Anda di halaman 1dari 34

Imunisasi

Nurcahyo Tri Utomo


1061050012

Imunisasi
Vs
Vaksinasi

Definisi Imunisasi

Suatu cara meningkatkan kekebalan tubuh


terhadap penyakit tertentu secara aktif dan
pasif terhadap suatu antigen,sehingga jika
terpapar dengan antigen serupa tidak terjadi
penyakit.

Definisi Vaksinasi

Suatu tindakan yang dengan sengaja


memberikan paparan dengan antigen yang
berasal dari suatu patogen

JENIS KEKEBALAN

Aktif : - Alami
- Buatan
Pasif : - Alami
- Buatan

KEKEBALAN AKTIF

Definisi : Kekebalan yang didapatkan dengan


cara memasukkan kuman yang telah
dilemahkan ke dalam tubuh dengan harapan
tubuh akan membentuk antibodi terhadap
kuman tersebut.

CONTOH KEKEBALAN AKTIF


ALAMIAH

Cacar
Campak

CONTOH KEKEBALAN AKTIF


BUATAN

Imunisasi

KEKEBALAN PASIF

Definisi:Kekebalan yang dilakukan dengan


cara memberikan suntikan yang mengandung
antibodi.

CONTOH KEKEBALAN PASIF

Buatan :

Pemberian antibodi pada Hepatitis B

Alamiah :

Mendapatkan dari ibunya melalui plasenta.

BCG

Imunisasi BCG yang


optimal diberikan pada
umur 2-3 bulan
Dosis < 1 tahun : 0,05 ml
Dosis > 1 tahun : 0,1 ml
Menurut WHO disuntikan
pada lengan kanan atas
insersio M. deltoideus
Diberikkan secara
Intracuttan

BCG

Imunisasi BCG tidak dapat mencegah infeksi


tuberkulosis, namun dapat mencegah
komplikasi
Vaksin BCG merupakan vaksin hidup, maka
tidak diberikan pada pasien imunokompromais
Setelah 3 bulan belum diberikan BCG maka
harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu.
Dapat terjadi reaksi akselerasi
Terbentuknya jaringan parut setelah 2-3 bulan
penyuntikkan BCG

BCG

KIPI ( Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)


BCG it is (4-6 minggu)

Hepatitis B

Imunisasi HepB-1
diberikan sedini
mungkin 12 jam
setelah lahir
Imunisasi HepB-2
diberikan 1 bulan
setelah HepB-1
Imunisasi HepB-3
diberikan minimal 2
bulan, terbaik 5 bulan

Hepatitis B

Jika bayi lahir dari ibu dengan HbsAg +


maka diberikan HepB-1 dan HBIg 0,5 ml
secara bersamaan 12 jam setelah lahir
Pemberian Hepatitis B secara Intramuskular
KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
Syok Anafilaktik (4 jam)

DPT
Dibagi menjadi 2 :
DTwP (whole-cell
pertusis)demam
DTaP (acelluler
pertusis)tidak
demam

DPT tidak boleh


diberikan pada usia
kurang dari 6 minggu
Diberikan 0,5 ml
Intramuskular

DPT

KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)


Syok anafilaktik

Polio

OPV ( Oral Polio Vaccine)

IPV (Inactivated polio vaccine)

Polio

OPV

Diberikan 2 tetes per


oral
KIPI :
Polio paralisis pada
resipien
imunokompromise

IPV

Diberikan 0,5 ml,


intramuskular
KIPI :
Polio paralisis

Campak
Diberikan dengan
dosis 0,5 ml
subkutan
KIPI
Syok anafilaktik ( 4
jam)
Ensefalopati ( 5-15
hari)
Trombositopenia
( 7-30 hari)

HiB (Haemophillus influenzae tipe B)

Berisi PRP-T (Capsular


polysaccharide
polyribosyl ribitol
phosphate- konjugasi
dengan protein
tetanus) dan PRPOMP (PRP
berkonjugasi dengan
outer membrane
protein complex)
Diberikan 0,5 ml
intramuskular

Pneumokokus

Terdapat 2 jenis vaksin pneumokokus yang


beredar di Indonesia :
PPV23 (Pneumococcus polysaccharide vaccine)
terdapat 23 serotipe
PCV7 (Pneumococcal conjugate vaccine)
terdapat 7 serotipe

PCV dikemas dalam prefilled syringe 5 ml


diberikan secara intramuskular

Pneumokokus

Vaksin polisakarida (PPV)

Vaksin polisakarida
konjungasi (PCV)

T cell independent

T cell dependent

Tidak imunogenik pada umur


<2 tahun

Imunogenik pada umur <2


tahun

Indikasi : umur > 2 tahun, risiko Indikasi: anak sehat & anak
tinggi
risiko
Tinggi, umur 2 bln-5 thn
Mempunyai imunitas jangka
pendek

Mempunyai imunitas jangka


panjang

Nama : Pneumo-23 (Sanofi


Pasteur)

Nama : Prevenar (Pfizer),


Synflorix (GSK)

MMR

Diberikan dosis 1 kali 0,5 ml subkutan


Vaksin MMR diberikan umur 15-18 bulan,
minimal interval 6 bulan antara imunisasi
campak (9 bulan)
MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau
setelah penyuntikkan imunisasi lain
Apabila sudah diberikan imunisasi MMR umur
12-18 bulan dan 6 tahun.Imunisasi campak
umur 5-6 tahun tidak perlu

Varicella

Diberikan 0,5 ml subkutan, satu kali


Apabila anak mengalami kontak dengan
pasien varicella, imunisasi dapat mencegah
apabila diberikan dalam kurun 72 jam setelah
kontak

Rotavirus

Monovalen
Dari pertama diberikan
umur 6-14 minggu, dosis
ke-2 diberikan dengan
interval minimal 4
minggu, sehingga
imunisasi selesai
sebelum umur 16
minggu dan tidak
melampaui umur 24
minggu

Pentavalen
Dosis pertama
diberikan umur 6-12
minggu, interval dari
ke-2 dan ke-3 adalah
4-10 minggu, dari
ke-3 diberikan pada
umur <32 minggu
(interval minimal 4
minggu)

Human Papiloma
Virus

Bivalen

Berisi HPV serotipe


16 dan 18
Diberikan pada 0-1-6
bulan

quadrivalen
Berisi HPV serotipe
6, 11, 16, 18
Dosis diberikan
secara intramuskular
Diberikan pada 0-2-6
bulan

Pemberian dua atau lebih vaksin


pada hari yang sama

Vaksin inactivated dan vaksin hidup pada


umumnya diberikan pada lokasi yang berbeda
pada kunjungan yang sama, contoh DPT, Hib,
hepatitis B, dan polio
Lebih dari satu macam vaksin hidup dapat
diberikan pada hari yang sama, tetapi apabila
hanya satu macam yang diberikan
Vaksin hidup yang kedua tidak boleh diberikan
kurang dari 2 minggudari vaksin yang pertama,
sebab respons terhadap vaksin yang kedua
mungkin akan berkurang

Pemberian dua atau lebih vaksin


pada hari yang sama

Vaksin vaksin yang berbeda yang diberikan


pada seorang yang sama pada hari yang
sama tetapi pada lokasi yang berbeda.

Status imunisasi tidak


diketahui atau meragukan

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa


pemberian vaksin MMR, varisela, Hib,
hepatitis-B, campak, DPT atau polio yang
berlebihan akan merugikan penerima yang
sudah imun

Vaccine Vial Monitor

Anda mungkin juga menyukai