahapan kementerian/lembaga terlebih dahulu harus


yang harus dilalui dalam rangka mencapai mempunyai renstra. Substansi renstra
visi dan misi yang telah ditetapkan. Tujuan memberikan gambaran tentang kemana
tersebut menggambarkan arah yang jelas dan tujuan organisasi itu dan bagaimana cara
juga tantangan yang masuk akal. untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Sasaran. Sasaran merupakan langkah- 2. Sinkronisasi. Sinkronisasi dimaksudkan
langkah yang spesifik dan terukur untuk untuk :
mencapai suatu tujuan. Sasaran akan dapat a. Menyusun alur keterkaitan antara
membantu penyusun anggaran untuk kegiatan dan program terhadap
mencapai tujuan dengan menetapkan target kebijakan yang mendasarinya.
tertentu dan terukur. Sasaran yang baik b. Memastikan bahwa kegiatan yang
dilakukan dengan menggunakan beberapa direncanakan benar-benar akan dapat
kriteria, seperti spesifik, dapat dicapai, menghasilkan output yang
terukur, relevan dan ada batasan waktu. mendukung pencapaian kinerja.
4. Program. Program merupakan sekumpulan c. Memastikan bahwa kinerja suatu
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan program akan mendukung
untuk mencapai tujuan dan sasaran. Program pencapaian tujuan kebijakan.
dibagi menjadi beberapa kegiatan dan d. Memastikan keterkaitan antara
disertai dengan target sasaran output dan program dengan RPJM (Rencana
outcome. Pembangunan Jangka Menengah).
5. Kegiatan. Kegiatan merupakan serangkaian 3. Penyusunan Kerangka Acuan. Setiap usulan
pelayanan yang bertujuan untuk program dan kegiatannya harus dilengkapi
menghasilkan output dan outcome untuk dengan kerangka acuan yang menguraikan
pencapaian suatu program. secara jelas bagaimana program dan
Output dan outcome merupakan prestasi kerja kegiatannya terkait satu sama lain. Kerangka
yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang akan Acuan harus menggambarkan :
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian tujuan dan a. Uraian pengertian kegiatan dan
sasaran suatu program. Output dan outcome didalam mengapa kegiatan tersebut perlu
kegiatan satuan kerja harus sesuai dengan yang telah dilaksanakan dalam hubungan
direncanakan sebelumnya dan dimuat dalam dokumen dengan tugas pokok dan fungsi.
renja tahunan dalam rangka penyusunan LAKIP (Ismail b. Satuan kerja yang bertanggungjawab
dan Idris, 2009:102). melaksanakan kegiatan untuk
mencapi output dan siapa sasaran
Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja yang akan menerima layanan dari
Didalam undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 kegiatan tersebut.
tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa dalam c. Rincian pendekatan dan jangka
rangka penyusunan RAPBD (Rencana Anggaran waktu yang diperlukan dalam
Pendapatan dan Belanja Daerah), kepala SKPD (Satuan pelaksanaan kegiatan. Uraian singkat
Kerja Perangkat Daerah) selaku pengguna anggaran mengenai kegiatan yang akan
menyusun RKA dengan pendekatan berdasarkan dilaksanakan, serta uraian
prestasi kerja yang akan dicapai. Untuk menyusun keterkaitan alur pemikiran antara
RAPBD berdasarkan prestasi kerja dibutuhkan sumber kegiatan dengan program yang
daya manusia yang mampu dalam pelaksanaanya. memayunginya.
Menurut Bappenas (Badan Perencanaan dan d. Data sumber daya yang diperlukan,
Pembangunan Nasional) (2009:20) penerapan anggaran termasuk rincian perkiraan biayanya.
berbasis kinerja meliputi: 4. Penetapan Indikator Kinerja. Indikator
1. Penyusunan Renstra. Dalam menyusun kinerja merupakan komitmen kinerja yang
anggaran berbasis kinerja, dijadikan sebagai dasar atau kriteria dari

334
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

penilaian kinerja. Indikator kinerja misi organisasi serta sebagai bahan evaluasi
memberikan penggambaran tentang apa yang bagi pihak yang berkepentingan.
akan diukur dan untuk menentukan apakah
tujuan sudah tercapai. Ukuran penilaian 3. Metode Penelitian
berdasarkan pada indikator sebagai berikut :
a. Masukan (input), adalah tolak ukur Desain penelitian atau rancang bangun
kinerja berdasarkan tingkat penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan
pendanaan, sumber daya manusia, yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan
material, waktu, teknologi dan lain- dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-
lain yang digunakan untuk pertanyaan penelitiannya. Rencana itu merupakan suatu
melaksanakan program dan kegiatan. skema menyeluruh yang mencakup program penelitian
b. Keluaran (output), adalah tolak ukur (Kerlinger, 2003).
kinerja berdasarkan barang/jasa yang Berdasarkan kondisi lingkungan penelitian dan
dihasilkan dari program dan kegiatan tingkat keterlibatan peneliti, maka penelitian ini
sesuai dengan input yang digunakan. dilakukan dalam situasi yang tidak diatur, yaitu situasi
c. Hasil (outcome), adalah tolak ukur dimana pekerjaan berproses secara normal (Sekaran,
kinerja berdasarkan tingkat 2006:170). Tingkat intervensi peneliti dalam penelitian
keberhasilan yang akan dicapai ini adalah intervensi minimal dimana peneliti hanya
berdasarkan output program dan mengumpulkan data tanpa ikut campur dalam kegiatan
kegiatan yang telah dilaksanakan. organisasi. Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan
d. Manfaat (benefit), adalah tolak ukur data yang dikumpulkan selama tahap analisis data
kinerja berdasarkan tingkat selanjutnya (Sekaran, 2006:173). Unit analisis yang
kemanfaatan yang dapat dirasakan digunakan dalam penelitian ini adalah anggaran berbasis
bagi masyarakat dan juga kinerja di DPKKD kabupaten Aceh Selatan pada tahun
pemerintah. anggaran 2014. Horizon waktu yang digunakan adalah
e. Dampak (impact), adalah tolak ukur cross-sectional, dimana sebuah studi dapat dilakukan
kinerja berdasarkan implikasinya dengan data yang hanya sekali dikumpulkan pada satu
terhadap kondisi makro yang ingin periode atau satu tahap.
dicapai dari manfaat tersebut. Jenis data dalam penelitian ini menggunakan
5. Pengukuran Kinerja. Pengukuran kinerja data primer dan data sekunder. Data primer adalah data
bertujuan untuk mengetahui dan menilai yang secara langsung diperoleh dari objek yang diteliti.
keberhasilan maupun kegagalan suatu Menurut Sugiyono (2010:137) sumber primer adalah
program dan kegiatan. Oleh sebab itu, sumber data yang langsung memberikan data kepada
anggaran berbasis kinerja perlu didukung pengumpul data. Dalam hal ini data diperoleh langsung
oleh akuntabilitas kinerja yang menunjukkan dari DPKKD Aceh Selatan dengan metode wawancara
pertanggungjawaban atas keberhasilan dan dan dokumentasi. Data tersebut berupa RKA, Renstra
juga kegagalan dalam pengelolaan dan dan lain-lain yang telah disusun oleh dinas terkait.
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai Sedangkan data sekunder menurut Sugiyono (2010:137)
tujuan dan sasaran yang dilakukan secara adalah sumber data yang tidak langsung memberikan
periodik dan diukur dengan indikator kinerja data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
yang telah ditetapkan. atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini, data sekunder
6. Pelaporan Kinerja. Pertanggungjawaban yang digunakan berupa literatur ilmiah lainnya seperti
kinerja dituangkan dalam LAKIP yang buku, majalah, surat kabar (media cetak), maupun
disusun secara jujur, objektif dan transparan. internet yang memuat informasi terkait penelitian.
LAKIP menguraikan tentang Analisis data dilakukan dengan menggunakan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan metode deskriptif analisis yang pada dasarnya
fungsi dalam rangka pencapaian visi dan menggambarkan hasil olahan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya dengan penjelasan-penjelasan yang

335
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

memadai tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang 5) Meningkatkan penerimaan asli daerah secara
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, signifikan.
2010:169). Dikarenakan penelitian yang bersifat DPKKD mempunyai tugas untuk melaksanakan
deskriptif, maka data yang diperoleh hanya merupakan kewenangan otonomi daerah di bidang pengelolaan
sekumpulan informasi yang menjelaskan kejadian atau keuangan dan kekayaan daerah kabupaten Aceh Selatan.
aktivitas yang terjadi pada objek penelitian yaitu Untuk melakukan tugas tersebut DPKKD kabupaten
DPKKD Aceh Selatan. Sehingga analisis data tidak Aceh Selatan mempunyai fungsi sebagai berikut:
memungkinkan secara statistik dikarenakan keterbatasan 1) Perumusan kebijakan teknis di bidang
jumlah data yang ada, sehingga apabila dilakukan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah.
analisis dengan alat bantu statistika maka data hasil 2) Pelaksanaan pelayanan umum.
analisisnya pun tidak dapat diandalkan. 3) Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas.
4) Peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah).
4. Hasil Dan Pembahasan Sebagai penjabaran dari Tupoksi (Tugas Pokok
dan Fungsi) DPKKD tersebut, maka pada prinsipnya
Gambaran Umum DPKKD Kabupaten Aceh Selatan tupoksi tersebut dapat dirincikan sebagai berikut:
DPKKD kabupaten Aceh Selatan dibentuk 1) Menyusun dan melaksanakan kebijkan
berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Selatan Nomor 6 pengelolaan keuangan daerah.
Tahun 2014 tentang Perubahan ketiga Atas Qanun 2) Menyusun rancangan APBD dan rancangan
Kabupaten Aceh Selatan Nomor 5 Tahun 2008 tentang perubahan APBD.
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas 3) Melaksanakan pemungutan PAD yang telah
Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu instansi ditetapkan dengan peraturan daerah.
yang melaksanakan kewenangan otonomi daerah di 4) Melaksanakan fungsi BUD (Bendahara Umum
bidang pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah. Daerah).
DPKKD kabupaten Aceh Selatan merupakan sebuah 5) Menyusun laporan keuangan daerah dalam
SKPD yang mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
program perencanaan penganggaran keuangan, baik APBD.
jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka 6) Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa
panjang. Sebagai sebuah lembaga SKPD, disamping dilimpahkan oleh Kepala Daerah.
mengkoordinasikan program perencanaan penganggaran 7) Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan
pembangunan daerah, DPKKD juga berfungsi sebagai APBD.
pusat evaluasi hasil pembangunan di bidang 8) Mengesahkan DPA SKPD/DPPA SKPD.
penganggaran daerah. 9) Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD.
DPKKD kabupaten Aceh Selatan mempunyai 10) Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem
visi Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan penerimaan dan pengeluaran kas daerah.
Daerah Kabupaten Aceh Selatan yang Terarah, 11) Melaksanakan pemungutan pajak daerah.
Akuntabel dan Transparan. Disamping itu, untuk 12) Menetapkan SPD (Surat Penyediaan Dana).
mencapai visi tersebut maka DPKKD menetapkan 13) Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan
beberapa misi sebagai berikut: pemberian pinjaman atas nama pemerintah
1) Menciptakan sistem penyusunan anggaran E- daerah.
Government yang terarah dan trnasparan 14) Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan
2) Mewujudkan pengelolaan aset daerah yang keuangan daerah.
akuntabel 15) Menyajikan informasi keuangan daerah, dan
3) Menciptakan fungsi bendahara penerimaan dan 16) Melaksanakan kebijakan dan pedoman
pengeluaran sebagai jabatan fungsional yang pengelolaan serta penghapusan barang milik
bertanggung jawab tanpa intervensi daerah.
4) Menyusun laporan keuangan SKPD dan laporan
keuangan kabupaten Aceh Sealtan secara tepat
waktu

336
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

Pembahasan program/kegiatan yang dilaksanakan sebagai dasar


Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja Pada penilaian kinerja. Secara keseluruhan dokumen RKA
DPKKD Kabupaten Aceh Selatan dan Renstra DPKKD kabupaten Aceh Selatan telah
Perencanaan merupakan langkah awal dalam tersinkronisasi dengan baik.
menyusun suatu program dan kegiatan baik itu yang Setiap akhir periode DPKKD melakukan
bersifat jangka panjang, jangka menengah mapun pengukuran pencapaian target kinerja yang ditetapkan
jangka pendek. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 dalam dokumen penetapan kinerja. Pengukuran
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pencapaian target kinerja dilakukan dengan
dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang membandingkan antara target kinerja dengan
Pemerintahan Daerah serta Permendagri Nomor 54 menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah dan realisasi kinerja yang telah dicapai dan
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara dilaksanakan. Indikator kinerja yang dituangkan adalah
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan indikator kinerja sasaran strategis sesuai dengan IKU
Rencana Pembangunan Daerah, telah mengamanatkan (Indikator Kinerja Utama) DPKKD kabupaten Aceh
kepada seluruh SKPD untuk menyusun renstranya Selatan yang telah ditetapkan.IKU DPKKD kabupaten
dengan berpedoman pada RPJM dan menjabarkannya Aceh Selatan ditetapkan pada tanggal 2 Februari 2014
sesuai dengan tugas dan fungsinya. Renstra DPKKD sebagaimana Peraturan Menteri Pendayagunaan
kabupaten Aceh Selatan yang merupakan dokumen Aparatur Negara Nomor:PER/09/M.PAN/5/2007
perencanaan bagi dinas terkait dalam melaksanakan tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja
tugas dan fungsinya periode 2013-2018 berpedoman Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah yang telah
pada RPJP kabupaten dan RPJM kabupaten tahun 2013- mewajibkan setiap instansi pemerintah untuk
2018. Proses perencanaan penganggaran di DPKKD menetapkan IKU di lingkungan instansi masing-masing.
kabupaten Aceh Selatan menekankan pada pendekatan DPKKD kabupaten Aceh Selatan telah berusaha
kinerja dan perencanaan bottom up. secara maksimal untuk mencapai seluruh target dari
Renstra yang telah disusun oleh DPKKD sasaran strategis yang ditetapkan dalam rencana kinerja
kabupaten Aceh Selatan tahun 2013-2018 telah dan penetapan kinerja tahun 2014. Pencapaian kinerja
mengandung visi dan misi, tujuan, arah dan kebijakan, DPKKD kabupaten Aceh Selatan untuk tahun anggaran
program dan kegiatan serta strategi perencanaan 2014 secara umum dapat dikatakan telah mencapai
penganggaran yang harus dicapai dalam rentang waktu target yang ditetapkan dalam rencana kinerja tahun 2014
lima tahun dengan mengedepankan skala prioritas yang dengan rata-rata pencapaian target dari 4 sasaran
diimplementasikan dalam bentuk pembangunan daerah. strategis sebesar 82,5%. Dalam mencapai sasaran
Pembangunan yang direncanakan dalam renstra strategis tersebut DPKKD kabupaten Aceh Selatan
DPKKD kabupaten Aceh Selatan tahun 2013-2018 menggunakan sumber dana yang dibiayai dari APBD
bukanlah pembangunan fisik, melainkan pembangunan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014.
non fisik yang bersifat mengkoordinasikan semua DPKKD kabupaten Aceh Selatan melaksanakan
pembangunan yang ada didalam kabupaten Aceh monitoring dan evaluasi kinerja dengan memperhatikan
Selatan baik yang berasal dari APBD kabupaten, APBD capaian indikator kinerja untuk melengkapi informasi
provinsi, dana otonomi khusus kabupaten maupun yang yang dihasilkan dalam pengukuran kinerja guna untuk
berasal dari APBN serta lembaga pendanaan lainnya. memperbaiki kierja dan peningkatan akuntabilitas
Renstra sebagai dasar penyusunan anggaran di DPKKD kinerja kedepannya.Monitoring dan evaluasi kinerja
kabupaten Aceh Selatan dilakukan dengan menampung dimaksudkan untuk menggambarkan keterkaitan
seluruh aspirasi masyarakat dan dilaksanakan secara capaian kinerja dengan capaian sasaran strategis dalam
transparan dengan menggunakan ASB dan SPM rangka mewujudkan visi dan misi serta tujuan
(Standar Pelayanan Minimum) serta menggunakan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
prinsip ekonomis, efektif dan efisien. renstra.Monitoring dan evaluasi kinerja tersebut
Dalam hal RKA, DPKKD kabupaten Aceh dilakukan secara berkala dan sederhana dengan meneliti
Selatan telah menyusun indikator kinerja seperti input, berbagai fakta yang ada baik berupa kendala dan
output maupun outcome yang diharapkan pada setiap hambatan serta informasi lainnya.

337
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang akuntan untuk peningkatan pengelolaan


Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah telah keuangan daerah kabupaten Aceh Selatan.
menginstruksikan bahwa lembaga pemerintah yang 2) Menerapkan sistem reward dan punishment
bukan departemen untuk menyampaikan LAKIP kepada agar para aparatur dapat melaksanakan
presiden dan salinannya kepada kepala Badan kewajiban dan tanggung jawabnya secara
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dengan maksimal sehingga kinerjanya dapat lebih
berpedoman pada penyusunan sisten akuntabilitas baik lagi.
kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban instansi 3) Kepada peneliti selanjutnya yang ingin
pemerintah dalam mencapai visi dam misi organisasi. meneliti DPKKD Kabupaten Aceh Selatan
Selanjutnya didalam Keputusan LAN (Lembaga sebagai objeknya, disarankan dapat
Administrasi Negara) nomor 239/IX/6/8/2003 tentang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi penilaian kinerja aparatur DPKKD
Pemerintah juga disebutkan bahwa setiap instansi Kabupaten Aceh Selatan.
pemerintah wajib untuk menyiapkan, menyusun dan
menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik Daftar Pustaka
dan melembaga. Sesuai dengan Inpres dan keputusan
Andriani, Wiwik, dan Ermataty Hatta. 2012. Analisis
tersebut DPKKD kabupaten Aceh Selatan telah
Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja pada
menyusun LAKIP tahun 2014 sebagai bentuk
Pemerintah Pusat (Studi pada Politeknik
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan
Negeri Padang).Jurnal Akuntansi &
fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya yang
Manajemen.Vol 7, No 2.
dipercayakan pada instansi pemerintah tersebut dalam
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK).
mencapai tujuan dan sasaran strategisnya.
2008. Pengukuran Kinerja, Suatu Tinjauan
pada Instansi Pemerintah. Jakarta.
5. KesimpulanDan Saran Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS). 2009. Pedoman Penerapan
Kesimpulan
Anggaran Berbasis Kinerja. Jakarta
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang
Bastian, Indra. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik.
telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa:
Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
1) Penerapan anggaran berbasis kinerja pada
2006. Sistem Perencanaan dan Penganggaran
dinas DPKKD kabupaten Aceh Selatan
Pemerintah Daerah di Indonesia. Jakarta:
telah berjalan dengan baik sesuai dengan
Salemba Empat.
yang diamanatkan oleh Permendagri
Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan
Nomor 13 Tahun 2006.
Daerah Wilayah 3. 2005. Pedoman
2) Meskipun demikian, dalam pelaksanaan
Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja
kegiatannya masih terdapat kendala-
(Revisi). Jakarta: Deputi BPKP.
kendala, seperti anggaran yang telah
Halim, Abdul. 2007. Pengelolaan Keuangan Daerah.
direncanakan belum dapat direalisasikan
Yogyakarta: UPP STIM YKPPN.
dengan maksimal sehingga berpengaruh
Ismail, Gavriel. 2013. Opini: Jujurkah Pemda Dalam
pada penilaian kinerja, kualitas sumber
Kinerja dan Kelola Anggaran.
daya manusia masih belum optimal
(http://www.deliknews.com/2013/03/30/opin
meskipun sudah terwakili dan masih
i-jujurkah-pemda-dalam-kinerja-dan-kelola-
rendahnya tanggung jawab aparatur dinas
anggaran/). Diakses 15 Januari 2015.
untuk menyelesaikan tugas yang menjadi
Ismail dan Idris. 2009. Pengelolaan Keuangan Pada
tugas pokok dan fungsi.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan
Saran
BLU. Jakarta: Indeks.
1) Kepada DPKKD kabupaten Aceh Selatan
Kerlinger. 2003. Asas-Asas Penelitian Behavioral.
diharapkan dapat menambah sumber daya
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
manusia yang kompeten khususnya tenaga

338
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

Mahsun, M. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Universitas Diponegoro). Tesis, Program
Yogyakarta: BPFE Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Mardiasmo, 2009.Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Wijayanti, Anita Wahyu, Muluk. 2012. Perencanaan
Andi. Anggaran Berbasis Kinerja di Kabupaten
Milles, Mattew B. & A. Michael Huberman.2007. Pasuruan.Wacana.Vol 15, No 3.
Analisis Data Kualitatif.Universitas
Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nordiawan, Dedi. 2006, Akuntansi Sektor Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
Republik Indonesia.Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang
Keuangan Negara.
. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah.
.Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah.
Robinson, Marc and D. Last. 2009. A Basic Model of
Performance-Based Budgeting. Technical
Notes and Manuals.International Monetary
Fund. Washington.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business :
Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Buku
1.Edisi 4.Terjemahan Kwan Men Yon.
Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan
Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulistio, Eko Budi. 2010. Proses Penyusunan Anggaran
Berbasis Kinerja (Studi Pada Pemerintah
Kabupaten Way Kanan).Jurnal Ilmiah
Administrasi Publik dan Pembangunan. Vol
1, No 1.
Widyantoro, Ari Eko. 2009. Implementasi Performance
Based Budgeting: Sebuah Kajian
Fenomenologis (Studi Kasus Pada

339
IJurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi Vol. 1, No. 1, (2016)

Lampiran 1:
Tabel 1
Tingkat Capaian Sasaran Strategis
Tingkat
No Sasaran Strategis
Capaian (%)
1. Meningkatnya kinerja aparatur yang profesional dan kompeten 95
2. Meningkatnya pendapatan asli daerah 90
3. Meningkatnya sistem pengelolaan aset 80
4. Meningkatnya sistem pengelolaan keuangan daerah 95
Sumber : LAKIP DPKKD Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014

340

Anda mungkin juga menyukai