TB menyebabkan kematian 5.000 orang tiap hari 2 juta/tahun Sepertiga populasi dunia terinfeksi TB Lebih dari 100.000 anak/ tahun akan meninggal karena TB Ratusan bahkan ribuan anak/tahun akan menjadi yatim piatu akibat TB HIV dan MDR-TB masalah epidemik
TB di Indonesia
TB di Indonesia no. 3 di dunia Prevalensi TB pada Anak belum diketahui Diagnosis dini sulit Basil TB jarang ditemukan Diagnosis TB berdasarkan anamnesis, gejala klinis, foto thorax dan uji tuberkulin Perlu pedoman yang sederhana Konsensus Nasional Tatalaksana TB anak disusun pertama tahun 1998 revisi th 2000
ada sumber penularan dengan TB BTA positif Gejala klinis Uji tuberkulin uji mantoux X-ray is not spesific for TB diagnosis Bakteriologi bilas lambung Pemeriksaan serologis dan amplification technologies (PCR, etc.), myco dots, ICT TB masih dalam taraf penelitian
Cara penyebaran
Hematogen (Vena umbilikalis) Aspirasi / ingesti Kontak langsung Lewat udara
Local lung complications Pleural effusion Miliary, Meningeal Bone Skin, secondary breakdown Renal
3-9 months 3-12 months 3 months onwards 10-36 months 5 years onwards 10 years onwards
2.
3. 4. 5.
6.
7. 8. 9. 10.
Infiltrasi dengan pembesaran kel. hilus / paratrakeal Konsolidasi segmental/lobuler Atelektasis Milier Bronkogenik Kavitas Reaksi Pleura / efusi pleura Kalsifikasi Bronkiektasis Destroyed lung
3 Prinsip pengobatan TB
Membunuh kuman TB dalam jumlah besar secepatnya Mencegah timbulnya galur kuman yang resisten terhadap obat TB Secara efektif membuat steril lokasi penyakit dari kuman TB
Pengobatan TB
Kombinasi OAT - Minimal 6 bulan (DOT.S) - Fase awal intensif : R H Z (E S Pred) - Fase lanjutan : R H Kepatuhan minunm obat Penanganan gizi Mencegah / mengobati penyulit penyakit penyerta
Terapi memerlukan waktu yang relatif lama Terapi TB diberikan dalam paduan OAT yang cukup merepotkan Efek samping OAT sering menjadi kekhawatiran orang tua Mengira sudah sembuh karena terdapat perbaikan nyata dalam 2 3 bulan awal terapi Antrian panjang di RS dapat menurunkan motivasi untuk secara teratur berobat
Bila BB > 33 Kg dimasukkan golongan dewasa Bila BB , 5 Kg sebaiknya dirujuk ke Rumah Sakit Bila dikombinasikan H dan R, H tidak boleh lebih dari 10 mg/Kg BB/Hari, R tidak boleh lebih dari 15 mg/Kg INH dan Rifampicin tidak boleh diracik dalam 1 puyer5, tetapi boleh dicampur saat meminumnya
Dosis OAT
Obat Dosis harian (mg/Kg/hr) 5 15 (300 mg) 10 15 (600 mg) 15 40 (2 g) 15 40 (2,5 mg) 15 40 (1 g) Dosis 2 x/mgg (mg/kg/dosis) 15 40 (900 mg) 10 20 (600 mg) 50 -70 (4 g) 50 (2,5 g) 25 40 (1,5 g) Efek samping Isiniazid (H) Rifampicin (R) Pirazinamid (Z) Etambutol (E) Streptomisin (S) Hepatitis, neuritis perifer, hipersensitivitas Ggn gastrointestinal, reaksi kulit, hepatitis, trombositopenia, Enzim hepar (sekresi oranye) Hepatotoksik, hiperurikemia, atralgia, ggn gastrointestinal Neuritis optika, visus menurun, buta warna merah hijau, hipersensitivitas, ggn gastrointestinal Ototoksik, nefrotoksik
Pengobatan TB anak : Ekstrapolasi pengobatan TB dewasa TB anak berbeda dalam berbagai hal : - Komplikasi lebih besar dan lebih banyak - Resiko TB ekstra paru lebih besar (TB sistemik dengan meningitis TB)
Directly observed treatment (DOT) merupakan salah satu eleman strategi DOTS (...Shortcourse) Pengawas Menelan/minum obat Observasi langsung agar pasti diobati secara penuh dalam 1 periode - Dengan obat yang benar - Dosis yang benar - Interval yang benar - Pemberian obat yang mudah dan sederhana
POPULASI KUMAN TB
POPULASI A LOKASI Debris kaseosa dalam kavitas Debris nekrotik sepanjang tepian kavitas Tidak jelas AKTIVITAS REPLIKASI Tinggi
C
D
Pemberian OAT tidak boleh tunggal Fase awal : intensif Fase lanjutan : obat lebih sedikit Lama pengobatan 6 bulan (short course), karena kuman TB dalam fase laten (populasi C dan D) sulit dibunuh
Bila masalah diagnosis telah teratasi dan ditegakkan OAT diberikan dengan panduan yang ada Masalah terbesar dalam kemoterapi TB adalah ketaatan pasien dan orang tuanya
Riwayat kontak erat (dengan pasien TB BTA positif) Reaksi cepat BCG, kemerahan setelah 2 7 hari suntikan Berat badan turun/tidak naik/failure to thrive, tanpa sebab yang jelas, dengan penanganan gizi Demam lama atau berulang, tanpa sebab yang jelas, gengan penanganan Batuk lama ( 3 minggu, tanpa sebab yang jelas dengan penanganan Kel. limfe superfisialis membesar, di leher, ketiak, inguinal, skrofuloderma Diare lama atau berulang, tanpa sebab yang jelas, dengan penanganan Konjungtivitis fliktenularis, gambaran klinis khas Uji tuberkulin positif, 10 mm: 5 mm gizi kurang/buruk Gambaran foto R sugestif TB, 10 gambaran sugestif
Nilai
+3 +3 +3 +2 +2 +2 +2 +1 +1 +1 +1 +1 +1