Anda di halaman 1dari 26

Ibu ani 42 tahun

dengan keluhan batuk 2 bulan


Kelompok 7
Modul EMG

Learning objektif

Masalah
Batuk sejak 2 bulan
Keluhan Utama
2. Letih, lesu dan mengantuk
3. BAK malam hari
Nyeri suprapubik setelah dan
1.

sebelum

4. Badan semakin kurus


5. TB 160 ; BB 42
6. Demam ringan

BMI : 16,4 (GIZI KURANG)

Pemeriksaan Fisik

PEMERIKSAAN LAB DARAH

HASIL
PEMERIKSAAN

PENYEBAB

HB

9,8 gr/dl (N: 12-16


gr/dl)menurun

Anemia, kanker, penyakit ginjal,


pemberian cairan intravena
berlebihan dan penyakit Hodgkins

Leukosit

10.500/mm3
(N: 6000-10000)
meningkat

Adanya infeksi

LED

80 mm/jam (N: 0-15) Adanya infeksi kronis


meningkat

Gula Darah Sewaktu

184 mg/dl (N: 70200) meningkat

HbA1C

9,5% (N: 46%)meningkat

pengukuran kadar kadar gula darah


yang berikatan dengan Hb dan
hasil bertahan sampai 3-4 bulan

Ureum

60 mg/dl (N: 10-50)


meningkat

fungsi ginjal terganggu

Kreatinin

: 2,4 mg/dl (N: 0,50,9)meningkat

gagal ginjal, shock, kanker, SLE,


diabetic nephropathy, gagal
jantung kongesti, acute myocard
infark

PEMERIKSAAN
LAB URINE

HASIL
PEMERIKSAAN

PENYEBAB

Protein

+1 (N: negative)

gangguan filtrasi ginjal

Bilirubin

( normal)

Urobilinogen

+ (normal)

Leukosit

10-25/LPB (N: <5)

indikator adanya ISK

Eritrosit

4-5/LPB

hematuria gangguan
filtrasi di glomerulus

Kriteria Diagnostik Diabetes Mellitus menurut ADA


(American Diabetes Association) 2007 dan 2010
ADA 2007
ADA 2010
Gejala klasik DM ( poliuria, polidipsia
dan berat badan turun tanpa sebab)
A1C > 6,5 %
dengan glukosa darah sewaktu 200
mg/ dl (11.1mmol/L).
Kadar glukosa darah puasa 126
FPG > 126 mg/dL (7 mmol/L)
mg/ dl (7.0 mmol/L).
2 jam glukosa plasma > 200 mg/dL
Kadar glukosa darah 2 jam PP 200 (11,1 mmol/L) selama OGTT dengan
mg/ dl (11,1 mmol/L).
asupan glukosa sebanding dengan 75
glukosa anhydrous yang dilarutkan
Pasien
dengan
keluhan
klasik
hiperglikemia atau krisis hiperglikemia
dengan glukosa darah sewaktu > 200
mg/dL (11,1 mmol/L)

Hipotesis

Diabetes Melitus

Alasan: peningkatan HBA1C,peningkatan kadar gula darah


sewaktu,nokturna poliuri,BMI dibawah normal
TBC

Alasan : batuk kronik,peningkatan kadar LED , BMI dibawah


normal,phtisic chest , rh +/- basah,halus,nyaring pada apex
yang menandakan terdapat infiltrate,lemah & letih,demam
subfebris.
Infeksi saluran kemih

Alasan : nyeri sebelum dan setelah BAK,demam


subfebris,suspek diabetes meningkatkan resiko isk,sedimen
lekosit 10-25/LPB

Perbedaan klinis DM
DM TIPE 1

DM TIPE 2

poliuria ++

poliuria +

lelah ++

lelah +

ketoacidosis ++

ketoacidosis +

asymptomatic -

asymptomatic +

dependent insulin +

dependent insulin -

umumnya kurus

umumnya gemuk

berusia muda

berusia lebih dari 40 tahun

riwayat keluarga 10%

riwayat keluarga 30%

Diagnosis

Diabetes Melitus dengan penyakit penyerta


(komorbiditas) TB Paru dan dengan komplikasi
ISK

Efek Insulin

Efek Insulin

Efek Insulin : LEMAK

Efek Insulin : PROTEIN

<<
Asupa
n
nutrisi

Anemia

Tatalaksana Diabetes Melitus


Pilar utama pengelolaan DM :

1.Edukasi
2. Perencanaan makan
3. Latihan jasmani
4. Obat-obatan

Edukasi

Partisipasi aktif pasien dan keluarga


Motivasi mengenai:

> makan makanan sehat;


> kegiatan jasmani secara teratur;
> menggunakan obat diabetes secara aman, teratur, dan
pada waktu-waktu yang spesifik;
> melakukan pemantauan glukosa darah mandiri dan
memanfaatkan berbagai informasi yang ada;
> melakukan perawatan kaki secara berkala;
> mengelola diabetes dengan tepat.
Edukasi (penyuluhan) secara individual dan pendekatan

berdasarkan penyelesaian masalah merupakan inti


perubahan perilaku yang berhasil. Perubahan perilaku hampir
sama dengan proses edukasi dan memerlukan penilaian,
perencanaan, implementasi, dokumentasi, dan evaluasi.

Perencanaan makan
Cara menghitung kalori pada pasien DM:

a. Tentukan terlebih dahulu berat badan ideal untuk


mengetahui jumlah kalori basal pasien diabetes melitus. Cara
perhitungan menurut Bocca:
BB Ideal = (TB dalam cm 100) 10% kg
Pada laki-laki yang tingginya < 160 cm atau perempuan yang
tingginya < 150 cm berlaku:
BB Ideal = (TB dalam cm 100) x 1 kg
b. Kemudian hitung jumlah kalori yang dibutuhkan
Laki-laki = BB Ideal x 30
Perempuan = BB Ideal x 25
Kebutuhan kalori sebenarnya harus ditambah lagi sesuai
dengan kegiatan sehari-hari.
Suatu pegangan kasar dapat dibuat sebagai berikut:
oPasien kurus = 2.300-2.500 kkal
oPasien normal = 1.700-2.100 kkal
oPasien gemuk = 1.300-1.500 kkal

Latihan Jasmani
Dianjurkan latihan jasmani teratur, 3-4 kali tiap

minggu selama 30 menit yang sifatnya sesuai


CRIPE (Cotinous Rhytmical, Interval,
Progressive, Endurance Training). Latihan
yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki,
jogging, lari, renang, bersepeda, dan mendayung.
Sedapat mungkin mencapai zona sasaran atau
zona latihan, yaitu 75-85% denyut nadi maksimal.
Denyut nadi maksimal (DNM) dapat dihitung
dengan menggunakan formula berikut:
DNM= 220 umur (dalam tahun)

OBAT ORAL HIPOGLIKEMI DIABETES


MELITUS

INSULIN

TATALAKSANA TB
Obat Anti Tuberkulosis
4 HRZE + 2 HRZ

Tatalaksana ISK
Untuk ISK bawah sederhana, antibiotik yang penulis biasa berikan adalah

ciprofloxacin 2 x 100-250 mg selama 3 hari, atau levofloxacin 1 x 400 mg


selama 3 hari, atau dengan cefixime. Dapat juga diberikan amoxicillin
clavulanat 2 x 500 mg selama 7 hari.
Untuk ISK atas akut kompleks maka diberikan obat secara parenteral. Obat yang
diberikan adalah ciprofloxacin 2 x 400 mg atau levofloxacin 1 x 500 mg.
Follow Up
Follow dilakukan selama 4-7 hari pasca pengobatan awal 3 hari setelah kunjungan
pertama. Jika tak menunjukkan gejala ISK lagi maka tak perlu intervensi lebih lanjut.
Jika ditemukan gejala kembali atau gejala memang masih ada setelah pengobatan yang
adekuat maka pasien dilakukan pemeriksaan urinalisis disertai biakan urin. Akan
didapatkan 3 kemungkinan, yaitu:
1. Keduanya negatif, maka dilakukan observasi lanjutan disertai pengoabatn dengan
analgetik
2. Piuria tanpa bakteriuria, maka dilakukan pengobatan untuk kuman Chlamidia
3. Bakteriuria dengan atau tanpa piuria, maka pengobatan dengan antibiotik yang
sesuai diperpanjang

PROGNOSIS
Ad Vitam

: Dubia Ad Bonam

Pada pasien terdapat beberapa penyakit penyerta,


namun penyakit-penyakit tersebut tidak
mengancam jiwa.
Ad Functionam
: Dubia Ad Malam
fungsi ginjal pada paien ini sudah memburuk,
karena sudah terjadi gangguan filtrasi.
Ad Sanctionam
: Dubia Ad Malam
Penderita DM biasanya sulit mengatur pola hidup
sehat.

Daftar Pustaka
1. PERKENI. 2011. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes
2.
3.
4.

5.

Mellitus Tipe2 di ndonesia 2011. PB PERKENI. Jakarta.


American Diabetes Association. 2012. Standard of Medic in Diabetes.
Diabetes Care: 35 (Supp 1).
Achmad IA, dkk. Guidelines Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih
(ISK) dan Genetalia Pria. Jakarta.2007.hal.1
Aminoff MJ, Andreadis CB, et all. Current Medical Diagnosis and
Treatment. 52nd ed. New York: McGraw-Hill Education; 2013. Chapter
27, Diabetes Mellitus and Hypoglicemia; P. 1213-6.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5 ed. Aru W. Sudoyo BS, Idrus Alwi,
editor. Jakarta: Interna Publishing; 2010. P. 1888.

Anda mungkin juga menyukai