Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2003 yang berlaku sejak sejak


tanggal 20 Januari 2003 yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61
tahun 2003 tanggal 17 Desember 2003 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah RI Nomor 7 tahun 2003 dan diubah terakhir Peraturan Pemerintah
Nomor 13 tahun 2016 tanggal 13 Mei 2016 tentang Perusahaan Umum (Perum)
BULOG yang merupakan Pedoman Pendirian Perusahaan Umum BULOG, yang
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas dan wewenang
untuk menyelenggarakan usaha pangan pokok dan usahalainnya yang sifatnya
menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum (Public Service Obligation) dan
sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perusahaan.
Bisnis inti Perum BULOG utamanya usaha logistik pangan pokok bermutu dan
memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Disamping tugas dan
kewenangan yang diberikan Pemerintah kepada Perum BULOG untuk
menyelenggrakan usaha-usaha lain di luar usaha logistik pangan secara
komersial, efisien, dan akuntabel. Pemilihan kegiatan bisnis inti pada industri
perberasan dengan bisnis yang terkait dan mendukung industri perberasan itu
sendiri adalah sejalan dengan tugas pokok dan fungsi perum BULOG serta
selaras dengan upaya memantapkan Ketahanan Pangan Nasional.

Kegiatan publik maupun komersial yang dijalankan Perum BULOG


terpusat dan terkait erat dengan kegiatan yang ada di gudangdan memiliki 1.500
gudang dengan kapasitas simpan 4 (empat) juta ton beras yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia. Sehingga gudang adalah ujung tombak perusahaan
dan menjadi sangat penting mengingat segala kegiatan yang dilakukan di gudang
adalah menopang seluruh kegiatan logistik Perum BULOG yaitu : menerima
barang (pengadaan), menyimpan barang (cadangan stok pangan), merawat
barang (menjamin mutu/kualitas) dan mengeluarkan barang (penyaluran).
Perkembangan kegiatan baik publik maupun komersial mengharuskan Perum
1
BULOG bekerja lebih professional. Kegiatan yang makin kompleks membutuhkan
sistem kontrol yang baik dalam organisasi dan sudah beberapa kali mengalami
perombakan, termasuk struktur pengawasan SPI Perum BULOG. Dengan
diterbitkannya Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor
KD-62/DU000/02/2016 tentang Struktur Kantor dan Jenjang Jabatan Satuan
Pengawasan Internal Regional diharapkan auditor SPI memiliki independensi
terhadap Divre (auditee) yang akan diaudit.
Satuan Pengawasan Intern (SPI) Perum BULOG merupakan unit organisasi yang
membantu Direktur Utama dalam menyelengarakan audit internal atas kegiatan
operasional dan keuangan perusahaan. SPI dipimpin oleh seorang kepala, yang
bertanggungjawab kepada Direktur Utama. Kepala SPI mempunyai tugas pokok
menyusun kebijakan dan menyelenggarakan audit internal dan penilaian
terhadap pengendalian, pengelolaan, dan pelaksanaan seluruh kegiatan
operasional dan keuangan perusahaan termasuk audit internal untuk
tujuan/penugasan tertentu, pemberian saran perbaikan dan pemantauan tindak
lanjut atas hasil audit internal yang dilaporkan, serta pelaporan tentang hasil audit
internal kepada Direktur Utama.

1.2 Menjelaskan Permasalahan

Sebagai salah satu BUMN Perum BULOG senantiasa memenuhi kaidah-


kaidah serta aturan Good Corporate Governance (GCG) yang ditetapkan perintah
sebagailandasan penting bagi keberhasilan mewujudkan visi dan misi serta
kelangsungan usaha perusahaan. Sejalan dengan perkembangan tersebut,
peran SPI Perum BULOG menjadi lebih strategis. SPI Perum BULOG dituntut
dapat berkerja cepat, cerdas dan solutif, sehingga dibutuhkan konsep audit masa
kini yang berbasis Risiko. Makalah ini akan menguraikan peran SPI perum
BULOG dalam menerapkan Risk Based audit dalam menentukan Annual Audit
Plan yang berfungsi sebagai pedoman dalam pekerjaan SPI Regional.
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan adalah untuk membahas penerapan Risk Based Audit (Audit
Berbasis Risiko) di Perum BULOG

2
1.4 Ruang Lingkup Pembahasan

Makalah ini akan menguraikan tentang Penerapan Risk Based Audit (Audit
Berbasis Risiko) di Perum BULOG

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
a. Bab I. Pendahuluan
Membahas Latar beakang disusunnya makalah ini Menjelaskan
permasalahan, tujuan penulisan, ruang lingkup permasalahan, serta
sistematika penulisan.
b. Bab II. Rujukan Teori
Membahas tentang pengertian Risk Based Audit (RBA) Audit Berbasis Risiko,
c. Bab III. Aplikasi di Organisasi dan Pembahasan
Membahas tentang penerapan Risk Based Audit pada kegaiatan audit SPI
Regional Perum BULOG.
d. Bab IV. Kesimpulan dan Saran
Merupakan hasil kesimpulan serta saran penulis tentang penerapan Risk
Based Audit (Audit Berbasis Risiko) Pada Proses Bisnis Gudang di Perum
BULOG

BAB II

RUJUKAN TEORI

2.1 Pengertian Audit dan Audit Intern

3
Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang
dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar audit,
untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan
keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah

Audit Intern adalah kegiatan yang independen dan obyektif dalam bentuk
pemberian keyakinan (assurance activities) dan konsultansi (consulting activities),
yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasional
sebuah organisasi (auditi). Kegiatan ini membantu organisasi (auditi) mencapai
tujuannya dengan cara menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur
untuk menilai dan meningkatkan efektivitas dari proses manajemen Risiko, kontrol
(pengendalian), dan tata kelola (sektor publik).

Jadi, jika tujuan auditor intern adalah untuk mendukung pencapaian tujuan
yang ditetapkan instansi, maka auditor intern dalam penugasan auditnya juga
harus memperhatikan seluruh Risiko yang mungkin dihadapi oleh organisasi
dalam rangka mencapai tujuannya. Dengan mengenali Risiko inilah auditor intern
akan mampu memberikan masukan kepada auditi sehingga auditi dapat
meminimalisasi dampak Risiko.
Pentingnya pengendalian intern :

1. Lingkup dan ukuran entitas makin kompleks. Hal ini mengakibatkan


manajemen harus mengandalkan laporan dan analisis yang banyak jumlahnya
agar peranan pengendalian dapat berjalan efektif.

2. Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik memberikan


perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan
kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi
3. Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit
sehingga dapat mengurangi biaya

2.2 Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit)

4
Model pendekatan audit seperti ini dimulai dengan proses penilaian Risiko,
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan yang terfokuskan area tertentu yang
dianggap penting dan berisiko akan terjadinya penyimpangan atau kecurangan
yang dilakukan pihak tertentu di perusahaan.
Pendekatan audit ini tidak hanya memusatkan fokus pada catatan akuntansi dan
penyelesaian laporan keuangan perusahaan, namun juga fokus pada proses
akuntansi dan proses pengidentifikasian indikator Risiko kegagalan.

Sasaran yang ingin dicapai dalam penerapan audit berbasis Risiko:


a. memberikan saran terkait Risiko kegagalan, Risiko kekeliruan serta Risiko
fraud (kecurangan)
b. memberikan dasar yang valid bagi auditor untuk memberikan pendapat atas
laporan keuangan perusahaan dengan mempertimbangkan Risiko salah saji
terkait Risiko kegagalan, Risiko kekeliruan serta Risiko kecurangan

c. kerangka untuk meningkatkan efisiensi (mengefisiensikan biaya audit dengan


cara mengurangi substantif tes), efektivitas dan kualitas audit (menekan
kesalahan audit)

Pendekatan Audit Berbasis Risiko bukan berarti menggantikan pendekatan


audit konvensional yang dijalankan oleh lembaga audit intern yang sudah
berjalan selama ini. Pendekatan ini hanya membawa suatu metodologi audit
yang dapat dijalankan oleh auditor intern dalam pelaksanaan penugasan
auditnya melalui pendekatan dan pemahaman atas Risiko yang harus
diantisipasi, dihadapi atau dialihkan oleh manajemen guna mencapai tujuan.
Untuk lebih memperjelas perbandingan antara audit konvensional dengan audit
berpeduli Risiko dapat digambarkan dalam penjabaran melalui matriks di bawah
ini:

Audit Konvensional Audit Berpeduli Risiko


1 Perhatian auditor dititik beratkan pada Perhatian auditor lebih jauh lagi dititik
Risiko manajemen dalam kaitannya beratkan pada penaksiran atas Risiko

