Anda di halaman 1dari 30

TUTY ALWIYAH BT FUAD SALIM 11 2011 167

APA ITU HIV?


HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

Bila virus HIV tersebut menjadi tak terkendali dan telah


menyerang tubuh dalam jangka waktu lama maka infeksi virus HIV tersebut dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

EPIDEMIOLOGI
Pada akhir tahun 1998, lebih dari 33 juta orang mengidap HIV
Setengahnya adalah wanita usia reproduksi

> 1 juta anak hidup dengan HIV karena mendapat infeksi dari ibunya
Kebanyakan di negara- berkembang

Diperkirakan pada 2010, jika penyebaran AIDS belum dapat ditanggulangi, akan meningkatkan angka kematian bayi sebanyak 25%.

Lebih dari 90% dari infeksi HIV pada anak-anak yang diakuisisi oleh penularan dari ibu ke bayi mereka. Kebanyakan bayi yang terinfeksi mendapatkan infeksi mereka dekat dengan menyusui. Risiko bayi mendapatkan virus dari ibu yang terinfeksi berkisar dari 25% sampai 35%.

ETIOLOGI
Penyebab infeksi adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus

baru yang diberi nama HIV-2.


HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1.

TRANSMISI HIV:
Periode jendela Fase infeksi HIV primer akut Infeksi asimtomatik Supresi imun simtomatik AIDS
4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.

Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.

Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.

> 3 tahun: gejala demam, keringat malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.

Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun. Infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.

CARA PENULARAN:
Melakukan penetrasi seks yang tidak aman dengan seseorang yang telah terinfeksi.

Melalui darah yang terinfeksi yang diterima selama transfusi darah dimana darah tersebut belum dideteksi virusnya atau pengunaan jarum suntik yang tidak steril.

Dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan seseorang yang telah terinfeksi.

Wanita hamil dapat juga menularkan virus ke bayi mereka selama masa kehamilan atau persalinan dan juga melalui menyusui

PENULARAN PERINATAL:
Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan HIV pada bayi yang dikandungnya. Penularan dari ibu terjadi terutama pada saat proses melahirkan, karena pada saat itu terjadi kontak secara langsung antara darah ibu dengan bayi sehingga virus dari ibu dapat menular pada bayi. Bayi juga dapat tertular virus HIV dari ibu sewaktu berada dalam kandungan atau juga melalui ASI

Ibu dengan HIV dianjurkan untuk PASI

PATOGENESIS
Sel T mempunyai Reseptor yang disebut reseptor CD4, tempat dimana HIV mengikatkan diri
Enzim protease pd sel T penting bagi virus HIV untuk menjadi matur dan infeksius

Destruksi sel T oleh virus disfungsi sel imun

menyebabkan terjadinya

MACAM INFEKSI HIV:


Tahap dini, fase akut
Viremia transien, masuk kedalam jaringan limfoid, terjadi

penurunan sementara dari CD4+ sel T diikuti serokonversi


dan pengaturan replikasi virus dengan dihasilkannya CD8+ sel T antivirus. Secara klinis merupakan penyakit akut yang sembuh sendiri dengan nyeri tenggorok, mialgia non-spesifik, dan

meningitis aseptik. Keseimbangan klinis dan jumlah CD4+


sel T menjadi normal terjadi dalam waktu 6-12 minggu.

Tahap menengah, fase kronik


Keadaan laten secara klinis dengan replikasi virus
yang rendah khususnya di jaringan limfoid dan hitungan CD4+ secara perlahan menurun. Penderita dapat mengalami pembesaran kelenjar limfe yang luas tanpa gejala yang jelas. Tahap ini dapat mencapai beberapa tahun. Pada akhir tahap ini terjadi demam, kemerahan kulit,

kelelahan, dan viremia. Tahap kronik dapat berakhir


antara 7-10 tahun.

Tahap akhir, fase krisis


Menurunnya pertahanan tubuh penderita secara

cepat berupa rendahnya jumlah CD4+, penurunan


berat badan, diare, infeksi oportunistik, dan keganasan sekunder.

Tahap ini umumnya dikenal sebagai AIDS.


Petunjuk dari CDC di Amerika Serikat menganggap

semua orang dengan infeksi HIV dan jumlah sel T


CD4+ kurang dari 200 sel/l sebagai AIDS, meskipun gambaran klinis belum terlihat.

KLASIFIKASI GEJALA KLINIS


Kelompok I Kategori Infeksi Akut Penyakit serokonversi Keterangan mirip mononukleosis. Gejala-gejala meningitis. Adanya tanda-tanda infeksi seropositif HIV II Infeksi asimptomatik Keadaan nampak lebih baik. Bukti adanya infeksi HIV terdeteksi dengan pemeriksaan antibodi. III Limfadenopati Generalisata > 1 cm di dua tempat atau lebih pada ekstra inguinal. Gejala lain dapat timbul tapi limfadenopati paling dominan. Infeksi HIV terdeteksi dengan pemeriksaan antibodi IV Penyakit lain: Subkelompok A Subkelompok B Infeksi HIV terdeteksi Penyakit konstitusional atau ADIS related complex (ARC) : demam, penurunan berat badan, diare

Subkelompok C
Subkelompok D Sebkelompok E

Penyakit neurologik, termasuk kompleks demensia AIDS


Penyakit infeksi sekunder, termasuk Pneumonia Pneumocystis Carinii Kanker Sekunder, termasuk Sarkoma Kaposi Keadaan-keadaan lain

PERIODE PENULARAN HIV

Periode Postpartum

Periode Intrapartum

Periode Prenatal

MANIFESTASI KLINIS
GEJALA MAYOR BB menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan Diare kronik yang berlangsung lebih dari 1 bulan Penurunan kesadaran dan adanya gangguan neurologis Demensia / HIV Ensefalopati GEJALA MINOR
Batuk menetap >dari 1 bulan Dermatitis generalist Herpes zoster yang berulang Kandidiasis orofaringeal Herpes simplex kronik progresif Limfadenopati generalist Infeksi jamur berulang pada kelamin wanita Retinitis Cytomegalovirus

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
DIAGNOSA HIV ELISA DETEKSI GGN SISTEM IMUN Hematokrit

Westerm Bolt
P24 antigen test Kultur HIV

LED
CD4 limfosit Rasio CD4/ CD limfosit Serum mikroglobulin B2 Hemoglobulin

EFEK INFEKSI HIV KEHAMILAN


Aborsi spontan

Lebih dari separuh janin yang mengalami aborsi ini memiliki infeksi HIV khususnya kelenjar timus

Persalinan preterm, ruptur membran, abruptio plasenta

BBLR

ANTIRETROVIRAL DALAM KEHAMILAN

Zidovudine (ZDV)

Lamivudine (3TC)

Nevirapine

CARA PEMBERIAN ZIDOVUDINE


Waktu pemberian Regimen

Antepartum

Pemberian peroral 100mg ZDV 3 kali sehari, inisiasi


pada 14-34 minggu kehamilan dan dilanjutkan terus selama kehamilan

Intrapartum

Pemberian IV dalam 1 jam 2 mg/kg BB, dilanjutkan dengan infus 1 mg/kgBB hingga persalinan.

Postpartum

Pemberian per oral kepada bayi. Sirup 2 mg/kgBB setiap 5 jam selama 6 minggu pertama kelahiran, dimulai 8-12 jam setelah lahir.

PENCEGAHAN TRANSMISI VERTIKAL

Terapi antiretroviral, diberikan antenatal dan intrapartum pada ibu dan neonatus selama 4- 6 minggu Persalinan dengan cara seksio sesarea elektif

Hindari pemberian ASI

Manajemen Pada Wanita Hamil Positif HIV


Asuhan antenatal Manajemen obstetrik Pemeriksaan

Terapi medikal selama kehamilan


Penanganan antepartum Penanganan intrapartum Perawatan postpartum

PROGNOSIS
Asuhan antenatal, deteksi HIV secara dini, dan terapi yang sesuai ketika seorang wanita terdiagnosa HIV sangatlah penting, dan merupakan peluang besar untuk mendapatkan kehamilan dan persalinan yang aman serta bayi yang sehat.

KESIMPULAN
HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif lama dapat

menyebabkan AIDS.
Penularan secara perinatal terjadi terutama pada saat proses melahirkan, karena pada saat itu terjadi kontak secara lansung antara darah ibu dengan bayi sehingga virus dari ibu dapat menular pada bayi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai