Anda di halaman 1dari 33

SOSIALISASI

BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT (BPRS)


PROVINSI JAWA BARAT

BANDUNG, 13 NOVEMBER 2015

PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 49


TAHUN 2013
TENTANG
BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juli 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juli 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN

BPRS DI JAWA BARAT


APAKAH PERLU DIBENTUK???

JAWA BARAT

Jawa Barat adalah propinsi yang


mempunyai jumlah penduduk
terbanyak di Indonesia, dapat
dikatakan Propinsi termaju dan
sangat dekat dengan Ibu Kota Jakarta
Jawa Barat juga penduduknya sangat
heterogen, baik suku, agama dan ras,
sehingga masyarakat hidup bersama
dengan kebiasaan yang beragam

HETERONIGITAS JAWAB
BARAT
Sisi

Positif: keberagaman membawa


persaingan, yang dapat berpotensi
menjadi perubahan yang cepat dan
efektif! Berarti maju!
Sisi Negatif: persaingan dengan
keberagaman dapat saja berubah
menjadi hubungan yang tidak
harmonis! Berarti mundur!
Hubungan yang tidak harmonis ini,
dapat berakibatkan efek buruk

SARANA PELAYANAN
KESEHATAN PERORANGAN

Rumah Sakit Pemerintah Pusat/


Daerah, tentunya sangat kurang,
sehingga dibentuklah Rumah Sakit
yang dikelola oleh swasta, yang
jumlahnya tentunya sangat banyak
dan beragam bentuknya
Undang-Undang Rumah Sakit telah
dibentuk pada 2009 dan
diamanatkan untuk disesuaikan
setelah 2 tahun

KETENTUAN PERALIHAN

RS yang dibentuk sebelum 2009, ada


kewajiban untuk menyesuaikan sarana
dan prasarana RS sesuai dengan
ketentuan UU No. 44/09 tentang RS,
paling lama 28 Oktober 2011
Permenkes No 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
Apakah sudah dilakukan oleh semua
RS??? Belum!!!!!!

PENGAWASAN RS

UU No. 44/09 tentang RS, Pasal 55 ayat (3):


Pengawasan secara eksternal RS dilakukan oleh
BPRS

BPRS Provinsi diatur di dalam Pasal 59, 60 dan


61

Peraturan Pemerintah telah dibentuk, jadi


dapat dibentuk BPRS Propinsi

BPRS Jawa Barat perlu dibentuk!!!

PEMBENTUKAN BPRS PROVINSI


JAWA BARAT

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 47


Tahun 2015, Tentang Badan Pengawas Rumah
Sakit Provinsi

Keputusan Gubernur Nomor : 444.5/Kep.882Diskes/2015, 27 Agustus 2015, Tentang


BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT PROVINSI
JAWA BARAT

BPRS PROVINSI
Mengawasi

dan menjaga hak dan


kewajiban pasien
Mengawasi penerapan Etika (RS, Profesi)
dan Per-UU-an
Melakukan pelaporan pengawasan
Analisa hasil pengawasan dan
memberikan rekomendasi u/ bahan
pembinaan
Menerima pengaduan pasien dengan
penyelesaian secara mediasi

KENAPA BPRS

Terdapat keluhan pasien terhadap kondisi


sarana dan prasarana RS, yang disalahalamatkan kepada pihak yang tidak
bertanggung jawab

Dikeluhkannya kepada pihak lain, dapat


memicu penyelesaian sengketa yang
berujung pada kerugian bagi para pihak

Hilang ayam jadi hilang sapi!!

PERLUNYA DIBENTUK
BPRS
Pengawasan

preventif sangat berguna


dengan cara melaksanakan ayat (a) dan
(b), sehingga dapat mencegah terjadinya
ketidakpuasan pasien terhadap
pelayanan kesehatan di RS atau minimal
mengurangi ketidakpuasan

Pelaksanaan

tugas ini membutuhkan


energi yang cukup banyak, harus
dilakukan secara intensif

PENGAWASAN INTENSIF

Pengawasan intern dilakukan oleh


Dewan Pengawas Rumah Sakit
(subjektif)
Namun pengawasan ekstern secara
intensif lebih objektif, karena BPRS
harus lebih profesional dalam
mengawasi RS, berdasarkan Standar
yang khusus untuk Jawa Barat, baik
pengawasan etika maupun hukum

Lampiran 1
No
: 444.5/Kep.882-Diskes/2015
Tanggal : 27 Agustus 2015
Tentang : BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT PROVINSI
JAWA BARAT

SUSUNAN PERSONALIA
Pembina : Gubernur Jawa Barat
Pengarah :
1. Asisten Kesejahteraan Rakyat Setda Jawa Barat
2.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


Provinsi Jawa Barat

3.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

Anggota :
1.

Dr. dr. Nanang W. Astarto, Sp.OG (K), MARS

(Ketua

PERSI Daerah Jawa Barat)


2.

Dr. Rullyanto Wirahardja, MPH, DFM, SH, MH.Kes.


(Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jawa Barat)

3.

Prof. Dr. Wila Chandrawila Supriadi, SH, MH


(Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan)

4.

Ani Maryani, S.Kp., M.Kep.,SP.KMB (Pengurus PPNI)

5.

Poppi Sophia, SKM, MKM


(Pelaksana Bagian Kesehatan pada Biro Pelayanan Sosial Dasar
Setda Provinsi Jawa Barat)

Sekretariat :
Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai