Anda di halaman 1dari 75

OVERVIEW FRAUD

DAN
STRATEGI PEMBERANTASAN
FRAUD

PUSDIKLAT BULOG, 29 OKTOBER 2015


BUNTORO, Ak. M.Ak., CA.CFE, CAMS

Pokok-Pokok Materi
1.
2.

PENDAHULUAN
Fraud
Definisi Fraud
Fraud Tree
Pelaku Fraud
Fraud dalam UU tipikor

3.

Memerangi Fraud
Strategi tiga pilar
Current Issue

4.

Overview AI
Aksioma Investigasi
Proses AI Dan Pembuktian

PENDAHULUAN

KONDISI KORUPSI INDONESIA


Trend Hasil Survai PERC terhadap Peringkat Korupsi Indonesia
Dibanding dengan Negara Asia-Pasifik Periode 2005-2014

Tahun

PERC
corruption
index (PCI)

Rangking

Jumlah Negara

2005

9,10

13

13

2006

8,16

13

13

2007

8,03

11

13

2008

7,98

10

13

2009

8,32

16

16

2010

9,27

16

16

2014

8,85

15

16
4

Indonesia

107
Indonesia
INDONESIA
CPI 34

Data Jabatan/Profesi Terkena Kasus TPK

Informasi terkait dengan penanganan tindak pidana korupsi bisa dilihat dalam kanal Penindakan.
20 200
Jumla
Jabatan
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
04 5
h
Anggota DPR 0
dan DPRD

27

16

75

Kepala
Lembaga/Ke
menterian

18

Duta Besar

Komisioner

Gubernur

11

Walikota/Bup 0
ati dan Wakil

41

Eselon I / II /
III
Hakim
Swasta
Lainnya

15

10

22

14

12

15

115

0
1
0

0
4
6

0
5
1

0
3
2

0
12
4

0
11
4

1
8
9

2
10
3

2
16
3

3
24
8

2
8
3

10
102
43

Jumlah
Keseluruha
n

23

29

27

55

45

65

39

50

59

30

426

SEJARAH KORUPSI DI BULOG

Strategic Option
BULOG
Praktek korupsi sejak sebelum 1970
Harus bisa dicegah agar tidak terjadi
di tahun-tahun berikutnya melalui :
1.FRAUD AWARENESS
2.Proactive Investigation

Deretan Pejabat BULOG


bermasalah
Semuanya
terkait
korupsi
yang bukan
pada core
business

KORUPSI di Core Business


LEARNINGs:
KORUPSI di
Core
Business
Pemerasan
oleh oknum
media
Penodonga
n oleh
oknum
pejabat
negara

Definisi Fraud
Fraud is generic term, and embraces all
the multifarious means which human
ingenuity can devise, which are
resorted to by one individual, to get an
advantage over another by false
representation. No definite and
invariable rule can laid down as a
general proposition in defining fraud,
as it includes surprise, trickery, cunning
and unfair ways by which another is
cheated. The only boundaries defining
it are those which limit human knavery.

FRAUD
SEGALA SESUATU YANG DILAKUKAN
DENGAN MENGGUNAKAN AKAL /
KECERDIKANNYA UNTUK
MENDAPATKAN KEUNTUNGAN
DENGAN JALAN MENEKAN, MENIPU,
ATAUPUN CARA-CARA LAIN YANG
MEMPERDAYA SEHINGGA
MERUGIKAN PIHAK LAIN
(Blacks law dictionary)

Unsur Fraud
terdapat salah saji
(misrepresentation)
masa lampau (past) atau sekarang
(present)
fakta bersifat material (material fact)
kesengajaan atau tanpa perhitungan
(make-knowingly or recklessly)
dengan maksud (intent)
menimbulkan reaksi dari suatu pihak.
adanya pihak yang dirugikan
terhadap salah saji tersebut
menimbulkan kerugian.
Arthur W. Holmes dan David C. Burns

Fraud Tree

Corruption

Asset
Misappropria
tion

Fraudulent
Statement

ACFE

Pelaku Fraud

Penyebab Fraud
PRESSURE

FRAUD
TRIANGLE

OPPORTUNITY

RATIONALISATION
Donald R Cressey

Fraud dalam KUHP


Pasal 362 Pencurian
Pasal 368 Pemerasan dan Pengancaman
Pasal 372 Penggelapan
Pasal 378 Perbuatan Curang
Pasal 392
Pasal 396 Merugikan pemberi piutang dalam
keadaan pailit
Pasal 406 Menghancurkan atau merusakkan
barang
Ps 209,210,387,388 dst yg scr khusus diatur dlm
UU Tastipikor

Fraud dalam UU khusus


30 Jenis TPK (UU No.31/1999 jo UU 20/2001 Ttg
Tastipikor )
13 jenis TP bidang Perbankan (UUNo.7/1992 jo UU
No.10/1998 ttg Perbankan)
TP bidang pasar modal (UU No.8/1995 ttg Pasar
Modal)
TP Bidang Perpajakan (UU No.6/1983 sbgmn
diubah terakhir dg UU No.28/2007 ttg Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan)
Tindak Pidana Pencucian Uang (UU 15/2002 jo UU
No.23/2003 ttg Tindak Pidana Pencucian Uang

Fraud dalam UU Tipikor


Disajikan dalam 13 pasal dalam UU Nomor
31 tahun 1999 jo. UU Nomor 20 Tahun 2001.
Berdasarkan pasal-pasal tersebut, korupsi
dirumuskan ke dalam 30 bentuk pidana
korupsi yg dikategorikan dalam 7 kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Kerugian keuangan Negara;


Suap-menyuap;
Penggelapan dalam jabatan;
Pemerasan;
Perbuatan curang;
Benturan kepentingan dalam pengadaan;
Gratifikasi

KORUPSI ? (UU 31/1999 j.o. UU 20/2001 Pemberantasan TPK)

Sumber : Buku Saku untuk Memahami Tindak Pidana korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

UU YANG MENGATUR
TINDAK PIDANA KORUPSI
1. UU NO. 3 TAHUN 1971; SEPANJANG
PERBUATAN ITU DILAKUKAN SEBELUM
TANGAL 16 AGUSTUS TAHUN 1999;

2. UU NO. 31 TAHUN 1999 Jo. UU NO. 20


TAHUN
2001
TENTANG
PEMBERANTASAN
TINDAK
PIDANA
KORUPSI.

TPK Pokok,

pasal 2

1. Setiap orang yang secara melawan hukum


melaku-kan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda
paling sedikit dua ratus juta rupiah dan
paling banyak satu milyar rupiah.
2. Dalam hal TPK sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan
tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.

TPK Pokok,

pasal 3

Setiap orang yg dengan tujuan


menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang
ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yg dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara, dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
atau denda paling sedikit lima puluh juta
rupiah dan paling banyak satu milyar rupiah.

TPK ditarik dari KUHP


Tindak Pidana Penyuapan

Pasal 5 UUTPK (Psl. 209 KUHP) :


Memberi hadiah atau janji kepada PN,
membujuk agar berbuat atau
mengalpakan kewajibannya.
Memberi hadiah kepada PN karena
sudah mengalpakan kewajibannya.
Dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 th. dan paling lama 5 tahun
dan atau denda paling sedikit Rp.50. juta
dan paling banyak Rp.250. juta,-

TPK ditarik dari KUHP


Tindak Pidana Penyuapan

Pasal 6 UUTPK (Psl. 210 KUHP) :


Memberi hadiah atau janji kepada hakim untuk
mempengaruhi keputusannya.
Memberi hadiah atau janji kepada pengacara
untuk mempengaruhi pendapatnya di pengadilan.
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3
th. dan paling lama 15 th.dan denda paling sedikit
Rp.150. juta dan paling banyak Rp.750. juta,-

TPK ditarik dari KUHP


Tindak Pidana Penyuapan

Pasal 11 UUTPK (Psl. 418 KUHP) :


PN yang menerima hadiah atau janji yg ia tahu
atau patut dapat menyangka hal itu berhubungan
dengan jabatannya, atau menurut orang yg
menghadiahkan atau berjanji ada berhubungan
dengan jabatannya.
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1
th. dan paling lama 5 th. dan atau denda paling
sedikit Rp.50 juta,- dan paling banyak Rp.250
juta,-

TPK ditarik dari KUHP


Tindak Pidana Penyuapan

Pasal 12 UUTPK (Psl. 419 KUHP) :


PN menerima hadiah atau janji yg ia tahu untuk
membujuk agar mengalpakan kewajiban dalam
jabatannya.
PN menerima hadiah yang ia tahu bahwa hadiah
diberikan berhubung ia telah mengalpakan kewajiban
jabatannya.

Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau


pidana penjara paling singkat 4 th. dan paling lama
20 th. dan denda paling sedikit Rp.200 juta,- dan
paling banyak Rp.1 milyar,-.

TPK ditarik dari KUHP

Tindak Pidana Penggelapan (psl. 8,9,10)

Pasal 8 UUTPK (psl. 415 KUHP)

Dengan sengaja menggelapkan uang atau surat


berharga yang disimpan karena jabatannya,
atau membiarkan uang atau surat berharga
tersebut diambil atau digelapkan oleh orang
lain,
atau
membantu
dalam
melakukan
perbuatan tersebut.
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat
3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp
150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah)
dan paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh
ratus lima puluh juta rupiah)

TPK ditarik dari KUHP

Tindak Pidana Penggelapan (psl. 8,9,10)

Pasal 9 UUTPK (psl. 416 KUHP)


Dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftardaftar
yang
khusus
untuk
pemeriksaan
administrasi.
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp
250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)

TPK ditarik dari KUHP

Tindak Pidana Penggelapan (psl. 8,9,10)

Pasal 10 UUTPK (psl. 417 KUHP)

Menggelapkan, menghancurkan, merusakkan, atau membuat


tidak dapat dipakai barang, akta, surat, atau daftar yang
digunakan untuk meyakinkan atau membuktikan di muka
pejabat yang berwenang, yang dikuasai karena jabatannya,
membiarkan orang lain, membantu orang lain menghilangkan,
menghancurkan, merusakkan, atau membuat tidak dapat
dipakai barang, akta, surat, atau daftar tersebut.
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun
dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling
banyak Rp 350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah)

TPK ditarik dari KUHP


Pasal 12 UUTPK :
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah)

Pasal 12 ayat e (psl.423 KUHP) :


Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan
maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya
memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau
menerima
pembayaran
dengan
potongan,
atau
untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;

TPK ditarik dari KUHP


f.

g.
h.

Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang


pada waktu menjalankan tugas, meminta, menerima,

atau memo-tong pembayaran kepada pegawai negeri atau


penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum,
seolah-olah pegawai negeri atau penyelenggara negara yang
lain atau kas umum tersebut mempunyai utang kepadanya,
padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;
Meminta atau menerima pekerjaan, atau penyerahan barang,
seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, padahal
diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang;
Telah menggunakan tanah negara yang di atasnya terdapat
hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan perundangundangan, telah merugikan orang yang berhak, padahal
diketahuinya bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan

Strategi tiga pilar


1. Preventif, yaitu upaya mencegah,
menangkal, dan mendeteksi fraud
secara dini melalui serangkaian
kegiatan
2. Investigatif, yaitu segera mendeteksi,
mengungkap fakta kejadian, dan
menindaklanjuti sesuai ketentuan
3. Edukatif, yaitu upaya meningkatkan
kepedulian individu di dalam dan di
luar organisasi untuk mendorong
peran serta memerangi fraud

AUDIT INVESTIGATIF
Audit investigatif adalah proses mencari,
menemukan, dan mengumpulkan bukti secara
sistematis yang bertujuan mengungkapkan terjadi
atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya
guna dilakukan tindakan hukum selanjutnya
(Permenpan No.Per/05/M.PAN/03/2008 tgl. 31 Maret 2008)

Audit Investigatif adalah proses mencari, menemukan dan


mengumpulkan bukti secara sistematis yang bertujuan
mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu
penyimpangan dan pelakunya guna dilakukan tindakan
hukum selanjutnya
(Peraturan Kepala BPKP No.1314/K/D6/2012 ttg Pedoman Penugasan Bidang
Investigasi)

44

Audit Investigatif ? Fraud


Audit?
Tindakan mencari kebenaran dengan
memperhatikan keadilan dan
berdasarkan pada ketentuan
peraturan
Membuktikan ada atau tidaknya
fraud
Dengan pendekatan investigatif
Keahlian akunting, auditing, legal, dll
45

What is forensic
accounting ?

Forensic Accounting ?
Forensic : belonging to, used in or suitable to
courts of judicature or to public discussions
and debate (Websters Dictionary )
Penerapan dari
keahlian finansial dan
kemampuan
investigatif
terhadap
permasalahan-permasalahan keuangan yang
belum terpecahkan dan dilakukan dalam
ketentuan bukti yang dapat diterima
menurut hukum
(William T. Thornhill)

Diagram Akuntansi Forensik


(Theodorus Tuanakotta, AFAI,2010)

Akuntansi Forensik
Jenis
Penugasan

Fraud Audit
Proaktif

Akuntansi
- Ganti Rugi
Investigatif

- Kerugian
Keuangan
Negara

Temuan
Audit
Tuduhan
Keluhan

Temuan Audit

Sumber
Informasi

Fraud
Risk
Assessment

Output

Indikasi
potensi fraud

Indikasi
awal
adanya
fraud

Bukti
ada/tidaknya
pelanggaran

Hukum
Pidana
- Perdata
- Administratif
- Arbitrase
dan Alternatif
Peneyelesaian
Sengketa
-

ALUR PIKIR
AUDIT INVESTIGATIF
PENGERTIAN
KARAKTERISTIK
FRAUD

AKSIOMA
AUDIT INVESTIGATIF

PRINSIP DAN
PENDEKATAN

TAHAP-TAHAP AUDIT INVESTIGATIF


(PROSES AUDIT INVESTIGATIF)
PRA
PERENCANAAN
SUMBER
INFORMASI
TELAAH
KEPUTUSAN
PENANGANAN

PERENCANAAN

PENGUMPULAN
BUKTI

HIPOTESA
BUKTI
AUDIT
PROGRAM
RENCANA SUMBER
DAYA (SMEAC)
PENUGASAN

TEKNIK
PENGUMPULAN
BUKTI

EVALUASI
BUKTI

PELA
PORAN

TINDAK
LANJUT

ANALISA
BUKTI

PRINSIP
PELA
PORAN

KETER
AHLI

REVISI
HIPOTESA

FORMAT

KERUGIAN
KEUANGAN

UNSUR
DELIK

SUBS
TANSI

Karakteristik
kecurangan
dan aksioma audit
investigatif
Bersifat tersembunyi

Investigasi tidak mungkin


mengungkap fakta 100%

Tidak pernah berulang/


sama persis

Dibutuhkan kreatifitas dan


intuisi auditor mengungkap
penyimpangan

Karakteristik
kecurangan
dan aksioma audit
investigatif
Kecurangan bersifat tersembunyi. Tidak ada keyakinan
absolut bahwa kecurangan benar-benar terjadi atau
tidak terjadi
Untuk membukti kecurangan tidak terjadi, harus
berupaya membukti kecurangan telah terjadi
Untuk membukti kecurangan telah terjadi, harus
berupaya membukti kecurangan tidak terjadi
Setiap proses audit investigatif atas kecurangan
diasumsikan akan berakhir hingga tahap litigasi
51

Pendekatan
investigatif
Korban, pelapor,
saksi, tersangka
Wawancara untuk
memperoleh
fakta /informasi
tentang tindak
kejahatan
Bukti fisik yang merupakan
bukti faktual, yang selalu
mengungkap fakta yang sama
dari waktu kewaktu

BAGAN ARUS PROSES AUDIT


INVESTIGATIF
MULAI

INFORMASI AWAL

EXPOSE

PENELAAHAN INFORMASI
TAMBAHAN
INFORMASI

TIDAK

YA

PENGUMPULAN TAMBAHAN
INFORMASI

LAYAK AUDIT
INVESTIGASI

LAPORAN

TIDAK

(NOTA DINAS)

YA

SUSUN HIPOTESIS

LAPORAN
HASIL
AUDIT
INVESTIGA
SI.

SUSUN AUDIT PROGRAM


PENGUMPULAN BUKTI
EVALUASI BUKTI

YA
REVISI
HIPOTESIS

YA
TIDAK
TERBUKTI

TIDAK

SELESAI

BUKTI

Pengertian Bukti
Segala informasi yang digunakan oleh
auditor dalam rangka menentukan
informasi yang diaudit sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan (Arens &
Loebbeccke)
Merupakan semua alat yang
digunakan untuk menyusun dugaan
atas fakta atau menyangkalnya
(George A Manning)

Aspek-aspek Pembuktian
Jenis-jenis Bukti
Metode Pengumpulan Bukti
Pengelolaan dan Pengamanan
Bukti
Penyajian Bukti

PRINSIP PEMBUKTIAN
1. Hal yang secara umum sudah
diketahui tidak perlu dibuktikan
(notoire feiten)
2. Satu saksi bukan saksi (Unus testis
nulus testis)
3. Pengakuan (keterangan) terdakwa
tidak cukup untuk membuktikan
bahwa ia bersalah

Jenis Bukti
Bukti Langsung (Direct Evidence)
Bukti yang terkait langsung dengan kasus dan
menunjukkan fakta yang ada secara langsung
Dalam pemberian komisi cek yang diberikan oleh
vendor kepada karyawan sebagai komisi
pembelian

Bukti Tidak Langsung (Circumtantial


Evidence)
Bukti yang turut memperjelas fakta yang secara
tidak langsung menunjukkan adanya suatu fakta
kasus yang terjadi setoran tunai dari sumber
yang tidak jelas dalam jumlah yang besar.

Prosedur Pembuktian

Bukti Langsung (Direct evidence)

Bukti Tidak Langsung (Circumtancial evidence)


Proses Pembuktian umumnya mencakup:
1. Membangun circumstantial case, melalui
interview saksi yang kooperatif dan dokumen
yang tersedia.
2. Menggunakan circumstantial evidence, untuk
mengidentifikasi dan beralih ke saksi internal
yang dapat memberikan bukti-bukti langsung
tentang pihak yang diduga terlibat.
3. Seal the case, identifikasi dan tanggapi bantahan
pihak terlibat, dan buktikan unsur kesengajaan
melalui pemeriksaan (examination) subyek atau
sasaran.

Seal the
Case

PENDEKATAN
PENGUMPULAN BUKTI

61

Bukti dan Sumber Bukti


Bukti mencakup:
Fakta-fakta kejadian, Kesaksian,Dokumen dan Bukti
fisik
Sumber bukti mencakup:
Bukti-bukti yang diperiksa
Saksi yang diwawancarai
Informasi yang diterima dari; pengadu, masyarakat
dan rekan sekerja/sejawat.
Dokumen-dokumen resmi yang dapat diuji
Hasil Penyelidikan atas pelaku, indikasi-indikasi
awal dan sarana prasana yang digunakan
melakukan perbuatan fraud
Hasil wawancara dengan pelaku.

BUKTI BERDASARKAN PERSPEKTIF


HUKUM
Bukti Utama (bukti asli)
Bukti Lapis Kedua (copy bukti utama)
Bukti Langsung (bukti cenderung
menunjukkan fakta misalnya cek, bukti
transfer/saksi utama)
Bukti Tidak Langsung (bukti secara tidak
langsung mengungkap suatu pelanggaran
misalnya surat sanggahan peserta lelang)
Bukti Konklusif (simpulan hasil pengujian
fisik)
Bukti Opini (awam dan ahli)
Bukti Dukungan (dukungan saksi kedua)

JENIS BUKTI AUDIT


1. Bukti (pengujian) fisik
2. Bukti dokumen
3. Bukti analisis (ratio, crosscheck
antar bukti, kejanggalan
dokumen/angka)
4. Bukti keterangan
64

Syarat/ Kualitas Bukti Audit

Relevan

Materiel

Kompeten

Cukup

65

RELEVAN
Bukti dianggap relevan jika bukti
tersebut merupakan salah satu
bagian dari rangkaian bukti-bukti
(chain
of
evidence)
yang
menggambarkan
suatu
proses
kejadian atau jika bukti tersebut
secara
tidak
langsung
menunjukkan kenyataan dilakukan
atau tidak dilakukannya suatu
perbuatan.
66

Materiel
Hubungan bukti terhadap sangkaan
yang
diindikasikan
berkaitan
langsung
dengan
tindak
kecurangan

67

KOMPETEN

Bukti diproduksi oleh pihak yang


kompeten

Bukti diperoleh
yang sah

68

dengan

cara

CUKUP

Bukti audit yang cukup


berkaitan dengan jumlah
bukti yang dapat
dijadikan dasar untuk
menarik suatu simpulan
audit yang memenuhi 5W
+ 1H

69

EVALUASI BUKTI
Pada dasarnya dilakukan apabila seluruh bukti yg
terkait telah diperoleh.
Ditujukan untuk menilai apakah suatu kasus terbukti
atau tidak terbukti kebenarannya.
Evaluasi dapat dilakukan secara berkala untuk
menilai kesesuaian hipotesis terhadap fakta
kenyataan yg ada.
Dapat menunjukkan perlu atau tidaknya
pengembangan suatu bukti.
Perlu diantisipasi :
Urutan proses kejadian (sequence).
Kerangka waktu kejadian (time frame).
gunakan Flowchart / naratif kronologi fakta.

Penerapan Teknik dan


Pemberkasan (KKI)
Kertas Kerja Investigasi hendaknya berisi
catatan, analisa, simpulan mengenai
pelaksanaan/penerapan program investigasi
mencakup:
Penyimpangan dan penyebabnya
Hasil pengujian-pengujian yang dilaksanakan
Bukti dan informasi yang diperoleh
Hasil Wawancara dan BAPK-nya
Gambaran tentang Modus Operandi
Simpulan dan rekomendasi
Kertas Kerja harus memuat dengan jelas tanggal
dibuat, nama dan paraf penyusun serta pereview.

PEMBERKASAN HASIL INVESTIGASI


(BAHAN EKSPOSE)

Identitas Pihak yang Diduga Terlibat dan/atau


Bertanggungjawab
Kasus Posisi
Bukti-Bukti yang Diperoleh

Keterangan Saksi

Saksi Ali
Saksi Badu
Saksi Cecep

Keterangan Ahli

Bagian Teknik
Bagian Keuangan
Bagian Pemasaran

Bukti Utama

Bukti Transaksi
Rekening Koran
Bukti Dasar Pencatatan
Bilyet, Cek
Perhitungan fisik

PEMBERKASAN HASIL INVESTIGASI


(BAHAN EKSPOSE) Lanjutan ..

Bukti Pendukung

Hasil Konfirmasi
Risalah Rapat
Keputusan Direksi
Bukti Pengujian Silang
dll

Keterangan Pihak yang Diduga Terlibat/Bertanggung Jawab


Pelaku Utama
Pihak Pendukung
Atasan Langsung

Telaahan (Isi telaahan merupakan pembuktian masing-masing


unsur dengan alat bukti yang diperoleh, dikaitkan dengan
unsur-unsur pelanggaran terhadap ketetntuan yang berlaku)
Kesimpulan (Berisi tentang simpulan hasil investigasi secara
menyeluruh, apakah indikasi fraud yang dituduhkan telah
memenuhi persyaratan (terbukti), tidak terbukti ataukah masih
diperlukan upaya pendalaman lebih lanjut beserta alasannya.
Saran/Rekomendasi (berisi saran tindak berupa langkah
perbaikan, penjatuhan sanksi dan proses hukum yang harus
ditempuh berikutnya).

Penyajian Bukti
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Simpulan Fakta dan Proses Kejadian


Tuduhan Penyimpangan/fraud
Modus Operandi
BAPK
Pernyataan Ahli
Daftar Bukti yang Diperoleh (idealnya
sejalan dengan butir 1)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai