Anda di halaman 1dari 31

Kontrol Pertumbuhan Mikroba Limbah Tempe dan Kultur Lactobacillus sp.

Pada Metode Microbial Fuel Cell Dalam Peningkatan Produksi Listrik


Astry Eka Citrasari 1006775842

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sumber energi listrik

Anne, 2011

Latar Belakang
Energi Alternatif

Energi Fosil

Fuel Cell adalah sebuah metode yang mengubah energi kimia menjadi listrik dengan oksigen atau agen oksidasi

Energi alternatif untuk memasok listrik mulai dikembangkan

Salah satunya adalah fuel cell

Latar Belakang
Jenis Fuel Cell

Fuel Cell
Microbial Fuel Cell Hydrogen Fuel Cell Solid Oxide Fuel Cell
Jenis Fuel Cell tersebut berdasarkan material atau bahan baku yang akan dijadikan listrik

Microbial Fuel Cell

Dalam Substrat yang Mengandung Kultur Mikroba Murni

Peran Metabolisme Mikroba dalam Mengurai Komponen Organik untuk Menghasilkan Elektron

Dalam Limbah yang Mengandung Mikroba Mixed Cuture

Dari Metabolisme tersebut berarti Mikroba Bertumbuh

Bertambahnya Jumlah Mikroba = Produksi Listrik

Sehingga perlu diteliti lebih lanjut apakah benar metabolisme mikroba tersebut yang menghasilkan elektron untuk listrik

Microbial Fuel Cell

Dalam Substrat yang Mengandung Kultur Mikroba Murni

Peran Metabolisme Mikroba dalam Mengurai Komponen Organik untuk Menghasilkan Elektron

Dalam Limbah yang Mengandung Mikroba Mixed Cuture

Untuk pembuktian lebih lanjut, Kandungan COD pada limbah juga diperhitungkan

Bertambahnya Jumlah Mikroba = Berkurangnya COD= Produksi Listrik

Sehingga perlu diteliti lebih lanjut apakah benar metabolisme mikroba pada limbah mengurangi COD

Microbial Fuel Cell

Kekurangan Microbial Fuel Cell = Produksi Listrik yang Masih Kecil

Elektrolit

500 mV menjadi 1000 mV (Li et al, 2009)

Power Management System

1000 mV menjadi 3300 mV (Fan yang et al, 2012)

Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan pertumbuhan bakteri dengan produksi listrik pada microbial fuel cell dengan menggunakan kultur murni bakteri dan mixed culture pada limbah cair olahan tempe ?

Bagaimana hubungan kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) limbah cair olahan tempe dengan produksi listrik pada microbial fuel ?

Apa perbedaan mendasar dari menggunakan kultur bakteri murni pada suatu substrat dan mixed culture pada limbah cair olahan tempe, dari segi listrik yang dihasilkan dan pertumbuhan bakterinya ?

Seberapa besar power management system menaikkan voltase hasil dari microbial fuel cell ?

Tujuan Penelitian
Membuktikan produksi listrik pada microbial fuel cell adalah hasil metabolisme bakteri yang ditandai dengan pertumbuhan bakteri, baik dalam kultur murni bakteri maupun mixed culture pada limbah cair olahan tempe.

Membuktikan produksi listrik pada pada microbial fuel cell mampu menurunkan Chemical Oxygen Demand (COD ) pada limbah

Melihat perbedaan mendasar dari menggunakan kultur bakteri murni pada suatu substrat dan mixed culture pada limbah cair olahan tempe, dari segi listrik yang dihasilkan dan pertumbuhan bakterinya

Menghasilkan sistem untuk menaikkan voltase microbial fuel cell

Batasan Penelitian
Batasan-batasan masalah pada penelitian ini mencakup pada aspek-aspek berikut

Penelitian memfokuskan pada kemampuan sel menghasilkan listrik dan sebesar apa sistem tambahan yang diberikan mampu menaikkan voltase yang dihasilkan

Penelitian menggunakan limbah tempe artifisial yang dibuat di laboratorium Departemen Teknik Kimia

Penelitian dilakukan pada skala laboratorium

Penelitian dilakukan di Departemen Teknik Kimia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Microbial Fuel Cell

Limbah dan Limbah Tempe

Pertumbuhan Mikroba dan Lactobacillus sp

Spektrofotometer

Power Management System

State of The Art

Prinsip Kerja
Anoda
MFC menggunakan sel mikroba dimana pada metabolisme sel mikroba menghasilkan elektron

Elektron hasil metabolisme sel mikroba inilah awal dari arus listrik yang dihasilkan dan dibantu oleh anoda dan katoda.

