Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MUNAKAHAT

Oleh : MUHAMMAD RIZKI RAMADHANI BRASILIA SEPTYA AYU DANNI TRI JUANSAH YUDANA JATMIKA PUTRI VIRGINIA NAUGRAH YUTASAR FACHRIAN DWI ARMANDA (115130101111045) (115130101111046) (115130101111047) (115130101111048) (115130101111049) (115130101111050)

PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011

A. PENGERTIAN Munakahat berarti pernikahan atau perkawinan. Kata dasar dari pernikahan adalah nikah. Kata nikah memiliki persamaan dengan kata kawin. Menurut bahasa Indonesia, kata nikah berarti berkumpul atau bersatu. Dalam istilah syariat, nikah itu berarti melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan perempuan serta menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan dasar suka rela dan persetujuan bersama, demi terwujudnya keluarga (rumah tangga) bahagia, yang diridai oleh Allah SWT. B. HUKUM NIKAH Menurut sebagian besar ulama, nikah pada dasarnya adalah mubah, artinya boleh dikerjakan dan boleh tidak dikerjakan. Jika dikerjakan tidak mendapat pahala, dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Meskipun demikian, ditinjau dari segi kondisi orang yang akan melakukan pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi sunnah, wajib, makruh, atau haram. 1. Sunnah Bagi orang yang ingin menikah, mampu memberi nafkah, dan mampu pula mengendalikan diri dari perzinaan walaupun tidak segera menikah. 2. Wajib Bagi orang yang ingin menikah, mampu memberi nafkah, dan ia khawatir berbuat zina jika tidak segera menikah. 3. Makruh Bagi orang yang ingin menikah, tetapi belum mampu memberi nafkah terhadap istri dan anak-anaknya. 4. Haram Bagi orang yang ingin menikah bermaksud menyakiti wanita yang akan ia nikahi C. TUJUAN PERNIKAHAN Secara umum, tujuan pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi hajat manusia (pria terhadap perempuan atau sebaliknya) dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang bahagia, sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam. Apabila tujuan pernikahan yang bersifat umum itu diuraikan secara terperinci, tujuan pernikahan yang islami dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh rasa cinta dan kasih sayang. Allah SWT berfirman:

Dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. . (QS. ArRum, 30: 21). 2. Untuk memperoleh ketenangan hidup (sakinah). Allah SWT berfirman:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteriisteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,. (QS. Ar-Rum, 30: 21) 3. Untuk memenuhi kebutuhan seksual (birahi) secara sah dan diridhai Allah swt. 4. Untuk memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat. Allah swt.berfirman:

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia (QS. Al-Kahfi, 18: 46). 5. Untuk mewujudkan keluarga bahagia di dunia dan akhirat. D. RUKUN NIKAH Rukun nikah berarti ketentuan-ketentuan dalam pernikahan yang harus dipenuhi agar pernikahan itu sah. Rukun nikah tersebut ada lima macam, yakni sebagai berikut: 1. Ada calon suami, dengan syarat: laki-laki yang sudah berusia dewasa (19 tahun), beragama Islam, tidak dipaksa/terpaksa, tidak sedang dalam ihram haji atau umrah, dan bukan mahram calon istrinya. 2. Ada calon sitri, dengan syarat: wanita yang sudah cukup umur (16 tahun); bukan perempuan musyrik, tidak dalam ikatan perkawinan dengan orang lain, bukan mahram bagi calon suami dan tidak dalam keadaan ihram haji atau umrah. 3. Ada wali nikah, yaitu orang yang menikahkan mempelai laki-laki dengan mempelai wanita atau mengizinkan pernikahannya. Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut: Artinya: dari Aisyah r.a ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: Siapa pun perempuan yang menikah dengan tidak seizin walinya, maka batillah pernikahannya. (H.R. Imam yang empat, kecuali an-Nasai dan oleh Abu Awamah. Ibnu Hibban dan al-Hakam, 4. Ada dua orang saksi. Selain itu, dalam pernikahan juga diperlukan dua orang saksi, dengan syarat beragama Islam, laki-laki, baligh (dewasa) dan berakal sehat, dapat mendengar, dapat melihat, dapat berbicara, adil, dan tidak sedang ihram haji atau umrah. 5. Ada akad nikah yakni ucapan ijab kabul. Ijab adalah ucapan wali (dari pihak mempelai wanita), sebagai penyerahan kepada mempelai laki-laki. Qabul adalah ucapan mempelai laki-laki sebagai tanda penerimaan. Suami wajib memberikan mas kawin (mahar) kepada istinya, karena merupakan syarat nikah, tetapi mengucapkannya dalam akad nikah hukumnya sunnah. Suruhan untuk memberikan mas kawin terdapat dalam al-Qur'an:

Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. (QS. An-Nisa, 4: 4) Selesai akad nikah diadakan walimah, yaitu pesta pernikahan. Hukum mengadakan walimah adalah sunnah muakkad. Rasulullah SAW bersabda: Artinya: Adakanlah walimah walaupun hanya dengan memotong seekor kambing. (HR. Bukhari Muslim). E. KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI Agar tujuan pernikahan tercapai, suami istri harus melaksanakan kewajibankewajiban hidup berumah tangga sebaik-baiknya dengan landasan niat ikhlas karena Allah semata. Allah SWT berfirman yang artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkn sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena laki-laki telah menafahkan sebagian dari harta mereka. (QS. An-Nisa, 4: 34) Rasulullah SAW juga bersabda yang artinya, Suami adalah penanggung jawab rumah tangga suami istri yang bersangkutan. (HR. Bukhari dan Muslim). Secara umum kewajiban suami istri adalah sebagai berikut: 1. Kewajiban Suami a. Memberi nafkah, sandang, pangan, dan tempat tinggal kepada istri dan anakanaknya, sesuai dengan kemampuan yang diusahakan secara maksimal. (lihat QS. At-Talaq, 65: 7). b. Memimpin serta membimbing istri dan anak-anak, agar menjadi orang yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, agama, masyarakat, serta bangsa dan negaranya. c. Bergaul dengan istri dan anak-anak dengan baik (makruf). Misalnya, sopan dan hormat kepada istri dan keluarganya, menyayangi istri dan anak-anak dengan niat ikhlas karena Allah serta untuk memperoleh rida-Nya. d. Memelihara istri dan anak-anak dari bencana, baik lahir maupun batin, duniawi maupun ukhrawi. e. Memelihara mengasuh dan mendidik anak-anak agar menjadi anak yang saleh. Allah swt.berfirman yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (QS. At-tahrim, 66: 6). 2. Kewajiban Istri a. Taat kepada suami dalam batas-batas yang sesuai dengan ajaran Islam. Adapun suruhan suami yang bertentangan dengan Islam tidak wajib ditaati b. Memelihara diri serta kehormatan dan harta benda suami, baik di hadapan atau di belakangnya.

c. Membantu suami dalam memimpin kesejahteraan dan keselamatan keluarganya. d. Menghormati dan menerima pemberian suami walaupun sedikit, serta mencukupkan nafkah yang diberikan suami, sesuai dengan kekuatan dan kemampuannya, hemat, cermat dan bijaksana. e. Memelihara, mengasuh, dan mendidik, anak agar menjadi anak yang saleh. F. TALAK (PERCERAIAN) Talak (Perceraian) berarti pemutusan ikatan perkawinan antara suami dan istri. Salah satu sebab Talak (perceraian) adalah perselisihan atau pertengkaran suami istri yang sudah tidak dapat didamaikan lagi, walaupun sudah didatangkan hakam (juru damai) dari pihak suami dan pihak istri. Pada dasarnya, talak (perceraian) merupakan perbuatan yang tidak terpuji, karena dapat menimbulkan akibat-akibat yang negatif, terutama apabila suami dan istri yang bercerai itu sudah memiliki anak. Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut: Artinya: Perbuatan yang halal, tetapi paling dibenci Allah ialah talak. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah). Rasulullah SAW juga bersabda : Setiap wanita (istri) yang meminta cerai kepada suaminya tanpa alasan, haramlah baginya wangi-wangian surga. (HR. Ashabus Sunan kecuali An-Nasai). G. HIKMAH PERNIKAHAN Fuqaha (ulama fiqih) menjelaskan tentang hikmah-hikmah pernikahan yang islami, antara lain: 1. Memenuhi kebutuhan seksual dengan cara yang diridhai Allah SWT (cara yang islami) dan menghindari cara yang dimurkai Allah seperti perzinaan atau homoseksual (gay atau lesbian). Pemenuhan kebutuhan seksual dengan cara yang diridai Allah SWT tentu akan mendatangkan banyak manfaat (lihat QS. Ar-Rum, 30: 21). Sedangkan pemenuhan kebutuhan seksual dengan cara yang dimurkai Allah SWT tentu akan mendatangkan bencana (coba renungkan apa yang dimaksudkan dengan bencana tersebut). 2. Pernikahan merupakan cara yang benar, baik, dan diridai Allah SWT untuk memperoleh anak serta mengembangkan keturunan yang sah. Rasulullah SAW bersabda Nikahilah wanita yang bisa memberikan keturunan yang banyak karena saya akan bangga, sebagai Nabi yang memiliki umat yang banyak dibandingkan dengan Nabi-Nabi yang lain di akhirat kelak. (HR. Ahmad bin Hanbal). 3. Melalui pernikahan, suami istri dapat memupuk rasa tanggung jawab, membaginya dalam rangka memelihara, mengasuh dan mendidik anak-anaknya, sehingga memberikan motivasi yang kuat untuk membahagiakan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Bila dalam suatu rumah tangga, suami dan istri telah

melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-baiknya, tentu rumah tangga akan menjadi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah (damai sejahtera, saling mengasihi, dan menyayangi). 4. Menjalin hubungan silaturrahmi antara keluarga suami dan keluarga istri, sehingga sesama mereka saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan serta tidak tolongmenolong dalam permusuhan.

KESIMPULAN Munakahat berarti pernikahan atau perkawinan. Menurut sebagian besar ulama, nikah pada dasarnya adalah mubah, artinya boleh dikerjakan dan boleh tidak dikerjakan. Jika dikerjakan tidak mendapat pahala, dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Meskipun demikian, ditinjau dari segi kondisi orang yang akan melakukan pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi sunnah, wajib, makruh, atau haram. Rukun nikah berarti ketentuan-ketentuan dalam pernikahan yang harus dipenuhi agar pernikahan itu sah. Rukun nikah tersebut ada lima macam yaitu ada calon suami, ada calon sitri, ada wali nikah, ada dua orang saksi, ada akad nikah. talak (perceraian) merupakan perbuatan yang tidak terpuji, karena dapat menimbulkan akibat-akibat yang negatif . Dan banyak sekali manfaat dan hikmah yang didapat dari suatu pernikahan seperti Melalui pernikahan, suami istri dapat memupuk rasa tanggung jawab, membaginya dalam rangka memelihara, mengasuh dan mendidik anak-anaknya dan Menjalin hubungan silaturrahmi antara keluarga suami dan keluarga istri.

Anda mungkin juga menyukai