Anda di halaman 1dari 5

PERJANJIAN JUAL BELI MOTOR

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Kontrak & Keagenan Semester III pada jurusan Logistik Bisnis D-4 T.A 2011/2012

Disusun oleh : Arif Zulfahri Rezi Rahmayani (6104039) (6104055)

PROGRAM DIPLOMA IV LOGISTIK BISNIS POLITEKNIK POS INDONESIA BANDUNG 2011

Surat Perjanjian Jual Beli Sepeda Motor


Pada hari ini Rabu tanggal dua puluh lima januari dua ribu dua belas (25-01-12) bertempat di Jalan Banda Nomor 45 Bandung, 40115. Kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama Pekerjaan Jabatan Alamat Nomor KTP Telepon : Arif Zulfahri : Wiraswasta : Direktur Utama : Jalan Cijerokaso, Nomor 27, RT 1, RW 10, Sarijadi Bandung. : 7472060105920001 : 085696017793

Dalam hal ini bertindak sebagai kuasa dari PT Neraka Jahannam berkedudukan di Jalan Maranatha Nomor 18 Bandung, yang didirikan berdasarkan akta notaris Singgih Wahyanto, SH. No 4623/N/2000 notaris di Bandung, yang untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama Pekerjaan Alamat Nomor KTP Telepon

: Rezi Rahmayani : Dosen Tetap Logistik Bisnis di Politeknik Pos Indonesia. : Jalan Sari Asih Blok 8 nomor 178, Bandung : 3275114204930005 : 085263969993

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Jual beli antara pihak Pertama dan pihak Kedua ini dilangsungkan dan diterima berdasarkan syarat-syarat dalam perjanjian ini dan tertulis dalam pasal-pasal berikut ini : Pasal 1 Ketentuan Umum Pihak pertama setuju dan menyerahkan Sepeda Motor kepada pihak Kedua dan pihak Kedua setuju untuk membeli dan membayar sepeda motor milik pihak Pertama.

Pasal 2 Spesifikasi Sepeda Motor Bahwa pihak Pertama adalah pemilik atas 1 (satu) unit kendaraan bermotor roda 2 (dua) dengan spesifikasi sebagai berikut : Nomor Polisi Merk / Tipe Jenih / Mode Tahun Perakitan Warna KB Isi Silinder / Hp Nomor Rangka / NIK Nomor Mesin Nomor BPKB Warna TNBK : BG 5190 FT : Suzuki / FU 150 (CKD) : Sepeda Motor R2 : 2008 : Hitam Biru : 150 CC : MH8B641CA8J-204912 : 6420-1D-205095 : : Hitam

(Selanjutnya Kendaraan bermotor Roda 2 (dua) tersebut akan disebut Sepeda Motor)

Pasal 3 Pembayaran 1. Harga yang disepakati kedua belah pihak adalah sebesar RP. 12.000.000 (dua belas juta rupiah) dan pembayaran dilakukan scara kredit. 2. Tahapan dan jangka waktu yang disepakati selama 3 (tiga) bulan dengan tahapan sebagai berikut Down Payment sebesar Rp 6.000.000 (enam juta rupiah) pada tanggal dua puluh lima januari dua ribu dua belas (25-01-12). Bulan Pertama sebesar Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah) yaitu pada tanggal dua puluh lima februari dua ribu dua belas (25-02-2012). Bulan Kedua sebesar Rp 2.000.000 (dua juta rupiah) yaitu pada tanggal dua puluh lima maret dua ribu dua belas (25-03-2012) Bulan Ketiga sebesar Rp 2.000.000 (dua juta rupiah) yaitu pada tanggal dua puluh lima april dua ribu dua belas (25-04-12). 3. Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran dari pihak kedua maka, pihak kedua harus membayar denda sebesar Rp 20.000 (dua puluh ribu rupiah) per hari.

4. Pihak kedua dikenakan biaya penagihan yang ditetapkan sebesar Rp 20.000 (dua puluh ribu rupiah) per satu kali penagihan. Pasal 4 Penyerahan Barang Pihak pertama diwajibkan dan dengan ini berjanji serta mengikatkan diri terhadap pihak kedua untuk menyerahkan Sepeda Motor tersebut dalam keadaan kondisi yang baik berikut kunci dan surat-surat pemilikan kepada pihak kedua selambat-lambatnya tanggal dua puluh lima januari dua ribu dua belas (25-01-12) Pasal 5 Jaminan Barang / Garansi / Asuransi Apabila pihak kedua tidak sanggup melakukan pembayaran (Pasal 3 ayat 2) maka pihak kedua wajib menyerahkan sertifikat tanah sebagai jaminan. Pasal 6 Addendum Hal-hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah oleh kedua pihak. Pasal 7 Penyelesaian Perselisihan 1. Apabila terjadi perselisihan, pihak pertama dan pihak kedua akan menyelesaikan secara musyawarah terlebih dahulu. 2. Apabila (ayat 1) tidak bisa dilakukan, maka kedua belah pihak bersepakat menyelesaikan secara hukum di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kota Bandung

Pasal 8 Force Majeur 1. Apabila terjadi Force Majeur maka pihak yang terhalang melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh pihak lainnya. pihak yang terkena Force Majeur wajib memberitahukan adanya peristiwa Force Majeur tersebut kepada pihak lain secara tertulis paling lambat 7 (Tujuh) setelah Force Majeur. 2. Apabila perjanjian Force majeur itu berlangsung terus hingga melebihi 30 (tiga puluh) hari maka para pihak sepakat untuk meninjau kembali jangka waktu perjanjian itu.

3. Semua penjanjian dan biaya yang diderita oleh salah satu pihak sebagai akibat terjadinya force majeur bukan merupakan tanggung jawab pihak lain.

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli, masing-masing sama bunyinya di atas kertas bermaterai 6000, serta mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA

ARIF ZULFAHRI

REZI RAHMAYANI

Anda mungkin juga menyukai