Anda di halaman 1dari 35

uveitis

Pembimbing
Dr. Novi Anita, Sp.M
Septi Rahadian
030.10.247

IDENTITAS
Nama
: Tn. M
Umur
: 67 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat
: Kp. Jami RT/RW 03/14 Kel. Ciadeg,

Kec. Cigombang.
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Tukang Urut
No RM
: 962144

ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis

pada tanggal 29 Januari 2015, jam 11.35 WIB


di Poliklinik Mata RSUD Budhi Asih.
Keluhan utama : Mata kanan merah sejak 3
minggu yang lalu.
Keluhan tambahan : Mata kanan sakit,
perih, penglihatannya buram dan silau jika
melihat cahaya.

RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien datang ke Poliklinik Mata Budhi Asih

dengan keluhan mata kanannya merah sejak


kurang lebih 3 minggu yang lalu. Pasien
mengaku sebelum mata merah terjadi, mata
terasa agak gatal sehingga pasien mengucek
matanya, lalu selanjutnya beberapa hari
kemudian mata menjadi merah.

Pasien kemudian berobat ke Puskesmas dan

diberikan tetes mata, tetapi tidak ada


perubahan. Setelah itu pasien berobat ke
rumah sakit, dan diberi tetes mata, salep
mata, dan obat minum berupa tablet (pasien
tidak ingat nama obat-obatan yang diberikan
dan obat tidak dibawa), tapi keluhan tidak
juga membaik. Oleh dokter yang menangani
pasien dikatakan hanya menderita mata
merah biasa.

Pasien mengeluhkan mata kanannya terasa

sakit dan kadang-kadang berair, sehingga


menyebabkan pasien sulit tidur. Namun tidak
ada keluhan mata gatal, belekan, maupun
kelopak mata terasa lengket. Pasien juga tidak
mengeluhkan mual, muntah, maupun pusing.
Riwayat operasi mata, trauma pada mata,
kebiasaan mengucek-ngucek mata maupun
riwayat penyakit mata sebelumnya disangkal
oleh pasien.

Selain itu pasien turut mengeluh penglihatan

mata kanannya mulai buram sejak 3 minggu


ini. Buram terjadi bersamaan dengan keluhan
mata merah yang dialaminya. Pasien juga
mengatakan mata sakit (silau) bila melihat
cahaya. Keluhan melihat rambut atau benang
yang beterbangan tidak ada. Keluhan melihat
bintik hitam disangkal. Tidak ada keluhan
penglihatan seperti kabut maupun melihat
double, Tidak terdapat keluhan pada mata
sebelah kiri.

Pasien tidak pernah menggunakan kacamata

sebelumnya, diakui pasien penglihatannya


masih
jelas
dan
tidak
membutuhkan
kacamata dalam melakukan aktifitas sehariharinya.

RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Pasien

tidak pernah mengalami keluhan


serupa sebelumnya. Riwayat adanya sakit
mata yang terdahulu juga disangkal. Pasien
tidak memiliki riwayat hipertensi, tidak ada
riwayat batuk-batuk lama, kencing manis,
sakit sendi, sakit gigi, asma dan alergi
terhadap obat-obatan. Riwayat operasi pada
mata disangkal.

RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Pesien anak ke 5 dari 9 bersaudara, riwayat

darah tinggi, kencing manis, asma, alergi obat


dalam keluarga disangkal. Tidak ada anggota
keluarga satu rumah yang mengalami keluhan
seperti pasien.

PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Frekuensi nadi : 80x/ menit
Suhu
: Afebris
Pernafasan
: 20x/ menit

Oculi Dekstra (OD)

Oculi Sinistra (OS)

1/4/60

Visus

6/18

Ortoforia

Kedudukan bola mata

Ortoforia

Sulit dinilai

Pergerakan bola mata Pergerakan baik ke


segala arah, nyeri
gerak (-)

Oedema (+),
hiperemis (-),
entropion (-),
ektropion (-), trikiasis
(-), distikiasis (-)

Palpebra superior

Oedema (-),
hiperemis (-),
entropion (-),
ektropion (-), trikiasis
(-), distikiasis (-)

Oedema (-),
hiperemis (-),
entropion (-),
ektropion (-), trikiasis
(-), distikiasis (-)

Palpebra inferior

Oedema (-),
hiperemis (-),
entropion (-),
ektropion (-), trikiasis
(-), distikiasis (-)

Hiperemis (+), folikel

Konjungtiva Tarsalis

Hiperemis (-), folikel

Hiperemis (+),
folikel (-), papil (-),
itiasis (-),
sekret (-)

