Pembimbing: dr. Zakiyah, Sp.Rad Disusun oleh : Septia Putri Prayitami (H2A008041)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG RSUD DR. ADHYATMA TUGUREJO SEMARANG 2013
DAFTAR MASALAH
Tanggal 12-02-2013
Masalah Aktif
TB Paru
Keterangan
Demam, sesak nafas, batuk, penurunan berat badan, nafsu makan berkurang, keringat dingin pada malam hari
DAFTAR MASALAH
Tanggal 12-02-2013
Masalah Pasif
Keterangan
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESIS Identitas Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Alamat Ruang
: Tn. Jumadi : 22 tahun : laki-laki : Islam : Swasta : Jl. Taman Srinindito RT 04/IV Semarang : Mawar M.2
STATUS PENDERITA
No. CM
: 40-75-47 Tanggal Masuk : Jumat, 08 Februari 2013 Tanggal Pemeriksaan : Selasa, 12 Februari 2013 Biaya pengobatan : Jamkesmasnas
KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan demam
RIWAYAT PRIBADI
Riwayat merokok
Riwayat konsumsi alkohol Riwayat minum jamu
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan dilakukan pada hari Selasa, 12 Februari 2013 Keadaan umum : baik, Compos mentis Tanda vital : Tensi : 100/90 mmHg Nadi : 87 x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup Frekuensi respirasi : 20 x/menit, reguler Suhu : 37,90C (per axiller)
PEMERIKSAAN FISIK
Status gizi BB TB BMI KESAN : : 47 kg : 165 cm : 17,28 kg/m2 : Underweight
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit
Kepala
Wajah Mata
: Tampak pucat (-) : Mata cekung (-/-), konjungtiva palpebra anemis (/-), sklera ikterik (-/-), perdarahan subkonjungtiva
PEMERIKSAAN FISIK
Telinga
Hidung
: nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), fungsi penghidu normal
Mulut
bibir kering (-), stomatitis (-), luka pada sudut bibir (), tonsil T1-T1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Leher
Thorax
: bentuk normochest, simetris, retraksi intercostal (-), spider nevi (-), pernafasan torakoabdominal, sela iga
PEMERIKSAAN FISIK
JANTUNG
Inspeksi Palpasi Perkusi
: ictus cordis tidak tampak : ictus cordis teraba di ICS VII 2 cm lateral LMCS, tidak kuat angkat. : dalam batas normal
Auskultasi : Reguler
PEMERIKSAAN FISIK
PULMO
Depan :
Inspeksi
Perkusi
Auskultasi
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi
: Dinding perut datar, benjolan (-), striae (-), ikterik (-), spider naevi (-), (-)
: timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-), undulasi (-) : nyeri tekan (-), defans muskuler (-), Hepar : tidak teraba, Lien : tidak teraba
PEMERIKSAAN FISIK
Ektremitas :
Inferior -/-
Oedem
Pucat Gerak
+/+
-/Dalam batas normal
Reflex fisiologis
Reflex patologis
+/+
-/-
+/+
-/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN DARAH (08 Februari 2013)
Hasil
Satuan
Nilai normal
Hematokrit
MCV MCH
H 37,80
61,80 28,80
%
Fl Pg
40-52
80-100 26-34
MCHC
Trombosit
35,20
385
g/dl
103/ul
32-36
150-440
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Diff count : Eosinofil absolute Basofil absolute Netrofil absolute Limfosit absolute Monosit absolute Eosinofil Basofil L 0,01 0,00 H13,36 2,28 H 1,19 L 0,10 0,00 103/ul 103/ul 103/ul 103/ul 103/ul 103/ul % 0,045-0,44 0-0,2 1,8-8 0,9-5,2 0,16-1 2-4 0-1 Hasil Satuan Nilai normal
Netrofil
Limfosit Monosit
H 79,30
L 13,50 7,10
%
% %
50-70
25-40 2-8
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Kimia klinik : Hasil Satuan Nilai normal
Glukosa sewaktu
SGOT SGPT
99
16 24
mg/dl
U/L U/L
< 125
0-35 0-35
Ureum
Creatinin
19,0
0,75
mg/dl
mg/dl
10,0 50,0
0,70 1,10
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi X foto Thoraks tanggal 11 Februari 2013
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pembacaan : x foto thoraks PA Soft tissue : dalam batas normal Costa : tidak tampak dicontinuitas Pulmo : Kanan : corakan vascular kasar Kiri : tampak bercak kesuraman kanan bawah dan kiri tengah Cor : CTR < 50%, letak dan bentuk normal Sinus costophrenicus : Kanan : tumpul Kiri : tumpul Diaphragma : Kanan : baik Kiri : baik Trachea : tidak tampak deviasi. KESAN : Cor Pulmo
DIAGNOSA
TB PARU
PLANNING TERAPI
Istirahat cukup Makan makanan yang bergizi 2 RHZE/ 4 R3H3 Paracetamol 3 x 1 Vitamin B complex 2 x 1
Terapi Farmakologi :
Monitoring :
Keadaan umum Vital sign Keluhan pasien Evaluasi klinis (keluhan, BB, pemeriksaan fisik) Evaluasi bakteriologi (0-2-6/9 bulan pengobatan) Evaluasi radiologi (0-2-6/9 bulan pengobatan) Evaluasi efek samping secara klinis Dari awal sebaiknya diperiksa fungsi hepar, ginjal dan darah lengkap. Evaluasi keteraturan berobat
Edukasi Edukasi kepada pasien mengenai penyakit yang diderita oleh pasien Edukasi rencana pengobatan dan keraturan dalam minum obat Menjelaskan efek samping obat yang dimnum Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
PEMBAHASAN
DEFINISI
suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
ETIOLOGI
Mycobacterium
tuberculosa panjang 1-4 mikron dan lebar 0,2-0,8 mikron Aerob Berbentuk batang Bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai (BTA) Dormant Tahan hidup pada udara kering dan dingin cepat mati dgn sinar matahari langsung
CARA PENULARAN
Secara
inhalasi basil yang mengandung droplet, khususnya di dapat dari pasien TB dengan BTA positif. Kuman yang berada di dalam droplet dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam dan dapat menginfeksi individu lain bila terhirup ke dalam saluran nafas. Kuman tuberkulosis yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran pernafasan, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya
PATOFISIOLOGI
Infeksi Primer
pertama kali terapapar kuman TBC. Percikan dahak melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus alveolus ( menetap ) kuman mulai berkembang biak dan membelah diri di paru peradangan paru, saluran limfe membawa kuman TBC kelenjar limfe disekitar hilus paru kompleks primer. Tuberkulosis pasca primer Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.
MANIFESTASI KLINIS
GEJALA SISTEMIK/UTAMA Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Penurunan nafsu makan dan berat badan. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
GEJALA KHUSUS Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paruparu) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : hemi torak kanan dan kiri simetris dengan
gerakan yang statis dan dinamis. Retraksi interkostal (-) kecuali pada TBC kronis akibat dari fibrosis jaringan paru. Palpasi : Fremitus melemah karena cavitas maupun infiltrat Perkusi : Redup infiltrat yg luas Auskultasi : bervariasi, terdapat juga suara nafas tambahan (rhonki basah, kasar)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lokasi lesi TB umumnya di daerah apex paru tetapi dapat juga mengenai lobus bawah atau daerah hilus menyerupai tumor paru. Pada awal penyakit saat lesi masih menyerupai sarang-sarang pneumonia, gambaran radiologinya berupa bercak-bercak seperti awan dan dengan batas-batas yang tidak tegas. Bila lesi sudah diliputi jaringan ikat maka bayangan terlihat berupa bulatan dengan batas yang tegas dan disebut tuberkuloma
Pada kalsifikasi bayangannya tampak sebagai bercakbercak padat dengan densitas tinggi. Pada atelektasis terlihat seperti fibrosis yang luas dengan penciutan yang dapat terjadi pada sebagian atau satu lobus maupun pada satu bagian paru. Gambaran tuberkulosa
milier terlihat berupa bercak-bercak halus yang umumnya tersebar merata pada seluruh lapangan paru. Pada TB yang sudah lanjut, foto dada sering didapatkan bermacam-macam bayangan sekaligus seperti infiltrat, garis-garis fibrotik, kalsifikasi, kavitas maupun atelektasis dan emfisema
DIAGNOSIS
Diagnosis Tuberkulosis Pada Orang Dewasa Ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga SPS BTA hasilnya positif. Bila hanya 1 spesimen yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan spesimen SPS diulang. Kalau hasil rontgen mendukung TB, maka penderita diidagnosis sebagai penderita TB BTA positif. Kalau hasil rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan lain, misalnya biakan.
PENATALAKSANAAN
Obat-obat TB dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis
regimen, yaitu obat lapis pertama dan obat lapis kedua Obat-obatan lapis pertama terdiri dari Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol dan Streptomisin. Obat-obatan lapis dua mencakup Rifabutin, Ethionamid, Cycloserine, Para-Amino Salicylic acid, Clofazimine, Aminoglycosides di luar Streptomycin dan Quinolones. Obat lapis kedua ini dicadangkan untuk pengobatan kasuskasus multi drug resistance Obat tuberkulosis yang aman diberikan pada perempuan hamil adalah Isoniazid, Rifampisin, dan Etambutol
Program Nasional Penanggulangan TB di Indonesia menggunakan paduan OAT, yaitu : Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3 Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan). Diberikan kepada: Penderita baru TBC paru BTA positif. Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
obat sisipan (HRZE) Diberikan kepada: Penderita kambuh Penderita gagal terapi Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada: Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif Obat sisipan Obat ini diberikan apabila pada akhir tahap intensif dari pengobatan dengan kategori 1 atau kategori 2, hasil pemeriksaan sputum masih BTA positif Obatsisipan (HRZE) diberikan setiap hari selama 1 bulan
Etionamid
PAS
500 mg
99
750 mg
10 g
Rifampisin
Ikterus, flu like syndrome, nyeri epigastrik, reaksi hipersensitf, supresi imun Neuritis perifer, ikterus, hipersensitf, mulut kering, nyeri epigastrik, tinitus Ggn hati, gout, atralgia, anoreksia, mual muntah
Hipersensitif
INH
Hipersensitif
Pirazinamid Etambutol
Gatal, nyeri perut, bingung, Ggn ginjal ggn penglihatan, halusinasi, malaise, neuritis Ggn vestibuler, menurunkan Ggn ginjal fungsi ginjal, hipersensitif Hamil
Streptomisin
KOMPLIKASI
Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema Komplikasi lanjut : Obstruksi jalan nafas, kerusakan
TERIMA KASIH