Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Kepemilikan Keluarga terhadap Profitabilitas

dengan Firm Age, Firm Size, dan Leverage sebagai Variabel


Kontrol
Hizkia Leonard Pah dan Yulius Jogi Christiawan
Akuntansi Bisnis Universitas Kristen Petra
Email : yulius@petra.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan keluarga terhadap
profitabilitas dengan umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan leverage sebagai variabel
kontrol. Profitabilitas sebagai variabel dependen diukur dengan rasio ROA, kepemilikan keluarga
sebagai variabel independen dan umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan leverage adalah
variabel control. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan yang terdapat pada semua sektor
di BEI selama tahun 2012 – 2015 dengan jumlah sampel sebanyak 357 perusahaan. Teknik analisis
yang digunakan adalah analisis regresi dengan data panel yang di estimasi dengan program eviews
versi 6.0.
Hasil analisis menyimpulkan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas, umur perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas,
ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, dan leverage
memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Kata Kunci: Profitabilitas, kepemilikan keluarga, umur perusahaan, ukuran perusahaan,
leverage

ABSTRACT
This research aimed to analyze the affect of family ownership to profitability with firm age, firm
size, and leverage as the control variables. Profitability as dependent variable measured by ROA,
family ownership as the independent variable, and firm age, firm size, and leverage as the control
variables. This research was conducted on the firms on all sectors, listed in Indonesian Stock
Exchange during the period of 2012 – 2015 with a sample of 357 firm. This research used regression
analysis panel data that analysid with Eviews software version 6.0
The result of this study indicated that, family ownership had no significant affect on
profitability, firm age had positive and significant affect on profitability, firm size had positive and
significant on profitability, and leverage had no positive and significant on profitability.
Keywords: Family Ownership, Profitability, Firm Age, Firm Size, Leverage.

PENDAHULUAN sehingga berfokus pada jangka panjang bukan


Banyak perusahaan di dunia merupakan semata hanya memaksimalkan kekayaan
perusahaan yang kepemilikannya dimiliki oleh jangka pendek. (Maug, 1998). Kedua, adanya
keluarga. Jumlah perusahaan (baik yang motivasi yang kuat terhadap perusahaan
dimiliki atau dikontrol oleh keluarga) di dunia untuk dapat mendorong tercapainya
berkisar antara 65 persen sampai 80 persen, profitabilitas yang baik (Villalonga dan Amit,
dan 40 persennya masuk dalam daftar 500 2006). Ketiga, adanya wewenang yang kuat
perusahaan besar versi majalah Fortune pemilik perusahaan dalam mengontrol operasi
(Gersick, K. E., Davis, J. A., McCollom- perusahaan untuk membuat pemilik lebih
Hampton, M., dan Lansberg, I., 1997). peduli terhadap naiknya profitabilitas
Khususnya pada negara-negara berkembang (Perdana dan Kusumastuti, 2011).
seperti Indonesia, sebanyak 63,81 persen Namun, perusahaan yang dimiliki oleh
perusahaan di Indonesia dimiliki oleh individu keluarga juga memiliki kelemahan. Pertama,
ataupun anggota keluarga (Achmad, 2008). di dalam perusahaan keluarga sering terjadi
Perusahaan yang dimiliki oleh keluarga konflik antar anggota keluarga, misalnya
memiliki kelebihan yang dapat berpengaruh keragaman tujuan pribadi yang membuat tidak
baik bagi kelangsungan hidup perusahaan. adanya keselarasan dalam pengambilan
Pertama, perusahaan sebagai aset yang akan keputusan dan komitmen bersama dalam hal
diwariskan kepada generasi selanjutnya kepemilikan usaha sehingga hal ini dapat

409
410 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW VOL. 5, NO. 1, JANUARI 2017 (409-420)

menurunkan profitabilitas perusahaan (Ward, tujuan penelitian akan tercapai sesuai yang
1997; Faccio, Lang dan Young, 2001; Astrachan telah diharapkan.
dan Jaskiewicz 2008). Kedua, seringkali di Karena alasan-alasan yang telah dijabarkan
dalam perusahaan keluarga, pemimpin yang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
sudah tidak kompeten tetap dipertahankan kembali tentang pengaruh kepemilikan
karena dianggap telah berjasa bagi keluarga terhadap profitabilitas di Indonesia.
perusahaan, hal ini menyebabkan dibatasinya Penelitian ini juga dilakukan dengan jumlah
perekrutan manajemen yang lebih kompeten sampel yang lebih banyak agar dapat melihat
dan profesional sehingga dapat menghambat pengaruh kepemilikan keluarga terhadap
tercapainya profitabilitas (Lee, 2006; Andres, profitabilitas dalam keseluruhan perusahaan
2007). di Indonesia.
Penelitian sebelumnya yang meneliti Selain kepemilikan keluarga, terdapat
mengenai kepemilikan keluarga telah cukup beberapa faktor lain yang juga terbukti dapat
banyak dilakukan, salah satu yang cukup mempengaruhi profitabilitas. Pertama, dapat
sering dimuat adalah tentang pengaruh dilihat dari umur sebuah perusahaan itu
kepemilikan keluarga terhadap profitabilitas. berdiri. Semakin lamanya perusahaan itu
Topik ini menarik untuk diteliti kembali berdiri berarti banyak pembelajaran agar
karena beberapa alasan. menjadi lebih unggul dalam bisnisnya. Proses
Pertama, walaupun telah banyak peneliti pembelajaran mempengaruhi profitabilitas
yang melakukan penelitian tentang pengaruh perusahaan dimana ketika perusahaan
kepemilikan keluarga terhadap profitabilitas, memiliki keahlian dalam proses bisnisnya,
masih belum terlihat hasil yang konsisten dari maka menyebabkan efisiensi biaya dan
penelitian-penelitian tersebut. Menurut meningkatkan keuntangan perusahaan yang
Anderson dan Reeb (2003), kepemilikan kemudian berpengaruh positif terhadap
keluarga dalam perusahaan mayoritas perusahaan (Martinez, 2009).
memiliki pengaruh yang lebih baik daripada Kedua, profitabilitas juga dipengaruhi oleh
perusahaan bukan keluarga dalam firm size. Besar kecilnya perusahaan yang
profitabilitas perusahaan. Hal ini dikarenakan diukur dengan total aset yang dimiliki
peran dan keterlibatan keluarga di dalam berpengaruh terhadap profitabilitas tersebut.
manajemen perusahaan, dimana keluarga Firm size berpengaruh positif terhadap
berupaya memajukan perusahaannya agar profitabilitas (Lin, 2006; Wright, Peter, Kroll
dapat diwariskan pada generasi berikutnya. M., Mukhreji A., dan Pettus M. L., 2009). Jadi,
Dibandingkan pernyataan di atas, Lauterbach semakin besar ukuran perusahaan, semakin
dan Vaninsky (1999) menemukan bahwa bagus profitabilitasnya.
kepemilikan keluarga dapat berdampak Ketiga, keputusan tentang sumber
negatif bagi profitabilitas. Hal ini disebabkan pendanaan yang akan digunakan oleh
jika pemilik perusahaan berperan sebagai perusahaan. Pemilihan sumber pendanaan
manajemen di dalam perusahaannya sehingga menjadi pertimbangan yang matang dengan
akan membuat pengambilan keputusan membandingkan kekurangan dan kelebihan
menjadi tidak efektif dan mengurangi dari masing-masing alternatif pendanaan yang
tercapainya laba yang tinggi dibandingkan tersedia. Pendanaan dapat didapat dari
dengan manajer profesional yang bekerja di internal atau eksternal, pendanaan internal
dalam perusahaan. dari dalam perusahaan sendiri atau eksternal
Kedua, harus adanya keseimbangan dalam berupa hutang (Sartono, 2010). Leverage dapat
pengambilan dan pengolahan sampel agar ikut berperan dalam upaya meningkatkan
hasil penelitian itu dapat lebih akurat. profitabilitas karena perusahaan-perusahaan
Penelitian-penelitian sebelumnya banyak yang yang memperoleh sumber dana dengan
dalam pengambilan sampel terbatas pada berhutang dapat mengetahui pengaruh
industri tertentu, tidak secara keseluruhan pinjaman yang diambil perusahaan terhadap
industri (Bambang dan Hermawan, n.d.). peningkatan profitabilitas. Oleh karena itu,
Perbedaan sampel yang diambil pada setiap peneliti akan menggunakan ketiga faktor
penelitian akan membedakan juga hasil yang tersebut sebagai variabel kontrol dalam
diperoleh. Sampel yang baik yaitu sampel yang penelitian ini.
menggambarkan keadaan sebenarnya, semua
yang ingin diteliti harus dapat terwakilkan Kepemilikan Keluarga
agar hasil yang diperoleh tidak diragukan. Teori Agensi adalah hubungan antara
Semakin banyak sampel yang diambil, maka principal dan agent, dimana principal
Pah : Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Profabilitas 411

