261
030.12.262
030.12.263
030.12.264
030.12.265
030.12.266
030.12.270
030.12.271
030.12.273
030.12.275
030.12.276
030.12.278
030.12.279
Stantley
Stefanus
Suci Wulandari
Sundari Lovea Nuranti
Susanti
Syaripah Noor R.
Tiara Anggiana A.
Tri Wira Almunqis
Verna Fitriani
Vinny Alif Damara
Wahyu Honimah
Wanda Junita Safitri
Waode Satriana Sari
Bersin:
Asma:
Rhinore:
Boy
riwayat keluarga:
diketahui ibunya
mengidap asma
yang sering kambuh.
kamar yang cukup
banyak
perabotannya
Hidung
tersumbat
Rhinitis Alergi
Rhinitis Vasomotor
Rhinitis Alergi
Rhinitis Vasomotor
Mulai serangan
Dekade 3-4(riwayat
terpapar alergen (-))
Etiologi
Menonjol
Tidak menonjol
Gatal dimata
Sering dijumpai
Tidak dijumpai
Sekret hidung
Peningkatan Eosinofil
Eosinofil darah
Meningkat
Normal
IgE darah
Meningkat
Tidak meningkat
Tes kulit
Hidung
Cavum Nasi
batas medial: septum nasi dibentuk oleh tulang rawan yg
dilapisi oleh perikondrium,periosteum dan bagian luar oleh
mukosa hidung
Sinus paranasalis
Ada 4 macam:
1. Sinus maxilaris
2. Sinus ethmoidalis
3. Sinus frontalis
4. Sinus sphenoidalis
1. Jalan napas
2. Kondisi udara
3.Penyaring udara
4. Indra penghidu
5. Resonansi suara
6. Proses bicara
7. Refleks nasal
8. Aestetis
palut lendir
konka
silia
vibrise
palut lendir
lyzosim
Septum nasi
1. vestibulum nasi
- ep.berlapis gepeng
- vibrissae
- kel.sebasea+keringat
2. Fossa nasalis
- ep.bertingkat +silia+goblet
(epitel respiratorik)
3. Area olfactoris
- silia non motil
Respirasi
Olfactorius
Alergen (debu
rumah/tungau)
Ditangkap oleh
monosit/
makrofag
sebagai APC
Antigen
bergabung
dengan molekul
HLA kelas II
Terbentuk
peptida MHC
kelas II
Dipresentasikan
pada Th0
APC
meleapas
sitokin (IL-!)
Th2
menghasilkan
sitokin (IL-3,
IL-4, IL-5 dan
IL-13)
Sitokin diikat
oleh reseptor
di permukaan
limfosit B
Diproduksi
Imunoglobulin
E
IgE masuk
kejaringan
melalui
sirkulasi darah
Reseptor IgE
akan mengikat
IgE di
permukaan sel
mediator
(basofil dan
mastoit)
Mukosa yang
sudah
tersensitisasi
terpapar
dengan
alergen yang
sama
Kedua rantai
IgE akan
mengikat
alergen
spesifik
Degranulasi
mastoid dan
basofil
Terlepasnya
mediator kimia
terutama
histamin
Gatal
Histamin
Merangsang
reseptor H1 pada
ujung saraf
Rinore
Histamin
Klasfikasi Rhinitis
Alergi
symptom
Beratnya gejala
Waktu
RA musiman
RA sepanjang
tahun
Intermiten
Persisten
Ringan
Sedang- Berat
gangguan tidur
gangguan aktifitas sehari-hari/malas/olahraga
gangguan pekerjaan atau sekolah
Gejala dirasakan mengganggu
2. Neuropeptida
Disfungsi hidung Meningkatnya rangsangan terhadap saraf sensoris
serabut C di hidungmeningkatny pelepasan neuropeptida (substance p
dan calcitonin gene-related protein) peningkatan permeabilitas vaskular
dan sekresi kelenjar.
3. Nitrik Oksida
NO yang tinggi dan presisten dilapisan epitel hidung kerusakan atau
nekrosis epitelrangsangan non spesifik berinteraksi langsung ke subepitel peningkatan reaktifitas serabut trigeminal dan recruitment refleks
vaskular dan kelenjar mukosa hidung.
4. Trauma
Rhinitis vasomotor dapat merupakan komplikasi jangka panjang dari trauma
hidung melalui mekanisme neurogenik dan/atau neuropeptida
Rhinitis Alergi
Serangan
Rhinitis Vasomotor
Gejala sering dicetuskan oleh berbagai
rangsangan non-spesifik,seperti asap/rokok,bau
yang menyengat,perubahan
kelembaban,kelelahan dan stres/emosi.
Gejala mirip dengan rhinitis alergi,namun gejala
yang dominan adalah:
1.hidung tersumbat bergantian kiri dan kanan,
tergantung pada posisi pasien.
2.Rinore yang mukoid atau serosa.
3.Gejala mata (jarang)
Rhinitis Alergi :
(1) riwayat atopi keluarga
(2) keluarga dengan sosial ekonomi yang
tinggi
(3) paparan terhadap alergen rumah tangga
seperti hewan dan tungau debu
rumah tangga
Rhinitis Vasomotor
1.obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja
saraf simpatis, seperti ergotamin, chlorpromazin,
obat anti hipertensi dan obat vasokonstriktor topikal.
2. faktor fisik, seperti iritasi oleh asap rokok, udara
dingin, kelembaban udara yang tinggi dan bau yang
merangsang.
Rhinitis
Alergi
Pemeriksaan fisik
Inspeksi : sekret hidung jernih,edema mukosa,pembengkakan
konka,gatal,kelopak mata lebih gelap
Faring : hiperplasi limfoid
Telinga tengah : biasanya ada cairan
Palpasi : benjolan di konjungtiva palpebra
Rhinitis Vasomotor
Rhinitis Alergi
1. Riwayat keluarga ?
2. Demam atau tidak ?
3. Menginsumsi obat apa sebelum keluhan?
4. Terasa ada masa di hidung atau tidak?
5. Riwayat atopi waktu kecil?
In vivo :
Tes kulit :
Tes cukit/tusuk (Prick test), Multi test
Intradermal
SET (skin end point titration)
In vitro :
IgE total : untuk skrining, bkn alat diagnostik
IgE spesifik
Sitologi hidung : eosinofil > 5 sel/LPB
DPL : eosinofil me
Tes Provokasi : tdk sesuai klinis dan hsl tes cukit, tdk rutin, penelitian
Radiologis (Foto SPN, CT-Scan, MRI) :
Tidak untuk diagnosis rinitis alergi
Indikasi : Untuk mencari komplikasi sinusitis/polip, tidak ada
respon terhadap terapi, direncanakan tindakan operatif
Banyak dipakai
sederhana, mudah, murah,
sensitivitas tinggi, cepat,
cukup aman
Tes pilihan dan primer
untuk diagnostik dan riset
Membuktikan telah terjadi
fase sensitisasi
Tes (+) ada reaksi
hipersensitivitas tipe I atau
telah terdapat kompleks
Sel Mast IgE pada
epikutan
Polip
hidung
Alergi hidung merupakan salah satu faktor
penyebab terbentuknya polip hidung dan
kekambuhan polip hidung
Otitis media efusi yang sering residif,
terutama pada anak-anak
rinosinusitis
Ad vitam: Bonam
Ad Functionam: dubia ad bonam
Ad Sanationam: dubia ad bonam
TERIMAKASIH