PENDAHULUAN
menjadikan perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak
pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi
pemikiran bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal
perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines yaitu tanggung jawab perusahaan
kepemilikan saham oleh keluarga pada perusahaannya. Menurut data Indonesian Institute for
Corporate Directorship (IICD, 2016), lebih dari 95% bisnis di Indonesia merupakan
keluarga dan non keluarga yang memberikan titik terang baru mengenai masalah
mengenai investasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam aktivitas CSR yang
investasi sosial perusahaan yang menciptakan nilai bagi pemegang saham. Hasil
perbedaan antara aktivitas CSR yang menguntungkan bagi shareholder dan CSR
yang membentuk nilai bagi shareholder. Penelitian ini telah diteliti dengan
ini memberikan manfaat non ekonomi bagi perusahaan keluarga, tetapi tidak bagi
mereka dibandingkan dengan non keluarga karena saham besar yang tidak diwarisi
oleh perusahaan non keluarga yang menjadikan sedikit pengeluaran sosial yang tidak
konsekuensi keuangan jika dibandingkan dengan investasi sosial lainnya. Hal ini
terlihat dari CSR. KLD menyediakan satu set indikator variabel binary yang
beberapa perusahaan, KLD memiliki lima sub indikator untuk strength dan tujuh sub
indikator untuk concern. Sub indikator strength ini menggambarkan aspek keramahan
lingkungan. KLD ini memberikan nilai satu jika perusahaan memenuhi kategori sub
(strength dan concern). Penemuan ini menjelaskan perusahaan keluarga lebih respon
adanya perusahaan keluarga yang memiliki CEO berasal dari pendiri atau
CEOnya, tidak terdapat perbedaan antara keluarga dan non keluarga dari segi
keluarga.
keluarga, peneliti juga mencari tahu apakah reputasi berpengaruh terhadap kinerja
antara firm dummy dan indikator dummy dengan menggunakan nama atau porsi
dan menariknya selama krisis perusahaan keluarga juga memberikan pengaruh yang
keluarga. Ghoul (2016) melihat kinerja CSR di sembilan negara asia timur
kinerja CSR yang rendah diantara CSR lingkungan dan CSR sosial. Borrone (2010)
memiliki level emisi toxic yang rendah, sementara Dyer dan Whetten (2006)
perusahaan non keluarga. Block and Wagner (2014) menunjukkan bahwa perusahaan
bekerja lebih baik dibandingkan dengan perusahaan non keluarga dalam melindungi
kepentingan shareholder. Penemuan ini memberikan studi mengenai corporate
lebih responsible jika dibandingkan dengan non keluarga. Ketika membahas lebih
argumen konflik agensi tipe I karena perusahaan keluarga meluruskan aktivitas CSR
Dari latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah yang dambil adalah :
Dari rumusan masalah yang telah disebutkan, tujuan penelitian yang dapat
diambil adalah :
Dari rumusan masalah yang telah diuraikan, manfaat yang ingin diberikan oleh
peneliti adalah :
1. Perusahaan
yang baik dan juga diharapkan akan memberikan dampak positif untuk seluruh
2 Regulator
regulasi yang dilakukan oleh para regulator sehingga tercipta regulasi yang tepat
3 Pihak lain
berbagai pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dan memberikan
penelitian.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tetang landasan teori, hipotesis penelitian, kerangka
definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, prosedur penentuan sampel,
prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian.
BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian, analisis
deskriptif, analisis model dan pengujian hipotesis, dan pembahasan dari hasil
penelitian.
BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan tentang simpulan , implikasi penelitian, serta
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
kontrak dibawah satu atau lebih (principal) yang melibatkan orang lain (agent) untuk
menyatakan bahwa dalam teori agensi yang memiliki saham sepenuhnya adalah
orang ekonomi yang rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi.
agensi.Teori-teori tersebut dibedakan menjadi tiga jenis asumsi yaitu asumsi tentang
sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi. Asumsi sifat manusia
menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan dirinya sendiri (self
antar anggota organisasi dan adanya asimetri informasi antara principal dan agent.
yang bisa diperjualbelikan. Jadi yang dimaksud dengan teori keagenan yaitu
keagenan tersebut dapat terjadi akibat adanya asimetri informasi antara pemilik dan
manajer. Asimetri informasi ini terjadi ketika manajer memiliki informasi internal
perusahaan yang relatif lebih banyak dan mendapatkan informasi relatif lebih cepat
kelompok atau individual yang dapat memberi dampak atau terkena dampak oleh
yang hanya beroperasi untuk kepetingan sendiri namun harus memberikan manfaat
diartikulasikan kedalam dua inti (Freeman 1994). Pertama apa tujuan dari
penetapan tujuan perusahaan dan metrik pasar keuangan (Freeman 2004). Inti yang
kedua adalah apa yang harus manajemen lakukan kepada para pemangku
melakukan bisnis yang mereka inginkan dan tetap menjaga hubungan dengan
2004).
Dua inti dari teori pemangku kepentingan tersebut menyimpulkan bahwa
pemangku kepentingan kepada perusahaan (Ghozali dan Chariri, 2007). Oleh karena
itu perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial kepada para pemangku
sejalan dengan penelitian Roberts (1992) dalam Anggraini (2006) yang menyatakan
jawab sosial. Pemangku kepentingan itu sendiri terdiri dari stockholders, creditors,
dan kewajiban di antara berbagai pihak yang terlibat dalam suatu korporasi seperti
dewan direksi, para manajer, para pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya.
yang pada hakikatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung
jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain. Bila asumsi stewardship
atau pemegang saham adalah pihak yang menyertakan modal ke dalam perusahaan,
sedangkan manajer adalah pihak yang ditunjuk pemilik dan diberi kewenangan
tidak bisa dihindari adanya kemungkinan perbedaan kepentingan. Para manajer dapat
sejalan dengan kepentingan pemilik perusahaan, maka dapat dilakukan upaya dengan
memberikan insentif yang memadai atau dapat juga dilakukan monitoring dengan
independen dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar pihak manajemen dalam
(GCG). Menurut pedoman umum good corporate governance Indonesia, terdapat lima
prinsip utama yang terkandung dalam good corporate governance yaitu transparency,
sebagai berikut :
yang berlaku.
4. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana perusahaan
tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan
saham, yaitu perbandingan jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam (insider)
dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor. Dapat dikatakan pula struktur
suatu perusahaan diwakili oleh direksi (agents) yang ditunjuk oleh pemegang saham
(principals).
sedangkan manajer adalah pihak yang ditunjuk pemilik dan diberi kewengangan
agen profesional yang telah terlebih dahulu dipilih melalui seleksi yang kemudian
maksimalisasi nilai perusahaan tersebut pemilik juga ikut berperan yaitu dengan
perhatian sejak abad ke-19. Penerapan CSR juga semakin dituntut oleh pihak
masyarakat dan stakeholders dalam hal value, norma, dan pertanggungjawaban secara
etis serta sosial yang tidak terlindungi oleh hukum (Steyn dan Nieman, 2011). Oleh
sebab itu perusahaan harus berperan aktif dalam menunjang kesejahteraan masyarakat
luas. Perusahaan telah mengambil keuntungan atau manfaat atas masyarakat dan
lingkungan yang tidak jarang proses pengambilan manfaat dari lingkungan tersebut
merupakan hubungan dua arah antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan.
bagian, yaitu :
menghormati hak moral masyarakat, melakukan apa yang benar dan adil)
4. Tanggung jawab diskresioner, untuk memenuhi perilaku tambahan dan
jenis usaha sosial atau budaya, imbalan kerja seperti pelatihan dan gaji lebih
baik).
dukungan lingkungan. Tujuan CSR bukan hanya untuk kepentingan perusahaan atau
kelola sudah terdengar dalam beberapa tahun terakhir ini seperti para eksekutif,
investor, and regulator yang sudah mulai sadar akan pentingnya program tersebut
2009). Menurut Galbreath (2010), terdapat tiga manfaat potensial dari menunjukkan
kompetitif.
2. Meningkatkan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan critical point karena
life cycle dari produk, perbaikan inovasi, dan kesempatan yang lebih baik untuk
permasalahan mengenai bisnis dan hak manusia atau CSR menjadi isu utama untuk di
mengadopsi berbagai panduan terkait CSR. Namun tak jarang juga perusahaan yang
kesadaran CSR bagi perusahaan. Event CSR berupa ISRA ini diharapkan dapat pula
bersih, yang ditentang untuk investasi. Hal ini masih sangat sering dan ini
kebijakan CSR. Pengetahuan yang kurang tentang CSR ini akan membuat
pemerintah dan masyarakat secara umum memiliki penerimaan yang lambat
terkait CSR.
2. Masalah sosial dan hukum di Indonesia.
Pelaksanaan hukum yang lemah, korupsi dan tumpang tindih yang
semua sektor terutama bisnis. Selain itu, ada juga masalah terkait lemahnya
standar operasi untuk perusahaan dan pengembangan bisnis atau tata kelola
CSR berikut dengan kontribusi finansial terkait CSR yang juga semakin besar.
Indonesia mencapai lebih dari 115 miliar rupiah atau sekitar 11.5 juta dolar
AS dari 180 perusahaan yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial yang
terekam oleh media masa. Meskipun dana ini masih sangat kecil jika
dibandingkan dengan dana CSR di Amerika Serikat (Saidi dan Abidin, 2004).
tanggung jawab sosial dengan sama. Selain itu, regulasi di Indonesia juga
atau CSR yang bukan hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk perusahaan yang
melaksanakannya. Regulasi tersebut diatur dalam Undang- Undang No.40 Tahun
2007 Pasal satu (1) ayat tiga (3) yang berbunyi Tanggung Jawab Sosial dan
pada umumnya.
enhancement (diversity dan relasi antar karyawan) dan external social enhancement
beberapa pengukuran CSP seperti the Kinder Lydenburg Domini (KLD) Social
Ratings Data atau Clarksons (1995) RDAP scale, merupakan indikator dari praktik
dengan apa yang menjadi hasil atau keuntungan dari performance CSR itu sendiri.
penilaian CSP (Greening dan Turban, 2000; Huang, 2010; Lioui dan Sharma, 2012).
Terdapat dua kelompok dimensi pengukuran corporate social performance
yang terkait dengan external stakeholders yang digunakan dalam penelitian ini,
diantaranya :
bahwa lingkungan merupakan salah satu dimensi utama terkait praktik CSR.
lingkungan selama satu tahun terakhir, tidak menjadi emittor racun dalam
industri yang dijalani perusahaan dan tidak menjadi perusahaan yang emisinya
memiliki kinerja CSR yang baik untuk dimensi product quality dapat
ditunjukkan dengan beberapa hal yaitu : memiliki reputasi yang baik untuk
kehidupan, tidak terlibat konflik dengan agen hukum manapun akibat praktik
sebelumnya dijadikan bahan untuk penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa
adalah Dyer dan Whatten (2006), menggunakan dataset KLD, perusahaan keluarga
lebih memiliki inisiatif terhadap tanggung jawab sosial jika dibandingkan dengan non
keluarga.
dependennya adalah CSR dari dimensi lingkungan, produk, dan komunitas. Hasilnya
yang diatur dan dikelola oleh sebuah keluarga untuk mengejar visi bisnis dan dapat
bahwa perusahaan keluarga merupakan suatu bentuk bisnis yang hanya mengejar
kepentingan dan kekayaan satu keluarga dengan kepemilikan dan kontrol lebih dalam
kepentingan lainnya. Menurut Kashmiri dan Mahajan (2010), Wal-Mart Stores Inc.,
Nike Inc., Ford Motor Company, Dell Inc., Walgreen Co., FedEx Co., Marriot
International Inc., dan Gap Inc., merupakan beberapa perusahaan yang paling
terkenal dan sukses di Amerika Serikat dan memiliki peran penting dalam
keluarga bahkan perusahaan keluarga yang menggunakan nama keluarga dari salah
satu pendirinya dalam nama perusahaan itu sendiri. Begitupun di di pasar Asia dan
Timur Tengah, perusahaan keluarga juga menjadi pemain bisnis utama yaitu
keberadaannya mencapai 95% dari total seluruh perusahaan (Kashmiri dan Mahajan,
2010). Sama halnya dengan Indonesia, perusahaan keluarga masih memiliki dominasi
dirinya sendiri karena itu akan lebih memperhatikan tanggung jawab sosial yang
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Tanzler (2010) bahwa perusahaan
dengan pengaruh keluarga yang kuat akan memiliki tanggung jawab sosial yang lebih
demi menjaga reputasi perusahaan yang baik, artinya perusahaan yang dimiliki dan
dikendalikan oleh keluarga akan menjaga reputasinya dengan menjaga hubungan baik
eksternal yaitu lingkungan, masyarakat sekitar dan konsumen karena pihak luar dari
perusahaan memiliki peran besar dalam membentuk citra perusahaan. Dengan begitu,
perusahaan yang dimiliki dan dikendalikan oleh keluarga akan memperhatikan CSR
Responsibility
komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan yang tidak memiliki saham
baik secara langsung maupun tidak langsung dengan emiten atau perusahaan, tidak
memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan dan tidak memiliki hubungan usaha
objektif.
Responsibility
direksi, selain itu dewan komisaris bertugas untuk memberikan petunjuk kepada
menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan
semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan
semakin efektif. Monitoring ini jika dikaitkan dengan tanggung jawab sosial akan
Responsibility
Salah satu yang melekat dalam perusahaan keluarga adalah keinginan agar
perusahaan yang dimilikinya dipimpin oleh anggota keluarganya, karena rasa percaya
yang tinggi. Perusahaan yang dipimpin oleh keluarga dapat mengurangi masalah
pemilik. Penelitian yang dilakukan oleh Andres (2008), menyatakan bahwa keluarga
yang bertindak sebagai pemegang saham dan tidak aktif dalam pengelolaan
hubungan total hutang hutang yang dimiliki perusahaan terhadap total aktiva
penelitian ini menggunakan alat ukur Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan
rasio total hutang terhadap total aktiva perusahaan yang dituliskan dengan persamaan
sebagai berikut :
Profitabilitas menunjukkan perbandingan antaa laba dengan aktiva, modal
ataupun tingkat penjualan bersih yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut
menghasilkan laba selama periode tertentu. Penelitian ini ROA yang merupakan rasio
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak yang dituliskan dengan persamaan sebagai
berikut :
ditambah debt dengan book market value ditambah dengan hutang (debt). Menurut
Denies dan Reny, (2012) menyebutkan bahwa nilai Tobins Q dapat dituliskan
konseptual yang menjadi dasar dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
telah diuraikan, maka hipotesis penelitian yang diambil adalah sebagai berikut:
Model 1 :
Tesis ini akan melakukan penelitian untuk mencari pengaruh antara kebijakan
moneter dengan investasi perusahaan dengan menggunakan leverage dan firm size
sebagai variabel kontrol dan menggunakan cash holding sebagai variabel moderasi.
maka model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Model 1 :
...........
2.
Model 2
...........
2.
Dimana :
: Environmental strength
: Environemntal concerns
perusahaan keluarga
: error
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dan model yang telah disusun,
hipotesis yang menggunakan data terukur dan menghasilkan kesimpulan yang diuji
Berikut adalah definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini :
upaya untuk mencegah polusi dan memiliki kekuatan lingkungan lainnya. Jika
perusahaan memenuhi ambang batas KLD di setiap area, diberi nilai 1 dan 0
sebaliknya
2. Environment Concerns adalah jumlah sub-indikator KLD untuk masalah
pertanian atau bahan kimia perusak lapisan ozon; memiliki masalah regulasi,
kepemilikan saham yang terbesar adalah keluarga pendiri atau kelompok yang
dimiliki oleh keluarga pendiri dan memegang lebih dari 20% saham, serta
CEO atau dewan direksi perusahaan berasal dari anggota keluarga sendiri.
keluarga.
4. Board size adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu
perusahaan,
5. Board Independence adalah proporsi jumlah komisaris independen
mayoritas.
6. Ukuran perusahaan adalah suatu ukuran perusahaan yang biasanya tercermin
debt to equity ratio. Debt equity ratio ini mencerminkan sejauh mana modal
Jenis dan sumber data yang digunakan didalam penelitian ini adalah data
www.bps.go.id. Data laporan keuangan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yang
diakses melalui website www.idx.co.id dan website resmi perusahaan tersebut dengan
dalam Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini, sampel yang digunakan ditentukan
2016
2. Perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan tahunan selama
periode 2011-2016
3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara, antara
sumber lainnya
2. Mengumpulkan dokumen-dokumen atau data sekunder yang diperlukan,
variabel), teknik analisis data dalam penelitian ini mengguanankan model regresi
ini digunakan untuk melihat apakah model regresi layak atau tidak dalam
regresi yang layak untuk memenuhi BLUE (Blue Linear Unbiased Estimator)
terdiri dari :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui data terdistribusi normal
atau tidak. Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan grafik normal
plot, dimana jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
gejala baru atau kolinearitas baru antara variabel. Uji ini dilakukan dengan
pada periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah model regresi
varians dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari satu
environmental strength
: , berarti Family firms berpengaruh terhadap environmental
strength
Hipotesis 2 :
: , berarti Board size tidak berpengaruh terhadap environmental
strength
: , berarti Board Independence berpengaruh terhadap
environmental strength
Hipotesis 3 :
environmental strength
: , berarti Board Independence berpengaruh terhadap
environmental strength
Hipotesis 4 :
: , berarti Board Size tidak berpengaruh terhadap
environmental strength
: , berarti Board Size berpengaruh terhadap environmental
strength
Hipotesis 5 :
: , berarti Family firms tidak berpengaruh terhadap
environmental concerns
: , berarti Family firms berpengaruh terhadap environmental
concerns
Hipotesis 6 :
: , berarti Board size tidak berpengaruh terhadap environmental
concerns
: , berarti Board Independence berpengaruh terhadap
environmental concerns
Hipotesis 7 :
environmental concerns
: , berarti Board Independence berpengaruh terhadap
environmental concerns
Hipotesis 8 :
: , berarti Board Size tidak berpengaruh terhadap
environmental concerns
: , berarti Board Size berpengaruh terhadap environmental
concerns
Menentukan tingkat signifikansi ( pada level 5% dan 1%
b. Menetapkan pengambilan keputusan diterima atau ditolaknya hipotesis
signifikansi lebih dari 5% dan ditolak jika nilai signifikansi kurang dari
5%.
5. Koefisien Determinasi (
Koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar perubahan atau variasi