Oleh:
Rudy Salam
Prodi Farmasi FKUB
Introduction
Rhinitis : inflamasi membran mukosa hidung
Berdasarkan penyebabnya, ada 2 golongan
rhinitis :
Epidemiology
Perkiraan yang tepat tentang prevalensi rhinitis alergi agak
sulit berkisar 4 40% dan cenderung meningkat
prevalensinya
USA : 9% dewasa dan 10 % anak-anak (2002) Berdasarkan
pada penelitian
Jakarta (2006), didapatkan 9% menjadi 12,3%
Penyebab belum bisa dipastikan, tetapi nampaknya ada
kaitan dengan meningkatnya polusi udara, populasi dust mite,
kurangnya ventilasi di rumah atau kantor, dll.
Dampak:
etiology
Allergic rhinitis dipicu oleh
adanya allergen :
1. Outdoor aeroallergen
(serbuk sari & spora
tumbuhan)
2. Pollutans (ozone, asap
kendaraan)
3. Indoor aeroallergen (tungau,
kecoa, spora jamur, asap
rokok & bulu hewan
peliharaan)
4. Bahan kimia (isocyanate,
glutaraldehyde)
Definition
Allergic
Rhinitis
Classification
Berdasarkan waktunya, ada 3 golongan rhinitis
alergi :
Seasonal allergic rhinitis (SAR)
terjadi pada waktu yang sama setiap tahunnya
(musim bunga, banyak serbuk sari berterbangan)
Perrenial allergic rhinitis (PAR)
terjadi setiap saat dalam setahun; penyebab
utama: debu, animal dander, jamur, kecoa
Occupational allergic rhinitis
terkait dengan pekerjaan
Pathophysiology
Sensitization phase
Early phase
Intracellular Adhesion
Molecul
Late phase
Cellular recruitment
phase
Diagnosis
Complication
Acute complications:
sinusitis & otitis media with effusion
Chronic complications:
nasal polyps, sleep apnea & hyposmia
(diminished sense of smell)
Allergic rhinitis menunjukkan adanya kaitan dengan
perkembangan terjadinya asma pada anak-anak
dan dewasa.
Depression, anxiety, delayed speech development &
dental abnormalities
Treatment
Obat alergi yang dijual bebas digunakan untuk
meringankan dan mengontrol gelaja dari SAR &
PAR
Treatment goals:
Mengurangi & mencegah gejala AR
Note:
Tujuan harus tercapai dengan ESO yang minimal (tidak
ada ESO) & biaya pengobatan yang rasional
General Treatment
Approach
Pengobatan AR dilakukan dalam 3 langkah:
1. Non-farmakologi (mengindari allergen)
2. Farmakoterapi
3. Immunoterapi
Note:
Klinisi (dokter/apoteker) harus memaksimalkan setiap
langkah pengobatan sebelum melangkah ke tahap
pengobatan selanjutnya
Edukasi pasien menjadi bagian penting dalam keberhasilan
terapi (khususnya berhubungan dengan obat AR bebas)
Nonpharmacologic
Therapy
Menghindari pencetus alergi (allergen):
Amati benda-benda apa yang menjadi pencetus
(debu, serbuk sari, bulu binatang, dll)
Jika perlu, pastikan dengan skin test
Jaga kebersihan rumah, jendela ditutup, hindari
kegiatan berkebun. Jika harus berkebun,
gunakan masker wajah
Pharmacotherapy
Menggunakan obat untuk mengurangi gejala
Antihistamine
Decongestant
corticosteroid nasal
Cromolyn Sodium
Ipratropium bromida
Leukotriene antagonis
Note:
Immunoterapi dilakukan jika langkah farmakoterapi tidak
menunjukkan hasil yang optimal
ARIA Guidelines:
Recommendations
for Management of Allergic
Rhinitis
Antihistamine agents
Antihistamine
development
Decongestan
Gol. simpatomimetik beraksi pada reseptor
adrenergik pada mukosa hidung untuk
menyebabkan vasokonstriksi, menciutkan mukosa
yang membengkak, dan memperbaiki pernafasan
Penggunaan dekongestan topikal tidak
menyebabkan atau sedikit sekali menyebabkan
absorpsi sistemik
Penggunaan agen topikal yang lama (lebih dari 3-5
hari) dapat menyebabkan rinitis medikamentosa, di
mana hidung kembali tersumbat akibat vasodilatasi
perifer batasi penggunaan
Decongestant agent
Intranasal decongestants
Oral decongestant
Onset lambat, tapi efek
lebih lama dan kurang
menyebabkan iritasi lokal
tidak menimbulkan
resiko rhinitis
medikamentosa
Contoh :
Fenilefrin
Fenilpropanilamin
Pseudo efedrin me
kontraktilitas jantung
(Schwinghammer, 2001)
Resiko HT
Intranasal corticostreroid
(INS)
Standard first-line therapy for moderate/severe allergic rhinitis
Drugs of choice in children with AR
Concerns that INCS may cause systemic side effects, such as
suppression of growth and bone metabolism, have been allayed
One study showed that fluticasone has no clinically significant
effect on lower-leg growth velocity in children aged 411 years
Mometasone use shows no evidence of growth suppression in
children aged 39 years, and a recent trial of budesonide in
children aged 5 -15 years revealed no negative effects on growth
Local side effects of INCS are also minimal
After 3 months use of fluticasone in children aged 311 years,
rhinoscopy showed no evidence of thinning of the nasal tissues
or atrophy of the nasal mucosa
INS.
INS.
menghambat respon alergi fase awal maupun
fase lambat.
Efek utama pada mukosa hidung :
INS
Cromolyn sodium
suatu penstabil sel mast mencegah
degranulasi sel mast dan pelepasan mediator,
termasuk histamin.
Tersedia dalam bentuk semprotan hidung untuk
mencegah dan mengobati rinitis alergi.
Efek sampingnya : iritasi lokal (bersin dan rasa
perih pada membran mukosa hidung
Dosisnya untuk pasien di atas 6 tahun adalah 1
semprotan pada setiap lubang hidung 3-4 kali
sehari pada interval yang teratur.
Cromolyn..
Untuk rhinitis seasonal, gunakan obat ini pada
saat awal musim alergi dan digunakan terus
sepanjang musim.
Untuk rhinitis perennial, efeknya mungkin tidak
terlihat dalam 2-4 minggu pertama, untuk itu
dekongestan dan antihistamin mungkin diperlukan
pada saat terapi dimulai.
Ipratropium Bromida
Leukotriene Receptor
Antagonist
inhibit the cysteinyl leukotriene receptor
inhibit inflammatory mediators released from
mast cells
Agent: montelukast (effective alone/ combination
with AH1)
Alternative Agent
Omalizumab
Lactobacillus rhamnosus
immunotherapy
When medications & avoidance dont work
Only therapy that can raise T-cell tolerance to
allergens so there is no allergic immune response
Usually prescribe by a specialist
Most effective for dust mites, pollen, cat allergy
May also be effective for dog, mold allergy
Cost, discomfort, time, normal course 3-5 years
How..
Larutan alergen yang sangat encer (1:100.000
sampai 1:1000.000.000 b/v) diberikan 1 2 kali
seminggu.
Konsentrasi kemudian ditingkatkan sampai
tercapai dosis yang dapat ditoleransi.
Dosis ini kemudian dipertahankan setiap 2-6
minggu, tergantung pada respon klinik.
Terapi dilakukan sampai pasien dapat
mentoleransi alergen pada dosis yang umumnya
dijumpai pada paparan alergen.
Parameter efektifitas
ditunjukkan dengan :
berkurangnya produksi IgE,
meningkatnya produksi IgG,
perubahan pada limfosit T,
berkurangnya pelepasan mediator dari sel yang
tersensitisasi, dan
berkurangnya sensitivitas jaringan terhadap
alergen.
Patient Counseling
Tekankan px utk menjauhi alergen
Rekomendasikan obat alergi yang sesuai
Waspadai potensial ESO dan interaksi obat
Jelaskan pada Px tentang gejala alergi
Avoid Allergens
Menghindari alergen sangat penting meski px
sudah minum obat
Utk gejala akibat alergen dr luar:
Nonprescription
Medications
Antihistamine cautions
ESO antihistamine:
Efek sedatif, sensitivity to sunlight, kering pada mulut,
hidung & beberapa bagian tubuh lainnya
Antihistamine Precautions