Strategi Defensif 2
Strategi Defensif 2
Penutup
Investasi defensif dalam beberapa industri menghasilkan return yang tinggi. Namun, perusahaan
perlu menekankan optimasi, bukan maksimasi investasi defensif. Investasi defensif ini kadang
kala tidak sesuai atau hanya sesuai sebagai tindakan sementara dalam menunda serangan. Hal ini
terutama bila posisi perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Dalam kondisi ini, strategi
defensif terbaik adalah menarik modal dan segera meninggalkan industri tersebut (hit and run).
Hal ini berarti perusahaan akan mengeruk keuntungan yang tinggi. Adakalanya bagian dari
strategi semacam ini memberanikan para pesaing untuk memasuki industri agar laju
pertumbuhan pasar meningkat sehingga laba yang diperoleh akan tinggi.
Berbagai strategi telah dibahas dalam bab ini. Namun terdapat berbagai jebakan dalam strategi
defensif ini. Bahkan pemimpin industri yang mapan seringkali dapat terkalahkan karena salah
membuat keputusan strategi defensif. Dua jebakan terbesar adalah sebagai berikut.
1. Mementingkan keuntungan jangka pendek.
Pandangan sempit ini bertentangan dengan kenyataan bahwa pertahanan membutuhkan investasi.
Manfaat dari strategi defensif yang berhasil memang sulit diukur karena pertahanan yang
berhasil tidak terlihat secara kasat mata – seperti tidak terjadi apa-apa.
2. Cepat puas diri.
Perusahaan sering tidak menjelajahi lingkungannya untuk menemukan penantang potensial atau
tidak mempertimbangkan kemungkinan munculnya tantangan. Akibanya banyak perusahaan
tidak mampu melakukan tindakan defensif yang mudah dan murah.