Anda di halaman 1dari 20

lOMoARcPSD|19231423

ETIKA LINGKUNGAN UNTUK BISNIS :


Pertarungan Kredibilitas, Reputasi, dan Keunggulan Kompetitif
Tugas Mata Kuliah
Etika Bisnis & Profesi

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Rahmat (20510017)
Nursafika (20510001)
Dian Bulupasa (20501103)
Muh Nazri (20510002)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


STIE INDONESIA MAKASSAR
2022
lOMoARcPSD|19231423

BAB I
PENDAHULUAN

Selama dua puluh lima tahun terakhir, telah terjadi peningkatan harapan bahwa bisnis
ada untuk melayani kebutuhan baik para pemegang saham dan masyarakat. Banyak orang
mempunyai interens atau minat dalam bisnis, kegiatannya, atau dampaknya.

Pemangku kepentingan semakin berharap bahwa kegiatan perusahaan akan


menghormati nilai-nilai dan interes mereka. Penghormatan terhadap nilai-nilai dan interes
pemangku kepentingan menentukan pendirian etika dan keberhasilan perusahaan.Akibatnya,
direktur perusahaan sekarang diharapkan untuk memimpin perusahaan mereka dengan
beretika.
Tata kelola baru dan rezim akuntabilitas untuk bisnis dan profesi jauh lebih peduli
dengan interes pemangku kepentingan dan permasalahan etika daripada yang telah terjadi di
masa lalu.Para direktur, esekutif, dan akuntan professional yang sering melayani
pertentangan interes pemegang saham secara langsungdan masyarakat secara tidak langsung
harus menyadari harapan masyarakat yang baru untuk bisnis dan organisasi sejenis.
lOMoARcPSD|19231423

A. Masalah Lingkungan
Tidak ada yang membangkitkan opini publik sebelumnya mengenai sifat dari perilaku
perusahaan yang baik lebih dari kesadaran bahwa kesejahteraan fisik publik—dan
kesejahteraan sebagai pekerja—sedang terancam oleh aktivitas perusahaan. Awalnya,
kekhawatiran mengenai polusi berpusat pada cerobng asap dan knalpot pembuangan, yang
menyebabkan iritasi dan gangguan pernapasan. Bagaimanapun, masalah tersebut pada
awalnya relatif bersifat lokal, sehingga ketika penduduk di sekitar (perusahaan yang
menyebabkan polusi udara) menjadi marah (akibat iritasi oleh polusi udara), politisi lokal
mampu dan umumnya bersedia merancang suatu peraturan untuk mengendalikan hal tersebut
walaupun penegakan hukum yang efektif tidak terjamin.
Baru-baru ini, disipasi lapisan ozon diakui sebagai ancaman serius bagi kesejahteraan
fisik kita semua.pelepasan CFC (Chlorofluorocarbon) ke atmosfir—yang dahulu dianggap
sebagai refrigerant (bahan pendingin) perumahan dan industri yang paling umum
memungkinkan molekul CFC “menyedot” molekul ozon. Pada saat yang bersamaan
penebangan hutan hujan di Brazil—yang merupakan sumber utama untuk “mengisi” kembali
seluruh planet kita.Padahal, lapisan ozon berfungsi sebagai penghalang utama bagi kita dari
paparan sinar ultraviolet matahari, dimana sinar ultraviolet ini menyebabkan kanker kulit dan
kerusakan mata.

Pengakuan bahwa pencemaran air merupakan salah satu permasalahan yang


memerlukan tindakan telah di sejajarkan dengan kepedulian terhadap menipisnya lapisan
ozon, sebagian karna terbatasnya kemampuan kita untuk mengukur konsestrasi racun per
menit, serta ketidakmampuan kita untuk memahami sifat alam yang tepat, dari resiko logam
air dan dioxin..Perusahaan-perusahaan menegaskan bahwa merekatidak memiliki solusi
teknik untuk mengatasi polusi udara dan air dengan biaya murah sehingga mereka tidak dapat
mengatasi polusi secara kompetitif.Namun demikian, setelah ancaman jangka pendek dan
ancaman jangka panjang terhadap keselamatan pribadi di pahami, masyarakat dipimpin oleh
kelompok-kelompok dengan minat khusus—mulai menekan perusahaan maupun pemerintah
secara langsung untuk meningkatkan standar keamanan untuk emisi perusahaan.
lOMoARcPSD|19231423

B. Sensitivitas Moral
Bukti tekanan publik untuk kejujuran lebih dan kesetaraan mudah diamati.Keinginan
untuk mencapai kesetaraan dalam pekerjaan telah menghasilkan undang-undang, peraturan,
kepatuhan kondisi dalam kontrak, dan program tindakan afirmatif perusahaan.Program-
program kesetaraan upah mulai muncul untuk menyesuaikan kesenjangan yang ada antara
skala gaji untuk pria dan wanita.Undang-undang perlindungan konsumen telah di perketat
bahwa filosofi lama “pembeli waspada”—yang cenderung melindungi perusahaan besar—
telah berubah ke “vendor waspada”—yang menguntungkan konsumen secara individu.Tes
narkoba untuk karyawan telah jauh lebih hati-hati ditangani untuk meminimalkan
kemungkinan temuan palsu pada hasil tes.Semua ini adalah contoh diman tekanan publik
telah membawa perubahan kelembagaan melalui legislatif atau pengadilan untuk kejujuran
yang lebih dan kesetaraan, serta berkurangnya diskriminasi, dan oleh karena itu, kebalikan
dari perubahan ini hampir tidak mungkin terjadi.Memang, hal tersebut merupakn suatu tren
atau kecenderungan yang jelas.
Sensitivitas moral juga terlihat pada isu-isu internasional dan domestik.Kampanye
untuk memboikot pembelian dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam penggunaan
tenaga kerja anak atau memperkerjakan tenaga kerja dengan upah yang rendah di negara-
negara asing memberikan kesaksian yang cukup.Hal tersebut telah menghasilkan kode etik
praktik untuk para pemasok dan mekanisme-mekanisme untuk memastikan bahwa mereka
mematuhi kode tersebut.Organisasi-organisasi, seperti Social Accountability International
dan Account Ability telah mengembangkan kebijakan-kebijakan tempat kerja, standar-
standar, program pelatihan auditor tempat kerja, dan kerangka kerja pelaporan.
lOMoARcPSD|19231423

