Anda di halaman 1dari 50

Neuropsychiatri

c Assesment

Wawancara Neuropsikiatri dan


Pemeriksaaan Status Mental
Tujuan

-> membuat hubungan dengan


pasien dan mengumpulkan informasi
untuk membuat diagnosis sementara
dan merencanakan pemeriksaan dan
tatalaksana selanjutnya

Wawancara

neuropsikiatri dan
pemeriksaan status mental merupakan
sumber utama informasi : diagnosis
neuropsikiatri dan neurobehavioral
ditegakkan.

Penampilan

dan perilaku : informasi


yang mungkin tidak dapat ditemukan
dengan tes

Perilaku

spontan pasien : petunjuk untuk


gangguan neuropsikiatri pada pasien.

Pemeriksaan

dimulai segera setelah


klinisi bertemu dgn pasien dan berlanjut
selama pasien diperiksa.

Riwayat

penyakit, perilaku, dan


kesalahan yg dibuat pasien ketika tes
->informasi utk menentukan lokasi
disfungsi otak dan menentukan
diagnosis penyebab.

Wawancara Neuropsikiatri
Komponen

dari wawancara neuropsikiatri :

Penampilan
Perilaku motorik
Mood dan Afek
Pembicaraan
Pikiran
Persepsi

Pemeriksaan Status mental

Komponen:
Perhatian dan konsentrasi
Bahasa
Memori
Construction
Kemampuan berhitung
Abstraksi
Insight dan Judgement
Praxis
Frontal system task
Tes lainnya orientasi kanan-kiri, identifikasi
jari.

Penampilan dan Perilaku


Pasien

mengungkapkan banyak hal dari


cara berpakaian, tampilan emosional dan
perilaku terhadap pemeriksa, dan aktifitas
motoriknya

Pemeriksaan

pada penampilan umum :


pengamatan pertama pada pemeriksaan
neuropsikiatri.

PENAMPILAN:

Berpakaian berlapis-lapis-> pada demensia,


keadaan bingung akut, dan terutama
skizofrenia.

Kombinasi warna dan gaya pakaian yg tidak


biasa -> skizofrenia dan sindrom mania.

Penampilan yang kusut-> sindrom lobus


frontal dan skizofrenia.

Unilateral dressing disturbance ->


berhubungan dengan hemispatial neglect.

SIKAP:

Tidak kooperatif, kooperatif, intim, menjauh,


hostile dan suka berkelahi, hampa, atau
berhati-hati.

Perilaku tersebut mempunyai efek diagnosis


dan memberitahu tentang judgement klinisi
mengenai kualitas informasi yang
diperolehnya

Pasien mania cenderung tidak kooperatif,


irritable dan hostile

Pasien psikotik cenderung berhati-hati.

Gangguan

fungsi motorik : paling terlihat


dari seluruh aspek pemeriksaan
neuropsikiatri.

Depresi agitasi : abnormal pacing, tangan


meremas dan tidak dapat duduk tenang.

Abnormalitas : gait, postur dan gerakan


spontan terdapat pada gangguan
neuropsikiatri.

Retarded depression : psikomotor


melambat, lambat dalam menjawab, kurang
bicara, hipophonia, dan postur menunduk.

Ansietas : postur kaku, fisura palpebra yg


melebar, dilatasi pupil, tremor aktivitas.

Perilaku katatonik: stereotipik, manerisme,


waxy flexibility, passivity terjadi pada
gangguan afektif, skizofrenia dan gangguan
neurologik dan metabolik toksik.

Obsesif kompulsif: tindakan sterotipik yg wajib,


memeriksa, membersihkan dan ritual.

Penyakit ekstrapiramidal: kekakuan, tremor,


ballismus, athetosis, chorea, dystonia, tic,
bradychinesia

Mania : hiperaktivitas motorik, pressured


speech dan bicara cepat.

Motor Disturbances
Characteristic of
Neuropsychiatric Syndromes
Hypokinesia
Bradykinesia

(psychomotor retardation)
Paresis, Catatonia (waxy flexibility, passivity,
negativism, and sustained posturing), dystonia
Hyperkinesias
Akathisia, Tremor, Tardive dyskinesia, Ballismus,
Chorea, Athetosis, Tics, Myoclonus, Mannerisms
and stereotypy, Agitation, Psychomotor
hyperactivity, Compulsive acts and rituals.

MOOD DAN AFEK


Afek

: emosi yg dimanifestasikan oleh


pasien melalui bicara dan ekspresi wajah.

Mood

: emosi yg dialami dan dilaporkan


oleh pasien.

Dua

aspek emosi tersebut biasanya


kongruen, tetapi bisa tidak seperti pada
keadaan pseudobulbar palsy.

Eutonia

: perasaan fisik yang sehat, sering


pada multipel sklerosis.

Mania

: eforia, mood elasi dan kebesaran

Depresi

: sedih, pengurangan batasan dan


respon afek, ekspresi emosi yg tumpul

Ggn

lobus frontalis : eforia dgn silly


facetiousness

Pasien

dengan lesi epileptogenik di sistem


limbik dapat mengalami peningkatan dan
intensifikasi dari keadaan emosinya.

Apati

dan emosi yang tumpul : keadaan mood


pada pasien dengan gangguan lobus frontal,
skizofrenia, dan gangguan ekstrapiramidal.

PEMBICARAAN
Merupakan

hal utama dalam menilai mood,


pikiran dan kemampuan kognitif.

Perhatikan

aspek motorik (dysartria, mutism),


linguistik (lancar atau tidak) dan isinya
(delusion, perseveration, obsesial).

Mutism

katatonik, reaksi konversi, sindrom


pseudobulbar, gejala awal sindrom afasia,
tahap akhir gangguan neurologi.

Pembicaraan

aphasia.

lambat : depresi dan nonfluent

Aprosodia

(dysprosody) : hilangnya melodi,


ritme, dan nada suara emosi : nonfluent
aphasia, ggn ekstrapiramidal dan lesi pada
hemisfer kanan anterior.

Pembicaraan

cepat : mania dan fluent aphasia

Coprolalia

: pengucapan yang tidak dapat


dikontrol dari kata-kata yang mengutuk,
terutama terjadi pd sindrom Gilles de la
Tourette

Word

salad : pikiran keluar dari jalurnya dan


asosiasi longgar sehingga kata-kata individu
tersebut dalam satu kalimat tidak nyambung

Abnormaliltas kelancaran bicara terjadi pada aphasia

Nonfluent aphasia ditandai dengan bicara terhenti

Fluent aphasia memiliki normal atau peningkatan bicara.

Gagap : EPS, abnormalitas kongenital dan pasien dementia


tahap lanjut.

Echolalia : pengulangan dari kata pemeriksa terjadi pada


sindrom aphasia, demensia dan sindrom Gilles de la
Tourette.

Palilalia : pengulangan dari bicara pasien sendiri

KARAKTERISTIK PIKIRAN
Tidak

dapat dibuat perbedaan yang jelas


antara gangguan dari pembicaraan dan
gangguan pikiran, akan tetapi terdapat
beberapa gangguan dalam proses atau isi
pikiran yang terpisah dari gangguan
pembicaraan atau bahasa

Gangguan Proses Pikiran


Pikiran

autistik (pikiran yang tidak sesuai


dengan realita) dan asosiasi longgar
merupakan gejala klasik dari skizofrenia dan
gangguan mirip skizofrenia.

Gangguan

proses pikiran : hubungan yang


abnormal antara ide-ide yang mengalir
dalam percakapan, misalnya: asosiasi
longgar, flight of idea, perseveration.

Gangguan

isi pikir yang lebih ringan


adalah preokupasi, obsesi, fobia dan
hipokondriasis.

Konfabulasi

: pemalsuan dari respon yang


melibatkan situasi yang tidak dapat
diingat karena gangguan memori tidak
seperti waham, kurang stabil dan berubah
dari hari ke hari.

Waham

merupakan kelainan yang


menonjol dari gangguan isi pikir.

Ketidakmampuan

pasien untuk
menilai realita eksternal.

Waham

harus dicari secara spesifik


dalam wawancara, tetapi pasien
mungkin menutupinya.

Waham

biasanya waham kejar atau


kebesaran

of idea aliran yang cepat ide


dimana tujuannya ditentukan oleh kata
tertentu, seperti bersajak (pada mania)

Flight

Sirkumstansial:

penyimpangan dari topik


yang akhirnya kembali ke poin yang
diharapkan.

Tangensialitas:

penyimpangan tanpa
kembali ke tujuan awalnya.

PERSEPSI

Abnormalitas persepsi dapat dibagi berdasarkan


modalitasnya penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, perabaan.

Abnormalitas dari persepsi penglihatan :


Positif fenomena halusinasi, ilusi.
Negatif fenomena kebutaan, achromatopsia,
agnosia, color agnosia.

Beberapa tipe spesifik halusinasi pendengaran


seperti mendengar 2 orang berdiskusi atau
mengkomentari perilaku pasien

Halusinasi bentuk yang lain, seperti pendengaran,


perabaan (formication hallucinations), penciuman,
dan pengecapan .

MENTAL ASSESSMENT
Pemeriksaan

status mental menambah dan


menyaring pengamatan yang dilakukan pd
saat wawancara neuropsikiatri.

Interpretasi

dari respon pasien terhadap


pertanyaan status mental harus
memperhatikan tingkat pendidikan, latar
belakang sosial kultural.

Perhatian dan Konsentrasi


3

tipe utama gangguan perhatian :

1.Drowsiness

atau penurunan kesadaran


2.Pengurangan konsentrasi yaitu mudah
teralih dan perhatian yang berubah.
3. Unilateral neglect.
.Harus

diperiksa pada semua pasien

BAHASA
Gangguan

bahasa seperti kurangnya


perhatian dapat mempengaruhi
kemampuan pasien untuk melakukan
banyak aspek dari pemeriksaan mental.

Tes

memori, kalkulasi, abstraksi ,tergantung


kemampuan bahasa yang baik dan
kemampuan linguistik, yang harus
ditentukan pada awal menilai status mental
pasien.

Tes

fungsi bahasa yang penting untuk


dilakukan atau diamati pada pemeriksaan
status mental :
Pembicaraan spontan
Komprehensi
Repetition
Naming
Reading aloud, comprehension
Writing
Word list generation
Speech prosody
Lain-lain automatic speech, singing.

Pembicaraan Spontan

Pembicaraan spontan yang terganggu terjadi karena


adanya gangguan pada kelancaran berbahasa. Terdiri
dari:
1. Nonfluent aphasias penurunan verbal output,
effortful speech, dysarthria, decreased phrase length,
dan agrammatism.
2. Fluent aphasia normal atau peningkatan verbal
output, artikulasi normal, normal phrase length, empty
speech, circumlocution.

Nonfluent aphasia merefleksikan perubahan struktural


pada otak pada daerah lobus frontalis kiri.

Fluent aphasia left posterior temporal, inferior


parietal, atau temporoparietooccipital junction region.

Comprehension (pemahaman)

Dalam menilai pemahaman berbahasa harus


diperhatikan: atensi, konsentrasi dan kekooperatifan
pasien. Mulai dg
1.Menunjuk obyek: pintu, jendela, kursi,dll
2.Pertanyaan ya/tidak : Apakah nama anda
.......?, Apakah anda memakai sepatu terlebih
dahulu sebelum memakai kaus kaki?.
3.Pertanyaan yg lebih kompleks, menggunakan
kalimat pasif: Bila singa dan macan berkelahi, dan
singa dibunuh oleh macan, hewan mana yang mati?

Kerusakan pemahaman berbahasa terjadi oleh sebab


adanya kerusakan pada left posterior temporal dan
temporoparietooccipital junction regions .

Repetition

Dilakukan

dengan meminta pasien


menyebutkan kata atau beberapa kata
sekaligus kepada pasien segera setelah
pemeriksa menyebutkannya.

Kata

sederhana: wati, beruang

Kelompok

frasa sederhana, seperti:


Dia di sini, Siapa sedang sakit

Kalimat

yang sulit dan kompleks, seperti:


Bacalah buku yang baik saja, Pandai besi
punya paku baja besar, Bila tidak hujan,
maka kita dapat berangkat dengan
menggunakan motor.

Naming
Anomia

merupakan salah satu aspek dari


sindrom afasia, yang terjadi pada toxicconfusional states, peningkatan tekanan
intrakranial

Anomia

dimanifestasikan dalam pembicaraan


spontan dalam bentuk sering terhentinya
menyebutkan kata, tidak dapat menyebutkan
kata atau benda, atau penyebutan kata yang
tersamar.

Kesalahan

dalam penyebutan dapat


berbentuk:

literal paraphasias (phonemic substitutions


seperti makan menjadi makam),

verbal paraphasias (semantic substitutions


seperti menyebutkan biru pada warna hijau),

neologisms (completely new constructions)

circumlocutions (menggambarkan suatu


obyek secara deskriptif tanpa dapat
menyebutkan namanya).

Penyebutan
1.
2.
3.
4.

nama yang digunakan:

Menyebutkan warna
Menyebutkan bagian tubuh
Menyebutkan pakaian atau obyek
dalam kamar
Menyebutkan bagian dari obyek
tertentu, seperti: kaki kursi, jarum
jam, kantung baju, dll.

Reading

Kemampuan membaca merupakan suatu fungsi


neurologis yang kompleks yang harus dipelajari.

Kultur dan pendidikan masing-masing orang.

Hal yang dinilai:


1.
2.

Membaca dengan suara keras.


Reading comprehension.

Pasien diminta untuk membaca kata, kalimat dan


paragraf

Gangguan pada otak kiri anterior dan posterior akan


menyebabkan aleksia atau hemialeksia.

Kemampuan

menulisWriting
didapat dan bergantung
pada pengalaman edukasi dan pekerjaan.

Agraphia,

yang adalah ketidakmampuan untuk


menulis, terjadi karena terputusnya belajar ilmu
berbahasa (afasia) atau akibat kerusakan pada
sistem motorik dan aspek mekanik dari menulis
(non-afasia).

Pasien

afasia akan membuat banyak kesalahan


dalam menulis, sama dengan berbahasanya.

Gangguan

Peripheral, corticospinal,
extrapyramidal, dan cerebellar akan
mengganggu aspek motorik dari menulis dan
menghasilkan suatu sindrom agrafia.

Prosody

Prosody berhubungan dengan melodi, ritme, dan intonasi


dari berbicara.

Aprosodic output monotonic, amelodic, dan


affectless.
Dua aspek yang dinilai dalam prosody :
1. Spontaneous prosody pembicaraan spontan
yang dinilai saat wawancara dengan pasien.
2. Prosodic comprehension dinilai saat pasien dlm
keadaan mata tertutup, disuruh untuk menentukan
kalimat yang diucapkan pemeriksa apakah bernada
mengejutkan, gembira, marah, atau sedih.
Kelainan pada spontaneous prosody disebabkan
adanya lesi pada regio frontal kanan dan gangguan
ekstrapiramidal
Sedang pada prosodic comprehension terjadi
disebabkan gangguan pada regio temporoparietal
kanan

Word List Generation


Penilaian

Word list generation, menjelaskan


tentang kelancaran verbal pasien dalam
menyebutkan kata-kata tertentu, misalnya:
Menyebutkan nama-nama hewan sebanyakbanyaknya dalam 1 menit (normal 18 + 6),
atau sembarang kata yang dimulai dengan
huruf F, A, dan S sebanyaknya masingmasing dalam 1 menit (normal 15 + 5 kata
per huruf, atau total sebanyak 45 kata).

Pasien

dengan afasia, lesi prefrontal, basal


ganglia, atau retardasi psikomotor tidak
dapat memenuhi syarat ini.

MEMORI

3 fungsi utama:

1.

Immediate
memory
Recent memory
Remote memory

2.
3.

Gangguan memori
(gangguan amnestik)
terjadi karena adanya
kerusakan pada regio
medial temporal
hippocampus, fornix,
mammillary bodies,
mammillothalamic tract,
atau medial thalamus.

Pada retrieval deficit


syndrome berhubungan
dengan gangguan pada
dorsolateral prefrontal
cortex atau caudate
nucleus.

Immediate memory : kemampuan mengingat


segera, misal : pasien diminta untuk
menyebutkan dgn segera setelah pemeriksa
menyebutkan 3 atau 4 kata yang berbeda dan
tak berhubungan, misalnya: coklat, kejujuran,
mawar.

Recent memory : kemampuan untuk


mempelajari dan mengingat informasi yang
baru. Dengan menanyakan kepada pasien 3
benda tersebut di atas setelah 3 menit
kemudian.

Remote memory : kemampuan untuk me-recall


sesuatu yang pernah diingat/dipelajari pada
masa lampau, misal dengan menanyakan: Di
mana anda lahir?, informasi pendidikan, nama 2
presiden terakhir, dll.

Selain test memori verbal, dapat juga dilakukan


test memori non-verbal (visual memory),
dengan cara:
1. Menyembunyikan benda, kemudian pasien
diminta untuk mencarinya dan menyebutkan
kembali nama benda tersebut.
2. Menggambarkan kembali contoh gambar
yang diberikan pemeriksa setelah 3 menit
kemudian.

Nonverbal memory untuk memerlihatkan


kemampuan aktifitas pada hemisphere kanan.

Verbal memory menunjukkan aktifitas pada


hemisphere kiri.

KONSTRUKSI

Pemeriksaan kemampuan visuoconstructive :


meminta pasien untuk meniru gambar yang
ditunjukkan pemeriksa, seperti: lingkaran, salib 2
dimensi, atau balok 3 dimensi.

Banyak gangguan psikiatri mengalami kesulitan


dalam pemeriksaan ini, dimana terdapat lesi pada
frontal atau parietooccipital regions dari kedua
hemisphere yang merupakan gangguan pada
kemampuan visuoconstructive.

Pengabaian sebagian dari gambar, menunjukkan lesi


pada posterior hemispheric contralateral. Sedang
hasil gambar yang terfragmentasi dan
terdisorganisasi menunjukkan adanya lesi pada lobus
frontalis atau pada acute confusional states.

ABSTRAKSI

Kemampuan abstraksi menunjukkan fungsi


intelektual umum, dan tergantung dari taraf
pendidikan dan latar belakang kebudayaan
pasien.

Hal yang ditanyakan kepada pasien adalah


pengertian peribahasa atau persamaan
antara dua benda.

Kegagalan dalam test ini menunjukkan


adanya gangguan pada frontal-subcortikal
circuit

KALKULASI

Kemampuan kalkulasi ditentukan dengan cara meminta


pasien untuk memecahkan masalah aritmetika, pada
umumnya menggunakan penjumlahan atau perkalian.

Ketidakmampuan menghitung karena adanya gangguan


akalkulia yang terdiri atas:
1. Pasien dengan fluent aphasias memiliki kesalahan
semantic paraphasic saat membaca, menulis, atau
menyebutkan angka-angka.
2.

Pasien dengan right-sided parietal lesions memiliki


visuospatial acalculia, kesulitan untuk menjumlahkan
angka-angka per-kolom.

3.

Pasien dengan primary anarithmetria terjadi karena


adanya lesi pada left-sided posterior hemisphere.
Gangguan Gerstmann's syndrome->Pada gangguan ini
pasien tidak dapat menjawab berbagai soal aritmetika
yang lebih kompleks.

Insight and Judgment


Pemeriksa

menanyakan kepada pasien,


misalnya; Apa yang akan anda lakukan bila
menemukan amplop surat yang lengkap
dengan nama dan alamat?

Atau

dengan menanyakan apa yang pasien


ketahui tentang penyakitnya, hal yang akan
dikerjakan bila pulang dari rumah sakit, atau
pentingnya minum obat untuk penyakitnya.

Lalu

kita dapat menentukan derajat tilikan


pasien berdasarkan jawaban yang
dikemukakan.

PRAXIS

Ideomotor apraxia adalah ketidakmampuan untuk


mengekspresikan dan melakukan perintah.

Untuk memeriksa praxis, pasien diminta untuk melakukan


perintah tertentu untuk menggerakkan ekstremitas,
seluruh tubuh, dan pergerakan oral-lingual.
1.
2.
3.

Perintah untuk ekstremitas: Tunjukkan bagaimana anda


menyisir rambut atau Tunjukkan bgm menggosok gigi.
Perintah untuk seluruh badan: Bungkukkan badan anda
atau Tunjukkan cara anda memukul bola golf.
Perintah untuk oral-lingual: Tunjukkan bagaimana anda
meniup api pada korek api, Bagaimana caranya minum
dengan menggunakan sedotan

Ideomotor apraxia terjadi karena adanya disfungsi fokal


pada left hemisphere of right-handed individuals.

Ideational

praxis adalah kemampuan untuk


mensintesis suatu kegiatan kompleks secara
serial dan berurutan.

Misalnya

pasien diminta untuk


memperagakan secara pantomim bagaimana
caranya memasukkan surat ke dalam amplop,
menutup dan mengelemnya, menulis alamat
yang dituju, dan menempelkan perangko.

Ideational

praxis terjadi lesi otak multifokal


dan difus, atau sindrom dementia.

Executive Function
Executive

functions:
Kemampuan kognitif
tertinggi yang dipengaruhi
oleh dorsolateral
prefrontal cortex dan
struktur subcortical yang
berhubungan dengan
regio ini.
Dysexecutive

syndromes:
Terjadi dari bermacam
kondisi neuropsikiatrik,
seperti frontotemporal
dementias, focal frontal
lobe disorders, basal
ganglia diseases,

schizophrenia, dan
beberapa pasien
dengan depression.
Performance

dari
hasil beberapa
pemeriksaan yang,
memperlihatkan
baik-tidaknya fungsi
eksekutif dan fungsi
frontal-subcortical
circuit

TEST LAINNYA
Test

orientasi kanan-kiri.
Pasien diminta untuk menunjukkan dan
mengangkat tangan kanan atau kiri,
menunjukkan anggota tubuh kiri dengan
tangan kanan, dll. Hal yang sama juga
diminta kepada pasien untuk menunjukkan
anggota badan pemeriksa.
Ketidakmampuan orientasi tersebut
didapatkan pada dysgraphia acalculia, dan
finger agnosia (Gerstmann's syndrome),
dimana terdapat adanya lesi pada girus
angular dominant.

Finger Agnosia (identifikasi jari)


Merupakan

syndrome

bagian Gerstmann's

Meminta

pasien menunjuk jarinya,


jari kelingking, tengah, manis atau
jari telunjuk

Bentuk

gangguan yang samar dapat


dideteksi dengan menyentuh jari
pasien yang jari tersebut tidak
terlihat atau letakkan diatas kepala
dan minta pasien memberi respon
dengan jari tangan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai