Anda di halaman 1dari 14

ABSES PARU

OLEH :
PUTU DIAN PUSPITA SARI

DEFINISI
Abses paru adalah proses infeksi paru supuratif yang
menimbulkan destruksi parenkim dan pembentukan satu atau
lebih kaviti yang mengandung pus sehingga membentuk
gambaran Radiologist Air Fluid Level.
Abses paru Primer adalah akibat pneumonia aspirasi atau
bronkogenik
Abses paru Sekunder adalah akibat penyebaran infeksi dari
tempat lain secara :
o Hematogen
o Limfogen
o Perkontinuitatum

ETIOLOGI
Menunjukkan kuman
Abses paru primer disebabkan kuman anaerob yang terdapat di daerah
orofaring. Kuman penyebabnya polimikroba dengan predominan kuman
anaerob Seperti :
Prevotella melanninogenica
Fusobacterium nucletum
Peptosraptococcus
Abses paru sekunder kuman penyebabnya
Staphilococcus aereus
Streptococcus pneumoniae
Klebsiella pneumoniae
Haemophillus influenza

FAKTOR RESIKO
Aspirasi
Penyakit gigi dan gusi, piorhea
Obstruksi jalan napas
Bronkiektasis
Infark paru
Fibrosis kistik
Sindrom disfungsi silia
Sekuester paru
Gangguan imuniti/sindrom defisiensi imuniti
Pneumonia emboli

EPIDEMIOLOGI
Faktor Predisposisi.
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan atau mendorong terjadinya abses
paru. Beberapa penelitian menyimpulkan beberapa faktor terkait, diantaranya:

Alkoholik (50%)
Ca Bronkogenik (25%)
Karies gigi (20%)
Miscellaneous (tidak teridentifikasi) 23,3%
Penyalahgunaan obat (cth : steroid) 3,3%
Epilepsi (6,6%)

Penelitian terdahulu menemukan adanya infeksi pada pasien abses paru. Dari
hasil kultur sputum didapatkan adanya infeksi staphylococcus (46,%),
klebsiella (26,6%), D. pneumonia (16,6%) dan E.coli (10%).
Penelitian lain melaporkan beberapa faktor predisposisi abses paru yang terjadi
pada anak-anak, paling banyak disebabkan oleh aspirasi pada daerah orofaring.

PATOGENESIS
Abses paru terjadi akibat pengumpualn kuman
pirogen pada jaringan paru melalui beberapa macam
cara yaitu infeksi karena aspirasi, piema dan infark
paru yang terinfeksi, komplikasi peneumonia dan
perluasan infeksi dari subdiafragma seperti abses
hepar. Abses paru yang paling sering terjadi adalah
akibat aspirasi kuman yang berasal dari saluran napas
bagian atas yang teraspirasi ke dalam paru terutama
paru kanan. Abses karena aspirasi dimulai dari suatu
infeksi lokal pada bronkus atau bronkiolus.

PATOGENESIS
Pembuluh darah lokal mengalami trombosis
sehingga terjadi proses nekrosis dan likuefaksi.
Jaringan granulasi terbentuk jaringan nekrosis dan
membentuk suatu kaviti (air fluid level). Materi
abses dapat dibentuk keluar atau diaspirasi ke dalam
saluran napas dan membentuk abses paru yang lain.
Pecah abses ke rongga pleura jarang terjadi yaitu
membentuk suatu empiema tetapi lebih sering
terjadi pecah ke dalam bronkus berupa
bronkofistula.

DIAGNOSIS
Gejala klinis :
Akut maupun Kronik
Prodmoral:
- Demam
- Sesak napas
- Malaise
- Anoreksia
- BB turun
- Batuk (+)
- Sputum kental berbau busuk
Batuk darah
Nyeri dada
Sianosis

Pemeriksaan fisik :
Normal
Dijumpai kelainan apabila teradapat :
- Pneumonia
- Atelektasi
- Efusi pleura
Bunyi napas tambahan aforik

Gambaran radiologis :
Terdapat kaviti berbentuk oval dan
bulan dengan dinding tebal dan
gambaran Air Fluid Level didalam
kaviti tersebut.

Mikrobiologis
Pewarnaan gram sputum
Biakan kuman anaerob perlu dilakukan dengan
media khusus
Bahan biakan didapat dari :
Aspirat trans trakeal
Cairan pleura (empiema)
Aspirasi paru perkutaneus dengan panduan CT-scan,
USG, Fluoroskopi

TERAPI
Terapi antibiotic umumnya memerlukan waktu cukup
lama
untuk
mencegah
kekambuhan,
biasanya
memerlukan waktu antara 1 sampai 3 bulan.
Pada terapi peroral diberikan :
Penisilin oral 750 mg empat kali sehari.
Apabila hasil terapi kurang memuaskan, terapi dapat
dirubah dengan:
Klindamisin 600 mg tiap 8 jam.
Metronidazol 4x500 mg, atau.
Gentamisin 5 mg/kg BB dibagi dalam 3 dosis tiap hari.

Drainase
Drainase postural perlu dilakukan pada
penderita abses paru dan harus dilakukan
dengan hati-hati. Tindakan drainase ini sangat
penting dalam penyembuhan abses.

DAFTAR PUSTAKA
Rasyid, Ahmad. Abses Paru. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid III. Edisi V. Jakarta : Interna Publishing. 2009. Hal 2323-8
Kumar, Vinay. Abbas, Abul. Robbins Basic Pathology, 8 th edition.
Philadelphia: Saunders. 2007. Hal 515
Eng, Philip. Cheah, Foong Koon. Interpreting Chest X-Rays. Cambridge:
Cambridge University Press. 2005. Hal 101, 199
Alsagaff, Hodd. Mukty, H. Abdul(ed). Dasar-dasar ilmu penyakit paru.
Surabaya: Airlangga University Press. 2005. Hal 136-40
Sutton, David; Michael B Rubens. A Text Book of Radiology and
Imaging. Volume 1. Seventh edition. Edinburgh. Churchill Livingstone.
2003.
Alsagaff, Hodd. Mukty, H. Abdul(ed). Dasar-dasar ilmu penyakit paru.
Surabaya: Airlangga University Press. 2005. Hal 136-140

Anda mungkin juga menyukai