Anda di halaman 1dari 4

PECI ABU NAWAS

Lia : Ezra Anna : Tania Pengawal Raja 2 : Zaidan


Kayla : Arsyila Belva : Talita Pengawal Raja 3 : Adly
Alisya : Audrey Zara : Amira Pengawal Raja 4 : Humai
Penonton Alisya 1 : Raissa Abu Nawas : Rafalie Mentri 1 : Ibam
Penonton Alisya 2 : Syahla Raja : Ahzami Mentri 2 : Nabil
Penonton Alisya 3 : Shahnaz Pengawal Raja 1 : Dena Mentri 3 : R. Dzaky
Penonton Alisya 4 : Arini Mentri 4 : Faqih Mentri 5 : Idham
Narator : Shahnazia

SCENE 1 (DIKELAS A)

Kayla terlihat sedang murung. Padahal, sekarang adalah waktunya Istirahat. Biasanya
dia akan langsung berlari ke kantin berama Alisya, sahabatnya. Namun kali ini, dia
malah duduk sendirian di bangkunya. Lia yang kebetulan membawa bekal, Ingin
mengajaknya makan bersama. Karena itulah dia mendekati Kayla.

Lia: "Kamu nggak ke kantin, Kayla?"

Kayla menoleh sebentar kearah Lia, lalu menggeleng.

Lia: "Kalau begitu, mau makan bersamaku? Hari ini, aku membawa bekal loo”
(Membuka kotak bekal)

Lia: "Ada apa Kay? Kelihatannya kamu lagi sedih."

Kayla: "Aku lagi marahan sama Alisya”

Lia: "Loh, memangnya kenapa?"

Kayla: "Semua memang salahku, begini ceritanya Lia”

SCENE 2 (DIKELAS B)

(Alisya bernyanyi didepan teman-teman)

Alisya: “Guyss tadi suara aku gimanaa? Pasti baguss kann? Aku daftar lomba menyanyi
loh”

Kayla: “Iyaa suara kamu bagus banget syaa, pasti kamu menang deh besok”

Anna: “Eh Alisya sadar diri dong, suara kamu jelek banget tau”

Anna, Belva, Zara: “Iyaa”

Belva: “Suara kamu bikin gendang telinga kita mau pecah, iyaa gasi?”

Anna, Belva, Zara: “Iyaa”


Zara: “Suara kamu kaya toa rusak asal kamu tau”

Anna, Belva, Zara: “Iyaa”

Anna: “Makanya kalau mau ikut lomba minimal sadar diri”

Belva: “Biar suaranya ngga fals


Zara: “Biar yang dengerin ngga pusing”

Anna: “Dan biar ngga bikin malu sekolah kita”

Kayla: “Ihh apaan si kalian? Jangan dengerin mereka sya, suara kamu itu bagus kaya
artis-artis luar negeri tauu”

Alisya: “Makasii banyaak kay, emang kamu doang yang selalu support aku”

Kayla: “Sama-sama sya” (Memeluk Alisya)

SCENE 3 (DIKELAS A)

Kayla mengakhiri cerita sambil menghapus air matanya yang mengalir.

Lia: "Ooh begitu yaa. Aku mengerti niat baik kamu Kayla, tetapi mau bagaimanapun
kejujuran jauh lebih baik."

Lia: "Kamu mau aku ceritakan suatu kisah ngga?"

Kayla: "Kisah tentang apa?"

Lia: "Tentang orang-orang yang berbohong."

Kayla: "Kamu menyindir aku, ya?"

Lia: "Nggga koo, aku ingin kamu mendengar kisah ini”

Kayla: "Hmm, ya sudah, aku mau."

Lia: "Aku mulai ceritanya yaa"


SCENE 4 (KERAJAAN)

Dahulu kala, hiduplah seorang yang cerdas bernama Abu Nawas. Meski orang biasa,
tapi Abu Nawas sangat dekat dengan raja. Hal ini dikarenakan kepandaian Abu Nawas,
sehingga raja sering meminta pendapatnya jika tengah menghadapi kesulitan. Seperti
saat itu, di mana raja merasa kerajaannya sedang dalam masalah. Kerajaan kekurangan
uang. Padahal selama ini rakyat membayar pajak dengan tertib. Hasil bumi kerajaan
pun berlimpah dan mendatangkan hasil yang tidak sedikit. Namun pada kenyataannya,
uang kas kerajaan malah berkurang.
Raja merasa bahwa dia harus mencari tahu masalah yang ada di kerajaan. Dia harus
memecat menteri-menteri yang suka melakukan korupsi uang negara. Namun masalah-
nya, raja tidak tahu menteri manakah yang suka korupsi. Untuk itulah, raja memanggil
Abu Nawas untuk membantunya.

Abu Nawas: "Baginda Raja, apa gerangan yang membuat Anda memanggil saya?"

Raja: "Abu Nawas, ketahuilah bahwa kerajaan sedang dalam bahaya. Ada menteri yang
melakukan korupsi, tapi saya tidak tahu yang mana orangnya. Untuk itulah saya
memintamu datang untuk membantu."

Mendengar ucapan raja, Abu Nawas pun terdiam. Setelah berpikir beberapa lama,
akhirnya Abu Nawas tersenyum.

Abu Nawas: "Baginda Raja, tolong panggil semua menteri yang Anda miliki. Dengan
izin Allah SWT, nanti kita akan mengetahui siapa saja menteri yang tidak baik."

Mendengar ucapan Abu Nawas, raja pun menyuruh pengawalnya untuk memanggil
seluruh menteri, Mereka dikumpulkan di satu ruangan yang juga terdapat raja dan Abu
Nawas.

Abu Nawas: “Para menteri yang terhormat, setelah saya membacakan sebait doa, peci
saya akan memiliki keajaiban, Nanti, kita bisa melihat surga dari dalam peci saya.
Sayangnya, hanya orang yang jujur yang bisa melihatnya."

Setelah mengucapkan pengumuman itu, Abu Nawas pun berdoa. Lalu, dia
mempersilahkan masing-masing menteri untuk melihat ke dalam pecinya.

Mentri 1: "Luar biasa, indah sekali surga itu!"

Mentri 2: "Wah, betul. Indah sekali! Ada bunga-bunga yang bermekaran”

Mentri 3: "Bukan hanya bunga, tapi juga terdapat sungai yang mengalir. Betapa
nikmatnya di surga”

Dan begitulah, setiap menteri yang melihat ke dalam peci Abu Nawas, menyatakan
kekagumannya akan surga. Karena penasaran, raja pun ingin melihat ke dalam peci
Abu Nawas.
Raja: “"Abu Nawas! Apa maksudmu bahwa orang yang jujur bisa melihat surga di
dalam pecimu, sementara aku sendiri tidak bisa melihat? Apa maksudmu aku adalah
seorang pembohong?"

(Abu Nawas tersenyum)


Abu Nawas: "Baginda Raja, Anda adalah orang yang jujur. Benar sekali bahwa tidak
mungkin kita bisa melihat surga dari peci saya yang kumal ini. Yang berbohong adalah
menteri-menteri ini. Bagaimana keadaan keuangan tidak kacau? kalau menteri yang
Anda miliki ternyata pembohong semua?"

Mendengar penjelasan Abu Nawas, raja pun menjadi mengerti. Sementara, ke-20
menteri itu menunduk malu. Mereka tahu, sebentar lagi mereka tidak lagi menjadi
mentri, Karena mereka akan segera digantikan oleh orang-orang yang jujur.

SCENE 5 (DIKELAS A)

Kayla: "Jadi, nggak ada surga di dalam peci itu?"

Lia: "Ya gaada lah, namanya juga peci. Mana mungkin bisa ada surga di dalam nya"

Kayla: “Hahaha, sudah susah payah berbohong malah dipecat"

Lia: “Nah, seperti itulah berbohong, mereka berbohong dengan tujuan agar dianggap
sebagai menteri baik, tapi dengan kebohongan itu malah ketahuan keburukan mereka."

Kayla: “"Iyaa aku memang salah. Aku akan meminta maaf deh, sama Alisya. Semoga
dia mau memaafkanku, ya?"

Lia: "Aamiin, semoga dia sudah tidak marah lagi. Sekarang, kita makan dulu, yuk!"

Anda mungkin juga menyukai