Anda di halaman 1dari 4

SAYEMBARA NUNGGING

Dahulu kala saat Bani Abbasiyah masih berkuasa, hiduplah seorang penyair yang sangat terkenal akan
kecerdikan dan kepandaianya. Beliau adalah Abu Nawas. Dimasyarakat, Abu nawas dijadikan sebagai
tempat bertanya, berdialog, meminta nasehat untuk suatu masalah,serta teman berbincang yang baik.
Bahkan Sultan Harun Al-Rasyid yang berkuasa saat itu, sering memanggil Abu Nawas Keistana untuk
meminta pertimbangan atau menguji kepandaiannya.
Suatu ketika sultan dan Permaisuri merasa bosan dan jenuh dengan apa yang disajikan para
penghiburnya. lawak, atraksi, ataupun pertunjukan lain tidak mampu memuaskan kejenuhan sang Raja.
Akhirnya berita ini tersebar dimasyarakat bahwa Raja sedang jenuh, Raja sering mudah marah dan
kurang bersemangat. Berita ini didengar oleh sekelompok saudagar
Saudagar 1 : “Kawanku, apa yang terjadi pada negeri ini jika sultan murung dan mudah marah seperti
sekarang ini”
Saudagar 2 : “Maka para pejabat istana, prajurit dan kita semua akan celaka.”
Saudagar 3 : “Betul, senyum dan kegembiraan raja adalah berkah bagi kita semua. Lalu apa yang dapat
kita perbuat untuk membuat sang sultan tersenyum”
Saudagar 2: “Ya, kita mempunyai harta tapi tak akan cukup untuk membuat Sultan tersenyum”
Saudagar 1: “Aku punya ide, tadi pagi kulihat putraku nungging didepan ibunya. Istriku sangat marah
tapi aku tertawa terbahak-bahak melihat putra kami yang kecil berbuat seperti itu.
bagaimana jika kita sayembarakan, siapa yang berani nungging didepan Sultan dan
membuat ia tersenyum maka akan kita beri hadiah”
Saudagar 3: “Tapi kenapa kenapa kenapa kamu memberi ide seperti itu padahal nungging didepan
orang dianggap sesuatu yang sangat tidak sopan dan melecehkan.”
Saudagar 2: “ idemu sangat bagus, baiklah kita sebarkan berita ini, tapi jangan sampai pengawal, atau
pejabat kerajaan mengetahuinya”
Beritapun menyebar dimasyarakat. Banyak orang yang menganggap ini adalah sayembara yang gila
karena tentu saja tidak mungkin ada orang yang berani nungging didepan sultan. Sultan pasti akan
sangat marah dan orang itu pasti akan dihukum berat. Tapi hal ini menjadi tantangan bagi beberapa
orang yang ingin mendapatkan hadiah. Akhirnya terdapat seseorang yang berani datang ke istana
untuk mencoba
Pengawal 1: “ Hai kamu,Berhenti apa keinginanmu datang ke istana?”
Orang ke-1 : “ Aku hendak bertemu raja dan ingin menunjukkan sesuatu pada beliau.”
Pengawal-2 : “ Apa yang akan kamu tunjukkan?”
Orang ke-2 : “ Ini adalah sesuatu yang akan membuat sultan senang”
Para pengawal menggeledah orang tersebut dan tidak menemukan senjata atau barang yang berbahaya.
Pengawal 2 : “Baiklah kamu boleh bertemu raja”
Orang ke-1 : “ wahai baginda sultan yang bijaksana dan mulia, hamba adalah rakyatmu dan ingin
meminta ampunan kepadamu”
Sultan : “apa kesalahanmu hingga aku harus menghukummu?”
Orang ke-1 : “hamba minta ampun atas apa yang akan hamba lakukan”
Sultan : “bagaimana aku mengampunimu jika aku belum tahu apa yang akan kau lakukan.
Tapi tunjukkan padaku apa yang akan kau lakukan
Seketika orang tersebut membelakangi raja dan mengangkat pantatnya, alangkah terkejutnya sultan
melihat apa yang diperbuat orang itu.
Sultan : “Beraninya kamu berbuat tidak senonoh di istana ini. Pengawal, tangkap dia dan
usir dari istana”
Pengawal 1 &2 : baik baginda
Beberapa hari kemudian, datang seorang dengan dandanan mirip badut dan tampak seperti pelawak.
Seperti sebelumnya, pengawal menginterogasi dan menggeledah orang tersebut
Pengawal 1: “hai pelawak, apa yang kau inginkan dengan datang kesini?”
Pelawak : “aku ingin menghibur sang sultan”
Pengawal 2 : “Baik, tapi jika kau hendak berbuat jahat, maka kami akan siap menghukummu”
Sang Pelawak mendatangi Sultan dengan penuh percaya diri
Pelawak : “ Maha Raja, hamba pelawak, mohon ampun agar diperkenankan hamba rakyatmu
ini menghibur baginda
Sultan : “ Silakan”
Pelawak : “baginda saya punya tebakan, mohon baginda menjawab?”
Permaisuri : “ Apa pertanyaanmu pelawak, sekiranya bias kami jawab. Maka akna kami jawab.”
Sang pelawak mengajukan beberapa tebakan lucu yang hanya bisa dijawb oleh sang pelawak hingga
akhirnya Sultan dan Permaisuri tertawa terbahak-bahak. Tanpa disadari tiba-tiba pelawak itu
membalikkan badan dan mengangkat pantatnya didepan permaisuri dan Sultan
Permaisuri : “aaaaaa…. Baginda, beraninya hamba ini melecehkan kita”
Sultan : “ Beraninya kamu berbuat tidak senonoh disini. Pengawal, tangkap dan usir orang ini.”
Berita tentang orang yang diusir dari istana Karena nungging di depan Raja akhirnya tersebar. Sang
pelawak yang telah diusir akhirnya meminta bantuan kepada orang yang dianggap
mampu menaklukkan tantangan ini
Pelawak : “Assalamu’alaikum”
Abu Nawas : “ Wa’alaikum Salam. Maaf, jika boleh tahu, anda siapa dan apa tujuan anda kemari?
Pelawak : “ saya hanya seorang pelawak yang hina, saya diusir dari istana karena telah nungging
di depan Sultan.”
Abu Nawas : “lantas apa tujuanmu kemari?”
Pelawak : “para saudagar mengadakan sayembara, siapa yang berani nungging didepan raja, tapi
raja malah tertawa, dia akan mendapat hadiah. kami para pelawak sangat malu karena
gagal melaksanakan tugas ini. Sekiranya tuan membantu mengembalikan kehormatan
kami, biarlah hadiah itu untuk tuan dan kami akan mengabdi pada tuan.”
Abu Nawas : “baik, aku akan membantumu dan jika aku berhasil, kamu tidak perlu mengabdi
kepadaku dan biarlah hadiah itu jadi milikmu.”
Pelawak : “Terima kasih Tuan”
Abu Nawas : “pulanglah dan beritakan pada saudagar-saudagar itu bahwa tiga hari lagi aku akan
nungging didepan sultan. Sampaikan juga kepada pengawal sultan bahwa Abu Nawas
memilki salah satu warisan Nabi Sulaiman”.
Sang pelawak pulang dan mengabarkan hal ini kepada para saudagar dan menyampaikan pesan Abu
Nawas kepada Sultan. Tiga hari kemudian, Abu nawas dipanggil datang ke istana. Disana telah
menunggu beberapa saudagar yang ingin menyaksikan kecerdikan Abu Nawas. Abu nawas yang
datang sendiri memakai jubbah yang besar berwarna hijau.
Pengawal : “wahai Abu Nawas, Maha Raja telah menunggumu dengan sangat penasaran?”
Abu nawas : “ ya, aku hendak memperlihatkan warisan nabi Sulaiman kepada
Sultan?”
Ketika pengawal akan menggeledah, abu nawas berteriak
Abu Nawas : “ Hei, harta ini tidak boleh disentuh oleh sembarang orang.”
Pengawal : “baiklah, kamu boleh bertemu raja”
Akhirnya Abu Nawas dapat bertemu dengan Sultan
Permaisuri : “Abu Nawas, aku mendengar dari pengawalku bahwa kamu memilki warisan Nabi
Sulaiman?”
Abu Nawas : “ benar Baginda, harta ini tidak semua orang mengetahui dan dapat menyimpannya”.
Raja : “Apa sebenarnya harta itu dan dimana kamu menyimpanya?”
Abu Nawas : “ Harta itu berada dibalik jubbah ini baginda, barang siapa memakainya, ia akan
menjadi orang yang terhormat”
Raja : “tunjukkan cepat”
Abu Nawas membuka sedikit demi sedikit jubahnya, terlihat bagian atas baju dengan kancing dari
kayu.
Raja : “apa itu?”
Abu Nawas : “ini adalah kancing yang terbuat dari kayu baginda. Tapi ini Cuma bagian atasnya.”
Abu Nawas membuka lagi dan terlihat kancing yang berkilau terbuat dari Kristal
Permaisuri : “ Bukankah itu Kristal?”
Abu Nawas : “ benar baginda, ini adalah kristal istimewa yang dibuat menjadi kancing”
Permaisuri : “ Subhanallah, indah sekali warisan Nabi yang kau bawa itu.”
Raja permaisuri dan seluruh hadirin menjadi penasaran, apa selanjutnya yang terdapat dibalik jubbah
itu. Abu Nawas membuka lagi dan memperlihatkan sesuatu yang berkilau
Raja : “apa itu Abu Nawas?”
Abu Nawas : “ ini adalah emas baginda, tapi ini belum seberapa jika dibandingkan yang terakhir
baginda.”
Raja : “tunjukkan padaku”
Abu nawas : “Benda itu ada dibelakang hamba”
Permaisuri ; “cepat aku tidak sabar ingin melihatnya?”
Seketika Abu Nawas membalikkan badan dan melepas jubahnya seraya mengangkat pantatnya. Raja
dan Permaisuri menjadi silau karena cahaya yang terpancar dari benda yang terdapat di pantat Abu
Nawas tersebut. Kemudian cepat-cepat Abu Nawas Menutup kembali dengan jubahnya
Permaisuri : “ Apa itu tadi yang membuat kami silau?”
Abu Nawas : “ itu tadi adalah Intan yang dapat memancarkan cahaya yang menyilaukan mata orang
yang melihatnya baginda. Karena itu hamba segera menutupnya agar tidak merusak
mata baginda
Raja yang sebelumnya murung, tiba-tiba tertawa dan berdiri
Raja : “ hahahaha….. aku sangat senang dan kagum bisa melihat benda langka seperti itu.
terima kasih Abu Nawas kamu telah menunjukkan kepadaku. Simpan baik-baik benda
itu.”
Abu Nawas : “ Baik baginda”
Akhirnya Abu Nawas berhasil menaklukkan tantangan para saudagar itu dan mengaku bahwa Abu
Nawas adalah orang yang cerdik

Anda mungkin juga menyukai