PENDAHULUAN
Tujuan penulisan adalah untuk membahas penerapan Risk Based Audit (Audit
Berbasis Risiko) di Perum BULOG
2
1.4 Ruang Lingkup Pembahasan
Makalah ini akan menguraikan tentang Penerapan Risk Based Audit (Audit
Berbasis Risiko) di Perum BULOG
BAB II
RUJUKAN TEORI
3
Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang
dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar audit,
untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan
keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah
Audit Intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam bentuk
pemberian keyakinan (assurance activities) dan konsultansi (consulting activities),
yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasional
sebuah organisasi (auditi). Kegiatan ini membantu organisasi (auditi) mencapai
tujuannya dengan cara menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur
untuk menilai dan meningkatkan efektivitas dari proses manajemen Risiko, kontrol
(pengendalian), dan tata kelola (sektor publik).
Jadi, jika tujuan auditor intern adalah untuk mendukung pencapaian tujuan
yang ditetapkan instansi, maka auditor intern dalam penugasan auditnya juga
harus memperhatikan seluruh Risiko yang mungkin dihadapi oleh organisasi
dalam rangka mencapai tujuannya. Dengan mengenali Risiko inilah auditor intern
akan mampu memberikan masukan kepada auditi sehingga auditi dapat
meminimalisasi dampak Risiko.
Pentingnya pengendalian intern :
4
Model pendekatan audit seperti ini dimulai dengan proses penilaian Risiko,
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan yang terfokuskan area tertentu yang
dianggap penting dan berisiko akan terjadinya penyimpangan atau kecurangan
yang dilakukan pihak tertentu di perusahaan.
Pendekatan audit ini tidak hanya memusatkan fokus pada catatan akuntansi dan
penyelesaian laporan keuangan perusahaan, namun juga fokus pada proses
akuntansi dan proses pengidentifikasian indikator Risiko kegagalan.
5
dengan pencapaian tujuan audit. (risk assessment). Auditor melakukan
Auditor akan melakukan analisis atas penaksiran Risiko bukan hanya semata-
Risiko manajemen yang mata untuk audit namun lebih
mempengaruhi tujuan auditnya. difokuskan pada Risiko atas
kelangsungan dan perkembangan
aktivitas dalam rangka pencapaian
tujuan manajemen
2 Auditor berfokus pada kejadian dan Auditor mencoba membuat skenario
kondisi masa lalu yang berdampak Risiko di masa kini dan di masa depan
pada tujuan audit yang telah yang akan berdampak pada pencapaian
ditetapkan dengan tujuan untuk tujuan organisasi. Sehingga dalam
menilai tingkat kewajarannya. memberikan rekomendasi audit, lebih
dititik beratkan pada pengelolaan Risiko
(risk management).
3 Laporan audit merupakan informasi Dalam laporan audit, auditor lebih
yang disampaikan kepada pihak- menitik beratkan pada pengungkapan
pihak yang berkepentingan dan proses yang memiliki Risiko
pengguna laporan sesuai tujuan dibandingkan pengungkapan berfungsi
audit yang sudah ditetapkan, atau tidaknya suatu pengendalian
terutama mengenai berfungsi atau
tidaknya pengendalian.
4 Pendekatan proses auditnya berbasis Pendekatan proses auditnya berbasis
sistem (sistem based audit). Audit Risiko (risk based audit). Audit berbasis
berbasis sistem dilaksanakan atas Risiko dilaksanakan atas dasar Risiko-
dasar keberadaan suatu sistem yang Risiko dan melaporkan kepada pihak
sesungguhnya ada dan pengendalian manajemen apakah Risiko-Risiko
yang dijalankan terkait dengan sistem tersebut telah dapat dikelola dengan
tersebut. Oleh karena itu dengan baik atau sebaliknya. Dalam hal ini
sistem yang ada, dianggap akan proses Audit Berpeduli Risiko (ABR)
mampu mengatasi semua Risiko. dilaksanakan untuk mengelompokkan
Biasanya pengujian dilakukan dengan sejumlah Risiko-Risiko, dan proses
6
kuesioner internal kontrol, yaitu menggambarkan sesuatu yang logis
dokumen standar yang digunakan dan bukan kondisi aktual.
dalam setiap penugasan audit.
Oleh karena itu, dalam Risk Based Audit, auditor harus melakukan analisis dan
penaksiran Risiko yang dihadapi auditi. Dalam melakukan analisis dan penaksiran
Risiko (risk assessment), auditor perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Risiko kegiatan dari auditi (the auditee business risk), yaitu Risiko terjadinya
suatu kejadian yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran
manajemen. Risiko yang dimaksud bukan hanya Risiko atas salah saji laporan
keuangan namun juga Risiko tidak tercapainya sasaran/tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Cara manajemen mengurangi atau meminimalisasi Risiko.
3. Wilayah/area yang mengandung Risiko dan belum diidentifikasi oleh
manajemen secara memadai atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh
manajemen.
7
a. audit dilaksanakan secara efisien
b. risiko pelaksanaan audit berkurang
f. membantu auditor untuk dapat menjadi konsultan bagi perusahaan yang dapat
dipercaya oleh menajemen perusahaan
BAB III
8
perubahan terakhir berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2016
tentang Perusahaan Umum (Perum) BULOG bergerak di bidang logistik pangan.
Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan
pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan
komoditi pangan dan usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban
tugas publik dari pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga
Dasar Pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok,
menyalurkan beras untuk orang miskin (Raskin) dan pengelolaan stok pangan .
9
Perusahaan Umum (Perum) BULOG struktur Organisasi Satuan Pengawas
Intern menjadi :
Kepala Satuan
Pengawasan Intern
I s.d X
Kepala Seksi
Administrasu Audit
Regional
Auditor
Kepala SPI regional mempunyai tugas pokok melaksakan audit dan penilain
terhadap pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan operasional
dan keuangan termasuk pemberian saran/rekomendasi perbaikannya, serta
pemantauan tindak lanjut atas hasil audit yang telah dilaporkan di wilayah kerjanya.
10
pemeriksaan di wilayah kerjanya berdasarkan pedoman umum pelaksanaan
penugasan SPI, penyusunan laporan dan saran/rekomendasi perbaikan serta
pemantauan tindak lanjut hasil audit internal.
11
atau berpengaruh negatif terhadap kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan
entitasnya, sedangkan pengendalian merupakan elemenelemen organisasi yang
mendukung manajemen dan karyawan dalam mencapai tujuan organisasi.
12
dokumen rekomendasi dan izin
dari Pemerintah Pengadaan Impor
Pelaksanaan seleksi Dokumen seleksi tidak valid,
partner/vendor/Mitra Bidang partner/Vendor/mitra Impor
Impor Pengadaan Divre/Subdivre tidak kredibel
Penyusunan Kontrak
dengan instansi
(MOU)/Penyedia di Bidang Kesalahan Pembuatan Kontrak,
negara pengirim Pengadaan Divre/Subdivre Lemahnya Kontrak disisi hokum
Pemilihan jasa Bidang Dokumen seleksi tidak valid,
angkutan/handling Pengadaan Divre/Subdivre jasa angkutan tidak kredibel
Pembayaran biaya
Impor (kepabeanan,
asuransi, surveyor, Bidang
handling) Pengadaan Divre/Subdivre Dokumen yang belum lengkap
Bongkar Muat di Bidang Demurage, Shortlanded,
Pelabuhan Pengadaan Divre/Subdivre Permainan susut angkut
Penerimaan Barang di Bidang Susut yang melebihi toleransi,
Gudang Pengadaan Divre/Subdivre barang tidak sesuai
Bidang Pembayaran atas dokumen
Pembayaran Komoditas Pengadaan Divre/Subdivre fiktif, Dokumen tidak lengkap
Pengadaan Karung Bidang Perencanaan permintaan tidak
Plastik Pengadaan Divre/Subdivre tercapai
Dokumen seleksi tidak valid,
Seleksi Mitra Kerja Tim Pengadaan partner/Vendor/mitra Impor
Pengadaan Barang dan Jasa Kantor Pusat tidak kredible
Proses Kontrak
Pengadaan Karung Kesalahan Pembuatan Kontrak,
Kemasan Divisi Pengadaan Kantor Pusat Lemahnya Kontrak disisi hukum
Penerimaan Karung
Kemasan di Gudang Bidang Barang yang diterima tidak
destinasi Pengadaan Divre/Subdivre sesuai kontrak
Pembayaran Pembelian
Barang Pelengkap Divisi Pembayaran atas dokumen
(Karung Kemasan) Perbendaharaan Kantor Pusat fiktif, Dokumen tidak lengkap
Target penyaluran tidak
Bidang tercapai, Subsidi tidak dibayar,
