Anda di halaman 1dari 215

PENGARUH ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA ORGANISASI

(Penelitian Pada Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia


(Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh


Gelar Magister Manajemen Program Studi Magister Manajemen Bisnis

Oleh:
RESTI YULISTRIA
NIM 0907877

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN BISNIS


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan tesis dengan judul “ PENGARUH ETIKA BISNIS
DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TERHADAP
KINERJA ORGANISASI (Penelitian Pada Pegawai PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur)”, beserta seluruh isinya,
adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat ilmiah. Dengan pernyataan ini, saya bersedia
menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini.

Bandung, Juli 2011


Pembuat Pernyataan,

RESTI YULISTRIA
NIM 0909877
”Lahaula wala quwwata illa billah”
(”Tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan Allah”)

”Allah Tidak Membebani Seseorang Melainkan Sesuai


Dengan Kesanggupannya”. (Q.S Albaqarah:286)

”Sesungguhnya Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya,


dan Dialah Maha Perkasa Lagi Maha Penyayang”.
(Q.S Ar-Ruum:5)

”Tesis ini saya persembahkan untuk kedua orang tua yang tercinta, yang selalu tersenyum saat
melewati masa-masa yang tersulit di dalam hidupnya, yang sampai detik ini selalu memberikan
kepercayaan untuk melakukan apa pun yang diinginkan. Terima kasih karena telah menjadi
alasan, tujuan , dan motivasi bagi saya untuk menyelesaikan tesis ini.
ABSTRAK

PENGARUH ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL


PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA ORGANISASI

(Penelitian Pada Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia


(Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur)

Oleh:
RESTI YULISTRIA
NIM 0907877

Masalah yang menjadi kajian pada penelitian ini adalah mengenai kinerja
organisasi. Variabel yang mempengaruhi kinerja organisasi dalam penelitian ini
adalah etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan hal
tersebut, analisis dalam penelitian ini mengungkap “apakah terdapat pengaruh
antara etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja
organisasi.”
Metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey, dengan
teknik pengumpulan data kuesioner skala lima kategori Likert. Sumber data
diperoleh dari populasi pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Kantor Cabang Cianjur. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah regresi.
Teknik ini digunakan untuk mengukur pengaruh yang disebabkan variabel bebas
terhadap variabel terikat.Variabel etika bisnis diukur melalui indikator otonomi,
keadilan, kejujuran, saling menguntungkan, dan integritas moral, dan variabel
tanggung jawab sosial perusahaan diukur melalui indikator market actions,
mandated actions, dan voluntary actions. Kedua variabel bebas tersebut diukur
berdasarkan persepsi pegawai. Adapun variabel kinerja organisasi diukur melalui
indikator perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang diukur berdasarkan
kondisi riil tingkat kinerja organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang Cianjur.
Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa etika bisnis PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur berada pada
kategori tinggi sedangkan untuk tanggung jawab sosial perusahaan dan tingkat
kinerja organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang
Cianjur berada pada kategori cukup. Oleh karena itu, penelitian ini dapat
memberikan manfaat berupa perbaikan kinerja organisasi di PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur untuk selanjutnya dijadikan dasar
dalam menganalisis tingkat kinerja organisasinya.

Kata Kunci : Etika Bisnis, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, dan Kinerja
Organisasi

i
ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BUSINESS ETHICS AND


SOCIAL RESPONSIBILITY OF COMPANY
ON THE PERFORMANCE OF ORGANIZATION
(A study on the Employee of PT. Bank Rakyat Indonesia
(Public State Company) publicly listed, Branch office of Cianjur)

By
Resti Yulistria
0907877

The study focuses on the performance organization. Variables influencing


the performance of organization in this study involve business ethics and social
responsibility of company. Based on those variables, this study is aimed at
discovering “whether there is any influence between business ethics and social
responsibility of company on the performance of organization.
This study employs explanatory survey as the method and the data is
collected using questionnaire of Likert five-scale category. The source of data is
taken from the population of the employee of PT. Bank Rakyat Indonesia (Public
State Company) publicly listed, Branch office of Cianjur. The data is subsequently
organized by means of regression. This technique is used to measure the influence
of free variable to bound variable. The variable of business ethics is measured by
the indicators of autonomy, justice, honesty, mutual benefits, and moral integrity
while the variable of social responsibility of company is measured by the
indicators of market actions, mandated actions, and voluntary actions. Both free
variables are measured based on the perception of the employees. Further more,
the variable of performance of organization is measured by indicators of
customers, finance, internal business process, and growth and learning
perspective. The latter mentioned is further measured based on the real condition
of performance level of organization of PT. Bank Rakyat Indonesia (Public State
Company) publicly listed, Branch office of Cianjur.
The result descriptively shows that business ethics of PT. Bank Rakyat
Indonesia (Public State Company) publicly listed, Branch office of Cianjur are in
the category of high however the level social responsibility of company and
organization performance is qualified. Therefore, this study gives benefits to the
company through the improvement of organization’s performance in PT. Bank
Rakyat Indonesia (Public State Company) publicly listed, Branch office of Cianjur
to then be used in the future as a basis in analyzing the level performance of its
organization.

Key Word : Business Ethics, Social Responsibility of Compay, and Performance


Of Organization.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, karena hanya

dengan rahmat dan karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sidang Magister Manajemen

pada Program Studi Magister Manajemen Bisnis, Sekolah Pascasarjana,

Universitas Pendidikan Indonesia.

Tesis ini membahas “Pengaruh Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan Terhadap Kinerja Organisasi (Penelitian Pada Pegawai

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Cianjur)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai

pengaruh etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja

organisasi.

Disadari sepenuhnya tesis ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan baik

dari segi isi maupun bahasa, karena berbagai keterbatasan yang penulis miliki.

Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk

perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan para pembaca, sebagai salah satu sumbangan keilmuan khususnya

yang berkaitan dengan Manajemen Bisnis.

Bandung, Juli 2011


Penulis,

RESTI YULISTRIA
NIM 0907877

iii
UCAPAN TERIMA KASIH

Terselesaikannya tesis ini merupakan izin dari ALLAH SWT, berbagai

hambatan dan kesulitan penulis temukan dalam menyelesaikan tesis ini, namun

berkat dorongan, bimbingan serta petunjuk juga bantuan lainnya dari berbagai

pihak, akhirnya tesis ini dapat diselesaikan. Oleh karenanya sudah selayaknya

apabila pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak.

Pertama-tama ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-

besarnya disampaikan kepada Yth. Ibu Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, S.E,

M.Pd., selaku Pembimbing I. Di sela-sela kesibukannya beliau masih sempat

memberikan kesempatan kepada penulis untuk berdialog. Keterbukaan dan

keramahan disertai keluasan cakrawala pengetahuan dan pengalamannya

memberikan rasa aman dan kesadaran akan kompleksitas permasalahan berkaitan

dengan penelitian ini.

Terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada

Yth. Bapak Dr. H. Edi Suryadi, M.Si., dalam kapasitasnya sebagai Pembimbing

II. Tanpa bimbingan beliau, sulit sekali bagi penulis untuk menyelesaikan tesis

ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Yth. Bapak Prof. Dr.

H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., sebagai Rektor beserta para Pembantu Rektor

Universitas Pendidikan Indonesia yang telah menyediakan fasilitas-fasilitas yang

penulis butuhkan dari awal hingga berakhirnya masa studi. Yth. Ibu Dr. Hj. Ratih

iv
Hurriyati, M.P., selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Bisnis,

Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Yth. Bapak Dr. Rasto, M.Pd. yang dengan tulus memberikan masukan

serta petunjuk kepada penulis dalam penyusunan tesis ini. Para penguji pada

Seminar Usulan Proposal dan Ujian Tesis yang banyak memberikan masukan

yang sangat berharga bagi penulis. Seluruh staff Dosen dan asisten pada Program

Studi Magister Manajemen Bisnis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia baik yang telah memberikan ilmu, pengalaman, dan wawasan yang

dimiliki kepada penulis.

Yth. Pemimpin Cabang dan Bapak/Ibu Pegawai PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Cianjur, yang telah menerima kehadiran

penulis selama melakukan penelitian.

Secara khusus, ucapan terima kasih disampaikan pula ke hadapan Mama

tercinta Sudaswati dan Apa Tatang Sofyan, yang telah melahirkan, membesarkan,

mendidik, membimbing dan tak putus-putusnya mendo’akan demi keselamatan

dan kesehatan penulis. Demikian pula untuk kakakku satu-satunya Mia

Yuwistamia yang selalu mendukung, membantu, dan mendoakan penulis.

Keluarga besar Bapak Abdullah Sonjaya (Om Yoyong) dan Bi Euis di Muara Sari

dan seluruh keluarga besarku baik di Cianjur, Bandung, Sukabumi, Bogor, dan

Jakarta, terima kasih atas doanya.

Sahabatku Yunny Fitri Gumilang, S.Sos serta Gina Aprilita Susanty, S.Pd,

M.M terima kasih atas do’a, bantuan dan motivasi yang diberikan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

v
Teman-teman seperjuangan dalam menyelesaikan tesis dan teman-teman

sejawat angkatan 2009 Program Studi Magister Manajemen Bisnis Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Kang Janadi R Thamrin, Mas

Perwito, Bang Ardhi, Masharyono, Teh Neni, Teh Nuni, Teh Fenny, Teh Puspo,

Teh Yupi, Kang Ali, Kang Toriq, Kang Fikri, Kang Mulyadi, Kang Ruli, Kang

Donni, Pak Agus, Pak Warsidi, Kang Dudi, Teh Sri dan lainnya yang tak dapat

disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dan dorongan moril yang

sangat berharga bagi diri penulis, semoga impian kita dapat terwujud dan

kebersamaan yang akan terus terjaga.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

tidak sempat disebutkan satu persatu. Seluruh amal baik di atas sangatlah besar

artinya bagi penulis dan sungguh tidak bernilai harganya. Semoga Allah SWT,

membalas amal baik tersebut dengan pahala yang berlipat ganda. Amien, Ya

Robbal Alamien !

Bandung, Juli 2011


Penulis,

RESTI YULISTRIA
NIM 0907877

vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 11
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 12
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS ......................................................................................... 14
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 14
1. Konsep Dasar Etika Bisnis ............................................................ 14
a. Pengertian Etika, Bisnis, dan Etika Bisnis .............................. 14
1) Pengertian Etika ................................................................ 14
2) Pengertian Bisnis ............................................................... 16
3) Pengertian Etika Bisnis ..................................................... 18
b. Tujuan Etika Bisnis ................................................................. 27
c. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis .................................................... 28
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Etika Bisnis .................... 32
2. Konsep Dasar Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ....................... 36
a. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ..................... 36
b. Unsur-Unsur DasarTanggung Jawab Sosial Perusahaan ........ 42
c. Tujuan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ............................ 44
d. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ......................... 45
e. Model dan Cakupan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ...... 47
f. Dimensi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ......................... 48
g. Bias-bias Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ........................ 50
h. Perkembangan CSR di Indonesia ............................................ 52
i. Cara Pandang Perusahaan terhadap Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan ............................................................................... 54
3. Konsep Dasar Kinerja Organisasi .................................................... 55
a. Pengertian Kinerja ................................................................... 55
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja ............................. 57
c. PenilaianKinerja ...................................................................... 58
d. Pengukuran Kinerja ................................................................. 60
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 68
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 69
D. Hipotesis Penelitan .............................................................................. 80

vii
BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN ........................................ 81
A. Subjek Penelitian ................................................................................. 81
B. Metode Penelitian ................................................................................ 81
C. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 82
D. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 86
E. Penelitian Populasi ............................................................................... 87
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .................................................... 88
G. Teknik Pengujian Data ......................................................................... 90
1. Uji Validitas .................................................................................. 90
2. Uji Reliabilitas .............................................................................. 91
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 93
1. Perhitungan Persentase .................................................................. 93
2. Uji Persyaratan Pengolahan Data .................................................. 94
3. Analisis Korelasi Sederhana ......................................................... 94
a. Korelasi Sederhana .................................................................. 94
b. Korelasi Ganda ......................................................................... 95
4. Analisis Korelasi Regresi Ganda .................................................. 96
5. Koefisien Determinasi (KD) ......................................................... 97
6. Rancangan Pengujian Hipotesis .................................................... 97
BAB IV SUBJEK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................ 99
A. Gambaran Umum PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ........... 99
1. Sejarah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ...................... 99
2. Produk dan Jasa Layanan Bank Rakyat Indonesia ......................... 102
3. Visi dan MIsi Bank Rakyat Indonesia .......................................... 107
B. Analisis Data Hasil Penelitian ............................................................ 107
1. Pemantapan Instrumen Penelitian ................................................ 107
a. Uji Validitas ............................................................................ 108
b. Uji Reliabilitas ......................................................................... 112
2. Pengujian Persyaratan Analisis Data ............................................. 113
a. Uji Normalitas Data ................................................................ 113
b. Uji Linieritas Data .................................................................... 114
3. Uji Hipotesis .................................................................................. 115
a. Uji Hipotesis Pertama ............................................................. 115
b. Uji Hipotesis Kedua ................................................................. 117
C. Pembahasan ......................................................................................... 121
1. Analisis Etika Bisnis .................................................................... 121
2. Analisis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ................................ 136
3. Analisis Kinerja Organisasi............................................................ 146
4. Pengaruh Etika Bisnis terhadap Kinerja Organisasi ...................... 158
5. Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Kinerja
Organisasi ....................................................................................... 159
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ........................................... 162
A. Kesimpulan ........................................................................................ 162
B. Saran ................................................................................................... 162
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 165

viii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1.1 Daftar 10 Bank dengan Aset Terbesar Tahun 2010 ....................... 3
Tabel 1.2 Daftar 10 Bank yang memiliki nasabah tabungan paling loyal
Tahun 2011 Versi Infobank dan MarkPlus Insight ........................ 3
Tabel 2.1 Definisi Corporate Social Responsibility ....................................... 36
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................ 81
Tabel 3.2 Operasional VariabeL Penelitian ..................................................... 83
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 87
Tabel 3.4 Data Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor
Cabang Cianjur ............................................................................... 88
Tabel 3.5 Skala Penafsiran Rata-rata Skor Jawaban Responden .................... 93
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi ....................................................... 95
Tabel 4.1 Jumlah Item Angket untuk Uji Coba .............................................. 108
Tabel 4.2 Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba .............................................. 109
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ..................................................... 110
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ................................................. 112
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 113
Tabel 4.6 Hasil Uji Linieritas Data ................................................................. 115
Tabel 4.7 Persamaan Regresi Y atas X1 ......................................................... 116
Tabel 4.8 Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 .............................. 116
Tabel 4.9 Koefisien Determinasi Y atas X1 .................................................... 117
Tabel 4.10 Persamaan Regresi Y atas X2 .......................................................... 118
Tabel 4.11 Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X2 .............................. 119
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi Y atas X2 ................................................... 119
Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis .................................................... 120
Tabel 4.14 Tanggapan terhadap Etika Bisnis Berdasarkan Indikator Otonomi 122
Tabel 4.15 Tanggapan terhadap Etika Bisnis Berdasarkan Indikator Keadilan 125
Tabel 4.16 Tanggapan terhadap Etika Bisnis Berdasarkan Indikator Kejujuran127
Tabel 4.17 Tanggapan terhadap Etika Bisnis Berdasarkan Indikator Saling
Menguntungkan ............................................................................. 130
Tabel 4.18 Tanggapan terhadap Etika Bisnis Berdasarkan Indikator Integritas
Moral .............................................................................................. 131
Tabel 4.19 Rekapitulasi Tanggapan Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur tentang Etika Bisnis .......... 133
Tabel 4.20 Klasifikasi Skor Indikator Etika Bisnis ......................................... 135
Tabel 4.21 Frekuensi dan Persentase Tanggapan Responden terhadap Variabel
Etika Bisnis .................................................................................... 136
Tabel 4.22 Tanggapan terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Berdasarkan
Indikator Market Actions ................................................................. 138
Tabel 4.23 Tanggapan terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Berdasarkan
Indikator Mandated Actions .......................................................... 140
Tabel 4.24 Tanggapan terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Berdasarkan
Indikator Voluntary Actions............................................................. 142

ix
Tabel 4.25 Rekapitulasi Tanggapan Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur tentang Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan ..................................................................................... 143
Tabel 4.26 Klasifikasi Skor Indikator Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 145
Tabel 4.27 Frekuensi dan Persentase Tanggapan Responden terhadap Variabel
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ............................................... 146
Tabel 4.28 Tanggapan terhadap Kinerja Organisasi Berdasarkan Indikator
Perspektif Keuangan ........................................................................ 148
Tabel 4.29 Tanggapan terhadap Kinerja Organisasi Berdasarkan Indikator
Perspektif Pelanggan ....................................................................... 149
Tabel 4.30 Tanggapan terhadap Kinerja Organisasi Berdasarkan Indikator
Perspektif Proses Bisnis Internal .................................................... 151
Tabel 4.31 Tanggapan terhadap Kinerja Organisasi Berdasarkan Indikator
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ................................... 153
Tabel 4.32 Rekapitulasi Tanggapan Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur tentang Kinerja Organisasi . 155
Tabel 4.33 Klasifikasi Skor Indikator Kinerja Organisasi ................................ 156
Tabel 4.34 Frekuensi dan Persentase Tanggapan Responden terhadap Variabel
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ............................................... 157

x
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Etika Individu ................... 35


Gambar 2.2 Balances Scorecard Memberi Kerangka Kerja untuk
Penerjemahan Strategi ke dalam Kerangka Operasional ............ 61
Gambar 2.3 Perspektif Rantai Nilai Proses Bisnis Internal ............................ 64
Gambar 2.4 Ruang Lingkup Kajian Perilaku Organisasi ................................ 72
Gambar 2.5 Skema Kerangka Berfikir ............................................................ 79
Gambar 2.6 Hubungan Kausalitas ................................................................... 80
Gambar 4.1 Model Determinasi Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat ... 120

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1 Surat-Surat Penelitian................................................................... 168


Lampiran 2 Kuesioner/Angket ........................................................................ 169
Lampiran 3 Pengujian Instrumen Penelitian ................................................... 180
Lampiran 4 Data Successive Interval ............................................................. 183
Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data Berdasarkan SPSS ................................. 192
Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup ................................................................. 211

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Suatu organisasi didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dan harus

dicapai. Organisasi suatu pemerintahan didirikan dengan tujuan memberikan

pelayanan hak-hak sipil dan ekonomi kepada setiap warga bangsa secara optimal,

sedangkan organisasi perusahaan didirikan oleh sekelompok orang karena orang-

orang tersebut ingin memperoleh keuntungan usaha. Kossen (1993:157)

menyebutkan bahwa “Organisasi merupakan suatu kelompok individu yang

terbentuk oleh kegiatan-kegiatan spesialisasi dan tingkat-tingkat wewenang guna

mencapai secara efektif tujuan-tujuan dan sasaran khusus”. Dari pernyataan ini

jelas sekali bahwa faktor manusia dalam organisasi merupakan hal yang sangat

penting karena manusia sebagai subjek dalam organisasi. Dalam pencapaian

tujuan organisasi tersebut, manusia melakukan berbagai macam kegiatan yang

dilakukan secara berulang-ulang.

Dewasa ini, berbagai kemajuan pesat di bidang industri mau tidak mau

mensyaratkan perusahaan untuk berkembang sejalan dengan kemajuan tersebut,

yang berarti operasional perusahaan menjadi kompleks. Para pemimpin organisasi

bisnis dan non bisnis kini menyadari bahwa mengelola suatu organisasi dalam

sistem organisasi dunia yang bersifat bebas dan terbuka telah menjadi sangat

rumit, diperlukan pendekatan yang lebih berpengalaman untuk menyusun dan

kemudian mengimplementasikan strategi dan mengukur kinerja organisasi.


2

Mengukur kinerja organisasi yang hanya mengandalkan pada kinerja keuangan

saja, sudah tidak mencukupi lagi mengingat dalam masyarakat pengetahuan

faktor-faktor yang tidak bersifat nyata ternyata juga memainkan peranan dalam

mencapai prestasi.

Begitupun industri perbankan di Indonesia, bisnis perbankan menjadi

antiklimak pada pertengahan tahun 1997, industri perbankan akhirnya ikut

terpuruk sebagai imbas krisis moneter dan krisis ekonomi yang melanda

perekonomian Indonesia. Bank adalah unit bisnis yang berbeda dengan industri

manufacturing karena produknya ada di posisi aktiva (asset) dan pasiva

(liabilities), dua sisi produk bank tersebut mengandung risiko sehingga kesalahan

dalam mengelola dua sisi produk bank ini akan menyebabkan bank kesulitan

likuiditas dan/atau kerugian bunga (negatif spread yang bisa menggerogoti modal

bank. Bankir yang hebat hanya bisa diukur dari hasil karyanya yaitu berupa bank

yang hebat. Bank yang hebat adalah bank yang sehat dan kuat, untuk menjadi

sehat dan kuat, bank harus mampu mengelola minimal 8 risiko, yaitu Risiko

Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum,

Risiko Reputasi, Risiko Strategik, dan Risiko Kepatuhan. Di Indonesia ini banyak

kita jumpai bank, baik bank milik negara, swasta, pemerintah, atau yang lainnya.

Berikut daftar top 10 bank dengan aset terbesar tahun 2010:


3

Tabel 1.1
Daftar 10 Bank dengan Aset Terbesar Tahun 2010

No Bank Keterangan
1. Bank Mandiri Rp410,619 triliun
2. BRI Rp395,396 triliun
3. BCA Rp323,345 triliun
4. BNI Rp241,169 triliun
5. CIMB Niaga Rpl42,932 triliun
6. Bank Danamon Rpll3,861 triliun
7. Bank Panin Rpl06,508 triliun
8. Bank Permata Rp74,040 triliun
9. BII Rp72,030 triliun
10. BTN Rp68,334 triliun.
Sumber : http://bataviase.co.id/node/573004

Adapun setiap tahun, Infobank bersama MarkPlus Insight bekerjasama

memonitor dan mengevaluasi kinerja perbankan konsumer di Indonesia, yang

ditinjau dari sisi loyalitas nasabah. Pada 2011, kerjasama ini sudah ketujuh

kalinya di gelar. Berikut ini sepuluh bank yang memiliki loyalitas tertinggi secara

berurutan:

Tabel 1.2
10 Bank yang Memiliki Nasabah Tabungan Paling Loyal Tahun 2011
Versi Infobank dan Markplus Insight

Ranking Bank
1. Bank Central Asia (BCA)
2. Bank Mandiri
3. Bank Negara Indonesia (BNI’46)
4. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
5. Bank Danamon
6. Bank Bukopin
7. Panin Bank
8. Bank OCBC NISP
9. Bank UOB Buana
10. BII
Sumber : http:/www.infobanknews.com
4

Tahun 2011 perbankan nasional diperkirakan masih akan melanjutkan

perhatiannya untuk kredit infrastruktur, energi dan pangan. Sektor ini pada paruh

kedua 2010 sudah mencuri perhatian perbankan. Daya beli masyarakat yang

masih cukup tinggi di akhir tahun 2010 ini sudah cukup menjadi kunci bagi

perbankan memasuki tahun depan. Dengan menggarap sektor yang masih

menarik, diperkirakan pertumbuhan kredit perbankan nasional bisa mencapai

20%. Bank Indonesia sendiri memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2011

antara 20-24%. Laju kredit perbankan akan mengikuti pertumbuhan ekonomi

2011 yang diperkirakan mencapai 6-6,5%. Perkiraan ini mengacu pada

pertumbuhan kredit hingga akhir November 2010 mencapai 21,8%. Pertumbuhan

kredit modal kerja semakin terakselerasi dan ke depan pertumbuhan kredit tetap

akan diarahkan kepada sektor yang produktif. Dengan perkembangan tersebut dan

sesuai dengan rencana bisnis bank, untuk keseluruhan 2010 pertumbuhan kredit

diperkirakan mencapai 22-24%.

Lembaga Pemeringkat Keuangan Internasional, Moody's

(http://majalahpotretindonesia.com) mengakui hal tersebut. Mereka mencatat,

kualitas aset dan biaya kredit perbankan Indonesia dinilai terus menunjukkan

perbaikan tetapi untuk risiko likuiditas perbankan Indonesia semakin menurun.

Rasio kecukupan modal (CAR) perbankan di Indonesia rata-rata mencapai 16,5 %

per September 2010. Tingkat kredit macet (NPL) turun menjadi 2,96 % dari 4,14

% Mei 2009. Meski memiliki banyak peluang, di tahun mendatang juga cukup

berat untuk perbankan nasional apalagi krisis global belum pulih seluruhnya

sehingga berpotensi menghambat roda perekonomian Indonesia. Belum lagi soal


5

rencana pemisahan pengawasan perbankan dari BI kalau lembaga Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) terbentuk. Masa transisi ini dinilai akan membingkungkan dunia

perbankan. Dampaknya akan mempengaruhi kinerjanya dalam mengucurkan

kredit ke sektor riil.

Ironisnya dari sekian indikator yang menunjukkan perbaikan, terdapat

indikator yang malah menunjukan melemahnya kinerja bank di Indonesia yang

cukup mengenaskan yaitu turunnya Loan to Deposit Ratio (LDR), hal ini juga

dialami oleh tiga bank milik pemerintah yakni, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk

(BRI), PT Bank BNI Tbk (BNI) dan PT Bank Mandiri Tbk, mencatat rasio

penyaluran kredit terhadap simpanan alias loan to deposit ratio (LDR) jauh di

bawah ketentuan Bank Indonesia (BI) di level 78%. BRI misalnya, dari Desember

2010 sampai Februari LDR-nya stagnan di kisaran 75,1%. Angka ini anjlok dari

posisi kuartal III-2010 di 80,88%. Adapun LDR Bank BNI bulan Februari cuma

70,2%. Sedangkan LDR Bank Mandiri Februari 2011 di kisaran 71-72%. Satu-

satunya bank pelat merah yang memiliki LDR tinggi adalah PT Bank Tabungan

Negara Tbk (BTN), yakni 108,42% per Februari 2011. Adapun BNI masih

menenteng alasan lama terkait rendahnya LDR. Direktur Utama Bank BNI, Gatot

M. Suwondo menunjuk keberadaan obligasi rekapitalisasi senilai Rp 17 triliun

yang ngendon di neraca mereka yang tidak bisa masuk dalam perhitungan LDR.

Walhasil LDR BNI sulit terkerek di atas 78%. Bank Indonesia (BI) seharusnya

memberikan kelonggaran kepada bank BUMN dalam pemenuhan LDR tersebut.

Pasalnya, bank BUMN memikul beban tugas tambahan sebagai salah satu motor
6

pembangunan ekonomi, selain menjalankan fungsi bank komersial pada

umumnya. (http://www.waspada.co.id)

Penurunan kinerja semestinya tidak terjadi pada sebuah bank yang sedang

mempersiapkan diri untuk melepaskan saham baru ke pasar karena akan

mempengaruhi keputusan para calon investor dan ujung-ujungnya akan

berdampak pada harga saham saat public offering. Sudah bukan rahasia lagi jika

BRI saat ini selain fokus pada penghimpunan dana murah juga terus berupaya

meningkatkan pelayanan, sementara kredit ibarat menjadi prioritas kesekian

dalam bisnis BRI. Padahal profitabilitas sebuah bank sangat ditentukan oleh

kuantitas maupun kualitas kredit yang disalurkan sehingga membutuhkan tenaga

perkreditan yang mumpuni. Hal ini sejalan dengan Visi BRI yaitu “melayani

dengan setulus hati”, secara harafiah berarti layanan dan kinerja harus berjalan

beriringan.

Prawirosentono (2008:2) yang menyatakan bahwa :

Performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika.

Kinerja perusahaan tidak hanya berdasarkan penilaian atas tingkat

keuntungan yang diperolehnya, tetapi proses bagaimana keuntungan tersebut

diperoleh. Dalam artikel yang dimuat Asean Business pada bulan Mei 1996

(Prawirosentono, 2008:196), terdapat 7 standar kinerja perusahaan, yaitu :

1. Mutu produk
2. Mutu pelayanan
3. Mutu manajemen
7

4. Peranan perusahaan untuk kepentingan ekonomi daerah (lokal) dimana


perusahaan berada
5. Catatan reputasi sebagai majikan terhadap karyawan
6. Potensi perusahaan untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan
datang
7. Etika dan kejujuran (honesty)

Dari ke 7 standar kinerja perusahaan tersebut, terdapat salah satu point

yakni etika dan kejujuran. Yosephus (2010:127), berpendapat bahwa ”dalam

konteks bisnis, etika merupakan refkleksi kritis sistematik atas perilaku pebisnis

dan semua yang terjaring dalam bisnis sebagai lingkup tindak khusus manusia”.

Pada tataran ini etika bisnis membantu manusia khususnya para pebisnis

agar mampu mengambil sikap yang dapat dipertanggungjawabkan ketika

menghadapi berbagai persoalan moral yang terjadi dalam proses bisnis. Etika

memainkan peranan penting dalam kehidupan organisasi, baik publik maupun

swasta. Etika organisasi biasanya tumbuh dan berkembang sejalan dengan

perkembangan organisasi. Etika diartikan juga sebagai suatu kode organisasi yang

menyampaikan integritas moral dan nilai-nilai konsisten dalam jabatan kepada

orang banyak/masyarakat.

Tugas utama bank sebagai lembaga keuangan ialah operasi perkreditan

aktif (penciptaan atau pemberian kredit yang dilakukan oleh bank) dan pasif

(menerima simpanan berbentuk giro, deposit, tabungan ataupun bentuk titipan

lainnya yang dipercayakan oleh masyarakat) serta sebagai perantara di bidang

perkreditan. Dengan adanya beberapa tugas utama bank seperti di atas, maka

faktor kepercayaan dari pihak lain dan nasabah merupakan penunjang utama bagi
8

lancarnya operasional bank. Selain itu hal ini juga merupakan etika perbankan

dalam hubungannya dengan pihak lain.

Bank dan pihak ketiga benar bila dilihat kesesuaiannya dengan strategi

persaingan perusahaan. Tetapi ternyata terjadi banyak deviasi etika bisnis. Dalam

pencarian dana, bank menawarkan produk perbankan suku bunga simpanan tinggi

tanpa memperhatikan apakah produk tersebut laik untuk investor atau tidak.

Terkadang bank tidak menghiraukan prinsip kehati-hatian dalam meraih target

ekspansi penyaluran kredit. Etika bisnis pun dapat dilanggar pihak ketiga. Terjadi

penggelembungan dana proyek yang seharusnya dibiayai bank, penyuapan agar

mendapatkan izin usaha, atau penyalahgunaan tujuan kredit. Sebagaimana

layaknya organisasi profit yang lain, bank dan pihak ketiga tetap harus

menjunjung etika bisnis dan mengatur tata kelola perusahaannya. Menghormati

hak dan melakukan kewajiban adalah hal yang mutlak harus dilakukan oleh bank.

Adanya fenomena neoliberal telah memunculkan adanya etika bisnis ke

dalam suatu aktivitas pertanggungjawaban sosial yang dikenal sebagai Corporate

Sosial Responsibility (CSR). Chrysanti Hasibuan Sedyono (Faqih: 2010)

menjelaskan bahwa:

Etika bisnis merupakan dasar atau jiwa dari pelaksanaan sebuah unit
usaha. Sementara CSR merupakan manifestasinya. ‘’Etika bisnis berbicara
mengenai nilai. Apakah sebuah perusahaan menganut nilai yang baik atau
yang buruk. Kalau memang memegang nilai yang baik dalam berbisnis,
maka perusahaan tersebut pasti akan menjalankan CSR yang memang
bertanggung jawab.

Tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan sebutan

Corporate Social Responsibility (CSR) semakin sering terdengar dan terlihat

aktivitasnya di layar kaca. Banyak perusahaan (terutama perusahaan besar) yang


9

mengiklankan aktivitas kegiatan CSR-nya dengan tujuan yang berbedabeda.

Perusahaan seperti Unilever, Bank Mandiri dan Golden Missisipi (Aqua) adalah

salah satu contoh perusahaan besar yang mempublikasikan kegiatan CSR-nya

kepada masyarakat luas melalui media-media, baik itu media massa maupun

media elektronik.

Dengan dikukuhkannya UU no.40 tahun 2007, kedudukan CSR sebagai

salah satu kewajiban perusahaan semakin kuat. Meskipun baru pada tahun 2007

CSR memiliki kedudukan atas dasar hukum, namun kegiatan dan aktivitas CSR

telah dilakukan lama oleh sebagian perusahaan di Indonesia.

Menguatnya terpaan prinsip good corporate governance telah mendorong

CSR semakin menyentuh jantung hati dunia bisnis. Di Indonesia, wacana tentang

tanggung jawab sosial perusahaan di kalangan perbankan sudah cukup

berkembang. Umumnya mereka memiliki berbagai program pengembangan

masyarakat sebagai wujud tanggung jawab sosial itu. Patut kita ketahui dampak

terbesar industri perbankan adalah dari keputusan pembiayaanya, apakah ia

mempromosikan pembiayaan yang ramah sosial dan lingkungan atau sebaliknya

hal ini beranggapan bahwa CSR industri keuangan terutama harus terkait dengan

keputusan pembiayaannya, tetapi dalam kenyataanya CSR perbankan nasional

Indonesia masih menunjukkan sisi kelemahan mendasar, namun demikian sketsa

yang ada saat ini masih menunjukkan sisi kebijakan dan program CSR perbankan.

Sisi kelemahan yang ada tidak terlepas dari fakta bahwa pemahaman dan

pengetahuan tentang CSR di sektor perbankan masih merupakan barang baru


10

Kembali pada pendapat Kossen di atas, pendekatan yang digunakan untuk

meneliti masalah rendahnya kinerja organisasi adalah pendekatan perilaku

organisasi. Robbins (2001:9) mengatakan bahwa perilaku organisasi adalah “suatu

studi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok, proses dan struktur pada

perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu

untuk memperbaiki keefektifan organisasi”. Secara lehih rinci dapat dikatakan

bahwa perilaku organisasi terkait dengan studi mengenai apa yang dilakukan

individu dalam suatu organisasi dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi

kinerja perusahaan atau organisasi. Karena itu, menurut Gibson, et al (1996:23:29)

“analisis kehidupan organisasi dapat dilihat melalui tiga faktor utama, yaitu 1)

perilaku (individu, kelompok, organisasi), 2) struktur (desain organisasi), dan 3)

proses (komunikasi dan pengambilan keputusan).”

Menyimak pentingnya etika bisnis yang dikuasai oleh suatu perusahaan,

dimana etika tersebut dapat diaktualisasikan melalui tanggung jawab sosial

perusahaan untuk menghasilkan kinerja organisasi yang baik, maka permasalahan

yang akan penulis angkat dalam penelitian ini terangkum dalam judul sebagai

berikut:

“Pengaruh Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

terhadap Kinerja Organisasi (Penelitian pada Pegawai PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur)


11

B. Perumusan Masalah

Peneliti merumuskan masalah yang timbul dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kuat lemahnya etika bisnis pada PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Cianjur?

2. Bagaimana efektivitas tanggung jawab sosial perusahaan pada PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Cianjur?

3. Bagaimana tingkat kinerja organisasi pada Bank PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero), Tbk Kantor Cabang Cianjur

4. Adakah pengaruh kuat lemahnya etika bisnis terhadap tingkat kinerja

organisasi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang

Cianjur?

5. Adakah pengaruh efektivitas tanggung jawab sosial perusahaan terhadap

tingkat kinerja organisasi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

Kantor Cabang Cianjur?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis dan memperoleh gambaran empiris mengenai hal-hal sebagai

berikut :

1. Menganalisis kuat lemahnya etika bisnis pada PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero), Tbk Kantor Cabang Cianjur.


12

2. Menganalisis efektivitas tanggung jawab sosial perusahaan pada PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Cianjur.

3. Menganalisis tingkat kinerja organisasi pada PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero), Tbk Kantor Cabang Cianjur.

4. Menganalisis pengaruh kuat lemahnya etika bisnis terhadap tingkat kinerja

organisasi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang

Cianjur.

5. Menganalisis pengaruh efektivitas tanggung jawab sosial perusahaan terhadap

tingkat kinerja organisasi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

Kantor Cabang Cianjur.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan,

dimana dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi

beberapa pihak, yaitu :

1. Kegunaan Akademik

Memberikan sumbangan positif terhadap pengembangan ilmu bidang

manajemen sumber daya manusia yang terkait dengan masalah Etika Bisnis,

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, dan Kinerja Organisasi.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai

Etika Bisnis, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, dan Kinerja Organisasi.


13

b. Bagi penulis, penelitian ini sebagai syarat dalam ujian tesis pada Program

Studi Magister Manajemen Bisnis, Sekolah Pascasarjana Universitas

Pendidikan Indonesia.
BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Kajian Pustaka

1. Konsep Dasar Etika Bisnis

a. Pengertian Etika, Bisnis, dan Etika Bisnis

1) Pengertian Etika

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara, hingga pergaulan hidup

tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana

seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling

menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler

dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan

masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung

tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah

dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan

dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya

etika di masyarakat kita.

Secara etimologi, kata etika berasal dari kata Yunani ethos (tunggal) yang
berarti adat, kebiasaan, watak, akhlak, sikap, perasaan, dan cara berfikir.
Benruk jamaknya ta etha. Sebagai bentuk jamak dari ethos, ta etha berarti
adat-kebiasaan atau pola pikir yang dianut oleh suatu kelompok orang
yang disebut masyarakat atau pola tindakan yang dijunjung tinggi dan
dipertahankan oleh masyarakat tersebut. Bentuk jamak inilah yang
menjadi acuan dengannya istilah etika yang dipakai dalam sejarah
peradaban manusia hingga saat ini tercipta. Etika adalah ta etha atau adat-
kebiasaan yang baik yang dipertahankan, dijunjung tinggi, dan diwariskan
secara turun-temurun. (Yosephus, 2010: 3).

14
Sternberg (1994) mendefinisikan etika bisnis sebagai suatu bidang filosofi

yang berhubungan dengan pengaplikasian ethical reasoning terhadap berbagai

praktik dan aktivitas dalam berbisnis. Etika merupakan suatu kehendak yang

sistematik melalui penggunaan alasan untuk mempelajari bentuk-bentuk moral

dan pilihan-pilihan moral yang dilakukan oleh seseorang dalam menjalankan

hubungan dengan orang lain (Lukviarma,2004). Dengan bahasa yang sederhana,

etika bisnis adalah suatu perbuatan atau aktivitas dalam bisnis yang mengandung

nilai moral didalamnya. Nilai moral disini dapat berarti kejujuran, kerja sama,

adil, dan kehati-hatian terhadap resiko. (http://avieni.wordpress.com)

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam

pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan,

antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang

lain Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya

dilakukan oleh manusia. Etika juga berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-

kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang

dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

(a) Simorangkir: etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam


berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
(b) Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat: etika adalah teori tentang
tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk,
sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
(c) Burhanudin Salam: etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia
dalam hidupnya.

Berdasarkan pendaapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa etika

dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika

memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian

15
tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap

dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya

membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita

lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan

dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat

dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan

manusianya.

2) Pengertian Bisnis

Bisnis dalam ilmu ekonomi merupakan suatu organisasi yang menjual

barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.

Secara historis kata bisnis berasal dari bahasa Inggris yaitu business, dari
kata dasar busy yang berarti sibuk dalam konteks individu, komunitas,
maupun masyarakat dalam artian sibuk mengerjakan aktivitas dan
pekerjaan yang mendapatkan keuntungan. Bisnis juga dapat didefinisikan
sebagai serangkaian usaha yang dilakukan oleh satu orang atau lebih
individu atau kelompok dengan menawarkan barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan atau laba. (Wikipedia)

Chwee Huat T (1990) dalam mengemukakan bahwa:

Bisnis dalam arti luas adalah istilah yang menggambarkan semua aktivitas
dan institusi yang memproduksi barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis sebagai suatu sistem yang
memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat.

Sejalan dengan pendapat di atas Afuah (2004) mendefinisikan bisnis

sebagai berikut “Business is the organizated effort for individuals to produce and

shell for a provit the goods and service that satisfy societies needs. The general

term business refer to all such efforts within a society or within industry”. Artinya

bisnis merupakan suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk

16
menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam industri.

Rindjin (2004:65) berpendapat bahwa :

Bisnis adalah bisnis, para pelaku bisnis adalah orang-orang yang bermoral,
tetapi moralitas tersebut hanya berlaku dalam dunia pribadi mereka, begitu
mereka terjun dalam dunia bisnis mereka akan masuk dalam permainan
yang mempunyai kode etik tersendiri. Jika suatu permainan judi
mempunyai aturan yang sah yang diterima, maka aturan itu juga diterima
secara etis. Jika suatu praktik bisnis berlaku begitu umum di mana-mana,
lama-lama praktik itu dianggap semacam norma dan banyak orang yang
akan merasa harus menyesuaikan diri dengan norma itu. Dengan demikian,
norma bisnis berbeda dari norma moral masyarakat pada umumnya,
sehingga pertimbangan moral tidak tepat diberlakukan untuk bisnis
dimana “sikap rakus adalah baik”.

Belakangan pandangan di atas mendapat kritik yang tajam, terutama dari

tokoh etika Amerika Serikat, Richard T. De George (2010) mengemukakan alasan

alasan tentang keniscayaan etika bisnis sebagai berikut. :

(a) Pertama, bisnis tidak dapat disamakan dengan permainan judi. Dalam
bisnis memang dituntut keberanian mengambil risiko dan spekulasi,
namun yang dipertaruhkan bukan hanya uang, melainkan juga dimensi
kemanusiaan seperti nama bai kpengusaha, nasib karyawan, termasuk
nasib-nasib orang lain pada umumnya.
(b) Kedua, bisnis adalah bagian yang sangat penting dari masyarakat dan
menyangkut kepentingan semua orang. Oleh karena itu, praktik bisnis
mensyaratkan etika, disamping hukum positif sebagai acuan standar
dalam pengambilan keputusan dan kegiatan bisnis.
(c) Ketiga, dilihat dari sudut pandang bisnis itu sendiri, praktik bisnis yang
berhasil adalah memperhatikan norma-norma moral masyarakat,
sehingga ia memperoleh kepercayaan dari masyarakat atas produ atau
jasa yang dibuatnya.

Terdapat beberapa argumen yang dapat diajukan disini untuk

menunjukkan bahwa justru demi memperoleh keuntungan etika sangat

dibutuhkan, sangat relevan, dan mempunyai tempat yang sangat strategis dalam

bisnis dewasa ini., yaitu :

17
(a) Dalam bisnis modern dewasa ini, para pelaku bisnis dituntut menjadi
orang-orang profesional di bidangnya.
(b) Dalam persaingan bisnis yang ketat para pelaku bisnis modern sangat
sadar bahwa konsumen adalah benar-benar raja. Karena itu hal yang
paling pokok untuk bisa untung dan bertahan dalam pasar penuh
persaingan adalah sejauh mana suatu perusahaan bisa merebut dan
mempertahankan kepercayaan konsumen.
(c) Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang bersifat
netral tak berpihak tetapi efektif menjaga agar kepentingan dan hak
semua pemerintah dijamin, para pelaku bisnis berusaha sebisa
mungkin untuk menghindari campur tangan pemerintah, yang baginya
akan sangat merugikan kelangsungan bisnisnya. Salah satu cara yang
paling efektif adalah dengan menjalankan bisnisnya secara secara baik
dan etis yaitu dengan menjalankan bisnis sedemikian rupa tanpa secara
sengaja merugikan hak dan kepentingan semua pihak yang terkait
dengan bisnisnya.
(d) Perusahaan-perusahaan modern juga semakin menyadari bahwa
karyawan bukanlah tenaga yang siap untuk eksploitasi demi mengeruk
keuntungan yang sebesar-besarnya. Justru sebaliknya, karyawan
semakin dianggap sebagai subjek utama dari bisnis suatu perusahaan
yang sangat menentukan berhasil tidaknya, bertahan tidaknya
perusahaan tersebut.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa bisnis sangat berkaitan

dengan etika bahkan sangat mengandalkan etika. Dengan kata lain, bisnis

memang punya etika dan karena itu etika bisnis memang relevan untuk

dibicarakan. Argumen mengenai keterkaitan antara tujuan bisnis dan mencari

keuntungan dan etika memperlihatkan bahwa dalam iklim bisnis yang terbuka dan

bebas, perusahaan yang menjalankan bisnisnya secara baik dan etis, yaitu

perusahaan yang memperhatikan hak dan kepentingan semua pihak yang terkait

dengan bisnisnya, akan berhasil dan bertahan dalam kegiatan bisnisnya.

3) Pengertian Etika Bisnis

Menjalankan bisnis secara beretika, semakin menjadi tuntutan yang tak

terelakkan. Bisnis tidak lagi hanya dituntut menghasilkan keuntungan yang bagus

18
sehingga memberikan manfaat optimum kepada pemegang saham melainkan juga

harus mengedepankan tata kelola usaha yang baik, patuh pada aturan dan tetap

berada dalam koridor etika bisnis. Maka sudah semestinya kalau para karyawan

memahami bagaimana menjalankan bisnis secara benar Etika bisnis merupakan

etika khusus (terapan) yang pada awalnya berkembang di Amerika Serikat.

Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis menyoroti segi-segi moral perilaku

manusia yang mempunyai profesi di bidang bisnis dan manajemen. Oleh karena

itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha untuk merumuskan dan menerapkan

prinsip-prinsip etika di bidang hubungan ekonomi antar manusia. Secara

terperinci, Richard T.de George (2010) menyebut bahwa etika bisnis menyangkut

empat kegiatan sebagai berikut:

(a) Penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan


prinsi-prinsip etika bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah
suatu keputusan atau tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara
moral dapat dibenarkan atau tidak. Dengan demikian etik bisnis
membantu para pelaku bisnis untuk mencari cara guna mencegah
tindakan yang dinilai tidak etis.
(b) Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika
pada dunia bisnis, tetapi juga metaetika. Dalam hubungan ini, etika
bisnis mengkaji apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga
dapat berlaku pada organisasi atau perusahaan bisnis. Selanjutnya etika
bisnis menyoroti apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab
sosial atau tidak.
(c) Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan–pandangan
mengenai bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem
ekonomi pada umumnya dan sistem ekonomi publik pada khususnya,
misalnya masalah keadilan sosial, hak milik, dan persaingan.
(d) Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi
perusahaan multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan
lain- lain.

Laura Nash (2010) mengemukakan bahwa “Etika Bisnis merupakan studi

mengenai bagaimana norma moral personal diaplikasikan ke dalam aktivitas dan

19
tujuan perusahaan” dan menurut Weis (2010) dalam “Etika Bisnis adalah seni dan

disiplin dalam menerapkan prinsip-prinsip etika untuk mengkaji dan memecahkan

masalah-masalah moral yang kompleks”.

Ketika berwacana tentang etika bisnis, seolah-seolah berhadapan dengan

dua hal yang berbeda bahkan bertentangan. Kedua hal tersebut adalah etika

sebagai refleksi atas norma-norma moral manusia, khususnya pebisnis

kontemporer atau etika sebagai ilmu dan bisnis sebagai sarana, dengannya

manusia menjadi lebih baik secara ekonomis atau bisnis sebagai entitas ekonomis.

Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar

untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang kita sebut

bisnis. Pembahasan tentang etika bisnis harus dimulai dengan menyediakan

rerangka prinsip-prinsip dasar pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan

istilah baik dan benar, hanya dengan cara itu selanjutnya seseorang dapat

membahas implikasi-implikasi terhadap dunia bisnis. Etika dan Bisnis,

mendeskripsikan etika bisnis secara umum dan menjelaskan orientasi umum

terhadap bisnis, dan mendeskripsikan beberapa pendekatan khusus terhadap etika

bisnis, yang secara bersama-sama menyediakan dasar untuk menganalisis

masalah-masalah etis dalam bisnis.

Erias Sumarna (2010) mengemukakan bahwa:

Etika bisnis adalah penerapan etika dalam menjalankan kegiatan suatu


bisnis. Pada dasarnya tujuan bisnis adalah memperoleh keuntungan, tetapi
harus berdasarkan norma-norma hukum yang berlaku. Norma hukum
bisnis mengatur mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Sebaiknya ikutilah dan taatilah peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang termasuk peraturan dari perusahaan. Pengertian
etika adalah pengetahuan tentang perilaku dan kebiasaan masyarakat

20
berkaitan dengan norma-norma yang membedakan hal yang benar atau
salah mengacu kepada hukum agama, adat dan negara.

Sedangkan Manuel G. Velasques (Yosephus, 2010:127), ber pendapat

bahwa etika bisnis adalah ”a specialized study of moral right and wrong. It

concentrates on moral standards as they apply to business policies, intitutions and

behavior”. Sehubungan dengan definisi etika bisnis yang diajukan oleh Manuel G

Velasques, paling sedikit terdapat dua hal yang patut digaris bawahi. Pertama,

etika merupakan studi khusus tentang apa yang benar dan apa yang salah secara

moral. Kedua, studi khusus tersebut dipusatkan pada norma-norma moral ketika

norma-norma moral tersebut diterapkan ke dalam kebijakan-kebijakan bisnis,

institusi-institusi bisnis serta perilaku pebisnis. Pada tataran ini etika bisnis

membantu manusia khususnya para pebisnis agar mampu mengambil sikap yang

dapat dipertanggungjawabkan ketika menghadapi berbagai persoalan moral yang

terjadi dalam proses bisnis.

Dalam kaitannya dengan bisnis etika memang bukan ajaran melainkan

merupakan usaha sadara manusia dalam hal ini para pebisnis untuk

mempergunakan rasionya sedemikian rupa agar mampu memecahkan persoalan-

persoalan moral yang kerap terjadi di dunia bisnis. Menurt Yosephus (2010: 128) :

Etika bisnis mengandaikan bahwa ketika menghadapi benturan-benturan


atau persoalan-persoalan moral dalam praksis bisnis, para pebisnis akan
mereflesikan hal-hal tersebut baik secara kritis maupun secara sistematis
sehiingga mereka dapat mengambil langkah-langkah yang tepat demi
pengembangan diri semua yang terkait dalam keseluruhan proses bisnis
melalui pelaksanaan tugas dan kewajiban secara bertanggung jawab.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa etika bisnis atau etika

dalam berbisnis memampukan para pebisnis untuk memilih berbagai ajaran moral

21
atau perilaku serta menerapkannya secara bertanggung jawab dalam wilayah

kegiatan ekonomis atau bisnis.

Weiss (1995:9) mengutip pendapat Carroll (1989) dalam membahas lima

tingkatan etika bisnis, yaitu individual, organisasional, asosiasi, masyarakat, dan

internasional.

(a) Tingkat individual, menyangkut apakah seseorang akan berbohong


mengenai rekening pengeluaran, mengatakan rekan sejawat sedang
sakit karena tidak ada di tempat kerja, menerima suap, mengikuti saran
teman sekerja sekalipun melampaui perintah atasan. Jika masalah etis
hanya terbatas pada tanggung jawab individual, maka seseorang harus
memeriksa motif dan standar etikanya sebelum mengambil keputusan.
(b) Tingkat organisasional, masalah etis muncul apabila seseorang atau
kelompok orang ditekan untuk mengabaikan atau memaafkan
kesalahan yang dilakukan oleh sejawat demi kepentingan
keharmonisan perusahaan atau jika seorang karyawan disuruh
melakukan perbuatan yang tidak sah demi keuntungan unit kerjanya.
(c) Tingkat asosiasi, seorang akuntan, penasihat,dokter, dan konsultan
manajer harus melihat anggaran dasar atau kode etik organisasi
profresinya sebagai pedoman sebelum ia memberikan saran pada
kliennya.
(d) Tingkat masyarakat, hukum, norma, kebiasaan dan tradisi menentukan
perbuatan yang dapat diterima secara sah. Ketentuan ini tidak mesti
berlaku sama di semua negara. Oleh karena itu, kita perlu
berkonsultasi dengan orang atu badan yang dapat dipercaya sebelum
melakukan kegiatan bisnis di negara lain.
(e) Tingkat internasional, masalah-masalah etis menjadi lebih rumit untuk
dipecahkan karena faktor nilai-nilai dan budaya, politik dan agama ikut
berperan. Oleh karena itu, konstitusi, hukum, dan kebiasaan perlu
dipahami dengan baik sebelum seesorang mengambil keputusan.

Berikut adalah alasan meningkatnya perhatian dunia usaha terhadap etika

bisnis, yakni:

(a) Krisis publik tentang kepercayaan

(b) Kepedulian terhadap kualitas kehidupan kerja

(c) Hukuman terhadap tindakan yang tidak etis

(d) Kekuatan kelompok pemerhati khusus

22
(e) Peran media dan publisitas

(f) Perubahan format organisasi dan etika perusahaan

Perubahan nilai-nilai masyarakat dan tuntutan terhadap dunia bisnis

mengakibatkan adanya kebutuhan yang makin meningkat terhadap standar etika

sebagai bagian dari kebijakan bisnis. Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe

(Firman Syah: 2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal seperti

Pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial (social


responsibility), mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang
sehat, menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan", menghindari
sifat 5k (katabelece, kongkalikong, koneksi, kolusi dan komisi), mampu
menyatakan yang benar itu benar, menumbuhkan sikap saling percaya
antar golongan pengusaha, konsekuen dan konsisten dengan aturan main
bersama, memelihara kesepakatan, menuangkan ke dalam hukum positif.

(a) Pengendalian Diri

Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka

masingmasing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam

bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan

keuntungan dengan jalan main curang atau memakan pihak lain dengan

menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh

merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus

memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etik".

(b) Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)

Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan

hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan

lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh

pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya

23
excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis

dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan

yangberlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus

mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab

terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial bisa dalam bentuk

kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan,

kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dan lain-lain.

(c) Mempertahankan Jati Diri

Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh

pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha

menciptakan etika bisnis. Namun demikian bukan berarti etika bisnis anti

perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu

harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang

lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi

informasi dan teknologi.

(d) Menciptakan Persaingan yang Sehat

Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan

kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan

sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan

golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan

besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya.

Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang

seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

24
(e) Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan"

Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat

sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.

Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi"

lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa

mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat

sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

(f) Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan

Komisi)

Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak

akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan

segalabentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus

yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

(g) Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar

Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit

(sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan

"katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data

yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta

memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.

(h) Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha

Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada sikap saling

percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha

lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan

25
pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan

itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya

memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan

berkiprah dalam dunia bisnis.

(i) Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama

Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana

apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.

Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada

"oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk

melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika

bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.

(j) Memelihara Kesepakatan

Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa

memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha

menciptakan etika bisnis. Jika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas

semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

(k) Menuangkan ke dalam Hukum Positif

Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang

menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin

kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap

pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika

saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi

dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. Dengan

26
adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk

melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat di atasi.

b. Tujuan Etika Bisnis

Tujuan etika adalah untuk mendapatkan konsep mengenai penilaian baik

buruk manusia sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Pengertian baik

mendefinisikan segala perbuatan yang baik dan dalam pengertian buruk adalah

segala perbuatan yang tercela. Yosephus (2010: 8-11) menjelaskan dalam

bukunya terdapat empat tujuan dalam etika, yaitu:

1) Etika membantu kita untuk mampu mengambil sikap yang tepat pada
saat menghadapi konflik nilai.
2) Etika membantu kita untuk mengambil sikap yang tepat dalam
menghadapi transformasi di segala bidang kehidupan sebagai akibat
modernisasi.
3) Etika memampukan kita untuk selalu bersikap kritis terhadap berbagai
ideologi baru.
4) Etika memberika pengertian yang mendasar dan kritis agar tanggap
terhadap setiap situasi yang dihadapi.

Richard T.de George (2010) menjelaskan bahwa “Tujuan etika bisnis

adalah menggugah kesadaran moral para pelaku bisnis untuk menjalankan good

business dan tidak melakukan monkey business atau dirty business”. Disini, etika

bisnis mengajak para pelaku bisnis mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang

baik (etis) agar bisnis itu pantas dimasuki oleh semua orang yang mempercayai

adanya dimensi etis dalam dunia bisnis. Hal ini sekaligus menghalau citra buruk

dunia bisnis sebagai kegiatan yang kotor, licik, dan tipu muslihat. Kegiatan bisnis

mempunyai implikasi etis, dan oleh karenanya membawa serta tanggungjawab

etis bagi pelakunya

27
c. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis

Secara umum prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang

baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia.

Demikian pula, prinsip-prinsip itu sangat erat terkait dengan sistem nilai yang

dianut oleh masing-masing masyarakat. Bisnis Jepang akan sangat dipengaruhi

oleh masyarakat Jepang, Eropa dan Amerika Utara akan dipengaruhi oleh sistem

masyarakat tersebut dan seterusnya. Demikian pula prinsip-prinsip etika bisnis

yang berlaku di Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh sistem nilai masyaarakat

kita.

Sebagai etika khusus atau etika terapan, prinsip-prinsip etika yang berlaku

dalam bisnis sesungguhnya adalah penerapan dari prinsip etika pada umumnya,

karena itu tanpa melupakan kekhasan sistem nilai dari setiap masayarak bisnis,

disini secara umum dapat dikemukakan beberapa prinsip etika bisnis tersebut.

Keraf (1998:73) didalam bukunya menyatakan bahwa “Terdapat beberapa prinsip-

prinsip etika bisnis, yaitu prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip keadilan,

prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle), dan intregitas moral.

1) Prinsip Otonomi

Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan

dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya

baik untuk dilakukan. Orang bisnis yang otonom adalah orang yang sadar

sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis. Ia tahu

mengenai bidang kegiatannya, situasi yang dihadapinya, apa yang diharapkan

darinya, tuntutan dan aturan yang berlaku bagi bidang kegiatannya, sadar dan tahu

28
akan keputusan dan tindakan yang akan diambilnya serta risiko atau akibat yang

akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaannya maupun bagi pihak lain. Ia juga

tahu bahwa keputusan dan tindakan yang diambilnya akan sesuai, sebaliknya akan

bertentangan dengan nilai dan norma moral tertentu. Karena itu orang yang

otonom bukanlah orang yang sekadar mengikuti begitu saja norma dan nilai moral

yang ada, melainkan adalah orang yang melakukan sesuatu karena tahu dan sadar

bahwa hal itu baik.

2) Prinsip Kejujuran

Sekilas kedengarannya aneh bahwa kejujuran merupakan sebuah prinsip etika

bisnis karena mitos keliru bahwa bisnis adalah kegiatan tipu-menipu demi

mearaup untung, harus diakui bahwa memang prinsip ini paling problematic

karena masih banyak pelaku binis yang mendasarkan kegiatan bisnisnya pada

tipu-menipu atau tindakan curang, karena situasi eksternal tertentu atau karena

dasarnya memang ia sendiri suka tipu-menipu. Paling kurang dalam lingkup

kegiatan bisnis di bawah ini bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak bisa

bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan pada prinsip kejujuran. Dan

sesungguhnya, paling kurang dalam ketiga lingkup kegiatan tersebut, para pelaku

bisnis modern sadar dan mengakui bahwa memang kejujuran dalam berbisnis

adalah kunci keberhasilannya, termasuk untuk bertahan dalam jangka panjang

dalam suasana bisnis penuh persaingan yang ketat.

Pertama, kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan

kontrak. Semua pihak (pelaku bisnis dalam hal ini) secara a priori saling percaya

satu sama lain, bahwa masing-masing pihak tulus dan jujur dalam membuat

29
perjanjian dan kontrak itu dan lebih dari itu serius serta tulus dan jujur

melaksanakan janjinya. Kejujuran ini sangat penting artinya bagi kepentingan

masing-masing pihak selanjutnya. Karena seandainya salah satu pihak berlaku

curang dalam memenuhi syarat-syarat perjanjian tersebut, selanjutnya tidak

mungkin lagi pihak yang dicurangi itu mau menjalin relasi bisnis dengan pihak

yang curang tadi, ini mempunyai efek multiplier-expansive yang luar biasa.

Dalam abad informasi yang terbuka dan cepat ini, dalam waktu singkat semua

pengusaha lainnya tahu bahwa pihak yang curang tadi harus dihindari sebisa

mungkin dalam bisnis selanjutnya.

Kedua kejujuran juga relevan dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu

dan harga yang sebanding. Sebagaimana telah dikatakan di awal dalam bisnis

modern penuh persaingan dimana kepercayaan konsumen adalah hal yang paling

pokok. Maka sekali pengusaha menipu konsumen entah melalui iklan melalui

pelayanan yang tidak sebagaimana digembor-gemborkan konsumen akan dengan

mudah lari ke produk lain, bahkan perusahaan yang sudah mempunyai nama besar

tidak bisa mengandaikannya begitu saja, dan karena itu selalu berusaha untuk

menjaga konsumennya dengan tidak mau menipu mereka. Kenyataannya masih

banyak konsumen Indonesia lebih suka mengkonsumsi produk luar negeri, hal ini

menunjukkan bahwa konsumen Indonesia tidak begitu percaya kepada bangsanya

sendiri. Pengusaha luar negeri lebih bisa dipercaya karena jujur dalam

menawarkan barang dengan kualitas yang baik yang tidak akan mudah menipu

konsumen dan sebaliknya pengusaha Indonesia sulit dipercaya kejujurannya. Ini

30
menyakitkan tapi menjunjukkan bahwa kejujuran adalah prinsip yang sangat

penting dan relevan untuk kegiatan bisnis yang baik dan tahan lama.

Ketiga, kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu

perusahaan. Omong kosong bahwa suatu perusahaan bisa bertahan apabila

hubungan kerja dalam perusahaan itu tidak dilandasi oleh kejujuran, maka

kejujuran dalam perusahaan adalah inti dan kekuatan perusahaan itu. Suatu

perusahaan akan hancur apabila suasana kerja penuh dengan akal-akalan dan tipu-

menipu, selama kejujuran tidak terbina dalam perusahaan relasi keluar pun sulit

dijalin atas dasar kejujuran.

Dalam ketiga wujud di atas kejujuran terkait erat dengan kepercayaan,

padahal kepercayaan adalah asset yang sangat berharga bagi kegiatan bisnis.

Kepercayaan yang dibangun di atas dasar prinsip kejujuran merupakan modal

dasar bagi kelangsungan dan keberhasilan bisnis, hal ini dengan gambling

memperlihatkan bahwa kejujuran adalah prinsip yang sangat relevan dan penting

bagi bisnis yang berhasil dan tahan lama.

3) Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai

dengan peraturan yang adil dan sesuai dengan criteria yang rasional objektif dan

dapat dipetangungjawabkan. Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam

kegiatan bisnis entah dalam relasi eksternal perusahaan maupun relasi internal

perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing, dalam arti

keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan

kepentingannya.

31
4) Prinsip Saling Menguntungkan

Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga

menguntungkan semua pihak. Jika dalam prinsip keadilan menuntut agar tidak

boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, maka dalam prinsip

saling menguntungkan secara positif juga menuntut hal yang sama yaitu agar

semua pihak berusaha saling menguntungkan satu sama lain. Dalam bisnis yang

kompetitf, prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan win-

win situation.

5) Integritas Moral

Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku

bisnis atau perusahaan agar menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama

baiknya atau nama baik perusahaannya. Prinsip ini merupakan tuntutan dan

dorongan dari dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan

dibanggakan, dimana hal itu tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan

siapa saja, baik ke luar maupun ke dalam perusahaan.

d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Etika Bisnis

Dari sekian banyak faktor etika yang telah dipertanyakan kepada para

pemimpin perusahaan kejujuran adalah tiang utamanya. Jujur dapat diartikan

dengan dapat dipercaya. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa berbisnis

berarti melakukan suatu hubungan ekonomi antara banyak kelompok yang sering

kita kenal dengan sebutan stakeholder. Untuk menjadi pebisnis yang berhasil

haruslah mempertimbangkan semua kepentingan stakeholder tersebut, artinya

32
dalam perspektif perusahaan etika memiliki hubungan yang luas dekat dengan

kepercayaan bagi dan terhadap stakeholdernya.

Banyak pandangan menyebutkan dengan membangun kepercayaan

diyakini bahwa suatu perusahaan sudah pasti berperilaku etika walaupun

sebenarnya perilaku yang beretika tidak cukup hanya dengan meningkatnya

kepercayaan, namun kepercayaan bisa kita angkat sebagai poin dasar yang banyak

dijadikan indikator bahwa suatu perusahaan dapat dianggap beretika atau tidak.

Jika kepercayaan itu penting dan etika bisnis harus mengandung kepercayaan ini

di dalamnya, maka sebuah etika bisnis itu seharusnya mengandung upaya-upaya

bagaimana membangun dan memelihara kepercayaan bagi seluruh stakeholder

nya.

Bagaimana menjadi bisnis terpercaya dan beretika, Steiner dalam Rudito

dan Famiola (2007:67) mengatakan bahwa “beberapa faktor yang mempengaruhi

etika bisnis antara lain leadership, strategi dan performansi, budaya perusahaan,

dan karakter individu”.

1) Leadership

Kepemimpinan yang beretika menggabungkan antara pengambilan keputusan

yang beretika dan perilaku beretika, dan ini tampak dalam konteks individu dan

organisasi. Tanggung jawab seorang pemimpin adalah membuat keputusan yang

beretika dan berperilaku secara beretika pula, serta mengupayakan agar organisasi

memahami dan menerapkannya dalam kode-kode etik.

33
2) Strategi dan Performansi

Sebuah fungsi manajemen adalah untuk kreatif dalam menghadapi tingginya

tingkat persaingan yang membuat perusahaannya mencapai tujuan perusahaan

teritama dari sisi keuangan tanpa harus menodai aktivitas bisnisnya dengan

berbagai kompromi etika. Sebuah perusahaan yang jelek akan memiliki kesulitan

yang besar untuk menyelaraskan target yang ingin dicapai perusahaannya dengan

standar-standar etika, karena keseluruhan strategi perusahaan yang disebut

excellence harus bisa melaksanakan seluruh kebijakan-kebijakan perusahaan guna

mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang jujur.