memberikan wewenang terhadap pengambilan aset perusahaan dan ilmu pengetahuan


keputusan dalam perusahaan kepada agent mengenai pengembangan perusahaan kepada
(Jensen dan Meckling, 1976). Agent generasi berikutnya dibandingkan
mempunyai kewajiban untuk memaksimalkan mengkonsumsi sendiri semasa hidupnya
kesejahteraan para pemegang saham atau (James, 1999). Hal ini terjadi karena keluarga
pemilik. Namun disisi lain, mereka juga memandang perusahaan sebagai aset untuk
mempunyai kepentingan untuk diwariskan pada keturunannya sehingga
memaksimalkan kesejahteraannya. Hal ini, keberlangsungan perusahaan penting bagi
seringkali menimbulkan konflik yang keluarga (Anderson dan Reeb, 2003).
dinamakan konflik keagenan (Jensen dan Akibatnya perusahaan keluarga cenderung
Meckling, 1976). Selain itu hubungan keagenan bertahan dari waktu ke waktu sehingga
dapat mengakibatkan dua permasalahan lain, perusahaan keluarga dinilai positif oleh
yaitu terjadinya asimetri informasi investor (James, 1999).
(information asymmetry) dan terjadinya konflik Kepemilikan keluarga dapat ditentukan
kepentingan (conflict of interest) (Meisser et al., dengan memenuhi setidaknya satu dari
2006). Konflik keagenan disebabkan oleh kriteria berikut: (1) pendiri atau keluarga
adanya sifat dasar manusia yang pendiri baik secara individual maupun sebagai
menyababkan bahwa informasi yang kelompok dan langsung maupun tidak
dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu langsung memegang setidaknya 20 persen atau
dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat lebih dari saham yang beredar. (2) terdapat
dipercaya tidaknya informasi yang perwakilan keluarga pendiri dalam jajaran
disampaikan (Aripin, 2015). Ada tiga asumsi komisaris atau direksi perusahaan tersebut
sifat dasar manusia yaitu: (1) manusia pada (Villalonga dan Amit, 2006). Jika perusahaan
umumnya mementingkan diri sendiri (self dioperasikan oleh anggota keluarga dan
interest), (2) manusia memiliki daya pikir keluarga memiliki 20 persen atau lebih dari
terbatas mengenai persepsi masa mendatang saham yang beredar, dipandang sebuah
(bounded rationality), dan (3) manusia selalu perusahaan keluarga yang dikelola secara aktif
menghindari resiko (risk adverse). (Smith dan Amoako-Adu, 1999). Sehingga
Dengan adanya konflik keagenan yang akan perusahaan yang tidak memenuhi kriteria
timbul maka diperlukan suatu konsep yang tersebut, dapat dikatakan perusahaan bukan
lebih jelas mengenai perlindungan terhadap keluarga. Ada penelitian di Indonesia yang
kelangsungan perusahaan. Untuk itu, dilakukan oleh Prabowo dan Simpson (2011)
berkembang suatu konsep yang mengatur mengenai kepemilikan keluarga, juga
dalam pengoperasional suatu perusahaan yang menggunakan dasar penelitian yang dilakukan
dikenal dengan konsep kepemilikan keluarga. Villalonga dan Amit (2006) dalam penentuan
Kepemilikan keluarga memilih anggota perusahaan keluarga.
keluarganya sendiri untuk monitoring Dalam penelitian ini, kepemilikan keluarga
perusahaan yang dapat mengurangi merupakan variabel dummy yang bernilai 1
permasalahan dan konflik keagenan yang jika perusahaan adalah perusahaan
timbul (Giovannini, 2010). Dengan adanya kepemilikan keluarga yang memenuhi kriteria
monitoring dari pihak keluarga, hal ini setidaknya satu dari dua kriteria, yaitu pendiri
menyebabkan adanya keselarasan atau keluarga pendiri memegang setidaknya
kepentingan antara principal dan agent (Dyer, 20 persen atau lebih saham yang beredar atau
2006). terdapat perwakilan dalam jajaran komisaris
Kepemilikan keluarga dapat menjawab atau direksi perusahaan (Villalonga dan Amit,
permasalahan dan konflik keagenan yang 2006), serta 0 jika perusahaan adalah
timbul. Hal ini dikarenakan adanya perusahaan yang tidak memenuhi kriteria
keselarasan kepentingan antara principal dan yang ada sehingga disebut dengan perusahaan
agent (Dyer, 2006). Dengan demikian, akan bukan keluarga.
dengan mudah memecahkan permasalahan
conflict of interest dan information asymmetry Profitabilitas
(Meisser et al., 2006). Dalam menyelesaikan Profitabilitas adalah kemampuan
permasalahan, perusahaan harus memiliki perusahaan dalam memperoleh laba
motivasi yang kuat untuk selalu meningkatkan (Indrawati dan Suhendro, 2006). Profitabilitas
profitabilitas perusahaan yang ditunjukkan dapat mengetahui seberapa baik organisasi
dengan selalu berorientasi pada jangka dalam mencapai tujuannya, membandingkan
panjang, yaitu memiliki keinginan mentransfer kinerja perusahaan dengan perusahaan
412 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW VOL. 5, NO. 1, JANUARI 2017 (409-420)