Penjualan Operasional dan Tunggakan raskin, Adanya
Rastra/Raskin Pelayanan Publik Divre/Subdivre penolakan beras
Penerimaan Pagu (SPA) Divisi Pelayanan
Nasional Publik Kantor Pusat SPA terlambat
Bidang
Penerbitan DO/SPPB Operasional dan Belum ada dasar penerbitan
Beras Raskin Pelayanan Publik Divre/Subdivre DO
Pelayanan Penyaluran Penyaluran tanda didukung
Beras Gudang Divre/Subdivre dokumen yang valid
Pendistribusian & Penolakan dari konsumen,
Penyerahan Beras Satker Raskin Divre/Subdivre Penyimpangan penyaluran
Penerimaan Hasil
Penjualan Beras Bidang Minku Divre/Subdivre Penyalahgunaan HTR Raskin
13
Bidang
Administrasi Dokumen Operasional dan
Raskin Pelayanan Publik Divre/Subdivre Subsidi tidak dibayar
Bidang
Pemantauan Piutang Operasional dan
Raskin Pelayanan Publik Divre/Subdivre Pemantauan lemah
Bidang
Penjualan Pangan Operasional dan
Kelembagaan Pelayanan Publik Divre/Subdivre Tidak Tertib administrasi
Pembuatan perjanjian Divisi Pelayanan
penjualan pangan Publik Kantor Pusat Kelemahan pembuatan kontrak
Bidang
Penerbitan DO/SPPB Operasional dan Pembuatan DO tanpa adanya
Pangan Pelayanan Publik Divre/Subdivre Prinlog/laklog
Pelayanan Penyaluran Kualitas dan Kuantitas tidak
Pangan Gudang Divre/Subdivre sesuai
Pendistribusian & Penyimpangan penyaluran,
Penyerahan Pangan Gudang Divre/Subdivre dokumen penyerahan (BA)
Penerimaan Hasil Penerimaan hasil penjualan
Penjualan Pangan Bidang Minku Divre/Subdivre tidak dibayar/macet
Bidang
Pemantauan Piutang Operasional dan
Penjualan Pangan Pelayanan Publik Divre/Subdivre Pemantauan lemah
Bidang
Penjualan Pangan CBP Operasional dan
- Bencal dan OP Pelayanan Publik Divre/Subdivre Tidak Tertib administrasi
Pembuatan perjanjian Divisi Pelayanan
penjualan pangan Publik Kantor Pusat Kelemahan pembuatan kontrak
Bidang Dasar pembuatan DO tidak
Penerbitan DO/SPPB Operasional dan sesuai aturan internal dan
Pangan Pelayanan Publik Divre/Subdivre eksternal (pemerintah)
Kuantum DO/SPPB melebihi
Pelayanan Penyaluran dari kebutuhan, Kualitas dan
Pangan Gudang Divre/Subdivre Kuantitas tidak sesuai
Pendistribusian & Penyimpangan penyaluran,
Penyerahan Pangan Gudang Divre/Subdivre dokumen penyerahan (BA)
Keterlambatan setoran,
Penerimaan Hasil penyalahgunaan hasil
Penjualan Pangan (OP) Bidang Minku Divre/Subdivre penjualan
Bidang
Pemantauan Piutang Operasional dan
Penjualan Pangan Pelayanan Publik Divre/Subdivre Pemantauan lemah
Penjualan Pangan
Komersial Bidang Komersial Divre/Subdivre Target penjualan tidak tercapai
Penerimaan Pesanan Kelemahan pembuatan kontrak,
Penjualan Pangan Harga yang disepakati dibawah
Komersial Divisi Komersial Kantor Pusat harga beli
14
Penerbitan DO/SPPB Belum ada dasar penerbitan
Pangan Komersial Bidang Komersial Divre/Subdivre DO,
Pelayanan Penyaluran Kualitas dan Kuantitas tidak
Pangan Komersial Gudang Divre/Subdivre sesuai
Penjualan Pangan
Komersial Bidang Komersial Divre/Subdivre Target penjualan tidak tercapai
Penerimaan Hasil
Penjualan Pangan Penyalahgunaan hasil
Komersial Bidang Minku Divre/Subdivre penjualan
Pemantauan Piutang
Pangan Komersial Bidang Komersial Divre/Subdivre Pemantauan lemah
Bidang
Penyaluran Beras Operasional dan
Internal Pelayanan Publik Divre/Subdivre Menjadi titipan
Bidang
Pengelolaan Operasional dan Beras turun mutu, Persediaan
Persediaan Pangan Pelayanan Publik Divre/Subdivre lebih/kurang dari MSR
Bidang
Analisa Persediaan Operasional dan Persediaan lebih/kurang dari
Pangan Pelayanan Publik Divre/Subdivre MSR
Bidang
Pelaksanaan Giling Operasional dan Rendemen lebih kecil, beras
gabah Pelayanan Publik Divre/Subdivre HGL ditukar
tidak didukung dengan
Bidang
Pelaksanaan Reproses persetujuan dan dokumen
Operasional dan Divre/Subdivre
Beras Turun Mutu memadai, Susut melebihi
Pelayanan Publik
penetapan/persetujuan
Bidang
Pelaksanaan Operasional dan Beras ditukar/campur dengan
Rebagging Beras Pelayanan Publik Divre/Subdivre kualitas yang lebih rendah
Bidang
Operasional dan Keterlambatan pelaksanaan,
Pelaksanaan Movement Pelayanan Publik Divre/Subdivre Susut/hilang dalam perjalanan
Divisi
Perdagangan,
Administrasi dan Persediaan dan
Pertanggungjawaban Angkutan Divre/Subdivre Dokumen tidak valid/lengkap
Target pengolahan tidak
Pengolahan Pangan Divisi Pengolahan Kantor Pusat tercapai
Pengolahan Pengolahan tidak sesuai
Gabah/Beras Gudang Divre/Subdivre dengan standar
Pengolahan Pangan Pengolahan tidak sesuai
Lainnya Gudang Divre/Subdivre dengan standar
Pemeliharaan Sarana
pengolahan Gudang Divre/Subdivre Pemeliharaan tidak efektif
Kehilangan barang di gudang,
Bidang Manipulasi data SIL,
Pengawasan dan Operasional dan Penggunaan gudang tidak
Operasional Gudang Pelayanan Publik Divre/Subdivre maksimal, Gudang Filial
15
Proses Penerimaan Kuantitas dan Kualitas tidak
Barang Gudang Divre/Subdivre sesuai standar
Proses Penyimpanan Penggunaan kapasitas gudang
Barang Gudang Divre/Subdivre tidak maksimal
Proses Perawatan
Barang Gudang Divre/Subdivre Beras turun mutu
Proses Pengeluaran Kualitas dan kuantitas beras
Barang Gudang Divre/Subdivre tidak layak salur
Administrasi dan Dokumen administrasi
Pertanggungjawaban pemasukan dan pengeluaran
Barang Gudang Divre/Subdivre fiktif
Sistem Pengendalian
Internal Gudang Gudang Divre/Subdivre Kehilangan barang di gudang
Pengawasan Gudang Pengawasan terhadap gudang
Non BULOG/Filial Gudang Divre/Subdivre sewa no BULOG/Filial
SPI Regional VIII yang membawahi Divre Bali, Divre Nusa Tenggara Barat dan Divre
Nusa Tenggara Timur kemudian menyusun Annual Audit Plan, dengan
mempertimbangkan kegiatan operasional divre yang menjadi wilayah kerja.
Rating
Peristiwa Risiko Risiko
Bidang Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Ekstrim
55 Kehilangan Beras OPP 3/10 3/10 3/10 3/10
16
Persediaan beras Rendah OPP 3/6
17 melebihi dari
ketentuan (MSR)
Persediaan beras Rendah OPP 3/6
20 kurang dari
ketentuan (MSR)
31 Pelaksanaan Tinggi OPP
movenas/movereg
perlu waktu 3/6 3/6 3/6
35 Kehilangan/kesusut
an dan kerusakan
dalam perjalanan Tinggi OPP
melebihi toleransi 3/6 3/6
42 Adanya tunggakan Ekstrim OPP
3/5 3/5 3/5
harga tebus Raskin
Subsidi tidak Tinggi OPP
59 dibayar 3/6 3/6 3/6
39 Adanya penolakan
beras Raskin oleh
Penerima Manfaat Ekstrim OPP 3/5 3/5 3/5 3/5
(RTS)
Target tidak Moderat Komersial 3/6 3/6
tercapai
Penyerobotan Moderat Minku 3/6 3/6
68 tanah / bangunan
17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. SPI Perum Bulog telah mengadopsi Risk Based Audit dalam penyusunan
Annual Audit Plan. Annual Audit Plan tersebut menjadi pedoman garis besar
dalam perencanaan yang tertuang dalam audit program tiap bulannya.
2. Internal audit Risk based audit memiliki rangkaian kegiatan assurance dan
consulting, yang mana kegiatan tersebut sangat ditentukan pada hasil
penerapan manajemen risiko dan pengendalian Intern Perum BULOG.
Kolaborasi yang baik antara SPI dengan Divisi Manajemen Risiko Perum
BULOG sangat diperlukan dalam penerapan Risk Based Audit, khususnya
dalam memetakan risiko yang ada dalam perusahaan.
4.2 Saran
18
Daftar Pustaka
19
BIODATA
RIWAYAT JABATAN :
20