Konjungtiva
tarsalis inferior

Hiperemis (-),
folikel (-), papil (-),
litiasis (-),
sekret (-)

Injeksi silier (+),


injeksi konjungtiva
(+), perdarahan
bkonjungtiva (-),
pinguekula (-),
pterigium (-)

Konjungtiva bulbi

Injeksi silier (-), injeksi


konjungtiva (-),
perdarahan
subkonjungtiva (-),
pinguekula (-),
pterigium (-)

Jernih, oedem (-),


keratik presipitat (-)

Kornea

Jernih, oedem (-)

Dalam, keruh, sel


COA
(+),flare (+), hipopion
(-)

Dalam, jernih

Warna coklat, kripti


Iris
baik, sinekia posterior
(+)

Warna coklat, kripti


baik.

Tidak bulat, tepi


irreguler, RCL (-),
RCTL (-)

pupil

Bulat, tepi regular,


RCL (+) , RCTL (+)

Keruh, lens
precipitate (+)

lensa

Keruh, shadow test


(+)

Vitreous humour

sulit dilakukan
pemeriksaan

Funduskopi

Refleks fundus (+),


papil bulat, batas
tegas, pucat (-) CD
ratio 0,3, arteri : vena
= 3:2, refleks makula
(+), perdarahan
retina (-), eksudasi
(-).

N/palpasi
15,1 mmHg

TIO

N/palpasi
12,0 mmHg

Sulit dilakukan
pemeriksaan

Tes konfrontasi

Sama dengan
pemeriksa

RESUME
Tn.M, 67 tahun, datang ke Poliklinik Mata

RSUD Budhi Asih dengan keluhan mata


kanannya merah sejak kurang lebih 3 minggu
yang lalu. Pasien mengeluhkan mata kanannya
terasa sakit, selain itu pasien turut mengeluh
penglihatan mata kanannya mulai buram sejak
3 minggu ini. Pasien juga mengatakan mata
sakit (silau) bila melihat cahaya. Riwayat sakit
mata sebelumnya disangkal, dan pasien
mengaku
tidak
pernah
sakit
apapun
sebelumnya.

Pada pemeriksaan oftalmologi occuli dextra

(OD) diperoleh visus OD 1/4/60. Oedem (+) pada


palpebra
superior,
hiperemi
(+)
pada
konjungtiva tarsalis superior dan inferior. Pada
konjungtiva
bulbi
didapatkan
injeksi
konjungtiva (+) dan injeksi siliar (+). COA
dalam, keruh, dengan sel (+), flare (+). Sinekia
posterior (+). Pupil tidak bulat, tepi irregular,
RCL (-) RCTL (-). Lensa keruh dan terdapat lens
precipitate. Pada oculi sinistra (OS) didapatkan
visus 6/18, lensa keruh dengan shadowtest (+).

DIAGNOSIS
Uveitis Anterior Akut tipe Non granulomatosa

Oculi Dextra
Katarak imatur OS

PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Cendo Xitrol eye drop diberikan 6x OD
Sulfas Atropin 1% diberikan 3x OD
Metilprednisolon tab 16mg 2x1
Cataflam tab 50mg 2x1
Klindamisin cap 300mg 2x1 selama 1 minggu

Non medikamentosa
Edukasi :
Menjaga kesehatan dan kebersihan mata.
Mata jangan dikucek-kucek
Penggunaan kacamata hitam untuk mencegah silau
Kompres hangat pada mata
istirahat
Kontrol kembali 1 minggu ke depan atau jika ada keluhan yang
semakin buruk.
Dan berikan anjuran bagi pasien untuk melakukan
pemeriksaan lanjutan dan konsul ke bagian lain yang terkait
untuk mengetahui penyebab penyakit mata yang sekarang
dideritanya.

PROGNOSIS
OD
Ad
Ad
Ad

OS
Ad
Ad
Ad

Vitam
: Ad bonam
Functionam : Dubia ad bonam
Sanationam : Dubia ad malam

Vitam
: Ad bonam
Functionam : Dubia ad bonam
Sanationam : Dubia ad bonam

ANALISA KASUS
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
yang telah dilakukan, dapat ditegakkan
diagnosis pada pasien, yaitu Uveitis Anterior
Akut tipe Non granulomatosa Oculi Dextra.
Diagnosis Uveitis Anterior Akut tipe Non
granulomatosa Oculi Dextra ditegakkan atas
dasar:

Anamnesis
Mata merah
Mata merah terjadi akibat suatu proses
peradangan di mana terjadi pelebaran
pembuluh darah siliar dan konjungtiva.
Penglihatan kabur
Terjadi
karena
adanya
suatu
proses
peradangan di iris, COA dan vitreous humor.

