Krim Ketokonazol 2
Krim Ketokonazol 2
PENYUSUN :
Meildy Susanty Samuddin, S.Ked
K1A1 15 025
PEMBIMBING :
dr. Shinta N. Barnas, M.Kes., Sp.KK
Fakultas: Kedokteran
Telah menyelesaikan Referat dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo pada
Januari 2020.
Pembimbing
2
Monoterapi Krim Ketokonazol 2% Topikal Secara Signifikan Memperbaiki
Jerawat pada Perempuan Dewasa: Double-blind dan Randomized placebo-
controlled trial
PENDAHULUAN
3
Akibatnya, penggunaan antibiotik sangat dianjurkan di beberapa pedoman selama
beberapa tahun terakhir.
METODE
4
Thailand (protokol no. 317/60). Semua peserta memberikan persetujuan tertulis
sebelum mereka mendaftar dalam penelitian ini. Persetujuan informasi tambahan
adalah diperoleh dari subjek yang fotonya termasuk dalam artikel ini. Uji klinis
menggunakan nomor registrasi adalah NCT03178994. Standar konsolidasi uji
coba pelaporan daftar periksa diikuti untuk naskah ini.
5
10 minggu) untuk mengeavaluasi efek KTZ. Selama periode penelitian, semua
peserta diminta untuk menggunakan gel pembersih yang disediakan dengan
bahan-bahan non-medicated (yaitu air, cetyl alcohol, propylene glycol, sodium
lauryl sulfate dan stearyl alvcohol, persiapan di rumah) dan menghindari merubah
perawatan kulit atau produk kosmetik lainnya. Hasil penilaian pada minggu awal,
dan minggu 2, 4, 6, 8, 10. Selain itu, asisten terlatih pada penilitian yang
bertanggung jawab untuk menjelaskan bagaimana menerapkan obat pada setiap
kunjungan.
Semua data diperiksa dengan menggunakan mean dan standar deviasi (SD)
atau jumlah dan persentase untuk berkelanjutan dan variabel kategorik. Uji-t
berpasangan digunakan untuk membandingkan persentase jumlah jerawat dan
skor DLQI antara awal dan akhir pengobatan (minggu 8). Independent sample t-
test dan x2-test digunakan untuk membandingkan hasil antara kelompok. Semua
analisis statistik menggunakan software Stata versi 14 (StataCorp).
6
HASIL
Data demografi dan karakteristik klinis
Empat puluh satu wanita dengan AFA ringan dan secara acak. Tiga puluh
sembilan peserta (95,1%) menyelesaikan aturan penelitian dan telah
mempertahankan kepatuhan yang baik di seluruh masa penelitian (Gambar 1).
Dua dikeluarkan ada di kelompok plasebo dan terjadi pada masing-masing
minggu ke-4 dan 6, karena berpindah tempat kerja ke provinsi lain. Peserta
berusia antara 25 dan 49 tahun, dengan masing-masing usia rata-rata 35,2 dan
34,1 tahun pada KTZ dan kelompok plasebo. Sekitar 93% dari peserta memiliki
AFA yang konsisten. Total jumlah dari hitung lesi atau derajat keparahan dinilai
dari awal dan faktor lain yang berhubungan dengan kondisi jerawat, termasuk
frekuensi timbulnya jerawat, riwayat keluarga tingkat pertama, penggunaan
kosmetik, penggunaan alkohol dan status merokok, persamaan antara kelompok
(Tabel 1).
Randomisasi
N = 41
Drop-out: 2
(9,5%)
N = 20 (100,0%) N = 19 (90,5%)
Populasi PP Populasi PP
7
Tabel 1. Demografi, karakteristik klinis dan Dermatology life quality index
peserta dengan adult female acne (n=41)
8
(skor AFAST-S) dari baseline
Bersih 7 (35,0) 7 (33,3)
Hampir bersih 11 (55,0) 11 (52,4)
Ringan 2 (10,0) 3 (l4,3)
Rata-rata skor keparahan (SD) 0,7 (0,6) 0,8 (0,6)
Rata-rata DLQI (SD) 6,7 (5,0) 8,6 (4,6)
Efisiensi
9
Gambar 2. Persentase perubahan rata-rata dan standar kesalahan rata-rata (SEM)
pada hitung lesi dari awal melalui kunjungan. (a) Total lesi, (b) Komedo, (c) lesi
inflamasi. KTZ, Ketokonazol
10
Gambar 4. Perbaikan jerawat pada perwakilan peserta dengan terapi KTZ 2%. (a)
pada awal dan (b) akhir terapi. Foto diambil oleh Visia (Canfield Scientific,
Parsippany, NJ, USA). KTZ, Ketokonazol
Tidak ada efek samping serius atau utama yang dilaporkan. Beberapa efek
samping terkait pengobatan serupa pada keduanya. Efek samping yang umum
ditemukan pada kelompok KTZ adalah gatal-gatal (25%) dan kekeringan (15%)
yang spontan sembuh tanpa menghentikan pengobatan atau tambahan obat-
obatan.
DISKUSI
11
kemanjuran mikonazol 2% yang menunjukkan efek akumulatif tertinggi pada
pengurangan jerawat pada akhir penelitian (hari ke 45).
Kami memilih AFAST karena ini adalah alat objektif baru untuk menilai
keparahan klinis untuk AFA. Evaluasi subjektif oleh peserta juga menunjukkan
hasil yang signifikan. Hasil positif dari dua evaluator berbeda pada penilaian
klinis tersirat bermanfaat yang diharapkan dari KTZ ketika digunakan di klinik
untuk AFA.
Pada saat yang sama, KTZ juga dapat mempengaruhi aktivitas lipase dari
Malassezia spp, yang memiliki aktivitas lipase lebih tinggi daripada C.Acnes.
Beberapa penulis percaya bahwa Malassezia Spp adalah terkait dengan jerawat
yang sulit disembuhkan dan peradangan bersamaan lainnya dermatosis wajah
seperti dermatosis seboroik. Karena pengobatan KTZ secara nyata dalam
perbaikan lesi jerawat dan merupakan salahsatu perawatan paling efektif pada
dermatitis seboroik. Seseorang dapat mengusulkan manfaat tambahan dalam
mengobati dua kelainan kulit yang biasa ditemukan dengan menggunakan
monoterapi ini.
12
sebanding dengan clindamycin topikal tetapi tidak menyebabkan resistensi
antibiotik harus didorong dalam praktik saat ini.
Ada batasan dalam penilitian kami. Pertama, AFA yang dipilih yang ringan,
dengan beberapa lesi yang disajikan pada awal, dapat membatasi kekuatan untuk
mendeteksi perbedaan jumlah jerawat. Kedua, uji coba kami memiliki periode
waktu yang lebih pendek daripada penelitian jerawat yang lain. ketiga, kami tidak
bisa menggeneralisasi hasil pada AFA sedang dan berat, jerawat remaja atau
jerawat pada subjek pria. Kami juga mengecualikan peserta dengan dugaan atau
dugaan klinis masalah medis yang mendasarinya, terutama sindroma ovarium
polikistik. Studi selanjutnya tentang KTZ topikal atau antijamur lainnya
diperlukan untuk mengkonfirmasi kemanjuran yang menjanjikan termasuk pada
ukuran sampel yang lebih besar, periode tindak lanjut yang lebih lama dan klinis
yang lebih bervariasi. Pada saat yang sama, mekanisme aksi KTZ aktif jerawat
harus secara khusus dieksplorasi.
PENGHARGAAN
DAFTAR PUSTAKA
13
2. Walsh TR, Efthimiou J, Dreno B. Systematic review of antibiotic resistance
in acne: an increasing topical and oral threat. Lancet Infect Dis 2016; 16(3):
e23–e33.
3. Kakpovbia E, Feng H, Feng PW, Cohen JM. Antibiotic prescribing trends
among US dermatologists in Medicare from 2013 to 2016. J Dermatolog
Treat 2019; 9: 1–3.
4. Hayashi N, Akamatsu H, Iwatsuki K et al. Japanese Dermatological
Association guidelines: guidelines for the treatment of acne vulgaris 2017. J
Dermatol 2018; 45(8): 898–935.
5. Le Cleach L, Lebrun-Vignes B, Bachelot A et al. Guidelines for the
management of acne: recommendations from a French multidisciplinary
group. Br J Dermatol 2017; 177(4): 908–913.
6. Thiboutot DM, Dreno B, Abanmi A, et al. Practical management of acne for
clinicians: an international consensus from the Global Alliance to Improve
Outcomes in Acne. J Am Acad Dermatol 2018; 78 (2 Suppl 1): S1–S23.e1.
7. Goh CL, Abad-Casintahan F, Aw DC et al. South-East Asia study alliance
guidelines on the management of acne vulgaris in South-East Asian patients.
J Dermatol 2015; 42(10): 945–953.
8. Akaza N, Akamatsu H, Numata S et al. Microorganisms inhabiting
follicular contents of facial acne are not only Propionibacterium but also
Malassezia spp. J Dermatol 2016; 43(8): 906–911.
9. Numata S, Akamatsu H, Akaza N, Yagami A, Nakata S, Matsunaga K.
Analysis of facial skin-resident microbiota in Japanese acne patients.
Dermatology 2014; 228(1): 86–92.
10. White GM. Recent findings in the epidemiologic evidence, classification,
and subtypes of acne vulgaris. J Am Acad Dermatol 1998; 39(2 Pt 3): S34–
S37.
11. Bagatin E, Freitas THP, Rivitti-Machado MC et al. Adult female acne: a
guide to clinical practice. An Bras Dermatol 2019; 94(1): 62–75.
12. Van Cutsem J, Van Gerven F, Cauwenbergh G, Odds F, Janssen PA. The
antiinflammatory effects of ketoconazole. A comparative study with
hydrocortisone acetate in a model using living and killed Staphylococcus
aureus on the skin of guinea-pigs. J Am Acad Dermatol 1991; 25(2 Pt 1):
257–261.
13. Shaw JC. Antiandrogen therapy in dermatology. Int J Dermatol 1996;
35(11): 770–778.
14. Gupta AK, Kohli Y, Li A, Faergemann J, Summerbell RC. In vitro
susceptibility of the seven Malassezia species to ketoconazole, voriconazole,
itraconazole and terbinafine. Br J Dermatol 2000; 142 (4): 758–765.
15. Sugita T, Miyamoto M, Tsuboi R, Takatori K, Ikeda R, Nishikawa A. In
vitro activities of azole antifungal agents against Propionibacterium acnes
isolated from patients with acne vulgaris. Biol Pharm Bull 2010; 33(1):
125–127.
16. Unno M, Cho O, Sugita T. Inhibition of Propionibacterium acnes lipase
activity by the antifungal agent ketoconazole. Microbiol Immunol 2017;
61(1): 42–44.
14
17. Dreno B, Poli F, Pawin H et al. Development and evaluation of a Global
Acne Severity Scale (GEA Scale) suitable for France and Europe. J Eur
Acad Dermatol Venereol 2011; 25(1): 43–48.
18. Auffret N, Claudel JP, Leccia MT, Poli F, Farhi D, Dreno B. AFAST -
Adult Female Acne Scoring Tool: an easy-to-use tool for scoring acne in
adult females. J Eur Acad Dermatol Venereol 2016; 30(5): 824–828.
19. Mesquita-Guimaraes J, Ramos S, Tavares MR, Carvalho MR. A double-
blind clinical trial with a lotion containing 5% benzoyl peroxide and 2%
miconazole in patients with acne vulgaris. Clin Exp Dermatol 1989; 14(5):
357–360.
20. Poli F, Auffret N, Claudel JP, Leccia MT, Dreno B. AFAST: an adult
female acne treatment algorithm for daily clinical practice. Eur J Dermatol
2018; 28(1): 101–103.
21. Holland C, Mak TN, Zimny-Arndt U et al. Proteomic identification of
secreted proteins of Propionibacterium acnes. BMC Microbiol 2010; 10:
230.
22. Ceruti JM, Leiros GJ, Balana ME. Androgens and androgen receptor action
in skin and hair follicles. Mol Cell Endocrinol 2018; 465: 122–133.
23. Akaza N, Akamatsu H, Takeoka S et al. Malassezia globosa tends to grow
actively in summer conditions more than other cutaneous Malassezia
species. J Dermatol 2012; 39(7): 613–616.
24. Hu G, Wei Y-P, Feng J. Malasseziainfection: is there any chance or
necessity in refractory acne? Chin Med J 2010; 123(5): 628–632.
25. Gupta AK, Versteeg SG. Topical treatment of facial seborrheic dermatitis: a
systematic review. Am J Clin Dermatol 2017; 18(2): 193–213.
26. Wolf JE Jr, Kaplan D, Kraus SJ et al. Efficacy and tolerability of combined
topical treatment of acne vulgaris with adapalene and clindamycin: a
multicenter, randomized, investigator-blinded study. J Am Acad Dermatol
2003; 49(3 Suppl): S211–S217.
15