Anda di halaman 1dari 40

+

LAPORAN KASUS
HEMORRHOID GRADE II

Oleh : Alief Leisyah 2010730007


Pembimbing : dr. H. Wiyoto Sukardi, Sp.B
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah
RSUD Cianjur FKK UMJ
2015

+
IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. M.R.

Umur

: 31 tahun

Pekerjaan

Alamat

: Kp. Margaluyu, Tanjung sari

Status

: Menikah

Tgl Masuk

: 26 Januari 2015

Tgl pemeriksaan

: Wiraswasta

s: 27 Januari 2015

+ANAMNESIS
Keluhan Utama
BAB keluar darah sejak 10 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang


Os datang ke UGD RSUD Cianjur dengan keluhan
BAB keluar darah sejak 10 hari yang lalu, darah
bewarna merah segar, menetes.
Os juga mengaku terdapat benjolan pada anus
sejak 6 bulan yang lalu, benjolan dirasakan keluar
dari anus pada saat BAB, benjolan tersebut dapat
masuk kembali tanpa harus di dorong. Os juga
merasakan nyeri saat BAB.
Os menyangkal keluar nanah disekitar anus,
penurunan berat badan, ukuran feses kecil kecil.

Riwayat

Penyakit Dahulu

Riwayat BAB berdarah 5 tahun yang lalu


Hipertensi

disangkal
DM disangkal

Riwayat

Penyakit Keluarga

Keluhan

yang sama dikeluarga disangkal


HT DM, dan keganasan disangkal

Riwayat

Pengobatan

Os belum melakukan pengobatan sebelum ke rumahsakit

Riwayat

Kebiasaan

Os jarang konsumsi sayur dan buah.


Konsumsi buah 2 minggu sekali.

Riwayat

Alergi

Os tidak memiliki alergi makanan dan


alergi obat.

Pemeriksaan Fisik

Kesadaran

: composmentis, tampak sakit ringan

Tanda-tanda

vital

Tekanan darah

Nadi

Pernapasan

Suhu

Kepala

: 120 /80 mmHg

: 82 x/menit
: 18 x/menit

: 36,2 C

: normochepal

Mata

: pupil bulat isokor, conjungtiva anemis


(+)/(+), sklera ikterik (-)/(-)

Hidung

: deformitas (-), epistaksis(-)/(-)

Leher

: pembesaran KGB (-)/(-)

+ Dada

: bentuk dan
gerak simetris

Paru-paru

Inspeksi : normochest,
pergerakan dada simetris,
scar (-)
Palpasi : tidak ada
pergerakan dada yang
tertinggal, nyeri tekan (-),
vokal fremitus sama simetris
dekstra sinistra.

Perkusi : sonor di seluruh


lapangan paru

Auskultasi : vesikular (+/+)


normal, Rh (-/-), Wh (-/-).

Jantung

bunyi jantung I dan II murni


regular

murmur (-) gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : perut datar, distensi


abdomen (-),

Auskultasi : bising usus (+)


normal, metallic sound (-)

Palpasi : nyeri tekan (-) hepar


membesar(-), lien membesar (-),

perkusi : timpani pada lapang


abdomen
nyeri ketok CVA (-)/(-)

Ekstremitas

: akral
hangat, RCT < 2 detik

+Status lokalis
Anus
Inspeksi

Tidak ada tampak tonjolan, tidak tampak fistula ani dan


fissura ani.

Pasien disuruh mengedan : tampak tonjolan keluar, bewarna


merah, kemudian masuk kembali dengan sendirinya.

Rectal Touche
Palpasi
: Tonus spinghter ani baik, nyeri (-) , ampula recti
licin, tidak teraba adanya massa, feses (-), permukaan
licin, konsistensi lunak, simetris, pole atas prostat teraba,
nyeri tekan (-)
Sarung tangan
: feses (-), darah (+)

+Resume

Pasien laki-laki 31 tahun BAB keluar darah sejak 10 hari yang


lalu, darah bewarna merah segar, menetes, terdapat benjolan
pada anus sejak 6 bulan yang lalu, benjolan dirasakan keluar
dari anus pada saat BAB, benjolan tersebut dapat masuk
spontan. Os juga merasakan nyeri saat BAB. Os menyangkal
nyeri disekitar anus, keluar nanah disekitar anus, penurunan
berat badan, ukuran feses kecil kecil.

Dari hasil pemeriksaan fisik, tekanan darah 120/80 mmHg,


nadi 82x/menit, pernafasan 18x/menit, suhu 36,2 C.

Pada status generalis didapatkan konjungtiva anemis +/+

Pada status lokalis didapatkan pada saat pasien disuruh


mengedan, tampak tonjolan keluar dari anus, bewarna
merah, kemudian masuk kembali dengan sendirinya.

Rectal touche : darah pada sarung tangan

DIAGNOSIS

BANDING

Hemorrhoid
Ca

Colorectal

DIAGNOSIS
Hemorrhoid

KERJA

grade II + anemia

PEMERIKSAAN
Pemeriksaan

PENUNJANG

lab (Darah rutin)

Pemeriksaan lab
+

Hasil

Nilai Normal

Satuan

Hemoglobin

5.9

13.5 17.5

g/dL

Hematokrit

23.3

37 47

Eritrosit

3.91

4.2 5.4

10^6/L

Leukosit

4.9

4.8 10.8

10^3/L

Trombosit

414

150 450

10^3/L

GDS

146

<180

mg/dL

Natrium

141

135 148

mEq/L

Kalium

3.78

3.5 5.3

mEq/L

Calcium

1.10

1-1.3

mEq/L

+
Tatalaksana
Medikamentosa

IVFD RL 40 tpm

Transfusi PRC 900cc (3 labu)

Kalnex 3 x 1 amp

Ardium tab. 3 x 1

Nonmedikamentosa

Edukasi diet tinggi serat

Tinjauan Pustaka
HEMORRHOID

+
Definisi

Hemorrhoid adalah pelebaran vena di dalam pleksus


haemorrhoidalis yang tidak merupakan keadaan
patologik.

Apabila menyebabkan keluhan atau penyulit,


diperlukan tindakan.

Hemorrhoid merupakan bantalan pada jaringan


submukosa yang terdiri dari venula, arteriol, dan
serabut otot halus pada saluran anal.

+
Anatomi

Rectum

membentang dari colon sigmoid hingga anus (muara ke


bagian luar tubuh).

Satu inchi terakhir dari rectum disebut sebagai kanalis ani


dan dilindungi oleh otot sftinger ani eksternus dan internus.

Canalis Analis

Canalis analis merupakan bagian paling distal dari saluran


pencernaan, panjang 4 cm.

Canalis analis dibatasi oleh tulang-tulang coccygeus di


bagian posterior, di bagian anterior oleh perineal body dan
vagina pada wanita, serta uretra pada laki-laki.

Canalis analis terbagi dalam 2 bagian yang dipisahkan


oleh linea dentata / linea pectinata.
Bagian atas terdiri dari 12 sampai 14 columna
Morgagni, dimana pada columna-columna ini terdapat
glandula-glandula analis.
Mukosa dari bagian atas canalis analis ini berwarna
kemerah-merahan dan epitelnya merupakan epitel
kolumnar. Bagian bawah dari canalis analis ditandai
dengan mukosa yang berwarna lebih pucat dan sel-sel

Kedua pleksus haemorrhoid, internus dan eksternus,


saling berhubungan secara longgar dan merupakan
awal dari aliran vena yang kembali bermula dari
rektum sebelah bawah dan anus.

Pleksus haemorrhoid intern mengalirkan darah ke


v.haemorrhoidalis superior dan selanjutnya ke vena
porta.

Pleksus haemorrhoid eksternus mengalirkan darah ke


peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat
paha ke vena iliaka.

+
Etiologi

Kesulitan dalam buang air besar, sehingga harus mengedan

Duduk terlalu lama

Obesitas

Kehamilan

Diare dan pengeluaran feses yang terlalu sering

Kecenderungan familial

Keganasan pada kolon

Hipertensi portal

Riwayat episiotomy

Hubungan seks melalui anus (anal intercourse)

+
Patogenesis

Secara histologis, hemoroid memiliki tiga bagian penting: lining


(mukosa rectum atau epitel skuamosa), stroma (pembuluh darah, otot
polos, jaringan ikat penyokong), dan anchoring connective tissue, yang
melindungi hemoroid terhadap apparatus sphincter.

Dengan bertambahnya usia dan faktor-faktor lainnya, jaringan-jaringan


ikat menjadi kurang baik, yang menyebabkan hemoroid menjadi
menonjol dan turun. Inilah yang menyebabkan munculnya gejalagejala.

Sekuens kejadian ini didukung dengan meningkatnya insidens


hemoroid pada pasien dengan konstipasi kronik, diare, kehamilan, atau
tumor pelvis.

Pada beberapa individu, sfingter analis internus menjadi hipertrofi dan


saluran keluar anal menjadi lebih sempit. Selama meregang atau
jongkong, bolus feses berperan sebagai obturator dalam memaksa
bantalan hemoroid untuk turun melalui sfingter yang mengalami
hipertrofi, membesar, dan menjadi simtomatis.

+
Klasifikasi
Haemorrhoid

interna

Haemorrhoid

eksterna

+
Haemorrhoid Interna

Pelebaran pleksus v.haemorrhoidalis superior.

Merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan


submukosa pada rektum sebelah bawah.

Posisi primer : lateral-sinistra (arah jam 3), posteriordextra (arah jam 7), dan anterior-dextra (arah jam 11).

Derajat I :Perdarahan merah segar tanpa nyeri. Pada


anoskopi terlihat haemorrhoid yang membesar
menonjol ke dalam lumen.

