Pertama-tama puji syakur kita panjatkan kehadirat ALLAH.SWT yang mana atas izinnya lah makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. makalah ini memang telah diselesaikan baik, namun bukan berarti karya tulis ini telah memiliki kesempurnaan. Karena telah kita ketahui bersama kesempurnaan itu hanya milik ALLAH.SWT . Oleh karena itu kami selaku penulis ingin meminta saran-saran positif yang bersifat membangun kepada para pembaca sekalian.
LIDYA ANGGRAENI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.i DAFTAR ISI...ii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB II : PEMBAHASAN A. Penatalaksanaan B. penanganan BAB III : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Perdarahan bukan haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa
antara 2 haid. Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menometroragia. 1) Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal tubuh.
Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen
1) Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak.
Erosi portio
Ulkus portio
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN 1.POLIPSERVIKS
a)Pengertian Polip adalah tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa (Denise tiran : 2005 ). Servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis (Denise tiran:2005 ) b) Gejala umum bentuk abnormal tersebut, yaitu : Tanpa gejala Polip serviks bias saja dialami seseorang tanpa ia tau kalau sebenarnya ia memiliki polip serviks, Leukorea yang sulit disembuhkan Jika sudah digunakan berbagai macam obat, dan personal hygine telah dijaga tetapi leokorea belum juga sembuh Terasa discomfort dalam vagina Yaitu perasaan tidak nyaman dalam vagina, baik setelah buang air maupun dalam kondisi biasa. Kontak berdarah Misalnya , vagina selalu mengeluarkan darah setelah melakukan hubungan seks. Perlu dijurigai adanya polip serviks. Terdapat infeksi
c) Dasar diagnosis
Berdasarkan keluhan yang dikemukakan. Diagnosis karena kebetulan memeriksakan. Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai : Jaringan bertambah Mudahberdarah Terdapat pada vagina bagian atas.
d) Penatalaksanaan
Polip hanya dipelintir sampai putus, kemudian tangkainya di kuret. Tindakan dilakukan dalam pembiusan umum (general anasthesia). Selanjutnya jaringan polip dikirim ke laboratorium patologi guna memastikan bahwa histologis-nya jinak/sesuai dengan gambaran jaringanpolip serviks. Kemungkinan ganasnya kecil.
1) Erosi ringan : meliputi 1/3 total area serviks 2) Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks 3) 3) Erosi berat : meliputi 2/3 total area serviks.
c) Gejala erosi serviks: (1) Mayoritas tanpa gejala (2) Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi) yang terjadi : Setelah berhubungan seksual (poscoital) Diantara siklus menstruasi Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat berbau jika disertai infeksi vagina (3) Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita. d) Penanganan erosi porsio/erosi serviks 1) Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio. 2) Melakukan penatalaksanaan pemberian obat. Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak. Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit.
b) Etiologi
Penggunaan IUD, pemakaian pil, perilaku seksual yang tidak sehat, trauma.
c) Patofisiologi
Proses terjadinya ulkus portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD.IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan akhir nya menjadi ulkus. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.Dari semua kejadian ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim.
d) Gejala
a. Adanya fluxus b. Portio terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas. c. Adanya kontak berdarah d. Portio teraba tidak rata
e) Penanggulangan
1) Membatasi hubungan suami istri Adanya ulkus porsio membuat porsio mudah sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh. 2) Menjaga kebersihan vagina Bila kebesihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk kondisi porsio, sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya. 3) Lama pemakaian IUD harus diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak dkk. 2005. Keperawatan maternitas. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC Cunningham, F Gary at all. 2005. William obstetric 21th edition. United States of America : the mcGraw hill companies JNPKKR-POGI. 2005. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. YBPSP. Hal 174-183.
10
YAYASAN PENDIDIKAN GRAHA HUSADA LESTARI AKADEMI KEBIDANAN GRAHA ANANDA TAHUN AJARAN 2011/2012
11
12