Katoda

Transfer Elektron

Komponen MFC

Direct Extracellular Electron Transfer Indirect Extracellular Electron Transfer

Elektroda

Substrat

Bakteri

Faktor Kinerja MFC


Jarak Elektroda

Desain Sistem MFC

Dua Kompartemen

Luas Permukaan Elektroda


Satu Kompartemen

Kekuatan Ionik

(Liu, et.al, 2009) S2O82- + 2e- 2SO42H2O2 + 2H+ +2e- 2H2O MnO4- + 4H+ + 3e- MnO2 + 2H2O Cr2O72- + 14H+ + 6e- 2Cr3+ + &H2O Fe(CN)63- + e- Fe(CN)64-

E0 = 2,01 V E0 = 1,78 V E0 = 1,70 V E0 = 1,33 V E0 = 0,43 V

1. 2. 3. 4. 5. 6.

7.
8. 9. 10.

limbah cair yang belum diolah juga terdapat kontaminan-kontaminan khas yang terbagi kedalam : padatan total terlarut total tersuspensi total volatile BOD5 COD Alkalinitas minyak dan lemak nitrogen (total, organik, ammonia, nitrit, nitrat) fosfor (total, organik, anorganik).

Limbah

COD adalah jumlah oksigen agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi maupun yang sukar didegradasi

Bahan buangan organic dioksidasi oleh senyawa Kalium bichromat sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion chrom

Limbah Tempe
Parameter Satu an Baku Mutu Air Limbah (Gol.1V) Limbah Cair Rebusan Kedelai Limbah Cair Rendeman Kedelai

TDS (Total Dissolve Solid) mg/L 5.000 TSS (Total Suspended Solid) mg/L 500 pH 5-9 BOD (Biologica l Oxygen Demand) mg/L 300 COD (Chemical Oxygen Demand) mg/L 600

25.060

25.254

4.012

4.551

1.302,03

31.380,87

Proses perendaman adalah Lactobacillus casei, Enterococcus faecium, Streptococcus Dysgalactiae dan Staph. Epidermidis.

4.188,27

35.398,87

Pertumbuhan Mikroba

Lactobacillus sp.

Pertumbuhan sel dapat diukur dari massa sel dan secara tidak langsung dengan mengukur turbiditas cairan medium tumbuh Turbiditas juga dapat diukur menggunakan spektrofotometer (optical density/ OD),

Lactobacillus sp adalah gram bakteri gram-positif, anaerobik fakultatif atau mikroaerofilik. Genus bakteri ini membentuk sebagian besar dari kelompok bakteri asam laktat, karena kebanyakan anggotanya dapat mengubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat.

Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang (Saputra, 2009). Ada hubungan antara penyerapan sinar atau panjang gelombang tertentu denan konsentrasi larutan. Besarnya sinat diserap larutan disebut Optical density (OD) atau nilai Absorbansi (Suyitno, 2008).

Power Management System

Komponen Power Management System 1. Supercapacitor 2. DC/DC Converter

Elektroda grafit

State of the Art


Lee, 2010
Zahara, 2011

Novitasari, 2011; Penelitian Ini Li et al, 2009 Yang, Jin dan Santoro Liu, 2009 et,al 2012 Li, 2010

Wiraya et Kristin, 2012 al,2011

Penelitian ini

Elektroda karbon

Elektroda platina Mediator-less

Qoriyani, 2012

Membrane-less Dual-chamber

Penelitian Ini

Yang, Jin dan Santoro et Qoriyani, Liu, 2009 al, 2012 2012 Li et al, 2009 Kristin, 2012 Penelitian ini

Single-chamber Elektrolit Permanganate Elektrolit Persulfate Elektrolit Ferrum Cyanid

Lee, 2010

Nimje et Yang, Jin dan Santoro et Qoriyani, Penelitian Ini al, 2011 Liu, 2009 al, 2012 2012 You et al, 2006 Li et al, Penelitian Ini 2009

Penelitian Ini

Mixed culture

S. Cerevisiae

L. Bulgaricus B. Sutilis

Air limbah Perkotaan

Air Limbah

Limbah Cair Tempe

Air Limbah Bagas

Limbah Cair Tempe

BAB III METODE PENELITIAN

Diagram Alir Penelitian

No 1 2 3 4 5 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Alat Reaktor MFC Multimeter Digital Mikroamperemeter Analog Spektrofotometer

Fungsi Menampung Elektrolit dan Substrat untuk sistem Mengukur tegangan yang dihasilkan sistem Mengukur kuat arus yang dihasilkan sistem

Mengukur pertumbuhan bakteri dan kandungan COD Kuvet Tempat menaruh sampel untuk melakukan absrobansi pada spektrofotometer Kabel dan Jepit Buaya Menghubungkan peralatan listrik satu sama lainnya Transistor Komponen Power Management System Super Capacitor Komponen Power Management System DC/DC Converter Komponen Power Management System Resistor Komponen Power Management System Timbangan Analitik Menimbang bahan agar massa yang digunakan seusia dengan kebutuhan Magnetic Stirrer Mengaduk larutan dengan magnet Gelas Beaker Wadah pengadukan larutan No Fungsi Gelas Ukur Mengukur volum Bahan larutan 1 Grafit Erlenmeyer Tempat mereaksikan larutan dan Elektroda pada System 2 Aquadest Sebagai pelarut dan pengencer menyimpan larutan sementara 3 Klarutan 2S2O8 hingga homogenSebagai Elektrolit Spatula Kaca Mengaduk 4 Kultur Lactobacillus Kaca Arloji Tempat peletakan bahan berbentuk Sebagai solid Mikroba untuk menghasilkan listrik sp Pipet Ukur Mengukur volum larutan dan memindahkan 5 Kacang kedelai Sebagai bahan pembuat limbah tempa larutan 6 Buffer fosfat dalam jumlah Menjaga Pipet Tetes Memindahkan larutan sedikiy pH didalam MFC 7 Medium GYP Medium cair untuk bakteri 8 Kalium asam phtalate Untuk membuat larutan standar dalam mengukur COD

Alat dan Bahan

Variabel Bebas
Variabel Terikat Variabel Kontrol

Substrat : Medium Glucose Yeast Peptone dan Limbah Tempe

Variabel Penelitian

Produksi Listrik Pertumbuhan Mikroba

Jenis Elektrolit Jumlah Substrat Suhu

1. Persiapan Reaktor MFC

Prosedur Penelitian

Ukuran reaktor yang digunakan sebanyak 2000 mL dengan anoda dan katoda grafit. Pada keluaran anoda dihubungkan dengan multimeter digital untuk dilihat nilai voltase (V) dan kuat arus (I).

2. Persiapan Power Management System


Sistem ini menggunakan rangkaian induktor, dioda dan supercapacitor yang terhubung secara seri. Sedangkan DC/DC converter (MOSFET pada gambar) dirangkai secara paralel dengan supercapacitor

Sumber : Wang, et.al, 2013

3.Persiapan Larutan Elektrolit


K2S2O8.Konsentrasi elektrolit yang ditambahkan sebesar 30 mM (Li, et.al, 2009). Larutan elektrolit masing-masing konsentrasi dibuat sebanyak 800 ml

Prosedur Penelitian

Molar 0,03

massa K2S2O8 (gr) 6,48

4.Persiapan Limbah Tempe


400 gram kacang kedelai direbus dengan 1 liter air. Air hasil rebusan dimasukkan ke dalam gelas beaker, ditutup alumunium foil dan plastic warp untuk kemudian diinkubasi selama 1 minggu.

Prosedur Penelitian

5. Persiapan Kultur Bakteri


Mencampurkan formula dibawah ini untuk membuat medium tersebut sebanyak 1 liter Diambil 1 jarum ose isolat bakter Lactobacillus sp ke dalam medium dan dilakukan didalam transfer box
Komponen Peptone Yeast Extract NaCl Glukosa Anhidrat Kalsium Klorida Anhidrat Magnesium Sulfat Natrium Bikarbonat Air distilat 5 gram 10 gram 2 gram 10 gram 0,01 gram 0,008 gram 0,4 gram 1000 ml Jumlah

6.Eksperimen MFC
Setelah seluruh larutan siap dimasukkan kedalam reaktor microbial fuel cell yang sudah dipasangkan anoda dan katoda.

Prosedur Penelitian

Buffer Fosfat 200 ml Elektrolit 800 ml

Substrat 1000 ml

7. Pengukuran Tegangan dan Kuat Arus

Prosedur Penelitian

voltase dan kuat arus yang diambil berada pada dua titik

, yaitu titik output dari MFC (dekat anoda) dan titik terminal block dari Power Management System

8. Pengukuran Optical Density (OD)


Optical density diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm Sampel sebanyak 1 mL inokulum bakteri dan dimasukkan ke dalam kuvet

9. Pengukuran Chemical Oxygen Demand (COD)


Mencampurkan sebanyak 2 mL sampel dengan reagen dan dihomogenisasi .Memanaskan campuran pada suhu 150oC selama 2 jam, mendinginkannya pada suhu ruang selama 45 menit ,menguji absorbansinya menggunakan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 620 nm.

Anda mungkin juga menyukai