5
dengan pencapaian tujuan audit. (risk assessment). Auditor melakukan
Auditor akan melakukan analisis atas penaksiran Risiko bukan hanya semata-
Risiko manajemen yang mata untuk audit namun lebih
mempengaruhi tujuan auditnya. difokuskan pada Risiko atas
kelangsungan dan perkembangan
aktivitas dalam rangka pencapaian
tujuan manajemen
2 Auditor berfokus pada kejadian dan Auditor mencoba membuat skenario
kondisi masa lalu yang berdampak Risiko di masa kini dan di masa depan
pada tujuan audit yang telah yang akan berdampak pada pencapaian
ditetapkan dengan tujuan untuk tujuan organisasi. Sehingga dalam
menilai tingkat kewajarannya. memberikan rekomendasi audit, lebih
dititik beratkan pada pengelolaan Risiko
(risk management).
3 Laporan audit merupakan informasi Dalam laporan audit, auditor lebih
yang disampaikan kepada pihak- menitik beratkan pada pengungkapan
pihak yang berkepentingan dan proses yang memiliki Risiko
pengguna laporan sesuai tujuan dibandingkan pengungkapan berfungsi
audit yang sudah ditetapkan, atau tidaknya suatu pengendalian
terutama mengenai berfungsi atau
tidaknya pengendalian.
4 Pendekatan proses auditnya berbasis Pendekatan proses auditnya berbasis
sistem (sistem based audit). Audit Risiko (risk based audit). Audit berbasis
berbasis sistem dilaksanakan atas Risiko dilaksanakan atas dasar Risiko-
dasar keberadaan suatu sistem yang Risiko dan melaporkan kepada pihak
sesungguhnya ada dan pengendalian manajemen apakah Risiko-Risiko
yang dijalankan terkait dengan sistem tersebut telah dapat dikelola dengan
tersebut. Oleh karena itu dengan baik atau sebaliknya. Dalam hal ini
sistem yang ada, dianggap akan proses Audit Berpeduli Risiko (ABR)
mampu mengatasi semua Risiko. dilaksanakan untuk mengelompokkan
Biasanya pengujian dilakukan dengan sejumlah Risiko-Risiko, dan proses

6
kuesioner internal kontrol, yaitu menggambarkan sesuatu yang logis
dokumen standar yang digunakan dan bukan kondisi aktual.
dalam setiap penugasan audit.

Aspek-aspek yang perlu dipahami auditor dalam melakukan pendekatan Audit


Based Risk adalah sebagai berikut :

1. Dalam menerapkan Risk Based Audit, auditor perlu mengidentifikasi


wilayah/area yang memiliki Risiko yang menghambat pencapaian tujuan
manajemen. Misalnya dalam audit keuangan, Risiko salah saji yang
besar/tinggi pada penyajian laporan keuangan. Wilayah/area yang memiliki
tingkat Risiko yang tinggi tersebut akan memerlukan pengujian yang lebih
mendalam.
2. Auditor dapat mengalokasikan sumber daya auditnya berdasarkan hasil
identifikasi atas kemungkinan dan dampak terjadinya Risiko. Wilayah berisiko
rendah menjadi prioritas akhir alokasi sumber daya audit.

Oleh karena itu, dalam Risk Based Audit, auditor harus melakukan analisis dan
penaksiran Risiko yang dihadapi auditi. Dalam melakukan analisis dan penaksiran
Risiko (risk assessment), auditor perlu memerhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Risiko kegiatan dari auditi (the auditee business risk), yaitu Risiko terjadinya
suatu kejadian yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran
manajemen. Risiko yang dimaksud bukan hanya Risiko atas salah saji laporan
keuangan namun juga Risiko tidak tercapainya sasaran/tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Cara manajemen mengurangi atau meminimalisasi Risiko.
3. Wilayah/area yang mengandung Risiko dan belum diidentifikasi oleh
manajemen secara memadai atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh
manajemen.

Keuntungan audit berbasis Risiko :

7
a. audit dilaksanakan secara efisien
b. risiko pelaksanaan audit berkurang

c. pendekatan audit sistematis dan Risiko audit terminimalisir

d. meningkatkan kemampuan auditor

e. menambah pemahaman tentang operasi auditee

f. membantu auditor untuk dapat menjadi konsultan bagi perusahaan yang dapat
dipercaya oleh menajemen perusahaan

Keuntungan audit berbasis Risiko (risk based audit) bagi Auditee:


a. memberikan tingkat jaminan yang lebih tinggi
b. membantu meningkatkan proses manajeman perusahaan

c. mendapat rekomendasi/saran perbaikan guna meningkatkan mutu dan kinerja


perusahaan.

BAB III

APLIKASI DI ORGANISASI DAN PEMBAHASAN

3.1 Sekilas Perum BULOG

BULOG adalah Perusahaan Umum Milik Negara yan didirikan dengan


Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2003 tentang Pendirian Perusahaan
Umum (Perum) BULOG sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 61 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 7
Tahun 2003 tentang Pendirian Perusahaan Umum (Perum) BULOG, dan

8
perubahan terakhir berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2016
tentang Perusahaan Umum (Perum) BULOG bergerak di bidang logistik pangan.
Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei dan
pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan
komoditi pangan dan usaha eceran. Sebagai perusahaan yang tetap mengemban
tugas publik dari pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga
Dasar Pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok,
menyalurkan beras untuk orang miskin (Raskin) dan pengelolaan stok pangan .

Adapun visi dan misi Perum BULOG adalah sebagai berikut :


Visi Perum BULOG
Menjadi Perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam mendukung
terwujudnya kedaulatan pangan.
Misi Perum BULOG
1. Menjalankan usaha logistik pangan pokok dengan mengutamakan layanan
kepada masyarakat;
2. Melaksanakan praktik manajemen unggul dengan dukungan sumber daya
manusia yang profesional, teknologi yang terdepan dan sistem yang terintegarasi;
3. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta senantiasa
melakukan perbaikan yang berkelanjutan;
4. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas komoditas pangan pokok.
3.2 Satuan Pengawasan Intern Perum BULOG
Satuan pengawasan intern (SPI) Perum BULOG merupakan unit organisasi
yang membantu Direktur Utama dalam menyelengarakan audit internal atas
kegiatan operasional dan keuangan perusahaan. SPI dipimpin oleh seorang
kepala, yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Kepala SPI
mempunyai tugas pokok menyusun kebijakan dan menyelenggarakan audit
internal dan penilain terhadap pengendalian, pengelolaan, dan pelaksanaan
seluruh kegiatan operasional dan keuangan perusahaan termasuk audit
internal untuk tujuan/penugasan tertentu, pemberian saran perbaikan dan
Pemantauan tindak lanjut atas hasil audit internal yang telah dilaporkan, serta
pelaporan tentang hasil audit internal kepada Direktur Utama.

Sesuai Peraturan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor : PD-


30/DS200/07/2016 tanggal 29 Juli 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja

9
Perusahaan Umum (Perum) BULOG struktur Organisasi Satuan Pengawas
Intern menjadi :

Kepala Satuan
Pengawasan Intern

Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala Bagian Kepala Bagian


Pelaporan dan Pengembangan dan Audit Anti Fraud Audit Teknologi
Kendali Mutu Audit dan Informasi
Pemantauan Audit

Kepala Seksi Kepala Seksi


Pelaporan Audit Pengembangan Audit

Kepala Seksi Kepala Seksi Kendali


Mutu Audit
Pemantau Audit

Kepala SPI Regional

I s.d X

Kepala Seksi
Administrasu Audit
Regional

Auditor
Kepala SPI regional mempunyai tugas pokok melaksakan audit dan penilain
terhadap pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaan seluruh kegiatan operasional
dan keuangan termasuk pemberian saran/rekomendasi perbaikannya, serta
pemantauan tindak lanjut atas hasil audit yang telah dilaporkan di wilayah kerjanya.

Kepala SPI Regional mempunyai fungsi merencanakan, mengendalikan, dan


mengevaluasi :

a. Pelaksanaan penatausahaan, pelayanan administrasi dan keuangan, serta


audit di wilayah kerjanya
b. Pelaksanaan audit internal terhadap kegiatan operasional dan keuangan
wilayah kerjanya

Auditor mempunyai tugas pokok melakukan audit dan penilaian terhadap


pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan yang menjadi objek

10
pemeriksaan di wilayah kerjanya berdasarkan pedoman umum pelaksanaan
penugasan SPI, penyusunan laporan dan saran/rekomendasi perbaikan serta
pemantauan tindak lanjut hasil audit internal.

3.3 Pemetaan Risiko

Pengelolaan risiko merupakan tanggung jawab manajemen. Untuk mencapai


tujuan entitas, manajemen harus meyakini bahwa proses pengelolaan Risikonya
telah berjalan dan berfungsi dengan baik. Dalam hal ini, auditor intern membantu
manajemen melalui audit, reviu, evaluasi, pelaporan dan rekomendasi kecukupan
dan efektivitas proses pengelolaan Risiko. Manajemen bertanggungjawab terhadap
pengelolaan Risiko organisasi dan pengendaliannya. Sementara itu, auditor intern
berperan sebagai konsultan yang membantu mengidentifikasi, mengevaluasi,
menerapkan metodologi pengelolaan Risiko, dan memberikan masukan untuk
perbaikan sistem pengendalian Risiko.
Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan Perum BULOG bertanggungjawab
membantu Direksi dalam mengelola risiko yang mengancam tujuan perusahaan
dengan menjalankan proses identifikasi, pengukuran, serta pengawasan atas risiko-
risiko tersebut. Tugas dan tanggung jawab Satuan Pengawas Intern (SPI) dalam
rangka pelaksanaan Penerapan Praktik Manajemen Risiko Terintegrasi (Enterprise
Risk Management) Perusahaan Umum BULOG sesuai Peraturan Direksi
Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor : PD-27/DU300/07/2016 adalah :
a. Meninjau pengelolaan dari risiko signifikan yang teridentifikasi pada proses
Enterprise Risk Assesment (ERA)
b. Mengevaluasi mekanisme pelaporan dari risiko signifikan yang teridentifikasi
pada proses Enterprise Risk Assesment (ERA)
c. Memastikan bahwa evaluasi nilai risiko telah dilakukan dengan baik dan akurat
d. Memastikan bahwa proses menajemen risiko sudah dilakukan secara baik dan
akurat
Dalam penaksiran Risiko (risk assessment) terdapat tiga konsep penting
yaitu tujuan (goal), Risiko (risk), dan pengendalian (control). Tujuan merupakan
outcome yang diharapkan dapat dihasilkan oleh suatu proses atau kegiatan. Risiko
adalah kemungkinan terjadinya suatu kejadian/tindakan yang dapat menggagalkan

11
atau berpengaruh negatif terhadap kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan
entitasnya, sedangkan pengendalian merupakan elemenelemen organisasi yang
mendukung manajemen dan karyawan dalam mencapai tujuan organisasi.