sejenis, membantu mengambil keputusan dan


melihat bagian perusahaan yang perlu Ukuran Perusahaan
diperbaiki (Waters, 2003). Pengukuran Ukuran Perusahaan adalah pengelompokan
profitabilitas diperoleh dengan menganalisis perusahaan ke dalam beberapa kelompok,
rasio keuangan, yang dapat menghubungkan diantaranya perusahaan besar, sedang dan
komponen data data keuangan yang satu kecil. Skala perusahaan merupakan ukuran
dengan yang lainnya dari laporan keuangan yang dipakai untuk mencerminkan besar
yang berguna sebagai tolak ukur untuk menilai kecilnya perusahaan yang didasarkan kepada
kondisi keuangan dan prestasi suatu total aset perusahaan (Suwito, 2005).
perusahaan (Gibson, 1995). Penilaian terhadap Perusahaan yang berukuran besar mempunyai
profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini berbagai kelebihan dibandingkan perusahaan
menggunakan Return on Asset (ROA) yang berukuran kecil. Kelebihan tersebut yang
merupakan salah satu teknik analisis pertama adalah ukuran perusahaan dapat
keuangan yang bersifat menyeluruh atau menentukan tingkat kemudahan perusahaan
komprehensif (Gibson, 1995). memperoleh dana dari pasar modal. Kedua,
Pengukuran ROA dapat mengukur kinerja ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya
perusahaan yang dimiliki keluarga karena dan return membuat perusahaan yang lebih
fokus dari perusahaan keluarga memperoleh besar dapat memperoleh lebih banyak laba
laba yang maksimal, yang berguna untuk (Sawir, 2004).
mengembangkan perusahaanya sehingga Penelitian ukuran perusahaan dapat
dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama menggunakan tolak ukur aset. Karena total
sehingga dapat diwariskan pada generasi aset perusahaan bernilai besar maka hal ini
berikutnya (Demsetz, 1983). dapat disederhanakan dengan
mentransformasikan ke dalam logaritma
Umur Perusahaan natural (Ghozali, 2013).
Umur perusahaan menunjukkan
perusahaan tetap eksis, mampu bersaing dan Leverage
memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu Rasio utang - ekuitas atau leverage,
perekonomian (Yularto dan Chariri, 2003 mengukur proporsi dana yang disediakan oleh
dalam Istanti, 2009). Dengan mengetahui kreditur dan pemegang saham gunakan untuk
umur perusahaan, maka akan diketahui pula membiayai asetnya. Leverage yang tinggi
sejauh mana perusahaan tersebut dapat umumnya berarti bahwa perusahaan telah
survive. Semakin panjang umur perusahaan secara agresif dibiayai pertumbuhan ekonomi
akan memberikan informasi yang lebih luas sebesar utang (Isakov dan Weisskopf, 2009;
dibandingkan perusahaan lain yang umurnya Adams, Almeida dan Ferreira, 2009; Andres,
lebih pendek dengan alasan perusahaan 2008). Perusahaan dengan tingkat rasio
tersebut memiliki pengalaman lebih dalam leverage yang rendah akan memiliki resiko
pengungkapan laporan tahunan (Wallace, et al kerugian yang rendah juga, sebaliknya dengan
dalam Istanti 2009). Selain itu lama berdirinya tingat rasio leverage yang tinggi akan diikuti
suatu perusahaan, akan berdampak pada dengan resiko kerugian yang tinggi. Oleh
semakin tingginya learning process suatu karena itu, leverage memiliki pengaruh negatif
perusahaan, sehingga hal ini akan terhadap profitabilitas perusahaan yang
menyebabkan semakin mapannya suatu dimana akan berpengaruh terhadap kinerja
organisasi (Rahutami, 2009). Learning process perusahaan. Dengan tingginya hutang yang
disini akan membantu perusahaan semakin dimiliki oleh perusahaan, maka perusahaan
berpengalaman dalam kegiatan operasional harus membayar bunga hutang yang tinggi
melalui pelaksanaannya yang efisien dan juga juga menggunakan laba yang diperoleh dari
efektif, dan penerapan pengendalian yang hasil bisnisnya, sehingga profitabilitas
tepat terhadap persediaan yang ia miliki perusahaan akan turun (Brigham dan
(Mukhlasin, 2002). Learning process juga dapat Gapenski, 1997).
mempengaruhi profitabilitas perusahaan
dimana ketika perusahaan sudah mengenal Hubungan antara Kepemilikan Keluarga
dengan bisnisnya maka akan meningkatkan dengan Profitabilitas
pendapatan laba karena bisa mengefisiensikan Kepemilikan keluarga dapat menjawab
biaya. Hal ini, dapat berpengaruh dalam permasalahan dan konflik keagenan yang
peningkatan profitabilitas perusahaan timbul. Hal ini dikarenakan adanya
(Martinez, 2006). keselarasan kepentingan antara principal dan
Pah : Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Profabilitas 413

