Anda di halaman 1dari 55

HISTOLOGI

SISTEM ENDOKRIN

Disampaikan Oleh :
Dr. H.

SISTEM ENDOKRIN
Terdiri dari kelenjar-kelenjar tanpa saluran keluar yang
sekretnya (hormon) dicurahkan langsung ke dalam
sirkulasi darah atau Limf.

Kelenjar endokrin banyak mengandung pembuluh


darah kapiler bertingkap atau sinusoid.

Kelompok Kelenjar endokrin berasal dari ketiga lapisan


embrional yaitu :
1.
Hipofisis, medula suprarenal dan badan kromafin
berasal dari ektoderm
2.
Ovarium, testis dan korteks suprarenal berasal
dari mesoderm

Suatu hormon mempunyai pengaruh pada suatu


jaringan atau organ khusus yang disebut organ
target atau reseptor

Hanya sedikit hormon yang dibutuhkan untuk


menghasilkan suatu pengaruh, yang biasanya
berupa rangsangan atau aktivasi, dan kadangkadang merupakan respons berupa hambatan

Banyak hormon menimbulkan pengaruh terhadap


sistem saraf, dan beberapa kelenjar endokrin diatur
oleh mekanisme persyaratan (neural)

Sistem pengaturan yang tumpang


melibatkan baik unsur endokrin
dianggap sebagai suatu sistem
disebut sistem neuroendokrin.

Hormon mempunyai susunan


steroid, polipeptida atau protein.

tindih ini, yang


maupun saraf
tunggal yang
kimia

berupa

HIPOFISIS
(kelenjar pitaitari)
Kelenjar ini terdiri dari dua jaringan yang berbeda
yaitu :

1.
Adenohipofisis : berasal dari ektoderm oral
yang bermigrasi ke arah dorsal sebagai celah
rathke

2.Neurohipofisis : suatu penonjolan ventral dari


lantai diensefalon (otak depan)
Hipofisis tertanam dalam suatu lekukan dalam
tulang steroid yang disebut sela tursika, dan diliputi
oleh suatu perluasan duramater yang disebut

Terdapat suatu celah kecil pada diafragma yang


dilalui oleh tangkai hipofisis

Hipofisis kira-kira sebeasar buah anggur kecil yang


gepeng dengan panjang 1 cm, lebar 1-1,3 cm,
tinggi 0.5 cm, dan beratnya 0.5 -0.6 gram pada
orang dewasa

Pars Distalis
Adenohipofisis Pars Tuberalis Lobus anterior
Pars Intermedia

Lobus Posterior

Pars Nervosa
Neurohipofisis Tangkai infundibulum
Eminesia mediana

PARS DISTALIS
Meliputi 75% hipofisis dan terbungkus hampir
seluruhnya dalam suatu kapsula fibrosa yang
padat.

Parenkimnya
berentuk
korda
yang
saling
beranastomosis dan kelompok sel epitelial yang
disokong oleh suatu jaring-jaring serat retikular
yang dibagian tepi melanjutkan diri/berhubungan
dengan unsur serat kapsula.
Antara sel-sel parenkim terdapat kapiler sinusoid

Parenkim terdiri ata dua katagori utama sel yaitu :


1. Kromofob
2.1 Asidofil ( Sel Alfa )
2. Kromofil
2.2.1 Basofil Beta
2.2 Basofil ( Sel Beta )
2.2.2 Basofil Delta

KROMOFOB
( Sel C )
Merupakan sel kecil bulat atau poligonal dengan
sitoplasma relatif sedikit dengan granula sekretorik
yang kecil

Sebagian besar kromofob merupakan kromofil


yang mengalami degranulasi parsil/sebagian dan
sebagian kecil saja yang merupakan sel cadangan
atau nonsekretorik atau inaktif yang akan
menghasilkan kromofil.
Saat kromofob menjadi aktif, granula terbentuk
dalam sitoplasmanya, sel yang penuh kemudian

KROMOFIL
ASIDOFIL ( SEL ALFA)
Sel ini lebih besar dibanding kromofob, batas sel
jelas, sitoplasmanya dipenuhi dengan granula
spesifik yang kecil yang dapat terwarna oleh eosin,
fukhsin asam, orange G, dan azokarmin.

Sel yang granulanya mengandung pewarna


jingga / orange G disebut orangeofil atau asidofil
alfa Sel yang oranulanya tertawa kuat dengan
azokarmin disebut karminofil atau asidofil epsilon

Orangeofil merupakan sel yang mensekresikan


somatotropin
(STH).
Sel
tersebut
disebut
somatotrof.

Somatotropin berfungsi untuk pertumbuhan tubuh


secara umum, khususnya pertumbuhan bagian
epifisis tulang

Karminofil mensekresikan hormon laktogenik


(prolaktin, luteotropik hormon atau (LTH) Sel
tersebut disebut mammotrof.

Hormon laktogenik (prolaktin atau LTH ) berfungsi


memulai dan mempertahankan sekresi susu
setelah kehamilan dan menstimulasi korpus
luteum ovarium untuk mensekresi progesteron.

BASOFIL ( SEL BETA)


Sel ini lebih besar dari asidofil Granulanya tak
sebnayak asidofil dan ukurannya lebih kecil
dengan diameter sekitar 150-200 nm

Ada tipe yang terwarna dengan fukhsin aldehida


(Basofil Beta), sedang yang lainnya tidak
terwarna (Basofil Delta)

BASOFIL BETA
Mensekresi hormon tirotropik (TSH) sel ini disebut
tirotrop senya relatif besar dan mengandung
banyak granula yang umumnya berkelompok
dalam sitoplasma di bagian perifer.

Granulanya padat dan kecil dengan ukuran


antara 100 A0 (160 nm) hingga 1500 A0 (150
nm) atau lebih.

TSH mempertahankan dan merangsang epitel


tiroid

BASOFIL DELTA
Meliputi ganodotrof dan kortikotrof

GONADOTROF
Gonadotrof tipe pertama mensekresi Follicle
Stimulating Hormone (FSH)
Gonadotrof tipe kedua mensekresi Luteinizing
Hormone ( LH )

FSH merangsang pertumbuhan folikel ovarium


pada perempuan dan mengaktifkan tubulus
seminiferus pada testis untuk menghasilkan
spermatozoa pada laki-laki.

FSH biasanya bekerja sama dengan LH, yang

LH hanya bekerja setelah didahului rangsangan


terhadap folikel oleh FSH. LH penting untuk
perubahan folikel yang sudah ruptur menjadi korpus
luteum

Pada laki-laki LH disebut juga Interstitial CellStimulating Hormone (ICSH) yang merangsang sel
intersitial Leydig testis untuk memproduksi suatu
androgen
yaitu
testoteron,
yang
bertugas
mempertahankan organ reproduksi tambahan dan
ciri seks sekunder. Pengaruhnya diperkuat dengan
pemberian FSH.

KORTIKOTROF

Merupakan basofil besar yang mengadung hanya


beberapa granula bermembran yang tersebar
dengan diameter sekitar 2000 A0 (200 nm). Sel
ini berperan mensekresi Adreno Cortico Tropic
Hormone
(ACTH),
suatu
peptida
yang
merangsang pertumbuhan korteks suprarenal
dan merangsang sekresi glukokortikoid hormon.

