Anda di halaman 1dari 15

ACARA IV

HIDROPONIK

Oleh: Nama NIM Kelompok Anggota : Muhamad Fahmi Faizal : A0A010043 :6 : Muhammad Denur Pratama Novi Cahyaningrum Umi Salamah Pebri Sribaskoro Muhamad Fahmi Faizal

(A0A010001) (A0A010003) (A0A010017) (A0A010037) (A0A010043)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2012
64

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Hidroponik merupakan salah satu alternatif cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Hidroponik berasal dari kata Hydro (air) dan Ponics (pengerjaaan), sehingga hidroponik bisa diartikan bercocok tanam dengan media tanam air. Pada awalnya orang mulai menggunakan air sebagai media tanam mencontoh tanaman air seperti kangkung, sehingga kita mengenal tanaman hias yang ditanam dalam vas bunga atau botol berisi air. Pada perkembangan selanjutnya orang mulai mencoba media tanam yang lain, kemudian membandingkan keuntungan dan kerugiannya, sehingga selain media tanam air (kultur air) dipakai juga media pasir (kultur pasir) dan bahan porus (kultur agregat) seperti kerikil, pecahan genteng, pecahan batu bata, serbuk kayu, arang sekam dan lain-lain. Sejarah hidroponik dimulai pada 3 abad yang lalu, pada tahun 1669 di Inggeris sudah dilakukan pengujian tanaman hidroponik dalam laboratorium. Kemajuan yang sangat berpengaruh terjadi pada tahun 1936, Dr. W.F. Gericke di California (AS) berhasil menumbuhkan tomat setinggi 3 m dan berbuah lebat dalam bak berisi air mineral. Pada tahun 1950 Jepang secara besarbesaran menyebarkan cara bercocok tanam hidroponik untuk mensuplai sayuran bagi tentara pendudukan Amerika Serikat. Dari sini hidroponik terus menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia hidroponik mulai dikembangkan pada sekitar tahun 1980.

B. Permasalahan dan Tujuan a. Permasalahan Salah satu perkembangan teknologi budidaya pertanian yang layak disebarluaskan adalah teknologi hidroponik. Hal ini disebabkan oleh semakin langkanya sumberdaya lahan, terutama akibat perkembangan sektor industri dan jasa, sehingga kegiatan usaha pertanian konvensional semakin tidak kompetitif karena tingginya harga lahan. Teknologi
65

budidaya pertanian sistem hidroponik memberikan alternatif bagi para petani yang memiliki lahan sempit atau yang hanya memiliki pekarangan rumah untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang memadai. Perbedaan paling menonjol antara hidroponik dan budidaya konvensional adalah penyediaan nutrisi tanaman. Pada budidaya konvensional, ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat tergantung pada kemampuan tanah menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. Unsur-unsur hara itu biasanya berasal dari dekomposisi bahanbahan organik dan anorganik dalam tanah yang terlarut dalam air. Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara dalam tanah umumnya dipenuhi dengan pemupukan tambahan. Pada budidaya hidroponik, semua kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia dalam jumlah yang tepat dan mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi itu diberikan dalam bentuk larutan yang bahannya dapat berasal dari bahan organik maupun anorganik. Pemberian nutrisi melalui permukaan media tanam atau akar tanaman. Ketersediaan nutrisi dalam bentuk cair itulah yang dipakai sebagai awal berpijak penerapan budidaya tanaman hidroponik (Siswadi, 2008). Jenis hidroponik dapat dibedakan dari media yang digunakan untuk tempat berdiri tegaknya tanaman. Media tersebut biasanya bebas dari unsur hara (steril), sementara itu pasokan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dialirkan ke dalam media tersebut melalui pipa atau disiramkan secara manual. Media tanam tersebut dapat berupa kerikil, pasir, gabus, arang, zeolit, atau tanpa media agregat (hanya air). Yang terpenting adalah bahwa media tanam tersebut suci hama sehingga tidak menumbuhkan jamur atau penyakit lainya (Anonim, 2006). Pemenuhan kebutuhan nutrisi bisa anda peroleh dengan cara memberi berbagai macam pupuk khusus hidroponik dengan formulasi tertentu yang banyak tersedia ditoko-toko pertanian. Dalam fase awal pertumbuhan perlu perawatan secara rutin, misalnya dipagi hari tanaman perlu dikenakan sinar matahari. Kemudian juga perlu pemupukan secara rutin dalam setiap dua hingga lima hari sekali. Gunakan pupuk NPK Grand

66

S 15 sebanyak satu sendok makan untuk kemudian larutkan kedalam sepuluh liter air. Masukkan larutan pupuk ini kedalam pot dasar sesuaikan dengan ketersediaan air dalam pot (Anonim, 2007). Agoes (2000), mengatakan bahwa berbeda dengan media tanam tanah yang berfungsi sebagai tempat tumbuh dan sumber makanan, media tanam air, pasir dan agregat hanya sebagai tempat tumbuh saja tidak menyediakan makanan bagi tanaman, sehingga bercocok tanam sistem hidroponik mutlak memerlukan pupuk sebagai sumber makanan bagi tanaman. Pupuk diberikan dalam bentuk larutan dan harus mengandung unsur makro (Nitrogen Fosfor, Kalium, Kalsium, Magnesium dan Belerang) dan unsur mikro (Mangan, Tembaga, Borium, Seng dan Molibdin). Larutan pupuk dapat dicampur sendiri dengan dosis tertentu sesuai dengan kebu Agoes (2000), mengatakan bahwa ada beberapa keuntungan bercocok tanam secara hidroponik sebagai berikut: 1. Persoalan sempitnya lahan bukan lagi menjadi masalah karena kegiatan bercocok tanam bisa dilakukan di manapun, baik di dalam rumah, di kapal, di lahan kritis, di padang pasir, maupun di tengah kota yang sempit. 2. 3. 4. Penanaman tidak tergantung musim. Media tanam yang digunakan bisa berulang-ulang. Jika penanaman hodroponik diusahakan di dalam rumah kaca, risiko serangan hama dan penyakit menjadi relatif lebih kecil. 5. Penggunaan pupuk lebih efisien dan efektif tetapi tanaman mampu memberikan hasil dengan kualitas dan kuantitas yang maksimal. 6. 7. Bebas dari gulma yang merugikan tanaman pokok. Pertumbuhan tanaman lebih terkontrol. Untuk keperluan hiasan, dengan menggunakan hidroponik dalam pot, maka tanaman akan selalu tampak bersih sehingga peletakan tanaman dalam ruangan akan lebih fleksibel. Selain itu dalam menempatkan pot-pot hidroponik untuk mendesign interior ruangan rumah akan bisa lebih leluasa. Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga tertentu bisa diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman

67

dan basa larutan yang dipakai dalam pelarut nutrisinya. Penggunaan tanaman buah-buahan seperti kedondong bangkok misalnya, akan bisa menghasilkan penampakan tanaman yang dapat berbuah lebat sepanjang waktu. Kuncinya adalah dengan mengatur C/N ratio, yakni melalui pemangkasan pada cabang, batang dan daun yang tumbuh berlebihan. Disamping, pemangkasan juga akan merangsang pembungaan dan pembuahan tanamannya. Bahan yang sering dipakai antara lain amonium sulfat, potasium nitrat, monocalsium fosfat, magnesium sulfat, iron sulfat, mangan sulfat, bubuk asam boric, seng sulfat dan tembaga sulfat. Kalau yang lebih praktis pakailah nutrien sudah jadi seperti Excell dengan dosis pemakaian sudah tertera pada kemasannya

b. Tujuan 1. Untuk mengetahui budidaya tanaman kangkung dengan cara hidroponik dengan media tanam berupa pasir, 2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian larutan nutrisi hidroponik terhadap pertumbuhan bibit kangkung.

68

BAB II PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan 1. Alat Gelas ukur Gayung Cungkir

2. Bahan Pasir halus Larutan POC Polibag Biji/benih kangkung

B. Prosedur Kerja Hidroponik Sistem Kultur Pasir 1. Siapkan 5 polibag, kemudian diisi pasir halus yang sudah diayak, 2. Buat lubang tanam sedalam 2 cm, kemudian biji kangkung kemudian ditanam di setiap polibag di beri 3 biji, 3. Siram polibag tersebut menggunakan larutan POC 20 ml + air 480 ml, 4. Pelihara dengan cara menyirami air setiap hari dan menyiram larutan POC setiap seminggu sekali, sampai tanaman berumur 3 minggu setelah tanam. 5. Amati tinggi tanaman, jumlah daun, dan catat hasil panen, bobot hasil serta panjang akarnya.

69

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Tabel Hasil Pengukuran Tanaman Kangkung Hidroponik Tanaman Minggu ke-1
T.t. = 3 cm

Minggu ke-2
T.t. = 8,2 cm J. Daun = 2 J. Kotiledon = 2

Minggu ke-3
T.t. = 19 cm J. Daun = 5 J. Kotiledon = 1

Minggu ke-4
T.t. = 24 cm J. Daun = 7 J. Kotiledon = 1

Keterangan Pertumbuhan tanaman baik Pertumbuhan tanaman baik Pertumbuhan tanaman baik Pertumbuhan tanaman baik Pertumbuhan tanaman baik

J. Daun = 1 J. Kotiledon = 2

T.t. = 2,6 cm

T.t. = 6 cm J. Daun = 1 J. Kotiledon = 2

T.t. = 15 cm J. Daun = 3 J. Kotiledon = 2

T.t. = 23 cm J. Daun = 6 J. Kotiledon = 2

II

J. Daun = J. Kotiledon = 1

T.t. = 2,3 cm

T.t. = 5 cm J. Daun = 1 J. Kotiledon = 4

T.t. = 13,5 cm J. Daun = 4 J. Kotiledon = 2

T.t. = 23 cm J. Daun = 6 J. Kotiledon = 2

III

J. Daun = J. Kotiledon = 2

T.t. = 2 cm

T.t. = 6 cm J. Daun = J. Kotiledon = 2

T.t. = 8,5 cm J. Daun = 2 J. Kotiledon = 2

T.t. = 17 cm J. Daun = 4 J. Kotiledon = 2

IV

J. Daun = J. Kotiledon = 1

T.t. = 2, 7cm

T.t. = 5,8 cm J. Daun = 1 J. Kotiledon = 2

T.t. = 14 cm J. Daun = 5 J. Kotiledon = 2

T.t. = 25 cm J. Daun = 8 J. Kotiledon = 2

J. Daun = J. Kotiledon = 1

Tabel Hasil Panen Kangkung Hidroponik Tanaman I II III IV V Panjang Akar 8 cm 18 cm 5,6 cm 11 cm 9 cm Tinggi Tanaman 37 cm 32 cm 30 cm 30 cm 30 cm Jumlah Daun 10 10 5 16 4 Berat Jenis 3,10 gr 3,88 gr 2,13 gr 4,25 gr 3,03 gr

70

B. Pembahasan Istilah hidroponik berasal dari istilah Yunani yaitu hidro yang berarti air dan ponos berarti kerja. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air atau bahan porous lainnya dengan pemberian unsur hara terkendali yang berisi unsur esensial yang dibutuhkan tanaman. Hidroponik disampaikan pertama kali oleh W.A. Setchell dari University of California, sehubungan dengan keberhasilan W.F. Gericke dari university yang sama, dalam pengembangan teknik bercocok tanam dengan air sebagai medium tanam. Jenis medium tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Medium yang baik membuat unsur hara tetap tersedia, kelembaban terjamin dan drainase baik. Medium yang digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan oksigen dengan tidak mengandung zat yang beracun bagi tanaman. Bahan yang biasa digunakan sebagai medium tanam dalam hidroponik antara lain pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan sebagai medium tumbuh akan

mempengaruhi sifat lingkungan medium. Tingkat suhu, aerasi dan kelembaban medium akan berlainan antara medium yang satu dengan medium yang lain, sesuai dengan bahan yang digunakan sebagai medium. Ada beberapa keuntungan bercocok tanam secara hidroponik sebagai berikut: 1. Persoalan sempitnya lahan bukan lagi menjadi masalah karena kegiatan bercocok tanam bisa dilakukan di manapun, baik di dalam rumah, di kapal, di lahan kritis, di padang pasir, maupun di tengah kota yang sempit. 2. Penanaman tidak tergantung musim. 3. Media tanam yang digunakan bisa berulang-ulang. 4. Jika penanaman hodroponik diusahakan di dalam rumah kaca, risiko serangan hama dan penyakit menjadi relatif lebih kecil. 5. Penggunaan pupuk lebih efisien dan efektif tetapi tanaman mampu memberikan hasil dengan kualitas dan kuantitas yang maksimal. 6. Bebas dari gulma yang merugikan tanaman pokok.

71

7. Pertumbuhan tanaman lebih terkontrol. Berdasarkan medium tumbuh yang digunakan, hidroponik dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu (Lingga, 1984) : 1. Kultur Air Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 oleh bangsa Aztec. Tanaman ditumbuhkan pada medium tertentu yang di bagian dasar terdapat larutan yang mengandung hara makro dan mikro, sehingga ujung akar tanaman akan menyentuh larutan yang mengandung nutrisi tersebut. 2. Kultur Agregat Medium tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam padi (kuntan), dan lainnya yang harus disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemberian hara dengan cara mengairi medium tanam atau dengan cara menyiapkan larutan hara dalam tangki atau drum, lalu dialirkan ke tanaman melalui selang plastik. Dalam praktikum ini, dilakukan budidaya kangkung dengan cara hidroponik menggunakan media tanam berupa pasir halus. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 22 November 2011. Caranya yaitu pertama siapkan polibag 5 buah, lalu polibag tersebut diisi dengan pasir halus. Selanjutnya, buat lubang tanam sedalam 2 cm untuk menaruh biji/benih kangkung. Pembuatan lubang tanam jangan terlalu dalam karena dapat menyebabkan tanaman kangkung sulit untuk tumbuhnya. Setelah membuat lubang tanam, kemudian 1 lubang tanam diisi 3 biji kangkung. Lalu, siramlah dengan larutan nutrisi berupa larutan POC dengan konsentrasi 20 ml + 480 ml air. Penyiraman larutan POC + air dilakukan setiap minggu sekali, sedangkan penyiraman air saja dilakukan setiap hari sekali. Pelihara tanaman sampai umur 3 minggu setelah tanam dan catat atau amati tinggi tanaman, jumlah daun, hasil panen (bobot hasil), dan panjang akar ketika dipanen. Hasil pengamatannya yaitu pada minggu pertama, polibag I mempunyai tinggi tanaman 3 cm, jumlah daun 3 dan jumlah kotiledon 2. Polibag II, tinggi tanamannya 2,6 cm, jumlah kotiledon 1 dan belum terdapat daun tanaman.

72

Polibag III, tinggi tanaman 2,3 cm, jumlah kotiledon 2 buah dan belum keluar daunnya. Polibag IV, tinggi tanaman 2 cm dan jumlah kotiledon 1, daun belum keluar. Polibag V, tinggi tanaman 2,7 cm, jumlah kotiledon 1 dan daun juga belum keluar. Pertumbuhan tanaman pada minggu pertama cukup baik. Hasil pengamatan pada minggu kedua, polibag I mempunyai tinggi tanaman 8,2 cm, jumlah daun 2 dan jumlah kotiledon 2. Polibag II, tinggi tanamannya 6 cm, jumlah kotiledon 2 dan jumlah daun masih 1. Polibag III, tinggi tanaman 5 cm, jumlah kotiledon 4 buah dan jumlah daunnya 1. Polibag IV, tinggi tanaman 6 cm dan jumlah kotiledon 2, daun belum keluar. Polibag V, tinggi tanaman 5,8 cm, jumlah kotiledon 2 dan jumlah daun 2. Pertumbuhan tanaman pada minggu kedua baik. Hasil pengamatan pada minggu ketiga, polibag I mempunyai tinggi tanaman 19 cm, jumlah daun 5 dan jumlah kotiledon 1. Polibag II, tinggi tanamannya 15 cm, jumlah kotiledon 2 dan jumlah daun 3. Polibag III, tinggi tanaman 13,5 cm, jumlah kotiledon 2 buah dan jumlah daunnya 4. Polibag IV, tinggi tanaman 8,5 cm dan jumlah kotiledon 2, daun 2. Polibag V, tinggi tanaman 24 cm, jumlah kotiledon 2 dan jumlah daun 5. Pertumbuhan tanaman di minggu ketiga ini rata-rata baik Hasil pengamatan pada minggu keempat atau pengamatan terakhir, polibag I mempunyai tinggi tanaman 19 cm, jumlah daun 7 dan jumlah kotiledon 1. Polibag II, tinggi tanamannya 23 cm, jumlah kotiledon 2 dan jumlah daun 6. Polibag III, tinggi tanaman 23 cm, jumlah kotiledon 2 buah dan jumlah daunnya 6. Polibag IV, tinggi tanaman 17 cm dan jumlah kotiledon 2, jumlah daun 4. Polibag V, tinggi tanaman 25 cm, jumlah kotiledon 2 dan jumlah daun 8. Pertumbuhan tanaman kangkung di minggu ini paling baik dan cepat. Pertumbuhan tanaman hidroponik kangkung semua pertumbuhannya baik karena diberi larutan nutrisi tanaman yaitu larutan POC. Perbedaan paling menonjol antara hidroponik dan budidaya konvensional adalah penyediaan nutrisi tanaman. Pada budidaya konvensional, ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat tergantung pada kemampuan tanah menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. Unsur-unsur hara itu

73

biasanya berasal dari dekomposisi bahanbahan organik dan anorganik dalam tanah yang terlarut dalam air. Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara dalam tanah umumnya dipenuhi dengan pemupukan tambahan. Pada budidaya hidroponik, semua kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia dalam jumlah yang tepat dan mudah diserap oleh tanaman. Nutrisi itu diberikan dalam bentuk larutan yang bahannya dapat berasal dari bahan organik maupun anorganik. Pemberian nutrisi melalui permukaan media tanam atau akar tanaman. Ketersediaan nutrisi dalam bentuk cair itulah yang dipakai sebagai awal berpijak penerapan budidaya tanaman hidroponik (Siswadi, 2008).

3. Nutrient Film Technique (NFT) Teknik ini dilakukan dengan memelihara tanaman dalam selokan panjang yang sempit, terbuat dari lempengan logam tipis tahan karat. Saluran tersebut diberi air yang mengandung larutan hara. Maka di sekitar akar akan terbentuk film (lapisan tipis) sebagai makanan tanaman tersebut.

Hasil Panen Kangkung Hidroponik Kegiatan pemanenan kangkung hidroponik dilakukan pada tanggal 12 Januari 2012. Tanaman kangkung tersebut ternyata sudah melewati masa panennya. Tanaman hidroponik tersebut tidak terkena serangan hama dan

penyakit dan juga bebas dari gulma. Pertumbuhannya tanaman baik dan lebih terkontrol. Hasil panen pada polibag I yaitu berat jenis 3,10 gr, jumlah daun 10, tinggi tanaman 37 cm dan panjang akarnya 8 cm. Pada polibag II, berat jenis kangkung 3,88 gr, jumlah daun 10, tinggi 32 cm dan panjang akarnya 18 cm. Polibag III, berat jenis kangkung 2,13 gr, jumlah daun 5, tinggi tanaman kangkung 30 cm, dan panjang akarnya 11 cm. Pada polibag V, berat jenis 3,03 gr, jumlah daun 4, tinggi tanaman 30 cm, dan panjang akarnya yaitu 9 cm. Dari hasil tersebut produktivitas tanaman yang paling baik terdapat pada polibag IV. Perbandingan hasil panen kangkung yang dibudidayakan dangan hidroponik dan kangkung yang dibudidayakan di lahan bedengan ternyata lebih bagus hasil

74

panen kangkung yang dibudidayakan di lahan jika dilihat dari segi kuantitas dan berat hasil panen. Berat hasil panen kangkung di lahan pada kelompok 6 menghasilkan sebanyak 3 kg/75 tanaman kangkung, berarti 1 tanaman kangkung beratnya 40 gr/tanaman. Sedangkan, hasil panen kangkung hidroponik ini menghasilkan berat rata-rata 1 tanaman yaitu 3,278 gr/tanaman. Jika dilihat dari segi kualitasnya lebih bagusan hasil panen tanaman kangkung yang

dibudidayakan secara hidroponik, karena tanaman tersebut bebas hama, penyakit, dan gulma. Kalau hasil panen kangkung di lahan, sudah terkena serangan hama dan penyakit tanaman sekitar 20 % dari total hasil.

75

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan: 1. Pertumbuhan tanaman kangkung hidroponik baik, semua tanman tumbuh semua dan juga tidak dilakukan penyulaman. 2. Hasil panen tanaman kangkung hidroponik baik dan bebas dari serangan hama, penyakit, dan gulma. Hasil panen kangkung hidroponik baik dari segi kualitasnya saja, sedangkan dari segi kuantitas ternyata lebih bagus hasil panen kangkung yang dibudidayakan di lahan.

B. Saran Kedua asisten sering berbeda pendapat dalam menjelaskan materi praktikum, sehingga membuat bingung semua mahasiswa dalam proses praktikumnya.

76

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, H. 2000. Mengenal Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta. Agromedia Pustaka. Anonim. 2006. Budidaya Tomat Secara Komersial. Jakarta. Penebar Swadaya. Anonim. 2007. Panduan Lengkap Budi Daya Tomat. Jakarta. Agromedia Pustaka. Andrea, K. 2011. Budidaya Kangkung (Ipomoea reptans. F.) Secara Hidroponik Dengan Sistem Aeroponik di Parung Farm, Bogor. (http://kpin-

ndree.blogspot.com/2011/11/cover-pkl-budidaya-kangkung-hodroponik.html). Diakses pada tanggal 14 Januari 2012, pukul 01:01 WIB. _________. 2009. Tanaman Hidroponik.

(http://sumansutra.wordpress.com/tanaman-hidroponik/). Diakses pada tanggal 28 Desember 2011, pukul 21:32 WIB.

77

LAMPIRAN

Gambar 1. Pemberian larutan POC

Gambar 2. Taman kangkung hidroponik yang berumur 4 minggu setelah tanam

Gambar 3. Hasil panen kangkung hidroponik

78

Anda mungkin juga menyukai