Disusun Oleh:
Kelompok 6
Rahmat (20510017)
Nursafika (20510001)
Dian Bulupasa (20501103)
Muh Nazri (20510002)
BAB I
PENDAHULUAN
Selama dua puluh lima tahun terakhir, telah terjadi peningkatan harapan bahwa bisnis
ada untuk melayani kebutuhan baik para pemegang saham dan masyarakat. Banyak orang
mempunyai interens atau minat dalam bisnis, kegiatannya, atau dampaknya.
A. Masalah Lingkungan
Tidak ada yang membangkitkan opini publik sebelumnya mengenai sifat dari perilaku
perusahaan yang baik lebih dari kesadaran bahwa kesejahteraan fisik publik—dan
kesejahteraan sebagai pekerja—sedang terancam oleh aktivitas perusahaan. Awalnya,
kekhawatiran mengenai polusi berpusat pada cerobng asap dan knalpot pembuangan, yang
menyebabkan iritasi dan gangguan pernapasan. Bagaimanapun, masalah tersebut pada
awalnya relatif bersifat lokal, sehingga ketika penduduk di sekitar (perusahaan yang
menyebabkan polusi udara) menjadi marah (akibat iritasi oleh polusi udara), politisi lokal
mampu dan umumnya bersedia merancang suatu peraturan untuk mengendalikan hal tersebut
walaupun penegakan hukum yang efektif tidak terjamin.
Baru-baru ini, disipasi lapisan ozon diakui sebagai ancaman serius bagi kesejahteraan
fisik kita semua.pelepasan CFC (Chlorofluorocarbon) ke atmosfir—yang dahulu dianggap
sebagai refrigerant (bahan pendingin) perumahan dan industri yang paling umum
memungkinkan molekul CFC “menyedot” molekul ozon. Pada saat yang bersamaan
penebangan hutan hujan di Brazil—yang merupakan sumber utama untuk “mengisi” kembali
seluruh planet kita.Padahal, lapisan ozon berfungsi sebagai penghalang utama bagi kita dari
paparan sinar ultraviolet matahari, dimana sinar ultraviolet ini menyebabkan kanker kulit dan
kerusakan mata.
B. Sensitivitas Moral
Bukti tekanan publik untuk kejujuran lebih dan kesetaraan mudah diamati.Keinginan
untuk mencapai kesetaraan dalam pekerjaan telah menghasilkan undang-undang, peraturan,
kepatuhan kondisi dalam kontrak, dan program tindakan afirmatif perusahaan.Program-
program kesetaraan upah mulai muncul untuk menyesuaikan kesenjangan yang ada antara
skala gaji untuk pria dan wanita.Undang-undang perlindungan konsumen telah di perketat
bahwa filosofi lama “pembeli waspada”—yang cenderung melindungi perusahaan besar—
telah berubah ke “vendor waspada”—yang menguntungkan konsumen secara individu.Tes
narkoba untuk karyawan telah jauh lebih hati-hati ditangani untuk meminimalkan
kemungkinan temuan palsu pada hasil tes.Semua ini adalah contoh diman tekanan publik
telah membawa perubahan kelembagaan melalui legislatif atau pengadilan untuk kejujuran
yang lebih dan kesetaraan, serta berkurangnya diskriminasi, dan oleh karena itu, kebalikan
dari perubahan ini hampir tidak mungkin terjadi.Memang, hal tersebut merupakn suatu tren
atau kecenderungan yang jelas.
Sensitivitas moral juga terlihat pada isu-isu internasional dan domestik.Kampanye
untuk memboikot pembelian dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam penggunaan
tenaga kerja anak atau memperkerjakan tenaga kerja dengan upah yang rendah di negara-
negara asing memberikan kesaksian yang cukup.Hal tersebut telah menghasilkan kode etik
praktik untuk para pemasok dan mekanisme-mekanisme untuk memastikan bahwa mereka
mematuhi kode tersebut.Organisasi-organisasi, seperti Social Accountability International
dan Account Ability telah mengembangkan kebijakan-kebijakan tempat kerja, standar-
standar, program pelatihan auditor tempat kerja, dan kerangka kerja pelaporan.
lOMoARcPSD|19231423
.
C. Ekonomi dan Tekanan-tekanan Kompetitif
Perkembangan pasar global telah mendorong produksi dan sumber-sumber di seluruh
dunia.Restrukturisasi telah dilihat sebagai pendorong produkitivitas dan memungkinkan
biaya yang lebih rendah dengan taraif yang lebih rendah dari pekerjaan domestik.Oleh karena
itu, tekanan pada individu digunakan untuk mempertahankan pekerjaannya mungkin tidak
berkurang/mereda seperti halnya tekanan dalam meningkatkan produksi. Demikian juga,
mengingat persaingan yang lebih besar, volume yang lebih besar tentu akan meningkatkan
laba sehingga tekanan pada perusahaan tidak akan berkurang pada tingkat yang telah dialami
di masa lalu. Selain itu, perusahaan tidak akan bisa mengandalkan kembali siklus
profitabilitas untuk mengembalikan risiko perilaku yang tidak etis ke tingkat sebelumnya. Hal
tersebut mengakibatkan munculnya tingkat risiko yang kembali pada awalnya, dimana akan
lOMoARcPSD|19231423
bergantung pada lembaga-lembaga manajemen etika perilaku dan tata kelola rezim yang
baru.
D. Skandal Keuangan : Jurang Harapan dan Jurang Kredibilitas
Tidak ada keraguan bahwa masyarakat telah terkejut, kaget, kecewa, dan hancur oleh
krisis keuangan. Sebagai akibat dari guncangan yang berulang-ulang ini, masyarakat menjadi
sinis terhadap integritas keuangan perusahaan, yang begitu banyak sehingga istilah jurang
harapan telah diciptakan untuk menggambarkan perbedaan antara apa yang dipikirkan oleh
masyarakat tentang apa yang mereka dapatkan dalam laporan keuangan yang telah diaudit
dan apa yang sebenarnya masyarakat dapatkan.
Secara lebih luas, penyimpangan keuangan yang berkelanjutan telah menimbulkan
krisis kepercayaan terhadap pelaporan dan tata kelola perusahaan. Kurangnya kredibilitas
telah menyebar dari pelayanan keuangan untuk mencakup bidang lain dari dari aktivitas
perusahaan dan telah dikenal sebagai jurang kredibilitas. Komite audit dan etika, keduanya
dianggotai oleh mayoritas pihak di luar direktur; penciptaan luas kode etik perusahaan; dan
peningkatan pelaporan perusahaan yang dirancang untuk mempromosikan integritas
perusahaan semuanya memberikan kesaksian pada pentingnya penanggulangan krisis
(keuangan) ini.
E. Kegagalan Tata Kelola dan Penilaian Resiko
Direktur perusahaan diharapkan untuk memastikan bahwa perusahaan mereka telah
bertindak demi interes investor dalam rentang aktivitas yang dianggap cocok oleh masyarakat
dimana mereka beroperasi.Akan tetapi, dalam kasus Enron, WorldCom, dan kasus-kasus
lainnya, pengawasan oleh direktur perusahaan gagal mengetahui terjadinya keserakahan
eksekutif, manajer, dan karyawan lainnya.Perusahaan-perusahaan ini dan perusahaan-
perusahaan lainnya berada di luar kontrol, serta praktik yang dihasilkan tidak dapat diterima.
Pembalikan keberuntungan yang tiba-tiba ini—disebabkan oleh kegagalan untuk
mengatur risiko etika—mengubah kalkulus manajemen risiko secara mendalam.Probabilitias
kegagalan krisis yang disebabkan oleh risiko etika yang gagal dalam pengaturannya tidak
bisa disangkal secara nyata, jauh lebih tinggi dari diharapkan oleh siapa pun.
Reformasi tata kelola dianggap perlu untuk melindungi kepentingan umum. Dimana
direktur diharapkan untuk menilai dan memastikan bahwa risiko yang di hadapi oleh
perusahaan mereka telah dikelola dengan baik, risiko etika sekarang terlihat menjadi aspek
kunci dari proses. Reformasi tata kelola memastikan bahwa tidak akan terjadi keterlambatan
pada hal tersebut.
lOMoARcPSD|19231423
Penilaian keberhasilan masa depan perusahaan akan dilakukan berdasarkan kerangka kerja
berorientasi pemangku kepentingan yang luas,termasuk apa yang telah di capai dan
bagaimana mencapainya.
B. Tata kelola dan kerangka kerja Akuntabilitas yang baru
Berdasarkan analisis ini,perusahaan sukses akan dilayani dengan sangat baik oleh
mekanisme tata kelola dan akuntabilitas yang berfokus pada sebuah kumpulan hubungan
fidusia yang berbeda dan lebih luas dibandingkan dengan masa lalu.
Kesetiaan direktur dan eksekutif harus mencerminkan interest pemangku kepentingan,terkait
dengan sasaran,proses dan hasil.Tujuan dan proses tata kelola harus mengarahkan perhatian
kepada perspektif-perspektif baru ini.Demikian juga,kerangka akuntabilitas modern harus
mencakup laporan yang berfokus pada perspektif itu.Jika tidak,harapan masyarakat tidak
akan dipenuhi dan peraturan tersebut dibuat untuk memastikan perhatian dan fokus tersebut.
C. Peraran Fidusia yang di perkuat bagi Akuntan Profesional
Harapan masyarakat untuk laporan kinerja perusahaan yang dapat dipercaya tidak
dapat dipenuhi,kecuali para akuntan professional yang mempersiapkan atau mengaudit
laporan tersebut memfokuskan loyalitas utama mereka pada kepentingan umum dan
mengadopsi prinsip-prinsip,seperti kebebasan penilaian,objektifitas,dan integritasyang
melindungi kepentingan umum.Loyalitas kepada manajemen dan/atau direktur dapat
menyesatkan karena mereka telah sering terbukti sangat mementingkan diri sendiri dan tidak
dapat dipercaya.Direktur yang seharusnya mengatur manajemen sering mengandalkan
akuntan professional untuk memenuhi tanggung jawab fidusia
mereka.Konsekuensinya,tanggung jawab fidusia utama dari akuntan seharusnya kepada
masyarakat atau untuk kepentingan umum.
1.2 Tanggapan dan Perkembangan
A. Kemunculan Model-Model Tata Kelola dan Akuntanbilitas Pemangku Kepentingan
Beberapa tren penting lainnya yang dikembangkan sebagai hasil dari tekanan
ekonomi dan kompetitif yang telah dan terus memiliki efek pada etika bisnis dan kepada
akuntan professional.Tren ini mencakup:
Memperluas kewajiban hukum untuk direktur perusahaan
Pernyataan manajemen kepada pemegang saham atas kecukupan pengendalian
internal, dan
Ketetapan niat untuk mengelola dan melindungi reputasi,meskipun perubahan
yang signifikan juga terjadi dalam cara organisasi beroperasi,mencakup:
Reorganisasi,pemberdayaan karyawan,dan penggunaan data elektronik yang
berhubungan, dan
lOMoARcPSD|19231423
Reaksi awal perusahaan terhadap etika lingkungan yang lebih menuntut adalah
keinginan untuk mengetahui bagaimana aktivitas etisnya mereka,kemudian mencoba untuk
mengelola tindakan mereka dengan mengembangkan kode etik.Setelah menerapkan kode etik
(tersebut),keinginan selanjutnya adalah untuk memantau kegiatan sehubungan dengan hal itu
dan untuk melaporkan prilaku itu,awalnya secara internal kemudian eksternal.
Jelaslah bahwa pendekatan “inventarisasi dan perbaiki” menuju system “diperbaiki”
untuk mengatur prilaku karyawan:yaitu,yang tidak dilengkap dan tidak memberikan panduan
etika pada semua atau bahkan sebagian besar masalah yang dihadapi.Karyawan
penyimpangan baik secara suka rela atau tidak masih bisa mengatakn bahwa tidak ada yang
mengatak kepada saya untuk tidak melakukannya.
Kode etik menawarkan kerangka kerja penting untuk pengambilan keputusan dan
kendali karyawan,posisi perusahaan sangan rentan karena produk atau proses produktif yang
ditemukan sejalan dengan kepentingan mereka sehubungan dengan mengembangkan system
informasi peringatan dini untuk memfasilitasi tindakan perbaikan yang cepat ketika terjadi
masalah sebgai contoh,occidental petroleum mengakui kepatiannya merusak lingkungan dan
mencipatakan tiga tingkatan,syarat pemberitahuan ke kantor pusat untuk memrikan informasi
secara tepat waktu kepada manajemen senior dan para ahli di bidang prosedur pembersihan.
D. Penentu Reputasi
Akuntabilitas
konsep dan istilah telah dikembangkan yang memfasilitasi pemahaman akan evolusi yang
terjadi dalam akuntabilitas bisnis dalam pembuatan keputusan etika.
Secara khusus,ada dua perkembangan yang sangat berguna dalam memahami etika
bisnis,serta bagaimana bisnis dan profesi bias mendapatkan keuntungan dari penerapannya.
Dua perkembangan itu adalah konsep pemangku kepentingan dan suatu konsep dari kontrak
social perusahaan. Meskipun sebgaian tidak memiliki klaim hukum pada perusahaan,mereka
memiliki kapasitas yang sangat nyata untuk memengaruhi perusahaan dengan baik atau tidak
baik. Selain itu,seiring waktu berlalu,klaim dari beberapa pihak yang berkepentingan menjadi
terkodifikasi melalui undang-undang atau peraturan.
Hal tersebut menjadi jelas bahwa kepentingan orang-orang ini dengan pengaruh
dalam bisnis atau dampaknya –harus dipertimbangkan dalam perencanaan perusahaan dan
pengambilan keputusan. Untuk kemudahan referensi,orang-orang ini kemudian dikenal
sebagai pemangku kepentingan dan kepentingan mereka dikenal sebagai hak-hak pemangku
kepentingan.Contoh kelompok pemangku kepentingan mencakup
karyawan,pelanggan,pemasok,kreditur,peminjam,komunitas tuan rumah,pemerintah,ahli
lingkungan dan tentu saja pemegang saham.
lOMoARcPSD|19231423
tumpang tindih dengan pendekatan pertama,focus Velasques kurang terpusat pada perusahaan
dan oleh karena itu lebh sesuai dengan evaluasi terhadap keputusan,dimana dampaknya pada
pemangku kepentingan di luar perusahaan mungkin akan sangat parah.
Terdapat kemungkinan yang nyata bahwa jurang harapan antara apa yang diharapkan
telah didapatkan dan akan diterima oleh pengguna laporan audit dan keuangan akan
memburuk jika akuntan dianggap keluar jalur dengan kemunculan standar etika perilaku.
Apresiasi terhadap berlangsungnya arus perubahan dalam etika lingkungan untuk bisnis
merupakan hal yang penting untuk memahami suatu informasi tetang bagaimana akuntan
lOMoARcPSD|19231423
Tata Kelola
IFAC telah mengembangkan Kode Etik yang bersifat internasional untuk Para
Akuntan Profesional,dan semua Negara anggota IFAC telah sepakat melakukan standardisasi
pada kode Negara mereka dengan dasar yang sama atau mirip dengan kode internasional
yang baru. Globalisasi juga terjadi pada kantor akuntan public. Mereka sedang
mengembangkan standar audit global untuk melayani klien utama mereka,dan standar
perilaku yang mendukung untuk memastikan penilaian mereka independen,objektif,dan
akurat. Hokum baru di U.S. Securities and Exchange Commission dimotivasi oleh Undang-
Undang SOX,seta kegagalan Enror,Arthur Andersen dan WorldCom-akan menginformasikan
standar-standar global ini. Akibatnya,niat IFAC-SOX-SEC untuk memperkuat focus akuntan
profesional pada kepentingan umum akan diperluas di seluruh dunia bahkan jika standar
pengungkapan dan audit akhirnya berbeda antara perusahaan perniagaan umum dan
perusahaan swasta.
jaminan yang lebih luas dan layanan lain untuk klien audit mereka,telah dibatasi oleh SEC
yang telah direvisi dan standar-standar lainnya,serta beberapa perusahaan audit utama telah
menjual sebagian dari unit konsultasi mereka. Para akuntan professional harus sangat
mewaspadai terjadinya konflik,dimana nilai-nilai dan kode-kode dari professional lain yang
merekan pekerjakan berbeda dari profesi akuntansi.
Pentingnya dimensi-dimensi etika tempat kerja ini membuat para pengamat ahli
mempercayainya sebagai cara karyawan melihat perlakuan mereka sendiri terhadap
perusahaan yang menentukan apa yang karyawan pikirkan mengenai program etika mereka.
Bagian dari teka-teki etis untuk perusahaan modern adalah menyelesaikan pemberian
dan penerimaan hadiah, suap dan memfasilitasi pembayaran semua aspek ini menciptakan
konflik kepentingan, tetapi diharapkan dalam banayak kebudayaan.CSR dan memaparkan
kisah perusahaan melalui pelaporan CSR adalah bagian penting dari perencanaan strategis
lOMoARcPSD|19231423
Ahirnya para pengusaha yang berpenglaman mengetahui bahwa krisis tak terelakan,
serta pendekatan-pendekatan manajemen krisis telah mengembangkan untuk memastkan
bahwa perusahaan dan eksekutif tidak menglami kerusakan lebih buruk dari yang diingnkan
pada prospek dan reputasi mereka.Mengombinasikan etika dengan manajemen krisis jelas
mampu mengubah resiko menjadi peluang.
Masalah mendasar adalah bahwa imperatif kategoris tidak memberikan panduan yang
jelas untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah jika dua atau lebih hukum
moral mengalami konflik dan hanya satu yang dapat diikuti.Dalam hal ini, mungkin
utilitarianisme menjadi teori yang lebih baik, karena dapat mengevaluasi alternatif
berdasarkan konsekuensinya.Imperatif kategoris menetapkan standar yang sangat tinggi.Bagi
banyak orang, itu adalah etika yang sulit untuk diikuti.
lOMoARcPSD|19231423
a. Keadilan procedural
b. Keadilan Distributif
Dalam keadilan distribusi, terdapat tiga kriteria utama untuk menentukan distribusi
yang adil: kebutuhan, kesetaraan aritmatika, dan prestasi. Sistem perpajakan di negara maju
sebagian besar didasarkan pada kebutuhan.Keadilan distributif berbasis kebutuhan tidaklah
umum dalam lingkungan bisnis. Namun demikian, hal itu akanmenjadi logis untuk proses
anggaran sebuah perusahaan, di mana harus didasarkan pada alokasi wajar sumber daya
langka agar tidak ada risiko penghambat motivasi (demotivasi) dari para eksekutif dan
karyawan pada disenfranchise.
Salah satu masalah dalam mendistribusikan keadilan adalah bahwa alokasi mungkin
bisa tidak merata.Filsuf Amerika John Rawls (1921-2002) mencoba mengatasi permasalahan
ini dengan mengembangkan teori keadilan sebagai kesetaraan. Dalam Theory of Justice, ia
menyajikan sebuah argument didasarkan pada posisi klasik kepentingan pribadi dan
kemandirian. Tak seorangpun bisa mendapatkan semua hal yang mereka inginkan karena ada
orang lainyang akan mencegah hal ini terjadi, karena mereka juga, mungkin,
lOMoARcPSD|19231423
menginginkanhal yang sama. Olehkarena itu, terdapat kebutuhan bagi semua orang untuk
bekerja sama karena itu adalah kepentingan utama semua orang. Dengan demikian,
masyarakat dapat dilihat sebagai pengaturan kerja sama untuk mencapaikeuntungan bersama;
hal ini merupakan usaha yang menyeimbangkan konflik kepentingan dengan identitas
kepentingan.
Etika moralitas berfokus pada karakter moral dari pembuat keputusan daripada konsekuensi
tindakan (utilitarianisme) atau motivasi dari pembuat keputusan (deontologi).
Ada dua masalah yang berkaitan dengan etika kebajikan.Sebuah kunci kebajikan
dalam bisnis adalah integritas.Hampir sepertiga dari CFO yang disurvei oleh Manajemen
Sumber Daya Robert Half, mengatakan bahwa integritas merupakan aspek kualitas yang
paling penting untuk dimiliki seorang pemimpin bisnis.Integritas melibatkan bersikap jujur
dan terhormat.Bagi perusahaan, hal tersebut berarti bahwa tindakan perusahaan harus
konsisten dengan prinsip-prinsipnya.Hal ini ditunjukkan dengan tidak mengorbankan
nilainilai inti bahkan ketika ada tekanan kuat untuk melakukannya.
b. Imajinasi Moral
Siswa sekolah bisnis dilatih untuk menjadi manajer bisnis, dan manajer bisnis
diharapkan dapat membuat keputusan yang sulit.Manajer harus kreatif dan berinovasi dalam
solusi mereka sehingga bisa membantu memecahkan masalah bisnis praktis.Mereka harus
lOMoARcPSD|19231423