agent (Dyer, 2006). Dengan demikian, akan berpengalaman dalam kegiatan operasional
dengan mudah memecahkan permasalahan melalui pelaksanaannya yang efisien dan juga
conflict of interest dan information asymmetry efektif, dan penerapan pengendalian yang
(Meisser et al., 2006). Dalam menyelesaikan tepat terhadap persediaan yang dimiliki
permasalahan, perusahaan harus memiliki (Mukhlasin, 2002). Learning process juga dapat
motivasi yang kuat untuk selalu meningkatkan mempengaruhi profitabilitas perusahaan
profitabilitas perusahaan yang ditunjukkan dimana ketika perusahaan sudah mengenal
dengan selalu berorientasi pada jangka dengan bisnisnya maka akan meningkatkan
panjang, yaitu memiliki keinginan mentransfer pendapatan laba karena bisa mengefisiensikan
aset perusahaan dan ilmu pengetahuan biaya. Hal ini, dapat berpengaruh dalam
mengenai pengembangan perusahaan kepada peningkatan profitabilitas perusahaan
generasi berikutnya dibandingkan (Martinez, 2006).
mengkonsumsi sendiri semasa hidupnya Hal ini didukung dengan penelitian
(James, 1999). Hal ini terjadi karena keluarga sebelumnya, menunjukkan adanya hubungan
memandang perusahaan sebagai aset untuk positif antara umur perusahaan dengan
diwariskan pada keturunannya sehingga profitabilitas (Komalasari dan Nor, 2014;
keberlangsungan perusahaan penting bagi Jessica, 2014). Dari pertanyaan di atas
keluarga (Anderson dan Reeb, 2003). sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai
Akibatnya perusahaan keluarga cenderung berikut: H2. Firm age berpengaruh positif
bertahan dari waktu ke waktu sehingga terhadap profitabilitas.
perusahaan keluarga dinilai positif oleh
investor (James, 1999). Hal ini akan
meminimalkan permasalahan dan konflik, Hubungan antara Ukuran Perusahaan
karena perusahaan tersebut lebih fokus serta dengan Profitabilitas
lebih berkomitmen untuk bertindak sesuai Ukuran Perusahaan adalah pengelompokan
tujuan atau kepentingan perusahaan, sehingga perusahaan ke dalam beberapa kelompok,
perusahaan akan memiliki profitabilitas yang diantaranya perusahaan besar, sedang dan
lebih baik atau tinggi (Arifin, 2003; Demsetz kecil. Skala perusahaan merupakan ukuran
dan Lehn, 1985; Villalonga dan Amit, 2006; yang dipakai untuk mencerminkan besar
Anderson dan Reeb, 2003). kecilnya perusahaan yang didasarkan kepada
Terdapat banyak penelitian sebelumnya total aset perusahaan (Suwito, 2005).
yang mendukung bahwa kepemilikan keluarga Perusahaan yang berukuran besar mempunyai
berpengaruh positif terhadap profitabilitas berbagai kelebihan dibandingkan perusahaan
(Komalasari dan Nor, 2014; Abdullah, Shah, berukuran kecil. Kelebihan tersebut yang
Iqbal dan Gohar, 2011; Al-Dubai, Ku Ismail dan pertama adalah ukuran perusahaan dapat
Amran, 2014; Shahab-u-Din dan Javid, 2012; menentukan tingkat kemudahan perusahaan
Jessica, 2014). Hal ini disebabkan lingkungan memperoleh dana dari pasar modal. Kedua,
yang saling percaya dan tingkat loyalitas yang ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya
tinggi untuk mewujudkan tujuan perusahaan, dan return membuat perusahaan yang lebih
sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai besar dapat memperoleh lebih banyak laba
berikut: H1. Kepemilikan keluarga (Sawir, 2004).
berpengaruh positif terhadap profitabilitas Hal ini didukung penelitian sebelumnya,
menunjukkan adanya hubungan positif antara
ukuran perusahaan dengan profitabilitas
Hubungan antara Umur Perusahaan (Abdullah, Shah, Iqbal dan Gohar, 2011; Al-
dengan Profitabilitas Dubai, Ku Ismail dan Amran, 2014; Jessica,
Umur perusahaan mencerminkan 2014). Ukuran perusahaan yang besar dapat
perusahaan tetap berjuang dan menunjukkan memaksimalkan aset yang ada, sehingga dapat
kemampuan perusahaan dalam persaingan ditarik hipotesis sebagai berikut: H3. Firm size
usaha serta dapat mengambil kesempatan berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
bisnis yang ada. Selain itu lama berdirinya
suatu perusahaan, akan berdampak pada
semakin tingginya learning process suatu Hubungan antara Leverage dengan
perusahaan, sehingga hal ini akan Profitabilitas
menyebabkan semakin mapannya suatu Perusahaan dengan tingkat rasio leverage
organisasi (Rahutami, 2009). Learning process yang rendah akan memiliki resiko kerugian
disini akan membantu perusahaan semakin yang rendah juga, sebaliknya dengan tingat
414 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW VOL. 5, NO. 1, JANUARI 2017 (409-420)

