Anda di halaman 1dari 8

C.

Pembahasan Hasil Pengukuran KPSP Pengisian dan pengukuran KPSP dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya penyimpangan perkembangan pada anak. Kami melakukan pengisian KPSP dengan meminta pasien kami untuk mengerjakan beberapa perintah sederhana sesuai dengan ceklist KPSP untuk anak dengan usia 5 tahun kemudian kami catat hasilnya. Berikut adalah pembahasan hasil pengukuran KPSP : 1. Kami mengajukan beberapa pertanyaan sederhana kepada pasien seperti Apa yang kamu lakukan jika lapar?. Setelah diberi pertanyaan tersebut, pasien tampak malu dan hanya tersenyum, lalu kami mengulang pertanyaan tersebut dan tak lama kemudian pasien menjawab dengan makan... Lalu kami tanyakan pertanyaan Apa yang kamu lakukan jika mengantuk?, selanjutnya pasien menjawab dengan tidur... Karena jawaban yang diberikan pasien sesuai dengan maksut pertanyaan kami, maka pada kuesioner pertama kami isi dengan jawaban Ya yang menambah skor KPSP menjadi 1. Hal ini menunjukkan bahwa pasien lulus dalam aspek bicara dan bahasa yang pertama. 2. Kami mengajukan pertanyaan kedua kepada pasien dan ibunya. Saat pasien kami tanya Apakah kamu bisa mengancingkan bajumu sendiri?, kemudian pasien mengangguk. Kami tidak meminta pasien untuk mempraktikkan karena saat itu pasien tidak mengenakan pakaian yang memiliki kancing. Selanjutnya kami menayakan pertanyaan yang sama kepada ibu pasien, dan ibunya mengatakan bahwa memang pasien sudah bisa dan sering mengancingkan bajunya sendiri tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan keterangan dari pasien dan ibunya, kami memutuskan untuk memberi jawaban Ya untuk kuesioner kedua karena keterangan dari ibu cukup untuk menggambarkan kemampuan pasien mengancingkan bajunya sendiri. Pasien lulus dalam aspek sosialisasi dan kemandirian yang pertama dan skor sementara adalah 2. 3. Untuk mengisi kuesioner yang ketiga, kami meminta pasien mengangkat satu kaki kemudian berdiri dengan satu kaki selama beberapa detik. Pasien langsung mengangkat kaki kirinya lalu berdiri dengan satu kaki kanannya tanpa berpegangan selama beberapa detik.

Kuesioner ketiga kami isi dengan jawaban Ya karena pasien berhasil melakukan perintah kami dengan lancar. Pasien lulus dalam aspek gerak kasar yang pertama dan sementara memperoleh skor 3. 4. Sebelum melakukan pengisian untuk kuesioner keempat, kami membuat dua buah garis lurus dengan panjang yang berbeda. Selanjutnya, kami meminta pasien untuk menunjukkan garis mana yang lebih panjang. Setelah itu pasien diam sejenak dan memperhatikan dua garis tersebut, lalu tanpa bantuan dari orang lain pasien menunjuk garis yang lebih panjang dengan tepat. Kuesioner keempat kami isi dengan jawaban Ya karena pasien berhasil menunjuk garis yang lebih panjang dengan tepat. Oleh karena itu, pasien dinyatakan lulus dalam aspek gerak halus pertama dan skor bertambah menjadi 4. 5. Sebelum melakukan pengisian kuesioner kelima, kami menggambar sebuah tanda palang dan sebuah tanda silang. Selanjutnya kami meminta pasien menunjuk mana tanda palang, namun pasien justru menunjuk tanda silang. Selanjutnya kami meminta pasien untuk melukis tanda palang yang sebelumnya kami buat, namun pasien tidak mau melakukannya dan tampak malu. Kata ibunya, pasien masih belum bisa melukis tanda palang sehingga tidak mau melakukannya. Kuesioner kelima kami isi dengan jawaban Tidak karena pasien tidak mau melukis tanda palang dan berdasarkan keterangan dari ibunya bahwa pasien belum bisa melakukan perintah kami. Oleh karena itu, dalam aspek gerak halus kedua, pasien tidak memperoleh poin tambahan dan total skor masih 4. 6. Pengisian kuesioner keenam kami lakukan dengan meminta pasien memegang sebuah kertas. Setelah itu kami suruh pasien meletakkan kertas diatas kursi, pasien langsung meletakkan kertas diatas kursi. Lalu kami suruh pasien memindahkan kertas di lantai, dan pasien juga mampu melakukannya. Kemudian kami suruh pasien memindahkan kertas di depan kami, dan pasien juga mampu melakukannya. Kuesioner keenam kami isi dengan jawaban Ya karena pasien melakukan perintah kami dengan baik, yang menandakan pasien telah mengetahui arah dengan baik. Oleh karena itu, pasiendinyatakan lulus dalam tes aspek bicara dan bahasa kedua dan skor sekarang menjadi 5.

7. Pengisian kuesioner ketujuh kami lakukan dengan bertanya kepada ibu pasien apakah anaknya rewel ditinggal oleh ibunya, lalu ibu pasien mengatakan bahwa anak jarang rewel jika ditinggal ibunya pergi ke suatu tempat. Reaksi anak tetap tenang jika ditinggal ibunya dan hanya rewel jika sedang sakit. Kuesioner ketujuh kami isi dengan jawaban Ya karena berdasarkan keterangan yang diperoleh dari ibu pasien bahwa anak tidak rewel jika ditinggal ibunya. Oleh karena itu, pasien dinyatakan lulus dalam tes aspek sosialisasi dan kemandirian kedua dan skor bertambah menjadi 6.

8. Pengisian kuesioner

kedelapan kami

lakukan

dengan meminta pasien

menunjukkan balok berwarna tertentu yang telah kami siapkan sebelumnya tanpa bantuan orang lain. Saat kami perintahkan pasien menunjuk balok warna merah, pasien berhasil menunjuk balok berwarna merah dengan tepat. Begitu pula dengan balok warna hijau, biru dan kuning, dimana pasien juga dapat menunjukkan balok berwarna dengan tepat. Kuesioner kedelapan kami isi dengan jawaban Ya karena pasien telah mampu membedakan warna-warna tertentu dengan tepat. Oleh karena itu pasien dinyatakan lulus dalam tes aspek bicara dan bahasa ketiga dan memperolah tambahan poin menjadi 7. 9. Pengisian kuesioner kesembilan kami lakukan dengan meminta pasien melompat dengan satu kaki beberapa langkah tanpa berpegangan. Pasien dengan semangat segera melompat menggunakan kaki kanannya beberapa langkah kedepan tanpa terjatuh. Kuesioner kesembilan kami isi dengan jawaban Ya karena pasien berhasil melakukan beberapa kali lompatan menggunakan satu kaki dengan baik. Pasien dinyatakan lulus dalam tes aspek gerak kasar kedua dan memperoleh poin tambahan menjadi 8. 10. Pengisian kuesioner terakhir kami lakukan dengan menanyakan kepada ibu pasien apaka pasien sudah dapat berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain, dan ibunya mengatakan bahwa pasien sudah bisa berpakaian sendiri tanpa bantuan. Kuesioner terakhir kami isi dengan jawaban Ya karena berdasarkan keterangan dari ibu pasien bahwa pasien mampu berpakaian secar mandiri tanpa bantuan

orang lain. Pasien dinyatakan lulus dalam tes aspek sosialisasi dan kemandirian ketiga dan memperoleh tambahan skor menjadi 9. Setelah kami selesai melakukan beberapa tes kepada pasien sesuai dengan ceklist KPSP untuk anak usia 5 tahun, kami segera melakukan penghitungan skor KPSP pasien dengan cara menghitung jumlah jawaban Ya, dan didapatkan jumlah jawaban Ya sebanyak 9 poin. Perolehan poin ini menandakan bahwa perkembangan anak sesuai dengan tahap

perkembangannya (S). Setelah itu kami memberikan pujian kepada ibu pasien karena perkembangan anak sesuai dengan tahapannya. Namun kami juga menyarankan kepada ibu pasien untuk rutin melakukan penilaian ulang tiap 6 bulan sekali. Selain itu kami juga menyarankan kepada ibu pasien untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi anaknya karena pertumbuhan fisik anak tidak sesuai dengan usianya dan selalu dibaah persentil kelima. Hal ini akan kami bahas lebih lengkap pada pembahasan rencana pengelolaan dan edukasi.

VII.

Rencana Pengelolaan / Edukasi Dalam bab sebelumnya kami telah menyebutkan diagnosis dan daftar masalah yang ada pada pasien. Diagnosis banding pasien kami adalah gizi buruk dan tuberkulosis yang menyebabkan gagal tumbuh pada pasien. Selain itu terdapat beberapa masalah yang terdapat pada lingkungan pasien yang berkontribusi terhadap keadaan pasien sekarang, yaitu pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk, dan rumah dengan pencahayaan dan sirkulasi yang sangat kurang. Terkait dengan kondisi diatas, kami mengusulkan beberapa rencana pengelolaan dan edukasi untuk memperbaiki kondisi pasien. Rencana pengelolaan kami terbagi dalam beberapa bentuk disesuaikan dengan diagnosis banding dan masalah, antara lain : 1. Pemeriksaan penunjang :Tes tuberkulin Radiologi 2. Edukasi : Perbaikan gizi dan lingkungan

A. Pengelolaan Kasus 1. Tes Tuberkulin Seperti yang telah diketahui dari anamnesis dan pembahasan, pasien kami saat berusia 2 tahun pernah didiagnosa tuberkulosis paru dan telah menjalani pengobatan selama 10 bulan. Meski telah menjalani pengobatan, ternyata hingga sekarang berat badan pasien kami selalu kurang dari persentil kelima. Kondisi ini kemungkinan masih berhubungan dengan riwayat pasien yang pernah menderita tuberkulosis. Hal inilah yang mendasari kami untuk mengajukan rencana pemeriksaan penunjang dengan tes tuberkulin untuk mengetahui apakah hasil tes positif yang berarti adanya kemungkinan tuberkulosis memasuki fase laten atau reaktivasi untuk selanjutnya ditindaklanjuti dengan pertimbangan apakah perlu untuk dilakukan terapi TB ulang atau tidak. Tes tuberkulin merupakan tes diagnostik yang telah digunakan secara luas untuk evaluasi pasien dengan gejala tuberkulosis maupun yang diduga telah terpapar infeksi tuberkulosis. Prosedur pelaksanaan tes tuberkulin yang direkomendasikan adalah dengan tes Mantoux. Dosis sebanyak 0,1mL atau 5 Tuberkulin Unit disuntikkan secara intradermal ke bagian volar lengan bawah. Evaluasi dilakukan 48-72 jam setelahnya oleh orang yang telah terlatih, dengan menghitung jumlah indurasi disekitar daerah suntukan dan harus dibedakan dengan eritema. Interpretasi tes tuberkulin dipertimbangkan berdasarkan kondisi pasien. Pasien kami merupakan pasien berusia 5 tahun dengan dugaan gizi buruk yang berarti memiliki resiko tinggi untuk terinfeksi TB. Untuk pasien dengan resiko tinggi yaitu gizi buruk dan dengan usia 5 tahun atau lebih tanpa menunjukkan gejala dan tanda tuberkulosis, tes tuberkulin dikatakan positif jika jumlah indurasi mencapai 15 mm atau lebih (Batra,2011). 2. Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan radiologis untuk pasien ini dilakukan jika hasil tes tuberkulin positif. Selain itu, pemeriksaan radiologis juga dapat membantu diagnosis gagal tumbuh dengan mengamati gambaran tulang pasien.

Rontgen thorax dengan posisis AP dan lateral kanan untuk hasil yang maksimal bisa dilakukan untuk mengetahui gambaran radiologis pasien. Hasil yang mungkin didapat untuk kondisi seperti pada pasien kami biasanya adalah normal atau tidak menunjukkan adanya kelainan. Namun, jika gambaran menunjukkan adanya nodul diparu, ditambah adanya gambaran cavitas dan efusi pleura, maka tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa adanya infeksi aktif tuberkulosis pada pasien. Kemungkinan lain adalah terdapatnya gambaran serabut putih dan atelektasis yang menunjukkan adanya infeksi inaktif tuberkulosis pada tubuh pasien. Selain itu, infeksi kronis tuberkulosis juga

mungkin dialami pasien kami. Gambaran rontgen thorax yang mungkin didapat jika ada infeksi kronis adalah pneumothorax dan adanya desakan jantung (Munoz,2007). Gambaran tulang pasien juga bisa diamati utnuk mengetahui apakah gambaran tulang anak sesuai dengan usia anak. Pada anak dengan diagnosis gagal tumbuh, maka gambaran tulangnya tidak sesuai dengan usianya. Tulang pasien yang gagal tumbuh akan sama dengan tulang anak normal yang berusia jauh lebih muda dibanding usia pasien (Chiesa,2011). 3. Skoring Diagnosis Tuberkulosis

B. Edukasi 1. Perbaikan Gizi Pasien kami merupakan pasien gizi buruk dengan pertumbuhan fisik yang lebih lambat dibanding dengan anak seusianya. Hal utama yang harus dilakukan adalah memberikan asupan gizi yang cukup sehingga

pertumbuhan yang optimal dan sesuai dengan perkembangan usianya dapat tercapai. Ibu pasien mengaku bahwa nafsu makan anak bagus, namun yang perlu diperhatikan adalah apakah komposisi nutrisi yang diberikan ibu pasien sudah seimbang atau tidak. Jika tidak, maka diperlukan edukasi kepada orang tua pasien untuk memberikan nutrisi yang seimbang untuk anaknya. Komposisi nutiri ideal yang harus diberikan untuk makronutrien adalah 16% protein, 35% lemak, dan 44-65% karbohidrat. Contoh kombinasi makanan yang bisa diberikan yang sesuai dengan komposisi ideal diatas adalah pemberian susu sapi 110 g, minyak sayur 70g, dan air 900mL. Orang tua bisa memberikan tambahan makanan seperti daging, keju, kacang kedelai atau biji-bijian lain. Susu bubuk tingggi kalori (sekitar 1kcal/mL) juga

bisa diberikan tiap harinya. Selain itu, tambahan multivitamin dan suplemen mineral juga dapat diberikan terutama besi dan zinc yang sangat diperlukan untuk anak dengan gizi kurang . Energi yang dibutuhkan untuk anak berusia 5 tahun adalah sekitar 90 kcal/kg BB/hari. Jumlah itu harus dicukupi oleh orang tua untuk pertumbuhan anak yang optimal. Jika orang tua mengalami kesulitan untuk menghitung dan menentukan nutrisi apa saja yang harus diberikan kepada anak tiap harinya, orang tua bisa berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter (Holvey,2009). 2. Perbaikan Kondisi Lingkungan Seperti yang telah diketahui dari anamnesis, pasien kami tinggal di dalam rumah dengan pencahayaan dan sirkulasi udara yang sangat kurang. Selain itu pasien juga tinggal di lingkungan yang cukup padat karena antara satu rumah dengan rumah lainnya saling berhimpitan. Kondisi-kondisi diatas tentu sangat meningkatkan resiko timbunya beberapa penyakit, terutama penyakit infeksi seperti tuberkulosis yang pernah diderita pasien. Koloni mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri yang sulit hidup di lingkungan dengan banyak cahaya dan sirkulasi udara yang baik. Namun jika kondisi lingkungan gelap dan lembab, tentu akan meningkatkan resiko

menumpuknya jumlah koloni bakteri yang sewaktu-waktu bisa terhirup oleh penghuni rumah yang bisa menimbulkan infeksi. Pencegahan terhadap infeksi bisa dilakukan dengan memperbaiki kondisi rumah pasien dengan menambah pencahayaan terutama dari sinar matahari di dalam rumah, dan membuat beberapa ventilasi udara atau sering membuka jendela supaya sirkulasi udara baik. Jika pencahayaan dan sirkulasi udara baik, maka resiko terkena infeksi bisa diminimalisir dengan baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Chiesa, Antonia. 2011. CURRENT Diagnosis & Treatment Pediatrics 20th Edition. New York : McGraw Hill 2. Batra, Vandana. 2011. Medscape Reference : Drugs, Diseases and Procedures. New York : WebMD LLC 3. Holvey, David N. 2009. The Merck Manual. New York : Merck & CO, Inc

4.

Munoz, Flor. 2007. Nelson Textbook of Pediatrics 19th Edition. Philadhelpia : Saunders

Anda mungkin juga menyukai