Anda di halaman 1dari 15

Produk Derivat Kakao

Kelompok 3 B 1. Ikhlas Darmawan 2. Nuril Puspita R 3. Silvina Agustina 4. Edvienne Yosephine 5. Effi Luciana

SABUN LEMAK KAKAO

Sabun dari Lemak Kakao


Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak (baik tumbuhan dan hewan) yang direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80100 C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah

Sifat-sifat sabun
Sifat-sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi dari komponen asam lemak yang digunakan Bahan dasar sabun = C12-C18, jika C<12 = iritasi pada kulit, C>18 = Kurang larut Terlalu besar bagian asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah teroksidasi bila terkena udara Minyak dengan kandungan asam lemak rantai pendek dan ikatan tak jenuh akan menghasilkan sabun cair Sedangkan rantai panjang dan jenuh mengahasilkan sabun yang tak larut pada suhu kamar

Komposisi Asam lemak Kakao

Syarat mutu sabun (SNI-2006-3532-1994)


Komposisi Asam lemak Asam lemak bebas Alkali bebas bagian zat yang tak terlarut dalam alkohol kadar air Persen Min 71 % Max 2,5 % Max 0,1 % Max 2,5 %

Max 15 %

Bahan-bahan Pembuatan Sabun


1. Jenis alkali = NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH (soda kaustik) dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak) Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebut dapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air 2. NaCl = untuk memisahkan produk sabun dan gliserin 3. Pewarna 4. Parfum 5. Air

Reaksi-Reaksi Pembuatan Sabun


Saponifikasi Saponifikasi pada dasarnya adalah proses pembuatan sabun yang berlangsung dengan mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida dengan alkali yang menghasilkan gliserol dan garam karboksilat (sejenis sabun)

Pembuatan Asam Asetat dari Pulp Kakao

Asam asesat

dibuat dari substrat yang mengandung alkohol yang diperoleh dari buah-buahan, kulit nanas, pulp kopi, air kelapa dan pulp kakao

jaringan halus yang berlendir yang membungkus biji kakao.

Pulp

Kandungan Pulp Kakao

1. 2. 3. 4.

Glukosa dan sukrosa Selulosa Asam Organik Beberapa asam amino

= 12-15 % = 4,73%

dapat memecah menjadi molekul glukosa, sehingga jumlah molekul glukosa yang lebih banyak dapat meningkatkan kadar etanol sebagai substrat untuk produksi asam asetat yang tinggi.

Proses Fermentasi

Asam asetat merupakan hasil dua tahap proses fermentasi dimana tahap pertama adalah fermentasi gula menjadi etanol oleh khamir, sedangkan tahap kedua adalah oksidasi etanol menjadi asam asetat oleh bakteri asam asetat.

Pulp kakao dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana sebelum difermentasi menjadi etanol.

S.cerevisiae dapat digunakan untuk menghasilkan etanol dalam jumlah tinggi 16-18% pada media yang sesuai.

Reaksi Pada Proses Fermentasi

Pupuk Hijau Dari Kulit Buah Kakao

Kulit buah kakao adalah limbah dari buah kakao yang belum dimanfaatkan secara optimal Kulit buah kakao bisa digunakan sebagai pupuk organik Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa organisme hidup. Pupuk organik yang sering digunakan adalah pupuk kandang dan kompos

Kandungan Gizi Kulit Buah Kakao

Proses Dekomposisi

Anda mungkin juga menyukai