Auditable Unit Pemilik Proses Lokasi Risiko Terkait


Pengadaan Pangan DN Target Tidak tercapai, Harga
- melalui Mitra Kerja, Bidang dibawah HPP, Kenaikan harga
UB-PGB dan Satgas Pengadaan Divre/Subdivre beras
Seleksi Mitra Kerja Bidang Dokumen seleksi mitra tidak
Pengadaan Pengadaan Divre/Subdivre kredibel
Pembuatan Bidang Kesalahan Pembuatan Kontrak,
Kontrak/SPK Pengadaan Divre/Subdivre Lemahnya Kontrak disisi hokum
Penerimaan Jaminan Bidang Jaminan tidak sesuai dengan
Pengadaan Pengadaan Divre/Subdivre kontrak, Jaminan kosong
Bidang Pengeluaran tanpa DO, tidak
Pengeluaran Karung Pengadaan Divre/Subdivre tercatat
Penerimaan Barang di Bidang Penerimaan tidak sesuai
Gudang Pengadaan Divre/Subdivre kualitas dan kuantitas
Pencatatan Hutang Bidang Kesalahan pencatatan hutang
Pengadaan Pengadaan Divre/Subdivre pengadaan
Pembayaran/Pencairan
SPP Kepada Mitra Bidang Pembayaran atas dokumen
Kerja/UB-PGB/Surveyor Pengadaan Divre/Subdivre fiktif
Pengadaan Pangan Bidang Target tidak tercapai, Kenaikan
Komersial Pengadaan Divre/Subdivre harga beras
Seleksi Mitra Kerja Bidang Dokumen seleksi mitra tidak
Pengadaan Pengadaan Divre/Subdivre kredibel
Kesalahan Pembuatan Kontrak,
Pembuatan Lemahnya Kontrak disisi
Kontrak/SPK Bidang hukum, harga yang disepakati
Pengadaan Divre/Subdivre terlalu tinggi
Penerimaan Jaminan Bidang Jaminan tidak sesuai dengan
Pengadaan Pengadaan Divre/Subdivre kontrak, Jaminan tidak sesuai
Bidang Pengeluaran tanpa DO, tidak
Pengeluaran Karung Pengadaan Divre/Subdivre tercatat
Penerimaan Barang di Bidang Penerimaan tidak sesuai
Gudang Pengadaan Divre/Subdivre kualitas dan kuantitas
Pencatatan Hutang Bidang Kesalahan pencatatan hutang
Pengadaan Pengadaan Divre/Subdivre pengadaan
Pembayaran/Pencairan
SPP Kepada Mitra Bidang Pembayaran atas dokumen
Kerja/UB-PGB/Surveyor Pengadaan Divre/Subdivre fiktif
Bidang
Pengadaan Pangan LN Pengadaan Divre/Subdivre Kuota Impor tidak terpenuhi
Penerimaan Penugasan Bidang Divre/Subdivre Keterlambatan penerimaan

12
dokumen rekomendasi dan izin
dari Pemerintah Pengadaan Impor
Pelaksanaan seleksi Dokumen seleksi tidak valid,
partner/vendor/Mitra Bidang partner/Vendor/mitra Impor
Impor Pengadaan Divre/Subdivre tidak kredibel
Penyusunan Kontrak
dengan instansi
(MOU)/Penyedia di Bidang Kesalahan Pembuatan Kontrak,
negara pengirim Pengadaan Divre/Subdivre Lemahnya Kontrak disisi hokum
Pemilihan jasa Bidang Dokumen seleksi tidak valid,
angkutan/handling Pengadaan Divre/Subdivre jasa angkutan tidak kredibel
Pembayaran biaya
Impor (kepabeanan,
asuransi, surveyor, Bidang
handling) Pengadaan Divre/Subdivre Dokumen yang belum lengkap
Bongkar Muat di Bidang Demurage, Shortlanded,
Pelabuhan Pengadaan Divre/Subdivre Permainan susut angkut
Penerimaan Barang di Bidang Susut yang melebihi toleransi,
Gudang Pengadaan Divre/Subdivre barang tidak sesuai
Bidang Pembayaran atas dokumen
Pembayaran Komoditas Pengadaan Divre/Subdivre fiktif, Dokumen tidak lengkap
Pengadaan Karung Bidang Perencanaan permintaan tidak
Plastik Pengadaan Divre/Subdivre tercapai
Dokumen seleksi tidak valid,
Seleksi Mitra Kerja Tim Pengadaan partner/Vendor/mitra Impor
Pengadaan Barang dan Jasa Kantor Pusat tidak kredible
Proses Kontrak
Pengadaan Karung Kesalahan Pembuatan Kontrak,
Kemasan Divisi Pengadaan Kantor Pusat Lemahnya Kontrak disisi hukum
Penerimaan Karung
Kemasan di Gudang Bidang Barang yang diterima tidak
destinasi Pengadaan Divre/Subdivre sesuai kontrak
Pembayaran Pembelian
Barang Pelengkap Divisi Pembayaran atas dokumen
(Karung Kemasan) Perbendaharaan Kantor Pusat fiktif, Dokumen tidak lengkap
Target penyaluran tidak
Bidang tercapai, Subsidi tidak dibayar,
Penjualan Operasional dan Tunggakan raskin, Adanya
Rastra/Raskin Pelayanan Publik Divre/Subdivre penolakan beras
Penerimaan Pagu (SPA) Divisi Pelayanan
Nasional Publik Kantor Pusat SPA terlambat
Bidang
Penerbitan DO/SPPB Operasional dan Belum ada dasar penerbitan
Beras Raskin Pelayanan Publik Divre/Subdivre DO
Pelayanan Penyaluran Penyaluran tanda didukung
Beras Gudang Divre/Subdivre dokumen yang valid
Pendistribusian & Penolakan dari konsumen,
Penyerahan Beras Satker Raskin Divre/Subdivre Penyimpangan penyaluran
Penerimaan Hasil
Penjualan Beras Bidang Minku Divre/Subdivre Penyalahgunaan HTR Raskin

13
Bidang
Administrasi Dokumen Operasional dan
Raskin Pelayanan Publik Divre/Subdivre Subsidi tidak dibayar
Bidang
Pemantauan Piutang Operasional dan
Raskin Pelayanan Publik Divre/Subdivre Pemantauan lemah
Bidang
Penjualan Pangan Operasional dan
Kelembagaan Pelayanan Publik Divre/Subdivre Tidak Tertib administrasi
Pembuatan perjanjian Divisi Pelayanan
penjualan pangan Publik Kantor Pusat Kelemahan pembuatan kontrak
Bidang
Penerbitan DO/SPPB Operasional dan Pembuatan DO tanpa adanya
Pangan Pelayanan Publik Divre/Subdivre Prinlog/laklog
Pelayanan Penyaluran Kualitas dan Kuantitas tidak
Pangan Gudang Divre/Subdivre sesuai
Pendistribusian & Penyimpangan penyaluran,
Penyerahan Pangan Gudang Divre/Subdivre dokumen penyerahan (BA)
Penerimaan Hasil Penerimaan hasil penjualan
Penjualan Pangan Bidang Minku Divre/Subdivre tidak dibayar/macet
Bidang
Pemantauan Piutang Operasional dan
Penjualan Pangan Pelayanan Publik Divre/Subdivre Pemantauan lemah
Bidang
Penjualan Pangan CBP Operasional dan
- Bencal dan OP Pelayanan Publik Divre/Subdivre Tidak Tertib administrasi
Pembuatan perjanjian Divisi Pelayanan
penjualan pangan Publik Kantor Pusat Kelemahan pembuatan kontrak
Bidang Dasar pembuatan DO tidak
Penerbitan DO/SPPB Operasional dan sesuai aturan internal dan
Pangan Pelayanan Publik Divre/Subdivre eksternal (pemerintah)
Kuantum DO/SPPB melebihi
Pelayanan Penyaluran dari kebutuhan, Kualitas dan
Pangan Gudang Divre/Subdivre Kuantitas tidak sesuai
Pendistribusian & Penyimpangan penyaluran,
Penyerahan Pangan Gudang Divre/Subdivre dokumen penyerahan (BA)
Keterlambatan setoran,
Penerimaan Hasil penyalahgunaan hasil
Penjualan Pangan (OP) Bidang Minku Divre/Subdivre penjualan
Bidang
Pemantauan Piutang Operasional dan
Penjualan Pangan Pelayanan Publik Divre/Subdivre Pemantauan lemah
Penjualan Pangan
Komersial Bidang Komersial Divre/Subdivre Target penjualan tidak tercapai
Penerimaan Pesanan Kelemahan pembuatan kontrak,
Penjualan Pangan Harga yang disepakati dibawah
Komersial Divisi Komersial Kantor Pusat harga beli

14
Penerbitan DO/SPPB Belum ada dasar penerbitan
Pangan Komersial Bidang Komersial Divre/Subdivre DO,
Pelayanan Penyaluran Kualitas dan Kuantitas tidak
Pangan Komersial Gudang Divre/Subdivre sesuai
Penjualan Pangan
Komersial Bidang Komersial Divre/Subdivre Target penjualan tidak tercapai
Penerimaan Hasil
Penjualan Pangan Penyalahgunaan hasil
Komersial Bidang Minku Divre/Subdivre penjualan
Pemantauan Piutang
Pangan Komersial Bidang Komersial Divre/Subdivre Pemantauan lemah
Bidang
Penyaluran Beras Operasional dan
Internal Pelayanan Publik Divre/Subdivre Menjadi titipan
Bidang
Pengelolaan Operasional dan Beras turun mutu, Persediaan
Persediaan Pangan Pelayanan Publik Divre/Subdivre lebih/kurang dari MSR
Bidang
Analisa Persediaan Operasional dan Persediaan lebih/kurang dari
Pangan Pelayanan Publik Divre/Subdivre MSR
Bidang
Pelaksanaan Giling Operasional dan Rendemen lebih kecil, beras
gabah Pelayanan Publik Divre/Subdivre HGL ditukar
tidak didukung dengan
Bidang
Pelaksanaan Reproses persetujuan dan dokumen
Operasional dan Divre/Subdivre
Beras Turun Mutu memadai, Susut melebihi
Pelayanan Publik
penetapan/persetujuan
Bidang
Pelaksanaan Operasional dan Beras ditukar/campur dengan
Rebagging Beras Pelayanan Publik Divre/Subdivre kualitas yang lebih rendah
Bidang
Operasional dan Keterlambatan pelaksanaan,
Pelaksanaan Movement Pelayanan Publik Divre/Subdivre Susut/hilang dalam perjalanan
Divisi
Perdagangan,
Administrasi dan Persediaan dan
Pertanggungjawaban Angkutan Divre/Subdivre Dokumen tidak valid/lengkap
Target pengolahan tidak
Pengolahan Pangan Divisi Pengolahan Kantor Pusat tercapai
Pengolahan Pengolahan tidak sesuai
Gabah/Beras Gudang Divre/Subdivre dengan standar
Pengolahan Pangan Pengolahan tidak sesuai
Lainnya Gudang Divre/Subdivre dengan standar
Pemeliharaan Sarana
pengolahan Gudang Divre/Subdivre Pemeliharaan tidak efektif
Kehilangan barang di gudang,
Bidang Manipulasi data SIL,
Pengawasan dan Operasional dan Penggunaan gudang tidak
Operasional Gudang Pelayanan Publik Divre/Subdivre maksimal, Gudang Filial

15
Proses Penerimaan Kuantitas dan Kualitas tidak
Barang Gudang Divre/Subdivre sesuai standar
Proses Penyimpanan Penggunaan kapasitas gudang
Barang Gudang Divre/Subdivre tidak maksimal
Proses Perawatan
Barang Gudang Divre/Subdivre Beras turun mutu
Proses Pengeluaran Kualitas dan kuantitas beras
Barang Gudang Divre/Subdivre tidak layak salur
Administrasi dan Dokumen administrasi
Pertanggungjawaban pemasukan dan pengeluaran
Barang Gudang Divre/Subdivre fiktif
Sistem Pengendalian
Internal Gudang Gudang Divre/Subdivre Kehilangan barang di gudang
Pengawasan Gudang Pengawasan terhadap gudang
Non BULOG/Filial Gudang Divre/Subdivre sewa no BULOG/Filial

SPI Regional VIII yang membawahi Divre Bali, Divre Nusa Tenggara Barat dan Divre
Nusa Tenggara Timur kemudian menyusun Annual Audit Plan, dengan
mempertimbangkan kegiatan operasional divre yang menjadi wilayah kerja.

Rating
Peristiwa Risiko Risiko
Bidang Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Target pengadaan Ekstrim Pengadaan


6 gabah/beras tidak 3/10 3/10 3/10 3/10
tercapai
Harga gabah di Tinggi Pengadaan
12 bawah HPP 3/5 3/5

Kenaikan harga Tinggi Pengadaan


1 beras 3/3 3/3

Ekstrim
55 Kehilangan Beras OPP 3/10 3/10 3/10 3/10

Manipulasi Data Moderat OPP


45 SIL
3/5 3/5
Kondisi kualitas Tinggi OPP
23 beras turun mutu 3/6 3/6 3/6
50 Pengawasan
terhadap gudang
sewa non Bulog Tinggi OPP
dan gudang Filial 3/6 3/6
Reproses beras Tinggi OPP
27 turun mutu 3/6 3/6 3/6
54 Penggunaan Moderat OPP
gudang tidak
maksimal 3/6 3/6

16
Persediaan beras Rendah OPP 3/6
17 melebihi dari
ketentuan (MSR)
Persediaan beras Rendah OPP 3/6
20 kurang dari
ketentuan (MSR)
31 Pelaksanaan Tinggi OPP
movenas/movereg
perlu waktu 3/6 3/6 3/6
35 Kehilangan/kesusut
an dan kerusakan
dalam perjalanan Tinggi OPP
melebihi toleransi 3/6 3/6
42 Adanya tunggakan Ekstrim OPP
3/5 3/5 3/5
harga tebus Raskin
Subsidi tidak Tinggi OPP
59 dibayar 3/6 3/6 3/6
39 Adanya penolakan
beras Raskin oleh
Penerima Manfaat Ekstrim OPP 3/5 3/5 3/5 3/5
(RTS)
Target tidak Moderat Komersial 3/6 3/6
tercapai
Penyerobotan Moderat Minku 3/6 3/6
68 tanah / bangunan

Pekerjaan Tidak Moderat Minku 3/10 3/10


62 sesuai Kontrak
Dokumen Lelang Moderat Minku 3/10 3/10
65 tidak lengkap dan
valid
Denda Pajak Rendah Minku 3/6

Target tidak Moderat Komersial 3/6 3/6


71 tercapai
Target tidak Moderat Komersial 3/6 3/6
72 tercapai
Target tidak Moderat Komersial 3/3 3/3
73 tercapai
Target tidak Tinggi Komersial 3/3
tercapai
Tindak lanjut TPW / Seluruh 3/6 3/6
74 Perintah Bidang/
Manajemen Unit Kerja

17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. SPI Perum Bulog telah mengadopsi Risk Based Audit dalam penyusunan
Annual Audit Plan. Annual Audit Plan tersebut menjadi pedoman garis besar
dalam perencanaan yang tertuang dalam audit program tiap bulannya.
2. Internal audit Risk based audit memiliki rangkaian kegiatan assurance dan
consulting, yang mana kegiatan tersebut sangat ditentukan pada hasil
penerapan manajemen risiko dan pengendalian Intern Perum BULOG.
Kolaborasi yang baik antara SPI dengan Divisi Manajemen Risiko Perum
BULOG sangat diperlukan dalam penerapan Risk Based Audit, khususnya
dalam memetakan risiko yang ada dalam perusahaan.

4.2 Saran

1. Untuk mendukung penerapan Risk based audit penulis menyarankan perlunya


diadakan sosialisasi penerapan risk based audit ke seluruh divisi dan divisi
regional. Diharapkan terutama unit kerja operasional dapat memberikan
masukan atas kendala yang mereka hadapi selama ini
2. SPI dan Divisi Manajemen Risiko Perum BULOG sebaiknya menerapkan
Keputusan Direksi, Peraturan Direksi, SOP, Juklak maupun juknis yang ada
dalam penerapan Risk based audit sehingga mendapatkan hasil yang
maksimal.

18
Daftar Pustaka

1. Boynton, Johnson Kell. 2002, Modern Auditing, Jilid I, edisi ke dua,.


Erlangga. Jakarta. Indonesia. 110
2. Halim, Abdul. 2002, Dasar dasar Audit Laporan Keuangan. UPP AMP
YKPN. Jakarta
3. Supono. 2007, Audit Berpeduli Risiko. Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengawasan badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Edisi
Keempat. Modul
4. Keputusan Direksi Perusahaan Umum BULOG Nomor : KD
-107/DO301/03/2009 Tentang Peraturan Pergudangan dilingkungan
Perusahaan Umum BULOG, Direksi Perusahaan Umum BULOG
5. Peraturan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG No : PD-
27/DS200/11/2015 tentang organisasi dan Tata Kerja Perusahaan
Umum (Perum) BULOG, Direksi Perusahaan Umum BULOG
6. Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG No. KD-
62/DU000/02/200017 tanggal 15 Februari 2016 tentang Kedudukan
Kantor dan Jenjang jabatan, Direksi Perusahaan Umum BULOG

19
BIODATA

Nama : IRFAN AZIZ PLENO SIREGAR, SH


Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta / 20 Mei 1967
Alamat Rumah : Perumahan Pondok Jati Indah Blok C1, No.1
Jl. Ratna Raya Jatibening, Bekasi selatan
Telp : 085711140001
Email : irfan_pleno@yahoo.com
Instansi : Perum BULOG, SPI Regional VIII Denpasar
Alamat kantor : Jl. Raya Puputan no.35 Renon
Denpasar Bali
Status Keluarga : Kawin
Nama Istri : Krismawati Asmarani
Nama Anak : Risfanny Ayuk Lestari Siregar
: Muhamad Aziz Fitriyan Siregar

RIWAYAT JABATAN :

1. Staf Pelaksana Seksi Hukum Dolog Jaya Tahun 1997


2. Staf Bidang Pengawasan Dolog Jaya Tahun 1999
3. Staf Pelaksana Direktorat Hukum & Klaim BULOG Pusat Tahun 2000
4. Kepala Seksi Perjanjian Divisi Hukum BULOG Pusat Tahun 2003
5. Kepala Subdivisi Perdagangan Dalam Negeri BULOG Pusat Tahun 2006
6. Kepala Subdivisi Pembinaan & Advokasi Divisi Hukum
BULOG Pusat Tahun 2007
7. Kepala Sibdivisi Regional Lampung Utara, Divre Lampung Tahun 2011
8. Kepala Bidang Administrasi & Keuangan Divre Lampung Tahun 2016
9. Kepala SPI Regional VIII Denpasar Tahun 2016 s/d
saat ini

20

Anda mungkin juga menyukai