Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN KELUARGA

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERUSAHAAN


PROPERTY DAN REAL ESTATE

Liana Dewi Susanti dan Juniarti


Akuntansi Bisnis Universitas Kristen Petra
Email: yunie@petra.ac.id

ABSTRAK

Mayoritas perusahaan yang terdaftar di BEI adalah perusahaan keluarga, dimana


perusahaan keluarga memiliki kelebihan dan kekurangan yang berpengaruh terhadap performa
perusahaan. Hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh perusahaan keluarga juga masih
tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara struktur kepemilikan
keluarga terhadap kinerja perusahaan. Pengukuran untuk kinerja perusahaan menggunakan
ROA. Penelitian ini juga menggunakan beberapa variabel kontrol yaitu good corporate
governance, intensitas persaingan, dan pertumbuhan penjualan. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan sektor industry property dan real estate yang memenuhi
kriteria tertentu dan dianalisis menggunakan regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa struktur kepemilikan keluarga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Variabel good corporate
governance, intensitas persaingan, dan pertumbuhan penjualan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Kata Kunci: Struktur Kepemilikan Keluarga, Good Corporate Governance, Intensitas


Persaingan, Pertumbuhan Penjualan.

ABSTRACT

The majority of companies listed on the BEI are family companies, where family companies have
advantages and disadvantages that affect the company's performance of the companies. According to many
previous researches about the influence of family control, there were still many unconsistent result. This
study aimed to know the influence of family control on probability. Profitability was measured by using
ROA (Return on Asset). The control variables use good corporate governance, intensity of competition, and
sale growth. The samples use in this research were firms in sector property and real estate industry which
fulfilled certain criteria and analysed using multiple regression analysis.

Keyword: Family Ownership, Good Corporate Governance, Intensity of Competition, Sales Growth

dalam perusahaan tersebut merupakan


PENDAHULUAN anggota keluarga, dimana pihak keluarga
Perusahaan dengan kontrol keluarga memegang persentase lebih besar saham
sudah menjadi hal yang umum di negara maju perusahaan yang beredar, atau CEO serta
serta negara berkembang, seperti di dewan direksi adalah pihak
Eropa,Amerika Serikat, dannegara-negara keluarga(Villalonga dan Amit (2006),
Asia lainnya (Jonchi Shyu 2011 ; Burkart et Anderson dan Reeb (2003), Faccio dan Lang
al. 2003). Perusahaan keluarga (Family (2002)). Sebagian besar perusahaan di dunia,
Ownership) merupakan perusahaan dimana tertutup maupun terbuka, merupakan
pemilik perusahaan tersebut adalah anggota perusahaan keluarga (Burkart et al., 2003).
keluarga pendiri atau pemangku kepentingan

709
710 Business Accounting Review, Vol. 5, No. 2, Agustus 2017 (709-720)

Penelitian sebelumnya memperkirakan sehingga pemilik saham mayoritas dapat


bahwa setidaknya, lebih dari 75% perusahaan melakukan kontrol berlebihan terhadap
di banyak negara dikendalikan oleh keluarga perusahaan( La Porta et al. 1998; Beck et al.
(Miller, Steier, & Le Breton-Miller, 2003). 2003). Dalam penelitiannya Shyu (2011)
Anderson and Reeb (2003) dalam studinya (Anderson and Reeb (2003) menemukan
juga mempelajari lebih dari 403 perusahaan bahwa semakin tinggi persentase kepemilikan
yang terdaftar di S&P 500 dan menyatakan keluarga (melebihi 30%), profitabilitas
bahwa sepertiga dari sampel tersebut perusahaan akan semakin menurun.
merupakan perusahaan keluarga. Claessens et
al(2000); Demsetz and Villonga (2001) LANDASAN TEORI
mengungkapkan bahwa Indonesia adalah
termasuk Negara dengan kepemilikan 16.6% Struktur Kepemilikan Keluarga (Family
dari perusahaan publik yang dikendalikan Ownership)
oleh keluarga. Definisi perusahaan keluarga atau
Dalam penelitian sebelumnya banyak kepemilikan keluarga sangat luas, dan
peneliti menyebutkan bahwa perusahaan beragam. Menurut (Anderson dan Reeb (2003),
dengan kepemilikan keluarga memiliki Faccio dan Lang (2002), ( Ayub, 2013 ))
dampak yang positif terhadap kinerja perusahaan keluarga (Family Ownership)
perusahaan(Anderson dan Reeb (2003) ; merupakan perusahaan dimana pemilik
Maury 2006; Barontini and Caprio 2006; perusahaan tersebut adalah anggota keluarga
Muttakin et al., (2014); Shyu (2011);Lee, pendiri atau pemangku kepentingan dalam
(2006); Adamset al., 2004; Villalonga and Amit perusahaan tersebut merupakan anggota
(2006)).Fama dan Jensen (1983); Villalonga keluarga, dan pihak keluarga memegang
dan Amit (2006) mendukung bahwa kehadiran sahamminimal 5%, 20% dan 33% dari total
kepemilikan keluarga akan mengatasi konflik saham yang beredar. Villalonga dan Amit
keagenan antara pemilik dan manajemen, (2006) mendefinisakn struktur kepemilikan
karena pemilik memiliki kepentingan untuk keluarga dalam beberapa dimensi, yaitu satu
mengawasi manajemen untuk memastikan atau lebih anggota keluarga adalah sebagai
tindakan manajemen yang tidak bertentangan direktur sebuah perusahaan atau direksi atau
dengan kepentingan dari pemilik. Principal pemegang saham mayoritas, setidaknya salah
dapat menyelaraskan kepentingannya dengan satu anggotanya di dewan komisaris atau
agent dan meminimalkan conflict of interest ( pengelolaan, keluarga memiliki jumlah saham
Pukthuantong et al., 2013 ). yang lebih besar daripada pihak non keluarga,
Namun terdapat juga penelitian yang generasi kedua perusahaan dari satu atau
menyebutkan bahwa perusahaan dengan lebih anggota keluarga adalah sebagai
kepemilikan keluarga dapat menimbulkan manajemen atau direksi.
dampak yang negative terhadap kinerja
perusahaan , seperti penelitian yang
dilakukan oleh Prabowo (2011), , Faccio et al. Agency Theory
(2001), Juniarti (2015), dan Al Ghamdi (2005) Agency Theory yang dikemukanan
yang melakukan penelitian di Saudi Arabia. oleh Jensen dan Meckling (1976)
Menurut Morck dan Yeung (2003) menerangkan hubungan antara principal dan
berpendapat bahwa pengelolaan perusahaan agen mengenai maslaah keagenan yang
yang dikontrol keluarga, cenderung bertindak timbul dari pemisahan). Jadi pemilik
semata-mata untuk kepentingan anggota perusahaan tidak ikut mengatur jalannya
keluarga, sehingga berpotensi menimbulakan organisasi secara langsung tetapi memberikan
keagenan, yaitu terkait dengan konflik kepercayaan kepada manajemen untuk
keagenan antara keluarga pengendali dan mengelola perusahaannya. Tujuan
pemegang saham minoritas (Shleifer dan dipisahkannya manajemen sebagai pengelola
Vishny 1997). Di Indonesia Juniarti (2015), perusahaan dengan kepemilikan perusahaan
Prabowo dan Simpson (2011) menyatakan menurut FCGI (2002) yaitu agar pemilik
bahwa terdapat bukti yang kuat bahwa perusahaan (principal) memperoleh
perusahaan dengan struktur kepemilikan keuntungan yang maksimal dengan biaya
keluarga di Indonesia berdampak negatif yang seefisien mungkin dengan dikelolanya
terhadap kinerja perusahaan. Dikarenakan perusahaan oleh tenaga-tenaga profesional.
rendahnya tingkat perlindungan investor dan
pemilik saham minoritas di Indonesia
Susanti: Pengaruh Struktur Kepemilikan Keluarga terhadap 711

Namun dalam praktiknya, pemisahan juga telah digunakan dalam penelitian


tugas tersebut dapat memiliki sisi negatif. sebelumnya (Anderson dan Reeb, 2003; Shyu,
Manajemen sebagai agen tidak selalu 2011). ROA sendiri menggambarkan sejauh
mengutamakan kepentingan prinsipal. Jensen mana kemampuan aset-aset yang dimiliki
dan Meckling (1976) mengatakan bahwa jika
perusahaan mampu menghasilkan laba yang
kedua belah pihak berhubungan dengan
digunakan untuk kegiatan operasional
tujuan yang sama yaitu untuk
perusahaan, semakin tinggi rasio ROA
memaksimalkan utilitas, maka agen tidak
menunjukkan semakin baik perusahaan
akan selalu bertindak untuk kepentingan
dalam memperoleh laba dari seluruh aset
prinsipal. Hal tersebut akan menimbulkan
yang dimiliki, sehingga resiko yang dihadapi
biaya keagenan karena dewan waspada dan
perusahaan semakin rendah.Selain itu
memiliki motivasi besar dan insentif untuk
menurut (Anuonue, 2016) apabila perusahaan
memantau CEO (Finkelstein and D’aveni,
memiliki tingkat ratio ROA yang tinggi, maka
1994). Seperti yg dijelaskan oleh Ang et al.,
hal ini berarti perusahaan telah menggunakan
(2000), biaya keagenan timbul ketika
asset nya dengan efisien dan efektif,
kepentingan manajer perusahaan tidak
dikarenakan perusahaan dengan ROA yang
selaras dengan pemilik perusahaan, dan
tinggi memiliki biaya ekuitas dan hutang yang
mengambil tindakan lain serta membuat
rendah (Anderson dan Reeb, 2003; Shyu, 2011;
keputusan sepihak yang akan merugikan
Francis et al., 2005).
perusahaan serta berdampak pada kinerja
Penggunaan ROA sebagai pengukuran
perusahaan.
profitabilitas, karena ROA merupakan
indikator pengukuran yang komprehensif
Kinerja Perusahaan untuk melihat keadaan perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan proses berdasarkan laporan keuangan yang
pengukuran pencapaian kuantitas maupun ada.Dimana ROA memasukan unsure dari
kualitas dari sebuah organisasi berdasarkan Balance Sheet dan Income Statement.Selain
standart yang telah dibuat (Neely, Gregory itu ROA juga dihitung dengan menggunakan
dan Platts, 1995). Menurut (Wagoner, Neely & dua rumus yaitu profit margin dan asset
Kennerley, 1999) pengukuran kinerja dapat turnover.
memberikan informasi yang penting bagi Dalam penelitian ini dalam menghitung
perusahaan untuk memantau kinerja ROA menggunakan rumus sebagai berikut:
manajemen di perusahaan.Penilaian kinerja
perusahaan dapat dilihat dari segi analisis Net Income
𝑅𝑂𝐴 =
laporan keuangan dan dari segi perubahan Total Asset
harga saham, sehingga nilai perusahaan akan
tercermin dari harga sahamnya (Fama, (1978), Good Corporate Governance
Herly dan Sisnuhadi (2011) yang dikutip oleh Good Corporate Governance adalah
Al-Matari et al. (2014). Hal ini menunjukkan seperangkat peraturan yang mengatur
apabila perusahaan memiliki kinerja yang hubungan antara pemegang saham, pengurus
baik maka akanmendorong manajemen dalam (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,
mengungkapkan kinerja keuangan yang pemerintah, karyawan, serta para pemegang
berkualitas juga. Nilai perusahaan yang tinggi kepentingan internal dan eksternal lainnya,
mengindikasikan kinerja perusahaan yang yang berkaitan dengan hak-hak dan
baik, sehingga membuat investor tertarik kewajiban mereka atau dengan kata lain
untuk melakukan investasi di perusahaan sistem yang mengatur dan mengendalikan
tersebut. Hal tersebut akan menciptakan perusahaan (YPPMI, 2002). Pengertian
prospek masa depan perusahaan yang lebih tersebut sejalan dengan World Bank (dalam
besar dan berdampak pada kinerja Sanegal 2006) yang menjelaskan bahwa
perusahaan, karena tujuan didirikannya Corporate Governance mengarah kepada suatu
perusahaan aalah untuk meningkatkan stuktur dan proses untuk pedoman dalam
kesejahteraan pemiliknya atau pemegang mengotrol perusahaan dan menyangkut
saham (Brigham dan Houston, 2001). hubungan antara manajemen, dewan direksi,
Dalam mengukur kinerja perusahaan, pemegang saham minoritas dan mayoritas,
serta pemangku kepentingan lainnya.
pengukuran menggunakan ROA (Return on
asset) pengukuran dengan menggunakan ROA
712 Business Accounting Review, Vol. 5, No. 2, Agustus 2017 (709-720)

Penerapan Good Corporate Governance tersebut telah berhasil dalam menjalankan


sendiri muncul karena adanya masalah strateginya untuk menjual produknya,
keagenan dalam perusahaan.Masalah sehingga memperoleh profit yang tinggi
keagenan timbul dari kesenjangan antara (Handayani & Rachadi, 2009). Dengan
kepentingan pemegang saham sebagai pemilik mengetahui seberapa besar tingkat penjualan
perusahaan dengan manajemen sebagai perusahaan maka dapat diprediksi seberapa
agen.Good Corporate Governanceakan banyak profit yang diterima oleh perusahaan.
menciptakan mekanisme kontrol untuk Perusahaan yang berkembang akan lebih
memungkinkan penciptaan sistem bagi hasil menarik bagi investor. Hal ini akan
dan keseimbangan bagi pemegang saham dan memberikan prospek yang baik bagi
menciptakan efisiensi bagi perusahaan (Arifin perusahaan dan menjanjikan tingkat
et al, 2014). Sistem GCG yang baik akan pengembalian yang tinggi bagi investor.
memberikan perlindungan yang efektif kepada
𝑆𝑡−(𝑆𝑡−1)
para pemegang saham dan pihak kreditur, 𝑆𝐺 = 2.3
𝑆𝑡−1
sehingga mereka bisa meyakinkan dirinya
perolehan dari investasinya akan bernilai HIPOTESIS
tinggi (YPPMI, 2002).
Hubungan antara Struktur Kepemilikan
CGI = (A + (B + C) + D + E)/38 (2.2) Keluarga dan Kinerja Perusahaan.
Perusahaan dengan kepemilikan
keluarga adalah perusahaan dimana pemilik
Intensitas Persaingan
perusahaan tersebut adalah anggota keluarga
Intensitas persaingan dapat
pendiri, atau pemangku kepentingan dalam
didefinisikan sebagai situasi dimana terdapat
perusahaan tersebut merupakan anggota
persaingan yang sangat ketat, dikarenakan
keluarga (Villalonga dan Amit
banyaknya jumlah pesaing di pasar serta
(2006).Anderson dan Reeb (2003) suatu
kurangnya peluang perusahaan untuk
perusahaan dapat dikatakan dimiliki oleh
bertumbuh lebih lanjut (Auh dan Menguc,
keluarga (family ownership) yaitu apabila
2004). Menurut Okada (2005) menunjukan
keluarga tersebut merupakan controlling
bahwa pentingnya tingkat persaingan
shareholders atau memiliki saham
perusahaan yaitu untuk meningkatkan
perusahaan setidaknya 10%. Keterlibatan
produktivitas perusahaan, dikarenakan
keluarga dalam perusahaan akan mengurangi
perusahaan akan semakin termotivasi untuk
adanya agency problem. Hal tersebut terjadi
meningkatkan kinerjanya supaya dapat tetap
karena keterlibatan anggota keluarga dapat
bertahan. Hal tersebut berbanding dengan
menghasilkan kesetaraan tujuan antara
penelitian (Khandwalla, 1972) dimana
principle dan manajemen. Perusahaan juga
perusahaan dnegan tingkat intensitas yang
memiliki sistem monitoring yang kuat
tinggi akan berpengaruh negatif terhadap
sehingga manajemen akan melakukan setiap
kinerja nya.
tindakan efisien dan efektif bagi perusahaan
Intensitas persaingan diukur dengan
yang akan meminimalkan agency problem
menggunakan indeks Herfindahl-Hirschman
yang nantinya dapat meningkatkan kinerja
(HHI), (Ramaswamy, 2001). HHI dihitung
dalam perusahaan. Baek Cho dan Fazio
dengan menjumlahkan kuadrat market share
(2016), Anderson dan Reeb (2003), Maury
masing-masing perusahaan dalam 1 sub sector
2006; Barontini and Caprio 2006; Faccio et al.
dimana market share adalah persentase dari
2001; Shyu (2011); Lee, (2006); Adams et al.,
total sales pada pasar.
2004; Villalonga and Amit, 2006; dalam
Sales Growth penelitian sebelumnya berpendapat bahwa
Sales Growth merupakan komponen perusahaan dengan kepemilikan keluarga
untuk menilai prospek perusahaan pada masa memberi dampak positif terhadap kinerja
yang akan datang dengan melihat perubahan perusahaan.
total penjualan dalam perusahaan (Deitiana, Disisi lain perusahaan dengan struktur
2011). Harahap (2010:309) menyebutkan kepemilikan keluarga juga memiliki
pertumbuhan penjualan merupakan rasio kelemahan. Dikarenakan keluarga seringkali
yang menggambarkan prestasi pertumbuhan menerapkan kebijakan yang mementingkan
penjualan dari tahun ke tahun. Sales Growth keuntungan dirinya sendiri dan merugikan
yang tinggi menunjukkan perusahaan pihak lainnya seperti memberi kompensasi
Susanti: Pengaruh Struktur Kepemilikan Keluarga terhadap 713

yang lebih tinggi terhadap anggota akan melakukan setiap tindakan yang sesuai
keluarganya sendiri.Perusahaan keluarga dengan keinginan principle, yang nantinya
juga cenderung memepertahankan anggota akan menghasilkan kinerja yang efektif dan
keluarga yang hasil kerjanya tidak kompeten. efisien sehinnga, kinerja perusahaan juga
Hal tersebut akan menimbulkan turunnya akan meningkat. Anderson and Reeb (2003)
semangat kerja dari anggota karyawan dalam studinya menyatakan bahwa yang
lainnya, hasil kerja yang tidak efektif dan membedakan praktik perusahaan yang baik
efisien, yang berdampak terhadap menurunya dengan yang tidak baik adalah dilihat melalui
kinerja perusahaan. Shyu (2011), Anderson efektivitas mekanisme Good Corporate
and Reeb (2003) mengatakan perusahaan Governance dalam perusahaan. La Porta
dengan kepemilikan keluarga akan tetap (1997) perusahaan yang memberikan proteksi
berpengaruh yang signifikan terhadap kinerja pengawasan yang baik terhadap pemangku
perusahan apabila kepemilikan dari keluarga kepentingan di dalam perusahaan akan
tidak lebih dari 30%. Muttakin, Khan (2014), menghasilkan kinerja perusahaan yang baik,
Ronald C.Miller et al. (2007); Claessens et al., dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
(2002) dalam penelitian sebelumnya menerapkan.Semakin baik penerapan good
menghasilkan hubungan yang negatif antara corporate governance maka kinerja
struktur kepemilikan keluarga terhadap keuangannya akan mengalami peningkatan
kinerja perusahaan. (Akerlof’s (1970), Mishra & Mohanty (2014).
Atas dasar penelitian diatas maka dapat H2: Good Corporate Governance
diajukan hipotesis sebagai berikut: berpengaruh Positif terhadap Kinerja
Perusahaan
H1: Struktur kepemilikan
keluarga berpengaruh terhadap kinerja Hubungan antara Intensitas Persaingan
perusahaan. terhadap Kinerja Perusahaan.
DeGeus (1988) dan Senge (1990)
Hubungan GCG terhadap Kinerja menyatakan bahwa untuk mempertahankan
Perusahaan. keunggulan kompetitif, perusahaan perlu
Good Corporate Governance adalah satu beradaptasi secara cepat terhadap lingkungan
elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi mereka, konsekuensinya apabila perusahaan
ekonomis serta mengatur setiap hak dan menghadapi peningkatan persaingan dan
kewajiban setiap pemegang kepentingan mereka tidak mampu mengadopsi serta
dalam perusahaan, yang meliputi serangkaian mengimplementasikan strategi yang tepat
hubungan antara menejemen perusahaan, maka kinerja perusahaan akan dianggap
dewan direksinya, para pemegang sahamnya buruk. Perusahaan dengan intensitas
danstakeholders lainnya (OECD, 1999). persaingan yang tinggi cenderung akan
Penerapan good corporate governance sendiri memotivasi perusahaan untuk
muncul karena adanya masalah keagenan mempertahankan performanya yaitu dengan
dalam perusahaan.Menurut Surat Keputusan melakukan inovasi-inovasi, perbaruan strategi
Menteri Negara/Kepala Badan Penanaman untuk menciptakan keunggulan kompetitif.
Modal dan Pembinaan BUMN No. 23/M- Sehingga perusahaan dapat meningkatkan
PM.PBUMN/2000 tentang pengembangan penjualannya yang otomatis akan
praktek GCG dalam Perusahaan Perseroan meningkatkan profit perusahaan. Hasil
(PERSERO), menjelasakan bahwa GCG penelitian di Australia yang dimuat dalam The
adalah prinsip korporasi yang sehat yang Australian Financial Review tahun 1995 telah
perlu diterapkan dalam pengelolaan menyimpulkan bahwa semakin intensif
perusahaan yang dilaksanakan semata-mata persaingan pasar maka kinerja organisasi
demi menjaga kepentingan perusahaan dalam menjadi lebih baik (Mia dan Clarke, 1999).
rangka mencapai maksud dan tujuan Kinerja perusahaan akan tetap bertahan
perusahaan. dengan baik dan berhasil, apabila organisasi
Perusahaan dengan level GCG yang tersebut mampu mengetahui dan memonitor
tinggi menunjukan tingkat pengawasan lingkungannya. Misalnya bagaimana ancaman
principle yang kuat terhadap manajemen, dari pesaing potensial dalam industri yang
sehingga peluang manajemen untuk sama, ancaman dari produk substitusi, sifat
melakukan tindakan yang merugikan intensitas persaingan dalam industri dan
perusahaan akan rendah. Manajemen juga
714 Business Accounting Review, Vol. 5, No. 2, Agustus 2017 (709-720)

bargaining power antara supplier dan METODE PENELITIAN


pelanggan.
Namun Khandawalla (1972) Penelitian ini bertujuan untuk menguji
menyatakan bahwa terdapat hubungan pengaruh family control, GCG , intensitas
negatif antara harga, produk dan distribusi persaingan dan sales growth terhadap
pemasaran dengan kinerja perusahaan. profitabilitas. Penelitian ini merupakan
Dikarenakan adanya persaingan yang ketat penelitian kuantitatif dimana untuk menguji
akan menurunkan kesempatan perusahaan hipotesis menggunakan analisis regresi linear
untuk bersaing. Kebutuhan akan biaya yang berganda. Penelitian ini menganalisis
tinggi untuk memperoleh laba yang besar, hubungan antara dependent variable dan
tetap bertahan dalam persaingan pasar dan, independent variable. Definisi masing-masing
mempertahankan konsumen, juga menjadi adalah sebagai beirkut:
kendala bagi perusahaan untuk tetap iable
bertahan. Profitabilitas perusahaan diukur dengan ROA
Atas dasar penelitian diatas maka dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut: GCG, Intensitas Persaingan (HHI) dan Sales
H3: Intensitas persaingan perusahaan Growth (SG) sebagai independent variable.
berhubungan terhadap kinerja Populasi dalam penelitian ini ialah
perusahaan perusahaan sektor property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hubungan Pertumbuhan Penjualan Metode penentuan sampel yang digunakan
terhadap Kinerja Perusahaan. dalam penelitian ini adalah metode purposive
Pertumbuhan penjualan perusahaan sampling. Adapun yang menjadi kriteria
adalah kemampuan perusahaan dalam pemilhan sampel pada penelitian ini ialah
meningkatkan penjualannya dari waktu ke a. Perusahaan yang diteliti harus memiliki
waktu (Widarjo dan Setiawan, 2009), serta laporan keuangan tahunan yang lengkap dan
komponen untuk menilai prospek perusahaan terdiri dari 6 periode, yaitu tahun 2010-2015
pada masa yang akan datang dengan melihat b. Perusahaan sudah melakukan IPO minimal
total penjualan perusahaan (Deitiana, tahun 2010. Terdapat 59 perusahaan di sektor
2011).Perusahaan dikatakan bertumbuh yaitu property dan real estate. Sebanyak 6
apabila terjadi peningkatan penjualan dalam perusahaan yang tidak memiliki laporan
perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat keuangan yang lengkap dan 17 perusahaan
pertumbuhan dalam perusahaan yang melakukan IPO setelah tahun 2010.
mengindikasikan perusahaan memiliki Maka total akhir dari perusahaan yang
pertumbuhan penjualan yang baik serta memenuhi kriteria adalah 36 perusahaan dan
adanya peningkatan profit dalam perusahaan total sampel dalam penelitian ini adalag 216
(Kusumajaya, 2011). Hal tersebut sampel. Penelitian ini menggunakan data
menyebabkan sekunder berupa laporan tahunan yang
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia,
penjualan yang tinggi akan menghasilkan website masing- masing perusahaan. Hipotesis
kinerja yang lebih baik dibandingkan dnegan dalam penelitian ini akan diuji dengan
yang tidak bertumbuh.Perusahaan dengan menggunakan regresi berganda. Model
tingkat penjualan yang tinggi akan lebih analisis yang digunakan dalam penelitian ini
berpeluang untuk menghasilkan profit yang adalah:
tinggi dibandingkan dengan perushaan
dengan tingkat penjualan yang rendah (
Burkat et al., 2000).
Atas dasar penelitian diatas maka dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut:
H4: Pertumbuhan Penjualan
berpengaruh positif terhadap Kinerja
Perusahaan

Gambar 1. Model Analisis 1


Susanti: Pengaruh Struktur Kepemilikan Keluarga terhadap 715

3. Uji Heteroskedastisitas Dengan menggunakan


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN metodeuji white, hasil menunjukkan
Berikut data deskriptif dari variabel-variabel menghasilkan angka 9,653. Karena 9,653 lebih
yang digunakan dalam penelitian ini : besar dari 6.25139, maka bisa dikatakan data
ini memenuhi uji Heterokedastisitas
4. Uji Multikolinieritas Nilai Tolerance masing-
Tabel 1. Deskripsi Variabel untuk ROA, masing variabel > 0.1 dan Nilai VIF < 10. Hal ini
GCG, HHI, LV menunjukkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas.
Persamaan regresi yang dihasilkan pada nilai
regresi terhadap ROA adalah sebagai berikut:
ROA = -0,008 + 0,016FMO + 0,128GCG +
0,173InP+ 0,027SG

Penilaian Goodness of Fit Model


1. Nilai koefisien determinasi yang dihasilkan
regresi terhadap ROA adalah sebesar 0,008
yang berarti pengaruh FMO, HHI, LV, GCG
terhadap perubahan ROA adalah sebesar 8%
dan sisanya 92% dipengaruhi oleh variabel
bebas lainnya yang tidak diteliti..
2. Uji F Nilai signifikansi uji F sebesar 0.000. Nilai
yang lebih kecil daripada 10% menunjukkan
bahwa model yang digunakan adalah layak dan
dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
3. Uji t Family control berpengaruh positif dan
signifikan, begitu juga GCG, HHI, dan SG.

KESIMPULAN,KETERBATASAN
PENELITIAN, DAN SARAN
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh struktur kepemilikan
keluarga terhadap kinerja perusahaan pada
perusahaan di sektor peoperti dan real estatae
yang terdaftar di BEI. Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 36
Untuk model analisis 1, sebanyak 172 perusahaan. Variabel yang digunakan dalam
sampel merupakan perusahaan keluarga penelitian ini adalah struktur kepemilikan
Untuk analisis kedua sebanyak 156 keluarga (FMO), Good Corporate Governance
merupakan perusahaan keluarga. (GCG), intensitas persaingan (INP), dan
pertumbuhan penjualan (SG) sebagai variabel
Pengujian Asumsi Klasik Model ROA independen, serta kinerja perusahaan (ROA)
1. Uji Normalitas Residual Statistik uji sebagai variabel dependen.
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan p-value 0.000 Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan,
(<0.10), yang menunjukkan bahwa asumsi dapat disimpulkan bahwa:
normalitas residual belum terpenuhi. 1. Struktur kepemilikan keluarga
2. Penilaian uji autokorelasi dilakukan dengan berpengaruh positif signifikan terhadap
melihat nilai diantara DL<DW<(4-DU) kinerja perusahaan. Dengan demikian
sehingga hasil dari penilaiannya hipotesis pertama yang menyatakan struktur
1.6722<1.943<2.1371. Sehingga dari hasil kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap
tersebut mengindikasikan tidak terjadi kinerja perusahaan dapat diterima.
autokorelasi pada model regresi, atau asumsi 2. Good Corporate Governance
bebas autokorelasi pada model regresi berpengaruh positif signifikan terhadap
terpenuhi kinerja perusahaan. Dengan demikian
hipotesis kedua yang menyatakan Good
716 Business Accounting Review, Vol. 5, No. 2, Agustus 2017 (709-720)

Corporate Governance berpengaruh positif Al-Ghamdi, M., & Rhodes, M. (2014). Family
terhadap kinerja perusahaan diterima. Ownership, Corporate Governance and
3. Intensitas persaingan berpengaruh Performance: Evidence from Saudi
positif signifikan terhadap kinerja Arabia. Journal of Economics and
perusahaan. Dengan demikian hipotesis Finance, 7, 78-89.
ketiga yang menyatakan intensitas persaingan Al-Matari, E., Al-Swidi, A., & Fadzil, F. (2014).
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan The measurement of firms
diterima. performance's dimensions. Asian
4. Pertumbuhan penjualan berpengaruh Journal of Finance & Accounting, 6(1).
positif dan signifikan terhadap kinerja Al-Tamimi, H. A. (2012). The effects of
perusahaan. Dengan demikian hipotesis corporate governance on performance
keempat yang menyatakan pertumbuhan and financial distress: The experience
penjualan berpengaruh positif terhadap of UAE national banks. Journal of
kinerja perusahaan diterima. Financial Regulation and complience
Saran dalam penelitian ini Manajemen, Vol. 20 (2), 169-181.
agar dapat lebih memperhatikan tingkat Amran, N., & Ahmad, A. (2010). Family
penerapan GCG, intensitas persaingan, serta Succession and Firm PErformance
pertumbuhan penjualan dalam perusahaan, amoung Malaysian Companies.
terutama perusahaan dengan struktur International Journal of Business and
kepemilikan keluarga agar kinerja dalam Social Science, 1(2), 193-203.
perusahaan semakin meningkat. Bagi Anderson, R., & Reeb, D. (2003). Founding
investor, untuk memberikan keyakinan dalam family ownership and firm
berinvestasi di perusahaan dengan struktur performance: evidence from the S&P
kepemilikan keluarga 500. Journal of Finance, 14(4), 431-
Dalam penelitian ini terdapat 445.
keterbatasan adalah hasil penelitian ini hanya Ang, J. S., Cole, R. A., & Lin, J. W. (2000).
dilakukan pada perusahaan sektor property, Agency Costs and Ownership
real estate dan konstruksi bangunan yang Structure. The Journal of Finance, Vol.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 55(1), 81-106.
Sehingga, hasil yang diperoleh tidak dapat Anuonye, N. (2016). Effect of intelectual
digeneralisasikan pada perusahaan dengan capital on return on asset of insurance
sektor yang berbeda atau rata-rata semua firms in Nigeria. Global Journal of
perusahaan yang terdaftar di BEI. Management and Business Research: C
Diharapkan penelitian kedepannya dapat Finance, 16(1).
menggunakan sektor yang lebih banyak agar Arifin, J., Suhadak, Astuti, E. S., & Arifin, Z.
dapat memberikan gambaran umum (2014). The Influence of Corporate
mengenai pengaruh variabel yang diteliti pada Governance, Intellectual Capital on
perusahaan di Indonesia secara keseluruhan. Financial Performance and Firm Value
of Bank Sub-SectorCampanies Listed
at Indonesia Stock Exchange in Period
DAFTAR PUSTAKA 2008-2012. European Journal of
Adams, R. B., Hermalin, B. E., & weishbach, Business and Management Vol.6 (26),
M. S. (2010). The Role of Boards of 159-167.
Directors in Corporate Governance: A Aryani, D. S. (2011). Manajemen Laba Pada
Conceptual Framework and Survey. Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Journal of Economic Literature 48(1), Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
58–107. Infoemasi akuntansi Vol 1 (2).
Akerlof, & George, A. (1970). The Market for ASX Corporate Governance Council . (2007).
'Lemons': Quality Uncertainty and the Corporate Governance Principles and
Market Mechanism. Quaterly Journal Recommendations with 2010
of Economics, 84(3), 488-500. Amendments. Australia.
Akhmetova, A., & Batomunkueva, Y. (2014). Baldwin, C. Y., & Mason, S. P. (1983). The
Board Compositian and Financial Resolution of Claims in Financial
Distress: An empirical Evidance from Distress the Case of Massey Ferguson.
Sweden and Denmark. Degree Project The Journal of Finance, Vol. 38, No. 2,
Student of Umea Business School and Papers and Proceedings Forty-First
Economic.
Susanti: Pengaruh Struktur Kepemilikan Keluarga terhadap 717

Annual Meeting American Finance Deitiana, T. (2011). Manajemen Operasional


Association New York, N.Y., 505-516. Strategi dan Analisa Services dan
Barontini, R., & Caprio, L. (2006). The Effect Manufaktur. Jakarta: Mitra Wacana
of Family Control on Firm Value and Media., 1.
Performance: Evidence from Demsetz, H., & Villalonga, B. (2001).
Continental Europe. Journal European Ownership structure and corporate
Financial Management, 12(5), 689-723. performance. Journal of Corporate
Brédart, X. (2014). Financial Distress and Finance, 7, 209-33.
Corporate Governance: The Impact of DoGeus, A. (1988). Planning as Learning.
Board Configuration. International Harvard Business Review, 70-74.
Business Research Vol. 7(3). Elloumi, F., & Gueyié, J.-P. (2001). Financial
Brick, I. E., & Chidambaran, N. K. (2008). distress and corporate governance: an
Board monitoring, firm risk, and empirical analysis. The international
external regulation. J Regul Econ 33, journal of business in society, Vol. 1(1),
87–116. 15-23.
Brigham, E., & J, H. (2001). Intermediate Faccio, M., & Lang, L. H. (2002). The ultimate
Financial Management, 9. ownership of Western European
Burkart, M. P. (2003). Family Firms. Journal corporations. Journal of Financial
of Finance, 58 No 5, 2167-202. Economics, 65, 365-595.
Chaganti, R. S., Wahajan, V., & Sarma, S. Fama, E., & Jensen, M. (1983). Separation of
(1985). Corporate Board Size, ownership and control. Journal of Law
Composition, and Corporate failures in and Economics, 26(2), 301-25.
retailing industry. Journal of Ferri, M. G., & Jones, W. H. (1979).
Management Studies. 22(4). Determinants of Financial Structure:
Chakrabarty, S. (2009). The influence of A New Methodological Approach. The
national culture and institutional voids Journal of Finance, Vol. 34 (3) , 631-
on family ownership of large firms: A 644.
country level empirical study. Journal Finkelstein, & D'Aveni. (1994). CEO Duality
of International Management, 15(1), as a Double-Edged Sword: How Boards
32-45. of Directors Balance Entrenchment
Cinantya, I. G., & Merkusiwati, N. K. (2015). Avoidance and Unity of Command. The
Pengaruh Corporate Governance, Academy of Management Journal,
Financial Indikators, dan Ukuran 37(5), 1079-1108.
Perusahaan Pada Financial Distress. Francis, J., LaFond, R., Olsson, P., & Schipper,
E-Jurnal Akuntansi Universitas K. (2005). The market pricing of
Udayana 10.3, 897-915. accruals quality. Jpurnal of
Claesens, S., Djankov, S., & Lang, L. (2000). Accounting and Economics, 39, 295-
The separation of ownership and 327.
control in East Asia corporations. Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis
Journal of Financial Economics, 58, Multivariete dengan program SPSS.
81-112. Semarang: Badan Penerbit
Claessens, S., Djankov, S., & Lang, L. (2000). Universitas Diponegoro.
Exproriation of Minority Shareholder: Goodstein, J., Gautam, K., & Boeker, W.
Evidence from East Asia. CEI Working (1994). The effect of Board Size And
Paper Series , 200-4. Diversty on Strategic Change.
Daily, C. M., & Dalton, D. R. (1994). Strategic Management Journal, Vol.
Bankruptcy and Corporate 15, 241-250.
Governance: The Impact of Board Hambrick, D. C., & D'aveni, R. A. (1992). Top
Composition and Structure. The Team Deterioration as Part of the
Academy of Management Journal, Vol. downward Spiral of Large Corporate
37 (6), 1603-1617. Bankruptcies. Managemen Science Vol
Dalton, D. R., & Kesner, I. F. (1987). 38 (10), 1445-1466.
Composition and CEO Duality in Harahap, & Sofyan, S. (2010). Analisis Kritis
Boards of Directors: An International atas Laporan Keuangan. Rajawali
Perspective. Journal of International Pers.
Business Studies, Vol. 18(3) , 33-42.
718 Business Accounting Review, Vol. 5, No. 2, Agustus 2017 (709-720)

Harris, M., & Raviv, A. (2008). A Theory of Li, Y., & Zhong, Z. (2013). Investing in
Board Control and Size. The Review of Chapter 11 stocks: Trading, value, and
Financial Studies 21 (4). performance. Jurnal of Financial
Hasan, A., & Butt, S. A. (2009). Impact of Market 16, 33-60.
Ownership Structure and Corporate Manzanequ, M., Priego, A. M., & Merino, E.
Governance on Capital Structure of (2015). Corporate governance effect on
Pakistani Listed Companies. financial distress likelihood: Evidence
International Journal and Business from Spain. Revista de Contabilidad –
Management Vo 4(2). Spanish Accounting Review 19 (1), 111-
Hayes, S. K., Hodge, K. A., & Hughes, L. W. 121.
(2010). Predict Bankruptcy of Specialty Maury, B. (2006). Family ownership and firm
Retail Firms Doing Business in performance: empirical evidence from
Contemporary Times. Economics & western corporations. Journal of
Business Journal: Inquiries & Corporate Finance, 12 (2), 321-341.
Perspectives Vol 3(1). Maury, B. (2006). Family ownership and firm
Hyungke, B. Y., David, D., & Cho, L. F. (2016). performance: Empirical evidence from
Family ownership, control and Western European corporations.
corporate capital structure: An Journal of Corporate Finance, 12, 321-
examination of small capitalizatation 341.
public firms. Journal of Family Mia, L., & Clarke, B. (1999). Market
Business Management, 6(2), 169-185. Competition, Management Accounting
Jensen, & Meckling. (1976). Theory of the firm System and Business Unit
: Managerial behavior, Agrncy Cost Performance. Journal of Management
and Ownership structure. Journal of Accounting Research, 10, 137-158.
Financial Econimics, 3, 305-360. Miller, D. L.-M. (2007). Are family firms really
Juniarti. (2015). The negative impact of family superior performers. Journal of
ownership structure. Journal Bisnis Corporate Finance, 13, 829-58.
and Globalisation, 15(4), 446-460. Mishra, Supriti, Mohanty, & Pirabas. (2014).
Kannan, R. (2001). Organizational ownership, Corporate governance as a value driver
competitive intensity, and firm for firm performance: evidence from
performance: An empirical study of the India. Journal Publish by Emerald
Indian manufacturing sector. Strategic Insight.
Management Journal, 989-998. Morck, R., & Yeung, B. (1997). A survey of
Khandawalla, P. (1972). The Effect of Different corporate governance. Journal of
Types of Competition on the Use of Finance, 52(2), 737-83.
Management Control. Journal of Morck, R., Shleifer, A., & Vishny, R. (1988).
Accounting Research, 275-285. Management ownership and market
Kusumajaya. (2011). Pengaruh Struktur valuation: an empirical analysis.
Modal & Pertumbuhan Perusahaan Journal of Fianancial Economics,
terhadap Profitabilitas & Nilai 20(1), 293-315.
Perusahaan pada Perusahaan Muttakin, M., Khan, A., & Subramaniam, N.
Manufaktur diBursa Efek Indonesia. (2014). Family firms, family generation
Jurnal Akuntansi. and performance: evidence from an
La Porta, R. L.-d.-S. (1999). Corporate emerging economy. Journal of
ownership around the world. Journal Accounting in Emerging Economies,
of Finance, 54 (2), 471-517. 197-219.
La Porta, R. S. (2000). Investor protection and Nelly, A., Gregory, M., & Platts, K. (2005).
corporate governance. Journal of Performance measurement system
Financial Economics, 58(1), 3-27. design: A literature review and
Lee, J. (2006). Family Business Review. research agenda. International
Journal of Sage, 103-114. Journal of Operation & Production
Lee, S., Koh, Y., & Huh, C. (2010). Financial Management, 25(12), 1128-1263.
Distress for U.S. Lodging Industry: Opler, & Titman. (1994). Financial Distress
Effects of Leverage, Capital Intensity, and Corporate Performance. The
and Internationalization. International Journal of Finance 49 (3), 1015-1040.
CHRIE Conference-Refereed Track. Othman, R., Embi, R., Aris, N. A., & Arif, S.
Paper 3. M. (2016). Board Governance and
Susanti: Pengaruh Struktur Kepemilikan Keluarga terhadap 719

Performance: An Exploratory Study of intensity. Journal of Business


Malaysian Cooperative Organization. Research, 58, 1652-1661.
Journal of Southeast Asian Research Shahwan. (2015). The effects of corporate
Vol 2016. governance on financial performance
Parker, S., Peters, G. F., & Turetsky, H. F. and financial distress: evidence from
(2002). Corporate Governance and Egypt. Corporate Governance,15 (5),
Corporate Failure; A survival Analysis. 641 - 662.
Corporate Governance 2.2, 4-12. Shivdasani, A., & Zenner, M. (2002). Best
Prabowo, M., & Simpson, J. (2011). Practices in Corporate Governance
Independent directors and firm What Two Decades of Research
performance in family controlled firms: Reveals. United States: Salomon Smith
evidence from Indonesia. Journal Barney.
Compilation, 121-132. Shyu, J. (2011). Family Ownership and Firm
Premuroso, R. F., & Somnath, B. (2007). Is Performance : evidence from
There a Relationship between Firm Taiwanese firms. International
Performance, Corporate Governance, Journal of Managerial Finance, 397-
And Firm Decision to Form a 411.
Technology Commite. Journal Singh, H., & Harianto, F. (1989).
Compilation, 1260-1276. Management-Board Relationships,
Pukthuantong, K., T, J., & D, N. (2012). Does Takeover Risk, and the Adoption of
Family Ownership Create or Destroy Golden Parachutes. The Academy of
Value: Evidence from Canada. Management Journal, Vol. 32 (1), 7-24.
International JOurnal of Multiphase , Tesfamariam, Y. (2014). The Determinants of
13-47. Financial Distress in the Case of
Rettab, B., & Azzam, A. (2011). Performance of Manufacturing Share Companies in
Family and Non-family Firms with Addis Ababa-Ethiopia. A Thesis in The
Self-Selection: Evidence from Dubai. Department of Accounting and Finance
Modern Economy, 625-632. Addis Ababa University.
Ross, Hillier, Westerfield, Jaffe, & Jordan. Vafeas, N. (1999). Board meeting frequency
(2012). Financial Distress. New York: and firm performance. Journal of
McGraw-Hill Book Company. Financial Economics 53 , 113-142.
Sakai, H., & H, A. (2003). The Japanese Wang, Z.-J., & Deng, X.-L. (2014). Corporate
Governance System and Firm Governance and Financial Distress:
Performance:Toward Suistainability Evidence from Cinese Listed Company.
growth . Working Paper,Mitsubishi The Chinese Economy, 39(5), 5-27.
research institute. Wardhani, R. (2007). Mekanisme Corporate
Santoso, A. C., & Juniarti. (2014). Pengaruh Governance Dalam Perusahaan yang
Family Control Terhadap Profitabilitas Mengalami Permasalahan Keuangan.
Dan Nilai Perusahaan Sektor Aneka Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Industri. BUSINESS ACCOUNTING Indonesia, 7.
REVIEW, VOL. 2 (1). Widarjo, W., & Doddy, S. (2009). Pengaruh
Saputro, A. N., & Syafruddin1, M. (2012). Rasio Keuangan Terhadap KOndisi
Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Financial Distress Perusahaan
Mekanisme Corporate Governance Otomotif. Jusrnal Bisnis dan
Terhadap Biaya Keagenan (Studi Akuntansi, 107-119.
Empiris Pada Perusahaan Keuangan Yasser, Q. (2011). Corporate Governance and
Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010). Firm Performance: An Analysis of
Diponegoro JournalL of Accounting. Family and Non-family Controlled
Sastriana, D. (2013). Pengaruh CG dan Firm Firms. The Pakistan Development
Size terhadap Perusahaan yang Review, 47-62.
mengalami masalah keuangan YPPMI. (2002). The Essence of Good
(fianncial Distress). Diponegoro Jurnal Corporaye Governance. Jakarta:
of Accounting Vol 2 (3), 1-10. Yayasan Pendidikan Pasar Modal &
Seigyoung, A., & Bulent, M. (2004). Balancing Sinergy Communication.
exploration and exploitation: The
moderating role of competitive
720 Business Accounting Review, Vol. 5, No. 2, Agustus 2017 (709-720)

Anda mungkin juga menyukai