PENDAHULUAN
2005 terdapat 100 juta penduduk Indonesia mengalami berbagai masalah gizi. Sekitar 1,7 juta bayi dan balita menderita gizi buruk, anemia gizi besi (AGB) masih diderita pada sekitar 1,9 juta ibu hamil dan 8,8 juta pada kelompok balita.
KVA juga masih merupakan masalah karena 11 juta balita memiliki serum retinol yang rendah (< 20 ug/dl).
Gangguan kekurangan yodium (GAKY) juga masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Hal ini ditandai sekitar 73 kabupaten/ kota merupakan daerah endemis sedang dan berat serta sekitar 40 juta penduduk tinggal di daerah rawan (Depkes RI, 2005)
PELAKSANAAN
UPGK Pencegahan dan Penanggulangan Gondok Endemik Pencegahan dan Penanggulangan Kekurangan Vitamin A Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Perbaikan Makanan Bayi dan Anak. Pola Makan Gizi Seimbang
UPGK
Salah satu upaya meningkatkan keadaan gizi masyarakat yang sebagian kegiatannya dilaksanakan di Posyandu. Penimbangan terhadap balita yang dilakukan di posyandu merupakan upaya masyarakat memantau pertumbuhan dan perkembangan balita yang dintegrasikan dengan pelayanan kesehatan dasar lain
UPGK
Penyuluhan Gizi Masyarakat Pelayanan Gizi melalui Posyandu
PENYULUHAN GIZI
Masalah
Tindak Lanjut
Dilakukan secara kelompok di posyandu namun tidak maksimal dikarenakan lingkungan yang tidak kondusif sehingga banyak ibu yang tidak mengerti mengenai isi penyuluhan
Penyuluhan dapat dilakukan menggunakan flipcart atau dilakukan secara perorangan kepada bayi dan balita dengan gizi kurang
2
3 4.
BAYI LAKI-LAKI
BALITA PEREMPUAN BALITA LAKILAKI
67,1
24,7 22,8
48,8
15 14,5
72,7
60,4 63,3
70/65/80
70/75/80 70/75/80
MASALAH
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan penimbangan posyandu hal ini dapat dilihat dari cakupan D/S yang masih sangat kurang dari target SPM 2013
Pola asuh yang salah/ pola makan yang salah juga dapat menjadi sebab dari N/D yang kurang dari target
TINDAK LANJUT
Penyuluhan gizi masyarakat tujuannya untuk perubahan pengertian, sikap dan perilaku yang lebih sehat mengenai kegunaan dan pemanfaatan pelayanan gizi yang tersedia di masyarakat. Dapat dalam bentuk leaflet yang dibagikan ke warga
Peningkatan pemanfaatan tanaman perkarangan sebagai usaha untuk mendukung kegiatan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) di posyandu.
TINDAK LANJUT
- Penyuntikan larutan yodium dalam minyak (lipiodol) - Pencatatan dan pelaporan - Evaluasi dampak
Pelaksanaan survey garam yodium di setiap rumah dan sekolah dilakukan 2 kali dalam satu tahun
Suplementasi vitamin A yang dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu: Cara langsung melalui distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi Cara tak langsung melalui fortifikasi (penambahan) vitamin A pada bahan makanan
Cakupan Vitamin A Bayi dan Anak Balita UPT Puskesmas Kalianda Tahun 2010 s.d. 2012
1. Advokasi, pendekatan, dan lain-lain bentuk yang disertai dengan penyebarluasan informasi. 2. Forum komunikasi, yang bermanfaat sebagai wahana yang mendukung terlaksananya kegiatan KIE di berbagai sektor terkait. 3. Sosialisasi pemberian kapsul Vitamin A terhadap petugas kesehatan di Puskesmas, rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan lainnya. 4. Kegiatan konseling/konsultasi gizi dilakukan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit pada sasaran ibu anak. 5. Tersedianya sarana pelayanan kesehatan yang terjangkau. 6. Lintas program/ lintas sektor terkait (Promosi Kesehatan, Imunisasi, dll) 7. Adanya sweeping dari kader kesehatan dengan sasaran ibu anak yang belum mendapatkan kapsul Vitamin A pada bulan kapsul.
Pemberian tablet Fe bagi wanita hamil dan menyusui Penggalakan penggunaan bahan pangan alami sumber zat besi yang diusahakan lewat kegiatan penyuluhan gizi
Hasil kegiatan ini direkapitulasi oleh petugas KIA dan setiap akhir bulan dilaporkan kepada TPG
No 1 Tahun 2010 Cakupan % Fe Bufas 82,5 Target SPM 85
2 3
4
2011 2012
JanMar 2013
88 55,5
79,61
86 86
86
Cakupan yang masih kurang dari SPM pada tahun 2013 mungkin disebabkan karena ada beberapa bides yang tidak maksimal tinggal di tempat
TINDAK LANJUT
KESIMPULAN
UPT Puskesmas Kalianda sudah melaksanakan program gizi dengan baik. Hampir semua program gizi dilaksanakan namun pelaksanaannya kurang maksimal dikarenakan kurangnya tenaga gizi untuk melaksanakan program yang cukup banyak, kurang terlatihnya kader, kesadaran masyarakat yang kurang dan juga masalah dana.
SARAN
Disarankan untuk menambah tenaga gizi di Puskesmas agar kegiatan Upaya Perbaikan gizi lebih optimal Kader posyandu yang secara sukarela membantu TPG dalam kegiatan upaya perbaikan gizi keluarga di posyandu diberikan refreshing kembali untuk menambah pengetahuan kader Sebaiknya diadakan konseling gizi di UPT Puskesmas Kalianda Pemberian penyuluhan gizi untuk meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki anak balita