rasio leverage yang tinggi akan diikuti dengan ROA =


𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
resiko kerugian yang tinggi. Oleh karena itu, 3. Umur Perusahaan
leverage memiliki pengaruh negatif terhadap Lamanya perusahaan berdiri, dihitung dari
profitabilitas dari perusahaan. Dengan tahun perusahaan didirikan sampai dengan
tingginya hutang yang dimiliki oleh tahun laporan penelitian. (Villalonga dan Amit,
perusahaan, maka perusahaan harus 2006). Oleh karena itu, profitabilitas dihitung
membayar bunga hutang yang tinggi juga berdasarkan persamaan berikut:
menggunakan laba yang diperoleh dari hasil Umur Perusahaan = Tahun Laporan Keuangan
bisnisnya, sehingga profitabilitas dari – Tahun Perusahaan Berdiri
perusahaan akan turun (Brigham dan 4. Ukuran Perusahaan
Gapenski, 1997). Dapat diukur menggunakan tolak ukur
Hal ini didukung dengan penelitian aset. Karena total aset perusahaan bernilai
sebelumnya, menunjukkan adanya hubungan besar maka hal ini dapat disederhanakan
negatif antara leverage dengan profitabilitas dengan mentransformasikan ke dalam
(Komalasari dan Nor, 2014; Abdullah, Shah, logaritma natural (Ghozali, 2013). Oleh karena
Iqbal dan Gohar, 201; Bambang dan itu, profitabilitas dihitung berdasarkan
Hermawan, n.d; Al-Dubai, Ku Ismail dan persamaan berikut:
Amran, 2014; Jessica, 2014). Tidak optimalnya Ukuran Perusahaan = Ln (Total Assets)
pemanfaatan hutang dalam pembiayaan 5. Leverage
investasi perusahaan akan mendorong tidak Menunjukkan seberapa besar tingkat
efisiensi atas beban tetap yang ditanggung penggunaan hutang dalam membiayai aktiva
perusahaan akibat dari hutang, sehingga dapat perusahaan (Kasmir, 2006). Oleh karena itu,
ditarik hipotesis sebagai berikut: H4. Leverage profitabilitas dihitung berdasarkan persamaan
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
Leverage:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
METODE PENELITIAN
Variabel independen dalam penelitian ini Data yang digunakan merupakan data
adalah kepemilikan keluarga. Variabel kuantitatif yang merupakan data sekunder.
dependennya adalah profitabilitas. Variabel Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
kontrolnya adalah umur perusahaan, ukuran penelitian orang lain atau sumber yang telah
perusahaan, dan leverage. Berikut adalah dipublikasikan. Data kuantitatif yang
definisi operasional dari masing-masing digunakan terkait nilai buku total aset, total
variabel : hutang, laba bersih, struktur kepemilikan dan
1. Kepemilikan Keluarga tahun berdiri. Sementara sumber data yang
Variabel dummy yang bernilai 1 jika digunakan dalam penelitian ini adalah melalui
perusahaan adalah perusahaan kepemilikan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk
keluarga yang memenuhi kriteria setidaknya mendapatkan annual report, SahamOk,
satu dari dua kriteria, yaitu pendiri atau Bloomberg, dan portal berita lainnya untuk
keluarga pendiri memegang setidaknya 20 mendapatkan informasi tambahan terkait
persen atau lebih saham yang beredar atau kepemilikan.
terdapat perwakilan dalam jajaran komisaris Sampel dipilih dengan menggunakan
atau direksi perusahaan (Villalonga dan Amit, metode purposive sampling, yaitu sebagai
2006), serta 0 jika perusahaan adalah berikut : 1. Perusahaan yang diteliti harus
perusahaan yang tidak memenuhi kriteria memiliki laporan keuangan tahunan yang
yang ada sehingga disebut dengan perusahaan lengkap pada tahun 2012-2015. 2. Perusahaan
bukan keluarga. Hal ini didukung dengan yang laporan keuangannya menggunakan
PSAK 15, dimana jika entitas secara langsung mata uang Rupiah, karena pada variabel firm
maupun tidak langsung memiliki 20 persen size perhitungannya dengan logaritma natural
atau lebih, maka dianggap memiliki pengaruh dimana diperlukan kesamaan mata uang
signifikan. dalam menghitung.
2. Profitabilitas
Salah satu teknik analisis keuangan yang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
bersifat menyeluruh atau komprehensif Berikut statistik dari penelitian ini:
(Gibson 1995). Oleh karena itu, profitabilitas Tabel 1. Statistik Deskriptif Sebelum Outlier
dihitung berdasarkan persamaan berikut:
Pah : Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Profabilitas 415

digunakan dalam penelitian ini adalah


Ordinary Least Square (OLS).
Setelah uji pemilihan model ordinary least
square dan fixed effect model, selanjutnya yaitu
uji pemilihan model antara fixed effect model
dan random effect model. Pemilihan model
estimasi dilakukan dengan uji hausman
Berdasarkan tabel 1 peneliti menduga ada dengan hipotesis sebagai berikut:
beberapa outlier karena nilai maksimalnya H0 = Random Effect Model (REM)
lebih dari 3 kali nilai standart deviasi ditambah H1 = Fixed Effect Model (FEM)
mean. Sehingga untuk melihat nilai statistik
deskriptif pada penelitian ini peneliti Tabel 3. Hasil Correlated Random Effect –
menggunakan hasil nilai statistik deskriptif Hausman Test
yang telah dikurangi dengan outlier yang Chi-
terdapat pada tabel 2. Square p-value Model Terpilih

Tabel 2. Statistik Deskriptif Setelah Outlier 82,694519 0,0000 Fixed Effect Model
Berdasarkan hasil Hausman Test pada
Tabel 3 diperoleh nilai Chi-Square sebesar
82,694519 dan nilai p-value sebesar 0,0000
dengan tingkat kepercayaan (α) sebesar 0,05.
Nilai p-value 0,0000 lebih kecil dari tingkat
kepercayaan (α) 0,05 menunjukkan bahwa
hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga
Berdasarkan hasil regresi menggunakan model estimasi terbaik yang digunakan dalam
Eviews sebagai alat analisis, maka diperoleh regresi tahap ini adalah Fixed Effect Model
hasil pemilihan model terbaik antara Ordinary (FEM). Namun fixed effect model tidak
Least Square (OLS), Fixed Effect Model (FEM), diestimasi sehingga model estimasi terbaik
dan Random Effect Model (REM). yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Tahap selanjutnya adalah melakukan Ordinary Least Square (OLS).
pemilihan model terbaik melalui uji Re dengan Pada pengujian asumsi klasik digunakan
uji F Restriction dan uji Hausman. Uji F data observasi sebanyak 1086 yang dimana
Restriction atau Chow-test merupakan uji yang telah dikurangi outliers sebanyak 342 data
pertama dilakukan dan digunakan untuk observasi dari 1428 data observasi sebelumnya.
pemilihan model estimasi antara model Berikut adalah hasil pengujian dari masing-
ordinary least square dan fixed effect model. masing uji asumsi klasik :
Jika hasil dalam uji Chow-test terpilih model 1. Uji Normalitas
fixed Effect Model, maka perlu dilakukan Gambar 1. Uji Normalitas
pengujian selanjutnya, yaitu uji Hausman. Uji
hausman digunakan untuk pemilihan model
estimasi antara model fixed effect model dan
random effect model. Berikut adalah model
yang akan diuji:
ROAit = α0 + β1FOit + β2Ageit + β3Sizeit + β4Levit
+ εit
Langkah pertama untuk menentukan model
estimasi yang digunakan adalah Uji F
H0: terdistribusi normal
Restriction atau Chow-test yang dapat langsung
dilakukan pada Eviews dengan cara Redundant H1: tidak terdistribusi normal
Fixed Effect Test. Namun pada fixed effect
Nilai probabilitas JB sebesar 0,000003 yang
model tidak dapat diestimasi karena adanya
dimana lebih kecil dari tingkat signifikansi
variabel kepemilikan keluarga yang
0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
merupakan dummy. Hal ini menunjukkan
Sehingga dapat dikatakan tidak normalitas.
bahwa hipotesis H0 diterima dan H1 ditolak,
sehingga model estimasi terbaik yang
Tabel 4. Uji Normalitas
416 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW VOL. 5, NO. 1, JANUARI 2017 (409-420)

karena model regresi ini telah diuji kembali


menggunakan HAC standard errors &
Ketika data tidak terdistribusi normal, covariance dan menunjukkan adanya
harus ada tindakan perbaikan yang tepat perubahaan pada standard error pada setiap
harus diambil. Peneliti melakukan uji variabel dalam model sehingga diasumsikan uji
normalitas pada alat ukur lain yaitu SPSS autokolerasi terpenuhi.
untuk melihat signifikansi dari Shapiro-Wilk.
Ternyata hasil uji normalitas itu tetap Tabel 8. Hasil Regresi Newey Test
menunjukkan tidak terdistribusi normal
dengan nilai 0,000 dimana lebih kecil dari
tingakat signifikansi 0,05.

2. Uji Multikolinearitas
Tabel 5. Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Variabel
Tolerance VIF
FO 0,995 1,005
AG 0,992 1,008
SZ 0,922 1,085
LEV 0,925 1,081
Tabel 5 menunjukkan nilai VIF dan
tolerance dari data penelitian. Dari hasil olah
data penelitian, dapat dilihat bahwa tabel 4.7.
menyatakan model penelitian bebas dari Setelah uji asumsi klasik kemudian dilakukan
multikolinearitas dimana nilai VIF kurang dari uji hipotesis dilakukan menggunakan regresi
10 dan tolerance lebih besar dari 0,1. panel data, dengan level of significance 5 persen
(α = 0,05) dan toleransi 10 persen (α = 0,1).
3. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 5, maka
Tabel 6. Uji Heteroskedastisitas analisis koefisien parsial (uji-t) masing-masing
variabel yang berpengaruh terhadap variabel
terikat adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama, kepemilikan


keluarga (FO) berpengaruh positif terhadap
H0: tidak ada heteroskedastisitas
profitabilitas (ROA). Pengaruh FO terhadap
H1: ada heteroskedastisitas
ROA menghasilkan koefisien pengaruh sebesar
Jika p-value obs*R-squared < signifikanfi
0,001316 dengan nilai p-value uji t sebesar
0,01 yaitu sebesar 0,0000, maka H0 ditolak.
0,7795 yang lebih besar daripada level of
Sehingga dapat disimpulkan terdapat
significance 5 persen (α = 0,05) dan toleransi 10
heteroskedastisitas dalam model regresi.
persen (α = 0,1). Hasil ini menunjukkan bahwa
Tetapi, hasil uji ini diterima dalam pengujian
tidak terdapat pengaruh yang signifikan
asumsi klasik karena model regresi ini telah
antara FO terhadap ROA. Hal ini berarti
diuji kembali menggunakan uji White-
bahwa ada atau tidaknya kepemilikan
Heteroskedaticity sehingga diasumsikan uji
keluarga dalam perusahaan tidak
heteroskedastisitas terpenuhi.
mempengaruhi ROA secara signifikan.
2. Hipotesis kedua, umur perusahaan
4. Uji Autokorelasi
(AG) berpengaruh positif terhadap
Tabel 7. Uji Autokorelasi
profitabilitas (ROA). Pengaruh AG terhadap
ROA menghasilkan koefisien sebesar 0,00041
Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai DW dimana akan meningkatkan nilai profitabilitas
adalah sebesar 1,084485. Nilai ini terletak 0,00041 kali dari pertambahan tiap tahun
pada kriteria autokolerasi positif yaitu 0 < umur perusahaan. Nilai p-value uji t sebesar
1,084485< 1,89725. Tetapi, hasil uji ini 0,0829 yang kurang daripada level of
diterima dalam pengujian asumsi klasik significance 5 persen (α = 0,05) dan toleransi 10
Pah : Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Profabilitas 417

persen (α = 0,1). Hasil ini menunjukkan bahwa dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar
terdapat pengaruh positif yang signifikan model sebesar 91,5 persen.
antara AG terhadap ROA. Sehingga ketika
semakin lama perusahaan itu berdiri, maka KESIMPULAN
ROA akan meningkat secara signifikan. Berdasarkan pembahasan di atas, maka
3. Hipotesis ketiga, ukuran perusahaan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
(SZ) berpengaruh positif terhadap profitabilitas berikut:
(ROA). Pengaruh SZ terhadap ROA 1. Kepemilikan keluarga tidak
menghasilkan koefisien pengaruh sebesar berpengaruh terhadap profitabilitas,
0,004168 dimana akan meningkatkan nilai mengindikasikan bahwa ada atau tidaknya
profitabilitas 0,004168 kali dari pertumbuhan anggota keluarga dalam perusahaan tidak
tiap aset perusahaan. Nilai p-value uji t sebesar berpengaruh terhadap profitabilitas.
0,0004 yang kurang daripada level of 2. Umur perusahaan memiliki pengaruh
significance 5 persen (α = 0,05) dan toleransi 10 positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
persen (α = 0,1). Hasil ini menunjukkan bahwa Hal ini berarti bahwa semakin lama berdirinya
terdapat pengaruh positif yang signifikan perusahaan mampu menyerap learning process
antara SZ terhadap ROA. Sehingga ketika untuk perusahaan makin berpengalaman,
ukuran perusahaan semakin besar, maka ROA sehingga dapat meningkatkan profitabilitas.
akan meningkat secara signifikan. 3. Ukuran perusahaan memiliki
4. Hipotesis keempat, leverage (LEV) pengaruh positif dan signifikan terhadap
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas profitabilitas. Hal ini berarti bahwa besarnya
(ROA). Pengaruh LEV terhadap ROA sebuah perusahaan memiliki pengaruh yang
menghasilkan koefisien pengaruh sebesar - besar dalam menguasi bisnis, sehingga dapat
0,055866 dimana akan menurunkan nilai meningkatkan profitabilitas.
profitabilitas -0,055866 kali dari pertumbuhan 4. Leverage memiliki pengaruh negatif
tiap beban hutang perusahaan. Nilai p-value dan signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini
uji t sebesar 0,0000 yang kurang daripada level menunjukkan beban hutang digunakan untuk
of significance 5 persen (α = 0,05) dan toleransi mendanai aset perusahaan, sehingga laba
10 persen (α = 0,1). Hasil ini menunjukkan perusahaan mengalami penurunan.
bahwa terdapat pengaruh negatif yang
signifikan antara LEV terhadap ROA. SARAN
Sehingga ketika leverage perusahaan semakin Bagi pihak manajemen, disarankan dalam
besar, maka ROA akan menurun secara pemilihan sumber daya untuk jajaran
signifikan. komisaris dan direksi perusahaan lebih
Uji F dilakukan dengan cara melihat mengutamakan pada orang yang
probabilitas f-statistic. Jika nilainya lebih berkompetensi di bidang tersebut. Karena
rendah dari level of significance 5 persen (α = tidak ada pengaruh terhadap profitabilitas
0,05) dan toleransi 10 persen (α = 0,1), maka perusahaan ketika terdapat perwakilan
dikatakan berpengaruh signifikan. Penelitian keluarga dalam jajaran komisaris atau direksi
ini menggunakan OLS dan ditemukan nilainya perusahaan tersebut.
lebih rendah dari level of significance 5 persen Bagi para investor, disarankan agar lebih
(α = 0,05) dan toleransi 10 persen (α = 0,1) yaitu memperhatikan lagi secara saksama sinyal
sebesar 0,000000 yang artinya signifikan. Hal yang diberikan manajemen mengenai
ini menunjukan bahwa secara bersama-sama informasi laba dan tidak menilai bahwa semua
variabel kepemilikan keluarga, umur praktik kepemilikan keluarga dapat
perusahaan, ukuran perusahaan, dan leverage meningkatkan laba perusahaan, karena tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel semua anggota keluarga yang ada dalam
profitabilitas. manajemen memiliki pemikiran untuk
Berdasarkan hasil regresi pada Tabel 4.10. bersama-sama meningkatkan profitabilitas.
diketahui bahwa koefisien determinasi (R2)
KETERBATASAN PENELITIAN
dari model estimasi yang digunakan dalam
Berdasarkan pembahasan di atas, maka
penelitian ini memiliki nilai sebesar 0,085035.
hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
Hal ini menunjukkan bahwa variasi dari
berikut:
variabel kepemilikan keluarga, firm age, firm
size, dan leverage dapat menjelaskan sebesar 1. Dengan menggunakan variabel dummy
8,5 persen variabel profitabilitas dan sisanya dalam penelitian ini, tidak dapat
418 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW VOL. 5, NO. 1, JANUARI 2017 (409-420)

menggunakan metode fixed effect model Kepemilikan Manajerial terhadap Biaya Utang
sehingga kurang dapat memberikan hasil yang (Cost of Debt). Studi Empiris pada Perusahaan
akurat. Manufaktur yang Terdaftar di Busa Efek
2. Pemilihan periode waktu relatif pendek Indonesia Tahun 2010-2013. Skripsi
mengakibatkan daya uji rendah sehingga Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
tingakat keakurasian informasi masih relatif Jakarta.
kecil. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya Astrachan, J. H. dan Jaskiewics., P. (2008).
supaya menggunakan data annual report Emotional Returns and Emotional Costs in
dengan periode yang lebih panjang. Privately Held Family Businesses: Advancing
Traditional Business Valuation. Family
Business Review, 21(2), 139-149.
DAFTAR PUSTAKA Bambang, M. dan Hermawan, M.S.
Abdullah, F., Shah, A., Iqbal, A.M., dan Founding Family Ownership and Firm
Gohar, R. (2011). The Effect of Group and Performance: Empirical Evidence from
Family Ownership on Firm Performance: Consumer Goods Industry in Indonesia.
Empirical Evidence from Pakistan. Journal of Applied Finance and Accounting,
International Review of Business Research 4(2), 112-131.
Papers, Vol. 7. No. 4, pp. 191-208. Brigham, E. dan Gapenski, L. (1997).
Achmad, T. (2008). Concentrated Family Financial Management Theory and Practice,
Ownership Structures Weakening Corporate 8th ed. The Dryden Press, Fort Worth TX p. 48,
Governance: A Developing Country Story The 856-857.
Case of Indonesian Companies. Jurnal Claudio Loderer dan Urs Waelchli (2010).
Manajemen, Akuntansi & Sistem Informasi, Firm Age and Performance. From
5(2), 118-134. http://mpra.ub.uni-muenchen.de/26450/ at 27
Adams, R., Almeida, H., dan Ferreira, D. Juni 2013.
(2009). Understanding the Relationship Demsetz, H. Dan Lehn, K. (1985). The
between Founder–CEOs and Firm Structure of Corporate Wonership: Causes and
Performance. Journal of Empirical Finance, Consequences. Journal of Political Economy,
16(1), 136-150. Vol. 93. No. 6.
Al-Dubai, S.A.A., Ku Ismail, K.N.I., dan Dyer, Jr. W.G. (2006). Examining the
Amran, N.A. (2014). Family Involvement in “Family Effect” on Firm Performance. Family
Ownership, Management, and Firm Business Review, Vol. XIX. No. 4.
Performance: Moderating and Direct-Effect Faccio, M., Lang, L. H. dan Young, L. (2001).
Models. Asian Social Science, Vol. 10. No. 14. Dividends And Expropriation. American
Anderson, R. C. Dan Reeb, D. M. (2003). Economic Review, 54-78.
Founding – Family Ownership and Firm Gersick, K. E., Davis, J. A., McCollom-
Performance: Evidence from the S&P 500. The Hampton, M., dan Lansberg, I. (1997).
Journal of Finance, Vol. 58, No. 3, pp. 1301- Generation to Generation: Life Cycles of the
1328. Family Business. Boston, MA: Harvard
Andres, C. (2008). Large Shareholders and Business School Press.
Firm Performance — An Empirical Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis
Examination of Founding-Family Ownership. Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.
Journal of Corporate Finance, 14(4), 431-445. Badan Penerbit Universitas Diponegoro:
Andres, C. (2007, March). Family Semarang.
Ownership as the Optimal Organizational Gibson, J. L, Ivan Cevich dan Donelly
Structure?. In EFA 2006 Zurich Meetings, (1995). Organisasi dan Manajemen: Perilaku,
Forthcoming. Struktur dan Proses. Terjemahan. Jakarta:
Arifin, Zaenal. (2003). Masalah Agensi dan Erlangga.
Mekanisme Kontrol pada Perusahaan dengan Giovannini, R. (2010). Corporate
Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi yang Governance, Family Ownership and
Dikontrol Keluarga: Bukti Empiris dari Performance. Journal of Management &
Perusahaan Publik di Indonesia. Tesis Tidak Governance, 14, 145-166.
Dipublikasikan, Program Studi Ilmu Gujarati, Damodar N. 2003, Basic
Manajemen Program Pascasarjana Fakultas Econometrics, New York: Mc. Graw-Hill
Ekonomi Universitas Indonesia. Indrawati, T. dan Suhendro (2006).
Aripin, B. (2015). Pengaruh Kepemilikan Determinasi Capital Structure Pada
Keluarga, Kepemilikan Institusional, dan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta
Pah : Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Profabilitas 419

Periode 2002-2004, Jurnal Akuntansi dan University). Pro Quest Dissertations and
Keuangan Indonesia, Vol. 3, No. 1, Januari- Theses, 198-n/a.
Juni, hlm 77-105. Messier et al., (2006). Auditing snd
Isakov, D. dan Weisskopf, J.-P. (2009). Assurance Services. Terjemahan Nuri Hinduan,
Family Ownership, Multiple Blockholders and Jakarta: Salemba Empat.
Firm Performance. Working paper, University Martínez-Torres, M. R. (2006). A procedure
of Fribourg. to design a structural and measurement model
Ismail, N. Dan Mahfodz, A. N. (2009). of intellectual capital: an exploratory study.
Succession Planning in Family Firms and Its Information & Management, 43(5), 617-626.
Implication on Business Performance. Journal Maug, E. (1998). Large Shareholders as
of Asia Enterpreneurship and Sustainability, Monitors : Is There a Trade-Off Between
5(3), 86-107. Liquidity and Control. The Journal of Finance,
Istanti, S. L. W (2009). Faktor-Faktor Yang 53(1), 65-98.
Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela Modal Mukhlasin (2002). “Analisis Pemilihan
Intelektual. Skripsi. Semarang. Universitas Metoda Akuntansi Persediaan dan
Diponegoro.Khlifi, F. And A. Bouri. 2010. Pengaruhnya Terhadap Price Earnings Ratio,”
Corporate Disclosure and Firm Characteristics: Simposium Nasional Akuntansi 5. Semarang.
A Puzzling Relationship. Journal of Accounting Perdana, I. B. dan Kusumastuti, R. (2011).
– Business & Management 17 (1): 62-89. Analysis of The Impacts of Family Ownership
James, H (1999). Owner as Manager, on a Company’s Cost of Debt. International
Extended Horizons and The Family Firm. Journal of Administrative Science &
International Journal of the Economics of Organization, 18(2), 143-151.
Business 6, 41-56. Prabowo, M. A. dan Simpson, J. L. (2011).
Jensen, M.C. dan Meckling, W.H. (1976). Independent Directors and Firm Performance
Theory of the Firm: Managerial Behavior, in Family Controlled Firms: Evidence from
Agency Costs and Ownership Structure. Indonesia. Asian-Pacific Economic Literature,
Journal of Financial Economics, Vol. 3. No. 4, 25(1), 121-132.
pp. 305-360. Rahutami, A.I. (2009). Kekuatan Lokal
Jessica (2014). Pengaruh Family Ownership Sebagai Roh Pembangunan Jawa Tengah:
terhadap Financial Performance pada Badan Sumbang Pikir Universitas Katolik
Usaha yang Terdaftar di BEI Periode 2010- Soegijapranata. Semarang: Penerbit
2012. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Surabaya, Vol. Universitas Katolik Soegijapranata.
3. No. 1. Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan
Kasmir (2008). Analisis Laporan Keuangan, Teori dan Aplikasi. Edisi Empat.Yogyakarta:
Rajawali Pers, Jakarta. BPFE.
Komalasari, P.T. dan Nor, M.A. (2014). Sawir, A. (2004). Analisis Kinerja Keuangan
Pengaruh Struktur Kepemilikan Keluarga, dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Kepemimpinan dan Perwakilan Keluarga Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
terhadap Kinerja Perusahaan. Akrual Jurnal Shahab-u-Din dan Javid, A.Y. (2012).
Akuntansi, (2): 133-150. Impact of Family Wonership Concentration on
the Firm’s Performance (Evidence from
Lauterbach, B. dan Vaninsky, A. (1999). Pakistan Capital Market). Journal of Asian
Ownership Structure and Firm Performance : Business Strategy, Vol. 2. No. 3, pp. 63-70.
Evidence from Israel. Journal of Management Smith, B. dan Amoako-Adu, B. (1999).
and Governance, 3, 189-201. Management Succession and Financial
Performance of Family Controlled Firms.
Lee, J. (2006). Family Firm Performance: Journal of Corporate Finance, Vol. 5 No. 4, pp.
Further Evidence. Family Business Review, 341-68.
19(2), 103-114. Suwito dan Herawaty (2005). Analisisa
Lin, Kun Lin. (2006). Study on Related Party Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap
Transaction with Mainland China in Taiwan Tindakan Perataan Laba yang dilakukan oleh
Enterprises, Dissertation, Departemen Mana- Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
jemen, Universitas Guo Li Cheng Gong, China. Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII
Martinez, R. L. (2009). Impact of The Solo. September.
Learning Organization on Financial Villalonga, B. dan Amit, R. (2006). How do
Performance. (Order No. 3359022, Capella Family Ownership Control and Management
420 BUSINESS ACCOUNTING REVIEW VOL. 5, NO. 1, JANUARI 2017 (409-420)

Affect Firm Value?. Journal of Financial


Economics, Vol. 80 No. 2, pp. 385-417.
Ward, J. L. (1997). Growing the Family
Business: Special Challenges and Best
Practices. Family Business Review, 10(4), 323-
338.
Waters, D. (2003). 101 Ways To Improve
Business Performance. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Wright, Peter, Kroll M., Mukhreji A., dan
Pettus M. L. (2009). “Do the Conti-ngencies of
External Monitoring, Ownership Incentives, or
Free Cash Flow Explain Opposing Firm
Performance Expectations?” Journal
Management Governance, 13, pp. 215-243.

Anda mungkin juga menyukai