Mata sakit dan perih


Rasa sakit dan perih ini disebabkan oleh iritasi

saraf siliar bila melihat cahaya dan penekanan


saraf siliar apabila melihat dekat. Intensitas rasa
sakit ini ditentukan oleh beratnya peradangan
uvea dan ambang nyeri penderita.
Lakrimasi
Mata yang berair diakibatkan oleh iritasi saraf
pada kornea.
Fotofobia
Keluhan silau disebabkan oleh spasme siliar.

Keluhan yang dialami kurang dari 3 bulan dan

secara tiba-tiba tanpa pernah terjadi keluhan


serupa sebelumnya membuat kasus ini
termasuk dalam klasifikasi uveitis akut. Dan
dari gejala-gejala nyata yang dikeluhkan
pasien, membuat kasus ini masuk dalam
uveitis anterior tipe non granulomatosa.

PEMERIKSAAN
OPTHALMOLOGI
Pemeriksaan oftalmologi:
Visus menurun (1/4/60 dan 6/18)
Visus menurun pada pasien ini muncul karena kelainan
pada media refraksi, yakni kekeruhan pada bilik mata
depan, lensa dan kekeruhan pada badan kaca.
Injeksi konjungtiva dan silier
Merupakan gambaran pelebaran pembuluh darah siliar
di sekitar limbus, berwarna keunguan, dan merupakan
gejala dini dari uveitis anterior akut. Pada kasus
peradangan hebat seperti pasien ini, injeksi
konjungtiva dan siliar dapat muncul bersamaan karena
di antara keduanya terdapat anastomosis.

Sel dan flare pada COA


Radang iris dan badan siliar menyebabkan terganggunya

blood-aqueous barrier sehingga terjadi peningkatan


protein, fibrin, dan sel-sel radang dalam aqueous humor.
Hal inilah yang menyebabkan munculnya gambaran sel
dan flare di pemeriksaan dengan slit lamp.
Sinekia posterior
Adalah perlengketan iris dengan kapsul depan lensa, dapat
berbentuk benang atau dengan dasar luas dan tebal, yang
disebabkan oleh sel-sel radang. Bila luas dapat menutupi
pupil, bila seklusi sempurna akan memblokade pupil.
Sinekia posterior membuat bentuk pupil tidak bulat,
tepinya tidak rata, dan mengganggu refleks cahaya.

Kekeruhan lensa
Pada
kasus
uveitis,

kekeruhan
dapat
disebabkan oleh toksik metabolik akibat
peradangan uvea dan proses degenerasiproliferatif karena pembentukan sinekia
posterior. Pada mata kiri, kekeruhan lensa
dapat disebabkan oleh proses degenerasi
lensa yang terkait dengan faktor usia.

Pada

penatalaksanaan
medikamentosa,
diberikan tetes mata Cendo Xitrol sebanyak 6
kali sehari pada mata kanan. Cendo Xitrol
adalah kombinasi antibiotik neomisin sulfat
dan polimiksin-B sulfat dengan glukokortikoid
sintetik deksametason, biasa digunakan untuk
mengobati infeksi yang sedang berlangsung
dan mengatasi inflamasi

Pasien

turut diberikan sikloplegik; Sulfas


Atropin 1% , dengan tujuan untuk relaksasi
otot-otot iris dan badan silier, sehingga dapat
mengurangi
nyeri,
mempercepat
penyembuhan, dan mengurangi kongesti pada
tempat peradangan. Selain itu, midriatikum
sangat
bermanfaat
untuk
mencegah
terjadinya sinekia, ataupun melepaskan
sinekia yang telah ada.

Selain itu, diberikan juga terapi kortikosteroid

sistemik Methylprednisolone 16 mg dan NSAID


Cataflam
50mg
untuk
mengurangi
peradangan dan rasa sakit yang dikeluhkan
pasien. Diberikan juga Clindamycin 300mg
sebagai antibiotik sistemik untuk mengobati
infeksi.

Melakukan

pemeriksaan
lanjutan
untuk
mengetahui penyebab uveitis
Menjaga kesehatan dan kebersihan mata
Pasien juga harus kontrol kembali 1 minggu
ke depan atau jika ada keluhan yang semakin
buruk
Hal ini penting untuk memantau
kemajuan pengobatan pasien.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai