pdfcoffee.com_isi-makalah-86-pdf-free
pdfcoffee.com_isi-makalah-86-pdf-free
“ PERPINDAHAN PANAS,
DI SUSUN OLEH :
BALIKPAPAN
2014
1
2
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat-Nya, kami dapat menyusun makalah perpindahan panas dan
massa yang berjudul "Pendidihan dan Kondensasi" yang sederhana ini.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
perpindahan panas dan massa dan teman-teman sekelompok yang membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun.
Akhir kata kami ucapkan selamat membaca dan semoga makalah ini
berguna bagi kita semua, khususnya menambah pengetahuan kita. Amin.
Kelompok 3.
BAB I
3
PENDAHULUAN
BAB II
PERPINDAHAN PANAS
dimana : H : Panas
k : Konduktivitas termal
T : Perbedaan suhu
A : Luas permukaan
Tabel 2.1 NILAI KONDUKTIVITAS TERMAL (k) BERBAGAI BAHAN PADA SUHU 0° C
7
Gas
Hidrogen 0,175 0,101
Helium 0,141 0,081
Udara 0,024 0,0139
Uap air (jenuh) 0,0206 0,0119
Karbon dioksida 0,0146 0,00844
8
Gambar 2.1 Perpindahan panas konduksi dan difusi energi akibat aktivitas molekul.
2.2.2. Konveksi
Yang dimaksud dengan konveksi ialah pengangkutan ka1or
oleh gerak dari zat yang dipanaskan. Proses perpindahan ka1or
secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena permukaan.
Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam
proses ini struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan
permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan
itu adalah yang utama. Lazimnya, keadaan keseirnbangan
termodinamik di dalam bahan akibat proses konduksi, suhu
permukaan bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya. Dalam hal
ini dikatakan suhu permukaan adalah T1 dan suhu udara sekeliling
adalah T2 dengan Tl>T2. Kini terdapat keadaan suhu tidak
seimbang diantara bahan dengan sekelilingnya.
Perpindahan kalor dengan jalan aliran dalam industri kimia
merupakan cara pengangkutan kalor yang paling banyak dipakai.
Oleh karena konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang
mengalir, maka bentuk pengangkutan ka1or ini hanya terdapat
pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat ini terjadi aliran, karena
masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus di bawa kesuhu yang
sama tinggi. Oleh karena itu bagian yang paling banyak atau yang
pertama dipanaskan memperoleh masa jenis yang lebih kecil
daripada bagian masa yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjad
sirkulasi, sehingga kalor akhimya tersebar pada seluruh zat.
u q
10
Tw
Dinding
H = h A (Tw-T)
=hAT
T : Perpindahan suhu
masa bendalir yang telah naik itu diisi pula oleh masa fluida yang
bersuhu rendah. Setelah masa ini juga menerima energi kalor dari
permukan bahan yang kalor dasi, masa ini juga akan naik ke atas
permukaan meninggalkan tempat asalnya. Kekosongan ini diisi
pula oleh masa fluida bersuhu rendah yang lain.
PerpinG
Gambar 2.2 Perpindahan panas konveksi (a) konveksi paksa, (b) konveksi alamiah, (c)
pendidihan, (d) kondensasi.
2.2.3. Radiasi
Yang dimaksud dengan pancaran (radiasi) ialah
perpindahan kalor melalui gelombang dari suatu zat ke zat yang
lain. Semua benda memancarkan kalor. Keadaan ini baru terbukti
setelah suhu meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan kalor
radiasi terjadi dengan perantaraan foton dan juga gelombang
elektromagnet. Terdapat dua teori yang berbeda untuk
menerangkan bagaimana proses radiasi itu terjadi. Semua bahan
pada suhu mutlak tertentu akan menyinari sejumlah energi kalor
tertentu. Semakin tinggi suhu bahan tadi maka semakin tinggi pula
energi kalor yang disinarkan.
Proses radiasi adalah fenomena permukaan. Proses radiasi
tidak terjadi pada bagian dalam suatu bahan. Tetapi suatu bahan
apabila menerima sinar, maka banyak hal yang boleh terjadi.
Apabila sejumlah energi kalor menimpa suatu permukaan,
sebagian akan dipantulkan, sebagian akan diserap ke dalam bahan,
dan sebagian akan menembusi bahan dan terus ke luar. Jadi dalam
13
R= e
Diaman : e : Emisivitas
T : Suhu
hukum .
Pada Industri
Bidang Otomotif
BAB III
Titik didih suatu cairan atau dikenal juga dengan temperatur saturasi
adalah temperatur dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan lingkungan
sekitar cairan tersebut. Pada titik ini cairan akan berubah fase menjadi uap.
Temperatur saturasi dari air pada tekanan atmosfer adalah 100oC. Pada titik inilah
air akan berubah fase menjadi uap dengan membentuk gelembung-gelembung uap
air.
Temperatur saturasi menjadi sebuah fungsi yang unik dari tekanan.
Semakin tinggi tekanan di sekitar air maka akan semakin tinggi pula titik
didihnya, dan apabila semakin rendah tekanan di sekitar air tersebut maka
semakin rendah pula titik didih air tersebut. Hal tersebut disebabkan karena
tekanan air akan mempengaruhi karakteristik –seperti entalpi (kandungan kalor)
air, panas laten, dan entalpi uap– dari uap air yang terbentuk pada tekanan
tersebut.
3.1. Pendidihan
Ketika temperatur dinaikkan sampai titik tertentu di mana tekanan
uap jenuh pada temperatur tersebut sama dengan tekanan luar, terjadilah
pendidihan.
20
2. Penguapan adalah suatu proses yang terjadi pada permukaan zat cair
saja (surface phenomenon), sedangkan pendidihan terjadi pada bagian
volume zat cair (volume phenomenon).
3. Pendidihan dapat terjadi pada titik didih tertentu, sedangkan
penguapan dapat terjadi pada suhu di bawah titik didih. Syarat
terjadinya penguapan adalah tekanan parsial air di udara lebih kecil
daripada tekanan uap jenuh, dan adanya molekul pada permukaanzat
cair yang memiliki energi kinetik di atas energi kinetik rata-rata.
Energi kinetik yang berlebih ini memampukan molekul zat cair untuk
”melepaskan diri” dari ikatan antarmolekulnya dan menjadi uap.
3.3. Diagram Fasa Air
Gambar 3.2 Grafik P-T (yang sering disebut juga diagram fasa) untuk H2O.
Kita ketahui bahwa air dapat berwujud padat (es), cair atau uap.
Selain ditentukan oleh temperatur, wujud H2O juga ditentukan oleh
tekanannya. Perlu diingat bahwa grafik P-T pada Gambar 6 bukanlah
grafik ’sebab-akibat’ (tekanan pada sumbu y bukanlah hasil yang
didapatkan dari perubahan suhu pada sumbu x), tapi grafik tersebut
merupakan grafik kondisi di mana wujud padat, cair dan gas dari H2O
22
BAB IV
KONDENSASI
Kondensasi adalah suatu proses untuk merubah suatu gas atau uap menjadi
cairan. Gas dapat berubah menjadi cair dengan menurunkan temperaturnya arau
meningkatkan tekanan. Umumnya, pendekatan yang digunakan adalah dengan
menurunkan temperatur, sedangkan dengan meningkatkan tekanan gas lebih
mahal.
4.2. Kondensor
Proses kondensasi untuk mengendalikan/ menyisihkan gas polutan
dibedakan atas teknik kondensasi kontak langsung dan tidak langsung
(surface). Dalam teknik kondensasi kontak langsung, gas polutan
berkontak langsung dengan media pendingin, dan kondensat (polutan yang
terkondensasi) akan bercampur dengan media pendingin. Sedangkan
dalam teknik tidak langsung, gas polutan dan pendingin dipisahkan oleh
suatu permukaan Kondensor, permukaan disebut pula shell-and-tube heat
exchanger.
Gambar 4.2 Kondensor Kontak Langsung dan Kondensor Permukaan serta aliran
udara dalam kondensor.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang ada, maka dapat kita ambil kesimpulan
sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA