Anda di halaman 1dari 19

ASKEP PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL

Oleh : Ns. Nanik Dwi A, S.Kep.

PENGERTIAN
Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi dan kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau mengikuti periode sakit yang panjang . Kematian adalah tahap akhir kehidupan Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian yang berjalan melalui suatu tahapan proses seperti penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Carpenito, 1995) Situasi yang mengancam kehidupan yang memerlukan sistem pendukung, antara lain respirator, nutrisi parenteral total atau pemantau jantung.

Jenis-Jenis Penyakit Terminal

Adapun yang dapat dikategorikan sebagai penyakit terminal adalah:


1.

Penyakit-penyakit kanker dan jantung

2. Penyakit-penyakit infeksi berat

3. Congestif Renal Falure (CRF)


4. Stroke Multiple Sklerosis. 5. Akibat kecelakaan fatal. 6. AIDS.

Proses kematian sehubungan dengan penyakit terminal merupakan suatu keadaan sejak dokter menetapkan tidak ada lagi pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakitnya sampai pada titik kematian. Beberapa jenis kematian adalah kematian sosial, psikologis, biologis dan kematian fisiologis. Askep dapat dimulai pada minggu-minggu atau hari-hari terakhir kehidupan dimana bertujuan untuk: 1. Mempertahankan hidup 2. Menurunkan stress 3. Meringankan dan mempertahankan kenyamanan selama mungkin

MENJELANG AJAL
Kematian untuk semua orang tidak dapat dielakkan dan merupakan suatu kehilangan.

Secara umum kematian adalah sebagian proses dari kehidupan yang dialami oleh siapa saja meskipun demikian, hal tersebut tetap saja menimbulkan perasaan nyeri dan takut, tidak hanya pasien tetapi juga keluarganya bahkan pada mereka yang merawat dan mengurusnya.
Penderita yang akan meninggal tidak akan kembali lagi ke tengah keluarga, kenyataan ini sangat berat bagi keluarga yang akan ditinggalkannya. Untuk menghindari hal diatas bukan hanya keluarga saja yang berduka bahkan klien lebih tertekan dengan penyakit yang dideritanya. Kematian adalah suatu pengalaman yang sunyi senyap, dan merupakan kehilangan yang aktual.

TAHAPAN PROSES KEHILANGAN


Proses kematian atau menjelang ajal (dying process) menurut Kobler-Ross mempunyai lima tahap:
1.

Denial ( pengingkaran ) Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak dapat menerima informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin mengingkarinya. Banyak orang pada tingkat ini memberikan reaksi suka cita yang dibuat-buat dan cenderung memperpanjang situasi ini. Sikap ini tidak sehat sebab mengingkari realitas dan koping yang tidak adekuat.

2. Anger ( Marah ) Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia akan meninggal. Kemarahan klien biasanya tidak diarahkan kepada orang tertentu tetapi lebih ke diri sendiri.

3. Bergaining ( tawar-menawar ) Merupakan tahapan proses berduka dimana pasien mencoba menawar waktu untuk hidup, klien sering berkata saya akan melakukan sesuatu yang mengubah ini.

4. Depetion ( depresi ) Tahap dimana pasien datang dengan kesadaran penuh bahwa ia akan segera mati.ia sangat sedih karena memikirkan bahwa ia tidak akan lama lagi bersama keluarga dan teman- teman. Selama tahap ini orang akan sulit bicara, menarik diri dan menolak kehadiran orang lain. 5. Acceptance ( penerimaan) Merupakan tahap selama pasien memahami dan menerima kenyataan bahwa ia akan meninggal. Ia akan berusaha keras untuk menyelesaikan tugas-tugasnya yang belum terselesaikan. Tahap ini merupakan akhir dari kehilangan/kematian.

A. PENGKAJIAN
1) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang Berisi tentang penyakit yang diderita klien pada saat sekarang b. Riwayat kesehatan dahulu Berisi tentang keadaan klien apakah klien pernah masuk rumah sakit dengan penyakit yang sama c. Riwayat kesehatan keluarga Apakah anggota keluarga pernah menderita penyakit yang sama dengan klien

2) Pemeriksaan Head To Toe

Perubahan fisik saat kematian mendekat :


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pasien kurang rensponsif Fungsi tubuh melambat Pasien berkemih dan defekasi secara tidak sengaja Rahang cendrung jatuh Pernafasan tidak teratur dan dangkal Sirkulasi melambat dan ektremitas dingin, nadi cepat dan melemah Kulit pucat Mata memelalak dan tidak ada respon terhadap cahaya

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ansietas/ ketakutan individu , keluarga yang berhubungan dengan situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan, takut akan kematian dan efek negatif pada gaya hidup. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang dihadapi, penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan keluarga, takut akan hasil ( kematian ) dan lingkungan yang penuh dengan stres ( tempat perawatan ).

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx. I

Ansietas/ ketakutan individu , keluarga yang berhubungan dengan situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan, takut akan kematian dan efek negatif pada gaya hidup. Klien/keluarga akan: mengungkapkan ketakutannya yang berhubungan dengan adanya gangguan menceritakan tentang efek gangguan pada fungsi normal, tanggungjawab, peran dan gaya hidup. Intervensi :
1. Kaji tingkat ansietas klien . R/ Dapat mengetahui klien mengalami tingkat kecemasan apa sehingga dapat menentukan intervensi dengan tepat. 2. Bantu klien untuk mengurangi ansietasnya/penyempitan lapang persepsi R/ Dapat membantu klien mengurangi kecemasannya.

Cont

3. Dorong klien untukmengungkapkan setiap ketakutan permasalahan yang berhubungan dengan pengobatannya. R/ Dapat mengurangi beban yang dirasakan oleh klien. 4. Identifikasi dan dukung mekanisme koping efektif R/ Untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang digunakan. 5. Dorong keluarga dan teman klien untuk untuk mengungkapakan perasaan takut R/ Untuk mengetahui respon dari orang terdekat klien yang berhubungan dengan masalah klien. 6. Berikan penghargaan pada klien dan keluarga untuk koping efektif yang digunakan. R/ Penghargaan dapat menguatkan respon koping positif yang akan datang.

Dx. 2 Berduka yang berhubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang akan dihadapi, penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain. Klien akan: Mengungkapkan kehilangan dan perubahan. Mengungkapkan perasaan yang berkaitan kehilangan dan perubahan. Menyatakan kematian akan terjadi. Anggota keluarga akan melakukan hal sebagai berikut : mempertahankan hubungan yang erat dan efektif, yang dibuktikan dengan cara sebagai berikut: Menghapuskan waktu dengan klien. Mempertahankan kasih sayang, komunikasi terbuka dengan klien. Berpartisipasi dalam perawatan. Intervensi : 1. Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya R/ Mendiskusikan kehilangan secara terbuka dapat mengurangi rasa marah dan sedih 2. Berikan dorongan penggunaan strategi koping yang positif R/ strategi koping yang positif dapat membantu memecahkan masalah dan

3. Berikan dorongan pada klien untuk memfokuskan pada hal-hal yang positif R/ agar Penerimaan diri klien terhadap proses kematian positif.
4. Tingkatkan harapan dengan menunjukkan bahwa perawat memberikan perhatian penuh R/ memberikan kenyamanan dan dukungan pada klien.

Dx. 3 Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan keluarga,takut akan hasil ( kematian ) dengan lingkungnnya penuh dengan stres (tempat perawatan ).
Anggota keluarga atau kerabat terdekat akan : Mengungkapkan kekawatirannya mengenai prognosis klien Mengungkapkan kekawatirannya mengenai lingkungan tempat perawatan klien Melaporkan fungsi keluarga yang adekuat dan kontiniu selama perawatan

Cont Intervensi : 1. Luangkan waktu bersama keluarga R./ mengurangi kecemasan keluarga 2. Ijinkan keluarga klien untuk saling berbagi R/ Keluarga dapat mengekspresikan perasaan ketakutan dan kekawatiran sehingga dapat merencanakan intervensi untuk mengatasinya. 3. Jelaskan lingkungan dan peralatan perawatan yang digunakan oleh klien R/ Informasi ini dapat membantu mengurangi kecemasan keluarga 4. Anjurkan pada keluarga untuk sering mengunjungi klien dan berpartisipasi dalam perawatan klien R/ Berkunjung dan berpartisipasi dapat meningkatkan interaksi antara keluarga, klien dan perawat

5. Diskusikan dengan keluarga mengenai masalah2 seperti kebutuhan financial, koping keluarga dalam menghadapi konflik. R/ Untuk membantu mempertahankan fungsi keluarga

D. IMPLEMENTASI
Dx 1 1. Mengkaji tingkat ancietas klien 2. Membantu klien untuk mengurangi ancietas 3. Mendorong klien untuk mengungkapakan ketakutan atau pikiran mereka 4. Mengidentifikasi dan mendukung koping yang efektif 5. Mendorong keluarga dan teman untuk mengungkapkan perasaan takut 6. Memberikan penghargaan pada klien dan keluarga untuk koping yang digunakan Dx 2 1. Memberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk mengunkapkan perasaan, dan diskusikan kehilangan secara terbuka dan gali makna pribadi dari kehilangan. 2. Menjelaskan bahwa berduka adalah reaksi yang umum dan sehat 3. Memberikan dorongan penggunaan strategi koping positif 4. Memberikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan konsep diri yang positif 5. Menjawab semua pertanyyan dengan jujur 6. Meningkatkan harapan dengan perawatn penuh perhatian, menghilangkan ketidaknyamanan dan meningkatkan dukungan

Cont
Dx 3 1. Meluagkan waktu bersama keluarga/orang terdekat klien dan menunjjukkan sikap empati 2. Mengijinkan keluarga klien/orang terdekat untuk megekspresikan perasaan, ketakutan dan kekawatiran 3. Menjelaskan lingkungan dan peralatan perawatan 4. Menjelaskan tindakan keperawatan dan memberikan informasi spesifik tentang perkembangan klien 5. Mengkonsulkan atau memberikan rujukan ke sumber komunitas dan sumber lainnya

E. EVALUASI
1. Klien merasa nyaman dan megekspresikan persaannya pada perawat
2. Klien tidak merasa sedih dan siap menerima kenyataan 3. Klien selalu ingat pada Tuhan dan selalu berdoa

4. Klien sadar bahwa setiap apa yang diciptakan oleh Tuhan akan kembali kepadanya

Anda mungkin juga menyukai