Anda di halaman 1dari 6

BAB V PEMBAHASAN

Lumpur XCD polimer yang dipergunakan pada percobaan ini adalah jenis lumpur berbahan dasarkan air laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh pemambahan secara bertahap material pemberat barite terhadap pengukuran sifat Rheologi lumpur XCD polimer yang dihasilkan pada perubahan berbagai temperature antara lain : ruang, 100 oF, 125 oF, 150 oF, 175 oF, 200 oF, 225 oF, dan 250 oF. Pengamatan mengacu pada standar lumpur XCD polimer ( Tabel 4.1 ) Pada percobaan ini dibagi dalam 5 komposisi Barite yang masing masing lumpur tersebut kemudian mengalami perubahan temperatur yang hasil pengujian ini kemudian dibuat menjadi grafik untuk membandingkan perubahan sifat fisik lumpur Air laut dengan sistem XCD Polimer terhadap temperatur. Lumpur yang diuji adalah lumpur air laut sistem xcd polimer dengan penambahan material pemberat ( barite ) dengan komposisi A, B, C, D, E, F dengan dasar yang sama dan hanya konsentrasi material pemberat ( barite ) yang berbeda beda pada setiap komposisi seperti yang disebutkan diatas.

5.1

Densitas ( Berat Lumpur ) Densitas lumpur pemboran merupakan salah satu sifat lumpur yang

sangat berpengaruh karena peranannya yang berhubungan langsung dengan fungsi

52

53

lumpur sebagai penahan tekanan formasi. Adanya densitas lumpur pemboran yang terlalu besar dapat mengakibatkan lumpur hilang ke dalam formasi ( Loss Circulation ), sedangkan terlalu kecil maka akan menimbulkan semburan liar ( Blow Out ). Maka densitas lumpur harus disesuaikan dengan keadaan formasi yang akan ditembus. Jika diperhatikan pada tabel 4.2 dapat dilihat terjadi penurunan densitas seiring kenaikan temperature, akan tetapi penurunan yang terjadi tidak signifikan dan masih berada pada batas spesifikasi standar lumpur XCD polimer pada 8,7 14 ppg sehingga masih mampu menjaga tekanan formasi sampai pada temperatur 250 oF. Densitas seluruh komposisi yang diuji masih berada pada standar densitas lumpur yang baik.

5.2

Viscosity Kemampuan untuk membersihkan dasar lubang, mengangkat Cutting dan

laju penembusan akan meningakat jika fluida mempunya sifat pengencer gesekan dimana viscositas akan menurun pasa daerah gesekan yang tinggi. Bila diperhatikan tabel 4.3 dapat dilihat terjadinya penurunan Viscositas seiring dengan kenaikan temperatur, dimana lumpur dengan komposisi B sangat cocok dipakai pada temperature antara 150 oF sampai dengan 250 oF, lumpur komposisi C cocok dipakai pada temperatut 175 oF sampai 250 oF, lumpur kompisisi D cocok dipakai pada temperatut 200 oF sampai 250 oF, lumpur komposisi E hanya optimal dipakai pada temperature 250 oF dan lumpur komposisi F cocok digunakan pada temperatur 175 oF sampai 250 oF.

54

Harga Viscositas yang optimal adalah berkisar antara 40 70 Quartz, (Tabel 4.1) dan apabila viscositas turun sampai dibawah harga tersebut, maka perlu di tambahkan konsentrasi barite nya untuk menaikkan harga viscositas. Dari grafik tersebut pula dapat diamati pada komposisi A, memiliki harga viscositang yang paling optimal pada suhu ruang yaitu sebesar 70 Quartz, jadi dapat disimpulkan bahwa penambahan barite akan menaikkan harga viscositas.

5.3

Plastic Viscosity Dari hasil pengujian Plastic Viscosity ( PV ) di laboratorium

diperlihatkan pada tabel 4.6 harga plastic viscosity ini didapat dari hasil pengurangan antara Viscosity Dial Reading @ 600 dan Viscosity Dial Reading @ 300. Harga PV standar adalah 10 20 cp. Jika diperhatikan pada tabel 4.6 maka dapat dilihat komposisi yang baik adalah komposisi C, D, E, F karena dapat tahan atau digunakan dari temperature 80 oF sampai pada temperature 250 oF, dan bila temperatur lebih tinggi lagi akan mengakibatkan turunnya harga PV dan mengurangi kekentalan pada lumpur yang akan digunakan. Pada komposisi A hanya baik dipakai pada temperatur 80 oF sampai dengan temperatur 200 oF, komposisi B baik di pakai pada temperatur 80 oF sampai dengan 225 oF. Pada

5.4

Yield Point Yield point untuk masing masing temperatur yang ada pada tabel 4.7

diperoleh dari pengurangan harga Viscosity Dial Reading @ 300 dengan PV,

55

dimana harga yang baik untuk YP tersebut adalah berkisar antara 13 25 lbs/100 ft2, bila diamati pada Tabel 4.7 maka dapat dilihat komposisi yang baik adalah komposisi C dan F karena dapat tahan atau digunakan dari temperature 80 oF sampai pada temperatur 250 oF, pada komposisi A dan B hanya baik dipakai pada temperatur 80 oF sampai dengan temperatur 225 oF, komposisi D hanya baik digunakan pada temperatur 125 oF sampai dengan temperatur 250 oF, dan komposisi E baik dipakai pada temperatur 175 oF sampai dengan 250 oF. Bila temperatur dinaikkan lagi maka akan menurunkan harga YP yang dapat mengakibatkan turunnya laju alir lumpur.

5.5

Gel Strength 10 detik Dari hasil pengujian gel strength 10 detik di laboratorium Hasil

pengujian ini dapat dilihat pada tabel 4.8 dimana harga yang baik untuk gel strength 10 detik berkisar 4 - 8 lb/100ft2, maka dapat dilihat komposisi lumpur yang baik adalah lumpur D karena dapat tahan mulai dari temperatur ruang sampai dengan 250 oF, komposisi A dapat dipakai pada temperatur 80 oF 175 oF, komposisi B optimal dipakai pada temperatur 80 oF 225 oF, komposisi C dan F baik digunakan pada temperatur 150 oF 250 oF dan komposisi E efektif dipakai pada temperatur 200 oF 250 oF. Apabila temperatur diturunkan maka harga Gel Strength akan turun < 2 dan akan mempengaruhi sirkulasi lumpur karena daya tahannya berkurang.

56

5.6

Gel Strength 10 Menit. Dari hasil pengujian gel strength 10 menit di laboratorium Hasil

pengujian ini dapat dilihat pada tabel 4.9 dimana harga yang baik untuk gel strength 10 menit berkisar 9 - 18 lb/100ft2, maka dapat dilihat komposisi lumpur yang baik adalah lumpur komposisi F karena dapat tahan mulai dari temperatur ruang sampai denga komposisi A dan B dapat digunakan pada temperatur 80 oF 200 oF, lumpur komposisi C dapat digunakan pada temperatur 80 oF 225 oF, lumpur komposisi D dapat digunakan pada temperatur 175 oF 250 oF, lumpur komposisi E dapat digunakan pada temperatur 200 oF 250 oF. Kenaikan temperatur akan menyebabkan turunnya harga Gel Strength yang mengakibatkan daya rekah berkurang pada temperatur tinggi.

5.7

Water Loss & Mud Cake Hasil pengamatan ini dapat dilihat pada tabel 4.10 dan grafik A.14. dari

tabel tersebut dapat dilihat bahwa komposisi yang optimal adalah komposisi F dimana komposisi tersebut masih barada pada batas optimal Water loss < 12, 4 ml/30 mnt. Akan tetapi jika temperatur semakin ditambah akan menaikkan laju tapisan yang akan menyebabkan sirkulasi lumpur berhenti dan dinding formasi tebal dan membentuk Mud Cake pada dinding formasi. Hasil penelitian Mud Cake ini di tunjukkan pada tabel 4.11 yang menunjukkan kenaikan harga Mud Cake, akan tetapi water loss mengalami

57

kenaikan, ternyata Mud Cake yang tercipta masih berada pada batas standar harga Mud Cake lumpur pemboran yaitu < 1,5 mm.

5.8

pH Lumpur Untuk pH, dengan dinaikkannya temperatur juga terjadi penurunan harga

pH pada masing masing komposisi yang dapat diamati pada tabel 4.12. pH sangat berhubungan langsung dengan kestabilan kimia dan menjaga korosi. Adapun harga pH yang baik adalah 9,5 11,5. Jika diamati pada tabel 4.13 maka semua komposisi hanya optimal dipakai pada komposisi F. Harga pH ini tidak akan berpengaruh juka kita menambahkan barite, akan tetapi, penambahan XP-20 akan mempengaruhi kadar pH tersebut.

Anda mungkin juga menyukai