3) Budaya Perusahaan

Rudito dan Famiola (2007: 71) berpendapat bahwa “budaya perusahaan adalah

suatu kumpulan nilai-nilai, norma-norma, ritual, dan pola tingkah laku yang

menjadi karakteristik suatu perusahaan”. Setiap budaya perusahaan akan memiliki

dimensi etika yang didorong tidak hanya oleh kebijakan-kebijakan formal

perusahaan tapi juga karena kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang berkembang

dalam organisasi perusahaan tersebut, sehingga kemudian dipercayai sebagai

suatu perilaku yang bisa ditandai mana perilaku yang pantas dan mana yang tidak

pantas.

4) Karakter Individu

Perjalanan suatu perusahaan tidak lain adalah karena peran banyak individu

dalam menjalankan fungsi-fingsinya di perusahaan tersebut. Menurut Irwin dalam

Rudito dan Famiola (1998: 72) berpendapat bahwa :

Perilaku etika seseorang dalam suatu organisasi akan sangat dipengaruhi nilai-
nilai, norma-norma, moral dan prinsip yang dianutnya dalam menjalankan

34
kehidupannya yang kemudian bisa dianggap sebagai kualitas individu
tersebut. Semua kualitas individu ini nantinya akan dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang diperoleh dari luar yang kemudian menjadi prinsip yang dijalani
dalam kehidupannya dalam bentuk perilaku. Faktor-faktor tersebut adalah
pengaruh budaya, pengaruh organisasi tempatnya bekerja dan pengaruh
kondisi politik dan perekonomian global dimana dia hidup.

Dari pendapat di atas dapat dituangkan secara lebih rinci ke dalam gambar,

sebagai berikut ini :

Pengaruh Budaya
 Keluarga
 Pendidikan
 Agama
 Media/entertaiment

Pengaruh Organisasi Individual


Ekspe
 Kode etik perusahaan  Personality
 Budaya organisasi ktasi
 Values
 Model-model peran terhad Perilaku Etika
 Moral priciple
 Target perusahaan ap  History of
 Sistem penghargaan peran reinforcement
dan hukuman  Gender

 Politik dan aturan-


aturan
 Kondisi ekonomi

Gambar 2.1
Faktor yang mempengaruhi perilaku etika individu
(Sumber : Carrol and Buchholots dalam Rudito dan Famiola, 1998: 74)

35
2. Konsep Dasar Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

a. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pada sesi sebelumnya telah disebutkan salah satu faktor yang harus

diperhatikan dalam menciptakan etika bisnis harus diciptakan tanggung jawab

sosial, yang mana tanggung jawab sosial bagi perusahaan dilakukan dengan

program Corporate Sosial Responsibility (CSR). Corporate Sosial Responsibility

(CSR) menjadi suatu komitemen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dalam kebebasan menjalani praktek bisnis dan memperoleh sumber

daya perusahaan.

Beberapa pendapat tentang Corporate Sosial Responsibility (CSR)

sebagian terangkum dalam Tabel dibawah ini

Tabel 2.1
Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

No Sumber Definisi
1. Steiner dan Steiner CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan
(2003:126) adalah kewajiban suatu perusahaan harus
menciptakan kesejahteraan dengan
menghindari praktik hal yang buruk dengan
meningkatkan aset sosial masyarakat.
2. Bank Dunia dalam Endro CSR is the commitment of business to
Sampurna (2007) contribute to sustainable economic
development working with employees
andtheir representative, the local community
and society at large to improve quality of
life, in ways that are both good forbusiness
and good for development. (CSR merupakan
komitmen bisnis yang berperan untuk
pembangunan ekonomi, mendukung
kerjasana antar karyawan dengan pimpinan,
menciptakan komunikasi sosial guna
meningkatkan kualitas hidup masyarakat
sekitar, dengan cara- cara yang baik bagi
kegiatan dan pengembangan perusahaan).

36
3. World Bank dalam Yusuf Corporate Social Responsibility berarti janji
Wibisono (2007:7) bisnis untuk menyumbang pembangunan
ekonomi yang berkesinambungan bersama
dengan karyawan dan perwakilan mereka,
untuk komunitas local dan masyarakat luas
untuk meningkatkan kualitas kehidupan
yang saling menguntungkan untuk bisnis
dan pembangunan.
4. Canadian Business for A company’s commitment to operating in an
Social Responsibility dalam economically and environmentally
Roida (2008) sustainable manner; at the same time,
recognize the interests of its stakeholders.
(komitmen perusahaan untuk beroperasi
secara ekonomis dan mendukung
lingkungan, dan pada waktu yang sama
memperhatikan kepentingan stakeholders).
5. The World Business Council Corporate Social Responsibility adalah
for Sustainable komitmen dunia usaha untuk terus-menerus
Development bertindak secara etis, beroperasi secara legal
(WBCSD)dalam Philip dan berkontribusi untuk peningkatan
Kotler dan Nancy Lee ekonomi, bersamaan dengan peningkatan
(2005:3) dan Yusuf kualitaas hidup dari karyawan dan
Wibisono (2007:7) keluarganya sekaligus juga peningkatan
kualitas komunitas local dan masyarakat
secara lebih luas.
6. Kotler dan Nancy Lee Corporate Social Responsibility adalah
(2005:3) komitmen untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam kebebasan
menjalani praktek bisnis dan memperoleh
sumber daya perusahaan.
7. Frederick, William C, Corporate Social Responsibility mempunyai
Davis, Keith, Post dan arti tanggung jawab yang dipegang
James (2004:46) perusahaan untuk setiap kegiatannya yang
dapat mempengaruhi orang-orang,
komunitas disekitar mereka, dan
lingkungannya.
8. M. Suyanto (2007:36) Corporate Social Responsibility adalah
konsep yang menyeimbangkan perusahaan
dalam mendapatkan profit dengan aspek
social san lingkungan.
9. International Finance Komitmen dunia bisnis untuk memberikan
Corporation (Rudito dan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi
Famiola, 2007:207) berkelanjutan melalui kerjasama dengan
karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal
dan masyarakat luas untuk meningkatkan

37
kehidupan mereka melalui cara-cara yang
baik bagi bisnis maupun pembangunan.
10. Institute of Chartered Jaminan bahwa organisasi-organisasi
Accountants, England and pengelola bisnis mampu memberi dampak
Wales (Rudito dan positif bagi masyarakat dan lingkungan,
Famiola, 2007:207) serta memaksimalkan nilai bagi para
pemegang saham (shareholders) mereka.
11 Canadian Government Kegiatan usaha yang mengintegrasikan
(Rudito dan Famiola, ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam
2007:207) nilai, budaya, pengambilan keputusan,
strategi, dan operasi perusahaan yang
dilakukan secara transparan dan
bertanggung jawab untuk menciptakan
masyarakat yang sehat dan berkembang.
12 European Commission Sebuah konsep dengan mana perusahaan
(Rudito dan Famiola, mengintegrasikan perhatian terhadap sosial
2007:207) dan lingkungan dalam operasi bisnis
mereka dan dalam interaksinya dengan para
pemangku kepentingan (stakeholders)
berdasarkan prinsip kesukarelaan.
13 CSR Asia (Rudito dan Komitmen perusahaan untuk beroperasi
Famiola, 2007:207) secara berkelanjutan berdasarkan prinsip
ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya
menyeimbangkan beragam kepentingan para
stakeholders.
14 ISO 26000 mengenai Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap
Guidance on Social dampak-dampak dari keputusan-keputusan
Responsibility (Suharto: dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat
2004) dan lingkungan yang diwujudkan dalam
bentuk perilaku transparan dan etis yang
sejalan dengan pembangunan berkelanjutan
dan kesejahteraan masyarakat;
mempertimbangkan harapan para pemangku
kepentingan, sejalan dengan hukum yang
ditetapkan dan norma-norma perilaku
internasional; serta terintegrasi dengan
organisasi secara menyeluruh (draft 3,
2007).
Sumber : Olahan dari berbagai sumber

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli menunjukkan bahwa CSR disusun

sebagai komitmen perusahaan untuk menciptakan komunikasi sosial, antara

manajemen perusahaan dengan shareholder, dan juga stakeholder sehingga

38
kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik. Pelaksanaan CSR dalam sutau

organisasi atau perusahaan masih belum benar-benar dilakukan didasarkan pada

tanggungjawab sosial perusahaan. Carroll (Syah: 2004) menyatakan “isu social

responsibility dikenali dengan melakukan beberapa tanggung jawab sosial dan

etika bisnis pada aktivitas organisasi, yang selanjutnya berpengaruh pada

pembuatan keputusan manajer”. Kebijakan ini bagaimanapun masih menjadi

perdebatan bagi organisasi untuk melanjutkan kegiatan tersebut atau tidak, karena

hal tersebut memang benar-benar aktivitas social responsibility atau hanya untuk

kepentingan organisasi. Uraian tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dalam

menjalankan CSR masih dikaitkan dengan kepentingan-kepentingan perusahaan,

seperti kelangsungan dan perkembangan perusahaan.

Dalam konteks global, istilah Corporate Social Responsibility (CSR) mulai

digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin populer terutama setelah kehadiran

buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business

karya John Elkington (Syah:2004). Mengembangkan tiga komponen penting

sustainable development, yakni economic growth, environmental protection, dan

social equity, yang digagas the World Commission on Environment and

Development (WCED) dalam Brundtland Report, Elkington mengemas CSR ke

dalam tiga focus yaitu 3P, yang dapat artikan sebagai profit, planet dan people.

Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit)

melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan

kesejahteraan masyarakat (people).

39
Berdasarkan pedoman ISO 26000, CSR tidaklah sesederhana sebagaimana

dipahami dan dipraktekkan oleh kebanyakan perusahaan. CSR mencakup tujuh

komponen utama, yaitu: the environment, social development, human rights,

organizational governance, labor practices, fair operating practices, dan

consumer issues.

Di Indonesia, CSR semakin menguat setelah dinyatakan dengan tegas

dalam UU Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007, dimana dalam pasal 74 antara

lain diatur bahwa :

1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan.

2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1)

merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan

sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan

memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Dalam Pasal 74 ayat 1 disebutkan bahwa Perseroan (mengacu pada UU

No.40/2007 Pasal 1 ayat 1 bahwa Perseroan diartikan sebagai Perseroan Terbatas)

yang menjalankan usaha di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam

40
wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan, namun tidak dijelaskan

apakah hal tanggung jawab yang sama juga diwajibkan bagi entitas usaha yang

tidak berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas. Sehingga, hal ini dapat

menimbulkan penafsiran bahwa entitas usaha yang tidak berbentuk Perseroan

Terbatas tidak diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan (mengacu pada UU No. 40/2007 Pasal 1 ayat 3 definisi Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta

dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas

kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri,

komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya).

Selanjutnya, bunyi pasal 74 ayat 1 tersebut menimbulkan pertanyaan lain

yaitu apakah Perseroan Terbatas yang tidak menjalankan kegiatan usaha di bidang

dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam dapat diartikan tidak diwajibkan

melaksanakaan tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR). Selain itu, UU PT

tidak menyebutkan secara rinci berapa besaran biaya yang harus dikeluarkan

perusahaan untuk CSR serta sanksi bagi yang melanggar. Pada ayat 2, 3 dan 4

hanya disebutkan bahwa “CSR dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya

perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan

kewajaran". PT yang tidak melakukan CSR dikenakan sanksi sesuai dengan

peraturan dan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai CSR ini baru

akan diatur oleh Peraturan Pemerintah (belum terbit).

Peraturan lain yang menyinggung CSR adalah UU No.25 Tahun 2007

tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa "Setiap penanam

41
modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan." Meskipun

UU ini telah mengatur sanksi-sanksi secara terperinci terhadap badan usaha atau

usaha perseorangan yang mengabaikan CSR (Pasal 34), UU ini baru mampu

menjangkau investor asing dan belum mengatur secara tegas perihal CSR bagi

perusahaan nasional.

Menurut Suharto (2008), peraturan tentang CSR yang relatif lebih

terperinci adalah UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudian

dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No.:Per-

05/MBU/2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara

pelaksanaan CSR.

Pendapat para ahli yang mengemukakan tentang definisi dari Corporate

Social Responsibility umumnya mengacu kepada tanggung jawab sosial

perusahaan dan dapat disimpulkan bila Corporate Social Responsibility adalah

sebuah program tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat sekitar,

konsumen, pemerintah, dan seluruh stakehoder yang bersifat sukarela.

b. Unsur-unsur Dasar Corporate Social Responsibility (CSR)

Steiner (2003:146) menyatakan bahwa terdapat tiga unsur dasar Corporate

Social Responsibility yaitu market actions, externally mandated actions, and

voluntary actions.

1) Market Actions

Unsur pertama adalah market actions atau tindakan untuk menghadapi

pasar. Market actions berisi tindakan perusahaan secara keseluruhan yang

42
mendominasi kepentingan mereka di pasar, ketika perusahaan merespon pasar

seluruh tindakan harus berisikan tanggung jawab sosial mereka. Tindakan

perusahaan yang dapat dikategorikan terhadap unsur pertama dari Corporate

Social Responsibility ini adalah perhatian perusahaan atas dampak operasi bisnis

bagi lingkungan sekitar perusahaan, contohnya dengan memberikan upah jaminan

terhadap pekerja.

2) Mandates Actions

Unsur kedua adalah mandates actions atau program yang berisikan

pemenuhan anjuran pemerintah dan perjanjian yang dinegosiasikan dengan

stakeholder. Pelaksanaan unsur kedua ini dapat saja berbeda pelaksanaannya di

setiap negara di setiap perusahaan, sebagai contoh kasus peraturan pemerintah

mengharuskan mengurangi bahaya pencemaran lingkungan akibat asap emisi

kendaraan yang mereka produksi, mengurangi kebisingan kendaraan, dan

mendaur ulang material yang mereka gunakan untuk membuat produk.

3) Voluntary Actions

Unsur ketiga adalah voluntary actions atau program sukarela perusahaan

dengan menunjukkan kepedulian mereka terhadap isu sosial yang terjadi dan

membantu penyelesaian masalah. Di dalam unsur voluntary actions memiliki tiga

ruang lingkup utama.

Pertama adalah program sukarela yang bersifat legal plus atau diluar

kegiatan corporate social responsibility perusahaan terikat hukum yang berlaku,

seperti jaminan keselamatan pekerja atau penanganan dampak polusi. Ruang

lingkup kedua dari kegiatan voluntary actions sejalan dengan program nasional,

43
seperti pemberantasan buta huruf, dan membantu mengurangi kemiskinan dengan

program charity. Ketiga, focus kegiatan ini berupa kampanye kepedulian pada

kepentingan masyarakat berhubungan dengan peraturan atau isu sosial tertentu

yang berlaku si suatu tempat.

c. Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR)

Suharto (2008) menyatakan bahwa tujuan CSR, yaitu :

1) Sebagai sarana penyebarluasan informasi kepada masyarakat


Indonesia dan Internasional mengenai kinerja dan prestasi program
CSR dan Pemberdayaan Masyarakat yang telah dilakukan korporasi di
Indonesia.
2) Menyatukan pemahaman konsep CSR yang sesuai dengan kondisi di
Indonesia dengan tidak meninggalkan norma-norma yang berlaku
pada masyarakat di daerah masing-masing (local wisdom).
3) Sebagai bagian dari upaya penanggulangan kemiskinan.
Sebagai ajang pertukaran informasi diantara pengambil kebijakan
dalam menerapkan program CSR di masing-masing korporasi.
4) Sebagai ajang promosi dalam meningkatkan citra korporasi kepada
masyarakat luas.
5) Meningkatkan jumlah korporasi yang belum melakukan program
CSR.
6) Meningkatkan pemahaman pejabat daerah mengenai program CSR.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari CSR adalah

mencakup hal-hal berikut:

 Mendorong kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan.

 Mendorong pelaksanaan bisnis yang bersih dan bertanggung jawab.

 Memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas pada umumnya dan

lingkungan sekitar di mana bisnis dilaksanakan pada khususnya.

 Membangun simpati masyarakat kepada perusahaan yang dapat

menunjang terbentuknya citra positif perusahaan di mata publik.

44
 Meningkatkan nilai perusahaan melalui pembentukan reputasi yang baik.

 Meningkatkan pemahaman publik melalui informasi yang disalurkan

dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

d. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

Jika dikelompokkan sedikitnya ada empat manfaat CSR terhadap

perusahaan (Wikipedia:2010), yakni :

1) Brand diferentitation.

Dalam persaingan pasar yang kian komppetitif, CSR bisa memberikan citra

yang khas, baik ,dan etis dimata public yang pada gilirannya menciptakan

customer loyality.

2) Human Resources

Program CSR dapat membantu dalam perekrutan karyawan baru, terutama

yang memiliki kualifikasi yang tinngi. Saat interview calon karyawan yang

memiliki pendidikan dan pengalaman tinggi sering bertanya tentang CSR dan

etika bisnis peursahaan, sebelum merkea memutuskan menerima tawaran.

Bagi staff lama, CSR juga dapat meningkapkan persepsi, reputasi, dan

dedikasi dalam bekerja.

3) Lisence to Operate

Perusahaan yang menjalankan CSR dapat mendorong pemerintah dan public

memberi “izin” atau “restu” bisnis karena dianggap telah memenuhi standar

operasi dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas.

45
4) Risk Management

Manajemen resiko merupakan isu sentral bagi setiap perusahaan. Reputasi

perusahaan yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh dalam sekejap oleh

skandal korupsi, kecelakaan karyawan, atau kerusakan lingkungan.

Membangun budaya “doing the right thing” berguna bagi perusahaan dalam

mengelola resiko-resiko bisnis.

Sejalan dengan pendapat di atas A.B Susanto (2007) mengemukakan

bahwa dari sisi perusahaan terdapat 6 manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas

CSR, yaitu :

1) Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima

perusahaan. Perusahaan yang menjalankan CSR secara konsisten akan

mendapat dukungan luas dari komunitas yang merasakan manfaat dari

aktivitas yang dijalankan. CSR akan mengangat citra perusahaan, yang dalam

rentang waktu yang panjang akan meningkatkan reputasi perusahaan.

2) CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan

meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Sebagai contoh

adalah sebuah perusahaan produsen consumer goods yang beberapa waktu

yang lalu dilanda isu adanya kandungan bahan berbahaya dalam produknya.

Namun karena perusahaan tersebut dianggap konsisten dalam menjalankan

CSR-nya maka masyarakat menyikapinya dengan tenang sehingga relatif tidak

mempengaruhi aktivitas dn kinerjanya.

46
3) Keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa bangga

bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik, yang secara

konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu meningkatkan

kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Kebanggaaan ini pada akhirnya akan menghasilkan loyalitas sehingga mereka

merasa lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras demi kemajuan perusahaan.

4) CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan

mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdersnya.

Pelaksanaan CSR secara konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki

kepedulian terhadap pihak-pihak yang berkontribusi terhadap lancarnya

berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih.

5) Meningkatnya penjualan. Konsumen akan lebih menyukai produk yang

dihasilkan oleh perusahaan yang secara konsiten menjalankan CSR-nya

sehingga memiliki reputasi yang baik.

6) Insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai perlakuan khusus

lainnya.

e. Model dan Cakupan Corporate Social Responsibility (CSR)

CSR bisa dilaksanakan secara langsung oleh perusahaan dibawah divisi

human resources development atau public relations. CSR bisa pula dilakukan oleh

yayasan yang terbentuk terpisah dari organisasi induk perusahaan maupun tetap

harus bertanggung jawab ke CEO atau ke dewan direksi.

47
Sebagian besar perusahaan di Indonesia menjalankan CSR melalui

kerjasama dengan mitra lain seperti LSM, perguruan tinggi, atau lembaga

konsultan. Beberapa perusahaan ada pula yang bergabung dalam sebuah

konsorsium untuk secara bersama-sama menjalankan CSR meskipun tim dan

programnya tidak secara jelas berbendera CSR (Suharto, 2007a).

Pada awal perkembangannya bentuk CSR yang paling umum adalah

pemberian bantuan terhadap organisas-organisasi lokal dan masyarakat miskin di

negara-negara berkembang. Pendekatan CSR yang yang berdasarkan motivasi

karitatif dan kemanusiaan ini pada umumnya dilakukan secara ad-hoc, partial,

dan tidak melembaga. CSR pada tataran ini hanya sekedar do good dan to look

good (berbuat baik agar terlihat baik). Perusahaan yang melakukannya termasuk

dalam kategori perusahaan impresif yanglebih mementingkan tebar pesona

(promosi) ketimbang tebar karya (pemberdayaan). (Suharto, 2008).

f. Dimensi-dimensi Corporate Social Responsibility (CSR)

Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang

berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara

finansial, melainkan pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara

holistik, melembaga dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki

kemiripan dan bahkan sering diidentikkan dengan CSR adalah corporate

giving, corporate philanthropy, corporate community relations, dan community

development.

48
Ditinjau dari motivasinya, keempat nama itu bisa dimaknai sebagai

dimensi atau pendekatan CSR. Jika corporate giving bermotif amal atau charity,

corporate philanthropy bermotif kemanusiaan, dan corporate community

relations bernafaskan tebar pesona, maka community development lebih bernuansa

pemberdayaan (Briliant dan Rice, 1988; Burke, 1988; Suharto, 2008). Dalam

konteks pemberdayaan, CSR merupakan bagian dari polisi perusahaan yang

dijalankan secara profesional dan melembaga. CSR kemudian identik dengan CSP

(corporate social policy), yakni strategi dan roadmap perusahaan yang

mengintegrasikan tanggung jawab ekonomis korporasi dengan tanggung jawab

legal, etis, dan sosial sebagaimana konsep piramida CSR-nya Archie B. Carol

(Suharto:2008).

Dalam literatur pekerjaan sosial (social work), CSR termasuk dalam gugus

pekerjaan sosial industri, industrial social work atau occupational social work

(Suharto, 2008). Pekerjaan Sosial Industri mencakup pelayanan sosial internal dan

eksternal. Pengembangan sumberdaya manusia,pelayanan konseling, terapi sosial,

dan jaminan sosial bagi pegawai serta keluarganya adalah beberapa bentuk

pelayanan sosial internal. CSR yang didalamnya mencakup penerapan ComDev,

pengembangan program sosial, dan advokasi sosial merupakan strategi pelayanan

sosial yang bermatra eksternal (Suharto:2008).

Beragam cara dilakukan perusahaan untuk menjalankan CSR. Ada

perusahaan yang melaksanakan CSR sendiri, mulai dari perencanaan hingga

implementasinya. Ada pula perusahaan yang mendirikan yayasan, bermitra

dengan pihak lain atau bergabung dalam konsorsium. Model mana yang dipilih

49
sangat tergantung pada visi dan misi perusahaan, sumberdaya yang dimiliki, serta

tuntutan eksternal (misalnya kondisi masyarakat lokal, tekanan pemerintah atau

LSM).

g. Bias-Bias Corporate Social Responsibility (CSR)

Berdasarkan pengamatan terhadap praktik CSR selama ini, tidak semua

perusahaan mampu menjalankan CSR secara otentik sesuai filosofi dan konsep

CSR yang sejati. Tidak sedikit perusahaan yang terjebak oleh bias-bias CSR

berikut ini :

1) Kamuflase

Perusahaaan melakukan CSR tidak didasari oleh komitmen, melainkan hanya

sekedar menutupi praktik bisnis yang memunculkan etichal questions. Bagi

perusahaan seperti ini CD bukan kepanjangan dari Community Development,

melainkan Celana Dalam yang menutupi aurat perusahaan.

2) Generic

Program CSR terlalu umum dan kurang fokus karena dikembangkan

berdasarkan template atau program CSR yang telah dilakukan oleh pihak lain.

Perusahaan yang implusif dan pelit biasanya malas melakukan inovasi dan

cenderung melakukan “copy-paste” (kadang dengan sedikit modifikasi)

terhadap model CSR yang dianggap mudah dan menguntungkan perusahaan.

50
3) Directive

Kebijakan dan program CSR dirumuskan secara top down dan hanya

berdasarkan misidan kepentingan perusahaan semata. Program CSR tidak

partisipatif sesuai prinsip stakeholders engagement yang benar.

4) Lip service

CSR tidak menjadi bagian dari strategi dan kebijakan perusahaan. Biasanya

program CSR tidak didahului oleh needs assessment dan hanya diberikan

berdasarkan belas kasihan.

5) Kiss and Run

Program CSR bersifat ad-hoc dan tidak berkelanjutan. Masyarakat diberi

“ciuman” berupa barang, pelayanan, atau pelatihan yang lantas ditinggalkan

begitu saja. Program yang dikembangkan umumnya bersifat myopic,

berjangka pendek dan tidak memerhatikan makna pemberdayaan dan investasi

social. CSR sekedar “menanam jagung” bukan “menanam jati”.

Alhasil CSR tidak dapat merespon kebutuhan masyarakat dan kurang

menyentuh perhatian publik. Salah satu karakter dasar CSR, yakni pemberdayaan

masyarakat, menjadi semakin jauh dari pencapaian tujuan CSR. Pelaksanaan CSR

yang terjebak bias-bias di atas dapat mengubah singkatan dan makna CSR menjadi

Candu, Sandera, dan Racun.

 Candu

CSR yang sebelumnya dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat,

malah hanya menciptakan ketergantungan masyarakat sebagai penerima

program.

51
 Sandera

CSR yang tadinya merupakan wujud kepedulian sosial perusahaan kepada

masyarakat, begeser menjadi strategi masyarakat untuk menyandera

perusahaan dan menajdikannya “sapi perahan”.

 Racun

CSR yang tadinya membangun citra perusahaan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, berubah menjadi racun yang bukan saja merusak

reputasi perusahaan, melainkan pula menghancurkan modal sosial, kearifan

lokal, dan kemandirian masyarakat.

h. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia

Citra positif CSR di Indonesia mencatat perkembangan menggembirakan

akhir-akhir ini. Di permukaan misalnya, halaman-halaman media cetak kini sering

menyajikan advertorial bakti sosial perusahaan, yang bahkan kerap menyebutkan

istilah CSR untuk kegiatannya. Beberapa perusahaan tak segan membayar agar

kegiatan sosialnya tampil hingga satu halaman penuh surat kabar atau

berhalaman-halaman majalah. Secara kasual ini menjadi indicator penting bahwa

pertimbangan-pertimbangan soaial sudah berdampingan dengan hitung-hitungan

rasionalitas bisnis.

Penghunjung 2005 dicatat sebagai salah satu puncak momentm CSR di

Indonesia lewat kehadiran CSR Award. Terlepas dari banyaknya kelemahan

disana-sini, terutama dari sudut pandang konsep dan praktiknya, sebagai strategi

52
publikasi tidak berlebihan jika CSR Award disebut sebagai momentum penting

dalam meningkatkan kesadaran perusahaan akan keharusan memasukkan CSR

sebagai bagian integral strategi bisnis.

Perkembangan konsep dan praktik CSR di Indonesia tentu tak lepas dari

perubahan geo-politik ekonomi internasional. Globalisasi yang mengusung isu

demokratisasi membawa implikasi dimasukkannya agenda HAM serta penguatan

masyarakat sipil, sekaligus kesempatan penting untuk perluasan sayap bisnis.

Tetapi kesempatan ini tidak boleh dibaca sebagai peluang memperluas eksploitasi

SDA dan SDM semata, dengan kata lain proses perluasan bisnis (khususnya yang

dilakukan perusahaan multinasional) harus diiringi kesadaran adanya kesempatan

memeratakan kesehjateraan. Komitmen ini selayaknya diterjemahkan dengan

menempatkan perusahaan sebagai tetangga yang baik dengan komitmen penuh

pada upaya peningkatan kesejahteraan komunitaas lokal dan pelestarian

lingkungan.

Inisiatif penyelenggaraan CSR di Indonesia berhubungan dengan

perubahan politik ekonomi paksa Orde Baru. Keran demokratisasi yang makin

terbuka sejak zaman pemerintahan Presiden B.J.Habibie, khuusnya berkenaan

dengan kebijakan desentralisasi undang-undang otonomi daerah, makin

mengharuskan perusahaan mendudukkan diri benar-benar sebagai tetangga yang

baik terhadap daerah dimana operasinya berlangsung.

Perkembangan paling mutakhir dari CSR di Indonesia tentu saja adalah

masuknya tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam undang-undang perseroan

terbatas, yaitu di pasal 74. Pasal tersebut telah menjadikan Indonesia sebagai

53
negara yang pertama kali mewajibkan CSR di dunia ini. Sebelumnya cukup

banyak negara yang mewajibkan perusahaan untuk melaporkan dampak sosial dan

lingkungan serta kinerja mereka dalam mengelola dampak tersebut. Setelah

Indonesia melakukannya di bulan Juli 2007, Inggris pun menyusul beberapa bulan

kemudian.

i. Cara Pandang Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility

(CSR)

Menurut Wibisono (2007:71) alasan perusahaan menerapkan CSR

diklasifikasikan dalam tiga kategori, yakni :

1) CSR lebih dipraktekkan karena faktor eksternal (eksternal driven) yaitu

pemenuhan tanggung jawab lebih karena keterpaksaan akibat tuntutan

ketimbang kesukarelaan, berikutnya karena reputation driven dimana motivasi

CSR adalah untuk mendongkrak citra perusahaan. Pada fase ini hampir bisa

dipastikan bahwa yang dilakukan perusahaan merupakan kebijakan bisnis

yang hanya bersifat kosmetik. CSR dimplementasikan sebagai upaya dalam

konteks ke PR-an, perusahaannya melakukannya untuk memenuhi tuntutan

dan member citra sebagai korporasi yang tanggap terhadap kepentingan sosial.

2) Upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance). CSR diimplementasikan

karena memang ada regulasi, hukum, dan aturan yang memaksanya.

3) CSR diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam

(internal driven). Perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawabnya

bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi

54
kelangsungan bisnisnya melainkan juga tanggung jawab sosial dan

lingkungannya.

4) Perusahaan meyakini bahwa program CSR merupakan investasi demi

pertumbuhan dan keberlanjutan (sustainability) usaha. Aktifitas CSR berada

dalam koridor strategi perusahaan yang diarahkan untuk mencapai bottom line

business goal.

3. Konsep Dasar Kinerja Perusahaan

a. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar kerja

yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi, bisa pula berarti hasil kerja.

Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 503) adalah

“sesuatu yang dicapai atau prestasi atau kemampuan kerja”. Mulyadi (2001),

mengemukakan bahwa :

Kinerja merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan


sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pafa
suatu periode seiring dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-
biaya masa lalu atau yang diproyeksikan suatu dasar edisiensi,
pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya.

Armstrong dan Baron (Wibowo, 2010: 2) :

Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai


hasil keja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah
tetntang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan
tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara
mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan
memberiakn kontribusi ekonomi.

55
John Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997: 104) dalam

Wikipedia mengemukakan bahwa :

Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau


suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan.
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat
pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban
suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan
negative dari suatu kebijakan operasional.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas Prawirosentono (2008: 2)

berpendapat bahwa :

Performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika.

Kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja

merupakan suatu proses tentang bagaimana pekerjaan berlangsung untuk

mencapai hasil kerja. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Jhonson

(dalam Anwar 2004: 86) yang mendefinisikan kinerja sebagai berikut:

Kinerja sama dengan perfomance kerja yaitu berupa besar dan jauh tugas-
tugas yang telah dijabarkan, diwujudkan atau dilaksanakan yang
berhubungan denga tugas dan tanggung jawab yang menggambarkan pola
dan perilaku sebagai aktualisasi dari kompetensi yang dimiliki.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpukan bahwa kinerja

perusahaan merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja

sejumlah individu dalam organisasi.

56
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja

Wibowo dalam bukunya (2010: 81) berpendapat bahwa :

Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk suatu organisasi


mempunyai kinerja yang baik, yaitu menyangkut pernyataan tentang
maksud dan nilai-nilai, manajemen strategis, manajemen sumber daya
manusia, pengembangan organisasi, konteks organisasi, desain kerja,
fungsionalisasi, budaya, dan kerja sama.

Menurut pendapat tersebut salah faktor yang perlu diperhatikan untuk

mempunyai kinerja yang baik yaitu menyangkut pernyataan tentang maksud dan

nilai-nilai, dimana pernyataan tersebut mendefinisikan bagaimana organisasi

diatur untuk melakukan sesuatu sehingga lebih bersifat outcome-oriented atau

berorientasi pada manfaat dari pada sekedar mission statement atau pernyataan

tentang misi. Pernyataan tentang maksud mendefinisikan tentang apa yang harus

dicapai, sedangkan sistem nilai mendefinisikan tentang perilaku yang diharapkan

dalam mencapai maksud tersebut.

Adapun menurut Hersey, Blanchard, dan Jhonson dalam Wibowo (2010:

106), berpandangan bahwa “Kinerja organisasional merupakan produk dari

banyak faktor termasuk struktur organisasi, pengetahuan, sumber daya bukan

manusia, dan proses sumber daya manusia”. Dari pendapat tersebut bahwasanya

kinerja memerlukan startegi, tujuan, dan integrasi. Strategi merupakan integrasi

rencana tindak yang sangat luas untuk mencapai tujuan organisasi, sementara itu

yang dimaksud tujuan adalah memperbaiki produktivitas sumber daya manusia.

Karena strategi bersifat terintegrasi, maka semua faktor atau variabel saling

berhubungan dan memberikan kontribusi pada kinerja. Sementara itu, integrasi

tidak hanya diperlukan untuk menghadapi keadaan saat ini tetapi lebih penting

57
lagi untuk proses perubahan yang diperlukan untuk mengahdapi masa depan

organisasi.

c. Penilaian Kinerja

Penilaian kerja merupakan suatu kegiatan guna menilai perilaku pegawai

atau organisasi dalam pekerjaannya baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Penilaian kerja juga merupakan tahapan penting dalam manajemen kinerja,

dengan tahapan ini dapat diperoleh informasi yang dapat dijadikan dasar bagi

kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia, baik itu

kebijakan penggajian, promosi, demosi, dan sebagainya.

Penilaian kerja merupakan langkah penting dalam melihat suatu kondisi

organisasi serta orang-orang yang berada di dalamnya, sehingga diperoleh

informasi penting bagi pengembangan organisasi baik secara individual atau

kelembagaan. Yuniarsih dan Suwatno (2008: 162) mengatakan bahwa “penilaian

kinerja (job assessment) menitikberatkan pada upaya untuk “memotret” hasil yang

telah dicapai secara obyektif, sebagai bahan dasar ketika dilakukan pengukuran”.

Mulyadi (2001) berpendapat bahwa :

Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasi


suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran,
standar, dan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena
organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia, maka
pengukuran kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku
manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam
organisasi.

Penilaian kinerja mempunyai tujuan sebagai berikut:

1) Meningkatkan prestasi kerja karyawan baik secara individu maupun


secara kelompok.

58
2) Meningkatkan kinerja sumber daya manusia secara keseluruhan yang
direflesikan dalam kenaikan produktivitas.
3) Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan
meningkatkan hasil kerja dan prestasi kerja.
4) Membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan
dan pelatihan karyawan yang lebih tepat guna.
5) Menyediakan alat atau sarana untuk membandingkan prestasi kerja
karyawan dengan gaji atau imbalan yang akan diterima karyawan
tersebut.
6) Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengeluarkan
perasaannya tentang pekerjaan atau hal-hal yang ada kaitannya.

Suatu hal yang sangat penting dalam penilaian kerja adalah obyektivitas,

artinya penilaian tidak boleh didasarkan pada suka atau tidak suka melainkan

harus mengacu pada suatu obyektif dan baku, untuk itu diperlukan penentuan

standar atau ukuran-ukuran kinerja yang dapat digunakan untuk melakukan

evaluasi terhadap kinerja.

Dengan memahami uraian di atas terlihat bahwa masalah kinerja

merupakan hal yang sangat penting untuk mendapat perhatian sungguh-sungguh

dalam setiap organisasi. Maka dari itu posisi penilaian kinerja menjadi sangat

penting sebagai upaya untuk memahami kondisi kinerja aktual dalam

perbandingannya dengan kinerja seharusnya yang diharapkan oleh suatu

organisasi dan untuk melaksanakan penilaian kinerja dengan baik dengan

persyaratan tertentu.

Dari beberapa definisi mengenai penilaian kinerja, dapat disimpulkan

bahwa penilaian kerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan

mengetahui sejauhmana seseorang atau organisasi telah melaksanakan pekerjaan

masing-masing secara keseluruhan.

59
d. Pengukuran Kinerja

Pengukuran hanya berkepentingan untuk mengukur apa yang penting dan

relevan. Hal-hal yang diukur tergantung apa yang dianggap penting oleh

stakeholders dan pelanggan. Yuniarsih dan Suwatno (2008: 162) mengemukakan

bahwa “pengukuran kinerja lebih menitikberatkan pada upaya untuk melakukan

perbandingan antara hasil yang dicapai dengan rencana atau standar yang sudah

diterapkan sebelumnya.” Wibowo (2010: 229) berpendapat bahwa:

Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah


selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang telah
ditentukan atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang
ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai yang diharapkan.

Terdapat beberapa pendapat mengenai pengukuran kinerja organisasi,

salah satunya adalah Balanced Scorecard. Model pengukuran Balanced Scorecard

dikembangkan oleh Kapalan dan Norton (2001). Balanced menunjukkan

keseimbangan antara strategi dan kinerja dari berbagai perspektif dan Scorecard

menggambarkan kebutuhan pengukuran yang sederhana baik dari strategi maupun

pengambilan keputusan. Balanced Scorecard mengukur kinerja perusahaan pada

empat perspektif yang seimbang, yakni finansial, pelanggan, proses bisnis

internal, dan proses pembelajaran serta pertumbuhan. Secara jelas penggunaan

balance scorecard dalam menterjemahkan visi dan misi perusahaan melalui empat

perspektif adalah sebagai berikut :

60
Keuangan
“Untuk berhasil secara financial apa yang
harus kita perhatikan kepada para
pemegang saham kita?”

Tujuan Ukuran Sasaran Inisiatif

Pelanggan Proses Bisnis Internal


“Untuk mewujudkan visi kita, apa yang “Untuk menyenangkan para pemegang
kita perhatikan kepada pelanggan kita?” saham dan pelanggan, proses bisnis apa
Visi & Strategi yang harus kita kuasai?”
Tujuan Ukuran Sasaran Inisiatif
Tujuan Ukuran Sasaran Inisiatif

Pembelajaran & Pertumbuhan


“Untuk mewujudkan visi kita, bagaimna
kita memelihara kemampuan kita untuk
berubah dan meningkatkan diri?”

Tujuan Ukuran Sasaran Inisiatif

Gambar 2.2
Balances Scorecard Memberi Kerangka Kerja Untuk Penerjemahan Strategi ke dalam Kerangka Operasional
(Sumber : Robert Kaplan dan David P. Norton, 1996:8)

61
1. Perspektif finansial

Ukuran kinerja finansial menunjukkan sejauhmana strategi perusahaan implementasi

dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak pada peningkatan laba

perusahaan. Tujuan finansialnya berhubungan dengan profitabilitas yang diukur

misalnya laba operasi, return on capital employed (ROCE), nilai tambah ekonomis.

Ukuran kinerja finansial juga merupakan hasil akhir yang ingin digapai oleh sebuah

organisasi bisnis. Sebab tanpa menghasilkan profit yang sustainable dan cash flow

yang sehat, sebuah perusahaan mungkin akan lebih layak disebut sebagai paguyuban

sosial. Dalam dimensi ini, beberapa indikator kinerja (atau lazim disebut sebagai key

performance indicators atau KPI) yang kerap digunakan sebagai acuan antara lain

adalah :

 Tingkat profitabilitas perusahaan,

 Jumlah penjualan dalam setahun (sales revenue),

 Tingkat efisiensi biaya operasi (operation cost dibanding sales),

 Sejumlah indikator keuangan seperti ROI (return on investment), ROA (return

on asset) ataupun EVA (economic value added).

2. Perspektif pelanggan

Perspektif balanced scorecard bertujuan untuk mengidentifikasi pelanggan dan

segmen pasar tempat perusahaan akan bersaing, perspektif ini terdiri dari :

 Ukuran utama, terdiri dari kepuasaan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi

pelanggan baru, profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar di segmen sasaran.

 Ukuran preposisi nilai pelanggan terdiri dari atribut produk dan jasa, hubungan

pelanggan atau reputasi.

62
Dimensi pelanggan yang notabene merupakan tonggak penting untuk mencapai

kejayaan dalam aspek keuangan. Sebab tanpa pelanggan, sebuah organisasi bisnis

tak lagi punya alasan untuk meneruskan nafasnya. Demikianlah untuk menggapai

kesuksesan, perusahaan juga mesti memetakan sejumlah ukuran keberhasilan dalam

dimensi pelanggan. Sejumlah Key Performance Indicator (KPI) yang lazim

digunakan dalam dimensi pelanggan ini antara lain adalah :

 tingkat kepuasan pelanggan (customer satisfaction index)

 brand image index

 brand loyalty index

 persentase market share

 market penetration level

3. Perspektif proses bisnis internal

Proses bisnis internal, manajer melakukan identifikasi berbagai proses yang sangat

penting untuk mencapai tujuan pelanggan dan pemegang saham. Perspektif bisnis

internal terdiri dari :

 Menentukan rantai nilai internal lengkap yang diawali inovasi

 Mengenali kebutuhan pelanggan saat ini dan akan datang

 Proses operasi

 Menyampaikan produk dan jasa saat ini kepada pelanggan saat ini

 Layanan purna jual

Dalam BSC, tujuan dan ukuran perspektif proses bisnis internal diturunkan dari

strategi eksplisit yang ditujukan untuk memenuhi harapan para pelanggan sasaran

seperti gambar berikut :

63
Proses Inovasi Proses Operasi Proses Layanan
Purna Jual
Kebutuhan Kenali Ciptakan Bangun Luncurkan Layani Kebutuhan
Pelanggan Pelanggan
Teridentifikasi pasar produk jasa produk/jasa produk/jasa produk/jasa Terpuaskan

Proses Bisnis
Proses Inovasi Proses Operasi
 Rancangan Produk -Pembuatan Produk
 Pengembangan produk -Pemasaran Produk
-Layanan Purna Jual

Gambar 2.3
Perspektif Rantai Nilai Proses Bisnis Internal
(Sumber : Robert S Kaplan dan David P Norton, 1996:251)

Berdasarkan gambar di atas, penciptaan rantai nilai terdiri dari proses :

a) Inovasi sebagai proses gelombang panjang penciptaan nilai dimana perusahaan

pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru, pelanggan baru, serta

kebutuhan yang sedang berkembang dan tersembunyi dari pasar pelanggan.

Proses inovasi terdiri dari dua komponen, yaitu manager melaksanakan

penelitian pasar, bentuk preferensi dan tingkat harga produk dan pasar sasaran,

syarat : manajer harus memiliki informasi yang akurat dan dapat diandalkan

tentang ukuran pasar dan bentuk preferensi pelanggan.

b) Proses operasi merupakan gelombang pendek yang diterimanya sebagai pesanan

pelanggan dan penyampaian produk. Proses ini menitikberatkan penyampaian

P/J secara efisien, konsisten, dan tepat waktu. Terdapat dua proses operasi, yaitu:

 Secara tradisional: proses operasi dapat dipantau dan dikendalikan oleh

ukuran finansial, seperti standar biaya, anggaran, dan variasi harga

pembelian. Ukuran ini akurat sehingga dapat menimbulkan kerugian.

64
 Secara model BSC, terdapat ukuran tambahan yaitu ukuran mutu dan siklus,

pengukuran fleksibilitas, karakteristik khusus produk dan jasa.

c) Layanan purna jual meliputi garansi, dan berbagai aktivitas perbaikan, faktur,

penagihan, penggantian produk yang rusak dan yang dikembalikan serta proses

pembayaran serta administrasi yang terdiri dari :

 Ukuran: waktu, lama siklus dari permintaan pelanggan sampai pemecahan

masalah.

 Biaya: dapat digunakan untuk mengevaluasi efisiensi biaya-biaya

penggunaan sumber daya, mutu, dan biaya.

4. Perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan

Tiga sumber utama pembelajaran dan pertumbuhan perusahaaan bersumber dari

manusia, sistem dan prosedur perusahaan. Tujuan perspektif ini adalah menyediakan

infrastruktur yang memungkinkan tujuan ambisius dalam tiga pespektif lainnya

dapat tercapai. Balance scorecard di berbagai perusahaan jasa dan manufaktur

mengungkapkan tiga kategori utama untuk perspektif ini yaitu :

 Kapabilitas pekerja

 Kapabilitas sistem operasi

 Motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan

Perspektif ini sejatinya hendak berfokus pada pengembangan kapabilitas SDM,

potensi kepemimpinan dan kekuatan kultur organisasi untuk terus dimekarkan ke

titik yang optimal. Dengan kata lain, dimensi ini hendak meletakkan sebuah pondasi

yang kokoh nan tegar agar sebuah organisasi bisnis terus bisa mengibarkan

65
keunggulannya. Contoh KPI (key performance indicators) yang lazim digunakan

untuk mengukur kinerja pada dimensi ini antara lain adalah :

 Tingkat kepuasan karyawan (employee satisfaction index)

 Level kompetensi rata-rata karyawan

 Indeks kultur organisasi (organizational culture index)

 Jumlah jam pelatihan dan pengembangan per karyawan

Mulyadi (2001:63) menjelaskan bahwa “BSC sebagai inti sistem manajemen

stratejik mempunyai beberapa keunggulan, yaitu stratejik, komprehensif, koheren,

seimbang, dan terukur”. Keunggulan BSC yang lain adalah sebagai berikut:

1. Memudahkan pihak manajemen untuk menterjemahkan visi dan misi perusahaannya

ke dalam strategi yang dapat dilaksanakan dengan lebih mempertimbangkan

keseimbangan antara hasil financial dan operasional.

2. Dapat menjelaskan sebab-seban kegagalan.

3. Membuat manajemen puncak tidak hanya berorientasi pada jangka pendek tetapi

juga memperhitungkan untung ruginya di jangka panjang

4. Memungkinkan manajemen puncak menelaah seluruh proses untuk melihat

kekurangan yang ada untuk kemudian kembali mengadakan perbaikan.

5. Menterjemahkan strategi perusahaan dalam strategi nyata.

Berdasarkan keunggulan-keunggulan BSC yang telah dipaparkan maka penulis

menyimpulkan ukuran-ukuran atau indicator yang digunakan dalam menilai aplikasi

BSC pada perusahaan, yaitu :

 Multidimensi, kinerja yang akan diukur adalah kinerja keuangan dan kinerja non

keungan sehingga perusahaan dapat bersaing dalam jangka panjang

66
 Seimbang, rangkaian tolok ukur setiap perspektifnya tepat sehingga tidak terjadi

ketimpangan dalam mencapai sasaran perusahaan

 Bermuara pada sasaran financial, tolok ukur kinerja perusahaan berhubungan

dengan sasaran keuangan perusahaan dan sasaran strategi serta kinerja non

keuangan ditujukkan untuk peningkatan kinerja keuangan perusahaan

 Hubungan sebab-akibat, seluruh tolok ukur yang digunakan perusahaan

menggambarkan rangkaian hubungan sebab-akibat sesuai dengan prinsip BSC.

 Top down dan bottom up, BSC yang digunakan perusahaan merupakan refleksi visi

strategis dari manajemen tingkat atas dan BSC yang digunakan mampu memberikan

umpan balik bagi perbaikan strategi.

 Berhubungan dengan strategi, rangkaian tolok ukur kinerja yang digunakan

perusahaan diturunkan dari strategi perusahaan dan mampu mengidentifikasikan

hal-hal yang bernilai strategi bagi perusahaan.

 Komunikasi dan pembelajaran, pelibatan karyawan dalam menetapkan target yang

akan dicapai pada sasaran tertentu dan koordinasi dengan divisi lain.

 Alokasi sumber daya, pengarahan yang jelas atas pencapaian strategi dari alokasi

sumber daya keuangan dan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan secara

nyata.

67
B. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan kaitannya

dengan kinerja organisasi telah banyak dilakukan sesuai dengan ruang lingkup kajian

yang dijadikan acuan oleh penulis,

No Nama Lembaga Judul Penelitian Keterangan


1. Indra Jatmiko. Institut Kajian Citra Perusahaan Tahun 2011
Pertanian Melalui Kegiatan
Bogor (IPB) Corporate Social
Responsibility Pada Bank
“X” Bogor
2. Kristina Sedyastuti Universitas Etika Bisnis, Orientasi Tahun 2008
Binadarma Manajemen Stakeholders,
Palembang Pengambilan Keputusan
Manajer, dan Budaya
Perusahaan kaitannya
dengan Peningkatan
Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan Dan Kinerja
Perusahaan
3. Rimba Universitas Pengaruh Corporate Tahun 2010
Kusumadilaga Diponegoro Social Responsibility
Semarang Terhadap Nilai
Perusahaan dengan
Profitabilitas Sebagai
Variabel Moderating
(Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia),
4. Firmansyah Universitas Analsis Peranan Etika Tahun 2009
Brawijaya Bisnis terhadap
Corporate Social
Responsibility (CSR)
pada PT. Freeport
Indonesia

68
C. Kerangka Pemikiran

Sebagaimana terungkap pada latar belakang, bahwa pendekatan yang digunakan

untuk memecahkan masalah penelitian digunakan pendekatan psikologi tentang

perilaku, khsususnya teori perilaku organisasi (organization behaviour).

Teori atau ilmu perilaku organisasi (organization behavior) pada hakekatnya

mendasarkan kajiannya pada ilmu perilaku itu sendiri (akar ilmu psikologi), yang

dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam organisasi.

(http://www.scribd.com/doc/6946361/perilaku-organisasi). Hal senada diungkapkan

oleh Robbins dan Judge (2008: 11) yang mengemukakan bahwa :

Perilaku organisasi adalah bidang studi yang menyelediki pengaruh yang


dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam
organisasi yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan guna meningkatkan
keefektifan suatu organisasi.

Davis dan Newstrom (1990:1) mengatakan bahwa :

Perilaku organisasi berhubungan dengan seperangkat konsep dasar di sekitar


hakekat manusia dan organisasi. Dalam kaitannya dengan manusia, perilaku
organisasi memandang bahwa 1) manusia secara individu memiliki perbedaan-
perbedaan, 2) sebagai mahluk sosial dan biologis, manusia harus dipahami
sebagai manusia seutuhnya, 3) perilaku manusia timbul karena motivasi tertentu,
serta 4) manusia berbeda dengan faktor-faktor produksi lainnya, karena manusia
memiliki martabat. Sedangkan dalam hal organisasi, perilaku organisasi
memandang organisasi sebagai sistem sosial yang dibentuk atas dasar
kepentingan bersama.

Dengan demikian, kerangka dasar teori perilaku organisasi ini didukung oleh dua

komponen pokok, yakni individu-individu yang berperilaku dan organisasi formal

sebagai wadah dari perilaku tersebut. Jadi, perilaku organisasi adalah suatu studi yang

menyangkut aspek- aspek tingkah laku manusia dalam organisasi atau suatu kelompok

tertentu. Aspek pertama meliputi pengaruh organisasi terhadap manusia, sedang aspek

kedua pengaruh manusia terhadap organisasi. Secara lebih rinci dapat dikatakan pula

69
bahwa perilaku organisasi terkait dengan studi mengenai apa yang dilakukan individu

dalam suatu organisasi dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kinerja

perusahaan atau organisasi.

Perilaku Organisasi sesungguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku individu yang

terdapat dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu sebagaimana telah disinggung di atas

pengkajian masalah perilaku organisasi jelas akan meliputi atau menyangkut

pembahasan mengenai perilaku individu. Dengan demikian dapat dilihat bahwa ruang

lingkup kajian ilmu perilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi internal dari suatu

organisasi. Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur, komponen atau

sub sistem dari ilmu perilaku organisasi antara lain adalah motivasi, kepemimpinan,

stres dan atau konflik, pembinaan karir, masalah sistem imbalan, hubungan komunikasi,

pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, produktivitas dan atau kinerja

(performance), kepuasan, pembinaan dan pengembangan organisasi (organizational

development), dan sebagainya.

Sementara itu aspek-aspek yang merupakan dimensi eksternal organisasi seperti

faktor ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi, kependudukan dan sebagainya,

menjadi kajian dari ilmu manajemen strategik (strategic management). Jadi, meskipun

faktor eksternal ini juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan

organisasi dalam mewujudkan visi dan misinya, namun tidak akan dibahas dalam

konteks ilmu perilaku organisasi.

Meskipun unsur-unsur, komponen atau sub sistem yang akan dibahas bisa jadi

telah banyak dipelajari pada disiplin ilmu yang lain, namun Perilaku Organisasi akan

mencoba menjawab, mengapa berbagai unsur atau komponen tadi dapat membentuk

70
karakter, sikap, atau perilaku individu dalam kapasitasnya sebagai anggota suatu

organisasi. Oleh karena itu, bobot atau muatan materinya akan diusahakan agar

memiliki sisi empiris yang cukup memadai. Untuk kepentingan ini, maka pada setiap

bagian pembahasan akan diupayakan untuk dilengkapi dengan kasus-kasus yang relevan

sebagai instrumen untuk lebih memudahkan dalam memahami masalah perilaku

organisasi.

Secara skematis, ruang lingkup kajian perilaku organisasi dalam rangka

mencapai tujuan organisasi, serta faktor-faktor eksternal yang mempengaruhinya, dapat

dilihat pada gambar dibawah ini :

71
Faktor / pengaruh eksternal : social, politik, teknologi, kependudukan, ekonomi

Motivasi

PM + PK Konflik

Perilaku
Organisasi
Karier P
Kepuasan
R
n
O
S Tujuan
Kinerja Kelompok Individu Imbalan
E
S

Kepem,impinan Komunikasi

Lain-Lain

Faktor / pengaruh eksternal : social, politik, teknologi, kependudukan, ekonomi

Gambar 2.4
Ruang Lingkup Kajian Perilaku Organisasi
(http://www.scribd.com/doc/6946361/perilaku-organisasi)

Seperti kita ketahui manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi.

Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya.

Seluruh pekerjaan dalam perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan

72
keberhasilannya sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas perusahaan harus

dimulai dari perbaikan produktivitas karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang

perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya.

Karyawan sebagai individu ketika memasuki perusahaan akan membawa

kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan-pengharapan, kebutuhan dan

pengalaman masa lalunya sebagai karakteristik individualnya. Pada tingkat individu,

jika pegawai merasa bahwa organisasi memenuhi kebutuhan dan karakteristik

individualnya, ia akan cenderung berperilaku positif. Tetapi sebaliknya, jika pegawai

tidak merasa diperlakukan dengan adil, maka mereka cenderung untuk tidak tertarik

melakukan hal yang terbaik (Cowling dan James, 1996) Untuk itu, ketika seseorang

mempunyai ketertarikan yang tinggi dengan pekerjaan, seseorang akan menunjukkan

perilaku terbaiknya dalam bekerja (Duran-Arenas et.al, 1998). Selanjutnya menurut

Cowling dan James, tidak semua individu tertarik dengan pekerjaannya. Akibatnya

beberapa target pekerjaan tidak tercapai, tujuan-tujuan organisasi tertunda dan kepuasan

dan produktivitas pegawai menurun. (http://www.scribd.com/doc/6946361/ perilaku-

organisasi

Di lain pihak, organisasi berharap dapat memenuhi standar-standar sekarang

yang sudah ditetapkan serta dapat meningkat sepanjang waktu. Masalahnya adalah cara

menyelaraskan sasaran-sasaran individu dan kelompok dengan sasaran organisasi; dan

jika memungkinkan, sasaran organisasi menjadi sasaran individu dan kelompok. Untuk

itu diperlukan pemahaman bagaimana orang-orang dalam organisasi itu bekerja serta

kondisi-kondisi yang memungkinkan mereka dapat memberikan kontribusinya yang

tinggi terhadap organisasi.

73
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa menurut Robbins dan Judge

(2008: 11) bahwa perilaku organisasi terkait dengan studi mengenai apa yang dilakukan

individu dalam suatu organisai dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kinerja

perusahaan atau organisasi.

Prawirosentono (2008: 195) mengemukakan bahwa :

Kinerja perusahaan yang baik tidak semata-mata hanya diukur berdasarkan besar
kecilnya hasil usaha yang diraih, tetapi lebih penting dari itu adalah unsur proses
yang mendukungnya, yakni :
1. Mutu pelayanan sekaligus mutu produk yang dilaksanakan secara terpadu.
2. Keandalan manajemen yang meliputi efesiensi dan efektivitas perusahaan.
3. Perilaku etis dan kejujuran yang dimiliki perusahaan.

Kinerja perusahaan juga tidak hanya berdasarkan penilaian atas tingkat

keuntungan yang diperolehnya, tetapi proses bagaimana keuntungan tersebut diperoleh.

Dalam artikel yang dimuat Asean Business pada bulan Mei 1996 (Prawirosentono,

2008: 196), terdapat 7 standar kinerja perusahaan, yaitu :

1. Mutu produk
2. Mutu pelayanan
3. Mutu manajemen
4. Peranan perusahaan untuk kepentingan ekonomi daerah (lokal) dimana
perusahaan berada
5. Catatan reputasi sebagai majikan terhadap karyawan
6. Potensi perusahaan untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan
datang
7. Etika dan kejujuran (honesty)

Wibowo (2010: 4) mengemukakan bahwa :

Kinerja organisasi ditunjukkan oleh bagaimana proses berlangsungnya kegiatan


untuk mencapai tujuan, dimana dalam proses pelaksanaan aktivitas harus selalu
dilakukan monitoring, penilaian, dan review atau peninjauan ulang terhadap
kinerja sumber daya manusianya. Melaui monitoring dilakukan pengukuran dan
penilaian kinerja secara periodik untuk mengetahui pencapaian kemajuan kinerja
dilakukan prediksi apakah terjadi deviasi pelaksanaan terhadap rencana yang
dapat mengganggu pencapaian tujuan.

74
Terdapat beberapa pendapat mengenai pengukuran kinerja organisasi, salah

satunya adalah Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton

(1996). Balanced menunjukkan keseimbangan antara strategi dan kinerja dari berbagai

perspektif dan Scorecard menggambarkan kebutuhan pengukuran yang sederhana baik

dari strategi maupun pengambilan keputusan. Balanced Scorecard mengukur kinerja

perusahaan pada empat perspektif yang seimbang, yakni finansial, pelanggan, proses

bisnis internal, dan proses pembelajaran serta pertumbuhan.

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa salah satu point yang

terdapat dalam 7 standar kinerja perusahaan menurut Asian Business adalah etika dan

kejujuran. Etika dalam arti sebenarnya dianggap sebagai suatu acuan yang menyatakan

apakah tindakan, aktivitas, atau perilaku suatu individu bisa dianggap baik atau tidak,

sehingga kita dapat simpulkan bahwa etika bisnis sudah tentu akan berbicara mengenai

masalah baik atau tidak baiknya suatu aktivitas bisnis. Dalam etika bisnis akan diuji

peran-peran dan prinsip etika dalam konteks komersial atau bisnis.

Etika bisnis menyoroti segi-segi moral perilaku manusia yang mempunyai

profesi di bidang bisnis dan manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat

sebagai usaha untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika di bidang

hubungan ekonomi antar manusia. Secara terperinci, Richard T.de George (2010)

menyebut bahwa etika bisnis menyangkut empat kegiatan sebagai berikut:

1. Penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis. Berdasarkan prinsi-


prinsip etika bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai apakah suatu
keputusan atau tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat
dibenarkan atau tidak. Dengan demikian etik bisnis membantu para pelaku
bisnis untuk mencari cara guna mencegah tindakan yang dinilai tidak etis.
2. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada
dunia bisnis, tetapi juga metaetika. Dalam hubungan ini, etika bisnis
mengkaji apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku

75
pada organisasi atau perusahaan bisnis. Selanjutnya etika bisnis menyoroti
apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak.
3. Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan–pandangan mengenai
bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada
umumnya dan sistem ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah
keadilan sosial, hak milik, dan persaingan.
4. Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi
perusahaan multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain- lain.

Secara umum prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik

sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia. Demikian

pula, prinsip-prinsip itu sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-

masing masyarakat. Bisnis Jepang akan sangat dipengaruhi oleh masyarakat Jepang,

Eropa dan Amerika Utara akan dipengaruhi oleh sistem masyarakat tersebut dan

seterusnya. Demikian pula prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di Indonesia akan

sangat dipengaruhi oleh sistem nilai masyaarakat kita.

Sebagai etika khusus atau etika terapan, prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam

bisnis sesungguhnya adalah penerapan dari prinsip etika pada umumnya, karena itu

tanpa melupakan kekhasan sistem nilai dari setiap masayarak bisnis, disini secara umum

dapat dikemukakan beberapa prinsip etika bisnis tersebut. Keraf (1998: 73) didalam

bukunya menyatakan bahwa “Terdapat beberapa prinsip-prinsip etika bisnis, yaitu

prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip keadilan, prinsip saling menguntungkan

(mutual benefit principle), dan intregitas moral.

Rudito dan Famiola (2007: 18) berpendapat bahwa :

Inti dari pedoman dalam rangka merangkai fungsi antar individu dalam suatu
kelompok adalah sebuah etika yang nyata-nyata sebagai kerangka dasar
hubungan sosial”. Penciptaan kerangka dasar ini kemudian dapat berkembang
dalam bentuknya yang lain sesuai dengan kebutuhan. Wujud nyata hubungan
antara perusahaan dengan lingkungan komunitasnya dalam kaitan etika bisnis
yang dilakssanakannya salah satunya adalah bentuk pada tanggung jawab sosial
perusahaan (corporate social responsibility).

76
Adanya fenomena neoliberal telah memunculkan adanya etika bisnis ke dalam

suatu aktivitas pertanggungjawaban sosial yang dikenal sebagai Corporate Sosial

Responsibility (CSR). Chrysanti Hasibuan Sedyono (Faqih: 2010) menjelaskan bahwa:

Etika bisnis merupakan dasar atau jiwa dari pelaksanaan sebuah unit usaha.
Sementara CSR merupakan manifestasinya. ‘’Etika bisnis berbicara mengenai
nilai. Apakah sebuah perusahaan menganut nilai yang baik atau yang buruk.
Kalau memang memegang nilai yang baik dalam berbisnis, maka perusahaan
tersebut pasti akan menjalankan CSR yang memang bertanggung jawab.

CSR merupakan komitmen bisnis yang berperan untuk pembangunan ekonomi,

mendukung kerjasama antar karyawan dengan pimpinan, menciptakan komunikasi

sosial terhadap guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar, dengan cara-cara

yang baik bagi kegiatan dan pengembangan perusahaan. Dalam pelaksanaannya CSR

sangat tergantung dari nilai etika yang dimiliki oleh manajemen perusahaan sebagai

pembuat keputusan strategis.

International Organization for Standardization, sebuah lembaga sertifikasi

internasional, saat ini sedang melakukan pengembangan standar internasional ISO

26000 mengenai Guidance on Social Responsibility yang juga memberikan definisi

CSR. Meskipun pedoman CSR standar internasional ini baru akan ditetapkan tahun

2010, draft pedoman ini bisa dijadikan rujukan. Menurut ISO 26000 (Suharto: 2008),

CSR adalah:

Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-


keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan
pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan
harapan para pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan
norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara
menyeluruh (draft 3, 2007).

77
Berdasarkan pedoman ini, CSR tidaklah sesederhana sebagaimana dipahami dan

dipraktekkan oleh kebanyakan perusahaan. CSR mencakup tujuh komponen utama,

yaitu: the environment, social development, human rights, organizational governance,

labor practices, fair operating practices, dan consumer issues.

Steiner (2003:146) meyatakan bahwa “terdapat tiga unsurr dasar CSR adalah

market actions, mandates actions, dan voluntary action”. Market actions berisi tindakan

perusahaan secara keseluruhan yang mondominasi kepentingan mereka di pasar, unsur

kedua adalah mandates actions atau program yang berisikan pemenuhan anjuran

pemerintah dan perjanjian yang dinegosiasikan dengan stakeholder dan unsur ketiga

adalah voluntary actions atau program sukarela perusahaan dengan menunjukkan

kepedulian mereka terhadap isu sosial yang terjadi dan membantu penyelesaian

masalah.

Mempelajari dan memahami beberapa konsep mengenai etika bisnis, tanggung

jawab sosial perusahaan dan kinerja organisasi dari beberapa ahli tersebut maka penulis

menggambarkan kerangka berpikir sebagai berikut: “Apabila kuat lemahnya etika bisnis

yang yang diterapkan perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan dijalankan

secara efekif maka akan menimbulkan tingkat kinerja organisasi yang baik”.

Berdasarkan berbagai uraian di atas maka penulis menyusun kerangka pemikiran

pengaruh etika bisnis dan tanggung jawab social perusahaan terhadap kinerja

perusahaan sebagai berikut:

78
PARADIGMA MSDM
Simamora
(2004: 8)

Model Klerikal

Model Hukum

Model Finansial

Model Manajerial

Etika Bisnis
Model Humanistik
 Otonomi
Model Ilmu  Kejujuran Kinerja Perusahaan
Perilaku  Keadilan Berdasarkan Balance
 Saling Menguntungkan Scorecard (BSC)
 Integritas moral  Keuangan
 Pelanggan
(Keraf,1998:73)  Proses Bisnis Internal
 Pembelajaran dan
Pertumbuhan

(Kaplan & Norton,1996:8)


CSR

 Tindakan menghadapi
Pasar (Market Actions)
 Tindakan Pemenuhan
Amanat/ Anjuran
(Mandates Actions)
 Tindakan/Program sukarela
(Voluntary Actions)

(Steiner,2003:146)

Keterangan :
= variabel yang diteliti

= variabel yang tidal diteliti

Gambar 2.5
Skema Kerangka Penelitian

79
Berdasarkan gambaran kerangka berpikir di atas, variabel yang diteliti ada tiga

yaitu etika bisnis (X1) dan tanggung jawab sosial perusahaan (X2) sebagai variabel

independen dan kinerja organisasi (Y) sebagai variabel dependen. Berikut digambarkan

hubungan kausalitas antar variabel penelitian:

µ
X1
Y µ

X2
Gambar 2.6
Hubungan Kausalitas

Keterangan:
X1 : Etika Bisnis
X2 : Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Y : Kinerja Organisasi
µ : Variabel yang tidak diteliti

D. Hipotesis

Terdapat 2 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Hipotesis I, yaitu etika bisnis berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi.

2. Hipotesis II, yaitu tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh positif terhadap

kinerja organisasi.

80
81

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang Cianjur, dengan rencana penelitian selama empat bulan dimulai

bulan April 2011 sampai dengan bulan Juli 2011, dengan alokasi waktu penelitian

sebagai berikut:

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian

Uraian Kegiatan Tahun 2011/minggu


April Mei Juni Juli
Persiapan Penelitian
Survei tempat Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan Data
Penyusunan data
Editing Akhir
Penggandaan Tesis
Sidang Tesis

B. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya suatu metode atau pendekatan

yang berguna untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Metode yang dapat

dipergunakan untuk berhasilnya suatu penelitian adalah metode yang mempunyai

kesesuaian dengan masalah penelitian, hal tersebut karena pada dasarnya metode

merupakan cara yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan

dalam penelitian.
82

Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif maka metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explanatory. Menurut Linger

dalam Sugiyono (2006: 7) :

Metode survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi


besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data-data dari
sample yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-
kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel
sosiologis maupun psikologis.

Sugiyono (2006: 11), penelitian deskriptif merupakan “penelitian yang

bertujuan untuk memberikan gambaran dari variabel penelitian, sedangkan

penelitian verifikatif bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian”.

Tujuan dari penelitan deskriptif ini untuk memperoleh gambaran variabel yang

diteliti yaitu etika bisnis, tanggung jawab sosial perusahaan, dan kinerja

organisasi. Secara vertifikatif, penelitian ini bertujuan untuk mengadakan

penelitian sekaligus pengujian kebenaran dari hipotesis yang didasarkan pada data

penelitian di lapangan dimana penelitian ini akan diuji. Adapun permasalahan

yang akan diuji adalah apakah etika bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan

berpengaruh terhadap kinerja organisasi bank.

C. Operasional Variabel Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dipilih, yaitu pengaruh etika bisnis dan

tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja organisasi, maka terdapat tiga

variabel dalam penelitian ini, yaitu : Etika Bisnis (X1) dan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan (X2) sebagai variabel independen/bebas, dan Kinerja Organisasi

sebagai variabel dependen/terikat (Y).


83

Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian

Konsep
Variabel Indikator Ukuran Skala
Variabel
 Otonomi  Mampu memberikan Ordinal
kemampuan dan (1,2)
sikap yang tepat
dalam mengambil
keputusan
 Mampu bertindak Ordinal
berdasarkan (3,4)
kesadaran tentang
apa yang
dianggapnya baik
untuk dilakukan
 Kejujuran  Mampu melakukan Ordinal
kejujuran dalam (5,6,7,8)
pemenuhan syarat-
syarat perjanjian &
kontrak
“Etika adalah sebuah  Mampu melakukan Ordinal
refleksi kritis dan kejujuran dalam (9,10)
rasional mengenai hubungan kerja
nilai dan norma intern dalam suatu
moral yang perusahaan
Etika Bisnis menentukan dan
terwujud dalam sikap  Keadilan  Mampu memberikan Ordinal
(X1)
keadilan pada (11,12,13)
dan pola perilaku
hidup manusia, baik semua kalangan
secara pribadi
maupun sebagai  Saling  Semua pihak dalam Ordinal
kelompok menguntun perusahaan mampu (14)
(Sonny gkan berusaha saling
Keraf,1998:10) menguntungkan
 Mampu untuk tidak Ordinal
merugikan pihak lain (15)
 Integritas  Mampu Ordinal
moral menjalankan bisnis (16,17)
dengan tetap
menjaga nama baik
perusahaannya Ordinal
 Mampu untuk tidak (18,19)
melakukan
perbuatan tercela
yang dapat
merugikan citra
perusahaannya Ordinal
 Mampu (20)
menjalankan bisnis
dengan tetap
menjaga nama baik
84

relasinya

 Market  Tingkat penerimaan Ordinal


Action produk/jasa (1,2)
berdasarkan jumlah
konsumen yang
menggunakannya
 Tingkat kesesuaian Ordinal
tindakan umum (3,4)
perusahaan dengan
etika bisnis
 Mampu melakukan Ordinal
kepatuhan (5,6,7)
CSR atau tanggung perusahaan
Tanggung jawab sosial terhadap peraturan
Jawab perusahaan adalah negara
Sosial kewajiban suatu  Mandates  Tingkat penyerapan Ordinal
Perusahaa perusahaan harus actions tenaga kerja (8, 9)
n menciptakan  Tingkat Ordinal
(X2) kesejahteraan kelengkapan info & (10,11)
dengan menghindari keamanan produk
praktik hal yang  Voluntary  Mampu memberikan Ordinal
buruk dengan Action kepedulian terhadap (12,13,14)
meningkatkan aset kondisi sosial
sosial masyarakat. masyarakat
(Steiner dan Steiner,  Mampu memberikan Ordinal
2003:126) kepedulian (15,16)
perusahaan di
bidang pendidikan
 Tingkat ketepatan Ordinal
sasaran pemberian (17)
bantuan yang
diberikan
perusahaan Ordinal
 Tingkat frekuensi (18)
 pemberian bantuan
yang diberikan
perusahaan
Balanced Scorecard  Multidimensi  Tingkat Ordinal
adalah suatu kemampuan dalam (1)
kerangka kerja baru memahami efisiensi
untuk pembiayaan
mengintergrasikan perusahaan Ordinal
berbagai ukuran  Tingkat (2)
Kinerja
yang diturunkan dari kemampuan dalam
Organisasi
strategi perusahaan. merancang
(Y)
Balanced Scorecard  Seimbang kegiatan organisasi Ordinal
mencakup berbagai berbasis biaya (3)
aktivitas penciptaan  Tingkat
nilai yang dihasilkan kemampuan dalam
oleh para partisipan  Bermuara memahami Ordinal
perusahaan yang pada pengelolaan (4)
memiliki kemampuan sasaran keuangan
motivasi tinggi.
85

Sementara tetap keuangan organisasi Ordinal


memperhatikan  Tingkat (5)
kinerja jangka kemampuan dalam
pendek, yaitu melalui memahami laporan
perspektif finansial, keuangan yang
Balanced Scorecard komprehensif
dengan jelas  Tingkat
mengungkapkan kemampuan dalam
berbagai hal yang menjalin kerjasama
menjadi pendorong untuk menunjang
tercapainya pembiayaan
kinerjanya dan operasional
kompetitif jangka organisasi
panjang yang  Pertumbuha  Tingkat Ordinal
superior. n pertumbuhan (6,7)
(Kaplan dan Norton, pelanggan pelanggan
1996:  Tingkat kepuasan Ordinal
 Kepuasan pelanggan (8,9)
pelanggan
 Proses  Mampu melakukan Ordinal
inovasi prose inovasi (10,11)
 Proses  Mampu melakukan Ordinal
operasi proses operasi (12,13)
dengan baik
 Layanan  Mampu melakukan Ordinal
purna jual layanan purna jual (14)
 Kapabilitas  Tingkat kepuasan Ordinal
karyawan karyawan (15,16)
 Tingkat retensi Ordinal
pekerja (17)
 Tingkat pelatihan Ordinal
dan pengembangan (18)
karyawan
 Kapabilitas  Tingkat kapabilitas Ordinal
sistem sistem informasi (19)
informasi
 Motivasi,  Tingkat pemberian Ordinal
pemberday motivasi yang (20,21,22
aan & diberikan )
keselarasan perusahaan kepada
karyawan
 Tingkat komunikasi
& pembelajaran Ordinal
(23,24)

D. Jenis dan Sumber Data


86

Jenis data merupakan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan

dengan variabel yang diteliti. Berdasarkan sumbernya, data dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung

atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data

berupa observasi, wawancara maupun penyebaran kuesioner kepada sumber data.

Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan atau hasil penelitian

pihak lain. Sumber data adakah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan

tentang data. Sumber data primer adalah pelaku langsung atau yang terlibat

langsung dengan karakter yang diteliti. Sumber data sekunder adalah karakter

hasil liputan pihak lain. Untuk memudahkan dan memperjelas jenis dan sumber

data apa yang akan penulis kumpulkan maka disajikan di dalam sebuah tabel.

Tabel 3.3
Jenis dan Sumber Data

Jenis Data Sumber Data


Profil perusahaan Dokumentasi Bank
Struktur Organisasi Dokumentasi Bank
Operasi kegiatan perusahaan Wawancara dengan pihak Bank
Karakteristik Bank Wawancara dengan pihak Bank
Tanggapan mengenai etika bisnis yang Karyawan Bank
dilakukan oleh Bank
Tanggapan mengenai tanggung jawab Karyawan Bank
soial perusahaan yang dilaksanakan oleh
Bank
Persepsi terhadap kinerja organisasi Bank Karyawan Bank

E. Penelitian Populasi
87

Keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi

objek penelitian disebut populasi. Arikunto (2006:130) menyatakan bahwa

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Riduwan (2003:7)

mengemukakan bahwa “Populasi merupakan objek tertentu berkaitan dengan

masalah penelitian”. Pengertian yang lebih spesifik diungkapkan oleh Sugiyono

(2006:54) yang berpendapat bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Bank Rakyar Indonesia

(BRI) kantor cabang Cianjur, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.4
Data Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Cianjur

No Jabatan Jumlah
1. Fungsi pemasaran 18
2. Fungsi bisnis mikro 10
3. Seksi layanan operasional 8
4. Seksi layanan kas 11
5. Seksi penunjang bisnis 5
6. Seksi penunjang operasional 14
Jumlah 66
Sumber : Bagian SDM/Personalia BRI, diolah penulis

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah pegawai PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Cianjur sebanyak 66 pegawai atau

kurang dari 100, maka dalam penelitian ini jumlah pegawai dijadikan populasi

penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2006:130) yang

mengemukakan bahwa:
88

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian
populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara
10% - 15% atau dengan 20% - 25%.

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Studi Kepustakaan

Untuk teknik pengumpulan data penunjang digunakan studi kepustakaan.

Teknik studi kepustkaan digunakan untuk mengumpulkan landasan teoritis

melalui berbagai literatur seperti sumber bacaan (buku), referensi, dokumen-

dokumen, media cetak tertulis, dan beberapa situs internet yang memiliki

relevansi dengan masalah penelitian sebagai landasan untuk mengolah data.

2. Wawancara

Riduwan (2006: 74) mengemukakan bahwa “wawancara adalah suatu cara

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari

sumbernya”. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara

mengajukan pertanyaan langsung kepada sumber data yang ada di lokasi untuk

mengidentifikasi permasalahan yang diteliti.

3. Angket

Angket yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yang bertujuan untuk

memperoleh informasi mengenai permasalahan yang diteliti. Riduwan (2006: 71)

mengemukakan bahwa “angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada

orang lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan

permintaan pengguna”.
89

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup

(angket berstruktur) artinya angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa

sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan

karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist

(√ ).

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk Skala

Likert. Penyebaran angket dilakukan kepada karyawan PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk Cabang Cianjur sebanyak 66 pegawai.

Adapun langkah-langkah dalam menyusun angket adalah sebagai berikut:

a) Menyusun objek respondennya

b) Menyusun kisi-kisi daftar pertanyaan/pernyataan angket

c) Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban

d) Menetapkan skala pemberian skor untuk setiap item pernyataan. Alat ukur

yang digunakan dalam pemberian skor daftar pernyataan menggunakan Skala

Likert dengan ukuran ordinal artinya yang diteliti mempunyai peringkat empat

urutan: sangat merasakan, merasakan, kurang merasakan, dan tidak

merasakan.

e) Melakukan Uji Coba Angket

Sebelum pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan angket yang akan

digunakan terlebih dahulu diuji cobakan, pelaksanaan uji coba ini

dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada item angket.

G. Teknik Pengujian Data


90

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketetapan alat ukur terhadap

konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Menurut Arikunto (2006:168) mengatakan bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.

Dalam validitas uji instrumen ini digunakan rumus Product Momen, adapun

rumusnya sebagai berikut:

n. XY   X  Y 
rxy 
n X 2

  X  n Y 2   Y 
2 2

Keterangan:
rxy = Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y
n = Jumlah responden
 XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden
 X = Jumlah skor X
 Y = Jumlah skor Y
 X  = Kuadrat jumlah skor X
2

 Y  = Kuadrat jumlah skor Y


2

Kaidah keputusan = Jika rhitung > rkritis berarti valid, sebaliknya

Jika rhitung < rkritis berarti tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Jika instrumen penelitian telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas

tersebut diuji. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena
91

instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178). dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

 x 2

 x2  N
b 2 
N

Keterangan :
b 2 = Harga varian tiap butir pertanyaan
x 2
= Jumlah kuadrat skor total

 x  2
= Kuadrat seluruh skor responden di setiap butir pertanyaan
N = Jumlah responden

Menghitung varian total t 2  


 y  2

 y2 N
t 2 
N

Keterangan :
t 2 = Harga varian total
 y 2
= Jumlah kuadrat total
 x = Jumlah kuadrat dari jumlah skor total
2

N = Jumlah responden

Menghitung reliabilitas angket dengan rumus alpha

 K  1   b 
2

r11    
 K  1   t 
2

Keterangan :
r 11 = Reliabilitas angket
K = Banyaknya butir pertanyaan
 = Harga varian butir pertanyaan
b 2

 t 2
= Harga varian total
92

Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasinya digunakan distribusi

(Tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk = n - 2).

Kemudian membuat keputusan membandingkan r11 dengan rtabel .

Kaidah keputusan = Jika r11 > rtabel berarti reliabel, sebaliknya

Jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel

H. Teknik Analisis Data

1. Perhitungan Persentase

Perhitungan persentase digunakan untuk mengetahui gambaran variabel

penelitian, melalui perhitungan frekuensi skor jawaban responden pada setiap

alternatif jawaban angket, sehingga diperoleh persentase jawaban setiap alternatif

jawaban dari skor data yang diperoleh.

Untuk mengklasifikasikan skor data yang diperoleh digunakan rumus

Arikunto (1998:3554-356) dan Husein Umar (2003:225), sebagai berikut:

Skor Tertinggi – Skor Terendah


Rentang Skor =
Jumlah Klasifikasi

Keterangan:
 Skor tertinggi = jumlah responden x bobot tertinggi x jumlah item
 Skor terendah = jumlah responden x bobot terendah x jumlah item
 Jumlah Skor = tertinggi (↑); terendah (↓).
 Rentang Klasifikasi = sangat tinggi (5); tinggi (4); cukup (3); rendah (2);
sangat rendah (1).
93

2. Uji Persyaratan Pengolahan Data

Uji persyaratan pengolahan data untuk uji hipotesis meliputi uji normalitas

dan linieritas.

Tujuan dari dilakukannya uji normalitas data adalah untuk mengetahui

apakah suatu variabel normal atau tidak. Dalam uji normalitas data, penulis

menggunakan Kolmogorov Smirnov, data dapat dikatakan normal jika nilai Sig

atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05.

Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara

variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas

dilakukan dengan uji kelinieran regresi (Sudjana, 1992 : 466). Pengolahan data

untuk uji normalitas dan uji linieritas dibantu dengan menggunakan SPSS 18.

3. Analisis Korelasi Sederhana

a) Korelasi Sederhana

Analisis korelasi yaitu teknik untuk menentukan keeratan hubungan

variabel independen (X1 dan X2) dengan variabel dependen (Y). Penentuan

Koefisien Korelasi ini dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson

Product Moment (Sugiyono, 2006: 182) dengan rumus sebagai berikut:

n (  xy )  (  X ).(  Y )
rxy 
{n. X 2  (  X ) 2 }.{ n. Y 2  (  Y ) 2 }

Dimana:
r = Koefisien Korelasi Pearson Poduct Moment
n = Banyaknya sampel yang diobservasi
X = Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Y = Kinerja Organisasi
94

Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak

lebih dari harga (-1≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif

sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat

kuat. Sedangkan arti harga r akan di interpretasikan dengan tabel di bawah ini:

Tabel 3.5
Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Korelasi Tingkat Hubungan


0,00 – 0.199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang/Cukup
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2006: 183

b) Korelasi Ganda

Sugiyono (2006: 190) Korelasi ganda berfungsi untuk mencari keeratan

hubungan antara dua variabel bebas (X1 dan X2 ) atau lebih secara simultan

(bersama-sama) dengan variabel terikat (Y), desain penelitian dan rumus korelasi

ganda sebagai berikut:

r 2 X 1Y  r 2 X 2 Y  2( rX 1Y ).( rX 2Y ).( rX 1 X 2 )
R X 1 X 2Y 
1 r 2 X1X 2

Keterangan:
Ryx1x2 = korelasi antara variabel X 1 dengan X 2 secara bersama-sama dengan
variabel Y
95

rYX1 = korelasi product moment antara X 1 dengan Y


rYX2 = korelasi product moment antara X 2 dengan Y
rx1x2 = korelasi product moment antara X 1 dengan X 2

4. Regresi Ganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel

dependen dapat diprediksikan melalui variabel independen secara individual.

Dampak dari penggunaan analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan

apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui

menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen atau untuk

meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan

variabel independen/dan sebaliknya.

Regresi ganda merupakan pengembangan dari analisis regresi sederhana,

kegunaannya yaitu untuk memprediksikan/meramalkan nilai variabel terikat (Y)

apabila variabel bebas minimal dua atau lebih. Dalam penelitian ini Analisis

Regresi dihitung dengan menggunakan analisis regresi berganda, (Sugiyono,

2006: 2011) dengan rumus seperti di bawah ini:

Y = a + b1x1 + b2x2

Dimana :
Y = Subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan
a = nilai konstanta harga Y jika X = 0
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai
peningkatan (+) atau penurunan (-) variabel Y

Rumus mencari nilai a dan nilai b sebagai berikut:

 Y  b. X n. XY   X . Y
a b
n n. X 2  ( X ) 2
96

5. Koefisien Determinasi (KD)

Koefisien determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya

sumbangan variabel X1 dan X2 terhadap Y, sehingga diketahui besarnya

persentase pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y. Koefisien determinasi dapat

diketahui dengan rumus yang dikemukakan Riduwan (2008: 136) yaitu:

KD = r2 x 100%

Keterangan:
KD = koefisien Determinasi
r = koefisien Korelasi
100% = konstanta

6. Rancangan Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk uji signifikansi yang berfungsi untuk

mencari makna hubungan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. Pengujian ini

untuk mengetahui apakah variabel etika bisnis dan tanggung jawab sosial

perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi.

Hipotesis Parsial (uji t)

Dalam pengujian ini dilakukan dengan uji uji t (Sugiyono, 2006: 184)

dengan rumus seperti di bawah ini:

r n2
t
1 r 2

Keterangan :
97

t = distribusi student
r = koefisien korelasi product moment
n = banyaknya data

Harga t hitung selanjutnya dibandingkan dengan t tabel, untuk taraf

kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) adalah:

Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan

keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

1. Etika Bisnis

Ho : artinya etika bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

organisasi.

Ha : artinya etika bisnis berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi.

2. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Ho : artinya tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja organisasi.

Ha : artinya tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

kinerja organisasi.
99

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

1. Sejarah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwekerto, Jawa

Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der

Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum

Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember

1895 yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Berdasarkan peraturan pemerintah No. 1 tahun 1946 pasal 1 disebutkan

bahwa BRI adalah sebagai bank pemerintah pertama di Republik Indonesia.

Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan

BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah

perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat

Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk

Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI,

Bank Tani dan Nederlandsche Maatscappij (NHM). Kemudian berdasarkan

penetapan presiden (penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam

Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965

tentang pembentukkan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam

ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani, dan Nelayan (eks
100

BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,

sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor

(Exim).

Berdasarkan undang-undang No. 14 tahun 1967 tentang undang-undang

Pokok Perbankan dan undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang undang-undang

Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank

Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor

dipisahkan masing-masing menjadi dua bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan

Bank Ekspor Impor Indonesia, selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21

tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan undang-undang perbankan No. 7 tahun

1992 dan peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 21 tahun 1992 status BRI

berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya

masih 100% ditangan pemerintah. PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun

1895 didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap

konsisten, yaitu dengan fokus pemberian fasilitas kredit kepada golongan

pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyuluhan

KUK pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp.

8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan

September sebesar Rp. 20.466 milyar.

Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka

sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumlah

4.447 buah, yang terdiri dari 1 kantor pusat BRI, 12 Kantor wilayah, 12 Kantor
101

Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (Dalam Negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu,

1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1

Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar,4 Kantor Mobil Bank, 193 P.

POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.

Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk mengalami beberapa perubahan yaitu:

 Anggaran Dasar PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., yang seluruh

perubahannya dimuat dalam Akta No. 51 tanggal 26 Mei 2008 yang telah

disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No. AHU-

48353.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 06 Agustus 2008 beserta perubahan-

perubahannya.

 Akta Penyertaan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan

Perseroan (PERSERO) PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat PT. Bank

Rakyat Indoesia (Persero) Tbk No.51tanggal 26 Mei 2008

 Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Nomor 7 Tanggal 13 Februari 2009

 Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Nomor 4 Tanggal 2 Februari 2009

PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada

masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pembiayaan

kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).


102

2. Produk dan Jasa Layanan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

a. Simpanan

1) Deposito

 Deposito BRI Rupiah

 Deposito BRI Valas

 Deposito On Call (DOC)

2) Giro

 GiroBRI Rupiah

 GiroBRI BRI Valas

3) Tabungan

 Britama

 Simpedes

 Simpedes TKI

 Tabungan Haji

 Britama Dollar

 Britama Junio

b. Pinjaman

1) Mikro

 Kupedes

2) Retail

 Kredit Agunan Kas

 Kredit Express

 Kredit Investasi
103

 Kredit Modal Kerja

 KMK Ekspor

 KMK Konstruksi

 Kredit BRIGuna

 Kredit Waralaba

 Kredit SPBU

 Kredit Resi Gudang

 KMK Talangan SPBU

 KMK Konstruksi - BO I

 Kredit Batubara

 KMK Mitra HMCC

 Kredit Mitra WIKA

 Kredit Waralaba ALFAMART

 Kredit Pemilikan Gudang

 Kredit Pengadaan Tabung Elpiji 3 Kg

 KMK Mitra PP

 Kredit Kepada Anggota PDGI

 Kredit Kepada PPTKIS & TKI

 Kredit Waralaba Apotik K24

3) Menengah

 Agribisnis

 Bisnis umum
104

4) Program

 KPEN-RP

 KKPE-Tebu

 KKPE

5) Kredit Usaha Rakyat

 KUR BRI

 KUR TKI BRI

c. Jasa Bank

1) Jasa Bisnis

 Bank garasi

 Kliring

 Remittance

 SKBDN

2) Jasa keuangan

 Bill Payment

 Penerimaan Setoran

 Transaksi Online

 Transfer dan LLG

3) Jasa lain

 Layanan ekspor

 Layanan impor

4) Kelembagaan

 SPP Online
105

 Cash Management BRI

5) E-banking

 ATM BRI

 SMS Banking BRI

 Phone Banking BRI

 Internet Banking BRI

 e- BUZZ

 KIOSK BRI

 Mini ATM BRI

 BRIZZI

 MoCash

6) Treasury

 Foreign Exchange

 Money Market

 Fixed Income

 Produk Derivatif

 Keunggulan dan Prosedur

7) Internasional

 BRIfast Remittance

 Layanan Bank Koresponden

 Layanan Lainnya

d. Produk Konsumer

1) Kartu Kredit
106

2) Kredit pemilikan rumah (KPR)

 KPR BRI

 KPR BRI Solusi Rumah Holcim

 Simulasi

3) Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)

 KKB BRI- Mobil Baru & Bekas

 KKB BRI- DP 0%

 KKB BRI- Refinancing

 KKB BRI- Harley Davidson

 Simulasi

4) Kredit Multi Guna (KMG)

e. Investment Banking

1) DPLK

2) ORI dan SR

3) Jasa Wali Amanat

4) Jasa Kustodian

f. Priority Banking

1) Produk, Layanan, dan Privileges

2) Kartu BRI Prioritas

3) Outlet
107

3. Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

a. Visi BRI

Visi dari Bank Rakyat Indonesia adalah “menjadi bank komersial

terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasaan nasabah”.

b. Misi BRI

Misi dari Bank Rakyat Indonesia adalah :

1) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan

kepada usaha mikro, kecil, dan menengah untuk menunjang peningkatan

ekonomi masyarakat.

2) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang

tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional

dengan melaksanakan praktek good corporate governance.

3) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.

B. Analisis Data Hasil Penelitian

1. Pengujian Instrumen Penelitian

Pemantapan instrumen penelitian dilakukan dengan melakukan uji coba

angket terhadap 20 orang responden. Data angket yang terkumpul, kemudian

secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Sesuai dengan variabel yang

akan diteliti, angket yang diujicobakan terdiri atas angket untuk mengukur

variabel etika bisnis, tanggung jawab sosial perusahaan, dan kinerja organisasi.
108

Penyebaran jumlah item angket pada masing-masing variabel tampak pada tabel

berikut.

Tabel 4.1
Jumlah Item Angket untuk Ujicoba

Jumlah Item
No Variabel
Angket
1 Etika Bisnis 20
2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 20
3 Kinerja Organisasi 30
Total 70
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah item angket yang akan

diujicobakan sebanyak 70 item.

a. Uji Validitas

Formula yang digunakan untuk mengukur validitas instrumen dalam

penelitian ini adalah product moment coefficient dari Karl Pearson.

n xy   x  y 
rxy 
n x   x n y   y  
2 2 2 2

Berdasarkan langkah-langkah uji validitas sebagaimana dikemukakan pada

Bab III, dengan bantuan Microsoft Excel dan SPSS diperoleh hasil uji validitas

angket sebagaimana terlampir. Rekapitulasi jumlah item angket hasil uji coba

tampak pada tabel berikut :


109

Tabel 4.2
Jumlah Item Angket Hasil Ujicoba

Jumlah Item Angket


No Variabel Sebelum Uji Coba Tidak Valid Valid
1 Etika Bisnis 20 - 20
2 Tanggung Jawab Sosial 2 18
20
Perusahaan
3 Kinerja Organisasi 30 6 24
Total 70 8 62
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 70 item angket yang

diujicobakan, 8 item angket tidak valid dan 62 item angket valid. Dengan

demikian jumlah item angket yang digunakan untuk mengumpulkan data

sebanyak 62 item.

Pengujian validitas terhadap 20 item angket untuk variabel etika bisnis

ternyata dinyatakan valid semua, dengan demikian angket tersebut layak

digunakan untuk mengumpulkan data variabel etika bisnis. Berbeda dengan 20

item angket variabel tanggung jawab sosial perusahaan sebanyak 2 item

dinyatakan tidak valid, dengan demikian angket yang digunakan untuk

mengumpulkan data variabel tanggung jawab sosial perusahaan berjumlah 18

item. Begitupula untuk pengujian 30 item variabel kinerja organisasi sebanyak 6

item dinyatakan tidak valid, dengan demikian angket yang digunakan untuk

mengumpulkan data variabel kinerja organisasi berjumlah 24 item.

Item angket yang tidak valid terletak pada indikator yang berbeda,

sehingga walaupun item angket ini dibuang, angket yang lain masih dianggap

representatif untuk mengukur indikator yang dimaksud. Berikut rekapitulasi hasil


110

perhitungan uji validitas dengan menggunakan bantuan SPSS dan Microsoft Office

Excel.

Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

r Kritis
Koefisien
Variabel No. Item (n = 20, α = Kesimpulan
Validitas
0,05)
1 0.488 0,444 Valid
2 0.49 0,444 Valid
3 0.56 0,444 Valid
4 0.64 0,444 Valid
5 0.72 0,444 Valid
6 0.68 0,444 Valid
7 0.6 0,444 Valid
8 0.49 0,444 Valid
9 0.56 0,444 Valid
Variabel 10 0.7 0,444 Valid
X1 11 0.85 0,444 Valid
12 0.56 0,444 Valid
13 0.7 0,444 Valid
14 0.8 0,444 Valid
15 0.65 0,444 Valid
16 0.55 0,444 Valid
17 0.58 0,444 Valid
18 0.74 0,444 Valid
19 0.56 0,444 Valid
20 0.48 0,444 Valid
1 0.52 0,444 Valid
2 0.493 0,444 Valid
3 0.47 0,444 Valid
4 0.66 0,444 Valid
5 0.61 0,444 Valid
6 0.55 0,444 Valid
Variabel
7 0.35 0,444 Tidak Valid
X2
8 0.68 0,444 Valid
9 0.6 0,444 Valid
10 0.56 0,444 Valid
11 0.63 0,444 Valid
12 0.46 0,444 Valid
111

r Kritis
Koefisien
Variabel No. Item (n = 20, α = Kesimpulan
Validitas
0,05)
13 0.57 0,444 Valid
14 0.73 0,444 Valid
15 0.69 0,444 Valid
16 0.46 0,444 Valid
17 0.16 0,444 Tidak Valid
18 0.53 0,444 Valid
19 0.48 0,444 Valid
20 0.54 0,444 Valid
1 0.492 0,444 Valid
2 0.483 0,444 Valid
3 0.582 0,444 Valid
4 0.574 0,444 Valid
5 0.583 0,444 Valid
6 0.032 0,444 Tidak Valid
7 0.518 0,444 Valid
8 0.664 0,444 Valid
9 0.65 0,444 Valid
10 -0.1 0,444 Tidak Valid
11 0.536 0,444 Valid
12 0.695 0,444 Valid
13 0.48 0,444 Valid
14 0.092 0,444 Tidak Valid
Variabel 15 0.577 0,444 Valid
Y 16 0.587 0,444 Valid
17 0.22 0,444 Tidak Valid
18 0.761 0,444 Valid
19 0.588 0,444 Valid
20 0.479 0,444 Valid
21 0.83 0,444 Valid
22 0.48 0,444 Valid
23 0.567 0,444 Valid
24 0.17 0,444 Tidak Valid
25 0.59 0,444 Valid
26 0.515 0,444 Valid
27 0.62 0,444 Valid
28 0.62 0,444 Valid
29 0.42 0,444 Valid
30 0.64 0,444 Valid
112

b. Uji Reliabilitas

Rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus alpha sebagai

berikut:

 k   b 
2

r11    1  
 k  1    t 2 

Berdasarkan langkah-langkah uji reliabilitas sebagaimana dikemukakan

pada Bab III, dengan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS diperoleh hasil

uji reliabilitas angket terlampir. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas tampak pada

tabel berikut :

Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1 Etika Bisnis 0.917 0,444 Reliabel


2 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 0.870 0,444 Reliabel
3 Kinerja Organisasi 0.936 0,444 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada variabel etika bisnis

(X1) diperoleh r hitung = 0.917 dan dari tabel r product moment diperoleh nilai rtabel

dengan n = 20 dan taraf nyata () = 0, 05 sebesar rtabel = 0,444. Hal ini berarti

rhitung lebih besar r tabel (0,917 > 0,444) dengan demikian angket untuk variabel

etika bisnis (X1) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.

Pada variabel tanggung jawab sosial perusahaan (X2) , diperoleh r hitung =

0.870 dan dari tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 20 dan

taraf nyata () = 0, 05 sebesar rtabel = 0,444. Hal ini berarti r hitung lebih besar r
113

tabel (0,870 > 0,444) dengan demikian angket untuk variabel tanggung jawab sosial

perusahaan (X2) mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.

Pada variabel kinerja organisasi (Y), diperoleh r hitung = 0.936 dan dari

tabel r product moment diperoleh nilai r tabel dengan n = 20 dan taraf nyata

() = 0, 05 sebesar rtabel = 0,444. Hal ini berarti r hitung lebih besar r tabel

(0,936 > 0,444) dengan demikian angket untuk variabel kinerja organisasi (Y)

mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.

2. Pengujian Persyaratan Analisis Data

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah suatu variabel

berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas data, penulis menggunakan

Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS. Hasil perhitungan uji

normalitas tampak pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tanggung
Jawab Sosial Kinerja
Etika Bisnis Perusahaan Organisasi
N 66 66 66
Normal Parameters a,b Mean 52.2917 47.5548 60.9377
Std. Deviation 11.09731 9.61986 13.04893
Most Extreme Absolute .090 .094 .109
Differences Positive .075 .075 .079
Negative -.090 -.094 -.109
Kolmogorov-Smirnov Z .734 .765 .886
Asymp. Sig. (2-tailed) .654 .603 .412
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Kriteria pengujian normalitas data adalah jika nilai probabilitas > 0.05,

maka data berdistribusi normal. Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh nilai probabilitas
114

variabel etika bisnis (X1) sebesar 0,654, nilai probabilitas variabel tanggung jawab

sosial perusahaan (X2) sebesar 0,603, dan nilai probabilitas variabel kinerja

organisasi (Y) sebesar 0,412. Hasil uji normalitas ini menunjukkan nilai

probabilitas masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 artinya data penelitian

untuk variabel yang diteliti berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas Data

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat

dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan

dengan uji kelinieran regresi. Pengujian linieritas data etika bisnis (X1) atas

kinerja organisasi (Y), diperoleh nilai F sebesar 1,491 dengan nilai p (kolom Sig.)

sebesar 0,196 dengan demikian, karena nilai p > 0,05 (deviation from linearity),

pada taraf kepercayaan 95% tidak terjadi penyimpangan signifikan terhadap

linearitas.

Pengujian linieritas data tanggung jawab sosial perusahaan (X2) atas

kinerja organisasi (Y), diperoleh nilai F sebesar 0,868 dengan nilai p (kolom Sig.)

sebesar 0,640, dengan demikian karena nilai p > 0,05 (deviation from linearity),

pada taraf kepercayaan 95% tidak terjadi penyimpangan signifikan terhadap

linearitas.

Tabel berikut menampilkan rekapitulasi hasil uji linieritas data setiap

variabel penelitian.
115

Tabel 4.6
Hasil Uji Linieritas Data

F tabel (α
No. Linieritas F hitung Kesimpulan
=0,05)
1 X1 atas Y 1.491 2.859 Linier
2 X2 atas Y 0.868 2.859 Linier
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa data pada variabel terikat

mempunyai linieritas dengan data pada masing-masing variabel bebas. Hasil ini

memberikan makna bahwa pengolahan data memungkinkan dilanjutkan dengan

menggunakan statistik parametrik.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis Pertama

1) Merumuskan Hipotesis Statistik

Ho : artinya Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

etika bisnis terhadap kinerja organisasi.

Ha : artinya Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara etika

bisnis terhadap kinerja organisasi.

2) Membuat Persamaan Regresi

Rumus persamaan regresi antara variabel etika bisnis dengan kinerja

organisasi adalah Ŷ = a+bX1. Perhitungan dengan bantuan SPSS diperoleh

hasil seperti tampak pada tabel berikut ini :


116

Tabel 4.7
Persamaan Regresi Y atas X1

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.933 2.606 1.125 .265
Etika Bisnis 1.109 .049 .943 22.747 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Organisasi

Berdasarkan Tabel 4.15. diperoleh persamaan regresi X1 terhadap Y, sebagai

berikut Ŷ = 2.933 + 1.109X1. Dari tabel 4.7 dapat pula ditentukan koefisien

korelasi X1 terhadap Y yaitu sebesar 0.943. Nilai tersebut menunjukkan bila

besar derajat kekuatan hubungan antara variabel (X1) dengan variabel (Y)

adalah sangat kuat karena ada pada kisaran 0,80 – 1,000 berdasarkan tabel

koefisien korelasi.

3) Menguji Keberartian Persamaan Regresi

Keberartian persamaan regresi didasarkan pada hasil perhitungan dengan

bantuan SPSS seperti tampak pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8
Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9849.571 1 9849.571 517.427 .000a
Residual 1218.283 64 19.036
Total 11067.854 65
a. Predictors: (Constant), Etika Bisnis
b. Dependent Variable: Kinerja Organisasi
117

Kriteria pengujian keberartian persamaan regresi adalah tolak Ho jika

probabilitas lebih kecil dari alpha = 0.05. Berdasarkan tabel 4.8 nilai

probabilitas sebagaimana ditunjukkan pada kolom Sig/Significance adalah

0.000, sehingga nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05. Dapat

disimpulkan koefisien regresi signifikan, atau etika bisnis benar-benar

berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kinerja organisasi.

4) Menghitung Nilai Determinasi

Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS nilai determinasi variabel etika

bisnis (X1) terhadap variabel kinerja organisasi (Y) tampak pada tabel berikut

ini :

Tabel 4.9
Koefisien Determinasi Y atas X1
Model Summary

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 .943a .890 .888 4.36299
a. Predictors: (Constant), Etika Bisnis

Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui besarnya determinasi etika bisnis

(X1) terhadap variabel kinerja organisasi (Y) adalah sebesar 89%, artinya

tingkat kinerja organisasi dipengaruhi oleh etika bisnis sebesar 89%

sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

b. Uji Hipotesis Kedua

1) Merumuskan Hipotesis Statistik

Ho : artinya Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja organisasi.


118

Ha : artinya Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja organisasi.

2) Membuat Persamaan Regresi

Rumus persamaan regresi antara variabel tanggung jawab sosial perusahaan

dengan kinerja organisasi adalah Ŷ = a+bX2. Perhitungan dengan bantuan

SPSS diperoleh hasil seperti tampak pada tabel berikut ini :

Tabel 4.10
Persamaan Regresi Y atas X2
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.742 3.268 .533 .596
Tanggung Jawab
1.245 .067 .918 18.478 .000
Sosial Perusahaan
a. Dependent Variable: Kinerja Organisasi

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh persamaan regresi X2 terhadap Y, sebagai

berikut Ŷ = 1.742 + 1.245X2. Dari tabel 4.10 dapat pula ditentukan koefisien

korelasi X2 terhadap Y yaitu sebesar 0.918 artinya ada hubungan yang sangat

kuat antara variabel tanggung jawab sosial perusahaan (X2) terhadap kinerja

organisasi (Y) karena berada pada kisaran 0,80 – 1,000.

3) Menguji Keberartian Persamaan Regresi

Keberartian persamaan regresi didasarkan pada hasil perhitungan dengan

bantuan SPSS seperti tampak pada tabel berikut ini;


119

Tabel 4.11
Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X2

ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9320.711 1 9320.711 341.429 .000(a)
Residual 1747.142 64 27.299
Total 11067.854 65
a Predictors: (Constant), Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
b Dependent Variable: Kinerja Organisasi

Kriteria pengujian keberartian persamaan regresi adalah tolak Ho jika

probabilitas lebih kecil dari alpha = 0.05. Berdasarkan tabel 4.11 nilai

probabilitas sebagaimana ditunjukkan pada kolom Sig/Significance adalah

0.000, sehingga nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0.05. Dapat

disimpulkan koefisien regresi signifikan, atau tanggung jawab sosial

perusahaan benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kinerja

organisasi.

4) Menghitung Nilai Determinasi

Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS nilai determinasi tanggung jawab

sosial perusahaan (X2) terhadap variabel kinerja organisasi (Y) tampak pada

tabel berikut ini :

Tabel 4.12
Koefisien Determinasi Y atas X2

Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 .918(a) .842 .840 5.22485
120

a Predictors: (Constant), Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui besarnya determinasi tanggung jawab

sosial perusahaan (X2) terhadap variabel kinerja organisasi (Y) adalah sebesar

84.20%, artinya tingkat kinerja organisasi dipengaruhi oleh tanggung jawab

sosial perusahaan sebesar 84.20%. sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor

lain.

Berdasarkan uraian mengenai pengujian hipotesis sebagaimana dipaparkan di

atas dapat dirangkum beberapa hal sebagai berikut:

1. Seluruh Ha yang diajukan dalam penelitian ini diterima pada

alpha 0.05, sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.17

Tabel 4.13
Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis

Nilai
Hipotesis Persamaan Regresi Keterangan
Sig.
Hipotesis 1 Ŷ = 2.933 + 1.109X1 0.000 Signifikan
Hipotesis 2 Ŷ = 1.742 + 1.245X2 0.000 Signifikan
Ket. Nilai Sig dibandingkan dengan 0.05

2. Berdasarkan perhitungan determinasi dapat digambarkan model

determinasi variabel penelitian seperti tampak pada Gambar 4.1.

X1 89.00%

Y µ
X2 84.20%

Gambar 4.1
Model Determinasi Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat
121

Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui pengaruh antara variabel etika bisnis

(X1) terhadap kinerja organisasi (Y) sebesar 89.00% dan besarnya pengaruh

variabel tanggung jawab sosial perusahaan (X2) terhadap kinerja organisasi

(Y) adalah 84.20%.

C. Pembahasan

1. Analisis Etika Bisnis

Permasalahan yang ingin dijawab adalah ” Bagaimana kuat lemahnya etika

bisnis PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur

berdasarkan persepsi pegawai.”

Menjalankan bisnis secara beretika, semakin menjadi tuntutan yang tak

terelakkan. Bisnis tidak lagi hanya dituntut menghasilkan keuntungan yang bagus

sehingga memberikan manfaat optimum kepada pemegang saham melainkan juga

harus mengedepankan tata kelola usaha yang baik, patuh pada aturan dan tetap

berada dalam koridor etika bisnis. Sebagai cabang filsafat terapan, etika bisnis

menyoroti segi-segi moral perilaku manusia yang mempunyai profesi di bidang

bisnis dan manajemen. Oleh karena itu, etika bisnis dapat dilihat sebagai usaha

untuk merumuskan dan menerapkan prinsip-prinsip etika di bidang hubungan

ekonomi antar manusia.

Keraf (1998:73) didalam bukunya menyatakan bahwa “Terdapat beberapa

prinsip-prinsip etika bisnis, yaitu prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip

keadilan, prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle), dan intregitas


122

moral. Dengan demikian berpedoman pada teori tersebut variabel etika bisnis

pada penelitian ini diukur melaluli indikator otonomi, kejujuran, keadilan, saling

menguntungkan (mutual benefit principle), dan intregitas moral.

a. Otonomi

Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil

keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang

dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang bisnis yang otonom adalah orang yang

sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis. Ia

tahu mengenai bidang kegiatannya, situasi yang dihadapinya, apa yang diharapkan

darinya, tuntutan dan aturan yang berlaku bagi bidang kegiatannya, sadar dan tahu

akan keputusan dan tindakan yang akan diambilnya serta risiko atau akibat yang

akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaannya maupun bagi pihak lain (Keraf,

1998:73).

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap kegiatan otonomi di

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur.

Tabel 4.14
Tanggapan terhadap Etika Bisnis Berdasarkan Indikator Otonomi

Kadang- Tidak
Selalu Sering Pernah
kadang Pernah
(5) (4) (2) Jml %
No Pernyataan (3) (1)
Skor Skor
Sko Sko
F F Skor F Skor F F Skor
r r
Tanggung
jawab
profesional
perusahaan
1 dikerjakan 26 130 35 140 5 15 0 0 0 0 285 25.40
sesuai hukum-
hukum yang
relevan,
peraturan, serta
123

Kadang- Tidak
Selalu Sering Pernah
kadang Pernah
(5) (4) (2) Jml %
No Pernyataan (3) (1)
Skor Skor
Sko Sko
F F Skor F Skor F F Skor
r r
ketetapan
standar yang
berlaku

Kompetensi
profesional
yang
dibutuhkan
perusahaan
selalu dijaga
2 dengan cara 25 125 38 152 3 9 0 0 0 0 286 25.49
mengembangka
n kemampuan
& keahlian
komunitas yang
ada dalam
perusahaan
Perusahaan
selalu
menyajikan
pelaporan yang
lengkap & jelas
serta
memberikan
3 rekomendasi 15 75 43 172 8 24 0 0 0 0 271 24.15
setelah
melakukan
analisis
terhadap
informasi yang
relevan & dapat
dipercaya
Perusahaan
berusaha
menghindarkan
diri dari
keterlibatan
4 pengambilan 25 125 32 128 9 27 0 0 0 0 280 24.95
keputusan yang
menimbulkan
konflik /
masalah intern
maupun ekstern

Total Skor 1122


Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel indikator

otonomi, diketahui bahwa pernyataan kompetensi profesional yang dibutuhkan

perusahaan selalu dijaga dengan cara mengembangkan kemampuan & keahlian


124

komunitas yang ada dalam perusahaan memperoleh skor tertinggi yaitu 286

(25.49%), sedangkan pernyataan yang memiliki skor terendah ialah pernyataan

perusahaan selalu menyajikan pelaporan yang lengkap & jelas serta memberikan

rekomendasi setelah melakukan analisis terhadap informasi yang relevan dan

dapat dipercaya memperoleh skor 271 (24.15%). Pada dasarnya kompetensi

adalah suatu pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan, pengertian

lain dikemukakan oleh Syah (2007:24) yang mengemukakan bahwa kompetensi

adalah “Kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhi syarat

ketentuan hukum” sedangkan profesional adalah sifat dari sesuatu yang berkenaan

dengan profesi atau penampilan seseorang dalam menjalankan suatu pekerjaan

atau jabatannya sesuai dengan tuntutan profesinya.

b. Keadilan

Keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai

dengan peraturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan

dapat dipetangungjawabkan. Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam

kegiatan bisnis entah dalam relasi eksternal perusahaan maupun relasi internal

perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing, dalam arti

keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan

kepentingannya. (Keraf, 1998:73)

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap melakukan keadilan di

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur.


125

Tabel 4.15
Tanggapan terhadap Etika Bisnis Berdasarkan Indikator Keadilan

Kadang- Tidak
Selalu Sering Pernah
kadang Pernah
(5) (4) (2) Jml %
No Pernyataan (3) (1)
Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor

Perusahaan
telah
memberikan
kesempatan
yang sama &
adil bagi setiap
karyawan
5 dalam hal 1 5 20 80 31 93 14 28 0 0 206 29.51
rekrutmen,
pemindahan,
promosi, dan
hal lain yang
berhubungan
dengan
ketenagakerjaan
Perusahaan
telah bersaing
secara sehat di
pasar, berlaku
adil &
menghargai
hak-hak
pesaing, tidak
mengambil
secara tidak
6 23 115 35 140 8 24 0 0 0 0 279 38.83
syah
kepemilikan
intelektual,
barang-
barang/informa
si rahasia dari
pelanggan,
pemasok, &
mitra
bisnis/pesaing
126

Keputusan &
evaluasi yang
digunakan
perusahaan
terhadap
karyawan,
7 1 5 19 76 40 120 6 12 0 0 213 30.52
pelanggan, &
mitra bisnis,
serta pesaing
didasarkan pada
penilaian yang
objektif
Total Skor 698
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel indikator

keadilan, diketahui bahwa pernyataan perusahaan telah bersaing secara sehat di

pasar, berlaku adil & menghargai hak-hak pesaing, tidak mengambil secara tidak

syah kepemilikan intelektual, barang-barang/informasi rahasia dari pelanggan,

pemasok, & mitra bisnis/pesaing dan pernyataan keputusan & evaluasi yang

digunakan perusahaan terhadap karyawan, pelanggan, & mitra bisnis, serta

pesaing didasarkan pada penilaian yang objektif memperoleh skor tertinggi yaitu

279 (38.83%), sedangkan pernyataan yang memiliki skor terendah ialah

pernyataan mengenai perusahaan telah memberikan kesempatan yang sama & adil

bagi setiap karyawan dalam hal rekrutmen, pemindahan, promosi, dan hal lain

yang berhubungan dengan ketenagakerjaan yang memperoleh skor 206 (29.51%).

Dari hasil pengolahan data tersebut bisa dipahami, bahwa PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur telah menerapkan etika bisnis

secara sehat di pasar dan berlaku adil terhadap karyawan, pelanggan, & mitra

bisnis, serta pesaing.

c. Kejujuran
127

Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.

Semua pihak (pelaku bisnis dalam hal ini) secara a priori saling percaya satu sama

lain, bahwa masing-masing pihak tulus dan jujur dalam membuat perjanjian dan

kontrak itu dan lebih dari itu serius serta tulus dan jujur melaksanakan janjinya.

Kejujuran juga relevan dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan

harga yang sebanding. Sebagaimana telah dikatakan di awal dalam bisnis modern

penuh persaingan dimana kepercayaan konsumen adalah hal yang paling pokok.

Maka sekali pengusaha menipu konsumen entah melalui iklan melalui pelayanan

yang tidak sebagaimana digembor-gemborkan konsumen akan dengan mudah lari

ke produk lain, bahkan perusahaan yang sudah mempunyai nama besar tidak bisa

mengandaikannya begitu saja, dan karena itu selalu berusaha untuk menjaga

konsumennya dengan tidak mau menipu mereka

Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

Omong kosong bahwa suatu perusahaan bisa bertahan apabila hubungan kerja

dalam perusahaan itu tidak dilandasi oleh kejujuran, maka kejujuran dalam

perusahaan adalah inti dan kekuatan perusahaan itu. Suatu perusahaan akan

hancur apabila suasana kerja penuh dengan akal-akalan dan tipu-menipu, selama

kejujuran tidak terbina dalam perusahaan relasi keluar pun sulit dijalin atas dasar

kejujuran.

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap melakukan kejujuran

di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur.

Tabel 4.16
Tanggapan terhadap Etika Bisnis Berdasarkan Indikator Kejujuran
128

Kadang-
Selalu Sering Pernah Tidak
kadang Jml %
No Pernyataan (5) (4) (2) Pernah (1)
(3) Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
Perusahaan
telah menjaga
kerahasiaan
data serta
8 informasi 1 5 17 68 34 102 14 28 0 0 203 14.09
pelanggan dan
mitra kerja dari
pengguna yang
tidak tepat.
Perusahaan
telah
melindungi
asset dan
kepemilikan
9 18 90 33 132 15 45 0 0 0 0 267 18.53
intelektual
perusahaan
dari kerugian,
kerusakan dan
pencurian
Perusahaan
telah menjaga
informasi
pribadi yang
bersifat rahasia
dari
10 pemanfaatan 23 115 30 120 13 39 0 0 0 0 274 19.01
yang tidak
tepat kecuali
untuk
kepentingan
akses oleh
perusahaan
Perusahaan
telah
memelihara
keakuratan &
keabsahan
dokumen serta
catatan
11 perusahaan 22 110 29 116 13 39 0 0 0 0 265 18.39
dengan
menunjukan
fakta yg
relevan atau
bentuk
transaksi yg
sebenarnya
Perusahaan
melarang anda
melakukan
pembayaran &
12 1 5 22 88 37 111 6 12 0 0 216 18.11
atau
penerimaan
yang tidak sah
atau tidak etis
129

Kadang-
Selalu Sering Pernah Tidak
kadang Jml %
No Pernyataan (5) (4) (2) Pernah (1)
(3) Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
Perusahaan
menciptakan
lingkungan
kerja yang
13 0 0 30 120 24 72 12 24 0 0 216 18.11
bebas dari judi,
alkohol, &
penyalahgunaa
n psykotropika
Total Skor 1441
Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel indikator kejujuran,

diketahui bahwa pernyataan perusahaan telah menjaga informasi pribadi yang

bersifat rahasia dari pemanfaatan yang tidak tepat kecuali untuk kepentingan

akses oleh perusahaan memperoleh skor tertinggi yaitu 274 (19.01%), sedangkan

pernyataan yang memiliki skor terendah ialah pernyataan mengenai Perusahaan

telah menjaga kerahasiaan data serta informasi pelanggan dan mitra kerja dari

pengguna yang tidak tepat memperoleh skor 203 (14.09%). Dari hasil pengolahan

data tersebut bisa dipahami, bahwa PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang Cianjur mengendepankan kejujuran dengan lebih mengutamakan

kepercayaan pelanggan dan mitra bisnisnya dengan menjaga kerahasiaan data

serta informasi dari pengguna yang tidak tepat dan melindungi asset serta

kepemilikan intelektual perusahaan dari kerugian, kerusakan dan pencurian.

d. Saling menguntungkan

Saling menguntungkan menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa

sehingga menguntungkan semua pihak. Jika dalam prinsip keadilan menuntut agar

tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, maka dalam

prinsip saling menguntungkan secara positif juga menuntut hal yang sama yaitu
130

agar semua pihak berusaha saling menguntungkan satu sama lain. Dalam bisnis

yang kompetitf, prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan

win-win solution.

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap melakukan saling

menguntungkan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang

Cianjur.

Tabel 4.17
Tanggapan terhadap Etika Bisnis Berdasarkan Indikator
Saling Menguntungkan

Kadang- Tidak
Selalu Sering Pernah
kadang Pernah
(5) (4) (2) Jml %
No Pernyataan (3) (1)
Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor

Perusahaan
menerapkan
kebijakan yang
melarang baik secara
langsung maupun
tidak langsung
14 24 120 36 144 6 18 0 0 0 0 282 50.72
meminta/menerima
pembayaran, biaya,
pelayanan jasa atau
dalam bentuk lainnya
di luar kebiasaan
normal perusahaan
Perusahaan melarang
para pesaing bisnis
(baik pesaing yang
sudah ada maupun
pesaing potensial)
15 untuk membuat 22 110 32 128 12 36 0 0 0 0 274 49.28
perjanjian yang
menghilangkan/memb
atasi kompetisi
diantara mereka
sendiri
Total Skor 556
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel indikator

kejujuran, diketahui bahwa pernyataan perusahaan menerapkan kebijakan yang

melarang baik secara langsung maupun tidak langsung meminta/menerima


131

pembayaran, biaya, pelayanan jasa atau dalam bentuk lainnya di luar kebiasaan

normal perusahaan memperoleh skor tertinggi yaitu 282 (50.72%), sedangkan

pernyataan yang memiliki skor terendah ialah pernyataan mengenai perusahaan

melarang para pesaing bisnis (baik pesaing yang sudah ada maupun pesaing

potensial) untuk membuat perjanjian yang menghilangkan/membatasi kompetisi

diantara mereka sendiri memperoleh skor 274 (49.28%).

e. Integritas moral

Integritas Moral dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis

atau perusahaan agar menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau

nama baik perusahaannya. Prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari

dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan,

dimana hal itu tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja, baik

ke luar maupun ke dalam perusahaan.

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap integritas moral di PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur.

Tabel 4.18
Tanggapan terhadap Etika Bisnis Berdasarkan Indikator
Integritas Moral

Kadang- Tidak
Selalu Sering Pernah
kadang Pernah Jml %
No Pernyataan (5) (4) (2)
(3) (1) Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
132

Kadang- Tidak
Selalu Sering Pernah
kadang Pernah Jml %
No Pernyataan (5) (4) (2)
(3) (1) Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
Perusahaan
telah menjaga
kerahasiaan
data serta
informasi
16 1 5 19 76 39 117 7 14 0 0 212 18.73
pelanggan dan
mitra kerja
dari pengguna
yang tidak
tepat.
Perusahaan
telah
melindungi
asset dan
kepemilikan
17 24 120 34 136 8 24 0 0 0 0 280 24.73
intelektual
perusahaan
dari kerugian,
kerusakan dan
pencurian
Perusahaan
telah menjaga
informasi
pribadi yang
bersifat
rahasia dari
18 pemanfaatan 1 5 19 76 35 105 11 22 0 0 208
18.37
yang tidak
tepat kecuali
untuk
kepentingan
akses oleh
perusahaan
Perusahaan
telah
memelihara
keakuratan &
keabsahan
dokumen serta
catatan
19 perusahaan 2 10 24 96 32 96 8 16 0 0 218 19.26
dengan
menunjukan
fakta yg
relevan atau
bentuk
transaksi yg
sebenarnya
Perusahaan
melarang anda
melakukan
pembayaran
20 3 15 21 84 31 93 11 22 0 0 214 18.90
& atau
penerimaan
yang tidak sah
atau tidak etis
133

Kadang- Tidak
Selalu Sering Pernah
kadang Pernah Jml %
No Pernyataan (5) (4) (2)
(3) (1) Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
Total Skor 1132
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel indikator

kejujuran, diketahui bahwa pernyataan Perusahaan telah melindungi asset dan

kepemilikan intelektual perusahaan dari kerugian, kerusakan dan pencurian

memperoleh skor tertinggi yaitu 280 (24.73%), sedangkan pernyataan yang

memiliki skor terendah ialah mengenai perusahaan telah menjaga informasi

pribadi yang bersifat rahasia dari pemanfaatan yang tidak tepat kecuali untuk

kepentingan akses oleh perusahaan memperoleh skor 208 (18.37%).

f. Rekapitulasi Tanggapan Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk Kantor Cabang Cianjur tentang Etika Bisnis

Tabel di bawah ini menyajikan data hasil rekapitulasi tanggapan responden

terhadap etika bisnis di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang

Cianjur.

Tabel 4.19
Rekapitulasi Tanggapan Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk Kantor Cabang Cianjur tentang Etika Bisnis

No Indikator Etika Bisnis Perolehan Skor (F) Persentase (%)


1 Otonomi 1122 22.67
2 Keadilan 698 14.11
3 Kejujuran 1441 29.12
4 Saling Menguntungkan 556 11.23
134

5 Integritas Moral 1132 22.87


Total 4949 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan responden tentang etika bisnis di

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Cianjur, diketahui

bahwa indikator kejujuran memiliki skor paling tinggi, yaitu 1441 (29.12%),

sementara indikator saling menguntungkan memiliki skor paling rendah, yaitu 556

(11.23%).

Sekilas kedengarannya aneh bahwa kejujuran merupakan sebuah prinsip

etika bisnis karena mitos keliru bahwa bisnis adalah kegiatan tipu-menipu demi

mearaup untung, harus diakui bahwa memang prinsip ini paling problematic

karena masih banyak pelaku binis yang mendasarkan kegiatan bisnisnya pada

tipu-menipu atau tindakan curang, karena situasi eksternal tertentu atau karena

dasarnya memang ia sendiri suka tipu-menipu. Paling kurang dalam lingkup

kegiatan bisnis di bawah ini bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak bisa

bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan pada prinsip kejujuran. Dan

sesungguhnya, paling kurang dalam ketiga lingkup kegiatan tersebut, para pelaku

bisnis modern sadar dan mengakui bahwa memang kejujuran dalam berbisnis

adalah kunci keberhasilannya, termasuk untuk bertahan dalam jangka panjang

dalam suasana bisnis penuh persaingan yang ketat.

Untuk mengklasifikasikan skor data yang diperoleh digunakan rumus

Arikunto (1998:354-356) dan Husein Umar (2003:225), sebagai berikut:

Skor Tertinggi – Skor Terendah


Rentang Skor =
Jumlah Klasifikasi
135

Keterangan:
Skor tertinggi = jumlah responden x bobot tertinggi x jumlah item
Skor tertendah = jumlah responden x bobot terendah x jumlah item

Tabel 4.20
Klasifikasi Skor Indikator Etika Bisnis

Jumlah Skor Rentang Klasifikasi


Indikator
↑ ↓ 1 2 3 4 5
264- 475- 686- 897- 1108-
Otonomi 1320 264
474 685 896 1107 1320
198- 357- 516- 675- 834-
Keadilan 990 198
356 515 674 833 990
396- 712- 1029- 1346- 1664-
Kejujuran 1980 396
711 1028 1345 1663 1980
Saling 132- 238- 344- 450- 556-
660 132
Menguntungkan 237 343 449 555 660-
330- 594- 858- 1122- 1386-
Integritas Moral 1650 330
593 857 1121 1385 1650
1320- 2376- 3432- 4488- 5544-
Etika Bisnis 6600 1320
2375 3431 4487 5543 6600
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Keterangan:
Jumlah Skor : tertinggi (↑); terendah (↓).
Rentang Klasifikasi : sangat tinggi (5); tinggi (4); cukup (3); rendah (2); sangat rendah (1).

Berdasarkan tabel klasifikasi indikator etika bisnis di PT. Bank Rakyat


Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Cianjur, diketahui bahwa indikator
otonomi, keadilan, dan saling menguntungkan termasuk dalam klasifikasi skor
cukup sedangkan indikator kejujuran dan integrasi moral termasuk dalam
klasifikasi skor rendah, sedangkan variabel etika bisnis termasuk dalam klasifikasi
skor tinggi (4949).
136

Hal tersebut membuktikan bahwa pada umumnya pegawai memberikan

persepsi tentang etika bisnis dalam skor kategori tinggi, yang dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.21
Frekuensi dan Persentase Tanggapan Responden
terhadap Variabel Etika Bisnis

Klasifikasi F %
Sangat Rendah 6 9.09
Rendah 13 19.70
Sedang/Cukup 14 21.21
Tinggi 17 25.76
Sangat Tinggi 16 24.24
Jumlah 66 100

Hal tersebut dapat dipahami mengingat selama ini PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Kantor cabang Cianjur berusaha untuk memaksimalkan
penerapan etika bisnis yang ditujukan bagi peningkatan kinerja organisasi.

2. Analisis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Permasalahan yang ingin dijawab adalah ” Bagaimana efektivitas program

tanggung jawab sosial perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang Cianjur berdasarkan persepsi pegawai.”


137

Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam menciptakan etika bisnis

harus diciptakan tanggung jawab sosial, yang mana tanggung jawab sosial bagi

perusahaan dilakukan dengan program Corporate Sosial Responsibility (CSR).

Corporate Sosial Responsibility (CSR) menjadi suatu komitemen perusahaan

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam kebebasan menjalani

praktek bisnis dan memperoleh sumber daya perusahaan.

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli menunjukkan bahwa CSR disusun

sebagai komitmen perusahaan untuk menciptakan komunikasi sosial, antara

manajemen perusahaan dengan shareholder, dan juga stakeholder sehingga

kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik. Pelaksanaan CSR dalam sutau

organisasi atau perusahaan masih belum benar-benar dilakukan didasarkan pada

tanggungjawab sosial perusahaan.

Steiner (2003:146) menyatakan bahwa terdapat tiga unsur dasar Corporate

Social Responsibility yaitu market actions, externally mandated actions, and

voluntary actions. Dengan demikian berpedoman pada teori tersebut variabel

tanggung jawab sosial perusahaan pada penelitian ini diukur melaluli indikator

market actions, externally mandated actions, and voluntary actions.

a. Market Actions

Market actions berisi tindakan perusahaan secara keseluruhan

yangmendominasi kepentingan mereka di pasar, ketika perusahaan merespon

pasar seluruh tindakan harus berisikan tanggung jawab sosial mereka. Tindakan

perusahaan yang dapat dikategorikan terhadap unsur pertama dari Corporate


138

Social Responsibility ini adalah perhatian perusahaan atas dampak operasi bisnis

bagi lingkungan sekitar perusahaan.

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap melakukan tindakan

market actions di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang

Cianjur.

Tabel 4.22
Tanggapan terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Berdasarkan Indikator Market Actions

Sangat Rendah
Tinggi Cukup Rendah
Tinggi Sekali
(4) (3) (2) Jml %
No Pernyataan (5) (1)
Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
Penerimaan
produk/jasa
berdasarkan
1 0 0 20 80 40 120 6 12 0 0 212 12.40
jumlah
konsumen yang
menggunakannya
Minat konsumen
terhadap
2 produk/jasa yang 0 0 22 88 38 114 6 12 0 0 214 12.52
dihasilkan
perusahaan
Perlakuan
perusahaan
terhadap
pelanggan,
3 0 0 24 96 35 106 7 14 0 0 215 12.58
pemasok, mitra
bisnis/pesaing
sesuai dengan
etika bisnis
Ketelitian dan
4 ketepatan waktu 0 0 23 92 38 114 5 10 0 0 216 12.64
dalam bekerja
Perusahaan
5 memberikan 0 0 33 132 22 66 11 22 0 0 220 12.87
upah jaminan
139

Sangat Rendah
Tinggi Cukup Rendah
Tinggi Sekali
(4) (3) (2) Jml %
No Pernyataan (5) (1)
Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
kesehatan pada
pekerja

Perusahaan
memiliki
kebijakan
peraturan dan
prosedur yang
6 mengatur secara 0 0 22 88 32 96 12 24 0 0 208 12.17
rinci tentang
kepatuhan
terhadap
ketentuan hukum
tertentu
Kepatuhan
perusahaan
terhadap hukum
7 0 0 23 92 32 96 11 22 0 0 210 12.29
dan peraturan
perundangan
yang berlaku
Peran perusahaan
dalam usaha
mengurangi
8 3 15 23 92 27 81 13 26 0 0 214 12.52
tingkat
pengangguran di
Indonesia
Total Skor 1709
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel indikator

market actions, diketahui bahwa pernyataan perusahaan memberikan upah

jaminan kesehatan pada pekerja memperoleh skor tertinggi yaitu 220 (12.87%),

sedangkan pernyataan yang memiliki skor terendah ialah perusahaan memiliki

kebijakan peraturan dan prosedur yang mengatur secara rinci tentang kepatuhan

terhadap ketentuan hukum tertentu yang memperoleh skor 208 (12.17%).

b. Mandated actions
140

Mandated actions atau program yang berisikan pemenuhan anjuran

pemerintah dan perjanjian yang dinegosiasikan dengan stakeholder. Pelaksanaan

unsur kedua ini dapat saja berbeda pelaksanaannya di setiap negara di setiap

perusahaan, sebagai contoh kasus peraturan pemerintah mengharuskan

mengurangi bahaya pencemaran lingkungan akibat asap emisi kendaraan yang

mereka produksi, mengurangi kebisingan kendaraan, dan mendaur ulang material

yang mereka gunakan untuk membuat produk.

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap tindakan mandates

actions di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur.

Tabel 4.23
Tanggapan terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Berdasarkan Indikator Mandated Actions

Sangat Rendah
Tinggi Cukup Rendah
Tinggi Sekali
(4) (3) (2) Jml %
No Pernyataan (5) (1)
Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
Peran
perusahaan
dalam mendaur
9 ulang material 1 5 18 72 33 99 14 28 0 0 204 24.43
untuk membuat
produk yang
mereka gunakan
Perusahaan
memberikan
kelengkapan
10 0 0 22 88 30 90 14 28 0 0 206 24.67
info produk/jasa
terhadap
konsumen
Perusahaan telah
melengkapi
produk &
iklannya di
11 1 5 22 88 31 93 12 24 0 0 210 25.15
berbagai media
dengan info
tentang
resikonya
141

Sangat Rendah
Tinggi Cukup Rendah
Tinggi Sekali
(4) (3) (2) Jml %
No Pernyataan (5) (1)
Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
Perusahaan
memberikan
bantuan untuk
korban bencana
alam, dimana
bantuan tersebut
12 mengindikasikan 1 5 23 92 34 102 8 16 0 0 215 25.75
bahwa
perusahaan
peduli akan
kondisi sosial
masyarakat
Indonesia
Total Skor 835
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel indikator

mandated actions, diketahui bahwa pernyataan perusahaan memberikan

kelengkapan info produk atau jasa terhadap konsumen memperoleh skor tertinggi

yaitu 215 (25.75%), sedangkan pernyataan yang memiliki skor terendah ialah

peran perusahaan dalam mendaur ulang material untuk membuat produk yang

mereka gunakan yang memperoleh skor 204 (24.43%). Dari hasil pengolahan data

tersebut bisa dipahami, bahwa PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor

Cabang Cianjur telah melakukan tindakan yang sesuai dengan program yang

berisikan pemenuhan anjuran pemerintah dan perjanjian yang dinegosiasikan

dengan stakeholder.

c. Voluntary actions
142

Voluntary actions atau program sukarela perusahaan dengan menunjukkan

kepedulian mereka terhadap isu sosial yang terjadi dan membantu penyelesaian

masalah. Di dalam unsur voluntary actions memiliki tiga ruang lingkup utama.

Pertama adalah program sukarela yang bersifat legal plus atau diluar

kegiatan Corporate Social responsibility perusahaan terikat hokum yang berlaku,

seperti jaminan keselamatan pekerja atau penanganan dampak polusi. Ruang

lingkup kedua dari kegiatan voluntary actions sejalan dengan program nasional,

seperti pemberantasan buta huruf, dan membantu mengurangi kemiskinandengan

program charity. Ketiga, fokus kegiatan ini berupa kampanye kepedulian pada

kepentingan masyarakat berhubungan dengan peraturan atau isu sosial tertentu

yang berlaku si suatu tempat.

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap melakukan tindakan

voluntary actions di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang

Cianjur.

Tabel 4.24
Tanggapan terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Berdasarkan Indikator Voluntary Actions

Sangat Rendah
Tinggi Cukup Rendah
Tinggi Sekali
(4) (3) (2) Jml %
No Pernyataan (5) (1)
Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
Perusahaan
memberikan
kontribusi untuk
panti sosial,
13 0 0 31 124 26 78 9 18 0 0 220 25.52
seperti panti
jompo, panti
asuhan, dan
lainnya.
143

Perusahaan
mendorong
karyawannya
untuk
bertanggung
14 jawab terhadap 0 0 27 108 37 111 2 4 0 0 223 25.87
konservasi dan
perlindungan
terhadap
lingkungan
sekitar
Perusahaan
peduli akan
15 kondisi 0 0 18 72 40 120 8 16 0 0 208 24.13
pendidikan di
Indonesia
Perusahaan
memberikan
16 bantuan 0 0 27 108 30 90 9 18 0 0 216 25.06
beasiswa
pendidikan
Ketepatan
sasaran
17 pemberian 1 5 23 92 34 102 8 16 0 0 215 24.94
bantuan
perusahaan
Frekuensi
pemberian
18 1 5 30 120 28 84 7 14 0 0 223 25.87
bantuan
perusahaan
Total Skor 862
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel indikator

voluntary actions, diketahui bahwa pernyataan perusahaan mendorong

karyawannya untuk bertanggung jawab terhadap konservasi dan perlindungan

terhadap lingkungan sekitar dan pernyataan mengenai frekuensi pemberian

bantuan perusahaan memperoleh skor tertinggi yaitu 223 (25.87%), sedangkan

pernyataan yang memiliki skor terendah ialah perusahaan peduli akan kondisi

pendidikan di Indonesia yang memperoleh skor 208 (24.13%).


144

d. Rekapitulasi Tanggapan Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk Kantor Cabang Cianjur tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tabel di bawah ini menyajikan data hasil rekapitulasi tanggapan responden

terhadap tanggung jawab sosial perusahaan di PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero), Tbk Kantor Cabang Cianjur.

Tabel 4.25
Rekapitulasi Tanggapan Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk Kantor Cabang Cianjur tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Indikator Tanggung
Perolehan Skor Persentase
No Jawab Sosial
(F) (%)
Perusahaan
1 Market Actions 1709 50.18
2 Mandates Actions 835 24.52
3 Voluntary Actions 862 25.31
Total 3406 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan responden tentang tanggung

jawab sosial perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, diketahui

bahwa indikator market actions memiliki skor paling tinggi, yaitu 1709 (50.18%),

sementara indikator mandates actions memiliki skor paling rendah, yaitu 835

(24.52%).

Hal tersebut dapat dipahami, mengingat market actions atau tindakan

untuk menghadapi pasar berisi tindakan perusahaan secara keseluruhan yang

mendominasi kepentingan mereka di pasar, ketika perusahaan merespon pasar

seluruh tindakan harus berisikan tanggung jawab sosial mereka. Tindakan


145

perusahaan yang dapat dikategorikan terhadap unsur pertama dari Corporate

Social Responsibility ini adalah perhatian perusahaan atas dampak operasi bisnis

bagi lingkungan sekitar perusahaan.

Untuk mengklasifikasikan skor data yang diperoleh digunakan rumus

Arikunto (1998:3554-356) dan Husein Umar (2003:225), sebagai berikut:

Skor Tertinggi – Skor Terendah


Rentang Skor =
Jumlah Klasifikasi

Keterangan:
Skor tertinggi = jumlah responden x bobot tertinggi x jumlah item
Skor tertendah = jumlah responden x bobot terendah x jumlah item

Tabel 4.26
Klasifikasi Skor Indikator Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Jumlah Skor Rentang Klasifikasi


Dimensi
↑ ↓ 1 2 3 4 5
528- 951- 1373- 1795- 2217-
Market Actions 2640 528
950 1372 1794 2216 2640
264- 475- 686- 897- 1108-
Mandates Actions 1320 264
474 685 896 1107 1320
396- 712- 1029- 1346- 1664-
Voluntary Actions 1980 396
711 1028 1345 1663 1980
Tanggung Jawab Sosial 1188- 2138- 3088- 4038- 4988-
5940 1188
Perusahaan 2137 3087 4037 4987 5940
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Keterangan:
Jumlah Skor : tertinggi (↑); terendah (↓).
Rentang Klasifikasi : sangat tinggi (5); tinggi (4); cukup (3); rendah (2); sangat rendah (1).
146

Berdasarkan tabel klasifikasi skor indikator tanggung jawab sosial

perusahaaan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, diketahui bahwa indikator

Market Actions termasuk dalam klasifikasi skor rendah; Mandates Actions

termasuk dalam klasifikasi skor cukup; dan Voluntary Actions termasuk dalam

klasifikasi skor rendah; sementara variabel tanggung jawab sosial perusahaaan

termasuk dalam klasifikasi cukup.

Hal tersebut membuktikan bahwa pada umumnya pegawai memberikan

persepsi tentang tanggung jawab sosial perusahaan dalam skor kategori cukup,

yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.27
Frekuensi dan Persentase Tanggapan Responden
terhadap Variabel Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Klasifikasi F %
Sangat Rendah 11 16.67
Rendah 13 19.70
Sedang/Cukup 20 30.30
Tinggi 11 16.67
Sangat tinggi 11 16.67
Jumlah 66 100.00
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011
147

Hal tersebut dapat dipahami mengingat selama ini PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur berusaha untuk memaksimalkan

efektivitas program tanggung jawab sosial perusahaan yang ditujukan bagi

peningkatan kinerja organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor

Cabang Cianjur.

3. Analisis Tingkat Kinerja Organisasi

Permasalahan yang ingin dijawab adalah ” Bagaimana tingkat kinerja

organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur

berdasarkan persepsi pegawai.”

Prawirosentono (2008: 2) berpendapat bahwa :

Performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika.

Kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja

merupakan suatu proses tentang bagaimana pekerjaan berlangsung untuk

mencapai hasil kerja. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Jhonson

(dalam Anwar 2004: 86) yang mendefinisikan kinerja sebagai berikut:

Kinerja sama dengan perfomance kerja yaitu berupa besar dan jauh tugas-
tugas yang telah dijabarkan, diwujudkan atau dilaksanakan yang
berhubungan denga tugas dan tanggung jawab yang menggambarkan pola
dan perilaku sebagai aktualisasi dari kompetensi yang dimiliki.

Terdapat beberapa pendapat mengenai pengukuran kinerja organisasi,

salah satunya adalah Balanced Scorecard. Model pengukuran Balanced Scorecard


148

dikembangkan oleh Kapalan dan Norton (1996). Balanced menunjukkan

keseimbangan antara strategi dan kinerja dari berbagai perspektif dan Scorecard

menggambarkan kebutuhan pengukuran yang sederhana baik dari strategi maupun

pengambilan keputusan. Balanced Scorecard mengukur kinerja perusahaan pada

empat perspektif yang seimbang, yakni finansial, pelanggan, proses bisnis

internal, dan proses pembelajaran serta pertumbuhan.

a. Perspektif Keuangan

Perspektif kinerja keuangan menunjukkan sejauhmana strategi perusahaan

implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak pada

peningkatan laba perusahaan. Tujuan finansialnya berhubungan dengan

profitabilitas yang diukur misalnya laba operasi, return on capital employed

(ROCE), nilai tambah ekonomis. Perspektif kinerja keuangan juga merupakan

hasil akhir yang ingin digapai oleh sebuah organisasi bisnis.

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap perspektif keuangan di

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur.

Tabel 4.28
Tanggapan terhadap Kinerja Organisasi Berdasarkan
Indikator Perspektif Keuangan

Sangat Rendah
Tinggi Cukup Rendah
Tinggi Sekali
(4) (3) (2) Jml %
No Pernyataan (5) (1)
Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
Tingkat
kemampuan
dalam
1 27 135 33 132 6 18 0 0 0 0 285 25.89
memahami
efisiensi
pembiayaan
149

perusahaan

Tingkat
kemampuan
dalam
2 merancang 22 110 40 160 4 12 0 0 0 0 282 25.61
kegiatan
organisasi
berbasis biaya
Tingkat
kemampuan
dalam
3 memahami 14 70 36 144 16 54.5 0 0 0 0 262 23.80
pengelolaan
keuangan
organisasi
Tingkat
kemampuan
dalam
4 memahami 24 120 28 112 14 42 0 0 0 0 274 24.89
laporan
keuangan yang
komprehensif
Tingkat
kemampuan
dalam menjalin
kerjasama untuk
5 25 125 35 140 6 18 0 0 0 0 283 25.70
menunjang
pembiayaan
operasional
organisasi
Total Skor 1101
Sumber : hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel perspektif

keuangan, diketahui bahwa pernyataan tingkat kemampuan dalam memahami

efisiensi pembiayaan perusahaan memperoleh skor tertinggi yaitu 285 (25.89%),

sedangkan pernyataan yang memiliki skor terendah ialah tingkat kemampuan

dalam memahami pengelolaan keuangan organisasi perusahaan yang memperoleh

skor 262 (23.80%).

b. Perspektif Pelanggan
150

Perspektif pelanggan yang notabene merupakan tonggak penting untuk

mencapai kejayaan dalam aspek keuangan. Sebab tanpa pelanggan, sebuah

organisasi bisnis tak lagi punya alasan untuk meneruskan nafasnya. Demikianlah

untuk menggapai kesuksesan, perusahaan juga mesti memetakan sejumlah ukuran

keberhasilan dalam perspektif pelanggan.

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap indikator perspektif

pelanggan di dalam organisasinya.

Tabel 4.29
Tanggapan terhadap Kinerja Organisasi Berdasarkan
Indikator Perspektif Pelanggan

Sangat Rendah
Cukup Rendah
Tinggi Tinggi (4) Sekali Jml %
No Pernyataan (3) (2)
(5) (1) Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
Hubungan yang
terjalin antara
6 1 1.5 18 27.3 33 50 14 21.2 0 0 204 21.43
perusahaan
dengan pelanggan
Penerimaan
produk/jasa
berdasarkan
7 1 1.5 21 31.8 29 49.3 15 22.7 0 0 206 21.64
jumlah konsumen
yang
menggunakannya
Perusahaan
menyampaikan
produk/jasa
kepada pelanggan
8 25 125 29 116 12 36 0 0 0 0 277 29.10
dengan tepat
waktu dan sesuai
yang diharapkan
pelanggan
Perusahaan
mengidentifikasi
apa yang
9 diinginkan 18 90 31 124 17 51 0 0 0 0 265 27.84
pelanggan atas
produk/jasa yang
ditawarkan
Total Skor 952
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011
151

Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabelperspektif

pelanggan, diketahui bahwa pernyataan perusahaan menyampaikan produk atau

jasa kepada pelanggan dengan tepat waktu dan sesuai yang diharapkan pelanggan

memperoleh skor tertinggi yaitu 277 (29.10%), sedangkan pernyataan yang

memiliki skor terendah ialah hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan

pelanggan yang memperoleh skor 204 (21.43%).

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

Dalam Balance Scorecard perspektif proses bisnis internal diturunkan dari

strategi eksplisit yang ditujukan untuk memenuhi harapan para pelanggan sasaran,

dimana masing-masing perusahaan memiliki seperangkat proses dan penciptaan

nilai yang unik bagi konsumennya.

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap indikator perspektif

proses bisnis internal di dalam organisasinya.

Tabel 4.30
Tanggapan terhadap Kinerja Organisasi Berdasarkan
Indikator Perspektif Proses Bisnis Internal

Sangat Rendah
Tinggi Cukup Rendah
Tinggi Sekali Jumlah %
No Pernyataan (4) (3) (2)
(5) (1) Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
Perusahaan
mengidentifikasi
10 kebutuhan pada 1 1.5 22 33.3 30 45.5 13 19.7 0 0 209 20.15
masa kini &
masa mendatang
Perusahaan
mengembangkan
solusi baru
11 6 9.1 22 33.3 32 48.5 6 9.1 0 0 226 21.79
dengan
menciptakan
produk/jasa
152

untuk kebutuhan
pelanggan

Perusahaan telah
berorientasi pada
tujuan jangka
12 10 15.2 29 43.9 27 40.9 0 0 0 0 247 23.82
panjang dari
pada tujuan
jangka pendek
Perusahaan
memiliki
karakteristik
13 26 130 35 140 5 15 0 0 0 0 285 27.48
khusus atas
produk/jasa yang
dihasilkannya
Perusahaan
memberikan
garansi/aktivitas
perbaikan
14 20 100 41 164 5 15 0 0 0 0 279 26.90
terhadap
produk/jasa yang
digunakan oleh
pelanggan
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel di atas,

diketahui bahwa pernyataan Perusahaan memiliki karakteristik khusus atas

produk/jasa yang dihasilkannya memperoleh skor tertinggi yaitu 285 (27.48%),

sedangkan pernyataan yang memiliki skor terendah ialah perusahaan

mengidentifikasi kebutuhan pada masa kini & masa mendatang yang memperoleh

skor 209 (20.15%).

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Tiga sumber utama pembelajaran dan pertumbuhan perusahaaan

bersumber dari manusia, sistem dan prosedur perusahaan. Tujuan perspektif ini
153

adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan ambisius dalam

tiga pespektif lainnya dapat tercapai. Perspektif ini sejatinya hendak berfokus

pada pengembangan kapabilitas SDM, potensi kepemimpinan dan kekuatan kultur

organisasi untuk terus dimekarkan ke titik yang optimal. Dengan kata lain,

indikator ini hendak meletakkan sebuah pondasi yang kokoh nan tegar agar

sebuah organisasi bisnis terus bisa mengibarkan keunggulannya.

Berikut ini disajikan tanggapan responden terhadap indikator perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang Cianjur.

Tabel 4.31
Tanggapan terhadap Kinerja Organisasi Berdasarkan
Indikator Pembelajaran dan Pertumbuhan

Sangat Rendah
Tinggi Cukup Rendah
Tinggi Sekali
(4) (3) (2) Jumlah %
No Pernyataan (5) (1)
Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
Kesempatan
karyawan untuk
15 dapat terlibat dalam 25 125 33 132 8 24 0 0 0 0 281 25.66
penentuan target &
strategi perusahaan
Gaji/upah yang
16 22 110 33 132 11 33 0 0 0 0 275 25.11
diterima karyawan
Kepuasaan
karyawan jika
menerima tawaran
17 25 125 34 136 7 21 0 0 0 0 282 25.75
bekerja di tempat
lain apabila
memberikan
154

Sangat Rendah
Tinggi Cukup Rendah
Tinggi Sekali
(4) (3) (2) Jumlah %
No Pernyataan (5) (1)
Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor
penghasilan yang
lebih baik

Perusahaan
mengadakan
program
pendidikan,
18 pelatihan, dan 22 110 32 128 12 36 0 0 0 0 274 25.02
pengembangan
untuk meningkatkan
pengetahuan &
keahlian karyawan
Sistem informasi
yang tersedia di
perusahaan telah
19 optimal & 17 85 32 128 17 51 0 0 0 0 264 24.11
memberikan
informasi akurat
serta tepat waktu
Kemudahan dalam
memperoleh
informasi yang
dibutuhkan
20 19 95 35 140 12 36 0 0 0 0 271 24.75
karyawan untuk
melaksanakan
pekerjaan dengan
baik
Dukungan &
motivasi dari
21 pimpinan untuk 1 1.5 25 37.9 22 33.3 18 27.3 0 0 207 18.90
melaksanakan
pekerjaaan
Penghargaan/reward
22 yang diberikan 1 1.5 18 27.3 32 48.5 15 22.7 0 0 203 18.54
perusahaan.
Komunikasi dari
setiap manajer
mengenai
sasaran&ukuran
23 1 1.5 25 37.9 27 40.9 13 19.7 0 0 212 19.36
kinerja Balance
Scorecard
perusahaan pada
setiap divisi
155

Sangat Rendah
Tinggi Cukup Rendah
Tinggi Sekali
(4) (3) (2) Jumlah %
No Pernyataan (5) (1)
Skor Skor
F Skor F Skor F Skor F Skor F Skor

Pengarahan atas
pencapaian strategi
dari alokasi sumber
daya keuangan &
24 3 4.5 29 43.9 31 47 3 4.5 0 0 230 21.00
sumber daya
manusia yang
dimiliki perusahaan
secara nyata
Total Skor 1095
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada tabel di atas,

diketahui bahwa pernyataan kepuasaan karyawan jika menerima tawaran bekerja

di tempat lain apabila memberikan penghasilan yang lebih baik memperoleh skor

tertinggi yaitu 282 (25.75%), sedangkan pernyataan yang memiliki skor terendah

ialah Penghargaan/reward yang diberikan perusahaan memperoleh skor 203

(18.54%).

e. Rekapitulasi Tanggapan Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk Kantor Cabang Cianjur tentang Kinerja Organisasi.

Tabel di bawah ini menyajikan data hasil rekapitulasi tanggapan responden

terhadap kinerja organisasi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor

Cabang Cianjur.

Tabel 4.32
156

Rekapitulasi Tanggapan Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),


Tbk Kantor Cabang Cianjur tentang Kinerja Organisasi

Perolehan Persentase
No Indikator Kinerja Organisasi
Skor (F) (%)
1 Perspektif Keuangan 1101 26.30
2 Perspektif Pelanggan 952 22.75
3 Perspektif Proses Bisnis Internal 1037 24.78
Perspektif Belajar dan
4 1095 26.17
Berkembang
Total 4185 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil rekapitulasi tanggapan responden tentang kinerja

organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Cianjur,

diketahui bahwa perspektif keuangan memiliki skor paling tinggi, yaitu 1101

(26.30%), sementara perspektif pelanggan memiliki skor paling rendah, yaitu 952

(22.75%).

Pada dasarnya keempat indikator tersebut bersifat sinergis dan saling

behubungan erat secara hierarkis. Sebuah organisasi bisnis hampir tidak mungkin

mencapai keunggulan finansial tanpa ditopang oleh barisan pelanggan yang puas

dan loyal, dan barisan pelanggan yang loyal ini tak akan pernah terus tumbuh jika

sebuah organisasi tidak memiliki proses bisnis yang ekselen nan inovatif,

sehingga pada akhirnya, proses kerja yang ekselen ini hanya akan mungkin

menjelma menjadi kenyataan jika organisasi tersebut ditopang oleh barisan SDM

yang unggul, kepemimimpinan yang tangguh dan budaya organisasi yang positif.

Untuk mengklasifikasikan skor data yang diperoleh digunakan rumus

Arikunto (1998:354-356) dan Husein Umar (2003:225), sebagai berikut:


157

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


Rentang Skor =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑙𝑎𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖

Keterangan :
Skor Tertinggi = jumlah responden x bobot tertinggi x jumlah item
Skor Terendah = jumlah responden x bobot terendah x jumlah item

Tabel 4.33
Klasifikasi Skor Indikator Kinerja Organisasi

Jumlah Skor Rentang Klasifikasi


Indikator
↑ ↓ 1 2 3 4 5
330- 594- 858- 1122- 1386-
Perspektif Keuangan 1650 330
593 857 1121 1385 1650
264- 475- 686- 897- 1108-
Perspektif Pelanggan 1320 264
474 685 896 1107 1320
Perspektif Proses Bisnis 330- 594- 858- 1122- 1386-
1650 330
Internal 593 857 1121 1385 1650
Perspektif Belajar dan 660- 1188- 1716- 2244- 2772-
3300 660
Berkembang 1187 1715 2243 2771 3300
1584- 2851- 4118- 5385- 6652-
Kinerja Organisasi 7920 1584
2850 4117 5384 6651 7920
Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2011

Keterangan:
Jumlah Skor : tertinggi (↑); terendah (↓).
Rentang Klasifikasi : sangat tinggi (5); tinggi (4); cukup (3); rendah (2); sangat rendah (1).

Berdasarkan tabel klasifikasi indikator kinerja organisasi PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Cianjur, diketahui bahwa indikator

perspektif keuangan termasuk dalam klasifikasi skor cukup, perspektif pelanggan

termasuk dalam skor tinggi, perspektif proses bisnis internal termasuk dalam skor

cukup, dan perspektif belajar dan berkembang termasuk dalam skor sangat

rendah, sementara variabel kinerja organisasi termasuk dalam skor cukup (skor

4185 termasuk rentang antara 4118-5384).


158

Hal tersebut membuktikan bahwa pada umumnya pegawai memberikan

persepsi tentang kinerja organisasi dalam skor kategori cukup, yang dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.34
Frekuensi dan Persentase Tanggapan Responden
terhadap Variabel Kinerja Organisasi

Klasifikasi F %
Sangat rendah 3 4.55
Rendah 18 27.27
Cukup 21 31.82
Tinggi 19 28.79
Sangat tinggi 5 7.58
Jumlah 66 100.00

Berdasarkan tabel tersebut maka PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang Cianjur harus berusaha untuk memaksimalkan peningkatan kinerja
organisasinya.

4. Pengaruh Etika Bisnis terhadap Kinerja Organisasi

Permasalahan yang ingin dijawab adalah “Adakah pengaruh etika bisnis

terhadap kinerja organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor

Cabang Cianjur”.

Secara empirik, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa etika bisnis pada

penelitian ini berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi. Besarnya pengaruh

etika bisnis dalam meningkatkan kinerja organisasi adalah sebesar 89,00%.


159

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin kuat etika bisnis,

akan diikuti oleh semakin tingginya tingkat kinerja organisasi. Hal ini dapat

diterangkan oleh persamaan regresi Ŷ = 2.933 + 1.109X1. Dengan persamaan

regresi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa jika etika bisnis (X1) dengan

kinerja organisasi (Y) diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam

penelitian ini, maka setiap perubahan skor etika bisnis sebesar satu satuan dapat

diestimasikan skor kinerja organisasi akan berubah sebesar 1.109 satuan pada arah

yang sama.

Berdasarkan temuan empirik terbukti ada pengaruh yang positif dari etika

bisnis terhadap kinerja organisasi. Hasil penelitian ini dapat dimaknai berikut

Pertama, etika bisnis memberikan pengaruh yang berarti terhadap kinerja

organisasi. Kedua, salah satu cara untuk meningkatkan kinerja organisasi adalah

dengan meningkatkan etika bisnis yang diterapkan oleh perusahaan. Ketiga,

temuan ini memberikan penegasan terhadap teori yang menyebutkan bahwa

kinerja organisasi dipengaruhi oleh etika bisnis.

Hal ini sesuai dengan artikel yang dimuat Asean Business

(Prawirosentono, 2008: 196), terdapat 7 standar kinerja perusahaan, yaitu :

1. Mutu produk
2. Mutu pelayanan
3. Mutu manajemen
4. Peranan perusahaan untuk kepentingan ekonomi daerah (lokal) dimana
perusahaan berada
5. Catatan reputasi sebagai majikan terhadap karyawan
6. Potensi perusahaan untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan
datang
7. Etika dan kejujuran (honesty)
160

Kinerja perusahaan juga tidak hanya berdasarkan penilaian atas tingkat

keuntungan yang diperolehnya, tetapi proses bagaimana keuntungan tersebut

diperoleh, yang salah satunya adalah penerapan etika bisnis di dalam

organisasinya.

5. Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Kinerja

Organisasi

Permasalahan yang ingin dijawab adalah “Adakah pengaruh tanggung

jawab sosial perusahaan terhadap kinerja organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur”.

Secara empirik, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanggung jawab

sosial perusahaan pada penelitian ini berpengaruh positif terhadap kinerja

organisasi. Besarnya pengaruh tanggung jawab sosial perusahaan dalam

meningkatkan kinerja organisasi adalah sebesar 84,20%.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin efektif tanggung

jawab sosial yang dilaksanakan oleh perusahaan, maka akan diikuti oleh semakin

tingginya tingkat kinerja organisasi. Hal ini dapat diterangkan oleh persamaan

regresi Ŷ = 1.742 + 1.245X2, dengan persamaan regresi tersebut dapat

diinterprestasikan bahwa jika tanggung jawab sosial perusahaan (X2) dengan

kinerja orgaanisasi (Y) diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam

penelitian ini, maka setiap perubahan skor tanggung jawab sosial perusahaan

sebesar satu satuan dapat diestimasikan skor kinerja organisasi akan berubah

sebesar 1.245 satuan pada arah yang sama.


161

Berdasarkan temuan empirik terbukti ada pengaruh yang positif dari

tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kinerja organisasi, hasil penelitian ini

dapat dimaknai berikut. Pertama tanggung jawab sosial perusahaan memberikan

pengaruh yang berarti terhadap kinerja organisasi. Kedua, salah satu cara untuk

meningkatkan kinerja organisasi adalah dengan meningkatkan efektifitas

tanggung jawab sosial perusahaan. Ketiga, temuan ini memberikan penegasan

terhadap teori yang menyebutkan bahwa kinerja organisasi dipengaruhi oleh

tanggung jawab sosial perusahaan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Suharto (2008: 27) yang menyatakan

bahwa :

Dalam jangka pendek tanggung jawab sosial perusahaan memang tidak


memberikan value yang memadai bagi pemegang saham, karena biaya
CSR malahan mengurangi keuntungan yang bisa dicapai perusahaan.
Namun demikian, dalam jangka panjang, perusahaan yang memiliki
komitmen terhadap CSR, ternyata kinerjanya melampaui perusahaan–
perusahaan yang tidak memiliki komitmen terhadap CSR,

Lebih lanjut, Suharto mendeskripsikan perusahaan yang mempraktekkan

CSR pada jangka pendek (3-5 tahun) tidak mengalami kenaikan nilai saham yang

siginifikan, namun dalam jangka panjang (10 tahun), perusahaan yang

berkomitmen terhadap CSR mengalami kenaikkan nilai saham yang sangat

signifikan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak melaksanakan

praktek CSR. Peluang untuk hidup dan berkompetisi dalam jangka panjang pun

akan lebih terjamin, karena nasabah bukanlah nasabah yang masih dapat dibodohi

oleh sisi eksternal perusahaan, nasabah sekarang lebih kritis dan peka terhadap

kinerja dan kontribusi perusahaan terhadap dunia luar.


162
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kuat lemahnya etika bisnis PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor

Cabang Cianjur yang diukur melalui indikator otonomi, keadilan, kejujuran,

saling menguntungkan dan integrasi moral termasuk dalam kategori tinggi.

Sedangkan untuk tanggung jawab sosial perusahaan PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur yang diukur melalui indikator

market actions, mandated actions, dan voluntary actions, termasuk dalam

kategori cukup. Begitupun untuk tingkat kinerja organisasi yang diukur

melalui indikator perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses

bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, juga termasuk

ke dalam kategori cukup.

2. Terdapat pengaruh positif antara etika bisnis terhadap kinerja organisasi

begitupun terdapat pengaruh positif antara tanggung jawab sosial perusahaan

terhadap kinerja organisasi.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa catatan khusus

yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan etika bisnis, tanggung jawab sosial

162
perusahaan, dan kinerja organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang Cianjur, yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pegawai memberikan persepsi

terhadap etika bisnis PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang

Cianjur dalam kategori tinggi. Dari kelima indikator yang diukur, saling

menguntungkan memiliki skor paling rendah, dengan demikian PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur harus memaksimalkan

penerapan etika bisnis dengan menjalankan praktek bisnis yang selalu

menjunjung asas saling menguntungkan dengan melahirkan win-win solution

baik kepada pegawainya sendiri, nasabah, mitra bisnis, bahkan terhadap

pesaingnya, seperti menerapkan kebijakan yang melarang baik secara

langsung maupun tidak langsung meminta/menerima pembayaran, biaya,

pelayanan jasa atau dalam bentuk lainnya di luar kebiasaan normal perusahaan

yang intinya perusahaan harus menjalankan tata kelola perbankan yang baik

(good corporate governance)

2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pegawai memberikan persepsi

terhadap tanggung jawab sosial perusahaan PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur dalam kategori cukup Dari ketiga

indikator yang diukur, mandates actions memiliki skor paling rendah, dengan

demikian PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur

harus memaksimalkan tindakan atau program yang berisikan pemenuhan

anjuran pemerintah dan perjanjian yang dinegosiasikan dengan stakeholder

163
dengan sebaik-baiknya, seperti memberikan kelengkapan info produk atau jasa

terhadap konsumen.

3. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pegawai memberikan persepsi

terhadap kinerja organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor

Cabang Cianjur berada dalam kategori cukup Dari keempat indikator yang

diukur, perspektif pelanggan memiliki skor paling rendah, dengan demikian

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur harus

mengoptimalkan kinerja organisasi dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan

dan keinginan pelanggan (nasabah), seperti menyampaikan produk atau jasa

kepada pelanggan dengan tepat waktu dan sesuai yang diharapkan pelanggan.

164
169

PENGARUH ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL


PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(Penelitian pada Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Kantor Cabang Cianjur)

ANGKET

Disusun dalam Rangka Penulisan Tesis untuk Memenuhi Sebagian Syarat


Memperoleh Gelar Magister Manajemen pada Program Studi
Magister Manajemen Bisnis

Disusun oleh :
Resti Yulistria
NIM 0907877

JURUSAN MAGISTER MANAJEMEN BISNIS


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
Kepada

Yth.

Bapak/Ibu Pegawai

PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero)

Di Tempat
170

Dengan Hormat,

Dengan ini saya sampaikan seperangkat angket kepada Bapak/Ibu,


diiringi permohonan maaf karena kehadiran angket ini sudah tentu akan
menyita waktu Bapak/Ibu. Namun demikian dengan segala kerendahan
hati sudilah kiranya Bapak/Ibu mengisi angket ini sesuai dengan persepsi
dan pengalaman Bapak/Ibu selama bekerja.

Pengisian angket ini tidak akan berpengaruh terhadap nama baik


Bapak./Ibu. Oleh karena itu mohon semua pernyataan diisi tanpa ada
yang terlewatkan.

Atas bantuan yang Bapak/Ibu berikan kami haturkan terima kasih.


Semoga kebaikan Bapak/Ibu dibalas oleh Allah SWT. Amin.

Hormat Saya,

Resti Yulistria
NIM 0907877
171

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Pada setiap item pernyataan telah disediakan alternatif jawaban,


dengan bobot nilai terentang dari 1 s.d. 5 yang dapat ditafsirkan
sangat tidak mampu sampai sangat mampu. Berdasarkan atas
pengalaman Bapak/Ibu, berilah tanda checklist (√) pada bobot nilai
alternatif jawaban yang paling merefleksi persepsi Bapak/Ibu pada
setiap pernyataan.

Contoh :
No
Pernyataan Alternatif Jawaban
Item
Tanggung jawab profesional Tidak Pernah Selalu
perusahaan dikerjakan sesuai
1 hukum-hukum yang relevan,
peraturan, serta ketetapan
    
standar yang berlaku

2. Setiap item pernyataan mohon diisi dan tidak ada yang terlewat.
3. Isilah identitas responden sebelum mengisi angket
172

A. Angket Variabel Etika Bisnis

Pernyataan Nilai
1. Tanggung jawab profesional Tidak Pernah Selalu
perusahaan dikerjakan sesuai hukum-
hukum yang relevan, peraturan, serta
ketetapan standar yang berlaku     
2. Kompetensi profesional yang
dibutuhkan perusahaan selalu dijaga Tidak Pernah Selalu
dengan cara mengembangkan
kemampuan & keahlian komunitas     
yang ada dalam perusahaan
3. Perusahaan selalu menyajikan
pelaporan yang lengkap & jelas serta Tidak Pernah Selalu
memberikan rekomendasi setelah
melakukan analisis terhadap informasi     
yang relevan & dapat dipercaya
4. Perusahaan berusaha menghindarkan Tidak Pernah Selalu
diri dari keterlibatan pengambilan
keputusan yang menimbulkan konflik /
masalah intern maupun ekstern     
5. Perusahaan telah menjaga Tidak Pernah Selalu
kerahasiaan data serta informasi
pelanggan dan mitra kerja dari
pengguna yang tidak tepat.     
6. Perusahaan telah melindungi asset Tidak Pernah Selalu
dan kepemilikan intelektual
perusahaan dari kerugian, kerusakan
dan pencurian.     
7. Perusahaan telah menjaga informasi
pribadi yang bersifat rahasia dari Tidak Pernah Selalu
pemanfaatan yang tidak tepat kecuali
untuk kepentingan akses oleh     
perusahaan.
8. Perusahaan telah memelihara
keakuratan & keabsahan dokumen Tidak Pernah Selalu
serta catatan perusahaan dengan
menunjukan fakta yg relevan atau     
bentuk transaksi yg sebenarnya.
9. Perusahaan melarang anda Tidak Pernah Selalu
melakukan pembayaran & atau
penerimaan yang tidak sah atau tidak
etis.     
10. Perusahaan menciptakan lingkungan Tidak Pernah Selalu
kerja yang bebas dari judi, alkohol, &
penyalahgunaan psykotropika     
173

11. Perusahaan telah memberikan


kesempatan yang sama & adil bagi Tidak Pernah Selalu
setiap karyawan dalam hal rekrutmen,
pemindahan, promosi, dan hal lain
yang berhubungan dengan     
ketenagakerjaan
12. Perusahaan telah bersaing secara
sehat di pasar, berlaku adil &
menghargai hak-hak pesaing, tidak Tidak Pernah Selalu
mengambil secara tidak syah
kepemilikan intelektual, barang-
barang/informasi rahasia dari     
pelanggan, pemasok, & mitra
bisnis/pesaing
13. Keputusan & evaluasi yang digunakan
perusahaan terhadap karyawan, Tidak Pernah Selalu
pelanggan, & mitra bisnis, serta
pesaing didasarkan pada penilaian     
yang objektif
14. Perusahaan menerapkan kebijakan
yang melarang baik secara langsung
maupun tidak langsung Tidak Pernah Selalu
meminta/menerima pembayaran,
biaya, pelayanan jasa atau dalam     
bentuk lainnya di luar kebiasaan
normal perusahaan.
15. Perusahaan melarang para pesaing
bisnis (baik pesaing yang sudah ada Tidak Pernah Selalu
maupun pesaing potensial) untuk
membuat perjanjian yang
menghilangkan/membatasi kompetisi     
diantara mereka sendiri
16. Perusahaan melarang anda
menggunakan informasi intern untuk Tidak Pernah Selalu
kepentingan pribadi atau
mengungkapkan informasi tersebut     
kepada perusahaan/pihak lain
17. Perusahaan menciptakan tempat kerja Tidak Pernah Selalu
yang bebas dari pelecehan &
intimidasi antar sesama karyawan     
18. Perusahaan melarang anda menerima
pemberian komisi & hadiah yang Tidak Pernah Selalu
berlebihan dan atau sebaliknya
memberikan hadiah kepada pihak luar     
perusahaan diluar kategori wajar.
19. Perusahaan melarang anda Tidak Pernah Selalu
menerima / memberikan tawaran
perjalanan bisnis, jamuan & hiburan
yang terasa di luar kewajaran yang     
174

diperkirakan dapat mempengaruhi


kemandirian penilaian perusahaan,
20. Perusahaan meminta karyawan untuk
mendapat pernyataan dari pihak
ketiga yang menyatakan bahwa Tidak Pernah Selalu
mereka tidak akan memberikan
imbalan apapun pada karyawan     
sehubungan dengan bisnis yang
diperoleh dari perusahaan.
175

B. Angket Variabel Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

Pernyataan Nilai
1. Penerimaan produk/jasa Rendah Tinggi
berdasarkan jumlah konsumen
yang menggunakannya     
2. Minat konsumen terhadap Rendah Tinggi
produk/jasa yang dihasilkan
perusahaan     
3. Perlakuan perusahaan terhadap Rendah Tinggi
pelanggan, pemasok, mitra
bisnis/pesaing sesuai dengan etika
bisnis     
Rendah Tinggi
4. Ketelitian dan ketepatan waktu
dalam bekerja
    
Tidak Pernah Selalu
5. Perusahaan memberikan upah
jaminan kesehatan pada pekerja
    
6. Perusahaan memiliki kebijakan
peraturan dan prosedur yang Tidak Pernah Selalu
mengatur secara rinci tentang
kepatuhan terhadap ketentuan     
hukum tertentu
7. Kepatuhan perusahaan terhadap Rendah Tinggi
hukum dan peraturan
perundangan yang berlaku     
8. Peran perusahaan dalam usaha Rendah Tinggi
mengurangi tingkat pengangguran
di Indonesia     
9. Peran perusahaan dalam mendaur Rendah Tinggi
ulang material untuk membuat
produk yang mereka gunakan.     
10. Perusahaan memberikan Tidak Lengkap Sangat Lengkap
kelengkapan info produk/jasa
terhadap konsumen     
11. Perusahaan telah melengkapi Tidak Lengkap Sangat Lengkap
produk & iklannya di berbagai
media dengan info tentang
resikonya     
176

12. Perusahaan memberikan bantuan


untuk korban bencana alam, Tidak Pernah Selalu
dimana bantuan tersebut
mengindikasikan bahwa
perusahaan peduli akan kondisi     
sosial masyarakat Indonesia
13. Perusahaan memberikan Tidak Pernah Selalu
kontribusi untuk panti sosial,
seperti panti jompo, panti asuhan,
dan lainnya.     
14. Perusahaan mendorong
karyawannya untuk bertanggung Tidak Pernah Selalu
jawab terhadap konservasi dan
perlindungan terhadap lingkungan     
sekitar.
Tidak Pernah Selalu
15. Perusahaan peduli akan kondisi
pendidikan di Indonesia
    
Tidak Pernah Selalu
16. Perusahaan memberikan bantuan
beasiswa pendidikan
    
Tidak Tepat Tepat
17. Ketepatan sasaran pemberian
bantuan perusahaan
    
Rendah Tinggi
18. Frekuensi pemberian bantuan
perusahaan
    
177

C. Angket Variabel Kinerja Perusahaan Berdasarkan Balance


Scorecard (BSC)

Pernyataan Nilai
1. Tingkat kemampuan dalam Rendah Tinggi
memahami efisiensi pembiayaan
perusahaan     
2. Tingkat kemampuan dalam Rendah Tinggi
merancang kegiatan organisasi
berbasis biaya     
3. Tingkat kemampuan dalam Rendah Tinggi
memahami pengelolaan
keuangan organisasi     
4. Tingkat kemampuan dalam Rendah Tinggi
memahami laporan keuangan
yang komprehensif     
5. Tingkat kemampuan dalam Rendah Tinggi
menjalin kerjasama untuk
menunjang pembiayaan
operasional organisasi     
Rendah Tinggi
6. Hubungan yang terjalin antara
perusahaan dengan pelanggan
    
7. Penerimaan produk/jasa Rendah Tinggi
berdasarkan jumlah konsumen
yang menggunakannya     
8. Perusahaan menyampaikan Tidak Pernah Selalu
produk/jasa kepada pelanggan
dengan tepat waktu dan sesuai
yang diharapkan pelanggan     
9. Perusahaan mengidentifikasi apa Tidak Pernah Selalu
yang diinginkan pelanggan atas
produk/jasa yang ditawarkan     
10. Perusahaan mengidentifikasi Tidak Pernah Selalu
kebutuhan pada masa kini &
masa mendatang     
11. Perusahaan mengembangkan Tidak Pernah Selalu
solusi baru dengan menciptakan
produk/jasa untuk kebutuhan
pelanggan     
178

12. Perusahaan telah berorientasi Tidak Pernah Selalu


pada tujuan jangka panjang dari
pada tujuan jangka pendek     
13. Perusahaan memiliki karakteristik Tidak Pernah Selalu
khusus atas produk/jasa yang
dihasilkannya     
14. Perusahaan memberikan Tidak Pernah Selalu
garansi/aktivitas perbaikan
terhadap produk/jasa yang
digunakan oleh pelanggan     
15. Kesempatan karyawan untuk Rendah Tinggi
dapat terlibat dalam penentuan
target & strategi perusahaan     
Rendah Tinggi
16. Gaji/upah yang diterima karyawan
    
17. Kepuasaan karyawan jika Rendah Tinggi
menerima tawaran bekerja di
tempat lain apabila memberikan
penghasilan yang lebih baik     
18. Perusahaan mengadakan
program pendidikan, pelatihan, Rendah Tinggi
dan pengembangan untuk
meningkatkan pengetahuan &     
keahlian karyawan
19. Sistem informasi yang tersedia di Rendah Tinggi
perusahaan telah optimal &
memberikan informasi akurat
serta tepat waktu     
20. Kemudahan dalam memperoleh Rendah Tinggi
informasi yang dibutuhkan
karyawan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik     
21. Dukungan & motivasi dari Rendah Tinggi
pimpinan untuk melaksanakan
pekerjaaan.     
Rendah Tinggi
22. Penghargaan/reward yang
diberikan perusahaan.
    
23. Komunikasi dari setiap manajer Rendah Tinggi
mengenai sasaran&ukuran kinerja
Balance Scorecard perusahaan
pada setiap divisi.     
179

24. Pengarahan atas pencapaian


strategi dari alokasi sumber daya Rendah Tinggi
keuangan & sumber daya
manusia yang dimiliki perusahaan     
secara nyata

-Terima kasih atas kesungguhan Bapak/Ibu dalam pengisian angket


ini-
-Kualitas penelitian ini ditentukan oleh partisipasi Bapak/Ibu-
HASIL PENGOLAHAN DATA Y

Variabel X3 (Kinerja Organisasi)


Konsumen Proses Bisnis Internal Proses belajar dan berkembang Y Y^2
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 2 3 3 3 1 3 2 2 4 2 3 3 2 2 3 4 1 2 2 4 3 4 2 4 5 2 4 3 1 4 83 6889
2 3 3 4 3 2 2 3 5 4 4 4 3 3 1 1 5 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 5 98 9604
3 3 3 4 4 4 3 4 4 5 3 5 4 3 2 2 5 3 2 3 4 4 3 3 5 5 3 4 4 3 3 107 11449
4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 2 5 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 3 5 109 11881
5 5 4 3 4 3 3 2 5 5 2 4 4 3 3 5 5 3 5 3 4 4 5 3 4 5 5 5 4 4 4 118 13924
6 1 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4 2 3 3 4 4 3 5 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 107 11449
7 2 3 5 5 4 3 5 2 5 5 1 3 3 1 5 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 2 5 5 3 5 118 13924
8 2 2 4 4 2 2 3 3 3 5 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 2 5 3 3 3 3 3 3 94 8836
9 4 3 4 3 2 1 3 4 5 4 3 4 3 4 2 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 110 12100
10 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 5 4 2 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 1 4 118 13924
11 2 3 4 3 4 3 3 2 3 4 1 2 2 3 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 2 4 4 1 3 84 7056
12 4 3 2 3 4 2 3 2 3 4 4 4 2 4 3 3 2 3 5 4 3 2 3 5 3 3 4 3 3 2 95 9025
13 2 3 2 4 3 3 2 3 4 5 3 3 3 2 2 4 2 3 5 5 4 3 2 3 4 2 3 3 2 4 93 8649
14 3 3 2 3 2 4 3 3 2 4 1 3 2 2 2 3 3 2 4 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 2 80 6400
15 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 5 3 3 2 3 2 3 89 7921
16 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 1 3 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 5 2 3 96 9216
17 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 3 3 5 3 3 2 3 4 2 4 4 2 4 91 8281
18 3 3 3 3 2 2 3 3 5 3 3 2 3 2 3 5 2 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 5 2 2 93 8649
19 3 3 3 3 2 3 3 3 4 5 1 2 2 3 2 5 3 2 2 4 3 3 3 4 3 1 4 3 2 2 86 7396
20 1 3 2 3 1 1 3 1 3 5 2 2 1 3 2 1 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 1 3 2 71 5041
∑X 57 62 64 70 56 52 65 64 77 78 57 63 46 54 54 80 54 61 68 78 67 71 60 80 77 60 76 72 48 69 1940 191614
∑ X^2 183 196 222 252 176 146 225 228 311 326 197 211 114 160 168 338 154 205 260 314 235 263 188 330 309 200 302 280 130 261
(∑X^2) 3249 3844 4096 4900 3136 2704 4225 4096 5929 6084 3249 3969 2116 2916 2916 6400 2916 3721 4624 6084 4489 5041 3600 6400 5929 3600 5776 5184 2304 4761
∑XY 5660 6069 6351 6878 5580 5049 6417 6399 7615 7538 5716 6255 4544 5255 5394 7908 5273 6111 6780 7654 6658 6981 5914 7792 7591 5957 7504 7147 4749 6875
r hitung 0,4931 0,481 0,588 0,568 0,5764 0,026 0,5154 0,677 0,65 -0,102 0,543 0,694 0,489 0,077 0,565 0,595 0,2086 0,7605 0,5851 0,48 0,835 0,48 0,567 0,17 0,59 0,5228 0,62 0,61 0,41 0,648
r tabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,44 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,44 0,444 0,44 0,44 0,444 0,44 0,44 0,44 0,444
KET V V V V V TV V V V TV V V V TV V V TV V V V V V V TV V V V V TV V
V Item 1,0816 0,2 0,905 0,368 1,0105 0,568 0,7237 1,221 0,77 1,147 1,818 0,661 0,432 0,747 1,1684 0,947 0,4316 0,9974 1,5158 0,516 0,555 0,58 0,421 0,53 0,66 1,0526 0,69 1,09 0,78 1,208
V Jmlh 17,226
V Total 180,74
r11 0,9359
KET R

180
HASIL PENGOLAHAN DATA X1

Variabel X1 (Etika Bisnis)


Otonomi Kejujuran Keadilan SM Integritas moral Y Y^2
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 3 3 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 90 8100
2 5 4 4 5 5 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 77 5929
3 5 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 84 7056
4 5 5 5 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 81 6561
5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 98 9604
6 5 4 3 4 5 4 5 3 5 5 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 83 6889
7 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 97 9409
8 5 4 4 1 5 5 3 5 5 5 3 5 5 4 3 5 1 2 3 2 75 5625
9 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 5 5 3 4 4 75 5625
10 5 3 4 2 5 5 4 4 3 3 3 4 4 1 2 4 3 4 4 4 71 5041
11 2 3 3 4 4 3 2 3 4 5 2 3 3 4 4 3 2 3 4 4 65 4225
12 4 3 2 2 1 3 3 4 5 3 2 3 2 1 2 3 4 3 2 4 56 3136
13 5 4 3 2 3 4 5 4 3 2 2 3 2 3 4 5 4 3 2 2 65 4225
14 5 3 4 3 3 3 4 3 4 5 4 5 4 3 4 5 4 4 3 2 75 5625
15 3 4 4 3 2 1 5 4 3 2 3 4 4 3 3 2 3 4 5 2 64 4096
16 4 4 4 3 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 3 5 4 5 5 3 85 7225
17 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 3 5 5 5 3 4 89 7921
18 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 91 8281
19 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 92 8464
20 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 90 8100
∑X 90 78 77 72 83 82 86 83 87 85 71 81 79 77 76 87 80 80 78 71 1603 131137
∑ X^2 420 312 307 284 371 360 386 357 391 383 267 337 327 327 306 395 342 336 320 267
(∑X^2) 8100 6084 5929 5184 6889 6724 7396 6889 7569 7225 5041 6561 6241 5929 5776 7569 6400 6400 6084 5041
∑XY 7311 6322 6266 5936 6843 6744 7018 6742 7076 6982 5860 6578 6471 6399 6230 7089 6553 6565 6366 5786
r hitung 0,4884 0,49 0,56 0,64 0,72 0,68 0,6 0,49 0,56 0,7 0,85 0,56 0,7 0,8 0,65 0,55 0,58 0,74 0,56 0,48
r tabel 0,444 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44
KET V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V
V Item 0,7895 0,41 0,56 1,31 1,4 1,25 0,85 0,66 0,66 1,14 0,79 0,47 0,79 1,61 0,91 0,87 1,16 0,84 0,83 0,79
V Jmlh 18,076
V Total 139,82
r11 0,9165
KET R
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tanggung
Jawab Sosial Kinerja
Etika Bisnis Perusahaan Organisasi
N 66 66 66
Normal Parameters a,b Mean 52.2917 47.5548 60.9377
Std. Deviation 11.09731 9.61986 13.04893
Most Extreme Absolute .090 .094 .109
Differences Positive .075 .075 .079
Negative -.090 -.094 -.109
Kolmogorov-Smirnov Z .734 .765 .886
Asymp. Sig. (2-tailed) .654 .603 .412
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Correlations

Correlations

Tanggung
Jawab Sosial Kinerja
Etika Bisnis Perusahaan Organisasi
Etika Bisnis Pearson Correlation 1 .919** .943**
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 66 66 66
Tanggung Jawab Pearson Correlation .919** 1 .918**
Sosial Perusahaan Sig. (2-tailed) .000 .000
N 66 66 66
Kinerja Organisasi Pearson Correlation .943** .918** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000
N 66 66 66
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

192
Regression

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Tanggung
Jawab
Sosial
. Enter
Perusahaa
n, Etika
a
Bisnis
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kinerja Organisasi

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .952a .907 .904 4.05114 1.745
a. Predictors: (Constant), Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Etika
Bisnis
b. Dependent Variable: Kinerja Organisasi

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10033.912 2 5016.956 305.693 .000a
Residual 1033.942 63 16.412
Total 11067.854 65
a. Predictors: (Constant), Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Etika Bisnis
b. Dependent Variable: Kinerja Organisasi

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .313 2.543 .123 .902
Etika Bisnis .756 .115 .643 6.592 .000 .156 6.416
Tanggung Jawab
.443 .132 .327 3.351 .001 .156 6.416
Sosial Perusahaan
a.Dependent Variable: Kinerja Organisasi

193
Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions
Tanggung
Condition Jawab Sosial
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) Etika Bisnis Perusahaan
1 1 2.970 1.000 .00 .00 .00
2 .026 10.634 .98 .05 .03
3 .003 30.065 .02 .95 .97
a. Dependent Variable: Kinerja Organisasi

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value 37.7521 87.1049 60.9377 12.42449 66
Std. Predicted Value -1.866 2.106 .000 1.000 66
Standard Error of
.511 1.638 .837 .215 66
Predicted Value
Adjusted Predicted Value 37.5154 87.7879 60.9521 12.45893 66
Residual -9.16809 9.59613 .00000 3.98833 66
Std. Residual -2.263 2.369 .000 .984 66
Stud. Residual -2.366 2.415 -.002 1.009 66
Deleted Residual -10.01888 9.97635 -.01436 4.19039 66
Stud. Deleted Residual -2.459 2.515 -.003 1.023 66
Mahal. Distance .051 9.642 1.970 1.612 66
Cook's Distance .000 .173 .017 .028 66
Centered Leverage Value .001 .148 .030 .025 66
a. Dependent Variable: Kinerja Organisasi

Regression

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Tanggung
Jawab
Sosial . Enter
Perusahaa
a
n
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Kinerja Organisasi

194
Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .918a .842 .840 5.22485 1.634
a. Predictors: (Constant), Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
b. Dependent Variable: Kinerja Organisasi

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 9320.711 1 9320.711 341.429 .000a
Residual 1747.142 64 27.299
Total 11067.854 65
a. Predictors: (Constant), Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
b. Dependent Variable: Kinerja Organisasi

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 1.742 3.268 .533 .596
Tanggung Jawab
1.245 .067 .918 18.478 .000 1.000 1.000
Sosial Perusahaan
a.Dependent Variable: Kinerja Organisasi

Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions
Tanggung
Condition Jawab Sosial
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) Perusahaan
1 1 1.980 1.000 .01 .01
2 .020 10.062 .99 .99
a. Dependent Variable: Kinerja Organisasi

195
Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value 37.2805 81.7572 60.9377 11.97479 66
Std. Predicted Value -1.976 1.739 .000 1.000 66
Standard Error of
.643 1.433 .880 .232 66
Predicted Value
Adjusted Predicted Value 36.6414 82.0586 60.9185 11.99924 66
Residual -15.94194 13.62514 .00000 5.18451 66
Std. Residual -3.051 2.608 .000 .992 66
Stud. Residual -3.083 2.628 .002 1.005 66
Deleted Residual -16.27695 13.83756 .01924 5.32117 66
Stud. Deleted Residual -3.315 2.761 -.002 1.028 66
Mahal. Distance .000 3.903 .985 1.089 66
Cook's Distance .000 .100 .013 .019 66
Centered Leverage Value .000 .060 .015 .017 66
a. Dependent Variable: Kinerja Organisasi

Frequency Table

X_1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 5 7.6 7.6 7.6
Sering 35 53.0 53.0 60.6
Selalu 26 39.4 39.4 100.0
Total 66 100.0 100.0

X_2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 3 4.5 4.5 4.5
Sering 38 57.6 57.6 62.1
Selalu 25 37.9 37.9 100.0
Total 66 100.0 100.0

196
X_3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 8 12.1 12.1 12.1
Sering 43 65.2 65.2 77.3
Selalu 15 22.7 22.7 100.0
Total 66 100.0 100.0

X_4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 9 13.6 13.6 13.6
Sering 32 48.5 48.5 62.1
Selalu 25 37.9 37.9 100.0
Total 66 100.0 100.0

X_5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 14 21.2 21.2 21.2
Kadang-kadang 31 47.0 47.0 68.2
Sering 20 30.3 30.3 98.5
Selalu 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

X_6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 8 12.1 12.1 12.1
Sering 35 53.0 53.0 65.2
Selalu 23 34.8 34.8 100.0
Total 66 100.0 100.0

197
X_7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 6 9.1 9.1 9.1
Kadang-kadang 40 60.6 60.6 69.7
Sering 19 28.8 28.8 98.5
Selalu 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

X_8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 14 21.2 21.2 21.2
Kadang-kadang 34 51.5 51.5 72.7
Sering 17 25.8 25.8 98.5
Selalu 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

X_9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 15 22.7 22.7 22.7
Sering 33 50.0 50.0 72.7
Selalu 18 27.3 27.3 100.0
Total 66 100.0 100.0

X_10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 13 19.7 19.7 19.7
Sering 30 45.5 45.5 65.2
Selalu 23 34.8 34.8 100.0
Total 66 100.0 100.0

198
X_11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 15 22.7 22.7 22.7
Sering 29 43.9 43.9 66.7
Selalu 22 33.3 33.3 100.0
Total 66 100.0 100.0

X_12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 6 9.1 9.1 9.1
Kadang-kadang 37 56.1 56.1 65.2
Sering 22 33.3 33.3 98.5
Selalu 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

X_13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 12 18.2 18.2 18.2
Sering 24 36.4 36.4 54.5
Selalu 30 45.5 45.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

X_14

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 6 9.1 9.1 9.1
Sering 36 54.5 54.5 63.6
Selalu 24 36.4 36.4 100.0
Total 66 100.0 100.0

X_15

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 12 18.2 18.2 18.2
Sering 32 48.5 48.5 66.7
Selalu 22 33.3 33.3 100.0
Total 66 100.0 100.0

199
X_16

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 7 10.6 10.6 10.6
Kadang-kadang 39 59.1 59.1 69.7
Sering 19 28.8 28.8 98.5
Selalu 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

X_17

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 8 12.1 12.1 12.1
Sering 34 51.5 51.5 63.6
Selalu 24 36.4 36.4 100.0
Total 66 100.0 100.0

X_18

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 11 16.7 16.7 16.7
Kadang-kadang 35 53.0 53.0 69.7
Sering 19 28.8 28.8 98.5
Selalu 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

X_19

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 8 12.1 12.1 12.1
Kadang-kadang 32 48.5 48.5 60.6
Sering 24 36.4 36.4 97.0
Selalu 2 3.0 3.0 100.0
Total 66 100.0 100.0

200
X_20

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 11 16.7 16.7 16.7
Kadang-kadang 31 47.0 47.0 63.6
Sering 21 31.8 31.8 95.5
Selalu 3 4.5 4.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2_1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 6 9.1 9.1 9.1
Cukup Tinggi 40 60.6 60.6 69.7
Tinggi 20 30.3 30.3 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2_2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 6 9.1 9.1 9.1
Cukup Tinggi 38 57.6 57.6 66.7
Tinggi 22 33.3 33.3 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2_3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 7 10.6 10.6 10.6
Cukup Tinggi 35 53.0 53.0 63.6
Tinggi 24 36.4 36.4 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2_4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 5 7.6 7.6 7.6
Cukup Tinggi 38 57.6 57.6 65.2
Tinggi 23 34.8 34.8 100.0
Total 66 100.0 100.0

201
X2_5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 11 16.7 16.7 16.7
Kadang-kadang 22 33.3 33.3 50.0
Sering 33 50.0 50.0 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2_6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 12 18.2 18.2 18.2
Kadang-kadang 32 48.5 48.5 66.7
Sering 22 33.3 33.3 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2_7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 11 16.7 16.7 16.7
Cukup Tinggi 32 48.5 48.5 65.2
Tinggi 23 34.8 34.8 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2_8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 13 19.7 19.7 19.7
Cukup Tinggi 27 40.9 40.9 60.6
Tinggi 23 34.8 34.8 95.5
Sangat Tinggi 3 4.5 4.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

202
X2_9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 14 21.2 21.2 21.2
Cukup Tinggi 33 50.0 50.0 71.2
Tinggi 18 27.3 27.3 98.5
Sangat Tinggi 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2_10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 14 21.2 21.2 21.2
Kadang-kadang 30 45.5 45.5 66.7
Sering 22 33.3 33.3 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2_11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 12 18.2 18.2 18.2
Kadang-kadang 31 47.0 47.0 65.2
Sering 22 33.3 33.3 98.5
Selalu 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2_12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 8 12.1 12.1 12.1
Kadang-kadang 34 51.5 51.5 63.6
Sering 23 34.8 34.8 98.5
Selalu 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

203
X2_13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 9 13.6 13.6 13.6
Kadang-kadang 26 39.4 39.4 53.0
Sering 31 47.0 47.0 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2_14

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 2 3.0 3.0 3.0
Kadang-kadang 37 56.1 56.1 59.1
Sering 27 40.9 40.9 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2_15

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 8 12.1 12.1 12.1
Kadang-kadang 40 60.6 60.6 72.7
Sering 18 27.3 27.3 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2_16

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 9 13.6 13.6 13.6
Kadang-kadang 30 45.5 45.5 59.1
Sering 27 40.9 40.9 100.0
Total 66 100.0 100.0

X2_17

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 8 12.1 12.1 12.1
Kadang-kadang 34 51.5 51.5 63.6
Sering 23 34.8 34.8 98.5
Selalu 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

204
X2_18

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 7 10.6 10.6 10.6
Cukup Tinggi 28 42.4 42.4 53.0
Tinggi 30 45.5 45.5 98.5
Sangat Tinggi 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 6 9.1 9.1 9.1
Tinggi 33 50.0 50.0 59.1
Sangat Tinggi 27 40.9 40.9 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 4 6.1 6.1 6.1
Sering 40 60.6 60.6 66.7
Selalu 22 33.3 33.3 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 16 24.2 24.2 24.2
Sering 36 54.5 54.5 78.8
Selalu 14 21.2 21.2 100.0
Total 66 100.0 100.0

205
Y_4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 14 21.2 21.2 21.2
Sering 28 42.4 42.4 63.6
Selalu 24 36.4 36.4 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 6 9.1 9.1 9.1
Sering 35 53.0 53.0 62.1
Selalu 25 37.9 37.9 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 14 21.2 21.2 21.2
Kadang-kadang 33 50.0 50.0 71.2
Sering 18 27.3 27.3 98.5
Selalu 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 15 22.7 22.7 22.7
Kadang-kadang 29 43.9 43.9 66.7
Sering 21 31.8 31.8 98.5
Selalu 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

206
Y_8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang-kadang 12 18.2 18.2 18.2
Sering 29 43.9 43.9 62.1
Selalu 25 37.9 37.9 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 17 25.8 25.8 25.8
Tinggi 31 47.0 47.0 72.7
Sangat tinggi 18 27.3 27.3 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 13 19.7 19.7 19.7
Cukup Tinggi 30 45.5 45.5 65.2
Tinggi 22 33.3 33.3 98.5
Sangat Tinggi 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 6 9.1 9.1 9.1
Cukup Tinggi 32 48.5 48.5 57.6
Tinggi 22 33.3 33.3 90.9
Sangat Tinggi 6 9.1 9.1 100.0
Total 66 100.0 100.0

207
Y_12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup Tinggi 27 40.9 40.9 40.9
Tinggi 29 43.9 43.9 84.8
Sangat Tinggi 10 15.2 15.2 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 5 7.6 7.6 7.6
Tinggi 35 53.0 53.0 60.6
Sangat Tinggi 26 39.4 39.4 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_14

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 5 7.6 7.6 7.6
Tinggi 41 62.1 62.1 69.7
Sangat Tinggi 20 30.3 30.3 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_15

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 8 12.1 12.1 12.1
Tinggi 33 50.0 50.0 62.1
Sangat Tinggi 25 37.9 37.9 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_17

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 7 10.6 10.6 10.6
Tinggi 34 51.5 51.5 62.1
Sangat Tinggi 25 37.9 37.9 100.0
Total 66 100.0 100.0

208
Y_18

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 12 18.2 18.2 18.2
Tinggi 32 48.5 48.5 66.7
Sangat Tinggi 22 33.3 33.3 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_19

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 17 25.8 25.8 25.8
Tinggi 32 48.5 48.5 74.2
Sangat Tinggi 17 25.8 25.8 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_20

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 12 18.2 18.2 18.2
Tinggi 35 53.0 53.0 71.2
Sangat Tinggi 19 28.8 28.8 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_21

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 18 27.3 27.3 27.3
Cukup Tinggi 22 33.3 33.3 60.6
Tinggi 25 37.9 37.9 98.5
Sangat Tinggi 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

209
Y_22

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 15 22.7 22.7 22.7
Cukup Tinggi 32 48.5 48.5 71.2
Tinggi 18 27.3 27.3 98.5
Sangat Tinggi 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_23

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 13 19.7 19.7 19.7
Cukup Tinggi 27 40.9 40.9 60.6
Tinggi 25 37.9 37.9 98.5
Sangat Tinggi 1 1.5 1.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

Y_24

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 3 4.5 4.5 4.5
Cukup Tinggi 31 47.0 47.0 51.5
Tinggi 29 43.9 43.9 95.5
Sangat Tinggi 3 4.5 4.5 100.0
Total 66 100.0 100.0

210
--DAFTAR RIWAYAT HIDUP--

DATA PRIBADI
Nama Resti Yulistria, S.Pd.
Alamat Jl. Sersan Bajuri Dalam No. 9A Bandung
Tempat, Tanggal Lahir Cianjur, 2 Juli 1986
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN


2009 - 2011 Universitas Pendidikan Indonesia, Sekolah Pascasarjana,
Program Studi Magister Manajemen Bisnis (M2B)
2004 - 2009 Universitas Pendidikan Indonesia, Fakultas Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Pendidikan Manajemen
Perkantoran
2001 - 2004 SMA Negeri I Sukabumi
1998 - 2001 SMP Negeri I Sukabumi
1992 - 1998 SD Negeri Nanggeleng I Sukabumi
1991 - 1992 TK Yayasan Wanita Kereta Api (YWKA) Cianjur

PENGALAMAN BEKERJA
April 2009 – Agustus 2009 PT TELKOM INDONESIA
KANDATEL CIANJUR JAWA BARAT
Sebagai Staff Administrasi dan Outbound Call (OBC) di Bagian
Customer Care
Agustus 2010 s/d Sekarang AKADEMI SEKRETARIS & MANAJEMEN (ASM)
BINA SARANA INFORMATIKA JAKARTA
Sebagai Dosen Luar Biasa

211

Anda mungkin juga menyukai