Anda di halaman 1dari 33

WANITA USIA 21 TAHUN DENGAN

G1P1A0 POST PARTUS SPONTAN


DAN RUPTUR PHERINEUM GRADE
Diajukan kepada:
III
Dr. Adi pramono , Sp. OG
Disusun oleh:
Eka Rahma setiawati

Identitas

Nama
: Ny. Tiwah
Umur
: 21 tahun
Agama : Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: IRT
Nama suami
: anang
Umur
: 27 tahun
Agama : Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Alamat : windusari, Magelang
Tanggal masuk : 22 September 2011

ANAMNESA (22 September


2011 )

Keluhan utama :
Pasien melahirkan ditolong bidan pada pukul 16.30
tanggal 22 September 2011 dengan sobekan jalan
lahir disertai keluar darah.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Seorang wanita umur 27 tahun dengan G1P1A0
datang diantar bidan dengan rupture pherineum,
bidan mengaku telah melakukan episiotomi.

Cont...
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi
:disangkal.
Riwayat DM
:disangkal.
Riwayat asma
:disangkal.
Riwayat jantung
:disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota anggota keluarga yang menderita
penyakit asma, jantung, hipertensi dan diabetes
mellitus.

Cont...
Riwayat Haid

Menarche
: 12 tahun
Siklus
: Teratur, 28 hari
Lamanya : 7 hari
Disertai rasa sakit
: Ya, kadang-kadang
HPHT
: 11 12 2010
HPL
: 18 9 2011

Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, dengan suami sekarang sudah 1 tahun.

Cont...
Riwayat Obstetri
G1PIA0 Aterm, partus spontan, lakilaki dengan berat 4100 gr
Riwayat Operasi
Tidak ada riwayat operasi.
Riwayat Keluarga Berencana
Belum pernah KB
Riwayat Antenatal
Memeriksakan diri selama masa
kehamilan ke bidan, 8x

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign : T : 110/70 mmHg
N 88x/menit
S : 36,5 0C
Kepala
: Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thorax
: Jantung dan pulmo dalam batas norma
Abdomen : Inpeksi
: striae gravidarum (+)
Palpasi
: Hepar / lien tak teraba
Perkusi
: timpani(+)
Auskultasi
: peristaltik normal
Ektremitas : edema tungkai (-/-), tidak ada varises (-)

R : 24x/menit

Inspeksi : Terdapat perdarahan pervaginam, robekan otot perineum,


Rectal touche : mukosa rectum masih utuh , jepitan spincter ani + tapi lemah

Diagnosis :
G1P1A0 27 tahun
Ruptur pherinei grade III
Sikap
:

Infuse RL + oxytocin
5U

Injeksi Kalnex 3 x 500 gr

Injeksi Ampicillin
2 gr

Cek darah lengkap

Repai ruptur pherinei grade III

Follow up tanggal 23 september 2011 Pk


06.00

Keadaan Umum: Baik


Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
: T : 100/70 mmHg N : 76x/menit
S : 36,5 0C
R : 20x/menit
Abdomen
: TFU setinggi pusat, Kontraksi kuat
Perdarahan pervagina : +
BAK
:+

Cont...
Diagnosis :
G1P1A0, 27 tahun
post partus spontan luar
Pasca repair ruptur pherinei grade III
Sikap :
Infus RL 20 dpm
Ampicillin 4 x 1gr
Metrinidazole 3x500
Asam Mefenamat 3x500
Viliron 1 x 1
Diet lunak
Pengawasan KU, tanda vital, perdarahan pervaginam

24 September 2011 pk.


06.00

Keadaan Umum: Baik


Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
: T : 100/60mmHg N : 80x/menit
36,5 0C R : 20x/menit
Abdomen
: TFU 2 jari di bawah pusat
Kontraksi uterus kuat
Perdarahan pervagina : +
BAK
: +

S:

