memudahkan komunikasi dengan dokter lain, membuat diagnosis yang akurat, pengobatan dengan berhasil, memperkirakan prognosis dengan dapat dipercaya serta dapat menggali masalah psikopatologi penyebab dan psikodinamika secara menyeluruh.
PENDAHULUAN
Tanda (sign) adalah temuan objektif yang
diobservasi oleh dokter (afek yang terbatas dan retardasi psikomotor). Gejala (symptom) adalah pengalaman subjektif yang digambarkan oleh pasien. Suatu sindroma adalah kelompok tanda dan gejala yang terjadi bersama-sama sebagai suatu kondisi yang dapat dikenali yang kurang spesifik dibandingkan gangguan atau penyakit yang jelas. Mengenali secara tepat tanda dan gejala psikiatri memunggkinkan seorang dokter memprediksi potensi bahaya dari gejala psikiatri itu tersendiri
Tujuan Penulisan Penulisan Meet the Expert (MTE) ini bertujuan untuk memahami serta menambah pengetahuan tentang Prediksi Potensi Bahaya Dari Gejala Psikiatri. Batasan Masalah Pada Meet The Expert (MTE) ini akan dibahas tentang Prediksi Potensi Bahaya Dari Gejala Psikiatri. Metode Penulisan Penulisan MTE ini menggunakan berbagai sumber kepustakaan.
1A. KESADARAN
Kesadaran / sensorium adalah suatu kondisi
kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam.
TINGKAT KESADARAN
1.
Kompos Mentis
2.
3. 4.
Sopor : derajat penurunan kesadaran berat, respon minimal atau tidak sama sekali.
Koma : derajat kesadaran paling berat, tidak memberi respon dengan perangsangan yang kuat Kesadaran Berkabut : perubahan kualitas kesadaran, individu tidak dapat berpikir jernih
5.
6.
7.
Delirium : gangguan fungsi kognitif yang luas, Perilaku berfluktuasi disertai gangguan persepsi berupa halusinasi atau ilusi
8.
Kesadaran Seperti Mimpi (Dream like state) : terjadi pada serangan epilepsi vasomotor. Ia tidak menyadari yang dilakukannya dan tidak bereaksi terhadap perangsangan (tidak sama dengan sleep walking)
Twilight State : perubahan kualitas kesadaran yang disertai halusinasi ( biasanya pada GMO). Separuh sadar, respon terhadap lingkungan terbatas, perilaku impulsif, emosi labil dan tak terduga.
9.
1B. KOGNISI
Kognisi adalah kemampuan untuk
mengenal/mengetahui benda, keadaan atau situasi, yang dikaitkan dengan pengalaman pembelajaran dan kapasitas intelejensi seseorang.
kemampuan bahasa,
berhitung, visuospatial, fungsi eksekutif, abstraksi dan taraf
intelejensi.
1C. PERHATIAN/KONSENTRASI
Terdapat beberapa gangguan konsentrasi:
1. Distraktibilitas, ketidakmampuan individu untuk
2. Inatensi Selektif, ketidakmampuan memusatkan perhatian pada objek atau situasi tertentu, biasanya situasi yang membangkitkan kecemasan
3. Kewaspadaan Berlebih (Hyper-vigilance), pemusatan perhatian yang terlalu berlebih pada stimulus eksternal dan internal sehingga pasien tampak sangat tegang.
1D. ORIENTASI
Orientasi adalah kemampuan individu untuk mengenali objek atau situasi sebagaimana adanya. Terdiri dari :
Orientasi personal Orientasi ruang / spasial Orientasi waktu
2.
kekosongan memori b. dj vu: ingatan palsu terhadap pengalaman baru c. Jamais Vu: kebalikan dj vu, yaitu pasien merasa asing terhadap situasi yang pernah dialaminya
e. Screen memory: menutupi pengalaman traumatis dengan sesuatu yang dapat ditoleransi
f. Letologika: ketidakmampuan menemukan kata yang tepat untuk mendeskripsikan pengalamannya
2. EMOSI
Emosi adalah suasana perasaan yang dihayati secara sadar, bersifat kompleks, melibatkan pikiran, persepsi dan perilaku individu. Secara deskriptif fenomatologis dibedakan antara mood dan afek.
2A. MOOD
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7.
Mood eutimia, suasana perasaan dalam rentang normal Mood hipotimia, suasana yang diwarnai kesedihan dan kemurungan Mood disforia, suasana perasaan yang tidak menyenangkan Mood hipertimia, suasana yang memperlihatkan kegairahan yang berleihan terhadap berbagai aktivitas kehidupan Mood euforia, perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan Mood ekstasia, perasaan dengan kegairahan yang meluap-luap Aleksitimia, ketidakmampuan individu untuk menghayati perasaannya
sensitif, mudah tersinggung, mudah marah dan sering kali bereaksi berlebihan terhadap situasi yang tidak disenanginya.
2B. AFEK
Afek adalah respon emosional saat sekarang, yang dapat dinilai lewat ekspresi wajah, pembicaraan, sikap, dan gerak gerik tubuhnya(bahasa tubuh). Mencerminkan situasi emosi sesaat.
1.
2.
3.
4.
5.
Afek serasi : keadaan normal dari ekspresi emosi, terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi dan suasana hati yang dihayatinya Afek tidak serasi : kondisi kebalikan antara ekspresi emosi dan suasana yang dihayatinya Afek labil : perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba
6.
7.
3. PERILAKU MOTORIK
Adalah ragam perbuatan manusia yang dilandasi motif dan tujuan tertentu serta melibatkan seluruh aktifitas mental individu
1.
2.
3.
4.
5. 6.
Stupor katatonia : penurunan aktifitas motorik secara ekstrim, gerakan lambat hingga tidak bergerak. Furor katatonia : agitasi motorik yang ekstrim, kegaduhan motorik tak bertujuan, tanpa motif yang jelas dan tidak dipengaruhi stimulus eksternal Katelepsia: mempertahankan posisi tertentu dalam waktu lama. Flexibilitas cerea: sikap tubuh sedemikian rupa dapat diatur tanpa perlawanan sehingga diistilahkan seluwes lilin. Akinesia : suatu kondisi aktivitas motorik yang sangat terbatas Bradikinesia : perlambatan gerakan motorik yang biasa terjadi pada pasien parkinson
4. PROSES PIKIR
1. Pola pikir primer; terminologi yang umum untuk
pikiran derealistic, tidak logis, magis; secara normal ditemukan pada mimpi, tidak normal pada psikosis
2. Gangguan bentuk pikir/arus pikir; a. Asosiasi longgar; ide-ide berpindah dari
tidak dapat dimengerti,pikiran atau kata keluar bersama tanpa hubungan logis.
verbalisasi berlanjut atau permainan kata yang menghasilkan perpindahan konstan dari satu ide ke yang lain. d. Sirkumstantial; pembicaraan yang tidak langsung sehingga lambat mencapai point yang diharapkan, tetapi akhirnya mencapai point yang diharapkan. e. Tangensial; ketidakmampuan mencapai tujuan secara langsung dan akhirnya seringkali tidak mencapai point yang diharapkan.
5. ISI PIKIR
Yang terganggu adalah buah pikiran atau keyakinan, bukan cara penyampaian.
Kemiskinan isi pikir 2. Waham/delusi
1.
Waham bizzare, keyakinan yang keliru, mustahil dan aneh b) Waham sistematik, keyakinan yang tergabung dengan suatu kejadian c) Waham nihilistik, perasaan yang keliru tentang diri dan lingkungan d) Waham somatik, keyakinan yang keliru yang melibatkan fungsi tubuh
a)
Waham paranoid, waham kebesaran, waham kejaran, waham rujukan, dan waham dikendalikan f) Waham cemburu, waham tentang pasangan yang tidak setia g) Erotomania, keyakinan yang keliru biasanya pada wanita, merasa yakin bahwa seseorang sangat mencintainya
e)
tidak rasional.
4. Kompulsi; kebutuhan dan tindakan
5. Fobia, ketakutan patologis yang irrasional yang persisten dan berlebihan. Contohnya;
a. Fobia spesifik : ketakutan yang terbatas pada obyek
6. PERSEPSI
Sebuah proses mental yang merupakan pengiriman stimulus fisik menjadi informasi psikologis sehingga stimulus sensorik dapat menerima secara sadar.
4. Halusinasi, persepsi palsu, tidak berhubungan stimulus eksternal yang nyata sehingga menghayati yang dikhayalkan sebagai hal nyata. Jenis-jenis halusinasi:
a) Hipnagogik : persepsi sensorik keliru yang
f) g)
Pengecapan : persepsi pengecapan keliru Taktil : persepsi perabaan keliru (phantom libs, formikasi)
Liliput : persepsi keliru yang mengakibatkan obyek terlihat lebih kecil (micropsia)
8. DAYA NILAI
1.
Daya nilai sosial, Kemampuan seseorang untuk menilai situasi secara benar, dan bertindak dalam sesuai dengan situasi tersebut Uji daya nilai, kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai dalam situasi imajiner yang diberikan
2.
9. TILIKAN
Wawasan diri yaitu pemahaman seseorang terhadap kondisi dan situasi dirinya dalam konteks realitas sekitarnya. Jenis-jenis tilikan:
1. Derajat 1 : penyangkalan total terhadap
penyakitnya
2. Derajat 2 : ambivalensi terhadap penyakitnya
penyebab penyakitnya
faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya
6. Derajat 6 : menyadari sepenuhnya
Kegawatdaruratan Psikiatrik
1.Percobaan Bunuh Diri
2.Perilaku Kekerasan
3.Psikosis 4.Ketergantungan dan Penyalahgunaan Obat 5.Reaksi dan Interaksi Obat 6.Gangguan kepribadian 7.Kecemasan 8.Bencana 9.Pelecehan
AGITASI
aktivitas motorik yang berlebih-lebihan
dihubungkan dengan perasaan ketegangan dari dalam diri. Agitasi sangatlah sering dijumpai didalam pelayanan gawat darurat psikiatri sebagai keluhan pasien-pasien dengan gangguan psikotik Agitasi memiliki manifestasi yang bermacammacam. Umumnya komponen perilaku dari agitasi dapat dikenali sebagai agresif secara fisik atau verbal (berkelahi, melempar, merebut, menghancurkan barang-barang, memaki dan berteriak) dan juga nonagresif (tidak dapat tenang, mondar-mandir, bertanya berulang-ulang, bercakap-cakap dan inappropriate disrobing).
TERIMA KASIH