Beberapa kortikotrof bereaksi dengan antisera


yang
meningkat
terhadap
Melanocyte
Stimulating Hormone (MSH), suatu peptida lain
yang mengandung deretan pertama deretan 13
asam amino ACTH. Pada manusia fungsinya lebih

PARS INTERMEDIA
Pada manusia kurang berkembang merupakan
hanya sekitar 2% bagian hipofisis terdiri dari
sebuah lapisan tipis sel-sel dan vesikel-vesikel
yang mengandung koloid letak nya dekat dengan
lumen sisa kantung Rathke yang biasanya
tertutup pada sebagian besar orang dewasa. Sel
sisa kantung Rathke berbentuk poligonal, kecil
dan terwarna pucat dan yang agak lebih besar
bergranula dan terwarna gelap. Selnya sering
bersilia dan beberapa diantaranya bersekresi
mukus

Pada spesies tertentu misalnya amfibia, pars


intermedia berkembang baik dan memproduksi
intermedin
atau
Melanocyte
Stimulating
Hormone ( MSH ). Pada manusia tak jelas apakah
masih di sintetis Basofil Pars intermedia atau oleh
kortikotrof dalam pars distalis

PARS TUBERALIS

Membentuk suatu lapisan terdiri dari sel sekeliling


tangkai infundibulum, Selnya berhubungan erat
dengan
banyak
pembuluh
darah,
tersusun
memanjang dalam kelompok atau korda yang
pendek.

Selnya berbentuk kuboid, sitoplasmanya basofil


lemah mengandung granula halus dan sejumlah
glikogen. Vesikel kecil yang mengandung koloid,
kadang-kadang terlihat.

Fungsinya belum diketahui

NEUROHIPOFISIS

Meliputi eminensia mediana dari tuber sinereum,


tangkai infundibulum dan prosesus infundibularis
(Pars Nervosa).

Ketiga bagian ini mempunyai sel khas yang sama,


persarafan dan suplai darah yang sama, dan
mempunyai prinsip hormonal aktif yang sama.

Sejumlah 100.000 serat saraf tak bermielin yang


menyusun traktus hipotalamohipofisealis berjalan
sampai neurohipofisis. Badan selnya terletak
dalam nukleus supraoptikus dan paraventrikularis
hipotalamus.

Sel neurohipofisis adalah pituisit yang menyerupai


sel neuroglia di bagian lain susunan saraf-saraf
pusat. Pituisit merupakan sel kecil dengan juluran
sitoplasma yang pendek dan bercabang-cabang
yang berakhir pada pembuluh darah atau septa
jaringan ikat.

Dalam sitoplasmanya terdapat butir lemak,


granula dan pigmen. Pituisit terdapat di seluruh
neurohipofisis dan terutama banyak dalam pars
Nervosa.

Sel
saraf
nukleus
supraoptik
dan
paraventrikularis bersifat neurosekretorik dan
menghasilkan materi yang disalurkan sepanjang
serat-serat
tak
bermielin
trakus
Hipotalamohipofisealis sampai ujung serat dalam
pars nervosa. Di sini sekretnya disimpan dalam
ujung saraf, yang letaknya dekat dengan jaring
kapiler.

Kelompok granula neurosekret yang terwarna


kuat dengan hematoksilin krome alum, terlihat
pada mikroskop cahaya sebagai badan Herring.
Dua
hormon
yang
disekresikan
oleh

Oksitosin disintesis terutama oleh badan sel saraf


Nukleus Paraventrikularis. Vasopresin disintesis
oleh badan sel saraf nukleus supraoptik

Sel yang sama juga mensintesis protein


(Neurofisin) yang merupakan pengikat hormon
tersebut.

Ada satu jenis Neurofisin untuk mengikat oksitosin


dan jenis lain untuk mengikat vasopresin. Hormon
dilepaskan dari ujung saraf yang terpisah dalam
pars nervosa.

Oksitosin
menyebabkan kontraksi otot polos
uterus dalam stadium akhir kehamilan. Oksitosin
juga memulai kontraksi sel mioepitel (basket)
pada Alveoli dan saluran keluar kelenjar
Mamma.
Vasopresin
memproduksi
Hormon ini
permeabilitas
ginjal.

mempengaruhi
ginjal
untuk
urin pekat dengan menahan air.
bekerja dengan meningkatkan
tubulus distal dan duktus koligens

KELENJAR TIROID
Terletak di daerah anterior leher, terdiri atas dua
lobus lateralis yang dihubungkan oleh bagian
sempit yaitu ismus.

Ismus terletak dimuka tulang rawan trakea ke 2


sampai
4,
dan
lobus
lateralnya
terletak
berhubungan dengan bagian superior trakea dan
bagian inferior laring.

Kelenjar ini diliputi oleh kapsula jaringan ikat yang


berhubungan dengan fasia servikalis dalam.

Dibawah kapsula ini terdapat suatu kapsula sejati

Kapsula dalam ini menjulur ke dalam kelenjar


sebagai septa yang membagi kelenjar ini atas
lobus dan lobulus yang tak berbatas jelas. Folikel,
yang merupakan satuan struktural kelenjar, terdiri
atas lobulus. Ukuran folikel sangat bervariasi,
tergantung dengan derajat penggembungan oleh
sekretnya.

Bentuk folikel beragam, tapi umumnya bundar tak


reguler.

Suatu folikel terdiri atas satu lapis epitel yang


membungkus suatu rongga yang umunya terisi

Bentuk sel rendah, bila kelenjar hipoaktif dan tinggi


bila kelenjar hiperaktif. Tinggi sel pada setiap folikel
seragam dan susunannya teratur.
Koloid terwarna basofil pada folikel yang aktif dan
terwarna basofil lemah atau asidofil pada folikel yang
inaktif.

Tiroid disamping mengandung sel utama folikel, juga


sejumlah kecil sel parafolikular ( Sel C / Sel jernih /
Sel terang ). Sel ini terdapat berdampingan dengan
folikel tetapi dalam lamina basal, tidak ditemukan di
tepi rongga folikular.

Sel parafolikular ini lebih besar daripada sel


folikel
dan
intinya
terletak
eksentris,
mengandung banyak granula padat yang
terbungkus selaput di seluruh sitoplasmanya.
Sel parafolikular
( Kalsitonin ).

memproduksi

Tirokalsitonin

FUNGSI KELENJAR TIROID


Tiroksin meningkatkan metabolisme sel dan
karenanya
mempengaruhi
perkembangan,
diferensiasi dan pertumbuhan.

Tirokalsitonin merupakan suatu polipeptida yang


secara aktif menurunkan kadar kalsium plasma
dengan
pengaruh
langsung
pada
tulang,
mencegah resopsi tulang.

Hiperkalsemia merupakan rangsangan untuk


mensekresi hormon tersebut dan hipokalsemia
menghambat sekresinya.

KELENJAR-KELENJAR PARATIROID
Biasanya terdapat dua pasang kelenjar paratiroid
pada manusia, tetapi seringkali terdapat kelenjar
tambahan.
Kelenjar
ini
merupakan
badan
berbentuk lonjong, kecil, kecoklatan dan terletak
rapat dengan kelenjar tiroid.

Kelenjar paratiroid yang sebelah atas, terletak


pada permukaan posterior tiroid, kira-kira
pertengahan antara kutup atas dan bawah lobus,
sedangkan yang sebelah bawah berdekatan
dengan kutup bawah lobus tiroid.

Setiap kelenjar paratiroid diliputi oleh sebuah


simpai tipis yang memisahkannya dari Tiroid.

Septa halus menjulur ke dalam dari kapsula


membawa pembuluh darah dan sedikit serat saraf
ke dalam kelenjar.
Jaring-jaring serat retikular menyokong parenkim,
yang terdiri dari massa dan korda sel epitel.

Sel epitel terdiri dari dua tipe sel yaitu :


1. Sel utama atau prinsipal
2. Sel oksifil

Sel utama / prinsipal ada yang jernih, mempunyai


inti besar vesikuler dan sitoplasma yang jernih dan
terwarna pucat yang mengandung sedikit granula.

Sel utama / prinsipal yang gelap, mempunyai inti


yang lebih kecil dan granula sitoplasma yang halus.

Sel oksifil lebih besar daripada sel utama dan


secara khas terdapat dalam kelompok kecil atau
besar. Sel ini mempunyai inti yang kecil, terwarna
gelap dan sitoplasma yang asidofil dan granular,
mempunyai banyak mitokondria dalam sitoplasma.

Sel oksifil tak ada pada manusia sampai usia 3-7


tahun,
dan
sesudahnya
jumlahnya
akan
bertambah, terutama sesudah pubertas.

FUNGSI KELENJAR PARATIROID


Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon, suatu
protein yang terdiri dari sebuah rantai polipetida
tunggal.
Diduga parathormon dihasilkan oleh sel utama gelap.
Sel utama terang merupakan sel dalam tingkat
sekretorik yang inaktif.
Parathormon
penting
dalam
pengaturan
metabolisme kalsium. Penurunan konsentrasi kalsium
plasma akan diikuti suatu peningkatan pengeluaran
hormon, yang kemudian akan menarik kalsium dari
tulang.
Hormon ini mampu untuk merangsang perubahan sel
osteogenik menjadi osteoklas.

KELENJAR SUPRARENAL
Berbentuk piramidal, gepeng, letaknya pada kutup
kranial pada tiap ginjal. Hilusnya merupakan
lekukan pada permukaan anterior.

Pada irisan kelenjar yang segar, tampak dua


daerah yaitu :
1.
Korteks :
Di bagian luar, yang tampak
kuning akbiat adanya lemak.
2.
Medula :
Tipis, yang berwarna coklat
kemerahan tiap kelenjar diliputi oleh suatu kapsula
jaringan ikat yang kuat yang membentuk trabekula
radial, yang terdiri terutama dari serat retikular ke
dalam korteks. Kapiler menembus ke dalam
kelenjar melalui trabekula halus.

KORTEKS
Merupakan bagian terbesar kelenjar yang terbagi
dalam tiga lapisan yang tak terbatas tegas yaitu :
1.

Zona glomerulosa

lapisan luar

yang tipis
2.

Zona fasikulata

lapisan tengah yang

Zona retikularis

lapisan yang

tebal
3.

langsung berhubungan dengan medula

Zona Glomerulosa
Pada manusia meliputi sekitar 15% volume total
korteks. Terdiri dari sel berbentuk piramid atau
silindris yang tersusun dalam kelompk yang lonjong,
yang dalam keadaan normal, tak mempunyai lumen.
Inti Bundar yang terwarna gelap.

Zona Fasikulata
Lapisan yang paling tebal, terdiri atas sel yang
besar, kuboid, atau polihedral, tersusun dalam korda
yang panjang, radier dan bisanya setebal dua sel.

Inti terletak di tengah dan vesikuler, dan seringkali


berinti dua. Sitoplasma basofil dan mengandung
butir lemak, terdiri dari kolesterol, asam lemak dan
lemak netral, sel bervakuola dan mempunyai
penampilan seperti busa disebut spongiosit.

ZONA RETIKULARIS

Korda selnya membentuk jaring-jaring yang


beranastomosis. Sitoplasma mengandung lebih
sedikit butir lemak. Banyak sel yang intinya
mengkerut dan mengandung kumpulan granula
pigmen lipofuksin.

MEDULA
Pada manusia, batas antara korteks dan medula
tak teratur. Sel medula berbentuk lonjong atau
polihedral dan tersusun dalam kelompok korda
pendek dan saling beranastomosis, di kelilingi
venula dan kapiler.

Sel medula mempunyai inti besar dan lembung


(vesikuler)
dan
sitoplasmanya
mengandung
granula halus yang menjadi coklat bila dioksidasi
oleh kalium bikromat. Peristiwa ini dikenal sebagai
reaksi kromafin, dan selnya dikenal sebagai sel
kromafin.

Reaksi ini disebabkan terutama karena adanya

FUNGSI KELENJAR SUPRARENAL


1.

2.

3.

Zona
glomerulosa
:
menghasilkan
mineralokortikoid
(Aldosteron
dan
Deoksikortikosteron)
yang
mengelola
keseimbangan air dan elektrolit.
Zona fasikulata : menghasilkan glukokortikoid
(kortison dan hidrokortison) yang berperan
dalam
metabolisme
karbohidrat.
Juga
mempengaruhi jaringan ikat dan menekan
respon imum.
Zona Retikularis : menghasilkan hormon seks
meliputi
estrogen
dan
progesteron
dan

4.

Medula suprarenal : menghasilkan epinefrin


dan
norepinefrin,
yang
merupakan
katekolamin. Epinefrin mempunyai pengaruh
kuat
pada
metabolisme,
meningkatkan
konsumsi oksigen dan memobilisasi glukosa
dari penyimpanan glikogen hati. Hormon ini
juga
meningkatkan
curah
jantung
dan
mempersiapkan tubuh dalam menghadapi
keadaan keadaan darurat.

Norepinefrin mempunyai peran kecil dalam


metabolisme umum, dan fungsi utamanya
adalah sebagai substansi perantara yang
utama atau mediator impuls saraf adrenergik

PANKREAS
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin
dan
endokrin. Kedua fungsi tersebut dilakukan oleh
sel-sel yang berbeda. Dalam keadaan segar
berwarna merah pucat atau putih dengan simpai
yang tak jelas, tetapi diliputi oleh jaringan ikat
jarang yang tipis dan membentuk septa ke dalam
yang membagi kelenjar dalam lobulus yang
nyata. Jaringan ikat yang halus mengelilingi
masing-masing asinus.

BAGIAN EKSOKRIN
ASINUS
Berbentuk tubular, di kelilingi lamina basal dan
terdiri atas 5-8 sel berbentuk priamid yang
tersusun mengelilingi lumen sempit. Tidak
terdapat sel miopitel.
Diameter lumen berbeda-beda tergantung pada
fase sekresinya, dan mungkin mengandung selsel kecil yaitu sel sentro asinar.
Cairan pankreas mengandung enzim proteolitik
yaitu tripsin dan kimotripsin yang memecah
protein;
karboksipeptidase
yang
memecah
peptida; ribonuklease dan deoksiribonuklease
yang memecah RNP dan DNP; amilase yang

DUKTUS (SALURAN KELUAR)

1.
Sentrosinar atau sentroduktular
2.
Duktuli interkalaris
3.
Duktus intralobular dan interlobular sampai
duktus utama atau duktus asesoris.

BAGIAN ENDOKRIN
( PULAU LANGERHANS )
Tersebar di seluruh pankreas dan tampak sebagai
masa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel-sel
pucat dengan banyak pembuluh darah.

Dengan cara pulasan khusus terlihat 3 jenis sel


yaitu :
1.
Sel A ( Alfa )
2.
Sel B ( Beta )
3.
Sel D ( Delta ) dan sedikit sel C ( Clear)
yang tidak bergranula, dan terdapat banyal sel
yang menghasilkan polipeptida pankreas ( PP )
pada daerah kepala ( Kaput Pankreas ).

SEL B ( Beta )
Umumnya lebih banyak dan terletak di tengah.
Menghasilkan
insulin,
yang
pelepasannya
dirangsang oleh kenaikan kadar gula darah.
Sel A (Alfa) dan Sel D (Delta).

Jumlahnya lebih sedikit dan terletak di periper,


menghasilkan glukagon, yang pelepasannya
dirangsang oleh kadar gula yang rendah.
Glukagon
menyebabkan
glikogenolisis,
jadi
menaikan kadar gula darah.

SEL D ( Delta )
Menghasilkan
somatostatin
yang
dapat
menghambat sekresi insulin dan glukagon. Sel D
mensekresi Vasoactive Intestinal Peptide ( VIP )
yang
menyebabkan
lisis
glikogen
dan
berpengaruh
pada
motilitas
dan
aktifitas
sekretoris usus.

Polipetida pankreas yang dihasilkan oleh sel PP


merangsang sekresi enzim oleh lambung.

Anda mungkin juga menyukai