Cont...
Diagnosis :
G2P2A0, 27 tahun
Pasca partus spontan luar
Pasca repair ruptur pherinei grade III
Sikap :
Infus RL 20 dpm
Amoxicillin 3x500 mgr
Metrinidazole 3x500 mgr
Asam Mefenamat 3x500 mgr
Viliron 1 x 1
Diet lunak
Pengawasan KU, tanda vital, perdarahan pervagina

25 September 2011 pk. 06.00

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
: T : 110/70 mmHg N: 80x/menit
36,5 0C R :20x/menit
Abdomen
: TFU 2 jari di bawah pusat
Kontraksi uterus kuat
Perdarahan pervagina: +
BAK
:+

S:

Diagnosis :
G2P2A0, 27 tahun
post partus spontan luar
Pasca repai ruptur pherinei grade III
Sikap :
Amoxicillin 3x500 mgr
Metrinidazole 3x500 mgr
Asam Mefenamat 3x500 mgr
Viliron 1 x 1
ketorolax
Diet lunak
Pengawasan KU, tanda vital, perdarahan pervagina
Boleh pulang


Lampiran hasil Laboratotium tanggal
21 september 2011
Jenis
Hasil
Nilai Normal
Pemeriksaan
Darah Rutin
WBC

21.01

RBC

5.20

4,2 5.4

HGB

12.2

12 16

HCT

35.5

37 - 47

PLT

322

150 - 450

4.8 10.8

Imuno serologi
HBsAg

Pendahuluan

kematian ibu di Indonesia 40 %


disebabkan oleh perdarahan
postpartum. Penyebab perdarahan
utama adalah atonia uteri sedangkan
ruptur perineum merupakan
penyebab kedua yang hampir terjadi
pada setiap persalinan pervaginam

ANATOMI

1.
2.

Perineum merupakan bagian permukaan dari


pintu bawah panggul, terletak antara vulva dan
anus.
Daerah perineum terdiri dari 2 bagian, yaitu :
Regio anal disebelah belakang. Disini terdapat
m.sfingter ani eksterna yang melingkari anus.
Regio urogenitalis. Disini terdapat m.
bulbokavernosus, m. transversus perinealis
superfisialis dan m. iskiokavernosus.

DEFINISI
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada
perineum sewaktu persalinan

ETIOLOGI
Sebab rupturnya perineum bisa disebabkan dari
pihak ibu dan Janin.
Ruptura perineum sebab dari ibu
Paritas
Jarak kelahiran
Partus presipitatus
Kelainan vulva
Ruptura perineum sebab dari janin
Janin besar

Klasifikasi ruptur perineum


Robekan perineum dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Tingkat I
Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau
mengenai kulit perineum
2. Tingkat II
Robekan yang terjadi lebih dalam, yaitu selain mengenai selaput
lendir vagina, juga mengenai musculus perinei tranversalis, tapi
tidak mengenai sfingter ani.
3. Tingkat III
Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum sampai
mengenai otot-otot sfingter ani. Terbagi menjadi tiga tipe yaitu :
Grade 3a : robekan < 50 % otot sfingter ani ekterna
Grade 3b : robekan > 50% otot sfingter ani eksterna
Grade 3c : robekan mengenai otot sfingter ani interna
4. Tingkat IV
Robekan mengenai perineum sampai otot sfingter ani dan mukosa
rektum.

anatomy of the anal


sphincter

DIAGNOSIS

Cara membuat diagnosis klinik yang akurat


adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Informed consent untuk pemeriksaan vagina dan


rectal.
Harus dapat terlihat dengan baik cedera pada
perineal,
Pencahayaan harus baik
Jika pasien mengeluhkan nyeri, maka dibutuhkan
analgesi yang adekuat
Pemeriksaan secara visual meliputi dinding vagina
untuk menilai sobekan vagina. Laserasi vagina pada
apeks harus diidentifikasi

Cont...

Pemeriksaan rectal harus dilakukan untuk


menilai mukosa rectum dan anal sfingter.

Untuk menegakkan trauma perineal harus juga


dikonfirmasi dengan palpasidengan
menempatkan jari telunjuk pada lubang anal
dan ibu jari pada vagina.Hal ini bertujuan untuk
untuk menilai sfingter anal dengan lebih baik,
lalu pasien diminta untuk mengkontraksikan
otot daerah perineum, sehingga dapat dinilai
fungsinya.

Spingter ani eksterna

Cont...
Perasat Ritgen
Langkah-langkah Perasat Ritgen adalah sebagai
berikut :
1. Satu tangan tetap di oksiput untuk mengendalikan
kepala bayi.
2. Tangan yang lain ditutup dengan handuk untuk
melindungi dari kontaminasi.
3. Tangan yang dibungkus handuk kemudian memberi
tekanan ke dalam pada bagian posterior rektum
wanita sampai dagu bayi dapat ditemukan dan berada
dalam genggaman jari-jari.
4. Tekanan kedepan dan keluar diberikan dibawah sisi
dagu dan kepala dikendalikan diantara tangan ini dan
tangan yang memberi tekanan pada oksiput.

Cont...
Water Birth
Menurut Garland dan Jones bersalin di
air mempunyai keuntungan kaitannya
dengan efek Hidrotermik air
sebagai konduktor panas,
melemaskan otot dan meredakan
nyeri, sehingga kulit perineum akan
lebih lembut dan mudah meregang
saat kepala bayi melaluinya.

PENATALAKSANAAN
Trauma perineal, secara conventional diperbaiki
dalam tiga lapis.
1. Dengan tehnik continous ocking yaitu dengan
menempatkan simpul semakin dekat pada trauma
vagina dan sampai ke fourchette dengan simpul knot.
2. Penjahitan otot perineal superficial yang didekatkan
dengan tiga atau empat jahitan interrupted.
3. Kulit ditutup dengan tehnik subkutan kontinu atau
tehnik transkutan interrupted.

Anorectal Mucosal Repair Using Interrupted Vicryl 3-0


Sutures

Cont...

penanganan trauma perineal grade


lanjut terbagi menjadi dua yaitu :

1.

tehnik end-to- end, adalah tehnik yang


berusaha menyambung otot sfingter ani dengan
mempertemukan tepi luka. Bisa dengan tehnik
jahitan interrupted atau dengan tehnik jahitan
menyerupai angka delapan.
tehnik overlapping, yaitu teknik dengan cara
menjahit otot sfingter anal eksterna dengan
cara menggabungkan tepi luka denga tepi luka
yang lain dengan saling tumpang tindih .

2.

End to end

overlap

Prinsip pembedahan dalam menangani rupture


perineum

Jahit secepat mungkin setelah anak lahir. untuk


mencegah darah keluar yang berlebih dan
meminimalkan risiko infeksi.
Pencahayaan harus cukup
Jika dibutuhkan, transfer pasien langsung ke ruang
operasi untuk mendapatkan anastesi yang adekuat.
Kateterisasi dalam waktu 24 jam, untuk mencegah
retensi urin.
Tutup dead space dan pastikan hemostasis tercapai.
Untuk mencegah hematom
Jahitan tidak harus ketat; hal ini bisa menyebabkan
jaringan hipoksia yang justru bisa menghambat
penyembuhan luka
Pastikan tepi luka tertutup secara baik

Penatalaksanaan Pasca Bedah :

Kateter folley minimal 1x24 jam.


Antibiotic intravena (Cefuroxime 1,5 g
& Metronidazol 500 mg) intraoperatif
dan dilanjutkan oral selama 1 minggu.
Pelunak feses (lactulose 15 mg bd)
selama 2 minggu, tidak dipulangkan
sblm aktivitas buang air besar
kembali normal
Penjelasan detail tentang trauma &
bila ada masalah seperti infeksi atau
kontrol buang air besar yg sulit

Anda mungkin juga menyukai