.
C. Ekonomi dan Tekanan-tekanan Kompetitif
Perkembangan pasar global telah mendorong produksi dan sumber-sumber di seluruh
dunia.Restrukturisasi telah dilihat sebagai pendorong produkitivitas dan memungkinkan
biaya yang lebih rendah dengan taraif yang lebih rendah dari pekerjaan domestik.Oleh karena
itu, tekanan pada individu digunakan untuk mempertahankan pekerjaannya mungkin tidak
berkurang/mereda seperti halnya tekanan dalam meningkatkan produksi. Demikian juga,
mengingat persaingan yang lebih besar, volume yang lebih besar tentu akan meningkatkan
laba sehingga tekanan pada perusahaan tidak akan berkurang pada tingkat yang telah dialami
di masa lalu. Selain itu, perusahaan tidak akan bisa mengandalkan kembali siklus
profitabilitas untuk mengembalikan risiko perilaku yang tidak etis ke tingkat sebelumnya. Hal
tersebut mengakibatkan munculnya tingkat risiko yang kembali pada awalnya, dimana akan
lOMoARcPSD|19231423

bergantung pada lembaga-lembaga manajemen etika perilaku dan tata kelola rezim yang
baru.
D. Skandal Keuangan : Jurang Harapan dan Jurang Kredibilitas
Tidak ada keraguan bahwa masyarakat telah terkejut, kaget, kecewa, dan hancur oleh
krisis keuangan. Sebagai akibat dari guncangan yang berulang-ulang ini, masyarakat menjadi
sinis terhadap integritas keuangan perusahaan, yang begitu banyak sehingga istilah jurang
harapan telah diciptakan untuk menggambarkan perbedaan antara apa yang dipikirkan oleh
masyarakat tentang apa yang mereka dapatkan dalam laporan keuangan yang telah diaudit
dan apa yang sebenarnya masyarakat dapatkan.
Secara lebih luas, penyimpangan keuangan yang berkelanjutan telah menimbulkan
krisis kepercayaan terhadap pelaporan dan tata kelola perusahaan. Kurangnya kredibilitas
telah menyebar dari pelayanan keuangan untuk mencakup bidang lain dari dari aktivitas
perusahaan dan telah dikenal sebagai jurang kredibilitas. Komite audit dan etika, keduanya
dianggotai oleh mayoritas pihak di luar direktur; penciptaan luas kode etik perusahaan; dan
peningkatan pelaporan perusahaan yang dirancang untuk mempromosikan integritas
perusahaan semuanya memberikan kesaksian pada pentingnya penanggulangan krisis
(keuangan) ini.
E. Kegagalan Tata Kelola dan Penilaian Resiko
Direktur perusahaan diharapkan untuk memastikan bahwa perusahaan mereka telah
bertindak demi interes investor dalam rentang aktivitas yang dianggap cocok oleh masyarakat
dimana mereka beroperasi.Akan tetapi, dalam kasus Enron, WorldCom, dan kasus-kasus
lainnya, pengawasan oleh direktur perusahaan gagal mengetahui terjadinya keserakahan
eksekutif, manajer, dan karyawan lainnya.Perusahaan-perusahaan ini dan perusahaan-
perusahaan lainnya berada di luar kontrol, serta praktik yang dihasilkan tidak dapat diterima.
Pembalikan keberuntungan yang tiba-tiba ini—disebabkan oleh kegagalan untuk
mengatur risiko etika—mengubah kalkulus manajemen risiko secara mendalam.Probabilitias
kegagalan krisis yang disebabkan oleh risiko etika yang gagal dalam pengaturannya tidak
bisa disangkal secara nyata, jauh lebih tinggi dari diharapkan oleh siapa pun.
Reformasi tata kelola dianggap perlu untuk melindungi kepentingan umum. Dimana
direktur diharapkan untuk menilai dan memastikan bahwa risiko yang di hadapi oleh
perusahaan mereka telah dikelola dengan baik, risiko etika sekarang terlihat menjadi aspek
kunci dari proses. Reformasi tata kelola memastikan bahwa tidak akan terjadi keterlambatan
pada hal tersebut.
lOMoARcPSD|19231423

F. Peningkatan Akuntabilitas yang Diinginkan


Kurangnya kepercayaan dalam proses kegiatan perusahaan juga melahirkan keinginan
untuk meningkatakan akuntabilitas pada pihak investor dan terutama oleh para pemangku
kepentingan lainnya. Perusahaan di seluruh dunia telah merespons dengan menerbitkan
informasi lebih lanjut dalam situs Web mereka dan melaporkan bebas tentang kinerja dari
Corporate Social Responsibility (CSR) mereka, termasuk subjek/topik, seperti lingkungan,
kesehatan dan keselamatan, filantropi,serta dampak sosial lainnya. Meskipun beberapa
informasi dalam laporan-laporan ini condong ke arah sasaran manajemen, verifikasi
eksternal dan reaksi terhadap informasi yang salah secara berangsur-angsur memperbaiki isi
informasi yang terkandung. Tren ini jelas ke arah peningkatan laporan nonfinansial, yang
sesuai dengan harapan masyarakat yang terus tumbuh.
G. Sinergi diantara faktor-faktor penguatan kelembagaan lainnya
Hubungan di antara faktor-faktor yang memengaruhi ekspektasi masyarakat atas etika
kinerja telah diidentifikasi, tetapi tidak di ketahui sejauh mana hubungan tersebut saling
memperkuat satu sama lain dan menambah keinginan masyarakat untuk bertindak. Beberapa
hari yang lalu, koran, radio, dan televisi tidak menampilkan krisis keuangan, masalah
keamanan produk, masalah lingkunga, atau artikel tentang kesetaraan jenis kelamin atau
diskriminasi. Secara keseluruhan, hasilnya merupakan kumulatif peningkatan dari kesadaran
masyarakat tentang perlunya kontrol terhadap perilaku perusahaan yang tidak etis. Selain itu,
terdapat banyak contoh yang bermunculan, di mana eksekutif bisnis tidak membuat
keputusan yang tepat, serta etika konsumen atau investor bertindak dan berhasil membuat
perusahaan mengubah praktik mereka atau meningkatkan struktur tata kelolanya untuk
memastikan bahwa proses pengambilan keputusan di masa depan lebih sehat. Keseluruhan
etika konsumen dan gerakan SRI telah diperkuat oleh pengetahuan bahwa bertindak atas
keprihatinan mereka dapat menjadikan perusahaan dan masyarakat lebih baik, sehingga tidak
miskin.
Gerakan menuju tingkat akuntanbilitas perusahaan dan etika kinerja tidak lagi hanya
ditandai oleh para pemimpin yang mau pergi mengambil risiko: gerakan yang lebih tinggi ini
telah menjadi suatu tendensi dan bersifat internasional.
H. Hasil
Secara jelas, harapan masyarakat telah berubah untuk menunjukkan menurunnya
toleransi, meningkatkan moral, kesadaran, dan harapan yang lebih tinggi dari perilaku
bisnis.Dalam merespons meningkatnya harapan-harapan ini, sejumlah pengawas dan
penasehat telah muncul untuk membantu atau mendesak masyarakat umum dan
lOMoARcPSD|19231423

bisnis.Organisasi-organisasi, seperti Greenpeace, Pollution Probe, dan Coaliation for


Environmentally Responsible Economies (CERES, sebelumnya bernama Sierra Club)
sekarang mengawasi hubungan bisnis dengan lingkungan.Konsultan tersedia untuk member
nasehat perusahaan dan mereka yang dikenal sebagai investor etika tentang bagaimana
menyaring aktifitas-aktifitas dan investasi-investasi demi profitabilitas dan integritas etika.
1.1 Harapan Baru untuk Bisnis
A. Mandat baru untuk bisnis
Perubahan-perubahan dalam harapan masyarakat telat memicu sebuah evolusi dalam
mandate untuk bisnis:laba hanya dari Milton Friedman telah diganti dengan pandangan
bahwa bisnis ada untuk melayani masyarakat,bukan sebaliknya.
Hal tersebut dapat menyatakan bahwa derajat perubahan terlalu kuat,tetapi bahkan mereka
akan mengakui bahwa hubungan bisnis untuk masyarakat merupakan aspek yg saling
bergantung satu sama lain,dimana “kesehatan jangka panjang” yang salah satu aspek akan
menentukan “kesehatan jangka panjang” yang lain. Meskipun terdapat banyak argument pro
maupun kontra terhadap posisi dalam Mulligan (1986),ada tiga masalah penting yang patut di
sebutkan antara lain 1).Deviasi dari laba hanya fokus tidak berarti bahwa keuntungan akan
jatuh pada kenyataannya,laba akan naik.2).Keuntungan sekarang diakui sebagai sebuah
ukuran kinerja perusahaan yang tidak lengkap dan oleh karena itu tidak akurat untuk
mengukur alokasi sumber daya.3).Friedman diharapkan secara eksplisit bahwa kinerja akan
berada dalam hukum dan etika kebiasaan .
Mereka yang berfokus dalam prinsip keuntungan murni sering membuat keputusan
oportunisi jangka pendek yang membahayakan keuntungan jangka panjang yang
berkelanjutan .Mereka sering melupakan fakta bahwa keuntungan berkelanjutan merupakan
hasil usaha dari penyediaan barang dan jasa yang berkualitas tinggi,berdasarkan hukum dan
norma etika dengan cara yang efisien dan efektif.Jauh lebih efektif untuk berfokus pada
penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat secara efisien,efektif,legal,dan
etis dari pada mengadopsi sasaran beresiko tinggi untuk menghasilkan keuntungan dengan
cara apapun.
Untuk alasan ini,mandate keuntungan murni bagi perusahaan kemudian berkembang
pada pengakuan ketergantungan bisnis dan masyarakat.Keberhasilan masa depan akan
bergantung pada sejauh mana bisnis dapat menyeimbangkan keuntungan dan interest
pemangku kepentaingan lainnya.
lOMoARcPSD|19231423

Penilaian keberhasilan masa depan perusahaan akan dilakukan berdasarkan kerangka kerja
berorientasi pemangku kepentingan yang luas,termasuk apa yang telah di capai dan
bagaimana mencapainya.
B. Tata kelola dan kerangka kerja Akuntabilitas yang baru
Berdasarkan analisis ini,perusahaan sukses akan dilayani dengan sangat baik oleh
mekanisme tata kelola dan akuntabilitas yang berfokus pada sebuah kumpulan hubungan
fidusia yang berbeda dan lebih luas dibandingkan dengan masa lalu.
Kesetiaan direktur dan eksekutif harus mencerminkan interest pemangku kepentingan,terkait
dengan sasaran,proses dan hasil.Tujuan dan proses tata kelola harus mengarahkan perhatian
kepada perspektif-perspektif baru ini.Demikian juga,kerangka akuntabilitas modern harus
mencakup laporan yang berfokus pada perspektif itu.Jika tidak,harapan masyarakat tidak
akan dipenuhi dan peraturan tersebut dibuat untuk memastikan perhatian dan fokus tersebut.
C. Peraran Fidusia yang di perkuat bagi Akuntan Profesional
Harapan masyarakat untuk laporan kinerja perusahaan yang dapat dipercaya tidak
dapat dipenuhi,kecuali para akuntan professional yang mempersiapkan atau mengaudit
laporan tersebut memfokuskan loyalitas utama mereka pada kepentingan umum dan
mengadopsi prinsip-prinsip,seperti kebebasan penilaian,objektifitas,dan integritasyang
melindungi kepentingan umum.Loyalitas kepada manajemen dan/atau direktur dapat
menyesatkan karena mereka telah sering terbukti sangat mementingkan diri sendiri dan tidak
dapat dipercaya.Direktur yang seharusnya mengatur manajemen sering mengandalkan
akuntan professional untuk memenuhi tanggung jawab fidusia
mereka.Konsekuensinya,tanggung jawab fidusia utama dari akuntan seharusnya kepada
masyarakat atau untuk kepentingan umum.
1.2 Tanggapan dan Perkembangan
A. Kemunculan Model-Model Tata Kelola dan Akuntanbilitas Pemangku Kepentingan
Beberapa tren penting lainnya yang dikembangkan sebagai hasil dari tekanan
ekonomi dan kompetitif yang telah dan terus memiliki efek pada etika bisnis dan kepada
akuntan professional.Tren ini mencakup:
 Memperluas kewajiban hukum untuk direktur perusahaan
 Pernyataan manajemen kepada pemegang saham atas kecukupan pengendalian
internal, dan
 Ketetapan niat untuk mengelola dan melindungi reputasi,meskipun perubahan
yang signifikan juga terjadi dalam cara organisasi beroperasi,mencakup:
 Reorganisasi,pemberdayaan karyawan,dan penggunaan data elektronik yang
berhubungan, dan
lOMoARcPSD|19231423

 Meningkatnya ketergantungan manajemen pada indicator kinerja


nonkeunangan yang digunakan secara nyata.

Reaksi awal perusahaan terhadap etika lingkungan yang lebih menuntut adalah
keinginan untuk mengetahui bagaimana aktivitas etisnya mereka,kemudian mencoba untuk
mengelola tindakan mereka dengan mengembangkan kode etik.Setelah menerapkan kode etik
(tersebut),keinginan selanjutnya adalah untuk memantau kegiatan sehubungan dengan hal itu
dan untuk melaporkan prilaku itu,awalnya secara internal kemudian eksternal.
Jelaslah bahwa pendekatan “inventarisasi dan perbaiki” menuju system “diperbaiki”
untuk mengatur prilaku karyawan:yaitu,yang tidak dilengkap dan tidak memberikan panduan
etika pada semua atau bahkan sebagian besar masalah yang dihadapi.Karyawan
penyimpangan baik secara suka rela atau tidak masih bisa mengatakn bahwa tidak ada yang
mengatak kepada saya untuk tidak melakukannya.
Kode etik menawarkan kerangka kerja penting untuk pengambilan keputusan dan
kendali karyawan,posisi perusahaan sangan rentan karena produk atau proses produktif yang
ditemukan sejalan dengan kepentingan mereka sehubungan dengan mengembangkan system
informasi peringatan dini untuk memfasilitasi tindakan perbaikan yang cepat ketika terjadi
masalah sebgai contoh,occidental petroleum mengakui kepatiannya merusak lingkungan dan
mencipatakan tiga tingkatan,syarat pemberitahuan ke kantor pusat untuk memrikan informasi
secara tepat waktu kepada manajemen senior dan para ahli di bidang prosedur pembersihan.

B. Peta Akuntabilitas Pemangku Kepentingan Perusahaan


lOMoARcPSD|19231423

C. Manajemen Berdasarkan Nilai, Reputasi dan Risiko

Para direktur eksekutif,manajer,dan karyawan lainnya harus memahami sifat dari


interes pemangku kepentingan dan nilai-nilai yang mendukungnya untuk menggabungkan
interes pemangku kepentingan kedalam kebijakan,strategi dan operasional perusahaan.

Berbagai pendekatan telah dikembangan untuk memeriksa interes pemangku


kepentinga,seperti survey,kelompok-kelompok,fokus dan pemetaan menurut stereotip.

Relevansi dari hypernorms sangat signifikan bagi keberhasilan masa depan


perusahaan.Akibatnya,mereka harus dibangun menjadi sebuah kode
etik,kebijakan,strategi,dan kegiatan sebuah perusahaan dalam upaya untuk memastikan
bahwa interes banyak kelompok pemangku kepentingan di hormati,dan bahwa reputasi
perusahaan akan menghasilkan dukungan maksimal.

D. Penentu Reputasi

Akuntabilitas

Perbaikan yang diperlukan dalam integritas ,transparansi,dan akurasi telah


memotivasi diskusi di antara akuntan (professional) untuk mengenali sifat pedoman yang
seharusnya mereka gunakan untuk menyusun laporan keuangan,aturan-aturan atau prinsip-
prinsip.Kekurangan integritas,transparasi,dan akurasi jelas terdapat pada laporan keuangan.
Keinginan untuk relevansi telah melahirkan gelombang dalam laporan,terutama yang bersifat
nonfinansial,dan telah disesuaikan dengan kebutuhan pemangku kepentingan tertentu.

Etika Perilaku dan Perkembangan dalam Etika bisnis

Dalam menanggapi perubahan yang dijelaskan sebelumnya,ada sebuah minat terbaru


mengenai bagaimana filsuf mendefinisikan etika perilaku,dan pelajaran-pelajaran yang telah
dipelajari selama berabad-abad.Selain itu,pada tingkat aplikasi yang lebih tinggi,beberapa
lOMoARcPSD|19231423

konsep dan istilah telah dikembangkan yang memfasilitasi pemahaman akan evolusi yang
terjadi dalam akuntabilitas bisnis dalam pembuatan keputusan etika.

Pendekatan Filosofis untuk Etika Perilaku

Filsuf Yunani,Aritoteles,berpendapat bahwa tujuan hidup adalah kebahagiaan dan


kebahagiaan dicapai dengan menjalani hidup secara bijak sesuai dengan alasan. Filsuf
Jerman,Immanuel Kant,berpendapat bahwa orang-orang beretika ketika mereka tidak
memanfaatkan orang lain demi kesejahteraannya,dan ketika mereka tidak bertindak dengan
cara yang munafik dalam menuntut perilaku tingkat tinggi dari orang laim,sementara
membuat pengecualian bagi diri mereka sendiri.

Filsuf Inggris,John Stuart Mill,menyatakan bahwa tujuan hidup adalah untuk


memaksimalkan kebahagiaan dan atau untuk mengurangi keidakbahagiaan atau sakit,dan
tujuan masyarakat adalah untuk memaksimalkan manfaat social bersih bagi semua orang.

Filsuf Amerika,John Rawis,berpendapat bahwa masyarakat harus diatur sehingga ada


distribusi yang adil atas hak dan manf\aat,dan bahwa setiap ketimpangan harus
menguntungkan semua orang.

Konsep dan Persyaratan etika bisnis

Secara khusus,ada dua perkembangan yang sangat berguna dalam memahami etika
bisnis,serta bagaimana bisnis dan profesi bias mendapatkan keuntungan dari penerapannya.
Dua perkembangan itu adalah konsep pemangku kepentingan dan suatu konsep dari kontrak
social perusahaan. Meskipun sebgaian tidak memiliki klaim hukum pada perusahaan,mereka
memiliki kapasitas yang sangat nyata untuk memengaruhi perusahaan dengan baik atau tidak
baik. Selain itu,seiring waktu berlalu,klaim dari beberapa pihak yang berkepentingan menjadi
terkodifikasi melalui undang-undang atau peraturan.

Hal tersebut menjadi jelas bahwa kepentingan orang-orang ini dengan pengaruh
dalam bisnis atau dampaknya –harus dipertimbangkan dalam perencanaan perusahaan dan
pengambilan keputusan. Untuk kemudahan referensi,orang-orang ini kemudian dikenal
sebagai pemangku kepentingan dan kepentingan mereka dikenal sebagai hak-hak pemangku
kepentingan.Contoh kelompok pemangku kepentingan mencakup
karyawan,pelanggan,pemasok,kreditur,peminjam,komunitas tuan rumah,pemerintah,ahli
lingkungan dan tentu saja pemegang saham.
lOMoARcPSD|19231423

Hubungan antara perusahaan dengan para pemangku kepentingannya secara perlahan


telah berkembang/meluas selama bertahun-tahun. Awalnya,perusahaan ini didirikan sebagai
sarana untuk mengumpulkan sejumlah besar modal dari pemegang saham. Hal tersebut hanya
diperhitungkan untuk pemegang saham dan bertujuan untuk menghasilkan keuntungan.

Pendekatan untuk pengambilan keputusan etis

Perkembangan akuntabilitas terhadapa pemangku kepentingan dalam versi kontrak


social perusahaan yang terbaru telah menjadikan eksekutif bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa keputusan mereka mencerminkan nilai-nilai etika yang ditetapkan untuk
perusahaan, dan tidak meninggalkan pertimbangan hak-hak pemangku kepentingan manapun
yang signifikan.

Para pembuat keputusan harus memahami tiga pendekatan filosofis dasar:


konsekuensialisme,deontology,dan etika kebajikan. Konsekuensialisme mensyaratkan bahwa
sebuah keputusan yang etis memiliki konsekuensi yang baik;deontology menyatakan bahwa
tindakan yang etis jika menunjukkan kebajikan yang diharapkan oleh pemangku kepentingan
dari peserta.

Semua pendekatan dmulai dengan identifikasi pemangku kepentingan yang


signifikan,suatu investigasi terhadap interes mereka dan peringkat-peringkat interes tersebut
untuk memastikan bahwa hal paling penting adalah memeberikan perhatian yang memadai
selama analisis dilakukan dan pertimbangan lebih pada tahap pengambilan keputusan.
Pendekatan analisis praktis pertama,dikenal sebagai Modified Five Question Approach
(Pendekatan Lima Pertanyaan Termodifikasi) yang menantang setiap tantangan kebijakan
yang diusulkan atau tindakan dengan lima pertanyaan yang dirancang untuk menilai proposal
pada skala berikut : profitablitas,legalitas,kejujuran,dampak pada hak masing-masing
pemangku kepentingan,dan pada lingkungan secara khusus serta demonstrasi kebajikan yang
diharapkan oleh para pemangku kepentingan.

Pendekatan lain Modified Moral Standars Approach (Pendekatan Standar Moral


Termodifikasi),awalnya dikembangkan oleh Profesor Manuel Velasquez (1992),berfokus
pada empat dimensi dampak dari tindakan yang diusulkan : (1) apakah memberi manfaat
bersih untuk masyarakat; (2) apakah adil bagi semua pemangku kepentingan; (3) apakah
tindakan yang benar;dan (4) apakah hal ini menunjukkan kebajikan yang diharapkan oleh
pemangku kepentingan,. Meskipun terdapat beberapa hal (dalam pendekatan ini) yang
lOMoARcPSD|19231423

tumpang tindih dengan pendekatan pertama,focus Velasques kurang terpusat pada perusahaan
dan oleh karena itu lebh sesuai dengan evaluasi terhadap keputusan,dimana dampaknya pada
pemangku kepentingan di luar perusahaan mungkin akan sangat parah.

Pendekatan terakhir mengenai analisis dampak pemangku kepentingan Modified


Pastin Approach (Pendekatan Pastin Termodifikasi),yang diciptakan oleh Profesor Mark
Pastin (1986) yang memperluas Moral Standars Approach dengan mempertimbangkan secara
khusus budaya di dalam perusahaan dan apa yang dikenal sebagai permasalahan umum.
Pastin menyarankan agar setiap keputusan yang diusulkan dievaluasi dalam perbandingannya
dengan aturan-aturan dasar perusahaan (ia menyebutnya “aturan etika dasar”);manfaat bersih
yang dihasilkan (“titik akhir etika”);apakah menyinggung hak-hak pemangku kepentingan
manapun dan memerlukan aturan untuk menyelesaikan konflik (“aturan etika”); dan
akhirnya, apakah melanggar yang tampaknya merupakan hak milik semua orang (“masalah
milik bersama”).

Etika Lingkungan untuk Akuntan-Akuntan

Profesional Peran dan Perilaku

Akuntan professional berutang loyalitas utama mereka pada kepentingan umum,tidak


hanya untuk kepentingan finansial diri mereka sendiri,direktur atau manajemen perusahaan,
atau para pemegang saham saat ini dengan mengorbankan para pemegang saham di masa
depan. Reformasi,melalui struktur peraturan dan pengawasan baru,serta harmonisasi standar
pengungkapan secara internasional dan revisi kode etik yang mendedikasikan kembali profesi
akuntansi professional di sekuruh dunia.

Perubahan arus dalam akuntabilitas perusahaan dengan memperluas dari hanya


melampaui para pemegang saham ke pemangku kepentingan,merupakan tanggung jawab
akuntan untuk memahami evolusi ini dan bagaiman evolusi tersebut dapat memengaruhi
fungsinya (akuntan professional). Jika mereka tidak melakukannya,saran yang diberikan akan
kurang layak,serta konsekuensi legal dan nonlegal untuk kekurangan etis bias menjadi parah.

Terdapat kemungkinan yang nyata bahwa jurang harapan antara apa yang diharapkan
telah didapatkan dan akan diterima oleh pengguna laporan audit dan keuangan akan
memburuk jika akuntan dianggap keluar jalur dengan kemunculan standar etika perilaku.
Apresiasi terhadap berlangsungnya arus perubahan dalam etika lingkungan untuk bisnis
merupakan hal yang penting untuk memahami suatu informasi tetang bagaimana akuntan
lOMoARcPSD|19231423

professional harus menafsirkan kode profesi mereka sebagai karyawan perusahaan.Trade-offs


merupakan hal yang sulit. Akuntan profesioanal harus memastikan bahwa nilai-nilai etika
mereka mutakhir dan bahwa mereka disiapkan untuk bertindak pada nilai-nilai tersebut untuk
menguji peran mereka,serta untuk menjada kredibilitas –dan dukungan untuk –profesi

Tata Kelola

Globalisasi dan internasionalisasi telah berkembang dalam dunia usaha,pasar modal,


dan akuntabilitas perusahaan. Perusahaan dengan transaksi diseluruh dunia sadar bahwa
mereka semakin bertanggung jawab untuk setiap operasi mereka dan mencari cara yang
efektif untuk mengelola,memperhtungkan,dan mengungkapkan kegiatan seluruh dunia.

Dalam profesi akuntansi,gerakan menuju harmonisasi secara global sekumpulan


prnsip-prinsip akuntansi dan audit yang berlaku secara umum (GAAP dan GAAS) untuk
memberikan efisiensi analitis bagi penyedia modal pasar-pasar dunia serta efisiensi
komputasi dan aaudit diseluruh dunia. Akibatnya ada rencana untuk menyelaraskan secara
bertahap sekumpulan GAAP yang dikembangkan oleh IASB di London,Inggris serta yang
dikembangkan oleh Financial Accounting Standars Board (FASB),di AS menjadi suatu
rangkaian umum yang akan berlaku di semua Negara.

IFAC telah mengembangkan Kode Etik yang bersifat internasional untuk Para
Akuntan Profesional,dan semua Negara anggota IFAC telah sepakat melakukan standardisasi
pada kode Negara mereka dengan dasar yang sama atau mirip dengan kode internasional
yang baru. Globalisasi juga terjadi pada kantor akuntan public. Mereka sedang
mengembangkan standar audit global untuk melayani klien utama mereka,dan standar
perilaku yang mendukung untuk memastikan penilaian mereka independen,objektif,dan
akurat. Hokum baru di U.S. Securities and Exchange Commission dimotivasi oleh Undang-
Undang SOX,seta kegagalan Enror,Arthur Andersen dan WorldCom-akan menginformasikan
standar-standar global ini. Akibatnya,niat IFAC-SOX-SEC untuk memperkuat focus akuntan
profesional pada kepentingan umum akan diperluas di seluruh dunia bahkan jika standar
pengungkapan dan audit akhirnya berbeda antara perusahaan perniagaan umum dan
perusahaan swasta.

Layanan yang Ditawarkan

Kemunculan dan pertumbuhan perusahaan multidisiplin di akhir periode 1990-an


yang melibatkan para professional,seperti pengacara dan insinyur untuk menyediakan
lOMoARcPSD|19231423

jaminan yang lebih luas dan layanan lain untuk klien audit mereka,telah dibatasi oleh SEC
yang telah direvisi dan standar-standar lainnya,serta beberapa perusahaan audit utama telah
menjual sebagian dari unit konsultasi mereka. Para akuntan professional harus sangat
mewaspadai terjadinya konflik,dimana nilai-nilai dan kode-kode dari professional lain yang
merekan pekerjakan berbeda dari profesi akuntansi.

Mengelola Risiko Etika dan Kesempatan/Peluang

Dampak meningkatnya harapan untuk bisnis pada umumnya-dan untuk


direktur,eksekutif,dan akuntan pada khususnya-telah membawa tuntutan reformasi tata
kelola,pengambilan keputusan etis,dan pengelolaan yang akan mendapat manfaat dari
pemikiran terkini tentang bagiamana mengelola risiko etika dan peluang. Panduan ini
disediakan untuk proses identifikasi risiko etika,disarankan berhati-hati terhadap kepercayaan
yang berlebihan pada auditor eksternal untuk tujuan ini,dan wawasan juga ditawarkan untuk
pengelolaan dan pelaporan risiko etika.

Selanjutnya,strategi dan mekanisme yang efektif untuk memengaruhi pemangku


kepentingan dibahas dengan pandangan mengembangkan dan mempertahankan dukungan
mereka. Huungan dibuat antara manajemen risiko etika dan pengamatan tradisional
lingkungan atau pengelolaan masalah,dan juga untuk bidang hubungan bisnis-pemerintah.
Keduanya bias mendapatkan keuntungan secara signifikan dari perspektif modern
akuntabilitas pemangku kepentingan yang meluas.memahami harapan etika tempat kerja
sangat penting bagi keberhasilan semua organisasi dan para eksekutifnya. Hak-hk karyawan
berubah, seperti harapan untuk privasi, mrtabat, perlakuan adil, kesehatan dan keselamatan,
serta melatih hati murni seseorang. Pengembangan kepercayaan yang bergantung pada nilai-
nilai etika dan sangat penting untuk komunikasi, kerja sama, berbagi ide, keunggulan inovasi,
dan latihan kepemimpinan modern, juga merupakan faktor penentu keberhasilan.

Pentingnya dimensi-dimensi etika tempat kerja ini membuat para pengamat ahli
mempercayainya sebagai cara karyawan melihat perlakuan mereka sendiri terhadap
perusahaan yang menentukan apa yang karyawan pikirkan mengenai program etika mereka.

Bagian dari teka-teki etis untuk perusahaan modern adalah menyelesaikan pemberian
dan penerimaan hadiah, suap dan memfasilitasi pembayaran semua aspek ini menciptakan
konflik kepentingan, tetapi diharapkan dalam banayak kebudayaan.CSR dan memaparkan
kisah perusahaan melalui pelaporan CSR adalah bagian penting dari perencanaan strategis
lOMoARcPSD|19231423

dan pencapaian tujuan-tujuan strategis.Pengebangan jenis kewarganegaraan perusahaan


perusahaan yang diinginkan oleh para pemimpin dan pemangku kepentingan perusahaan
adalah perlunya sebuah perluasan nilai-nilai etika yang mendasar untuk buadaya organisasi.

Ahirnya para pengusaha yang berpenglaman mengetahui bahwa krisis tak terelakan,
serta pendekatan-pendekatan manajemen krisis telah mengembangkan untuk memastkan
bahwa perusahaan dan eksekutif tidak menglami kerusakan lebih buruk dari yang diingnkan
pada prospek dan reputasi mereka.Mengombinasikan etika dengan manajemen krisis jelas
mampu mengubah resiko menjadi peluang.

Masalah mendasar adalah bahwa imperatif kategoris tidak memberikan panduan yang
jelas untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah jika dua atau lebih hukum
moral mengalami konflik dan hanya satu yang dapat diikuti.Dalam hal ini, mungkin
utilitarianisme menjadi teori yang lebih baik, karena dapat mengevaluasi alternatif
berdasarkan konsekuensinya.Imperatif kategoris menetapkan standar yang sangat tinggi.Bagi
banyak orang, itu adalah etika yang sulit untuk diikuti.
lOMoARcPSD|19231423

1. Keadilan dan Kewajaran-Memeriksa Saldo

Filsuf Inggris, David Hume (17111776) berpendapat bahwa kebutuhan akankeadilan


terjadi karena dua alasan: orang tidak selalu bermanfaat dan terdapat sumber daya yang
langka. Hume percaya bahwa masyarakat terbentuk melalui kepentingan pribadi. Oleh karena
kita tidak mandiri, kita perlu bekerja sama dengan orang lain untuk kelangsungan hidup dan
kesejahteraan bersama (yaitu untuk mendapatkan dukungan para pemangku kepentingan).
Namun demikian, mengingat adanya keterbatasan sumber daya, dan fakta bahwa beberapa
(orang) bisa mendapatkan keuntungan dengan merugikan orang lain, perlu ada mekanisme
untuk pembagian manfaat dan beban masyarakat dengan adil. Keadilan adalah
mekanismenya.

a. Keadilan procedural

Keadilan prosedural berfokus pada bagaimana keadilan diberikan.Aspek utama dari


sistem hukum yang adil adalah bahwa prosedurnya adil dan transparan.Hal ini berarti bahwa
setiap orang diperlakukan sama di depan hukum dan bahwa aturan-aturan yang memihak
diterapkan secara sama.

b. Keadilan Distributif

Dalam keadilan distribusi, terdapat tiga kriteria utama untuk menentukan distribusi
yang adil: kebutuhan, kesetaraan aritmatika, dan prestasi. Sistem perpajakan di negara maju
sebagian besar didasarkan pada kebutuhan.Keadilan distributif berbasis kebutuhan tidaklah
umum dalam lingkungan bisnis. Namun demikian, hal itu akanmenjadi logis untuk proses
anggaran sebuah perusahaan, di mana harus didasarkan pada alokasi wajar sumber daya
langka agar tidak ada risiko penghambat motivasi (demotivasi) dari para eksekutif dan
karyawan pada disenfranchise.

c. Keadilan sebagai Kewajaran

Salah satu masalah dalam mendistribusikan keadilan adalah bahwa alokasi mungkin
bisa tidak merata.Filsuf Amerika John Rawls (1921-2002) mencoba mengatasi permasalahan
ini dengan mengembangkan teori keadilan sebagai kesetaraan. Dalam Theory of Justice, ia
menyajikan sebuah argument didasarkan pada posisi klasik kepentingan pribadi dan
kemandirian. Tak seorangpun bisa mendapatkan semua hal yang mereka inginkan karena ada
orang lainyang akan mencegah hal ini terjadi, karena mereka juga, mungkin,
lOMoARcPSD|19231423

menginginkanhal yang sama. Olehkarena itu, terdapat kebutuhan bagi semua orang untuk
bekerja sama karena itu adalah kepentingan utama semua orang. Dengan demikian,
masyarakat dapat dilihat sebagai pengaturan kerja sama untuk mencapaikeuntungan bersama;
hal ini merupakan usaha yang menyeimbangkan konflik kepentingan dengan identitas
kepentingan.

2. Etika Kebajikan-Meneliti Kebajikan yang Diharapkan

Etika kebajikan mengambil inspirasi dari filsuf Yunani Aristoteles (384-322


SM).Dalam The Nicomachean Ethics, ia menjelajahi sifat hidup yang baik. Ia berpikir bahwa
tujuan hidup adalah kebahagiaan. Hal ini bukan kebahagiaan dalam arti
hedonistik.Sebaliknya, kebahagiaan, bagi Aristoteles, adalah kegiatan jiwa.Kami memenuhi
tujuan kami merasa bahagia dengan hidup yang mulia, dengan hidup sesuai dengan
alasan.Sekarang, kebajikan adalah karakter dari jiwa yang ditunjukkan hanya dalam tindakan
sukarela, yaitu, dalam tindakan-tindakan yang dipilih secara bebas setelah musyawarah.Jadi,
kita menjadi mulia karena sering melakukan tindakan kebajikan. Namun, Aristoteles juga
merasa bahwa ada kebutuhan untuk pendidikan etika sehingga orang akan tahu tindakan apa
yang berbudi luhur.

Etika moralitas berfokus pada karakter moral dari pembuat keputusan daripada konsekuensi
tindakan (utilitarianisme) atau motivasi dari pembuat keputusan (deontologi).

a. Kelemahan Etika Kebajikan

Ada dua masalah yang berkaitan dengan etika kebajikan.Sebuah kunci kebajikan
dalam bisnis adalah integritas.Hampir sepertiga dari CFO yang disurvei oleh Manajemen
Sumber Daya Robert Half, mengatakan bahwa integritas merupakan aspek kualitas yang
paling penting untuk dimiliki seorang pemimpin bisnis.Integritas melibatkan bersikap jujur
dan terhormat.Bagi perusahaan, hal tersebut berarti bahwa tindakan perusahaan harus
konsisten dengan prinsip-prinsipnya.Hal ini ditunjukkan dengan tidak mengorbankan
nilainilai inti bahkan ketika ada tekanan kuat untuk melakukannya.

b. Imajinasi Moral

Siswa sekolah bisnis dilatih untuk menjadi manajer bisnis, dan manajer bisnis
diharapkan dapat membuat keputusan yang sulit.Manajer harus kreatif dan berinovasi dalam
solusi mereka sehingga bisa membantu memecahkan masalah bisnis praktis.Mereka harus
lOMoARcPSD|19231423

benarbenar kreatif ketika menyangkut masalah etika.Para manajer harus menggunakan


imajinasi moral mereka untuk menentukan alternatif etika yang sama-sama menguntungkan
( win-win solution). Artinya, keputusan haruslah berdampak baik untuk individu, baik bagi
perusahaan, dan baik untuk masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai