Anda di halaman 1dari 20

Kelompok I

Adi Sedana (12) Nova Ade Permana (13) Putu Wiatmaja (20) Gede Darsana (22) Wisnu Wardana (37)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2010 / 2011

PENGAUDITAN SIKLUS PENDAPATAN


Siklus Pendapatan adalah suatu perusahaan terdiri atas kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan pendapatan dalam bentuk kas. Kelompok-kelompok transaksi dalam siklus pendapatan suatu perusahaan dagang meliputi : Penjualan kredit Penerimaan kas (penerimaan piutang atau penjualan tunai), Penyesuaian penjualan (potongan penjualan, retur dan potongan penjualan lainnya).

Rekening-rekening dalam Siklus Pendapatan


Transaksi Pendapatan Penjualan Kredit Debet Piutang Usaha Harga Pokok Penjualan Kas Potongan Penjualan Retur Penjualan dan Potongan Lain Kerugian Piutang Cadangan Kerugian Piutang Penjualan Persediaan Piutang Usaha Kredit

Penerimaan Kas

Retur Penjualan dan Potongan Lain Pencadangan Kerugian Piutang Penghapusan Piutang

Piutang Usaha

Cadangan Kerugian Piutang Piutang Usaha

TUJUAN AUDIT
Tujuan audit atas siklus pendapatan menyangkut usaha untuk mendapatkan bukti kompeten yang cukup tentang asersi-asersi laporan keuangan yang segnifikan yang berhubungan dengan transaksi-transaksi dan salso-saldo yang dipengaruhi oleh siklus pendapatan. Tujuan khusus audit bersumber pada lima katagori asersi-asersi manajemen. Berbagai tujuan khusus audit siklus pendapatan yang ditetapkan berdasarkan pendekatan ini untuk klompok transaksi-transaksi dan saldo-saldo rekening dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : Singkatan Tujuan Audit yang dimaksud AT Keberadaan Atau keterjadian (disingkat dari ADA atau TERJADI ) L Kelengkapan ( disingkat dari LENGKAP ) HK Hak dan Kewajiban NA Penilaian dan pengalokasian (disingkat dari NILAI dan ALOKASI ) SU Penyajian dan pengungkapan (disingkat dari SAJI dan UNGKAP )

Tujuan Khusus Audit Untuk Siklus Pendapatan


Kategori Asersi Keberadaan atau Keterjadian Kelompok Transaksi Atau Saldo Transaksi Tujuan Khusus Audit Transaksi-transaksi yang dicatat dalam pembukuan adalah barang yang telah dikirim atau jasa yang telah diberikan selama periode yang diperiksa (AT1) Transaksi penerimaan kas yang dicatat dalam pembukuan adalah kas yang telah diterima selama periode yang diperiksa (AT2) Transaksi penyesuaian penjualan yang dicatat dalam pembukuan selama periode yang diperiksa merupakan potongan penjualan, retus dan potongan penjualan lainnya, serta penghapusan piutang yang btelah mendapat otorisasi.(AT3) Piutang usaha menunjukan tagihan kepada para pelangganyang ada pata tanggal neraca (AT4) Semua penjualan (L1), penerimaan kas (L2), dan penyesuaian penjualan (L3) yang dilakukan selama periode yang diperiksa telah dicatat. Piutang usaha meliputi semua tagihan kepada para pelanggan per tanggal neraca (L4) .. Pengusaha mempunyai hak atas piutang (HK1) dank as (HK2) yang berasal dari transaksi-transaksi siklus pendapatan. Piutang usaha pada tanggal neraca merupakan tagihan sah perusahaan terhadap para pelanggan untuk mendapatkan pembayaran (HK3). Semua Penjualan (NA1) dan penerimaan kas (NA2) dan penyesuaian penjualan ( NA3) dinilai dengan menggunakan prinsip akuntansi berlaku umum, dan jurnal, diringkas, serta dibukukan ke buku besar dengan benar. Piutang usaha merupakan tagihan bruto kepada para pelanggan pertanggal neraca dan sesuai dengan jumlah seluruh rekening piutang yang ada dalam buku pembantu piutang (NA4). Cadangan kerugian piutang merupakan jumlah selisih yang wajar antara piutang bruto dengan nilai bersih bias direalisasi (NA5). Detil penjualan (SU1), penerimaan kas (SU2), dan penyesuaian penjualan (SU3) mendukung penyajian rekening-rekening yang bersangkutan dalam laporan keuangan termasuk pengklisifikasian dan pengungkapannya.

Kelengkapan

Saldo . . Transaksi Saldo

Hak dan Kewajiban

Transaksi Saldo .. Transaksi

.. Penilaian dan Pengalokasian

Saldo

Penyajian dan Pengungkapan

Transaksi . Saldo

Piutang usaha yang telah diindentifikasi dan diklasifikasikan dalan laporan keuangan dengan tepat (SU4). Pengungkapan yang memadai atas piutang yang digadaikan telah dilakukan (SU5).

PENGGUNAAN PEMAHAMAN ATAS BISNIS DAN BIDANG USAHA UNTUK PENGEMBANGAN STRATEGI AUDIT
PEMAHAMAN BISNIS DAN BIDANG USAHA KLIEN
Auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan resiko salah saji material. Langkah pertama dalam menetapkan resiko adalah menetapkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien karena hal itu akan membantu auditor dalam : Memikirkan total pendapatan klien dengan memahami kapasitas, pasar, klien. Memperkirakan laba kotor dengan memahami pangsa pasar klien dan keuntungan kompetitif di pasar. Memperkirakan piutang bersih berdasarkan pemahaman atas periode pengumpulan piutang rata-rata pada perusahaan klien maupun pada bidang usaha yang sama. Selain itu proses memperoleh pendapatan membutuhkan berbagai macam biaya ( seperti misalnya harga pokok penjualan atau biaya penjualan ), sehingga pemahaman tentang siklus pendapatan akan membantu dalam mengembangkan taksiran tentang pengeluaran pengeluaran perusahaan yang berkaitang dengan siklus-siklus lainya.

MATREALITAS Pendapatan merupakan tolak ukur volume aktivitas untuk hamper semua perusahaan. Pendapatan biasanya memiliki volume transaksi yang tinggi dan total pendapatan sangat penting bagi laporan keuangan sehingga pendapatan sering digunakan untuk menetapkan materialitas atas penugasan keseluruhan. Pendapatan juga meningkatkan piutang usaha dan berdampak pada kas dan aliran kas dari operasi. Piutang usaha yang dihasilkan oleh transaksi-transaksi penjualan kredit hamper selalu material terhadap neraca. Karena adanya resiko salah saji yang tinggi pada pengauditan piutang usaha, dan karena tingginya biaya pelaksanaan prosedur-prosedur tertentu yang digunakan dalam pengauditan piutang usaha (seperti misalnya biaya pengiriman permintaan konfirmasi piutang ), maka auditor biasanya mengalokasikan sebagian besar materialitas laporan keuangan kerekening ini. Oleh karena itu, salah saji bias ditoleransi (atau materialitas saldo rekening) untuk piutang usaha biasa relative tinggi dibandingkan dengan rekening-rekening aktiva lain, seperti misalnya rekening aktiva tetap yang resiko bawaan dan biaya pengauditannya lebeih rendah. Hal ini akan bermanfaat dalam mengurangi biaya pengumpulan bukti.

RISIKO BAWAAN Dalam menetapkan resiko bawaan untuk asersi-asersi siklus pendapatan, auditor harus mempertimbangkan factor-faktor penting yang dapat mempengaruhi asersi-asersi dalam berbagai siklus, termasuk siklus pendapatan, dan juga factor-faktor yang hanya berkaitan dengan asersi-asersi tertentu dalam siklus pendapatan yaitu : Desakan untuk melaporkan pendapatan lebih tinggi dari jumlah sesungguhnya agar dapat mencapai jumlah pendapatan yang telah dicanangkan atau tingkat profitabilitas yang telah ditargetkan atau tingkan pendapatan perusahaan-perusahaan lain dalam bidang usaha yang sama, yang dalam

kenyataannya tidak dapat dicapai karena pengaruh berbagai faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau regional, atau karena manajemen yang buruk. Dorongan untuk melaporkan kas dan piutang bruto lebih tinggi dari jumlah sesungguhnya atau melaporkan cadangan kerugian piutang lebih rendah agar laporan menunjukkan tingkat modal kerja yang tinggi sehingga memenuhi ketentuan dalam penyajian kredit.

Factor-faktor lain yang juga bias berpengaruh terhadap timbulnya salah saji dalam asersi-asersi pada siklus pendapatan meliputi pula : Volume transaksi penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian penjualan seringkali besar jumlahnya sehingga kemungkinan terjadi kesalahan cukup besar pula. Saat dan jumlah pendapatan yang akan diakui seringkali masih bisa diperdebatkan karena berbagai factor seperti misalnya standar akuntansi yang mendua, perlu dilakukan estimasi, perhitungannya cukup rumit, dan adanya hak pembeli untuk mengembalikan barang yang dibelinya. Apabila piutang dipindahkan secara renteng, penggolongan transaksi tersebut sebagai penjualan atau sebagai peminjaman uang sering rancu. Penggolongan piutang sebagai aktiva lancer atau aktiva jangka panjang sering mengalami kendala karena adanya kesulitan dalam memperkirakan kemungkinan tertagihnya piutang di tahun yang akan datang atau adanya kejadian-kejadian yang tidak terduga. Transaksi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang sangat rawan terhadap kemungkinan penyelewengan. Transaksi penyesuaian penjualan bisa digunakan untuk menutupi pencurian atau penggelapan penerimaan kas dari debitur dengan cara menaikkan jumlah potongan, mencatat transaksi retur fiktif, atau menghapus piutang sebagai piutang tak tertagih.

RISIKO PROSEDUR ANALITIS Resiko prosedur analitis adalah elemen resiko deteksi yang timbul dari kegagalan prosedur analitis dalam mendeteksi salah saji material. Prosedur analitis adalah prosedur yang murah biayanya, tetapi akan sangat tergantung pada pemahaman auditor atas bisnis dan bidang usaha kliennya. Langkah pertama dalam melaksanakan prosedur analitas adalah mendapatkan pemahaman tentang total pendapatan beserta (1) kapasitas klien dan (2) pasar klien untuk produk yang dijualnya. Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang Kapasitan Klien yaitu volume penjualan maksimum yang dapat dicapainya seandainya klien menggunakan penuh seluruh fasilitas dan tenaga kerja yang dimilikinya untuk memproduksi dan mengirimkan produk dan jasayang dihasilkannya. Sebagai contoh, auditor bisa melakukan evaluasi kencendrungan-kecendrukan sebagai berikut : Pendapatan per jumlah jam kerja pegawai pabrik, untuk perusahaan yang melaksanakan proses produksi padat tenaga kerja (labor intensive) Pendapatan dihubungkan dengan aktiva-aktiva pabrik, untuk perusahaan yang melakukan proses produksi padat modal (capital intensive) Pendapatan per meter persegi ruang took, untuk perusahaan pengecer. Pendapatan dibandingkan dengan tingkat hunian, untuk perusahaan seperti hotel atau perusahaan perdagangan. Pada saat mengevaluasi angka-angka tersebut, auditor juga harus sensitive terhadap kecendrungan yang terjadi atas produk-produk klien di pasar. Salah satu hal penting dalam penerapan prosedur analitis adalah memahami Pangsa Pasar yaitu perbandingan antara pendapatan klien dengan pendapatan total dipasar untuk produk sejenis. Selai itu auditor perlu juga menilai periode pengumpulan piutang rata-rata pada perusahaan klien dan membandingkan dengan periode pengumpulan piutang rata-rata pada bidang usaha yang sama.

Apabila piutang naik lebih cepat daripada penjualan, maka itu bisa menjadi indikasi bahwa perusahaan mengalami kenaikan penjualan yang dibarengi dengan adanya kenaikan resiko kredit.

Prosedur Analitis yang Biasa Digunakan dalam Audit terhadap Siklus Pendapatan
Rasio Penjualan Berbanding Kapasitas Pangsa Pasar ... . .. Penjualan Berbanding Total Aktiva Kenaikan Piutang Berbanding Kenaikan Penjualan Rumus Penjualan Bersih: Pengukur Kapasitas Nonfinansial Penjualan Bersih Klien: Penjualan Bersih Industri . . . Penjualan: Rata-rata Total Aktiva ((Piutang usaha n : Piutang usaha n-1)-1) : ((Penjualan n : PEnjualan n-1)-1) Manfaat dalam Audit Membantu dalam menetapkan kewajaran total pendapatan. Membantu dalam menetapkan kewajaran total pendapatan maupun laba kotor. Pangsa pasar yang besar biasanya dibarengan dengan laba kotor yang besar pula. Rasio ini bermanfaat bagi perusahaan manufaktur dan perusahaan lainnya. Menggambarkan hubungan antara aktiva dengan pendapatan penjualan. Rasio lebih besar dari 1 menunjukan bahwa piutang berkembang lebih cepat daripada penjualan. Rasio yang besar bisa menunjukkan adanya kemungkinan masalah pengumpulan piutang. Bermanfaat untuk dibandingkan dengan rata-rata industri. Periode pengumpulan yang lebih panjang bisa menghasilkan masalah pengumpulan piutang. Pengalaman masa lalu dan volume penjualan tahun berjalan bisa berguna dalam menaksir piutang bersih tahun berjalan. Berguna dalam menilai kewajaran biaya kerugian piutang. Rasio yang lebih kecil bisa mengindentifikasi ketidakcukupan cadangan untuk kerugian piutang. Berguna dalam menilai kewajaran biaya kerugian piutang. Rasio yang lebih kecil bisa mengindentifikasi ketidakcukupan cadangan untuk kerugian piutang.

Hari Rata-rata Pengumpulan Piutang . .. .. Biaya Kerugian Piutang Berbanding Penjualan Kredit Bersih Biaya Kerugian Piutang Berbanding Piutang Usaha Dihapus

Rata-rata Piutang Usaha : Penjualan x 365 Biaya Kerugian Piutang: Penjualan Bersih Biaya Kerugian Piutang: Piutang Usaha Dihapus Sesungguhnya

PERTIMBANGAN KOMPONEN-KOMPONEN PENGENDALIAN INTERN

Pengendalian intern untuk siklus pendapatan yaitu lingkunagan pengendalian, perhitungan resiko, informasi dan monitoring. Pemahaman mengenai keempat komponen tersebut diperlukan baik jika auditor menggunakan pendekatan tingkat resiko pengendalian ditetapkan maksimum maupun jika digunakan pendekatan tingkat resiko pengendalian ditetapkan lebih rendah.

LINGKUNGAN PENGENDALIAN Lingkunan pengendalian terdiri dari beberapa faktor yang dapat mengurangi resiko bawaan yang berkaitan dengan siklus pendapatan. Faktor lingkungan pengendalian yang merupakan kunci dalam mengurangi risiko kecurangan pelaporan keuangan (misalnya berupa pelaporan pendapatan dan piutang dalam jumlah lebih tinggi dari sesungguhnya) adalah kepatuhan manajemen untuk selalu menegakkan dan mempertahankan standar integritas dan nilai-nilai etika yang tinggi. Beberapa risiko bawaan yang berkaitan dengan permasalahan akuntansi yang bisa diperdebatkan, perhitungan yang rumit, dan estimasi akuntansi yang berhubungan dengan asersi-asersi siklus pendapatan bisa dikendalikan apabila manajemen telah menaati komitmen terhadap kopetensi untuk pejabat-pejabat dibagian keuangan dan personalia di bagian akuntansi. Selain itu beberapa risiko bawaan yang telah disebutkan diatas akan dapat dikurangi atau dipengaruhi pula oleh karakterristikfalsafah dan gaya operasi manajemen yang bisa mencerminkan prilaku dan tindakan dalam pelaporan keuangan. Lingkungan pengendalian akan semakin baik apabila penetapan wewenang dan tanggungjawab untuk semua kegiatan dalam siklus pendapatan dikomunikasikan dengan jelas antara lain dengan urain tugas tertulis. Perusahaan sering pula menerapkan sejumlah praktik dan kebijakan di bidang sumber daya manusia khususnya untuk pegawai-pegawai yang menangani penerimaan kas karena kerentanan kas terhadap penyelewang. Pertanggungan ini akan member sumbangan terhadap lingkungan pengendalian dalam dua hal berikut : 1. Mencegah pengangkatan atau melanjutkan penetapan pegawai yang tidak jujur. 2. Mencegah terjadinya kecurangan karena para pegawai tahu bahwa perusahaan asuransi akan sangat ketat menyelidiki dan menuntut setiap tindakan kecurangan.

PERHITUNGAN RISIKO Perhitungan resiko manajemen untuk pelaporan keuangan adalah sama dengan penetapan resiko bawaan yang dilakukan oleh auditor ektern. Kesungguhan manajemen untuk mengidentifikasi risiko yang berkaitan dengan transaksi-transaksi siklus pendapatan dan saldo-saldo seperti yang telah diuraikan diatas, dibarengi dengan komitmen untuk melaksanakan aktifitas pengendalian, akan mengurangi terjadinya salah saji.

INFORMASI DAN KOMUNIKASI (SISTEM AKUNTANSI) Hal terpenting yang disoroti pada komponen ini berkaitan dengan system akuntansi yang digunakan untuk mengolah transaksi-transaksi siklus pendapatan dan saldo-saldo. Untuk memahami system akuntansi pendapatan diperlukan pengetahuan tentang bahaiman : 1. Penjualan diawali,

Barang dan jasa dikirimkan, Piutang dicatat, Kas diterima, dan Penyesuaian penjualan dilakukan, termasuk metode pengolahan data dan dokumen-dokumen serta catatan yang digunakan. Aliran yang menggambarkan komponen komponen utama system berbantuan komputer untuk mengolah transaksi-transaksi siklus pendapatan yang terdiri dari : penjualan kredit, penerimaan kas dari pelanggan, retur penjualan, dan penghapusan piutang tak tertagih. Bagan alir ini tidak menunjukkan semua dokumen, catatan, pengolahan, atau rekening yang terlibat. Seperti gambar dibawah ini :

2. 3. 4. 5.

Pengolahan Transaksi dalam siklus Pendapatan


TRANSAKSI PENJUALAN TRANSAKSI PENERIMAAN KAS TRANSAKSI RETUR PENJUALAN DAN PENGHAPUSAN PIUTANG

Order penjualan
FUNGSI

Dokumen pendukung pengiriman barang/jasa

Bukti Penerimaan dari Pembeli

Otorisasi Retur Penjualan & Penghapusan Piutang

INPUT

Masukkan Data

Masukkan Data

Masukkan Data

PENGOLAHAN

PROGRAM APLIKASI
Ikhtisar Buku Besar Buku Besar Jurnal Penjualan Jurnal Penerimaan Kas Faktu Penjualan

File Transaksi Penjualan

File Transaksi Penerimaan Kas

File Transaksi Buku Besar

Memo Kredi

OUTPUT

File Induk Pelanggan

File Induk Piutang Dagang

File Induk Buku Besar

Macam-macam Laporan

FILE OUTPUT

PENCETAKAN OUTPUT

PEMONITORAN Komponen ini harus memberikan umpan balik kepada manajemen tentang apakah pengendalian intern yang berkaitan dengan transaksi dan saldo-saldo siklus pendapatan telah berjalan sebagaimana direncanakan. Auditor harus mendapat pemahaman mengenai umpan balik ini dan meneliti apakah manajemen telah melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan berdasarkan informasi yang diterima dari aktifitas pemonitoran. Informasi bisa diterima dari : 1. Para pelanggan tentang adanya kesalahan dalam faktur, 2. Badan pengatur tentang ketidak sesuaian dengan kebijakan pengakuan pendapatan atau hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian intern, dan 3. Auditor ekstern tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan material dalam pengendalian intern yang relevan yang diperoleh dari audit periode sebelumnya.

PENETAPAN AWAL RISIKO PENGENDALIAN DAN STRATEGI AWAL Prosedur-prosedur yang dilakukan auditor dalam rangka mendapatkan pemahaman empat komponen pengendalian intern mencakup pula rancanga kebijakan dan prosedur, dan apakah hal-hal tersebut telah dilaksanakan. Pada kebanyakan perusahaan, siklus pendapatan biasanya material dan terdistribusi pada banyak pelanggan dan transaksi. Dalam keadaan seperti itu, akan lebih efisien untuk merencanakan penetapan risiko pengendalian padatingkat yang rendah dan menetapkan strategi audit dengan pengujian pengendalian yang signifikan. Untuk asersi-asersi siklus pendapatan semacam itu yang direncanakan auditor akan ditetapkan risiko pengendalian pada tingkat rendah, biasanya auditor perlu mendapat pemahaman tentang aktivitas pengendalian tambahan pada komponen kelima pengendalian intern dan melakukan pengujian pengendalian tambahan untuk pengendalian-pengendalian tersebut.

AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT


Order penjualan bisa disampaikan langsung ke perusahaan, melalui telepon, pos, pegawai bagian penjualan, fax, atau electronic data interchange. Barang bisa diambil oleh pembeli atau dikirimkan oleh penjual. Transaksi penjualan bisa dicatat secara manual atau dengan bantuan computer.

Dewasa ini hampir semua perusahaan yang membutuhkan audit telah menggunakan system akuntansi berbantuan komputer. Oleh karena itu kita akan menelaah bagaimana manajemen menerapkan aktivitas pengendalian dengan menggunakan dengan prosedur-prosedur pengendalian terprogram. Pengendalian computer terdiri dari dua jenis, yaitu : Pengendalian umum yang berkaitan dengan lingkungan computer dan mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap pengendalian aplikasi. Pengendalian aplikasi yang berkaitan dengan aplikasi komputerisasi akuntansi individual, seperti misalnya siklus penjualan. Selanjutnya di bawah ini akan kita bahas tentang prosedur-prosedur yang digunakan auditor untuk : 1. Mendapatkan dan mendokumentasikan pemahaman tentang struktur pengendalian intern, dan 2. Melakukan pengujian pengendalian yang digunakan untuk melakukan penetapan akhir resiko pengendalian atas transaksi pembelian.

DOKUMENDAN CATATAN Berbagai dokumen dan catatan yang biasanya digunakan perusahaan besar dalam pengolahan transaksi penjualan kredit adalah sebagai berikut : Order dari Pembeli. Permintaan untuk membeli barang dagangan dari pembeli diterima perusahaan langsung dari pembeli atau melalui bagian penjualan. Order Penjualan. Formulir ini berisi keterangan, kuantitas, dan informasi lain sesuai dengan order dari pembeli. Dokumen Pengiriman. Dokumen ini digunakan untuk menunjukkan detai dan tanggal setiap pengiriman. Faktur Penjualan. Dokumen ini berisi keterangan atau hal-hal yang berkaitan dengan suatu penjualan, seperti jumlah yang harus dibayar pembeli, termin, dan tanggal penjualan. Daftar Harga. Suatu daftar atau file induk komputer yang berisi harga resmi yang ditetapkan untuk semua barang yang ditawarkan perusahan. File Transaksi Penjualan. Suatu file computer yang berisi transaksi-transaksi penjualan yang telah dilaksanakan. Jurnal Penjualan. Jurnal yang berisi daftar semua transaksi penjualan yang telah dilaksanakan. File Induk Pelanggan. Berisi informasi untuk pengiriman dan penagihan kemasing-masing pelanggan, serta batas kredit masing-masing pelanggan. File Induk Piutang Usaha. Berisi transaksi tentang transaksi penjualan dengan masing-masing pelanggan dan saldo tagihan kepada para pelanggan. Laporan Piutang Bulan. Laporan ini dikirim kesetiap pelanggan secara bulanan.

FUNGSI-FUNGSI Pengolahan transaksi pendapatan melibatkan fungsi-fungsi pendapatan berikut : Pelayanan Awal Penjualan. Kegiatan pelayanan awal dalam proses penjualan barang atau jasa kepada pembeli/pelanggan meliputi : Penerimaan Order dari Pembeli Pemberian Persetujuan Kredit Pengiriman barang dan jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa meliputi : Pemenuhan pesanan Penyerahan order penjualan

Pencatatan penjualan. Pengakuan formal pendapatan oleh suatu perusahaan meliputi : Penagihan kepada pembeli Pencatatan penjualan

Setiap fungsi utama di atas harus dijabat oleh orang atau bagian yang berbeda sehingga terdapat pembagian tugas. Pelayanan Awal Penjualan Pada umumnya permulaan suatu transaksi penjualan adalah berupa proses pemberian persetujuan atas suatu transaksi dengan pihak ketiga yang independen. Dalam perusahaan kecil fungsi-fungsi yang akan diterangkan berikut ini kadang-kadang dirangkap oleh orang atau bagian tertentu. Proses pemberian persetujuan kredit diperlukan untuk menjamin bahwa barang yang dikirim akan dibayar tepat waktu. Dalam perusahaan besar, fungsi-fungsi berikut ini umumnya ditangani oleh orang atau bagian yang berbeda.

Penerimaan Order dari Pembeli Order dari pembeli atas barang yang ditawarkan perusahaan hanya akan diterima apabila memenuhi kreteria yang telah ditetapkan manajemen. Persetujuan Kredit Pemberian persetujuan kredit dilakukan oleh bagian kredit berdasarkan kebijakan serta batas kredit yang disetujui untuk masing-masing pelanggan. Pengiriman Barang atau Jasa Pengiriman barang atau jasa adalah peristiwa ekonomi yang berakibat terjadinya perubahan pemilikan dan terjadinya hak atas piutang. Pemenuhan Order Penjualan Kebijakan perusahaan biasanya melarang pengeluaran barang dari gudang tanpa didukung oleh order penjualan yang telah disetujui. Pengiriman Barang yang Dipesan Pemisahan antara pemberian persetujuan dan pemenuhan order dengan pengiriman barang yang dipesan dimagsudkan untuk mencegah pegawai bagian penjualan melakukan pengiriman barang tanpa persetujuan. Pemisahan ini dimagsudkan pula agar pegawai pengiriman melakukan pengecekan manual yang amat penting artinya untuk memastikan bahwa (1) barang yang diterima dari gudang telah mendapat persetujuan. Dan (2) order dipenuhi dengan benar (barang yang diterima sesuai dengan detail order penjualan). Pencatatan Penjualan Proses pencatatan penjualan meliputi pembuatan dan pengiriman faktur penjualan (penagihan) kepada pembeli dan mencatat faktur penjualan dengan teliti dan pada periode akuntansi yang tepat. Pengiriman Faktur (Penagihan) Hal yang sangat diperhatikan auditor dalam auditor dalam hal penagihan ialah bahwa pembeli ditagih (1) untuk semua pengiriman, (2) hanya untuk pengiriman sesungguhnya (tidak ada penagihan dobel atau transaksi fiktif), dan (3) pada harga yang telah disetujui. Rancangan pengendalian untuk mengurangi risiko

penghilangan, duplikasi, harga yang tidak benar, dan jenis-jenis kekeliruan lain dalam proses penagihan (dan tujuan kusus audit yang bersangkutan) meliputi hal-hal berikut : Komputer mencocokkan informasi dalam faktur penjualan dengan order penjualan dan informasi dalam dokumen pengiriman. Komputer mencocokkan harga jual dengan daftar harga yang ditetapkan perusahaan dan harga dalam order penjualan untuk membuat faktur penjualan. Program komputer mengecek ketelitian perhitungan dalam faktur penjualan. Pembandingan control total untuk dokumen pengiriman dengan total yang bersangkutan untuk faktur penjualan. Pencatatan Penjualan Hal terpenting yang harus diperhatikan auditor dalam fungsi ini ialah kepastuan bahwa faktur penjualan telah dicatat dengan benar dan pada periode yang tepat. Dalam system berkomputer, file transaksi penjualan yang dibuat pada proses penagihan digunakan untuk (1) memutahirkan piutang usaha, persediaan dan file induk buku besar, dan (2) menghasilkan jurnal penjualan dan ikhtisar transaksi buku besar yang menunjukkan posting ke masing-masing rekening buku besar.

Pengendalian atas pencatatan (dan tujuan khusu audit yang bersangkutan meliputi : Penjualan hanya dicatat berdasarkan faktur penjualan yang dilampiri dengan dokumen pengiriman serta order penjualan yang membuktikan penjualan dan tanggal transaksinya. Akuntansi untuk semua faktur penjualan bernomor urut tercetak. Hasil penjumlahan cocok dengan jumlah saldo awal piutang, ditambah penjualan yang telah diposting, dikurangi dengan saldo akhir piutang. Melakuakan pengecekan periodik secara independen tentang kecocokan antara buku pembantu piutang usaha untuk file induk dengan rekening kontrol buku besar.

Bagan ali Batch-Entry, Pengolahan On-Line


FUNGSI ALUR AUDIT DOKUMEN LAPORAN UTAMA PROGRAM KOMPUTER DAN FILE

MENGAWALI PENJUALAN

Masukkan Order Penjualan

File Induk Pelanggan

Persediaan Perpetual

Daftar Harga

Order Penjualan PROGRAM ORDER : Mengedit dan cek pengkreditan Cetak Order Penjualan

Otorisasi untuk mengambil Barang

Order Terbuka

PENGIRIMAN BARANG

Masukkan Data Barang yang Dikirimkan

PROGRAM PENGIRIMAN Mendapatkan Order Terbuka : menambahkan data pengiriman, mencetak dokumen pengiriman Order Belum Dipenuhi dan Back Order PROGRAM PENAGIHAN Mandapatkan data perintah pengiriman, membuat faktur, mengecek pengeditan, memasukkan data ke dalam file transaksi penjualan

Persediaan Perpetual

Dokumen Pengiriman

File Pengiriman

Faktur Penjualan Laporan Penyimpanan PENCATATAN Jurnal

File

MENDAPATKAN PEMAHAMAN DAN MENETAPKAN RISIKO PENGENDALIAN Auditor harus mendapatkan pemahaman mengenai siklus penjualan yang cukup memadai untuk merencanakan audit. Hal ini diperlukan auditor agar ia mampu untuk (1) mengidentifikasi salah saji potensial, (2) mempertimbangkan factor-faktor yang berpengaruh terhadap risiko salah saji material, dan (3) merancang pengujian substantive. Apabila auditor merencanakan untuk menetapkan risiko pengendalian atas satu asersi pada tingkat yang rendah, maka auditor perlu sekali memperoleh pemahaman tentang prosedur-prosedur pengendalian untuk transaksi tersebut. Auditor juga harus mempertimbangkan hasil prosedur analisis untuk menentukan tingkat risiko pengendalian direncanakan dan risiko pengujian detil. Apabila auditor merencanakan untuk menetapkan risiko pengendalian pada tingkat rendah untuk asersi-asersi siklus pendapatan, maka ia harus selalu melakukan hal-hal berikut : Menguji efektifitas pengendalian umum. Menggunakan tehnik audit bantuan computer (computer-assisted audit techniques atau CAAts) untuk mengevaluasi efektifitas pengendalian terprogram. Menguji efektifitas prosedur-prosedur untuk menindaklanjuti perbedaan-perbedaan yang diidentifikasi oleh pengendalian terprogram. Sebagai contoh, auditor bisa menggunakan data uji untuk menentukan apakah hasil yang diperkirakan akan Nampak dalam laporan penyimpangan apabila memuaskan : Kode langganan yang salah atau tidak diberi kode. Kode produk yang tidak benar. Order yang melebihi batas kredit pelanggan tertentu. Transaksi pengiriman barang dengan jumlah yang berbeda dari jumlah yang tercantum dalam order penjualan. Order sejenis barang yang tidak ada (habis) dalam persediaan.

Karakter alphabet dimasukkan kedalam field angka. Harga, nomor penjualan, atau informasi lain dalam faktur penjualan yang tidak sesuai dengan informasi dalam order penjualan. Kuantitas dalam faktur yang tidak sesuai dengan kuantitas dalam dokumen pengiriman.

Auditor juga bisa menggunakan perangkat lunak audit digeneralisasi atau utility program untuk mengecek keberurutan dan mencetak daftar order penjualan, dokumen pengiriman, atau faktur penjualan yang nomornya hilang dari file computer tertentu.

AKTIVA PENGENDALIAN - TRANSAKSI PENERIMAAN KAS


Penerimaan kas dapat bersala dari traksaksi pendapatan, pinjaman jangka pendek atau jangka panjang, penerbitan saham, penjualan surat berharga, investasi jangka panjang dan aktiva lainnya.

DOKUMEN-DOKUMEN DAN CATATAN Dokumen dan catatan yang digunakan dalam penerimaan kas: Pengantar Pembayaran. Dokumen yang dikirimkan kepada pembeli bersama-sama dengan faktur penjualan penjualan untuk dikembalikan kepada penjual sebagai pengantar pembayaran yang menunjukkan nama pembeli dan nomor rekening, nomor faktur, dan jumlah terutang. Pradaftar. Daftar yang berisi rincian penerimaan kas melalui pos. Daftar Perhitungan Kas. Dokumen ini berisi daftar kas dan cek yang ada dalam register kas. Ikhtisar Kas Harian. Laporan yang berisi total penerimaan kas yang diterima melalui kasa dan pos untuk selanjutnya disetorkan ke bank. Slip Setoran Bank. Slip yang dibuat oleh petugas bank. File Transaksi Penerimaan Kas. File yang berisi transaksi penerimaan kas yang telah divalidasi yang digunakan untuk memutahirkan file induk piutang usaha. Jurna Penerimaan Kas. Jurnal yang merinci penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan piutang.

FUNGSI-FUNGSI Fungsi penerimaan kas meliputi pengolahan penerimaan kas dari penjualan tunai dan penjualan kredit yang meliputi: Penerimaan Kas Resiko terbesar dalam pengolahan penerimaan kas adalah terjadinya pencurian kas sebelum atau sesudah pencatatan penerimaan kas dibuat. Resiko lainnya adalah kesalahan dalam pengolahan penerimaan berikutnya. Penerimaan Kas di Kasa Penerimaan kas di kasa harus menggunakan register kas atau terminal ditempat penjualan. Kas dan perhitungan kas serta hasil penjumlahan yang dibuat oleh register atau terminal diteruskan ke bagian kasir dan kemudian dimasukkan ke dalam setoran ke bank Penerimaan Melalui Pos Untuk memperkecil terjadinya penggelapan kas atas kas yang diterima melalui pos, kebanyakan perusaahan meminta kepada pelanggan untuk membayar dengan menggunakan cek. Penyetoran Kas ke Bank

Pengendaliak fisik kas yang baik mengharuskan semua penerimaan kas disetorkan ke bank seutuhnya setiap hari. Pengendalian ini akan mengurangi resiko tidak dilakukannya pencatatan dan catatan hasil penyetoran ke bank akan menjadi bukti keberadaan transaksi hari itu. Pencatatan Penerimaan Kas Fungsi ini meliputi penjurnalan penerimaan kas melalui kasa dan pos serta membukukan penerimaan melalui pos ke rekening pelanggan. Untuk menjamin bahwa hanya transaksi yang sah yang dicatat, maka akses fisik ke catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan harus dibatasi hanya pada petugas yan ditetapkan perusahaan.

MENDAPATKAN PEMAHAMAN DAN MENETAPKAN RISIKO PENGENDALIAN Kebanyakan prosedur pengendalian dalam pengolahan penerimaan kas dilakukan secara manual dibandingkan dengan prosedur pengendalian yang dilakukan melelui komputer. Biasanya Auiditor menggunakan prosedur pengajuan pertanyaan, observasi, dan inspeksi dokumen untuk mendapatkan bukti bahwa prosedur-prosedur pengendalian manual telah berfungsi secara efektif.

PENGENDALIAN AKTIVITAS TRAKSAKSI PENYESUAIAN PENJUALAN


Transaksi-transaksi penyesuai penjualan meliputi transaksi-transaksi: Pemberian Potongan Penjualan Penerimaan Retur Penjualan dan Pemberian Potongan Lainnya Penghapusan Piutang Tak Tertagih Aktivitas pengendalian untuk mengurangi risiko ketidakberesan dalam transaksi penyesuaiian penjualan difokuskan pada keabsahan, keberadaan atau kejadian traksaksi-transaksi tersebut yang meliputi: Otoritas yang tepat atas transaksi-transaksi penyesuain penjualan. Dilakukan perhitungan secara independen atas barang yang diretur. Dugunakan dokumen dan catatan yang tepat. Pemisahan tugas antara orang yang berwenang memberi otorisasi transaksi penyesuaian penjualan dengan orang yang menangani dan mencatat transaksi tersebut. Auditor melakukan pengujian penegendalian untuk memperoleh bukti tentang efektivitas rancangan dan pengoperasian sistem pengendalian intern perusahaan. Resiko bawaan yang melekat pada transaksi penerimaan kas cukup tinggi karena adanya kemungkinan karyawan melakukan kecurangan melalui penggelapan penerimaan kas.

PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS PIUTANG USAHA


Penjualan yang kemungkinan akan menjadi salah saji potensial adalah penjualan yang tidak dapat diterima pembayarannya. Untuk merancang pengujian substantif atas rekening-rekening ini, pertama auditor harus menetapkan tingkat risiko pengujian detail yang bisa diterima untuk asersi bersangkutan yang signifikan.

PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN DETAIL

Untuk suatu tingkat risiko audit tertentu, risiko pengujian detail berbanding terbalik dengan tingkat risiko bawaan, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian yang ditetapkan. Faktor risiko pengendalian yang berpengaruh terhadap piutang bruto dan piutang bersih dan faktor-faktor lainnya yang berkaitan dengan siklus pendapatan dilaporkan lebih tinggi dari jumlah sesungguhnya dan cadangan kerugian piutang ditetapkan terlaalu rendah, akan berakubat penetapan risiko yang tinggi untuk risiko bawaan untuk asersi keberadaan atau ketejadian dan penilaian atau pengalokasian untuk piutang usaha bruto serta penilaian dan pengalokasian untuk rekening cadangan yang bersangkutan. Dan bila hal ini terjadi, penetapan risiko bawaan yang lebih rendah mungkin tepat untuk asersi-asersi lainnya. Penetapan risiko pengendalian asersi-asersi piutang usaha tergantung pada penetapan risiko pengendalian untuk kelompok traksaksi tersebut yang berkaitan yang berpengaruh terhadap saldo rekening piutang. Tingkat Risiko bawaan, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian yang dirumuskan akan digunakan untuk model risiko audit pada tahap perencanaan untuk menetapkan risiko pengujian detail dan tingkat pengujian substantif direncanakan yang tercakup dalam strategi audit awal untuk setiap asersi. Apabila penetapan sesungguhnya atau penetapan akhir berbeda dari penetapan direncanakan, maka model risiko audit digunakan lagi dengan menggunakan data sesungguhnya sehingga bisa ditetapkan revisi tingkat pengujian substantif yang bersangkutan untuk setiao asersi. Tingkat risiko tersebut selanjutnya digunakan untuk penyelesaian perencanaan pengujian substantif tepat.

PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF Langkah berikutnya adalah menyelesaikan program audit untuk mencapai tujuan khusus audit bagi setiap kategori asersi saldo rekening.

PROSEDUR-PROSEDUR AWAL Setiap pengujian audit selalu diawali dengan langkah-langkah untuk mendapatkan pemahaman mengenai bisnis dan bidang usaha klien. Da perlu juga dipahami tentang kebijakan pengakuan pendapatan, serta pemicu-pemicu ekonomi pada perusahaan yang mendorong terjadinya pendapatan dan laba kotor. Auditor juga harus memahami tentang standar termin perdagangan, pengalaman klien dalam pengumpulan piutang, aspek musiman pada bidang usaha yang bersangkutan, dan luasnya kosentrasi bisnis dengan pelanggan tertentu. Pengetahuan ini diperlukan dalam mengevaluasi hasil prosedur, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif. Salah satu prosedur penting yang yang diperlukan dalam memeriksa piutang usaha dan rekening cadangan kerugian piutang yang bersangkutan adalah dengan melakukan penelusuran saldo awal tahun yang diperiksa ke saldo akhir per audit dalam kertas kerja tahun lalu. Selanjutnya aktivitas selama periode yang diperiksa dalam rekening buku besar dan cadangan yang bersangkutan harus di review dengan memusatkan perhatian pada pendebetan atau pengkreditan yang besar jumlahnya atau tidak biasa yang membutuhkan penyelidikan khusus. Auditor harus meminta dafta piutang atau biasa disebut daftar saldo piutang usaha. Auditor juga harus membandingkan suatu sepel saldo pelanggan yang tercantum dalam daftar dengan saldo yang bersangkutan di buku pembantu dan sebaliknya untuk memastikan bahwa saldo-saldo yang tercantum dalam daftar sudah benar dan lengkap sesuai dengan catatan akuntansi yang menjadi dasar pembuatannya.

Bisa juga auditor memperoleh daftar piutang langsung dari file induk klien dengan menggunakan perangkat lunak audit.

PROSEDUR ANALITIS Sasaran yang ingin dicapai auditor dengan prosedur ini adalah untuk memperkirakan besarnya saldo piutang usaha, perbandingan antara piutang dengan penjualan dan laba kotor perusahaan. Prosuder analitis dilaksanakan pada tahapan terakhir penyelesaian penugasan untuk mendapatkan keyakinan bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian detail konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

PENGUJIAN DETAIL TRANSAKSI Hal yang perlu diperhatikan dalam pengujian detail transaksi adalah bahwa pengujian saldo juga merupakan pengujian transaksi dan bahwa transaksi-transaksi pendapatan yang tidak berhasil ditagih memiliki risiko slah saji yang lebih tinggi daripada transaksi yang dapat ditagih. Pengujuan-pengujian yang dilakukan dalam Pengujian Detail Transaksi: Pencocokan Piutang di Pembukuan ke Dokumen Pendukung Pengujian ini bisa dilakukan lebih ekstensif apabila tingkat resiko deteksi yang dicapai rendah, apabila prosedur konfirmasi tidak praktis untuk dilaksananakan, atau sebagai suplemen terhadap prosedur konfirmasi seandainya timbul hal-hal tertentu seperti akan diuraikan kemudian. Pengujian Pisah Batas Penjualan dan Retur Penjualan Pengujian pisah batas penjualan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan bukti yang layak bahwa penjualan dan piutang usaha dicatat pada periode akuntansi yang sesuai dengan periode terjadinya transaksi dan ayat-ayat jurnal untuk persediaan dan harga pokok penjualan yang bersangkutan dibuat pada periode yang sama. Pengujian pisah batas penjualan dibuat per tanggal neraca. Untuk penjualan barang yang di keluarkan dari gudang, pengujian menyangkut pembandingan antara penjualan yang terjadi sekitar beberapa hari sebelum tanggal nereca hingga beberapa hari setelah tanggal neraca menurut pembuuan dokumen pengirimanntuk menentukan apakah transaksi-transaksi tersebut telah di cacat pada periode yang tepat. Pengujian Pisah Batas Penerimaan Kas Pengujiaan pisah batas penerimaan kas dirancang dengan maksud untuk mendapatkan jaminan yang layak bahwapenerimaan kas telah dicatat pada periode akuntasi terjadinya penerimaan. Pengujian pisah batas penerimaan kas ini berkaitan dengan aserskeradaan atau keterjadian baik untuk kas maupun piutang usaha.

PENGUJIAN DETAIL SALDO Pengujia subtantif untuk piutang usaha yang termasuk dalam kategori ini terbagi menjadi dua hal yaitu: 1. Konfirmasi Piutang Usaha dan Prosedur-Prosedur tindak lanjutnya 2. Prosedur-prosedur untk menilai kecukupan rekening cadangan kerugian piutang Konfirmasi Piutang Konfirmasi piutang usaha adalah komunikasi tertulis secara langsung antara masin-masing debitur atau pelanggan dengan auditor. Prosedur-prosedur tindak lanjut untuk piutang usaha adalah: Prosedur Audit Berlaku Umum

Konfirmasi atas piutang usaha merupakan prosedur audit yang berlaku umum. Auditor akan meminta konfirmasi piutang usaha dalam suatu audit, kecuali jika terdapat salah satu dari keadaan berikut ini: Piutang usaha merupakan jumlah yang tidak material dalam laporan keuangan. Penggunaan konfirmasi tidak akan efektif. Gabungan tingkat resiko bawaan dan risiko pengendalian yang ditetapkan auditor sedemikian rendah, dan tingkat yang ditetapkan bersamaan dengan bukti yang diharapkan utuk diperoleh dari prosedur analitis atau pengujuan substantif rinci adalah cukup untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang cukup rendah untuk asersi laporang keuangan yang bersangkutan. Auditor yang tidak melaksanakan pengiriman konfirmasi piutang harus mendokumentasikan alasan mengapa ia tidak maksanakan konfirmasi yang merupakan suatu prosedur yang berlaku umum dalam kertas kerjanya. Bentuk Konfirmasi Ada 2 bentuk konfirmasi, yaitu: Konfirmasi Positif Merupakan konfirmasi yang meminta debitur untuk memberi jawaban, baik jika jumlah yang tercantum dalam konfirmasi itu disetujuai atau tidak disetujui oleh dbitur.Dalam surat kofrimasi tidak cantuman saldo piutang kepada pelanggan yang dikirimi konfirmasi. Konfirmasi Negatif Konfirmasi yang meminta debitur untuk memberi jawaban, hanya apabila jumlah yang tercantum dalam konfirmasi tidak disetujui. Bentuk konfirmasi positif biasanya dapat menghasilkan bukti yang lebih baik karena dalam bentuk konfirmasi negatif, bila responden tidak menjawab maka saldo dianggap benar, padahal ada kemungkinan debitur tidak acuh terhadap permintaan konfirmasi atau tidak menanggapi permintaan untuk memberitahukan adanya perbedaan.

Mengevaluasi Kecukupan Cadangan Kerugian Piutang Pengujian saldo ini meliputi: Penggunaan perangkat lunak audit digeneralisasi untuk menjumlah vertikal dan menjumlah horisontal daftar umur piutang dan mencocokkan jumlah totalnya dengan saldo buku besar. Pengujian umur atas jumlah-jumlah yang tercantum pada kelompok umur dalam daftar umur piutang. Pertimbangan bukti yang berkaitan dengan kolektibilitas untuk rekening-rekening yang telah leawat waktu, misalnya dengan membaca korespondensi dengan pelanggan. Menetapkan kewajaran persentase yang digunakan untuk menghitung komponen cadangan yang diperlukan untuk setiap kelompok umur dan kecukupang cadangan sebagai keseluruhan. Penilaian atas estimasi kerugian piutang pada waktu yang lalu dengan pengalaman kemudian dan manfaat dan pengalaman di masa lalu.

PERBANDINGAN PENYAJIAN DI LAPORAN DENGAN PRINSIP AKUNTANSI BERLAKU UMUM

Auditor harus memiliki dasar pengetahan tentang penyajian dan pengungkapan di laporan yang seharusnya untuk piutang usaha dan penjualan sesuai dengan prinsip akuntasi yang berlaku umum. Review atas daftar umur piutang usaha akan dapat menunjukkan piutang kepada karyawan, piutang kepada para pejabat perusahaan, perusahaan afiliasi serta pihak lain yang memiliki hubungan istimewa yang harus di reklasifikasi secara terpisah, apabila jumlahnya material. Prinsip akuntansi yang berlaku umum juga mengharuskan piutang digolongkan dalam neraca sebagai piutang lancar dan piutang tidak lancar dan mengungkapkan bila ada piutang yang digadaikan atau dijual. Bukti yang relevan mengenai hal-hal tersebut dapat diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan kepada menejemen dan mereview notulen rapat dewan komisaris serta perjanjian pinjaman. Pernyataan menejemen harus diperoleh secara tertulis dalam bentuk surat pernyataan klien yang merupakan salah satu hal yang dilakukan pada tahap akhir audit.

Anda mungkin juga menyukai