Derajat II :Tampak tonjolan yang melalui kanalis analis


saat mengedan ringan, namun masuk spontan.

+
Derajat

III : Tampak tonjolan saat


mengedan , harus didorong kembali
setelah defekasi.

Derajat

IV : Haemorrhoid yang
menonjol keluar, tidak dapat didorong
masuk.

+
Haemorrhoid Eksterna
Pelebaran

dan penonjolan pleksus


v.haemorrhoidalis inferior.

Persarafan

di daerah ini bersifat painsensitive, sehingga haemorrhoid eksterna


cenderung menimbulkan rasa nyeri.

+
Gejala dan Komplikasi
Haemorrhoid

interna dapat mengalami prolaps atau


perdarahan, tapi jarang menyebabkan kesakitan jika tidak
mengalami thrombosis dan nekrosis.

Perdarahan

haemorrhoid berulang anemia berat.

Tahap

awal : penonjolan saat defekasi, reduksi spontan


setelah defekasi.

Stadium

lebih lanjut : perlu didorong kembali. Akhirnya dapat


mengalami prolaps menetap dan tidak dapat didorong
masuk lagi.

Iritasi

kulit perianal dapat menimbulkan gatal yang disebut


pruritus anal, disebabkan kelembaban terus menerus dan
rangsangan mukus.

Thrombosis

nyeri.

pada Haemorrhoid eksterna dapat menyebabkan

+
Pemeriksaan

Anamnesis

Pemeriksaan colok dubur

Pemeriksaan anoskopi

Pemeriksaan proktosigmoidoskopi

+
Penanganan

Non bedah
Rubber Band Ligation, skleroterapi, Infrared
photocoagulation, dan konservatif (diet serat,
pencahar, meningkatkan intake cairan, dan cegah
mengedan).

Rubber-band ligation
Prosedur ini efektif untuk hemoroid derajat I, II, dan III. Setelah evaluasi
anorektal, anoscopy dimasukkan dan bantalan hemoroid ditentukan untuk
dipasang pita. Tidak perlu anestesi apabila pita dipasang kurang lebih 0.5 cm
di atas dentate line. Umumnya dipasang empat ligasi. Prosedur ini bertujuan
untuk membuat hemoroid menjadi nekrosis sehingga gampang terlepas pada
saat buang air besar.

Injection sclerotherapy
Penggunaan sklerosan, seperti sodium morrhuate atau sodium tetradecyl
sulfate dapat digunakan pada hemoroid derajat I dan II yang berdarah.
Sklerosan diinjeksikan ke dalam ruang submukosa, bukan ke dalam hemoroid
tersebut. Reaksi inflamasi yang intens akan timbul sehingga menyebabkan
fiksasi mukosa ke otot yang didalamnya, sehingga menghilangkan lapisan
submukosa di mana hemoroid tersebut dibentuk.

+
Rubber band ligation

+
Skleroterapi

Cryrosurgery
Cryoprobe yang diaktivasi oleh cairan nitrogen,
karbondioksida, atau nitrous oksida digunakan untuk
menghancurkan jaringan local dengan cara membekukan
jaringan tersebut sehingga menyebabkan nekrosis.

Photocoagulation
Sinar infrared dan laser digunakan untuk mengatasi
hemoroid yang simtomatis dengan cara menstimulasi
terjadinya fibrosis jaringan submukosa sehingga
menyebabkan jaringan menjadi berkoagulasi dan nekrosis.

+
Haemorrhoidectomy
Kurang dari 10% pasien dengan hemoroid simtomatik
membutuhkan penanganan operatif. Hemoroidektomi
dilakukan apabila pasien mengalami relaps dan gagal
pada prosedur-prosedur yang sudah disebutkan diatas,
begitu pula pada hemoroid derajat II, III, IV dan yang
sudah mengalami strangulasi.

Closed Submucosal Haemorrhoidectomy

Open Haemorrhoidectomy

Whitehead Haemorrhoidectomy

Stapled Haemorrhoidectomy

Milligan-Morgans Haemorrhoidectomy

Langenbecks Haemorrhoidectomy

+
Komplikasi Haemorrhoidectomy

Nyeri Post-Operasi
butuh analgetik dengan narkotik oral, NSAID, muscle
relaxan, analgetik topical, dan sitz bath.

Retensi Urin (10-50% pasien)


dikurangi dengan pembatasan cairan IV intra dan peri- operatif

Fecal Impaction

Perdarahan masiv

Infeksi

Long term sequel : inkontinensia, stenosis anal, ectropion


(Whitehead deformity)

+
Pencegahan

Banyak minum

Makanan berserat (sayuran, buah-buahan, dan sereal)

Hindari mengedan saat BAB

Koreksi postur tubuh (posisi duduk)

Hindari pakaian / pakaian dalam yang ketat.

+
TERIMAKASIH
ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai