Anda di halaman 1dari 60

WORKSHOP PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR BANDANG KERJASAMA UNIVERSITAS HASANUDDIN

FENOMENA BANJIR BANDANG DI INDONESIA


A. M. IMRAN
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Makassar 27 September 2013

ISI DISKUSI
1

PENDAHULUAN

FENOMENA BANJIR BANDANG DI INDONESIA

TIPE & PENGERTIAN BANJIR

BANJIR BANDANG KASUS SINJAI

Natural disasters are just natural phenomena They are neither good nor bad. If they happen to occur close to human settlements and the people are not equipped. A tragedy will occur A human Tragedy Natural disasters can neither be avoided nor can they be predicted effectively with present day technology. But they can be mitigated

Natural disasters are physical phenomena but change very fast into social problems. In developing countries they develop immediately into economic issues and could transform into political ones with fatal consequences

DEFENISI
PERKA BNPB NO. 02 TAHUN 2012, TENTANG PEDOMAN UMUM PENGKAJIAN RISIKO BENCANA Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Tingkat Ancaman adalah potensi timbulnya korban jiwa pada kondisi tertentu pada suatu daerah akibat bencana. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu kawasan dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. Kerentanan adalah suatu kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bencana. Kapasitas adalah kemampuan daerah dan masyarakat untuk melakukan tindakan pengurangan Tingkat Ancaman dan Tingkat Kerugian akibat bencana.

BANJIR
Flooding is a result of heavy or continuous rainfall exceeding the absorptive capacity of soil and the flow capacity of rivers, streams, and coastal areas. Banjir adalah aliran air yang berlebihan yang melampui batas penahan, baik alamiah ataupun buatan. Air akan menyebar di atas daerah dataran yang umumnya dimanfaatkan oleh manusia. Banjir dapat menyebabkan terjadinya konflik.

2 TIPE DAN PENGERTIAN BANJIR BANDANG 1


BANJIR KIRIMAN

2
BANJIR GENANGAN

3
BANJIR ROB/ BANJIR TSUNAMI

4
BANJIR BANDANG

1. BANJIR KIRIMAN
CURAH HUJAN KHARAKTERISTIK SUNGAI TOPOGRAFI GRADIEN SUNGAI KONDISI WILAYAH PENGIRIM DAN PENERIMA

BANJIR KIRIMAN
WILAYAH PENGIRIM HULU

WILAYAH PENERIMA HILIR

HUBUNGAN DEBIT DENGAN TINGKAT KERAPATAN SUNGAI

KONDISI WILAYAH

KONDISI TOPOGRAFI:
BAGIAN TIMUR ADALAH PEGUNUNGAN TERJAL BAGIAN BARAT PEDATARAN RENDAH PENDANGKALAN DASAR SUNGAI

GRADIEN SUNGAI
100

Penampang Sungai Bambalomotu Jarak hulu-hilir(8.64km) elevasi tertingi (75m)

50

1000

2000

3000

4000 5000 6000 Jarak hilir -hulu (meter)

7000

8000

9000

Faktor pertama: gradien sungai, panjang gradien sungai Faktor kedua: air pasangsurut air laut, Topografi dasar laut (batimetri) Faktor ketiga kondisi muka airtanah

Ketinggian (m)

Penampang Sungai Pasangkayu Jarak hulu-hilir(51,818km) elevasi tertingi (100m)


100

Ketinggian (m)

50

2500

5000

7500

10000 12500 15000 17500 20000 22500 25000 27500 30000 32500 35000 37500 40000 42500 45000 47500 50000 52500 Jarak hilir -hulu (meter)

HUTAN ALAMI

PERKEBUNAN SAWIT

ENDAPAN SEDIMEN

ENDAPAN SEDIMEN DI LAUT

KASUS LUWU UTARA TGL: 2 3 APRIL 2005

DAS RONGKONG ( 136.775 Ha ); DAS BALIASE : ? RATA-RATA CURAH HUJAN DAS RONGKONG : 2.723 mm/thn (Stasiun Malangke) - 3310 mm/thn (stasiun Sabbang). INTENSITAS HUJAN TINGGI : APRIL S.D MEI DEBIT BULANAN S RONGKONG ; 499 - 516 m3/dt (Maret April) TOPOGRAFI DATARAN RENDAH (< 2 m d.p.l) KERUSAKAN EKOSISTEM DI HULU DAS RONGKONG. ALIRAN AIR PERMUKAAN S.RONGKONG BERPINDAH-PINDAH

BANJIR KIRIMAN
(di Minahasa 19-23 Feb 2006)

Elbe-Flood 2002
Main station Dresden Road near Bitterfeld

2. BANJIR GENANGAN
CURAH HUJAN TINGGI LAJU INFILTRASI JENIS TANAH/BATUAN: TINGKAT
KEJENUHAN TANAH/BATUAN TERHADAP AIR

TUTUPAN LAHAN TOPOGRAFI DATAR

HUJAN MAKSIMUM HARIAN RATA-RATA KOTA MAKASSAR 10 TAHUN


300 250

mm/jam

200 150 100 50 0 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Tahun

Peta perubahan tutupan lahan Kota Makassar Tahun 1999 dan Tahun 2005

1999

2005

Several Recorded Flood Disaster :


Flood due to the rainfall excess Jakarta Flood Case in 2002 and 2007

Sarinah-Thamrin (Business Center) JAKARTA, 2002

Water level at some area reach 2 meters high

3. BANJIR ROB/ BANJIR TSUNAMI


MASUKNYA AIR LAUT KE DARATAN PADA SAAT PASANG TSUNAMI FAKTOR:
TOPOGRAFI PANTAI NAIKNYA MUKA AIR LAUT => GLOBAL TURUNNYA PERMUKAAN TANAH DI PANTAI

MORFOLOGI DASAR LAUT


N285 E
0

Penampang Pantai Kasoloang Jarak vertikal -60m, Jarak horisontal 908m H:V=1:2

-20

-40 -60 0

40

80

120

160

200

240

280

320

360

400

440

480

520

560

600

640

680

720

760

800

840

880

920

Penampang Pantai Pasangkayu Jarak vertikal -40m, Jarak horisontal 656m H:V=1:2 N324 E
0

-20

-40 0

40

80

120

160

200

240

280

320

360

400

440

480

520

560

600

640

680

BANJIR PASANG
Jakarta Fishing Port Case

Waisor, Papua Barat

4.BANJIR BANDANG
Dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan Flash Flood Adalah banjir yang mengalir dari hulu ke hilir sungai Ciri-cirinya:

Pidi, Aceh

Cepat sekali mempunyai daya rusak yang besar, cepat hilang membawa material lumpur yang banyak dan sering disertai dengan material pepohonan. Viskositas tinggi

FAKTOR PENYEBAB

DAM :
ALAMI (LONGSOR) BUATAN

GEOMETRI DAS ALUR/LEMBAH SUNGAI SEMPIT GRADIEN SUNGAI TERJAL

Potensi Banjir di Hulu DAS


Kondisi tutupan lahan - deforestasi

Bt Uru Timur Kec. Sumarorong

KASUS BANJIR BANDANG SINJAI 2006


BANJIR LONGSOR

TIGA SUNGAI MELUAP: S. Tangka (luapan/banjir relatif kecil) S. Mangottong (S. Sinjai), daerah Biringere dan sekitarnya S. Kalamisu (S. Baringeng) Longsor: Kompang (jalan poros Malino-Sinjai) Info dari Sungai Mangottong (S. Sinjai); kejadian Senin 19 Juni, air sungai mulai meluap (banjir) jam 11 siang, surut lagi. Jam 10 malam hujan terus, air mulai naik sampai jam 11; puncaknya jam 2 malam (Selasa 20 Juni), banjir besar sampai jam 7 pagi.

WILAYAH PENERIMA HILIR

WILAYAH PENGIRIM HULU

KEJADIAN DI HULU
Lokasi longsor di KM 149 (2 Km dari St.3 ke arah Malino), Kec Sinjai Tengah Di tebing bagian atas jalan terlihat material longsoran Tebing yang terjal, Kondisi vegetasi masih rapat, tidak terlihat adanya pembabatan hutan; di sekitar lokasi ada hutan lindung. Di bagian bawah jalan, satu rumah hancur tertimbun longsoran. semua penghuni rumah selamat, Diawali dengan suara batuan/material longsoran yang menimpa atap rumah, sehingga penghuni cepat mengetahui dan berlarian keluar rumah. Material longsoran termasuk bawaannya (vegetasi dan runtuhan bangunan) masuk ke sungai (S. Bihulo/S. Baringeng) Material longsoran ini yang menutup sementara sungai yang kemudian menyebabkan banjir bandang

Faktor2 pengontrol longsor (Karnawati, 2005): Geomorfologi (kelerengan yang terjal, sekitar dan lebih dari 40%; elevasi mencapai 300 m; hasil pengamatan lapangan dan peta dari REKTI/IKA): Geologi (Litologi, Batuan Gunungapi Lompobattang (Qvlb): breksi, lahar, tufa; dan Batuan Gunungapi Formasi Camba: bx, lava, konglomerat, tufa; hasil pengamatan lapangan di stasiun 4: litologi breksi dan tufa yang porous, rapuh/unconsolidated, dan banyak bukaan; Struktur, cukup rapat, arah dominan utara-baratlaut sampai utaratimurlaut; Sukamto & Supriatna, 1982). Tanah penutup: umumnya tipis (hasil pengamatan lapangan). Tataguna lahan: terjadi baik pada kawasan hutan yg bervegetasi lebat maupun yang jarang (kawasan perkebunan dan ladang). Faktor pemicu: curah hujan yang tinggi, infiltrasi air hujan intensif dengan durasi waktu yang lama (hujan selama 2 hari 19-20 Juni, data dari LAPAN). Berdasarkan hasil penelitian Geologi Terpadu Kab Sinjai (DPE, 2001), kawasan longsor yang terjadi di daerah ini secara keseluruhan termasuk dalam zona kerentanan gerakan tanah tinggi.

POROS MALINO SINJAI (35 KM DARI MALINO)

POROS MALINO SINJAI (15 KM DARI SINJAI)

HULU

HULU

Longsor yang terjadi di jalan poros Malino Sinjai (Kompang) Kecamatan Sinjai Tengah. Material longsor masuk ke badan sungai, sebagai penyebab banjir bandang. Foto 13 Maret 2005.

Peristiwa longsor yang terjadi di Daerah Kompang Kecamatan sinjai Tengah. Longsor menutupi badan jalan dan rumah penduduk.

HILIR

HILIR

Kondisi Pasca Banjir di daerah Kompang Kab. Sinjai

Kondisi Pasca Banjir di Daerah Biringngere Kab. Sinjai

Curah Hujan Rata-Rata Th 2006


600
Curah Hujan (mm)

500 400 300 200 100 JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES

Bone Sinjai Bulukumba Bantaeng Jeneponto

Bulan
Sumber: BMG Wilayah Sulsel

Curah Hujan Harian di Kaki G. Bawakaraeng Bulan Juni 2006

WILAYAH PENERIMA

WILAYAH PENGIRIM

HULU

HULU

Longsor yang terjadi di jalan poros Malino Sinjai (Kompang) Kecamatan Sinjai Tengah. Material longsor masuk ke badan sungai, sebagai penyebab banjir bandang. Foto 13 Maret 2005.

Peristiwa longsor yang terjadi di Daerah Kompang Kecamatan sinjai Tengah. Longsor menutupi badan jalan dan rumah penduduk.

HILIR

HILIR

Kondisi Pasca Banjir di daerah Kompang Kab. Sinjai

Kondisi Pasca Banjir di Daerah Biringngere Kab. Sinjai

Mnt Bawakaraeng

Giant Landslide March 2004

N
WHERE ?

Bili Bili DAM

Jeneberang River

Makassar City

FORT SOMBAOPU

KASUS WAY ELA

PEMASANGAN PERALATAN EARLY WARNING TELEMETRY SYSTEM

EWTS-1

EWTS-2

EWTS-3

PEMBAGIAN ZONA BAHAYA GENANGAN

Kedalaman Banjir (m) 0 ~ 0,6

Zona Bahaya (ZB) Rendah

Kecepatan (m/det) >0,75

Asiran Warna di Peta Hijau

Keterangan Kondisi bahaya untuk anak-anak Kondisi bahaya untuk orang dewasa (termasuk jalan, kendaraan) Kondisi bahaya untuk daerah pemukiman

0,6 ~ >

2,0 2,0

Sedang Tinggi

>0,50 >0,50

Kuning Merah

Peta Bahaya Bencana Banjir

KELAS BAHAYA JML. KAB/KOTA TINGGI 270 SEDANG 45 RENDAH 29

JIWA TERPAPAR (JUTA) 59.90 1.98 4.01

Peta Bahaya Bencana Tanah Longsor

KELAS BAHAYA JML. KAB/KOTA JIWA TERPAPAR (JUTA) TINGGI 42 15.2 SEDANG 228 108.8 RENDAH 189 105.6 TOTAL 453 229.56

SRTM DEM Indonesia

SRTM DEM Indonesia overlay Data Vektor Database Kabupaten

Sulawesi

Jawa

Papua Barat

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai