Anda di halaman 1dari 5

TEKS DIALOG

Kisah abu nawas

MC: Hari pertama berlalu, hari kedua dan hari ketiga belum nampak juga batang hidungnya, tapi
hari berikutnya orang dimana mana tambah menggunjingkannya

*Dia bagaikan satria yang ditunggu-tunggu, Abu Nawas tidak urung adalah gosip yang paling
heboh dipenjuru negeri dari ditenda musafir sampai ke ibu rumah tangga pun tidak ketinggalan
membicarakannya dari karapan sari sampai juga ke lorong jalanan, dari puri saudagar hingga
koridor istana ternyata nama Abu Nawas lebih terkenal dari raja Harun Al Rasyid*

*maka tiba hari ketujuh*

Menteri 1: "Abu Nawas oh Abu Nawas harap segera datang untuk memenjarakan angin
kedalam disangkar ini, apakah diantara kalian ada yang bernama abu nawas? Apakah kamu
sekarang berada disini? Oh abu nawas hadiah dari raja berlimpah limpah menunggumu disini,
ayo tunggu apalagi cepatlah datang Abu Nawas"

Mc: (Lalu ada seorang pemuda naik keatas panggung tersebut yang membuat menteri tersebut
mengira itu adalah Abu Nawas)

Menteri 1: "Ahhaaaa hahaha kamu pasti Abu Nawas yayaya aku yakin kamu pasti Abu Nawas
yayaya akhirnya muncul juga disini, inilah dia"

Mc: datang lah seorang raja beserta pengawalnya mereka menghampiri menteri dan pemuda
tersebut

Orang gadungan: (hahahahahhassyimm *bersin*)

Raja: "alhamdulillah, Abu Nawas apa kamu tau sebabnya kamu diundang kemari hmm?hidung
saya tersumbat karena angin dan ya saya ingin kamu mengurung angin disangkar itu, oiya
mengenai hadiahnya sebut saja jangan malu"

Orang gadungan: *bersin* "Haaa haaaa hasyimm"

Raja: "Dia bukan abu nawas, pengawal tangkaplah gadungan ini, cebloskan dia kedalam penjara,
rasakan kamu sekarang"

*Saat pemuda tersebut ditangkap oleh para pengawal, lalu datanglah seorang pria yaitu Abu
Nawas*

Abu nawas: "Hei tunggu dulu lepaskan dia, akulah Abu Nawas" ucap Abu Nawas

Menteri 1: "Woouu hahaha lagi lagi ada seseorang yang mengaku sebagai Abu Nawas, kamu
pasti sama saja dengan si naas itu, kamu mencoba menipu kami hah?" Ucap menteri
Abu nawas: "Saya mohon lepaskan dia" ucap Abu Nawas

Raja: "Coba kamu buktikan bahwa kamu Abu Nawas" ucap sang raja

Abu nawas: "Saya mungkin bukan Abu Nawas, mungkin, tapi yang jelas tidak mungkin adalah
sangkar seperti ini dipakai menampung angin, coba paduka bayangkan kalau kita masukkan
angin ke dalam sangkar ini, dia akan.. hancur berantakan"

Menteri 1: "Ya logis-logis"

Abu nawas: "Saya Abu Nawas minta waktu sekitar 9 hari bagaimana?"

Raja: "baiklah akan saya tunggu."

MC: keesokan harinya sang menteri pagi pagi sudah mendapat tugas menyelidiki Abu Nawas,
seluruh kota di telusuri semua warga juga diamati

Menteri 2: "Aku harus mencari tahu siapa dia sebenarnya, dimana dia tinggal jangan sampai
saatnya dia akan mengecoh kita semua" *ucap sang menteri seraya menelusuri kota*

Menteri 2: "Hmm ya aku harus cari tahu"

MC: Sepanjang hari dia masih berputar putar, sampai akhirnya sebuah keributan menarik
perhatiannya

Ibu 1: "kembalikan anakku, ini anakku"

Ibu 2: "kamu jangan ngaco!"

Ibu 1: "Hei kamu yang ngaco! Ini jelas jelas bayiku"

Ibu 2: "Aku yang melahirkannya, bayi ini yang kamu curi dari rumahku kan ayo kembalikan"

Ibu 1: "Tidak, ini anakku"

Ibu 1: "Eh itu ada tuan Menteri, Tuan Menteri tolong kami tuan menteri eee kami butuh keadilan,
tuan menteri dia telah mencuri bayiku"

Ibu 2: "Heii kau yang telah mencuri bayiku"

Ibu 1:"Dia berbohong tuan menteri"

Menteri 2: "Tunggu-tunggu sabar hei sabar!

Mc: menteri pun berfikir mungkin inilah kesempatan yang terbaik untuk mencari rumah Abu
Nawas, sekaligus mengujinya
Menteri 2: "hmm masalah semacam ini agaknya butuh bantuan seorang yang bijak" ucap
menteri"

Ibu 1: "Tuan benar"

Ibu 2: "Nah Logis kan, iya kenapa tidak kita cari saja kerumah Abu Nawas"

menteri 2: "Baiklah aku siap"

ibu 2: "Eee tapi tunggu dulu eee siapakah yang mengetahui dimana dia tinggal? Apakah kalian
berdua mengetahuinya?"

*Abu nawas dan ibu 1 mengelengkan kepala tidak tau*

*tiba-tiba pemuda gadungan datang dibelakang menginjak gamis sang menteri*

Menteri 2: "Oiya bukankah si naas ini dapat kita jadikan sebagai penunjuk jalan kerumah Abu
Nawas kann? Ucap menteri

Mc: Maka atas panduan si Abu Naas mereka beriringan kerumah Abu Nawas, petang itu juga
sang menteri kembali ke istana melaporkan hasil lengkap penyelidikannya

*Saat setibanya dirumah abu nawas*

Menteri 2: "Oooh ini rumah abu Nawas. Baiklah aku akan buktikan" ucap menteri saat tiba
dirumah sang abu Nawas

*Abu Nawas yang sedang diatas rumahnya langsung turun saat ada yang memanggil dirinya*

Abu nawas: "Ooohh tuan menteri angin apalagi yang membawa anda kemari, oohh pasti angin
yang sudah tidak sabar ini minta dipenjara kan?"

Menteri 2: "Kebetulan sekali Abu Nawas, eee begini kami memerlukan bantuanmu" ucap
menteri

Abu nawas: "Ohh apa itu?"

Menteri 2: "Eee dua ibu ini skskksksksksk *berbisik pada abu nawas*

Abu nawas: "Ohh begitu, itu masalah gampang" *lalu Abu Nawas memotong semangka dengan
pedangnya* "nah seperti semangka ini dibelah menjadi dua separuh untuk ibu ini dan
separuhnya lagi untuk ibu itu" ucap Abu Nawas

Menteri 2: "ya ya ya logis"

Abu nawas: "Jadi biar aku membelahnya, ayoo berikan padaku, ayooo, ayooo" ucap Abu Nawas

Menteri 2: "sudah berikan saja bayi itu"


Abu nawas: "Ayoo bawa bayi itu kemari"

Ibu 1: "Ampun ampun tolong Abu Nawas jangan di apa apa kan bayi itu saya mohon, tuan
menteri"

Ibu 1: "biarkan bayi ini dia ambil, saya ikhlas saya rela asal bayi ini tidak dibelah"

*Tangis ibu 1*

Abu nawas: "Bagaimana tuan menteri, Sudah jelaskan siapa ibu bayi yang sebenarnya"

Menteri 2: "Ya ya ya pengawal tunggu apalagi, masukkan ibu gadungan ini, dia telah mencuri
bayi orang lain"

*Suruh sang menteri sambil menunjuk tangan nya*

Mc: Tiba lah hari selanjutnya

Menteri 2: "Seraya kita perlu tes sekali lagi"

Raja: "Perlu tes apalagi" ucap sang raja

Menteri 3: "Yang mulia kami, saya belum dapat kesempatan untuk mengujinya, siapa tau Abu
Nawas masih dapat takluk oleh saya" ucap menteri 3

Raja: "Yasudahlah undang dia ke istana besok" ucap raja

Mc: Saat di Istana..

Menteri 3: "Abu Nawas coba jawab ini, bagaimana jika ada ayam jago milik ibu ratna yang
bertelur di halaman pak tatang siapa yg memiliki telur itu?

Abu nawas: "tidak satupun"

Menteri 3: "mengapa demikian?"

Abu nawas: "karena ayam jantan tidak ada yang bertelur"

Menteri 2: "yayaya logis logiss"

Menteri 3: "adakah sesuatu didunia ini yang jumlahnya melebihi jumlah bintang bintang dilangit,
pasti kau tidak bisa menjawabnya"

Abu nawas: "Ohh ada, tentu saja ikan dilaut"

Menteri 3: "Kalau kau memang bisa coba buktikan, bintang bintang dilangit itu jumlahnya tidak
terhingga, bagaimana kau bisa membandingkannya dengan ikan yang ada dilaut?" Tanya
menteri 1
Abu nawas: "Bintang dilangit memang banyak sekali, tapi sejak dulu jumlah bintang tidak bisa
kita kurangi sementara ikan dilaut tiap hari kita ambil namun tetap tidak habis habis jumlahnya,
itu berarti jumlah ikan lebih banyak daripada bintang dilangit"

Menteri 3: "yayaya logis logis"

Mc: Satu demi satu ujian dilalui Abu Nawas, akankah dia akan meluncur terus hingga hari ke 9
yang dia minta

Menteri 1: "Saudara saudara, inilah saat yang kita nanti nantikan bersama, Abu Nawas. Abu
nawas hari ini akan memenjarakan angin"

Raja: "Abu Nawas, apakah sudah berhasil angin kamu tangkap?" Tanya sang raja

Abu nawas: "Yang mulia, apakah yang mulia ingat cerita bangsa jin yang dikurung dalam di
botol? Nah angin yang masuk ketubuh manusia ibaratnya seperti jin juga, dia saya undang
dalam perut lantas saya jebak keluar dan masuk kedalam botol" ucap Abu Nawas *seraya
menunjukkan botolnya*

Raja: "Itu botol kosong"

Abu nawas: "Apakah paduka masih bersin bersin?"

Raja: "Masih belum" jawab sang raja

Abu nawas: "Setelah saya meminta waktu tenggang 9 hari, nafas paduka tidak akan sumbat lagi,
nah bukti bahwa botol ini isinya angin, mohon paduka sudi menciumnya, silahkan dicium"

*ucap Abu Nawas seraya menawarkan botol tersebut terhadap raja*

Mc: Saat sang raja dan beberapa menteri menghirup botol tersebut, tiba-tiba mereka jatuh
pingsan akibat angin didalam botol tersebut

Abu nawas: "Jenius itulah akhirnya Abu Nawas telah menunjukkan cara memenjarakan angin,
sangat luar biasaa"

Itulah kisah abu nawas

Anda mungkin juga menyukai